Vidio Targetkan Peningkatan Jumlah Pelanggan Sampai 8 Juta Menjelang IPO

Menurut laporan dari Bloomberg, Vidio sedang dalam tahap persiapan untuk menggandakan jumlah pelanggan berbayarnya menjadi 8 juta dalam kurun waktu 2-3 tahun mendatang. Upaya ini adalah bagian dari strategi mereka untuk go public atau IPO di pasar yang masih memiliki banyak ruang untuk pertumbuhan.

Vidio, yang dimiliki oleh konglomerat media Indonesia PT Elang Mahkota Teknologi Tbk., juga berencana untuk menggalang dana baru tahun ini yang akan digunakan untuk memperluas layanan streaming-nya. CEO Vidio Sutanto Hartono menyatakan bahwa perusahaan akan melanjutkan rencana IPO setelah kondisi pasar menunjukkan sinyal yang lebih positif.

Sebelumnya pada 2022 lalu Vidio sempat mengumumkan pendanaan $45 juta dari Grup Sinarmas, yakni PT Dian Swastika Sentosa (DSSA) melalui entitas anaknya PT DSST Mas Gemilang (DSST). Investor lain yang turut berpartisipasi, antara lain Grab LA Pte Ltd (Grab), PT Ekonomi Baru Investasi Teknologi (EBIT), entitas anak klub sepak bola Bali United.

Dengan populasi muda lebih dari 270 juta jiwa, Indonesia menjadi salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Asia. Namun, sektor media digital di negara ini masih dalam tahap awal pengembangan. Dominasi televisi terestrial dan penetrasi 5G yang masih rendah menjadi hambatan utama.

Di sisi lain, total pendapatan video online di Indonesia diprediksi akan tumbuh menjadi $2,25 miliar pada tahun 2028 dari $1,3 miliar pada tahun sebelumnya, menurut Media Partners Asia. Sementara itu, dampak ekonomi keseluruhan dari industri film dan televisi di Indonesia diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar $10 miliar pada tahun 2027.

Vidio juga telah mengambil langkah strategis untuk memperluas jangkauan dan pengaruhnya di pasar lokal dengan berfokus pada konten olahraga dan produksi serial orisinal yang menarik, seperti drama berjudul “Ratu Adil”. Perusahaan juga memiliki rencana untuk menarik audiens dari TikTok dengan menawarkan seri yang berdurasi dua hingga tiga menit.

Kesuksesan Vidio dalam menggandakan jumlah pelanggan berbayarnya tidak hanya akan menguntungkan mereka dalam rencana IPO, tetapi juga menandai kemajuan signifikan dalam adaptasi dan pertumbuhan layanan streaming di Indonesia, terutama saat penetrasi 5G mulai meluas di seluruh negeri.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Startup Pembelajaran Bahasa Inggris EduKita Raih Pendanaan Awal

Startup edutech EduKita dikabarkan telah mendapat pendanaan awal (seed). Menurut data yang diinput ke regulator, seperti dikutip dari Alternative.pe, saat ini dana yang berhasil terkumpul senilai $1,75 juta atau setara 28,3 miliar Rupiah. Adapun investor yang turut andil meliputi 500 Southeast Asia, Star Capital, W Ventures, Aldi Haryopratomo, dan beberapa lainnya.

EduKita didirikan sejak tahun 2021 oleh Peter Gumulia dan Sean Widjaja. Sebelum mendirikan startupnya, Peter adalah VP Strategy & Growth di Gopay — ia bekerja saat Aldi menjadi CEO di platform pembayaran digital GoTo tersebut. Sementara Sean sebelumnya menjabat sebagai Head of Strategy & Business Operations untuk Airbnb SEA-India.

Salah satu layanan utama EduKita adalah kursus Bahasa Inggris bersama native sepaker. Mereka memiliki program kelas maupun privat bagi pelajar (usia 5-18 tahun), dan punya program khusus untuk korporasi (B2B). Kurikulum di Edukita berbasis internasional: ACTFL dari Amerika Serikat dan CEFR dari Eropa.

Selain program tersebut, Edukita menyediakan program-program pilihan berbasis internasional lainnya seperti Public Speaking, Book Club, dan Debate.

