Sarung Tangan Remidi T8 Memungkinkan Kita Bermain Musik Lewat Gerakan

Ekspresi merupakan elemen penting dalam bermain musik. Melalui aspek ini, penonton bisa merasakan semangat dan energi sang musisi, serta menunjukkan pada kita bahwa lagu bukan sekedar susunan tangga nada. Dan demi membebaskan para pemusik dari keterbatasan instrumen tradisional, para developer mulai mengajukan device-device eksperimental.

Di tahun 2014, Imogen Jennifer Heap memperkenalkan sarung tangan unik bernama Mi.Mu untuk bermain musik. Pendekatan yang sama tampaknya digunakan oleh tim Remidi. Via platform crowdfunding, pengembang asal Austin ini mengungkap Remidi T8, diklaim sebagai alat musik wearable pertama berkemampuan ‘record, play and perform‘. Visi mereka ialah mencoba menterjemahkan gerakan tangan manusia jadi lagu.

Remidi T8 01

Remidi T8 dapat kita analogikan seperti Nintendo Power Glove-nya para musisi. Ia terdiri atas sarung tangan yang menyimpan rangkaian sensor dan unit MIDI controller. Komponen-komponen ini memungkinkan T8 berfungsi sebagai instrumen cuma dengan menggerakan tangan, jari, serta telapak. Anda dipersilakan mengomposisi lagu baru atau me-remix track favorit secara real-time.

T8 memiliki delapan buah sensor, tiga di telapak, dan lima di masing-masing ujung jari. Selain merespons sentuhan, ia mengetahui durasi serta besarnya tekanan; memberi efek pada intensitas suara. Sarung tangan ini juga mampu melacak perubahan posisi tangan – bawah/atas, kiri/kanan, serta seberapa cepat Anda bergerak. Pengguna dapat mengkustomisasi suara serta mengendalikan efek semisal reverb, tempo dan elongation.

Remidi T8 02

Semua fitur Remidi T8 dapat Anda konfigurasi lewat aplikasi, tersedia untuk perangkat mobile dan desktop. Di sana Anda dibebaskan buat menyusun susunan tangga nada, setup gerakan via Air Modulation, memilah-milih sensor, serta setting sensitivitas tekanan. T8 dilengkapi accelerometer, encoder, port micro USB, tombol (mode, play, pause dan lain-lain) serta lampu LED RGB.

Untuk mulai menggunakannya, Anda tinggal mengenakan gelang MIDI controller dan sarung tangan, lalu menyambungkannya ke perangkat utama via Bluetooth dan mulai bermain musik. Sensor ‘skeleton‘ T8 terbuat dari bahan polyethylene terephthalate dan thermoplastic polyurethane. Sensor dilindungi dua lapis spandex di sisi luar dan dalam, memastikannya kuat, nyaman dan responsif.

Remidi T8 bisa Anda pesan sekarang melalui situs Kickstarter. Di masa penggalangan dana ini, backer ditawarkan diskon 50 persen dari harga retail, dibanderol US$ 200. Proses pengiriman rencananya akan dilangsungkan pada bulan September 2016 nanti.

Droid BB-8 Ini Dibuat Sepenuhnya Dari Part Lego

Rey, Finn dan Poe mungkin merupakan penerus para karakter utama di trilogi orisinil, namun droid BB-8 mencuri perhatian fans dari saat The Force Awakens diungkap ke publik. Sudah dua bulan lebih semenjak Star Wars Episode VII ditayangkan secara perdana, dan kita sudah melihat penjelmaan BB-8 di dunia nyata, baik hasil ciptaan Sphero maupun versi DIY-nya.

Penggabungan franchise Star Wars dan brand Lego ialah pemandangan yang tidak asing – kerjasama kedua perusahaan telah dilakukan sejak 1999. Lego Star Wars berhasil menghimpun banyak fans, tua ataupun muda. Dan jika Anda adalah salah satu penggemar beratnya, Anda pasti tidak mau melewatkan kabar gembira ini: desainer Mark Smiley dan James Garrett menciptkan ‘Rolling’ BB-8 berbekal komponen Logo.

