Lima Peserta Plug and Play Batch Pertama Dapatkan Investasi Lanjutan 13,5 Miliar Rupiah

Plug and Play Indonesia umumkan lima dari sembilan peserta angkatan pertama memperoleh investasi tahap lanjutan dari berbagai investor senilai lebih dari US$1 juta atau sekitar 13,5 miliar rupiah. Kelima startup itu adalah Astronaut, Brankas, DanaDidik, KYCK, dan Sayurbox.

Dalam milis yang disebar Plug and Play, tidak dijelaskan rincian nilai investasi yang diterima masing-masing startup beserta investornya. Hanya saja, sebelumnya DailySocial pernah memberitakan perolehan investasi tahap awal oleh DanaDidik dari Garden Impact Investment.

“Kami sangat bangga dengan pencapaian startup batch pertama kami. Setelah program akselerator berakhir, tidak berarti kami lepas tangan terhadap startup. Kami terus berikan dukungan, mulai dari konsultasi, memperkenalkan dengan investor dari dalam dan luar negeri, hingga membantu mereka menjalin kerja sama dengan rekan korporasi kami,” tutur Presiden Director Gan Kapital – Plug and Play Wesley Harjono, Jumat (29/12).

Selain mengumumkan investasi, Plug and Play juga umumkan kerja sama yang sudah terjalin antara startup binaannya dengan rekan korporasi Gan Kapital & Plug and Play, di antaranya Brankas, KYCK, dan Otospector. Brankas dan KYCK bekerja sama dengan BNI. Brankas disebut telah ekspansi ke pasar Malaysia.

Sedangkan Otospector, penyedia jasa inspeksi mobil bekas independen, telah teken kerja sama dengan Astra International dan Sinar Mas. Astronaut juga bekerja sama dengan salah satu unit usaha Sinar Mas yang bergerak di bidang asuransi.

Adapun Karta, penyedia jasa papan iklan sepeda motor, diumumkan telah meregistrasikan sekaligus mematenkan cara beriklan di atas motor. Tak hanya itu, Karta juga sudah hadir di delapan kota, di antaranya Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Bali, Medan dan Pontianak.

“Kami akan terus lakukan perbaikan di berbagai hal. Yang pasti, kami akan terus mendukung program Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat perekonomian digital di Asia Tenggara tahun 2020. [..] Awal tahun depan, kami akan umumkan startup yang masuk ke dalam batch kedua kami.”

Wesley menerangkan, saat ini pihaknya telah merampungkan proses seleksi untuk startup angkatan keduanya. Ada 13 peserta startup dari berbagai bidang yang akan bergabung dalam program akselerator ini dan mengikuti pelatihan selama kurang lebih tiga bulan. Dia juga menjanjikan, GK – Plug and Play akan mengadakan dua program akselerator setiap tahunnya.

Zen Rooms Hadirkan Pilihan Pembayaran Melalui Alfamart dan Indomaret

Setelah sebelumnya meluncurkan pembayaran langsung di hotel, perusahaan franchise budget accomodation Zen Rooms kembali menghadirkan pilihan pembayaran baru, memanfaatkan perusahaan ritel modern terbesar di Indonesia, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart Group) dan PT Indomarco Prismatama (Indomaret Group).

Dalam rilisnya disebutkan, kerja sama strategis ini dilakukan, setelah melihat besarnya minat pelanggan melakukan pembayaran di berbagai gerai toko ritel tersebut dan makin meningkatnya pertumbuhan di segmen minimarket sebesar 11% sejak tahun 2015.

Menurut Country Manager Zen Rooms Indonesia Jafar Jafarov, peluang tersebut kemudian dimanfaatkan oleh Zen Rooms untuk melakukan kerja sama dengan dua perusahaan ritel modern terbesar di Indonesia.

“Kami selalu berkomitmen untuk membantu konsumen dalam menemukan hotel yang tepat sesuai bujet dan keperluan mereka, serta selalu meningkatkan pelayanan, salah satunya dengan menambah opsi ini sebagai sistem pembayaran terbaru,” jelas Jafar.

