Fairbanc Peroleh Fasilitas Debt Rp209 Miliar dari Pegadaian

Startup embedded finance Fairbanc mendapatkan pembiayaan utang (off balance sheet) sebesar $13,3 juta (sekitar Rp209 miliar) dari Pegadaian. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai para pedagang UMKM lebih banyak lagi.

Fairbanc menyediakan solusi tempo pembayaran terintegrasi untuk pelanggan UMKM yang terintegrasi dengan AI/ML. Platformnya terhubung dengan sistem ERP merek konsumen global dengan ekosistem pedagang besar seperti Nestle, dan telah melibatkan lebih dari 550 ribu pedagang di platformnya dan 200 ribu lebih pedagang sudah mendapatkan pendanaan.

Berkat kemitraannya dengan merek besar, Fairbanc mampu memberikan pinjaman BNPL ke pedagang tanpa perlu mengajukan melalui smartphone. Perusahaan menggunakan credit scoring berbasis AI yang dapat membantu memproses pinjaman microcredit secara instan.

Caranya dengan mengakses pesanan pedagang dan rekam jejak pembayarannya. Perusahaan dapat mengutilisasi data ini lebih lanjut untuk melakukan underwriting pinjaman serta mendongkrak penjualan merchant dengan menjaga biaya operasional tetap rendah.

Menurut survei yang dilakukan Unilever, sebanyak 80% penerima manfaat Fairbanc tidak memiliki rekening bank dan sekitar 70% di antaranya adalah pedagang perempuan yang mampu meningkatkan penjualan mereka rata-rata sebesar 35% – berkat BNPL yang dimungkinkan oleh teknologi Fairbanc.

Saat penandatanganan MoU, Chief of Transformation Office Pegadaian Mulyono mengungkapkan apresiasinya terhadap solusi Fairbanc. “Kemampuan Fairbanc untuk mengekstrak big data di tingkat outlet dengan menghubungkan ERP merek-merek besar dan memperoleh skor kredit menggunakan AI dan Machine Learning merupakan sinergi utama yang kami soroti,” kata dia, mengutip dari keterangan resmi, Senin (04/3).

Founder & CEO Fairbanc Mir Haque mengungkapkan rencananya untuk melakukan ekspansi yang lebih besar ke Indonesia. Sebanyak 95 juta orang dewasa di Indonesia masih belum memiliki rekening formal di lembaga keuangan.

“Namun, dengan pertumbuhan kelas menengah, populasi generasi muda yang semakin melek teknologi, dan lingkungan peraturan yang mendorong inovasi dan kewirausahaan, Indonesia kini jadi rumah bagi startup teknologi bernilai miliaran dolar terbesar di Asia Tenggara,” ucap Haque.

Tak hanya itu, dia juga meyakini dengan konsep Fairbanc di Indonesia dapat direplikasi ke negara berkembang lainnya untuk mengatasi salah satu tantangan dan peluang terbesar: memberikan akses kredit kepada jutaan pedagang dalam rangka mendorong revitalisasi ekonomi.

Haque mengaku dirinya sudah menjajaki peluang ekspansi ke Vietnam dan Filipina melalui kemitraan dengan Unilever.

Fairbanc didirikan pada tahun 2019 oleh Mir Haque, seorang MBA Wharton yang sebelumnya bekerja di banyak perusahaan global ternama. Tim pendirinya terdiri dari banyak veteran fintech, seperti mantan CTO Kiva, platform kredit mikro berbasis di San Francisco yang beroperasi di 77 negara dan Thomas Schumacher yang ikut mendirikan raksasa pinjaman mikro pasar berkembang yang berbasis di California, Tala.

Pada Juli 2022, Fairbanc meraih pendanaan pra-seri A senilai $4,8 juta dipimpin oleh Vertex Venture, diikuti Asian Development Bank, East Venture, Lippo Group, 500 Global, Accion Venture Labs, dan miliarder Indonesia Michael Sampoerna.

Disebutkan merek konsumen yang sudah bermitra dengan Fairbanc adalah Unilever, Danone, Nestle, Xiaomi, Mayora, Sasa, Sosro, Indofood, dan lainnya.

Konsep seperti Fairbanc juga digarap oleh pemain lainnya di Indonesia, di antaranya Modalku dan AwanTunai.

Central Capital Ventura Terapkan Bobot Tinggi untuk Eksplorasi Kolaborasi Startup dengan BCA [UPDATED]

Central Capital Ventura (CCV), lengan investasi dari BCA, mengungkapkan eksplorasi potensi kerja sama antara induk usahanya dengan calon startup yang akan didanai kini punya bobot yang lebih tinggi saat uji tuntas. Mengandalkan presentasi berisi prediksi nilai pasar dan valuasi saja kini dianggap kurang kredibel.

Dalam Diskusi Mini Studio BCA, di ICE BSD City, Jumat (01/3), Direktur CCV Adi Prasetyo menjelaskan langkah tersebut sebenarnya tidak berubah dari mandat awal didirikannya CCV, yakni sebagai pendukung bisnis utama BCA di industri keuangan.

“Mungkin selama ini bisa VC melihat kesempatan berinvestasi, maka lebih banyak kurang digali potensi kolaborasinya. Mungkin selama ini seperti itu, kita tidak bisa seperti itu lagi. Artinya potensi kolaborasi itu harus jadi salah satu faktor yang menentukan investment. Startup bisa saja datang ke CCV dulu dan kita pada saat melihat potensi kolaborasi dan seberapa bagus teknologinya, kita pasti refer ke BCA untuk dilihat, due dilligence, bagaimana teknologinya bisa relevan dengan kebutuhan BCA, bisa scalable, bisa diterapkan, dan seterusnya,” ucapnya.

Menurutnya, saat uji tuntas sebuah startup sebenarnya sama seperti bank yang menilai potensi calon debiturnya, namun prosesnya lebih sederhana. Ada tiga hal yang dilakukan.

Pertama, melihat tim dan manajemen. Sebab, membangun budaya perusahaan adalah hal Bagaimana sumber daya manusia di dalam perusahaan tersebut bertumbuh secara stabil dari puluhan ke ratusan.

“Saat tim masih sedikit, bangun interaksi antarorang itu mudah, tapi ketika besar mampu enggak? Ada yang akhirnya founder pecah, itu yang mau kita hindarkan karena arah perusahaannya bisa berubah,” ucapnya.

Kedua, produk dan solusi. Bagaimana saat perusahaan bertumbuh, produknya tetap relevan. Terakhir, kondisi finansial. Sebelum pandemi, startup berlomba-lomba menyajikan valuasi yang menakjubkan. Padahal cara hitungnya itu sederhana. “Bisa BEP berapa lama, bagaimana strateginya, itu yang kita lihat sekarang.”

