Samsung Indonesia Hadirkan Chromebook 4, Laptop Chrome OS untuk Belajar PJJ

Samsung Electronics Indonesia telah menghadirkan Chromebook 4, sebuah laptop yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan teknologi di dalam dunia pendidikan. Guna menunjang kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di rumah dan tatap muka secara terbatas pada tahun ajaran baru.

Chromebook 4 merupakan perangkat bersistem operasi Chromebook OS Samsung yang pertama dihadirkan di Indonesia. Dengan bentuk ringkas dan durabilitas tinggi memenuhi standar military-grade (Mil-STD-810G), ketebalan hanya 16,7mm dan bobot 1,18kg. Serta, punya daya baterai yang tahan hingga 12,5 jam yang sesuai untuk anak usia sekolah.

Dengan keadaan siswa dan guru yang terbagi di sekolah dan rumah, dunia pendidikan membutuhkan perangkat teknologi yang mudah digunakan di berbagai tempat dan mendukung kolaborasi belajar. Samsung Chromebook 4 menyajikan pengalaman Chrome OS yang sederhana, cepat, dan seamless, mengoptimalkan teknologi cloud untuk mendukung sistem belajar mengajar yang inovatif dan kolaboratif,” kata Lukman Basuki, IT & Mobile B2B Business Senior Manager, Samsung Electronics Indonesia.

Samsung Chromebook 4 ini ditenagai prosesor Intel Celeron N4020 dengan GPU Intel UHD Graphics 600, berjalan pada Chrome OS dan menawarkan pengalaman komputasi berbasis cloud yang terintegrasi secara seamless dengan aplikasi Google. Chrome OS menyediakan akses yang cepat ke aplikasi-aplikasi penting untuk keperluan sekolah termasuk cloud database.

Aplikasi dan penyimpanan data melalui cloud ini memberikan guru dan siswa kemudahan mengakses kelas online, bahan pelajaran, materi pekerjaan rumah, catatan-catatan kelas, maupun tugas-tugas yang membutuhkan kolaborasi, dari mana saja sepanjang koneksi Internet tersedia. Chromebook 4 memiliki konektivitas Gigabit WiFi 5 yang memungkinkan kita men-download dan meng-upload data berukuran besar dengan cepat.

Dalam PJJ, guru dan siswa dapat berkolaborasi dengan lancar dalam pendistribusian dan pengelolaan tugas (Classroom), komunikasi dan kelas online (Gmail, Meet), pengerjaan tugas siswa (Drive). Serta, memungkinkan sinkronisasi file atau mengedit tugas bersama-sama dengan teman sekelas walau lokasi terpisah.

Fitur lainnya Samsung Chromebook 4 memiliki stereo speaker, mic digital internal, dan kamera HD 720p yang membantu video conference kelas online. Juga sudah dilengkapi dengan baterai yang mendukung waktu pakai hingga 12,5 jam, artinya dapat mengikuti kelas online dan mengerjakan tugas sepanjang hari sekali isi ulang.

Laptop berlayar 11,6 inci beresolusi HD ini tersedia dalam warna Platinum Titan, didukung RAM 4GB LPDDR4 dan penyimpanan 32GB eMMC. Serta sudah dilengkapi dengan port USB-C yang multifungsi untuk mengisi ulang baterai dengan cepat, transfer data dalam kecepatan tinggi, atau menghubungkannya ke layar yang lebih besar dengan kualitas 4K.

Samsung juga memberikan perlindungan dan kemudahan pengelolaan terhadap seluruh perangkat Chromebook 4. Bagi lembaga pendidikan yang menggunakan Chromebook 4, disediakan update berkala OS dan software, serta security patches secara reguler. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Samsung Chromebook 4, kunjungi tautan berikut Samsung Chromebook 4.

 

Qualcomm Luncurkan Snapdragon 7c Gen 2: Untuk Windows dan Chromebook Entry Level

Selama ini, Qualcomm banyak sekali mengeluarkan system on chip yang digunakan untuk perangkat smartphone. Untungnya, platform komputer seperti PC dan laptop belum dilupakan oleh Qualcomm. Kali ini, Qualcomm meluncurkan SoC generasi kedua dari Snapdragon 7c. Chipset ini nantinya akan digunakan untuk memberikan tenaga ke perangkat mobile yang menggunakan sistem operasi Windows 10 ARM atau ChromeOS.