Fitur “Bayar di Supermarket”

Bagi pelanggan yang tidak memiliki akun rekening bank, kartu kredit dan pilihan pembayaran lainnya, bisa memanfaatkan pembayaran langsung ini usai melakukan pemesanan kamar di situs dan aplikasi Zen Rooms. Dengan memilih metode pembayaran, Pay at Supermarket atau Bayar di Supermarket, nantinya akan muncul tampilan di halaman berikutnya, pilih “Convenient Store”, dan pilih apakah konsumen ingin bayar di Alfamart Group (Alfamart, Lawson, Dan+Dan, Alfamidi, AlfaExpress) atau Indomaret.

Setelah pembayaran dilakukan, pihak Zen Rooms akan mengirimkan email konfirmasi dan pemesanan kamar ketika pembayaran telah berhasil.

“Alfamart dan Indomaret adalah dua pemain besar di area pasar swalayan. Ini akan menambah opsi kemudahan bagi konsumen dalam melakukan pembayaran pemesanan kamar yang telah mereka lakukan di Zen Rooms,” kata Jafar.

Konsisten dengan visi dari Zen Rooms yaitu menghadirkan budget hotel berkualitas di Indonesia, di tahun 2018 mendatang Zen Rooms berencana untuk menambah pelayanan hingga melakukan ekspansi ke beberapa daerah di Indonesia dan Asia.

Application Information Will Show Up Here

Telkom Resmi Komersialkan Layanan WiFi Corner

Telkom resmikan dimulainya komersialisasi layanan Wifi Corner dengan meluncurkan dua layanan terbaru WiFi Corner (WiCo 2.0) dan WiFi Station. Inisiasi ini menjadi upaya perusahaan untuk meningkatkan penetrasi internet broadband ke seluruh Indonesia.

Selama ini WiFi Corner (WiCo) dikenal hanya berlokasi di tempat tertentu untuk sarana edukasi internet dan umumnya ada di Plasa Telkom. WiCo bisa diakses dengan harga relatif terjangkau.

“WiCo 2.0 dan WiFi Station merupakan upaya pengembangan masyarakat digital Indonesia, sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara,” ucap Direktur Enterprise & Business Service Telkom Dian Rachmawan, Kamis (28/12).

Dian menjelaskan, WiCo 2.0 terinspirasi oleh layanan warung internet (warnet) dengan mengajak pihak ketiga sebagai mitra yang berasal dari kalangan UKM untuk membantu penyebaran penetrasi internet. WiCo 2.0 menggunakan backhaul 100% fiber optik dengan kecepatan mulai dari 100 mbps dan jangkauan sinyal maksimal 50 meter.

Mitra hanya perlu menyediakan lokasi, dan mengunduh aplikasi MyWiCo untuk mendaftar sebagai pengguna dan top up saldo voucher. Setelah itu, mitra dapat langsung berjualan voucher WiFi.id kepada pengguna internet untuk digunakan di tempat yang sudah disediakan.

Lewat penjualan voucher ini, Telkom menerapkan skema bagi hasil 50:50 dengan harga voucher dimulai dari Rp3.500 per dua jam. Hanya saja mitra dapat menaikkan harga disesuaikan dengan kondisi setempat.

Dengan voucher tersebut, mitra dapat memperoleh penghasilan tambahan, sehingga cocok untuk dilakukan oleh para perempuan sebagai usaha rumahan. Untuk pembayaran voucher, bisa dilakukan dengan Finpay atau scan QR Code.

Dian menargetkan sampai tahun depan, WiCo 2.0 dapat tersedia di 50 ribu lokasi baru. Sementara ini, WiCo versi lama atau 1.0 sudah tersedia sekitar 15 ribu titik di seluruh Indonesia.

WiFi Station

Berbeda dengan WiCo 2.0, WiFi Station lebih diperuntukkan ke segmen korporat yang ingin memberikan layanan internet gratis untuk karyawannya atau pelanggan di tempat publik. Misalnya kafe, restoran, sekolah, kampus, atau coworking space. Untuk WiFi Station, ditargetkan sampai akhir tahun depan dapat tersedia di 100 ribu lokasi baru.

“Jadi end user tidak dibebankan biaya karena sudah ditanggung oleh perusahaan.”

WiFi Station punya fitur yang dinilai bermanfaat untuk pelaku bisnis, di antaranya Login ID Customization memungkinkan penyediaan koneksi internet yang aman, Welcome Page Customization memudahkan pelaku bisnis menciptakan brand image dari bisnisnya melalui fitur layanan WiFi internet. Serta, fitur Customer Profiling untuk meningkatkan customer engagement.

