Kemenkes Gandeng Google Kembangkan Gen AI untuk Inovasi Layanan Kesehatan

Dalam upaya mempercepat transformasi layanan kesehatan digital, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berkolaborasi dengan Google Cloud untuk mengembangkan Kecerdasan Buatan Generatif (Gen AI). Kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan inovasi yang disesuaikan dengan kebutuhan layanan kesehatan di Indonesia.

Menurut Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan Setiaji, penggunaan Gen AI diharapkan dapat memudahkan akses informasi bagi masyarakat, memperbaiki sistem kerja para profesional kesehatan, dan mengoptimalkan ekosistem layanan kesehatan melalui penerapan teknologi yang bertanggung jawab.

“Kami mengutamakan keseimbangan antara inovasi dan etika dalam penggunaan AI untuk memastikan bahwa kemajuan teknologi ini benar-benar membawa manfaat bagi kesejahteraan masyarakat,” ujar Setiaji.

Country Director Indonesia Google Cloud Fanly Tanto menambahkan, penggunaan Gen AI di sektor kesehatan memiliki potensi besar untuk memperbaiki kualitas diagnosis dan rencana perawatan yang lebih tepat.

“Kami berkomitmen untuk menyediakan solusi AI yang tidak hanya canggih tetapi juga aman dan terpercaya, menjamin perlindungan data pribadi pasien,” terang Fanly.

Kolaborasi ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan Kemenkes dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia, sejalan dengan tujuan transformasi kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan implementasi Gen AI, diharapkan dapat tercipta layanan kesehatan yang lebih efisien dan inklusif bagi semua lapisan masyarakat.

Penyempurnaan ini menandai langkah maju Kemenkes dalam memanfaatkan teknologi canggih untuk mendukung kesehatan masyarakat, sekaligus membuka jalan bagi inovasi-inovasi baru yang akan terus memperkaya sektor kesehatan di Indonesia.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

ReturnKey Dikabarkan Bukukan Pendanaan Seri A dari Argor, Vertex, dan Gharage

Startup pengembang platform manajemen pengembalian barang ReturnKey dikabarkan telah mendapatkan pendanaan seri A dari Argor (Go-Ventures), Vertex Ventures, dan Gharage. Menurut data yang telah diinput ke regulator, seperti dikutip Alternative.pe, nilainya mencapai $9,7 juta atau setara Rp157 miliar.

Mengutip dari sumber data yang sama, sebelumnya ReturnKey juga sempat membukukan pendanaan awal (seed) pada pertengahan 2022 senilai $3,7 juta dari sejumlah investor, termasuk Vertex, D Global Ventures, Genesis Alternative Ventures, dan beberapa lainnya.

Startup berbasis di Jakarta ini didirikan sejak 2020 oleh dua orang co-founder: Dalton Fouts (CEO) dan Will Henry (CTO).

Layanan Return Management System (RMS)

Memanfaatkan sistem manajemen pengembalian secara efisien adalah faktor penting untuk meningkatkan loyalitas dan kepuasan pelanggan. Banyak bisnis online saat ini masih mengelola pengembalian secara manual yang memakan waktu dan tidak efisien. Dari pain point ini, RMS dinilai menjadi relevan untuk membantu bisnis.

Secara umum, ReturnKey adalah platform yang digunakan untuk mengelola pengembalian, keluhan, dan klaim pelanggan. Platform ini menawarkan automasi proses kerja untuk menghindari masalah manajemen pelanggan yang mahal dan mengurangi kompleksitas terkait catatan pengiriman. ReturnKey dapat diintegrasikan dengan platform e-commerce,  omnichannel, sistem CRM, serta sistem logistik dan transportasi.

Setelah terintegrasi dengan platform e-commerce, pelanggan dapat mendaftarkan pengembalian mereka melalui menu ReturnKey yang embedded di situs/aplikasi, kemudian memilih satu atau lebih item untuk dikembalikan. Toko akan menerima semua informasi secara real-time dan dapat memprosesnya.

Kominfo: Investasi AI di Indonesia Mencapai Rp120 Triliun di 2023

Sepanjang tahun 2023, Indonesia telah berhasil mengamankan investasi senilai Rp120,2 triliun di sektor kecerdasan buatan (AI). Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria. Peningkatan ini mencerminkan kepercayaan global pada potensi Indonesia sebagai pusat inovasi dan teknologi.

