Dua Earphone Wireless Baru Erato Audio Ini Suguhkan Audio 3D dan Baterai Mumpuni

Teknologi 3D audio memperoleh perhatian setelah banyak orang mulai memahami kecanggihan dan potensi virtual reality. Ia merupakan satu dari banyak faktor penunjang VR, dan dengan dukungannya, pengalaman menikmati konten jadi mengingkat. Tapi tentu suara tiga dimensi tidak eksklusif untuk VR saja, ia bisa diterapkan ke bidang penyajian musik secara wireless.

Beberapa bulan sesudah sukses melangsungkan kampanye penggalangan dana Apollo 7, tim Erato Audio asal Amerika Serikat kembali memperkenalkan kreasi baru mereka, yaitu dua buah produk bernama Muse 5 dan Rio 3. Rio 3 disiapkan buat menemani Anda berolahraga, sedangkan Muse 5 diklaim sebagai earphone wireless 3D sejati pertama. Dalam pembuatannya, Erato berupaya memastikan kedua earphone dapat tersuguh di harga terjangkau serta tak lupa melengkapinya dengan teknologi inovatif.

Muse 5

Desain Muse 5 berkiblat pada tipe Apollo 7 dan mempunyai karakteristik hampir serupa. Ia disiapkan sebagai jawaban atas kekurangan perangkat audio in-ear yang ada di pasat saat ini. Mayoritas, produk memiliki kelemahan di bagian segel lubang telinga, menyebabkan turunya level bass serta mutu suara secara keseluruhan. Buat mengatasinya, Muse 5 mengusung eartip FitSeal berbahan silikon. Berbeda dari earphone tradisional, eartip bisa dikustomisasi ke sembilan konfigurasi berbeda.

Erato Muse 5 1

Untuk performa suara, Erato membekali Muse 5 dengan teknologi EratoSurround, sehingga suara bukan hanya datang dari kiri, kanan, atas dan bawah; namun memberi efek spasial (jarak). Device sanggup menghidangkan musik hingga empat jam, juga dilengkapi case charger dengan baterai cadangan berkapasitas tiga kali baterai build-in Muse 5.

Erato Muse 5 2

 

Rio 3

Rio 3 sendiri merupakan jawaban atas terbatasnya durasi playback earphone wireless. Ia menyimpan unit baterai lithium raksasa di dalam, menjanjikan kemampuan menghidangkan lagu non-stop hingga enam jam tanpa membuat perangkat jadi berat: Rio 3 cuma berbobot 14-gram saja. Wujudnya cukup berbeda dari Muse 5, ia memanfaatkan rancangan kait, mampu mencengkram telinga dengan mantap tanpa menyebabkannya jadi tidak nyaman – cocok dipakai ketika berolahraga.

Erato Rio 3 1

Earphone ini dipersenjatai Comply Diaphragm Driver 14,2mm serta sistem antena canggih, kompatibel ke semua perangkat Bluetooth 4.0. Hebatnya lagi, tiap bagian Rio 3 dapat berfungsi secara individual. Perlu Anda ketahui, Rio 3 tidak menyimpan teknologi EratoSurround, dan ia tidak mempunyai kapabilitas audio 3D.

Erato Rio 3

Muse 5 dan Rio 3 bisa Anda pesan sekarang melalui situs crowdfunding Indie Gogo. Di sana produk mendapatkan diskon, masing-masing dijual seharga US$ 100 dan US$ 70. Proses pengiriman diestimasi akan berlangsung di bulan Desember 2016

Dirancang Khusus untuk iPhone 7, Earphone Tronsmart Encore Andalkan DAC Sendiri untuk Mengolah File Audio Lossless

Absennya jack headphone pada iPhone 7 memaksa industri untuk ikut mengamini tren tersebut. Pabrikan perangkat audio kini harus menawarkan headphone berkonektor Lightning di samping wireless guna menarik perhatian para pengguna iPhone 7.