Menurut Dian, kehadiran dua produk terbaru ini tidak berseberangan dengan segmen pengguna Indihome yang lebih diperuntukkan untuk rumahan. Ketiganya menyasar pengguna yang berbeda.

Terkait persaingannya dengan pemain yang sudah ada sebelumnya, menurut Dian, terletak di penanganan setelah purna jualnya. Telkom punya anak usaha Telkom Akses yang khusus bergerak di bidang penyediaan layanan konstruksi dan pengelolaan infrastruktur jaringan.

“Kami ada anak usaha yang khusus menangani fiber optic, jadi ini nilai lebih kami dibandingkan kompetitor,” tutup Dian.

Layanan serupa seperti WiFi Station yang sudah lebih dahulu hadir, di antaranya Biznet Hotspot dan Google Station. Google menggandeng CBN dan FiberStar menghadirkan akses internet gratis di tempat publik. Di Indonesia, Google Station telah hadir di
Jadetabek, Bandung, dan Bogor.

Penerapan QR Code untuk Pembayaran dan Aturan yang Disiapkan

Teknologi pembayaran mulai berevolusi di beberapa tahun belakangan. Salah satu yang banyak diadopsi adalah pembayaran memanfaatkan QR Code (Quick Response Code). Dengan memiliki aplikasi yang disediakan penyedia pembayaran pengguna tinggal memindai QR Code yang disediakan untuk bertransaksi. Cara ini diharapkan bisa membawa pengalaman bertransaksi yang lebih mudah dan praktis. Informasi terakhir yang berkembang, pemerintah melalui Bank Indonesia akan menerbitkan aturan mengenai standar QR Code. Hal ini juga tengah dibahas oleh Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).

Tak hanya banyak dikembangkan oleh startup penyedia layanan pembayaran teknologi QR Code untuk pembayaran juga mulai dilirik oleh beberapa penyedia layanan pembayaran lain. Salah satunya adalah MasterCard Indonesia. Di tahun ini MasterCard Indonesia mulai mengenalkan teknologi pembayaran menggunakan QR Code untuk menjangkau industri UKM di daerah yang belum teknologi mesin EDC. MasterCard Indonesia akan berperan sebagai  fasilitator pembayaran bagi perbankan.

Tak hanya MasterCard Indonesia, Bank Mandiri November silam juga dikabarkan tengah mengkaji penerapan teknologi QR Code untuk pembayaran. Seperti dikutip dari Kontan Senior Vice President Retail and Transaction Banking Thomas Wahyudi menyampaikan bahwa nantinya pembayaran dengan memanfaatkan QR Code akan memiliki segmen yang lebih luas dibandingkan dengan uang elektronik seperti e-money atau e-cash milik Bank Mandiri lantaran QR Code merupakan metode pembayaran berbeda dengan uang elektronik yang harus diisikan saldo terlebih dahulu.

“Nanti segmennya akan meluas, source of fund (sumber dana) bisa macam-macam, namun metode pembayarannya pakai QR,” ungkap Thomas.

Bank-bank lain juga tak ketinggalan dalam penerapan teknologi pembayaran memanfaatkan QR Code. Nama-nama seperti BCA dan BTN pun dikabarkan tengah menyiapkannya sebagai salah satu bentuk fasilitas pembayaran memanfaatkan teknologi QR Code.

Penerapan teknologi QR Code ini juga menyita perhatian Bank Indonesia. Akhir November silam dikutip dari Tempo Bank Indonesia akan mengatur transaksi keuangan yang menggunakan teknologi QR Code. Ditargetkan aturan tersebut bakal rampung di awal tahun 2018. Regulasi ini diharapkan bisa menjamin perlindungan konsumen terlebih di tengah maraknya transaksi menggunakan QR Code di Indonesia. Namun sampai saat ini belum ada  keterangan lebih lanjut mengenai bentuk dan regulasi tersebut.

Sementara itu kabar mengenai standardisasi QR Code disampaikan oleh CEO TCASH Danu Wicaksana. Dalam pemberitaan IndoTelko Danu mengungkapkan ia dan ASPI tengah membahas standardisasi ini. Standardisasi dinilai lebih efisien mengingat selama ini para pemain QR Code mengeluarkan QR Code masing-masing.

