Belanja Di Official Store dan Manfaatkan Diskon Akhir Tahun

Belanja online mengalami tren peningkatan selama pandemi, dan salah satu kategori yang baik adalah gadget, ini dikarenakan masyarakat semakin bergantung pada teknologi untuk berkomunikasi, bekerja, dan berkarya.

Mengusung pendekatan Customer Satisfaction First, e-commerce lokal Blibli pun mendukung tren adopsi digital ini dengan menjaga keaslian produk dan memperluas pilihan produk di platform.

Berikut tips dari Blibli.com bagi pelanggan agar pelanggan bisa berbelanja gadget dengan aman dan nyaman secara online.

1. Pilih Official Store yang resmi dan terpercaya

Untuk memastikan produk orisinil dan terjamin kualitasnya, berbelanjalah di toko online yang langsung dikelola oleh pemilik maupun distributor resmi dari suatu brand atau gadget. Dengan demikian, pelanggan dipastikan mendapat produk yang 100% orisinil.

Supaya pelanggan mendapatkan produk dan layanan terbaik, Blibli bekerjasama langsung dengan brand owner, brand principal, dan official distributor untuk mendirikan Official Store yang dikurasi secara ketat. Blibli juga sering berkolaborasi bersama brand terdepan untuk melakukan exclusive launch dan pre-order agar pelanggan mendapatkan model teranyar di pasaran, yang tentunya orisinil.

Memilih gadget yang cocok dari banyaknya pilihan bisa membingungkan. Sebab itu, Blibli telah meluncurkan microsite yang bisa menjadi referensi pelanggan dalam memilih handphone, tablet, laptop, dan kamera sesuai kebutuhan. Hadirnya microsite ini juga bertepatan dengan Gadget Champions 2020 yang didukung oleh Blibli.

Keuntungan lainnya berbelanja gadget di Blibli adalah pelanggan mendapatkan garansi 15 hari retur di mana pelanggan bisa mengembalikan produk tanpa repot apabila ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.

2. Jeli dalam membeli

Gali informasi selengkapnya mungkin sebelum membeli. Perhatikan badge, seperti tanda centang Official Store dan Rating Seller, yang menandai performa seller dalam menghadirkan produk dan layanan berkualitas. Selain itu, periksalah deskripsi, spesifikasi, dan ulasan produk untuk meyakinkan bahwa produk yang akan dibeli sesuai dengan kebutuhan.

Untuk memudahkan pelanggan yang ingin berkonsultasi langsung mengenai produk pilihannya, Blibli menyediakan fitur Chat Seller yang memudahkan pelanggan berkomunikasi langsung dengan seller. Tersedia pula layanan Customer Care 24/7 untuk melayani kebutuhan pelanggan, mulai dari spesifikasi barang hingga pengiriman.

3. Cek langsung kecocokan barang di toko offline

Ada beraneka rupa gadget yang bersifat sangat teknis sehingga pelanggan sebaiknya mengecek kesesuaian produk secara langsung di toko offline milik seller, jika ada. Salah satu contoh adalah lensa kamera yang perlu dipastikan kecocokannya dengan body kamera.

Menyadari hal ini, Blibli menghadirkan fitur Click & Collect di mana pelanggan dapat membeli gadget secara online di aplikasi Blibli dan mengambilnya di toko offline milik seller. Selain memastikan kecocokan produk, pelanggan juga bisa menikmati after-sales service yang disediakan oleh mitra toko Blibli.

4. Selesaikan transaksi lewat kanal pembayaran resmi

Saat melakukan proses pembayaran, lakukanlah langsung lewat berbagai metode pembayaran yang terkoneksi langsung ke platform. Blibli menghadirkan 10 metode pembayaran dengan 38 mitra, termasuk pembayaran lewat internet banking dan fasilitas kredit seperti Blibli PayLater, agar pelanggan bisa memilih opsi yang paling sesuai.

Keamanan transaksi dan data adalah fundamental bagi kenyamanan berbelanja online. Karena itu, Blibli menerapkan berbagai strategi, termasuk pada arsitektur IT dan application programming interface (API), untuk menjaga tingkat keamanan transaksi dan data. Blibli pun menjadi e-commerce pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat ISO/IEC 27001:2013 dan meraih skor tertinggi di Indeks Keamanan Informasi (KAMI) dari BSSN sebab telah menerapkan berbagai sistem sesuai standar untuk mengamankan data pelanggan dan korporat.

Namun, pelanggan perlu juga bertindak bijak saat bertransaksi online. Pastikan bahwa platform yang dikunjungi adalah situs resmi Blibli dengan awalan HTTPS yang menandakan komunikasi di jaringan sudah diamankan. Yang terpenting, jangan membagikan kata sandi ke akun Blibli maupun perbankan atau virtual account ke pihak ketiga.

5. Maksimalkan fitur dan promo dari e-commerce

Platform berbelanja online sering menyelenggarakan promo spesial di mana pelanggan bisa membeli gadget incaran dengan harga khusus. Di tengah keadaan finansial yang menantang, penawaran seperti ini memungkinkan pelanggan menghemat anggaran namun tetap mendapatkan produk yang mereka butuhkan untuk tetap produktif di rumah.

Melalui Blibli, pelanggan dapat menghemat pengeluaran dengan memanfaatkan fitur Tukar Tambah yang memungkinkan pelanggan untuk mengganti handphone lama dengan yang baru secara mudah lewat aplikasi Blibli. Selain itu, pelanggan dapat mendapatkan smartphone dengan harga Rp 0 melalui program Postpaid yang dihadirkan Blibli melalui kerja sama dengan operator terkemuka untuk melakukan bundling.

Dalam rangka Gadget Champions 2020, Blibli juga menyiapkan berbagai promo spesial agar pelanggan dapat memenuhi wishlist gadget idaman. Selama 14 – 20 Desember 2020, kategori Handphone & Tablet, Komputer & Laptop, dan Kamera memberikan penawaran khusus berupa voucher diskon tambahan sebesar maksimal Rp 120.000, Flash Sale hingga 90%, dan Promo Serba12 mulai dari Rp 12.000 – Rp 1,2 juta.

Blibli juga akan menyelenggarakan Gadget Fair pada 21 – 31 Desember 2020 di mana kategori Handphone & Tablet akan menghadirkan diskon ekstra hingga Rp 200.000. Di luar itu, kategori Komputer & Laptop akan melanjutkan program promo berupa diskon hingga Rp 500.000 dari brand-brand unggulan, sedangkan kategori Kamera akan menawarkan promo diskon hingga Rp 4,5 juta untuk brand-brand yang menjadi incaran pelanggan.

Menjaga kenyamanan dan keamanan berbelanja adalah kunci dalam membuat pelanggan tetap mempercayakan kebutuhan belanja gadget mereka pada e-commerce, bahkan nanti di fase Next Normal. Sebab itu, Blibli akan terus menjaga komitmen terhadap Customer Satisfaction First, yang mencakup ongkir gratis, pengiriman cepat, produk 100% berkualitas, pembayaran aman, retur 15 hari dan Customer Care 24/7, untuk pelanggan sesuai semangat #KarenaKamuNo1.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial dan didukung oleh Blibli.com.

Menggali Peluang Monetisasi di Perusahaan E-commerce

Perusahaan e-commerce identik dengan kesan gemar bakar duit untuk mencetak GMV setinggi-tingginya sebagai metrik. Jauh dari itu, pada khitahnya perusahaan apa pun itu bisnisnya dituntut untuk menghasilkan keuntungan. Di sinilah tugas business development mencari peluang-peluang bisnis apa saja yang bisa dihasilkan.

Dalam membahas topik ini, #SelasaStartup mengundang Vice President of Business Development & Project Lead Blibli Histeria Cindy Kalensang sebagai pembicara. Cindy akan membahas lebih lanjut mengenai apa saja tugas business development, kaitannya dalam mencari peluang bisnis untuk layanan e-commerce, dan bagaimana implementasinya di Blibli.

