Own Games dan UNPAR Bekerja Sama Dirikan Laboratorium Pengembangan

Own Games (akhir-akhir ini dikenal dengan game Tahu Bulat karyanya) dan Program Studi Teknik Informatika Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) menjalin kemitraan untuk mendirikan sebuah laboratorium riset dan pengembangan di kampus. Inisiatif ini dilaksanakan untuk memicu semangat berkreasi sekaligus memfasilitasi mahasiswa UNPAR dalam belajar mengembangkan produk digital. Laboratorium ini sendiri akan mulai beroperasi pada Oktober 2016 mendatang, dan siap menerima magang di bulan November 2016.

Nota kesepahaman yang diresmikan bersama dengan perayaan ulang tahun prodi TI UNPAR ini akan memudahkan mahasiswa mengikuti program magang menjadi bagian dalam tim pengembangan produk-produk Own Games. Seperti diketahui, bahwa Own Games tidak hanya mengembangkan solusi digital berbasis game saja, melainkan juga mengembangkan solusi aplikasi berbasis mobile dan website.

Pusat pengembangan di kampus juga ini diharapkan akan memberikan pengalaman yang membawa para mahasiswa merasakan langsung kultur sebuah startup, sehingga sedini mungkin para mahasiswa (khususnya TI) bisa mengikuti jejak langkah Own Games dalam mencetuskan perusahaan rintisan dengan produk-produk yang dapat diterima masyarakat luas.

Disampaikan oleh Founder Own Games Eldwin Viriya yang juga beralmamater UNPAR, kolaborasi ini adalah kunci utama untuk memajukan industri digital dan teknologi di Indonesia. Own Games masih merasa terdaoat adanya gap yang cukup renggang antara kebutuhan bisnis (termasuk di lanskap startup) dengan lulusan yang ada di universitas. Adanya kolaborasi ini Own Games akan berbagi manfaat sebanyak mungkin kepada mahasiswa.

Dari pihak kampus sendiri berpendapat bahwa kerja sama ini akan memperkaya sistem pendidikan prodi TI. Own Games akan memberikan banyak pengetahuan tentang game dan juga industrinya. Selain itu kampus pun mengharapkan bahwa kerja sama ini akan memicu hadirnya banyak agenda riset dan pengembangan oleh civitas akademika, termasuk dosen-dosen UNPAR, di bidang game yang saat ini masih belum tertata.

Application Information Will Show Up Here

Startup Fintech Cermati Kembali Bukukan Pendanaan dari East Ventures dan Beenos Plaza

Startup fintech (financial technology) lokal Cermati baru saja membukukan pendanaan Seri A sebesar $1,9 juta (atau senilai Rp 24,8 miliar) dari East Ventures dan Beenos Plaza. Kedua investor ini pula yang dulu juga memberikan seed funding kepada Cermati (dengan nilai yang tidak disebutkan). Rencananya suntikan dana tersebut akan difokuskan untuk memperbesar tim guna mengakselerasi pertumbuhan perusahaan. Sejak diluncurkan awal tahun 2015, Cermati mengklaim telah memfasilitasi pinjaman kredit senilai lebih dari Rp 60 miliar.

“Kami sangat senang dapat melanjutkan kerja sama dengan East Ventures dan Beenos Plaza. Mereka telah memiliki pengetahuan yang dalam dan tentunya jaringan di market lokal. Investasi ini akan membantu kami memperbesar platform teknologi dan operasi kami di Indonesia,” ujar Co-founder dan CEO Cermati Andhy Koesnandar.

Bersama dengan penerimaan layanan digital untuk berbagai jenis model bisnis di Indonesia, Cermati berkomitmen untuk semakin memperkuat layanan kredit yang dimiliki. Salah satunya dengan melanjutkan dan memperlebar cakupan kerja sama dengan bank, perusahaan multi-finance dan perusahaan jasa keuangan lainnya untuk mengadopsi pendekatan digital dalam menjangkau pengguna.

Disampaikan juga oleh Co-Founder dan CTO Cermati Oby Sumampouw bahwa di pasar Indonesia memiliki tantangan unik di sisi teknologi, untuk terciptanya layanan fintech yang mudah diadopsi. Untuk itu Cermati begitu concern untuk meningkatkan sistem teknologi yang dimiliki secara komprehensif. Sistem keuangan masih menjadi sesuatu yang membutuhkan ketelitian (cenderung rentan), jadi memberikan pengguna untuk “merasa aman dan nyaman” menjadi salah satu misi yang patut dimaksimalkan.

“Kami kagum dengan kemampuan Cermati dalam memimpin kategorinya, berdasarkan third party measurement, ketika tetap mempertahankan lean cost structure,” ujar Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

Lanskap bisnis yang serupa dengan Cermati sendiri di Indonesia sudah cukup ramai. Pemain seperti HaloMoney, CekAja dan AturDuit juga telah membuat pasar comparasion site produk finansial memanas. Namun berbekal pengalaman Co-founder di Silicon Valley, mereka berharap dapat mampu merangkul pangsa pasar yang lebih spesifik, dalam hal ini tech-savvy users yang sedang mengejar kesuksesan finansial.

Dari data pengguna yang telah terhimpun, saat ini rata-rata pengguna layanan Cermati adalah masyarakat usia produktif 20 – 40 tahun yang sedang dalam tahap pematangan finansial. Umumnya mereka sudah terbiasa dengan smartphone dan layanan digital ala media sosial, e-commerce atau on-demand.

Pendanaan Lakupon dan Lika-liku Bisnis Daily Deals di Indonesia

Layanan daily deals Lakupon hari ini mengumumkan penerimaan pendanaan $742.000 (atau senilai Rp 9.6 miliar) dari investor asal Singapura, New Wealth Capital. Lakupon sendiri merupakan bagian dari grup konglomerasi media Indonesia EMTEK yang dikendalikan oleh Kreatif Media Karya (KMK). Putaran pendanaan ini dipimpin langsung Managing Partner New Wealth Capital Managing Partner James Tan and Partner Sean Lim.

