Strategi Pengembangan Bisnis Amartha di Tahun 2019

Amartha pemain p2p micro-lending menyampaikan strateginya untuk menggenjot performa bisnis tahun depanAda serangkaian kegiatan yang akan dilakukan, di antaranya penambahan mitra peminjam dan mitra pendana.

Brand Manager Amartha Lydia M Kusnadi tidak merinci inovasi (produk) seperti apa yang tengah disiapkan perusahaan. Ia memastikan bahwa perusahaan tak hanya fokus ke angka saja, tapi juga meningkatkan pelayanan dari segala sisi.

Disampaikan juga bahwa respons yang diterima sejauh ini cukup positif, karena akses pendanaan khususnya untuk masyarakat pedesaan menjadi terbuka lebih luas. Pada akhirnya berdampak pada semakin banyak desa yang terberdayakan.

“Dari sisi pendana, mereka memiliki opsi penanaman modal baru, sangat baik untuk portfolio investasi mereka,” terangnya kepada DailySocial.

Di satu sisi, perusahaan juga terus menambah porsi pendana dari segmen ritel dan institusi. Kendati dari sisi jumlahnya ritel tetap diutamakan memegang porsi mayoritas. Lydia menyebut, pendana dari institusi yang berpartisipasi di perusahaan berasal dari perbankan dan BPR.

“Untuk proporsi lenders ritel masih akan ditingkatkan, tentunya tanpa menutup kolaborasi dengan korporasi dan perbankan. Sebagai wujud komitmen kami dalam membuka akses keuangan dan mewujudkan inklusi keuangan.”

Dalam setahun ini, Amartha telah menyalurkan sekitar Rp719 miliar kepada lebih dari 170 ribu mitra peminjam yang berasal dari kalangan perempuan. Jumlah mitra menanjak cukup tajam dibandingkan tahun lalu, yakni sekitar 70 ribu mitra. Adapun dilihat dari jumlah dana yang disalurkan meningkat lebih dari 200% atau sebesar Rp200 miliar dibandingkan tahun lalu.

Perusahaan bekerja sama dengan perbankan untuk memberikan rekomendasi mitra peminjam yang sesuai dengan profil UKM masing-masing. Dua bank yang sudah melakukan kerja sama diantaranya adalah Bank Mandiri dan Bank Permata. Melalui proses scoring dari Amartha, diharapkan dapat membantu bank dalam meminimalisir peluang NPL (Non-Performing Loan) di kemudian hari.

Amartha juga mengklaim telah berhasil menekan risiko gagal bayar hingga 0%. Salah satu manajemen risiko yang dilakukan dengan menerapkan pinjaman kelompok yang memiliki mekanisme “tanggung renteng”. Setiap peminjam akan dikelompokkan ke dalam satu kumpulan yang disebut “Majelis” berisi 15-25 orang yang tinggal berdekatan.

Sistem ini akan mendorong setiap anggota untuk bertanggung jawab untuk melakukan tanggung renteng atau menanggung risiko secara kelompok, apabila salah satu anggota mengalami kredit macet.

Pinjaman mikro di Amartha dimulai dari Rp3 juta sampai Rp15 juta dengan tenor 3 sampai 12 bulan. Imbal hasil yang ditawarkan mulai dari 10% sampai 15% per tahun.

Application Information Will Show Up Here

Pengembangan Produk Akan Jadi Fokus Traveloka di Tahun 2019

Traveloka mengungkapkan bakal fokus ke pengembangan produk yang sudah diluncurkan pada tahun ini sebagai bagian dari rencana perusahaan tahun depan. Secara total ada tiga produk baru diperkenalkan yakni Bus, Kuliner, dan Sewa Mobil; ditambah fitur seperti PayLater, Status Penerbangan, dan Train Seat Alert.

VP of Marketing Traveloka Kurnia Rosyada menjelaskan, perusahaan belum memutuskan apakah akan mengeluarkan lini produk baru, melainkan lebih terfokus pada pengembangan fitur produk yang sudah diluncurkan. Langkah ini dilakukan demi meningkatkan penetrasi bisnis yang lebih mendalam di pasar.

“Tahun depan kami akan lebih meningkatkan fitur dari tiap produk yang sudah diluncurkan agar posisi di pasar semakin dalam. Masih ada banyak pekerjaan rumah kami di sini,” katanya, Selasa (18/12).

Kurnia mengklaim meski ada beberapa produk yang baru diluncurkan tahun ini, disebutkan mayoritas sudah memiliki top of mind yang cukup kuat di kalangan pengguna. Ia mencontohkan pada layanan PayLater, disebutkan memiliki ulasan positif karena mampu mengatasi keluhan pengguna yang tidak memiliki kartu kredit.