“Dengan investasi ini, Indonesia berada di urutan kedua di Asia Tenggara dalam hal pendanaan AI, di bawah Singapura,” kata Nezar Patria dalam workshop yang bertajuk ‘Accelerating Responsible AI Governance and Innovation with Copilot for Indonesia’ seperti dikutip Bisnis.com.

Investasi yang ditanamkan tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi tetapi juga memfasilitasi kemajuan di berbagai sektor seperti keuangan, pertahanan, dan pemerintahan melalui integrasi teknologi AI yang canggih. Hal ini membuka peluang baru bagi para pelaku industri untuk mengembangkan solusi yang inovatif dan efisien.

Meskipun potensi yang besar, tantangan pun muncul seiring dengan penerapan AI. Isu seperti bias algoritma dan keamanan data menjadi perhatian yang serius, membutuhkan tindakan pencegahan dan regulasi yang tepat untuk menghindari pelanggaran etika dan privasi.

“Kami mengakui bahwa teknologi AI membawa baik peluang maupun tantangan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengelola dan mengatur penerapan AI ini dengan cara yang bertanggung jawab,” tambah Nezar.

Upaya ini diharapkan tidak hanya akan mendorong inovasi tetapi juga memastikan keamanan dan keadilan dalam penggunaan AI di Indonesia, menjadikan negara ini sebagai pemimpin dalam teknologi cerdas di kawasan.

Sebelumnya pada penghujung April 2024 lalu, bersamaan dengan kunjungan Satya Nadella ke Indonesia, Microsoft mengumumkan investasi $1,7 miliar (lebih dari 27 triliun Rupiah) untuk mengembangkan solusi cloud dan AI di Indonesia, dalam bentuk infrastruktur Azure lokal yang sudah dilengkapi API OpenAI, pelatihan skill Artificial Intelligence (AI) untuk umum, dan ketersediaan perangkat pendukung untuk para pengembang.

Sebelumnya raksasa teknologi Nvidia juga mengumumkan investasinya di Indonesia senilai $200 juta atau sekitar Rp3 triliun untuk membangun Indonesian AI Nation yang berlokasi di Solo Techno Park.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

GOTO Umumkan Rencana Private Placement dan Buyback Saham

Dalam upaya memperkuat struktur permodalan dan mendukung ekspansi bisnis, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan rencana untuk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 11 Juni 2024 mendatang.

Agenda utama adalah pembahasan mengenai Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) yang melibatkan penerbitan hingga 120,14 miliar saham Seri A, atau setara dengan 10% dari modal yang disetor penuh perusahaan.

Selain itu, GOTO juga berencana melakukan pembelian kembali saham sebagai bagian dari strategi keuangan untuk meningkatkan nilai pemegang saham dan optimasi kinerja perusahaan.

Dana yang berhasil dihimpun dari private placement akan digunakan untuk mendukung kebutuhan modal kerja, serta potensi konversi utang menjadi saham di masa depan. Strategi ini diharapkan dapat memperkuat posisi keuangan GOTO dalam menghadapi dinamika pasar yang kompetitif.

Rencana penggunaan dana dari hasil penambahan modal juga meliputi pengembangan kapasitas operasional untuk beberapa anak perusahaan, seperti PT Dompet Anak Bangsa dan PT Multifinance Anak Bangsa, yang akan mendapat alokasi masing-masing sebesar 25% dari total dana yang diperoleh.

Pembahasan lebih lanjut mengenai harga saham baru akan ditetapkan paling tidak 90% dari harga penutupan rata-rata di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 25 hari perdagangan sebelum tanggal efektif pendaftaran saham. Keseluruhan proses penambahan modal dan pembelian kembali saham ini telah disusun sesuai dengan regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menegaskan komitmen GOTO terhadap praktik tata kelola perusahaan yang baik dan transparansi korporat.

