Grab Luncurkan Fitur “Anti Tuyul” untuk Blokir Mitra yang Menggunakan “Fake GPS”

Grab hari ini meluncurkan fitur “Anti Tuyul” yang disematkan secara native di aplikasi mitra pengemudi. Fitur tersebut merupakan tindak lanjut dari kampanye “Grab Lawan Opik!” (Opik akronim dari Order Fiktif) di awal tahun 2018 lalu. Adanya fitur ini di Grab terbaru akan memblokir secara otomatis mitra pengemudi yang menggunakan aplikasi “fake GPS” di perangkatnya.

Sebelumnya kecurangan dengan GPS palsu tersebut banyak dilakukan oleh para mitra pengemudi nakal demi mendapatkan pemesanan atau menjalankan tugasnya secara fiktif. Efeknya pada penurunan kualitas terhadap pelayanan kepada para pengguna layanan. Dengan adanya Anti Tuyul, mitra harus memastikan ponselnya sama sekali tidak terpasang aplikasi fake GPS.

“Penggunaan fake GPS ini tidak hanya merugikan pelanggan karena harus menunggu lebih lama sebab posisi pengemudi lebih jauh dari apa yang tertera, tapi juga merugikan mitra pengemudi yang bekerja keras secara jujur tanpa kecurangan. Peluncuran fitur Anti Tuyul ini menegaskan komitmen Grab untuk memastikan mitra mendapatkan penghasilan yang adil dan menyediakan platform transportasi yang aman,” ujar Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.

Acara peluncuran fitur baru tersebut juga dibarengi peresmian Grab Driver Center (GDC) di Tangerang. Upaya ini melanjutkan inisiatif GDC yang sebelumnya sudah diresmikan di Jakarta dan Bogor. GDC ditujukan sebagai pusat pelayanan bagi mitra pengemudi, termasuk konsultasi terhadap isu operasional yang dihadapi. Di GDC juga akan dilakukan pelatihan bagi para mitra pengemudi.

“Kehadiran GDC diharapkan dapat membantu para mitra pengemudi GrabCar yang tinggal dan bekerja di Tangerang dan Banten untuk mendapatkan akses pelayanan atas segala pertanyaan dan keluhan mereka dengan lebih mudah tanpa harus menempuh perjalanan jauh ke Jakarta,” sambung Ridzki.

Informasi terkini, Grab telah menjalankan operasional di 135 kota di Indonesia. Dengan total operasional di 225 kota di seluruh Asia Tenggara. Awal Juli lalu Grab juga baru saja meluncurkan GrabPlatform sebagai bagian dari strategi platform terbuka untuk menciptakan “superapp di Asia Tenggara  dengan menambahkan beragam layanan harian di satu aplikasi.

Application Information Will Show Up Here

Sedang Merintis Startup di Tahap Awal? Ikuti Program “Project Alpha” dari SeedPlus dan AWS

Project Alpha adalah program pemberdayaan startup tahap awal di Asia Tenggara yang diinisiasi oleh SeedPlus dan Amazon Web Services (AWS). Melalui program tersebut, beberapa kegiatan penumbuhan startup dilakukan, mulai dari penyaluran pendanaan hingga bimbingan untuk pengembangan bisnis dan go-to-market.

Tahun 2018, Project Alpha mulai debutnya di Jakarta, memberikan kesempatan bagi startup tahap awal di Indonesia untuk bergabung dalam rangkaian program. Startup yang berminat diminta untuk mengirimkan pitch-deck, untuk seleksi pemilihan keikutsertaan program.

Sebagai informasi, SeedPlus sendiri merupakan pemodal ventura berbasis di Singapura yang fokus pada pendanaan startup tahap awal. Sementara AWS adalah pemimpin pasar komputasi awan global yang menyediakan berbagai alat untuk pengembangan produk digital. Sehingga ini adalah sebuah kesempatan bagi startup untuk memperkuat jaringan bisnis sembari belajar untuk bertumbuh.

Di Indonesia, Project Alpha menggandeng beberapa mitra dari kalangan startup sukses yang nantinya akan turut membimbing dan membagikan pengetahuannya tentang membangun bisnis di Indonesia. Beberapa startup yang terlibat meliputi GO-JEK, Bizzy, dan Modalku.

Jika tertarik, pendaftaran untuk startup masih dibuka hingga 23 Agustus 2018 mendatang. Pitch-deck dan informasi seputar startup yang tengah dijalani dapat disubmisikan melalui formulir yang terdapat pada tautan berikut ini: http://alpha.seedplus.com.

Selain itu pada 9 Agustus nanti akan diselenggarakan roadshow, menjelaskan tentang program ini dan beberapa kiat penting bagi startup di tahap awal. Acara akan diselenggarakan di GO-JEK HQ (Pasaraya Blok M, Building B, 6th Floor, Jakarta) dimulai pukul 13.00 WIB. Pemateri terdiri dari tim Project Alpha dan perwakilan startup mitra, yakni Dayu Dara Permata (SVP GO-JEK, Co-Founder of GO-LIFE), Ahmed Aljunied (GO-LIFE VP of Engineering and Product), dan Norman Sasono (Co-founder and CTO of Bizzy).

