Acer Swift 3X dengan Prosesor Intel Generasi ke-11 Kini Sudah Tersedia di Indonesia

Peluncuran prosesor Intel generasi ke-11 pada bulan September lalu menandai munculnya deretan laptop baru yang lebih superior dari segala aspek. Beberapa di antaranya sudah mendarat di tanah air, salah satunya Acer Swift 3X.

Secara teknis, Acer Swift 3X (SF314-510G) ini datang mengusung prosesor Intel Core i5-1135G7 yang memiliki 4-core dan 8-thread, dengan base clock 2,4 GHz dan boost clock 4,2 GHz. Prosesor tersebut ditemani oleh RAM LPDDR4 8 GB dan SSD tipe NVMe berkapasitas 512 GB.

Namun yang lebih istimewa adalah, Swift 3X turut dibekali dengan Intel Iris Xe Max, chip grafis diskret perdana Intel yang diyakini memiliki performa setara laptop gaming. Spesifiknya, hasil pengujian internal Intel menunjukkan bahwa untuk urusan gaming, kinerja Iris Xe bahkan mampu mengungguli Nvidia MX350 maupun chip Radeon bawaan Ryzen 7 4800U.

Performa gaming yang oke pada dasarnya dapat mengindikasikan bahwa laptop ini juga mumpuni untuk keperluan kreasi konten. Demi memastikan agar performa Swift 3X bisa konsisten, Acer tak lupa melengkapinya dengan pipa pendingin ganda dan kipas yang berukuran cukup besar, sekaligus yang dapat diatur kecepatannya sesuai dengan skenario penggunaan – ada tiga mode yang bisa dipilih, yaitu Silent, Normal, dan Performance.

Layar milik Swift 3X merupakan panel IPS 14 inci dengan resolusi 1920 x 1080 pixel. Tingkat kecerahan maksimumnya tercatat di 340 nit, sedangkan rentang warnanya mencapai 72% NTSC. Perlu diingat, layar ini bukanlah touchscreen.

Penggunaan prosesor Intel generasi ke-11 juga berarti konsumsi energi Swift 3X sangat efisien. Dalam sekali pengisian, baterainya diperkirakan dapat bertahan sampai sekitar 16 jam pemakaian. Fast charging turut menjadi salah satu fitur unggulan; pengisian selama 30 menit saja cukup untuk memberi daya tahan baterai setara 4 jam penggunaan. Semua itu dikemas dalam sasis magnesium yang kokoh sekaligus ringan dengan bobot hanya 1,3 kg.

Saat ini Acer Swift 3X (SF314-510G) sudah dapat dipesan secara online melalui Acer eStore maupun JD.ID dengan harga mulai Rp13.499.000 untuk varian Core i5 – tersedia pula varian Core i7 yang lebih mahal tapi statusnya masih out of stock. Selama periode pre-order yang berlangsung sampai 30 November 2020, Acer juga menawarkan promo menarik berupa cashback sebesar Rp500.000.

Juga sangat menarik adalah bonus software Office Home & Student 2019 yang sudah pre-installed pada Swift 3X senilai Rp1.799.000 yang dapat digunakan seumur hidup.

OPPO Luncurkan Versi Stabil dari ColorOS 11

September lalu, selang beberapa hari setelah Google meluncurkan Android 11 secara resmi, OPPO pun langsung bergegas memperkenalkan ColorOS 11 sekaligus merilis versi public beta-nya untuk sejumlah perangkat bikinannya.

Setelah dua bulan berlalu, OPPO sekarang sudah siap untuk melepas versi stabil dari sistem operasi terbaru tersebut buat pasar tanah air. Dalam kurun waktu yang terbilang singkat itu, OPPO tentu sudah memperbaiki sejumlah bug sekaligus mengevaluasi masukan-masukan dari ribuan pengguna di seluruh dunia yang sempat mencoba versi beta dari ColorOS 11.

Yang paling beruntung dan mendapat jatah update ColorOS 11 versi stabil pertama kali adalah para pengguna OPPO Reno4 F, yang sejatinya sudah menerima notifikasi pembaruan perangkat lunak sejak tanggal 12 November kemarin. Menyusul di gelombang perdana ini adalah update untuk Find X2, Find X2 Pro, dan Find X2 Pro Automobili Lamborghini Edition yang dijadwalkan tersedia pada tanggal 25 November.

Selebihnya, OPPO memastikan bahwa versi stabil ColorOS 11 ini bakal menjangkau lebih dari 30 perangkat besutannya, termasuk halnya seri Reno dan seri A secara bertahap hingga bulan Desember 2020. Sebuah langkah yang patut diapresiasi mengingat pengguna perangkat Android selama ini mungkin sudah terbiasa harus menunggu lama untuk mendapatkan update sistem operasi baru – atau malah tidak sama sekali karena perangkat yang digunakannya bukanlah model yang paling gres.

ColorOS 11

Sekadar mengingatkan, ColorOS 11 mengusung konsep “Make Life Flow“, mempertahankan fitur-fitur favorit yang ada pada Android, sekaligus menghadirkan opsi kustomisasi user interface (UI) yang lebih kaya dan banyak dinantikan oleh para pengguna OPPO. Bukan cuma sebatas mengganti tema, font, atau icon aplikasi saja, ColorOS 11 bahkan juga mempersilakan pengguna menciptakan tampilan always-on display-nya sendiri.