Seperti di film, tubuh bulat BB-8 berfungsi sebagai mekanisme gerak, dengan modul kepala yang akan terus berada di bagian atas. Ia mungkin tidak secanggih ciptaan Sphero, cuma bisa berputar dalam satu poros saja. Meski demikian, kreatornya meyakinkan, versi miniatur astromech droid mereka benar-benar menggunakan 100 persen part lego asli.

Lego BB-8

Untuk versi purwarupanya, desainer membubuhkan cat secara manual. Di dalam, terdapat pemberat dengan dua magnet yang digantung di sumbu utama. Magnet-magnet itu diposisikan di area atas demi menjaga kepala BB-8 tetap pada tempatnya. Buat modul kepala, tim perancang memakai cockpit dome, engsel, serta roda Lego berukuran paling kecil. Cangkang tubuhnya sendiri diambil dari planet Tatooine (seri Lego Star Wars Planet).

Rolling BB-8 ini dilengkapi display stand. Dengannya, Anda bisa melihat sang droid bergerak di satu tempat (cukup memutar pedal), juga sebagai tempat menyimpan akesori. Buat menyusun BB-8, Smiley dan Garret memanfaatkan sekitar 180 komponen Lego. Tapi ia tidak semutakhir ciptaan Sphero, Rolling BB-8 sengaja dirancang buat menjadi titik temu antara model statis dengan mainan remote control.

Penciptanya menjelaskan, Rolling BB-8 ialah karya yang menyenangkan untuk diutak-utik dan dimainkan. Smiley dan Garret menyampaikan, “Rolling BB-8 dapat menjadi tambahan apik bagi kolektor mainan Lego maupun Star Wars.”

Sudah tak sabar ingin memilikinya? Anda sebetulnya bisa membuat Rolling BB-8 sendiri, menggunakan desain dari Mark Smiley dan James Garrett sebagai acuan.

Alternatif mudahnya, kedua perancang itu telah mengajukan ide mereka di Lego Ideas. Jika sukses memperoleh dukungan 10.000 orang, Lego akan mempertimbangkan untuk memproduksi Rolling BB-8.

Via Gizmodo.

Sony Sedang Garap Controller PlayStation VR Berbentuk Sarung Tangan?

Setelah harga Rift serta Vive diumumkan, kini perhatian tertuju pada Sony dan PlayStation VR mereka. Ada beberapa alasan mengapa virtual reality tidak murah. Pertama, konsumen harus mempersiapkan hardware yang mampu mendukungnya. Lalu aksesori kendali juga tidak kalah penting. Menariknya, ada indikasi Sony tidak cuma mengandalkan DualShock 4 saja.

User NeoGAF bernama Rösti melaporkan bahwa perusahaan video game berbasis Tokyo itu telah mengajukan tiga buah paten input kendali untuk digunakan bersama headset PlayStation VR. Paten tersebut meliputi Thumb Controller, Glove Interface Object, dan ‘sistem serta metode buat menyediakan feedback bagi pengguna yang sedang berinteraksi dengan konten digital’.

Di antara ketiga paten tersebut, Glove Interface Object paling menarik. Berdasarkan rangkuman penjelasan Sony, periferal ini memungkinkan user berinteraksi dengan video game. Mengacu pada gambar-gambar yang telah dipublikasi, aksesori berbentuk sarung tangan itu memberi kemampuan pada sistem buat menterjemahkan pose tangan menjadi input; contohnya, dengan mengacungkan jempol dan telunjuk, aplikasi membacanya sebagai pistol.

PlayStation VR Glove Controller

Melihat secara lebih teknis, sarung tangan memanfaatkan sensor flex untuk mengindentifikasi jari. Dari sana, sebuah modul komunikasi akan menyalurkan data dari sensor ke device komputasi utama supaya perangkat dapat mengetahui posisi dan pose jari. Kemudian sistem segera me-render tangan kita di dunia virtual, menampilkannya di head-mounted display.

Menariknya lagi, Glove Interface Object kemungkinan juga akan dibekali pressure sensor, diletakkan di sejumlah lokasi misalnya ujung jari atau telapak tangan, fungsinya adalah mendeteksi besar kecilnya tekanan. Terdapat pula touch switch agar sarung tangan bisa mengetahui saat permukaannya saling bersentuhan – misalnya sewaktu jempol menyentuh jari lain.