VP Of BizDev Blibli Cindy R Kalensang / Blibli
VP Of BizDev Blibli Cindy R Kalensang / Blibli

Mengembangkan model bisnis

Cindy menerangkan, tugas dasar dari seorang business development adalah mengembangkan bisnis agar lebih baik pertumbuhannya, dengan cara eksplorasi kerja sama bisnis baru dengan partner dan sebagainya. Oleh karena itu, ia bekerja dengan berbagai tim Blibli dari divisi lain untuk koordinasinya.

Dalam mengembangkan model bisnis baru, tim business development mengidentifikasi underserved consumer needs agar dapat memberikan solusi yang tepat, disebut product market fit. “Product market fit inilah yang harus diiterasi sebab konsumen itu looking for value, enggak cuma orisinalitas.”

Pada awal Blibli beroperasi pada 2011 menggunakan model bisnis B2C, karena ingin menjamin keaslian barang sampai ke tangan konsumen. Untuk itu, Blibli banyak bekerja sama dengan brand partner. Dalam menjalankan bisnis ini, cara Blibli monetisasi adalah mengambil komisi.

Perusahaan memiliki pergudangan yang tersebar di berbagai titik di Indonesia untuk mendukung model bisnisnya tersebut, terlebih agar barang cepat sampai ke konsumen. Seiring berjalannya waktu, kondisi semakin berkembang alhasil Blilli mengembangkan model bisnis lainnya ke B2B2C.

“Jadi prosesnya kita beli barang dalam jumlah banyak, lalu taruh dan didistribusikan ke warehouse kita. Jadi kalau B2B2C itu revenue-nya dari margin, sementara B2C itu dari komisi,” terangnya.

Dari model bisnis yang sekarang, masih menyisakan masalah yang dihadapi oleh semua perusahaan e-commerce yakni proses distribusi yang tidak merata. Lantaran, produsen dan distributor itu mayoritas terletak di Pulau Jawa. Akhirnya diputuskan untuk membuka model bisnis baru, yakni C2C agar semua pihak bisa berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah tersebut.

“Kita buka C2C, open untuk seller, tapi tetap kita kurasi [proses onbording] jangan sampai mereka jual barang yang enggak ori.”

Mengaplikasikan model bisnis baru

Cindy melanjutkan, persaingan layanan e-commerce saat ini di Indonesia sudah sengit. Bisa dilihat dari berapa banyak perusahaan e-commerce yang mengambil strategi “bakar duit” dengan beriklan di televisi demi akuisisi konsumen baru.

“Sebenarnya kita hadir enggak hanya untuk sprint tapi marathon, Blibli berdiri untuk tetap sustain. Makanya kita harus tetap setia dengan unique value proposition. Promo bakar-bakar duit itu normal karena kita mau acquire konsumen, yang terpenting adalah proses delivery value berjalan bahwa Blibli itu berbeda dengan pemain lainnya.”

Model bisnis Blibli kini terus berkembang, dari awalnya murni B2C, kini sudah B2B2C dan sudah menyentuh C2C. Menurut Cindy, perusahaan terus adaptif dengan perusahaan. Salah satu model bisnis baru yang sedang dicoba oleh Blibli adalah berlangganan (subscription).

Ini sudah berjalan untuk layanan grocery BlibliMart. Cindy menjelaskan model bisnis berlangganan sangat menarik dan menjadi kunci sukses di Spotify. Awalnya dalam menikmati musik orang dibiasakan untuk membeli kaset atau CD yang berbentuk fisik. Lalu masuk Apple yang menawarkan pembelian digital per lagu.

“Spotify lihat orang punya masa jenuh dengan musik, akhirnya ditawarkan streaming lagu secara gratis, namun ada iklan. Mereka profit sharing dengan pengiklan. Lalu mereka berinovasi dengan model subscription. Ini model yang sedang kita explore, Amazon sukses dengan model ini, menawarkan free shipping selama satu tahun.”

Menurut Cindy, percobaan model berlangganan di BlibliMart cukup tepat karena memudahkan konsumen untuk membeli kebutuhan yang sudah pasti dengan harga yang jauh lebih murah. “Daripada belinya pas sudah habis, lebih baik sudah diatur pembeliannya. Barang dikirim setiap dua minggu sekali. Itu value proposition kita dengan membuat budget sehingga pengeluaran lebih hemat,” pungkasnya.

Gambar header: Depositphotos.com

Entering Its First Year, Blibli Mitra Focuses on Strengthening the Omnichannel Ecosystem

Blibli has the ambition to increase the number of grocery store owners to go digital by utilizing the Blibli Mitra application. It is targeted that partners can increase by two times higher from the current position of 16 thousand stores spread across Indonesia.

Since the launching last year, the concept of Blibli Mitra is not much different from similar services made by competitors, such as Mitra Bukalapak, Mitra Tokopedia, or Mitra Shopee. Blibli Mitra opens access to digital products, such as balance, data packages, game vouchers, electricity tokens, BPJS, and train tickets that partners can sell to their customers.

In addition, there is a wholesale feature that partners can use to replenish the merchandise stock of Blibli’s partner brand principal, one of which is Unilever. With competitive prices, allowing partners to get more benefits.

Blibli’s VP O2O, David Michum explained, Blibli Mitra is part of Blibli’s omnichannel, so that it is integrated with the e-commerce ecosystem that has been established by the company, be it payment systems, procurement & logistics, to online platforms. This strength is what distinguishes Blibli Mitra from other similar players.

In delivering wholesale products purchased by partners, Blibli Mitra utilizes the company’s warehouse and logistics fleet, Fulfillment by Blibli (FBB) which is supported by 20 warehouses and 32 hubs in 15 cities. As a result, partners can enjoy free shipping facilities.

In fact, he is preparing the Blibli B2C application, which is usually used by end consumers, to connect the products sold in it, including MSME products, to the Blibli Mitra application so that it can be sold to its customers. “Because this [Blibli Mitra] is part of the omnichannel,” he explained in a virtual press conference, Thursday (19/11).

The Blibli Mitra application is designed to be very light, only taking up a 1.6MB capacity. So that wherever the partners are located, even though the internet network is bad, they can still make transactions.

Blibli’s interest is in this segment because according to data from the Ministry of Cooperatives and UKM, it is stated that MSMEs have contributed more than 60% of the National GDP. The government is also targeting the modernization of 15 thousand traditional go digital stalls. Moreover, the pandemic has further boosted grocery store businesses as customers limit visits to shopping centers and choose to shop for daily necessities at stores near their homes.

David continued, this trend was also reflected in the performance of Blibli Mitra, where orders from partners grew by four times compared to before the pandemic. The most purchased digital products are pulses and electricity tokens. While wholesale products are ground coffee, instant noodles, and ready-to-drink milk.

In the past year, Blibli Mitra has had 16 thousand partners joining. All of these partners, if accumulated, serve 1 million consumers spread across 333 cities in Indonesia. He targets that by the end of this year, Blibli Mitra partners can increase to double the current number.

In order for the target to be realized, Blibli has a field team that is tasked with acquiring new partners and routinely providing assistance so that partners’ digital capabilities increase. The application is also equipped with business management features, including cash flow management, financial monitoring, loyalty gamification and brand promos.