GOTO berharap dengan langkah strategis ini, perusahaan dapat lebih agresif dalam ekspansi pasar dan inovasi layanan, sekaligus meningkatkan kepercayaan investor dan pemegang saham terhadap prospek jangka panjang perusahaan.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

LLV Launchpad: Wadah Baru bagi Startup Global untuk Berkembang di Indonesia

Dalam upaya mendukung pertumbuhan startup di Indonesia secara berkelanjutan, Living Lab Ventures (LLV), unit ventura dari Sinar Mas Land, resmi meluncurkan “LLV Launchpad”. Inisiatif ini dirancang sebagai pusat inkubasi yang memberikan kesempatan bagi para pengusaha global untuk masuk dan berkembang di pasar Indonesia.

LLV Launchpad berlokasi di BSD City, yang merupakan pusat dinamis dari berbagai kegiatan teknologi dan inovasi. Melalui program ini, startup tidak hanya mendapatkan akses langsung ke pasar lokal, tetapi juga dapat mengambil keuntungan dari dukungan dan sumber daya yang disesuaikan untuk mempercepat pertumbuhan mereka.

Chief Transformation Officer Sinar Mas Land Mulyawan Gani, menegaskan bahwa banyak startup lokal telah merasakan manfaat dari dukungan LLV, dan kini pihaknya ingin membuka kesempatan yang sama bagi startup global.

“Kami berharap dapat membawa lebih banyak inovasi dan mendorong perkembangan entrepreneurship di Indonesia melalui LLV Launchpad,” ujar Gani.

Partner Living Lab Ventures Bayu Seto turut menambahkan bahwa LLV percaya pada kekuatan transformasi startup dalam mendorong inovasi.

“LLV Launchpad akan memungkinkan startup global untuk mengakses pasar potensial, mendapatkan bimbingan dari para ahli lokal, dan memanfaatkan sumber daya untuk berkembang di lingkungan yang kompetitif,” tutur Seto.

Program ini menawarkan berbagai manfaat, seperti eksposur langsung ke pasar Indonesia, peluang pendanaan dan investasi, serta kemungkinan untuk berkolaborasi dalam ekosistem Sinar Mas Land. Startup yang tergabung dalam LLV Launchpad juga dapat menikmati lingkungan kolaboratif yang dibangun untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi bersama.

Dengan peluncuran LLV Launchpad, Living Lab Ventures tidak hanya memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam ekosistem startup Indonesia tetapi juga membuka pintu bagi inovasi global untuk berkembang di Asia Tenggara.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Blibli Catat Peningkatan Kinerja di Kuartal Pertama 2024

PT Global Digital Niaga Tbk (GDN), perusahaan yang menaungi platform online marketplace Blibli, mengumumkan peningkatan kinerja keuangan di kuartal pertama 2024. Berdasarkan rilis terbaru, GDN berhasil memperkecil kerugian bersih menjadi Rp691,2 miliar.

Meski masih mencatatkan kerugian, GDN menunjukkan tren positif dengan pengurangan rugi bersih sebesar 21,28% dari tahun sebelumnya. Pendapatan perusahaan naik tajam, didorong oleh strategi diversifikasi produk dan peningkatan efisiensi operasional.

“Kami optimis dengan tren positif ini dan berupaya keras untuk mencapai titik impas pada akhir tahun fiskal,” ujar CEO GDN Kusumo Martanto.

Di tengah persaingan yang ketat, GDN terus berinovasi dengan meluncurkan beberapa inisiatif strategis. Baru-baru ini, mereka mengumumkan kerja sama dengan beberapa merek internasional, serta pengembangan platform baru yang lebih user-friendly untuk meningkatkan pengalaman belanja online. Langkah ini diharapkan akan menarik lebih banyak konsumen dan memperluas cakupan pasar GDN.

Menurut analisis pasar terkini, GDN berada di posisi yang baik untuk memanfaatkan peningkatan aktivitas belanja online di Indonesia. Meskipun menghadapi tantangan makroekonomi seperti inflasi dan penurunan daya beli, adaptasi strategi pemasaran dan promosi yang agresif diharapkan akan memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi kompetisi.

Dalam hal operasional, GDN telah berhasil meningkatkan efisiensi logistik mereka dengan memanfaatkan teknologi terkini. Implementasi sistem otomasi gudang dan penggunaan analitik data besar telah mengoptimalkan distribusi produk dan mempercepat proses pengiriman.