Proses pengajuan PayLater dinilai juga mudah, verifikasi selesai dalam 60 menit, minimal pengajuan cicilan bisa dimulai dari Rp50 ribu saja.

“Banyak sentimen positif yang kami dapat dari PayLater karena mudah dan pengguna jadi terbantu. Masih ada ruang pertumbuhan yang besar untuk kontribusinya [terhadap bisnis], kita akan terus berinovasi supaya makin mudah.”

Dari peluncuran produk baru, sambungnya, secara kontribusi bisnis kini lebih tersebar tidak hanya di penjualan tiket pesawat saja. Produk akomodasi dan atraksi diklaim memiliki traksi yang cukup baik, meski Kurnia enggan menyebut angka detail.

“Padahal awalnya tiket pesawat paling mendominasi di seluruh transaksi kami. Jadi sekarang kami sudah lebih dikenal aplikasi untuk travel dan lifestyle.”

Menanggapi kabar akuisisi Traveloka terhadap tiga perusahaan OTA, termasuk Pegipegi, Kurnia enggan berkomentar lebih lanjut.

Inovasi Traveloka sepanjang 2018

Produk Bus dirilis pertama kali pada Maret 2018, saat ini telah bekerja sama dengan 85 mitra bus dan shuttle yang melayani lebih dari 4.500 rute antar kota di Indonesia. Kurnia targetkan dapat menambah hingga 150 mitra sampai tahun depan.

Kemudian Kuliner (Traveloka Eats) yang dirilis pada Mei 2018 menghadirkan rekomendasi tempat makan terkurasi, saat ini sudah tersedia di 7 kota dan merangkum lebih dari 700 brand restoran ternama. Terdapat voucher makan dengan penawaran khusus untuk para pengguna.

Pada bulan yang sama juga dirilis produk Sewa Mobil untuk melengkapi pilihan transportasi. Layanan ini telah tersedia di 11 kota besar dan bekerja sama dengan lebih dari 100 penyedia terpercaya.

Selain PayLater, fitur pelengkap yang dihadirkan Traveloka sepanjang 2018 di antaranya adalah Status Penerbangan untuk menginformasikan pengguna status penerbangan secara real time. Selain itu, ada juga fitur Train Seat Alert untuk menginformasikan apabila ada penumpang yang membatalkan kereta sehingga dapat segera dipesan langsung oleh pengguna.

Namun fitur ini baru bisa dimanfaatkan untuk perjalanan yang terencana dari jauh-jauh hari. Mengingat ketentuan di Kereta Api Indonesia yang baru membolehkan pembatalan dilakukan H-1 sebelum keberangkatan.

Pada tahun ini, Traveloka juga merombak tampilan UI dan UX dalam aplikasi untuk menyesuaikan dengan kebiasaan orang Indonesia. Aplikasi kini lebih mengedepankan unsur visual dan cerita karena dari hasil studi internal ternyata orang-orang mencari inspirasi untuk destinasi wisata dari platform online atau media sosial.

Hasil lainnya, selama liburan jenis kegiatan yang paling populer adalah mengunjungi wisata kuliner, taman hiburan, tempat bersejarah, wisata alam, dan shopping. Mayoritas pengguna memesan akomodasi 2-3 minggu sebelum waktu keberangkatan, dengan mempertimbangkan lokasi serta hotel yang instagrammable.

“Kami melihat bahwa tahun depan kegiatan berlibur masih akan terus menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. [..] Oleh karena itu, kami akan terus berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan relevan kepada pengguna kami untuk meningkatkan pengalaman liburan yang lebih baik,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Modalku Dukung Fitur Saldo Prioritas Tokopedia

Modalku dan Tokopedia menjalin kerja sama untuk mendukung fitur Saldo Prioritas. Sebuah fitur yang dikembangkan untuk memperlancar arus kas penjual dengan cara memungkinkan pengguna menarik 80% dana lebih dulu dari sebuah transaksi. Modalku mengambil peran sebagai pemberi pinjaman. Proses Saldo Prioritas dibuat sesederhana mungkin, cepat, dan didesain tanpa agunan.

Kerja sama strategis yang dilakukan keduanya merupakan penyatuan visi untuk mendukung inklusi keuangan di Indonesia. Tokopedia sebagai penyedia layanan marketplace berperan membuka peluang bagi siapa pun untuk memiliki bisnis dan merintis usaha sendiri, sedangkan Modalku berperan untuk memperluas akses pinjaman modal usaha tanpa agunan bagi mereka yang selama ini kebutuhan pembiayaannya belum terlayani sistem yang ada.

