Tokopedia Partners with GoApotik, to Provide Health Products and Online Prescription Feature

Tokopedia today (11/21) announced a strategic partnership with a health tech product, GoApotik. Users are now capable to get drugs and health products from GoApotik through Tokopedia app and website.

“We’ve seen significant demand from users to drugs and the health products on Tokopedia. Based on the internal data, the total transaction of health products is increasing by over 200% from July to September 2019,” Tokopedia’s Business AVP, Jessica Stephanie Jap said.

The service integration comes with an online prescription feature. Users can simply download the prescription through the Chat Bersama Apoteker feature. Furthermore, the pharmacy partners will help with the drugs accordingly and deliver it using Tokopedia’s logistics partners to the buyers.

Head of GoApotik, Mohamad Salahuddin said GoApotik is to present a legal and verified pharmacy. It includes encouraging pharmacists to provide patients with further information related to the prescription.

In addition, Tokopedia also partnered up with Indonesia’s National Agency of Drug and Food Control (BPOM) to control the distribution, delivery, promotion, and marketing ads for food and drugs in its platform.

“The agency keeps monitoring the business players to increase product competition and provide access towards safe, nutritious and high-quality drugs to all Indonesians,” Head of BPOM, Penny K. Lukito said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Tokopedia Gandeng GoApotik, Sajikan Produk Kesehatan dan Fitur Penebusan Resep Dokter secara Online

Tokopedia hari ini (21/11) mengumumkan kemitraan strategis dengan startup di bidang kesehatan GoApotik. Kini pengguna bisa mendapatkan produk obat-obatan dan perlengkapan kesehatan dari jaringan GoApotik melalui situs dan aplikasi Tokopedia.

“Kami melihat adanya kebutuhan signifikan dari masyarakat terhadap obat-obatan serta perlengkapan kesehatan di Tokopedia. Menurut data internal, jumlah transaksi pada kategori Kesehatan mengalami kenaikan lebih dari 200 persen dari bulan Juli hingga September 2019,” ujar AVP of Business Tokopedia Jessica Stephanie Jap.

Integrasi layanan tersebut juga dilengkapi fitur penebusan resep dokter secara online. Pengguna dapat mengunggah resep melalui fitur Chat Bersama Apoteker. Resep yang diterima akan diperiksa keabsahannya oleh apotek mitra dari GoApotik. Setelah itu, apotek mitra akan membantu menyiapkan obat sesuai resep dan melakukan pengantaran obat bersama mitra logistik Tokopedia ke alamat pembeli.

Head of GoApotik Mohamad Salahuddin menjelaskan GoApotik berperan untuk menghadirkan apotek yang legal dan terverifikasi. Termasuk mendorong peran apoteker untuk dapat melayani tanya jawab pasien mengenai obat-obatan yang dibeli.

Selain itu, Tokopedia juga telah bekerja sama dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dalam melakukan pengawasan terhadap peredaran, pengiriman, promosi, serta iklan penjualan obat dan makanan di platformnya.

“Badan POM terus melakukan pendampingan kepada pelaku usaha demi meningkatkan daya saing produk sekaligus menyediakan akses terhadap obat yang aman, berkhasiat dan bermutu bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ungkap Kepala BPOM. Penny K. Lukito.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Memperkenalkan Industri “Wellness” Lewat Teknologi

Kesadaran masyarakat urban akan pola hidup sehat terus meningkat, menjadikan pusat aktivitas kebugaran dan produk penunjang kesehatan makin diminati. Karena diminati, kehadirannya makin mudah ditemukan, terutama di kota-kota besar.

Topik ini menarik, memunculkan istilah industri wellness karena ada pendekatan digital untuk menghubungkan seluruh kebutuhan tersebut. DailySocial belum lama ini juga merilis riset khusus terkait ini, dengan cakupan responden dari Jakarta.

