Melihat Penerapan Blockchain dan Face Recognition di Ritel Modern Milik JD.com

Salah satu layanan yang menjadi andalan dari raksasa ritel JD.com adalah menyediakan bahan makanan segar kepada konsumen di Tiongkok. Pengiriman bahan makanan segar ini sudah dilakukan sejak tahun 2012. Melihat besarnya permintaan dan potensi, perusahaan kemudian memutuskan untuk menjalankan divisi bahan makanan segar secara independen.

JD.com kemudian mendirikan 7Fresh, sebuah supermarket premium khusus produk bahan makan segar, baik dari supplier lokal atau asing. Supermarket tersebut juga dilengkapi dengan teknologi terkini, misalnya memanfaatkan blockchain untuk memberikan ulasan histori produk.

DailySocial bersama dengan awak media asal Indonesia lainnya mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi 7Fresh yang terletak di kota Beijing, Tiongkok, beberapa waktu yang lalu.

Kombinasi produk segar dan penerapan teknologi

Suasana khas supermarket biasa memang tampak terasa ketika kami memasuki 7Fresh. Namun setelah dilihat lebih dalam, terpampang beragam produk bahan segar yang didatangkan dari 50 kawasan di Tiongkok. Terdapat juga beberapa produk yang diimpor dari berbagai negara. Bukan hanya untuk kebutuhan individu, 7Fresh juga menyuplai kebutuhan restoran yang tersebar di Beijing dan sekitarnya.

Sesuai dengan komitmen mereka mengantarkan barang dengan cepat, 7Fresh menjamin semua barang yang dibeli secara online melalui aplikasi JD.com dikirimkan hanya dalam waktu 30 menit saja di kawasan Beijing dan sekitarnya.

7Fresh menyematkan blockchain dalam bentuk tampilan layar di beberapa sudut rak. Hanya dengan mesin pemindai (scanner), pengunjung bisa mengetahui histori produk mulai dari awal di petani hingga tiba di toko.

Terkait dengan teknologi ini, JD.com menjalin kerja sama strategis dengan beberapa mitra untuk bisa mengimplementasikan tracking system. Semua informasi tersebut juga bisa diakses oleh pembeli melalui aplikasi.

Jika ada perubahan harga, sistem secara otomatis akan melakukan pembaruan. Sehingga saat barang dipindah, semua informasi yang muncul dipastikan aktual. Untuk pembayaran 7Fresh juga menyediakan pilihan non-tunai yang terintegrasi langsung dengan akun WeChat dan platform lainnya.

Memanfaatkan teknologi facial recognition

XMart manfaatkan facial recognition
XMart manfaatkan facial recognition

Toko ritel milik JD.com lainnya yang secara keseluruhan memanfaatkan teknologi adalah XMart. Toko yang lokasinya terletak di kantor pusat JD.com ini, dimanfaatkan oleh pegawai untuk membeli makanan dan minuman hingga kebutuhan sehari-hari.

Keunikan toko ini adalah pembeli tidak perlu melakukan pembayaran di kasir khusus. Semua barang yang dibeli terekam secara langsung oleh kamera yang tersebar di atap toko, kemudian akan mendeteksi apa saja produk yang dibeli dengan memanfaatkan sensor khusus.

Saat proses check-out, sensor akan mendeteksi langsung akun pengguna hanya dengan mengenali wajah dari pembeli tersebut. Teknologi facial recognition diterapkan oleh JD.com ke dalam toko XMart.

Investasi JD.com dalam penelitian dan pengembangan sumber daya tidak hanya meningkatkan operasinya, tapi diyakini berpotensi berkontribusi pada evolusi e-commerce untuk secara menyeluruh. Untuk mendukung kegiatan pengembangan, JD.com juga gencar merekrut profesional AI.