Anak Usaha M Cash Hadirkan Layanan “Bike Sharing” GOWES di Jakarta

Anak usaha M Cash hari ini menyelenggarakan uji coba layanan bike sharing “GOWES” di kawasan Monas Jakarta. Konsepnya layanan tersebut mirip dengan platform yang sudah ada seperti oBike, Ofo dll.

PT Surya Teknologi Perkasa (STP) sebagai perusahaan penggagas inisiatif ini bekerja sama langsung dengan Pemprov DKI Jakarta melalui Unit Pengelolaan Smart City. Dalam debut awalnya, sebanyak 100 unit sepeda GOWES telah tersedia di kawasan Monas.

“Kami gembira dengan dilaksanakannya uji coba ini yang menandai langkah awal diterapkannya sistem bike sharing di Jakarta. Kami mengharapkan sepeda dapat menjadi opsi transportasi jarak pendek bagi masyarakat mengingat dampak positif yang dihasilkan seperti bebas polusi udara serta biaya yang terjangkau,” ujar Iwan Suryaputra selaku Direktur Utama STP.

Sebelumnya, GOWES telah hadir di Bintaro Jaya dan di beberapa lokasi di Bali. GOWES bike sharing platform merupakan salah satu pengembangan lanjutan STP setelah sukses menginisiasi Tracking Device & Digital Indonesia Map. Implementasi teknologi tersebut memungkinkan pengguna tidak harus mengembalikan sepeda yang digunakan ke titik tertentu, tapi di mana saja di area operasional GOWES.

Dengan Tracking Device & Digital Indonesia Map pada sepeda, tim GOWES dapat melacak lokasi sepeda dan kemudian akan melakukan collecting sepeda yang telah selesai digunakan oleh pelanggan.

Masyarakat yang ingin menggunakan sepeda GOWES dapat mengunduh aplikasi GOWES melalui Google Play Store dan App Store. Top up credit dapat dilakukan melalui kios digital M Cash.

Terkait layanan bike sharing, pemain regional oBike sebelumnya juga mengumumkan akan mulai memperluas jaringan operasional di Jakarta, setelah debut di Bandung. Namun tampaknya rencana tersebut belum berhasil terealisasi, pasca goncangan bisnis yang terjadi di lini internal – layanan oBike di Singapura tutup.

Application Information Will Show Up Here

Yoofix Mudahkan Masyarakat Pesan Jasa Perawatan Rumah

Yoofix merupakan aplikasi yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menemukan dan memesan jasa perawatan rumah. Jasa yang ditawarkan meliputi perbaikan AC, perbaikan saluran air, kebersihan rumah, pengecatan, kelistrikan dan pembasmian hama. Startup ini diinisiasi sejak Agustus 2017 oleh Dian Bilhokista (Founder & CEO), dan baru mulai beroperasi Februari 2018 lalu.

Pasca debut di Jakarta dan Yogyakarta dengan lebih dari 1500 pesanan, Senin (23/7) lalu Yoofix mulai meluncurkan layanan di empat kota baru, meliputi Surabaya, Bandung, Semarang dan Solo. Model pembiayaan layanan Yoofix sendiri dihitung berdasarkan waktu pengerjaan. Saat ini baru menerima pembayaran tunai, namun pihaknya mengaku akan segera meluncurkan fitur pembayaran digital.

“Nilai unik yang ditawarkan Yoofix adalah kejujuran dan profesionalitas. Yoofix tidak hanya menyediakan fixer (mitra teknisi) yang profesional dan berpengalaman di bidangnya, namun juga memberikan pelatihan serta mengajak untuk mengedepankan kejujuran. Karena kejujuran adalah masalah yang paling besar di layanan jasa seperti ini,” ujar Dian kepada DailySocial.

Aplikasi Yoofix saat ini sudah tersedia di platform Android dan iOS. Kendati sudah ada beberapa aplikasi pesaing yang menjajakan layanan yang sama, Dian meyakini bahwa pangsa pasarnya masih sangat besar. Hal ini diimbangi dengan pertumbuhan kepemilikan rumah/apartemen oleh masyarakat di tengah aktivitas yang sangat padat.

Di tahun 2018, Yoofix akan terus mematangkan bisnisnya dengan berbagai strategi. Salah satunya dengan memperluas kerja sama dengan beberapa bisnis pengembang perumahan dan alat kerja. Tidak menutup kemungkinan varian layanan juga akan bertambah, seiring masukan dan kebutuhan para konsumen.

Untuk mematangkan operasional, saat ini Yoofix juga sudah mengantongi pendanaan dari angel investor dengan nilai yang tidak disebutkan.

Application Information Will Show Up Here

Tips Relasi Media untuk Startup (Bagian 2): Menemukan Kesempatan Belajar

Selain membantu startup mempublikasikan informasi pembaruan inovasi, media bisa juga dimanfaatkan sebagai bagian dari pengembangan startup — khususnya media yang secara spesifik membahas bisnis dan teknologi. Jika diamati, saat ini media teknologi tidak hanya berfokus pada produksi tulisan saja, melainkan mencakup komponen pendukung lain, mulai dari menyajikan riset, mengadakan acara, menjadi kanal pekerjaan dan lain-lain.

Tulisan kali ini akan membedah beberapa kegiatan relasi media yang dapat dijadikan ajang peningkatan kapabilitas startup.