Kali ini dalam #SelasaStartup edisi pekan kedua November 2019, mengundang Founder & CEO Doogether Fauzan Gani sebagai pembicara. Dia banyak berbagi pengalaman merintis Doogether dan bagaimana memperkenalkan industri wellness ke masyarakat luas.

Doogether adalah startup pemesanan pusat kebugaran yang dirintis sejak 2016. Perluasan vertikal bisnis yang sudah dirambah adalah pemesanan katering sehat dan merchant global distribution untuk segmen B2B.

Potensi industri wellness

Dalam riset DailySocial, wellness didefinisikan sebagai proses aktif yang mengarahkan pada pilihan, kegiatan, dan gaya hidup menuju kondisi kesehatan menyeluruh, baik kesehatan fisik, mental, dan emosional. Aktivitas kebugaran, produk kecantikan, atau produk makanan sehat, termasuk contoh elemen di dalamnya.

Dari 600 responden yang disurvei, menyebutkan produk wellness yang paling banyak diketahui adalah obat-obatan 73,5%, suplemen kesehatan 70%, suplemen makanan 69,2%, dan layanan kebugaran 57%.

Menurut Global Wellness Institute, potensi secara global dari industri ini mencapai $4,2 triliun. Melihat salah satu irisan produknya, makanan sehat berpotensi $702 miliar, dan fitness $595 miliar.

Dari data yang Fauzan kutip, dia menjelaskan tren investasi di Asia untuk industri wellness, Indonesia sedikit tertinggal sejak beberapa tahun belakangan. Namun, Indonesia mampu mengejar ketertinggalannya, malah kini dianggap berada di waktu yang tepat buat industri wellness menunjukkan taringya.

Diproyeksikan Indonesia akan memiliki 3 juta konsumen pada tahun 2025. Sementara, Tiongkok 6 juta dan India 4 Juta.

Kabar mengenai akuisisi perangkat hardware Fitbit oleh Google, semakin meyakinkan bahwa industri wellness ini akan menjadi industri yang terpisah dari kesehatan pada beberapa tahun mendatang. Sama seperti industri OTA yang kini menjadi industri terpisah dari transportasi.

Awal tahun sebagai pembelajaran

Potensi memang besar, tapi bagaimana perjalanan awal Doogether? Fauzan menceritakan pada 2016 hingga 2018 adalah tahun pembelajaran buat Doogether. Dia mengakui baru tahun ini Doogether punya pamor.

Pada tahun pertama hingga sekarang, banyak pembelajaran dari internal Doogether. Bagaimana bisa mengomunikasikan gaya hidup sehat untuk konsumen, mengingat wellness belum dikenal sama sekali.

Kompetitor pun pada saat itu hanya ada satu, itupun dari luar negeri. Kondisi tersebut membuat investor sangsi dengan potensi wellness. Lantaran, bila memang potensi besar, mengapa pemain lokal hanya ada Doogether saja?.

Makanya pendekatan awal adalah menyediakan platform pemesanan pusat kebugaran dan olahraga. Insipirasinya cukup simpel, melihat dari tren car free day (CFD) di Jakarta makin lama ramai peminatnya.

“Kita berubah terus, tahun 2016 mulai kita selalu mengikuti apa maunya konsumen. Hingga 2017 selalu ketemu hal-hal baru.”

Tiga tahun pertama, perubahan tampilan kerap terjadi, demi menyesuaikan dengan keinginan konsumen. Traksi pun diakui benar-benar masih minim hingga akhirnya pada 2019 ada titik perubahan produk yang membuat pertumbuhan sangat terdongkrak.

“Ada juga kondisi di industri yang trennya mengikuti industri wellness, seperti Go-Food yang menyediakan merchant berjualan katering sehat. Ini yang menyebabkan juga kenapa kami merilis DooFood.”