Application Information Will Show Up Here

JD Logistics dan Misinya Terapkan Teknologi Terpadu secara Global

Sebagai perusahaan ritel yang terus berkembang, saat ini JD.com sudah memiliki departemen logistik khusus. Tidak hanya bertugas mengelola logistik untuk internal, namun juga digunakan oleh brand di luar ekosistem JD.com. Setelah berdiri secara independen, JD Logistics berusaha menggulirkan inovasi dengan menerapkan teknologi terkini.

Mulai dari “Same Day Delivery”, pengiriman 30 menit untuk produk bahan makanan segar, hingga pengiriman menggunakan drone; semua dikelola secara komprehensif oleh JD Logistic. Perusahaan juga telah melancarkan strategi Global Smart Supply Chain (GSSC) yang tujuannya mempermudah proses pengiriman barang untuk pembeli di luar Tiongkok.

“Jika berbicara tentang internasional, cara yang JD Logistics terapkan adalah menjalin kolaborasi dengan logistik pihak ketiga untuk menciptakan GSSC. Kami juga masih menggunakan sistem gudang agar bisa melakukan optimasi cross-border inventory, sekaligus memberikan prediksi dan masukan kepada mitra terkait dengan waktu pengiriman yang tepat dilakukan,” kata Director of Corporate Development International JD Logistics Zachary Gidwitz.

Fokus JD Logistics saat ini adalah untuk memungkinkan konsumen bisa dengan cepat melakukan proses pembelian sekaligus. Berbagai cara pun dilakukan, mulai dari memanfaatkan gudang sendiri yang kini jumlahnya 550 tersebar di Tiongkok hingga memanfaatkan gudang milik mitra JD.com yaitu Walmart.

“Retail as a Service”

Suasana sorting center JD.com / JD.com
Suasana sorting center JD.com / JD.com

Secara keseluruhan JD Logistics sudah mampu melayani sekitar 99% kawasan di Tiongkok. Sementara itu untuk pengiriman cepat yang saat ini menjadi andalan JD Logistics yaitu Same Day Delivery, mampu mengirimkan barang di hari yang sama dengan persentase kesuksesan hingga 90%.

“Berbeda dengan proses dan sistem yang diterapkan di Tiongkok (sepenuhnya dimiliki oleh JD Logistik), untuk produk di luar Tiongkok JD.com bekerja sama dengan mitra lokal,” kata Zachary.

JD Logistics juga akan mengembangkan Retail as a Service yang bertujuan untuk membuka peluang lebih kepada semua bisnis yang ingin memanfaatkan teknologi, infrastruktur hingga jaringan terpadu milik JD Logistics. Layanan ini termasuk di dalamnya kolaborasi penggunaan gudang, manajemen transportasi, dan pengiriman secara global.

“Dalam hal teknologi kami juga mulai menerapkan blockchain, tujuannya untuk mengetahui histori produk mulai dari awal hingga akhir, juga tracking system untuk memudahkan kami dan pembeli,” kata Zachary.

Penggunaan blockchain juga sudah diterapkan oleh JD.com untuk informasi produk di supermarket premium miliknya yaitu 7Fresh. Hanya dengan memanfaatkan mesin pemindai (scanner) pembeli sudah bisa mengetahui histori hingga detail produk dalam layar yang disiapkan di supermarket.

Rencana JD Logistics di Indonesia

Penggunaan drone untuk pengantaran barang ke daerah terpencil / JD.com
Penggunaan drone untuk pengantaran barang ke daerah terpencil / JD.com

Dengan teknologi yang dimiliki, JD Logistics juga memiliki rencana secara bertahap menerapkan teknologi yang serupa di Tiongkok ke negara lainnya, termasuk di Indonesia.

“Dengan kemitraan yang kami lakukan dengan mitra lokal, secara langsung kami sudah bisa memanfaatkan big data tersebut untuk mengolah kebiasaan dari pengguna, untuk memudahkan mitra kami mempercepat proses dan pekerjaan mereka,” kata Zachary.

Di Indonesia sendiri JD.com menjalin kemitraan strategis dalam bentuk joint venture pada JD.id dan J-Express (JX). JX merupakan layanan pengantaran logistik untuk e-commerce, nantinya akan turut memanfaatkan jaringan mitra Gojek.