Bahkan sebelum iPhone 7 dirilis dan semua ini baru sebatas rumor pun sudah ada sejumlah brand yang mengumumkan headphone atau earphone berkonektor Lightning, seperti misalnya Audeze iSine dan BeSound Thunder. Kini sudah resmi, siap-siap saja melihat deretan pabrikan audio mengumumkan masing-masing headphone Lightning-nya, salah satunya adalah Tronsmart.

Brand asal Tiongkok tersebut memperkenalkan Encore, diklaim sebagai in-ear headphone berkonektor Lightning pertama yang mengemas DAC (digital-to-analog converter) dan LAM (Lightning audio module). Dua komponen ini memungkinkan Encore untuk mengolah file audio lossless dengan resolusi 24-bit/48 kHz.

Tronsmart Encore sepintas kelihatan seperti produk dari Beats / Tronsmart
Tronsmart Encore sepintas kelihatan seperti produk dari Beats / Tronsmart

Di sinilah memang letak kelebihan Lightning ketimbang jack headphone standar. Mengingat sinyal yang diteruskan masih berupa sinyal digital, headphone dapat mengolahnya menggunakan komponen DAC-nya sendiri ketimbang harus mengandalkan milik iPhone. Hasilnya secara teori adalah kualitas suara yang lebih baik.

Soal desain, perpaduan warna merah dan hitam menjadikan Encore sepintas kelihatan seperti produk dari Beats. Eartip-nya diklaim bisa memblokir suara luar hingga 15 dB, sedangkan kabelnya menggunakan material Kevlar demi faktor durabilitas.

Sejauh ini belum ada informasi soal banderol harga dari Tronsmart Encore. Mereka masih sedang dalam proses untuk mendapatkan sertifikasi MFi (Made for iPhone) dari Apple dan berharap bisa mulai memasarkan Encore bulan ini juga.

Sumber: The Verge.

Temani AirPods, Beats Luncurkan Tiga Headphone Nirkabel Baru

Diungkapnya Apple AirPods dalam acara peluncuran iPhone 7 membuat kita bertanya-tanya mengenai nasib Beats. Seperti yang kita tahu, pabrikan headphone yang didirikan oleh rapper Dr. Dre tersebut diakuisisi oleh Apple pada tahun 2014 kemarin. Pertanyaannya gampang: bagaimana cara Apple memanfaatkan absennya jack headphone pada iPhone 7 dengan produk berlabel Beats?

Well, Apple rupanya sudah menyiapkan tiga headphone nirkabel baru di bawah brand Beats. Mereka adalah Beats Solo 3 Wireless, Powerbeats 3 Wireless dan Beats X. Solo dan PowerBeats merupakan suksesor dari pendahulunya, sedangkan Beats X adalah produk yang benar-benar fresh.

Beats X mengusung model in-ear dengan kabel menjuntai yang dimaksudkan untuk menggantung di leher, mirip seperti mayoritas earphone nirkabel yang ada di pasaran. Yang cukup menarik, masing-masing eartip-nya dibekali magnet sehingga bisa ditempelkan satu sama lain ketika sedang tidak digunakan dan perangkat pun membentuk seperti kalung.

Baterainya bisa bertahan selama 8 jam pemakaian, tapi yang unik adalah fitur bernama Fast Fuel, dimana Beats X bisa di-charge menggunakan kabel Lightning dalam waktu yang amat cepat. Secepat apa? Menurut klaim Apple, 5 menit charging sama dengan 2 jam pemakaian, dan charging hingga penuh hanya membutuhkan waktu 45 menit saja.

Untuk Solo 3 dan Powerbeats 3, pembaruan yang dibawa tidak menyeluruh tetapi lebih ke sisi teknis. Khusus untuk Powerbeats, desainnya telah direvisi supaya bisa lebih nyaman dikenakan di telinga. Hal ini krusial mengingat skenario penggunaan PowerBeats yang paling ideal adalah ketika sedang berolahraga.