Aplikasi Doogether kini menyentuh unsur interaksi sosial antar pengguna. Ini bertujuan untuk menjaga loyalitas mereka dan mengurangi churn rate. Beberapa fitur sosial tersebut, antar pengguna bisa saling cek timeline di mana mereka berolaharaga dan menandai kedatangan mereka di satu tempat gym.

“Fitur tersebut ada setelah kita wawancara dengan responden. Kita temui langsung mereka dan tanya apa saja yang mereka ingin Doogether sediakan.”

Taktik mengurangi strategi bakar duit

Fauzan mengungkapkan bahwa Doogether termasuk startup yang minim melakukan strategi ‘bakar duit’ untuk menarik konsumen baru. Dia meyakini sedari awal perusahaan harus didesain sebagai perusahaan yang profitable untuk menciptakan industri yang sehat.

“Sebenarnya kita baru start spending [marketing] pada kuartal dua tahun ini, sebelumnya enggak pernah. Kita ingin smart spending, harus tahu spend di mana dan dapat apa. Jadi jelas efektifnya.”

Sebelum mulai menganggarkan dana untuk pemasaran, perusahaan memilih strategi kerja sama dengan berbagai pihak. Cara ini dianggap efektif untuk menekan keinginan untuk ‘bakar duit’.

Perusahaan justru menganggarkan dana pemasaran untuk mewawancarai konsumen. Ingin tahu lebih dalam mengapa memilih Doogether, apa saja feedback dari mereka digali dalam-dalam untuk membuat produk sesuai konsumen inginkan.

“Kita jarang banget kasih diskon sebab pada akhirnya yang konsumen pilih itu bukan dari harga, tapi mereka pilih Doogether karena suka dengan apa yang kita berikan,” pungkasnya.

Aplikasi Penyedia Kebutuhan Suplemen Jovee Hadir Ramaikan Pasar Healthtech

Pasar health tech Indonesia kembali kedatangan pemain baru Jovee. Melalui PT Indopasifik Teknologi Medika Indonesia (ITMI), Jovee hadir sebagai platform penyedia kebutuhan suplemen untuk pengguna milenial.

Co-Founder dan CEO Jovee Natali Ardianto menyebutkan, pihaknya memiliki misi untuk membangun literasi kesehatan pengguna milenial yang berada di rentang usia 23-38 tahun. Untuk memahami kebutuhan kesehatan mereka, Jovee mengedepankan personalisasi produk.

Menurutnya, seluruh dunia hingga saat ini belum mencapai standar konsumsi yang baik. Di samping itu, masih banyak yang belum sadar bahwa kebutuhan nutrisinya belum tercukupi. Mengutip Global Burden of Disease Study 2017, Natali menyebut konsumsi tidak sehat berkontribusi terhadap 22 persen kematian di dunia.

“Untuk itu, kami mengandalkan data science dalam memberikan rekomendasi suplemen ke pengguna. Ke depannya, kami ingin bergantung pada data science karena goal kami ingin menjadi top of mind penyedia suplemen di masa mendatang,” tuturnya ditemui di peluncuran aplikasi Jovee, Kamis (14/11/19).

Untuk pengguna Android, aplikasi Jovee sudah bisa diunduh di Google Play, sedangkan versi iOS akan tersedia dalam waktu dekat.

Dalam mendapatkan rekomendasi sesuai kebutuhan, pengguna di awal masuk ke aplikasi akan diminta untuk 20-30 pertanyaan berkaitan dengan concern kesehatan dan rekam penyakit yang dimiliki.

Setelah itu, algoritma akan mengolah data tersebut untuk mengetahui suplemen yang dibutuhkan. Tak hanya berbasis data, personalisasi kebutuhan suplemen ini juga diperkuat oleh rekomendasi lima apoteker yang saat ini dimiliki Jovee.

“Kami mau cari traction dulu. Kalau [penggunanya] banyak, kami akan tambah jumlah apotekernya,” ungkap Natali yang juga eks Co-founder dan CTO Tiket.com ini.