VP Digital Innovation Solution, Strategic Information Technology Group BCA Samuel Tjung menambahkan program akselerator SYNRGY yang sudah berjalan sejak 2019 adalah bentuk nyata dukungan BCA Grup terhadap ekosistem startup. Bahkan, pihaknya menjadikan BCA sebagai sandbox untuk langsung tes pasar, bukan lagi menilai-nilai angka di lab.

Dia mencontohkan salah satu kisah sukses dengan startup biometrik Verihubs. Startup tersebut menjadi salah satu peserta SYNRGY di 2020. Solusi yang mereka tawarkan itu sejalan dengan kebutuhan BCA karena KYC itu aspek penting dalam bank.

“BCA lihat secara produk jadi fit dengan kebutuhan kita. Lalu kita kenalkan ke CCV dan akhirnya dapat pendanaan,” kata Samuel.

Agar cita-cita menjadi sandbox berjalan mulus, kini program akseleratornya dibuat secara kostum sesuai kebutuhan startup. Tidak lagi ada batch yang berjalan selama tiga bulan, kelas-kelas yang perlu diikuti, diskusi dengan mentor, dan demo day. Perubahan ini sudah berjalan sejak dua tahun.

Dijelaskan lebih lanjut, program ini terus berevolusi karena pihaknya berusaha menjawab kebutuhan startup, jadi secara metode dan kontennya terus menyesuaikan. Tidak melulu startup itu butuh pendanaan, ada juga yang cari mitra buat kerja sama.

“Di buat secara kostum per startup kebutuhannya apa. Misal p2p lending, akan dicarikan mentor yang sesuai. Kita seleksi juga apakah ada potensi kerja sama, ini yang kita kuatkan.”

Sekarang pendaftaran SYNRGY dibuka sepanjang tahun dan demo day akan diselenggarakan jelang akhir tahun. Dari enam gelombang penyelenggaraan, SYNRGY Accelerator sudah meluluskan 79 startup dari 725 lebih startup yang mendaftar dan berhasil menciptakan lebih dari 15 kolaborasi.

Bidik startup embedded fintech

Adi menyebut, menurunnya penanaman modal ke startup dari investor secara global mencapai titik terendah dalam enam tahun terakhir. Spesifik untuk sektor fintech saja, investasi ke sektor fintech selama tiga tahun terakhir turun hingga 30%.

Kini, perusahaan modal ventura lebih selektif dalam memberikan modal. Kendati demikian, ia berharap ada perubahan situasi menyusul munculnya sejumlah inovasi dari teknologi teranyar seiring ekspektasi investor yang terus meningkat.

“Sepertinya enam bulan pertama di 2024, secara umum investor lebih berhati-hati dalam melihat peluang dan melakukan investasi. Di sisi lain, uang yang akan diinvestasikan sebenarnya sangat banyak. Investor sedang menunggu peluang yang tepat untuk berinvestasi, hanya masih berhati-hati,” imbuh Adi.

Walau tidak bersedia merinci lebih jauh, Adi menuturkan saat ini CCV tertarik dengan solusi-solusi pendukung teknologi fintech (embedded fintech). Namun bukan berarti sektor fintech tidak lagi menarik, melainkan karena sudah mature.

“Kami sebagai investor juga mengharap valuasi itu naik sehingga bisa dapat return dengan lebih cepat. Tapi fintech masih promising. Ketika bicara ekspektasi valuasi naik, untuk fintech masih di area consumer, seperti payment, online banking, dan wealth management masih ada ceruknya.”

Adi juga menyampaikan, selain berinvestasi ke startup baru, pihaknya juga akan menyeimbangkannya dengan divestasi. Tidak didetailkan lebih lanjut terkait ini. Dipastikan juga, CCV belum berminat untuk menambah portofolio startup p2p lending ke depannya.

Menurut laporan keuangan CCV, sepanjang 2022 total penyertaan saham secara langsung oleh CCV sebanyak 23 startup dengan nilai Rp333 miliar. Pendapatan operasional sebesar Rp41,1 miliar, naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp2,88 miliar. Kenaikan ini terjadi karena ada divestasi dari salah satu portofolionya, serta keuntungan yang tidak terealisasi atas nilai wajar seluruh portofolio.

Ada 25 portofolio di bawah CCV, tiga di antaranya sudah exit, yakni Railsr (sebelumnya Railsbank), Wallex, dan Impact Credit Solutions (ICS). Portofolio lainnya adalah OY!, Qoala, AirWallex, Agate, Sinbad, Moduit, dan Verihubs. Terdapat tiga startup p2p lending juga, seperti Akseleran, KlikA2C, dan Julo.

Update 13/03/2024: Kami mengubah kutipan Adi Prasetyo di paragraf ketiga

Seeds Finance Raih Pendanaan, Perkuat Edukasi Keuangan yang Inovatif

Platform social investing Seeds Finance mengumumkan pendanaan dari sejumlah investor dengan nominal dirahasikan. Para investor tersebut ialah Samuel Jeanblanc (angel investor dari XA Network dan Google), Prantik Mazumdar (angel investor sekaligus Presiden TiE Singapore dan Substack), dan Ruvento Ventures (VC tahap awal yang berbasis di Singapura).

Secara terpisah mengutip dari unggahan Willy di LinkedIn, terdapat beberapa nama investor lain yang berpartisipasi, yakni Alex Peter (angel investor dan Venture Partner DeVC), Frank Chung (angel investor dan Angel Squad Member Hustle Fund), dan DeVC. Seluruh angel investor kini bergabung sebagai advisor di Seeds.

Perusahaan akan menggunakan dana segar untuk mengembangkan aplikasi, bisnis, dan pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan.

Founder dan CEO Seeds Finance Willy Tan menyampaikan, pendanaan ini memperlihatkan kepercayaan para investor atas komitmen perusahaan untuk meningkatkan literasi keuangan dan investasi bagi generasi muda di Indonesia.

“Kami berkomitmen untuk menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan melalui permainan simulasi investasi, yang menjadikan literasi keuangan dan investasi semakin mudah diakses dan dimengerti bagi generasi muda,” ucap dalam keterangan resmi, Kamis (29/2).

Willy melanjutkan, perjalanan literasi keuangan ini tidak dapat selesai dalam satu atau dua tahun karena ini memerlukan keberlanjutan yang bersifat jangka panjang. Harapannya, aplikasi ini dapat menjadi fondasi awal untuk membangun literasi keuangan yang kokoh pada masa depan.

Seeds dikembangkan khusus untuk generasi muda dengan mengusung konsep social investing. Aplikasi ini menggabungkan perdagangan virtual, gamifikasi, dan media sosial, sebagai pendekatan unik untuk edukasi keuangan dan literasi investasi.