“Snapdragon 7c Gen 2 menghadirkan inovasi terdepan dari portofolio komputasi kami ke perangkat entry-level dan perangkat dengan harga terjangkau pada generasi selanjutnya. Laptop yang didukung oleh platform ini akan mendefinisikan kembali mobile computing untuk pengguna di bidang pendidikan, pekerja garda depan, dan penggunaan ringan sehari-hari, memungkinkan perangkat yang andal dan kuat dengan teknologi AI yang canggih, dan mendukung daya baterai sampai beberapa hari,” kata Miguel Nunes, Senior Director, Product Management, Qualcomm Technologies, Inc. “Kami sangat senang dapat menghadirkan peningkatan generasi berikutnya ke platform entry-level kami untuk pengalaman mobile PC terbaik.”

Pasar yang dituju oleh Qualcomm dengan Snapdragon 7c Gen 2 ini adalah kelas pemula atau entry level. Tentunya hal ini membedakannya dengan Snapdragon 8cx dan 8c yang sudah ada. Perangkat ini nantinya akan berada di bawah harga $400 dan akan memiliki fungsi “Always On“.

Pada Snapdragon 7c Gen 2, prosesor Kryo 468 (berbasis ARM Cortex A76) yang ada didalamnya sudah ditingkatkan clock-nya menjadi 2.55 GHz. Selain itu, SoC ini juga dilengkapi dengan bus memori dual channel LPDDR4X, DSP Hexagon 692, ISP Spectra 255 untuk kamera, dan juga modem Snapdragon X15. Untuk fungsi audio, Aqstic juga sudah terpasang pada SoC ini.

Dengan menggunakan modem Snapdragon X15, perangkat yang menggunakan Snapdragon 7c akan bisa mengakses jaringan 4G seluler. Selain itu, WiFi 5 serta Bluetooh 5 juga sudah didukung pada chipset yang satu ini. Qualcomm juga membenamkan AI Engine generasi kelima yang bakal membantu komputasi AI. Qualcomm mengklaim bahwa mesin AI tersebut akan membuat perangkat menjadi lebih efisien.

Qualcomm juga mengklaim bahwa Snapdragon 7c Gen 2 akan memiliki kinerja hingga 10% lebih kencang jika dibandingkan dengan platform lainnya, termasuk Intel Atom. Selain itu, 7c Gen 2 juga menawarkan daya tahan baterai yang sangat panjang, hingga 19 jam dalam sekali pemakaian. Hal ini tentu saja sangat membantu mereka yang sedang bekerja di rumah atau juga sekolah di rumah.

Lenovo akan menjadi vendor laptop pertama yang bakal mengadopsi Snapdragon 7c Gen 2. Sayangnya, informasi mengenai seperti apa laptop yang bakal diluncurkan masih belum diumbar oleh kedua perusahaan tersebut.

“Kami percaya bahwa teknologi yang lebih pintar dapat memecahkan masalah, menciptakan peluang, dan mengubah cara kita hidup, belajar, bekerja, dan terhubung. Komitmen Qualcomm Technologies untuk memajukan teknologi selaras dengan visi Lenovo untuk memimpin dan memungkinkan Smarter Technology untuk semua,” kata Emily Ketchen, Chief Marketing Officer of Intelligent Devices Group, Lenovo. “Performa, efisiensi, dan konektivitas platform komputasi Snapdragon yang dikombinasikan dengan desain dan rekayasa Lenovo telah meningkatkan pengalaman pengguna untuk seluruh kebutuhan konsumen dan bisnis. Kami berharap dapat meluncurkan perangkat Lenovo baru dengan platform komputasi Snapdragon 7c Gen 2 di akhir tahun ini, dan lebih banyak kolaborasi dalam berinovasi bersama untuk masa depan komputasi kedepannya.”

Sayang memang, perangkat Snapdragon 7c Gen 2 masih menjadi tanda tanya di Indonesia. Hal ini memang mungkin disebabkan oleh minimnya peminat laptop ChromeBook. Selain itu, Windows 10 ARM juga masih memiliki keterbatasan pada aplikasi-aplikasi mereka. Semoga saja, Lenovo juga berminat memasukkan laptop ARM dengan Snapdragon 7c Gen 2 ke Indonesia.

Google akan Bikin SoC Sendiri untuk Pixel dan Chromebook

Selama ini, kita selalu melihat sebuah smartphone Android selalu menggunakan SoC buatan produsen lain. Misalkan saja sebuah smartphone Xiaomi akan menggunakan SoC buatan Qualcomm atau Mediatek. Samsung saat ini juga menggunakan kedua SoC tersebut dan juga milik mereka sendiri, Exynos. Untuk Google sendiri, mereka saat ini masih menggunakan Snapdragon untuk Pixel-nya.

