Blibli Adopsi AI untuk Pengemasan Paket, Hemat Waktu Sampai 30%

Blibli (PT Global Digital Niaga Tbk) mengungkapkan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di operasional logistiknya mampu menghemat waktu pengemasan paket (AI packaging recommendation) antara 27%-30%.

Teknologi ini mulai dikembangkan pada awal 2023 oleh tim internal dan secara bertahap diimplementasikan ke berbagai aspek, tak hanya di logistik, tapi juga rantai pasok hingga last-mile ke depannya.

Head of Business Process Transformation Blibli Azizah Purwitasari menyampaikan teknologi ini sudah digunakan untuk memberikan rekomendasi secara real time untuk para packer jenis kemasan mana yang paling efisien untuk setiap paket.

“Kita akan kasih tahu packer ini jenis barang apa, lalu bungkusnya dengan apa saja. AI akan beri rekomendasi dari stok [kardus] pakai nomor berapa, shrink wrap, atau bubble wrap, yang paling kecil air gap-nya, berdasarkan ukuran dan dimensinya,” terangnya saat temu bersama sejumlah media di Gudang Blibli Medan Satria, Bekasi, pekan lalu (17/11).

Rekomendasi ini muncul dengan memasukkan seluruh rekam jejak Blibli selama 12 tahun bagaimana mengemas paket ke dalam AI. Perseroan memiliki lebih dari 30 jenis kardus dengan berbagai ukuran dan dimensi. AI ini sudah terhubung dengan sistem dasbor WMS (warehouse management system) yang biasa digunakan packer.

Setelah barang pesanan konsumen terkumpul dalam satu wadah, mereka akan memindainya dengan kode QR yang tertera. WMS akan memunculkan rekomendasi cara pengemasan mana yang tepat untuk pesanan tersebut dan packer tinggal mengikutinya saja.

AI packaging recommendation / DailySocial

Saat ini, implementasi AI pada pengemasan paket sudah diadopsi hingga 86%, yang artinya rekomendasi yang diberikan oleh AI semakin baik dan tepat untuk dijadikan acuan oleh tim packer pada saat melakukan pengemasan barang. Ditambah lagi, inovasi ini juga sudah menurunkan biaya pengemasan hingga 11% selama empat bulan dioperasikan.

Azizah melanjutkan, ada lima manfaat yang diperoleh dari implementasi solusi AI di jaringan gudang Blibli, yakni:

  • menghemat waktu untuk efisiensi operasional yang lebih baik,
  • mengurangi biaya kemasan dengan memilih material yang lebih tepat guna,
  • membantu pihak gudang mengurangi kesalahan dalam proses packing produk yang akan dikirim,
  • mengurangi risiko air gap packaging demi jaminan barang tetap prima hingga ke tangan konsumen, dan
  • meningkatkan dukungan terhadap nilai-nilai ESG melalui prosedur yang lebih ramah lingkungan.

“Kita melakukan 9 cycle loop untuk implementasi AI, mulai dari business process understanding, data preparation, model development, testing, feedback, iteration. Monitoring masih terus berjalan. Dari awal sampai implementasi sudah 9 bulan, kita termasuk cepat karena rata-rata di industri itu butuh 1 tahun.”

Implementasi AI di area lainnya

Azizah menyampaikan, pemanfaatan teknologi AI di bidang operasional logistik punya banyak peran, seperti prediksi kebutuhan stok, rekomendasi kebutuhan yang terpersonalisasi, identifikasi dan solusi masalah secara real-time hingga kontribusi pada pengelolaan logistik yang lebih cepat dan efisien.

“Integrasi AI juga tidak hanya melibatkan pengembangan teknologi, tetapi juga dalam strategi bisnis yang menyeluruh untuk mencapai keunggulan kompetitif dan pertumbuhan berkelanjutan.”

Lebih lanjut, pemanfaatan AI memperkuat komitmen Blibli dalam membangun sistem pergudangan dan distribusi yang lebih efektif dan memadai, yang kini didukung oleh 16 gudang terpadu yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Jaringan logistik Blibli juga menerapkan siklus transformasi yang berasal dari proses kolaborasi dengan berbagai tim, mulai dari tim Business Process Transformation, Warehouse, Data Science, Data Analytics, dan tim Technology Warehouse Management System.

“Proses pembangunan model AI tidak hanya sekadar kegiatan pengembangan, melainkan suatu perjalanan pembelajaran berkelanjutan. Saat ini, manfaat AI dalam sistem logistik sudah semakin terukur berkat peningkatan adoption rate dan pengurangan packaging cost yang signifikan. Tentunya evaluasi dan analisis masih akan terus dilakukan untuk mengoptimalkan implementasi, memastikan efisiensi, dan meningkatkan manfaat secara keseluruhan.”

Masih banyak isu-isu di logistik dan rantai pasok yang bisa mengadopsi AI. Beberapa yang sudah dilakukan adalah memprediksi keterlambatan pesanan, rekomendasi produk, dan mengukur nomor sepatu. Selanjutnya memberikan rekomendasi rute untuk kurir last mile berdasarkan lokasi pengiriman agar waktu mereka lebih efisien.

“AI ini malah bantu kita, bukan menggantikan karena membuat proses kerja jadi lebih efisien. Ujung-ujungnya peran serta manusia itu tetap jadi faktor terpenting,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Strategi Waresix Jaga Tren Pertumbuhan Positif Setelah Pandemi

Startup logistic tech integrator Waresix mengklaim mampu menjaga tren pertumbuhan revenue positif naik 2x lipat setiap tahunnya, pencapaian tersebut tetap tercapai meski sempat terkena dampak pandemi. Ini mematahkan kondisi sebaliknya yang menimpa di sejumlah startup logistik lokal lainnya yang harus efisiensi bisnis.