Bahkan fitur Dark Mode pun juga bisa diutak-atik lebih jauh pada ColorOS 11, sehingga pengguna dapat menyocokkan tingkat kontrasnnya sesuai dengan selera masing-masing. Juga menarik adalah pembaruan terhadap aplikasi OPPO Relax, yang kini juga dapat menyajikan suara ambience dari berbagai kota besar seperti Tokyo, Bangkok, dan Reykjavik yang sangat immersive.

Selain menawarkan kemudahan dalam hal personalisasi, ColorOS 11 juga menyuguhkan sejumlah fungsionalitas baru yang sangat menarik, salah satunya Three-Finger Translation, yang pada dasarnya merupakan perpaduan dari fitur screenshot menggunakan tiga jari dan terjemahan via Google Lens.

Buat para pengguna Reno4 F, Anda sekarang sudah bisa mendapatkan update ColorOS 11 dengan membuka menu pengaturan dan memilih opsi pembaruan perangkat lunak. Sisanya, silakan menanti peluncuran update-nya secara bertahap.

Memahami Tantangan dan Peluang Pelaku Fintech di Masa Resesi

Imbas pandemi Covid-19 akhirnya membawa Indonesia resmi masuk dalam deretan negara yang mengalami resesi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) minus 3,49 persen secara tahunan (Year-on-Year/YoY).

Kondisi ini otomatis menjadi red alert bagi sektor bisnis di Indonesia, mengingat tak sedikit yang terdampak dari Covid-19. Para pelaku bisnis berskala besar hingga kecil berupaya keras untuk bisa bertahan dari situasi ini selama beberapa bulan terakhir.

Bagaimana pelaku fintech menjalankan bisnis di situasi resesi? Simak selengkapnya paparan menarik dari CCO Payments of OVO Jaygan Fu Ponnudurai dan Chief Risk of Asetku Jimmi Adhe Kharisma pada sesi #SelasaStartup berikut ini.

Tren perilaku konsumen dan dampak bisnis

Pandemi memicu perubahan perilaku konsumen dalam bertransaksi. Tren ini terjadi di dunia, termasuk di Indonesia. Bagi OVO dan Asetku, shifting dari offline ke online memberikan dampak positif dan negatif terhadap bisnis mereka.

Berdasarkan data perusahaan, Jaygan mengaku ada peningkatan transaksi secara signifikan pada pemesanan makanan (Grab Food) dan belanja online (Tokopedia). Karena pergeseran ini, konsumen jadi cenderung menjadi promo-centric dan cost-centric.

We do see a decline, tapi belum separah yang kami kira. Kami lagi berupaya mencapai [target] yang sudah kami koreksi. Saat ini kami lihat orang-orang sudah mulai terbiasa [bertransaksi online] selama pandemi,” ujarnya.

Sementara Asetku yang bermain di P2P lending mengaku mengalami peningkatan Non Performing Loan (NPL) sebagai akibat dari kesulitan bisnis selama masa PSBB. Per September 2020, perusahaan mencatat NPL Asetku naik sampai 8,27% dari NPL rerata sebelum pandemi 1%-2%.

Jimmi bahkan melihat terjadinya peningkatan jumlah lender ketimbang borrower di platformnya. Menurutnya, hal ini terjadi karena beberapa faktor, seperti perubahan perilaku konsumen dalam berbelanja, penurunan IHSG, pengetatan kriteria peminjam, dan inisiatif pemerintah untuk melakukan restrukturisasi utang.

“Kami melihat demand borrower naik, maka itu kami perketat kriterianya. Selain itu, pinjaman konsumtif juga naik karena ada shifting behaviour. Konsumen jadi sering berbelanja online,” ungkapnya.

Melakukan langkah mitigasi

Dengan situasi saat ini, pelaku bisnis sudah mulai mengamankan bisnis dan menjaga runway tetap panjang dengan melakukan mitigasi, baik dari sisi efisiensi biaya hingga mengevaluasi kembali strateginya ke depan.

Baik Jaygan dan Jimmi mengaku melakukan efisiensi di bisnisnya dengan memangkas biaya yang tidak perlu. Pada kasus Asetku, pihaknya melakukan langkah mitigasi sesuai inisiatif pemerintah untuk melakukan restrukturisasi.

Namun, menurut Jimmi, salah satu yang patut digaris bawahi adalah terus mengamati tren perilaku konsumen existing. Menurutnya, penting untuk memahami hal tersebut agar perusahaan tetap bisa menyalurkan bahkan mungkin menaikkan pinjaman kepada borrower existing.

Sementara Jaygan menilai pentingnya memahami konsumen untuk menjaga relevansi layanannya di masa depan. Pihaknya bahkan mengevaluasi sejumlah kolaborasi dengan beberapa mitra karena menjadi tidak relevan selama pandemi, misalnya dengan mal.

“Ini semua tentang optimalisasi what we spend, yang sulit adalah grow revenue line dan stay relevant to our consumer, apalagi ketika masa promo berakhir. Makanya kami build risk mitigation, it takes time being customer centric,” ujarnya.

Peluang bagi UMKM dorong cashless

Di sisi lain, pandemi diakui menjadi momentum untuk mengakselerasi cashless society, apalagi saat ini masih banyak masyarakat di Indonesia yang bergantung pada uang tunai. Salah satu yang paling banyak disoroti adalah segmen pelaku UMKM yang dinilai paling terdampak dari pandemi.

