Grab Luncurkan GrabRewards untuk Pengguna Setianya, Poin Akumulatif yang Dapat Ditukar

Hari ini Grab resmi mengumumkan versi beta fitur GrabRewards, sebuah program loyalitas yang ditujukan untuk konsumen. Program ini akan memberikan apresiasi kepada penumpang Grab berupa poin di setiap perjalanannya, baik menggunakan GrabBike, GrabCar dan GrabTaxi di seluruh area jangkauan Grab. Poin yang didapat tersebut nantinya dapat ditukar dengan potongan tarif, tumpangan gratis hingga penawaran dari rekanan yang telah ditunjuk oleh Grab.

GrabRewards hadir sejalan dengan bertumbuhnya pengguna Grab secara keseluruhan, dari angka 10 juta di akhir tahun lalu menjadi 27 juta pengguna per Desember tahun ini. Pengguna di Indonesia dan Singapura menjadi yang pertama mencicipi layanan ini. Beberapa minggu mendatang pengguna di negara lain baru akan menyusul. GrabRewards terdiri dari empat tingkatan loyalitas didasarkan jumlah perjalanan, mulai dari Platinum (1% dari penumpang teratas), Gold (5% dari penumpang teratas), Silver (15% dari penumpang teratas) dan selebihnya masuk dalam kategori member.

Poin reward sendiri secara matematis dihitung berdasarkan jenis kendaraan, tipe layanan, jarak tempuh dan total tarif yang dibayarkan, baik secara tunai maupun menggunakan GrabPay. Reward platinum bagi pengguna akan memberikan akses kepada alokasi prioritas, pemesanan tumpangan akan diutamakan. Selain itu penumpang platinum juga akan diberikan nomor hotline eksklusif yang dapat diakses untuk bantuan langsung dari pihak Grab.

“Peluncuran GrabRewards secara beta menjadi bukti keseriusan kami dalam memberikan pengalaman perjalanan yang aman dan menyenangkan untuk para penumpang. Kami akan terus meningkatkan GrabRewards untuk memastikan bahwa kami menerapkan pendekatan hyperlocal dan program loyalty yang dipersonalisasi dan menyenangkan bagi para pengguna kami. Kami akan terus menambah Rewards eksklusif dan Rewards Partners di seluruh wilayah operasional kami,” ungkap Group Vice President of Marketing Grab Cheryl Goh.

Untuk pengguna di Indonesia, saat ini telah ada beberapa rekanan untuk penukaran poin. Termasuk di dalamnya Agoda, Alfamart, Althea, Flexiroam, Fraser Hospitality, HappyFresh, KeSuperMarket, Lippo Malls, Mall Alam Sutera, Trade Mall, Timezone hingga Tokopedia. Pengguna dapat melihat dan menukar Rewards dari dalam katalog Rewards yang tersedia dalam aplikasi Grab.

“Pada akhirnya kami menyadari bahwa Grab memiliki hubungan personal yang berkesinambungan dengan para penumpang kami. Kami berharap GrabRewards merupakan awal dari komunikasi yang lebih aktif untuk merealisasikan visi bersama kami untuk menjadi platform layanan pemesanan kendaraan terbaik. Seiring dengan dimulainya babak baru bagi Grab, kami juga ingin melibatkan usaha dan merchant yang sejalan untuk mendorong Asia Tenggara maju bersama-sama,” pungkas Cheryl.

Application Information Will Show Up Here

Platform E-Commerce untuk Perhiasan dan Barang Mewah WhizLiz Resmi Meluncur

Platform e-commerce untuk barang-barang mewah dan perhiasan WhizLiz resmi meluncur. Menantang pemain yang sebelumnya sudah ada, salah satunya Orori, WhizLiz menargetkan akan membukukan pertumbuhan lima kali lipat setiap tahunnya. Target tersebut dianggapnya sebagai tujuan realistis untuk menjadi penguasa di pasar Indonesia dan Asia Tenggara.

Di bawah naungan PT Lino Walden Technology, WhizLiz didirikan di bawah naungan PT Lino Putra Mandiri (pengusung brand perhiasan Lino & Sons) dan PT WGS (pengembang solusi perangkat lunak untuk korporasi). Kolaborasi kedua perusahaan tersebut, yang dinilai memiliki keahlian di bidang penjualan perhiasan dan teknologi mampu menciptakan kolaborasi yang kaut di pasar.

Dalam keterangannya, Founder & COO WhizLiz Andrianto Sylviano menyampaikan pihaknya begitu antusias bermitra dengan WGS dalam meluncurkan platform e-commerce. Kesamaan visi menjadi salah satu acuan dan pemula kerja sama ini.

Dari sisi kesiapan produk, disampaikan Ivan Lingga selaku Co-founder Lino & Sons, bahwa Lino & Sons membutuhkan show-room online untuk menjangkau pelanggan yang lebih luas. Trendsetter yang telah dibawa Lino & Sons dianggap mampu menjadi trigger yang kuat untuk menumbuhkan brand WhizLiz.