“In the future, we want to increase the financial inclusion of micro entrepreneurs by establishing partnerships with financial institutions, in addition to developing payment options, including COD,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Masuki Tahun Pertama, Blibli Mitra Fokus Perkuat Ekosistem Omnichannel

Blibli berambisi perbanyak pemilik toko kelontong go digital dengan memanfaatkan aplikasi Blibli Mitra. Ditargetkan mitra dapat bertambah hingga dua kali lipat dari posisi saat ini 16 ribu toko yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sejak dirilis pada tepat pada tahun lalu, sebenarnya konsep Blibli Mitra tidak jauh berbeda dengan layanan sejenis besutan kompetitor, seperti Mitra Bukalapak, Mitra Tokopedia, atau Mitra Shopee. Blibli Mitra membuka akses produk digital, seperti pulsa, paket data, voucher game, token listrik, BPJS, dan tiket kereta yang dapat dijual mitra kepada pelanggannya.

Di samping itu, ada fitur grosir yang dapat digunakan mitra untuk mengisi kembali stok dagangan dari brand principal rekanan Blibli, salah satunya Unilever. Dengan harga yang bersaing, memungkinkan mitra dapat mendapatkan keuntungan lebih.

VP O2O Blibli David Michum menjelaskan, Blibli Mitra adalah bagian dari omnichannel Blibli, sehingga ia sudah terintegrasi dengan ekosistem e-commerce yang sudah dibentuk perusahaan, baik itu sistem pembayaran, pengadaan & logistik, hingga platform online. Kekuatan inilah yang membedakan Blibli Mitra dengan pemain sejenisnya.

Dalam pengiriman produk grosir yang dibeli mitra, Blibli Mitra memanfaatkan gudang dan armada logistik yang dimiliki perusahaan, yakni Fulfillment by Blibli (FBB) yang didukung oleh 20 gudang dan 32 hub di 15 kota. Alhasil, mitra yang berbelanja dapat menikmati fasilitas gratis ongkos kirim.

Bahkan, ia sedang mempersiapkan aplikasi B2C Blibli yang biasa dipakai konsumen akhir dapat terhubung dengan produk-produk yang dijual di dalamnya, termasuk produk UMKM, ke aplikasi Blibli Mitra agar dapat dijual kepada pelanggannya. “Karena ini [Blibli Mitra] adalah bagian dari omnichannel,” terangnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (19/11).

Aplikasi Blibli Mitra didesain sangat ringan, hanya memakan kapasitas 1,6MB. Sehingga di manapun lokasi mitra meski jaringan internet buruk sekalipun, mereka tetap dapat bertransaksi.

Ketertarikan Blibli masuk ke segmen ini karena menurut data Kemenkop dan UKM menyatakan bahwa UMKM telah menyumbang lebih dari 60% PDB Nasional. Pemerintah pun menargetkan modernisasi pada 15 ribu warung tradisional go digital. Terlebih itu, pandemi semakin mendorong bisnis toko kelontong karena pelanggan membatasi kunjungan ke pusat perbelanjaan dan memilih untuk belanja kebutuhan sehari-hari di toko dekat rumah mereka.

David melanjutkan, tren tersebut juga tercermin dari kinerja Blibli Mitra, pertumbuhan pemesanan dari mitra naik hingga empat kali lipat jika dibandingkan sebelum pandemi. Produk digital yang paling banyak dibeli adalah pulsa dan token listrik. Sedangkan produk grosir adalah kopi bubuk, mie instan, dan susu siap minum.

Dalam satu tahun belakangan, Blibli Mitra telah memiliki 16 ribu mitra yang bergabung. Seluruh mitra ini bila diakumulasi melayani 1 juta konsumen yang tersebar di 333 kota di Indonesia. Ia menargetkan sampai akhir tahun ini mitra Blibli Mitra dapat naik hingga dua kali lipat dari jumlah saat ini.

Agar target terealisasi, Blibli memiliki tim lapangan yang bertugas untuk akuisisi mitra baru dan secara rutin melakukan pendampingan agar kemampuan digital mitra meningkat. Aplikasinya juga dilengkapi dengan fitur pengaturan bisnis, antara lain cash flow management, pemantau keuangan, loyalty gamification dan promo dari brand.

“Ke depannya, kami ingin meningkatkan inklusi finansial pengusaha mikro dengan menjalin kemitraan bersama lembaga keuangan, selain mengembangkan opsi pembayaran, termasuk COD,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Blibli dan Indodana Luncurkan Fitur PayLater

Fitur PayLater juga menjadi pilihan Blibli. Adopsi fitur PayLater ini dilakukan dengan menggandeng layanan fintech lending Indodana. Ini merupakan langkah Blibli dalam memperluas akses kredit individu yang terintegrasi dalam platform e-commerce.

Blibli menjadi e-commerce kesekian yang mengadopsi fitur PayLater. Blibli PayLater mengusung konsep registrasi yang cepat, biaya administrasi yang murah, serta metode pelunasan yang beragam. Fitur anyar ini mereka tujukan kepada mereka yang selama ini belum memiliki akses ke fasilitas kredit.

“Blibli PayLater mendorong inklusi keuangan dengan membuka akses ke fasilitas kredit institusional ke pelanggan yang belum memilikinya,” ucap Vice President of Business Development Blibli, William Hadibowo pada Jumat pekan lalu.

Blibli PayLater menawarkan fasilitas kredit dengan batas maksimal Rp8 juta. Adapun opsi yang ditawarkan kepada pengguna untuk melunasi kredit dalam 30 hari dan cicilan berjangka 3, 6, dan 12 bulan. Opsi PayLater ini melengkapi fasilitas pembayaran di Blibli menjadi 10 metode pembayaran.

Fitur “belanja sekarang, bayar nanti” ini sejatinya sudah Blibli luncurkan sejak Mei lalu. Blibli mengklaim peminat fitur baru ini terus meningkat sejak saat itu. Mereka menghitung pengguna fitur PayLater bertambah 63% tiap bulan dan sudah tersebar di 22 provinsi.

Peluncuran Blibli PayLater ini juga tak lepas dari faktor pandemi Covid-19 yang belum henti sampai sekarang. Menurut William fitur tersebut membantu rumah tangga dalam belanja kebutuhan sehari-hari. Dari data yang mereka berhasil kumpulkan, penggunaan Blibli PayLater mayoritas untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari seperti minyak goreng, gula, dam beras.

“Terlebih lagi, Blibli PayLater mendorong inklusi keuangan dengan membuka akses ke fasilitas kredit institutional ke pelanggan yang belum memilikinya. Berlanjutnya aktivitas konsumsi ini penting bagi pemulihan ekonomi di new normal,” imbuh William.

Senada dengan William, VP Indodana Jerry Anson menyebut, kerja sama mereka dengan Blibli adalah bentuk dorongan mereka terhadap perekonomian Indonesia yang lesu akibat pandemi berkepanjangan.

Pada Juli lalu, Indodana telah mengemukakan rencana mereka untuk fokus menggenjot kredit konsumsi lewat PayLater. Indodana yang sudah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan pada tengah tahun lalu bahwa PayLater menjadi pilihan mereka untuk mendorong penetrasi produk ke masyarakat lebih luas.

Sebelumnya Indodana telah menggandeng anak perusahaan Blibli, Tiket.com, dengan kemitraan serupa.

“Besar harapan kami produk PayLater hasil kerjasama dengan Blibli ini bisa membantu masyarakat dalam mengatur keuangan dan menjembatani kesenjangan inklusi keuangan di Indonesia yang berdasarkan Bappenas diprediksi akan mencapai Rp1.400 triliun dalam 5 tahun ke depan,” tukas Jerry.

Sebagai platform e-commerce ternama di Tanah Air, keputusan Blibli mengadopsi fitur PayLater terhitung lebih lama ketimbang kompetitornya. Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee telah lebih dulu mengumumkan fitur PayLater mereka.

Application Information Will Show Up Here

Ecommerce di Esports, Mau Apa?

