UpBanx Luncurkan UpThinx, Platform AI untuk Copywriting

PT UpBanx Global Indonesia meluncurkan UpThinx, platform berbasis AI untuk mempermudah proses copywriting dan ideation untuk para kreator, influencer, brand, agensi, freelancer, dan para profesional di industri kreatif.

Platform ini diluncurkan karena di era sekarang kehadiran digital sangat penting untuk brand dalam memasarkan produk mereka. Agensi kreatif dan media sosial juga semakin marak, ditambah kreator individual di platform-platform seperti Instagram, YouTube, LinkedIn, dan TikTok yang jumlahnya terus meningkat.

Setiap pekerja kreatif ini memiliki identitas sendiri-sendiri yang dapat membedakan mereka dari kompetitornya. Melihat kesempatan tersebut, UpBanx meluncurkan tools untuk membantu mereka membuat berbagai konten caption Instagram, judul video YouTube, ide topik LinkedIn, outline blog, dan teks iklan Facebook.

“Selama satu tahun terakhir, UpBanx telah menggunakan AI untuk meningkatkan kelayakan kredit dalam ekonomi kreatif menggunakan data non-tradisional, seperti pendapatan iklan dan metrik-metrik engagement, yang memungkinkan akses ke pendanaan untuk ribuan individu dan bisnis yang sebelumnya dianggap unbankable,” terang Founder dan CEO UpBanx Wafa Taftazani dalam keterangan resmi, kemarin (15/5).

Ia melanjutkan, “Dengan UpThinx, UpBanx membawa misi ini selangkah lebih maju dengan menggunakan AI untuk meningkatkan produktivitas dan aksesibilitas dalam ekonomi kreatif, yang kami percaya akan menciptakan sebuah positive feedback loop yang akan memberdayakan sektor ini secara keseluruhan.”

Dijelaskan lebih lanjut, UpThinx menggunakan AI untuk menghasilkan berbagai macam konten berkualitas tinggi dalam hitungan detik, dengan optimasi SEO yang sudah terintegrasi. Kreator cukup memasukkan informasi untuk brief, seperti topik, detail produk, dan target audiens.

Setelah itu, UpThinx akan memberikan konten yang sudah teroptimalisasi dan terpersonalisasi. Platform ini juga akan memberikan rekomendasi agar konten yang dihasilkan mudah dibaca, jelas, dan sesuai dengan tone dan style dari kreator.

UpThinx hadir dengan beragam template siap pakai untuk memenuhi keperluan konten, mulai dari media sosial, blog, hingga email perusahaan. Kelebihan lainnya: meningkatkan efisiensi pekerjaan dan hemat waktu dengan menyediakan solusi yang hemat biaya bagi pekerja kreatif, serta secara signifikan meningkatkan daya output produksi para pelaku kreatif untuk mempermudah proses pencarian ide dan memulainya pembuatan konten.

Menurut Wafa, ke depannya produk ini akan terus mengembangkan jenis konten yang bisa di produksi dan meningkatkan kualitasnya. Rencananya, perusahaan akan menambahkan tambahan pembaruan, seperti integrasi dengan analitik tren real-time agar konten yang diproduksi lewat UpThinx relevan dan tepat waktu. Juga, penggunaan insight produktivitas dan efisiensi dari UpThinx untuk mempermudah akses pendanaan dari UpBanx.

Dalam menawarkan platform tersebut, UpThinx memberikan dua pilihan paket berlangganan: Personal dan Productive, masing-masing memberikan fasilitas sesuai dengan kebutuhan kreator individu atau tim.

Perkembangan UpBanx

UpBanx sendiri baru dirilis ke publik tepat satu tahun yang lalu, menawarkan konsep sebagai platform fintech untuk kreator, mulai dari transfer dana, earning (deposito dan funding), dan pembiayaan untuk kreator. Perusahaan bekerja sama dengan Modal Rakyat dan KoinWorks dalam menyediakan solusi-solusi tersebut.

Sebelum dirilis ke publik, startup ini melewati fase stealth selama setahun. Dalam pengembangannya, UpBanx telah didukung oleh jajaran investor dan angel investor. Nama-namanya adalah Y Combinator, Alpha JWC Ventures, Alto Partners Multi-Family Office, Number Capital, UBI Capital, Raffi Ahmad dan Nagita Slavina.

Kemudian, jaringan kreator Collab Asia dan DRM (Digital Rantai Maya), dan sejumlah angel investor ternama. Termasuk di jajaran angel investor ini adalah Melvin Hade (Partner GFC), Hendra Kwik (CEO Fazz Financial), Hendoko Kwik (CEO Modal Rakyat), Budi Handoko (CEO Shipper), dan Arya Setiadharma (CEO Prasetia Dwidharma).

Application Information Will Show Up Here

Inovasi Alibaba Menjawab Potensi AI Generatif

AI generatif merupakan salah satu jenis teknologi kecerdasan buatan yang dapat menghasilkan berbagai jenis konten antara lain teks, citra, audio, dan data sintetik. Tren AI generatif kini semakin terdorong karena didorong oleh ramahnya tampilan UI/UX sehingga memudahkan pengguna baru untuk membuat teks, grafik, dan video berkualitas tinggi dalam hitungan detik.

AI generatif sangat menjanjikan dalam segala hal, terutama dalam digital marketing karena perusahaan dapat dengan mudah menciptakan konten marketing yang baru dan unik. Dalam proses analisis data, algoritma pada AI generatif akan melatih diri mereka untuk menghasilkan konten yang lebih akurat dan sesuai dengan data konsumen yang dimiliki perusahaan.

Itu baru bicara satu pekerjaan yang terbantu, masih banyak potensi menjanjikan lainnya untuk pekerjaan lainnya. Topik ini menjadi salah satu yang diangkat oleh Joe Tsai, Executive Vice Chairman Alibaba Group, dalam paparannya di hari pertama BEYOND EXPO 2023 yang digelar pada hari ini (10/5).

Menurutnya, sejak ChatGPT mempopulerkan AI generatif pada tahun lalu, membuka mata pada dunia bahwa ini akan mengubah cara industri kreatif membuat konten dan memainkan faktor penting ke depannya. “Salah satu industri yang berubah karena inovasi ini adalah hiburan digital,” kata Tsai.

Inovasi dari Alibaba untuk permudah industri hiburan digital dapat lebih efisien dengan menghasilkan konten terbaik adalah menghadirkan Zreal Studio. Produk ini berada di bawah unit divisi Digital and Media Entertainment Group. Belum banyak informasi yang bisa didapatkan terkait ini di internet.