Target pasar spesifik yang ingin dijangkau WhizLiz

Layanan e-commerce ini mengintai pelanggan “cerdas” yang menyukai merek produk ternama. Konsumen peminat barang mewah sendiri ditaksirkan terus bertumbuh, kalangan menengah juga sudah mulai menikmati variasi produk brand mewah. Dari catatan WhizLiz pertumbuhannya di Indonesia mencapai 84 persen, kendati ada kekhawatiran perlambatan ekonomi nasional.

Guna menjangkau lebih banyak konsumen, WhizLiz mencoba menghadirkan kategori yang lebih beragam, mulai dari busana hingga perhiasan pengantin. Untuk memberikan kemudahan, WhizLiz juga menawarkan kepada konsumen untuk mendapatkan SKU di daftar produk yang dimilikinya. Hal lain yang turut disuguhkan yakni terkait jaminan keaslian produk, kendati dijual secara online.

Sektor e-commerce di Indonesia ditargetkan akan segera mencapai angka $130 miliar pada tahun 2020, digaungkan akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Pasar perhiasan dan barang mewah diproyeksikan mendapatkan porsi 8 persen dari total keseluruhan. Menjadi panggung bagi WhizLiz untuk membawa brand Lino & Sons di pasar global.

Catatan Menjelang Akhir Tahun 2016, Dinamika Lanskap Startup Indonesia

Startup Indonesia kini bukan lagi berada di tahap awal, berbagai komponen pendukungnya sudah mulai berbenah dan mapan. Tak sedikit pula memandang startup digital di Indonesia menjadi prospek industri yang menjanjikan untuk masa depan. Tak heran jika para perusahaan (baik yang bergerak memberikan investasi ataupun malah turut terjun) membidik visi besar pola bisnis startup digital.

Di Indonesia sendiri tren startup sudah jauh berubah jika dibandingkan dengan awal industri ini berkembang, misal jika dibandingkan dengan apa yang terjadi tahun 2010 ke bawah. Kala itu bisnis digital masih berproses secara konvensional, karena memang belum banyak menemukan konsep dan tatanan yang pas. Beda halnya dengan saat ini, semua berlomba menyajikan pemecahan masalah dengan pendekatan digital yang dikonversi menjadi proses bisnis startup.

Membicarakan seputar landskap startup Indonesia, setiap tahunnya ada berbagai hal unik, terkait dengan berbagai hal, baik itu berkaitan dengan tren, persaingan, bisnis hingga regulasi. Kami mencoba memetakan beberapa hal yang terjadi di tahun 2016 dalam dinamika lanskap startup Indonesia.

Dinamika bisnis e-commerce

Digadang-gadang menjadi yang paling menjanjikan, dengan dalih populasi konsumen prospektif yang sangat besar di Indonesia, secara kasat mata pun mudah dianalisis bahwa bisnis e-commerce menjadi yang paling pesat di kategori startup Indonesia. Dinamika bisnis e-commerce sendiri diwarnai dengan banyak hal, mulai dari makin terbukanya persaingan pemain asing, pemain lokal yang digadang-gadang menjadi unicorn, model bisnis baru hingga kembang kempis layanan e-commerce bertahan di tengah pertempuran.

Penetapan regulasi turut menjadi bagian dari hiruk-pikuk konsep jualan online di Indonesia. Dinilai penting, karena bisnis e-commerce telah melibatkan banyak entitas dan memiliki perputaran uang yang besar di konsumen Indonesia. Sehingga pemerintah merasa perlu untuk memastikan adanya keseimbangan antara bisnis dan kemaslahatan bangsa.

Tahun ini, ketika membicarakan e-commerce sudah bukan lagi mengabarkan layanan baru yang muncul. Semua pandangan tertuju kepada bagaimana strategi bisnis e-commerce berperang di tengah banyaknya pemain sama kuat yang ada, baik dari lokal ataupun asing. Tren ini mengindikasikan bahwa tahun depan industri ini tetap akan menjadi perhatian banyak pihak, namun tak menutup kemungkinan adanya suksesi yang akan diusung.

Dinamika layanan on-demand, Go-Jek pecahkan telur unicorn pertama

Sempat menjadi “isu nasional” saat pemain transportasi konvensional mulai agresif memprotes pergerakan layanan transportasi online, kini perseteruan tersebut tampak lengang. Berbagai kolaborasi justru dijalin, bahkan pemain konvensional berniat mulai berbenah mengikuti transformasi teknologi yang ada saat ini. Kabar istimewa justru hadir dari startup “karya anak bangsa”, telur unicorn berhasil dipecahkan pasca putaran pendanaan yang membawa Go-Jek pada valuasi $1,2 miliar.

Dinamika layanan on-demand tak beda dengan bisnis e-commerce, sekarang perbincangan terkait layanan transportasi berbasis aplikasi tak sekedar bagaimana mereka menggantikan cara manual, melainkan strategi antar bisnis yang berkembang. Go-Jek, Grab dan Uber menjadi yang paling dominan di pasar, kini semua berbincang pada bagaimana layanan tersebut berekspansi dan menyusun pola bisnis menciptakan kultur baru dalam masyarakat. Terakhir layanan on-demand banyak disandingkan dengan transformasi digital payment.