Aplikasi ini tidak memerlukan deposit, sehingga tidak ada risiko kehilangan uang saat mulai mengeksplorasi dan mencoba berinvestasi. Pengguna dapat belajar membuat simulasi portofolio investasi tanpa risiko kehilangan uang sungguhan. Walau virtual, chart yang ditampilkan terjadi secara real-time membuat pengalaman investasi jadi lebih berkesan.

Selain itu, terdapat kompetisi perdagangan virtual berbasis gamifikasi dikenal sebagai ‘Turnamen Play Arena’. Kompetisi ini rutin digelar dan membuka kesempatan bagi peserta untuk memenangkan jutaan Rupiah. Kelas aset investasi yang saat ini tersedia adalah pasar saham Amerika Serikat dan aset kripto.

Diklaim Seeds telah diunduh lebih dari 50 ribu kali di Play Store. Pencapaian ini mampu dicapai karena dalam pemasarannya Seeds memanfaatkan basis komunitas di berbagai universitas. Pengguna aktif bulanannya tembus ke angka 12 ribu orang, dengan pertumbuhan 400% dari bulan ke bulan. Sementara pengguna berbayarnya mencapai 3 ribu orang dengan pertumbuhan bulanan 500%.

Perbedaan antara pengguna yang berbayar dengan tidak adalah nominal hadiah yang berkesempatan mereka raih untuk setiap kompetisi yang digelar. Kompetisi ini punya tiket masuk yang harus dibayarkan sebelumnya oleh pengguna. Bila berbayar, hadiah yang diperebutkan nominalnya lebih besar.

Dalam wawancara sebelumnya, Willy menuturkan dampak positif yang bisa diberikan dari konsep social investing adalah pengguna bisa mempelajari dunia investasi secara lebih menyenangkan melalui gamifikasi. Dengan ilmu dan literasi keuangan yang dihadirkan, pengguna dapat mencoba berbagai sudut pandang dan perspektif mengenai pandangannya terhadap proyeksi ke depan atas suatu kelas aset.

Startup ini resmi diperkenalkan pada 2023, Willy merintisnya karena terinspirasi dari pepatah asal Negeri Tirai Bambu, ‘Qiānlǐ zhī xíng, shǐ yú zúxià’. Artinya, perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah.

Application Information Will Show Up Here

Eratani Kembangkan IoT untuk Adopsi Smart Farming

Startup agritech Eratani mengumumkan perolehan pendanaan usaha dari Bank BRI untuk pengadaan perangkat IoT Smart Fertilizing Recommendation System buat para petani. Tidak disebutkan fasilitas kredit yang didapat, namun diyakini kolaborasi kedua belah pihak dapat membawa dampak positif untuk industri pertanian di Indonesia.

Perangkat IoT ini merupakan sistem cerdas untuk pemupukan berimbang, yang membantu petani binaan Eratani mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan meningkatkan hasil panen. Perangkat digunakan untuk mengukur kandungan unsur hara tanah, seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), tingkat keasaman (pH), serta dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan pupuk berdasarkan kondisi tanah yang spesifik secara cepat dan aktual.

Selain itu, perangkat tersebut juga dilengkapi dengan sensor yang dapat menyesuaikan kebutuhan unsur hara tanah berdasarkan target panen yang ingin dicapai, sehingga dapat mengoptimalkan kebutuhan dalam penyerapan unsur hara serta meningkatkan hasil panen bagi petani di lapangan.

“Dengan demikian, para petani tidak perlu membeli pupuk dengan jumlah yang berlebihan, sehingga dapat meminimalisir beban biaya pemupukan yang tinggi serta pemberian pupuk yang tidak efektif dan efisien,” ucap CFO Eratani Bambang Cahyo Susilo dihubungi secara terpisah oleh DailySocial.id.

Menurutnya, kerja sama dengan BRI ini termasuk ke dalam tiga pilar utama di Eratani. Yakni, membantu petani untuk mendapatkan akses pembiayaan yang lebih terjangkau (access to smart working capital), mendapatkan penyuluhan dan pendampingan (access to knowledge and technology), serta memberikan harga jual gabah layak/fair trade (access to market).

“Sebagai upaya untuk terus meningkatkan hasil produksi pertanian dan mengurangi biaya operasional para petani, Eratani secara terus menerus mengimplementasikan berbagai metode terbaik (agriculture best practices) dan mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam proses budidaya padi, termasuk melalui pengadaan IoT,” imbuhnya.

Berdasarkan data USDA (United States Department of Agriculture), Indonesia menduduki peringkat keempat dalam hal konsumsi beras global, dengan total konsumsi rata-rata mencapai 35,367 juta ton sepanjang tahun. Permintaan yang tinggi akan beras ini berasal dari kecenderungan masyarakat untuk mengonsumsi nasi dalam asupan harian.

Sampai saat ini, upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan masih harus terus dioptimalkan karena dihadapi dengan berbagai tantangan, termasuk alih fungsi lahan. Data Kementerian Pertanian menunjukkan alih fungsi lahan pertanian Indonesia mencapai 90.000 hingga 100.000 hektar setiap tahun.

Tergerusnya lahan pertanian membuat petani harus fokus untuk memaksimalkan potensi lahan yang tersedia. Praktik pertanian berkelanjutan dapat menjadi solusi dari tantangan tersebut, salah satunya adalah melalui pemanfaatan IoT.

IoT adalah perangkat teknologi portabel yang terhubung melalui internet dan memiliki kemampuan untuk mendeteksi berbagai parameter secara cepat dan aktual. Sensor IoT di sektor pertanian memiliki kemampuan alternatif untuk memantau penyakit pada tanaman, serangan hama, dan analisis kesuburan tanah.

“[..] misi Eratani untuk menjadi mitra terbaik bagi petani dengan cara memberikan dukungan dalam keseluruhan proses pertanian, dari hulu hingga hilir, melalui penerapan smart farming. Kami berharap langkah ini dapat menjadi gebrakan baru bagi petani untuk mengetahui kebutuhan selama masa tanam secara aktual dan tepat sasaran. [..],” tambah VP Operations Eratani Adwin Pratama Anas dalam keterangan resmi.

Sub-Branch Office BRI Kementrans Fauzan Rahman turut menyampaikan, “Kami antusias untuk bermitra dengan Eratani sebagai perusahaan agritech karena kami juga menyadari bahwa Agronomis Eratani di lapangan tentu membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar dapat melaksanakan tugas dengan lebih efektif [..].”