Tsai bilang, teknologi yang dibangun Zreal Studio ini mampu membuat digital artist dengan karakter sesuai keinginan (Artificial Intelligence Generated Content/AIGC). Ia mendemonstrasikan iklan yang menampilkan artis buatan bernama Leah.

“Dengan digitalisasi, kita dapat menyatukan olahraga yang sangat Amerika, seperti baseball, dengan seseorang [aktris AI Leah] yang dibuat dalam citra aktris Tiongkok. Kemudian kita dapat menggabungkan keduanya menjadi semacam adegan Tiongkok-Amerika dalam mempromosikan bisbol Liga Utama.”

Tak hanya itu, dia juga menunjukkan bagaimana layar LED canggih dapat secara signifikan memangkas ruang yang dibutuhkan untuk syuting film dan menyederhanakan logistik pengoperasiannya. Biasanya secara tradisional sebuah studio film untuk membuat hal yang serupa rata-rata butuh waktu satu bulan. Akan tetapi dengan AI generatif waktunya dipangkas hingga tiga minggu menjadi satu minggu saja. “Karena digitalisasi gambar bisa lebih cepat dan bisa menjadi aset digital buat perusahaan.”

Ia melanjutkan, “dengan panel LED, kami dapat membuat studio dengan ruang yang sangat kecil. Kami memiliki studio di Beijing seluas sekitar 2.000 meter persegi yang dapat menangani semuanya. Kami memiliki ratusan ribu adegan yang Anda buat sebelumnya dan tampilkan di layar. Itu membuat syuting film menjadi sangat mudah, jadi Anda tidak perlu pergi ke berbagai lokasi film.”

Dilanjutkan dengan diskusi panel, selain Tsai, bergabung pula Jin Liqun (President dan Chairman, Asian Infrastructure Investment Bank), Andrew Sheng (Chief Consultant with China Banking & Insurance Regulatory Commission), dan Kishore Mahbubani (mantan Presiden Dewan Keamanan PBB).

Topik AI generatif kembali dibahas dalam diskusi dengan tema besar “What’s Next” tersebut. Dari sekian banyak kekhawatiran dari kehadiran AI dan produk turunannya karena secara filosofis dapat memisahkan manusia dengan ikatan fisik sebagai makhluk sosial. Tak heran, wacara berbagai pekerjaan dapat terganti oleh robot belakangan semakin kencang.

Tsai justru berpendapat ia tidak sepenuhnya sepakat dengan kekhawatiran tersebut. Mau bagaimanapun peran manusia dalam kehidupan nyata itu tidak tergantikan. Otak manusia lebih unggul dari robot karena memiliki miliaran neuron yang bisa berkomunikasi dengan triliunan koneksi.

“Jangan pernah lupa bahwa kita benar-benar perlu berbicara satu sama lain secara fisik. Intinya, apa yang kita lihat hari ini adalah perceraian, di mana Anda saling mengirim email. Mungkin Anda menggunakan cara pertama yang lebih baik untuk menjelaskan mengapa Anda tidak setuju.”

Ia melanjutkan, “Tetapi implikasi fisiknya sangat besar. Kita bisa memecahkan banyak hal melalui imajinasi. Tetapi jika kita tidak berhati-hati, imajinasi yang terdistorsi dapat benar-benar menyebabkan dunia nyata berada dalam ketidakseimbangan yang serius.”

Kompetitor ChatGPT

Pada bulan lalu, Alibaba meluncurkan produk sejenis ChatGPT yang disebut Tongyi Qianwen, menyusul perusahaan teknologi raksasa lainnya yang juga memperkenalkan chatbot AI generatif buatan mereka sendiri.

Mengutip dari BBC, Tongyi Qianwen secara kasar diterjemahkan sebagai “mencari jawaban dengan mengajukan seribu pertanyaan”. Belum ada versi Bahasa Inggris dari produk tersebut.

“Kami berada pada momen penentuan teknologi yang didorong oleh AI generatif dan komputasi awan,” kata Chairman dan Chief Executive Alibaba Daniel Zhang.

Disebutkan, Tongyi Qianwen mampu bekerja dalam bahasa Inggris dan Tiongkok, rencana awalnya akan ditambahkan ke DingTalk, aplikasi messaging milik Alibaba. Tongyi Qianwen dapat melakukan sejumlah tugas, termasuk mengubah percakapan dalam rapat menjadi catatan tertulis, menulis email dan menyusun proposal bisnis. Integrasi berikutnya akan disematkan ke dalam Tmall Genie, yang mirip dengan asisten suara Alexa dari Amazon.

Pada awal tahun ini, Alibaba DAMO Academy (DAMO) memaparkan prakiraan tahunannya tentang tren teknologi terkemuka yang dapat membentuk banyak industri di tahun-tahun mendatang. Di antara tren teknologi terkemuka, AI generatif telah memperoleh daya tarik yang cukup besar.

Diharapkan inovasi ini membuat langkah lebih lanjut dengan aplikasinya yang terus berkembang untuk mengubah cara konten digital diproduksi. Dibantu oleh kemajuan teknologi di masa depan dan pengurangan biaya, AI generatif akan menjadi teknologi inklusif yang secara signifikan dapat meningkatkan variasi, kreativitas, dan efisiensi pembuatan konten, menurut DAMO.

“Dalam tiga tahun ke depan, kita akan melihat model bisnis muncul dan ekosistem menjadi matang karena AI Generatif dipasarkan secara luas. Model AI generatif akan lebih interaktif, aman, dan cerdas, membantu manusia menyelesaikan berbagai pekerjaan kreatif,” tulis laporan tersebut.

*) DailySocial.id merupakan media partner dari BEYOND EXPO 2023

Aplikasi Peringkas Berita “KeTitik” Papar Strategi untuk Capai 1 Juta Pengguna

Personalisasi bukan hanya diminati dalam sektor jasa saja, tetapi juga pencarian informasi hingga berita. Konten berita yang dipersonalisasi semakin populer dalam beberapa tahun terakhir karena banyak orang kini mencari dan informasi yang disesuaikan dengan minat dan preferensi pengguna.

Konsep konten berita yang dipersonalisasi mengacu pada kemampuan untuk menyesuaikan umpan berita dan rekomendasi berdasarkan perilaku pengguna sebelumnya, demografi, dan preferensi. Munculnya media digital telah mempermudah penyediaan konten berita yang dipersonalisasi kepada pembaca.

Meluncur pada 2022 lalu, KeTitik menghadirkan ringkasan berita terverifikasi dalam waktu kurang dari 60 kata dengan tampilan UI/UX yang mudah dikenali, seperti TikTok atau Instagram Reels. Baru-baru ini KeTitik juga telah melakukan rebranding logo baru mereka.