PlayStation VR Glove Controller 01

Premisnya memang sangat menarik, dan berpotensi menyaingi Oculus Touch atau controller Vive, tapi Sony bukanlah produsen pertama yang mengusung aksesori kendali mirip sarung tangan. 27 tahun silam, Nintendo pernah meluncurkan Power Glove. Diracik untuk melengkapi NES, Power Glove memperoleh kesuksesan di awal pengenalannya. Namun karena keterbatasan teknologi dan hanya ditopang dua permainan, ia gagal secara komersial.

Implementasi teknologi serupa berpeluang memberikan alternatif terbaik atas solusi input virtual reality. Namun buat sekarang, kita hanya bisa menunggu dengan sabar sampai Sony mengungkapnya lebih resmi. Perlu Anda tahu, pengajuan paten telah dilakukan sejak bulan September serta Oktober 2014, dan baru dipublikasi pada 25 Februari 2016 kemarin.

Via IGN.

Indonesia Dalam Video Game

Dengan semkain banyaknya platform pengembangan, sejumlah developer dalam negeri termotivasi untuk memasukkan elemen lokal ke permainan, dan banyak di antara mereka yang sudah ‘go international‘. Namun saya yakin para gamer masih bisa merasakan perbedaan kesan ketika developer ternama memasukkan unsur Indonesia ke karya digital mereka.

Jika Anda gamer veteran, Indonesia memang bukanlah wilayah asing di ranah video game. Eksotisme alam dan budaya kita seringkali diadaptasi ke medium hiburan interaktif tersebut, bahkan sebelum milenium berganti. Mungkin Anda penasaran, apa saja elemen-elemen tanah air yang sempat masuk di sana? Kabar baik, saya sudah menyiapkan daftarnya untuk Anda.

1. DreadOut. Dibuat oleh Digital Happiness, mereka tak ragu membenamkan segala unsur nusantara dalam permainan yang terinspirasi dari seri Fatal Frame itu: seragam sekolah, latar belakang pedesaan, hingga saat-saat ‘menyenangkan’ ketika Linda harus berhadapan dengan hantu lokal.

Indonesia in Video Games 11

2. Linny Barilar di Front Mission 3. Keluarga Bariliar berasal dari daerah pertanian di Rantepao, Sulawesi. Linny Barilar ialah salah satu karakter yang bisa Anda mainkan jika memilih skenario People’s Republic of Da Han Zhong (DHZ).

3. Penari Bali dan Barong, The King of Fighters ’97. Di game fighting yang diluncurkan hampir dua dekade silam itu, Bali tampaknya menjadi salah satu lokasi turnamen tarung.

4. Karambit di permainan-permainan action. Karambit (atau kurambik/karambiak di bahasa Minangkabau) adalah senjata tradisional asal Sumatra Barat dengan bentuk menyerupai cakar. Ia merupakan salah satu pisau termahal di Counter-Strike: Global Offensive, dan menjadi senjata pegangan Sam Fisher dalam Splinter Cell Blacklist.

Indonesia in Video Games 06

5. Timnas Indonesia di FIFA: Road to World Cup 98. Boleh dibilang merupakan penampilan tim kesebelasan sepakbola nasional pertama dalam medium video game. Gamer dapat membimbing Kurniawan Dwi Yulianto, Rocky Putiray, Eri Iriyanto, dan kawan-kawan mengikuti kualifikasi sampai memandu mereka memenangkan World Cup 1998.

6. Joint Operations: Typhoon Rising. Seperti kreasi NovaLogic lainnya, Joint Operations tidak sepopuler Call of Duty atau Medal of Honor meski ia memperoleh skor review cukup tinggi. Game di-setting di Indonesia masa depan ketika negara ini berada di ujung perpecahan – separatis mendapatkan persenjataan canggih, lalu satuan militer nasional terbagi-bagi menjadi faksi yang berseteru.

7. Secret Files 2: Puritas Cordis, Secret Files 3, dan Secret Files: Sam Peters. Para tokoh utama beberapa kali berkunjung ke Indonesia. Salah satu skenarionya meliputi letusan gunung berapi yang disebabkan oleh ulah teroris. Lagi-lagi Indonesia dianggap sebagai lokasi berbahaya.