Apple, Samsung, dan Huawei saat ini merupakan tiga perusahaan yang menggunakan SoC buatan sendiri untuk digunakan pada perangkatnya. Hal tersebut bertujuan agar mereka dapat melakukan optimalisasi secara internal sehingga sistemnya akan berjalan lebih lancar secara keseluruhan. Ternyata, Google juga punya rencana yang sama dengan ketiga perusahaan tersebut.

samsung-umumkan-sensor-gambar-isocell-gn1-beresolusi-50mp-2

Google baru-baru ini bekerja sama dengan Samsung dalam membuat sebuah chip. Dengan nama Whitechapel, ternyata Google sedang membuat sebuah SoC baru yang menggunakan delapan inti prosesor. Selain itu, ada beberapa silikon tambahan yang digunakan untuk meningkatkan AI dari Google dan juga Google Assistant. SoC ini sendiri bakal menggunakan proses pabrikasi 5LPE 5 nm buatan Samsung.

Untuk pembuatan hingga menjadi sebuah produk komersial, Whitechapel diharapkan bisa digunakan pada produk Pixel terbaru dari Google pada akhir tahun 2021 mendatang. Tidak berhenti sampai situ saja, ternyata Google juga diduga sedang mengembangkan prosesor khusus untuk Chromebook-nya. Hal ini tentu saja akan membuat Chromebook akan menjadi lebih optimal.

Dengan menggunakan chipset buatan tersendiri, Google sudah pasti bisa memasukkan segala feature yang mereka inginkan pada sisi hardware. Selama ini, Google bisa saja meminta para pembuat cip untuk memasukkan feature yang mereka buat agar bisa berjalan dengan lancar. Apple merupakan salah satu contoh yang mengimplementasikan hal tersebut sehingga membuat sistem mereka secara keseluruhan lebih lancar dibandingkan dengan platform lainnya.

Lenovo Chromebook Duet

Sistem-on-chip kelas atas dari Qualcomm atau MediaTek yang digunakan oleh sebagian besar pembuat ponsel cerdas memberikan kinerja grafis dan tujuan umum yang sangat tinggi, sehingga memungkinkan produsen untuk berinovasi dengan kamera dan perangkat lunak mereka. Namun, karena tidak dapat disimpan, perangkat tidak membawa perangkat keras eksklusif yang dirancang khusus yang dapat membedakan perangkat dalam hal kinerja dan kemampuan

Dengan membuat SoC tersendiri, tentu saja Google bakal secara langsung bersaing dengan pembuat cip lainnya yang juga merupakan mitranya seperti Qualcomm dan Mediatek. Hal ini tentu berbeda jika HiSilicon milik Huawei yang membuat cip tersendiri dan mereka hanya bersaing dengan sesama pembuat chipset. Dengan menggunakan Whitechapel, Google akan menggunakan software dan hardware buatan sendiri yang mungkin tidak akan teroptimasi pada chipset pihak ketiga.

Sumber: TomsHardware

 

 

Mediatek Perkenalkan Dua Chipset Baru: Untuk Smartphone dan ChromeBook

Tanggal 10 November 2020 merupakan waktu di mana Mediatek menyelenggarakan perhelatan akbar mereka dengan nama MediaTek Virtual Executive Summit 2020. Pada acara ini, Mediatek memperkenalkan banyak teknologi yang mereka miliki kepada para jurnalis di seluruh dunia. Kebanyakan, semua yang mereka tunjukkan berhubungan dengan 5G.

Dari sisi chipset perangkat AndroidMediatek mengumumkan cip terbaru mereka yang bernama Dimensity 700. Dimensity 700 dibangun dengan proses pabrikasi 7 nm dan memiliki kemampuan untuk terkoneksi pada jaringan 5G. Mediatek memposisikan cip ini untuk perangkat flagship, premium hingga kelas menengah.

“Dengan portofolio Dimensity yang semakin besar, kami menghadirkan kemampuan 5G terbaru ke semua lapisan smartphone sehingga lebih banyak orang bisa menikmati pengalaman 5G,” kata Dr. JC Hsu, Corporate VP dan GM Wireless Communications Business Unit, MediaTek. “Dimensity 700 memiliki gabungan fitur-fitur konektivitas 5G, kemampuan kamera tingkat lanjut seperti night shot, dan dukungan untuk lebih dari satu asisten suara, seluruhnya dalam desain yang sangat irit daya.”

Dimensity 700 Infographic

Dimensity 700 memiliki fitur-fitur konektivitas seperti 5G Carrier Aggregation (2CC 5G-CA) dan 5G dual SIM dual standby (DSDS), dan Voice over New Radio (VoNR). Selain itu, cip ini juga mendukung Mediatek 5G UltraSave yang menghemat bateari saat terkoneksi ke jaringan 5G, refresh rate 90Hz, kamera hingga 64 MP, dan asisten suara lebih dari satu aplikasi.