Dalam media briefing yang diselenggarakan Waresix kemarin (13/4), Group President Waresix Eric Dharma menjelaskan beberapa strategi yang dilakukan perusahaan, salah satunya diversifikasi pendapatan ke target klien ke sektor yang tumbuh positif, di antaranya komoditas, mining, agrikultur, dan consumer goods, menjauhi sektor konstruksi yang sempat terpuruk saat awal pandemi di 2020.

“Kami sadar tentang pentingnya diversifikasi bisnis, kami masuk ke sektor-sektor bisnis yang secara GDP besar dan dampak ekonominya besar. Positifnya, sebelum Covid-19, klien perusahaan ini tidak tertarik pakai solusi Waresix, tapi setelahnya mereka sangat terbuka,” terang Eric.

Padahal, saat pandemi bisnis logistik B2B di Indonesia, menurut riset yang ia dapatkan, tercatat turun hingga 20% alias hampir seperempat dari seluruh bisnis keseluruhan. Berbeda dengan logistik last-mile yang tumbuh subur-suburnya. “Tapi kita tetap tumbuh double, jumlah head count juga tumbuh tapi tetap dijaga.”

Meski tidak dirinci dengan angka spesifik, Eric menyebut pendapatan Waresix tumbuh dua kali lipat tiap tahunnya, selalu berorientasi pada dua benchmark utama: pendapatan dan profit, serta tidak memberikan subsidi. Alhasil, Waresix diklaim punya unit economics yang positif.

Model bisnis Waresix adalah aset ringan (tidak memiliki aset truk/gudang), menawarkan solusi logistik terintegrasi, mulai dari transportasi darat, pergudangan, hingga pengiriman ke seluruh pulau. Monetisasi dilakukan dengan perjanjian kontrak berkala dengan para pelanggan korporasi, yang mana Waresix akan bantu dari sisi manajemen dan teknologinya.

Kini Waresix telah mengelola lebih dari 50 ribu truk, 150 ribu meter persegi area pergudangan, dan telah dipercaya oleh lebih dari 1.500 pelanggan korporasi sebagai pengguna jasa Waresix. Para klien ini berasal dari beragam industri, nama-nama perusahaannya antara lain, Sinar Mas, Wilmar, Unilever, P&G, dan Kino.

Waresix

Karena teknologi jadi backbone utama Waresix, maka inovasi di sektor ini juga diperkuat. Salah satu yang sudah diluncurkan adalah menghadirkan smart matching jumlah muatan dengan ukuran truk dengan tenaga AI. Namun, hal ini perlu didukung database lengkap terkait ukuran dan jenis truk yang menjadi mitranya.

Waresix memetakan kebutuhan pelanggan dan mencocokkannya dengan sejumlah mitra transporter yang memiliki kapabilitas untuk melakukan pengiriman. Dengan demikian, para mitra tersebut mendapatkan muatan sesuai dengan truk lebih cepat. Mereka pun dapat terbantu dalam mengurangi potensi kehilangan pelanggan yang biasanya disebabkan oleh proses konfirmasi ketersediaan truk yang lama.

Isu logistik di Indonesia

Eric menjelaskan masalah paling besar dalam bidang logistik, yakni perencanaan pengiriman yang kurang baik. Beberapa contohnya adalah:

  1. Ketidakpastian ketersediaan dan datangnya truk,
  2. Seringkali kapasitas loading dan unloading barang tidak sesuai, sehingga truk yang datang harus antre hingga berhari-hari, sehingga truk menjadi gudang berjalan yang berdampak pada rendahnya utilisasi truk,
  3. Ketidaktepatan pesanan, seperti truk yang datang tidak cukup untuk mengangkut muatan karena ukuran box truk di Indonesia belum terstandar,
  4. Kurangnya akses terkait pesanan truk yang mengakibatkan truk menganggur atau jalan balik dengan muatan kosong,
  5. Trip kurang efisien misalnya, banyak truk yang harus jalan padahal muatannya tidak penuh yang berdampak pada lamanya waktu pengiriman dan meningkatnya konsumsi bahan bakar.

Rendahnya utilisasi armada tersebut berdampak pada tingginya biaya operasional pengusaha truk. Bahkan mereka sering merugi karena harus membayar fixed cost, namun pendapatan tidak mencukupi. Kadang, untuk mengakalinya, mereka harus menaikkan biaya sewa untuk menutupi fixed cost tersebut. “Dampaknya, biaya pengiriman menjadi lebih tinggi.”

Menurut Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (ATPRINDO), rata-rata truk di Indonesia hanya menempuh 50 ribu km per tahun. Angka tersebut sangat minim dibandingkan Thailand yang mampu tembus 120 ribu km/tahun, dan Eropa 200 ribu km/tahun.

Data lainnya yang diungkap oleh Bank Dunia 2018, biaya logistik di Indonesia adalah termahal di ASEAN, yakni 24% dari GDP. Adapun rata-rata di dunia itu sendiri adalah 11%. Posisi termahal kedua dipegang oleh Vietnam (20%), Thailand (15%), Filipina dan Malaysia masing-masing (13%), dan Singapura (8%).

Waresix sebagai integrator dapat meningkatkan utilisasi dengan membuat perjalanan truk lebih efisien dengan solusi konsolidasi muatan yang ditawarkan. Hal itu dapat mengurangi jumlah perjalanan yang tidak diperlukan dan mengurangi kemacetan, sehingga potensi kerugian akibat konsumsi bahan bakar berkurang.

Data internal Waresix menunjukkan, utilisasi truk para mitra yang terdedikasi untuk Waresix catatkan peningkatan sebesar 32% selama April 2022-Maret 2023. Bila diibaratkan, angka tersebut sama dengan perjalanan truk selama empat kali dalam seminggu.

Sepanjang tahun lalu, Waresix tumbuh dua kali lipat dengan 70 ribu transaksi atau perjalanan dan 20 juta metrik ton yang diangkut.

Disebutkan Waresix mengantongi pendanaan sebesar $50 juta pada April 2022 dari sejumlah investor, di antaranya Tiger Global, East Ventures, dan Temasek. Perusahaan juga menjadi salah satu investor untuk pendanaan startup rantai pasok agribisnis Gokomodo pada September 2022.