Kepada DailySocial.id, Co-Founder KeTitik Dannis Joseph memaparkan tentang pengembangan platform, strategi monetisasi, dan rencana penggalangan dana untuk mencapai target satu juta pengguna tahun ini.

Memanfaatkan AI

Dengan 280 juta populasi dan penetrasi internet mencapai 77%, Indonesia disebut sebagai negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Platform media sosial, seperti WhatsApp, YouTube, Facebook, dan Instagram sangat populer di kalangan pengguna Indonesia, dengan 68% orang Indonesia mendapatkan berita dari platform media sosial, meningkat 4% dari tahun lalu.

Sebagian besar masyarakat Indonesia (83%) kebanyakan menggunakan smartphone mereka untuk mendapatkan berita, di mana penggunaan laptop berkurang sebanyak 8%. Melihat tren tersebut, KeTitik meluncurkan aplikasi konten berita format pendek yang dipersonalisasi. Aplikasi ini memberikan ringkasan berita terverifikasi dalam waktu kurang dari 60 kata dalam UI/UX yang sudah dikenal, seperti TikTok atau Instagram Reels.

“Kami tetap menjaga ruang lingkup kolaborasi dengan semua platform media tetap terbuka. Kami tidak mengambil pengguna dari platform apa pun, justru kami akan menambahkannya. Kemitraan tersebut membuka pintu bagi kami untuk dapat menyediakan rangkaian konten terbaik bagi pengguna,” katanya.

KeTitik dibangun untuk dapat memecahkan beberapa masalah dalam pemrosesan akses berita. Timnya menggunakan teknologi AI untuk meringkas artikel panjang dari sumber berita terverifikasi dan juga media sosial. Ringkasan ini selanjutnya disempurnakan kembali agar layak baca. Sebanyak 50% berita KeTitik diringkas oleh AI dan sisanya dikerjakan oleh tim editorial internal.

Adapun, tim editorial KeTitik memiliki berbagai pengalaman sebelumnya di media dan startup. “Tim redaksi kami memastikan ringkasan berita dibuat hanya dari sumber yang kredibel saja. Selain itu, kami juga telah membangun teknologi kami sendiri yang menandai bahasa kasar, tata bahasa, dan menilai performa setiap ringkasan,” kata Dannis.

Dengan menghadirkan berita dan artikel kepada pengguna yang mungkin belum pernah mereka temui, konten berita yang dipersonalisasi dapat menantang praduga dan membantu orang untuk memahami masalah kompleks dari berbagai sudut.

Monetisasi dan penggalangan dana

KeTitik akan mulai menggunakan model iklan terintegrasi dengan berbagai brand sebagai strategi monetisasinya. Iklan ini ditempatkan agar tidak mengganggu tampilan layar pengguna sehingga memberikan pengalaman membaca berita yang nyaman, enak dipandang, informatif, sekaligus menarik. Saat ini, KeTitik memiliki 100 ribu pengguna dan menargetkan untuk merangkul satu juta lebih pengguna pada akhir Desember 2023.

Menurut Dannis, salah satu manfaat utama konten berita yang dipersonalisasi adalah penghematan waktu dan tenaga bagi pembaca dalam mencari artikel dan cerita yang relevan dengan minat mereka. Pembaca dapat menyaring informasi untuk menemukan cerita paling menarik atau penting dengan dukungan algoritme dan machine learning di platform KeTitik.

“Kami ingin membangun platform untuk dekade berikutnya. Bagi platform media, penting bagi pengguna untuk menyukai kontennya, tidak perlu mempertanyakan kebenaran konten dan pada akhirnya [mereka] merasa menghabiskan waktu di platform [KeTiTik] sepadan dengan waktu mereka. Tujuan pertama kami adalah menjadikan KeTitik sebagai platform pilihan bagi pengguna kami untuk menggunakannya secara rutin setiap hari,” kata Dannis.

Tahun lalu, KeTitik telah memperoleh pendanaan pra-awal yang disuntik oleh Evy Harjono (HiApp) dan sejumlah angel investor dari Flip, Moengage, Trusting Social, Chope, dan Brick. KeTitik berencana untuk melakukan penggalangan dana putaran awal (seed) pada kuartal IV 2023.

“Kami telah menolak beberapa penawaran dari angel investor karena kami tidak yakin dengan keselarasan jangka panjang mereka dengan tujuan yang telah kami mulai dengan misi kami.” Tutup Dannis.

Application Information Will Show Up Here

DIA – Asisten Pintar untuk AI Email Marketing, Pertama di Indonesia

Dalam era teknologi yang semakin maju, Artificial Intelligence (AI) dan machine learning telah menjadi topik yang sering dibicarakan. Tidak terkecuali bagi para email marketer yang ingin memanfaatkan kecerdasan buatan untuk meningkatkan kinerja kampanye email marketing mereka. Untuk itu, MTARGET, sebuah perusahaan penyedia layanan email marketing terkemuka di Indonesia meluncurkan Digital Intelligence Assistant (DIA) yang merupakan asisten penulisan email pintar bertenaga OpenAI pertama di Indonesia.

DIA adalah sebuah perwujudan dari Email with AI yang diterapkan pada sistem email composing, yang akan memudahkan pengguna dalam penulisan email marketing. Pengguna cukup menuliskan prompt (perintah), yang berisikan garis besar atau pokok pembahasan email, untuk kemudian selanjutnya DIA akan mulai menyusun kalimat demi kalimat sesuai dengan prompt tersebut menggunakan sistem kecerdasan buatan yang tertanam di dalamnya.

Dalam dashboard, pengguna dapat menemukan DIA pada kolom Subject dan Preheader dengan ikon yang bertuliskan “AI Assistant”. Tak hanya itu, DIA juga memiliki kemampuan untuk menulis isi email pada opsi Text Component. Pengguna dapat memilih berbagai contoh prompt email, atau melakukan kustomisasi prompt sesuai dengan kebutuhan. Tak perlu khawatir, jika hasil penulisannya belum sesuai harapan, pengguna juga dapat dengan mudah memerintahkan ulang, atau mengedit penulisan buatan sistem pintar ini.

Pemanfaatan teknologi AI email marketing seperti DIA menjadi semakin relevan di era ini. Kisah sukses seperti misalnya dari entitas Hotel Chocolat, yang telah memanfaatkan teknologi AI dalam email marketing mengklaim berhasil menurunkan tingkat unsubscribe hingga 40% dan peningkatan revenue hingga 25%. Hal itu mendorong keyakinan bahwa teknologi AI akan bernilai hingga US$118,6 miliar di tahun 2025 mendatang.