Dimensity 700 sendiri menggunakan dua inti prosesor ARM Cortex-A76 pada cluster performa dan enam inti ARM Cortex A55 pada cluster hemat daya. Cortex A-76-nya sendiri memiliki clock hingga 2,2 GHz sedangkan pada sisi hemat daya, clock-nya bekerja pada kecepatan hingga 2 GHz. RAM yang didukung adalah LPDDR4X 2133 MHz pada kapasitas sampai 12 GB.

Selain cip untuk smartphone dan tablet, Mediatek juga memperkenalkan SoC khusus untuk laptop Chromebook. Dua cip tersebut adalah MT8192 dan MT8195. Pada kedua cip ini, Mediatek menjanjikan bahwa produsen dapat memproduksi Chromebook yang lebih bertenaga namun ramping dan ringan. Selain itu juga memiliki daya tahan baterai yang lebih baik.

Mediatek MT8192 dibuat pada proses pabrikasi 7 nm dan ditujukan untuk perangkat mainstream. SoC ini menggunakan 4 inti ARM Cortex A-76 pada cluster kinerja serta 4 inti ARM Cortex A-55 pada cluster hemat dayanya. GPU yang digunakan adalah Mali G57 dengan 5 core. RAM yang didukung adalah LPDDR4X 2133 MHz dan penyimpanannya hingga UFS 2.1.

MT8192 8195

Mediatek MT8195 dibuat pada proses pabrikasi 6 nm dari TSMC dan ditujukan untuk perangkat premium. MT8195 menggunakan 4 inti ARM Cortex A-78 yang baru serta 4 inti ARM Cortex A-55 pada cluster hemat daya. GPU yang digunakan juga sama dengan MT8192 yaitu Mali G57 MC5. LPDDR4X quad channeljuga didukung sehingga dapat memberikan kinerja yang lebih baik.

Kedua SoC khusus Chromebook ini juga sudah memiliki dukungan terhadap PCIe Gen 3 dan USB 3.2 Gen 1. Selain itu, keduanya juga mendukung video 4K HDR. Chromebook yang menggunakan SoC MT8192 nantinya bakal dipasarkan pada kuartal kedua tahun 2021. Sedangkan untuk MT8195, konsumen harus menunggu lebih lama pada awal tahun 2022.

Mampu pada Windows 10 ARM?

Dengan kemampuannya untuk menjalankan sistem operasi Chrome, saya penasaran apakah kedua cip ini mampu menjalankan Windows 10 ARM. Hal tersebut sudah dilakukan oleh pesaing mereka, yaitu Qualcomm. Hal tersebut tentu saja bakal membuat laptop dan tablet menjadi lebih beragam.

Lalu apakah MT8192 dan MT8195 bisa jalan pada Windows 10 ARM? Mohit Bhushan selaku VP & GM, MediaTek Head of US Business Development mengatakan kepada saya melalui kolom chat bahwa hal tersebut bisa saja terjadi. Namun yang saat ini diperlukan adalah driver untuk prosesor dan GPU yang berasal dari ARM. Selain itu, dukungan DirectX 12 juga harus dipastikan oleh ARM.

Hal tersebut tentu saja berkaitan dengan penggunaan prosesor dan GPU dari ARM pada SoC dari Mediatek. Jika tidak ada driver yang dibuat oleh ARM, Windows 10 ARM tidak akan mengenali CPU dan GPU pada SoC buatan Mediatek ini.

Acer Luncurkan Segudang Produk Baru, Tapi Mana Smartphone Gaming Predator?

Melalui sebuah livestream berjudul Next@Acer 2020 yang disiarkan pada tanggal 21 Oktober kemarin, Acer menyingkap sederet perangkat baru yang sangat menarik. Dari lini laptop ConceptD misalnya, selain memperbarui spesifikasi ConceptD 7 dan ConceptD 7 Pro, Acer turut mengungkap PC desktop ConceptD 300 yang sangat mencuri perhatian berkat desainnya yang elegan sekaligus timeless.

Lalu di segmen Chromebook, Acer memperkenalkan Chromebook Spin 513 yang ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 7c. Juga menarik adalah kolaborasi perdana antara Acer dan Porsche Design, yakni sebuah laptop premium dengan desain yang terinspirasi mobil sport, lengkap beserta sejumlah aksesori yang tak kalah mewah.

Beralih ke sektor gaming, tidak tanggung-tanggung, Acer meluncurkan enam monitor gaming baru sekaligus, termasuk salah satunya yang benar-benar dirancang secara spesifik agar tidak mudah membuat mata lelah, yang sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Eyesafe.