Application Information Will Show Up Here

Strategi LODI Tingkatkan Profitabilitas Lewat Layanan Manajemen Gudang dan Logistik Offline

Setelah menjalankan bisnis hampir 5 tahun, platform smart logistic yang menawarkan solusi terpadu LODI mengklaim telah mencapai titik profit sejak tahun 2021 lalu. Kepada DailySocial.id, Co-Founder & CEO LODI Yan Hendry Jauwena mengungkapkan, tahun 2021 menjadi tahun terbaik bagi perusahaan ketika berhasil mencapai break even point — ditutup dengan laporan keuangan yang “hijau” dan berhasil mencapai profitabilitas.

Di tengah tech winter yang sempat mengacaukan sejumlah bisnis startup, LODI juga mengklaim tengah mendapati stabilitas bisnis. Mereka mengatakan, sampai saat ini tidak pernah melakukan layoff terhadap pegawai yang mereka miliki.

“Tahun 2023 ini kita juga sudah mulai memasuki pasar yang sebelumnya kita tidak masuki, yaitu pasar SaaS melalui Warehouse Experience System yang kita miliki dan tentunya bermanfaat untuk pengguna,” kata Yan.

Kembangkan WMS dan perluas layanan offline

Bukan hanya fokus kepada layanan logistik first-mile saja, saat ini LODI juga telah melayani mid-mile, last-mile, hingga manajemen gudang.

Teknologi yang tengah mereka kembangkan adalah WMS (Warehouse Management System), yaitu sebuah sistem yang dibuat dengan tujuan memudahkan kinerja manajemen pergudangan. WMS yang diterapkan oleh LODI adalah berupa fitur. Dengan ekosistem lengkap yang mereka miliki, memungkinkan LODI untuk melakukan integrasi dengan pihak terkait hingga menerapkan teknologi IoT.

Berdasarkan laporan DSInnovate yang membahas lanskap logistik digital di Indonesia terungkap, Internet of Things (IoT) berpotensi menyediakan data tentang objek, seperti barang yang akan diangkut dan didistribusikan. Data ini dapat tersedia secara real time dan dengan biaya rendah. Objek dapat mengumpulkan atau mengirimkan data sendiri melalui sensor.

“Kami memasuki pasar SaaS dengan label ‘Warehouse Experience System’. Pelanggan yang menggunakan produk kami tidak terbatas dengan warehouse operation saja, namun juga dagangan atau penjualan mereka. Apakah mereka menjalankan sendiri atau memanfaatkan teknologi LODI semua bisa dilakukan,” kata Yan.

Saat ini sudah ada tiga perusahaan yang memanfaatkan WMS dari LODI, salah satunya adalah perusahaan terkemuka asal Singapura. Secara khusus saat ini LODI sudah memiliki 8 warehouse atau gudang di Indonesia. Di antaranya terletak di Kelapa Gading, Tangerang, Bandung, Surabaya, Medan, Balikpapan, Denpasar, dan Makassar. Makassar ke depannya akan menjadi pintu masuk dari layanan logistik untuk wilayah Indonesia timur.

LODI juga berencana untuk memperluas layanan mereka secara offline. Menurut Yan, menjadi ideal saat ini bagi perusahaan untuk melayani bisnis secara offline. Besar peluang bagi perusahaan logistik seperti LODI untuk memberikan layanan, dalam hal ini adalah distribusi toko hingga outlet. Bukan hanya pengiriman memanfaatkan kurir saja, LODI juga sudah menyediakan moda transportasi untuk distribusi berupa mobil van hingga truk untuk pengguna mereka.

“Jika sebelumnya LODI dikenal sebagai platform logistik untuk mereka yang berjualan online, saat ini kita juga mulai membuka layanan untuk segmen offline. Misalnya distribusi untuk toko atau outlet. Kenapa kita melakukan itu, karena kue-nya ternyata jauh lebih besar dibandingkan online. Dan ketika pemain offline sudah mulai bangkit lagi kita akan membantu usaha mereka,” kata Yan.

Saat ini LODI sudah mulai melakukan pembicaraan dengan asosiasi hingga brand besar untuk peluang memberikan layanan tersebut. Sementara itu untuk existing user yang sebelumnya hanya memanfaatkan layanan secara online saja dan ingin melakukan distribusi toko secara offline, bisa juga dilayani oleh LODI.

“Kita melihat layanan ini akan menjadi signifikan karena akan berimbas kepada revenue LODI. Hal ini menjadikan LODI berbeda dengan platform logistik lainnya, karena kita bukan spesialisasi online atau offline saja tapi juga keduanya, teknologi kita juga lebih terdepan,” kata Yan.

Meskipun hampir serupa dengan layanan yang dihadirkan platform logistik lainnya seperti Shipper dan Crewdible, namun LODI mengklaim memiliki perbedaan yang sangat signifikan dan tentunya bermanfaat bagi kalangan UMKM, startup, hingga perusahaan skala besar.

Berencana galang dana seri A

Saat ini LODI sudah berada dalam putaran pendanaan tahapan pra-seri A. Selama ini perusahaan enggan untuk mengumumkan investasi yang sudah mereka peroleh dan siapa saja investor yang terlibat. Namun menurutnya  nominal dana segar yang sudah mereka miliki dari sudah cukup besar.

Tahun ini perusahaan juga memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana tahapan lanjutan yaitu seri A. Saat ini perusahaan sedang menjajaki pembicaraan dengan investor dari dua kategori yaitu strategic investor dan institusional  investor.

“Bagi LODI saat melakukan penggalangan dana bukan hanya untuk mendapatkan modal saja, namun kita juga melihat apakah LODI bisa melakukan sinergi. Dan dilihat dari kondisi perusahaan saat ini untuk menjadi profitable  company harapannya hal tersebut bisa menarik perhatian investor,” kata Yan.