Selain itu kerja sama juga akan mencakup hal lain, di antaranya terkait solusi pembayaran digital, pemasaran, dan katalog produk. Akan ada integrasi kedua layanan, salah satunya menghadirkan akses langsung produk JD.id di aplikasi Gojek.

“Kebanyakan logistik di JD sudah dioptimalkan inventory-nya dan mudah untuk diaplikasikan di negara lain. Di Indonesia joint venture dengan JX dan kerja sama strategis dengan Gojek memudahkan kami untuk memahami dengan benar bagaimana sistem logistik JD bisa diterapkan dan tentunya kemitraan tersebut juga membantu kami mempelajari kearifan lokal di Indonesia untuk bisa terintegrasi dengan supply chain JD,” kata Zachary.

JD.com bersama dengan Tencent dan Google merupakan investor yang masuk dalam pendanaan fase pertama putaran seri F Gojek pada awal tahun 2019 lalu. Beberapa investor lain termasuk Mitsubishi Corporation dan Provident Capital terlibat dalam pendanaan ini.

Application Information Will Show Up Here

Sakoo Mungkinkan Pebisnis Kelola Penjualan di Berbagai Marketplace Melalui Dasbor Tunggal

Bertujuan untuk mempermudah pemilik bisnis online memasarkan produk mereka di berbagai online marketplace, Sakoo resmi meluncur. Platform tersebut dikembangkan oleh startup binaan Digital Amoeba Telkom Indonesia.

Kepada DailySocial CMO Sakoo Riska Tania Tambunan mengungkapkan, startup yang didirikan bersama Marcho Senda Djisoko (CEO) dan Budi Hari Sulaksono (CTO) didasari dari pengalaman para pendiri startup. Ketika berjualan di banyak marketplace, mereka menemui kendala sulitnya mencocokkan stok di seluruh kanal.

Menurut riset dan survei yang dilakukan Sakoo, hal ini terjadi karena sistem yang digunakan masih manual. Sementara penjualan secara dinamis terus berjalan, sehingga kadang data stok menjadi tidak sesuai dengan barang yang siap untuk dijual. Hal itu dapat menyebabkan transaksi gagal atau tidak terdeteksinya barang yang sudah terjual di gudang.

“Dari hasil validasi yang dilakukan, kami mendapatkan bahwa banyak pemilik bisnis yang kesulitan mengelola stok agar sesuai dengan kondisi aslinya, serta sulit mengelola transaksi di beberapa marketplace sekaligus. Pemilik bisnis juga membutuhkan dukungan kanal pemasaran online untuk menaikkan omzet,” kata Riska.

Cara kerja Sakoo

Terdapat beberapa fitur Sakoo, di antaranya pengaturan stok, katalog online dan sinkronisasi ke tiga marketplace (Shopee, Lazada, dan Blanja). Pengguna cukup membuat akun di aplikasi Sakoo dengan mendaftarkan e-mail atau nomor handphone.

Setelah akun Sakoo diaktifkan, pengguna dapat mengakses dasbor lalu melakukan pengaturan toko online meliputi nama toko, lokasi toko (bisa multi-lokasi toko atau gudang), dan alamat sub-domain toko onlinenya. Pengguna kemudian dapat mengunggah produk yang dijual dan melakukan set-up stock inventory.

“Nantinya secara otomatis pengguna akan mendapatkan katalog online untuk tokonya sendiri, dengan alamat sub-domain yang sudah dipilih dan tersedia. Katalog online dapat langsung digunakan untuk menerima transaksi. Semua transaksi yang dilakukan melalui katalog online dapat diproses melalui dasbor Sakoo,” kata Riska.

Saat ini Sakoo mengklaim telah memiliki sekitar 500 lebih merchant yang sudah menggunakan platformnya. Kebanyakan merchant yang bergabung adalah UKM. Merchant yang aktif menggunakan berjumlah 11 unit bisnis dengan skala menengah dan 1 klien korporasi yang mengelola 2000 reseller mereka.