Acer juga membahas lebih jauh mengenai Planet9, sebuah platform esports yang mereka perkenalkan pertama kali pada bulan September lalu. Satu bagian paling menarik dari Planet9 adalah SigridWave, sebuah sistem penerjemah berbasis AI yang diciptakan untuk menjembatani komunikasi antar gamer tanpa harus terbendung perbedaan bahasa.

Sejauh ini sudah mendukung bahasa Inggris dan Mandarin, SigridWave dilatih agar benar-benar memahami terminologi gaming. Jadi ketimbang menerjemahkan kata “camper” sebagai “orang yang sedang berkemah”, SigridWave tahu yang dimaksud adalah “pemain yang berdiam di satu posisi dan menunggu musuh datang”.

AcerPure Cool / Acer
AcerPure Cool / Acer

Dalam kesempatan yang sama, Acer bahkan turut memperkenalkan lini produk baru bernama AcerPure yang berfokus di bidang lifestyle. Produk pertama dari lini tersebut adalah AcerPure Cool, kombinasi antara pembersih sekaligus penyejuk udara yang sangat relevan terhadap situasi pandemi.

Bersama sejumlah media lain, saya berkesempatan untuk mewawancarai lima eksekutif dari Acer guna menanyakan mengenai sejumlah hal terkait produk-produk baru Acer tadi. Kelima eksekutif tersebut adalah:

  • Tiffany Huang – Co-COO dan President of Corporate Marketing, Business Planning and Operations
  • Andrew Chuang – General Manager of Esports Service and Rugged Computing
  • Andrew Hou – President of Pan-Asia Pacific Operations
  • James K Lin – General Manager of Notebook Products Business
  • Jerry Kao – Co-COO and President of IT Products

Tanpa berlama-lama, pembicaraan kami langsung mengarah ke AcerPure, cukup wajar mengingat ini merupakan bidang baru yang belum pernah Acer geluti sebelumnya. Tiffany sendiri membenarkan bahwa ini merupakan upaya Acer untuk memperluas lineup produk mereka di luar bisnis utamanya, dan pembersih udara dipilih berkat relevansinya terhadap situasi pandemi.

Namun yang menarik adalah, seperti yang dijelaskan oleh James, Acer sebenarnya sudah mulai menggarap kategori ini sejak tahun lalu, tapi kala itu fokusnya hanya untuk ranah komersial. Barulah di awal 2020 ini, Acer melihat adanya peluang lini produk baru AcerPure ini untuk segmen konsumen umum.

Ke depannya dipastikan bakal ada kategori produk lainnya, tapi untuk sekarang, prioritas Acer adalah AcerPure Cool itu tadi. Kabar baiknya, Acer sudah berencana untuk menghadirkannya ke Indonesia mulai awal tahun 2021.

Saya sendiri lebih tertarik dengan sektor gaming, dan pertanyaan pertama yang saya lontarkan adalah, “Kapan Acer bakal membuat smartphone gaming Predator?” Tiffany pun tertawa, lalu lanjut menjelaskan bahwa mereka selalu terbuka terhadap peluang. Beliau bahkan sempat menyinggung sendiri terkait kegagalan Acer di industri smartphone beberapa tahun lalu, dan yang saya tangkap, itu bukan berarti Acer sudah menyerah.

Kalau tren smartphone gaming terus ramai ke depannya, bukan tidak mungkin kita akan melihat penawaran serupa dari Acer. Pun demikian, supaya tidak ada kesalahpahaman, Jerry menambahkan bahwa untuk sekarang Acer belum punya keinginan sama sekali soal itu.

Lalu ketika mulai membahas esports, saya langsung menanyakan tentang teknologi penerjemah berbasis AI SigridWave itu tadi. Jujur saya penasaran apakah Acer berniat untuk melisensikannya ke platform lain, atau mungkin ke layanan seperti Discord atau TeamSpeak. Andrew Chuang dengan tegas menjawab tidak, setidaknya untuk sekarang.

Terkait monetisasi Planet9, Andrew menjabarkan bahwa ke depannya mereka bakal mengeksplorasi sejumlah cara. Bisa dengan memberikan coaching, iklan, atau berjualan in-game item. Opsi lain yang tak kalah menarik adalah, Planet9 sebagai pusat data profil pemain-pemain profesional, yang kemudian mungkin bisa dijual ke para stakeholder esports.

Acer Chromebook Spin 513 / Acer
Acer Chromebook Spin 513 / Acer

Terakhir, kami juga sempat berbicara banyak mengenai Chromebook. Dalam penjelasannya, Andrew Hou memaparkan satu fakta yang sangat menarik: sampai kuartal ketiga kemarin, penjualan Chromebook yang dicatatkan Acer di Indonesia naik sebesar 2.601%. Ya, saya bukan salah ketik, tapi memang angka penjualannya naik 26 kali lipat dari tahun sebelumnya.

