Bagaimana InfinID Permudah Proses Pengajuan Pinjaman dengan Jaminan Sertifikat Properti

Berbagai sumber data mengungkap bahwa kebutuhan kredit mencapai Rp1.600 triliun tiap tahunnya dan lembaga keuangan konvensional hanya bisa melayani sekitar Rp600 triliun. Artinya, terdapat funding gap sebesar Rp1.000 triliun, yang menjadi momok dibalik pesatnya perkembangan fintech di Indonesia.

Kondisi tersebut mengilhami Filman Ferdian (CEO), Vincent (COO), dan Amalfi Darusman (CTO) yang mengenal satu sama lain sejak kuliah untuk merintis InfinID pada November 2022. Filman sebelumnya pernah bekerja di McKinsey dan GoPay dengan jabatan terakhir Head.

Sementara Vincent punya pengalaman bekerja di berbagai perusahaan teknologi global dan nasional, seperti IBM, Microsoft, Gojek, Tokopedia, dan Xendit. Saat ini ia juga menjabat sebagai Wakil Ketua Departmen Inovasi Keuangan Digital AFTECH. Sedangkan Amalfi merupakan engineer yang berpengalaman dalam hal analitik dan pengembangan teknologi yang pernah bekerja sebagai data scientist di Uni Emirat Arab.

Mereka bertiga akhirnya bersatu pada tahun lalu. Berbekal pengalaman kerja mereka, disimpulkan bahwa fintech adalah sektor yang paling relevan. Pertanyaan berikutnya adalah mencari peluang bisnis yang tepat di sektor fintech.

Saat dihubungi DailySocial.id, Filman menuturkan berdasarkan pengamatan pasar dan pengalaman pribadi, ketiganya melihat peluang untuk mendorong transformasi di area pinjaman dengan jaminan sertifikat properti. Di sana ada potensi pasar yang besar, namun masih ada tantangan, di antaranya keterbukaan akses untuk masyarakat secara luas dan juga pengalaman pengguna yang belum optimal. Lantaran rerata prosesnya memakan waktu hingga lebih dari enam minggu.

“Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menghadirkan InfinID sebagai platform digital yang fokus pada fasilitas perolehan pinjaman menggunakan jaminan sertifikat properti,” terang Filman.

Produk InfinID

InfinID

InfinID mengambil pendekatan yang berbeda dalam menyalurkan pinjaman, dengan menggunakan jaminan sertifikat properti. Perusahaan dalam hal ini menjadi agregator yang menghubungkan calon debitur dengan lembaga jasa keuangan (LJK) yang dapat memberikan fasilitas pinjaman dengan jaminan sertifikat properti.

Calon debitur akan dibantu mendapatkan pinjaman yang paling tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka. Di sisi lain, perusahaan membantu LJK dalam melakukan pengelolaan proses pengajuan, evaluasi, pelayanan, dan monitoring dengan memanfaatkan teknologi digital. Produk dari LJK yang digunakan oleh InfinID adalah kredit multiguna dan kredit usaha yang disertai dengan jaminan.

“Kami tidak masuk ke KPR ataupun pinjaman tanpa jaminan sertifikat. Sebagai platform digital kami menerapkan prinsip kolaborasi, sehingga kami sangat terbuka dengan LJK secara luas, bahkan perusahaan lain yang masuk dalam kategori platform digital untuk pinjaman seperti penyelenggara IKD klaster Financing Agent ataupun Aggregator.”

Limit pinjaman yang tersedia di InfinID mulai dari Rp100 juta dengan bunga mulai dari 12%-18% per tahun. Tenornya juga bervariasi, ada yang 3-5 tahun, ada juga yang jangka panjang, yakni 15-20 tahun.

Perusahaan punya tiga produk pinjaman, yakni InfinID FIX, InfinID FLEX, dan InfinID FLIP. InfinID FIX adalah pinjaman multiguna yang diperuntukkan buat pinjaman dengan dana besar, namun bunga ringan dan skema pembayaran tetap. Sedangkan InfinID FLEX memberikan limit kredit yang lebih terjangkau dengan berbagai fleksibilitas, seperti pembayaran bulanan yang lebih terjangkau.