Dalam wawancara sebelumnya bersama DailySocial.id, Peter mengatakan Edukita hadir sebagai platform pembelajaran daring yang interaktif dengan metode pengajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar anak. Platform ini mengklaim punya konsep kelas yang berbeda dari kelas pada umumnya. Kurikulumnya terbagi antara 80% praktik dan 20% teori, yang mana bertujuan untuk mengajarkan para siswa untuk berpikir kritis.

“Bukan dengan cara tradisional, seperti membaca jurnal riset, tetapi dengan kelas menyenangkan seperti ‘Detective Club’. Kami mengajak siswa mencari petunjuk, menyimpulkan, dan mempresentasikan kasus ini di kelas. Metode ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis hingga menyelesaikan masalah,” tutur Peter.

Peter berpendapat, kebanyakan pembelajaran daring saat ini cenderung membosankan. Hal ini membuat banyak siswa dan orang tua menganggap online learning tidak lebih efektif dari pembelajaran tatap muka. Padahal, salah satu fondasi penting dari online learning adalah peningkatan motivasi belajar anak.

Selain EduKita, sejumlah edtech memiliki fokus pembelajaran bahasa Inggris, di antaranya Cakap, Bahaso, hingga English Academy by Ruangguru.

Platform Manajemen Jejak Karbon Jejakin Dikabarkan Tutup Pendanaan Awal

Startup climate-tech Jejakin dikabarkan telah membukukan pendanaan awal (seed). Menurut data yang telah disetorkan ke regulator, seperti dikutip dari Alternative.pe, nilainya mencapai $2,7 juta atau setara 43,7 miliar Rupiah. Sejumlah investor berpartisipasi di putaran ini, termasuk ITM Group, Indogen Capital, Asia Ventura, Aurum Ventures, SMDV, East Ventures, dan sejumlah perusahaan lokal.

Jejakin telah berdiri sejak tahun 2018, dinakhodai sejumlah co-founder meliputi Arfan Arlanda (CEO), Sudono Salim (Chief Growth), Andreas Djingga (COO), dan Haris Iskandar (Chief Sustainability & Climate Change).

Layanan utama Jejakin adalah platform manajemen karbon. Mereka memiliki tiga produk utama, CarbonIQ sebagai platform penghitungan dan pengelolaan emisi karbon memudahkan pengumpulan data yang diperlukan untuk perjalanan net-zero perusahaan.

CarbonAtlas, sistem pemantauan yang memberi data menyeluruh tentang pengukuran dampak dan analisis lingkungan dari proyek. Dan CarbonSpace, sebuah platform marketplace yang memungkinkan pengguna memilih proyek reboisasi dan karbon terbaik lainnya dari mitra Jejakin.

Di pengujung tahun 2023, Jejakin juga telah menjadi Certified B Corporation™️ untuk mempercepat upaya dekarbonisasi.

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29% dengan usaha sendiri dan 41% dengan bantuan internasional pada tahun 2030, sebagaimana dinyatakan dalam Nationally Determined Contribution (NDC) kepada Perjanjian Paris. Atas dasar ini, pemerintah juga mendorong sektor swasta berpartisipasi aktif – sehingga memaksa setiap perusahaan untuk melakukan pengukuran dan efisiensi jejak karbon.

Ini menjadi kesempatan bagi Jejakin dan pemain serupa untuk menghadirkan solusi – terlebih dengan memanfaatkan teknologi, prosesnya bisa menjadi lebih cepat dan terukur. Selain Jejakin, di Indonesia sudah ada beberapa pemain serupa, misalnya Fairatmos, Envmission, dan beberapa lainnya.

Faritamos sendiri pada akhir 2022 mengumumkan pendanaan $4,5 juta dipimpin Go-Ventures dan anak usaha Toba Bara Sejahtera, didukung Vertex Ventures dan sejumlah angel investor.

Microsoft Siapkan Investasi 27 Triliun Rupiah untuk Kembangkan Cloud dan AI di Indonesia

Setelah disambangi CEO Apple Tim Cook di pertengahan April, Indonesia kembali kedatangan pesohor teknologi global. Di Microsoft Build: AI Day 2024 di Jakarta, CEO dan Chairman Microsoft Satya Nadella mengumumkan investasi $1,7 miliar (lebih dari 27 triliun Rupiah) untuk mengembangkan solusi cloud dan AI di Indonesia, dalam bentuk infrastruktur Azure lokal yang sudah dilengkapi API OpenAI, pelatihan skill Artificial Intelligence (AI) untuk umum, dan ketersediaan perangkat pendukung untuk para pengembang.