Pencapaian bisnis

Bambang mengklaim sejumlah pencapaiannya hingga kini. Berikut rinciannya:

  • Eratani telah menggandeng lebih dari 22.000 petani yang tersebar di 410 desa di 32 kabupaten di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Sebagai ecosystem builder di sektor pertanian, Eratani tidak hanya membina para petani (small holder farmers), tetapi juga menjalin kemitraan dengan lebih dari 500 kios pertanian dan 70 penggilingan padi (rice milling units).
  • Dalam perjalanan untuk menyejahterakan para petani Indonesia, Eratani telah membantu petani meningkatkan hasil produksi pertanian sebesar 29% dan meningkatkan pendapatan petani sebesar 25%. Di sisi lain, Eratani juga telah membantu 100% petani binaan mempunyai akses pembiayaan (bankable farmers), serta meningkatkan transaksi kios yang dibina sebesar 3x lipat.
  • Dari sudut pandang pemberdayaan perempuan, saat ini 30% dari Petani Binaan Eratani adalah perempuan dan terus berkomitmen untuk berpartisipasi aktif dalam pemberdayaan petani perempuan Indonesia. Ke depannya Eratani akan membentuk program yang dikhususkan untuk membantu memaksimalkan potensi yang mereka miliki.
  • Keberadaan Eratani juga menciptakan peluang kerja bagi anak-anak muda Indonesia untuk berpartisipasi aktif di sektor pertanian demi terciptanya petani-petani muda Indonesia. Saat ini Eratani telah memperkerjakan lulusan-lulusan sekolah pertanian (universitas dan SMK) di wilayah-wilayah operasional Eratani.

“Melalui solusi yang komprehensif, Eratani berharap dapat terus memberikan kontribusi berkelanjutan baik dalam meningkatakan taraf hidup para petani, ketahanan pangan, dan pertanian yang berkelanjutan (sustainable agriculture),” kata Bambang.

Pencapaian di atas akan dilanjutkan pada tahun ini. Bambang bilang, pihaknya ingin memperkuat posisinya sebagai ecosystem builder dan thought leader di sektor pertanian melalui value creation (information value, community value, and social value) kepada berbagai pemangku kepentingan, termasuk mengembangkan program-program pengembang. Bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah, swasta, organisasi nirlaba, dan sektor pendidikan.

“Ke depannya Eratani akan terus berkontribusi untuk menjawab tantangan ketahanan dan keberlanjutan pangan melalui inovasi, efisiensi, peningkatan produktivitas, dan penerapan sistem keberlanjutan di sektor pertanian melalui pendekatan teknologi dan operasional yang efektif serta efisien,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Investree Konfirmasi Dana Investasi Seri D dari JTA Holdings Segera Cair

Investree mengumumkan kabar terbaru terkait upayanya dalam memperbaiki internal perusahaan agar memperoleh kepercayaan lagi dari masyarakat. Manajemen mengakui tantangan bisnis di internal karena kendala pembayaran oleh sejumlah borrower, berdampak pada keterlambatan pengembalian pinjaman untuk lender.

Dalam keterangan resmi, Co-founder dan Director Investree Singapore Pte. Ltd. Kok Chuan Lim merinci lebih jauh kabar Investree sejauh ini. Berikut detailnya:

  1. Membuka komunikasi dengan borrower yang masih memiliki itikad baik untuk melunasi pinjaman kepada lender, salah satunya dengan menambah kerja sama dengan pihak ketiga untuk mempercepat proses loan repayment collection. Sebagian besar borrower yang macet menurut data internal Investree adalah UMKM dari multi-industri yang mengalami kendala operasional akibat berbagai faktor, seperti penurunan omzet, penutupan bisnis, dan lainnya.
  2. Dana investasi dari JTA Holdings akan segera cair setelah Investree Group mendapat Commitment Letter yang dikirim pada 21 Februari 2024. Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan dokumen-dokumen teknis untuk proses pencairan dana.
  3. Kembali membuka kantor Investree Indonesia per 19 Februari 2024 dan beroperasi secara normal setelah sebelumnya sempat tutup.

Selain mengandalkan dana investasi dari JTA Holdings untuk meneruskan operasional yang tersendat, sebelumnya diinformasikan bahwa salah satu investor Investree, yakni SBI Holdings telah menyuntikkan dana $7 juta atau senilai 109,5 miliar Rupiah.

Sebanyak $4,5 juta digunakan untuk membayar tanggungan perusahaan, termasuk gaji, pajak, utang, dan biaya lainnya. Sisanya dimanfaatkan untuk kebutuhan legal, asuransi, dan sewa.

“Saat ini kami memprioritaskan agar setiap stakeholders internal dan eksternal Investree mendapatkan hak mereka secara proporsional dan diharapkan setiap borrower untuk tetap melanjutkan kewajiban pelunasan fasilitas pinjamannya. Kami juga ingin menegaskan bahwa kami sedang menangani situasi ini dengan serius dan bertanggung jawab penuh untuk mencari solusi terbaik,” tutur Lim, Rabu (28/2).

Ia juga menyampaikan, “Kami tengah mengusahakan seluruh proses penyelamatan operasional Investree Indonesia berjalan dengan kecepatan penuh, demi para stakeholders.”

Lim merupakan CEO dari Investree Philippines. Ia sudah bergabung di Investree sejak 2019. Investree Philippines adalah ekspansi Investree kedua, setelah Thailand yang sudah dimulai sejak awal 2019. Di Thailand, Investree menggunakan brand eLoan dan menggandeng mitra lokal.

Untuk memperoleh kepercayaan masyarakat, Lim menyampaikan Investree tetap membuka jalur komunikasi buat para lender melalui email resmi. Bagi stakeholder lain, termasuk pihak luar yang mengaku terafiliasi dengan Investree juga dapat mengajukan pengadukan melalui laman khusus yang disiapkan perusahaan untuk pendataan.

“Bagi para lender maupun stakeholders yang merasa terlibat dengan perusahaan/perorangan lainnya yang mengklaim sebagai terafiliasi, anak perusahaan, subsider/anak perusahaan, dengan Investree, kami menghimbau untuk melapor dan melakukan pendataan. Tautan pendaftaran pengaduan ini dapat diakses di https://bit.ly/PelaporanInvestree,” tutup Lim.

Kanal pengaduan Investree lainnya, mulai dari saluran telepon 1500886, Whatsapp CS, Whatsapp khusus Lender VIP, dan Direct Message Instagram sejauh ini masih ditutup untuk sementara waktu.

Sebagai informasi, TKB90 Investree pada 28 Februari 2024 sebesar 83,56%, belum berubah sejak Januari 2024. Artinya, persentase kredit bermasalah atau tingkat wanprestasi atau TWP kini mencapai 16,44%.

Terus dipantau regulator

Secara terpisah mengutip Infobank, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman menjelaskan, kalau saat ini pihaknya masih melakukan dan pemantauan kepada Investree. Ada dua pendekatan yang OJK lakukan dalam menangani kasus ini.