Pendanaan Lakupon tersebut akan dimaksimalkan untuk mengintegrasikan penjualan dan promosi kupon voucher yang dijual dengan layanan BlackBerry Messenger (BBM). Sebelumnya layanan BBM Discovery sendiri juga tengah dimaksimalkan potensinya oleh KMK Online untuk meningkatkan performa mereka. Wajar saja, lebih dari 60 juta pengguna BBM di Indonesia merupakan aset yang sangat berharga.

Lika-liku bisnis daily deals di Indonesia

Beberapa waktu terakhir sektor daily deals dimainkan oleh beberapa platform, di antaranya Evoucher, Dealgoing, Ogahrugi, Groupon dan Ensogo (sebelumnya bernama LivingSocial). Namun sayang sekali, Groupon menyerah terlebih dahulu untuk menjual layanan shopping deals dan Ensogo akhirnya harus menutup layanan dan operasinya di Indonesia (Ensogo bahkan menutup seluruh layanannya di Asia Tenggara, disusul pengunduran diri CEO Kris Marszalek). Pun demikian dengan Dealgoing yang saat ini juga sudah sangat meredup.

Sepak terjang startup lokal di kategori ini, meski didera mundurnya beberapa pemain, masih berlanjut. Sebut saja Evoucher. Startup yang dipimpin Danny Baskara ini masih percaya diri dengan potensinya di Indonesia. Berbekal pendanaan Seri A dari VITI pertengahan tahun lalu, startup ini justru makin gecar mendistribusikan produk voucher melalui situs dan mobile app yang dimiliki. Terakhir mereka mengabarkan bahwa telah ada hampir satu juta produk dan voucher yang saat ini tengah dikelola.

Di tengah meningkatnya peminat layanan online commerce, bebarengan dengan hadirnya puluhan pemain e-commerce baik lokal maupun internasional, bisnis daily deals memang dihadapkan pada sebuah tantangan yang cukup memeras otak. Pasalnya e-commerce dan online marketplace dengan notabene pemilik produk yang lebih lengkap dan beragam nyatanya juga memberikan penawaran dengan sistem yang sama, atau bahkan diskon gila yang dibungkus dengan berbagai macam pagelaran. Maka umumnya orang memilih berbelanja langsung.

Menjadi menarik ketika kini investor masih tetap mempercayai eksistensi layanan daily deals di Indonesia. Terlebih dengan serum baru yang terus dipersiapkan, seperti yang akan dilakukan Lakupon dengan entitas bisnis EMTEK. Akankah pendekatan ini efektif untuk meningkatkan traksi layanan berbasis daily deals? Ataukah masih akan tetap sama saja dan makin tergerus model bisnis e-commerce yang lebih umum?

E-Commerce Fashion Perempuan PinkEmma Kembali Aktifkan Layanan

Setelah awal tahun lalu resmi menghentikan layanannya (tidak menerima order), dengan dalih sedang melakukan renovasi, PinkEmma startup penyedia layanan e-commerce fashion perempuan akhirnya kini bisa diakses lagi. Saat ini kami tengah mengonfirmasi lebih lanjut seputar langkah dan strategi yang akan ditegakkan PinkEmma untuk meningkatkan traksi layanannya.

Di Indonesia sendiri PinkEmma bersaing langsung dengan beberapa pemain untuk target pasar yang sama, seperti Zalora, 8Wood, BerryBenka, Hijabenka, dan HijUp. Belum lagi penjualan online yang tidak terorganisir, misalnya melalui media sosial atau online marketplace (seperti Shopee, Lyke dan lainnya). Pasar e-commerce memang sangat riuh saat ini di Indonesia.

Energi lebih besar tidak hanya butuh diperas oleh PinkEmma, banyak startup lain di sektor e-commerce juga harus bekerja lebih ekstra. Karena pilihannya untuk kuat bertanggar atau kalah tersingkir. Beberapa layanan e-commerce pun satu per satu mulai banyak yang melakukan penyesuaian, ada juga yang memilih mundur. Hal ini sejatinya sudah diprediksikan sejak lama di lanskap konsumen digital Indonesia.

Pengguna internet yang terus bertumbuh ditambah penetrasi perangkat komputasi (khususnya smartphone) yang luar biasa dalam mendatangkan insan konsumtif. Kendati bermain di dalam negeri, nyatanya persaingan pun juga tidak serta merta hanya dengan pemain dalam negeri saja. Jumlah penduduk 250 juta menjadi sangat “sexy” di mana pemain bisnis dunia.

Cre8 Insight Akan Membawakan Tema Peranan Pemuda di Industri Digital

Cre8 Insight akan segera digelar, kali ini mengusung tema “The Role of Youth in Creative Industries”. Acara ini akan menghadirkan tiga pembicara utama, yakni Aldi Ardian dari Fenox Venture Capital, Sandiaga Uno dari Re Capital & Saratoga Investama dan Rizal Basofa selaku pemenang StartupWorldCup 2017.

Diskusi ini akan diadakan di Cre8 Community + Workspace di Metropolitan Tower Level 13-A (Jl. RA Kartini, TB Simatupang) pada hari Jumat, 9 September 2016 mulai pukul 12.30 – 16.00. Acara ini gratis untuk 200 pendaftar yang bersemangat untuk menggali ilmu berbagai potensi digital di Indonesia.

Selain para pembicara utama tadi, pada Cre8 Inisight ini juga akan menghadirkan sesi Insight Talk, sebuah diskusi interaktif dengan beberapa narasumber. Beberapa narasumber tersebut adalah Anggawira (Chairman of Perjakbi), Yadie Dayana (Compartment of Creative Economy BPP HIPMI), Adryan Hafiz (CO-Founder & CEO Kolaborasi), dan Albert Goh (CEO Cre8 & vOffice).

Berbekal pengalaman yang dimiliki oleh para pemateri, diyakini acara ini akan memberikan banyak insight kepada pesertanya. Sebut saja Aldi Adrian, ia memiliki pengalaman bersama Fenox Capital yang banyak berbaur dengan perusahaan teknologi di Silicon Valley. Ada juga Sandiaga Uno yang sudah sering menjadi pemateri (motivator) di bidang wirausaha. Dan pengalaman Rizal Basofa dalam kompetisi startup tentu akan menghadirkan pengalaman luar biasa.

Pendaftaran dibuka secara online. Bagi yang tertarik untuk mendaftar dalam mengunjungi tautan ini.