Dengan DIA, pengguna dapat menghemat banyak waktu dan tenaga dalam menyusun konten email marketing yang efektif. Tentu saja ini merupakan solusi terbaik ketika pengguna diharuskan untuk membangun sebuah konten email dengan waktu yang terbatas.

Ingin mengenal teknologi DIA lebih lanjut? Anda dapat kunjungi halaman request demo di sini.

Artikel ini didukung oleh MTARGET.

Untukmu AI dan D3 Labs, Berkenalan dengan Dua Startup Besutan Eks-Petinggi Tokocrypto

Setelah Binance mengambil alih Tokocrpto pada akhir tahun lalu, berdampak pada hengkangnya para petinggi dan pemangkasan jumlah karyawan. Kini mantan eksekutif Tokocrypto melanjutkan perjalanannya di dunia Web3 dengan mendirikan startup baru.

Menurut pantauan DailySocial.id, Co-Founder Tokocrypto Pang Xue Kai mendirikan Untukmu AI, sementara Co-Founder yang lain, Teguh Kurniawan Harmanda, menjadi advisor untuk startup baru D3 Labs. Kedua startup sama-sama sudah beroperasi tahun ini.

Untukmu AI

Kai mendirikan Untukmu AI untuk mendigitalkan proses pemberian hadiah (gifting) dengan cara yang lebih efisien dan modern ditenagai oleh AI. Rencananya Untukmu AI akan meresmikan kehadirannya pada 17 April 2023.

Dalam situsnya, dijelaskan melalui aplikasi Untukmu AI, dengan bantuan asisten AI bernama Dewi, pengguna akan dibantu dalam penjadwalan pemberian hadiah secara otomatis, hingga personalisasi hadiah untuk berbagai kebutuhan. Bahkan, memungkinkan seseorang memberi hadiah secara anonim dan patungan dengan beberapa teman untuk seseorang yang spesial.

Untukmu AI

Perusahaan mengembangkan mesin rekomendasi hadiah dinamis berbasis data yang beradaptasi dengan perubahan tren, memahami perubahan minat, dan mencari merek baru yang paling cocok untuk seseorang atau acara spesial.

Selain Pang sebagai co-founder, terdapat jajaran nama lainnya di Untukmu, di antaranya Estelle Van Der Linden, Oceane Alagia, Cory Xuecong Pang, dan Muhammad Wendy Taufiq. Dua nama terakhir adalah eks-karyawan di Tokocrypto.

Sebelumnya, solusi yang sama juga ditawarkan oleh Yippy yang menempatkan dirinya sebagai gifting as a service yang menyasar korporasi sebagai target pengguna yang ingin mendistribusikan hadiah ke karyawan internal dan klien dari korporasi tersebut.

Selanjutnya, juga ada Tada yang menghadirkan Tada Gifting dengan target pengguna yang sama. Nilai tambah yang ditawarkan adalah, klien hanya hanya perlu membayar hadiah yang di-redeem saja sehingga pemberian hadiah dapat lebih terencana dan terukur.

D3 Labs

Adapun D3 Labs memiliki visi untuk menyederhanakan dan memberdayakan sektor keuangan melalui adopsi blockchain demi memberikan manfaat yang maksimal bagi konsumen. Blockchain diyakini membuat automasi transaksi keuangan dan kebutuhan perantara dapat dihilangkan, sehingga mampu mengurangi waktu dan biaya terkait proses keuangan tradisional.

D3 Labs

Mengutip dari Antara, salah satu penawaran utama dari D3 Labs adalah menyediakan sistem programmable money berbasis blockchain. Platform ini memungkinkan individu dan bisnis untuk mengirim dan menerima pembayaran dengan cepat, aman, dan biaya rendah, untuk siapa saja, kapan saja, dan di mana saja tanpa batasan apapun.

Solusi hadir karena platform tersebut dibangun di atas jaringan terdesentralisasi yang menghilangkan kebutuhan akan perantara untuk membuat transaksi lebih cepat, lebih murah, dan lebih transparan.

“Teknologi blockchain berpotensi merevolusi sektor keuangan di Indonesia, menjadikan layanan keuangan lebih mudah diakses, efisien, dan aman untuk bisnis dan individu,” ucap CEO D3 Labs Chung Ying Lai yang sebelumnya pernah menjadi Chief Strategy Officer Tokocrypto.

Dikutip secara terpisah, melalui laman LinkedIn D3 Labs, Chung Ying menjelaskan programmable money diperlukan karena saat ini dunia sedang bergerak menuju ekonomi digital. Programmable money memiliki potensi untuk merevolusi industri keuangan, menjadi solusi untuk menyederhanakan proses sistem dan layanan finansial.

DailySocial.id juga menemukan sejumlah eks-karyawan Tokocrypto yang bergabung dalam startup tersebut.

Tak hanya D3 Labs, Manda, panggilan akrab Teguh, kini menempati posisi strategis untuk startup Aruvana sebagai Business Advisor. Aruvana adalah startup yang mengembangkan produk kustomisasi berbasis AR/VR untuk industri kesehatan, keinsinyuran, dan alat berat.

Disclosure: DS/X Ventures (bagian DailySocial Group) merupakan salah satu investor D3 Labs

DailySocial.id Luncurkan StartGPT yang Menyajikan Data Lengkap Tentang Startup Indonesia Lewat Bantuan AI

Banyak orang meyakini tahun 2023 adalah tahun di mana era penerapan AI (Artificial Intelligence) di tengah komunitas kehidupan bermasyarakat dimulai. Seperti kata Bill Gates yang pernah berujar bahwa teknologi AI bisa mengubah dunia kita. Pun dengan mayoritas para pemimpin perusahaan teknologi juga percaya bahwa AI akan mendorong inovasi berkelanjutan di masa depan. Begitu pula kami di DailySocial.id, AI menjadi perhatian khusus bagi tim pengembang kami, dan kami yakin inilah saat yang tepat untuk diumumkan kepada Anda semua. Untuk itu perkenalkan: StartGPT.

StartGPT adalah platform berbasis kecerdasan buatan yang dirancang untuk menyediakan informasi yang akurat dan faktual tentang startup di Indonesia. Platform ini dirancang untuk membantu para pengusaha, investor, dan startup enthusiast agar tetap terkini dengan data dan tren terkait ekosistem startup di Indonesia.

StartGPT menawarkan kecerdasan analisa dan penyuguhan data yang faktual, cepat, dan tentunya tepercaya. Misalnya, pengguna dapat menggunakan platform ini untuk mengetahui berapa banyak startup yang diluncurkan di Indonesia pada tahun 2020, serta jumlah startup yang telah mencapai pendanaan seri A pada tahun yang sama.