Jika ditanya apa kesamaan antara ecommerce dan esports, saya akan menjawab, keduanya sama-sama menambahkan unsur “e” — electronic — pada sebuah kegiatan. Di kasus ecommerce, kegiatan tersebut adalah dagang (commerce) dan di esports, olahraga (sports). Keduanya memanfaatkan internet untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya sudah ada sebelumnya. Namun, selain itu, saya rasa, tidak ada kesamaan lain di antara keduanya.

Meskipun begitu, banyak perusahaan ecommerce yang menjajaki industri competitive gaming. Tak percaya? Buktinya, pada 2014, Amazon mengakuisisi platform streaming game Twitch. Pada 2016, raksasa ecommerce Tiongkok, Alibaba, menanamkan investasi sebesar US$150 juta di esports. Perusahaan ecommerce asal Tiongkok lainnya, JD juga punya tim esports sendiri. Dan jangan salah, di Indonesia, perusahaan-perusahaan ecommerce juga mulai menjajaki esports, mulai dari yang hijau, biru, oranye, sampai merah.

 

Bukti Keterlibatan Ecommerce Lokal di Esports

Berikut daftar turnamen yang disponsori atau didukung oleh perusahaan ecommerce, serta kerta kerja sama antara perusahaan ecommerce dengan tim esports Indonesia:

2017
– Tokopedia mengadakan Revival E-sports Festival

2018
– Tokopedia mengadakan Battle of Fridays (TBOF)
– JD.id jadi sponsor dari High School League (HSL) Season 1

2019
– Blibli mendukung Piala Presiden 2019
– Blibli mengadakan Blibli Esports Championship (BEC)
– JD.id jadi sponsor dari High School League Season 2
– Shopee kerja sama dengan Louvre
– Shopee mengadakan Shopee Fire Cup
– Tokopedia mengadakan Indonesia Esports National Championship (IENC)

2020
– Blibli mendukung Piala Presiden 2020
– Lazada menggandeng EVOS Esports

Battle of Fridays jadi salah satu turnamen esports dengan hadiah terbesar pada 2018. | Sumber: Bolalob
Battle of Fridays jadi salah satu turnamen esports dengan hadiah terbesar pada 2018. | Sumber: Bolalob

Dari semua turnamen di atas, Tokopedia Battle of Fridays menawarkan total hadiah paling besar, yaitu Rp1,9 miliar. Memang, turnamen itu menjadi salah satu kompetisi esports dengan hadiah terbesar pada 2018. Menggunakan format tertutup, TBOF mengadu beberapa game sekaligus, yaitu Dota 2, Counter-Strike: Global Offensive, Mobile Legends, dan Point Blank. Mereka mengundang 12 tim esports profesional untuk ikut serta, termasuk Bigetron Esports, BOOM Esports, dan EVOS Esports.

Bukan hanya TBOF, Indonesia Esports National Championship juga menawarkan hadiah yang cukup besar, mencapai Rp750 juta. Walau IENC memiliki total hadiah yang jauh lebih kecil dari TBOF, turnamen ini juga tak kalah pamor, karena dijadikan sebagai ajang kualifikasi untuk memilih atlet esports yang akan maju di SEA Games 2019. Turnamen esports yang melibatkan ecommerce lain juga menawarkan hadiah yang cukup fantastis. Misalnya, total hadiah Blibli Esports Championship mencapai Rp500 juta, sementara JD.id High School League bahkan mencapai Rp1,2 miliar.

Oke, mari beralih untuk membahas kerja sama antara perusahaan ecommerce dan tim esports. Salah satu ecommerce yang pernah mendukung organisasi esports profesional adalah Shopee. Pada tahun lalu, mereka memutuskan untuk menjadi sponsor dari Louvre karena mereka menganggap, tim tersebut memiliki potensi untuk menang. Selain sponsorship, kerja sama keduanya juga meliputi pengadaan official store dari Louvre di Shopee.

EVOS punya official store di Lazada. | Sumber: Lazada
EVOS punya official store di Lazada. | Sumber: Lazada

Sementara itu, pada April 2020, Lazada mengumumkan kolaborasinya dengan EVOS Esports. Sama seperti Shopee, salah satu bentuk kerja sama antara Lazada dan EVOS adalah pembukaan official store EVOS di Lazada. Hanya saja, Lazada dan EVOS juga punya kerja sama lain, yaitu EVOS harus mengisi program live streaming Lazada Cyber Combat.

 

Ecommerce Adakan Turnamen Esports, Memang Bisa?

Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Pepatah ini tampaknya cocok digunakan untuk menggambarkan Blibli, yang memutuskan untuk menangani penyelenggaraan Blibli Esports Championship sendiri. “Pelaksanaan turnamen BEC tersebut disiapkan dan dilakukan oleh tim khusus yang dimiliki oleh Blibli,” ujar Lani Rahayu, Associate Vice President Social Media and Community Blibli dan Project Lead Blibli Esports Championship. “Kami juga berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk gaming provider para mitra brand yang menyediakan produk-produk terkait dengan esports, komunitas, juga akademisi (HIMA di universitas Jadetabek).”

Tentu saja, pendekatan masing-masing ecommerce tak harus sama. Berbeda dengan Blibli, Tokopedia memilih untuk bekerja sama dengan pelaku industri esports. Pada 2018, untuk mengadakan Battle of Fridays, Tokopedia bekerja sama dengan IESPL. Sementara untuk menyelenggarakan Indonesia Esports National Championship, mereka menggandeng IESPA.

“Lewat berbagai kolaborasi dengan para tournament organizer ini, Tokopedia dilibatkan dalam pemilihan game yang akan dipertandingkan. Penentuan game dilakukan berdasarkan popularitas, skena kompetitif dan komunitas game tersebut,” ujar Jonathan Gilbert Tricahyo, Top-up Digital Singular Senior Lead Tokopedia.

Sementara itu, JD.id tak mau repot dan lebih memilih untuk menjadi title sponsor dari High School League. Untuk membahas tentang pengadaan HSL lebih lanjut, saya menghubungi Chief Marketing Officer dan Founder Yamisok, Diana Tjong.

“JD.id merupakan title sponsor kita, tapi event-nya, High School League, memang punya kita,” ujar Diana ketika dihubungi melalui pesan singkat. Dia menjelaskan, JD.id tertarik untuk mensponsori HSL karena perusahaan ecommerce tersebut memang tertarik dengan konsep HSL. Namun, JD.id tidak ikut campur tangan dalam memilih game yang akan ditandingkan dalam HSL. “Segala sesuatunya jadi tanggung jawab Yamisok dan MoobaTV,” katanya.

High School League pada 2018. | Sumber: Kastara
High School League pada 2018. | Sumber: Kastara

Jika dibandingkan dengan turnamen esports lainnya, salah satu keunikan HSL adalah karena liga ini menyasar pemain amatir di tingkat SMA dan setara. Hanya saja, kepuutsan ini juga menimbulkan masalah tersendiri, seperti keengganan pihak sekolah atau orangtua mengizinkan anak mereka berpartisipasi dalam kompetisi tersebut. Untuk mengatasi masalah itu, Yamisok lalu mengundang psikolog dan mengadakan roadshow ke berbagai sekolah.

“Tujuan kami melakukan roadshow adalah sebagai pendekatan dan edukasi pada orangtua dan pihak sekolah, agar bisa menjadi jembatan antara dunia pendidikan dengan esports,” jelas Diana. “Sekarang pun, kita buat program-program lanjutan. Di Yamisok, ada student representative. Sekarang, kita lagi buat trial class untuk akademi esports buat ekskul esports di sekolah.”

 

Media dan Dokumentasi Kompetisi Esports

Yamisok bukan satu-satunya pihak yang memiliki andil dalam penyelenggaraan HSL. EsportsID juga punya campur tangan sebagai media partner. Salah satu tugas mereka adalah melakukan dokumentasi dari kegiatan HSL, termasuk saat grand final dan wawancara pemenang setelah turnamen berakhir.