Terkait kategori produk yang dimiliki oleh pengguna mereka saat ini yang paling banyak adalah kategori produk kecantikan dan skin care, disusul dengan fesyen, kemudian produk ibu dan anak. Untuk memperluas layanan mereka, LODI juga berencana untuk memberikan solusi kepada pelaku industri F&B di Indonesia.

Masih dalam tahap pengembangan, ke depannya melalui teknologi yang LODI berikan, bisa membantu pemilik bisnis kuliner di Indonesia melakukan pemesanan hingga pengiriman dalam satu platform yaitu melalui LODI.

Application Information Will Show Up Here

Warehouse: Pengertian, Jenis dan Fungsinya

Warehouse merupakan suatu bangunan yang umumnya digunakan untuk menyimpan seluruh hasil produksi suatu perusahaan. Karena kegunaannya yang cukup krusial, pengelolaan warehouse juga tidak sembarang dan dibutuhkan keahlian khusus untuk mengelolanya.

Lantas, apa sebenarnya pengertian, jenis dan manfaat dari warehouse? Simak jawabannya dalam artikel ini.

Pengertian Warehouse

Pada dasarnya, warehouse ada sebuah sistem pergudangan atau logistik yang digunakan oleh perusahaan untuk menyimpan hasil produksinya. Warehouse tidak hanya berfungsi untuk menyimpan hasil produksi saja, melainkan juga sebagai sumber informasi mengenai stok barang, kondisi barang serta status pengirimannya.

Pengelolaan warehouse tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Pasalnya, warehouse memiliki peran penting pada supply chain management (SCM) atau rantai pasokan yang harus terus diperhatikan dan diperbarui.

Selain itu, pengelolaan pada warehouse juga berguna untuk memudahkan dalam penataan dan pencarian barang. Selain penataan, beberapa aktivitas yang terjadi pada sistem warehouse meliputi penerimaan barang, unloading, hingga melakukan pengiriman.

Jenis-Jenis Warehouse

Jenis warehouse dibagi menjadi dua, berdasarkan karakteristik dan kepemilikannya.

Jenis Warehouse Berdasarkan Karakteristiknya

Raw Material Storage (Stock Room)

Warehouse jenis ini berfungsi untuk menyimpan bahan baku atau material yang dibutuhkan dalam proses produksi. Warehouse ini terbagi menjadi dua jenis ruangan, yakni ruang produksi (indoor) dan beberapa material yang disimpan di luar bangunan produksi (outdoor).

Working Process Storage

Sesuai namanya, barang-barang yang disimpan dalam warehouse jenis ini adalah barang-barang setengah jadi atau yang sedang dalam tahap produksi. Umumnya, warehouse jenis ini kerap ditemukan pada industri manufaktur.

Finished Goods Storage

Sementara warehouse jenis ini digunakan untuk menyimpan hasil produksi yang sudah jadi dan siap untuk didistribusikan.

Jenis Warehouse Berdasarkan Kepemilikannya

General Merchandise

General merchandise merupakan jenis warehouse yang biasa digunakan oleh pabrik, distributor maupun pengecer untuk menyimpan barang yang akan dijual. Barang-barang yang disimpan dalam warehouse jenis ini tidak memerlukan penanganan khusus.

Cold Storage Warehouse

Warehouse jenis ini biasa digunakan untuk menyimpan produk yang tidak dapat bertahan lama, sehingga membutuhkan suhu tertentu untuk mengawetkannya. Beberapa produk tersebut, seperti makanan dan minuman atau hasil pabrik yang mengandung bahan kimia tertentu.

Bonded Warehouse

Warehouse jenis ini biasa digunakan oleh lembaga seperti Bea dan Cukai untuk menyimpan barang yang sedang dikarantina atau masih dalam pengurusan dokumen perizinan sebelum diimpor.

Households Goods Warehouse

Warehouse ini biasa digunakan oleh pabrik-pabrik yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman barang. Namun, tidak menampik kemungkinan pada beberapa kondisi, warehouse ini juga digunakan untuk menyimpan barang dagangan.

Special Commodity Warehouse

Berbeda dengan warehouse pada umumnya, warehouse jenis ini biasa digunakan untuk menyimpan produk yang membutuhkan penangan khusus, seperti produk yang membutuhkan penyimpanan dalam waktu tertentu atau produk yang memiliki kualitas dan grade yang sama.

Bulk Storage Warehouse

Terakhir, bulk storage warehouse digunakan untuk menyimpan produk-produk yang memiliki ukuran besar. Dalam warehouse ini, biasanya terdapat proses pemecahan ukuran menjadi lebih kecil lagi.

Fungsi Warehouse

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa warehouse memiliki fungsi yang cukup krusial, terutama dalam supply chain management. Berikut merupakan penjelasan mengenai beberapa fungsi warehouse.

  • Kecepatan (Speed), yakni strategi kompetitif perusahaan dalam memasok produk sedekat mungkin untuk meningkatkan efektivitas dalam hal pemasaran dan pengiriman.
  • Efisiensi (Efficiency), yakni tingkat efektivitas rantai pasokan produk dari berbagai unit yang akan terus di-upgrade dan dibenahi.
  • Efektivitas (Effectiveness), dapat memberikan kemudahan pada konsumen untuk mengakses dan mendapatkan produk yang diinginkan.
  • Reliabilitas (Reliability), memiliki fungsi informasif, komunikatif, hingga eksekusi agar seluruh fungsi tersebut dalam berjalan secara efektif dan efisien.

Nah, itulah penjelasan mengenai warehouse, mulai dari pengertian hingga fungsinya. Dalam pengoperasiannya, warehouse selalu membutuhkan staf khusus yang bertanggung jawab dalam menjaga kelancaran distribusi serta penataan barang agar tidak terjadi kesalahan.

Waresix Reportedly Secures Additional 718 Billion Rupiah in Series B Funding

The logistics startup, Waresix, is ​​reportedly received additional series B funding. Several investors are participated, including Tiger Global, Temasek, and East Ventures. Based on the regulator’s data, the funding average has reached $50 million or the equivalent of 718.4 billion Rupiah.