Keduanya turut dilengkapi dengan fitur Fast Fuel seperti Beats X, namun mereka memanfaatkan kabel micro USB ketimbang Lightning. Untuk Powerbeats 3, 5 menit charging bisa memberikan satu jam pemakaian, dan baterainya sendiri bisa bertahan selama 12 jam dalam kondisi penuh. Solo 3 di sisi lain bisa memberikan tiga jam pemakaian setelah di-charge hanya selama 5 menit.

Ketiga headphone anyar Beats ini juga ditenagai oleh chip Apple W1 yang ada pada AirPods. Kehadiran chip ini dimaksudkan untuk mempermudah proses pairing. Ketiganya akan dipasarkan mulai musim semi tahun ini; Solo 3 Wireless dihargai $300, Powerbeats 3 Wireless $200 dan Beats X $150.

Sumber: Pocket-lint dan Beats.

Sony Rilis 6 Headphone Baru yang Tahan Percikan Air

Sony membombardir pasar aksesoris dengan merilis bukan satu tapi enam earphone sekaligus. Tiga di antaranya adalah earphone tanpa kabel, sementara sisanya masih menggunakan koneksi konvensional dengan kabel. Meski punya sejumlah kesamaan, namun keenamnya punya kemampuan yang sedikit berbeda, begitupun label harga yang tersemat padanya.

Kesamaannya terletak pada rating IPX5 yang membuat mereka tak masalah bila terkena percikan air atau keringat. Selengkapnya, berikut spesifikasi keenam earphone baru Sony.

Yang pertama adalah Sony XB80BS EXTRA BASS Sports In-ear Bluetooth Headphones. Perangkat ini menawarkan kualitas bass ekstra dengan dentuman yang dalam. Untuk koneksinya, ia menggunakan bluetooth yang juga dimotori teknologi LDAC. Earphone dibanderol $149.99 di situs resmi Sony.

Selanjutnya, Sony XB50BS EXTRA BASS Sports Bluetooth In-ear Headphones dirancang untuk terus memberikan hiburan di segela cuaca berkat desain splash-proof yang diusungnya. Earphone juga menawarkan wireless audio dengan Bluetooth dan Extra Bass. Harga separuh dari varian pertama, di $79.99 per unitnya.

Jika Anda mencari yang sedikit lebih oke, Sony XB70BT EXTRA BASS lebih berkelas dari XB50BS tap tak semahal XB80BS. Dibanderol $99.99, earphone menambahkan dukungan in-line mic dan juga remote untuk dihubungkan ke smartphone. Sama seperti ketiga varian lainnya, XB70BT juga dilengkapi wireless audio dan Extra Bass.

Beralih ke varian dengan kabel, yang pertama kita jumpai Sony AS410AP Sport In-ear Headphones yang dirancang dengan ear-loop yang dapat disesuaikan ukurannya dengan mudah. Desain earphone juga dirancang untuk menahan percikan air. Tapi, harganya jauh lebih murah, yakni hanya $29.99.

Di atasnya ada Sony AS210AP yang secara umum tak jauh berbeda dengan vaarian pertama. Bedanya, ia menggunakan desain open-ear yang akan menyesuaikan dengan bentuk daun telinga. Model ini dibanderol $24.99.

Terakhir, kita jumpai Sony AS210 yang punya desain sama dengan AS210AP. Model ini cocok jika Anda mencari headphone baru dengan harga murah. AS210 dapat ditebus dengan mahar hanya $19.99.

Keenam headphone ini telah tersedia di situs resmi Sony.

Sumber berita Sony.

Apple Perkenalkan AirPods, Earphone Tanpa Kabel Perdananya

Apa yang dirumorkan tidak meleset, iPhone 7 benar-benar hadir tanpa jack headphone. Sebagai gantinya, Apple akan membundel EarPods dengan konektor Lightning dalam paket penjualan, lengkap beserta sebuah adapter Lightning ke 3,5 mm untuk digunakan bersama headphone lain.

Absennya jack headphone ini dilihat Apple sebagai peluang untuk memperkenalkan produk baru. Dijuluki AirPods, ia merupakan sepasang earphone wireless dengan desain terpisah, alias tanpa kabel seperti yang sudah kita jumpai sebelumnya lewat Samsung Gear IconX maupun Bragi Headphone.