Bagi Jaygan, situasi ini menjadi peluang untuk mendorong penetrasi fitur QRIS di seluruh Indonesia melalui segmen UMKM, seperti merchant di pasar. Menurut data perusahaan, ada mitra merchant OVO dari segmen tersebut yang terdampak.

“Sebelum pandemi, kami memang acquire UMKM di Indonesia, misalnya dengan Pujasera. Karena banyak yang terdampak dari pandemi, kami coba convert merchant dari offline ke online dengan Tokopedia dan Grab supaya bisnis mereka tetap lanjut,” tuturnya. Kini ia melihat ada tren peningkatan penambahan pengguna di luar Jawa yang selama ini diidentifikasikan masih cash centric.

Sementara sebagaimana disebutkan di awal, ungkap Jimmi, pihaknya terus berupaya untuk mengakomodasi pinjaman kepada segmen UMKM, terutama pada merchant yang berjualan di platform e-commerce yang menjadi mitranya.

“Pinjaman UMKM itu tidak besar berkisar Rp5-15 juta. Dengan KYC, algoritma, dan langkah mitigasi, kami coba mengakomodasi pinjaman mereka karena segmen ini kan tidak tersentuh bank,” jelasnya.

Resesi: tantangan atau peluang?

Secara personal, Jaygan menilai bahwa resesi akibat pandemi berkepanjangan menjadi semacam reality check dalam menjalankan bisnis. Ia mendapat pembelajaran untuk berpikir matang sebelum mengeksekusi sesuatu.

Menurutnya, ini dapat menjadi implikasi baik atau tidak di masa depan.
“Kalau tidak ada reality check, kami pasti spending begitu saja, belum tentu kami bisa come up dengan produk baru atau memikirkan segmen pasar baru,” tutur Jaygan.

Sementara Jimmi tidak melihat resesi ini sebagai tantangan brutal bagi pelaku fintech, melainkan momen pembelajaran untuk bisa mempertahankan bisnis. Terlebih, ungkapnya, Indonesia bukan baru sekali menghadapi situasi ini. Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi di 1998 dan 2008.

“Definisi ekonomi itu sangat luas, tentu situasi ini dapat menjadi peluang untuk belajar karena kita pernah mengalami krisis sebelumnya.” Tambahnya.

Sony Umumkan Kamera Full Frame Cinema Line Profesional FX6

Sony telah meluncurkan kamera Cinema Line profesional terbarunya yang dirancang untuk filmmaker dan content creator, Sony FX6. Kamera ini mengemas sensor full-frame backside-illuminated CMOS Exmor R beresolusi 10,2 MP dengan prosesor gambar Bionz XR yang pertama kali digunakan pada Sony A7S III.

Sensor ini menawarkan dynamic range 15+ stop dan memiliki ISO maksimum 409.600 yang memungkinkan pengambilan gambar di kondisi cahaya sangat rendah. Sony juga menambahkan look profile S-Cinetone untuk fleksibilitas pasca produksi, yang terinspirasi oleh kolorimetri Venice dan juga ditemukan di kamera cinema FX9.

Untuk kemampuan perekamannya, FX6 sanggup merekam video dalam format XAVC All Intra 4:2:2 10-bit pada resolusi DCI 4K (4096×2160 piksel) hingga 60fps, QFHD 4K (3840×2160 piksel) hingga 120fps, dan FHD (1920×1080 piksel) hingga 240p. Serta dalam format XAVC Long GOP 4:2:0 8-bit pada resolusi QFHD 4K (3840×2160 piksel) hingga 120fps dan 4:2:2 10-bit FHD (1920×1080 piksel) hingga 240p.

Bila menggunakan port 12G-SDI onboard, kamera ini dapat menghasilkan rekaman video Raw 16-bit SDI 4K 60fps. Footage yang dihasilkan disimpan ke salah satu atau kedua slot kartu CFexpress Type A, yang juga kompatibel dengan kartu SD UHS-II. Perlu dicatat, perekaman di atas 100fps akan memerlukan penggunaan kartu CFExpress Type A.

FX6 menggunakan sistem Fast Hybrid AF 627 titik yang sama seperti yang ditemukan di FX9 dan kamera mirrorless Sony Alpha, termasuk advanced Face Detection dan Real-time Eye AF. FX6 juga memiliki internal electronic variable ND filter, yang dapat disesuaikan secara manual.

Bodi FX6 dibuat dari sasis magnesium alloy dengan dimensi 116x153x114 mm dan berat 890 gram. Menggunakan dukukan lensa Sony E-mount yang kompatibel dengan lebih dari 50 lensa native dan memiliki LCD viewfinder 3.5 inci yang dapat dipasang ke berbagai lokasi pada bodi berkat desain modularnya.

Kamera cinema full-frame Sony FX6 ini akan tersedia mulai bulan Desember dan dibanderol dengan harga US$6.000 untuk body only dan US$7.200 dengan lensa kit FE 24-105mm F4 G Sony. Sony juga merilis lensa FE C 16-35mm T3.1 G baru pada bulan Desember yang akan dijual seharga US$5.500.

Sumber: DPreview

Google for Indonesia 2020 Fokus pada Pemulihan Dampak Pandemi

Google for Indonesia 2020 yang baru digelar hari ini (18/11) agak berbeda dari acara serupa di tahun-tahun sebelumnya. Google masih membuat sejumlah pengumuman penting pada acara ini, hanya saja mayoritas pengumuman itu berfokus pada solusi menghadapi dampak pandemi.