Berbeda dengan pemain healthtech lain yang fokus sebagai agregator, Co-founder dan CCO Jovee Abi Dwiaji Wicahyo mengungkap bahwa Jovee memiliki posisi berbeda. Menurutnya, Jovee memiliki apotek sendiri untuk menjaga kualitas dan keamanan, serta mitra penyuplai produknya sendiri.

ITMI merupakan anak usaha PT Indopasifik Medika Investama. Induk usaha ini memiliki beberapa unit bisnis yang dapat memperkuat bisnis Jovee ke depan, yaitu jaringan apotek Pharmaplus, klinik Primecare, dan aplikasi penghubung perawat dan lansia Homecare24.

Lebih lanjut, saat ini pihaknya bermitra dengan perusahaan logistik untuk mendukung pengiriman ke seluruh Indonesia. Soal metode pembayaran, Jovee belum didukung oleh pembayaran digital seperti, OVO, GoPay, LinkAja, dan DANA.

“Namun, kami terbuka untuk kerja sama dengan mereka [penyedia pembayaran digital],” tambahnya.

Application Information Will Show Up Here

Laporan DSResearch: Pemahaman Pasar Wellness di Jakarta 2019

Kesadaran masyarakat urban akan pola hidup sehat terus meningkat, menjadikan berbagai aktivitas kebugaran dan produk penunjang kesehatan makin diminati. Tren tersebut turut membuka peluang baru untuk industri yang dinamakan “wellness”, dengan pendekatan digital yang mengakomodasi kebiasaan masyarakat masa kini.

Definisi wellness cukup beragam, secara umum diartikan sebagai proses aktif yang mengarahkan pada pilihan, kegiatan, dan gaya hidup menuju kondisi kesehatan menyeluruh, baik kesehatan fisik, mental, maupun emosional. Aktivitas kebugaran, produk kecantikan, atau produk makanan sehat termasuk contoh elemen di dalamnya.

Untuk melihat perkembangan minat masyarakat terhadap wellness, sekaligus pemahaman mereka terhadap produk terkait, DSResearch meluncurkan laporan bertajuk “Penetrasi Gaya Hidup Aktif dan Sehat Kaum Urban”.

Beberapa temuan menarik dalam survei meliputi:

  • Dari total 600 responden survei dengan proposisi berimbang, kalangan perempuan (71%) lebih banyak yang mengetahui tentang layanan atau produk kesehatan ketimbang laki-laki (57,7%).
  • Produk obat-obatan (73,5%), suplemen kesehatan (70%), suplemen makanan (69,2%), dan layanan kebugaran (57%) menjadi produk wellness yang paling banyak diketahui responden.
  • Dari berbagai aplikasi yang menawarkan akses ke produk dan layanan kesehatan, Halodoc (57,7%) dan Alodokter (28,5%) menjadi yang paling populer di kalangan pengguna.

Selain tiga poin di atas, dalam laporan dibahas juga mengenai konsiderasi responden dalam pemilihan produk dan layanan wellness, preferensi harga, hingga tingkat kepuasan terhadap layanan dan produk yang pernah digunakan. Untuk informasi dan data selengkapnya, unduh gratis Pemahaman Pasar Wellness di Jakarta 2019.


Disclosure: DSResearch bermitra dengan FITCO, sebuah aplikasi buatan The FIT Company yang menyediakan akses menuju berbagai layanan gaya hidup aktif dan sehat. Layanan ini terdiri dari tiga pilar, yaitu Move (akses ke ruang olahraga dan kelas latihan), Eats (menu sehat dan lezat yang dirancang ahli gizi), dan Shop (produk konsumen yang mendukung gaya hidup aktif dan sehat).