Pertama, berupa pengawasan yang bersifat offsite yang mengandalkan analisis atas laporan yang disampaikan penyelenggara kepada OJK. Pendekatan kedua berupa pengawasan onsite atau langsung ke perusahaan.

Pengawasan ini, menurut Agusman, antara lain untuk memastikan kebenaran laporan maupun melakukan investigasi jika ada dugaan pelanggaran yang mereka lakukan. Ia memastikan, bahwa OJK akan memastikan investigasi dilakukan secara menyeluruh dan melihat dari berbagai sudut pandang.

Kalau investigasi terhadap kasus ini akan membutuhkan waktu sampai selesai, karena OJK masih mengumpulkan bukti. Salah satunya adalah pengaduan masyarakat.

“Kami sedang mengumpulkan bukti-bukti seperti dokumen dan lainnya. Pengaduan dari masyarakat juga banyak sekali. Kita akan melihat dengan baik, apakah ini ada faktor-faktor nonteknis seperti fraud atau lainnya, dan memastikan tindak lanjutnya seperti apa,” ujarnya.

Application Information Will Show Up Here

Bank Digital Krom Resmi Meluncur, Bidik Nasabah Usia Muda untuk Menabung

PT Krom Bank Indonesia Tbk (Krom) resmi meluncurkan aplikasi pada hari ini, Selasa (27/2). Perseroan membidik generasi muda sebagai target pengguna yang ingin mencapai kemandirian finansial dengan mengembangkan uang mereka melalui produk perbankan yang memiliki nilai investasi tinggi dan aman.

Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan menyampaikan, Krom dirancang dengan layanan perbankan superior yang memungkinkan generasi muda mengelola dan mengembangkan uang mereka. Tujuannya agar mereka lebih proaktif dalam menabung dan membangun kemandirian finansial jangka pendek maupun panjang.

“Berdasarkan tren dan demografi, anak muda zaman sekarang lebih melek teknologi. 30 tahun saya berkarier di bank, transformasinya luar biasa. Kalau bank enggak ikutan [transformasi digital], akan ketinggalan,” ucapnya saat konferensi pers.

Untuk menyesuaikan dengan visi tersebut, Krom mendiferensiasikan dirinya dengan sejumlah keunggulan. Pertama, rate menarik berupa suku bunga tabungan 6% p.a. dan suku bunga deposito hingga 8,75% p.a. Angka ini diklaim jauh lebih tinggi dari pasar perbankan. Krom juga menghilangkan biaya tradisional, seperti biaya admin pulsa dan admin pembayaran tagihan asuransi dan kartu kredit.

Kedua, fleksibel. Krom memberikan nasabah kebebasan untuk mengelola keuangan sesuai kebutuhan dengan membuat alokasi 20 tabungan dan 20 deposito. Lalu, memilih nomor rekening sendiri, penempatan deposito mulai dari Rp100 ribu dengan tenor harian 14-180 hari dan bunga progresif. Terakhir, fleksibel untuk menarik deposito sebelum jatuh tempo tanpa dikenai penalti dan tetap dapat bunga 6% p.a.

“Tenor harian ini belum ada pilihannya di bank lain. Kami buat ini karena biasanya anak muda itu kebutuhannya sangat dinamis. Jadi mereka tetap bisa menabung sesuai tenor yang diinginkan dan tetap dapat bunga yang lebih tinggi,” tambah Head Marketing Krom Bank Felicia Thenardy.

Sementara itu, dari sisi keamanannya, seluruh data pribadi nasabah dienkripsi dengan standar keamanan tertinggi dan komprehensif. Setiap transaksi dilengkapi dengan PIN, password, dan one-time password (OTP) untuk lapisan keamanan tambahan.

Pengembangan berikutnya

Felicia menyampaikan suku bunga simpanan yang ditawarkan Krom kepada nasabah tidak dijamin LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Perlu diketahui, LPS telah menetapkan tingkat bunga penjaminan rupiah di bank umum sebesar 4,25% yang berlaku sejak 1 Februari 2024 hingga 31 Mei 2024.

Kendati demikian, pihaknya akan tetap transparan kepada nasabah dan memberitahukan informasi tidak dijaminnya bunga simpanan itu melalui berbagai kanal digital, termasuk situs dan media sosial.

“Kalau ada pertanyaan akan kami jawab dengan transparan, kami tetap edukasi seperti apa profil risikonya agar nasabah mengerti ketika investasi atau nabung di Krom,” kata dia.

Anton menambahkan, walau menerapkan suku bunga simpanan tinggi, Krom tetap berkomitmen untuk menjaga profitabilitasnya. Dalam menawarkan suku bunga, pihaknya selalu mengembangkan bisnis dan mencari model bisnis yang tepat.

“Indikasinya dari kesehatan profit bank, kami bisa jaga tetap positif. Jumlah biaya yang besar dari bank [kurang tepat] apabila tidak diimbangi dengan perjalanan strategi bisnis yang kurang tepat. Untuk interest rate yang tinggi maka harus cari bisnis yang tepat untuk kami,” tuturnya.

Dipastikan ke depannya Krom akan melakukan pengembangan produk keuangan yang lebih kompetitif. Tidak hanya memanfaatkan ekosistem dari Kredivo Group untuk produk pinjaman, seperti channeling dan join financing, Krom akan berkolaborasi dengan mitra-mitra lainnya.

Anton juga memastikan bahwa Krom akan menggarap produk pinjaman untuk segmen UMKM. Dinilai segmen tersebut belum digarap oleh Kredivo dan KrediFazz, sehingga tidak bersaing langsung. “Dari sisi produk dan bisnis semua akan ada waktunya. Kami mau lari secepat-cepatnya karena persiapan bisnis dan IT-nya sudah lengkap,” pungkasnya.

Tidak disebutkan target spesifik nasabah yang akan dibidik Krom. Hanya disampaikan akan melayani jutaan nasabah dalam beberapa tahun mendatang. Diklaim Kredivo sebagai pelopor paylater di Indonesia kini memiliki hampir 10 juta pengguna sejak pertama kali beroperasi di 2016.

Application Information Will Show Up Here

Komerce Terima Pendanaan Awal dari Achmad Zaky dan 500 Global

Startup penyedia solusi e-commerce enabler Komerce mengumumkan telah menerima pendanaan tahap awal dengan nominal dirahasiakan dari Achmad Zaky dan 500 Global. Komerce akan gunakan dana tersebut untuk pengembangan produk dan akuisisi pengguna baru.

Sebelum masuk sebagai angel investor di Komerce, Zaky juga berinvestasi melalui Achmad Zaky Foundation (AZF) bersama Indigo Telkom Acceleraton Program pada 2021. Catatan lainnya, Zaky merupakan salah satu Limited Partner (LP) di 500 Global. Hubungan antara Zaky dengan 500 Global sudah terjalin lama sejak VC tahap awal tersebut menyuntikkan dana untuk Bukalapak saat baru dirintis.