Pertama terkait kucuran dana senilai $10 juta atau setara 141 miliar Rupiah sebagai pinjaman modal dari Google untuk usaha kecil mikro dan kecil menengah (UMKM) di Indonesia. Google menggandeng Kiva, organisasi nonprofit global yang bergerak di sektor keuangan inklusif, dalam program ini.
Selain pinjaman modal, Google juga menghibahkan dana $1 juta atau setara 14 miliar Rupiah untuk menekan angka pengangguran di kalangan anak muda Indonesia.

“Dengan dukungan dari filantropi Google.org, Plan International akan bekerja sama dengan ASEAN Foundation untuk menyediakan pelatihan keterampilan dan bantuan pencarian kerja untuk lebih dari 5000 anak muda,” jelas Country Director Google Indonesia Randy Jusuf.

Public Policy & Government Relations Manager Google Danny Ardianto menjelaskan lebih lanjut bahwa dalam program pinjaman modal tadi mereka dan Kiva akan menggaet sejumlah mitra lokal untuk penyaluran kredit. Lewat tangan mitra lokal tadi, pinjaman diharapkan dapat menyentuh sebanyak mungkin UMKM di seluruh Indonesia.

“Tujuan kami adalah bisa menjangkau seluas-luasnya di semua sektor dan bisa memberikan tingkat bunga yang rendah,” imbuh Danny.

Sementara itu untuk dana hibah tadi akan difokuskan untuk pelatihan kejuruan anak muda. Program tersebut dijadwalkan memakan waktu dua tahun dengan harapan mengakselerasi kemampuan kerja angkatan muda di Indonesia.

Fokus melawan pengangguran

Fokus Google untuk menekan dampak pandemi terhadap angkatan kerja di Indonesia juga terlihat dari pengembangan aplikasi Kormo Jobs. Diluncurkan sejak awal tahun lalu, Google semakin mantap mengembangkan Kormo Jobs sebagai platform yang mempertemukan pencari pekerjaan dengan perusahaan yang membutuhkan.

Operations Lead Kormo di tim Next Billion Users Google Bickey Russell mengungkapkan setidaknya ada tiga pembaruan dalam aplikasi tersebut. Pertama adalah fitur yang memungkinkan terjadinya wawancara pekerjaan jarak jauh. Kedua adalah tersedianya modul belajar dalam bahasa Inggris yang bisa membantu pencari kerja. Terakhir adalah sertifikasi profesional untuk kursus online yang diambil. Untuk poin terakhir Google menggandeng Arkademi dan QuBisa.

Bickey mengklaim jumlah pengguna Kormo Jobs terus berlipat ganda pada tahun tahun ini. Itu sebabnya mereka terus memperluas daftar perusahaan yang terdaftar mulai dari sektor logistik, layanan esensial, hingga UKM.

“Untuk saat ini kami masih fokus meningkatkan performa aplikasi. Kami melihat masih perlu banyak peningkatan, seperti cara mencocokkan pencari kerja dengan perusahaan, merekomendasikan pekerjaan yang sesuai, dan lainnya. Itu fokus kami saat ini,” terang Bickey.

Selaras target pemerintah

Pada awal acara Google for Indonesia 2020, Presiden Joko Widodo yang membuka rangkaian dengan menyebut besarnya kebutuhan negara akan talenta digital. Presiden mengatakan setidaknya Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital hingga 2035 mendatang.

“Kita perlu lebih banyak lagi software developer, kita perlu lebih banyak lagi product designer, dan kita juga memerlukan dukungan content creator sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu pengembangan SDM IT tidak bisa ditunda-tunda lagi,” ucap Jokowi dalam pembukaan Google for Indonesia 2020.

Selain kebutuhan SDM di sektor digital, Jokowi juga menyinggung kebutuhan permodalan untuk menggairahkan UMKM di masa pandemi ini. Ia menyebut dari total 64 juta UMKM di Tanah Air, setidaknya baru 8 juta saja yang sudah terintegrasi ke teknologi digital.

Oppo InnoDay 2020: Perlihatkan Inovasi Layar Baru yang Bisa Memanjang

Oppo kembali menggelar Inno Day pada tahun 2020 ini yang bertempat di Shenzhen, Tiongkok. Mengambil latar belakang pengalaman pada jaringan internet, dengan mengedepankan “Teknologi untuk Umat Manusia, Kebaikan untuk Dunia” dan “inovasi yang bijak”, OPPO mengungkap strategi pengembangan teknologi “3 + N + X” untuk pertama kalinya.

“OPPO menggunakan teknologi untuk memberdayakan manusia dalam menangkap keindahan di sekitar mereka dan melepaskan imajinasi mereka tentang masa depan, dengan demikian dapat membantu setiap orang untuk mendapatkan hal terbaik dalam hidupnya. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menetapkan strategi pengembangan teknologi 3 + N + X dalam pengembangan jangka panjang OPPO,” tutur Tony Chen sebagai CEO dan pendiri OPPO.

Angka 3 mengacu pada tiga teknologi dasar, yakni perangkat keras, perangkat lunak, dan teknologi layanan, yang membantu OPPO menghadirkan AI terintegrasi kepada penggunanya di seluruh dunia. “N” mewakili sejumlah kemampuan penting OPPO, termasuk di antaranya AI (artificial intelligence), keamanan dan privasi, multimedia, dan interkonektivitas. Terakhir, “X”, mengacu pada teknologi diferensiasi terdepan serta sumber daya strategis seperti teknologi pengisian daya cepat yang mendorong inovasi dan meningkatkan pengalaman pengguna.