Dengan StartGPT, pengguna dapat mengakses banyak informasi tentang startup, termasuk model bisnis, sumber pendanaan, dan tren pasar. Platform ini juga memberikan wawasan kepada pengguna mengenai ekosistem startup di Indonesia, seperti investor yang paling aktif dan sektor yang paling menjanjikan untuk investasi.

StartGPT adalah alat yang penting bagi siapa saja yang ingin tetap berada di tengah denah ekosistem startup yang berkembang pesat di Indonesia. Baik Anda seorang pengusaha yang ingin meluncurkan startup baru atau seorang investor yang mencari peluang investasi yang menjanjikan, StartGPT dapat memberikan wawasan dan informasi yang Anda butuhkan untuk berhasil.

Secara keseluruhan, StartGPT adalah sumber daya yang berharga bagi siapa saja yang tertarik dengan ekosistem startup di Indonesia. Dengan data dan wawasan yang komprehensif, platform ini dapat membantu pengguna tetap up-to-date dengan tren dan perkembangan terbaru di dunia startup Indonesia, sehingga menjadikannya alat yang penting bagi pengusaha, investor, dan penggemar startup. Anda bisa mengakses StartGPT dalam pikiran Anda.

In reality, kami punya data Startup terupdate di Startup.id, sebuah platform database startup Indonesia yang berisikan informasi paling komprehensif dari ekosistem startup di Indonesia – yang tentunya platform ini dikembangkan langsung oleh talenta-talenta terbaik kami. Happy April Fool’s Day 😉

Alodokter Perkenalkan Asisten Telekonsultasi Virtual “Alni”

Startup healthtech Alodokter memperkenalkan asisten virtual berbasis AI “Alni” untuk membantu dokter memberikan analisis dan diagnosis terhadap keluhan penyakit pasien. Alni memiliki kemampuan untuk memahami konteks pertanyaan pasien sehingga mempermudah telekonsultasi melalui aplikasi Alodokter.

Chief Medical Officer Alodokter Louise Hewitt menjelaskan, perusahaan memahami pentingnya inovasi baru guna meningkatkan pengalaman pelanggan dan membawa interaksi pada plattform Alodokter ke level selanjutnya. “Alodokter mengembangkan Alni sebagai clinical decision tool yang mampu berinteraksi dengan pasien terkait kondisi kesehatan, sebagai langkah awal konsultasi dan membantu alur kerja dokter dalam penanganan pasien,” terangnya dalam keterangan resmi, Jumat (24/2).

Hewitt mengibaratkan Alni seperti ChatGPT, chatbot berbasis AI yang mampu melakukan percakapan dan memberikan jawaban terhadap kebutuhan pertanyaan penggunanya. Saat ini, Alni baru tersedia khusus untuk layanan telekonsultasi.

Alni menggunakan teknologi Natural Language Processing (NLP) sehingga dapat memahami bahasa sehari-hari dan membedakan puluhan ribu kondisi medis. Alni juga didukung dengan algoritma dan kumpulan data raksasa interaksi percakapan pasien dengan dokter di ekosistem Alodokter.

“Dengan kecanggihan ini, Alni mampu berdialog dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritikal mengenai kesehatan pasien baik gejala dan kondisi untuk memahami dan melakukan penilaian medis yang mendalam.”

Tak sekadar berdialog, Alni disebut memiliki keterampilan kognitif untuk menentukan tingkat risiko pasien dari minor hingga mendesak. Ini adalah hasil aspek pemrograman Alni yang berfokus pada pemilihan algoritma yang tepat untuk mencapai hasil akurat dan lebih lanjut diverifikasi oleh dokter. Alodokter memastikan setiap percakapan di Alni yang berisi data sensitif pasien, disimpan dan dianalisis dengan aman.

Pasien dapat berinteraksi dengan sistem perawatan kesehatan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan medisnya. Alni memastikan pasien dapat mengambil diagnosisnya berdasarkan gejala yang diberikan lewat antarmuka yang kompatibel dengan bahasa manusia, serta mendukung pasien membuat janji temu dengan dokter atau klinik pilihan, semua diverifikasi oleh dokter.

“Sejauh ini Alni memiliki rekam jejak yang sangat baik dalam beberapa tahun terakhir, di mana kami berhasil meningkatkan akurasi prosedur medis secara signifikan. Tingkat kepuasan pasien meningkat 15% saat menggunakan Alni dibandingkan konsultasi tanpa asisten ini, dan 100% dokter bekerja lebih efisien dalam memberikan perawatan medis kepada pasien.”

Hewitt melanjutkan, kehadiran Alni memberikan tambahan fitur yang sudah dihadirkan perusahaan, yakni kemudahan telekonsultasi dengan dokter, buat janji dokter atau mencari rumah sakit pilihan, belanja kebutuhan kesehatan, akses untuk artikel-artikel kesehatan, dan proteksi kesehatan bersama Aloproteksi.

Inovasi lainnya

Tak hanya inovasi untuk konsumen akhir, sebelumnya Alodokter juga meluncurkan layanan kuliah online Alomedika eCourse untuk para dokter pada September 2022. Platform ini diklaim telah diakui oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai kursus online resmi. Diketahui, platform komunitas Alomedika hadir sejak 2019 bagi para dokter untuk mengakses pengetahuan, informasi, dan tren terkini seputar dunia medis.

Alomedika eCourse masuk dalam kategori program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB). Dokter peserta akan memperoleh SKP jika menyelesaikan modul. SKP diperlukan untuk memperoleh Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai syarat perpanjang Surat Izin Praktik (SIP) dokter.

Seluruh poin SKP beserta sertifikat akan otomatis tersimpan pada akun pengguna dan dapat diunduh. Alomedika eCourse membekali pre-test dan post-test di awal dan akhir modul. Selain itu, modul-modul tersebut akan dipandu oleh para dokter senior dari seluruh spesialis dan cabang ilmu kedokteran.

Didirikan sejak 2014, Alodokter adalah platform kesehatan digital nomor satu di Indonesia dengan lebih dari 30 juta pengguna aktif setiap bulannya, serta lebih dari 80.000 dokter yang bergabung.

5 Aplikasi Edit Make Up Pengantin Viral dan Cara Menggunakannya 2023

Baru-baru ini banyak orang yang ramai memposting video mereka dengan memakai make up dan baju pengantin lengkap di TikTok. Bahkan tren #editfotopengantin ini terpantau sudah mencapai 27 juta lebih tayangan di TikTok.

Meski terlihat sangat mirip seperti asli, namun video tersebut ternyata hanyalah sebuah editan. Sebab, mereka mengedit video mereka seolah menjadi pengantin menggunakan aplikasi Tempo.