Indonesia in Video Games 09

8. Suhadi Sadono dan Darah Dan Doa di Tom Clancy’s Splinter Cell: Pandora Tomorrow. Sadono adalah pemimpin teroris radikal Darah Dan Doa, menjadi tokoh antagonis utama di game kedua seri Splinter Cell. Awalnya dilatih oleh CIA buat memerangi komunisme, ia malah berulah dan menyerang kedutaan besar Amerika di Dili. Akhirnya Sam Fisher diutus untuk membungkamnya.

9. Eddy Raja dan para perompak di Uncharted: Drake’s Fortune. Sedikit masukan untuk developer: jika Anda memutuskan buat memasukkan karakter Indonesia, sebaiknya biarkan orang Indonesia asli yang mengisi suaranya. Jika tidak, kata-kata (percakapan dan makian) jadi terdengar sangat aneh.

Indonesia in Video Games 03

10. Raging Raven Raven di Metal Gear Solid 4. Ahli peledak dalam unit Beauty and the Beast ini pada akhirnya harus takluk di hadapan Solid Snake. Mungkin cuma Hideo Kojima yang mengetahui nama aslinya, Raging Raven lahir di Aceh dan mengalami masa kecil traumatis akibat konflik bersenjata.

Indonesia in Video Games 04

11. Arena Wayang Kulit di Tekken Tag Tournament 2. Seperti The King of Fighters ’97, seni tradisional asal Jawa bagian tengah dan timur itu tampil sebagai latar belakang.

Indonesia in Video Games 05

12. Mahapatih Gajah Mada, Majapahit, di expansion pack Civilization V: Brave New World. Salah satu referensi mengenai Indonesia paling favorit, versi digital sang Mahapatih didesain apik dan realistis – ia berdiri di atas ladang padi dengan kris di tangan. Gajah Mada berbicara dalam bahasa Jawa Kuno, diisi suaranya oleh Icha Setiawan.

Indonesia in Video Games 02

13. Kepulauan dan penduduk ‘mirip’ Indonesia, Far Cry 3. Walaupun tidak benar-benar menyiratkan budaya Indonesia, banyak aspek lokal yang diadopsi oleh game shooter open world Ubisoft ini: kepulauan tropis cantik, fauna (burung cenderawasih, tapir, komodo), suku Rakyat yang tinggal di Rook Islands, serta salah satu karakter penting bernama Citra Talugmai.

Indonesia in Video Games 08

Header: Civilization Wikia.

Resident Evil 4, 5 dan 6 Akan Dihadirkan Kembali Untuk PlayStation 4 dan Xbox One

Secanggih-canggihnya engine grafis dan teknologi pendukung lain, banyak permainan klasik yang keberadaannya sulit ditandingi oleh judul modern, termasuk sekuelnya sendiri. Dan melihat tren populer di ranah video game belakangan, sejumlah publisher memilih untuk bermain aman dengan melakukan remaster permainan terbaik mereka ke platform baru.

Merayakan ulang tahun Resident Evil ke-20, Capcom mengumumkan bahwa Resident Evil 4, 5 dan 6 akan mereka hadirkan kembali untuk console current-gen – PlayStation 4 dan Xbox One. Tiga judul ini menambah koleksi permainan remake mereka, setelah Capcom mengonfirmasi sedang meramu ulang Resident Evil 2. Berdasarkan info dari sang publisher, game-game yang lebih anyar itu tampaknya tiba lebih dulu dari RE2.

Ketiga permainan rencananya akan dilepas secara berurutan, dimulai dari judul paling baru: Resident Evil 6. Menurut Capcom, RE6 merupakan game terbesar mereka, menyajikan empat campaign yang saling terkait. Tiap petualangan fokus pada dua karakter (total ada delapan protagonis), dapat Anda bermain sendiri atau secara kooperatif. Meskipun mengusung angka enam di judul, Resident Evil 6 adalah permainan kesembilan di seri ini.

Resident Evil 4, 5, 6 01

Selain campaign, Capcom turut membekali versi baru RE6 dengan sejumlah mode multiplayer. Permainan juga sudah dibundel bersama add-on versi console, meliputi seluruh downloadable content dan bonus kostum. Resident Evil 6 adalah game terlaris kedua Capcom, meskipun faktanya ia memperoleh respons yang kurang positif dibanding judul-judul sebelumnya.