OPPO X 2021 Rollable Concept Handset_Gaming

Selain memperkenalkan strategi tersebut, OPPO juga memperkenalkan tiga produk konsep yang membuat saya terpukau melihatnya. Yang pertama adalah OPPO X 2021, yaitu sebuah smartphone yang layarnya bisa menjadi lebih lebar. Smartphone yang masih menjadi konsep ini bisa menjadi tablet dengan layar dari 6,7 inci menjadi 7,4 inci. Konsep perangkat ini menampilkan tiga teknologi hak milik OPPO, termasuk di dalamnya Powertrain Roll Motor, 2-in-1 Plate, dan laminasi layar bernama Warp Track, yang dibuat dan dikembangkan sendiri oleh OPPO.

Untuk membuat tampilan yang secara otomatis memendek dan memanjang dengan mulus, OPPO mengembangkan Powertrain Roll Motor. Dua motor penggerak yang terpasang di perangkat menghasilkan keluaran gaya konstan yang digunakan untuk menarik dan memperpanjang tampilan. Desain ini memastikan bahwa, saat tampilan bergerak, tekanan didistribusikan secara merata. Bahkan tarikan atau dorongan yang tiba-tiba tidak akan merusak layar.

OPPO sengaja mengembangkan layar jenis ini karena mereka memang tidak tertarik untuk mengembangkan layar tradisional. Sebagai catatan, layar tekuk yang saat ini digunakan pada beberapa smartphone masih dianggap sebagai layar tradisional. Layar gulung pada OPPO X 2021 ini pun sudah dapat dilihat dan dicoba pada OPPO Inno Day 2020, sehingga sudah terlihat bahwa penemuan dari OPPO ini nyata dan bukan hanya konsep gambar saja.

Perangkat kedua yang diperkenalkan adalah OPPO AR Glass 2021. Generasi selanjutnya dari kacamata pintar buatan OPPO ini ternyata lebih kecil dibandingkan dengan versi sebelumnya. Kali ini, bentuk OPPO AR Glass sudah seperti kacamata biasa, dibandingkan yang sebelumnya seperti sebuah kacamata VR.

OPPO AR Glass 2021-01

Kacamata pintar ini bisa ditingkatkan lagi kinerjanya saat tersambung dengan OPPO Find X2 yang menggunakan Snapdragon 865. OPPO AR Glass 2021 juga memiliki beragam sensor, di antaranya stereo fisheye camera, satu sensor Time-of-Flight (ToF), dan satu kamera RGB.

Terakhir, produk konsep yang diperkenalkan bukanlah sebuah hardware, tetapi software. Aplikasi CyberReal AR didukung oleh teknologi kalkulasi spasial secara real-time yang memungkinkan lokalisasi presisi tinggi dan scene recognition. Aplikasi ini nantinya bakal membuat model 3D sebuah lokasi berdasarkan lingkungan aslinya. Hal ini tentu saja bakal membuat fitur seperti Google Map Street View lebih interaktif lagi.

OPPO CybeReal Scenario image

CyberReal menggunakan sebuah teknologi yang bernama SLAM (Simultaneous Localization and Mapping). Informasi ini digunakan untuk mencapai lokalisasi spasial yang lebih akurat. Terakhir, melalui pembelajaran semantik, kecerdasan buatan memungkinkan ponsel cerdas dengan CybeReal untuk memahami apa yang dilihatnya. Teknologi lokalisi presisi tinggi secara real-time memungkinkan pemosisian yang lebih tepat daripada sebuah peta navigasi.

Semua produk konsep yang diperkenalkan ini belum memiliki tanggal peluncuran, harga, serta ketersediaan. Jadi, walaupun menggunakan nama 2021, belum tentu perangkat-perangkat tersebut akan tersedia pada tahun depan. Jadi, untuk merasakan OPPO X 2021, kita harus menunggu lebih lama lagi.

Startup Edtech Pembelajaran Bahasa Mandarin “LingoAce” Bidik 200 Ribu Pengguna di Indonesia

Startup edtech khusus belajar bahasa Mandarin LingoAce meresmikan kehadirannya di Indonesia pada hari ini, Rabu (18/11). Indonesia dan Thailand adalah dua negara yang diincar perusahaan asal Singapura ini, pasca mengantongi pendanaan Seri A+ senilai $6 juta dipimpin Sequoia India.

Dalam konferensi pers secara virtual, Founder & CEO LingoAce Hugh Yao menerangkan Indonesia adalah pasar yang strategis buat perkembangan LingoAce karena populasinya, pertumbuhan penetrasi internet yang menjanjikan, dan digadang-gadang sebagai negara dengan ekonomi digital yang paling potensial di ASEAN.

Ia dan tim juga melakukan riset mendalam sebelum benar-benar terjun ke negara ini. Makanya, perusahaan sangat menjunjung tinggi konsep lokalisasi agar LingoAce dapat diterima dengan baik.

“Kami sangat mengedepankan lokalisasi, dalam lima bulan kami mempersiapkan tim dan membuat situs dalam bahasa Indonesia. Pencapaiannya sangat memuaskan, kami berhasil mendapat 2 ribu pengguna,” terangnya.