“Dalam menghadirkan inovasi dan fitur baru, Tokopedia selalu fokus untuk menjawab masalah yang dihadapi pengguna. Keberadaan Saldo Prioritas memudahkan merchant untuk menjalankan bisnis mereka dengan lancar tanpa adanya hambaatan dalam putaran arus kas. Ini sesuai dengan fokus kami untuk mendorong inklusi keuangan bagi masyarakat Indonesia dan juga dengan misi kami untuk mencapai pemerataan ekonomi secara digital,” terang Head of Financial Technology Tokopedia Samuel Sentana.

Sementara itu pihak Modalku yang menjadi mitra penyedia modal di fitur Saldo Prioritas berharap, dengan adanya fitur Saldo Prioritas arus kas merchant menjadi lancar dan tidak menghambat bisnis yang sedang dijalankan.

“UMKM Indonesia menyumbang kontribusi yang luar biasa bagi perekonomian negara. Namun saat diskusi soal UMKM, pembicaraan tidak boleh lepas dari pebisnis dan merchant online. Walaupun secara individu bisnis mereka tidak besar, tetapi mereka adalah bagian dari sektor yang menyebabkan ekonomi digital di Indonesia tumbuh pesat seperti ini. Para merchant online ini juga membutuhkan dana usaha untuk perkembangan bisnis. Tim Modalku bersama dengan Tokopedia berharap bahwa Saldo Prioritas dapat menjadi jawaban bagi kebutuhan pembiayaan mereka,” jelas Co-Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya.

Kerja sama Modalku dan Tokopedia untuk Saldo Prioritas adalah terobosan yang bisa terbilang baru untuk segmen marketplace e-commerce. Selain menguntungkan penjual dalam hal pemodalam kerja sama ini juga menandai kolaborasi yang sama-sama menguntungkan, dan tahun depan bukan tidak mungkin akan lebih banyak lagi kolaborasi lintas segmen yang bisa saling menguntungkan.

“Para merchant online ini juga membutuhkan dana usaha untuk perkembangan bisnis. Tim Modalku bersama dengan Tokopedia berharap bahwa Saldo Prioritas dapat menjadi jawaban bagi kebutuhan pembiayaan mereka,” imbuh Reynold.

Modalku sendiri sebagai penyedia layanan peer-to-peer lending sudah berhasil menyalurkan lebih dari Rp3,5 triliun untuk UKM di Asia Tenggara sejak pertama kali didirikan. Rp2 triliun di antaranya disalurkan untuk UKM Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Tetra X Change dan DIVA Rilis Chatbot Arvita, Permudah “Trader” Analisis Saham

Aplikasi trading saham Tetra X Change menggandeng DIVA dalam menghadirkan chatbot Arvita (Automate Respond by Virtual Technical Analyst) untuk mempermudah trader mengambil keputusan perdagangan saham.

Arvita hadir melalui layanan instant messaging SIVA (Stock Info DIVA) yang kembangkan oleh DIVA. Chatbot kini bisa diakses via WhatsApp dengan nomor +62-821-1070-0060 tanpa harus mengunduh aplikasi Tetra X Change.

Menurut CEO dan Founder Tetra X Change Luqman El Hakiem, selama ini ada dua permasalahan umum yang sering ditemui investor saham di Indonesia. Pertama, sebagian besar dari mereka belum pernah mengikuti formal training mengenai ilmu dasar pasar modal dan tidak familiar dengan istilahnya.

Kedua, ada juga yang tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup baik untuk melakukan analisa saham secara mandiri. Alasannya kemungkinan besar karena tidak memiliki waktu yang banyak untuk menganalisa saham karena kesibukan dalam profesi dan pekerjaannya.

“Arvita menjadi alat bantu yang mem-by pass skill dan knowledge serta waktu yang diperlukan untuk analisa saham. Dengan algoritma yang telah dikembangkan bertahun-tahun dan memiliki winning rate 60%, Arvita menjadi solusi yang baik untuk mereka yang menginginkan informasi yang akurat dan terpercaya,” terang Luqman dalam keterangan resmi.

Setelah memasukkan nomor WhatsApp, pengguna akan mendapat tujuh jenis informasi bermanfaat yang bisa digunakan oleh investor, tiga informasi terkait dengan data saham harian, dan empat informasi berbasis analisa saham teknikal dan fundamental yang menggunakan algoritma dari Arvita.

Luqman menjelaskan, pengguna akan mendapat empat jenis informasi yang dapat ditinjau lebih dalam sesuai dengan tipe dan karakter transaksi sahamnya. Misalnya untuk investor dapat bertanya dengan menu “Kelayakan Investasi,” Arvita akan memberi respons berdasarkan pendekatan fundamental perusahaan dengan melihat pertumbuhan EPS dan tren saham berdasarkan chart bulanan.