Resident Evil 4 dan 5 secara statistik jauh lebih baik dari RE6. Menghitung penjualan, Resident Evil 5 menempati urutan pertama dengan 6,7 juta kopi. Ia sukses mengakumulasi skor positif, menerima pujian dari aspek grafis dan gameplay bertempo cepat. Tetapi jika Anda bertanya pada fans mengenai permainan Resident Evil terbaik, jangan heran jika mereka menjawab Biohazard/Resident Evil 4.

Resident Evil 4, 5, 6 02

Begitu apiknya permainan ini, RE4 telah mengalami tiga kali proses port/remaster. Ia pertama kali dilepas di GameCube, lalu menyusul di PlayStation 2. Selanjutnya, Resident Evil 4 dirilis berbarengan di Windows, Wii, PlayStation 3 dan Xbox 360 sebagai edisi high definition. Saya penasaran fitur-fitur apalagi yang Capcom bubuhkan dalam versi console current-gen-nya.

Pendaratan ketiga remake rencananya diawali oleh Resident Evil 6 pada tanggal 29 Maret 2016, kemudian disusul Resident Evil 5 pada musim panas dan Resident Evil 4 di musim gugur tahun ini. Masing-masing permainan dibanderol seharga US$ 15 dan didistribusikan secara digital.

Sumber: Capcom Unity.

Inilah Arash AF10, Hypercar Hybrid Berkekuatan 2000 Tenaga Kuda Dengan Sistem ‘Warp Drive’

Mobil berteknologi futuristis hingga supercar konsep bermesin monster yang diklaim mampu melesat bak jet di atas permukaan bumi, pemandangan seperti ini cukup umum di ajang pameran otomotif global. Geneva Motor Show 2016 memang baru dimulai minggu depan, tetapi perhatian fans kendaraan eksotis kini terarah pada kreasi baru Arash Motor Company.

Jika Anda ingin mobil berperforma mutakhir tapi enggan memperparah tingkat polusi udara, produsen mobil sport dari Inggris itu punya solusinya. Arash memperkenalkan AF10, hypercar bermesin V8 hybrid dengan kekuatan lebih dari 2.000 tenaga kuda. Menariknya lagi, AF10 ditopang serangkaian teknologi ‘pesawat ruang angkasa’, salah satunya ialah warp drive. Oh tentu saja ia masih merupakan alat transportasi darat, bukan USS Enterprise.

Arash AF10 01

Elemen pesawat bisa Anda lihat langsung dari penampilan luarnya. Tubuhnya tajam dan aerodinamis, terbuat dari konstruksi CFRP/aluminium honeycomb. Pemakaian uang kabinnya dimaksimalkan, dan wujudnya tak kalah apik dari Bugatti Chiron atau Koenigsegg Regera. Terdapat sayap fixed di belakang, dipadu sayap yang bisa bergerak di depan. Demi memastikan bobotnya tetap ringan, material serat karbon digunakan pada bagian interior dan chassis.

Tentu saja warp drive yang diusung oleh Arash Motor Company bukanlah teknologi yang membuat kita dapat melaju lebih cepat dari cahaya, istilah tersebut dipakai untuk menggambarkan kecepatan AF10 yang istimewa. Sistem warp drive terdiri atas lima bagian, empat motor, dan satu mesin berbahan bensin.  Tiap warp drive memiliki gearbox sendiri – enam level percepatan di mesin petrol dan dua di motor elektrik.

Arash AF10 02

Motor listrik menyajikan 1180-break horse power, dan saat dijumlahkan dengan mesin biasa, totalnya mencapai 2080BHP (1.551kW), menghasilkan torsi 2,280-newton meter. Singkat kata, AF10 bisa melaju amat sangat kencang. Berbekal pergerakan 4-wheel drive, hypercar anyar dari Arash Motor Company ini dapat menyentuh 100-kilometer per jam cuma dalam 2,8 detik.

Membenamkan ‘2.000 kuda lebih’ ke 4-wheel drive tidaklah mudah, itu mengapa warp drive mempunyai lima komponen. Buat sekarang, Arash masih belum memberikan penjelasan detail menganai cara mereka membuat elemen-elemen powertrain terpisah untuk bekerja sama, dan apa saja mode driving yang tersedia. Yang saya tahu, Anda dibebaskan memilih transmisi: manual atau paddle-shift.