Untuk informasi Singapura melalui Singapore Payment Council (SPC) telah memberlakukan otorisasi pada spesifikasi QR Code demi mempermudah pembayaran secara elektronik. Sistem SGQR (Singapore Quick Response) dirancang oleh kelompok industri dan menerapkan protokol QR Code internasional yang disesuaikan untuk kebutuhan. Hal ini diterapkan dalam rangka untuk meningkatkan interoperabilitas antar layanan dan memastikan penerimaan yang lebih luas

Go-Jek Hadirkan Fitur “In App Chat”

Go-Jek merilis fitur “in app chat” untuk memudahkan komunikasi antara pengguna dengan mitra pengemudi. Langkah Go-Jek ini bisa dikatakan sedikit terlambat, dibandingkan pemain sejenis lainnya seperti Grab dan Uber yang sudah lebih dahulu menghadirkan fitur tersebut.

Tampilan in app chat dari Go-Jek
Tampilan in app chat dari Go-Jek

Fitur ini dihadirkan secara bergulir untuk pengguna Go-Jek setelah memperbarui aplikasi Go-Jek ke versi terbaru. Dengan in app chat, pengguna tidak perlu menggunakan keluar dari aplikasi utama untuk mengirim SMS atau telepon saat ingin berkomunikasi dengan pengemudi.

[Baca juga: GO-JEK Konfirmasi Akuisisi Terhadap Midtrans, Kartuku, dan Mapan]

Sejauh ini, Go-Jek belum mengumumkan secara resmi terkait fitur terbarunya ini. Akan tetapi, bisa dikatakan in app chat adalah fitur yang ditunggu pengguna Go-Jek. Sebab salah satu masalah yang dikeluhkan pengguna Go-Jek adalah pulsa yang terus berkurang saat harus berkomunikasi berkali-kali dengan mitra pengemudi.

Di samping itu, in app chat dapat menjadi senjata Go-Jek untuk memperkuat layanannya ke seluruh pengguna loyal dan menarik pengguna baru. Sejauh ini Go-Jek telah melayani 15 juta pengguna aktif mingguan dengan 900 ribu pengemudi di seluruh Indonesia, lebih dari 125 ribu merchant, dan lebih 100 juta transaksi yang diproses dalam platform setiap bulannya.

Application Information Will Show Up Here

Menengok Cara Kerja BeliMobilGue dan Rencana Tahun Depan

Tahun ini BeliMobilGue resmi beroperasi di Indonesia. Startup yang menawarkan kemudahan dalam menjual mobil bekas ini menjanjikan sejumlah kemudahan. Salah satunya dalam segi proses dan waktu yang lebih singkat, pengalaman baru yang tentu membawa kesan terbaik bagi penggunanya. Di tahun 2018 ini penambahan tempat inspeksi fokus tersendiri.

Dengan menggunakan teknologi dan jaringan kemitraan yang cukup luas BeliMobilGue menjanjikan proses jual mobil selain cepat juga aman. Bahkan dengan percaya diri BeliMobilGue berani menjamin proses menjual mobil hanya memakan waktu satu jam. Tiga langkah penting di BeliMobilGue yang perlu dilakukan pengguna adalah masuk dan mendaftar di BeliMobilGue, melakukan inspeksi di lapangan dan selanjutkan menerima harga taksiran.

“Perangkat inspeksi berdasarkan aplikasi akan mengarahkan para inspektor kami pada seluruh proses pemeriksaan. Alat tersebut akan memberitahukan kepada mereka di mana harus berdiri, apa yang harus diperhatikan dan diteliti, hingga bagaimana cara menilainya. Gambar akan disertakan dan kami juga memfasilitasi upload dokumen tambahan,” ungkap VP Acquisition BeliMobilGue Alexander Alvin.

Proses valuasi yang dilakukan BeliMobilGue

Valuasi harga mobil di BeliMobilGue berasal dari database yang tersedia yang diklaim berasal dari sumber yang tepercaya. Database tersebut memiliki algoritma perhitungan depresiasi mobil hingga elemen kecil seperti karakteristik spesifik mobil.