Desainnya kelihatan seperti EarPods yang dipotong kabelnya. Pun demikian, Apple telah menyematkan sejumlah komponen canggih di dalamnya, termasuk halnya chip Apple W1 yang bertugas untuk mengendalikan bermacam sensor di dalam AirPods serta menyajikan konektivitas nirkabel yang irit daya.

Tidak mengejutkan dari Apple, mereka benar-benar bungkam terkait konektivitas yang dipakai oleh AirPods. iMore menyebutkan bahwa AirPods juga tetap memanfaatkan koneksi Bluetooth LE di samping yang disuguhkan chip Apple W1 tadi. Singkat cerita, kalau perangkat Anda menjalankan iOS 10, watchOS 3 atau macOS Sierra, AirPods bisa digunakan bersamanya.

Selipkan AirPods ke dalam case-nya selama 15 menit, Anda pun bisa memakainya hingga tiga jam / Apple
Selipkan AirPods ke dalam case-nya selama 15 menit, Anda pun bisa memakainya hingga tiga jam / Apple

AirPods datang bersama sebuah case yang bertindak sebagai charger. Baterainya sendiri bisa bertahan selama 5 jam, dan case ini akan memberikan suplai daya yang cukup hingga lebih dari 24 jam. Menariknya, Apple mengklaim waktu charging selama 15 menit saja sudah bisa memberikan daya yang cukup untuk pemakaian selama 3 jam.

Untuk menggunakan AirPods, pengguna tinggal membuka case-nya di dekat iPhone lalu perangkat akan otomatis terdeteksi dan siap disambungkan. Kendalinya mengandalkan Siri, yang bisa dipanggil dengan menyentuh AirPods dua kali. Saat AirPods Anda lepas dari telinga, musik pun akan dihentikan secara otomatis.

AirPods rencananya akan mulai dipasarkan pada akhir bulan Oktober seharga $159.

Sumber: Apple.

Audeze iSine Adalah Earphone Berteknologi Planar Magnetic Pertama di Dunia

Nama Audeze mungkin terdengar agak asing di telinga konsumen awam, tapi di kalangan audiophile, pabrikan asal Amerika Serikat ini memiliki reputasi cukup tinggi. Utamanya, Audeze dikenal sebagai salah satu brand yang memopulerkan headphone berteknologi planar magnetic.

Menjelaskan cara kerja teknologi planar magnetic tentunya butuh satu artikel sendiri, tapi yang pasti teknologi ini punya kelebihan dan kekurangan dibanding dynamic driver yang sangat umum. Yang paling gampang, headphone planar magnetic biasanya mampu mereproduksi suara tanpa distorsi, tapi di saat yang sama ukurannya bongsor-bongsor mengingat di dalamnya tersebar magnet di seluruh penjuru.

Namun itu semua adalah fakta lawas. Audeze ingin membuktikan bahwa mereka bisa menyuguhkan kelebihan teknologi planar magnetic dalam kemasan yang lebih kecil, sekecil earphone lebih tepatnya. Dari situ lahirlah Audeze iSine, diklaim sebagai headphone planar magnetic paling ringan sejagat.

Apa yang Audeze capai lewat iSine tentunya melibatkan proses miniaturisasi kelas berat. Baru beberapa tahun yang lalu, headphone planar magnetic buatan mereka punya ukuran jauh lebih besar daripada headphone standar. Sekarang, semua komponen esensialnya, termasuk diaphragm seukuran 30 mm berhasil dikemas dalam wujud yang ringkas sekaligus tipis, dengan bobot tak lebih dari 20 gram.

Audeze iSine dirancang oleh tim DesignworksUSA yang bertanggung jawab atas mobil eksotis macam BMW i8 / Audeze
Audeze iSine dirancang oleh tim DesignworksUSA yang bertanggung jawab atas mobil eksotis macam BMW i8 / Audeze

Jika dibandingkan dengan earphone lain pada umumnya, ukuran iSine memang jauh lebih besar, tapi setidaknya tidak sampai menutupi daun telinga. Desainnya sendiri tampak seperti hasil kolaborasi Spider-Man dan alien, meski pada kenyataannya yang membuat rancangannya adalah tim desainer mobil futuristis BMW i8.

