Tutup Layanan di Facebook Messenger dan Telegram, Bang Joni Bidik 1 Juta Pengguna LINE (UPDATED)

Layanan asisten virtual berbasis chatbot Bang Joni membidik 1 juta pengguna LINE pada tahun ini. Target tersebut akan dicapai seiring rencana perusahaan yang akan menambah berbagai layanan dan fitur baru lewat kontrak eksklusif dengan LINE, demi memenuhi ragam kebutuhan generasi muda.

Dengan target pengguna yang sama dengan LINE, menjadi alasan kuat bagi Bang Joni untuk menyetujui kemitraan eksklusif dengan LINE. Terlebih, platform tersebut mengklaim telah memiliki 90 juta pengguna.

Secara positioning, Bang Joni menempatkan diri sebagai pihak yang dapat memenuhi kebutuhan generasi muda dengan cara yang familiar dengan keseharian mereka, yakni chatting. Makanya, seluruh layanan yang dihadirkan Bang Joni tergolong kebutuhan yang dapat dilayani dengan ‘obrolan’. Lewat percakapan sederhana, semua kebutuhan bisa direspons dengan cepat, personal, dan akurat layaknya manusia.

Dengan alasan kuat ini, akhirnya perusahaan menutup layanannya di platform Facebook Messenger dan Telegram.

“Mulai tahun ini Bang Joni menjadi mitra eksklusif untuk LINE, visi kami dengan mereka sama yakni ingin melahirkan tren baru penyediaan informasi dan teknologi lewat chatbot. Untuk layanan kami di Facebook Messenger dan Telegram sudah kami tutup,” terang CEO Bang Joni Diatce Harahap (Ache), Kamis (27/4).

Perusahaan juga terus berupaya meningkatkan daya analitiknya agar bisa terus mengantisipasi kebutuhan pengguna bahkan sebelum pertanyaan atau permintaan diberikan melalui chat. Lewat keunikan tersebut, menjadi jurus Bang Joni agar tetap eksis di tengah persaingan teknologi chatbot di Indonesia.

Luncurkan 12 layanan baru

Sepanjang tahun ini Bang Joni berencana untuk meluncurkan layanan baru. Diantaranya, Polka (e-commerce kosmetik), REX (pengiriman barang), pemesanan barang, tiket kereta api, tiket hotel, tukang online, bioskop, barang elektronik, voucher game, voucher diskon, cemilan, dan horoskop. Tak hanya itu, Bang Joni juga berencana untuk menghadirkan fitur interkoneksi layanan antar merchant.

Saat ini Bang Joni sudah menyediakan layanan info cuaca, tol, reminder, penerjemah, games, info spesial, token listrik, pulsa, pemesanan Uber, Tiket.com, Sykscanner, travel X-Trans, rekomendasi tempat makan dari Zomato, dan Loket.com.

“Ya seluruh layanan tersebut akan kami luncurkan pada tahun ini,” kata Ache.

Dari seluruh layanan yang sediakan Bang Joni, diklaim bahwa salah satu layanan yang paling digemari pengguna adalah pembelian tiket pesawat.

“Melalui kerja sama dengan Bang Joni, kami menghadirkan pengalaman baru dalam mencari tiket dengan harga terbaik melalui format chatting. Pengguna tinggal memilih tujuan destinasi dan Bang Joni akan langsung memberikan hasil pencarian melalui Skyscanner berupa pilihan tiket dari berbagai maskapai sekaligus,” ucap Senior Marketing Manager Skyscanner Yulianto Balawan.

Raih investasi Seri A dari RMV

Untuk mendukung seluruh rencana pengembangan bisnis Bang Joni, akhir tahun lalu perusahaan sudah mengantongi suntikan dana segar Seri A sebesar US$2 juta (lebih dari 26 miliar Rupiah) dari PT MFI Venture Capital.

Dana tersebut digunakan untuk upgrade teknologi chatbot ke versi dua dengan berbagai peningkatan, mulai dari tampilan yang lebih menarik, chat yang makin responsif, jumlah merchant yang beragam, dan kehadiran dompet virtual BJ Pay.