Disclosure: DailySocial adalah media partner untuk acara Cre8 Insight 

Rincian Aturan TKDN Produk Seluler dan Komputasi Sejenisnya

Peraturan Kementerian Perindustrian tentang Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) telah diresmikan. Aturan tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 65 tahun 2016 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Produk Telepon Seluler (Ponsel), Komputer Genggam (Handheld) dan Komputer Tablet. Sejatinya peraturan ini telah digulirkan sejak akhir Juli 2016 lalu, tetapi berbagai poin di dalamnya masih terus berubah untuk mengimbangi kesiapan tenaga lokal dan tuntutan industri.

Dalam rilis akhir aturan TKDN, telah ditambahkan skema perhitungan berbasis software dan investasi. Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, aturan baru ini akan mampu membuka pasar untuk software developer lokal. Adapun ruang lingkup yang dikelola dalam regulasi ini meliputi ketentuan penilaian TKDN, tata cara penilaian TKDN, surveyor dan pengawasan. Ketentuan penilaian TKDN dilakukan terhadap tiga aspek, yaitu manufaktur, pengembangan, dan aplikasi.

Aturan Perhitungan

Aspek Manufaktur

Pembobotan aspek manufaktur dikenakan untuk beberapa hal sebagai berikut:

  1. Material
  2. Tenaga kerja
  3. Mesin produksi

Untuk (1) material, komponen yang dihitung di antaranya:

  • Modul layar sentuh
  • Kamera
  • Papan sirkuit
  • Baterai
  • Aksesoris
  • Kemasan

Selanjutnya perhitungan (2) tenaga kerja dikenakan pada bidang:

  • Perakitan
  • Pengujian
  • Pengemasan

Sedangkan (3) mesin produksi meliputi:

  • Mesin perakitan
  • Mesin pengujian

Aspek Pengembangan

Pada aspek pengembangan, pembobotan dikenakan untuk beberapa hal berikut ini:

  1. lisensi atau hak kekayaan intelektual.
  2. perangkat tegar (firmware) atau disebut sebagai perangkat lunak yang tertanam pada perangkat keras.
  3. desain industri yang terkait dengan komposisi garis dan warna pada produk.
  4. desain tata letak sirkuit atau rancangan elemen.

Aspek Aplikasi

Sementara itu pada aspek aplikasi, pembobotan dikenakan untuk tahapan kegiatan dan komponen penghitungan. Tahapan kegiatan yang dimaksud meliputi:

  • Spesifikasi prasyarat (requirements).
  • Rancangan arsitektur.
  • Pemrograman.
  • Pengujian aplikasi.
  • Pengemasan aplikasi.

Sedangkan komponen penghitungannya meliputi:

  1. Rancang bangun.
  2. Hak kekayaan intelektual.
  3. Tenaga kerja.
  4. Sertifikat kompetensi.
  5. Alat kerja.

Dijelaskan pula, aspek aplikasi ini dirinci dengan syarat pemenuhan sebagai berikut:

  1. Nilai TKDN untuk pengembangan minimal 8 persen.
  2. Aplikasi embedded (sistem yang tertanam fungsi-fungsi tertentu) ke ponsel, komputer genggam, atau komputer tablet yang dihitung TKDN.
  3. Terdapat minimal 2 aplikasi lokal embedded atau 4 aplikasi lokal embedded yang merupakan games.
  4. Memiliki minimal 250.000 pengguna aktif aplikasi.
  5. Proses injeksi software di dalam negeri.
  6. Menggunakan server di dalam negeri.
  7. Memiliki toko aplikasi online lokal.

Skema Produk Tertentu

Skema kedua yang dijelaskan pada pasal 23 di regulasi tersebut menentukan penghitungan nilai TKDN untuk produk tertentu terhadap ponsel, komputer genggam, dan komputer tablet dengan aspek manufaktur dikenakan bobot 10 persen, pengembangan 20 persen, dan aplikasi 70 persen.

Perhitungan TKDN Produk Tertentu

Produk tertentu ini diwajibkan memenuhi ketentuan sebagai berikut:

  • Nilai TKDN untuk pengembangan minimal 8 persen, aplikasi embedded ke ponsel, komputer genggam, atau komputer tablet yang dihitung TKDN.
  • Terdapat minimal 7 aplikasi lokal embeddedatau 14 aplikasi lokal embedded yang merupakan games.
  • Memiliki minimal 1.000.000 pengguna aktif untuk masing-masing aplikasi.
  • Proses injeksi software di dalam negeri
  • Menggunakan server di dalam negeri
  • Memiliki toko aplikasi onlinelokal

Skema Berbasis Investasi

Selanjutnya skema ketiga, di Pasal 25, menjelaskan penghitungan TKDN berbasis investasi. Ketentuannya yakni berlaku untuk investasi baru, dilaksanakan berdasarkan proposal investasi yang diajukan pemohon dan nilai TKDN dihitung berdasarkan total nilai investasi.

Perhitungan TKDN Investasi

Rincian nilai investasinya sebagai berikut:

  • Investasi senilai Rp 250-400 miliar mendapatkan nilai TKDN 20 persen.
  • Investasi senilai Rp 400-550 miliar mendapatkan nilai TKDN 25 persen.
  • Investasi senilai Rp 550-700 miliar mendapatkan nilai TKDN 30 persen.
  • Investasi senilai Rp 700 miliar – 1 triliun mendapatkan nilai TKDN 35 persen.
  • Investasi lebih dari Rp 1 triliun mendapatkan nilai TKDN 40 persen.

Female Daily Akuisisi Pengembang Teknologi Mobile J-Technologies

Platform komunitas online perempuan Female Daily baru-baru ini mengabarkan telah mengakuisisi sebuah perusahaan pengembang teknologi mobile J-Technologies (J-TECH). Dengan pengalamannya selama lebih dari 30 tahun dalam pengembangan perangkat lunak, J-TECH akan memfokuskan pada inovasi berbagai platform teranyar Female Daily. Bersama dengan akuisisi ini, CEO J-TECH Han Kao kini telah bergabung di Female Daily sebagai Chief Product Officer.