“Untuk strategi monetisasinya, kami memberlakukan subscription fee bulanan dan tahunan bagi penggunanya. Selain itu, kami juga menerapkan managed service fee untuk whitelabel project,” kata Riska.

Target Sakoo

Startup dinaungi Telkom Indonesia di bawah program inkubasinya ini masih memiliki beberapa target yang ingin dicapai. Di antaranya menambah pilihan platform marketplace hingga menambah jumlah merchant.

Berbeda dengan platform serupa lainnya, Sakoo mengklaim memberikan kemudahan satu tempat bagi pemilik bisnis untuk pengelolaan multi akun dan multi lokasi toko atau gudang. Pengguna juga secara instan bisa memiliki dan mengelola toko online milik sendiri.

“Solusi kami adalah end-to-end sampai dengan memonitor pengiriman barang ke pembeli. Mendukung ekosistem bisnis, Sakoo juga telah bekerja sama dengan pendukung bisnis lainnya, seperti penyedia gudang, pengiriman serta payment gateway yang dapat dipilih sesuai kebutuhan klien,” tutup Riska.

William Tanuwijaya Confirms Tokopedia Acquisition Over Bridestory

In the middle of Tokopedia’s event on Wednesday (6/19), the Founder & CEO, William Tanuwijaya confirmed to the media regarding the recent rumor.

“Bridestory and Parentstory have fully acquired by Tokopedia,” he said.

The corporate action was due to strengthening the company’s ecosystem. He said, Tokopedia can’t improve by itself, they have to collaborate with others – including to make acquisitions.

There might be similar actions made on some related startups to support Tokopedia’s business, in the form of full acquisition, strategic partnership, or investment.

Bridestory acquisition was to tighten its position in empowering offline business to optimize potential through technology. The wedding vendors in Bridestory and children vendors in Parentstory are considered significant to elaborate with Tokopedia.

Post the acquisition, Bridestory’s Co-Founder & CEO, Kevin Mintaraga is to occupy Tokopedia’s BOD as a Vice President (VP). Regarding integration service mechanism, it is to be designed to fully connect with Tokopedia’s platform.

The acquisition rumor didn’t stop here. Previously, the company is said to be involved in Laku6 startup acquisition to provide “Tukar Tambah” platform in some product categories. Meanwhile, both companies agree to form a strategic partnership, by attaching Laku6 feature in Tokopedia’s system.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

William Tanuwijaya Mengonfirmasi Tokopedia Telah Akuisisi Bridestory

Di sela-sela acara konferensi yang diselenggarakan Tokopedia pada Rabu (19/6), Founder & CEO William Tanuwijaya mengonfirmasi kepada awak media mengenai rumor akuisisi yang sempat beredar beberapa waktu terakhir.

“Bridestory dan Parentstory telah diakuisisi penuh oleh Tokopedia,” ujar William.

Aksi korporasi ini dilakukan untuk terus memperkuat ekosistem perusahaan. William menjelaskan, untuk meningkatkan fitur dan layanan Tokopedia, tidak bisa dilakukan jika perusahaannya berdiri sendiri, harus berkolaborasi dengan startup lain — termasuk jika perlu melakukan akuisisi.

Langkah serupa masih akan terus dilakukan ke startup yang dianggap dapat mendukung bisnis Tokopedia, baik dalam bentuk akuisisi penuh, kemitraan strategis, atau investasi.

Akuisisi Bridestory dilakukan untuk memperkuat kehadiran Tokopedia dalam merangkul bisnis offline mengoptimalkan potensinya dengan teknologi. Vendor acara pernikahan yang terdapat di Bridestory dan vendor acara hiburan anak yang ada di Parentstory dinilai signifikan untuk dielaborasikan dengan bisnis Tokopedia.

Pasca akuisisi ini, Co-Founder & CEO Bridestory Kevin Mintaraga akan segera merapat di jajaran BOD Tokopedia sebagai salah satu Vice President (VP). Termasuk mekanisme integrasi layanan, ke depan akan didesain agar dapat terhubung penuh dengan platform Tokopedia.