Arash AF10 03

Arash Motor Company menyediakan tiga varian AF10, dijajakan di harga fantastis: AF10 ‘biasa’ (kisaran US$ 487.453), AF10 Hybrid dengan warp drive (US$ 1,5 juta), dan AF10 Hybrid Racer (US$ 1,6 juta).

Via Gizmag. Sumber: ArashCars.com.

Marshall Perkenalkan Headphone Wireless Pertama Mereka, Major II Bluetooth

Sebagai salah satu brand amplifier terpopuler di kalangan gitaris, Marshall terkenal karena produknya mampu menghasilkan suara yang khas. Tentu mereka juga melakukan ekspansi ke berbagai ranah; dari mulai headphone, speaker Bluetooth, sampai smartphone. Dan dengan satu headphone baru, Marshall mempererat cengkramannya di era serba-wireless ini.

Sang produsen speaker dan amplifier asal London itu mengoprek kembali headset Major II mereka, dan membenamkan konektivitas Bluetooth. Hasilnya adalah Major II Bluetooth, headphone wireless on-ear pertama racikan Marshall. Tim penciptanya menjanjikan fleksibilitas. Selain memberikan Anda output berkualitas tinggi lewat aptX, terdapat teknologi yang diracik untuk meminimalisir masalah sinkronisasi audio/video saat Anda menikmati film.

Marshall Major II Bluetooth 04

Major II Bluetooth mempunyai penampilan hampir serupa seperti headset Major II lain, minus kabel. Konstruksinya membundar dipadu struktur tubuh yang kuat. Engsel-engsel di sana memastikan ear cup bisa berputar bebas, sehingga ia dapat beradaptasi dengan bentuk kepala Anda. Melengkapi aspek kenyamanan, Marshall membubuhkan bantalan super-empuk.

Persamaan antara Major II Bluetooth dan Major II juga bisa ditemui di dalam. Headphone wireless pertama Marshall itu memanfaatkan driver 40-milimeter. Produsennya menjelaskan, ia diramu supaya mampu menyuguhkan bass, mid dan suara tinggi yang prima. Tersedia pula knob analog untuk mengendalikan lagu, volume, sampai menerima atau menolak panggilan – sebuah sentuhan distingtif ketika produk lain umumnya memakai tombol plastik.

Marshall Major II Bluetooth 02

Meskipun telah dibekali teknologi nirkabel, Marshall tidak mau menyingkirkan teknologi tradisional yang telah teruji. Major II Bluetooth dapat dipasangkan ke kabel removable (plus microphone build-in dan remote) dengan jack 3,5mm jika Anda kebetulan memiliki music player high resolution. Port tersebut bisa dimanfaatkan untuk sharing lagu: sewaktu Anda tersambung melalui Bluetooth, orang lain dapat terhubung via kabel.

Selain koneksi wireless, fitur andalan di Major II Bluetooth terletak pada unit baterainya. Saat headphone Bluetooth kompetitor mati-matian mencapai durasi 20 jam, headphone Marshall ini bisa tetap aktif selama 30 jam cuma dalam satu kali charging. Artinya, dengan pemakaian normal, proses isi ulang baterai dapat dilakukan setidaknya seminggu sekali.

Marshall Major II Bluetooth 03

Marshall Major II Bluetooth kabarnya mulai dipasarkan di wilayah Eropa, Timur Tengah serta Afrika terhitung pada tanggal 26 Februari 2016, dan selanjutnya ia akan tiba di Amerika Serikat pada musim semi. Menariknya, headphone ditawarkan di kisaran harga yang cukup terjangkau, hanya US$ 150.

Via Digital Trends. Sumber: Marshall.

Ubisoft Pamerkan Keanggunan The Division Versi PC Lewat Trailer Baru

Melihat reputasinya, Ubisoft sangat mahir dalam membangun hype. Hasilnya, antisipasi gamer terhadap Tom Clancy’s The Division melampaui judul-judul blockbuster mereka sebelumnya. The Division sudah melewati dua kali masa tes beta, closed pada akhir Januari lalu dan open yang rampung di akhir minggu kemarin. Kini kita tinggal menunggu perilisan globalnya.