This achievement boosted the company’s valuation to $420 million, bringing Waresix as one of the most valuable logistics technology platform providers in Indonesia. Previously the company has secured $100 million series B funding from a number of investors, including East Ventures, Jungle Ventures, SoftBank Ventures Asia, EMTEK, Pavilion Capital, and Redbadge Pacific. Within less than a year, MDI Ventures also joined the series B funding.

Waresix currently provides logistics technology for two main solutions, related to transportation and warehouse management. In terms of transportation, the company has developed a Transportation Management System platform, making it easier for businesses to manage delivery assignments, real time monitoring, driver administration, and reporting.

In terms of warehouse solutions, the company allows businesses to find warehouse services — and allow warehouse owners to efficiently sell the available space. By 2020, Waresix already acquired 30 thousand trucks connected to the platform and 300 warehouse operators in various cities.

There’s also business expansion, one of which is to enter first-mile and mid-mile logistics services that have not been accommodated. In 2020, Waresix acquired Trukita, which is known as a marketplace portal to help users find offers for freight and trucking services for delivery.

It is expected that through this corporate action, Waresix aims to accommodate all aspects of the supply chain through a technology approach, including truck management, warehousing, multi-modal transportation, and vendor management.

All services provided by Waresix are becoming relevant in Indonesia. The fact that this is an archipelagic country has resulted in the logistics cost, one of the highest in Asia, even contributing to a quarter of Indonesia’s gross domestic product which reaches $1 trillion.

Indonesia’s position in the 2018 Logistics Competitiveness Index released by the World Bank continues to arise. However, Indonesia’s ratio of logistics costs to GDP still reaches 24%, lagging behind Thailand and Malaysia. This creates a potential of $240 billion in the logistics sector in Indonesia. High logistics costs not only weaken the competitiveness of the industry, but also increase the cost of doing business for SMEs in Indonesia.

With a variety of unique solutions, many local startups are trying their luck in the logistics world. Some of their business models are well-validated and gain investor support, including:


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Waresix Dikabarkan Mendapat Pendanaan Tambahan Seri B 718 Miliar Rupiah

Startup logistik Waresix dikabarkan mendapatkan pendanaan tambahan untuk putaran seri B. Sejumlah investor yang tergabung di antaranya Tiger Global, Temasek, dan East Ventures. Menurut data yang sudah disetorkan ke regulator, kisaran dana yang didapatkan mencapai $50 juta atau setara 718,4 miliar Rupiah.

Capaian ini melambungkan valuasi perusahaan di angka $420 juta, memboyong Waresix sebagai salah satu penyedia platform teknologi logistik paling bernilai di Indonesia. Sebelumnya mereka membukukan pendanaan seri B senilai $100 juta dari sejumlah investor, termasuk East Ventures, Jungle Ventures, SoftBank Ventures Asia, EMTEK, Pavilion Capital, dan Redbadge Pacific. Berselang kurang dari satu tahun, MDI Ventures juga turut masuk ke pendanaan seri B tersebut.

Saat ini Waresix menyediakan teknologi logistik untuk dua solusi utama, yakni terkait manajemen transportasi dan warehouse. Di sektor transportasi, mereka mengembangkan platform Transportation Management System, memudahkan bisnis untuk mengelola penugasan pengantaran barang, pemantauan real time, administrasi pengemudi, hingga pelaporan.

Sementara untuk solusi warehouse, mereka memungkinkan bisnis untuk menemukan layanan gudang — dan memungkinkan pemilik gudang untuk menjual ruang yang mereka miliki secara efisien. Di tahun 2020, Waresix telah memiliki 30 ribu armada truk yang terhubung di platform dan 300 operator gudang di berbagai kota.

Perluasan bisnis juga direncanakan, salah satunya untuk masuk ke layanan logistik first-mile dan mid-mile yang belum terakomodasi. Tahun 2020 lalu, Waresix mengakuisisi Trukita yang dikenal sebagai portal marketplace untuk membantu pengguna menemukan penawaran jasa angkut barang dan truk untuk pengiriman.

Harapannya melalui aksi perusahaan ini, Waresix ingin mengakomodasi semua aspek di rantai pasokan melalui pendekatan teknologi, termasuk manajemen truk, pergudangan, transportasi multi-moda, dan manajemen vendor.

Layanan seperti yang disediakan Waresix menjadi relevan di Indonesia. Kondisi yang berbentuk negara kepulauan membuat biaya logistik di menjadi salah satu yang tertinggi di Asia, bahkan berkontribusi terhadap seperempat dari produk domestik bruto Indonesia yang mencapai $1 triliun.

Posisi Indonesia dalam Indeks Daya Saing Logistik 2018 yang dirilis Bank Dunia memang terus membaik. Namun, rasio biaya logistik terhadap PDB Indonesia masih mencapai 24%, tertinggal dari Thailand dan Malaysia. Kondisi tersebut menciptakan potensi senilai $240 miliar dalam sektor logistik di Indonesia. Biaya logistik yang tinggi tidak hanya melemahkan daya saing industri, tetapi juga meningkatkan cost of doing business bagi pelaku UKM di Indonesia.

Dengan berbagai solusi yang unik, banyak startup lokal yang mencoba peruntungan di dunia logistik. Beberapa model bisnis mereka tervalidasi baik dan mendapatkan dukungan investor, di antaranya:

Fresh Factory Bangun Jaringan Gudang Pendingin Mikro, Tangani Solusi “Cold Chain”

Kehadiran e-commerce turut mengubah infrastruktur distribusi logistik yang dapat menjangkau banyak wilayah dengan pengiriman yang cepat. Distribusi dengan pendekatan tradisional tak lagi relevan karena digitalisasi membuat banyak pengusaha mengadopsi strategi D2C (direct-to-consumer).