Aplikasi ClassPass Jembatani Pengguna dengan Pemilik Studio Olahraga dan Pusat Kebugaran

Setelah menjalankan bisnisnya di Indonesia selama 6 bulan, ClassPass sebagai platform digital yang menawarkan fasilitas studio olahraga hingga pusat kebugaran, berencana untuk menambah area layanan akhir tahun ini. Saat ini mereka sudah menjangkau kawasan Jakarta dan Tangerang Selatan.

Kepada DailySocial Country Manager ClassPass Indonesia Anjani Percaya mengungkapkan, makin besarnya minat warga ibukota peduli akan olahraga dan gaya hidup yang sehat, menjadikan platform seperti ClassPass mulai banyak diminati saat ini. ClassPass merupakan platform wellness asal Amerika Serikat, saat ini telah memiliki 20 ribu mitra secara global.

“Meskipun masih baru di Indonesia, saat ini ClassPass sudah mengakuisisi ribuan anggota baru dan 100 mitra yang kebanyakan adalah studio olahraga, pusat kebugaran, tempat fitness dan masih banyak lagi.”

Mengklaim sebagai aplikasi one stop solution untuk wellness, ClassPass menerapkan sistem keanggotaan untuk mereka yang ingin memanfaatkan fasilitas lengkap di aplikasi. Pilihan pembayaran yang bisa dimanfaatkan oleh anggota adalah melalui Jenius dan kartu kredit.

“Proses kurasi kami terapkan kepada mitra yang ingin bergabung dengan Classpass. Hal ini kami lakukan agar bisa sejalan dengan kriteria yang diterapkan,” kata Anjani.

Platform serupa yang juga sudah hadir di Indonesia adalah The Fit Company, startup yang bergerak di bidang gaya hidup aktif dan sehat, yang baru-baru ini telah meluncurkan aplikasi mobile bernama Fitco.

Menawarkan jasa konsultasi untuk bisnis

Selain bisa dimanfaatkan untuk pemesanan berbagai kelas dan fasilitas olahraga, ClassPass juga menawarkan jasa konsultasi kepada pemilik studio atau pusat kebugaran. Mereka akan menyuguhkan tools, dashboard hingga data analytics yang bisa dimanfaatkan mitra untuk bisa mempercepat pertumbuhan bisnis.

“Sudah saatnya bagi pemilik pusat kebugaran hingga studio olahraga untuk mulai mengadopsi teknologi agar bisnis mereka bisa meningkat. Dengan jasa konsultasi yang kami tawarkan kepada mitra harapannya bisa membantu mereka memanfaatkan teknologi,” kata Anjani.

Fokus lain yang ingin dijalankan oleh ClassPass adalah menambah jumlah komunitas untuk bisa bergabung. Nantinya pemilik pusat kebugaran hingga studio olahraga, bisa mengadakan kegiatan mengundang anggota yang tergabung di komunitas.

“Tahun 2020 nanti juga menjadi perhatian dari ClassPass untuk mengakuisisi anggota baru sekaligus mitra yang relevan. Salah satu caranya adalah memberikan promo dan diskon untuk anggota baru yang berminat untuk mulai melakukan kegiatan olahraga dengan melakukan kegiatan baru di awal tahun,” tutup Anjani.

Application Information Will Show Up Here

AIA Indonesia Berpartisipasi dalam Pendanaan Seri F Gojek, Akan Berkolaborasi Hadirkan Produk Wellness

AIA Indonesia hari ini (18/9) mengumumkan keterlibatannya dalam putaran pendanaan seri F Gojek dengan nilai yang tidak disebutkan. Kedua perusahaan juga akan menjalin sinergi bisnis untuk mengintegrasikan platform dan produk yang dimiliki.

Sebagai bagian dari kerja sama, AIA Indonesia akan menjadi salah satu pilar dalam strategi layanan finansial Gojek. Salah satu realisasinya pada penyediaan solusi asuransi jiwa dan asuransi kesehatan bagi pengguna, mitra pengemudi, dan merchant Gojek.