Terkait dengan akuisisi ini, Hanifa Ambadar selaku Co-Founder dan CEO Female Daily berujar:

“Perjalanan kami selalu didasari oleh kepentingan audiens, bagaimana memenuhi kebutuhan mereka dan mempermudah keseharian mereka dalam hal dunia kecantikan. Semua yang kami kerjakan akan selalu dibangun atas filosofi tersebut dan tidak akan pernah berubah. Kami percaya Han dan timnya memiliki pengalaman dan semangat besar yang akan membantu mengangkat Female Daily melalui aplikasi mobile terdepan dan menarik bagi perempuan Indonesia.”

Mengembangkan aplikasi mobile dan platform e-commerce

Dengan adanya divisi produk teknologi, Female Daily berencana akan mematangkan aplikasi mobile untuk Android dan iOS. Rencananya aplikasi tersebut akan diterbitkan pertengahan bulan Oktober nanti. Setelah itu, tim tersebut juga akan didayakan untuk merevisit platform dan infrastruktur teknologi Female Daily. Seperti diungkapkan Hanifa, sebelumnya platform teknologi Female Daily dikelola secara outsource. Dengan adanya tim internal, diharapkan akan mampu memfokuskan pengembangan secara lebih gesit sehingga menghasilkan platform yang lebih scalable.

Rencana masuk ke platform e-commerce pun menjadi salah satu inovasi yang akan segera digalakkan. Tahun depan estimasinya. Karena platform ini menjadi salah satu yang ditunggu-tunggu di komunitas Female Daily.

“Kami juga kan punya relationship yang baik dengan pemilik brand, jadi mereka juga sudah dari lama mempertanyakan kapan kami bisa menjual produk-produk mereka. Dalam 2 minggu terakhir, kami membuka http://shop.femaledaily.com, baru ada 1 brand saja di situ karena kami juga masih beta testing, tapi ternyata responnya bagus banget dan kami akan menambah beberapa brand dalam minggu ini. Jadi filosofi Female Daily dari dulu seperti itu, berevolusi sesuai dengan membaca keinginan komunitas,” ujar Hanifa.

Keyakinan Female Daily untuk mendirikan platform e-commerce juga salah satunya didasarkan pada akurasi dan statistik pengguna yang dimiliki. Jumlah registered member saat ini ada di 300.000 pengguna dan Female Daily tahu betul terkait dengan apa yang mereka inginkan untuk produk kecantikan. Insight tersebut yang akan dibawa dan ditawarkan kepada para brand sehingga mampu menjangkau target pengguna yang pas.

Semenjak tahun 2014 lalu mendapatkan pendanaan Seri A dari Convergence Ventures, Ideosource dan Sinar mas Digital Ventures (SMDV), Female Daily telah berkembang begitu pesat. Hingga kuartal terakhir tahun ini, traksi pengunjung mencapai 10 juta pengguna, dengan unique visitors bulanan mencapai 2,3 juta pengguna. Pihaknya pun berkomitmen untuk senantiasa memaksimalkan investasi pada konten berbobot, pengelolaan komunitas dan platform inovatif untuk selalu bisa menghasilkan layanan yang memberikan dampak kepada penggunanya.

“Target tahun ini mendapatkan investasi Seri B,” pungkas Hanifa memaparkan target Female Daily setelah proses akuisisi ini.

Bercerita tentang akuisisi J-TECH, awalnya Female Daily dipertemukan dengan Han oleh salah Managing partner Convergece Ventures Adrian Li. Setelah perbincangan dan penyatuan visi, akhirnya keduanya sepakat untuk bersatu memperlebar cakupan terjang Female Daily. Han menanggapi positif terkait akuisisi ini, karena ia meyakini bersama Female Daily akan mampu melahirkan produk inovatif yang memperkuat loyalitas pengunjung Female Daily.

Pembaruan Produk Cubeacon dan Tantangan Produksi Startup Hardware di Indonesia

Internet of Things (IoT) akhir-akhir ini sering kali menjadi pembahasan utama di berbagai forum atau pagelaran berbasis teknologi. Kiprahnya dalam memberikan daya guna berbagai aktivitas di kehidupan memang sudah tak diragukan lagi. Menyadari besarnya potensi tersebut, di dalam negeri, startup pengembang IoT pun terus berlomba menghasilkan kreasi terbaiknya. Baru-baru ini kabar datang dari startup IoT asal Surabaya bernama Cubeacon atas prestasinya menjadi finalis ASEAN ICT Award (AICTA) 2016 untuk kategori Private Sector.

Produk teknologi yang diusung Cubeacon awalnya memudahkan para pedagang untuk dapat memantau aktivitas para pelanggan mereka melalui smartphone. Dengan perangkat tersebut, para pedagang dapat memantau pergerakan dari para pelanggan mereka melalui aplikasi yang terpasang pada smartphone sang pelanggan. Perangkat Cubeacon tersebut memiliki bentuk menyerupai sebuah kubus kecil dan memanfaatkan konektivitas bluetooth untuk dapat tersambung dengan beragam perangkat elektronik. Setiap satu paket pembelian produk Cubeacon ini berisi tiga buah Beacon dan sebuah baterai terpisah. Saat ini produk Cubeacon sudah berkembang sangat pesat untuk berbagai keperluan.

Pembaruan terkini dari produk dan pengembangan Cubeacon

Dalam sebuah kesempatan interview dengan Tiyo Avianto selaku CEO PT Eyro Digital Teknologi (pengusung Cubeacon) dipaparkan terkait produk Cubeaconcard, varian terbaru dari produk Cubeacon. Secara prinsip menurut Tiyo inovasi teranyar startupnya ini masih sama seperti Cubeacon yang dulu, bedanya pada sisi casing yang lebih tipis, seukuran kartu ATM standar. Pengembangan produk ini dikatakan sebagai salah satu strategi untuk memperkuat market Cubeacon.

Varian produk IoT dari Cubeacon / Cubeacon
Varian produk IoT dari Cubeacon / Cubeacon

Di akhir bulan ini Cubeacon juga akan memperkenalkan versi reader untuk Cubeaconcard. Card-reader ini akan didesain sebagai sebuah perangkat stand-alone dan mampu bekerja secara 24 jam non-stop. Konsep produk ini sedikit berbeda dengan produk iBeacon yang sebelumnya sudah meluncur, yakni menggunakan mekanisme scan dengan smartphone.