Nilai ini diklaim sebagai investasi terbesar selama kehadiran operasional Microsoft di Indonesia.

Satya mengatakan, “Generasi baru AI ini mengubah cara hidup dan bekerja setiap orang di mana pun, termasuk di Indonesia. Investasi yang kami umumkan hari ini – yang mencakup infrastruktur digital, keterampilan, dan dukungan bagi para developer – akan membantu Indonesia untuk terus melaju di era baru ini.”

Selain menghadiri rangkaian acara ini, Nadella di pagi harinya juga menyambangi Presiden Joko Widodo untuk menjajaki potensi pengembangan solusi bersama pemerintah yang berpusat pada AI.

Budi Arie Setiadi, Menteri Komunikasi dan Informatika, menekankan bagaimana kemitraan Indonesia dengan Microsoft sangat penting untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.

“Kolaborasi Indonesia dan Microsoft di bidang AI selaras dengan aspirasi kita untuk menciptakan masa depan yang didorong oleh inovasi digital. Saya yakin kemitraan ini akan membuka cakrawala baru bagi Indonesia, yakni melihat bangsa ini tidak hanya sebagai pengguna teknologi, tetapi juga sebagai pengembang teknologi yang strategis dalam rantai pasok global,” ujarnya.

Sebagai bagian komitmen ini, Microsoft akan memberikan pelatihan keterampilan dasar bagi 2,5 juta orang di Asia Tenggara hingga setahun ke depan, termasuk 840 ribu di Indonesia.

Implementasinya dapat berbentuk:

  • Pelatihan keterampilan AI kepada siswa sekolah menengah kejuruan melalui program AI TEACH for Indonesia
  • Peluang dan dukungan untuk membangun karier di bidang keamanan siber bagi perempuan melalui program Ready4AI&Security
  • Pelatihan kefasihan AI untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan kerja bagi generasi muda dari komunitas yang kurang terlayani dan kurang terwakili
  • Pengetahuan dan keterampilan di bidang AI dan teknologi digital untuk karyawan organisasi nirlaba.

Dharma Simorangkir, Presiden Direktur Microsoft Indonesia, mengatakan, “Investasi kami menjadi tonggak pencapaian baru bagi lanskap digital Indonesia. Selaras dengan visi nasional Indonesia di bidang kecakapan digital, kami bertujuan memberdayakan masyarakat Indonesia dengan infrastruktur dan keterampilan yang dibutuhkan di era AI. Ini adalah langkah penting untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat talenta dan inovasi digital.”

Di ajang tersebut juga ditunjukkan beberapa solusi AI yang dikembangkan bersama Microsoft, termasuk pengembangan chatbot BRI Sabrina, chatbot eFishery Mas Ahya yang bisa mengakomodir sejumlah bahasa daerah, dan solusi teknologi Arabic Braille Converter oleh Yayasan Mitra Netra untuk membantu mengonversi teks Arab berhuruf harakat dalam format gambar ke Unicode Arab.

DailySocial.id Announces Exciting New Management, Marks Official Launch of DiscoveryShift

Executive Summary

  • DailySocial announces new majority owner: an entity named DiscoveryShift, a consortium of partners led by CEO Rama Mamuaya
  • DailySocial resumes operations under DiscoveryShift’s management and is doubling down on its research, consultancy and advisory services on corporate innovation and digital transformation
  • Launched a new AI-focused service helping corporate clientele with AI competency building, transformation and strategy
  • DS/X Ventures, a B2B venture fund operated by Rama Mamuaya is unaffected

Jakarta, April 30th 2024DailySocial.id, a leader in tech media, research, consulting, and advisory services, is excited to announce a strategic shift in its management. The new management team, an entity named DiscoveryShift, is a consortium of partners led by DailySocial’s founder & CEO Rama Mamuaya, and will assume controlling stake and continue operational leadership for  the company.

Since its inception in 2008, DailySocial has become a part of Indonesia’s tech startup history and community, documenting but more importantly helping the industry progress both domestically and internationally. DailySocial has set benchmarks in delivering high-quality services for enterprise clients in digital transformation and corporate innovation, a profitable business unit inside the company. The newly appointed management team is committed to continuing this legacy of excellence.