Tiap unit iSine akan datang bersama dua macam kabel: standar dan kabel Lightning. Khusus kabel Lightning ini, Audeze telah menambatkan amplifier sekaligus DAC demi menyajikan kualitas suara yang lebih optimal, serta sanggup mengolah file audio Hi-Res.

Audeze rencananya akan memasarkan iSine mulai bulan Oktober dalam dua model: iSine 10 dan iSine 20. iSine 10 dihargai $399, sedangkan iSine 20 seharga $599 karena mengemas voice coil yang lebih panjang serta menjanjikan kualitas suara yang lebih baik lagi.

Sumber: The Verge dan Audeze.

Tidak Sepintar The Dash, Bragi The Headphone Fokus Pada Fleksibilitas dan Penyajian Musik

Di tahun 2014, developer asal Jerman menawarkan sebuah gagasan menarik di tengah-tengah naik daunnya perangkat wearable. Tim bernama Bragi itu memperkenalkan The Dash, earphone pintar berkemampuan memonitor detak jantung dan kadar oksiken menggunakan teknologi mutakhir. Tapi selain mahal, konsumen ternyata lebih menyukai headphone wireless biasa.

Untuk produk baru mereka, Bragi memutuskan buat menanggalkan fungsi activity tracking dan fokus pada penyajian musik serta faktor fleksibilitas. Mereka memperkenalkan The Headphone, earphone nirkabel berkualitas suara jempolan dipadu kemudahan navigasi musik tanpa mengurangi kewaspadaan Anda terhadap keadaan di sekitar. Ketiadaan fitur pintar juga terbayarkan oleh daya tahan baterai dua kali lebih besar dan harga kurang dari separuh The Dash.

Bragi The Headphone 3

Desain The Headphone memang hampir mirip The Dash. Ia terdiri dari dua earbud ‘FitTip’ ergonomis, dengan tiga pilihan ukuran (S, M, L), dan dapat disimpan dalam case sekaligus unit charger. Device didukung konektivitas Bluetooth 4.0 untuk tersambung ke smartphone, tablet ataupun komputer personal; dan Anda bisa menggota-ganti lagu serta menerima panggilan telepon tanpa perlu mengeluarkan handset.

The Headphone memiliki tiga tombol fisik bersimbol ‘+’, ‘-‘ dan ‘o’, buat mengatur volume serta play/pause. Tombol tersebut juga dapat digunakan untuk navigasi dan mengaktifkan fitur, misalnya dua kali klik pada ‘o’ mengaktifkan fungsi next, tiga kali buat previous. Lalu dengan menekan ‘+’ selama beberapa saat, audio transparency segera menyala.

Bragi The Headphone 1

Ketika earphone lain umumnya mencoba mengisolasi pengguna melalui pemakaian sistem noise-cancelling agar musik tersuguh maksimal, menariknya, audio transparency malah memungkinkan Anda mendengar suara-suara eksternal. Melalui pendekatan tersebut, The Headphone serasi dengan konsep mobilitas earphone wireless: Anda tidak perlu menghentikan musik atau melepas perangkat saat ingin mengetahui keadaan di sekitar atau berbincang-bicang bersama kawan.

Bragi The Headphone 2

Produk memanfaatkan speaker Balanced Armature besutan Knowles Corporation, dengan profile A2DP, codec audio SBC serta AAC, dan ditopang kemampuan noise cencellation pasif; menyajikan frekuensi dari 20 sampai 20.000Hz. Driver mampu menghadirkan ‘kedalaman suara’, walaupun masih belum masuk ke kategori audiophile. Lalu kedua komponen The Headphone turut dilengkapi microphone MEMS yang di-setting secara custom.

Gerbang pre-order The Headphone sudah di buka di situs Bragi, akan berlangsung hingga tanggal 1 November 2016 nanti. Di sana, produk dijual seharga US$ 120.