Dinamika startup dalam roda bisnis

Layaknya perusahaan besar, startup kini mulai menerapkan sistem bisnis yang lebih terstruktur. Hal ini disebabkan oleh perubahan pasar yang dinamis, berdampak pada gerak cepat bisnis startup untuk berkembang. Salah satu tantangannya adalah bagaimana bisnis menyediakan sumber daya yang mampu membantu bisnis bermanuver. Salah satu yang banyak menjadi perhatian terkait dengan kebutuhan tersebut adalah mulai maraknya tren akuisisi talenta antar startup. Sempat memanas namun justru menjadi sebuah budaya yang wajar di tengah bisnis tersebut.

Model pivot atau pencaplokan usaha juga menjadi salah satu strategi bisnis yang berkembang. Beberapa mengubah bisnisnya lantaran mulai menemukan jati diri, misalnya di awal mencoba fokus pada B2C namun ternyata pasar di sana kurang menjamu, sehingga mengubah visi untuk merangkul kalangan B2B. Di sisi pandangan bisnis, startup di Indonesia juga sudah mulai open-minded, tidak lagi terlalu silicon valley-centric. Karena mulai disadari, bahwa pergerakan berbeda perlu dilakukan menyesuaikan dengan pasar yang ada di hadapannya.

Dinamika bisnis tak berhenti pada uji coba model baru. Perbincangan naik turunnya startup dari tangga puncak juga turut mewarnai pemberitaan startup di tahun 2016. Layoff puluhan hingga ratusan karyawan salah satunya, yang menyeret beberapa nama startup unggulan di Indonesia. Hal ini terjadi lantaran kompetisi yang semakin sengit di masing-masing kategori startup.

Masih sangat dinamis polanya jika membicarakan proses bisnis yang diadopsi startup di Indonesia. Hanya saja arahnya sama, menjadi besar memenuhi permintaan dari potensi konsumen digital yang besar di pasar lokal.

Dinamika teknologi dan perkembangan startup

Namanya startup digital, kurang lengkap jika tidak berbicara tentang bagaimana teknologi yang menjadi DNA startup tersebut berkembang. Jika berbicara tentang tren, kemajuan yang ada di dunia nyatanya bisa diadopsi baik oleh talenta dalam negeri. Sebut saja revolusi baru layanan chatbot, atau chat commerce yang mulai digemari karena memudahkan pengguna dalam bernavigasi belanja. Semua ingin menyajikan layanan berplatform sistem cerdas.

Perbincangan tentang Machine Learning, Natural Language Processing dan Artificial Intelligence sudah masuk di tataran implementasi, bukan lagi teori. Pun demikian dengan perangkat, model Augmented Reallity atau Virtual Reallity juga bakal dikonsepkan ke dalam bentuk bisnis. Semua berjalan begitu mulus. Menariknya konsumen juga mampu beradaptasi dengan baik dengan semua perkembangan tersebut, perkembangan yang sangat cepat.

Dinamika penumbuhan startup lokal

Berpegang dari visi Presiden, untuk mendayakan Indonesia menjadi pemimpin digital Asia Tenggara pada tahun 2020, berbagai elemen berlomba-lomba mencetuskan gerakan yang melahirkan digital-preneur di Indonesia. Secara khusus lembaga setingkat kementerian BEKRAF juga mulai serius untuk membangun ekosistem startup di Indonesia. Di lain sisi, Kemenkominfo juga menjadi regulator yang merasa perlu untuk menjadi bagian dalam penumbuhan tersebut, dengan gerakan 1000 startup salah satunya.

Menjadi pemandangan positif saat mulai banyak pihak yang berlomba-lomba untuk menjadi bagian dalam transformasi digital tanah air. Selain inkubator dan akselerator yang sudah mulai meluas, ada satu tren terbangun di tahun ini yakni hackathon teknologi. Semua mulai sadar betul tentang visi digital. Perusahaan di berbagai bidang, instansi, hingga komponen militer mulai mengarah ke sana, melibatkan inovator digital lokal untuk melakukan elaborasi.

Keterlibatan para pelaku startup pun juga sangat luar biasa. Contoh realistis dengan visi yang jelas dipaparkan untuk menginspirasi muda-mudi di Indonesia untuk tidak melewatkan kesempatan berharga berkarya dalam lanskap digital nasional.

Dinamika regulasi

Pesatnya kemajuan bisnis digital memaksa pemerintah turut mengambil bagian. Regulasi baru bermunculan, mengatur bisnis yang sedang berkembang. Mulai dari e-commerce, teknologi finansial, hingga on-demand mulai memiliki aturan yang spesifik. Tidak hanya mengatur tentang unsur bisnis dalam kaitannya dengan regulasi, seperti perpajakan, namun sudah mulai mengarah sampai kepada sendi bisnis. Misalnya melibatkan OJK dalam pengaturan konsep digital payment dan sebagainya.