Selain itu mereka juga akan bersama-sama merancang dan mengembangkan penawaran wellness dari Grup AIA serta ekosistem Gojek, untuk membantu masyarakat Indonesia hidup lebih sehat.

“Melalui putaran pendanaan seri F, berbagai perusahaan kelas dunia turut bergabung dengan Gojek. Bergabungnya AIA Indonesia semakin mengukuhkan langkah Gojek untuk menghadirkan lebih banyak lagi perubahan-perubahan positif,” sambut Co-Founder Gojek Kevin Aluwi.

Sementara itu Presiden Direktur AIA Indonesia Sainthan Satyamoorthy mengatakan, “Melalui kerja sama strategis ini, AIA Indonesia dan Gojek akan dapat menggabungkan berbagai produk dan layanan terdepan kami untuk mengembangkan cara inovatif yang lebih tepat sasaran untuk para konsumen kami di seluruh Indonesia.”

Dikenal sebagai perusahaan penyedia produk asuransi jiwa dan investasi, AIA Indonesia (PT AIA Financial) merupakan anak usaha dari AIA Group Limited.

Baru-baru ini Visa dan Siam Commercial Bank juga mengumumkan telah berpartisipasi dalam pendanaan putaran seri F yang menargetkan dana hingga $3 miliar tersebut. Sebelumnya putaran pendanaan telah dimulai dari keterlibatan JD, Tencent, Google, Astra International, dan Mitsubishi Corporation.

Dalam rilis yang kami terima turut disampaikan, bahwa saat ini aplikasi Gojek sudah digunakan lebih dari 155 juta pengguna di Asia Tenggara.

Application Information Will Show Up Here

Base Terima Pendanaan Tahap Awal, Kembangkan Platform Digital untuk Produk Kecantikan dan Wellness

Base, startup produk kecantikan dan wellness direct-to-consumer (DTC) mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal dengan nilai yang tidak disebutkan. Investasi dipimpin oleh East Ventures dan Skystar Capital. Dana akan digunakan untuk mengejar pertumbuhan konsumen dan merekrut lebih banyak talenta.

Base adalah situs e-commerce kecantikan yang memberikan rekomendasi produk berdasarkan kondisi kulit pengguna. Rekomendasi akan muncul setelah konsumen mengisi seluruh pertanyaan yang ditanyakan. Seluruh produk kecantikan Base dibuat sendiri dengan harga mulai dari Rp98 ribu.

Startup ini baru berusia enam bulan, dipimpin oleh eks Head of Marketing Gojek Yaumi Fauziah Sugiharta yang kini menjabat sebagai Co-Founder dan CEO Base. Awalnya Base berupa blog perawatan kulit sejak 2017, Yaumi aktif menjalin hubungan dengan komunitas lewat akun media sosialnya.

Sejak saat itu, dia menerima banyak pertanyaan dari perempuan Indonesia tentang cara memilih produk perawatan kulit yang tepat untuk mereka. Lantas, ia melihat ada tantangan yang nyata di bisnis tersebut. Bersama CPO Base Ratih Pertama, sebelumnya bekerja sebagai Product Manager DBS Singapura, Yaumi bertekad untuk menyeriusi Base.

“Base lahir untuk menghilangkan kesulitan dalam memilih produk, dengan cara menyederhanakan proses penemuan produk dan mendapatkan produk terpersonalisasi dengan menggunakan teknologi. Konsumen kami bisa mendapat sebuah produk kecantikan dan wellness dengan formula kualitas tinggi, vegan, langsung dari situs Base,” terang Yaumi dalam keterangan resmi.

Ratih menambahkan, dengan basis data yang kuat, Base akan menganalisis bagaimana lingkungan dan gaya hidup bisa mempengaruhi kondisi kulit. Perusahaan bekerja sama dengan laboratorium penelitian dan pengembangan (R&D) di London dan Seoul untuk bangun pengembangan produk dan memproduksinya secara lokal di Jakarta.