Terakhir, InfinID FLIP adalah solusi refinancing (takeover) KPR/kredit multiguna/kredit usaha ke lembaga keuangan lain dengan suku bunga lebih ringan, jangka waktu lebih panjang, dan kemudahan lainnya.

Para mitra LJK yang sudah bermitra sejauh ini ada empat, yakni BPR Artharindo, BPR Daya Perdana Nusantara, BPR Rifi Maligi, dan Bank Sampoerna.

Untuk manajemen risiko, perusahaan melakukannya secara menyeluruh, mulai dari skrining profil calon debitur yang disesuaikan dengan preferensi mitra LJK, memverifikasi data menyeluruh untuk memastikan informasi yang disampaikan calon debitur sesuai, termasuk dengan memanfaatkan solusi verifikasi data milik mitra LJK dan survei langsung.

“Kami terus mengembangkan solusi digital agar dapat mempermudah verifikasi properti, seperti penilaian dan pengecekan legalitas properti. Selain itu, kami memberikan solusi otomatis yang membantu LJK menerapkan mekanisme manajemen risiko yang sudah mereka gunakan, sehingga dapat menganalisis kredit secara lebih efisien dan efektif hingga proses pengikatan kredit.”

Rencana selanjutnya

InfinID itu sendiri baru berumur 10 bulan. Walau masih baru, Filman memastikan bahwa fokus perusahaan adalah memiliki fondasi bisnis yang baik, termasuk menyusun proses kredit yang lebih efisien, membangun teknologi untuk mempermudah proses di debitur dan LJK, serta menjalin kerja sama dengan sejumlah LJK.

Sebagai perusahaan fintech, InfinID turut mematuhi aturan yang berlaku. Pada Mei 2023, perusahaan berhasil tercatat sebagai penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD) di OJK untuk klaster financing agent. Untuk pengamanan sistem, perusahaan telah menyelesaikan sertifikasi ISO 270001:2013 untuk memastikan keandalan pengamanan data.

Produk InfinID sebenarnya juga sudah diluncurkan ke pasar. Diklaim perusahaan menerima ribuan pengajuan dari calon debitur setiap bulannya untuk pinjaman bernilai Rp100 juta-Rp300 juta. “Tujuan pinjaman yang sering diajukan, yakni untuk renovasi, bangun usaha, debt consolidation untuk pelunasan hutang KTA, pinjaman online, dan kartu kredit.”

Filman menuturkan, ke depannya perusahaan terus memfokuskan diri untuk meningkatkan keandalan proses dan teknologi agar dapat melayani proses persetujuan kredit di Jabodetabek, sebelum dapat ekspansi ke kota lain. Di samping itu, akan perbanyak kolaborasi dengan lembaga dan institusi lain yang dirasa punya peranan yang penting dalam mengembangkan ekosistem pinjaman dengan jaminan sertifikat properti secara lebih luas.

“Selain itu, kami juga memiliki beberapa inovasi produk, baik dari sisi teknologi, maupun skema produk keuangan yang ingin kami luncurkan ke pasar dalam 6-12 bulan mendatang.”

InfinID telah mengantongi pendanaan dengan nominal dirahasiakan dari Insignia Venture Partners.

Application Information Will Show Up Here

Grouu Kembali Terima Investasi dari Teja Ventures, Akan Perkuat Strategi Omnichannel

Startup pengembang produk makanan bayi dan anakGrouu kembali menerima pendanaan dari Teja Ventures. Tidak disebutkan nominal yang diraih kali ini. Sebelumnya Teja menyuntikkan dana untuk putaran baru yang diumumkan pada September 2022.

Pendanaan akan dimanfaatkan untuk mendiversifikasi produk, termasuk mengembangkan produk kemasan yang dirancang khusus untuk pemenuhan gizi anak. Selain itu sebagian dana juga akan dialokasikan untuk meningkatkan kinerja platform Grouu dan memperkuat strategi omnichannel di berbagai kanal e-commerce maupun jaringan ritel offline, seperti supermarket dan toko perlengkapan anak.