Penyesuaian pola distribusi dengan pola D2C menjadi suatu keharusan, hanya saja membutuhkan layanan last mile dan infrastruktur untuk mendukungnya. Solusi ini masih minim hadir di Indonesia dan menjadi kesempatan bagi Fresh Factory untuk menggarapnya.

We like to solve big problems, and this is great because the the big problem yang we’re trying to solve is our own problems,” ucap Co-founder & CEO Fresh Factory Larry Ridwan saat dihubungi DailySocial.id.

Larry Ridwan bersama Andre Septiano dan Widijastoro Nugroho merintis Fresh Factory sejak 2020. Ketiganya memiliki kesamaan latar belakang, sama-sama pelaku bisnis yang menjual produk-produk yang berhubungan dengan gudang dingin. “Kami mengalami kesulitan karena tidak adanya infrastruktur yang efisien dan efektir dalam mendistribusikan produk-produk kami,” lanjutnya.

Bicara mengenai potensi pasar, gudang pendingin ini mengalami peningkatan permintaan di Indonesia. Industri ini menyumbang menyumbang lebih dari 15% PDB di Indonesia. Secara industri, pada 2018, industri perikanan mencatatkan peningkatan produksi hingga 25 juta ton.

Di tahun yang sama, industri agrikultur juga meningkat hingga 49 juta ton. Sedangkan untuk makanan olahan, peningkatan konsumsi hingga 7 juta ton dengan potensi bisnis mencapai $13,8 miliar. Kehadiran gudang pendingin juga dibutuhkan oleh industri farmasi.

Sementara itu, laporan Forrester Research mengungkapkan bahwa bisnis makanan dan bahan makanan mengalami pertumbuhan yang signifikan pada 2020 dipicu oleh pandemi, menyumbang 11% dari pasar e-commerce global, peningkatan yang signifikan dari hanya 5% pada 2015. Industri makanan dan bahan makanan diperkirakan tumbuh lebih jauh menjadi 15% pada 2025.

“Namun, solusi last mile yang tidak memadai membatasi adopsi biaya (waktu & uang) layanan last mile alternatif saat ini masih tinggi dibandingkan dengan ukuran transaksi konsumen.“

Atas dasar kebutuhan tersebut, Fresh Factory menjadi startup yang fokus menawarkan solusi cold chain, yang terdiri dari manajemen penyimpanan produk dingin dan layanan pengadaan (pemilihan pesanan, pengemasan produk, dan pengiriman ke pelanggan melalui operator pengiriman).

Startup ini mengambil pendekatan hyperlocal dengan membuat jaringan gudang pendingin mikro dengan jarak yang terjangkau antara satu sama lain, sehingga menciptakan dampak efisiensi.

Solusi Fresh Factory

Menurut Larry, solusi cold chain yang ada di industri kebanyakan hadir untuk melayani konsumen korporat besar, sehingga infrastrukturnya lebih tersentralisasi. Sistem yang digunakan pun lebih mengarah pada warehouse management system (WMS), bukan fulfillment management system (FMS). Artinya, WMS hanya memberikan sistem tracking warehouse saja, tepatnya saat masuk keluarnya barang.

Co-Founder & CMO Fresh Factory Widijastoro Nugroho menambahkan, sementara fulfillment management system menambahkan fitur pick and pack. Dengan demikian, pengusaha bisa melakukan produk bundling, special packaging, sisipan promosi, kemasan kostum, dan sebagainya. “Jadi, Fresh Factory memiliki FMS di dalamnya juga ada WMS-nya,” katanya.

Larry melanjutkan, tidak hanya jaringan gudang pendingin saja yang dapat disewa oleh pengusaha, juga terdapat solusi pengadaan. Untuk alurnya, pebisnis dapat memiliki lokasi gudang cabang Fresh Factory sesuai wilayah ekspansi bisnis online-nya. Kemudian, produk yang akan dijual dikirimkan ke gudang dengan menggunakan pengiriman yang disediakan oleh mitra logistik Fresh Factory untuk disimpan di dalam gudang.

Ketika terjadi pesanan, melalui sistem Fresh Factory, penyewa akan memasukkan info pesanan seperti produk, jumlah, dan info lainnya. Pihak Fresh Factory akan memroses pengadaannya hingga dikirim ke pembeli. “Dengan demikian, prosesnya akan jauh lebih baik, lebih cepat, dan lebih efisien daripada sebelumnya.”

Terhitung, saat ini Fresh Factory memiliki 15 gudang mikro yang tersebar di Jabodetabek, Pulau Jawa, dan Bali. Masing-masing gudang ini berjarak 8 km satu sama lain, sehingga proses pengadaan akan jauh lebih efisien. Dilengkapi pula dengan FMS untuk bantu proses integrasi secara end-to-end pengusaha agar dapat scale up lebih cepat.

Perusahaan menerapkan dua strategi monetisasi, pertama adalah FIFO (First In First Out) dengan sistem sewa loker per hari mulai dari Rp200 per unit. Kedua, Tanpa Biaya Setup dengan penghitungan berdasarkan penjualan, mulai dari Rp2.100 per fulfillment. Diklaim, Fresh Factory saat ini memiliki lebih dari 100 tenant, termasuk usaha kecil. Sepanjang 2020, total nilai transaksi Fresh Factory mencapai $1,8 juta atau Rp26 miliar.

Ditargetkan pada tahun ini, perusahaan dapat meningkatkan infrastruktur 100 fulfillment center, mencakup ke seluruh Jawa, Bali, dan nasional, dan 10 gudang pendingin. “Kami juga berencana untuk menambah ragam layanan fulfillment, mulai dari retail fulfillment, cross docking, cross border, dan solusi logistik lainnya yang lebih efisien untuk cold chain.”