Mendapatkan sumber daya pembelajaran

Banyak media startup yang menyajikan ragam tulisan komprehensif mengenai tips pengembangan startup. Mulai yang bersifat teknis seperti pengembangan produk, bersifat pribadi seperti tentang kepemimpinan, hingga seputar bisnis seperti pemasaran. Di DailySocial sendiri, kami menempatkan tips tersebut ke dalam tiga kategori akses, yakni Start, Scale, dan Steer. Di kanal Start, berisi tips sederhana seputar pengembangan startup di tahap awal, berisi berbagai cara untuk mengembangkan tim, melakukan uji coba MVP, dan lain-lain.

Selanjutnya di kanal Scale, berisi kiat-kiat tentang pengembangan startup yang sudah memiliki kematangan produk. Di sini dibahas tentang pendanaan hingga membangun kerja sama dengan unsur eksternal. Terakhir adalah kanal Steer, berisi kiat-kiat untuk pengembangan startup di level lebih lanjut. Misal tentang pengembangan bisnis hingga otomasi pemasaran. Tulisan yang ada biasanya menyadur dari kisah sukses startup yang sudah ada atau mengutip ide dari para pakar di berbagai bidang.

Membuka kesempatan berkembang

Media juga dapat dimanfaatkan startup untuk menemukan berbagai kesempatan baru, mulai dari bertemu komunitas, investor, hingga mentor. Salah satunya dengan mengikuti kegiatan-kegiatan berbasis meet-up yang sering diadakan. Biasanya kegiatan tersebut terbagi menjadi dua jenis, yakni gathering dan workshop. Kegiatan gathering cocok diikuti manakala tujuannya ialah membangun relasi publik, bertemu orang-orang baru, dan menemukan inspirasi. Sementara kegiatan workshop dapat diikuti untuk menambah pengetahuan secara langsung.

Beberapa media juga rutin mengadakan pameran yang dapat diikuti oleh startup, misalnya e27 setiap tahun mengadakan ajang Echelon yang berisi kompetisi startup, sesi keynote, hingga networking. Sedangkan untuk workshop, secara rutin DailySocial mengadakan kegiatan bertajuk #SelasaStartup, yakni kegiatan singkat yang diisi langsung oleh para pakar dari kalangan startup. Membahas dari urusan teknis hingga urusan bisnis.

Memperlihatkan kondisi industri

Ulasan mendalam tentang vertikal industri juga kerap disajikan oleh media. Misalnya baru-baru ini hangat dibahas regulasi yang tengah disusun pemerintah untuk fintech, dan masih banyak lagi. Hal seperti ini sering terlewat oleh founder saat membangun startup, yakni upaya untuk comply dengan regulasi – terutama untuk startup yang menangani proses bisnis kritis, seperti di bidang finansial atau layanan publik.

Lanskap persaingan juga acap kali disampaikan dalam rangkaian tulisan analisis dan riset oleh media. Sebagai contoh untuk lanskap on-demand pasca Uber diakuisisi, DailySocial mengadakan survei mengenai transisi konsumen untuk mengetahui ke mana mereka berlabuh dan tren kecenderungan pasar dalam menghadapi penghentian layanan. Membaca laporan riset seperti ini juga penting untuk memahami pangsa pasar secara umum, melihat kesempatan dari ujung ke ujung.

Picture1

Sudah Saatnya Pemerintah Mendorong Perbaikan Menyeluruh Melalui Transformasi Digital

Hari ini (20/7) saya melakukan perpanjangan SIM di kantor Samsat Polres Purworejo, Jawa Tengah. Setelah menjalani serangkaian proses –dari cek kesehatan, pemberkasan, pengambilan sidik jari dan foto—nama saya dipanggil oleh petugas untuk mengambil hasilnya. Bukan kartu SIM berwarna putih yang saya dapatkan, melainkan secarik kertas berwarna oranye sebagai SIM sementara. Petugas mengatakan bahwa kartu SIM belum bisa diterbitkan lantaran bahan material habis, konon di level nasional.

Saya pun menanyakan, estimasi waktu kartu SIM bisa jadi dan diambil. Petugas hanya menyarankan saya untuk datang dan memeriksa ke kantor Satlantas secara rutin untuk menanyakan – kemungkinan besar akan lebih dari sebulan. Dalam formulir pengajuan perpanjangan SIM, saya mengisikan alamat email dan kontak ponsel.

Hal menarik berikutnya ialah saat proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) beberapa waktu lalu. Prosesnya menyita perhatian hampir masyarakat seantero nusantara. Pasalnya sistem zonasi (mewajibkan calon siswa SMP dan SMA sederajat bersekolah di wilayah terdekat) kecolongan dengan adanya kecurangan, yang paling memprihatinkan disebabkan karena penyalahgunaan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).

Aturan pemerintah memberikan porsi 20% untuk siswa ber-SKTM di tiap sekolah. Layaknya menjadi sebuah kesempatan emas, banyak peserta didik yang nilainya kurang baik diakali dengan mengajukan SKTM ke Kantor Desa untuk mendongkrak nilai.

Terkait SKTM bodong, beberapa wilayah seperti Jawa Tengah sudah melakukan langlah represif dengan melakukan cross-check dan survei ke rumah untuk peserta didik ber-SKTM. Di Jawa Tengah 78.065 SKTM dibatalkan.