Sumber: Bragi. Tambahan: Digital Trends.

Pakai Konektor Lightning, Earphone Ini Suguhkan Noise Cancelling Tanpa Perlu Di-charge

Kalau belum mencoba, Anda mungkin tidak tertarik dengan headphone atau earphone berteknologi noise cancelling. Namun sekali mencoba, dijamin Anda akan langsung kepincut dan tidak bisa melupakannya.

Akan tetapi yang kerap menjadi masalah, headphone noise cancelling harus diganti atau diisi ulang baterainya waktu demi waktu, bahkan termasuk yang menggunakan kabel sekalipun. Belum lagi harganya yang mahal juga menjadi alasan lain mengapa konsumen lebih memilih headphone biasa.

Hal ini tidak berlaku buat Thunder. Thunder merupakan earphone noise cancelling yang cukup istimewa. Pasalnya, ia sama sekali tidak perlu Anda ganti atau isi ulang baterainya. Kok bisa? Well, ia tidak menggunakan konektor 3,5 mm seperti biasanya, melainkan konektor Lightning milik perangkat iOS.

Hal ini berarti iPhone atau iPad penggunalah yang menjadi penyuplai daya untuk Thunder. Pun demikian, pengembang Thunder memastikan konsumsi dayanya tidak lebih dari 0,9 persen per jam dengan posisi noise cancelling menyala.

Penggunaan konektor Lightning juga berperan terhadap kualitas suaranya. Hal ini disebabkan sinyal yang diteruskan dari iPhone atau iPad masih berupa sinyal digital, dan chip khusus milik Thunder kemudian akan mengambil alih tugas untuk mengolahnya menjadi sinyal analog yang bisa didengar oleh telinga pengguna.

Thunder dilengkapi dua remote; satu untuk volume, satu lagi untuk mengaktifkan noise cancelling atau Aware Mode / BeSound
Thunder dilengkapi dua remote; satu untuk volume, satu lagi untuk mengaktifkan noise cancelling atau Aware Mode / BeSound

Seberapa efektif teknologi noise cancelling yang diusung Thunder? Menurut pengembangnya, Thunder siap meredam suara luar antara 22 – 43 desibel di frekuensi 100 – 3.000 Hz. Di saat yang sama, Thunder turut mengemas fitur bernama Aware Mode yang memungkinkan pengguna untuk menikmati musik sekaligus mendengar suara-suara di sekitarnya. Fitur ini bisa diaktifkan dengan satu sentuhan pada remote milik Thunder.

Tentunya alasan lain yang membuat Thunder terdengar menarik adalah rumor bahwa iPhone 7 bakal hadir tanpa jack audio 3,5 mm. Seandainya benar, headphone atau earphone berkonektor Lightning seperti Thunder ini pasti akan menjadi alternatif pilihan di samping yang berteknologi wireless, apalagi didukung oleh teknologi noise cancelling.

Buat yang tertarik, Thunder saat ini ditawarkan melalui situs crowdfunding Indiegogo seharga $149, separuh dari harga retail-nya. Pilihan warna yang tersedia adalah silver dan hitam, sama-sama dengan aksen krom.

Linner Diklaim Sebagai Earphone Berteknologi Active Noise Cancelling Paling Ringan

Dibandingkan headphone, earphone punya isolasi suara yang lebih baik karena benar-benar masuk ke dalam kanal telinga. Namun itu masih tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan yang mengusung fitur active noise cancelling (ANC). Fitur ini sangat efektif dalam memblokir suara luar, entah itu di sebuah kafe, di gerbong kereta api, atau di dalam pesawat.

Sayangnya seringkali kehadiran fitur ANC berakibat meningkatnya bobot headphone atau earphone, yang pada akhirnya berujung pada tingkat kenyamanan perangkat itu sendiri. Di saat yang sama, harga yang harus ditebus umumnya juga tidak murah.

Dari situ sebuah startup bernama Linner melihat sebuah peluang. Lewat produk perdananya, mereka ingin membuktikan bahwa earphone berfitur ANC dengan bobot yang ringan dan banderol harga murah itu bukanlah suatu hal yang mustahil untuk dicapai.