Under the guidance of its new management and new brand, DiscoveryShift, the company will continue to offer innovative consultancy services dedicated to leveraging the power of Artificial Intelligence (AI) to drive business transformation for its clientele. DiscoveryShift will focus on helping clients identify new AI-enabled opportunities, optimize business processes through AI, and build essential AI talent within their organizations.

The leadership team at DiscoveryShift brings together seasoned experts with profound expertise in enterprise AI, machine learning (ML), automation, corporate innovation, and digital transformation. This diverse team is equipped to tackle the unique challenges of the modern business landscape, ensuring that DailySocial remains at the forefront of industry innovation.

“DailySocial has always been a pioneer in embracing and implementing cutting-edge technologies to address complex business challenges and the AI adoption in Indonesia is simply too big to ignore”, said Rama Mamuaya, Founder and CEO of DailySocial. “Through DiscoveryShift, we are enhancing our ability to empower businesses to realize their full potential through AI and digital innovation.”

DiscoveryShift is now operational and engaging with top-tier clients to implement transformative AI strategies that are custom-tailored to their specific needs and goals.

For more information about DiscoveryShift, please visit DiscoveryShift.com.

Tomoro Coffee Bikin Fasilitas Sangrai Kopi untuk Perkuat Ekspansi

Pemilik jaringan gerai kopi Tomoro Coffee memperkenalkan fasilitas sangrai kopi (coffee roastery) untuk mendukung ekspansi operasionalnya di seluruh Indonesia. Fasilitas ini memiliki kapasitas produksi hingga mencapai 2.400 ton per tahun. 

Saat ini, Tomoro Coffee memiliki lebih dari 500 gerai di Indonesia, Singapura, Filipina, dan Tiongkok yang dibangun dalam kurun waktu 1 tahun. Adapun, Tomoro Coffee didirikan pada Agustus 2022. 

“Ini adalah bentuk komitmen kami untuk menghadirkan industri berkelanjutan yang nantinya bisa membentuk satu ekosistem dari hulu ke hilir di industri kopi nusantara,” ungkap Direktur Utama Tomoro Coffee Star Yuan dalam keterangan resminya. 

Para direksi memperkenalkan coffee roastery Tomoro Coffee, Senin (29/4)

Selain kapasitas produksi besar, coffee roastery Tomoro didesain lewat tiga fase produksi dengan biji kopi berkualitas. Mesinnya dilengkapi dengan dua alat afterburner yang akan mengurangi polusi asap hingga lebih dari 60% dari proses sangrai kopi.

Mesinnya disebut dapat memberikan hasil yang konsisten pada setiap batch produksi kopi. Hal ini karena proses sangrainya dipantau melalui solusi software yang dapat memastikan rasa kopi tetap sama dan konsisten setiap saat.

Coffee chain Indonesia

Pasar kopi modern di Indonesia dinilai menjanjikan, yang mana ikut mendorong ekspansi gerai yang cukup masif oleh sejumlah pemilik jaringan rantai kopi (coffee chain) dalam ngeri. Beberapa di antaranya adalah Kenangan Group dan Jiwa Group yang sudah ekspansi ke luar negeri dan merambah produk non-kopi.

Bisnis coffee chain berkembang sejalan dengan terjadinya pergeseran konsumsi kopi, yang awalnya dari kopi instan dan seduh manual menjadi kopi kafe dan kopi milik waralaba dengan harga lebih premium.

Kopi modern ini dijual dengan beberapa pendekatan, yakni memanfaatkan konsep “grab and go“, gerai premium, dan pembelian online lewat aplikasi. Kenangan Heritage, misalnya, menawarkan pengalaman unik bagi penikmati kopi dengan menghadirkan lebih dari sepuluh jenis kopi.

Mengacu laporan Momentum Works bertajuk “Coffee in Southeast Asia: Modernising Retail of the Daily Beverage”, pasar kopi modern di Asia Tenggara dikuasai Indonesia. Nilai pasarnya (omset tahunan) diestimasi $947 juta atau setara 27,7% dari total nilai pasar kopi modern di Asia Tenggara yang sebesar $3,4 miliar pada 2023. 

Sementara, jika mengacu pada jumlah gerai per 2023, Jiwa Group tercatat menjadi pemilik jaringan gerai kopi terbesar di Indonesia dengan jumlah sebanyak 1100 outlet, diikuti Kopi Kenangan dengan 932 outlet.