Sementara untuk semi investor, dapat bertanya dengan menu “Potensi Saham.” Semua saham yang ada di BEI akan dianalisa berdasarkan tren, market interest, target, dan pembatasan risiko sesuai dengan chart mingguan. Adapun buat trader, bisa bertanya dengan menu “Teknikal Saham” untuk mengetahui trading jangka pendek berdasarkan tren, aktivitas market maker, target profit area, dan cut loss area.

“Boleh dibilang dengan informasi ini yang akan menjadi pedoman agar trader lebih disiplin untuk membatasai risiko dan memproteksi profitnya secara optimal.”

Untuk menikmati rekomendasi saham dari Arvita ini dapat dicoba secara gratis untuk tujuh hari pertama dan selanjutnya akan dikenakan biaya berlangganan. Biayanya mulai dari Rp200 ribu per bulan hingga Rp1,8 juta per tahun.

Dengan biaya ini, Luqman berharap Arvita bisa dianggap sebagai konsultan pribadi yang siap ditanyakan kapan saja dan di mana saja. Tak hanya untuk orang-orang yang ingin meraup pendapatan dari bursa, juga menyasar untuk mereka yang ingin mengembangkan aset, serta menanamkan investasi untuk masa depan.

Application Information Will Show Up Here

Ovo Jalin Kerja Sama Strategis dengan Hooq, Hadirkan Integrasi Layanan

Hooq dan Ovo mengumumkan kemitraan strategis. Pengguna Hooq kini bisa melakukan pembayaran biaya berlangganan menggunakan Ovo dan pengguna Ovo akan mendapatkan penawaran menarik untuk mengakses konten di Hooq.

Kemitraan yang dilakukan Hooq dan Ovo akan memperbesar peluang keduanya untuk mengakuisisi lebih banyak pengguna. Hooq saat ini menjadi salah satu layanan video dan film on demand yang cukup besar di Indonesia, ditinjau dari mulai banyaknya produksi film Indonesia yang didukung okeh Hooq.

Di sisi lain, Ovo menjadi penantang serius Go-Pay sebagai platform e-money terdepan. Beberapa strategi kemitraan Ovo di tahun 2018 terbilang sukses meningkatkan popularitas mereka dan mendongkrak jumlah pengguna. Salah satunya kemitraan strategis dengan Tokopedia yang menggantikan posisi TokoCash sebagai “uang digital” dan metode pembayaran instan.

Hooq dan Ovo sama-sama tengah berusaha menjadi pimpinan pasar di segmen masing-masing. Ovo saat ini tengah berusaha menjangkau lebih banyak pengguna dengan berbagai inovasi dan kerja sama straregis. Klaim dari pihak Ovo, saat ini mereka sudah memiliki 350.000 mitra merchant di 212 kota. Sementara Hooq, tengah berusaha menjadi pilihan utama dengan menghadirkan film-film pilihan dengan paket harga “sachet” atau harian seharga Rp3.900.

“Kami sangat senang mengumumkan kemitraan dengan Ovo. Kesepakatan unik ini adalah yang pertama di kawasan ini. Ini menyatukan dua merek terkemuka di industri masing-masing dengan tujuan bersama untuk memberdayakan pengguna dengan pengalaman seamless di mana mereka dapat menelusuri, membayar, dan menikmati hiburan,” terang CEO Hooq Peter Bithos.

Peter lebih jauh menjelaskan bahwa kemitraan dengan Ovo menunjukkan keunikan dari Hooq, sekaligus merupakan investasi inovatif di platform mereka untuk bisa terintegrasi dengan platform lain.

Dengan kemitraan ini pengguna Hooq bisa menggunakan saldo Ovo untuk melakukan membayar biaya berlangganan. Sementara bagi pengguna Ovo akan tersedia penawaran-penawaran menarik dari pihak Hooq. Dikombinasikan dengan harga yang miring memungkinkan kemitraan Hooq dan Ovo menjadi gerbang bagi banyak pengguna baru.

“Visi kami adalah untuk bisa diakses semua orang, dan dengan dengan demikian kami akan terus memperluas layanan kami dan mengembangkan kemitraan strategis sebagai bagian dari strategi open economy kami. Melalui kemitraan dengan Hooq ini kami bercita-cita menghadirkan pengalaman terbaik bagi 60 juta pelanggan kami denga memungkinkan mereka menelusuri, membayar, dan menonton hiburan dari platform kami,” ujar CEO Ovo Jason Thompson.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Line Hadirkan Aplikasi Terpisah untuk Line Today

Line meresmikan aplikasi Line Today yang terpisah dari aplikasi utama. Aplikasi ini dirilis khusus untuk pasar Indonesia dan dikembangkan sendiri oleh tim Line Indonesia.