***

Lalu mari kita amati dua kasus di atas untuk menemukan variabel yang dapat ditarik menjadi solusi. Pertama soal ketersediaan material pembuatan kartu SIM yang habis secara massal. Dalam setiap kartu SIM terdapat tanggal kedaluwarsa, berdurasi 5 tahun dan disesuaikan dengan tanggal lahir. Ini menjadi salah satu data yang sebenarnya dapat diolah untuk menghasilkan analisis dan proyeksi soal kebutuhan material kartu SIM dan arus pembuatannya.

Ilustrasi tentang visualisasi data / Pexels
Ilustrasi tentang visualisasi data / Pexels

Melalui teknik pengolahan kualitatif, data dapat digunakan untuk menemukan tren terkait dengan peak time pembuatan atau perpanjangan SIM — sehingga dapat dijadikan rujukan untuk pemesanan bahan-bahan dalam kerangka waktu tersebut. Untuk memudahkan pembacaan data, dapat dibuat juga sebuah visualisasi sederhana yang dibagi per sektor.

Tantangannya mungkin pada infrastruktur data yang harus dibangun, mengingat data tersebut tergolong yang harus ditempatkan di server lokal. Namun jika masalahnya memang pada keterbatasan anggaran untuk itu, saat ini banyak skema penerapan teknologi yang memudahkan implementasi di tahap awal, misalnya menggunakan solusi berbasis hybrid-cloud.

Solusi tersebut bisa menempatkan sebagian data krusial ke dalam server yang dikelola secara on-premise, sisanya memanfaatkan Platform as a Services (PaaS) dan IaaS (Infrastructure as a Services) yang disediakan oleh vendor komputasi awan – khususnya untuk penyebaran dan akses layanan.

Memulai dengan integrasi data

Kemudian soal isu SKTM dalam proses PPDB. Langkah represif yang dilakukan Pemerintah Daerah setempat melakukan check & re-check SKTM dengan data kependudukan setempat. Idealnya pengecekan tersebut menjadi solusi preventif yang dilakukan saat proses pendaftaran. Sehingga tidak terlebih dulu mendapatkan tempat. Ada beberapa solusi berbasis digital yang dapat diterapkan.

Salah satunya dengan mengembangkan aplikasi sederhana yang dapat memvalidasi keabsahan SKTM. Trigger-nya bisa berupa NPWP atau NIK orang tua, sehingga diketahui jenis pekerjaan dan besaran pendapatan yang didapat. Atau jika hendak lebih mendalam, bisa juga menambahkan validasi yang didasarkan data pertanahan, untuk mengetahui aset yang dimiliki orang tua. SKTM sendiri diterbitkan secara manual oleh perangkat di Balai Desa.

Sayangnya langkah tersebut saat ini terlihat sulit terealisasi, pasalnya masing-masing badan di pemerintahan belum punya (setidaknya sejauh pengamatan saya) standardisasi dalam pengelolaan struktur data. Serta adanya model integrasi yang dapat saling dikaitkan, misalnya dalam bentuk Application Programming Interface (API) untuk kebutuhan query data.

Menjadikan transformasi digital sebagai visi

Dasar pemikiran yang harus ditanamkan bahwa transformasi digital tidak sekadar memanfaatkan komputer untuk membantu kegiatan operasional. Lebih dari itu, di dalamnya terdapat serangkaian tindakan yang mengarahkan pada efektivitas proses bisnis. Teknologi hanya satu dari banyak aspek yang harus dipenuhi, didukung aspek lain seperti inovasi berkelanjutan, kolaborasi antar pihak, pengelolaan dan analisis data, hingga mengedepankan kultur data-driven (memastikan setiap tindakan terukur dan didasarkan data).

The building blocks of digital transformation / Ionology
The building blocks of digital transformation / Ionology

Regulasi menjadi penting untuk menyusun ulang atau setidaknya menjadi pedoman restrukturisasi fondasi data antar lembaga. Prosesnya tidak dapat dipusatkan di awal, namun bergerak eksponensial seiring dengan peningkatan platform. Ini adalah investasi besar, namun banyak hal yang nantinya bisa dituai. Termasuk untuk bidang-bidang lain, misalnya dalam mengurangi kesenjangan sosial.

Data Bank Dunia menempatkan “Kesempatan Kerja” menjadi salah satu kesenjangan terbesar di Indonesia, dengan persentase mencapai 62,6 persen. Masyarakat dianggap sulit untuk menemukan lapangan kerja yang sesuai. Namun di lain sisi, industri juga kesulitan untuk menemukan talenta guna memenuhi tenaga kerja di perusahaannya. Mudahnya, lihat situs lowongan seperti LinkedIn, setiap hari ada jutaan kesempatan kerja ditawarkan. Masalahnya, mengapa kesempatan itu tidak berbanding lurus dengan ketersediaan di masyarakat?

Lantas sekarang kita bayangkan jika pemangku kebijakan (dalam hal ini Kemendikbud dan Kemenristekdikti) mulai menyusun strategi berbasis data. Dari kondisi riil yang ada saat ini, mereka dapat memetakan sebaran lulusan beserta kompetensi yang menjadi spesialisasi. Kemudian bekerja sama dengan Kemenaker untuk memetakan data kebutuhan tenaga kerja dari berbagai perusahaan di seluruh penjuru Indonesia.