“Sebagai media partner, tugas kami pastinya untuk mempromosikan event-nya,” kata Michael Samuel, Editor-in-Chief, EsportsID, saat dihubungi melalui pesan singkat. “Dalam dokumentasi, kita juga bantu membuat video perjalanan tim-tim finalis saat mereka di Jakarta, sampai mereka bertanding di grand final. Kami juga buat video after event ke sekolah yang juara, mengenai dampak dan pandangan positif tentang esports dari pihak sekolah. Jadi, kita wawancara guru dan timnya.” Dia menjelaskan, mereka dapat melakukan hal ini karena sekolah yang keluar sebagai juara HSL akhirnya memutuskan untuk mengadakan program ekstrakurikuler esports.

Jumlah penonton menjadi salah satu daya tarik turnamen esports. Semakin banyak orang yang menonton turnamen esports, semakin menarik pula turnamen itu di mata sponsor. Untuk turnamen esports profesional, seperti Mobile Legends Professional League, kemampuan bermain para pemain profesional jadi salah satu daya jualnya. Sayangnya, hal ini tidak berlaku untuk turnamen amatir seperti HSL. Namun, hal itu bukan berarti tidak ada hal yang pantas untuk diangkat dari pertandingan amatir.

Michael berkata, “Untuk turnamen pro dan amatir, topik yang diangkat juga berbeda. Kalau pro kan yang diangkat pasti tim atau player-nya. Sedangkan pertandingan amatir, kita bisa tampilkan perjuangan mereka, background tim atau sisi lainnya.”

Terkait HSL, Michael menjelaskan bahwa salah satu hal yang mereka coba highlight adalah usaha para tim untuk mendapatkan izin sekolah. Mereka juga menampilkan bagaimana para tim berjuang keras untuk bisa lolos babak kualifikasi hingga juara. Selain itu, EsportsID juga mengangkat topik tentang esports itu sendiri. Pasalnya, dia mengaku, masih banyak stigma buruk terkait esports yang beredar di masyarakat.

 

Tujuan Ecommerce Masuk ke Dunia Esports

Ketika ditanya tentang alasan Tokopedia terjun ke dunia esports, Jon menjawab, mereka masuk ke industri esports untuk membangun ekosistem competitive gaming sehingga orang-orang yang memiliki impian untuk berkarir di dunia esports akan bisa mencapai mimpinya.

“Mengingat potensi industri gaming di Indonesia masih sangat besar, baik dari sisi pemain maupun tim Indonesia yang sudah banyak berprestasi di level internasional. Esports bahkan saat ini menjadi industri baru yang banyak membuka kesempatan kerja kepada para peminatnya,” ujar Jon. “Kami berharap, dengan adanya dukungan Tokopedia terhadap industri esports di Indonesia, akan lebih banyak lagi talenta-talenta terbaik negeri yang nantinya bisa mendunia.”

Babak akhir Blibli Esports Championship. | Sumber: Blibli
Babak akhir Blibli Esports Championship. | Sumber: Blibli

Sejalan dengan Tokopedia, Blibli mengungkap bahwa salah satu alasan mereka tertarik mengadakan BEC adalah karena mereka melihat betapa tingginya minat akan esports di Indonesia. Hal ini mendorong mereka untuk ikut serta dalam membangun ekosistem esports.

“Kami mendukung esports karena sejalan dengan semangat serta komitmen Blibli sebagai ecommerce lokal yang ingin terus mendorong pemberdayaan kepada masyarakat,” kata Lani. “Melalui esports, Blibli berharap anak-anak muda dapat menggunakan konten teknologi atau games untuk pengembangan diri, seperti membentuk sportivitas, teamwork, kemampuan strategic thinking, dan membuka lapangan pekerjaan baru serta membangun karir untuk para gamers muda Indonesia, termasuk salah satunya menjadi atlet esports.”

Singkatnya, baik Blibli maupun Tokopedia mendukung esports dengan harapan industri ini bisa berkembang lebih besar lagi. Dengan begitu, semakin banyak gamer Indonesia yang bisa unjuk gigi. Tak hanya itu, semakin besar industri esports, semakin banyak pula lowongan pekerjaan baru yang muncul.

Tak ada yang salah dengan semua tujuan altruistik ini. Hanya saja, Blibli, Tokopedia, atau ecommerce lainnya tetaplah perusahaan yang dibangun untuk mendapatkan untung. Mustahil rasanya mereka rela mengeluarkan uang hingga beratus-ratus juta atau bahkan bermiliar rupiah jika tak ada untung yang bisa didapat perusahaan.

Jadi, pertanyaannya adalah keuntungan apa yang bisa didapatkan oleh perusahaan ecommerce jika mereka masuk ke dunia esports? Jawabannya sederhana: perhatian penonton. Pada 2018, jumlah penonton esports di dunia mencapai 395 juta orang, menurut data dari Newzoo. Angka ini terus naik, menjadi 443 juta pada 2019, dan diperkirakan menjadi 495 juta pada 2020. Jadi, tidak heran jika perusahaan non-endemik, seperti ecommerce, tertarik untuk aktif di industri esports.

Pertumbuhan jumlah penonton esports dari tahun ke tahun. | Sumber: Newzoo
Pertumbuhan jumlah penonton esports dari tahun ke tahun. | Sumber: Newzoo

Jika tujuan ecommerce masuk esports untuk menarik perhatian fans esports, hal ini sesuai dengan penjelasan Diana. Dia berkata, salah satu KPI (Key Performance Indicator) yang mereka harus capai saat menyelenggarakan HSL adalah impresi. “Impression itu mencakup semua, dari viewer, Instagram, influencer, dan media juga,” ujar Diana. “Tapi, target offline-nya berbeda.”

Memang, dalam konferensi pers High School League Season 2, pihak JD.id mengungkap, menjadi sponsor dari turnamen esports ini merupakan bagian dari strategi marketing mereka. Pasalnya, dengan menjadi title sponsor, nama JD.id akan selalu disandingkan dengan HSL. Tak hanya itu, logo mereka juga akan ditampilkan di semua atribut HSL. Jadi, melalui HSL, JD.id akan dapat meningkatkan brand awareness masyarakat, khususnya di kalangan siswa SMA atau setara, orangtua, dan pihak sekolah.

Setelah mengadakan turnamen esports sendiri, Blibli berhasil menjangkau penonton esports. Ketika ditanya tentang dampak yang telah Blibli rasakan setelah mereka masuk ke dunia esports, Lani menjawab, “Dampak dari penyelenggaraan esports bagi kami tentunya bisa menjangkau audience millenials yang lebih muda menjadi pelanggan Blibli. Selain itu, kami juga melihat penjualan khususnya voucher game terus meningkat, partner-partner yang menyediakan perlengkapan gaming semakin bertambah.”

Memanfaatkan hype esports sebagai alat marketing, apakah ini salah? Tentu tidak. Tak bisa dipungkiri, esports tengah populer, apalagi di tengah pandemi. Jika perusahaan ecommerce — atau perusahaan non-endemik lain — tertarik untuk mendukung pelaku esports agar mereka bisa memperkenalkan brand mereka para penonton esports, tak ada yang salah dengan itu. Toh, semakin banyak perusahaan yang tertarik mendukung pelaku esports, semakin baik.

Namun, tidak semua turnamen esports mendewakan view. Setidaknya, hal inilah yang dipercaya oleh Michael. Dia berkata, “Kalau dari saya pribadi, sebenarnya setiap event esports pasti punya tujuan masing-masing. Memang benar, tujuan itu bisa jadi view, awareness, dan lain-lain. Tapi, nggak sedikit juga event yang memang tujuan utamanya untuk mencari bibit baru dan tidak sekadar viewers sih.”