Line Today memuat beragam fitur seperti konten video terkurasi dan gratis, jadwal dan ulasan film yang informatif, dan Buzz untuk pengguna yang ingin menguggah konten yang menarik. Menariknya, aplikasi ini berukuran mini, hanya 3MB saja di platform Android sehingga akses konten akan lebih cepat. Pengguna pun tidak perlu khawatir perangkat smartphone-nya kehabisan memori.

“Kami selalu berupaya untuk meningkatkan berbagai layanan demi memberikan pengalaman yang dapat memperkaya kehidupan sehari-hari pengguna setia kami, termasuk salah satunya melalui peluncuran aplikasi Line Today,” jelas Managing Director Line Indonesia Dale Kim dalam keterangan resmi.

Aplikasi Line Today hadir dengan beragam fitur menarik. Ketika membuka aplikasi untuk pertama kalinya, pengguna akan dibawa untuk melihat layar onboarding yang berupa tur singkat dari aplikasi ini. Setelah melewati layar onboarding, pengguna disajikan dengan beragam fitur yang terdiri dari Home, Buzz, Channel, Movie, dan More.

Salah satu keunggulan Line Today adalah pengguna bisa mengakses halaman daily highlight yang merupakan halaman berita yang telah dikurasi oleh editor. Selain itu, pengguna dapat mem-bookmark berita yang mereka sukai dan membacanya di waktu lain.

Selain fitur Bookmark, pengguna juga bisa mengakses fitur History yang memungkinkan pengguna untuk melihat rekam jejak artikel yang telah mereka baca sebelumnya.

Terdapat pula, tab Channel yang berisi beragam tayangan video yang menarik secara gratis dan telah dikurasi sebelumnya oleh editor. Dalam tab ini pengguna dapat melihat tayangan-tayangan video yang dikumpulkan melalui popularitasnya.

Dalam tab Movie, pengguna bisa melihat jadwal film berdasarkan lokasi masing-masing dan juga bisa melihat trailer eksklusif, serta ulasan film yang diberikan oleh pengguna lain.

Untuk fitur Buzz, memungkinkan pengguna untuk mengunggah beragam konten menarik dan menyenangkan yang mereka miliki. Jika pengguna lain menyukai unggahan tersebut, pengguna dapat melihat notifikasi nya.

Pengguna bisa mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan beragam hadiah dari Buzz melalui program giveaway.

Application Information Will Show Up Here

Go-Jek Luncurkan Get Versi Beta di Thailand

Go-Jek melengkapi perjalanan luar biasa di tahun 2018 ini dengan mengumumkan peluncuran versi beta layanan mereka, Get, untuk pasar Thailand. Peluncuran versi beta ini adalah awal dari upaya Go-Jek memenangi pasar di Asia Tenggara di mana saat ini mereka telah beroperasi di Indonesia, Vietnam, Singapura dan Thailand. Strategi yang dibawa Go-Jek masih sama, memanfaatkan keahlian mereka di bidang teknologi untuk menyelesaikan permasalahan dengan pendekatan “pelokalan”.

Rencana untuk memenangi pasar di Asia Tenggara sudah diumumkan Go-Jek pertengahan tahun 2018 ini. Sasarannya pun cukup jelas, negara-negara dengan permasalahan transportasi, sama seperti Jakarta dan kota-kota padat penduduk lainnya. Di pertengahan bulan Desember 2018 Go-Jek akhirnya meluncurkan versi beta untuk layanan mereka di Thailand, Get.

Di versi beta aplikasi Get akan menawarkan dua jenis layanan, pertama layanan transportasi yang dinamai Get Win dan layanan delivery Get Delivery. Dengan pengalaman Go-Jek di Indonesia yang sudah memiliki banyak jenis layanan, secara berangsur Get juga akan berkembang ke arah yang sama, melihat bagaimana dan apa yang dibutuhkan pasar Thailand.

Penetrasi regional dengan mengandalkan tim lokal

Setelah mendapatkan perkembangan yang cukup luar biasa di tahun 2017, baik dari segi investor dan inovasi sejumlah layanan, Go-Jek memutuskan masuk ke persaingan aplikasi transportasi di Asia Tenggara. Menantang Grab yang saat ini menjadi satu-satunya layanan transportasi online yang beroperasi di Asia Tenggara selepas perginya Uber.

Sejak awal pihak Go-Jek sudah memiliki rencana untuk menyesuaikan diri dengan permasalahan lokal, permasalahan masing-masing negara. Salah satu alasan mengapa Go-Jek selalu memiliki tim lokal dan memiliki ciri khas di masing-masing negera.