Rumor akuisisi oleh Tokopedia tidak berhenti di sini. Sebelumnya perusahaan juga dikatakan dalam proses akuisisi startup Laku6, untuk menghadirkan fitur “Tukar Tambah” pada beberapa kategori produk yang dijual. Sementara ini yang telah diumumkan, kedua perusahaan sepakat untuk menjalin kemitraan strategis, dengan membubuhkan fitur Laku6 di sistem Tokopedia.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Tokopedia Catat GMV Tertinggi dalam Sebulan, Senilai 18,5 Triliun Rupiah

Tokopedia mencatat rekor total transaksi tertinggi sepanjang bulan Mei di angka US$1,3 miliar atau setara 18,5 triliun Rupiah melalui momentum Ramadan Ekstra di tahun 2019. Hal ini turut meningkatkan nilai GMV (Gross Merchandise Value) per bulan yang kini menembus angka diatas US$1 miliar atau setara 14 miliar Rupiah. Pencapaian ini mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat dari Ramadan tahun lalu.

Selain itu, Tokopedia juga berhasil mencatatkan rekor transaksi harian di tanggal 17 Mei 2019 yang melampaui akumulasi transaksi di 6 tahun pertama mereka berdiri. Transaksi ini terjadi di 97% kecamatan di Indonesia dan melibatkan 5,9 juta penjual dari berbagai penjuru nusantara.

Co-Founder dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan, “Sebagai perusahaan teknologi Indonesia, Tokopedia memiliki misi untuk mencapai pemerataan ekonomi secara digital. Ramadan Ekstra menjadi momentum validasi dampak pemerataan dan pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia lewat sektor digital.”

Tokopedia telah berkembang menjadi super ekosistem yang bukan lagi hanya memfasilitasi transaksi jual beli online, namun juga melakukan banyak digitisasi baik layanan publik maupun donasi. Ada lebih dari 7 miliar Rupiah donasi dan zakat terkumpul selama bulan Ramadan tahun ini.

Selain itu, terdapat inovasi lain seperti Tokopedia Play yang memungkinkan pengguna berinteraksi dengan idola mereka secara real-time. Berbagai inovasi yang diciptakan Tokopedia telah mengundang 2500 kunjungan per detik pada puncak Semarak Ramadan Ekstra 2019.

Disinggung mengenai rencana untuk masuk ke pasar global, William mengaku masih fokus untuk memperkuat posisi di pasar domestik. Salah satu usahanya adalah dengan meluncurkan TokoCabang sebagai gudang mandiri untuk mempermudah merchant dalam menjangkau konsumen lokal. Tokopedia sendiri mememiliki merchant yang 100% berasal dari domestik.

William mengungkapkan bahwa targetnya adalah Tokopedia agar menjadi perusahaan teknologi yang fokus di Indonesia terlebih dulu, yang ikut bergerak menumbuhkan perekonomian Indonesia, sebelum memikirkan ekspansi secara global.

“Untuk bersaing secara ekspor, otomatis harus kuat di domestik. Bagaimana bisa bersaing di pasar global jika tidak bisa jadi tuan rumah di negara sendiri,” tambahnya.

Application Information Will Show Up Here

Yuna & Co: Analisis Prediktif Menjadi Model Bisnis Menjanjikan dari Pemanfaatan AI

Yuna & Co merupakan aplikasi fashion matchmaking berbasis preferensi pengguna dan juga pertama di Indonesia. Aplikasi ini mengandalkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk memperoleh data tentang preferensi gaya pakaian pengguna.

Memasuki tahun keduanya, Yuna & Co telah melayani kebutuhan styling sebanyak 3000 pengguna wanita. Bagi perusahaan, angka tersebut merupakan pencapaian baik dengan dukungan 21 karyawan. Itu sudah termasuk beberapa personal stylist yang membantu kurasi pakaian pengguna.