Beberapa minggu sebelum momen itu tiba, publisher memutuskan buat memublikasikan trailer baru, diambil dari potongan gameplay versi PC. Di sana Ubisoft mencoba memamerkan efek-efek visual cantik sembari menunjukkan bahwa aspek teknis game telah dioptimalkan. Video berdurasi satu menit 48 detik ini direkam di 60 frame rate per detik, dan Ubisoft mengingatkan kita untuk menyimaknya dengan device serta browser terbaru. Saksikan di sini:

Sejumlah aspek permainan kembali Ubisoft coba tekankan di sana. Anda mungkin sudah tahu, The Division adalah game MMO open world yang mengambil latar belakang kota New York, di tengah-tengah krisis setelah merebaknya virus cacar generasi baru. Mekanisnya mirip shooter berperspektif orang ketiga, ditambah elemen survival dan role-playing seperti penggunaan poin experience, serta kustomisasi senjata dan perlengkapan.

Jika hardware Anda sanggup menanganinya, Tom Clancy’s The Division versi PC menyuguhkan fitur-fitur grafis cantik, misalnya volumetric fog (kabut terlihat tebal dan mengisi ruang), dynamic global illumination (cahaya terpantul dari permukaan objek, warnanya saling memengaruhi), sistem real-time destruction (benda-benda di dalam permainan bisa rusak/hancur seperti aslinya), efek cuaca realistis, serta real-time reflection.

Belum lama, Ubisoft juga melepas trailer berjudul ‘Enemy Factions’, fokus menjelaskan faksi-faksi antagonis yang menjadi lawan di The Division. Anda bermain sebagai agen anggota Strategic Homeland Division, disingkat ‘The Division’, yaitu angkatan bersenjata rahasia yang diberi mandat langsung oleh presiden untuk mengembalikan ketertiban jika terjadi keadaan darurat – apapun caranya.

Menyertai upaya promosi The Division, Ubisoft juga mengungkap Collapse, sebuah ‘the end of society simulator‘ di mana Anda bisa melihat simulasi virtual yang menggambarkan penyebaran wabah cacar mematikan dari lingkungan rumah (menyerupai  Plague, Inc). Tool unik ini memanfaatkan data lokasi Google serta informasi terkait (jumlah penduduk, posisi rumah sakit, dan sebagainya), dan Anda dapat menyaksikan seberapa cepat dunia runtuh.

Tom Clancy’s The Division akan meluncur pada tanggal 8 Maret 2016 di Windows PC, PlayStation 4, dan Xbox One.

Sony Siapkan Bundel Heavy Rain dan Beyond: Two Souls Untuk Gamer PlayStation 4

Perjalanan Quantic Dream bersama Sony dimulai dengan peluncuran Fahrenheit 11 tahun silam. Sejak itu, developer asal Perancis ini hanya merilis dua permainan secara ekslusif di PlayStation: Heavy Rain dan Beyond: Two Souls. Dua tahun setelah pelepasannya di PS3, Beyond tiba di PlayStation 4 November lalu, dan kini gamer sedang mengantisipasi kehadiran Heavy Rain.

Satu ciri khas dari kreasi digital Quantic Dream adalah, permainan diramu sebagai drama interaktif, menyuguhkan elemen sinematik hingga mirip seperti film. Dan jika Anda kebetulan belum pernah memainkan satupun game ciptaan Quantic Dream, Sony Computer Entertainment punya penawaran menarik. Mereka mengumumkan bundel Heavy Rain dan Beyond: Two Souls dalam satu packaging.

‘PlayStation 4 Remastered’ Heavy Rain and Beyond: Two Souls Collection tersedia dalam dua pilihan versi, Blu-ray (berisi dua disc) dan digital via PlayStation Store. Lalu seandainya sudah mempunyai Beyond (terhitung sebelum tanggal 29 Februari 2016), Anda bisa mendapatkan Heavy Rain dengan harga yang sangat murah, hanya Rp 168 ribu – diskon Rp 240 ribu dari harga standalone.

Beyond: Two Souls

Heavy Rain and Beyond Two Souls Collection 02

Meskipun tersaji dalam format video game, Beyond diungkap perdana di ajang Tribeca Film Festival 2013. Permainan mengisahkan petualangan psikologis seorang gadis bernama Jodie Holmes (diperankan oleh Ellen Page). Jodie mempunyai kekuatan supernatural yang terhubung ke sebuah entitas misterius. Selain membimbing Jodie, pemain juga diminta mengendalikan sosok tak berwujud tersebut.