PT Global Digital Niaga Tbk terus menunjukkan adaptabilitas yang kuat dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berubah, dengan harapan untuk tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang di masa depan.

Satukan akun di ekosistem bisnis

Seperti diumumkan dalam milis yang disebarkan ke pelanggan, dalam waktu dekat ekosistem bisnis BELI, meliputi Blibli, tiket.com, dan RANCH akan menggabungkan akun aplikasinya menjadi satu di ekosistem Blibli Tiket. Ini menjadi langkah lanjutan setelah perusahaan mengumumkan merger pada Oktober 2022 lalu.

Sebelumnya Blibi dan Tiket.com sempat integrasikan layanan melalui widget single sign-on. Pengguna tinggal memasukkan kredensial login mereka, seperti nama pengguna dan kata sandi, pada satu halaman untuk mengakses beberapa ekosistem layanan. Widget SSO memampukan pengguna untuk mengakses Tiket.com melalui platform Blibli dengan akun yang sama terdaftar di Blibli.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Vidio Targetkan Peningkatan Jumlah Pelanggan Sampai 8 Juta Menjelang IPO

Menurut laporan dari Bloomberg, Vidio sedang dalam tahap persiapan untuk menggandakan jumlah pelanggan berbayarnya menjadi 8 juta dalam kurun waktu 2-3 tahun mendatang. Upaya ini adalah bagian dari strategi mereka untuk go public atau IPO di pasar yang masih memiliki banyak ruang untuk pertumbuhan.

Vidio, yang dimiliki oleh konglomerat media Indonesia PT Elang Mahkota Teknologi Tbk., juga berencana untuk menggalang dana baru tahun ini yang akan digunakan untuk memperluas layanan streaming-nya. CEO Vidio Sutanto Hartono menyatakan bahwa perusahaan akan melanjutkan rencana IPO setelah kondisi pasar menunjukkan sinyal yang lebih positif.

Sebelumnya pada 2022 lalu Vidio sempat mengumumkan pendanaan $45 juta dari Grup Sinarmas, yakni PT Dian Swastika Sentosa (DSSA) melalui entitas anaknya PT DSST Mas Gemilang (DSST). Investor lain yang turut berpartisipasi, antara lain Grab LA Pte Ltd (Grab), PT Ekonomi Baru Investasi Teknologi (EBIT), entitas anak klub sepak bola Bali United.

Dengan populasi muda lebih dari 270 juta jiwa, Indonesia menjadi salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Asia. Namun, sektor media digital di negara ini masih dalam tahap awal pengembangan. Dominasi televisi terestrial dan penetrasi 5G yang masih rendah menjadi hambatan utama.

Di sisi lain, total pendapatan video online di Indonesia diprediksi akan tumbuh menjadi $2,25 miliar pada tahun 2028 dari $1,3 miliar pada tahun sebelumnya, menurut Media Partners Asia. Sementara itu, dampak ekonomi keseluruhan dari industri film dan televisi di Indonesia diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar $10 miliar pada tahun 2027.

Vidio juga telah mengambil langkah strategis untuk memperluas jangkauan dan pengaruhnya di pasar lokal dengan berfokus pada konten olahraga dan produksi serial orisinal yang menarik, seperti drama berjudul “Ratu Adil”. Perusahaan juga memiliki rencana untuk menarik audiens dari TikTok dengan menawarkan seri yang berdurasi dua hingga tiga menit.

Kesuksesan Vidio dalam menggandakan jumlah pelanggan berbayarnya tidak hanya akan menguntungkan mereka dalam rencana IPO, tetapi juga menandai kemajuan signifikan dalam adaptasi dan pertumbuhan layanan streaming di Indonesia, terutama saat penetrasi 5G mulai meluas di seluruh negeri.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Startup Pembelajaran Bahasa Inggris EduKita Raih Pendanaan Awal

Startup edutech EduKita dikabarkan telah mendapat pendanaan awal (seed). Menurut data yang diinput ke regulator, seperti dikutip dari Alternative.pe, saat ini dana yang berhasil terkumpul senilai $1,75 juta atau setara 28,3 miliar Rupiah. Adapun investor yang turut andil meliputi 500 Southeast Asia, Star Capital, W Ventures, Aldi Haryopratomo, dan beberapa lainnya.