Dari konsolidasi data tersebut maka akan didapatkan kesimpulan, kompetensi apa yang surplus dan defisit dihasilkan oleh universitas beserta sebarannya. Dibandingkan dengan kesempatan kerja apa yang surplus dan defisit dibutuhkan industri beserta sebarannya.

Disadari betul, tidak mudah melakukan perombakan ketika ada sangkut pautnya dengan kepentingan politik. Namun justru di tahun politik seperti masa-masa yang akan kita hadapi sebentar lagi menjadi kesempatan untuk me-refresh ulang calon-calon pengisi kursi pemangku kebijakan, didasarkan pada pandangan strategis nan visioner yang ditawarkan. Sulit memang untuk merealisasikan hal-hal di atas, tapi akan lebih sulit lagi saat kita mendapati ketertinggalan negara kita di jaman yang semakin kompetitif.

Tips Relasi Media untuk Startup (Bagian 1): Menulis Siaran Pers

Ada banyak cara yang dapat dilakukan startup untuk memperkenalkan produknya ke masyarakat luas, salah satunya melalui relasi media. Selain memiliki basis pembaca, media umumnya akan memberikan ulasan komprehensif seputar layanan yang diusung startup, dengan nada yang memudahkan kalangan konsumen untuk memahami visi produk tersebut. Untuk mencapai sana, salah satu yang bisa dilakukan startup ialah dengan mengirimkan siaran pers.

Siaran pers (press release) yang dikirimkan ke media harus memuat informasi yang padat dan berisi, sehingga diperlukan kiat khusus hingga melahirkan dokumen rilis yang baik. Berikut ini adalah tips yang dapat diikuti ketika hendak menyusun sebuah siaran pers terkait peluncuran atau pembaruan produk.

Menyusun kerangka materi

Tahap ini perlu dilakukan untuk menghasilkan rancangan dari struktur dokumen rilis yang akan dibuat. Struktur sebuah rilis bisa saja berbeda, bergantung pada tujuan akhir yang diharapkan. Misalnya untuk pengenalan startup baru, struktur rilis dapat terdiri dari beberapa poin berikut ini:

  1. Memberikan gambaran singkat startup atau produk yang diusung.
  2. Memaparkan masalah apa yang ingin coba diselesaikan, lebih baik lagi disertai dengan data relevan.
  3. Menceritakan latar belakang startup, mulai dari founder, tahun berdiri, hingga status pendanaan/investor.
  4. Mendeskripsikan secara detail fitur masing-masing produk.
  5. Menuliskan sambutan dari founder terkait visi dan harapan dengan adanya produk tersebut.

Berbeda lagi ketika materi yang diumumkan adalah sebuah pengumuman, misalnya perolehan pendanaan, maka strukturnya dapat berupa:

  1. Memberikan gambaran singkat tentang pendanaan tersebut, diperoleh dari siapa, dalam tahapan apa, dan berapa jumlah nilainya.
  2. Memaparkan rencana alokasi pendanaan tersebut akan digunakan untuk apa.
  3. Menuliskan sambutan dari founder dan perwakilan investor.
  4. Menceritakan capaian startup yang telah diraih dari awal sampai pendanaan ini didapat.
  5. Mendeskripsikan target capaian yang akan dikejar pasca pendanaan.

Masing-masing adalah poin yang harus ada, jika terdapat hal lain bisa disertakan dalam paragraf berikutnya sebagai informasi sekunder. Penyusunan kerangka juga dimaksudkan agar rilis tersebut memiliki alur cerita yang runut, sehingga memastikan perspektif yang dipahami jurnalis sesuai dengan visi yang ingin disampaikan oleh startup.

Menulis draf siaran pers

Salah satu teknik penulisan siaran pers yang baik adalah dengan metode “segitiga terbalik”, terdiri dari informasi primer, informasi sekunder, dan lain-lain. Pada informasi sekunder tuliskan inti materi yang ingin disampaikan, paragraf ini idealnya dapat mendefinisikan secara detail apa yang dituliskan dalam judul. Misalnya untuk informasi re-branding web dan aplikasi startup, maka di sini dapat diceritakan konsep, tujuan, dan harapannya.

Kemudian informasi sekunder dapat berisi hal-hal lain yang mendukung uraian di paragraf sebelumnya. Jika menggunakan studi kasus yang sama, di sini dapat dimasukkan sambutan dari founder, capaian startup, hingga rencana ke depan. Jika masih ada hal-hal lain yang ingin disampaikan, tuliskan di bagian akhir.

Untitled 2

Model draf tulisan seperti ini selain untuk memastikan tulisan fokus pada permasalahan utama yang diangkat, juga akan memudahkan jurnalis dalam menuliskannya – sebagai informasi hampir setiap rilis yang dikirimkan akan ditulis dan disunting ulang.

“Kriteria yang paling utama adalah sebuah siaran pers harus bisa membantu jurnalis memenuhi ‘the 15 minute rule’ — sebuah ‘peraturan’ dalam dunia jurnalistik bahwa sebuah berita harus dipublikasikan dalam 15 menit sejak peristiwa terjadi. Oleh karena itu, harus singkat, padat, dan jelas,” ujar Anisa Menur selaku Senior Writer e27.