“Kami harap ini dapat berkontribusi untuk meningkatkan produktivitas kopi Indonesia sehingga menghasilkan kopi berkualitas dan disukai oleh penikmat kopi internasional. Hal ini seiring dengan langkah kami untuk membuka gerai-gerai kopi di negara-negara lain serta mewujudkan visi 1000+ gerai di seluruh Indonesia tahun ini.” Tutup Star.

Tomoro Coffee diketahui mendapat pendanaan sebesar $10 juta atau sekitar Rp158,6 miliar pada Oktober 2023.

Manfaatkan Platform Digital, Strategi BTN Mudahkan Generasi Muda Miliki Rumah

Generasi muda semakin sulit memiliki hunian akibat laju peningkatan upah minimum kerja kalah jauh dengan kenaikan harga properti. Isu besar ini menjadi pekerjaan rumah para pemangku kepentingan untuk menyelesaikannya karena angka backlog relatif masih tinggi.

Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS), angka backlog mencapai 9,9 juta unit pada 2023. Angka ini tergolong turun dari tahun sebelumnya sebesar 12,75 juta unit pada 2020. Backlog adalah jumlah perumahan yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan hunian yang belum terpenuhi.

Lebih lanjut dari sumber yang sama menyampaikan jumlah rumah tangga yang tidak memiliki akses terhadap hunian layak masih cukup tinggi, yakni sebesar 26,9 juta rumah tangga pada 2023, meskipun sudah turun dari 29,4 juta pada 2020.

Penurunan suku bunga KPR non subsidi dan memperpanjang jangka waktu KPR nonsubsidi dari 20 tahun menjadi 30 tahun dapat menjadi solusi untuk mengatasi backlog perumahan. Langkah inilah yang ditempuh BTN sebagai bank penyalur kredit pemilikan rumah (KPR) lewat peluncuran produk KPR BTN Gaess for Millenial sejak 2018. Produk ini dikhususkan untuk generasi muda di segmen KPR nonsubsidi.

Produk ini memungkinkan nasabah bisa membayar bunga kredit selama dua tahun tanpa perlu membayar uang muka (DP) 0%. Namun ada persyaratan yang harus dipenuhi, usia debitur mulai dari 21-35 tahun, memiliki penghasilan tetap, suku bunga mulai dari 4,47% selama dua tahun, dan tenor mulai dari 20 tahun (KPA) sampai 30 tahun (KPR).

Kelebihan tersebut memungkinkan generasi muda untuk memilih rencana pembayaran yang sesuai dengan kemampuan keuangan mereka.

“Rata-rata usia debitur yang mengambil kredit di Bank BTN terbanyak dari generasi milenial (usia 21-30 tahun) sebanyak 41%, kemudian usia 30-40 tahun (40%), dan di atas 40 tahun (19%). Usia produktif ini akan memegang peranan penting di BTN,” ucap DRM Business Kantor Wilayah 3 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Carly Tambunan saat media gathering di Bali, pekan lalu (26/4).

Carly menjelaskan pengajuan KPR Gaess dapat dilakukan melalui situs resmi BTN Properti. Situs ini punya tiga fitur utama: marketplace untuk listing proyek perumahan dari pengembang yang sudah bekerja sama dengan BTN di seluruh Indonesia; sumber informasi; dan pengajuan KPR online.

Di fitur marketplace, pengunjung dapat melihat listing unit stock, harga, profil developer, dan 4D tour service. Sementara untuk fitur KPR online, sudah terintegrasi dengan sistem e-loan BTN dan petugas BTN yang terdedikasi.

Dalam data terakhir per Agustus 2023, situs BTN Properti telah dikunjungi sekitar 30 juta pengunjung, dengan jumlah pengajuan KPR lebih dari 17 ribu pengajuan. Dari jumlah pengajuan tersebut, total kredit yang disalurkan melalui BTN Properti sekitar Rp1,3 triliun.

BTN juga telah bekerja sama dengan lebih dari 7 ribu mitra pengembang. Lewat kemitraan tersebut, pengunjung dapat memilih berbagai jenis hunian yang dapat dipilih, baik sebagai tempat tinggal maupun untuk investasi.

Kendati harga rumah mendaki, berdasarkan laporan BTN, KPR komersial pada 2021 tetap melesat 39,92% menjadi Rp135,69 miliar dan trennya terus menanjak hingga 2023 mencapai Rp227,57 miliar atau naik 24,12% yoy. Kemudian per kuartal I 2024, penyaluran KPR BTN tercatat Rp61,56 miliar.