Aplikasi Tempo adalah aplikasi edit video musik menggunakan fitur transisi. Dengan aplikasi ini, kamu bisa membuat dirimu seolah menggunakan berbagai pakaian adat pernikahan lengkap dengan riasannya dengan cara yang mudah.

Lantas, bagaimana cara menggunakannya? Simak langkah-langkahnya dalam artikel ini.

Cara Edit Make Up Pengantin Menggunakan Aplikasi Tempo

  1. Pertama, unduh aplikasi Tempo – Face Swap Video Editor di Play Store atau App Store.
  2. Setelah diunduh dan di-install, buka aplikasi Tempo lalu ketik “Bride” di kolom pencarian.
  3. Pilih template Become a bride untuk bisa melakukan edit make up pengantin secara gratis. Kamu juga bisa berlangganan agar dapat menggunakan template pengantin lainnya di kategori AI Face.
  4. Klik Use untuk menggunakannya.
  5. Setelah itu, unggah satu foto selfie yang menampakkan wajahmu dengan jelas. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, usahakan foto yang kamu unggah tidak menggunakan kacamata atau aksesori lain yang menutupi detail wajahmu.
  6. Klik Start uploading untuk mengunggahnya. Foto tersebut akan diedit secara otomatis menjadi video animasi pendek lengkap dengan make up dan gaun pengantin.
  7. Setelah proses edit selesai, simpan video make up pengantinmu ke galeri. Kamu juga bisa membagikannya langsung ke media sosial, seperti TikTok, Facebook maupun Instagram.

Contoh 4 Aplikasi Edit Make Up Lainnya

Selain Tempo, kamu juga bisa melakukan edit make up dengan bantuan aplikasi lainnya. Berikut adalah beberapa aplikasi edit make up yang bisa kamu coba.

Makeup Plus

makeup plus
©GooglePlayStore

Makeup Plus adalah sebuah aplikasi yang memungkinkanmu untuk melakukan edit make up pada fotomu. Dengan aplikasi ini, kamu bisa mengatur segala jenis riasan, seperti menambahkan eyeshadow, lipstik, perona pipi, dan lainnya. Bahkan kamu juga bisa memperbesar atau memperkecil beberapa bagian wajahmu agar terlihat sempurna dengan aplikasi ini.

YouCam Makeup

youcam makeup
©GooglePlayStore

YouCam Makeup adalah aplikasi lain yang memungkinkanmu untuk mengubah tampilan wajahmu dengan menambahkan make up. Kamu bisa menambahkan berbagai riasan secara otomatis dengan aplikasi ini. Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan berbagai tips make up terbaru sebagai panduanmu dalam menggunakan make up.

BeautyPlus

beautyplus
©GooglePlayStore

Sesuai namanya, BeautyPlus juga memungkinkanmu untuk mempercantik wajahmu dengan menambahkan berbagai make up. Selain menambahkan make up, kamu juga bisa mengedit wajahmu menjadi lebih proporsional sesuai bentuk yang kamu inginkan.

Perfect 365

perfect 365
©GooglePlayStore

Aplikasi terakhir yang memungkinkanmu untuk mengedit make up adalah Perfect 365. Aplikasi ini menyediakan 20 alat make up dengan 200 gaya yang bisa kamu terapkan. Selain itu, kamu juga memilih berbagai warna yang kamu inginkan tanpa terbatas.

Nah, itulah aplikasi edit make up pengantin beserta cara menggunakannya. Jadi, apakah kamu tertarik untuk mencobanya?

Artificial Intelligence: Pengertian, Contoh, dan Tantangannya

Tahukah kamu bahwa teknologi kecerdasan buatan atau istilah kerennya AI (Artificial Intelligence) saat ini sedang marak dan memiliki aplikasi di berbagai bidang kehidupan.

Bahkan dalam kehidupan sehari-hari kita menjumpai kecerdasan buatan, seperti asisten virtual Google dan Siri. Kecerdasan buatan bukanlah hal baru, namun perkembangannya selalu menarik perhatian.

Apa Itu Artificial Intelligence?

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) adalah simulasi kecerdasan manusia, yang dimodelkan oleh mesin dan diprogram untuk berpikir seperti manusia. Menurut McLeod dan Schell, kecerdasan buatan adalah aktivitas yang memberi mesin seperti komputer kemampuan untuk menampilkan perilaku yang dianggap cerdas, seolah-olah manusia menampilkan kemampuan tersebut.

Dengan kata lain, AI adalah sistem komputer yang dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan tenaga atau kecerdasan manusia untuk melakukannya.

Kecerdasan buatan sendiri merupakan teknologi yang membutuhkan informasi dari informasi, sama seperti manusia. AI membutuhkan pengalaman dan data untuk menjadikan kecerdasannya lebih baik. Poin penting dalam proses AI adalah pembelajaran, penalaran, dan koreksi diri. AI harus belajar untuk memperkaya pengetahuan mereka. Pembelajaran AI tidak selalu ditentukan oleh manusia, melainkan AI belajar sendiri berdasarkan pengalaman AI ketika manusia menggunakannya.

Hal yang menarik dari kecerdasan buatan adalah dapat memperbaiki dirinya sendiri. Jika kamu pernah mendengar AI berkata, “Jika saya tidak pernah menang, setidaknya saya tidak bisa kalah,” sedikit agak ngeri. AI di program untuk belajar dan berkembang dari kesalahan yang dibuatnya.

Jika kamu masih bingung dengan cara kerja AI, mari kita ambil contoh yaitu AlphaGo. Saat pertama kali dikembangkan, diberikan 100.000 tanggal Go-Match untuk dipelajari. Kemudian AlphaGo Go bermain dengan dirinya sendiri dan setiap kali kalah meningkatkan permainannya dan permainan ini berulang hingga jutaan kali.

Salah satu keunggulan AI dibandingkan manusia adalah AI AlphaGo adalah manusia hanya dapat memainkan satu game dalam satu waktu. AI dapat mensimulasikan banyak pertandingan secara bersamaan. Sehingga belajar dan mengalami juga bisa lebih dari orang. Hal ini terbukti saat AlphaGo bermain melawan Go World Champion tahun 2016 lalu dan mampu menjadi pemenangnya.

Contoh Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence banyak digunakan di berbagai bidang seperti industri, kedokteran, pendidikan, bisnis bahkan kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa contoh aplikasi AI yang sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

1. DeepFace Facebook

Contoh kecerdasan buatan adalah teknologi DeepFace Facebook. Kecerdasan buatan ini mengenali wajah orang dalam pesan foto. Dengan teknologi ini, kamu tidak perlu lagi menandai seseorang di foto secara manual karena AI ini melakukannya untuk mu.