Setelah draf disusun, pastikan sudah mengkomunikasikan dengan pihak terkait. Misalnya jika startup punya investor, alangkah baiknya jika diberitahu terlebih dulu draf tersebut. Gejolak pasar teknologi cukup dinamis, bisa jadi ada pertimbangan lain untuk angle informasi yang ingin disampaikan.

Melengkapi aset untuk penyiaran

Setelah draf disetujui dan siap kirim, masukkan ke dalam dokumen yang sudah terformat baik. Terkait dengan format, bisa disesuaikan dengan branding masing-masing startup. Di dalam dokumen susunan isinya dapat berupa:

  1. Judul pemberitaan.
  2. Sub-judul pemberitaan jika ingin memberikan penekanan poin pada judul.
  3. Poin-poin berita yang ingin disampaikan.
  4. Uraian informasi yang telah disusun dalam paragraf.
  5. Uraian singkat tentang startup.
  6. Kontak yang dapat dihubungi.

Pengiriman dokumen dapat menggunakan format standar, yakni *.docx atau *.pdf. Untuk melengkapi pemberitaan dan membuat publikasi menjadi lebih indah, sertakan juga gambar pendukung dengan resolusi yang baik. Gambar tersebut bisa berupa foto anggota tim, ilustrasi/promo produk, foto brand startup, atau lainnya yang merepresentasikan judul.

Picture1

Mengirimkan siaran pers melalui email

Kirimkan siaran pers tersebut melalui email. Untuk mendapatkan email media, kunjungi laman media mana yang ingin dituju. Umumnya di halaman “Tentang Kami” media mencantumkan email redaksi yang dapat dihubungi ketika ingin menyampaikan pemberitaan. Dalam penulisan email juga ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Pertama ialah tentang struktur pembuatan konten email, sebagai berikut:

  1. Tuliskan subjek/judul email yang padat, singkat, dan jelas. Menggambarkan isi secara keseluruhan. Contoh: “Siaran Pers: Startup X Mendapatkan Pendanaan dari ABC senilai 10 miliar Rupiah”, “Startup X Hadirkan Aplikasi untuk Penyewaan Alat Pancing”, dll.
  2. Di badan email awali dengan perkenalan singkat dan menyampaikan ringkasan dari berita yang terdapat dalam dokumen. Karena sudah dilampirkan, tidak perlu meletakkan isi dokumen di dalam email.
  3. Jika aset tulisan banyak, dapat meletakkannya ke dalam media penyimpanan awan (misal Dropbox atau Google Drive), namun pastikan akses untuk guest juga diberikan.
  4. Tutup dengan mempersilakan jika terdapat pertanyaan lebih lanjut atau diskusi terkait materi rilis yang dikirimkan.

Jika pengiriman dilakukan secara satu per satu atau dengan metode mail merge, alamat email media dapat dimasukkan ke kolom “To”. Namun jika dikirimkan secara masal, disarankan untuk menempatkan alamat-alamat email ke dalam kolom “BCC”. Kolom “CC” dapat diisi dengan email rekan di startup yang relevan, misalnya kepada CEO atau investor.

Pertimbangan lain

Saat ini memang sudah banyak media yang memberitakan tentang layanan digital dan startup – mereka memiliki basis pembaca orang-orang yang memang menikmati perkembangan dunia startup. Namun kadang startup juga ingin mengabarkan kepada media lain yang tidak berbau teknologi. Misalnya sebuah startup yang menyediakan layanan marketplace kecantikan, mereka ingin mengirimkan siaran rilis ke media yang membahas tentang perempuan dan gaya hidupnya. Maka pembahasan teknis menjadi kurang relevan, bahkan tidak diminati. Sehingga bisa saja startup memutuskan untuk membuat draf rilis lebih dari satu dengan penekanan angle yang berbeda.

Sebagai contoh untuk media teknologi dan startup (termasuk media yang memiliki kanal tekno), siaran pers tersebut memfokuskan pada fitur-fitur dan capaian bisnis yang sudah diraih. Tapi ketika mengirimkan rilis ke media yang fokus ke gaya hidup perempuan, maka yang ditekankan adalah tentang permasalahan dan solusi digital yang memudahkan mereka menemukan jasa kecantikan. Di sini dipahami bahwa masing-masing media memiliki pandangan relevansi berbeda terhadap rilis yang diterima.

Untitled

NTT Com Startup Challenge Kembali Diadakan di Indonesia

NTT Com Startup Challenge merupakan kompetisi startup yang diselenggarakan oleh NTT Communications, perusahaan penyedia layanan teknologi informasi dan komunikasi yang berpusat di Jepang. Karena melihat pesatnya pertumbuhan startup di Indonesia, NTT ingin ikut serta dalam mengembangkan ekosistem dengan memberikan kesempatan pendanaan dan kesempatan untuk bertemu dengan investor di program tersebut.

Di Indonesia, ini bukan acara pertama yang diselenggarakan oleh NTT. Tahun lalu, NTTINEX Startup Challenge 2017 juga telah diselenggarakan. Kompetisi tersebut berhasil menyita perhatian lebih dari 130 startup dengan berbagai bidang, mulai dari bidang makanan, pengiriman barang, e-commerce, hingga SaaS.