Rupanya, peningkatan sangat drastis ini datang dari keberhasilan Acer memenangkan sejumlah tender pendidikan dari pemerintah, dan hal yang sama juga terjadi di negara-negara lain seperti Jepang atau Filipina. Di Indonesia sendiri, Acer sekarang memimpin pangsa pasar Chromebook dengan 80%.

Oh ya, saya juga sempat meminta pendapat Acer mengenai tren laptop foldable. Soal itu, James menjelaskan bahwa Acer sebenarnya sudah mengeksplorasi laptop foldable selama beberapa tahun, namun mereka masih belum menemukan cara terbaik untuk menyajikan user experience yang paling optimal dari form factor tersebut.

Kalau melihat obsesi Acer terhadap laptop yang tipis dan ringan, sekaligus yang terkadang punya desain tidak umum, saya yakin di pusat R&D-nya sudah ada beberapa prototipe laptop foldable. Namun kalau bicara soal user experience, tentu saja kita juga harus menyinggung soal Microsoft sebagai penyedia sistem operasinya, dan sejauh ini mereka memang belum punya versi Windows 10 yang benar-benar matang untuk perangkat foldable.

AMD Luncurkan Prosesor Khusus Chromebook

Selain Windows dan MacOS, ada satu sistem operasi lagi yang saat ini digunakan oleh para pekerja kantoran. Google membuat ChromeOS yang saat ini sebagian besar menggunakan koneksi internet untuk bekerja. Hal tersebut pula lah yang menyebabkan Chromebook memiliki harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan kedua sistem lainnya.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ternyata AMD saat ini sudah memiliki prosesor yang khusus dibuat untuk Chromebook. AMD mengumumkan prosesor mobile AMD Ryzen pertama dan  AMD Athlon terbaru untuk platform Chromebook dan memiliki kinerja 178% dari generasi sebelumnya. Prosesor ini merupakan hasil kerjasama AMD dengan Google yang menghasilkan prosesor seri C.

Ryzen 2

“Apakah pengguna sedang online, offline, bepergian atau di rumah, Chromebook berbasis prosesor AMD Ryzen dan prosesor Athlon menghadirkan perpaduan CPU, grafis, dan performa keseluruhan untuk tetap produktif serta kemudahan dalam pembelajaran jarak jauh dan bekerja jarak jauh yang memberikan pengalaman terbaik, ”kata Saeid Moshkelani, senior vice president and general manager, Client Compute, AMD. “Kami senang bekerja sama dengan Acer, ASUS, Google, HP dan Lenovo dimana secara signifikan memperluas jumlah Chromebook bertenaga AMD dan memberikan opsi yang lebih bertenaga dengan yang pertama dari banyak sistem Chromebook berbasis AMD Ryzen.”

Ryzen 7 3700C memiliki 4 core dan 8 thread yang memiliki clock 2,3 GHz dengan boost 4 GHz. Total cache yang dimiliki adalah 6 MB dan memiliki GPU dengan 10 inti. Selain itu adal Ryzen 5 3500C dengan core dan thread yang sama namun memiliki clock 2,1 GHz dan turbo boost sampai 3,7 GHz serta GPU dengan 8 inti. Terakhir adalah Ryzen 3 3250C dengan 2 corethread berkecepatan 3,5 GHz.

Selain Ryzen, AMD juga memiliki Athlon Gold 3150C yang memiliki 2 corethread berkecepatan 2,3 GHZ dan turbo boost sampai 3,3 GHz. Terakhir, prosesor Athlon Silver 3050C yang hanya memiliki dua inti saja dengan kecepatan 2,3 GHz dan clock boost 3,2 GHz. Semua prosesor yang diluncurkan untuk Chromebook ini memiliki TDP 15 watt.

Athlon 1

Spesifikasi dari semua prosesor tersebut adalah sebagai berikut

MODEL CORE / THREAD TDP

(Watt)

BOOST/BASE FREQ. (GHz) GPU CORES CACHE (MB)
AMD Ryzen™ 7 3700C 4C/8T 15W Up to 4.0 / 2.3 GHz 10 6 MB
AMD Ryzen™ 5 3500C 4C/8T 15W Up to 3.7 / 2.1 GHz 8 6 MB
AMD Ryzen™ 3 3250C 2C/4T 15W Up to 3.5 / 2.6 GHz 3 5 MB
AMD Athlon™ Gold 3150C 2C/4T 15W Up to 3.3 / 2.4 GHz 3 5 MB
AMD Athlon™ Silver 3050C 2C/2T 15W Up to 3.2 / 2.3 GHz 2 5 MB

AMD menjanjikan prosesor barunya ini untuk bisa digunakan pada Chromebook yang lebih tipis dan ringan. Selain itu, dengan menggunakan prosesor ini akan memperpanjang masa baterai Chromebook baru. Selain itu, kemampuan WiFi 6 serta Bluetooth 5 juga akan diberikan.