Diharapkan peningkatan kualitas ini dapat menggiring pengguna baru menjadi 1 juta orang dari posisi sekarang hampir 400 ribu orang, sekaligus total transaksi dari posisi saat ini sebesar 37.224 transaksi.

“Kami percaya bahwa chatbot akan segera menjadi megatrend yang memiliki pengaruh luas dalam kehidupan masyarakat. Bahkan, pasar corporate sudah mulai melirik teknologi ini karena sumber daya yang lebih efisien, formatnya yang interaktif, kercerdasan dan kemampuannya untuk memberi layanan secara personal, sesuai dengan kebutuhan dan fungsi yang spesifik. Ke depannya kami akan menjalin lebih banyak kerja sama dengan merchant lainnya,” pungkas Ache.

Update: Perubahan nama investor dari Bang Joni

Berkat Amazon Echo Look, Alexa Siap Menjadi Konsultan Busana Pribadi Anda

Keluarga speaker pintar Amazon Echo resmi kedatangan anggota baru, Echo Look. Berkat Echo Look, asisten virtual Alexa pun ikut bertambah pintar; ia sekarang tak hanya bisa mendengar Anda saja, tapi juga melihat dan menilai penampilan Anda.

Keunggulan utama Echo Look terletak pada kamera depth-sensing miliknya. Dibantu oleh sederet LED flash, kamera ini siap mengambil foto Anda secara menyeluruh sehingga koleksi selfie Anda tidak lagi berisikan wajah, wajah dan wajah saja. Video pendek pun juga bisa diambil, semuanya hanya dengan mengucapkan ‘mantra’ “Alexa, take a picture” atau “take a video.

Akan tetapi bagian yang paling mencuri perhatian adalah fitur bernama Style Check. Berkat fitur ini, Echo Look beserta Alexa pada dasarnya bisa beralih peran menjadi konsultan busana pribadi Anda. Caranya, cukup dengan mengambil dua foto dengan busana yang berbeda.

Berkat Echo Look, koleksi selfie Anda tidak lagi berisi wajah melulu / Amazon
Berkat Echo Look, koleksi selfie Anda tidak lagi berisi wajah melulu / Amazon

Dari situ, algoritma machine learning beserta input dari para ahli fashion akan mencoba menilai gaya penampilan mana yang paling cocok buat Anda berdasarkan sejumlah faktor, seperti misalnya warna, ukuran, model maupun tren terkini.

Sebelum Anda khawatir perihal privasi, Amazon telah membekali Echo Look dengan tombol untuk menonaktifkan mikrofon sekaligus kameranya. Selebihnya, fungsi Echo Look kurang lebih sama seperti kedua saudaranya, dimana Anda dapat mengakses berbagai informasi menggunakan perintah suara.

Untuk sekarang, Amazon Echo Look baru tersedia secara terbatas untuk konsumen yang telah mendapatkan undangan saja. Banderol harganya sendiri dipatok di angka $200, lebih mahal $20 dari Echo standar.

Sumber: TechCrunch.

Line Perkenalkan Clova, Asisten Virtual ‘Berdarah’ Asia

Selain sama-sama merupakan asisten virtual, apa persamaan lain dari Alexa, Siri dan Google Assistant? Mereka sama-sama datang dari daerah barat, sehingga pada akhirnya kurang begitu relevan dalam penggunaan sehari-hari di kawasan Asia.

Di Asia, salah satu pihak yang cukup paham dengan pola penggunaan konsumen adalah Line. Baik aplikasi pesan instan maupun layanan-layanannya yang lain sudah dipakai secara rutin oleh ratusan juta konsumen di Asia, dan sekarang mereka ingin memanfaatkan pengetahuan yang berharga itu untuk mengembangkan platform artificial intelligence (AI) berbasis cloud bernama Clova.

Sesuai dugaan, Clova adalah singkatan dari Cloud Virtual Assistant. Fungsinya mirip-mirip seperti trio asisten virtual yang saya sebutkan tadi, mengandalkan teknologi speech recognition dan natural language understanding guna berinteraksi dengan pengguna via percakapan yang terdengar alami.