Founding Partner Teja Ventures Virginia Tan menjelaskan, pihaknya beralasan menyuntik kembali Grouu karena melihat potensi besar dalam kategori ibu dan bayi di Asia Tenggara, yakni nilai pasarnya mencapai $9,48 miliar pada tahun ini. Diproyeksikan akan tumbuh secara tahunan sebesar 5,38% hingga 2028 mendatang.

“Teja sangat memahami pentingnya nutrisi bagi keluarga, dan kami sepenuhnya mendukung visi Grouu untuk menjadi pemimpin pasar dalam kebutuhan nutrisi untuk ibu dan anak, serta upaya mereka dalam membangun platform eksklusif yang memenuhi kebutuhan,” terang dia dalam keterangan resmi, Selasa (5/9).

Co-founder & CEO Grouu Jessica Marthin menuturkan, startupnya berkomitmen untuk menyediakan produk terbaik bagi generasi muda. Setiap produk Grouu dikembangkan oleh tim mumpuni di bidangnya, seperti ahli gizi & pangan, koki, dan dokter spesialis anak. Mereka semua berkolaborasi untuk menciptakan berbagai produk pilihan dengan cita rasa dan kandungan nutrisi yang tinggi.

“Hubungan erat kami dengan para pelanggan sangat membantu Grouu untuk memahami kebutuhan dan harapan orang tua secara langsung. Untuk memastikan bahwa produk Grouu lebih mudah didapatkan, kami terus memperkuat distribusi melalui berbagai kanal, termasuk platform e-commerce dan jaringan ritel offline, seperti supermarket dan toko perlengkapan bayi,” jelas Jessica.

Grouu dirintis pada Agustus 2020 dengan visi memenuhi kebutuhan nutrisi dan perkembangan anak usia dini. Pada awal berdiri, perusahaan menjadi pelopor dalam menyediakan layanan katering siap santap dan produk konsumen, menawarkan pilihan praktis bagi orang tua untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak mulai dari usia enam bulan ke atas.

“Kami merayakan tiga tahun perjalanan kami pada bulan Agustus lalu. Kami akan terus berkomitmen untuk bekerja tanpa henti memenuhi kebutuhan pelanggan dan menciptakan dampak yang berkelanjutan. Kami selalu menyabut hangat ketertarikan investor strategis yang ingin menyumbangkan keahlian, sumber daya, dan visi mereka untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang kami,” tutupnya.

Startup Rekrutmen KUPU Raih Pendanaan Rp91 Miliar

KUPU, startup rekrutmen berbasis AI, hari ini (04/9) mengumumkan perolehan pendanaan senilai $6 juta (atau sekitar Rp91 miliar). Putaran ini dipimpin oleh Ascend Global Investment Fund (AGIF), perusahaan dana ekuitas swasta berbasis di Singapura yang dikelola oleh Ascend Capital Advisors.

Dengan pendanaan ini, AGIF masuk ke daftar investor ternama KUPU yang di dalamnya terdapat nama besar seperti Sinar Mas Group.

Sebelumnya, baik AGIF melalui Ascend Global dan Sinar Mas Group melalui Golden Energy and Resources, bermitra dalam pembentukan perusahaan patungan Golden Investments (Australia) Pte Ltd yang bergerak di perusahaan hasil tambang dan jasa pertambangan.

Dengan pendanaan ini, KUPU berencana untuk memperluas ekspansi pasar, memperkuat solusi rekrutmen berbasis AI, dan memberikan layanan yang lebih baik kepada basis pelanggan yang lebih besar lagi.

“Investasi ini merupakan wujud optimisme AGIF terhadap potensi industri teknologi rekrutmen di Indonesia dan kemampuan KUPU dalam menangkan potensi tersebut. KUPU berada di posisi strategis untuk menjembatani kebutuhan akan talenta berkualitas tinggi di negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat seperti Indonesia,” terang perwakilan AGIF dalam keterangan resmi.