Sementara itu untuk informasi layanan Backend as a Services (BaaS) Cubeacon, dari data statistik yang terhimpun tercatat telah digunakan lebih dari 1.300 pengembang. Di dalamnya juga sudah bertanggar hampir 200 Apps untuk iOS dan hampir 600 Apps untuk Android yang dikelola. Pembenahan terhadap layanan ini juga akan menjadi prioritas Cubeacon sehingga bisa menjadi layanan BaaS yang lebih general dan bisa digunakan untuk keperluan di luar iBeacon juga.

Cubeacon di tahun 2016

Secara umum Cubeacon tahun ini masih akan fokus pada perluasan pangsa pasar mereka. Dari sisi pengguna iBeacon, Tiyo mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya akan lebih banyak mengarah ke sektor industri, ketimbang untuk segmentasi lifestyle dan ritel. Namun demikian pihaknya mengungkapkan bahwa untuk lifestyle dan ritel tidak sepenuhnya dibatasi, hanya membutuhkan timing yang tepat untuk memaksimalkan penetrasinya. Sementara di pasar industri saat ini penerimaannya lebih kencang.

Dari data statistik penjualan Cubeacon, hampir 80 persen produk terserap di sektor industri dengan berbagai kategori, di antaranya fleet, warehouse, management access, security dan tracking.

“Awalnya market Indonesia sedikit demam ketika tahu Cubeacon mulai di kenal sebagai produk lokal, tapi dengan layanan dan kualitas produk, akhirnya mereka churn sendiri dari brand sebelumnya,” ujar Tiyo.

Selain itu BaaS juga akan menjadi perhatian utama dalam daftar inovasi Cubeacon tahun ini. Diprediksikan awal Oktober akan ada rilis ulang untuk layanan BaaS. Selain itu akan ada satu produk hardware lagi yang akan segera dirilis. Harapannya awal tahun depan produk tersebut siap tersedia di pasar.

Tantangan produksi startup hardware di Indonesia

Menjelaskan seputar tantangan untuk proses produksi Cubeacon, Tiyo memaparkan tentang tiga proses yang menjadi fase produksi sebuah startup hardware, yakni Material, Process dan Design.

“Fase ini adalah kitab kami untuk menghitung cost-efficient dalam fase produksi hardware. Saya paham kawan-kawan sudah tahu juga tiga fase lean startup. Tiga fase di atas wajib dilakoni oleh Product Manager di startup hardware,” ungkap Tiyo.

Ia juga urut memaparkan detail ketiga proses tersebut.

“Jika diketahui harga materialnya mahal, berarti ktia harus menghemat pada siklus proses (cara mencetak, memotong, jumlah cetakan dan potongan, jenis mesin dll). Jika siklus kedua (proses) belum mampu menekan harga, lakukan di fase ketiga (desain). Jangan buat desain yang susah, menghabiskan banyak bahan, dan prosesnya sulit. Buat packing dengan banyak lipatan, dilem, dipanasi, dicetak dll. Desain bagus itu belum tentu mahal,” jelas Tiyo.

Studi kasus proses produksi produk di Cubeacon

Tantangan produksi hardware di Indonesia / Shutterstock
Tantangan produksi hardware di Indonesia / Shutterstock

Tiyo menyimpulkan bahwa pada setiap fase pengembang perlu menanyakan terkait beberapa hal berikut: (1) Materialnya menggunakan apa? (2) Caranya memprosesnya bagaimana? (2) Desainnya seperti apa? Lalu putar tiga siklus itu untuk mendapatkan fase harga yang pas dengan dana produksi.

Berikut studi kasus yang dituliskan Tiyo membandingkan antara proses produksi di dalam dan di luar negeri (dalam hal ini di Tiongkok):

Di batch awal kami memproduksi Cubeacon Reader AR25, kami kerjakan di Indonesia, kami menghitung total justru mahal di Tiongkok kalau hanya mencetak antara 100 – 1.000 pcs. Memang nantinya di fase produksi selanjutnya kalau dihitung jatuhnya akan mahal di Indonesia saat angka produksinya 2.000 – 5.000 pcs ke atas. Namun kita perhatikan dulu pertimbangan penting di bawah ini:

Kasus Material. Menentukan dan memilih PCB Multi-layer atau Single-layer, dan proses finishing PCB.

Kasus Proses. Produksi di Tiongkok minimal membutuhkan dana $1.000-10.000 untuk setup lini produksi. Estimasi saya adalah per 1.000-10.000 pcs kita butuh 8-10 operator manual untuk mengerjakan hand-tool, selain proses lainnya dikerjakan dengan mesin. Ketika blueprint salah dan proses produksi gagal, proses produksi harus setup ulang, termasuk mesin yang dipakai.

Di Surabaya kami hanya membayar Rp 300 ribu setiap kali gagal membuat film/desain PCB, rusak 3 – 4 kali pun tidak masalah. Operator masih bisa dinego borongan, artinya bayar yang sudah benar saja. Komunikasi masih nyaman karena sama-sama orang Indonesia, di Tiongkok jangan harap mereka (para rekanan) lancar berbahasa Inggris. Timing koordinasi pun semakin panjang dan itu menghabiskan waktu.

Sayangnya penghematan di atas (produksi di Indonesia) berbanding terbalik dengan tenaga yang kami keluarkan. Kami harus bantu workshop dan pemilik mesin untuk setup awal, kami harus bolak balik ke kantor dan ke workshop untuk memastikan kembali prosesnya benar, materialnya benar, proses pemotongannya benar. Sekilas masih murah dalam proses produksi, tapi secara effort kita harus berdarah darah. Namun meskipun kita masih berdarah-darah ternyata kita bisa menghemat pengeluaran.

Kasus Desain. Ketika designer hardware menyodorkan kertas RAB dan BOQ-nya, saya tercengang dengan harga PCB Board (termasuk proses coating dan labeling), harga di Indonesia untuk PCB Multi-layer luar biasa sekali. Nilai yang tidak masuk akal ini berbanding terbalik dengan target harga kami, akhirnya saya paksa designer hardware untuk mengubah PCB Multi-layer dengan PCB Single-layer, walhasil semua pada sakit kepala. Jalurnya semakin padat dan sudah tidak ada ruang karena terbatasnya ukuran board. Jalan satu-satunya adalah menambah “jumper” atau komponen resistor dengan nilai 0 ohm (untuk melewatkan jalur agar bisa tetap di buat di PCB Single-layer).