Kamu mungkin bertanya-tanya bagaimana AI tahu bahwa orang di foto itu adalah kamu? Kamu harus tahu bahwa sebelum AI dapat mengetahui bahwa orang di foto itu adalah kamu, ia akan dilatih berdasarkan data. Informasi tersebut didapat saat kamu menandai orang di foto sebelumnya dan dari hasil saran AI tentang orang di foto yang kamu terima. Setelah pelatihan dan dengan banyak data, AI akan dapat mengidentifikasi orang di foto tersebut.

2. Rekomendasi E-Commerce

Salah satu konsep penerapan kecerdasan buatan yang paling umum adalah rekomendasi produk dalam e-commerce. Mungkin kamu melakukan pembelian dari toko online dan produk direkomendasikan kepada kamu saat berbelanja. Produk hebat tidak berasal dari seseorang yang memprediksi apa yang akan Anda beli, bukan? Rekomendasi produk adalah hasil dari proses kecerdasan buatan.

Jadi dari mana AI mendapatkan produk yang direkomendasikan? Kecerdasan buatan menerima informasi dari kamu, misalnya saat kamu mencari produk, membeli produk, dan melihat produk. Informasi inilah yang diolah dengan konsep kecerdasan buatan yaitu data mining, sehingga kecerdasan buatan merekomendasikan produk yang cocok untuk mu.

3. Asisten Virtual

Contoh kecerdasan buatan selanjutnya adalah asisten virtual, ada banyak penyedia bantuan virtual, seperti Google Assistant, Siri atau Alexa. Seperti asisten pada umumnya, kamu juga bisa berinteraksi dengan asisten virtual ini. Selain itu, asisten virtual dapat merekam saat kamu memiliki janji atau acara dan memberikan informasi saat waktu acara yang ditentukan tiba.

Kamu juga dapat mengajari asisten virtual ini untuk mengirim pesan, memutar musik, membuka aplikasi, dan sebagainya. Asisten virtual ini juga terus belajar saat kamu menggunakannya, sehingga asisten virtual ini tahu apa yang kamu sukai dan apa yang biasa dilakukan.

Sebenarnya masih banyak lagi contoh penerapan kecerdasan buatan, seperti  fungsi AI milik kamera smartphone, yang dapat menyesuaikan pengaturan kamera berdasarkan kondisi saat ini. Atau kecerdasan buatan mobil Tesla yang bisa melaju tanpa pengemudi.

Apa tantangan menggunakan AI?

Kecerdasan buatan mengubah semua industri, tetapi kita perlu memahami keterbatasannya.

Keterbatasan utama kecerdasan buatan adalah bahwa kecerdasan buatan belajar dari data. Tidak ada cara lain untuk mendapatkan informasi. Ini berarti bahwa ketidakakuratan dalam data tercermin dalam hasil. Dan setiap tingkat peramalan atau analisis tambahan harus ditambahkan secara terpisah.

Sistem AI saat ini dilatih untuk melakukan tugas yang terdefinisi dengan baik. Sistem yang memainkan poker tidak dapat memainkan solitaire atau catur. Sistem deteksi penipuan tidak dapat mengendarai mobil atau memberi Anda nasihat hukum. Bahkan sistem AI deteksi penipuan layanan kesehatan tidak dapat secara akurat mendeteksi penipuan pajak atau penipuan klaim garansi.

Dengan kata lain, sistem ini sangat terspesialisasi. Sistem ini berfokus pada satu tugas dan tidak jauh dari penggunaan manusia.

Demikianlah mengenai artificial intelligence (AI) yang dapat kami bagikan. Semoga bermanfaat!

Nodeflux Ungkap Capai Profitabilitas, Rencanakan Ekspansi ke Luar Negeri

Startup deep-tech pengembang teknologi AI Nodeflux mengungkapkan perusahaan telah mencapai profitabilitas dan tidak mengandalkan lagi pendanaan dari investor sejak putaran terakhir di 2019. Adopsi teknologi AI yang mulai marak di kalangan pemerintah dan korporasi menjadi pendorong di balik pencapaian dari startup yang dirintis pada 2016 ini.

Dalam temu media yang digelar Senin (28/11), Chief Product Officer Adhiguna Mahendra menyampaikan, sejak awal Nodeflux berdiri jajaran manajemen selalu memastikan bahwa perusahaan punya fundamental  kuat lewat model bisnis dan nilai yang tepat agar punya posisi kuat di pasar, hingga pada akhirnya menjadi perusahaan berkelanjutan.

Sebagai perusahaan teknologi yang tidak memiliki aset fisik, satu-satunya yang bisa dijadikan aset adalah kekayaan intelektual (IP) yang diyakini selalu bernilai tambah ke depannya. Sementara, aset berwujud yang dimiliki perusahaan adalah portofolio berbagai contoh proyek yang pernah dikerjakan bersama para kliennya.

“Model bisnis kita bukan raising fund buat kejar growth, kita enggak mau kayak gitu, kita maunya sustain. Makanya kita main ke segmen konsumen dengan business proposition yang kuat, kita juga punya value yang bagus, mereka [klien] pun bisa kasih money yang bagus, dengan demikian kita bisa sustain,” kata Adhiguna.

Sayangnya, ia tidak menyebut lebih detail mengenai pertumbuhan keuntungan yang berhasil dicetak perusahaan. Kinerja Nodeflux sempat terkoreksi saat awal pandemi di 2020, namun di penghujung tahun mulai menunjukkan tanda pemulihan hingga kini. Keuntungan yang diperoleh, menurutnya, selalu diputar kembali untuk mengembangkan bisnis dan riset, sekaligus membiayai operasional.

Kendati begitu, perusahaan tidak anti dengan investasi. Apabila melakukan penggalangan dana bakal digunakan untuk pengembangan pusat riset (R&D) atau ekspansi bisnis, bukan untuk membiayai operasional dengan bakar duit. Sebagai catatan, Nodeflux menerima pendanaan dari pasar sekunder dengan nominal dirahasiakan dari East Ventures pada Juni 2018. Dalam jajaran investornya, juga terdapat Prasetia Dwidharma dan Indigo.

Sumber: Nodeflux

Kontribusi bisnis perusahaan terbesar datang dari B2G dengan porsi 60% dibandingkan dengan B2B sebesar 40%. Adhiguna menyebut, hal ini terlihat dari adopsi solusi kecerdasan buatan memang pada tahap awalnya dibutuhkan oleh kalangan pemerintah karena punya kebutuhan yang nyata. Entah itu buat meningkatkan pelayanan publik atau pengawasan di tempat keramaian.