Adapun pada Maret 2024, harga rumah di Kota Denpasar menjadi yang tertinggi secara tahunan dibandingkan kabupaten/kota se-Indonesia. Kenaikannya mencapai 20,1% jelang akhir 2023 lalu berdasarkan Flash Report Rumah123.com. Denpasar menjadi salah satu wilayah paling konsisten dalam pertumbuhan harga hunian, selain Bogor. Denpasar mencatat selisih pertumbuhan harga di atas laju inflasi tahunan sebesar 10,2%.

Perencana Keuangan dari Lintar Financial Agus Helly yang turut hadir dalam media gathering menyarankan agar generasi muda yang akan mengajukan KPR untuk mulai menetapkan tujuan. Apakah kebutuhan atau keinginan. Kemudian, melakukan perencanaan anggaran.

“Cari tahu kebutuhannya apakah beli atau sewa. Jika memungkinkan, bisa memanfaatkan dukungan dari pemerintah, seperti subsidi,” tutur Agus.

Selanjutnya, mereka juga bisa mempertimbangkan opsi kolaborasi dengan pasangan bagi mereka yang merencanakan menikah atau berumah tangga. Apabila masih belum mencukupi, maka mereka bisa meningkatkan keahliannya untuk mencari tambahan pendapatan.

Northstar, East Ventures Suntik Startup Edtech Vietnam “PREP”

Startup edtech asal Vietnam, PREP, memperoleh pendanaan dari Northstar Group, melalui Northstar Ventures. Putaran ini diikuti oleh investor sebelumnya, East Ventures, mengutip dari regulatory fillings melalui Alternative.PE.

“Kami dengan bangga mengumumkan investasi terbaru kami oleh Northstar Ventures I pada startup edtech Vietnam, PREP!,” tulis perwakilan Northstar melalui akun LinkedIn.

Disampaikan lebih lanjut, pihak Northstar tertarik untuk mendanai PREP karena terdapat potensi yang menjanjikan di bidang edtech. Sepanjang 2022 kemarin, terdapat lebih dari 350 ribu pelajar dari Asia Tenggara belajar di luar negeri. Sekitar 132 ribu pelajar di antaranya merupakan pelajar dari Vietnam.

Northstar melihat tren yang berkembang ini menyadarkan akan pentingnya sertifikasi bahasa bagi pelajar Vietnam yang menempuh pendidikan internasional. “Kami yakin PREP berada dalam posisi yang tepat untuk memanfaatkan permintaan ini!”, tutup tulisan tersebut.

Berdasarkan Alternative.PE, putaran ini tak hanya dipimpin oleh Northstar Ventures, juga terdapat investor sebelumnya, Cercano Management. East Ventures dikabarkan menyuntik tambahan dana sebesar $500 ribu untuk Prep.

Baik Cercano dan East Ventures merupakan investor sebelumnya di PREP pada April 2023. Pada saat itu, nominal investasi yang dikucurkan sebesar $1 miliar.

PREP didirikan pada 2020 oleh Thu Pham (CEO) dan Tran Hoai Nam (CTO). Startup ini menawarkan berbagai solusi kursus online dan latihan ujian simulasi yang berfokus pada bahasa terstandardisasi, seperti IELTS, TOEIC, dan ujian kelulusan tingkat SMA. PREP menghadirkan konten interaktif yang mendorong keterlibatan dan partisipasi aktif antar siswa.

Dari sisi teknologi, PREP menstimulasikan situasi ujian nyata yang imersif dan interaktif, serta dapat dipersonalisasi dan disesuaikan dengan gaya belajar, kecepatan, dan preferensi siswa.

Berdasarkan data dari PREP, layanan persiapan ujian terstandardisasi dengan kualitas tinggi selalu menjadi permintaan di Vietnam. Pasar pembelajaran bahasa di Vietnam disebut memiliki potensi yang luar biasa, dengan perkiraan ukuran pasar sebesar $2,1 miliar, di mana $1,6 miliar untuk pasar bahasa Inggris dan sisanya untuk bahasa lainnya.

Sebagai catatan, PREP bukan satu-satunya portofolio East Ventures di Vietnam. Sebelumnya sudah ada beberapa nama, di antaranya Medigo, Vietcetera, CirCO, Sendo, dan Kim An Group.