Dalam wawancaranya dengan DailySocial, Founder dan CEO Yuna & Co Winzendy Tedja bicara tentang pesatnya perkembangan e-commerce di Indonesia yang mendorong perusahaan untuk dapat memberikan layanan fashion yang lebih personal kepada konsumen.

Sebagaimana kita tahu, e-commerce merupakan lokomotif industri digital di Indonesia. Riset Google Temasek memprediksi nilai transaksi e-commerce di Indonesia berdasarkan Gross Merchandise Value (GMV) bakal mencapai $53 miliar atau sekitar Rp 758 miliar di 2025.

Pria yang karib disapa Zendy ini berujar bahwa konsumen saat ini sudah jauh lebih matang. Konsumen dianggap sudah lebih paham apa yang mereka inginkan dibandingkan beberapa tahun silam saat industri e-commerce terbilang masih baru.

Akan tetapi, maraknya pemain e-commerce atau marketplace saat ini dinilai memberikan terlalu banyak pilihan kepada konsumen. Menurutnya, pemain di bisnis ini harus dapat memberikan yang lebih personal kepada setiap konsumen mereka.

“Sekarang konsumen sudah mulai terbiasa dan percaya untuk bertransaksi online. Malah konsumen punya begitu banyak pilihan setiap harinya. Bahkan terlalu banyak pilihan kadang bikin mereka bingung. Makanya, sudah saatnya kita bisa memberikan elemen personal untuk setiap konsumen,” jelasnya.

Bicara peran AI terhadap kepuasan pelanggan, Yuna & Co belum memiliki standar atau pengukuran tertentu. Akan tetapi, perusahaan tetap berpatok pada kepuasan konsumen sebagai Key Perfomance Indicator (KPI) utama.

“Bicara peran AI terhadap kepuasan pelanggan, sebetulnya teknologi AI kami masih dalam tahap pembelajaran. Tapi kami tidak akan berhenti berevolusi,” ungkapnya.

Kolaborasi dan bisnis analisis prediktif

Saat ini, Yuna & Co masih mengandalkan transaksi penjualan Matchbox sebagai model bisnis utamanya. Matchbox merupakan paket berisi satu set pakaian yang dipilih stylist Yuna & Co berdasarkan kebutuhan/selera/kepribadian dan ukuran tubuh pengguna.

Sebetulnya, perusahaan berminat untuk menerapkan sistem berlangganan (subscription). Apalagi, tingkat ketertarikan konsumen dinilai sangat tinggi terhadap produk ini. Akan tetapi, perusahaan ingin fokus terhadap penambahan pengguna baru, kolaborasi brand, dan edukasi pasar di tahun ini.

Untuk memperkuat bisnisnya di masa depan, Zendy melihat analisis prediktif sebagai model bisnis menjanjikan yang dapat menghasilkan pendapatan baru. Dengan mengandalkan data yang dimilikinya, analisis prediktif menjadi use case yang sangat memungkinkan dari pemanfaatan teknologi AI.

Selain itu, analisis prediktif juga dapat diimplementasikan untuk kebutuhan yang lebih luas, misalnya menurunkan jumlah inventory, meningkatkan kepuasan pelanggan, menurunkan item return yang menjadi biaya besar bagi perusahaan maupun konsumen.

“Analisis prediktif itu tidak hanya digunakan perusahaan kami, tetapi juga dapat menguntungkan ekosistem secara keseluruhan. Dengan data ini, kami harap dapat menguntungkan dan mengedukasi pemain industri besar, seperti UKM di industri tekstil,” jelas Zendy.

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Carves Its Path to Enter the Mid-East Market

Bukalapak just launched BukaGlobal feature. A feature that allows overseas users to make transactions in its platform. This has carved an opportunity for Bukalapak to penetrate new markets. In particular, for Moslem people living in the Middle East.

As quoted from Nikkei Asian Review, Bukalapak‘s President, Fajrin Rasyid said the Middle East expansion should be started in no time. First is to focus on countries, such as Saudi Arabia and the United Arab Emirates.