Semua dinamika yang ada di atas adalah sebuah keniscayaan, yang membawa startup Indonesia melangkah maju mendominasi permainan di negeri sendiri. Dinamika ini masih akan terus berlanjut, tak ada pengharapan lain selain perkembangan bisnis digital nasional itu sendiri. Saat semua sudah tertuju pada visi yang jelas, maka sudah selayaknya berbagai komponen yang ada di dalamnya bersatu padu, membawa mimpi Indonesia sebagai negara maju. Digitalisasi menjadi kunci, saat cara lama tak lagi bernyali.

Strategi Indigo Creative Nation Bawa Startup Lokal Go Global

Program akselerator dan inkubator besutan Telkom, Indigo Creative Nation, mengumumkan jalinan kerja sama dengan MaGIC (Malaysia Global Innovation and Creative Center). MaGIC di Malaysia bekerja selayaknya BEKRAF di Indonesia, hanya saja mereka fokus pada digital ecosystem dan memberikan pembiayaan yang bersumber dari dana pemerintah. Tujuan utama kerja sama tersebut, khususnya bagi Indigo, adalah untuk membawa startup lokal membidik pasar regional untuk menuju pasar internasional.

Kerja sama diresmikan langsung oleh Managing Director Indigo Ery Phunta Hendraswara dan Executive Director Entrepreneurship Developement MaGIC Johnathan Lee akhir bulan lalu di Malaysia. Menurut penuturan Phunta kepada DailySocial, kerja sama ini ditempuh lantaran kedua inkubator tersebut memiliki visi yang sama untuk ekosistem digital. Keduanya memiliki pandangan sama untuk memperluas target startup lokal di lintas negara.

Secara strategis MaGIC dapat menjadi pintu kerja sama yang lebih luas untuk dirangkul Indigo, khususnya untuk capaian di kawasan Asia Tenggara. Kerja sama seperti ini bagi Indigo bukan yang pertama, sebelumnya SVA Technology Alliance juga telah diajak untuk menjadi bagian dari strategi go global program Indigo. SVA sendiri berfokus menghubungkan jaringan startup di Asia Tenggara dengan Silicon Valley di Amerika Serikat.

Komitmen Indigo membawa startup ke pasar internasional

Disadari betul bahwa produk dan layanan digital mampu diterapkan secara atraktif di pasar internasional. Batasan teknis yang ada sangat minim. Di situ Indigo mencoba untuk berperan menjadi jembatan bagi startup lokal untuk melenggang ke kancah dunia. Kerja sama dengan MAGIC ini bisa dikatakan sebagai sebuah mutualisme, Indigo membutuhkan akses ke luar Indonesia, begitu pula sebaliknya.

Spirit global juga terus ditunjukkan dengan berbagai inisiatif, salah satunya membawa startup binaan untuk mengikuti program berskala internasional. Terakhir Indigo membawa tiga startup binaannya untuk belajar dari startup dan pemodal kelas dunia. Terkait dengan kerja sama antar inkubator, Indigo mengatakan pihaknya kini memiliki wild card untuk program Startup Exchange.

Startup Exchange memungkinkan startup dari kedua program untuk saling terlibat (mengikuti) kegiatan akselerasi yang diadakan masing-masing, startup Indonesia dapat mengikuti program akselerasi dari MAGIC Accelerator, pun sebaliknya. Bagi Phunta, cita-cita besar dari program ini adalah pembangunan talenta dan mengangkat digital-preneur Indonesia ke kancah global. Sejalan dengan mimpi Presiden Indonesia membawa Indonesia sebagai negara digital terbesar ASEAN tahun 2020.

Yang spesial di program Indigo Creative Nation tahun 2017

Dari catatan perjalanan program Indigo terkait dengan membawa startup go-global, menurut Phunta ada beberapa hal yang bisa terus diimprovisasi, yakni terkait dengan membentuk gobal vision bagi para founder dan menekankan produk yang berorientasi pada pemecahan masalah yang siap terap di lintas batas. Belum dibocorkan secara mendetil apa saja yang akan menjadi agenda pada program Indigo di tahun 2017, namun yang jelas sesuai visi di awal, bahwa program ini bertekad mencetak startup ber-mindset Silicon Valley dengan jangkauan global.

Harapannya ekosistem digital-preneur di Indonesia mampu menjadi kuat di tengah gempuran dan pertarungan antar layanan di ranah pangsa pasar populer saat ini (seperti on-demand, e-commerce, SaaS dan sebagainya). Terlebih Indonesia juga kini tengah disorot menjadi sasaran target pasar oleh para startup di dunia. Mempersiapkan strategi dari dalam menjadi pilihan untuk memastikan daya saing yang kuat oleh pemain lokal.

Layanan Pengantaran Grocery Kebutuhan Harian Mumu.id Berkomitmen Sajikan Fleksibilitas Berbelanja

Mumu.id merupakan layanan pengantaran grocery online (belanja bahan rumah tangga/dapur) di supermarket dan pasar tradisional. Setelah setahun memperkenalkan diri, Mumu.id kini telah hadir di lima kota meliputi Jakarta, Tangerang, Bandung, Surabaya dan Medan.