Sejauh ini belum ada angka pasti terkait bobot earphone besutan Linner, namun mereka cukup percaya diri mengklaimnya sebagai yang teringan sejagat. Terkait efektivitasnya, fitur ANC ini siap meredam suara luar hingga 26 desibel pada frekuensi 45 – 3.000 Hz.

Linner juga dibekali fitur Awareness Mode demi urusan keselamatan / Linner
Linner juga dibekali fitur Awareness Mode demi urusan keselamatan / Linner

Mengingat ukurannya ringkas dan ringan, pastinya konsumen ingin menggunakan Linner selagi mobile, milsanya ketika bersepeda menuju kantor. Untuk itu, pihak pengembangnya telah menyiapkan fitur bernama Awareness Mode, yang pada dasarnya merupakan lawan dari fitur ANC.

Saat fitur ini diaktifkan, suara di sekitar malah akan diperkuat. Tujuannya adalah supaya pengguna bisa tetap menyadari akan apa saja yang ada di sekitarnya tanpa perlu melepas earphone. Jadi saat berjalan menuju halte bus, aktifkan Awareness Mode; begitu masuk ke dalam bus, giliran ANC yang dinyalakan.

Linner rencananya akan menggelar kampanye crowdfunding di Kickstarter mulai bulan September mendatang. Sejauh ini mereka sudah punya prototipe earphone-nya, dan harga retail-nya diperkirakan berkisar $110 – cukup terjangkau untuk ukuran earphone berteknologi noise cancelling.

Sumber: Digital Trends dan Linner.

Jabra Luncurkan Generasi Penerus dari Duo Earphone Nirkabel Sekaligus Fitness Tracker-nya

September 2014, Jabra resmi menjalani debutnya di ranah fitness tracker dengan Jabra Sport Pulse, kemudian disusul oleh Jabra Sport Coach di tahun berikutnya. Kini perusahaan asal Denmark tersebut sudah siap memperkenalkan penerus dari kedua earphone nirkabel istimewanya tersebut.

Keduanya masih mengusung nama yang sama, tapi dengan imbuhan Special Edition yang mengindikasikan penambahan sejumlah fitur baru. Desainnya telah disempurnakan agar bisa terasa lebih nyaman di telinga pengguna, terutama dengan pilihan eartip besutan Comply yang sudah terbukti kualitasnya.

Keduanya juga masih terasa ringkas dengan bobot hanya 16 gram, serta masih mengusung ketahanan air dengan sertifikasi IP55. Malahan, Jabra kini semakin percaya diri dengan ketangguhan duo Special Edition ini, dimana mereka menawarkan garansi total selama tiga tahun apabila terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh keringat.

Akan tetapi perubahan yang paling utama terletak pada kemampuan tracking masing-masing earphone. Selain heart-rate monitor, Sport Pulse Special Edition kini dibekali kemampuan memonitor VO2 max (kadar oksigen yang dikonsumsi selama latihan) secara konstan dan otomatis.

Jabra Sport Coach Special Edition / Jabra
Jabra Sport Coach Special Edition / Jabra

Untuk Sport Coach Special Edition, sensor TrackFit-nya juga telah diperbarui sehingga dapat menghitung aksi repetitif, ideal untuk menemani sesi latihan berat atau sekadar beberapa set push-up. Aplikasi pendamping Jabra Sport Life kemudian akan memberi tahu kapan saat yang tepat untuk mulai berlatih lagi di sela-sela istirahat.

Kedua earphone turut dilengkapi fitur coaching berbasis audio guna memotivasi sekaligus mengarahkan pengguna pada sesi latihan yang efektif dan efisien. Baterainya diperkirakan bisa bertahan selama 5 jam pemakaian.

Jabra Sport Pulse Special Edition dibanderol seharga $160, sedangkan Sport Coach Special Edition seharga $120. Keduanya akan dipasarkan mulai kuartal ketiga tahun ini.

Sumber: PR Newswire.