Seperti yang kita ketahui Go-Jek memakai nama Go-Viet untuk layanan mereka di Vietnam dan menggunakan warna merah, warna yang berbeda dengan Go-Jek di Indonesia dengan warna dominan Hijau. Sementara untuk Thailand, Go-Jek mengusung nama Get dengan warna kuning.

Di Singapura, Go-Jek menggunakan nama yang sama tetapi ada penyesuaian dari layanan yang diberikan. Tidak adanya armada motor atau ojek.

Get dideskripsikan sebagai “managed and run by Thais for Thais“, Sebuah kalimat yang memperlihatkan dengan jelas bahwa Go-Jek mengusung rencana pelokalan di Thailand. Rencana pelokalan ini memang sudah jauh hari dilontarkan Go-Jek. Salah satunya adalah ketika Go-Jek mengumumkan untuk melakukan ekspansi ke regional Asia Tenggara.

“Strategi kami adalah mengkombinasikan teknologi kelas dunia yang telah dikembangkan Go-Jek, dengan keahlian, pengalaman serta pengetahuan pasar yang mendalam yang dimiliki tim lokal, untuk menciptakan bisnis yang benar-benar memahami kebutuhan konsumen. Kami percaya masing-masing tim lokal memiliki pengetahuan dan keahlian untuk memastikan kesukesan bisnis di Vietnam dan Thailand,” terang Founder Go-Jek Nadiem Makarim.

Tim Go-Jek di Thailand sendiri dipimpin CEO Get Pinya Nittayakasetwat. Dengan keahlian Go-Jek tentang teknologi dan pemahaman lokal tim Get, diharapkan kombinasi keduanya bisa memberikan solusi yang dibutuhkan bagi Thailand.

“Tim Get terinspirasi oleh cara perusahaan (Go-Jek) memutarbalikkan masalah sehari-hari menjadi peluang bisnis yang sekaligus meningkatkan kualitas hidup jutaan orang. Kami bergerak dengan filosofi yang sama, dan kami bersemangat untuk menghadirkan dampak positif bagi masyarakat Thailand,” terang Nittayakasetwat, seperti dikutip dari blog resmi Go-Jek.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Traveloka Mungkin Telah Akuisisi Rivalnya Pegipegi Awal Tahun Ini

Pada Januari 2018, Recruit Holdings Jepang, perusahaan induk dari Pegipegi (Indonesia), Mytour (Vietnam), dan TravelBook (Filipina) telah melepaskan ketiga perusahaan ke perusahaan cangkang yang berbasis di Singapura Jet Tech Innovation Ventures Pte Ltd (Jet Tech). Setelah ditelusuri, Jet Tech ternyata berkaitan dengan Traveloka, salah satu startup OTA terkemuka di Asia Tenggara.

Recruit Holdings memutuskan untuk menjual bisnis perjalanan online-nya karena pasar yang kompetitif dari bisnis OTA di wilayah tersebut. Mereka kembali fokus ke bisnis intinya, yaitu mengembangkan produk SaaS tenaga kerja. Perusahaan belum lama ini telah mengakuisisi Glassdoor, portal pencarian kerja terkemuka asal Amerika.

Menurut ‘Pemberitahuan Perubahan’ dari Recruit Holdings, ketiga perusahaan tersebut dijual seharga $66,8 juta (lebih dari 900 miliar rupiah). Di informasi tersebut, Hendrik Susanto terdaftar sebagai Direktur Jet Tech. Hal ini menjadi petunjuk pertama hubungan antara Jet Tech dan Traveloka.

Susanto saat ini menjabat sebagai Chief Strategy and Investment Officer Traveloka. Sebelum bergabung dengan Traveloka pada bulan September 2017, ia bekerja di bisnis manajemen investasi selama lebih dari 20 tahun. Posisi terakhir yang ia tempati adalah CEO Ancora Capital Management.

Jet Tech didirikan pada pertengahan tahun 2017. Bukan hal yang mengagetkan ketika kami mengetahui bahwa Jet Tech dan Traveloka Pte Ltd berlokasi di alamat yang sama di Singapura.

Penelusuran singkat di LinkedIn mengungkapkan bahwa “karyawan” Jet Tech termasuk Kevin Sandjaja dan Serlina Wijaya. Keduanya sekarang menjabat sebagai pemimpin Pegipegi, yaitu masing-masing sebagai CEO dan Head of Marketing. Sebelumnya, mereka bekerja untuk Traveloka, Kevin sebagai Product Manager sedangkan Serlina menjadi bagian tim Marketing dan Analytics.

Dalam jajaran petinggi Mytour Vietnam, kami menemukan setidaknya dua karyawan Traveloka dalam tim. Satu orang memimpin tim Marketing, sementara yang lain berfungsi sebagai Konsultan Teknologi.