Big wow-nya adalah 50 persen pengeluaran bisa diredam, ibarat kalau harga cetak PCB Multi-layer Rp 100 juta, kita bisa menghemat Rp 50 juta. Desainnya berubah, kita bisa menekan harga produksi luar biasa. Pastinya berbanding terbalik dengan proses. Jalur PCB semakin rumit proses soldering makin padat, tapi 50 persen penghematan tadi tidak sebanding dengan effort di fase proses.

Application Information Will Show Up Here

B Dash Camp 2016 Buka Kesempatan Startup Indonesia Dapatkan Pendanaan dan Kemitraan Strategis

Venture capital asal Jepang B Dash Ventures tahun ini kembali mengadakan pagelaran dua tahunannya B Dash Camp 2016. Acara ini diadakan untuk mempertemukan para eksekutif senior di industri teknologi dengan para pendiri startup di tahap awal. Acara ini terbuka bagi siapa saja, termasuk pelaku startup di Indonesia. Jika tertarik, pendaftaran masih akan dibuka hingga tanggal 5 September 2016.

Acara ini sendiri akan diadakan pada 17 – 18 Oktober 2016, bertempat di Royton Sapporo Jepang. Konferensi ini memfokuskan pada pendanaan startup di tahap awal, umumnya pendanaan yang akan diberikan berupa seed, early atau later stage funding. B Dash akan memilih startup yang dianggap memiliki potensi untuk menjadi “next generation tech-company”.

Terdapat dua agenda utama dalam rangkaian B Dash Camp 2016, yakni Pitch Arena dan Fundraising, Partnerships & Awards. Pitch Arena menjadi bagian utama dari acara ini, yakni kompetisi bagi startup yang sedang mencari pendanaan, mengumumkan peluncuran produk baru atau sedang mencari kemitraan strategis.

Sedangkan Fundraising, Partnerships & Awards dikhususkan bagi para peserta (startup) yang telah meraih pendanaan atau kemitraan dari Pitch Arena, pemenang akan berkesempatan melakukan pitching di depan undangan khusus (eksekutif level CXO) dan mendapatkan hadiah dari B Dash Camp.

Startup yang tertarik untuk mengikuti rangkaian acara ini, segera mendaftar melalui laman resmi B Dash Camp 2016 yang dapat diakses di sini.


Disclosure: B Dash Ventures adalah salah satu investor DailySocial

Daftar Startup Indonesia di Bidang Pertanian, Perikanan, dan Peternakan

Petikan lagu dari Koes Plus ini “orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman” rasanya sudah sangat cukup untuk menggambarkan betapa suburnya lahan di Indonesia. Ribuan hektar hutan dan pertanian menghiasi hijaunya pulau-pulau di Indonesia. Namun alangkah sia-sia jika anugerah tersebut tidak dapat memerikan penghidupan layak bagi bangsanya.

Berbagai pendidikan untuk ilmu pertanian, perikanan, dan peternakan terus diasah oleh putra-putri bangsa guna memastikan aset bangsa tersebut terkelola dengan baik. Tak berhenti di sana, di era modern ini, dengan pendekatan digital, para inovator muda pun tak mau kalah. Dengan berbagai jenis produk teknologi, mereka mencoba memberikan solusi terpadu untuk menguatkan sektor agro tersebut.

Di tengah hype startup teknologi yang umumnya menggarap sektor sosial, perdagangan, permainan dan hiburan, ternyata tak sedikit yang mau memfokuskan diri untuk mengembangkan sistem yang membantu tata kelola pertanian, perikanan dan perindustrian agro lainnya. Kali ini DailySocial mencoba mendaftar beberapa startup Indonesia yang telah sukses meluncurkan produk untuk suksesi di sektor pertanian, perikanan dan peternakan. Berikut ini daftarnya:

8villages

Mengadopsi pendekatan berbasis social platform, startup ini menawarkan sebuah forum interaktif yang menghubungkan antara para petani dengan konsumen. Petani umumnya tinggal di pedesaan, dengan infrastruktur jaringan yang terkadang hanya di batas “pas-pasan”, hal ini disiasati betul oleh 8Villages, karena untuk mengakses layanan tersebut tidak memerlukan konektivitas internet super-cepat, bahkan dapat diakses melalui SMS dan MMS yang tersedia di jaringan 2G/3G atau paket data apa pun.

Beberapa inovasi lain di bidang agrikultur hingga kini terus dilahirkan oleh 8Villages, baik secara mandiri maupun melalu kemitraan strategis yang dikembangkan. Salah satunya pengembangan aplikasi Urban Farming Indonesia, yang diinisiasi bersama East West Seed Indonesia untuk menyiasati menyusutnya lahan pertanian akibat meluasnya wilayah perkotaan. Aplikasi ini didesain untuk melakukan edukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat perkotaan bahwa bercocok tanam dapat dilakukan di mana saja, termasuk di tengah hingar bingarnya kota besar.

Ada juga aplikasi Petani, yang memberikan kemudahan bagi petani untuk berkonsultasi langsung dengan para pakar pertanian. Melalui aplikasi Petani, para penggarap lahan bisa meminta bantuan untuk mengetahui kondisi tanaman atau keluhan hama dengan sangat interaktif dan observatif. Selain itu masih banyak lagi aplikasi yang dapat diunduh dari 8villages, seluruhnya dapat disimak dan diunduh di sini.

Application Information Will Show Up Here

Angon

Angon.id memulai debutnya sejak Oktober 2016. Menggabungkan konsep startup investasi (fintech) sekaligus pertanian (agtech), perusahaan rintisan binaan Indigo ini mencoba memberikan layanan online untuk menghubungkan antara peternak rakyat dengan masyarakat urban.