He also explained that Bukalapak intends to offer different products, it’s the Moslem products as a distinction from other marketplaces.

Still on the same source, quoted from Thomson Reuters, the world’s Islamic economy is projected to grow over $3 trillion by 2023. The main sector is currently food commodity, estimated to keep increasing from $1.3 trillion in 2017 to $1.8 trillion by 2023, also the fashion industry as predicted to grow from $270 billion to $361 billion.

“We have loads of Moslem fashion and halal food products,” he added.

Furthermore, he mentioned that the company decided on the early move to exploit the increasing global demand for Moslem products by offering Indonesian SME’s products to the global market.

BukaGlobal is currently acting as a “portal” that connects local producers with overseas buyers. Though, the biggest challenge is to keep the competition level with others due to customs and additional cost of international shipping.

Bukalapak is to stay focused on the Indonesian market

Although BukaGlobal has an opportunity to expand Bukalapak’s market, as the leading tech company in Indonesia, they intend to keep it that way.

Overseas expansion might be one of the plans as a digital company. In the effort to penetrate new markets, Bukalapak will keep focusing on the Indonesian market, where they were born and raised.

“We won’t lose sight of the Indonesian market,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Buka Peluang Masuk ke Pasar Timur Tengah

Bukalapak baru saja meluncurkan fitur BukaGlobal. Sebuah fitur yang memungkinkan pengguna di luar negeri bertransaksi di platform mereka. Fitur BukaGlobal ini juga membuka peluang bagi Bukalapak untuk penetrasi di pasar-pasar baru. Salah satu target terbarunya adalah muslim yang tinggal di Timur Tengah.

Dikutip dari Nikkei Asian Review, Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid menjelaskan ekspansi perusahaan ke Timur Tengah diharapkan bisa dimulai secepatnya. Fokus pertama adalah negara seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Ia menjelaskan bahwa Bukalapak ingin menyediakan produk yang berbeda, dalam hal ini produk untuk masyarakat muslim untuk menjadi pembeda dari e-commerce dan marketplace lainnya.

Masih dari sumber yang sama, mengutip laporan Thomson Reuters, ekonomi Islam dunia diproyeksikan akan tumbuh mencapai lebih dari $3 triliun pada tahun 2023. Komoditas makanan saat ini menjadi sektor utamanya, diproyeksikan terus berkembang dari $1,3 triliun di tahun 2017 menjadi $1,8 triliun pada tahun 2023, juga dengan sektor pakaian yang diperkirakan tumbuh dari $270 miliar menjadi $361 miliar.

“Kami memiliki banyak busana Islami dan makanan halal,” terang Fajrin.

Lebih jauh Fajrin menjelaskan perusahaan memutuskan untuk bergerak lebih awal untuk mengeksploitasi meningkatnya permintaan global untuk produk-produk muslim dengan membawa barang-barang yang diproduksi oleh UKM Indonesia ke pasar global.

BukaGlobal saat ini akan bekerja seperti “portal” yang akan mampu menghubungkan produsen dalam negeri dengan pembeli di berbagai negara. Hanya saja tantangan terberatnya adalah menjaga tingkat persaingan dengan produk lain mengingat pengiriman internasional akan dikenai prosedur bea cukai dan ongkos yang tidak murah.

Bukalapak akan tetap fokus untuk persaingan di Indonesia

Kendati BukaGlobal memiliki peluang untuk bisa memperluas pasar Bukalapak, namun sebagai salah satu perusahaan teknologi teratas di Indonesia mereka tetap memimpikan terus berjaya di Indonesia.

Ekspansi ke luar negeri mungkin banyak masuk dalam rencana perusahaan digital. Kendati mengusahakan masuk ke pasar-pasar baru Bukalapak akan tetap fokus pada pasar Indonesia, tempat mereka lahir dan tumbuh.