Seperti diketahui, bahasa Mandarin adalah termasuk bahasa yang penting karena memiliki jumlah penutur terbanyak di dunia. Dalam suatu riset bahkan disebutkan belajar bahasa Mandarin juga berpengaruh kreativitas otak. Oleh karena itu, LingoAce menyasar pengguna dari kalangan usia 4-15 karena di sanalah masa emas seorang anak, yang mana belajar bahasa akan jauh lebih mudah bisa dicerna.

“Di atas umur 15 tahun, anak punya lebih banyak kegiatan sehingga mudah terdistraksi. Kami ingin mengajarkan bahasa Mandarin dan bisa dikuasai seumur hidup dengan cara yang personalisasi dan interaktif,” tambah Marketing Director LingoAce Indonesia Nirwanto Honsono.

LingoAce menyediakan platform belajar bahasa Mandarin untuk anak usia 4-15 tahun. Pengguna akan diajarkan oleh tutor native speaker yang tersertifikasi dan sudah lolos seleksi dalam mengajarkan bahasa Mandarin untuk anak dan remaja. Tutor ini berasal dari luar negeri, ada yang datang dari Singapura dan Tiongkok.

Tutor tersebut menyesuaikan proses pembelajaran untuk setiap individu, termasuk kecepatan dan gaya belajar setiap murid, dengan memperhatikan latar belakang budayanya. Proses belajar yang personalisasi ini membantu murid untuk belajar lebih cepat dan efektif. Durasi per kelas adalah 55 menit dan jadwal kelas lebih fleksibel.

Secara global, LingoAce telah digunakan oleh 100 ribu pelajar dan 2 ribu tutor yang tersebar di 80 negara, dan telah berhasil menyelesaikan 200 ribu kelas sejak pertama kali berdiri di 2017. Di Indonesia, LingoAce telah digunakan oleh 2 ribu pengguna, yang domisilinya masih terpusat di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan.

Ambisi di Indonesia

Nirwanto melanjutkan, pihaknya akan perbesar tim lokal agar dapat melayani kebutuhan pengguna di Indonesia. Dari pendanaan yang diperoleh perusahaan, banyak dialokasikan untuk merekrut lebih banyak karyawan. Dalam pipeline, pada tahun depan rencananya akan memiliki lebih dari 200 karyawan dari saat ini 25 orang. Tim tersebut akan ditempatkan untuk layanan pelanggan, operasional, dan pemasaran.

“Rencana kami adalah merekrut orang-orang yang punya pengalaman di bidang edukasi karena dalam operasional, kami tidak hanya berjualan saja. Kami ingin memantau perkembangan anak, apakah mereka on track atau tidak karena kami menawarkan pelayanan.”

Pada tahun yang sama, juga ditargetkan perusahaan dapat menggaet 50 ribu pengguna. Target yang lebih ambisius dipasang pada tahun berikutnya, perusahaan akan merekrut 500 karyawan, memiliki 200 ribu pengguna, dan menjadi pilihan utama untuk belajar bahasa Mandarin secara personal.

Di Indonesia, bahasa Inggris lebih populer daripada Mandarin, maka dari itu LingoAce sedang dalam persiapan untuk menghadirkan layanan tersebut. Nirwanto menargetkan pada tahun depan, belajar bahasa Inggris sudah tersedia dan digunakan pelajar.

Saat ini, perusahaan melakukan strategi akses kelas gratis untuk menarik 100 ribu pengguna baru dengan fasilitas keanggotaan selama setahun. Dengan program tersebut, pengguna dapat mengakses kelas-kelas Mandarin online tertentu sepuasnya.

Hugh menjelaskan di negara lain, perusahaan sudah mencatatkan pendapatan yang positif lewat strategi monetisasinya. “Ada tuition fee yang dibayarkan orang tua kepada kami, tapi ada juga kelas gratis yang bisa diakses untuk mendukung orang tua yang ingin mencoba untuk anaknya. Strategi ini imbang untuk memberikan dampak yang positif ke depannya,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Petskita Marketplace Offers Solution and Basic Needs for Pet

One industry that is still difficult to develop is a marketplace platform that offers services, products, and grooming for pets. Although some services have appeared since 2017, most of them have disappeared and are no longer operating. A market that is considered a “niche” means that not many platforms enter the segment.

However, it does not lessen the enthusiasm of startup activists to launch the service. This is proven by the presence of a new player with a unique business model, Petskita. A Medan-based startup offers various solutions and basic needs for pets in one integrated digital platform (website and application).

Petskita’s Co-Founder & CEO, Herpeiriati revealed to DailySocial that Petskita is an all-in-one platform that focuses on pets. Providing all pet needs in one platform, with integrated data, aiming to be a super-app for pet owners.

“In Petskita, we believe in the importance of a good partnership model with all business players in this field to get and retain users. Therefore, through Petskita products that will be integrated (Pets focused Marketplace, Pet Services Booking Platform, and Pet Our Service Management Platform) aims to provide users with a personalized experience and high value to all pet parents (animal owners) and business players in this industry,” Herpeiriati said.

Petskita monetizing strategy and business model

In just a few months, Petskita, founded by Herpeiriati, Taufin Rusli (CTO), and Gunawan Wahab (Managing Director), claims to have succeeded in getting a positive response from pet owners in Indonesia. With more than 6700 monthly active users (MAU), Petskita posted a sales increase of 71% in the first three months since its establishment.