Tahun 2017, Kofera berhasil menjadi pemenang. Kala itu Kofera menawarkan layanan berbasis big data dan machine learning untuk mengidentifikasi kata kunci potensial untuk berbagai macam iklan bisnis. Sedangkan juara kedua adalah Andalin, yakni startup dengan servis pengiriman barang berplatform digital yang membantu UKM melakukan ekspor dan impor dengan mudah. Dan pemenang ketiga adalah Bildecom yakni e-commerce spesialis bahan bangunan.

Selain memberikan akses langsung ke investor tingkat global, NTT Communications juga memberikan hadiah uang tunai sebesar USD10.000 kepada pemenang, diharapkan dapat digunakan startup untuk mengembangkan usahanya lebih baik lagi.

Dengan menyelenggarakan kembali acara ini di Indonesia, NTT ingin lebih terlibat ke dalam ekosistem startup di Asia. Nantinya, dari seluruh peserta yang mendaftarkan, akan dipilih 10 startup terbaik guna melakukan pitching di depan juri di final NTT Com Startup Challenge 2018. Tahun ini NTT Com Startup Challenge akan diselenggarakan di 3 negara yaitu Indonesia (28 Agustus 2018), Malaysia (11 Oktober 2018), dan Vietnam (22 November 2018).

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi laman https://dm.ntt.com/startupchallenge2018.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner NTT Com Startup Challenge 2018

Bizzy Konfirmasi Perolehan Pendanaan Pra-Seri B Senilai 115 Miliar Rupiah

Pengembang layanan e-commerce B2B Bizzy mengonfirmasi perolehan pendanaan Pra-Seri B senilai $8 juta (setara sekitar 115 miliar Rupiah), yang pertama kali dikabarkan DealStreetAsia. Pendanaan tersebut dipimpin Sinar Mas Digital Ventures (SMDV) dan beberapa investor baru dari vertikal industri berbeda — detailnya masih enggan diungkapkan pihak Bizzy.

Rencananya dana yang diperoleh akan dialokasikan untuk perekrutan talenta guna mendukung pengembangan solusi B2B yang terintegrasi dari hulu ke hilir, yakni berupa platform e-marketplace, e-procurement, e-distribution dan e-logistics.

“Pendanaan ini mampu menunjukkan besarnya ketertarikan investor yang berasal dari berbagai sektor terhadap platform yang sedang kami bangun. Dengan pengalaman dan dukungan mereka di sektor bisnis perkebunan, manufaktur, finansial, pertambangan, properti, dan teknologi, kami lebih percaya diri menghadirkan teknologi B2B multi-sektor dari hulu ke hilir,” ujar Co-Founder & CTO Bizzy Norman Sasono kepada DailySocial.

Seiring perkembangan yang ada, Bizzy mengaku menyadari untuk menjalankan model bisnis B2B tidak cukup dengan sekadar e-commerce. Sehingga dalam satu tahun terakhir, Bizzy lebih banyak fokus melakukan pengembangan platform agar bisa menjadi solusi menyeluruh bagi pelanggannya.

Norman juga menceritakan, timnya baru saja selesai melakukan perombakan besar pada platform Bizzy dari sisi teknologi untuk bisa menunjang fitur yang lebih luas dari sebelumnya.

“Sekarang platform Bizzy mendukung business model kuasi-ritel dan juga marketplace, lengkap dengan e-procurement, serta integrasi dengan ERP dan sistem e-procurement internal untuk customer skala enterprise. Ke depannya platform Bizzy juga akan mendukung banyak aspek lain yang lebih luas di dunia B2B selain e-commerce,” lanjut Norman.

Kemampuan integrasi dengan ERP internal yang dimiliki perusahaan menjadi salah satu keunggulan yang menarik. Norman menceritakan, integrasi yang ditawarkan Bizzy menggunakan protokol khusus yang memang telah disepakati oleh industri e-commerce, e-distribution, dan e-logistics di dunia, sebuah protokol yang lebih spesifik dari sekedar Web API pada umumnya.

Dari sisi bisnis disampaikan, Bizzy akan memperkuat jaringan vendor lokal di kota-kota utama di Indonesia seperti Banjarmasin, Pekanbaru, Palembang, Pontianak, Surabaya, hingga Medan. Kemudian juga akan mengundang perusahaan kelas korporasi dan menengah dalam vertikal yang didukung oleh investor, yaitu bidang perkebunan, manufaktur, finansial, pertambangan, properti dan teknologi.

“Selain memperluas bisnis, ke depan tentunya kami akan memperkaya barang-barang B2B yang tersedia. Saat ini sudah ada lebih dari 100 ribu barang dalam 14 kategori utama. Dari sisi produk dan platform, Bizzy akan menambah fitur-fitur baru yang akan membuat pelanggan dan vendor pengguna untuk dapat melakukan transaksi secara lebih transparan, accountable dan efisien lagi. Aplikasi mobile juga menjadi pelengkap dalam roadmap kami setelah aplikasi web yang sekarang tersedia,” Norman menjelaskan target Bizzy di tahun ini.