Angon.id memungkinkan masyarakat umum untuk investasi beternak tanpa harus memiliki kandang. Menggunakan layanan aplikasi Angon.id, pengguna cukup menggelontorkan sejumlah dana sesuai dengan kesepakatan untuk disalurkan kepada peternak yang sudah menjadi mitra bisnis Angon.id. Dari penjelasan tim Angon.id, rata-rata investor mendapatkan return of investment (ROI) sekitar 5-10 persen per tiga bulan.

Application Information Will Show Up Here

Blumbangreksa

BlumbangReksa adalah perangkat IoT (Internet of Things) yang dapat memantau kondisi air di tambak untuk berbagai jenis peternakan (seperti peternakan udang). Perangkat ini dapat memecahkan masalah budidaya udang dengan mengukur, menganalisis dan menyajikan semua rekomendasi berdasarkan kondisi kualitas air. BlumbangReksa dirancang untuk membantu petani atau peternak untuk menjaga kualitas air dan mengurangi kesalahan prosedur yang terjadi akibat kecerobohan manusia.

BlumbangReksa dikembangkan oleh ATNIC yang berisi sekumpulan mahasiswa Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada dan didukung Indmira sebuah perusahaan berbasis riset dam teknologi di bidang pertanian, lingkungan dan energi terbarukan. Inovasi dari kota Yogyakarta itu menjadi satu-satunya wakil Indonesia dalam kompetisi para inovator teknologi ASME (American Society of Mechanical Engineers) IShow (Innovation Showcase) 2015.

Ci-Agriculture

Melalui pendekatan analisis big data, Ci-Agriculture (anak perusahaan Mediatrac) mengembangkan sebuah sistem manajemen pertanian yang mampu menghasilkan analisis komprehensif didasarkan analisis cuaca, informasi sensor tanah, serta pencitraan satelit dan drone yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Sistem yang dikembangkan tersebut dirangkai dalam tiga produk, yaitu Crop Accurate, Agritrack dan Crop Insurance.

Crop Accurate memanfaatkan sistem sensor, drone, dan remote sensing untuk mengumpulkan data yang akan digunakan oleh sistem smart farming. Sistem tersebut dapat memandu kegiatan bertani para petani binaan aggregator (komunitas binaan bank, microfinance, produsen makanan atau komunitas mandiri) sehingga kegiatan bertani dapat menjadi lebih efektif dan efisien.

Agritrack merupakan sistem informasi terintegrasi untuk supply chain komoditas pertanian. Sistem tersebut dirancang untuk menjembatani petani, distributor, pasar dan pembeli akhir komoditas dengan memanfaatkan mobile application untuk memasukkan data riil keadaan supply, demand, dan problem di lapangan pada setiap titik jalur supply. Sedangkan Insurance merupakan sebuah produk asuransi pertanian, mirip dengan yang sudah ada di dunia asuransi. Tetapi yang membuat produk ini menjadi berbeda adalah CI-Agriculture mendasarkan semua perhitungan dan skemanya pada teknologi smart farming, sistem sensor dan analisis potensi pertanian.

eFishery

eFishery menggunakan pendekatan IoT untuk memberikan solusi di sektor perikanan dan peternakan. Ini merupakan sebuah alat pemberi pakan ikan otomatis. Alat ini tidak hanya mengotomatisasi pemberian pakan secara terjadwal dengan dosis yang tepat, tetapi juga mencatat setiap pemberian pakan secara real-time. Pengguna dapat mengakses data pemberian pakan kapan pun dan di mana pun. Tidak ada lagi masalah over-feeding, pemberian pakan ikan yang tidak teratur atau pakan yang diselewengkan. Secara spesifik, eFishery berusaha membantu peternak ikan dan udang, karena biasanya pemberian makan ikan menguasai antara 50 hingga 80 persen biaya operasi peternakan ikan.

eFishery juga dikenal sebagai startup yang sering memenangkan berbagai kompetisi startup tingkat global. Model bisnis eFishery adalah menjual alat pemberi pakan pintar kepada peternak dan distributor. Lebih jauh, seperti halnya konsultan, mereka juga mendapatkan penghasilan dari biaya langganan pemakaian piranti lunak untuk memonitor dan menganalisis aktivitas pemberian pakan ikan secara real-time di smartphone atau tablet tiap bulannya. Mereka mengklaim secara rata-rata optimasi yang dilakukan mengurangi jumlah makanan yang digunakan hingga sebesar 21 persen.

Eragano

Eragano merupakan sebuah aplikasi mobile yang didesain untuk membantu petani mendapatkan informasi terkait cara bercocok tanam, membantu petani terkoneksi dengan fasilitas pinjaman mikro, dan membantu menjual produk pertanian tersebut dengan harga terbaik ke restoran dan hotel. Eragano mengklaim pihaknya ingin membantu petani kecil, yang saat ini secara total jumlahnya lebih dari 15% penduduk Indonesia, dengan solusi end-to-end yang bertujuan akhir meningkatkan taraf hidup petani dan kualitas hasil pertanian.

Eragano disebutkan berusaha melepaskan petani dari jeratan rentenir dan tengkulak yang selama ini menjadi momok. Pasca panen, Eragano melalui EraganoStore, sebuah layanan B2B, membantu menjual hasil panen tersebut ke restoran, hotel, dan katering dengan harga layak.

Application Information Will Show Up Here

Etanee

Etanee memiliki visi untuk memberikan solusi atas permasalahan di sektor pertanian dan peternakan, baik dari sisi produsen sampai konsumen. Bukan hanya menjadi aplikasi digital berupa toko online bagi barang produksi pertanian dan peternakan, tetapi juga sebuah solusi digital menyeluruh yang mencoba menyelesaikan permasalahan industri pertunaian dan peternakan di Indonesia.

Etanee menggabungkan tiga rantai bisnis utama dari industri pertanian dan peternakan, yakni rantai pasokan di hulu meliputi digitalisasi kegiatan produksi peternakan dan pertanian, manajemen logistik selepas panen dan sistem distribusi hingga ke tangan konsumen, atau di bagian hilir. Semua itu diharapkan tidak hanya membantu para pembeli seperti ibu-ibu rumah tangga yang berbelanja tetapi juga menjaga proses produksi dan distribusi.