Petskita offers a marketplace concept and an aggregator model by providing pet products and services. The monetizing strategy comes from various methods including commissions, subscriptions (both products, services, and SaaS) which will be applied at each stage of product launch.

“For the overall monetization strategy, Petskita is focused on building a pet ecosystem with integrated data that can provide added value to all Petskita customers,” Herpeiriati said.

Since May 2020, Petskita has launched a selection of more than 1000 products, from pet food to gadgets and accessories. Not only focusing on dogs and cats, but Petskita also provides products for fish, birds, rabbits, and other exotic animals. Petskita also makes it easy for all Pet Parents to meet the needs of their pets online during a pandemic.

“Since its launching, Petskita has received a lot of positive responses from pet parents in Indonesia, it is shown from the user growth which has increased by more than 49% in the last 5 months which can also be seen from the distribution of Petskita users from various provinces in Indonesia from the island of Sumatra to Papua.

Currently, Petskita is still developing new products and features. Several programs have also been presented, such as one of them; Kita For Pets as a movement and community of animal lovers that will be inaugurated shortly.

“Apart from that, we are also in the process of raising funds at an early stage. We expect this fundraising can help us develop further and faster,” Herpeiriati said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

LG Umumkan PuriCare Wearable Air Purifier Akan Tersedia di Indonesia

LG Electronics Indonesia akhirnya resmi mengumumkan dimulainya pemasaran perangkat air purifier terbarunya, yaitu LG PuriCare Wearable Air Purifier. Label wearable pada namanya, merujuk pada desain berbentuk serupa pelindung wajah yang menutupi bagian hidung dan mulut yang membuatnya dapat digunakan setiap saat bahkan saat beraktivitas di luar ruang, apalagi di situasi pandemi covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.

Terus meningkatnya perhatian masyarakat Indonesia pada kebersihan udara ditengah aktivitas kesehariannya, mendorong kami sebagai penyedia teknologi untuk membawa produk revolusioner ini ke Indonesia,” ujar Seungmin Park – President of Sales and Marketing PT. LG Electronics Indonesia. Tentang sebutan revolusioner ini, tak hanya dari bentuknya yang meninggalkan desain air purifier yang sebelumnya dikenal portable. Namun merujuk pula pada teknologi dan fitur didalamnya yang dibuat untuk melindungi sekaligus memberi kenyamanan dalam penggunaan.

AP-PuriCare-Wearable-Air-Purifier-

PuriCare Wearable Air Purifier ini termasuk dalam seri LG PuriCare yang dikenal luas sebagai lini produk LG bagi produk yang mengedepankan penciptaan udara bersih. Termasuk didalamnya berbagai seri produk air purifier, pengembangan seri LG PuriCare melebar menjangkau penggunaan bagi konsumen akhir rumah tangga maupun solusi bagi bangunan komersil.

Air purifier wearable ini mengadopsi dua filter H13 HEPA yang serupa dengan yang digunakan pada teknologi air purifier LG terkini. Penggunaan saringan khusus ini membuat LG PuriCare Wearable Air Purifier memiliki tingkat efektivitas optimal dalam menghilangkan bakteri, virus serta berbagai allergen yang melayang di udara. Kinerja ini telah terverifikasi melalui pengujian yang dilakukan dibawah observasi lembaga uji internasional TÜV Rheinland di Korea Selatan pada bulan Mei tahun ini.

Perhatian pada kenyamanan penggunaan, mudah terasa saat pertama kali mengenakan perangkat air purifier wearable ini. Pengembangan berdasarkan analisis pada tekstur wajah berpadu dengan pelindung bagian dalam dari material silikon medical grade, memberikan kenyamanan saat menempel di wajah. Desain ini sekaligus dibuat dengan pertimbangan untuk meminimalisir tingkat kebocoran udara hingga dibawah 10% pada sepanjang penggunaannya.

Meski dengan rancang bentuk yang rapat, tak membuat proses penapasan pengguna menjadi terhambat. Teknologi yang diterapkan LG bahkan membuat pengguna LG PuriCare Wearable Air Purifier dapat melakukan pernapasan alami.

Hal ini berkat keberadaan Dual Fan dan Respiratory Sensor. Berbentuk kipas yang menempel pada tempat filternya, Dual Fan memastikan penyaringan udara lebih baik dengan opsi pengaturan tiga tingkat kecepatan, sementara sesuai namanya, Respiratory Sensor bekerja mengidentifikasi tingkat volume pernapasan pengguna.

Menunjang kinerjanya, perangkat ini ditenagai baterai built-in berkekuatan 820mAh yang dapat diisi ulang. Kekuatan baterai ini membuatnya mampu beroperasi hingga delapan jam dengan kecepatan rendah dan dua jam pada pengaturan tertinggi. Dengan komponen utama seperti filter, penutup dalam, pelindung wajah, tali telinga dan pemanjang tali mudah dilepas dan ganti, membuat perangkat purifier wearable ini mudah dibersihkan.

Lebih lanjut bicara mengenai ketersediaannya di Indonesia, LG PuriCare Wearable Air Purifier akan ditawarkan dalam paket penjualan yang termasuk berbagai perangkat cadangan pengganti. Selain unit utama, didalamnya juga akan termasuk 4 filter PuriCare, 10 lapisan dalam, 1 tali tambahan untuk telinga, dan 1 kabel pengisi daya tipe C. Khusus untuk membawanya sehari-hari, untuk menjaga tingkat kebersihannya LG juga menyediakan 1 kantong khusus.