 

Penutup

Bayangkan jika Anda sedang jatuh cinta pada seseorang yang punya ketertarikan yang berbeda dengan Anda. Bukankah Anda juga akan berusaha untuk memahami hal yang disukai oleh gebetan Anda? Tujuannya, agar Anda dan si dia punya bahan obrolan. Dan mungkin, dari sana, kalian bisa jadi lebih dekat dan berakhir menjadi sepasang kekasih.

Perusahaan non-endemik, dalam hal ini ecommerce, juga begitu. Mereka tahu bahwa target konsumen mereka di masa depan — generasi Milenial dan Gen Z — kini tengah sangat suka dengan konten game dan esports. Tentu saja, mereka tak akan melewatkan kesempatan ini. Mereka ikut masuk ke dunia esports sebagai bentuk pedekate dengan fans esports. Dari sana, mungkin saja ada yang berakhir dengan checkout keranjang belanja.

Sumber header: Blibli

Blibli Rilis Fitur Langganan untuk Pemenuhan Kebutuhan Harian

Blibli merilis fitur “Langganan” agar konsumen dapat berhemat setiap belanja kebutuhan harian di kategori BlibliMart. Fitur ini dirilis karena terjadi pergeseran pola belanja konsumen akibat pandemi, sehingga konsumen jadi lebih selektif dalam mengatur pengeluaran.

Survei Kantar “Understanding Life and Trends in Indonesia” pada Agustus 2020 menyatakan bahwa 80% responden menjadi kian hemat dalam mengatur keuangan akibat Covid-19. Lebih dalam survei tersebut juga menyatakan, dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, lebih dari 60% responden bersedia mencoba metode belanja baru demi mendapatkan harga yang paling terjangkau.

Tren pasar ini melatarbelakangi perusahaan untuk merilis Langganan agar konsumen dapat berhemat ketika berbelanja kebutuhan primer.

VP Trade Partnership Blibli Stephanie Santoso menjelaskan, fitur ini memudahkan pelanggan mengatur pengeluaran kebutuhan sehari-hari dengan tersedianya potongan harga yang menarik, sistem pembayaran lengkap & terintegrasi, dan gratis ongkos kirim.

Diterangkan lebih jauh, fitur ini memberikan dua tipe keuntungan berbeda yang dapat dipilih sesuai kebutuhan konsumen. Pertama adalah harga tetap, pelanggan akan dikenakan harga yang sama walaupun terjadi perubahan harga selama periode berlangganan. Kedua, diskon tetap, pelanggan akan dikenakan persen atau nominal diskon yang sama walaupun terjadi perubahan harga selama periode berlangganan.

Keduanya dapat dipilih dengan periode langganan hingga 54 minggu untuk langganan frekuensi mingguan dan 12 bulan apabila memilih frekuensi bulanan.

“Dengan demikian, penghematan yang diterima konsumen akan setakar dengan jumlah langganan. Semakin banyak produk yang dijadikan langganan untuk periode yang lama, maka semakin besar pula penghematan yang dirasakan untuk jangka panjang,” tambah VP Public Relations Blibli Yolanda Nainggolan kepada DailySocial.

Dia juga menekankan, perusahaan tidak membebankan biaya di luar total order apabila menggunakan fitur ini. Namun apabila terdapat penambahan produk di luar paket berlangganan, konsumen akan diarahkan untuk membeli secara terpisah dengan cara reguler atau membuat paket langganan baru.

Untuk menikmati fitur tersebut, konsumen bisa membuka aplikasi Blibli lalu masuk ke halaman BlibliMart dan memilih tab Langganan. Setelah itu memilih produk yang akan dimasukkan ke dalam paket Langganan dan mengatur frekuensi paket. Pada saat check out, sistem pembayaran yang baru tersedia saat ini adalah auto debet melalui kartu debit dan kredit.

Ke depannya opsi akan diperluas, seperti menggunakan uang elektronik. Pendebetan ini dilakukan maksimal 4 hari sebelum pengiriman dan paket akan diterima maksimal 4 hari setelah pembayaran.

Yolanda melanjutkan, Langganan sudah bisa dinikmati ke semua area cakupan Blibli di seluruh Indonesia. Keunggulan ini terbantu berkat tersebarnya 20 gudang Blibli dan 32 titik Hub di 15 kota besar. Menurutnya kehadiran infrastruktur logistik ini memungkinkan perusahaan untuk melayani konsumen di tingkat nasional.

“Selain itu dukungan dari armada kurir sendiri Blibli Express Service (BES), Blibli dapat mempermudah produk-produk yang dipesan melalui fitur Langganan, di mana paket dapat dikirimkan dengan cepat dari hub ke alamat pelanggan.”

BlibliMart

Belanja groceries di BlibliMart termasuk salah satu kategori yang paling laku di Blibli. Dalam data Blibli pada paruh pertama tahun ini memperlihatkan produk sehari-hari tetap mengalami penjualan yang kuat, termasuk sembako seperti beras dan minyak goreng.

Meski tidak dirinci dalam angka, digambarkan jumlah order di BlibliMart meningkat hingga 3 kali lipat saat periode hari jadi perusahaan pada Juli kemarin. “Notabenenya ini berlangsung di tengah pandemi, dibanding bulan sebelumnya.”

Yolanda melihat pandemi telah memicu masyarakat untuk bergeser ke belanja online. Pada saat yang sama, mereka juga diharuskan untuk berdiam diri di rumah sehingga terdorong untuk mengeksplorasi penggunaan teknologi agar bisa menjalankan berbagai aktivitas, termasuk belanja dari rumah.

Behavior change di mana semakin banyak konsumen beralih ke online shopping, terlihat dari meningkatkan adoption rate terhadap e-commerce. Adoption rate pun terlihat jelas selama pandemi, termasuk di bulan Ramadan mengingat Ramadan adalah periode di mana pembelanjaan rumah tangga umumnya meningkat,” tutupnya.

Dalam mendongkrak kinerja dari kategori BlibliMart, perusahaan ekspansi bisnis ke Jawa Timur. Provinsi tersebut dipilih karena termasuk pasar terbesar di luar Jabodetabek. Jumlah seller meningkat sebanyak 2,5 kali di semester pertama 2020 jika dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya.

Jumlah order pada BlibliMart di provinsi ini juga ikut meningkat sebanyak dua kali untuk periode yang sama. Produk yang paling banyak dibeli adalah Keperluan Bayi & Anak, Makanan Instan, dan Sembako, yang menunjukkan bahwa pelanggan Jatim memfokuskan konsumsi mereka pada kebutuhan primer.

Application Information Will Show Up Here

Pandangan Startup Unicorn dan Centaur dalam Mengelola Talenta

Pengusaha Neil Petch pernah mengungkapkan, apabila ingin membangun bisnis, kita juga perlu membangun timnya. Hal ini karena ada perbedaan besar antara menjadi pekerja solo dan pemimpin perusahaan besar.

Di luar gembar-gembor ekspansi bisnis, kita sering lupa bahwa startup di tahap lanjutan menghadapi tantangan yang sama sulitnya dengan startup tahap awal. Salah satu yang sering kita luput adalah bagaimana startup mengelola seluruh karyawan, mendorong kinerja, hingga memastikan bahwa mereka bekerja sesuai kemampuannya.

Hal-hal di atas umumnya dikaitkan pada pengelolaan talenta atau people management. Istilah ini diartikan sebagai sebuah proses melatih, memotivasi, dan mengarahkan karyawan untuk mengoptimalkan produktivitas dan mendorong pertumbuhan kemampuan profesional di lingkungan kerja. Bagi manager dan kepala departemen, pengelolaan SDM dilakukan untuk mengawasi alur kerja dan mendorong kinerja karyawan setiap harinya.

Dalam kasus startup unicorn dan centaurtopik ini menjadi penting karena skala organisasinya terus berkembang seiring dengan pertumbuhan dan ekspansi bisnisnya. Kondisi ini akan berbeda pada startup tahap awal yang jumlah orangnya jauh lebih sedikit dan cenderung masih melakukan pengembangan produk dalam scope kecil.