Dalam penawarannya angka terakhir yang diberikan BeliMobilGue tidak akan pernah sepenuhnya sama dengan harga valuasi yang didapat saat mengisi spesifikasi ke dalam situs. Hal ini karena BeliMobilGue dapat menentukan kondisi aktual mobil setelah melakukan inspeksi yang mendalam.

Harga yang nantinya muncul bukanlah gambaran umum hanya untuk satu jenis merek mobil, tetapi juga memperhatikan hal-hal kecil seperti tahun pembelian, jumlah kilometer dan beberapa lainnya. Sistem BeliMobilGue juga diklaim akan semakin pintar sering dengan semakin banyak orang yang melakukan valuasi, inspeksi dan transaksi di platform mereka.

Disampaikan CEO BeliMobilGue Rolf X Monteiro, pihaknya menerima mobil apa pun dan tidak membeda-bedakan pembuatan, model, modifikasi, tahun, jarak tempuh atau wilayahnya. Startup yang dimulai sejak April silam ini memiliki tujuan untuk memberkan pandangan yang jujur untuk nilai mobil dibarengi dengan pengalaman menjual mobil yang berkesan.

“Dan yang lebih penting lagi, kami tidak akan pernah meminta biaya sepeser pun bahkan ketika pada proses akhir Anda memutuskan untuk tidak menjual mobil Anda bersama kami,” imbuh Rolf.

Harga yang terakhir untuk menaksir nilai mobil di BeliMobilGue merupakan harga yang diberikan oleh jaringan mitra yang dimiliki BeliMobileGue yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini memungkinkan pengguna untuk terhubung dengan pembeli potensial yang membutuhkan moobilil dengan spesifikasi yang dimiliki.

Rencana ke depan

Di pengujung tahun 2017 ini BeliMobilGue sudah menyiapkan beberapa rencana strategis untuk mendukung keberlangsungan dan pengembangan bisnis yang mereka jalani. Salah satu yang akan digenjot adalah lokasi inspeksi. Sebagai salah satu bagian penting, BeliMobilGue akan menambah lebih dari 250 lokasi inspeksi tahun depan.

Selain itu inovasi di situs juga dilakukan untuk menarik banyaknya pengunjung. Dari segi sistem, BeliMobilGue tengah mengupayakan memperbarui fungsional sistem dan harga. Selebihnya, untuk memperkuat sisi bisnis dan tim, BeliMobileGue juga merencanakan kerja sama strategis sekaligus mencari talenta terbaik untuk bisa mengembangkan BeliMobilGue lebih baik lagi.

Go-Jek Klaim Kuasai 30% Transaksi Non Tunai Seluruh Indonesia

Dalam artikel yang dipublikasi Go-Jek, Go-Pay diklaim telah berkontribusi untuk 30% transaksi non tunai di seluruh Indonesia per Oktober 2017. Tidak dijelaskan seberapa besar perputaran dana yang terjadi dalam kurun waktu tersebut.

Pihak Go-Jek menyebut secara rerata penggunaan Go-Pay untuk transaksi setiap bulannya tumbuh 25%, nominal pengisian ulang (top up) juga meningkat sampai 15%. Pertumbuhan pengguna Go-Pay diklaim bertambah hingga tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu.

Ada tiga alasan yang diungkapkan pengguna memilih Go-Pay, yaitu adanya promo atau potongan harga, tidak perlu menyiapkan uang tunai, dan mudah digunakan. Go-Jek menyebut dengan seluruh penawaran tersebut, pengguna dapat menghemat hingga Rp200 ribu per bulannya.

Per November 2017, Go-Pay telah memproses pengiriman uang dari Jabodetabek dengan total Rp570 juta ke beberapa titik di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi.

“Go-Pay akan terus tumbuh. Tidak hanya untuk Go-Jek, tapi juga untuk keseluruhan ekonomi digital,” kata CEO Go-Jek Nadiem Makarim dalam artikel tersebut.

Secara industri, Bank Indonesia baru memberi izin kepada 26 perusahaan sebagai pemain uang elektronik. Hingga Oktober 2017, secara volume transaksi mencapai 600,5 juta transaksi senilai Rp8,76 triliun.

Dikutip dari Bisnis, Direktur Sistem Pembayaran Bank Indonesia Eny V Panggabean menyatakan transaksi uang elektronik merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam transaksi non tunai.