Ekosistem di Vietnam kian menarik

Lebih tertariknya Apple untuk berinvestasi lebih banyak di Vietnam ketimbang Indonesia kian menarik untuk dibahas. Mengutip dari Kompas.id, Vietnam memiliki 10 alasan sebagai tujuan investasi asing, yakni lokasinya yang strategis, pertumbuhan ekonomi tinggi, pemerintahan stabil, keberadaan para pekerja muda, kemudahan berbisnis, keberadaan zona industri khusus, iklim investasi yang menarik, pertumbuhan konsumen, jaringan ekonomi dunia lewat penekenan free trade area (FTA) dengan banyak negara dan kawasan, serta integrasi aturan lokal dengan peraturan dunia.

Sebelumnya, pemerintah Vietnam melakukan program reformasi ekonomi, dinamai “doi moi”, artinya keterbukaan dan reformasi. Doi moi membuka peran swasta besar-besaran, termasuk insentif bisnis. Kemudian, mendalami aspek pendidikan untuk membuka agar negara tidak hanya menyediakan pekerja muda berupah murah, tetapi juga produktif.

Strategi ini membuahkan hasil yang positif karena Vietnam mampu menjadi negara perakit barang elektronik dan teknologi informasi dengan upah yang relatif murah.

Kelebihan lainnya, sambung laporan tersebut, Vietnam punya peraturan yang sinkron dari pusat hingga daerah dan secara geografis dekat dengan Tiongkok. Walau demikian, negara ini berada di garda terdepan tentang efek dari sikap geopolitik dunia, yang sewaktu-waktu bisa berubah dan semena-mena, tapi juga bisa berubah ramah. Mereka netral terhadap Amerika Serikat dan Tiongkok.

Tjufoo dan Sinbad Tengah Rampungkan Merger

Startup brand aggregator Tjufoo tengah melakukan finalisasi merger dengan B2B commerce Sinbad. Kabar ini pertama kali diterbitkan oleh DealStreetAsia. Kepada DailySocial.id, Founder & CEO Tjufoo TJ Tham membenarkan adanya aksi korporasi ini. Setelah sepakat melakukan konsolidasi, tim tengah bekerja untuk merampungkan kesepakatan ini. Ditargetkan proses merger akan rampung pada Juni 2024 mendatang.

Bagi TJ, pihaknya sangat beruntung menemukan dan bisa bermitra dengan Sinbad, karena ada banyak sinergi bisnis yang bisa diupayakan keduanya untuk menghasilkan potensi bisnis yang lebih besar.

Diketahui Sinbad memiliki kapabilitas layanan supply chain untuk mendistribusikan produk dari brand principal ke lebih dari 4400 toko di 1000 lebih kabupaten/kota di Indonesia. Sementara fokus Tjufo adalah menginkubasi dan menghasilkan produk konsumer yang dipasarkan di berbagai kalangan. Sehingga secara model bisnis keduanya bisa diintegrasikan dengan baik.

Terkait ke depan apakah kedua perusahaan akan melebur atau tetap menjadi entitas terpisah, TJ mengatakan bahwa eksekutif dari kedua perusahaan tengah memikirkan hal tersebut. Cepat atau lambat –setelah fundraising selesai– keputusan tersebut akan segera diambil.

Tjufoo tengah rampungkan pendanaan

Sejak awal tahun, Tjufoo memang dikabarkan tengah menggalang pendanaan baru. Menurut data yang dilaporkan ke regulator, seperti dikutip Alternative.pe, ada sejumlah investor yang telah masuk putaran baru ini salah satunya Binus Investama, PT Tri Mulia Agung, dan sejumlah angel investor. Sebelumnya perusahaan juga telah mendapatkan pendanaan awal dari TNB Aura.

Sebelumnya pada pertengahan 2023, Tjufoo mengklaim telah mencapai profitabilitas dengan operasional yang efisien. Sebagai “house of brand“, mereka memilih langkah ekstra selektif dalam mengakuisisi brand, untuk memastikan setiap binaannya dapat mendapatkan optimasi bisnis. Saat ini ada 6 merek bisnis yang ada alam manajemennya, meliputi ACMIC, Granova, Cypruz, Dew It, Muscle First, dan Dapur Cokelat.