Clova dapat memberikan beragam informasi, mulai dari ramalan cuaca sampai berita-berita terkini maupun terjemahan bahasa, semuanya tanpa mewajibkan pengguna menyentuh layar ponsel. Cukup gunakan perintah suara, maka Clova akan merespon sesuai permintaan.

Teknologi-teknologi yang pada akhirnya membentuk platform Clova / Line
Teknologi-teknologi yang pada akhirnya membentuk platform Clova / Line

Line sepertinya banyak belajar dari Amazon maupun Google. Pasalnya, produk pertama yang akan datang membawa integrasi Clova nantinya adalah sebuah speaker pintar bernama Wave, yang rencananya akan diluncurkan di Jepang dan Korea pada musim panas mendatang. Bersamaan dengan itu, mereka juga akan merilis Clova App untuk smartphone.

Rencana lebih ke depan lagi tidak luput dari perhatian Line. Mereka turut mengumumkan kemitraannya dengan Sony Mobile maupun produsen mainan TOMY guna mengembangkan potensi Clova. Sejenak saya langsung kepikiran sebuah headset buatan Sony yang mengusung integrasi Clova, tapi Sony sendiri juga punya Xperia Ear, jadi mungkin saya terlalu berkhayal.

Line memastikan Clova akan segera menyusul ke negara-negara lain setelah ia dirilis di Jepang dan Korea terlebih dulu. Bisa jadi ini merupakan asisten virtual pertama yang relevan dengan penggunaan konsumen tanah air nantinya.

[Video] Google Assistant atau Siri, Siapa yang Lebih Pintar?

Peluncuran Google Pixel kemarin mengingatkan saya dengan peluncuran iPhone 4S di tahun 2011, dimana Apple untuk pertama kalinya memperkenalkan asisten virtual Siri. Dalam kasus Pixel, Google Assistant memang mendapat porsi presentasi yang paling besar.

Sejatinya ada banyak persamaan antara Google Assistant dan Siri karena memang fungsinya tidak berbeda. Keduanya sama-sama bisa dipanggil menggunakan kata kunci; “OK Google” untuk Assistant, “Hey Siri” untuk Siri. Namun di atas semua itu, ada pertanyaan yang paling membuat penasaran: siapa yang lebih pintar, Google Assistant atau Siri?

YouTuber kondang Marques Brownlee alias MKBHD baru-baru ini mengunggah video perbandingan Google Assistant dan Siri di Pixel XL dan iPhone 7 Plus. Kedua perangkat menjalankan versi terbaru OS-nya masing-masing, jadi konteksnya bisa dikatakan cukup adil.

Secara garis besar, kinerja Assistant dan Siri cukup berimbang. Baik dari segi akurasi maupun kecepatan, tidak ada satu asisten virtual yang lebih menonjol di sini. Keduanya pun juga bisa digunakan untuk mengakses konten dari aplikasi lain.

Namun perbedaan utama Assistant dan Siri terletak pada pemahaman konteks. Di sinilah Google terlihat jauh lebih unggul, dimana pengguna bisa lanjut bertanya dan bertanya tentang berbagai hal terkait satu topik, misalnya tim football atau figur ternama.

Dari segi penyajian informasi, keduanya juga mengadopsi cara yang berbeda. Assistant cenderung lebih vokal, mengucapkan hampir semua hasil pencariannya; sedangkan Siri lebih condong ke sisi visual, dimana hasil pencarian akan ditampilkan secara merinci di layar dan pengguna dipersilakan memantaunya sendiri.

Lalu mana yang lebih baik? Menurut saya jawabannya tergantung selera dan kebutuhan. Pastinya ada skenario dimana sifat Assistant yang lebih vokal terkesan terlalu cerewet, tapi di sisi lain, ia sangat ideal digunakan ketika sedang mengemudikan mobil.