EduKita didirikan sejak tahun 2021 oleh Peter Gumulia dan Sean Widjaja. Sebelum mendirikan startupnya, Peter adalah VP Strategy & Growth di Gopay — ia bekerja saat Aldi menjadi CEO di platform pembayaran digital GoTo tersebut. Sementara Sean sebelumnya menjabat sebagai Head of Strategy & Business Operations untuk Airbnb SEA-India.

Salah satu layanan utama EduKita adalah kursus Bahasa Inggris bersama native sepaker. Mereka memiliki program kelas maupun privat bagi pelajar (usia 5-18 tahun), dan punya program khusus untuk korporasi (B2B). Kurikulum di Edukita berbasis internasional: ACTFL dari Amerika Serikat dan CEFR dari Eropa.

Selain program tersebut, Edukita menyediakan program-program pilihan berbasis internasional lainnya seperti Public Speaking, Book Club, dan Debate.

Dalam wawancara sebelumnya bersama DailySocial.id, Peter mengatakan Edukita hadir sebagai platform pembelajaran daring yang interaktif dengan metode pengajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar anak. Platform ini mengklaim punya konsep kelas yang berbeda dari kelas pada umumnya. Kurikulumnya terbagi antara 80% praktik dan 20% teori, yang mana bertujuan untuk mengajarkan para siswa untuk berpikir kritis.

“Bukan dengan cara tradisional, seperti membaca jurnal riset, tetapi dengan kelas menyenangkan seperti ‘Detective Club’. Kami mengajak siswa mencari petunjuk, menyimpulkan, dan mempresentasikan kasus ini di kelas. Metode ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis hingga menyelesaikan masalah,” tutur Peter.

Peter berpendapat, kebanyakan pembelajaran daring saat ini cenderung membosankan. Hal ini membuat banyak siswa dan orang tua menganggap online learning tidak lebih efektif dari pembelajaran tatap muka. Padahal, salah satu fondasi penting dari online learning adalah peningkatan motivasi belajar anak.

Selain EduKita, sejumlah edtech memiliki fokus pembelajaran bahasa Inggris, di antaranya Cakap, Bahaso, hingga English Academy by Ruangguru.

Platform Manajemen Jejak Karbon Jejakin Dikabarkan Tutup Pendanaan Awal

Startup climate-tech Jejakin dikabarkan telah membukukan pendanaan awal (seed). Menurut data yang telah disetorkan ke regulator, seperti dikutip dari Alternative.pe, nilainya mencapai $2,7 juta atau setara 43,7 miliar Rupiah. Sejumlah investor berpartisipasi di putaran ini, termasuk ITM Group, Indogen Capital, Asia Ventura, Aurum Ventures, SMDV, East Ventures, dan sejumlah perusahaan lokal.

Jejakin telah berdiri sejak tahun 2018, dinakhodai sejumlah co-founder meliputi Arfan Arlanda (CEO), Sudono Salim (Chief Growth), Andreas Djingga (COO), dan Haris Iskandar (Chief Sustainability & Climate Change).

Layanan utama Jejakin adalah platform manajemen karbon. Mereka memiliki tiga produk utama, CarbonIQ sebagai platform penghitungan dan pengelolaan emisi karbon memudahkan pengumpulan data yang diperlukan untuk perjalanan net-zero perusahaan.

CarbonAtlas, sistem pemantauan yang memberi data menyeluruh tentang pengukuran dampak dan analisis lingkungan dari proyek. Dan CarbonSpace, sebuah platform marketplace yang memungkinkan pengguna memilih proyek reboisasi dan karbon terbaik lainnya dari mitra Jejakin.

Di pengujung tahun 2023, Jejakin juga telah menjadi Certified B Corporation™️ untuk mempercepat upaya dekarbonisasi.

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29% dengan usaha sendiri dan 41% dengan bantuan internasional pada tahun 2030, sebagaimana dinyatakan dalam Nationally Determined Contribution (NDC) kepada Perjanjian Paris. Atas dasar ini, pemerintah juga mendorong sektor swasta berpartisipasi aktif – sehingga memaksa setiap perusahaan untuk melakukan pengukuran dan efisiensi jejak karbon.