“Kami tidak mengalihkan fokus dari Indonesia,” terang Fajrin.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi RateS Ingin Mudahkan Siapa Saja Mulai Berjualan Online

Besarnya penggunaan media sosial di Indonesia dimanfaatkan oleh startup asal Singapura Rate untuk menciptakan platform yang bermanfaat untuk pemilik usaha kecil mengadopsi teknologi. Bernama RateS, produk tersebut kini sudah resmi meluncur di Indonesia.

Didirikan pada tahun 2016, inovasi Rate ingin menjadikan transaksi e-commerce lintas negara lebih efisien dan mudah diakses. Pada Maret 2019, Rate lulus dari program PayPal Incubator di Singapura. Sebelumnya, Rate juga ini telah berhasil mendapatkan investasi sebesar $2.3 juta dari Alpha JWC Ventures dan Insignia Ventures Partners pada babak pra-seri A.

Bantu siapa saja memulai berjualan online

Konsep kerjanya RateS bertindak sebagai perantara antara pengguna dan supplier untuk mendapatkan produk, menangani inventori dan logistik. Para pengguna aplikasi hanya perlu melakukan penjualan dan pemasaran produk-produk yang mereka temukan di RateS.

Pengguna dapat menelusuri katalog produk di RateS dan memilih produk yang ingin mereka masukkan ke ‘toko’ online yang mereka buat di aplikasi. Selain itu, mereka juga dapat memanfaatkan jaringan sosial mereka dan membagikan detail produk secara langsung ke media sosial.

Pengguna dapat menentukan harga akhir dari produk yang mereka jual dan mendapatkan laba dari hasil penjualan mereka. Setelah pesanan berhasil dilakukan, produk akan dikirimkan langsung oleh supplier ke pembeli.

Menurut CEO Rate Jake Goh, Indonesia memiliki kemiripan dengan Singapura, mulai dari kebiasaan hingga gaya hidup yang hampir serupa. Dengan alasan itulah mengapa RateS pertama kali hadir di Indonesia dengan mengedepankan konsep Social Commerce.

“Untuk pertama kalinya RateS kami hadirkan di Indonesia, melihat besarnya penggunaan media sosial di Indonesia. Meskipun konsep social commerce bukan hal yang baru di Indonesia, kami melihat metode tersebut masih sangat fragmented sifatnya dan kurang efektif untuk dikembangkan, misalnya penggunaan berbagai chat app hingga grup media sosial, sementara proses pembayaran masih dilakukan secara offline.”

Bakal hadirkan versi premium

RateS juga telah meluncurkan aplikasi dan telah memiliki sekitar 1000 lebih pengguna aktif.  Aplikasi baru ini bertujuan untuk menciptakan infrastruktur bagi pedagang mikro yang ingin memulai bisnis online mereka tanpa modal dan inventori produk.

Saat ini, RateS dapat diunduh secara gratis, tetapi ke depannya RateS akan meluncurkan program keanggotaan premium. Setiap anggota mendapatkan akses ke kategori produk eksklusif dan lebih banyak konten pembelajaran. Setelah Indonesia, RateS juga nantinya akan dikembangkan di Vietnam dan Singapura.

“Kami sangat senang bisa meluncurkan aplikasi kami di Indonesia. Ke depannya, kami memiliki rencana besar untuk RateS, termasuk mengajak lebih banyak supplier untuk bergabung bersama kami, dan mengembangkan fitur-fitur menarik untuk seller kami,” kata Jake.

Di Indonesia sendiri startup yang menawarkan konsep serupa adalah TokoTalk, yakni layanan yang memungkinkan pemilik toko membuat website pribadi untuk tokonya dengan teknologi dan fitur yang disesuaikan.

Pada bulan April 2019 lalu, TokoTalk mengantongi pendanaan senilai $3,2 juta atau 45 miliar Rupiah dari Altos Ventures yang berasal dari Silicon Valley, Amerika Serikat. Pasca perolehan pendanaan, perusahaan akan lebih fokus pada peningkatan layanan untuk menggenjot pertumbuhan bisnis.

Selain itu konsep serupa juga pernah diinisiasi startup besutan Hadi Kuncoro yang bernama Feedr.

Application Information Will Show Up Here