“Rata-rata transaksi uang elektronik mencapai 2,3 juta transaksi per hari dengan nominal Rp2,8 triliun,” kata Eny.

Transaksi non tunai memakai ATM/debit mencapai 15,5 juta transaksi per hari dengan nilai Rp16,6 triliun. Sedangkan transaksi harian dengan kartu kredit mencapai 872 ribu transaksi dengan nilai Rp802 triliun.

Disangsikan bankir

Pernyataan Go-Jek di atas, membuat beberapa bankir sedikit sangsi. Pasalnya, transaksi non tunai itu tidak hanya uang elektronik saja, tapi juga terdapat kartu debit, kartu kredit, hingga ATM.

Direktur Perbankan Digital dan Teknologi Bank Mandiri Rico Usthavia Frans menuturkan bila Go-Jek mengklaim transaksi non tunai yang dimaksud adalah transaksi uang elektronik, klaim tersebut akan masuk akal.

“Transaksi non tunai itu ada banyak sumbernya, bisa dari e-money, kartu kredit, debit, dan ATM,” katanya kepada DailySocial.

Pun demikian Direktur BCA Santoso Liem. Dia bilang, uang elektronik itu juga terbagi jadi dua jenis, server base dan card base. Akan tetapi, menurutnya, porsi uang elektronik masih kecil dibandingkan transaksi ritel lainnya.

“Kalau transaksi non tunai kan termasuk debit, kartu kredit, ATM dan lain-lain, jadi masih sangat jauh.”

Produk uang elektronik Bank Mandiri, E-Money, secara total (sejak pertama kali diluncurkan) hingga sekarang telah memproses lebih dari 510 juta transaksi dengan nilai Rp5,45 triliun. Jumlah kartu beredarnya mencapai 13 juta keping, dengan rincian 220 ribu di antaranya co-branding dengan enam bank. Penggunaan transaksi banyak dipakai untuk pembayaran tol dan transportasi umum.

Flazz BCA sendiri sudah memiliki kartu beredar sebanyak 12 juta keping.

Fintech di sektor pembayaran dan peminjaman akan jadi primadona

Digital Artha Media (DAM) meramal fintech yang bergerak di sektor pembayaran dan peminjaman akan tetap merajai industri fintech pada tahun depan. Kedua kategori tersebut dianggap adalah kebutuhan dasar yang dibutuhkan masyarakat.

Managing Director DAM Fanny Verona menjelaskan fintech sektor pembayaran akan semakin dibutuhkan karena ada kemampuan untuk menambang data. Data tersebut dibutuhkan oleh pelaku industri, seperti e-commerce, untuk mengetahui kebiasaan belanja konsumen.

Sementara itu, untuk fintech sektor peminjaman masih akan tetap dicari karena layanannya yang mudah. Terlebih, di Indonesia ada segmen khusus yang gandrung dengan gaya hidup berutang.

“Entah kenapa masyarakat kita ada yang suka sekali kredit, misal beli ponsel yang harganya di luar jangkauan mereka,” terang Fanny, Kamis (21/12).

Berdasarkan data dari Asosiasi Fintech Indonesia dan OJK, pelaku fintech di Indonesia masih didominasi sektor pembayaran (43%), pinjaman (17%), dan sisanya adalah agregator, crowdfunding, personal or financial planning, dan lainnya.

Menteri Pariwisata Siapkan Lima Poin Pembatasan Operasional Airbnb di Indonesia

Menteri Pariwisata Arief Yahya memperbolehkan marketplace akomodasi Airbnb dan layanan sejenisnya untuk beroperasi di Indonesia, namun dengan sejumlah batasan yang terbagi menjadi lima poin.

“Di seluruh dunia menghadapi Airbnb. Tapi semua negara, setidaknya di catatan saa, menerima kehadirannya,” kata Arief, dikutip dari CNN Indonesia.

Menurut Arief, kehadiran layanan seperti merupakan suatu keniscayaan dalam transformasi di bisnis perhotelan. Sekarang tinggal memikirkan bagaimana cara pelaku bisnis perhotelan menghadapinya.