Application Information Will Show Up Here

iGrow

Gambaran paling mudah dari sistem iGrow adalah permainan Farmville. Ya, iGrow memiliki konsep yang sama dengan permainan tersebut. iGrow memungkinkan penggunanya untuk bercocok tanam secara digital. Pengguna mengelola dan berinvestasi lahan serta tanaman secara digital, mengelola secara digital, namun pertanian tersebut nyata adanya. Dasbor iGrow menjadi perantara antara pengguna dengan penggarap lahan. Konsep yang segar dan cukup menarik.

Konsep baru di sektor pertanian dapat terus digalakkan untuk mengembalikan swasembada di sektor pertanian. Inovasi dinilai akan mampu membuat sektor pertanian terlihat mentereng, terutama memudahkan jalur investasi. Faktanya di lapangan petani membutuhkan banyak sokongan untuk memaksimalkan budidayanya. Kendati tidak terlibat secara langsung di lapangan, antusias dan keikutsertaan masyarakat dengan model yang ditawarkan iGrow mampu memberikan penghidupan layak bagi para petani.

Karsa

Karsa merupakan sebuah aplikasi yang dikembangkan sebagai platform all-in-one untuk semua para stakeholder di sektor pertanian. Karsa memberikan informasi-informasi penting bagi petani meliputi informasi cuaca, harga, berita mengenai pertanian, dan termasuk fitur untuk memesan peralatan untuk pertanian.

Selain untuk petani Karsa juga didesain dan disiapkan untuk berbagai pihak yang terlibat di sektor pertanian, seperti aparat pemerintahan, pemilik produk pertanian, produsen alat pertanian, dan pelaku agrikultur lainnya. Selain dalam bentuk aplikasi mobile Karsa juga disebut bisa diakses menggunakan desktop dalam bentuk aplikasi web.

Application Information Will Show Up Here

Kecipir

Kecipir (atau awalnya bernama LOFMart – Local Organic Fresh Mart) merupakan online marketplace produk sayur, buah, bumbu, ayam organik berkualitas, memotong mata rantai distribusi konvensional di pasar tradisional menjadi lebih ringkas. Melalui marketplace ini, diharapkan semua petani sayuran organik bisa menjual langsung produknya dengan harga yang bersaing dengan sayuran biasa.

Saat ini Kecipir mengklaim telah memiliki 45 host (agen) yang tersebar di wilayah Jabodetabek, sementara jumlah anggota mendekati 1000 pelanggan yang telah melakukan pemesanan. Kecipir juga telah membuka layanan di wilayah Jakarta Barat dengan 5 host dan bulan Mei 2016 melayani Jakarta Utara dan Jakarta Timur dengan 10 host baru.

Dengan sistem marketplace yang diterapkan oleh Kecipir, hal ini seharusnya lebih menguntungkan bagi pihak petani yang bisa memperoleh harga jual lebih tinggi dari cara penjualan sebelumnya. Konsumen sendiri bisa mendapatkan harga yang nilainya bisa 50% lebih rendah dibandingkan dengan harga jual di supermarket atau pasar swalayan pada umumnya.

Application Information Will Show Up Here

LimaKilo

LimaKilo memiliki visi untuk memotong rantai distribusi komoditas pertanian. Solusi ini memungkinkan petani untuk langsung menjual hasil panennya ke konsumen dengan harga yang kompetitif. Dua layanan utama LimaKilo yakni Pasar Petani dan Microfunding. Program Microfunding membuka peluang kepada siapa saja untuk patungan memberikan pinjaman modal kepada petani yang terdaftar dalam mitra LimaKilo dengan nominal 3-5 juta setiap orangnya.

Application Information Will Show Up Here

MyAgro

MyAgro yang didirikan Uray Tiar Fahrozi mempunyai konsep unik dan berbeda dari platform investasi bidang pertanian yang sudah ada sebelumnya, yakni mengedepankan pada konsep investasi syariah dan jaminan minim risiko. Dikonsep sejak awal tahun ini, menurut pemaparan sang Founder, pengembangan MyAgro didasari fakta kurangnya optimalisasi lahan.

Uray menuturkan ada masalah besar yang dialami Indonesia, yakni pengelolaan sumber daya alam yang tidak maksimal. Salah satunya berupa lahan tidur di Indonesia seluas lebih dari 14 juta hektar. Mirisnya lahan di Indonesia sebenarnya adalah lahan subur dan produktif, yang bisa diolah untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Alasan kedua yang disampaikan Uray ialah pemberdayaan petani yang sangat minim seperti subsidi bibit, ketersediaan pupuk, serta harga beli dari tengkulak sangat rendah. Dari kegelisahan itulah, ia dan tim membuat MyAgro menjadi platform yang menghubungkan antara investor, konsumen, dan petani.

Pantau Harga

Sebuah aplikasi yang bisa digunakan untuk tempat tawar menawar, dan melakukan jual beli antara penyedia bahan baku dengan petani, dilengkapi dengan basis data harga yang menjadi acuan aplikasi ini diharapkan untuk memudahkan petani dalam transaksinya. Pantau Harga menargetkan empat pengguna sekaligus, yakni konsumen, petani, Kantor Unit Desa (KUD) dan pemerintah.

target-user

Application Information Will Show Up Here

TaniHub

TaniHub merupakan sebuah kanal e-commerce yang memudahkan peternak dan petani untuk menjual hasil langsung kepada masyarakat. Layanan ini dikembangkan sekaligus untuk memberikan harga jual yang kompetitif kepada konsumen. Strateginya dengan memotong rantai distribusi. Beberapa petani, di Bogor salah satunya, sudah menjadi pemasok barang di TaniHub. Ke depannya TaniHub terus mengupayakan dapat menggandeng banyak lagi petani dan peternak yang ada di Indonesia.

Kanal e-commerce TaniHub menyediakan sedikitnya enam kategori penjualan, yakni sayuran organik, sayuran non-organik, hasil ternak, buah non-organik, dan bahan pangan organik. Dengan menjual langsung kepada konsumen, selain dapat memberikan kualitas produk dan harga yang kompetitif dari sisi konsumen, harapannya petani dan peternak mendapatkan harga jual produk yang lebih wajar dan menguntungkan, sehingga dapat mengembangkan lahan secara signifikan.

Application Information Will Show Up Here