Ini menjadi kesempatan bagi Jejakin dan pemain serupa untuk menghadirkan solusi – terlebih dengan memanfaatkan teknologi, prosesnya bisa menjadi lebih cepat dan terukur. Selain Jejakin, di Indonesia sudah ada beberapa pemain serupa, misalnya Fairatmos, Envmission, dan beberapa lainnya.

Faritamos sendiri pada akhir 2022 mengumumkan pendanaan $4,5 juta dipimpin Go-Ventures dan anak usaha Toba Bara Sejahtera, didukung Vertex Ventures dan sejumlah angel investor.

Microsoft Siapkan Investasi 27 Triliun Rupiah untuk Kembangkan Cloud dan AI di Indonesia

Setelah disambangi CEO Apple Tim Cook di pertengahan April, Indonesia kembali kedatangan pesohor teknologi global. Di Microsoft Build: AI Day 2024 di Jakarta, CEO dan Chairman Microsoft Satya Nadella mengumumkan investasi $1,7 miliar (lebih dari 27 triliun Rupiah) untuk mengembangkan solusi cloud dan AI di Indonesia, dalam bentuk infrastruktur Azure lokal yang sudah dilengkapi API OpenAI, pelatihan skill Artificial Intelligence (AI) untuk umum, dan ketersediaan perangkat pendukung untuk para pengembang.

Nilai ini diklaim sebagai investasi terbesar selama kehadiran operasional Microsoft di Indonesia.

Satya mengatakan, “Generasi baru AI ini mengubah cara hidup dan bekerja setiap orang di mana pun, termasuk di Indonesia. Investasi yang kami umumkan hari ini – yang mencakup infrastruktur digital, keterampilan, dan dukungan bagi para developer – akan membantu Indonesia untuk terus melaju di era baru ini.”

Selain menghadiri rangkaian acara ini, Nadella di pagi harinya juga menyambangi Presiden Joko Widodo untuk menjajaki potensi pengembangan solusi bersama pemerintah yang berpusat pada AI.

Budi Arie Setiadi, Menteri Komunikasi dan Informatika, menekankan bagaimana kemitraan Indonesia dengan Microsoft sangat penting untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.

“Kolaborasi Indonesia dan Microsoft di bidang AI selaras dengan aspirasi kita untuk menciptakan masa depan yang didorong oleh inovasi digital. Saya yakin kemitraan ini akan membuka cakrawala baru bagi Indonesia, yakni melihat bangsa ini tidak hanya sebagai pengguna teknologi, tetapi juga sebagai pengembang teknologi yang strategis dalam rantai pasok global,” ujarnya.

Sebagai bagian komitmen ini, Microsoft akan memberikan pelatihan keterampilan dasar bagi 2,5 juta orang di Asia Tenggara hingga setahun ke depan, termasuk 840 ribu di Indonesia.

Implementasinya dapat berbentuk:

  • Pelatihan keterampilan AI kepada siswa sekolah menengah kejuruan melalui program AI TEACH for Indonesia
  • Peluang dan dukungan untuk membangun karier di bidang keamanan siber bagi perempuan melalui program Ready4AI&Security
  • Pelatihan kefasihan AI untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan kerja bagi generasi muda dari komunitas yang kurang terlayani dan kurang terwakili
  • Pengetahuan dan keterampilan di bidang AI dan teknologi digital untuk karyawan organisasi nirlaba.

Dharma Simorangkir, Presiden Direktur Microsoft Indonesia, mengatakan, “Investasi kami menjadi tonggak pencapaian baru bagi lanskap digital Indonesia. Selaras dengan visi nasional Indonesia di bidang kecakapan digital, kami bertujuan memberdayakan masyarakat Indonesia dengan infrastruktur dan keterampilan yang dibutuhkan di era AI. Ini adalah langkah penting untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat talenta dan inovasi digital.”

Di ajang tersebut juga ditunjukkan beberapa solusi AI yang dikembangkan bersama Microsoft, termasuk pengembangan chatbot BRI Sabrina, chatbot eFishery Mas Ahya yang bisa mengakomodir sejumlah bahasa daerah, dan solusi teknologi Arabic Braille Converter oleh Yayasan Mitra Netra untuk membantu mengonversi teks Arab berhuruf harakat dalam format gambar ke Unicode Arab.