Dalam keterangan resmi, Co-Founder & CEO Komerce Nofi Bayu Darmawan menuturkan, pendanaan ini akan membantu mereka mengembangkan produk dan ekspansi ke pasar baru. “Kami percaya bahwa e-commerce memiliki potensi yang besar untuk membantu UMKM di Indonesia untuk berkembang,” kata dia, Senin (26/2).

Zaky menyampaikan optimismenya yang tinggi terhadap potensi Komerce dalam membantu UMKM di Indonesia untuk berkembang. “Komerce memiliki tim yang kuat dan berpengalaman di bidang e-commerce,” ucapnya.

Managing Partner 500 Global Khailee Ng menambahkan, “Kami sangat terkesan dengan tim Komerce dan visi mereka untuk membantu UMKM di Indonesia untuk berkembang.” Disebutkan saat ini 500 Global telah berinvestasi di lebih dari 3 ribu startup yang tersebar di lebih dari 70 negara.

Perkembangan Komerce

Komerce didirikan pada 2020 oleh Nofi Bayu Darmawan bersama Syaefullah Syeif (COO) dan Satriyo Budi Utomo (CTO) yang bergabung setahun setelahnya. Startup ini menyediakan solusi lengkap bagi operasional UMKM secara end-to-end, mulai dari remote team untuk pengembangan e-commerce, aggregator pengiriman, e-fulfillment, omnichannel SaaS, CRM dan solusi lainnya. Bila dirinci sebagai berikut:

  1. Komtim: layanan ini memungkinkan UMKM tanpa repot untuk hiring & onboarding menemukan talenta remote workers dengan gaji yang kompetitif untuk membantu operasional e-commerce mereka, di antaranya live streamer, customer support, marketplace admin, performance marketer, & social media management.
  2. Komclass: melakukan upskilling dan training terhadap UMKM agar lebih bertumbuh.
  3. Komship: mendorong efisiensi biaya dan manajemen operasional yang kompleks dalam hal manajemen pengiriman.
  4. Kompack: untuk solusi pergudangan, manajemen, pengemasan barang.
  5. Komplace: untuk omnichannel dan mengelola berbagai situs marketplace dalam satu dasbor. Layanan ini hadir berkat hasil akuisisi terhadap Boostr pada Agustus 2023.
  6. Komchat: untuk sarana promosi yang memungkinkan penjual untuk kirim banyak pesan ke banyak nomor WhatsApp dengan sekali klik.

Nofi menuturkan, nilai proposisi unik yang ditawarkan Komerce ialah memungkinkan pengusaha UMKM lebih mudah dan simpel dalam mengelola aktivitas operasional e-commerce dari ujung ke ujung dengan data pelanggan yang terintegrasi. Perusahaan juga tidak memaksakan mereka untuk menggunakan semua layanan yang ada sebab setiap layanan yang diberikan bersifat standalone.

“Namun jika UMKM menggunakan layanan lebih dari satu, maka data operasionalnya saling terintegrasi dan dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Inilah perbedaan utama dibandingkan dengan kompetitor yang lainnya,” tuturnya.

Komerce menargetkan usaha skala kecil dan menengah yang ingin memaksimalkan kanal penjualan online atau sudah memanfaatkannya, namun kurang maksimal dari berbagai operasionalnya sebagai pengguna utama.

Tercatat terdapat 3 juta jumlah penjual online di Indonesia atau setara dengan 38% dari total pelaku usaha yang bertransaksi di sepanjang tahun 2022, mengutip dari Badan Pusat Statistik (BPS). Pemetaan pelaku penjual online masih didominasi oleh kota-kota besar di Indonesia. Hal ini memberikan kesempatan bagi UMKM yang berada di kota lapis 3 dan 4 untuk ikut serta memanfaatkan trend dan potensi jualan online.

Diklaim, Komerce telah menggaet 25 ribu UMKM telah terdaftar dan bertransaksi pada ekosistem mereka, memiliki lebih dari 10 gudang, 450 e-commerce talent, serta lebih dari 2 juta transaksi ditangani sepanjang tahun lalu. Total karyawan tetapnya mencapai lebih dari 100 orang yang berkantor pusat di Purbalingga, Jawa Tengah.

Startup ini juga mengaku sudah mencatatkan profitabilitas pada awal 2023 dan membukukan kenaikan pendapatan sebesar 300% (YoY) dibandingkan tahun sebelumnya.

Application Information Will Show Up Here

Krom Bank Angkat Bankir Anton Hermawan sebagai Presiden Direktur

PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI), sebelumnya dikenal dengan Bank Bisnis Internasional, resmi menunjuk Anton Hermawan sebagai Presiden Direktur. Keputusan ini telah mendapat kesepakatan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 21 Februari 2024.

Dalam keterangan resmi, Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan menyampaikan, “Saya merasa terhormat atas kepercayaan yang diberikan para pemegang saham untuk memimpin Krom yang akan secara resmi meluncurkan layanan perbankan digital. Saya yakin Krom mampu bersaing di industri perbankan digital, berkat diferensiasi dan keunggulan layanannya, serta dukungan dari Kredivo Group yang telah memiliki ekosistem solid.”

Anton memiliki pengalaman lebih dari 27 tahun di industri perbankan. Sebelum bergabung di Krom, Anton menjabat sebagai Consumer Banking Director di Bank KEB Hana Indonesia. Kemudian pada 2018-2021, ia menjabat sebagai EVP Digital Business Development di CIMB Niaga dan menduduki posisi senior lainnya di Bank Sinarmas dan Bank Permata. Karier awalnya dimulai di BCA.

Sebelum Anton bergabung, posisi Presiden Direktur Krom Bank ditempati oleh Laniwati Tjandra. Laniwati sudah menjabat di posisi tersebut sebelum Krom diambilalih oleh Kredivo Group, melalui PT FinAccel Teknologi Indonesia pada Maret 2022.

FinAccel membeli saham Bank Bisnis secara bertahap, sebanyak 40% saham pada 2021, kemudian pada Maret-April 2022 menambah 35% kepemilikan sampai akhirnya menjadi pemegang saham pengendali.

Krom tidak langsung meresmikan ke publik semenjak rebranding diumumkan. Situs baru bisa diakses pada Oktober 2022, dengan catatan produk perbankan yang belum tersedia.

Seiring berjalannya waktu, dengan brand baru, Krom mulai membuka lewat kerja sama bisnis dengan Kredivo dan KrediFazz untuk skema loan channeling. Ketiga perusahaan ini merupakan bagian dari Kredivo Group. Fokus Krom sendiri adalah menggarap layanan perbankan digital untuk nasabah ritel, selaras dengan sister company-nya yang bermain di segmen ritel.