Konsolidasi ini juga bisa dinilai sebagai langkah positif. Pasalnya secara industri, lini brand aggregator tengah mengalami tantangan yang cukup berarti. Sejumlah pemain telah terdampak, termasuk salah satu yang terbesar yakni Thrasio. Tahun lalu rival mereka Hypefast juga baru melakukan efisiensi lewat PHK 30% karyawan demi kejar target profitabilitas.

Sekilas tentang Sinbad

Sinbad didirikan sejak tahun 2018 oleh Emilio Wibisono dan Jabert Hachchouch dengan misi untuk menyederhanakan rantai pasok dalam proses perdagangan dan pengadaan di Indonesia. Diklaim pemesanan produk melalui Sinbad akan langsung terhubung ke distributor utama dengan tarif terendah yang ada di pasaran, dengan FMCG sebagai kategori utamanya.

Akhir 2022 lalu, Sinbad dikabarkan tengah menggalang pendanaan seri A. Menurut data dari regulator, Centauri Fund dari MDI Ventures memimpin putaran ini diikuti Genesia Ventures, Central Capital Ventura, dan sejumlah investor.

Application Information Will Show Up Here

Viruma Garap Teknologi Metaverse, Bantu Pengembang Pasarkan Properti

Dunia virtual metaverse mungkin adopsinya masih populer untuk games atau aktivitas hiburan lainnya. Namun, teknologi virtual ini juga sudah mulai digunakan untuk pendidikan, kesehatan, sampai pemasaran.

Viruma yang baru saja memperoleh pendanaan dari CyberAgent Capital, mengembangkan solusi Virtual-as-a-Service yang memungkinkan pengembang properti untuk memperkenalkan produknya kepada calon pembeli secara interaktif.

Produk ini dipamerkan lewat solusi 3D Virtual Maquette yang memungkinkan customer untuk memvisualisasi bentuk properti dan sekitarnya sebelum melakukan pembelian; juga Virtual Show Unit dengan teknologi Virtual Reality (VR) 360 untuk membantu customer merasakan pengalaman dan berinteraksi dengan properti secara langsung.

Kepada DailySocial.id, Director of Indonesia Office CyberAgent Capital Kevin Wijaya mengungkap selama ini pengembang properti biasanya mengandalkan media tradisional, seperti brosur dan pamflet, untuk memperkenalkan proyek terbarunya. Atau, mereka menggunakan media sosial, seperti YouTube, untuk menunjukkan proyeknya lewat konten video 2D/3D.

Cara-cara ini, ujarnya, membatasi kemampuan pengembang properti untuk memperkenalkan proyek mereka kepada calon pembeli potensial. Memang, konsep virtual pertama kali digunakan di sektor properti, dan butuh upaya lebih untuk meyakinkan pengembang properti menggunakan solusi Viruma.

“Namun, seluruh klien kami yang memakainya mengaku telah mendapat feedback positif dari calon pembeli. Dari expo yang mereka buat dengan solusi Viruma, mereka mengalami kenaikan peminat sebesar 10%, pertumbuhan pengunjung sebesar 300%, dan 100% conversion rate dari pembeli prospektif,” ujar Kevin dihubungi DailySocial.id, Kamis (23/4).

Di samping itu, penetrasi digital di sektor real estat belum cukup, terutama aspek penjualan yang menjadi ujung tombak dari pelaku usaha pengembang properti.

Viruma dan CyberAgent Capital akan mengembangkan teknologi virtual / Sumber: Viruma

Kevin menyebut, saat ini Viruma menangani 14 proyek properti dari enam pengembang, belum termasuk sejumlah proyek tertunda lainnya yang ada di pipeline. Klien Viruma adalah pengembang properti besar, seperti Sinarmas Land, Agung Podomoro, dan Ciputra.

“Kami sudah menerima banyak sekali permintaan dari pengembang properti dari kecil sampai besar untuk mengeksplorasi teknologi Viruma,” tambahnya.

Adapun, pendanaan baru dari CyberAgent Capital akan dipakai untuk meningkatkan R&D, juga pengembangan bisnis/marketing Viruma. Dikutip dari situs resminya, Viruma tengah mengembangkan solusi lain, seperti Virtual Environment, Virtual Facility, dan Viruma Micro Gallery.

Sekadar informasi, ekosistem digital di sektor properti saat ini banyak diisi oleh layanan untuk jual-beli/sewa/kelola properti, property listing, hingga pengajuan KPR.