Dengan kata lain, people management menjadi salah satu concern yang tidak bisa diabaikan. Pada situasi pandemi Covid-19, seluruh pemimpin bisnis dituntut untuk dapat bergerak cepat dalam mengambil keputusan. Bagaimana Tokopedia, Blibli, dan TaniHub, berbagi pengalaman terkait people management, terutama di masa krisis ini?

Kompleksitas pengelolaan talenta 

Setiap startup pasti akan melewati fase pengelolaan talenta akan semakin kompleks seiring dengan meningkatnya skala organisasi. Hal ini turut dialami startup agritech TaniHub. Pengelolaan talenta dan fungsinya yang dijalankan divisi People and Culture semakin kompleks sejak perusahaan berdiri di 2016.

Menurut VP of Corporate Services TaniHub Astri Purnamasari, kompleksitas ini terjadi karena skala organisasinya meningkat. TaniHub mulai merambah bisnis baru lewat TaniFund dan TaniSupply. Otomatis jumlah karyawannya bertambah.

Kompleksitas ini juga dirasakan pada proses perekrutan karyawan, terutama pada jumlah dan kualifikasi talenta yang dibutuhkan. Menurut Astri, kondisi ini menjadi tantangan baru untuk  memastikan 336 TaniSquad (sebutan karyawan TaniHub Group) memiliki visi dan misi yang sejalan.

“Pengenalan dan sosialisasi yang berulang mengenai visi, misi, core values, business strategy, dan Objective and Key Result (OKR) menjadi kunci dalam pengelolaan SDM untuk menuju tujuan akhir yang sama,” jelasnya kepada DailySocial.

Komunikasi jadi faktor penting

Komunikasi merupakan elemen dasar dan utama dalam aktivitas bisnis. Di konteks people management, komunikasi punya andil besar dalam memastikan produktivitas pekerjaan, pengambilan keputusan, maupun peningkatan motivasi kerja.

Hal ini diamini External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya. Komunikasi offline maupun online aktif dipraktikkan di organisasi perusahaan yang saat ini memiliki lebih dari 4.900 Nakama (sebutan karyawan Tokopedia).

Saat pelaksanaan Work From Home (WFH), pihaknya mewajibkan komunikasi berkala dan sesuai jadwal yang ditentukan untuk mendorong produktivitas kerja.

“Pada dasarnya, setiap Nakama telah memiliki Objective and Key Result (OKR) masing-masing. Agar lebih dari 4.900 Nakama bekerja efektif, kami mewajibkan komunikasi virtual antar tim. Perusahaan memfasilitasi platform komunikasi digital sehingga koordinasi lebih aman, dapat mengetahui tantangan, dan memantau perkembangan tim selama WFH,” tuturnya kepada DailySocial.

Sementara itu, EVP of People Operation & General Services of Blibli Sandra Kumalasari menilai, komunikasi virtual dapat membantu para leader di seluruh departemen dan divisi untuk aktif memonitor keadaan setiap anggota tim.

“Di Blibli, upaya ini menunjukkan respon positif di mana leader justru semakin aktif melakukan coaching dan monitoring. Dengan begitu, leader dapat membahas berbagai hal, termasuk perkembangan KPI setiap anggota setiap ada kesempatan,” paparnya.

Jangan lupakan pengembangan kompetensi

Di masa krisis ini, TaniHub dan Blibli berupaya memberikan ruang terhadap pengembangan kompetensi karyawan. Sandra menyebutkan bahwa pengembangan dan pengasahan kemampuan karyawan menjadi salah satu fokus utama sejak awal Blibli berdiri.

“Rangkaian pelatihan yang biasanya dilakukan lewat tatap muka, sekarang dilakukan secara online dengan perangkat teknologi yang ada. Pengembangan kompetensi ini terus berlanjut selama masa WFH berlangsung. Dengan begitu, karyawan bisa lebih siap dan mampu menghadapi perubahan pasca pandemi,” ungkap Sandra.

Sementara TaniHub melihat bahwa me-nurture karyawan menjadi suatu tantangan tersendiri. Pasalnya ada banyak aspek yang harus diperhatikan, seperti aspirasi, minat, hingga rencana pengembangan mereka. Perusahaan fokus ke strategi penyesuaian dan penguatan talenta. Tujuannya untuk membantu pertumbuhan bisnis perusahaan ke depan.

“TaniSquad tidak hanya dituntut untuk bekerja sebaik-baiknya, tetapi tim People and Culture ikut mendorong pengembangan kompetensi TaniSquad. Dengan begitu, setiap karyawan tetap bisa produktif dengan berbagai inisiatif program pengembangan,” tutur Astri.

Tak kalah penting, lanjutnya, memastikan bahwa seluruh TaniSquad memiliki kompetensi utama yang sesuai dengan peran maupun level masing-masing. Perusahaan menilai pentingnya para leader di TaniHub untuk memberikan apresiasi, feedback, maupun reward and punishment.

Beradaptasi selama pandemi

Pengelolaan talent tak hanya bicara soal produktivitas kerja dan peningkatan kemampuan. Perusahaan dinilai perlu memberikan kondisi bekerja yang positif untuk memotivasi karyawan.

Di masa krisis ini, Ekhel mengatakan bahwa Tokopedia mengadakan program Work-Fun-Home secara berkala. Perusahaan menyediakan serangkaian kegiatan bermanfaat untuk membangun pengalaman bekerja dari rumah yang lebih menyenangkan dan produktif.

“Karyawan juga dapat mengakses berbagai konten pembelajaran dan pelatihan virtual demi meningkatkan keterampilan dan keahlian individu,” ucapnya.

Sandra menyebut bahwa pihaknya sejak awal mengutamakan untuk menjaga semangat yang positif ketika bekerja di rumah. Blibli rutin mengimbau karyawan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental di manapun beraktivitas.

“Kami mendorong diri untuk berubah, lebih kreatif, lebih fleksibel dalam melihat sesuatu. Kami juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk para team leader untuk menjadi agent of change dalam meningkatkan semangat. Pengelolaan SDM menjadi penting untuk beradaptasi dan mempersiapkan diri di situasi new-normal,” jelasnya.

Blibli Lakukan Penyesuaian Strategi Omnichannel

Blibli melakukan adaptasi penyesuaian strategi omnichannel selama pandemi berlangsung. Strategi ini termasuk elemen penting dalam perusahaan, yang tak hanya mengenai transaksi saja tapi juga soal pembayaran, operasional, dan logistik.

EVP of Consumer Goods Blibli Fransisca Krisantia Nugraha menerangkan, pihaknya menahan rencana ekspansi lokasi baru untuk Blibli Offline Store sampai akhir tahun ini. Blibli Offline Stores adalah gerai offline yang cashless dan cashierless, konsumen cukup menggunakan aplikasi Blibli untuk checkout barang secara mandiri.

Adapun gerai ini baru diresmikan pada Februari 2020, baru ada satu lokasi di Gedung Sarana Jaya, Jakarta. Lalu sebulan kemudian ditutup tepat saat PSBB diberlakukan hingga Mei kemarin. Gerai kembali dibuka dengan penyesuaian baru pada akhir Juni ini.

“Ekspansi akan kita re-strategize lagi, bahkan tunda ekspansi pada tahun ini. Kemungkinan baru mulai [ekspansi] tahun depan, tapi R&D tetap kami jalankan,” terangnya kepada DailySocial.

Penyesuaian berikutnya adalah solusi omnichannel lainnya yang sudah dirilis perusahaan, yaitu Blibli InStore kini tersedia dalam bentuk aplikasi untuk seller. Tujuannya agar seller dapat bekerja sama dengan brand gadget besar untuk memperluas metode pengiriman dan pembayaran agar pelanggan semakin banyak opsi berbelanja walau di tengah kondisi sekarang.