Saat ini aplikasi Krom sudah bisa diakses di Google Play dan App Store. Perusahaan menawarkan deposito berjangka dengan bunga hingga 8,75% per tahun, tabungan biasa dengan bunga 6% per tahun, gratis transfer dan top up hingga 30 kali sebulan, dan permudah nasabah buat alokasi hingga 40 tabungan yang disesuaikan dengan tujuan keuangan.

Tak hanya itu, di dalam aplikasi juga menawarkan kemudahan pembayaran tagihan dan top up pulsa. Peresmian Krom Bank secara publik bakal digelar pada pekan depan, hari Selasa (27/2).

Application Information Will Show Up Here

Cento Ventures: Iklim Investasi Akhir-akhir Ini Bisa Pengaruhi Valuasi Startup Balik ke Era Sebelum Unicorn

Pada paruh pertama 2023, Asia Tenggara mengalami penurunan volume investasi sebesar 54% menjadi $3,1 miliar. Penurunan ini merupakan investasi paruh pertama terendah sejak 2017, menurut laporan yang diumumkan Cento Ventures.

Laporan itu menyatakan, walaupun investasi di regional turun, tren tersebut akan berakhir karena minat investor terhadap pendanaan baru perlahan meningkat.

“Lanskap kesepakatan investasi tampaknya berbalik ke tingkat sebelum Covid-19 – dan sangat mungkin ke standar sebelum era unicorn. Kembalinya gelembung valuasi dan ukuran transaksi mengikuti penurunan volume investasi, namun dengan jeda yang signifikan. Menariknya, koreksi pasar ini hanya terjadi setahun penuh setelah penurunan pasar pertama kali dirasakan di AS — kawasan ini tidak mengalami penurunan tajam dalam asupan modal hingga akhir tahun 2022,” tulis Cento Ventures.

Cento Ventures

Walau hilangnya separuh modal, kawasan ini masih berada di bawah angka dasar penerimaan modal pada 2017-2020 – satu-satunya pasar global selain Tiongkok yang mampu melakukan penyesuaian dengan cepat, karena pencapaian pada 2021-2022 belum meningkatkan tingkat investasi di Asia Tenggara sebanyak itu, seperti di India atau Amerika Latin.

“Hal ini, ditambah dengan volume mega-deal yang minimal dalam sejarah, membuat kami yakin bahwa Asia Tenggara mungkin akan mengalami penurunan aktivitas investasi yang sedikit lebih kecil dari tahun ke tahun dibandingkan dengan wilayah sejenisnya,” tulis laporan tersebut.

Hipotesis tersebut diperkuat dengan laporan “Southeast Asia Deal Review 2023” yang dikutip secara terpisah, disusun oleh DealStreetAsia dan Rigel Capital. Disampaikan bahwa sepanjang tahun lalu total pendanaan di regional turun hingga 51% menjadi $7,96 miliar. Kesepakatan investasi turun 30% menjadi 718 kesepakatan.

Dijelaskan lebih jauh oleh Cento Ventures, ketika kawasan ini memasuki era koreksi, investor terus mengalihkan perhatiannya ke pendanaan tahap awal. Meskipun sentimen negatif semakin meningkat menjelang paruh kedua tahun 2023, bisnis inti di Asia Tenggara ternyata mampu bertahan dengan baik.

“Kami melihat modal di tahap pra-A hingga seri C (semua rentang $0,5-50 juta per transaksi) masih dikerahkan dengan kecepatan yang sama seperti tiga tahun sebelumnya. Namun, kategori mega-deals (di atas $100 juta) hampir mencapai batas minimum dalam sejarah dengan hanya beberapa perusahaan di wilayah ini (eFishery, bolttech, Kredivo, dan Moladin) yang mengumpulkan atau mengumumkan putaran $100 juta+ pada semester I 2023.”

Terkait perubahan lanskap valuasi, Cento menyampaikan bahwa ini baru saja dimulai. Hal-hal seperti runway yang semakin pendek pada 2021-2022 dan banyaknya penutupan perusahaan yang diketahui publik berdampak signifikan terhadap pola pikir investor.

Gambaran sebenarnya mengenai valuasi masih dikaburkan oleh adanya dua “penopang” – yaitu putaran internal terstruktur dan utang swasta, yang diterapkan secara bebas untuk menunda penetapan harga perusahaan digital di seluruh ekosistem.

Filipina dinilai gagal jadi the next Indonesia

Cento Ventures

Startup di Filipina sebelumnya digadang-gadang bakal menjadi the next Indonesia. Namun kenyataannya, menurut Cento Ventures, dinilai gagal mencapainya.

Disampaikan lebih lanjut, sejak awal 2022, ketika valuasi di Indonesia mencapai puncaknya dan dimulainya pencarian kisah pertumbuhan regional berikutnya, narasi mengenai “Next China” di Vietnam dan “Next Indonesia” di Filipina telah diuji satu sama lain. Hampir dua tahun berlalu, tidak ada pasar yang menunjukkan perkembangan yang jelas.

Vietnam telah meluncurkan banyak dana investasi tahap awal dan mempertahankan sebagian besar aliran investasi regional, meskipun aktivitas investasi telah melemah karena kelesuan ekonomi. Sedangkan Filipina mengalami lonjakan aktivitas dari berbagai konglomerat lokal dan munculnya berbagai model bisnis padat modal, yang mencerminkan perkembangan Indonesia pada tahun 2017-2019.

“Namun, perkembangan ini dihadapkan pada ketiadaan modal pada tahap selanjutnya untuk mendukung perkembangan tersebut.”

Negara lainnya, yakni Malaysia, pemerintahnya berupaya untuk meningkatkan aktivitas investasi di negaranya melalui berbagai program yang dipimpin oleh lembaga pemerintah. Hasilnya, memberikan negara tersebut bagian investasi regional yang setara dengan Vietnam dan peningkatan signifikan dalam valuasi investasi di putaran seri A dan B.

Sektor fintech dominasi vertikal pendanaan

Cento Ventures

Sektor fintech berkontribusi sebesar 40% dari seluruh investasi. Semua vertikal turunan fintech rata mendapatkan investasi, sehingga narasi “kematian fintech karena suku bunga tinggi” sudah ketinggalan zaman.

Vitalitas sektor ini tetap didukung oleh pembaruan pesat pada infrastruktur dan peraturan pembayaran regional, beragam inisiatif bank bekerja sama dengan perusahaan teknologi. Tak hanya itu, pergeseran fokus platform digital yang meninggalkan “superapp” dan beralih ke khitahnya sebagai sektor keuangan dan distribusi jasa keuangan.