Masing-masing perwakilan dari investor turut memberikan tanggapan. Partner dari East Ventures Melisa Irene mengatakan, Base tengah membangun sebuah inovasi penting di industri kecantikan Indonesia dengan memastikan produk-produk perawatan kulit agar tetap relevan dengan konsumen lokal.

Mengutip dari hasil riset, potensi industri kecantikan Indonesia sendiri mencapai $3 milar (sekitar 42 triliun Rupiah) dengan kategori perawatan kulit tumbuh positif di angka 9% pada tahun lalu. Angka ini melebih kategori lain seperti kosmetik.

Hanya saja, faktanya mayoritas pemain penting di pasar lokal dikuasai oleh brand global yang belum bisa memenuhi kebutuhan perawatan kulit perempuan Indonesia yang beragam.

Saat ini Base baru bisa diakses melalui situs desktop/mobile, aplikasi belum tersedia.

The Fit Company Mulai Perkenalkan Aplikasi Gaya Hidup Sehat Fitco

Bertujuan memudahkan pengguna melakukan reservasi jadwal latihan, The Fit Company, startup yang bergerak di bidang gaya hidup aktif dan sehat, meluncurkan aplikasi mobile bernama Fitco.

Kepada DailySocial, CEO dan Co-Founder The Fit Company Jeff Budiman mengungkapkan, sejak awal berdiri The Fit Company berkomitmen untuk menciptakan gaya hidup aktif dan sehat bagi seluruh masyarakat Indonesia. Aplikasi Fitco merupakan produk unggulan yang memungkinkan masyarakat mengakses layanan gaya hidup aktif dan sehat dengan mudah.

“Saat ini, kami masih mengembangkan dan terus menyempurnakan salah satu pilar utama yang kami usung, yaitu pilar move. Pengguna dapat melakukan reservasi jadwal latihan olahraga pribadi, grup, maupun dengan pendampingan dari personal coach sesuai dengan jadwal dan lokasi yang diinginkan. Jenis olahraga yang ditawarkan juga beragam, mulai dari pilihan untuk berolahraga di studio gym, kelas, maupun komunitas.”

Salah satu fitur yang menjadi unggulan yaitu on-demand coach. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk melakukan reservasi jadwal latihan bersama personal coach sesuai dengan waktu dan lokasi yang diinginkan. Pengguna juga akan mendapatkan kemudahan dan kenyamanan dalam berolahraga. Fitur ini juga memberikan kemudahan bagi para coach dalam mencari klien yang membutuhkan pendampingan sesuai dengan kompetensi olahraga yang dimiliki tiap-tiap coach.

“Keunggulan lainnya, aplikasi Fitco menawarkan sistem keanggotan yang fleksibel dan personal. Dengan sistem keanggotaan ini, pengguna memiliki kebebasan untuk mencoba beragam layanan terlebih dahulu ataupun langsung memilih paket berlangganan yang diinginkan,” kata Jeff.

Sejak diluncurkan awal Agustus 2019 lalu, Fitco telah memiliki lebih dari 1,000 pengguna. Untuk pilar move ini, Fitco telah memiliki 35 mitra coach pilihan, 17 studio gym, 67 studio kelas, dan 10 mitra komunitas.

The Fit Company beberapa waktu lalu telah mengakuisisi Slim Gourmet, Wellnez Indonesia, dan Fitco. Aksi perusahaan tersebut dilakukan dalam rangka pengembangan ekosistem wellness yang sedang mereka bangun di pasar Indonesia.

Setelah move, lanjut ke eats dan mind

Di tahun 2019, startup yang didirikan Jeff Budiman dan Prianka Bukit ini memiliki sejumlah rencana penting, termasuk rebranding dua pilar utama perusahaan, yakni move dan eats. Pilar eats merupakan fitur yang memungkinkan pengguna untuk memesan makanan sehat dan bernutrisi seimbang dalam satu aplikasi yang sama.