Versi baru ini sudah dilengkapi bersama misi-misi tambahan yang dahulu disajikan sebagai downloadable content.

Heavy Rain

Heavy Rain and Beyond Two Souls Collection 01

Permainan pemenang BAFTA ini fokus pada empat protagonis berbeda, mereka saling terkait dengan pembunuh berantai Origami Killer. Keputusan dan pilihan yang Anda buat akan memengaruhi narasi dan ending permainan.

Rencananya, versi remaster Heavy Rain akan diluncurkan ke PlayStation 4 tanggal 1 Maret besok, dan Quantic Dream tak lupa meng-update aspek grafisnya: resolusi ditingkatkan ke 1080p, menambahkan multi-thread rendering, filter HDAO dan MSAA, serta menyempurnakan efek pantulan dan pencahayaan.

Heavy Rain and Beyond: Two Souls Collection akan dirilis pada tanggal 2 Maret 2016. Edisi Blu-Ray dibanderol US$ 650 ribu, sedangkan digital edition dijajakan seharga US$ 576 ribu. Masing-masing permainan juga ditawarkan secara terpisah dengan harga US$ 408 ribu.

Akan Dapatkan Windows 10 Universal Apps, Xbox One Semakin Mirip PC

Tidak salah jika Microsoft menyebut New Xbox One Experience sebagai update terbesar di sepanjang sejarah console. Pembaruan membawa fitur-fitur unik pada platform Microsoft itu, beberapa contohnya ialah backward compatibility sehingga user bisa menikmati game Xbox 360, serta terbukanya kemungkinan bagi Xbox One buat mengoperasikan app Windows.

Kemampuan tersebut memang merupakan kabar gembira bagi para pemilik console, dan tampaknya Microsoft juga serius dalam proses implementasinya. Setelah Cortana sempat dimunculkan di Xbox One, chief executive officer Satya Nadella membenarkan bahwa sebentar lagi Windows 10 Universal Apps akan mendarat di platform gaming itu, bersumber pada laporan Windows Central. Lewat langkah ini, Xbox One semakin mirip dengan PC.

Konfirmasi tersebut diucapkan sang CEO di depan ribuan developer di Madrid dotNet Conference. Sayangnya ia belum memberikan penjelasan lebih rinci – mengenai kapan atau aplikasi apa saja yang tersedia. Lalu, apakah artinya console current-gen Microsoft itu akan mendapatkan versi penuh dari Windows 10 Store atau kontennya disaring terlebih dulu?

Tentu kehadiran Windows 10 Universal Apps tak hanya menjadi berita menyenangkan untuk gamer. Developer independen juga bisa berkreasi lebih leluasa, karena sejauh ini mereka tidak bisa menghidangkan karya-karya tersebut ke Xbox One. Selain aplikasi-aplikasi third-party favorit, terbuka pula kesempatan bagi user buat mengakses Office Mobile serta software olah data ringan lain berbekal console.

Melengkapi informasi ini, belum lama Phil Spencer selaku head of Xbox menyampaikan bahwa dukungan keyboard dan mouse akan tiba di Xbox One, berdasarkan jawabannya atas pertanyaan seorang penggemar di Twitter. Permintaan kompatibilitas periferal kontrol ala PC tersebut belakangan meningkat mendekati peluncuran game-game cross-platform semisal Fable Legends serta permainan RTS Halo Wars 2.

Xbox One dapat membaca keyboard USB begitu Anda menyambungkannya dan dapat dipakai untuk memasukkan teks. Namun buat sekarang, mouse dan keyboard belum bisa dimanfaatkan di dalam permainan. Menerapkan update agar periferal PC dapat menjadi alternatif Xbox One controller sebetulnya sederhana, tapi sebelumnya Microsoft perlu menyeimbangkan sistem supaya gamer ber-gamepad tidak tersingkir, terutama dimultiplayer.

Setelah backward compatibility, dukungan Windows 10 Universal Apps pada sistem akan sangat membantu Xbox One dalam berkompetisi dengan rival terbesarnya, PlayStation 4. Dari data finansial terkini, console game Sony itu terjual sebanyak 37,7 juta unit lebih.

Via GameSpot.