“Runtuhnya volume perdagangan mata uang kripto dan narasi investasi terkaitnya telah berdampak signifikan terhadap jumlah aliran investasi DFS ke sub-sektor wealth management dan infrastruktur pasar modal selama semester II 2022. Akibatnya, sub-sektor ini kembali sejalan dengan volume pemasukan modal historisnya.”

Penerbitan Efek Saham Minim, Startup SCF Shafiq Nilai Aturannya Kurang Menarik Bagi UMKM

Startup securities crowdfunding (SCF) Shafiq menilai aturan penerbitan efek saham di platform SCF punya sejumlah kekurangan, seperti pembatasan pasar sekunder maksimal dua kali setahun dan saham yang boleh diperdagangkan adalah saham yang telah IPO selama lebih dari 12 bulan. Kondisi tersebut membuatnya tidak likuid sehingga kurang menarik bagi UMKM dan investor.

Kepada DailySocial.id, Co-founder dan CEO Shafiq Kevin Syahrizal menyampaikan hal ini tentunya menjadi efek yang kurang menarik bagi investor karena harapan untuk memperoleh capital gain masih sangat terbatas. Selain itu, ada juga kendala dari sisi penerbit, saat mengurasi penerbit yang layak IPO dari segmen UMKM memang tidak mudah karena masih banyak kendala administratif.

“Hambatan klasik lainnya adalah masalah kedisiplinan dalam penyusunan laporan keuangan, keterbukaan informasi manajemen dan keberlanjutan bisnis,” ucapnya.

Sejak Shafiq berdiri di Agustus 2021, baru satu penerbit saham yang berhasil listing, yakni klinik Kosambi Maternal dan Children Center (KMNC). Tahun 2023 sempat ada satu penerbitan saham, namun belum bisa tercapai pemenuhan pendanaan sehingga batal demi hukum.

Portofolio penyaluran Shafiq sepenuhnya berasal dari penerbitan efek utang (sukuk) atas 70 proyek dengan total nilai Rp348 miliar. Pencapaian ini naik lebih dari tiga kali lipat dari Oktober 2022 sebesar Rp100 miliar. Bila dirinci, sebanyak 24,43% dari total merupakan penyaluran dengan prinsip SDGs.

Berdasarkan industri, proyek infrastruktur mendominasi portofolio di Shafiq dengan porsi 51,5%. Lalu disusul barang konsumen non-primer (15,7%), barang konsumen primer (10%), energi dan kesehatan masing-masing 8,1%, dan lainnya.

Kevin menuturkan, untuk efek sukuk, imbal hasil yang diperoleh investor adalah imbal hasil dari usaha/proyek yang menjadi underlying penerbitan. Realisasi imbal hasil dari sukuk-sukuk yang telah selesai (lunas) rata-rata berada di kisaran 15% per tahunnya.

“Sedangkan untuk efek saham, investor akan memperoleh dividen dari keuntungan perusahaan dan potensi capital gain pada pasar sekunder yang diadakan dua kali dalam periode satu tahun.”

Terkait status efek, seperti jadwal distribusi efek, pembagian dividen/bagi hasil, jatuh tempo sukuk, gagal bayar, dsb; investor memantau langsung di situs Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Caranya dengan mengetik nama perusahaannya. Hal ini turut mendorong keterbukaan informasi atas kinerja dari masing-masing efek.

Strategi mitigasi risiko

Demi menjaga kredibilitas dan akuntabilitas, Kevin mengaku pihaknya rutin melakukan proses screening terhadap calon penerbit yang akan listing di platform Shafiq sesuai dengan ketentuan OJK. Di saat yang bersamaan, juga monitor para penerbit secara berkala untuk memberikan laporan penggunaan dana, progres usaha/proyek, dan laporan keuangan kepada investor melalui situs Shafiq.

Hal penting lainnya yang wajib dipahami oleh para investor adalah risiko melekat yang harus diterima ketika terjadi masalah pada proyek/usaha penerbit yang mengakibatkan kemunduran pembayaran atau sampai gagal bayar. “Karena pada dasarnya investasi pada sektor riil ini punya tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan investasi pada instrumen keuangan secara umum.”

Dia melanjutkan, “Namun di balik itu, tetap ada potensi keuntungan yang jauh lebih besar. Jika terjadi permasalahan, penyelenggara tetap mengutamakan kepentingan para investor karena Shafiq bertindak sebagai wakil para investor. Namun tentunya, tindakan yang dilakukan harus juga sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku, sehingga para pihak tidak ada yang dirugikan.”

Tindakan yang dilakukan tim Shafiq setiap ada kendala tetap menyesuaikan dengan permasalahan setiap sukuk. Bisa melalui forum RUPS (Rapat Umum Pemegang Sukuk), eksekusi jaminan, bahkan pengadilan pidana atau perdata terhadap penerbit yang tidak kooperatif.

Sepanjang tahun ini, Shafiq menargetkan capaian yang lebih realistis dengan kondisi saat ini, baik dari sisi makro, geopolitik, dan kondisi lain yang banyak memengaruhi usaha sektor riil. Angka penyaluran diharapkan dapat naik hingga 30%. Tidak ada strategi untuk fokus pada sektor tertentu karena pasarnya dinilai masih terbuka cukup luas. Akan tetapi tetap melakukan screening/pembatasan pada sektor tertentu yang masuk daftar hitam.

“Sedangkan untuk sektor kreatif dan ekonomi hijau, kami akan tetap support. Saat ini sudah ada beberapa penerbit yang memang fokus pada energi terbarukan. Alhamdulillah sampai saat ini masih terus berkembang dan berkelanjutan.”

Rencana lainnya yang akan dilakukan adalah merilis aplikasi Shafiq yang saat ini tengah dibangun. Situs Shafiq juga terus diperbaiki agar pengguna semakin nyaman saat mengaksesnya. Salah satu fitur yang baru dirilis adalah fitur chat untuk memudahkan interaksi antara penerbit dan pemodal.

Fitur ini bertujuan untuk mencegah maraknya penipuan yang mengatasnamakan Shafiq di grup-grup Telegram. Sehingga seluruh komunikasi antara penerbit, pemodal, dan penyelenggara terjadi di platform Shafiq.

Sejauh ini Shafiq belum membuka pasar sekunder di dalam platformnya. Pihaknya juga terbuka pada investor dari kalangan institusi yang berniat untuk masuk sebagai pendana di Shafiq. “Kami belum memiliki kesepakatan yang konkret ke arah itu (super lender institusi), namun sebagai industri tentunya terbuka lebar untuk kerja sama tersebut.”

Kevin mengungkapkan, hingga saat ini Shafiq beroperasi secara bootstrap. Belum ada investor eksternal yang masuk sebagai pemegang saham. Kendati begitu, dia mengklaim kinerja keuangan perusahaan per 2023 kemarin sudah positif. “Diproyeksikan di tahun ini pun juga akan sama (positif),” pungkasnya.