“Konsep ini memungkinkan pengguna mengakses seluruh layanan, baik dari pilar move dan eats hanya dengan satu aplikasi. Selain itu, kami juga akan mulai menggarap pilar mind sebagai pilar ketiga dalam ekosistem wellness holistik yang kami bangun,” kata Jeff.

Application Information Will Show Up Here

Gojek Gaet Doogether Luncurkan Layanan Reservasi Pusat Kebugaran “GoFitness”

Gojek merilis layanan reservasi tempat kebugaran GoFitness dan menggaet Doogether sebagai mitra eksklusif. Ini adalah layanan keempat, setelah GoGive, GoMall, dan GoNews, yang diperkenalkan ke publik dengan menggandeng pihak ketiga.

Head of Third Party Platform Gojek Group Sony Radhityo mengatakan, inovasi ini lahir berdasarkan peningkatan tren gaya hidup sehat yang tercermin dalam perilaku pengguna aplikasi Gojek.

Salah satunya dari GoRide, sejak awal tahun ini terdapat rata-rata lebih dari 11 ribu pengguna yang melakukan perjalanan ke tempat olahraga dan kebugaran setiap bulannya. Untuk layanan GoFood, dalam periode yang sama telah mengantarkan lebih dari 600 ribu porsi menu makanan yang terdapat dalam kategori makanan sehat.

Informasi tersebut diolah untuk optimalisasi dan personalisasi produk dan layanan sesuai dengan preferensi tiap konsumen, sehingga dapat menjadi solusi untuk permudah aktivitas sehari-hari.

“Informasi mengenai tren gaya hidup sehat inilah yang melatarbelakangi hadirnya GoFitness sebagai layanan terbaru Gojek,” terang Sony, Rabu (28/7).

Menurutnya, Doogether adalah salah satu aplikasi lokal yang kuat di bidangnya. Punya kesamaan target, ingin permudah kehidupan sehari-hari. Sehingga dari kacamata bisnis, daripada Gojek harus satu per satu akuisisi pusat kebugaran sebagai merchant, lebih baik gandeng mitra agar bisa jangkau pengguna lebih luas lagi.

CEO Doogether Fauzan Gani menambahkan, kedua perusahaan punya kesamaan visi, bahwa teknologi punya peranan besar untuk memudahkan kehidupan masyarakat. GoFitness merupakan salah satu perwujudan partisipasi aktif perusahaan untuk meningkatkan perkembangan industri olahraga di Indonesia.

“Tren adopsi gaya hidup sehat di Doogether meningkat pesat sejak tahun lalu, secara keseluruhan bisnis kami naik 900%. Ini terlihat dari meningkatnya jumlah pusat kebugaran yang mendorong orang untuk mulai aktif berolahraga,” terang Fauzan.

Secara bertahap, database dari Doogether akan sepenuhnya tersedia di GoFitness. Adapun saat ini baru tersedia untuk wilayah Jakarta saja, sementara layanan Doogether telah tersebar di Jabodetabek, Bandung, dan Bali dengan total 200 pusat kebugaran dan lebih dari 20 ribu kelas olahraga.

UI/UX akan semakin disempurnakan. Sementara ini, untuk bisa mengakses GoFitness harus sudah terdaftar sebagai pengguna Doogether. Sony memastikan ke depannya proses akan jauh lebih seamless.

Terlebih, GoFitness ini juga telah terhubung secara eksklusif dengan Gopay untuk metode pembayarannya. Konsumen pun bisa mendapat berbagai promosi yang ditawarkan dari Gopay.

GoFitness segera tersedia dalam bentuk tile untuk versi Android, bersama dengan menu lainnya dari Gojek. Sedangkan untuk versi iOS, bentuk tile akan menyusul, sekarang ini masih dalam bentuk shuffle card yang harus di-scroll dalam laman utama Gojek.

Application Information Will Show Up Here