Chromebook dengan prosesor khusus ini akan diluncurkan oleh  Acer, ASUS, HP, dan Lenovo pada Q4 2020.

 

Layanan Cloud Gaming GeForce Now Kini Tersedia di Chromebook

Di berbagai negara, sebagian besar pengguna Chromebook adalah kalangan pelajar. Tren ini semakin menguat semenjak pandemi melanda dan mengharuskan mereka semua belajar dari kediamannya masing-masing.

Namun kalau menurut Nvidia, Chromebook tidak hanya pantas dipakai untuk belajar. Deretan laptop dengan spesifikasi yang tidak terlalu tinggi ini sebenarnya juga cocok untuk keperluan gaming. Bagaimana bisa komputer berspesifikasi rendah menjalankan game AAA dengan mulus? Dengan bantuan layanan cloud gaming tentu saja.

Ya, layanan GeForce Now sekarang sudah tersedia di Chrome OS, baik untuk para pelanggan gratisan maupun berbayarnya. Nvidia bilang bahkan Chromebook seharga $299 yang ditenagai prosesor Intel Celeron pun sanggup menjalankan beragam game via GeForce Now dengan baik.

Seperti halnya layanan cloud gaming lain, yang lebih penting dari spesifikasi perangkat secara umum justru adalah koneksi internet; kita butuh koneksi yang cepat sekaligus stabil kalau mau mendapatkan pengalaman dan kualitas grafik terbaik. Satu hal yang cukup disayangkan adalah, Chromebook yang dibekali prosesor berarsitektur ARM sejauh ini belum kompatibel.

Ini memang kedengaran agak aneh, apalagi mengingat GeForce Now sudah bisa dinikmati lewat sejumlah smartphone Android yang notabene juga mengemas chipset ARM. Jadi buat yang memiliki perangkat seperti Lenovo Chromebook Duet, sayang sekali perangkat itu belum bisa dipakai untuk mengakses GeForce Now meski masih tergolong baru.

Sejauh ini, GeForce Now tercatat sudah memiliki sekitar empat juta pengguna terdaftar, sedangkan katalog game-nya sudah mencakup lebih dari 650 judul yang berbeda terlepas dari kontroversi yang sempat melanda. Selain game yang terdapat Steam, GeForce Now juga punya akses ke game yang dijajakan di Epic Games Store maupun Uplay milik Ubisoft.

Satu kekecewaan yang terakhir adalah, GeForce Now masih belum tersedia buat kita yang berdomisili di Indonesia.

Sumber: ZDNet dan Nvidia.

Cuma $280, Lenovo Chromebook Duet Adalah Alternatif yang Lebih Fleksibel dari Tablet Android

Kalau saya disuruh memilih antara Chromebook bermodel 2-in-1 atau tablet Android, saya akan memilih Chromebook. Alasannya sederhana: Chromebook 2-in-1 jauh lebih fleksibel. Andai diperlukan, Chromebook 2-in-1 bisa saya gunakan layaknya sebuah tablet Android, lengkap dengan aplikasi-aplikasi yang bisa diunduh langsung dari Play Store.

Contoh paling pas dari perangkat yang saya maksud adalah Lenovo Chromebook Duet yang baru saja diluncurkan. Secara teknis, ia sebenarnya merupakan sebuah tablet yang bisa dipasangi keyboard secara magnetis seperti Surface Go, namun tentunya dengan sistem operasi Chrome OS.

Selain keyboard sekaligus trackpad, aksesori yang dibundel bersama Lenovo Chromebook Duet juga mencakup cover belakang yang dilengkapi kickstand. Dalam mode laptop seperti ini, bobot perangkat berada di kisaran 920 gram. Lepas semua aksesorinya sampai tersisa cuma tablet saja, maka bobotnya sangat ringan di angka 450 gram.

Lenovo Chromebook Duet

Chromebook Duet mengemas layar sentuh IPS 10,1 inci dengan resolusi 1920 x 1200 pixel dan tingkat kecerahan maksimum 400 nit. Aspect ratio 16:10 memang kurang ideal untuk dipakai menonton video karena akan menyisakan garis hitam di bagian atas dan bawah, tapi di saat yang sama lebih menunjang produktivitas ketimbang 16:9.

Perihal performa, perangkat mengandalkan chipset MediaTek Helio P60T, RAM LPDDR4X 4 GB dan storage internal 64 GB atau 128 GB. Kapasitas baterainya tidak disebutkan, namun Lenovo mengestimasikan daya tahan baterai sampai 10 jam pemakaian. Lenovo tak lupa membekalinya juga dengan kamera belakang 8 megapixel dan kamera depan 2 megapixel.