Silakan tonton sendiri demonstrasi dan penjelasan dari MKBHD di bawah ini.

eBay ShopBot Siap Membantu Anda Berbelanja Lewat Facebook Messenger

Harus diakui, mencari barang di eBay bukanlah sesuatu yang mudah. Ini dikarenakan ada jutaan barang yang dijajakan oleh jumlah pedagang yang tidak kalah banyaknya. Prosesnya akan semakin memakan waktu ketika kita harus menyesuaikan berbagai faktor, budget masing-masing misalnya.

eBay tentu saja tidak mau masalah ini menjadi penghalang bagi para konsumen. Mengikuti tren yang sedang booming, mereka memperkenalkan eBay ShopBot, yang pada dasarnya merupakan sebuah asisten belanja virtual berbekal kecerdasan buatan alias AI.

Visi yang eBay tetapkan dengan ShopBot adalah kemudahan berbelanja seperti halnya meminta rekomendasi dari seorang teman yang memahami selera Anda. AI merupakan pilihan yang tepat dalam konteks ini, dimana keterampilan ShopBot dalam memberikan rekomendasi terpersonalisasi akan semakin matang seiring bertambah banyaknya konsumen yang menggunakannya.

Sementara baru tersedia di Facebook Messenger, kemungkinan eBay ShopBot nantinya juga bakal mampir ke platform lain / eBay
Sementara baru tersedia di Facebook Messenger, kemungkinan eBay ShopBot nantinya juga bakal mampir ke platform lain / eBay

Untuk sekarang, ShopBot bisa diakses melalui Facebook Messenger – tidak menutup kemungkinan nantinya ia juga bakal tersedia di Telegram, Line dan lain sebagainya. Pengguna kemudian bisa bercakap-cakap seperti biasa via teks atau suara, atau bisa juga dengan mengunggah gambar dan mempersilakan ShopBot untuk mencarikan produk yang sesuai.

Dalam prosesnya, ShopBot akan memberikan sejumlah pertanyaan untuk mempersempit cakupan produk menjadi lebih spesifik, memberikan opsi kategori produk kepada pengguna sehingga hasilnya bisa lebih disesuaikan dengan permintaan, dan pastinya lebih optimal ketimbang melakukan pencarian biasa di situs atau aplikasi eBay.

Anda sering berburu barang di eBay? Silakan cari eBay ShopBot di Messenger, atau bisa juga dengan mengunjungi situs resminya. Perlu dicatat, eBay sejauh ini masih melabelinya “beta”, yang berarti Anda masih harus maklum dengan sejumlah kekurangannya dalam memberikan rekomendasi atau sekadar memahami maksud Anda.

Sumber: eBay.

Bang Joni Kini Sudah Bisa Disapa Melalui LINE

Platform Chat Bot Bang Joni kembali melebarkan sayapnya ke platform LINE untuk lebih banyak menyapa dan melayani pelanggannya. Selain LINE, total kini BangJoni sudah bisa “diajak ngobrol” untuk platform Telegram dan Facebook Messenger. Di LINE Bang Joni bisa ditemui melalui akun @BANGJONI. Pihak Bang Joni berharap bisa memberikan pengalaman baru dalam bertransaksi melalui proses chatting yang diyakini sudah menjadi kegiatan sehari-hari sebagian besar masyarakat sekarang ini.

Bang Joni yang saat ini mengandalkan beberapa teknologi terkini seperti NLP (Natural Language Processing) dikombinasikan dengan teknologi API (Application Programming Interface) dari beberapa layanan yang ada. BangJoni yang sejak awal memposisikan diri sebagai teman virtual ini saat ini memungkinkan untuk melayani “teman-teman” mereka untuk beberapa hal, seperti memberikan bantuan online, layanan personal dan informasi.

Saat ini layanan-layanan yang bisa diakses melalui percakapan dengan BangJoni meliputi pemesanan Uber, Zomato, pembelian tiket pesawat, X-trans, token listrik, pulsa, info cuaca, info jalan tol, reminder, hingga penerjemah. Dengan semua kemampuannya ini, BangJoni memperlihatkan ambisinya untuk menjadi salah satu chatbot yang paling komplit di Indonesia.