Layanan ini muncul memanfaatkan tren on-demand yang saat ini ada, tatkala orang-orang sering merasa enggan untuk belanja harian ke luar rumah dengan alasan kemacetan lalu lintas, antre yang berkepanjangan dan terlalu sibuk dengan aktivitas karier.

Berusaha menyelaraskan fitur dengan kebiasaan berbelanja sehari-hari

Mumu.id tak hanya menyediakan platform belanjanya saja, baik dari website ataupun aplikasi, melainkan juga kuris pengantar yang disebut dengan Muver Mumu. Pihaknya mengklaim mampu memberikan pelayanan belanja dalam waktu 1 jam, dengan jaminan kualitas produk segar dan biaya yang lebih hemat. Demikian seperti yang diungkapkan oleh Marketing Manager Mumu.id Richard Haris.

“Mumu.id hadir untuk memudahkan hidup setiap orang dengan memberi kemudahan dalam berbelanja kebutuhan sehari-hari secara online. Dan untuk menunjukkan komitmen kami pada konsumen, kami pun melakukan pembaruan platform dengan menambahkan sejumlah fitur menarik yang bermanfaat.”

Perjalanan di tahun pertama memberikan banyak hal pada Mumu.id, termasuk menyesuaikan fitur layanan terhadap kebiasaan orang dalam berbelanja kebutuhan sehari-harinya. Saat ini beberapa fitur baru turut dihadirkan, mulai dari Mumu Deals, Daftar Belanja dan Pesan Kembali.

Melengkapi sistem berbasis e-commerce yang telah ada di platformnya, Mum Deals menjadi salah satu fitur andalan menawarkan beragam penawaran spesial, baik dalam bentuk kupon belanja, kode promo ataupun informasi diskon. Hal ini senada dengan kegemaran pembelanja kebutuhan sehari-hari yang didominasi oleh ibu rumah tangga, menyukai diskon dan perbandingan harga.

Pada fitur Daftar Belanja pengguna dapat membuat sebuah pengingat produk apa saja yang ingin dibeli pada saat belanja nanti, sehingga tidak perlu mencari ulang produk tersebut. Hal ini mengadopsi dengan catatan belanja yang umumnya dibuat sebelum pergi ke pasar. Kemudian yang terakhir ada Pesan Kembali, yakni memanfaatkan daftar belanja yang sudah pernah digunakan sebelumnya untuk memesan kembali barang atau produk yang sama.

Fleksibilitas ingin diunggulkan untuk menggaet konsumen secara lebih luas

Mulai dari sembako, produk segar, keperluan rumah tangga, kebutuhan pribadi hingga perkakas kantor menjadi produk yang disajikan pada Mumu.id. Selain berkomitmen memberikan produk lengkap, Mumu.id ingin memanjakan pelanggannya dengan fleksibilitas dalam hal pengantaran. Pengantaran produk oleh Muver sendiri dapat dilakukan dalam waktu 1 jam ke depan, di hari yang sama atau dijadwalkan kapan pun sesuai kebutuhan.

Variasi metode pembayaran turut menjadi perhatian, selain menggunakan mode elektronik, layanan bayar di tempat atau cash on delivery dihadirkan dalam opsi aplikasi. Saat ini pihak Mumu.id juga masih terus memperluas cakupan kerja sama, dengan supermarket ataupun toko-toko spesialis produk tertentu seperti daging, buah atau sayuran.

Mumu.id juga menyatakan siap bekerja sama dengan pemain e-commerce lokal pada layanan delivery atau armada pengantaran logistik (dinamakan Mumuve). Mumuve didesain untuk siap membantu pebisnis lokal memenuhi kebutuhan logistik yang lebih fleksibel.

Application Information Will Show Up Here

Bagaimana Kesiapan Indonesia Mengadopsi Teknologi Big Data?

Konferensi Big Data Indonesia 2016 (KBI2016) akan kembali digelar. Acara tahunan yang memiliki misi meningkatkan awareness pemanfaatan data digital sebagai insight bisnis ini diselenggarakan atas inisiatif komunitas idBigData bekerja sama dengan Kemenristekdikti dan Universitas Al Azhar Indonesia. Konferensi tahun ini merupakan yang ketiga kalinya. Sebelumnya KBI telah terselenggara di Yogyakarta dan di Bandung.

Masyarakat Indonesia saat ini secara cepat bergerak menjadi bagian dari masyarakat digital dunia, dan menjadi penghasil dan pengguna data yang masif. Teknologi menyusup sampai ke sudut-sudut kehidupan masyarakat. Mulai dari kegiatan ekonomi, gaya hidup, sampai riuh rendahnya situasi sosial politik dan arah kebijakan pemerintah tidak lagi dapat lepas dari teknologi dan data.