Kemenpar menyiapkan lima poin batasan. Pertama soal cakupan wilayah, aturan soal layanan akomodasi ini akan berlaku di seluruh Indonesia. Kedua, batasan waktu menginap. Pemilik akomodasi yang menggunakan jasa penyedia seperti Airbnb, Kemenpar memberikan dua jenis batasan waktu menginap.

Maksimal 360 hari (satu tahun) untuk pemilik akomodasi yang menggunakan jasa pemain akomodasi di wilayah yang hanya memiliki beberapa penginapan. Sementara, daerah yang ramah tempat penginapan, batas maksimal menginap adalah 180 hari (9 bulan). Selain itu, waktu minimal menginap juga dibatasi, harus lebih dari satu hari.

“Jadi tidak boleh dipesan hanya untuk satu hari. Di Singapura, penyewaan rumah di Airbnb tidak boleh kurang dari tiga bulan.”

Ketiga, soal perpajakan. Kemenpar membebaskan pemilik akomodasi dari pungutan pajak. Arief beralasan, pemilik akomodasi dan perusahaan sejenis adalah pelaku usaha kecil dan menengah.

Keempat, soal perizinan usaha. Kemenpar membebaskan perizinan usaha untuk daerah destinasi wisata dengan jumlah penginapan yang minim. Aturan berlaku sebaliknya untuk daerah dengan lokasi penginapan yang banyak.

Terakhir, soal standar pelayanan homestay. Di daerah dengan jumlah penginapan sedikit, pemilik akomodasi harus memiliki standar pelayanan layaknya hotel. Berlaku juga sebaliknya.

Tandingi Airbnb?

Seolah ingin menandingi Airbnb dengan nuansa lokal, Kemenpar bersama PHRI sedang mempersiapkan peluncuran platform BookingINA. Sejauh ini, platform tersebut belum beroperasi.

Model bisnisnya, platform ini mengumpulkan berbagai hotel dan restoran gabungan yang tergabung di bawah PHRI untuk sama-sama berjualan dan menerapkan konsep ekonomi berbagi (sharing economy).

“Saya jamin lebih murah dari OTA asing. Doakan paling lambat satu bulan ke depan [selesai],” terang Wakil Ketua PHRI Rainier H Daulay.

Gandeng PT KAI, Grab Tempatkan GrabVenue di 49 Stasiun Jabodetabek

Bertujuan untuk memudahkan pengguna kereta api commuter line untuk jalur Jabodetabek, Grab menjalin kerja sama strategis dengan PT KAI dan menempatkan fasilitas GrabVenue di 49 stasiun kereta api di Jabodetabek.

Setelah sebelumnya fasilitas GrabVenue ini sudah bisa dinikmati di mall dan lokasi umum lainnya, GrabVenue di beberapa stasiun di Jabodetabek diharapkan bisa mempermudah pengguna untuk memesan, menunggu poin penjemputan usai turun dari kereta api commuter line.

Dalam rilisnya, Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengungkapkan, tujuan ini dapat terealisasi dengan kemitraan strategis Grab dengan PT KAI untuk menyediakan moda transportasi yang terintegrasi yang dapat menjadi pilihan yang hemat waktu.

“Sebagaimana mayoritas komuter telah bergantung pada layanan commuter line untuk menunjang perjalanan sehari-harinya dari/ke Jabodetabek, fokus utama kami di sini adalah untuk membantu mereka secara efisien mencapai destinasinya.”

Besarnya pengguna commuter line setiap hari yang sudah mencapai angka 27.679.000 orang atau setara dengan 81,9% dari total penumpang kereta api di Indonesia. Preferensi ini juga tercermin dari pertumbuhan penumpang commuter line secara year-on-year sebesar 10,9% selama periode Januari – Agustus 2017.

Fasilitas layanan GrabNow dan GrabHitch

Untuk membantu pengguna commuter line kalangan senior yang belum memahami cara memesan Grab melalui aplikasi, GrabVenue juga dilengkapi dengan booth pemesanan layanan GrabNow dan GrabHitch di stasiun kereta. Dengan demikian setelah turun dari commuter line, para komuter kini dapat memulai perjalanannya dengan Grab tanpa harus pergi keluar dari stasiun kereta api.