Mengenai kerja sama dengan LINE yang baru dipublikasi bulan Oktober ini CEO Bang Joni Diatce Harahap mengungkapkan kegembiraannya. Hal ini didasarkan dari banyaknya pengguna LINE di Indonesia yang disinyalir mencapai puluhan juta.

“Kami sangat excited bisa bekerja sama dengan LINE, karena mereka memiliki puluhan juta pengguna di Indonesia yang berpotensi untuk bisa berteman dengan Bang Joni. Kami berharap dengan bekerja sama dengan LINE, akan semakin banyak generasi millennial yang merasakan manfaat lebih dari sekedar chatting” ujar Diatce.

Sementara itu secara terpisah Marketing Communication Bang Joni Asti Widiandita menyampaikan per tanggal 20 Oktober 2016 pengguna BangJoni sudah mencapai 32.000 pengguna dengan pengguna aktif harian mencapai angka 6000. Ia optimis angka-angka tersebut akan terus bertambah seiring dengan dibukanya kanal Bang Joni di platform LINE.

Bang Joni disebutkan baru saja mendapatkan pendanaan tahap awal dari MFI Group dan masih terus berupaya menambah merchant untuk mengembangkan layanannya, termasuk mengembangkan fitur-fitur yang ada untuk mendapatkan lebih banyak pengguna.

Lupa Perintah Apa Saja yang Bisa Diberikan ke Siri atau Google Now? Dua Situs Ini Siap Membantu

Siri yang kita kenal sekarang sudah sangat berbeda dibanding yang dulu hadir pertama kali bersama iPhone 4S. Kecerdasannya telah meningkat pesat; bahkan di iOS 10 nanti, Siri malah bisa berinteraksi dengan aplikasi pihak ketiga macam Uber atau WhatsApp, plus siap menyapa pengguna Mac.

Google Now pun juga demikian. Pada dasarnya, kedua asisten virtual ini sudah bisa melakukan jauh lebih banyak ketimbang versi awalnya, sehingga terkadang sebagai pengguna kita lupa apa saja instruksi-instruksi yang bisa diberikan kepada masing-masing.

Baik Siri maupun Google Now sama-sama tidak keberatan menunjukkan contoh hal yang bisa mereka lakukan beserta instruksinya di perangkat. Namun contoh ini belum seberapa dibandingkan potensi mereka sebenarnya. Untuk itu, Anda bisa mengandalkan situs bernama Hey Siri dan OK Google.

Keduanya dibuat oleh tim yang berbeda, namun tujuannya sama, yakni menampilkan ratusan perintah yang bisa pengguna berikan pada Siri dan Google Now. Perintah-perintah ini juga dikelompokkan ke dalam kategori tertentu untuk memudahkan pengguna, dan pengguna juga bisa melakukan pencarian secara spesifik.

Tampilan situs OK Google mengadopsi gaya Material Design
Tampilan situs OK Google mengadopsi gaya Material Design

Dalam Hey Siri, terdapat opsi pengaturan untuk menampilkan perintah yang bisa diberikan pada Siri di Mac. Anda juga dapat melihat variasi dari tiap-tiap perintah di kedua situs – daftar milik Hey Siri mencakup 513 perintah dan 1.267 variasi.

Untuk OK Google, pengembangnya berencana menyediakan cara supaya komunitas pengguna bisa ikut berkontribusi. Pengembangnya mengaku bisa menemukan lebih dari 150 perintah dan 1.000 variasi hanya dalam hitungan hari.

Terlepas dari itu, sekarang Anda punya situs referensi lengkap seandainya ingin memaksimalkan kehadiran masing-masing asisten virtual. Pengguna perangkat iOS silakan berkunjung ke hey-siri.io, sedangkan Android ke ok-google.io.

Via: TheNextWeb.

Layanan Asisten Virtual Bang Joni Memanfaatkan Chatbot Telegram

Layanan asisten pribadi virtual beberapa waktu sempat ramai dibicarakan karena mampu memberikan kemudahan pelayanan dengan hanya berkirim pesan singkat, baik untuk mengetahui info atau membeli barang seperti tiket dan lainnya. Kini, tidak mengandalkan layanan pesan singkat,  layanan asisten virtual Bang Joni hadir dalam bentuk chatbot Telegram.