Lenovo Chromebook Duet

Cukup disayangkan perangkat setebal 7,35 mm ini hanya dilengkapi satu port USB-C saja, dan rupanya headphone jack pun juga absen di sini. Sepasang speaker dan mikrofon melengkapi spesifikasinya secara keseluruhan.

Di Amerika Serikat, Lenovo Chromebook Duet saat ini telah dipasarkan dengan harga mulai $280; sangat terjangkau untuk perangkat yang dapat digunakan sebagai laptop sekaligus tablet, dan cocok dijadikan hadiah untuk menunjang kebutuhan sekolah anak-anak.

Sumber: The Verge dan Lenovo.

Asus Luncurkan Laptop Chrome OS Premium, Chromebook Flip C436

Samsung Galaxy Chromebook bukan satu-satunya laptop Chrome OS premium yang baru dilepas ke pasaran. Dari kubu Asus, ada Chromebook Flip C436 yang tidak kalah memikat, dan yang sama-sama mengadopsi model convertible dengan engsel layar 360 derajat.

Secara fisik, C436 yang sasisnya berbahan magnesium ini punya dimensi setara laptop 13 inci pada umumnya. Kendati demikian, bezel-nya cukup tipis sehingga mampu mengakomodasi panel IPS 14 inci beresolusi 1080p. Layarnya ini sudah pasti merupakan touchscreen, serta kompatibel dengan stylus aktif (yang dijual terpisah).

Asus Chromebook Flip C436

Spesifikasinya pun jempolan, dengan pilihan prosesor Intel Core i3, i5, atau i7 yang semuanya merupakan prosesor generasi kesepuluh. RAM-nya bisa dikonfigurasikan antara 8 atau 16 GB, sedangkan storage internalnya mengandalkan SSD tipe NVMe PCIe berkapasitas 128, 256 atau 512 GB.

C436 dibekali sebuah slot kartu microSD buat yang memerlukan ekspansi kapasitas penyimpanan sampai 2 TB. Perangkat dilengkapi sepasang port USB-C, Bluetooth 5.0, serta sensor sidik jari yang terintegrasi ke tombol power-nya.

Asus Chromebook Flip C436

Asus menyematkan baterai berkapasitas 42 Wh pada C436, yang diklaim bisa tahan sampai 12 jam pemakaian. Semua ini dikemas dalam rangka yang tebalnya tak lebih dari 13,7 mm, dan yang beratnya cuma 1,1 kilogram.

Di Amerika Serikat, Asus Chromebook Flip C436 saat ini sudah dipasarkan dengan banderol mulai $799. Jauh dari kata murah memang, tapi masih tergolong terjangkau di kelas Chromebook premium.

Sumber: SlashGear.

Google Luncurkan Sertifikasi “Works With Chromebook” untuk Aksesori

Sesukses apakah Chromebook di industri laptop? Mungkin belum sebesar laptop Windows atau MacBook, tapi cukup sukses untuk memicu Google menghadirkan sertifikasi “Works With Chromebook” buat pabrikan aksesori.

Jadi ke depannya kalau kita sedang mencari aksesori untuk Chromebook (baik secara online maupun offline), kita bisa mengamati label seperti gambar di atas. Adanya label tersebut merupakan jaminan bahwa aksesori terkait pasti kompatibel dengan Chromebook. Skenarionya kurang lebih sama seperti label “Made for iPhone” (MFi) yang bisa dijumpai pada aksesori produk-produk Apple.

Mengapa ini penting? Konsumen Chromebook bisa saja membeli aksesori seperti kabel charger (USB-C) atau mouse Bluetooth untuk laptop secara umum. Namun berhubung “umum” di sini sering kali diasosiasikan dengan Windows, kabel atau mouse tersebut belum tentu bisa berfungsi ketika dipakai di perangkat Chrome OS.

Works With Chromebook

Untuk sekarang, “Works With Chromebook” baru mencakup deretan aksesori yang dijual di Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang, akan tetapi Google berjanji negara-negara lainnya juga akan segera menyusul.

Merek-merek yang tergabung juga sudah cukup banyak: AbleNet, Anker, Belkin, Brydge, Cable Matters, Elecom, Hyper, Kensington, Logitech, Plugable, Satechi, StarTech, dan Targus. Ini bukan pertama kalinya Google mengeluarkan sertifikasi serupa. Sebelumnya, sudah ada sertifikasi “Made for Google” yang ditujukan untuk seri smartphone Pixel dan perangkat smart home Nest.

Sumber: Google.