Mereka dapat memesan perjalanannya dari aplikasi Grab mereka sendiri atau dengan mengunjungi fasilitas GrabVenue di pintu masuk dari setiap stasiun, serta menuju ke titik penjemputan resmi Grab yang berlokasi di pintu keluar.

“Kami berharap program ini dapat menjadi tolak ukur bagi kota-kota lain di Tanah Air, sehingga setiap orang dapat menikmati perjalanan yang lebih mulus dan aman melalui moda transportasi terintegrasi kami,” tutup Ridzki.

Application Information Will Show Up Here

Google: 86% Orang Indonesia Akses Internet dari Smartphone

Google menyebut pembangunan infrastruktur yang pesat, ditambah ketersediaan perangkat smartphone dengan harga terjangkau turut mendongkrak penetrasi internet di Indonesia. Terlihat dari orang Indonesia yang mengakses internet lewat smartphone meningkat menjadi 86%, dari sebelumnya di tahun 2013 sebanyak 37%.

Google melakukan survei berskala global untuk Consumer Barometer 2017, diadakan di 63 negara dengan sekitar 80 ribu responden.

Secara global, lebih dari 50% orang sudah terhubung secara online di smartphone. Penetrasinya sekarang mencapai 76% dengan negara penetrasi tertinggi adalah Arab Saudi (98%) dan terendah di Ukraina (51%).

Bagaimana dengan Indonesia? Dalam survei tersebut, diterangkan bahwa sepanjang 2013 sampai 2017 penggunaan smartphone di Indonesia tumbuh dari 14% menjadi 60% (dibanding total kepemilikan ponsel). Responden yang mengungkapkan akses internet lewat komputer tumbuh tipis, dari 21% di tahun lalu kini menjadi 22%.

Consumer Barometer 2017
Consumer Barometer 2017

Setiap harinya, orang Indonesia yang mengakses internet dari perangkat manapun mencapai 45% dari sebelumnya 36%. Meningkatnya akses internet via smartphone juga berdampak pada konsumsi data, sebanyak 56% orang Indonesia memilih aktivitas streaming video. Sedangkan aktivitas browsing sebanyak 57%, dan mengakses media sosial sebanyak 80%.

“Yang menarik, jumlah perangkat yang terhubung dengan internet jadi 1,1. Maksudnya, setiap orang punya lebih dari satu atau setidaknya satu perangkat. Angka ini meningkat dari tahun 2013 sebanyak 0,3,” kata Head of Corporate Communication Google Indonesia Jason Tedjasukmana, Rabu (20/12).

Untuk durasi streaming video, diungkapkan sebanyak 50% responden, mereka menonton video dengan durasi lebih dari 10 menit. Sementara, 41% responden lainnya menyebut hanya streaming selama 5-10 menit saja, dan sisanya kurang dari 5 menit.

Untuk tujuan berselancar di internet, sebanyak 86% responden mengatakan ingin mencari kesenangan, 69% beralasan internet sebagai sumber informasi utama, dan 68% beralasan internet sebagai pencarian metode yang disukai.

Sebagai sumber utama referensi

Hasil survei ini juga mengungkap pemanfaatan internet yang memegang kunci utama sebelum memutuskan berbelanja online di Indonesia. Sebanyak 68% responden menyebut mereka menggunakan smartphone untuk mencari informasi tentang barang yang akan mereka beli, 33% responden menggunakan komputer, dan sisanya menggunakan tablet.

Sebelum membeli barang, sebanyak 50% responden mengungkapkan mereka menggunakan internet untuk komparasi, 46% mencari inspirasi, 23% meminta saran, dan sisanya persiapan pembelian.

Consumer Barometer 2017
Consumer Barometer 2017

Meskipun demikian, masih ada responden yang masih kesulitan mengakses internet, apabila aksesibilitas situs yang mereka cari kurang informatif. Sebanyak 28% responden menyebut mereka tidak mengalami masalah, namun 17% responden mengatakan kadang-kadang, dan 13% responden mengaku jarang mengalami masalah.

Bagi pengusaha bisnis, mereka perlu memahami apa yang dicari konsumen dari internet. Pemilik bisnis harus memastikan informasi yang benar tersedia di situs. Sebanyak 46% responden mencari barang lewat situs untuk memastikan ketersediaan barang, 43% responden ingin mencari harga, 26% ingin mencari lokasi, dan 25% mencari jam operasional.