Chatbot menjadi suatu tren baru di masa sekarang dan Telegram adalah platform messaging yang paling awal mendorong pengembang memanfaatkan API miliknya untuk membuat bot sesuai kebutuhan. Akun Bang Joni sendiri adalah @bangjonibot.

Menurut situsnya, Bang Joni bisa digunakan untuk memesan tiket untuk transportasi seperti pesawat, kereta api, travel, dan Uber. Bot ini juga bisa ditanyai soal info restoran, info lalu lintas jalan tol, dan info cuaca. Secara tidak langsung, Bang Joni menjadi pesaing baru YesBoss setelah Diana menghentikan layanan.

Bang Joni menjadi layanan asisten virtual terbaru yang berbasis chatbot Telegram
Bang Joni menjadi layanan asisten virtual terbaru yang berbasis chatbot Telegram

Saya mencoba menanyakan informasi restoran yang direkomendasikan menggunakan Bang Joni. Meskipun saya telah membagikan informasi lokasi tempat saya berada, ternyata tiga restoran yang direkomendasikan tidak benar-benar dekat, mungkin masih dalam radius 10 km. Selain nama restoran, Bang Joni menginfokan alamat dan menu yang diambil dari basisdata Zomato.

Bang Joni disebutkan telah bekerja sama dengan Uber, Tiket, Xtrans, Zomato dalam pelayanannya. Untuk pembayaran pemesanan, Bang Joni akan mengirimkan informasi rekening supaya pengguna bisa membayar tagihannya.

Sementara ini kami belum memperoleh informasi lebih lanjut soal Bang Joni. Menurut akun Instagram resminya, dijelaskan bahwa saat ini Bang Joni masih dalam tahap beta hingga 12 Mei mendatang.


Amir Karimuddin berkontribusi untuk penulisan artikel ini

Asisten Virtual MobilKamu Membantu Memilih Mobil dengan Harga Terbaik

Layanan asisten virtual Diana baru saja menghentikan layanan, dan belum tahu kapan bakal beroperasi lagi. Meskipun demikian, bukan berarti layanan asisten virtual adalah segmen teknologi yang tidak menarik. Salah satu layanan yang memiliki fungsi mirip, seperti asisten atau agen virtual, tapi mengkhususkan diri ke segmen pembelian mobil, adalah Mobilkamu.

Saat ini Mobilkamu mengkhususkan diri untuk membantu konsumen mencari mobil dengan penawaran harga terbaik. Awalnya mereka hanya menawarkan pembelian mobil baru, tetapi kini mereka juga membuka segmen pencarian mobil bekas.

Co-Founder MobilKamu Wilton Halim yang ditemui DailySocial menyebutkan ide hadirnya MobilKamu berawal dari hal sepele. Wilton melihat rate keyword di Google Adwords, khususnya di Indonesia, untuk urusan mobil sangat rendah. Menurut penelusurannya, marketplace mobil yang ada saat ini tidak menyelesaikan masalah utama konsumen. Konsumen membutuhkan mobil dengan kualitas bagus dengan penawaran harga terbaik. Biasanya mobil yang dijual kembali di marketplace tidak dalam kondisi terbaik, terutama karena urusan perawatan dan pemakaian.

Meskipun tampilan situs MobilKamu masih jauh dari kata “bagus” dan “mudah digunakan”, yang ditawarkan melalui MobilKamu adalah asisten virtual yang membantu konsumen mencari mobil yang diinginkan dengan harga terbaik. Wilton menjelaskan role model layanannya adalah Carwow yang berbasis di Inggris.

Co-Founder MobilKamu Wilton Halim
Co-Founder MobilKamu Wilton Halim

Setelah konsumen memasukkan data mobil yang diinginkan dan kontaknya, pihak MobilKamu akan mencarikan mobil tersebut ke berbagai dealer rekanan untuk memastikan konsumen bisa memperoleh harga terbaik, karena biasanya setiap dealer memiliki kebijakan berbeda-beda untuk urusan diskon dan bonus.