Perusahaan telah mengantongi pendanaan tahap awal sebesar $1,5 juta (lebih dari 21 miliar Rupiah) yang didapat dari sejumlah investor, seperti Prasetia Dwidharma, Numbers Capital, dan Y Combinator. Pendanaan ini diperoleh pada Januari 2021. Wiji, panggilan akrab dari Widijastoro, menuturkan saat ini perusahaan masuk sebagai salah satu peserta di YCW22. Saat ini sedang berlangsung proses bootcamp-nya selama tiga bulan.

Bootcamp dengan YC berlangsung sampai akhir Maret 2022. Kita mulai pelan-pelan cari funding, target close-nya saat demoday di YC sekitar 15 April,” tambahnya.

Tak hanya Fresh Factory, sejumlah startup lokal juga fokus menggarap jaringan pergudangan mikro dan solusi pengadaannya untuk menciptakan dampak efisiensi. Mereka adalah Crewdible, Shipper, TokoTalk, dan platform e-commerce, seperti Shopee, dan TokoCabang (Tokopedia).

Paxel Segera Rambah Layanan Pengiriman Instan dan Ekspansi ke Sumatra

Permintaan logistik yang melonjak sepanjang pandemi mendorong Paxel berinovasi dengan merilis dua layanan terbaru dan perlebar kehadiran hingga Sumatra dalam waktu dekat. Kota Medan akan menjadi persinggahan pertama yang akan dimasuki perusahaan pada awal bulan depan.

Dalam keterangan resmi, Co-Founder Paxel Zaldy Ilham Masita mengatakan, ekspansi ke Sumatera dalam rangka menjawab permintaan para pelanggan. Terlebih, di sana pertumbuhan ekonomi UMKM meningkat hingga 60% sejak akhir tahun lalu. Diperkirakan pada bulan depan yang bertepatan dengan bulan ramadan volume kirim akan mengalami peningkatan setidaknya 30% dibandingkan tahun lalu.

“Kebiasaan saling berkirim barang, khususnya hampers dan makanan sebagai pengganti silaturahmi tatap muka akan semakin lazim dan sering dilakukan di bulan puasa pandemi tahun ini. Tentunya kami ingin ada lebih banyak lagi UMKM di Indonesia yang bisa meraup pendapatan lebih banyak dengan pengiriman same day dan ongkir flat Paxel yang terjangkau,” ucap Zaldi, Selasa (30/3).

Terkait inovasi layanan baru, lanjutnya, perusahaan kini memperlebar hingga layanan cold chain last mile dan instant delivery. Sejak akhir tahun lalu, Paxel telah mulai uji coba pengiriman same day untuk es krim, berkat kerja sama dengan produsen es krim. Layanan cold chain tersebut kini siap menambah jangkauan pengiriman hingga ke Jakarta, Tangerang Selatan, dan Bekasi.

Layanan serupa sebelumnya juga dirilis oleh Crewdible, yang menghadirkan opsi pergudangan cold storage dengan fasilitas khusus seperti chest freezer, chiller, hingga cold storage room. Permintaan dari pelaku UKM, khususnya di bidang F&B mendorong para pemain logistik untuk memberikan alternatif warehousing yang sesuai, sehingga proses pengiriman bakal relatif lebih cepat.

Sementara itu, untuk layanan pengiriman instan akan segera dirilis dalam waktu dekat. Dengan kata lain, Paxel akan bersaing secara langsung dengan Grab dan Gojek. Zaldy menuturkan, servis ini diyakini tidak hanya akan melengkapi layanan Paxel lainnya, tetapi juga dapat menjadikan Paxel sebagai suatu ekosistem yang adaptif dan solutif bagi para pelaku UMKM di Indonesia.

Layanan pengiriman cepat memang terus mengalami peningkatan traksi. Mengacu laporan The 2nd Series Industry Roundtable: Logistics Industry Perspective yang dirilis MarkPlus Inc pada Oktober 2020, frekuensi jasa kurir meningkat pesat selama masa pandemi. Peningkatan ini dipicu oleh sejumlah faktor utama antara lain kegiatan belanja online, harga, dan waktu pengiriman.

Selain itu, layanan same day delivery diekspektasi bakal meningkat lebih pesat penggunaannya pasca-pandemi (67,2%) dibandingkan layanan pengiriman regular (78,7%) meski porsinya masih lebih besar. Adapun riset ini diikuti oleh sebanyak 122 responden dari wilayah Jabodetabek (59,8%) dan non-Jabodetabek (40,2%).

[Baca juga: Tren Same Day Delivery Diprediksi Meningkat, Persaingan Jasa Logistik Semakin Ketat]

Sepanjang tahun lalu, Paxel telah membuka jangkauan baru di enam kota area Jawa, yaitu Cikarang, Cirebon, Jember, Kediri, Madiun, dan Sidoarjo. Adapun pada Q1 2021, diklaim kenaikan jumlah pengguna aktif UMKM pada jangkauan baru melonjak hingga 40%-50% per bulan, ada lebih dari 1,7 juta pengguna yang mengirimkan sekitar 4,1 juta paket same day delivery.

“Di awal tahun ini, volume kirim pun naik hingga 86%. Hal ini menjadi indikasi kebangkitan ekonomi UMKM, yang sekaligus mendorong kami untuk secepatnya memberikan peluang yang sama bagi pelaku UMKM di Sumatra.”

Melalui servis Same Day Delivery, PaxelMarket, dan PaxelBig untuk paket berat s/d 20 Kg, Paxel telah membantu mempercepat perputaran uang banyak pelaku UMKM di Jawa, Bali, dan Makassar.

Application Information Will Show Up Here

Fulfillment Feature Becomes TokoTalk’s Next Innovation

TokoTalk, a startup with an e-commerce website builder service, has officially launched its latest feature, fulfillment. This feature is expected to facilitate users in terms of logistics management. What makes this feature superior is the delivery of goods from multiple locations and pickup service from the seller’s location.

Tokotalk’s Head of Business Development, Kemas Antonius explained, the latest feature will also include the provision of warehouse storage and packaging of goods in collaboration with several partners. There are three old players engaged in fulfillment and warehouse services who will be invited to work together.