Pemanfaatan data menjadi sebuah keharusan untuk memperoleh keunggulan kompetitif. Jumlah penduduk yang besar, wilayah yang luas dan berbagai potensi menjadi sumber data yang sekaligus memerlukan data untuk mengolahnya.

idBigData sebagai komunitas big data Indonesia adalah wadah bagi para profesional, akademisi, maupun peminat big data dari seluruh penjuru Indonesia, yang bertujuan untuk memasyarakatkan dan mendorong penguasaan teknologi big data dan pemanfaatannya untuk kemajuan bangsa Indonesia. Akhir tahun ini idBigdata kembali menggelar Konferensi Big Data Indonesia yang merupakan pagelaran big data terbesar di Indonesia. KBI2016 akan diselenggarakan pada tanggal 7-8 Desember 2016 bertempat di Auditorium BPPT, Jl M. H. Thamrin, Jakarta.

Dalam KBI2016 ini peserta akan memperoleh gambaran mengenai kesiapan Indonesia dalam teknologi big data, peluang dan kebutuhan baik dalam kerangka bisnis maupun penelitian, serta arah kebijakan dan perkembangan big data di Indonesia. Topik yang diangkat mencakup infrastruktur big data, framework pengolahan data, eksplorasi data, visualisasi, data mining, machine learning, serta implementasinya di berbagai sektor.

KBI2016 kali ini mengundang Menristekdikti Muhammad Nasir dan Menkominfo Rudiantara sebagai keynote speakers dan juga menghadirkan puluhan pakar sebagai pembicara dan narasumber yang mewakili berbagai bidang. Selain kegiatan presentasi dan diskusi, pada konferensi ini juga akan digelar pameran yang menampilkan teknologi dan inovasi terbaru dari penyedia solusi big data, dan riset-riset terkini dari berbagai universitas.

Untuk informasi lebih lanjut dapat mengunjungi laman http://kbi2016.idbigdata.com/

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Konferensi Big Data Indonesia 2016.

Membangun Sumber Daya Manusia dari Kultur Internal Bisnis

Terdapat beberapa komponen primer dalam sebuah bisnis yang berjalan, salah satunya adalah sumber daya manusia. Nyatanya dengan dinamika bisnis yang ada saat ini, terlebih bagi bisnis yang sangat bergantung pada teknologi seperti startup digital, dalam pemenuhan komponen sumber daya bukanlah hal yang mudah. Kualifikasi dan kompetensi menjadi pendorong utama.

Kendati ada ketimpangan antara demand dan supply pada pemenuhan sumber daya manusia profesional, nyatanya kasus yang bersumber dari internal kantor pun turut mempengaruhi perputarannya. Sebelumnya mari kita simak bersama hasil survei yang dilakukan oleh JakPat bertajuk “Indonesian’s Resign Habit”. yang melibatkan lebih dari 1.800 responden di kalangan profesional berumur 25-45 tahun.

Hasil survei menunjukkan bahwa adanya tren pindah pekerjaan yang cukup intend. Sebanyak 50,06 persen responden menyatakan bahwa sejak ia bekerja sudah pindah 1-3 kali ke tempat yang berbeda. Alasannya paling menarik, kendati yang teratas (65,13%) adalah gaji, namun yang tak kalah signifikan adalah terkait dengan kesempatan meningkatnya karier (57,06%) dan lingkungan kerja (47,46%).

Indonesian’s Resign Habit / JakPat
Indonesian’s Resign Habit / JakPat

Persentase tersebut turut didukung dengan hasil temuan, bahwa tiga alasan teratas mengapa para pekerja akhirnya memilih pindah adalah (1) merasa tidak nyaman dengan lingkungan kerja, (2) mendapatkan tawaran kerja dengan gaji yang lebih besar, (3) memilih untuk berupaya menemukan posisi jabatan yang lebih baik dan (4) kecewa dengan reward yang diberikan perusahaan atas kontribusi dan juga tidak nyaman dengan kepemimpinan.

Pertimbangan dan investasi untuk sumber daya manusia

Salah satu yang bersinggungan langsung pada kualitas produk atau layanan dalam bisnis tak lain adalah penggeraknya. Untuk itu bisnis perlu untuk mencermati tentang strategi pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu kualitas pekerja di dalam tubuh bisnis ternyata juga dipengaruhi oleh bagaimana lingkungan internal bersanding dengannya. Jika menurut salah satu petinggi Google di bidang sumber daya manusia, ada dua hal yang akan menjadikan seseorang betah dan bertumbuh dalam lingkungan perkerjaan.

Pertama adalah bagaimana kualitas orang-orang di dalam kantor yang bersinggungan langsung dengan pekerjaannya. Semakin seseorang berpartner dengan rekan yang memiliki kualitas kerja baik, maka kecenderungan ia akan bertahan lama. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi para pendiri, karena bagi para pekerja di dalam bisnisnya, salah satu tolok ukur utama untuk poin ini tak lain adalah pendiri dan tokoh-tokoh senior.

Lalu yang kedua adalah bagaimana menciptakan sebuah rasa yang menjadikan para pekerja tersebut merasa bermakna atau dapat berkontribusi aktif dalam bisnis. Kecenderungan orang akan berusaha untuk menjadi “penting”, apa yang ia kerjakan berdampak baik dan signifikan bagi bisnis. Hal ini berkaitan dengan bagaimana perusahaan memberikan kesempatan sekaligus tantangan bagi para pekerja. Kepercayaan adalah benang merah dalam poin ini.