Pengembangan Bisnis untuk Startup (Bagian 4 – Penutup)

Menjadi tulisan seri penutup tentang pengembangan bisnis untuk startup, artikel kali ini akan mencoba merangkum dan mengulas kembali apa yang sejatinya dibutuhkan startup ketika membangun fondasi bisnisnya. Pada bagian pertama disampaikan bahwa cakupan pengembangan bisnis (business development) tidak hanya berkutat pada penjualan (sales). Lebih dari itu di sana ada peran krusial untuk memastikan produk dan merek startup diminati pangsa pasar.

Di tahapan tersebut ada beberapa hal yang harus dilakukan seorang yang bertanggung jawab pada pengembangan bisnis. Pertama ialah memahami pangsa pasar atau dalam istilah teknisnya disebut “Know Your Customer”, alokasikan waktu khusus untuk melakukan riset tentang itu. Pergi ke luar, tanya kepada orang-orang yang akan menjadi basis pengguna dari layanan. Tampung masukan sebanyak-banyaknya sebelum proses bisnis benar-benar dimulai.

Kedua, lakukan analisis terhadap pesaing. Ini penting, pasalnya dengan produk yang dikembangkan startup sering kali merasa “unik” dan tidak punya pesaing. Padahal pesaing itu bisa saja merupakan pesaing langsung dan pesaing tidak langsung. Pesaing langsung adalah mereka yang menyajikan produk atau layanan serupa. Sedangkan pesaing tidak langsung adalah mereka yang menyediakan produk atau layanan alternatif sebagai pengganti.

Kemudian sebagai founder startup harus memiliki pola pikir yang terbuka. Permasalahannya tidak sedikit founder yang merasa sudah berada di pasar yang niche, artinya tidak banyak pemain di sana dan pangsa konsumennya adalah kalangan khusus. Justru harus berpikir sebaliknya, ceruk pasar khusus itu pada akhirnya akan ditemukan secara alami ketika startup berhasil menelusuri pangsa pasar yang luas, membandingkan satu dengan yang lainnya.

Sebelum berjalan keluar atau go-to-market, pastikan pekerjaan rumah di internal startup sudah selesai. Misalnya tentang pembagian peran dalam pengembangan bisnis. Sehingga masing-masing orang tahu ke mana harus melaporkan dan ke mana harus menghubungkan. Buat ide bisnis berjalan efektif dengan mendefinisikan secara jelas porsi pekerjaan dan target yang harus dicapai dalam periode waktu tertentu.

Infografik Tips untuk Startup

Memulai pengembangan bisnis

Pengembangan bisnis juga dapat didefinisikan sebagai sebuah proses penyampaian solusi pada orang yang tengah mengalami masalah tertentu. Sehingga ini menjadi faktor penting dalam pemilihan pendekatan yang dilakukan. Hadirkan merek startup sebagai solusi atas sebuah masalah. Hal lain yang perlu untuk selalu diingat, dalam pengembangan bisnis tidak selalu mematok tujuan akhir pada penjualan, ada komponen lain yang bisa dibawa untuk memperkuat startup, misalnya relasi bisnis, kerja sama strategis, hingga jalan untuk perluasan pangsa pasar.

Menjalankan sebuah pengembangan bisnis juga tidak bisa dilakukan sendiri. Rekrut orang yang tepat, dalam waktu yang tepat, untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan terkait pengembangan bisnis. Misalnya bagian penjualan, relasi publik, hingga representatif untuk membantu konsumen. Orang-orang tersebut penting, pasalnya tugas pengembangan bisnis tidak hanya berhenti sampai deal terjadi, melainkan ada post-deal management yang juga menjadi faktor krusial. Bayangkan jika produk yang dikembangkan startup direkomendasikan oleh konsumennya kepada orang lain.

Di tulisan bagian kedua telah dibahas bagaimana tim pengembangan bisnis melakukan perencanaan pemasaran. Perencanaan ini sangat penting, untuk memastikan setiap tujuan menjadi lebih jelas dengan capaian yang dapat diukur. Beberapa pendekatan dapat dilakukan, terlebih untuk startup dengan produk digital. Namun setiap pangsa pasar unik, misalnya startup menggarap model bisnis B2B, kalangan bisnis membutuhkan waktu untuk penentuan keputusan pembelian. Bantu mereka dengan menyajikan sumber daya yang memberikan pengetahuan tentang penyelesaian masalah tertentu, misalnya dengan mengirimkan newsletter berupa whitepaper atau market research.

Beruntung saat ini startup disajikan dengan berbagai macam alat digital untuk pemasaran. Melalui situs online, media sosial, atau email bisa dilakukan apa yang disebut dengan otomasi pemasaran. Bagian ini dibahas dalam tulisan ketiga. Otomasi pemasaran adalah sebuah mekanisme yang dapat dilakukan pemasar untuk menghadirkan traksi melalui pendekatan yang lebih “halus”. Model tersebut berusaha memberikan pemahaman tentang permasalahan dan solusi yang diberikan kepada konsumen.

Kesimpulannya pengembangan bisnis adalah serangkaian proses terpadu, tujuan akhirnya ialah mendorong startup mendapatkan berbagai komponen untuk membuat bisnis dapat berkembang – tidak hanya target penjualan. Karena untuk berkembang bisnis memang membutuhkan banyak hal, pemasukan agar operasional berjalan, mitra untuk melancarkan ekspansi, hingga konsumen loyal yang selalu merekomendasikan solusi dengan testimoni terbaik mereka.