Sebagai platfom OTA terkemuka di kawasan ini, Traveloka kini telah tersedia di 6 negara Asia Tenggara. Perusahaan dikabarkan tengah dalam penjajakan pendanaan senilai $400 juta (sekitar 6 triliun Rupiah) dari GIC Singapura dengan valuasi $4 miliar (60 triliun Rupiah).

Belum lama ini, mantan CTO dan Co-founder perusahaan Derianto Kusuma, memutuskan hengkang demi membangun bisnis yang berbeda.

Menurut survei OTA dari DailySocial (2018), Traveloka adalah layanan OTA paling populer di Indonesia, sementara Pegipegi menjadi yang populer ke-3. Pada tahun 2016, penjualan bersih Pegipegi mencapa lebih dari 424 miliar rupiah.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Resmikan Kantor R&D dan Luncurkan BukaBike di Bandung

Bertujuan untuk merekrut talenta berkualitas serta mengembangkan produk dengan baik, Bukalapak meresmikan kantor Research & Development di Bandung Jawa Barat. Gedung yang menampung tenaga engineer Bukalapak ini nantinya bertanggung jawab untuk menghadirkan inovasi sekaligus mengakomodir keperluan pengembangan produk Bukalapak di platform.

Menurut Co-Founder dan President Bukalapak Fajrin Rasyid, dipilihnya kota Bandung sebagai pusat R&D Bukalapak berangkat dari banyaknya talenta berkualitas di Bandung yang berasal dari mahasiswa di universitas sekitar. Juga adanya permintaan dari karyawan Bukalapak untuk bekerja di Bandung.

“Untuk investasi sendiri tidak terlalu banyak yang kita gelontorkan untuk kantor riset dan pengembangan Bukalapak di Bandung ini. Karena yang kita lakukan hanya merenovasi gedung serta melengkapi fasilitas kepada pegawai,” kata Fajrin.

Saat ini Bukalapak telah memiliki sekitar 650 tenaga engineer yang bertugas untuk mengembangkan teknologi seperti AI, IoT dan lainnya. Masing-masing-masing tim bekerja secara dedicated untuk mengembangkan produk hingga menghadirkan inovasi untuk kepentingan Bukalapak. 

Proses ini diklaim oleh Bukalapak, mampu meningkatkan kreativitas para engineer untuk bekerja dan mempercepat proses , validasi hingga peluncuran produk. Selain tenaga engineer di Bandung, Bukalapak juga memiliki tenaga engineer profesional di Jakarta, Yogyakarta, Medan, dan Surabaya. 

Meluncurkan BukaBike

Dalam kesempatan tersebut Bukalapak juga turut meluncurkan fitur BukaBike khusus untuk kawasan kampus ITB Bandung. Fitur penyewaan sepeda dengan memanfaatkan teknologi QR Code ini, nantinya bisa dinikmati dengan memanfaatkan aplikasi Bukalapak. Selain QR Code, BukaBike juga dilengkapi dngan smart lock, solar panel dan GPS.

“Saat ini BukaBike masih tersedia di Bandung saja, terutama di kawasan kampus ITB secara gratis. Rencananya layanan ini juga bisa dinikmati di kota-kota lainnya,” kata Fajrin.

Untuk memastikan teknologi yang diterapkan di BukaBike berjalan dengan baik, Bukalapak membangun sistem tersebut secara in-house. Kemudahan serta fleksibilitas yang ditawarkan oleh BukaBike juga memungkinkan Bukalapak untuk melakukan scale up produk untuk memfasilitasi pabrik hingga perkantoran untuk kemudian memanfaatkan layanan BukaBike kedepannya. Fitur BukaBike dapat diakses melalui aplikasi Bukalapak.

Turut hadir dalam acara tersebut adalah Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil yang menyambut baik hadirnya fitur BukaBike dan pusat riset serta pengembangan Bukalapak di Bandung. Jawa Barat sendiri saat ini fokus sebagai provinsi pariwisata dan digital. 

“Saya menyambut baik kehadiran R&D di Bandung. Teknologi saat ini sudah tidak bisa ditahan lagi perkembangannya. Selama Bukalapak bisa membantu pemerintah Jawa Barat mengadopsi teknologi, saya akan mendukung upaya yang dilakukan oleh layanan e-commerce seperti Bukalapak,” kata Ridwan.

Application Information Will Show Up Here

Lembaga Riset Data61 Dorong Industri Berbasis Data di Australia

Pesatnya perkembangan teknologi digital, tentunya semakin mempermudah orang untuk keterbukaan akses data yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari termasuk berbisnis. Poin inilah yang diusung CSIRO dalam menghadirkan Data61 buat para pengusaha di Australia.