Jadi jika berpikir bahwa “uang” adalah segalanya, tidak sepenuhnya benar. Bisa saja melakukan people-push dengan uang, hanya saja akan memberikan dampak pada kultur bisnis yang tidak baik. Terlebih jika diadopsi oleh startup.

Antara people development dan talent aquisition

Memiliki sumber daya manusia yang berkualitas adalah cita-cita semua bisnis. Alasannya sederhana, bahwa bisnis membutuhkan bahan bakar yang tepat untuk mengimbangi persaingan yang makin ketat. Terlebih teknologi, berbagai pembaruan harus selalu diusung untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. Untuk itu banyak hal yang bisa dilakukan, salah satu pilihannya ialah people development, yakni melatih pekerja untuk senantiasa menjadi lebih tangkas. Namun dewasa ini strategi talent aquisition juga menjadi tren di kalangan startup digital.

Membicarakan untung rugi antara people development dan talent aquisition maka harus mengembalikan kepada keadaan bisnis tersebut. Keduanya membutuhkan investasi dan memiliki risiko. Soal people development, perusahaan butuh mengalokasikan waktu dan biaya lebih banyak untuk mengadakan training terpadu, risikonya jika pekerja “kabur”. Sedangkan talent aquisition mengharuskan perusahaan menawarkan benefit yang lebih besar dari yang didapat dari perusahaan sebelumnya, risikonya pekerja sulit bersatu dengan visi bisnis.

Pertimbangan lainnya adalah kecepatan. Jika mengandalkan strategi people development memang tidak bisa seinstan talent aquisition, hanya saja prosesnya akan menjadi lebih mudah dipantau. Kembali kepada beberapa alasan seseorang mau mempertahankan jabatannya di sebuah perusahaan, yakni lingkungan yang membangun dan nyaman bagi mereka. Untuk itu perlu menjadi pertimbangan bahwa perusahaan menyajikan career path yang menjanjikan bagi para pekerjanya.

Proses people development turut memudahkan ketika perusahaan membutuhkan regenerasi di jajaran senior. Umumnya tidak bisa dilakukan dengan asal memilih orang yang berkompetensi, tapi dipilih yang berkompetensi plus mengenal betul bagaimana ritme bisnis berjalan. Investasi pada people development tampaknya mampu mengarahkan perusahaan ke arah sana, menjadikan pekerja mampu menyatu dengan visi bisnis secara keseluruhan.

Namun kembali lagi, itu hanyalah opsi. Apapun yang dipilih pastinya selalu akan dihubungkan dengan kebutuhan dan strategi bisnis yang telah dituliskan. Yang perlu digarisbawahi bahwa tak akan terlahir sebuah produk yang menjanjikan ketika diproduksi oleh tangan yang tidak berkompetensi. Sumber daya manusia sudah selayaknya dijadikan poin krusial dalam pembahasan utama bisnis, pun di level startup.

Rayakan Ulang Tahun Ke-20, APJII Sukseskan Indonesia Internet Expo & Summit 2016

Dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke-20, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyelenggarakan pagelaran akbar bertajuk Indonesia Internet Expo & Summit (IIXS) 2016 pada 22 – 24 November lalu di Balai Kartini Jakarta. Acara ini menghadirkan berbagai pelaku di bidang IT dan telekomunikasi. Beberapa agenda yang disajikan termasuk pameran, konferensi, hingga launching dan demonstrasi produk.

Bagi APJII penyelenggaraan acara ini bertujuan untuk membuka kesempatan bagi para pengunjung dan pelaku industri untuk bertemu dan menjalin network baru. Acara ini juga ditujukan sebagai wadah bagi para pelaku bisnis telekomunikasi dan digital untuk meningkatkan performa serta untuk memperluas ranah B2B dan B2C.

Acara pameran turut diramaikan oleh anggota dan non-anggota APJII, yang keseluruhannya terdiri dari Internet Service Provider (ISP), perusahaan penyedia teknologi, pengembang aplikasi, cloud service, connectivity modules vendor, data center vendor, data analytics vendor, mobile solutions company, M2M systems & platforms, system integration network management, platform solutions, banking (mobile banking and payment gateway) dan perusahaan teknologi telekomunikasi lainnya.

Berbagai forum dan gathering yang berkaitan dengan industri internet juga dilaksanakan bersamaan dengan event IIXS tersebut. Sedangkan untuk acara workshop & sharing session dihadirkan dari kalangan komunitas filmmaker, game developers, makerspace, IoT/robotics para startup digital serta para artis yang besar melalui Internet.

Selain kegiatan di atas, IIXS 2016 yang diorganisir oleh Sumconvex ini juga menyelenggarakan IT/Telco Career Day, yang merupakan ajang perekrutan terbuka tenaga kerja khusus di bidang IT dan Telekomunikasi.