“It is expected that business players who use TokoTalk will no longer need to consider logistical operational issues. Starting from the order process, stock management, packaging, to delivery and couriers, especially when facing a massive order. They just sit back and focus on thinking about sales strategies,” Kemas said.

Part of the innovation series

As of August 2020 TokoTalk claims to have succeeded in getting 320 thousand business people who have created online stores through its platform. Growth reaches 30% every month. It is also said that their GMV will reach $10 million or equivalent of 148 billion Rupiah by the end of this year.

“The target is to strengthen our system in order to reach more business players or brands to join TokoTalk. We want to become a sustainable all-in-one solution platform for online business people. We want to create an ecosystem that can synergize with mutual cooperation,” Kemas added.

This fulfillment feature is not the single concern of TokoTalk. Logistics performance has long been in the spotlight of a number of players in the e-commerce industry. Big players such as Tokopedia and Bukalapak both have initiatives to improve the quality of their logistics. After all, as a seller, the 0n-time service is an essential feature.

TokoTalk has been operating since 2018. In April 2019 they have secured funding of IDR 45 billion. At that time, their focus was on service improvement and business growth.

Now, 2020 has started to enter the fourth quarter. They began to present a series of innovations as a form of commitment to improving the service quality. This fulfillment service doesn’t seem to be the last. Kemas said that they are currently developing another system and are ready to collaborate with various parties. Some are already on their timeline, such as to develop an omnichannel feature, POS, and advanced digital marketing solutions.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Shipper Masuki Bisnis Pergudangan, Sasar Penjual Online

Startup agregator logistik Shipper melebarkan sayap bisnisnya ke area pergudangan (fulfillment) melalui unit barunya “Gudang Shipper”. Ekspansi ini sudah berjalan sejak tahun lalu dan sekarang sudah tersebar di 10 kota besar di Indonesia.

Kepada DailySocial, Co-Founder & COO Shipper Budi Handoko menerangkan, ekspansi ini merupakan ambisi perusahaan sebagai penyedia layanan teknologi logistik secara end-to-end, tanpa menghilangkan jati diri perusahaan sebagai agregator logistik. “Kami memulai menyiapkan solusi pergudangan ini pada tengah tahun lalu dan meresmikannya tepat pada akhir tahun,” katanya.

Alasan perusahaan terjun ke sektor ini karena dinilai ada banyak tantangan dalam sistem pergudangan dan peranannya dalam menyokong pertumbuhan industri e-commerce. Tantangan tersebut ada yang bersifat struktural, beberapa bersifat perilaku, dan beberapa disebabkan oleh teknologi.

Budi cukup percaya diri bahwa solusi yang ditawarkan Shipper dalam menyelesaikan tantangan tersebut. Kendati, ia tidak merinci lebih jauh seperti apa layanan yang ditawarkan. “Industri pergudangan dan logistik secara keseluruhan akan melihat pertumbuhan yang sangat positif dan kami bersemangat untuk berperan di dalamnya.”

Dalam blog perusahaan, diterangkan Gudang Shipper adalah solusi bisnis bebas repot untuk memudahkan operasional bisnis online dari berbagai skala bisnis, dari UKM sampai perusahaan. Semakin tumbuhnya suatu bisnis, umumnya proses logistik akan menjadi tantangan tersendiri.

Konsep yang ditawarkan ini tidak jauh berbeda dengan apa yang ditawarkan oleh pemain fulfillment kebanyakan. Shipper akan mengurus aktivitas logistik, mulai dari penyimpanan barang, pengepakan barang sesuai order, sampai pengiriman barang melalui ekspedisi yang dipilih semua sudah diurus sekaligus.

Buat pebisnis, tentunya mereka dapat mengurangi biaya operasional tanpa harus berinvestasi besar di awal untuk menyewa gudang atau menambah karyawan. Selain praktis, pebisnis dapat memanfaatkan platform reporting untuk memantau stok dan penjualan demi meminimalisir kesalahan perhitungan stok atau keterlambatan pengisian stok.

Lokasi Gudang Shipper telah tersebar di Jadetabek, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Solo, dan Medan. Menurut Budi, Shipper bermitra dengan mitra penyedia gudang untuk pengadaan lokasinya, namun seluruh teknologi dibangun sendiri oleh perusahaan.

Solusi pergudangan ini juga dilakoni oleh perusahaan lainnya ada yang datang dari pemain logistik, e-commerce, dan e-commerce enabler. Untuk pemain e-commerce enabler yang sudah perluas layanan mereka ke sistem fulfillment, ada TokoTalk, Sirclo, GudangAda, dan Jet Commerce. Dari pemain e-commerce ada TokoCabang dari Tokopedia, Dikelola Shopee, mengikuti jejak JD.id, dan Lazada yang sudah lebih dahulu.

Ekosistem bisnis logistik penyokong e-commerce
Ekosistem bisnis logistik penyokong e-commerce

Terkait inovasi selama pandemi, perusahaan baru saja digandeng oleh DANA sebagai mitra agregator logistik untuk solusi DANA Delivery. Di samping itu, Budi mengaku saat ini terjadi peningkatan permintaan logistik selama beberapa bulan terakhir. Meski tidak disebutkan dalam angka, ia mengklaim secara keseluruhan ada pertumbuhan yang lebih cepat dari perkiraan dalam situs e-commerce untuk kategori existing dan baru.

Shipper sendiri sudah berdiri sejak 2017 dan bekerja sama dengan belasan perusahaan logistik, mulai dari JNE, SiCepat, RPX, Popbox, DHL, Aramex, Grab, Gojek, J&T Express, Wahana, Pos Indonesia, TIKI, Lalamove, dan masih banyak lagi.

Pada Juni lalu, perusahaan baru mengumumkan pendanaan Seri A dengan nominal dirahasiakan yang dipimpin oleh Prosus Ventures, diikuti Lightspeed, Floodgate, Y Combinator, Insignia Ventures, dan AC Ventures.