Khusus untuk pembelian mobil bekas, yang baru saja dibuka, MobilKamu akan bertindak sebagai penjamin mutu karena telah memverifikasi semua produk yang terdaftar. Hal ini untuk memastikan kualitas produk yang ditawarkan ke konsumen.

Berbeda dengan marketplace atau iklan baris, MobilKamu akan bertindak sebagai agen yang akan membantu konsumen menentukan mobil yang paling cocok tanpa dipungut biaya. MobilKamu memperoleh pendapatan melalui komisi dari pihak dealer dan penjual mobil bekas.

Segmen utama konsumen MobilKamu adalah konsumen dengan rentang usia di atas 35 tahun yang cenderung lebih mapan secara ekonomi. Seperti kita ketahui, pembelian mobil secara umum adalah pembelian benda termahal kedua dalam hidup seseorang, setelah rumah.

Jatuh bangun membangun layanan

Sebagai layanan yang masih baru, plus dengan co-founder yang berusia muda, Wilton tak menampik bahwa MobilKamu tidak dimulai dengan mulus. Dengan ide yang dimulai dari Melbourne, Australia, tempat ia berkuliah, Wilton sempat kesulitan mencari mitra Co-Founder dan pendanaan untuk menjalankan operasional. Setelah memperoleh bimbingan dan pendanaan dari sebuah inkubator di Melbourne, Wilton bisa bernafas lebih lega dan kini telah merelokasi keseluruhan timnya (termasuk beberapa orang Australia) ke Jakarta.

Untuk mendukung pertumbuhan layanannya, Wilton telah memasukkan kakaknya, Willix Halim, yang kita kenal sebagai SVP of Growth Freelancer.com, dan CEO Prasetia Dwidharma Arya Setiadharma di jajaran Penasihat.

Layanan Asisten Virtual Diana Saat Ini Hentikan Layanan

Diana, layanan asisten virtual yang digarap tim di balik Sribu dan Sribulancer, menghentikan layanan. Di halaman situsnya, mereka menjanjikan suatu hal yang baru, persis seperti layanan e-commerce fashion PinkEmma yang saat ini sedang mati suri. Secara total, Diana hanya beroperasi selama 7 bulan sejak perkenalannya awal September tahun lalu. Sribu dan Sribulancer, di sisi lain, tetap beroperasi seperti biasa.

Sinyalemen penghentian layanan Diana sudah kami dengar setidaknya sebulan terakhir. Secara berangsur-angsur Diana mengurangi jam operasionalnya, menghentikan ketersediaan aplikasinya di Google Play, dan kabarnya mengurangi jumlah pegawai.

Hingga saat ini kami masih belum mendapatkan konfirmasi resmi dari Pendiri Diana Ryan Gondokusumo terkait penutupan layanan ini, tapi rumor on the street menyebutkan mereka tidak berhasil mendapatkan investasi eksternal untuk mendanai kebutuhan operasional. Ryan sendiri selain memimpin Diana juga memimpin dua startup lain di bidang marketplace jasa, Sribu dan Sribulancer.

Hal berkebalikan malah dialami kompetitornya, YesBoss. YesBoss sudah memperoleh pendanaan terbaru, Pra-Seri A, di antaranya dari MDI Ventures, dan telah mengakuisisi layanan serupa di Filipina, HeyKuya.

Diana dan YesBoss menyasar konsumen yang membutuhkan bantuan, untuk urusan apapun. Dibantu layanan seperti ini, konsumen dapat memesan tiket pesawat, memesan makanan dan minuman, reservasi tempat dan restoran, cek dan pesan barang, booking paket tur, pesan tiket (bioskop, kereta, konser, event, musikal) dan kebutuhan jasa lainnya via SMS. Bahkan dalam kondisi sibuk sekalipun.

Kami tidak memperoleh informasi berapa banyak percakapan yang ditangani Diana, tetapi YesBoss mengklaim telah menangani lebih dari 800 ribu percakapan sejak berdiri bulan Juni 2015.