APJII sendiri saat ini mewadahi lebih dari 1000 anggota (ISP & Non-ISP), berdiri sejak 15 Mei 1996. APJII memberikan beberapa layanan bagi anggotanya, termasuk di antaranya pengelolaan dan pendistribusian nomor protokol internet nasional , pengelolaan jaringan Indonesia internet exchange, fasilitas hub internet bersama, juga memberikan konsultasi kepada anggota dan berkomunikasi serta bekerja sama dengan Pemerintah, asosiasi/organisasi semitra di dalam dan di luar negeri, serta dengan dunia usaha pada umumnya.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner acara Indonesia Internet Expo & Summit 2016.

Dukungan Layanan P2P Lending untuk Permodalan UMKM

Solusi berbasis teknologi untuk sektor finansial (fintech) saat ini cukup menjadi perhatian industri. Berbagai jenis layanan hadir mulai menggantikan sistem transaksi tradisional yang sebelumnya ada, salah satu yang paling gencar dikembangkan adalah platform berbasis Peer-to-Peer (P2P) Lending. Pemainnya mulai berkembang, beberapa di antaranya adalah Amartha dan Modalku. Dari berbagai inisiatif fintech tersebut, UMKM menjadi salah satu pangsa pasar yang banyak menjadi sasaran.

Dalam sebuah diskusi panel bertajuk “Inovasi Microlending untuk Mewujudkan Keuangan Inklusif” yang digagas oleh Amartha dan CodeMargonda, keterkaitan platfrom P2P Lending dibahas tentang bagaimana marketplace tersebut (umumnya layanan P2P Lending berupa marketplace) menghubungkan pengusaha UMKM dengan penyedia modal beserta penjamin keamanannya.

UMKM, fintech, regulasi, dan akses permodalan melalui jagat maya

Diskusi diawali perwakilan pengusaha yang dibawakan Didi Diarsa. Apa yang ia sampaikan mencoba mendefinisikan ulang bagaimana sektor UMKM bertumbuh di era teknologi saat ini. Sebagai salah satu tulang punggung perekonomian nasional yang didominasi oleh kalangan pemuda, UMKM memiliki potensi signifikan untuk bertumbuh. Dengan kapabilitas community-sharing yang dimiliki, bersama dukungan teknologi seperti media sosial dan layanan fintech, tak diragukan lagi bahwa UMKM akan segera beranjak pangsa pasarnya ke level regional.

Salah satu dukungan yang dinilai menjadi pendorong utama UMKM untuk berkembang adalah akses permodalan. Menurut Lead Economist World Bank Vivi Alatas, modal tersebut akan menjadi sangat berarti ketika dibungkus dengan yang namanya “growth mindest”. Bukan sekedar memberikan dana, tapi juga memberikan edukasi untuk menyelesaikan berbagai isu pengembangan bisnis seperti proses memulai yang rumit, kendala perizinan, hingga pengalaman bisnis yang terbatas.

Dua hal tersebut di atas menjadi sebuah titik poin yang sebenarnya bisa dimasuki pemain P2P Lending untuk memberikan fasilitas kepada UMKM. Nilai plus yang dihadirkan adalah membantu akselerasi bisnis UMKM yang sedang dirintis tersebut.

Fintech menawarkan beragam solusi bisnis siap terap, membantu UMKM memulai proses transaksi (baik untuk kebutuhan bisnis internal ataupun hubungannya dengan pembayaran oleh konsumen). Fintech tumbuh di Indonesia untuk memberi jasa keuangan, tidak hanya sebagai sebuah bisnis, tapi ada kepedulian di dalamnya. Dipaparkan Head of Bank Indonesia Fintech Office Junanto Herdiawan, BI sendiri kini sedang membahas terkait perlindungan konsumen, investor hingga memonitor kondisi fintech yang berkembang saat ini.

Adanya regulasi yang disusun antar lembaga diharapkan meminimalkan kemungkinan penyelewengan proses keuangan dengan teknologi tersebut. Disinggung juga bahwa potensi fintech di Indonesia kisarannya akan segera menyentuh angka $14,5 miliar.

Jaminan keamanan dan pengawasan oleh OJK untuk transparansi fintech

Sisi keamanan menjadi sorotan penting dari proses bekerjanya layanan fintech, terlebih yang memberikan dukungan kepada UMKM. Menjawab hal ini, pihak BI menjawab bahwa bank masih akan dijadikan pertahanan karena fintech dinilai belum bisa sepenuhnya menjadi platform (untuk pemberian modal penuh pada UMKM), sehingga kolaborasi dengan bank perlu dilakukan. Hal ini dinilai turut akan memberikan jaminan keamanan. BI dan OJK sendiri masih berdiskusi intensif terkait hal ini.

Teknisnya Junanto mengatakan bahwa untuk pemrosesan kebutuhan tersebut sistem harus jelas, seperti data dan tempat penyimpanan data yang jelas. BI dan OJK pun sudah mengatur terkait dengan hal tersebut. Hal tersebut dirasa penting, karena hasil akhir fintech adalah perubahan perilaku dalam bertransaksi.