Sementara sebagai opsi tambahan yang melengkapi penjagaan kebersihan bagi PuriCare Wearable Air Purifier, LG menyediakan wadah penyimpan berteknologi sanitasi LG UV Nano. Hadir dengan opsi pembelian terpisah, wadah khusus ini menggunakan pancaran cahaya UV-C LED yang dirancang mampu mengeliminasi 99.99% kuman hanya dalam 30 menit. Tak hanya itu, wadah khusus ini menyingkirkan kelembaban pada berbagai komponen dalam yang disebabkan pernapasan penggunanya.

Dengan seluruh kemampuannya memberikan perlindungan dan kenyamanan melalui udara lebih bersih, LG menyatakan optimis PuriCare Wearable Air Purifier akan mudah menarik perhatian calon penggunanya di seluruh Indonesia. Lebih lanjut terkait menandai pemasaran perdana LG PuriCare Wearable Air Purifier, LG akan menghelat sebuah kegiatan interaktif di kanal media sosial LG. Kegiatan ini membuka peluang bagi peminat LG PuriCare Wearable Air Purifier untuk mendapatkannya secara cuma-cuma. Meski belum menyebut kepastian waktunya, namun LG memberi ancang-ancang bahwa kegiatan ini akan berlangsung pekan depan.

Jabra Elite 85t Ialah True Wireless Earbuds Terbaru dengan Fitur Advanced ANC

Jabra telah mengumumkan true wireless earbuds seri Elite terbarunya, bernama Jabra Elite 85t. Dengan fitur utama Jabra Advanced Active Noise Cancellation (ANC) dan memiliki chipset ganda untuk menghadirkan kemampuan tingkat noise-cancelling selangkah lebih maju dari yang ditawarkan ANC standar Jabra, tanpa kompromi pada desain dan kenyamanan penggunaan.

Jabra mengklaim Elite 85t ialah earbuds terkecil yang menawarkan ANC premium yang dapat menciptakan ruang pribadi Anda dengan tenang. Lengkap dengan fitur HearThrough agar Anda tetap dapat mendengar sekeliling, kedua fitur ini dapat disesuaikan sepenuhnya dengan fokus ekstra pada kinerja suara alami dan limited occlusion (penyumbatan/penutupan) melalui desain semi-terbuka dan beberapa mikrofon ANC.

Untuk meningkatkan kualitas panggilan telepon, Elite 85t dilengkapi 6 mikrofon. Perlindungan terhadap suara bising angin telah ditingkatkan sehingga memungkinkan pengguna untuk melakukan panggilan dengan baik di mana saja. Mikrofon di bagian dalam dan luar earbuds digunakan untuk melengkapi Jabra Advanced ANC, yang mampu meredam bising dengan lebih baik, menyaring lebih banyak kebisingan di semua frekuensi.

Fleksibilitas Jabra Advanced ANC lebih dari sekedar solusi on/off karena dapat disesuaikan lebih jauh, mulai dari full ANC hingga full transparency dengan mode HearThrough. Artinya Elite 85t ini menawarkan pengalaman yang lebih dipersonalisasi sehingga pengguna dapat memegang kendali terhadap lingkungan sekitar mereka.

Jabra Elite 85 Angle 9 Titanium Black1

Di Jabra, kami menciptakan produk dengan tujuan tertentu dan hari ini kami bangga dapat menunjukkan bahwa komitmen kami terhadap ANC adalah tanpa pengecualian. Pengguna headset saat ini menantikan hal-hal hebat dalam suatu kemasan kecil, kami senang sekali dapat menghadirkan ANC terbaik di kelasnya, melalui desain yang sangat compact dan ramping,” Louis Sudarso, Country Sales Manager, Consumer, Jabra Indonesia.

Kami bangga dapat membawa pengguna ke dalam perjalanan ANC bersama kami dengan memberikan peningkatan secara gratis pada Elite 75t yang telah mereka miliki – kami memimpin inisiatif ini sebagai merek global pertama yang menjalankan pembaruan over-the-air. Bagi kami, ANC saat ini sama artinya dengan ‘Accept No Compromise’,” tambahnya.

Jabra Elite 85 Exploded View1

Elite 85t dibekali speaker 12mm yang memungkinkan menghasilkan suara yang besar dengan bass yang kuat, sekaligus meningkatkan kenyamanan dan mengurangi tekanan telinga dengan desain semi-terbuka. Jabra telah mengadaptasi gel telinga (ear gel) menjadi bentuk oval supaya lekat dengan lebih baik di telinga. Ini berarti posisi tower earbuds tidak terlalu masuk di dalam di telinga, sehingga lebih nyaman tetapi tidak mudah lepas.

Bodinya tahan terhadap air dan debu dengan peringkat IPX4 dan bergaransi 2 tahun. Bersertifikasi Qi untuk pengisian daya nirkabel (wireless charging) dan kompatibel dengan semua pengisi daya bersertifikasi Qi. Ketahanan baterainya mencapai 5,5 jam dengan ANC aktif dan bisa diperpanjang hingga 25 jam melalui casing pengisi daya dengan ANC aktif dan 31 jam dengan ANC non-aktif.

Untuk harga dan ketersediaannya, Jabra Elite 85t akan tersedia di mitra retail mulai Desember 2020 dengan harga retail yang disarankan Rp3.290.000. Informasi lebih lanjut kunjungi webiste resmi Jabra.