Dengan adaptasi seperti ini, sebenarnya adalah hal yang baik buat Blibli agar tetap relevan karena perusahaan percaya tren omnichannel ke depannya di Indonesia akan jauh menjanjikan. Menurut Fransisca, pandemi telah mengakselerasi adopsi e-commerce oleh seller maupun pelanggan karena layanan e-commerce dapat memberikan layanan yang stabil di tengah situasi yang menantang.

“Di April 2020, jumlah seller di Blibli bahkan naik 90% dari tahun ke tahun dengan maraknya seller membuka toko online agar bisa meneruskan usaha mereka.”

Percepatan tersebut adalah hal positif bagi omnichannel, karena konsumen dan pelanggan semakin menyadari kekuatan online retail. Di tambah, mereka dapat merasakan berbagai keuntungan dari online retail saat melakukan offline retail. Omnichannel akan menjadi solusi yang menggabungkan kekuatan online dan offline retail ke dalam satu pengalaman belanja yang terintegrasi.

“Jadi ketika toko offline mulai beroperasi seperti biasa, mereka bisa mengadopsi omnichannel untuk menggabungkan offline dan online sales channel untuk semakin mengembangkan usaha.”

Untuk menyambut tren itu tiba, perusahaan tidak hanya mengeluarkan inovasi di bidang omnichannel saja, tapi juga edukasi seller tentang berbagai manfaat dari penerapan solusi omnichannel.

Selain Blibli Offline Store dan Blibli InStore, perusahaan telah merilis dua solusi omnichannel lainnya. Yakni, Blibli Click&Collect (membeli produk seller secara online dan mengambil produk di toko offline seller untuk mendapatkan layanan after-sales service) dan Blibli Mitra (menyasar pemilik warung dan toko kelontong untuk berjualan produk digital dan membeli produk dagangan dengan harga grosir).

Tambah kategori Menu Restoran

Sebagai bagian dari strategi omnichannel, Blibli meresmikan kategori baru di dalam kategori Groceries BlibliMart untuk hidangan makanan dan minuman siap saja, dinamai “Menu Restoran”. Di dalamnya, terdapat kurasi pilihan menu makanan dan minuman yang bisa dipilih konsumen Blibli dengan pengiriman instan.

Fransisca menjelaskan, menu tersebut sebenarnya sudah dimulai sejak April kemarin dengan menghadirkan kopi literan. Lalu kurasi berkembang menjadi hidangan siap saji yang disuguhkan pengusaha F&B, mulai dari skala mikro hingga besar, menawarkan produk ready-to-eat, drink, cook, and heat.

Karena Blibli bukan marketplace, jadi seller yang ingin bergabung harus melalui proses kurasi yang ketat sebelum onboarding ke platform e-commerce. Blibli menyiapkan tim khusus untuk mempercepat proses tersebut, sekaligus memastikan yang bergabung adalah brand principal; distributor resmi; dan peritel yang sudah berpengalaman melayani pelanggan.

Di samping itu, pebisnis dapat memanfaatkan jaringan gudang milik Blibli untuk ekspansi usahanya, tanpa harus membuka cabangnya di sana. Adapun Blibli memiliki 20 gudang di 15 kota besar di Indonesia. Mereka yang sudah gabung saat ini mencapai lebih dari 50 brand dan yang masih dalam proses verifikasi ada lebih dari 100 brand.

“Pengirimannya kita pakai kurir internal dan eksternal, ada Grab dan Gojek. Saat ini pebisnis yang sudah gabung lokasinya terbanyak dari Jabodetabek, Bandung, Medan, Surabaya, dan Denpasar.”

Sejak pertama kali meluncur, menu ini diklaim mendapat antusiasme yang baik dari konsumen. Jumlah pemesanan meningkat sebesar enam kali lipat antara April-Juni 2020. Hidangan yang paling banyak dipesan adalah bakmi, bakso, dan spaghetti, untuk minuman ada kopi susu, earl grey tea, dan cokelat.

Application Information Will Show Up Here

TokoCabang to Disrupt Tokopedia’s Business Model

It’s been over a year that Tokopedia’s fulfillment service, TokoCabang, launched to the public. This is part of Tokopedia’s ambition to become an IaaS (infrastructure-as-a-service) platform.

TokoCabang started to disrupt Tokopedia’s core business model, which was originally a pure C2C marketplace, to becoming semi B2C.

TokoCabang is operated by a partner appointed by Tokopedia, namely PT Bintang Digital Internasional under the brand Haistar. It is an e-logistics company founded in 2018. Another partner is Titipaja, the latest business unit of Anteraja‘s last-mile logistics service.

Haistar has warehouses around Jakarta, Bandung, and Surabaya. They were also chosen as Pos Indonesia’s partners for “Haipos” in optimizing the company’s assets in Medan, Palembang, and Makassar.

According to a TokoCabang seller kit, Tokopedia merchants with a minimum reputation of Gold 1 or Official Store can utilize partner warehouses to deposit their goods so they can reach consumers faster.

Moreover, some warehouses that can be used by merchants are Haistar Gading, Haistar Kamal, Haistar Bandung, Haistar Surabaya, and Haistar Makassar. Titipaja is currently available in Cililitan, Jakarta because it was just launched earlier this year. However, the company plans to expand to Bandung, Medan, Denpasar, and Pontianak.

TokoCabang practices semi B2C concept where the warehouse partners, in this case Haistar and Titipaja, will receive the fees from merchants calculated based on monthly volume. For example, if it’s over 1000 units, a fulfillment fee of IDR 2,400 per unit is charged for each item sold and a storage fee of IDR 2,000 per unit per month.

The cost is considered more efficient than merchants having to open branches with their own warehouses, also to think of labor costs, packaging costs, and warehouse expenses. This is a win-win solution created by Tokopedia for all stakeholders.

This pandemic limits mobility, including in meeting daily needs. As result shopping patterns tend to shift from offline to online. The number of online sellers has increased.

According to the company’s internal records, there were one million new sellers to 8.3 million in May 2020 within three months.

A game-changer in the e-commerce sector

Tokopedia’s solution can be said to be different from what other B2C e-commerce platforms offer, for example, Blibli, Lazada, and JD.id.

All B2C players multiply physical assets, in the form of warehouses, to store items for sale. Having a warehouse that is spread out at several points in each city means a shorter delivery distance. Delivery time will be much shorter and shipping costs paid by consumers will be even cheaper.

Earlier this year, Blibli plans to add warehouses to 21 units, as well as hubs and mobile hubs, to 43 units to accelerate delivery. JD.id currently has 11 warehouses around Medan, Jakarta, Semarang, Pontianak, Surabaya, and Makassar. Whereas Lazada has 12 warehouses and 75 hubs. The largest ones are in Cilodong, Makassar, Surabaya, and Balikpapan.

This month, Tokopedia is to expand TokoCabang in Makassar, Medan, and Palembang. Since it was launched in Jakarta, Bandung, and Surabaya, sellers who take advantage of this do not need to consider operational issues – both when receiving orders, packing, and even delivering to couriers, especially when facing surging demand.

Tokopedia’s Head of Fulfillment Erwin Dwi Saputra explained, during the pandemic, there was a significant jump in the number of orders handled by TokoCabang by 2.5 times in the second quarter compared to the first quarter of this year.

One of TokoCabang consumers is Big Bad Wolf event, which holds an online book bazaar on May 27-May 3 and June 24-30. Hundreds of thousands of books are sold, packaged, and distributed to various regions faster through the TokoCabang.

Consumers who choose services through Tokopedia can utilize the “Dilayani Tokopedia (Fulfillment by Tokopedia)” filter on the search page.


The original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian