Catat Penguatan Kinerja di Kuartal III 2022, GoTo Optimistis Menuju Kondisi Profitabilitas

Grup GoTo, hasil peleburan dua entitas (Gojek dan Tokopedia) yang membentuk ekosistem digital terbesar di Indonesia pada hari ini (22/11) mengumumkan kinerja keuangan dan operasional untuk kuartal ketiga tahun 2022 (3Q22). Laporan ini menunjukkan adanya pertumbuhan pendapatan dan penggerusan rugi EBITDA yang disesuaikan.

Pada kuartal III ini, GoTo secara konsisten mempercepat langkah menuju profitabilitas dengan terus mendorong monetisasi, melakukan efisiensi terhadap belanja insentif, serta mengoptimalkan beban usaha.

Perusahaan baru saja mengumumkan PHK pada 12% atau sekitar 1300 orang karyawannya.

Total nilai transaksi (GTV) di kuartal ketiga tumbuh 33% (year on year) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai 161 triliun Rupiah. Hal ini disebut telah melampaui target pencapaian perusahaan di kuartal tersebut.

Di samping itu, perusahaan juga membukukan pendapatan bersih senilai 4,5 triliun Rupiah, tumbuh 206% dari kuartal yang sama di tahun sebelumnya senilai 1,4 triliun Rupiah. Angka ini mencakup kontribusi dari tiga layanan utama perusahaan, yaitu on-demand, e-commerce, dan fintech.

Segmen on-demand services tumbuh mencapai 15,7 triliun pada 3Q22, dipicu  peningkatan layanan mobilitas, termasuk kegiatan sektor konvensional yang berangsur normal, seperti kembali ke sekolah dan bekerja dari kantor.

Upaya monetisasi terus berkembang seiring pertumbuhan layanan premium. Hal ini bersamaan dengan peningkatan biaya platform untuk layanan mobilitas dan take rate dari skema komisi merchant serta biaya platform pada bisnis pesan antar makanan.

Di segmen e-commerce, peningkatan mobilitas masyarakat menuju aktivitas sosial secara fisik tidak berdampak signifikan pada pertumbuhan GTV. Tercatat pertumbuhan pendapatan bruto segmen ini pada 3Q22 melampaui pertumbuhan GTV, meningkat 27% YoY di angka 2,2 triliun Rupiah.

Hal ini didukung take rate bisnis konsumen-ke-konsumen (C2C) melalui implementasi skema komisi baru untuk mitra pedagang C2C, peluncuran skema biaya platform baru, dan pemanfaatan value-added service seperti iklan dan logistik.

Pada segmen fintech (financial technology), GoTo masih konsisten mencatatkan pertumbuhan GTV dan pendapatan bruto masing-masing sebesar 78% dan 48% YoY. Inisiatif perusahaan dalam memperluas penetrasi dompet digital GoPay ke seluruh ekosistem mendorong peningkatan penggunaan.

Ke depannya, pihak GoTo mengungkap akan terus meningkatkan margin kontribusi melalui optimalisasi beban promosi, bersamaan dengan pergeseran sumber pendapatan dengan produk yang memiliki margin lebih tinggi khususnya pinjaman, di mana Perseroan secara aktif melakukan uji coba terhadap produk baru, seperti pinjaman tunai yang sudah mulai diuji coba pada Oktober 2022.

Masih merugi

Tidak bisa dimungkiri bahwa perusahaan hingga saat ini masih belum mencetak laba. Dengan meningkatnya beban-beban perusahaan, rugi bersih GoTo makin membengkak. Hingga kuartal III 2022, rugi bersih perusahaan 20,9 triliun Rupiah, melonjak 32% dari periode yang sama di tahun sebelumnya senilai 15,8 triliun Rupiah.

Rincian beban termasuk beban penjualan dan pemasaran yang mencapai Rp11,27 triliun, meningkat dua kali lipat lebih dari tahun lalu. Beban pokok pendapatannya juga meningkat sebesar 52,43% (yoy) menjadi Rp3,85 triliun.

Lalu beban umum dan administrasi GoTo meningkat 67,45% (yoy) menjadi Rp8,62 triliun, beban pengembangan produk naik menjadi Rp3,33 triliun, beban penyusutan dan amortisasi Rp2,27 triliun, serta beban operasional dan pendukung naik menjadi Rp1,36 triliun.

Meskipun begitu, perusahaan tetap optimistis menargetkan margin kontribusi positif pada kuartal I 2024, disokong margin positif dari on-demand service (kuartal I 2023) dan e-commerce (kuartal IV 2023).

Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo mengungkapkan, “Perbaikan margin usaha sejalan dengan pertumbuhan pendapatan Perseroan, yang menunjukkan resiliensi bisnis kami dan kekuatan perekonomian Indonesia. Capaian kinerja
keuangan dan operasional pada kuartal ini menegaskan bahwa Perseroan berada di jalur pertumbuhan yang tepat sebagai ekosistem digital terbesar di Indonesia.”

Grup Modalku Masuk ke Bisnis Multifinance Lewat Akuisisi

Startup fintech lending Grup Modalku memperluas jangkauan pasar dengan menawarkan solusi pembiayaan multifinance melalui akuisisi PT Buana Sejahtera Multidana. Fokusnya tetap di segmen UMKM. Pengumuman ini sekaligus meresmikan entitas baru di bawah grup Modalku dengan nama PT Modalku Finansial Indonesia atau Modalku Finance.

Aksi korporasi ini diikuti dengan perubahan kepemilikan saham, Grup Modalku menjadi pemegang saham mayoritas, serta perubahan fokus usaha menjadi pembiayaan produktif PT Buana Sejahtera Multidana. Pihaknya mengungkapkan bahwa hal ini merupakan strategi manajemen yang sangat terencana demi mengoptimalkan pertumbuhan bisnis dan mendukung lebih banyak UMKM di Indonesia.

Terkait multifinance, Co-Founder Modalku Reynold Wijaya mengungkapkan bahwa pengembangan Modalku Finance didorong oleh permintaan serta ekspektasi konsumen terhadap akses pendanaan yang semakin beragam. Selain itu juga untuk menjangkau aksesibilitas pasar yang lebih luas, dengan menghadirkan berbagai produk yang lebih variatif dengan limit modal usaha yang lebih tinggi.

Steven Gunawan yang ditunjuk sebagai President Director Modalku Finance mengungkapkan, “Kehadiran Modalku Finance diharapkan dapat menghadirkan solusi pembiayaan dalam sektor produktif berupa produk yang dapat berguna untuk membiayai aktivitas permodalan bagi perusahaan seperti pembelian bahan baku, pembiayaan piutang usaha, serta peningkatan kapasitas produksi usaha.” tambahnya.

Produk Modalku Finance

Modalku Finance menawarkan berbagai fungsi pembiayaan, di antaranya Pembiayaan Modal Kerja, Pembiayaan Investasi, dan Pembiayaan Multiguna. Pembiayaan Modal Kerja dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran yang habis dalam satu siklus aktivitas usaha.

Untuk layanan Pembiayaan Investasi dapat disalurkan ke barang modal beserta jasa yang diperlukan untuk aktivitas usaha/investasi, rehabilitasi, modernisasi, ekspansi, atau relokasi tempat usaha/investasi. Sedangkan Pembiayaan Multiguna, dapat digunakan untuk keperluan konsumtif dan bukan untuk keperluan usaha.

Nominal yang ditawarkan untuk pembiayaan modal kerja dan investasi ini sendiri lebih besar dari yang ditawarkan pada layanan P2P lending Grup Modalku, mulai dari Rp500 juta hingga Rp25 Miliar dengan tenor pinjaman yang bervariasi hingga 12 bulan.

Sedangkan bagi pembiayaan multiguna, pembiayaan dimulai dari Rp50 juta dengan tenor yang bervariasi. Skema pembayaran yang ditawarkan cukup fleksibel, dimana pembayaran pokok dapat dilakukan sekaligus pada akhir tenor atau angsuran per bulan sesuai produk yang dipilih. Bunga mulai dari 1% per bulan dengan waktu proses yang cepat.

Terkait diferensiasi dengan Grup Modalku, Steven menjelaskan tujuan Modalku Finance ini bisa digunakan bagi UMKM yang naik kelas sehingga membutuhkan pendanaan lebih. Mengingat, P2P lending hanya bisa menyalurkan pinjaman maksimal Rp2 miliar, sementara multifinance bisa mencapai Rp25 miliar.

Target ke depan

Jika dilihat pada tahun-tahun sebelumnya, industri multifinance memang mengalami tren penurunan terutama pada masa pandemi Covid-19 yang menyebabkan piutang pembiayaan terus menurun.

Namun, memasuki 2022, OJK mencatatkan nilai outstanding piutang pembiayaan multifinance pada Agustus 2022 meningkat 8,57& menjadi sebesar Rp389,54 triliun. Hal ini membuktikan bahwa adanya tren peningkatan pada industri multifinance.

Sementara, President Director Modalku Finance Steven Gunawan mengungkapkan, Grup usaha Modalku telah sejak lama berangan-angan untuk masuk ke dalam industri multifinance. Ia juga menambahkan bahwa salah satu proposisi nilai perusahaan adalah dengan berfokus pada pembiayaan produktif.

Ke depannya, Modalku Finance akan konsisten melakukan berbagai inovasi bisnis dan teknologi untuk memperluas jangkauan. Modalku Finance merupakan bagian dari Grup Modalku. Hingga saat ini, Grup Modalku telah menyalurkan modal usaha sebesar Rp40,42 Triliun kepada lebih dari 5,1 juta jumlah transaksi pendanaan UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Terkait rencananya masuk ke neobank, Reynold menekankan bahwa untuk saat ini belum ada rencana melakukan akuisisi lagi, termasuk menambah kepemilikan saham di Bank Index menjadi pemegang saham mayoritas. “Kami dengan sangat pasti tidak ada rencana akuisisi untuk perbankan karena berbagai macam hal yang sering dijelaskan, satu sisi mahal sekali,” ujar Reynold.

Ia menambahkan, saat ini lebih memfokuskan untuk keberlanjutan bisnis yang menuju profitabilitas. Sehingga, ia bakal lebih bijak untuk melakukan ekspansi ke depannya. “Untuk mencapai target perusahaan yang profitabilitas, kami terus fokus untuk mengembangkan fundamental dan bisnis,” ujar Reynold.

Sebelum ekspansi ini, Modalku juga sempat mengakuisisi startup fintech pembayaran asal Singapura bernama CardUp. Selain itu, melalui anak usahanya Funding Asia Group, Pte. Ltd, Modalku memiliki saham 10% di PT Bank Index Selindo.

Hingga saat ini, Modalku telah menyalurkan modal usaha sebesar Rp40,42 Triliun kepada lebih dari 5,1 juta jumlah transaksi pendanaan UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Application Information Will Show Up Here

Investasi Masa Kini untuk Generasi Muda Indonesia

Digitalisasi telah memberi dampak yang cukup signifikan bagi perkembangan dunia investasi di tanah air. Penetrasi teknologi diyakini telah memperkecil entry barrier atau keadaan yang menghalangi orang untuk mulai berinvestasi. Mulai dari kehadiran platform teknologi hingga penyebaran konten literasi menjadi ‘bekal’ untuk para generasi muda memulai investasi.

DailySocial.id mengundang dua figur terkait untuk membahas kondisi industri investasi masa kini untuk para generasi muda Indonesia dalam sesi diskusi #SelasaStartup. Mereka adalah Head of IDX Marco Poetra Kawet dan Head of Financial Education Bibit Vivi Handoyo Lie.

Secara umum, investasi adalah ketika kita menempatkan sesuatu di masa kini dengan harapan bisa berkembang di masa depan. Hal ini termasuk berinvestasi pada diri sendiri. Terkait finansial, investasi sangat dipengaruhi oleh pemilihan instrumen yang tepat. “Instrumen investasi yang tepat akan membawa kalian mencapai tujuan finansial. Kalau tidak berkembang, berarti ada yang salah,” ungkap Marco.

Ada beberapa alasan mengapa banyak orang yang masih enggan untuk mulai berinvestasi. Pertama, anggapan bahwa investasi itu membutuhkan uang yang banyak. Kedua, proses berinvestasi dinilai rumit, ditambah banyak sentimen negatif disebabkan kasus investasi bodong yang banyak menimpa masyarakat awam.

Lain dulu, lain sekarang. Investasi masa kini sudah tidak lagi mengharuskan investor untuk datang secara langsung untuk setiap proses administratif. Peran regulator yang memungkinkan digitalisasi di sektor ini seperti eKYC berdampak signifikan bagi pertumbuhan dunia investasi masa kini. Evolusi dalam sektor ini sangat terbantu oleh infrastruktur digital, penetrasi internet, juga penggunaan smartphone.

Kontribusi platform teknologi

Kehadiran aplikasi wealthtech dengan multi-aset investasi diklaim menjadi salah satu faktor pendorong tren kenaikan investor ritel. Hal ini dikarenakan mereka dapat mengintegrasikan beberapa kelas aset untuk memperluas portofolio, mengawasi asetnya, dan membantu perencanaan untuk tujuan jangka panjang.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 14 Oktober 2021, jumlah investor pasar modal telah tumbuh sebesar 489 persen mencapai 6,5 juta investor, dibandingkan pada akhir 2017 lalu yang masih di angka 1,12 juta. Hal ini juga didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap investasi.

Sebagai perwakilan IDX, Marco mengungkapkan bahwa pihaknya menyambut baik startup teknologi yang telah menyediakan platform investasi. Ia turut memaparkan informasi bahwa sekitar 80% dari total investor di pasar modal adalah generasi muda, rata-rata berumur di bawah 40 tahun.

“Peran generasi muda ini sangat besar. Dengan angka yang besar ini, tentunya membutuhkan dukungan dari semua stakeholder. Kita berharap semua stakeholder tetap comply dengan aturan yang ada. Kita beri keleluasaan sebisa mungkin untuk menggaet investor menggunakan berbagai platform dan social media yang ada,” ujarnya.

Bibit sendiri memiliki misi untuk mempermudah akses terhadap investasi, termasuk dengan kolaborasi bersama perusahaan teknologi lainnya. Salah satu partnernya adalah Bank Jago. Pihaknya ingin menciptakan jaringan seluas mungkin. Dengan kolaborasi, harapannya adalah bisa menciptakan fitur yang membuat investasi lebih memiliki value.

“Ke depannya, kami tidak hanya ingin mempermudah untuk para investor memulai, tetapi juga dalam memilih instrumen investasi yang tepat, serta dalam menjalani setiap prosesnya. Kita mau menghadirkan solusi yang scalable. Kita mulai dari Stockbit untuk saham, lalu kita hadirkan Bibit, untuk investor pemula,” ungkap Vivi.

Di Indonesia sendiri, selain Bibit, banyak platform yang menawarkan kemudahan berinvestasi untuk pemula seperti Moduit yang memang secara tegas menargetkan generasi muda sebagai sasarannya. Ada juga Ajaib yang belum lama ini menawarkan investasi aset kripto, salah satu instrumen yang juga tengah diminati masyarakat.

Penyebaran konten literasi

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia berada di level 38,03% pada 2019.  Angka ini menunjukkan, dari setiap 100 jiwa penduduk hanya ada sekitar 38 orang yang memiliki pemahaman tentang lembaga keuangan dan produk jasa keuangan dengan baik. Dengan demikian terdapat 62 jiwa penduduk lainnya yang belum memiliki literasi keuangan.

Salah satu penggerak investasi yang cukup kuat adalah FOMO atau fear of missing out. Banyak orang yang latah dan akhirnya hanya ikut-ikutan. Meskipun hal ini bisa mencemplungkan mereka di kolam investasi, namun tetap harus bijak dalam memilih. Marco menyampaikan pentingnya bagi investor untuk punya analisa sendiri.

Generasi jaman sekarang sudah sangat dimanjakan dengan platform-platform yang menyajikan data perusahaan yang sudah diproses oleh provider. Tidak seperti jaman dulu yang masih harus melihat laporan keuangan masing-masing perusahaan. Platform ini bisa digunakan sebagai referensi, namun tetap disesuaikan dengan preferensi pribadi dan profil risiko.

Demikian pula konten-konten terkait investasi dan literasi keuangan sudah semakin banyak beredar. Meskipun begitu, tetap harus selektif dalam menyaring informasi. Pastikan realibilitas dan legalitas dari sumbernya. Platform teknologi seperti Bibit juga menawarkan kelas gratis untuk mereka yang mau memperdalam pemahaman terkait investasi.

Edukasi mindset itu penting, jangan cuma cari cepat untung. Investasi ini konsepnya lebih ke marathon. Intinya, investasi membutuhkan komitmen dan usaha. “Kalau bisa tanpa usaha dan analisa apapun di saham, semua orang bisa kaya. Harus ada kemauan untuk belajar,” ujar Vivi.

Menurut Vivi, instrumen investasi yang cocok untuk pemula tidak bisa disamaratakan. Pilih investasi yang sesuai jangka waktu dan profil resiko. Saham memiliki profil risiko yang lebih tinggi, pergerakannya lebih volatile. Di sisi lain, obligasi lebih sederhana untuk jangka panjang. Begitu pula untuk jangka pendek, ada pilihan lainnya. Kembali pada pilihan instrumennya.

Instrumen seperti reksa dana bisa menjadi pilihan, karena ada profesional yang bantu mengelola. Selain itu ada juga Surat Berharga Negara (SBN) untuk pemula, namun dana harus disimpan dalam jangka waktu lama. Ada beragam strategi investasi mengacu pada instrumennya.

“Yang mau ditanamkan adalah, ada banyak pilihan instrumen investasi. Tidak masalah condong ke mana. Intinya, generasi muda berinvestasi di jalur yang tepat. Terkait porsinya, bisa disesuaikan,” ujar Marco.

Investasi di tengah isu resesi

Menurut Marco, Indonesia dewasa ini tengah berusaha mengubah pola dari saving society menuju investment society. Ekosistemnya sedang dan masih berlangsung. Bahkan di tengah isu resesi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia disebut kian melejit, dengan kontribusi generasi muda pada 60% PDB negara.

Terkait investasi di tengah ancaman resesi ini, Vivi menegaskan bahwa dalam ekonomi dan pasar modal, naik turun itu biasa. Resesi sendiri bukanlah hal baru. Menurut perhitungannya, separah apapun penurunan yang terjadi, pasar akan selalu kembali ke nilai awalnya, bahkan lebih tinggi. Pesan Vivi, “Untuk yang sudah mulai investasi, kalau kalian khawatir, ingat lagi tujuan awal berinvestasi. Buat yang belum mulai, jangan biarkan isu resesi menjadi alasan untuk tidak mau memulai.”

Marco menambahkan ada empat indikator fundamental ekonomi. Pertama, harga tukar Rupiah dengan USD, rendah bukan berarti kita terpuruk. Ini menlibatkan dominasi global, Amerika menunjukkan itu dengan pengaruh USD. Kedua, terjadinya inflasi yang kemudian coba diredam dengan kenaikan suku bunga. Ketiga, cadangan devisa negara. Lalu, yang terakhir, non-performing loan (NPL) untuk menghitung kemampuan masyarakat dalam menyelesaikan tanggung jawabnya.

Menurut Marco, orang yang berhasil adalah orang yang bisa melihat momentum. “It’s about momentum. Anda mau jadi orang yang termakan isu atau mengambil momentum? Resesi bisa jadi pertimbangan, tetapi tidak menghalangi investasi,” tutupnya.

Alasan GOTO Rumahkan 12% Karyawan, Ingin Lebih Efisien dan Fokus di Layanan Inti

Setelah ramai pemberitaan terkait isu pemutusan hubungan kerja, Grup GoTo akhirnya memberikan pernyataan resmi terkait strategi efisiensi yang dilakukan perusahaan. Hal itu disampaikan pada hari ini (18/11) melalui townhall yang melibatkan seluruh karyawan dan dipimpin langsung oleh Grup CEO GoTo Andre Soelistyo.

Sebanyak 1.300 orang atau sekitar 12% dari total karyawan tetap Grup GoTo akan segera dirumahkan atas dasar efisiensi. Perusahaan mengungkapkan bahwa hal ini merupakan langkah strategis yang harus diambil dalam upaya mendorong percepatan kemandirian finansial perusahaan.

Seperti diketahui dalam laporan keuangan grup GoTo per semester I (H1) 2022, perseroan disebut masih mengalami rugi diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp13,64 triliun, naik 117,28% yoy. Adapun pada semester I 2022, perseroan mengalami rugi bersih Rp6,28 triliun.

Tantangan makro ekonomi global juga berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia. Keputusan efisiensi ini diambil supaya perusahaan lebih agile dan mampu menjaga tingkat pertumbuhan positif bagi semua stakeholder dalam ekosistemnya.

Pihaknya mengakui bahwa efisiensi ini merupakan keputusan sulit namun tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, perusahaan berkomitmen untuk memberi dukungan yang komprehensif selama masa transisi mengingat kontribusi para karyawan pada perusahaan selama ini.

Karyawan terdampak akan memperoleh paket kompensasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan di tiap negara tempat GoTo beroperasi. Lebih dari itu, GoTo juga memberikan sejumlah dukungan finansial seperti tambahan satu bulan gaji, serta kompensasi pengganti periode pemberitahuan (notice-in-lieu).

Selain itu, perusahaan juga memberi dukungan pencarian kerja serta layanan konseling. Karyawan terdampak berhak memiliki laptop yang saat ini mereka gunakan, mengakses berbagai program pelatihan, serta dapat bergabung ke direktori alumni GoTo dan mendapat rekomendasi untuk bekerja dalam jaringan rekanan bisnis grup GoTo. Fasilitas ini akan tersedia hingga akhir bulan Mei 2023.

Sepanjang 2022, sejumlah startup terpantau melakukan efisiensi bisnis dengan merumahkan karyawannya, antara lain Xendit, JD.ID, LinkAja, Shopee, HappyFresh, serta Tokocrypto.

Fokus selanjutnya

Dalam pemaparan sebelumnya, manajemen GoTo sendiri menyebutkan bahwa perseroan saat ini tengah memiliki prioritas untuk mempercepat langkah menuju profitabilitas. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengarahkan fokus pada layanan inti, yaitu on-demand, e-commerce, dan fintech.

Segmen bisnis on-demand GoTo akan terus berkembang, seiring berangsur kembalinya mobilitas masyarakat, utamanya di sisi online food delivery (OFD). Layanan GoFood kini telah menjadi elemen yang tidak terpisahkan dari keseharian masyarakat. Akselerasi layanan ini menjadi signifikan salah satunya berkat pandemi.

Di samping itu, GoTo disebut telah mencatatkan kenaikan kinerja pada segmen bisnis e-commerce dan fintech. Secara rinci, bisnis ini mencatatkan performa baik dengan kenaikan pendapatan bruto sebesar 57 persen menjadi Rp4,01 triliun dari Rp2,56 triliun untuk e-commerce. Lalu, disusul fintech naik 52 persen menjadi Rp759,43 miliar dari sebelumnya Rp501,22 miliar.

Andre turut menjelaskan, strategi perusahaan yang bergeser dari bisnis berbasis subsidi menuju diferensiasi produk bekerja dengan baik, sebagaimana ditunjukkan dengan meningkatnya penggunaan lintas platform, serta memberikan ruang bagi perusahaan untuk menajamkan fokus dan meningkatkan jumlah pelanggan loyal yang menghasilkan monetisasi bernilai tinggi.

Kuartal kedua tahun 2022 menampilkan pertumbuhan berkualitas dan berkelanjutan, didukung peningkatan monetisasi, belanja insentif yang lebih efektif, dan pemanfaatan beban operasional secara lebih optimal. GOTO membukukan pendapatan bersih sebesar Rp3,38 triliun, naik 73,32% secara yoy dari Rp1,96 triliun di kuartal yang sama di tahun sebelumnya.

Sejak awal tahun, pihaknya mengaku telah melakukan evaluasi optimalisasi beban biaya secara menyeluruh, termasuk penyelarasan kegiatan operasional, integrasi proses kerja, serta negosiasi ulang berbagai kontrak kerja sama. Pada akhir kuartal kedua 2022, perusahaan tercatat menghemat biaya struktural sebesar Rp800 miliar dari berbagai aspek, termasuk teknologi, pemasaran dan outsourcing.

Application Information Will Show Up Here

Platform Yippy Perkenalkan “Gifting as a Service” Targetkan Segmen B2B

Pandemi telah memicu lahirnya tren remote working, yang tidak mengharuskan karyawan hadir di kantor untuk bekerja. Perubahan ini secara tidak langsung turut memengaruhi sistem kerja dalam sebuah perusahaan. Salah satu usaha perusahaan untuk tetap memelihara produktivitas dan loyalitas para karyawan adalah pemberian hadiah atau corporate gifting.

Di Indonesia sendiri, budaya memberi hadiah ini sudah berjalan sejak lama. Namun, prosesnya masih sangat manual. Mulai dari merencanakan hadiah, mengumpulkan data, hingga pengirimannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Gifting as a service merupakan sebuah solusi yang bertujuan untuk mengelola distribusi hadiah di sebuah perusahaan baik secara internal maupun eksternal.

Yippy.id merupakan salah satu layanan yang menawarkan layanan corporate gifting untuk memudahkan perusahaan dalam mendistribusikan hadiah ke karyawan internal maupun klien di luar perusahaan. Yippy menyediakan platform end-to-end dengan fitur lengkap yang mengawal mulai dari pemilihan produk, packaging, logistik, hingga proses tracking.

Berawal dari pengalaman menjadi penerima hadiah di perusahaan terdahulu, Founder & CEO Yippy Ananda Amelita melihat bahwa proses gifting di perusahaannya masih sangat manual. Selain itu, ia juga menemukan survei yang menunjukkan lebih dari 50% karyawan tidak mengapresiasi hadiah yang diberikan perusahaan.

Dari situ, ia mulai berfikir bagaimana cara untuk mendigitalisasi proses pemberian hadiah ini agar lebih efisien, serta memungkinkan hasil yang lebih efektif untuk kedua belah pihak, baik pengirim dan penerima. Proposisi nilai yang ditawarkan Yippy melalui corporate gifting ini terletak pada personalisasi. Bahwasanya, para penerima hadiah layak untuk mendapat pilihan

Dengan menggunakan platform Yippy.id, pihak pengirim akan disediakan ragam rekomendasi pilihan hadiah yang bisa dipersonalisasi sesuai dengan preferensi pengirim dan penerima. Selain itu, pengumpulan data penerima juga dilakukan secara otomatis guna mempercepat proses gifting. Platform ini juga memungkinkan integrasi untuk proses yang lebih efisien dalam ekosistem perusahaan.

Dari sisi penerima, mereka akan mendapat link untuk memilih sendiri hadiah apa yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. Melalui link tersebut, mereka bisa mengisi data terkini untuk melanjutkan proses. Setelah itu, penerima tinggal menunggu paketnya sampai ke alamat yang dituju.

Dalam menyediakan pilihan hadiah di dalam platformnya, Yippy bekerja sama dengan UMKM lokal untuk menawarkan lebih dari 700 item yang dapat dipilih oleh penerima hadiah. Dari sisi logistik, perusahaan juga telah bermitra dengan perusahaan logistik terdepan di tanah air untuk memastikan pengantaran paket yang tepat dan cepat.

Yippy mulai beroperasi dari Januari 2022. Saat ini, perusahaan telah mendapatkan pendanaan eksternal pre-seed dari program akselerator asal Singapura, Iterative. Sebelumnya, perusahaan juga pernah mengikuti program akselerator dari Antler. Di sini, Ananda bertemu dengan co-founder-nya, Welly Huang.

Peluang dan target ke depan

Pada tahun 2021, Coresight Research melakukan survei dengan GiftNow pada 300 pembeli hadiah perusahaan di Amerika Serikat. Hasilnya menunjukkan bahwa hampir 50% bisnis berniat meningkatkan frekuensi pemberian hadiah pasca Covid-19. Secara global, industri corporate gifting diproyeksikan tumbuh sebesar $64 miliar selama beberapa tahun ke depan, mencapai $306 miliar pada tahun 2024.

Secara umum, corporate gift disebut sebagai cara untuk mempererat hubungan perusahaan dengan karyawan atau pelanggan. Namun, tantangannya masih ada dari sisi edukasi pasar. Sebagai salah satu pionir, Yippy mengaku bahwa belum ada kompetitor langsung yang menawarkan layanan serupa dengan mereka. Meskipun begitu, banyak perusahaan yang masih mempercayakan urusan gifting pada vendor yang lebih spesifik.

Terkait target pasar, wanita yang kerap disapa Nanda ini mengungkapkan bahwa saat ini pasarnya adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki anggaran untuk pemberian hadiah. Namun, timnya percaya bahwa pada akhirnya, semua perusahaan akan semakin peduli dengan kesejahteraan karyawannya dan membutuhkan layanan corporate gifting ini.

Hingga saat ini, Yippy telah membantu sejumlah perusahaan untuk mengelola pemberian hadiah melalui berbagai kegiatan. Beberapa nama yang telah memanfaatkan solusi Yippy.id termasuk Pinhome, Zen Rooms, Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), Bukuwarung, Ula, dan lain-lain.

Ke depannya, Yippy mengungkapkan tengah merencanakan penggalangan dana namun pihaknya belum bisa mengungkapkan target pendaanaan tersebut. Saat ini, pihaknya masih fokus untuk memperluas demand dan memperbanyak use case. Selain itu, timnya juga berencana untuk menambah daftar produk pilihan yang ada di dalam platform mereka.

BRI Ventures Bidik Penggalangan Putaran Akhir “Sembrani Kiqani” Sebesar 784 Miliar Rupiah

BRI Ventures (BVI) membidik penggalangan putaran akhir dana kelolaan Sembrani Kiqani dengan target sebesar $50 juta atau sekitar 784 miliar Rupiah. Dilansir dari DealStreetAsia, BVI sebelumnya telah menutup putaran pertama Sembrani Kiqani pada Juni 2022.

Melalui unggahan di laman LinkedInFounding CEO BVI Nicko Widjaja bercerita perjalanan dana kelolaan Sembrani Nusantara yang dibentuk pada Juni 2020 di puncak ketidakpastian situasi global, dan dimulai dengan ekspektasi rendah. Sembrani Nusantara merupakan dana kelolaan ventura pertama di Indonesia yang berizin dan diawasi OJK. Dana kelolaan yang diperoleh melampaui target awal yang sebesar Rp300 miliar pada awal 2021. 

Kemudian, Kiqani juga dibentuk pada tahun berikutnya, serupa dengan situasi global saat ini. Namun, pihaknya mampu mengamankan dana putaran pertama dari berbagai LP dengan pencapaian lebih tinggi dari target.

“Mengelola dua dana kelolaan di Indonesia bukanlah hal yang mudah, terutama ketika dana kelolaan ini adalah pionir—dan diluncurkan pada situasi yang penuh ketidakpastian. Meski banyak rintangan, hambatan, (dan hal-hal negatif), Sembrani dan Kiqani dapat bertahan menghadapi segala rintangan,” tulis Nicko.

Fokus BVI

BVI dibentuk pada tahun 2019 dengan debut dana kelolaan senilai $250 juta atau setara dengan Rp3,5 triliun. Nicko Widjaja ditunjuk sebagai CEO BVI pada Juli 2019, meninggalkan posisinya sebagai CEO MDI Ventures yang telah dijalani selama lebih dari 4 tahun.

Dengan dana awal disokong oleh induk perusahaan, BVI telah menyalurkan investasi ke perusahaan-perusahaan yang fokus di industri fintech seperti Investree, Modalku, Payfazz, Tanihub, dan juga Nium.

Sembrani Nusantara diluncurkan sebagai medium perusahaan untuk mengecap pendanaan eksternal. Strukturnya sendiri terbilang baru karena berbentuk Kontrak Investasi Bersama (KIB), yang mengambil konsep mirip Kontrak Investasi Kolektif (KIK) di reksa dana. Dana kelolaan ini menyalurkan investasi pada startup tahap awal di sektor seperti pendidikan, agro-maritim, retail, logistik, dan kesehatan.

Belum lama ini, Sembrani Nusantara juga disinyalir telah menyuntikkan investasi putaran seed pada pemain e-commerce B2B, Belanjaparts, dengan ticket size senilai $2 juta-$3 juta. Hal ini telah dikonfirmasi oleh Nicko Widjaja seperti yang diberitakan oleh DealStreetAsia.

Masih dengan misi yang sama, Sembrani Kiqani menargetkan startup tahap awal, hanya saja difokuskan untuk consumer brands menyasar sektor direct-to-consumer (D2C) dan inisiatif di bidang web3. Melalui medium ini, perusahaan telah mengucurkan dana untuk perusahaan game berbasis blockchain Yield Guild Games SEA dan startup pengembang kemasan ramah lingkungan, Plepah.

Pada Maret 2022, CVC yang terlibat dalam Merah Putih Fund (MPF) ini juga telah menandatangani kesepakatan untuk membentuk dana kelolaan baru, yakni Fundnel Secondaries Fund yang menargetkan investasi sebesar $50 juta atau lebih dari Rp780 miliar di awal tahun 2023.

Pendanaan semester I 2022

DailySocial.id kembali merekap transaksi pendanaan startup digital sepanjang paruh pertama 2022. Terdapat beberapa tren menarik yang dapat dicermati, di tengah isu miring yang tengah menjadi sorotan di ekosistem—salah satunya tentang koreksi pasar akibat krisis ekonomi global—yang berdampak langsung dengan cara investor menilai sebuah startup.

Memasuki kuartal II 2022 sejumlah gejolak muncul, turut berdampak langsung pada iklim investasi startup. Di permukaan, kabar seperti startup melakukan layoff, pivot bisnis, sampai dengan penutupan usaha santer terdengar. Namun kondisi goncangan tersebut ternyata tidak menyurutkan kucuran pendanaan ke startup Indonesia.

Tren pendanaan sepanjang H1 2022

Dari grafik di atas, ada pertumbuhan nilai pada pendanaan lanjutan di sepanjang kuartal II 2022, khususnya seri B ke atas. Jumlah transaksi pendanaan awal dan pra-awal masih mendominasi. Hal ini menunjukkan kehadiran beberapa model bisnis baru yang mencuri perhatian investor.

Salah satu sektor yang juga cukup dilirik adalah D2C. Sektor ini dilihat sebagai peluang untuk menurunkan biaya dan memaksimalkan keuntungan dengan menghilangkan jalur rantai pasokan.

Menurut McKinsey, D2C mengacu pada praktik penjualan produk langsung ke konsumen melalui situs milik perusahaan sendiri, tanpa melalui pengecer atau grosir pihak ketiga. Konsep ini akan menghilangkan penghalang antara produsen dan konsumen, memberikan produsen lebih besar kendali atas merek, reputasi, pemasaran, dan taktik penjualannya.

Startup D2C di Indonesia / Sumber: Startup Report 2021 & Q1 2022 oleh DSInnovate

Konsep D2C juga disebut bisa membantu merek membangun hubungan mereka dengan pelanggan mereka, dengan memberi mereka pengalaman unik dan proposisi nilai sebagai pembeda.

Logee Hadirkan Solusi Rantai Pasok Logistik di Indonesia

Pandemi Covid-19 telah mendorong transformasi digital di berbagai sektor, tidak terkecuali logistik. Salah satu pemain yang sudah mendigitalkan layanannya adalah “Logee”. Startup ini merupakan salah satu inisiatif baru dari Leap Digital Telkom untuk memajukan efisiensi dan efektivitas rantai pasok logistik.

Logee merupakan platform digital yang menawarkan solusi lengkap bagi berbagai kategori pemain logistik lokal. Tidak hanya mendigitalkan proses supply chain, mereka turut menghubungkan ekosistem secara luas untuk proses perdagangan yang lebih optimal. Salah satu fitur andalannya adalah Logee Trans, sebuah marketplace untuk armada truk.

Head of Logee Trans Dumoli HM Sirait mengungkapkan, Logee Trans hadir sebagai platform B2B yang menjembatani kebutuhan dan pasokan pemilik barang dan pemilik armada. Aplikasi Logee menyediakan fitur yang bisa diandalkan pemilik kargo dengan pemilik armada truk guna menginput dan menyimpan rute pengiriman rutin.

“Logee Trans memiliki visi menjadi platform yang netral dan aman yang mengutamakan kepentingan para pemilik barang dan pemilik truk dalam ekosistem pengangkutan barang di Indonesia. Ke depan, kami juga akan full menjadi perusahaan DigiCo dengan melepas saham ke publik,” ungkapnya pada keterangan resmi.

Jangkauan dan model bisnis

Sebagai aplikasi, Logee Trans disebut menyasar perusahaan-perusahaan yang ingin dimudahkan dalam pengiriman barang, dan juga para pemilik armada yang menginginkan kemudahan mendapatkan pesanan untuk meningkatkan produktivitas bisnis, efisiensi, dan efektivitas. Dua produk andalan mereka, yakni Logee Truck Apps dan Ecologee Web (Logee Port).

Dumoli memaparkan, Logee Trans Truck Marketplace memiliki dua model bisnis. Pertama, Pay As You Use atau penggunaan aplikasi sebagai marketplace B2B. Logee Trans memberikan akses kemudahan, kecepatan, transparansi mencari armada guna mendapatkan muatan yang dilengkapi fitur-fitur digitalisasi. Selain itu, Charge Per Transaction yang memungkinkan pemilik barang akan dibebankan charge fee.

Kedua model bisnis ini dinilai memberikan fleksibilitas, baik kepada pemilik kargo dan pemilik truk. Adapun,skema pembayaran Logee Trans Truck Marketplace yang ditawarkan adalah Internal B2B, Non 4th PL, dan 4th PL. Dengan menggabungkan dua model bisnis dengan tiga skema pembayaran tersebut, pihaknya mengklaim dapat mendorong produktivitas pengiriman barang dari pemilik kargo.

Saat ini, ekosistem Logee menyediakan setidaknya 84. 215 armada, dengan 507 trucker, dan 606 distributor yang menjangkau seluruh Indonesia.
Perusahaan juga telah bekerja sama dengan beragam pemain logistik untuk menciptakan ekosistem yang saling terhubung, seperti KAI Logistik, Pupuk Indonesia Pangan, dan Bangun Bantala Indonesia.

Belum lama ini, perusahaan meresmikan kerja sama dengan startup penyedia software business di bidang supply chain dan transportasi, McEasy. Kerja sama lintas sektoral ini dipercaya efektif untuk menjangkau lebih banyak pengguna hingga ke pelosok daerah yang belum tersentuh teknologi.

Perkembangan sektor logistik

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada tahun 2021 sektor logistik mampu tumbuh 3,24%. Banyak faktor yang melandasinya, mulai dari permintaan tinggi dari sektor e-commerce, sampai dengan transformasi digital yang ada di bisnis logistik itu sendiri.

Penetrasi digital diperlukan untuk membantu berbagai proses, membuatnya efisien, dan mengarah pada akselerasi bisnis. Pelaku sektor logistik juga dituntut harus memahami berbagai teknologi terkini guna dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku usaha, di antaranya big data analytics, artificial intelligence, internet of things, cloud logistics, serta robotics & automation.

Di Indonesia, tren positif bisnis logistik juga menjadi kesempatan tersendiri bagi startup digital yang fokus menggarap sektor logistik untuk turut mengakomodasi pasar. Saat ini ada berbagai startup dengan solusi unik di bidang logistik, mulai dari layanan agregator, pengantaran, sampai dengan manajemen armada.

Beberapa jasa logistik yang fokus pada pengantaran, termasuk AnterAja, Paxel, Sicepat, dan J&T Express yang sudah menyandang gelar decacorn melalui putaran pendanaan sebesar $2,5 miliar atau setara Rp35,6 triliun valuasi mencapai $20 miliar (sekitar Rp285 Rupiah).

airasia Super App Indonesia Resmi Diluncurkan, Hadirkan Layanan “Ride-Hailing” di Bali

Setelah sebelumnya mengumumkan beberapa layanan baru, airasia Super App Indonesia akhirnya resmi meluncur di tanah air pada 2 November 2022 kemarin. Pertama kali hadir di Malaysia pada 2020, Indonesia menjadi negara ketiga setelah Thailand dan Filipina untuk ekspansi regional airasia Super App.

Sejak pandemi memukul bisnis perjalanan dan pariwisata, Capital A (sebelumnya AirAsia Group) diketahui secara aktif menghadirkan layanan baru sebagai upaya menumbuhkan pendapatan non-maskapainya. Dengan kehadiran superapp ini, pengguna diharapkan bisa merasakan pengalaman liburan yang lengkap melalui satu aplikasi.

Dalam peresmian yang berlangsung di Bali ini, turut hadir secara virtual CEO airasia Super App Amanda Woo. Ia mengaku sangat optimis dan menyebut Indonesia memiliki potensi pertumbuhan yang sangat kuat. Meskipun persaingan superapp lokal telah didominasi sejumlah pemain utama, ia yakin dengan diferensiasi dan pendekatan berbeda yang dilakukan perusahaan.

“Kami percaya tidak ada superapp lain di luar sana yang benar-benar dapat menyatakan diri sebagai travel super app dan mampu memberikan pengalaman secara menyeluruh kepada penggunanya dengan menggabungkan segmen perjalanan dan gaya hidup dalam satu platform,” ujarnya.

Faktanya, airasia Super App merupakan satu-satunya travel superapp yang memiliki maskapai sendiri. Posisi ini memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan database pengguna yang luas serta memperkuat segmen perjalanan. Secara keseluruhan, AirAsia sudah melayani lebih dari 51 juta penumpang dengan lebih dari 128 destinasi di 21 negara.

Dengan platform Online Travel Agent (OTA) yang terintegrasi, pengguna airasia Super App dapat melakukan pemesanan tiket pesawat dengan lebih dari 700 maskapai global dan memiliki pilihan akomodasi di lebih dari 700.000 inventori hotel seluruh dunia. Hingga saat ini, jumlah pengguna aktif harian airasia Super App disinyalir ada sekitar 1,25 juta orang.

Sebenarnya upaya menjadi travel superapp juga didengungkan unicorn lokal Traveloka. Konsepnya serupa, menggabungkan layanan akomodasi, pengalaman liburan, sampai dengan keuangan di dalam satu aplikasi.

airasia ride

Di kesempatan yang sama, airasia Super App sekaligus meluncurkan layanan transportasi ride-hailing roda empat, airasia ride. Sebelumnya, layanan airasia money dan food delivery sudah lebih dulu meluncur di Indonesia. Saat ini jangkauan layanan airasia ride baru sebatas Bali saja, namun pihaknya optimis bisa menjangkau pasar yang lebih luas.

Sebelumnya, airasia sempat mencuri perhatian dengan menawarkan kesempatan bagi pengemudi airasia ride untuk menjadi karyawan tetap dengan gaji bulanan lebih dari Rp10 juta di Malaysia. Ketika disinggung terkait benefit para pengemudi di Indonesia, pihaknya masih enggan memberi komentar. Layanan airasia ride sendiri sudah membuka pendaftaran untuk posisi driver sejak Oktober 2022.

“Kami akan terus mengupayakan bahwa tarif yang diterima pengemudi dipastikan adil. Hal ini merujuk pada salah satu nilai yang kami tawarkan yaitu Super Value, dengan berkomitmen memberikan tarif terbaik tidak hanya bagi para pengguna, tetapi juga pengemudi,” ujar Country Head of E-Commerce airasia Super App Arbi Wienandar.

Untuk bisa menikmati layanan ini, pengguna dapat mengunduh aplikasi airasia Super App, lalu geser ke kategori Delivery dan pilih menu ride. Kemudian, pilih titik tujuan yang diinginkan dan metode pembayaran sebelum memesan. Untuk saat ini, pilihan pembayaran yang tersedia hanyalah tunai atau kartu kredit/debit online.

Ketika disinggung mengenai target, pihaknya belum mau menjelaskan secara detail. Namun, perusahaan mengungkapkan fokus utamanya adalah untuk mengembangkan destinasi wisata utama dengan menyasar turis mancanegara, dimulai dari Bali. “Kami ingin mengoptimalkan layanan ini di Bali terlebih dulu,” tegas Arbi.

Di Indonesia sendiri, pemain ride-hailing masih didominasi duo hijau Grab dan Gojek. Bukan hanya itu, di Bali, airasia ride di Bali juga memiliki kompetitor lain, yaitu Maxim dan InDriver. Nama terakhir yang disebut memiliki pendekatan yang cukup berbeda dengan memungkinkan penumpang untuk mematok tarif di awal.

Application Information Will Show Up Here

Ambisi Youvit Merevolusi Bisnis Vitamin Setelah Meraih Pendanaan Seri B

Gaya hidup sehat bukanlah sekadar tren yang muncul ketika pandemi Covid-19 menghantam negara ini. Pergeseran pola pikir masyarakat menuju pola hidup yang lebih sehat telah terjadi cukup lama. Di satu sisi, pandemi secara tidak langsung mempercepat laju pergeseran ini. Hal ini bisa diidentifikasi dengan kehadiran bisnis makanan sehat, ramainya pusat kebugaran, hingga perusahaan teknologi yang menyasar segmen ini.

Youvit merupakan salah satu perusahaan yang menyediakan produk kesehatan berupa vitamin. Bisnis ini dimulai oleh tiga wirausahawan dengan semangat untuk membangun pengalaman kesehatan konsumen yang menyasar negara-negara berpenduduk padat di wilayah Asia.

Setelah menghabiskan waktu 18 bulan untuk penelitian dan pengembangan produk, para pendiri berhasil memproduksi vitamin berbentuk gummy atau permen kenyal. Selain itu, vitamin ini juga memiliki kandungan yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan diet dan kebiasaan konsumen di Asia Tenggara.

Co-founder & CEO Youvit Wouter van der Kolk mengungkapkan, visi di balik produk Youvit adalah untuk mendisrupsi pasar vitamin yang dianggap kuno dan tradisional. Sementara, ada potensi pasar yang besar untuk produk-produk berkualitas yang secara khusus menyasar kaum milenial dari kelas menengah di pasar berkembang seperti Indonesia.

“Kami percaya bahwa industri nutrisi sedang tidak baik-baik saja dan siap untuk disrupsi. Banyak perusahaan besar yang menyasar pasar massal melabeli diri mereka sehat, padahal produksinya tidak sehat. Sementara itu, para milenial di negara berkembang ingin sebuah merek baru dan inovatif yang menawarkan produk premium yang terjangkau, dan memiliki passion untuk konsumen,” ujar Wouter.

Youvit telah memulai perjalanan untuk merevolusi industri vitamin di pasar Indonesia dengan membuat produk berkualitas dapat diakses oleh milenial urban kelas menengah. Produk unggulan pertama Youvit adalah gummy multivitamin untuk dewasa.

Hingga saat ini, kategori vitamin yang ditawarkan di platformnya cukup bervariasi. Mulai dari multivitamin kesehatan dewasa dan anak, hingga vitamin untuk masalah rambut rontok dan kulit. Produk-produk Youvit juga telah tersedia di lebih dari 20 ribu titik penjualan, termasuk di toko online dan e-commerce ternama.

Dalam hal distribusi, perusahaan juga mengoperasikan model omnichannel, termasuk penjualan melalui situs mereka. Berdasarkan data yang dikumpulkan, pihaknya mengungkapkan bahwa penjualan berbasis D2C (direct-to-consumer) menjadi saluran dengan pertumbuhan yang paling cepat. Nilainya telah bertumbuh 6x dari Q1 ’22 menuju Q3 ’22.

Perusahaan juga telah meluncurkan program loyalty yang disebut YOUVIT Club. Saat ini, keanggotaannya masih berbasis di grup WhatsApp.  “Tetapi kami melihat daya tarik dan minat yang sangat besar dan tengah mengupayakan untuk menciptakan ruang yang lebih permanen bagi komunitas kami,” ungkap Wouter.

Dalam komunitas ini, para anggota bisa mendapat konsultasi gratis serta saran-saran terkait kesehatan dan nutrisi dari tim yang berdedikasi, dipimpin oleh seorang ahli gizi Rachel Olsen. Komunitas ini juga secara aktif mengatur acara eksklusif untuk para anggota serta rutin memberikan penawaran khusus.

Rencana bisnis dan target pasar

Belum lama ini, Youvit berhasil membukukan pendanaan seri B senilai $6 juta atau lebih dari 93 miliar Rupiah dipimpin oleh Unilever Ventures. Putaran ini juga diikuti oleh investor sebelumnya DSG Consumer Partners dan beberapa investor baru. Perusahaan berambisi menjadi pemimpin merek vitamin untuk para “urban millennial” di wilayah Asia Tenggara.

Dana segar ini akan digunakan untuk memperluas jangkauan produknya serta meluncurkan bentuk baru dari merek vitamin yang diproduksi, seiring menambah talenta dalam timnya. Selain itu, juga untuk mendukung misi perusahaan merevolusi bisnis vitamin dalam bentuk yang lebih inovatif.

Sejalan dengan pergeseran pola hidup terkait perilaku pelanggan, Youvit bertujuan untuk memodifikasi kategori vitamin dari posisinya sebagai obat tradisional menjadi ruang gaya hidup yang lebih trendi, sembari mengubah (pivot) distribusinya dari ritel tradisional menuju omnichannel.

Perusahaan belum lama ini meluncurkan produk pertama mereka di Malaysia dan melihat adanya daya tarik yang kuat di pasar itu. Perusahaan juga akan segera meluncurkan rangkaian lengkap produknya termasuk di Guardian, Watsons, dan AEON mall serta online melalui Shopee dan Lazada Malaysia sebelum akhir tahun ini.

Disinggung mengenai target pasar, Wouter mengungkapkan bahwa milenial memiliki pandangan hidup yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Hal ini dilihat sebagai kesempatan untuk membangun merek untuk generasi baru menuju gaya hidup yang lebih sehat dan aktif. “Kami fokus di area perkotaan karena ini merupakan poros dari perkembangan itu,” tambahnya.

Wouter juga menegaskan bahwa Indonesia akan tetap jadi pasar utama, “Kami berencana menggandakan saluran ritel dan online serta berinvestasi dalam pemasaran dan pengembangan merek untuk tumbuh menjadi merek vitamin terkemuka di wilayah ini,” ujarnya.

Di Indonesia, beberapa pemain yang juga menyasar segmen serupa termasuk Lifepack dan perusahaan farmasi asal Singapura SwipeRx.

Mengulik Lebih Dalam Ambisi “airasia SuperApp” di Indonesia

AirAsia bermula dari sebuah ide untuk menghadirkan moda perjalanan udara yang terjangkau untuk semua kalangan; dan menggerakkan industri perjalanan di Asia. Bisnis dimulai dengan 2 pesawat udara, melayani 6 rute di Malaysia pada Januari 2022.

20 tahun berselang, mimpi itu telah membuahkan jutaan ide baru yang berhasil menopang pertumbuhan bisnis perusahaan. AirAsia kini berkembang menjadi sebuah maskapai yang melayani lebih dari 128 destinasi di 21 negara. Tidak hanya itu, bisnisnya kini telah merambah dunia digital, menyediakan semua kebutuhan perjalanan dan pariwisata dalam satu aplikasi yang dinamakan “airasia SuperApp”.

Transformasi digital airasia sudah dimulai sejak awal beroperasi di tahun 2002 dengan memperkenalkan layanan online booking melalui situs resminya. Kemudian, melakukan ekspansi regional ke beberapa negara tetangga, termasuk Indonesia. AirAsia Indonesia diluncurkan pada tahun 2005, ketika itu pengguna internet di tanah air ada di angka 16 juta orang.

Satu dekade berlalu, perkembangan teknologi internet turut mengakselerasi demokratisasi di berbagai industri, termasuk perjalanan. Jika sebelumnya masyarakat masih bergantung pada travel agent untuk mengatur jadwal mereka, hadirnya OTA (Online Travel Agent) memungkinkan individu untuk bisa mengatur rencana perjalanan mereka sendiri. Beberapa pemain yang sudah dikenal termasuk Traveloka, Tiket.com, Pegipegi, dan sejumlah lainnya.

Pandemi Covid-19 berdampak terhadap semua industri di dunia, perjalanan dan pariwisata termasuk yang paling parah. Pembatasan interaksi mengharuskan masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan. Akibatnya, sejumlah penerbangan sempat ditiadakan, para penyedia akomodasi merasa kesulitan karena kamar tidak terisi, begitu pula fasilitas ride-hailing yang sepi penumpang.

Alih-alih duduk diam meratapi kerugian dan menyerah dengan situasi, maskapai ini mencoba bangkit dengan memaksimalkan potensi digitalnya. Tidak dapat dimungkiri bahwa pandemi menjadi katalis bagi konsumen untuk bermigrasi ke platform digital. Perusahaan melihat hal ini sebagai kesempatan besar untuk melanjutkan transformasi digital hingga akhir, dimulai dengan SuperApp.

airasia SuperApp Indonesia

Inisiatif aplikasi super ini dimulai di Malaysia, menawarkan lebih dari 15 jenis produk dan layanan di bawah tiga pilar utama, yaitu travel, e-commerce, dan fintech dengan airasia rewards, Unlimited, dan airasia pocket sebagai benang merah yang mengikat seluruh ekosistem menjadi satu kesatuan.

Sumber: Laporan tahunan AirAsia 2021

Dalam waktu satu tahun, aplikasi super ini telah berkembang secara fenomenal, tidak hanya meningkatkan produknya dan penawaran layanan untuk menjadi aplikasi perjalanan dan gaya hidup, tetapi juga basis pengguna dan daya tariknya dalam hal volume dan nilai transaksi. Satu per satu layanan ini mulai menggencarkan ekspansi.

Pada April 2022, perusahaan menunjuk Delly Nugraha, yang sebelumnya menjabat CEO Carsome Indonesia, untuk memimpin strategi eksekusi airasia SuperApp Indonesia. Belum lama ini, DailySocial.id diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan Delly terkait pengembangan aplikasi super ini di Indonesia.

Delly mengakui, pada dasarnya pengembangan aplikasi super ini dimungkinkan oleh teknologi yang dimiliki perusahaan. “Dulu karena belum banyak yang berani mencoba, selalu ada resistance. Kalau sekarang, penggeraknya juga sudah banyak. Perkembangan internet semakin canggih, jangkauan semakin luas. Kita juga punya sejarah sebagai perusahaan airlines yang sukses. It is only make sense to develop this superapp, and we are optimistic to grow bigger.”

Meskipun belum resmi meluncur, masyarakat Indonesia sudah bisa menggunakan layanan airasia SuperApp secara terbatas. Dalam aplikasinya, terdapat 4 kategori yang ditawarkan yaitu Travel, Delivery, Money, dan Play. Layaknya OTA pada umumnya, layanan ini menawarkan pengalaman berwisata yang terjangkau dan terencana. Mulai dari pemesanan tiket pesawat, hotel, hingga paket liburan yang ekonomis.

Di luar perjalanan, airasia SuperApp juga dilengkapi dengan layanan digital lainnya, termasuk fintech. Pada bulan Maret 2022, layanan marketplace produk finansial airasia Money meresmikan operasional mereka di tanah air, menawarkan solusi keuangan yang terjangkau, dari asuransi, investasi, pengiriman uang, dan penggalangan dana sosial, bersama para mitra.

Selanjutnya, di kategori delivery, layanan pesan-antar makanan airasia Food yang diluncurkan pada bulan yang sama semakin memperluas jangkauannya di beberapa area seperti, Tangerang, Jawa Barat, diikuti oleh Jakarta pada bulan Juni. Saat ini, untuk armada pengantaran makanan, perusahaan bermitra dengan lini bisnis pengantaran Gojek (sekarang GoTo), GoSend.

Keterlibatan airasia dengan Gojek tidak hanya sebatas itu. Sebelumnya, airasia telah mengakuisisi 100% operasional bisnis ride-hailing dan fintech Gojek di Thailand dengan nilai $50 juta atau sekitar 700 miliar Rupiah. Pada kesempatan itu, Tony dan Kevin menyinggung potensi kemitraan bersama selanjutnya tanpa merincikan detailnya.

Dalam menyediakan solusi tersebut, perusahaan bekerja sama dengan mitra. Misalnya, PasarPolis (insurtech), Bareksa (e-investing), Rumah Zakat (lembaga sosial), dan Wise (remitansi) untuk airasia Money. Kemudian, di kategori Play bersama TrueID untuk menyediakan konten streaming audio, video, dan artikel dengan tema travel, food, dan lifestyle yang dapat diakses secara gratis.

Terkait pengembangan superapp ini, Delly juga menegaskan bahwa DNA perusahaan ada pada bisnis perjalanan. Melalui transformasi digital, airasia mencoba menjangkau semua lini bisnis terkait, dan pada akhirnya akan melengkapi bisnis inti. Superapp hadir sebagai value added business untuk bisnis penerbangan airasia.

“Di samping itu, kita melihat ada potensi cross-selling yang sangat besar dalam industri ini. Satu rencana perjalanan bisa melibatkan berbagai aktivitas, mulai dari pemesanan tiket, akomodasi, rekreasi dan lainnya. Dengan menyediakan opsi-opsi tersebut dalam satu platform, kami yakin bisa menopang kinerja SuperApp seterusnya,” ungkapnya.

Tantangan dan peluang

Setidaknya empat layanan yang ditawarkan melalui airasia SuperApp sudah memiliki kompetitornya masing-masing di pasar Indonesia. Dari sisi pengantaran makanan, duopoli GoFood dan GrabFood akan menjadi tantangan tersendiri bagi pemain baru di industri ini.

Salah satu OTA unicorn, Traveloka, mencoba peruntungan dengan layanan TravelokaEats. Menjelang dua tahun eksistensinya, perusahaan harus rela menutup lini bisnis ini dengan alasan efisiensi per 31 Oktober 2022. Salah satu yang masih bertahan adalah ShopeeFood, juga beberapa layanan pesan-antar makanan restoran tertentu.

Delly tidak melihat keberadaan layanan-layanan tersebut sebagai kompetisi. SuperApp memosisikan diri sebagai pelengkap ekosistem yang sudah ada. “Dari sisi ride hailing, kita tidak bermimpi mengalahkan Gojek atau Grab. Namun, bagaimana caranya market yang belum teredukasi, belum jadi market aktif bisa kita jangkau. Kita mengutamakan kolaborasi.

Kolaborasi dalam hal ini tidak diartikan sebagai kompetisi di dalam. “Kita dukung pihak GoSend untuk mengembangkan bisnis lebih masif, otomatis jangkauan ekspansi juga bertambah. Objektif kita untuk mengantarkan makanan ke konsumen kita juga tercapai. Prinsip kolaborasi lebih dikedepankan daripada kompetisi,” tegas Delly.

Sebagai sebuah entitas yang berbasis di Malaysia, Delly juga mengakui adanya perbedaan kondisi pasar di pusat dan wilayah ekspansi. Di Malaysia sendiri tidak ada ride hailing sepeda motor seperti di tanah air. Menurutnya, selain karena alasan regulasi, karakteristik negara dan populasi juga tidak mendukung adanya layanan ojek online.

Di Indonesia, layanan ride hailing airasia dikabarkan segera mengaspal di pusat pariwisata tanah air, Bali. Terkait armada, Delly mengungkapkan bahwa perusahaan akan bekerja sama dengan rekanan yang sudah memiliki izin. Hal ini merujuk pada regulasi dari pemerintah yang mengharuskan perusahaan memiliki lisensi untuk bisa mengoperasikan bisnis ini.

Dengan lini bisnis yang cukup beragam, perusahaan mengaku bahwa strategi ekspansi juga akan berbeda-beda. “Ride-hailing datang setelah food delivery, karena strategi kita sangat berpatokan dengan kondisi market sekarang dan juga perilaku konsumen yang kita targetkan. Ekspansinya bergantung apa yang ingin kita capai,” pungkas Delly.

Delly juga mengungkapkan bahwa kompleksitas bisnis ini dipengaruhi oleh bermacam-macam aspek, seperti kecukupan sumber daya dan finansial. Airasia melihat hal ini dengan sangat baik dan mempersiapkan semua yang diperlukan agar bisa menggerakkan bisnis.

“Kita punya sumber dayanya, kita punya teknologinya, kita punya supply dan modal. Saya melihat bahwa faktor-faktor dasar untuk sebuah korporasi melakukan aksi membangun sebuah startup dan membuat ekosistem itu sudah diperhitungkan,” ujar Delly.

Dari sisi modal, airasia SuperApp Indonesia masih menerima induksi internal dari induk perusahaan yang di awal tahun ini mengumumkan rebranding menjadi Capital A. Selain itu, perusahaan juga dikabarkan tengah dalam proses penggalangan dana dan berencana untuk segera melantai di bursa New York tahun depan.

Pada tahun 2021, airasia SuperApp diakui oleh Credit Suisse sebagai salah satu dari tiga unicorn di Malaysia, dengan perkiraan nilai lebih dari $1 miliar. Hal ini berhasil dicapai melalui inovasi produk/layanan on-demand yang ditawarkan, termasuk empat produk baru yang telah ditambahkan ke dalam platform untuk memperluas lini bisnisnya.

Disinggung mengenai target, pihaknya masih belum mau membeberkan angka yang spesifik. Saat ini perusahaan masih fokus mengembangkan SuperApp dengan tujuan untuk memberi nilai tambah tidak hanya bagi pelaku industri tetapi juga konsumen di setiap lini bisnis yang ditawarkan.

“Nilai tambah ini kita berikan untuk melengkapi ekosistem perjalanan. Itu yang ingin kita capai. Kemudian, market Indonesia secara umum masih besar sekali dan belum sepenuhnya digarap dengan optimal. Masih ada peluang secara geografis, layanan, juga dari sisi perilaku konsumen,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here