Diprediksi tren ke depannya, porsi bisnis dari B2B akan terus mengimbangi B2G. Alasannya karena adopsi face recognition (FR) di dunia perbankan misalnya, semakin dibutuhkan untuk permudah diakses oleh nasabah.

Beberapa klien di Nodeflux di antaranya institusi kepolisian (termasuk POLDA), Direktorat Jenderal Pajak, Jasa Marga, BPJS Ketenagakerjaan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Pertamina, hingga pemerintah daerah. Bersama Pertamina, teknologi AI dari Nodeflux digunakan untuk aspek health, safety, and environment (HSE) saat monitor karyawan yang tidak disiplin menggunakan atribut. Sementara, bersama Jasa Marga membantu memberikan layanan road traffic monitoring untuk mengetahui titik-titik kemacetan.

Beberapa agenda berskala besar juga pernah ditangani Nodeflux bersama dengan para kliennya, di antaranya Asian Games 2018, IMF World Bank Summit 2018, dan yang teranyar G20 2022 di Bali. Saat acara G20 berlangsung, menggunakan FR dari Nodeflux untuk memperketat keamanan. Banyak terobosan yang dibuat untuk meningkatkan level keamanan para petinggi negara yang berkunjung. Setiap titik masuk seperti bandara, pelabuhan, area publik semua diawasi oleh ribuan CCTV yang dilengkapi FR dan saling terintegrasi.

Face Recognition sebenarnya adalah produk dari Computer Vision Artificial Intelligence (AI). AI jenis ini menggunakan gambar/video sebagai basis datanya yang kemudian diolah untuk dijadikan insight dalam memverifikasi dan memvalidasi sebuah keputusan.

Solusi AI untuk bisnis

Adhiguna melanjutkan, Nodeflux memiliki sejumlah solusi berbasis AI untuk para kliennya, yakni VisionAIre (Surveillace-Analytics-as-a-Service), Identifai (e-KYC untuk industri keuangan), dan RetailMatix (SaaS Vision AI & Sales Force Automation untuk industri ritel). Masing-masing menyelesaikan isu yang dihadapi para klien yang datang dari berbagai industri.

VisionAIre telah membantu Pemprov DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Timur dengan konsep smart city. Tersedia sejumlah solusi untuk memudahkan pengawasan pemerintah terkait hal-hal seperti pengenalan wajah, deteksi ketinggian air, parkir kendaraan, dan pemantauan lalu lintas jalan.

Sumber: Nodeflux

Di musim penghujan bisa dideteksi ketinggian air lewat teknologi AI melalui Water Detection dari Nodeflux, tersebar di 278 titik di Jakarta. Sementara di Jawa Timur, juga sudah menerapkan teknologi AI di perkotaan sebanyak 11 titik.

Pada Agustus kemarin, produk tersebut berhasil lulus sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan masuk ke dalam katalog LKPP dari pemerintah dengan nilai hingga 99,04%. Pencapaian tersebut disebutkan pertama kalinya terjadi di Indonesia di segmen AI lokal. Sebelumnya, perusahaan juga berhasil lulus tes NIST (National Institute of Standard and Technology) dari Amerika Serikat sebagai vendor pengenalan wajah.

Pencapaian ini dinilai dapat mendukung optimalisasi TKDN terhadap proyek strategis yang didanai oleh negara dan produksi manufaktur di Indonesia, sekaligus memacu produktivitas dan daya saing industri nasional di tengah perdagangan dunia. Pasalnya, hingga kini solusi AI masih didominasi oleh perusahaan asing dengan kandungan software impor.

Dari segi inovasi, perusahaan terus meningkatkan akurasi dan latensi yang semakin rendah agar mudah diakses oleh semua orang. Menurut Abhiguna, untuk face recognition, misalnya perlu ada standar akurasi untuk false positive dan false negative. Contoh kasusnya, untuk false positive apabila mencari orang yang berbahaya malah salah tangkap orang tak bersalah.

“Kami selalu pacing standar akurasi dari NIST. Tapi ada challenge lain, soal size dan optimasi dari model AI yang kita taruh di server dan device itu harus sekecil mungkin. Dari optimasi kita sudah optimal, juga akurasinya sudah bagus di atas NIST, tapi dari sisi model dan latensinya juga kecil. Kita sudah benchmark dari beberapa kompetitor di luar.”

Selanjutnya, untuk produk Identifai, kini inovasinya sudah mencapai explainable AI. Permasalahan saat e-KYC dengan face recognition dari smartphone adalah orang bisa memalsukan wajah yang hanya dengan mencetak di kertas doff atau perangkat. Yang mana, bagi industri keuangan, audit dan kepatuhan itu adalah bagian terpenting yang tidak bisa dipisahkan.

“Algoritma yang kita kembangkan bisa menjelaskan secara level pixel mengapa orang ini bisa dianggap tidak asli. Ada parameter yang nilainya beda dengan orang asli. Setahu saya belum ada pemain lain yang bisa melakukan ini AI-nya.”

Pengembangan lanjutan dari AI yang sedang digiatkan perusahaan adalah face loyalty dan face payment. Di Tiongkok dan Amerika Serikat solusi ini sudah sangat umum dimanfaatkan oleh berbagai perusahaan ritel. Face payment merupakan teknologi yang memungkinkan seseorang bisa bertransaksi hanya dengan menunjukkan wajahnya. AI akan memverifikasi wajah orang yang melakukan transaksi lewat kontur muka dan identitas lainnya. Ketika terkonfirmasi sukses, maka pembayaran bisa otomatis terpotong dari akun bank atau kartu kredit milik orang tersebut.

Sementara untuk face loyalty ini akan sangat berguna untuk orang-orang yang memiliki banyak keanggotaan di berbagai merchant di toko swalayan atau restoran. Apabila suatu bisnis memanfaatkan teknologi ini, akan dengan mudah menambahkan poin keanggotaan tanpa pembeli repot-repot mengeluarkan kartu keanggotaan atau aplikasinya.

Di samping itu, perusahaan juga berencana untuk ekspansi ke luar Indonesia. Ada beberapa negara yang masuk ke dalam daftar, yakni Singapura, India, Amerika Serikat, dan Eropa. Namun sebelum itu, perusahaan masih mencari mitra distribusi yang benar-benar mengerti terkait solusi dan pasarnya.

“Selama ini untuk penjualan kita selalu direct, tapi untuk ekspansi ini untuk jual barang ke sana kalau tanpa representative office dan partner akan susah. Sebenarnya dari segi produk, kita sudah siap, tapi distribution channel harus yang benar-benar mengerti market-nya untuk jual barangnya. Itu yang masih challenging,” pungkas dia.

Saat ini seluruh tim Nodeflux adalah orang Indonesia dengan total 70 orang.