CSIRO merupakan akronim dari The Commonwealth Scientic and Industrial Research Organisation, salah satu lembaga sains nasional terbesar. Data61 adalah salah satu unit bisnis dari CSIRO, hasil kolaborasi dengan NICTA (National ICT Australia Ltd) yang diresmikan sejak 2016 untuk industri dengan pendekatan riset dan analisis data (R&D).

Dalam kunjungan ke kantornya yang berlokasi di Sydney bersama Kedubes Australia Jakarta pada beberapa waktu lalu, Government and Stakeholder Relation Data61 Cheryl George mengatakan Data61 secara strategis menggabungkan sains dan teknologi data inovatif dengan berbagai industri di Australia untuk menciptakan produk dan layanan digital baru.

Sumber data yang dihimpun Data61 dikutip dari berbagai stakeholder yang kuat di bidangnya masing-masing dan secara up to date selalu diperbarui setiap waktunya. Data ini bersifat terbuka dan bisa diakses oleh siapapun yang ingin mengembangkan usahanya di Australia.

Tak hanya menghimpun data, Data61 berkolaborasi dengan akademisi, korporat, UKM, negara federasi dan bagian, dan investor untuk menghasilkan riset mengenai topik tertentu. Membangun platform teknologi yang mendukung industri dan melakukan transformasi bisnis, penasihat dan pelatihan tentang keamanan siber, etika data dan privasi, dan layanan lainnya.

Secara total, hingga akhir tahun lalu Data61 telah berkolaborasi dengan lebih dari 30 universitas di Australia, 120 mitra korporat, 300 pelajar. Dari situ menghasilkan lebih dari 200 proyek berbasis data dan 170 paten.

“Ada banyak fokus segmen yang kita soroti dalam riset, termasuk diantaranya blockchain, AI, machine learning, prediktif analisis, komunikasi dan jaringan, dan banyak lagi,” terang George.

NationalMap untuk visualisasi big data

Screenshot NationalMap
Screenshot NationalMap

Salah satu produk yang dirilis oleh Data61 adalah NationalMap, sebuah platform peta online yang memungkinkan akses data spasial dan sudah divisualisasikan untuk permudah penerjemahannya. Platform ini adalah bagian inisiatif dari Department of Communications and the Arts (DCA) yang saat ini dikelola oleh Digital Transformation Agency (DTA).

Perangkat lunak telah dikembangkan oleh Data61 bekerja sama dengan DCA, Geoscience Australia, dan lembaga pemerintah lainnya. George menjelaskan NationalMap ini bertugas untuk memvisualisasikan data yang diinginkan pengguna dalam paparan yang interaktif.

Sumber data, salah satunya diambil dari portal big data milik pemerintah Australia. Ada juga ditarik dari pemerintah federal, negara bagian, kementerian dan lembaga, hingga pemerintah swasta.

Portal big data milik pemerintah, disebut Data Government adalah open source data pemerintah yang bisa diakses oleh siapapun. Seluruh data diterbitkan secara anonim, diunggah oleh lembaga pemerintah federal, negara bagian, dan lokal. Tak hanya memvisualisasikan data dari pihak lain, platform ini juga dapat membaca data dari milik pengguna sendiri.

“Jika punya data sets sendiri, bisa di-drop langung ke dalam NationalMap dan bisa langsung dibandingkan sendiri dengan data yang dimiliki pemerintah.”

George memastikan NationalMap tidak menyimpan data, melainkan menariknya langsung dari sumber data terpercaya milik pemerintah. Kemauan industri untuk menggunggah data ini sebenarnya dikarenakan sejumkah insentif yang diberikan pemerintah, seperti keringanan pajak dan sebagainya, meski tidak ada regulasi khusus yang sengaja dibuat.

Dasar insentif tersebut lantas membuat mereka jadi tertarik dan secara kontinu mengunggah data. Pengguna pun, yang datang dari berbagai level industri dan kepentingan, jadi terbantu dengan seluruh data yang dihimpun dari sumber terpercaya dalam mengembangkan bisnisnya.

Pengembangan rencana bisnis dengan pendekatan big data diharapkan bisa memberikan dampak, sehingga dapat tepat sasaran buat negara.

“Jadi bukan ada regulasi khusus yang membebani mereka, tapi mau buat sesuatu yang memberikan nilai tambah buat mereka yang share datanya. Kami juga memastikan meski data mereka bisa diakses, tapi kami pastikan privasi tidak akan diganggu.”

Keamanan data, sambungnya, adalah suatu hal yang begitu diperhatikan oleh pemerintah Australia. Platform didesain sedemikian rupa dengan keamanan berlapis, sehingga dapat menangkal seluruh bentuk kejahatan siber yang kemungkinan bakal terjadi.