CEO KUPU Haibo Zhou menuturkan pihaknya percaya dengan kemajuan dan modernisasi dunia usaha di Indonesia, akan semakin banyak sektor industri baru yang lahir dan bertumbuh. Para perusahaan ini tentu membutuhkan talenta yang tepat untuk bisa berkompetisi di era digital ini.

“Karena itu, peran KUPU sebagai jembatan dan mitra rekrutmen akan menjadi semakin penting, terutama agar pelaku bisnis bisa menemukan kandidat potensial yang tepat dan berkualitas di tengah banyaknya talenta di Indonesia,” terangnya.

Produk KUPU

Fokus utama KUPU adalah mentransformasi proses rekrutmen menjadi lebih mudah, akurat, dan efisien. Pasalnya, saat ini mayoritas tenaga personalia (HR) masih kesulitan menemukan kandidat karyawan yang sesuai dengan kriteria perusahaan. Biasanya, dalam satu lowongan kerja ada 250 pendaftar yang mengirimkan resume mereka.

Kemudian, sekitar 4-6 orang di antaranya akan terpilih ke tahap wawancara dan hanya satu yang akan mendapatkan tawaran pekerjaan. Proses ini sangat memakan waktu, rata-rata perusahaan menghabiskan 68 hari untuk mencari satu karyawan.

Oleh karena itu, startup yang berdiri sejak 2021 ini membawa banyak inovasi baru dalam proses rekrutmen korporasi. Beberapa pendekatan kreatif yang ditawarkan, mencakup Talent and Job Competency Models, Omni-Channel Sourcing, AI Video Interviewer, dan AI Matching Model.

Misalnya dengan AI Video Interviewer, sistem KUPU dapat melakukan wawancara kandidat secara otomatis dengan daftar pertanyaan tertentu, kemudian mengirimkan hasil rekaman wawancara tersebut kepada perusahaan untuk dievaluasi, sehingga mempermudah tim HR untuk melakukan screening kandidat.

Berbagai solusi komprehensif dari KUPU membantu perusahaan dalam menghemat waktu pemrosesan rekrutmen hingga 20%, dan memperbesar pool kurasi kandidat berkualitas hingga 200% dibandingkan metode konvensional. Diklaim, hingga Agustus 2023, KUPU telah membantu lebih dari 600 ribu pencari kerja untuk menemukan lowongan yang sesuai.

Tidak hanya melalui sistem teknologi yang terkini, KUPU menawarkan aplikasi mobile swalayan (self-service) yang intuitif dan penasihat rekrutmen personal. Hasilnya, dalam waktu kurang dari dua tahun, platform KUPU telah memiliki lebih dari 3 juta pengguna aktif dan 150 ribu pelaku bisnis yang sedang mencari karyawan pun mempercayakan proses rekrutmen mereka kepada KUPU. Klien startup ini mencakup perusahaan dari berbagai skala dan industri, mulai dari Allianz, Bank DBS, Mitsubishi, Paragon, Smartfren, Kawan Lama Group, hingga Burger King.

Ke depannya, KUPU berencana untuk terus memperluas jangkauan klien dan pengguna serta mengembangkan fitur-fitur rekrutmen yang lebih cerdas dalam platform. Langkah strategis ini sejalan dengan visi KUPU untuk menjadi pionir sistem teknologi rekrutmen cerdas yang membantu perusahaan dan para pencari kerja untuk menavigasi lanskap industri yang terus berubah.

Application Information Will Show Up Here

Waste4Change Dapat Pendanaan Tambahan dari Rumah Group Setelah Memenangkan CIIC 2023

East Ventures dan Temasek Foundation baru saja mengumumkan juara dari pagelaran Climate Impact Innovations Challenge (CIIC) 2023. Seperti diketahui sebelumnya, ini merupakan program kompetisi yang ditujukan untuk startup dengan solusi teknologi iklim di Indonesia. Pengumuman ini disampaikan dalam sideline event ASEAN Business and Investment Summit 2023 yang berlangsung 2 September 2023 di Ritz-Carlton Jakarta.

Kompetisi ini mengambil 4 pemenang dengan trek yang berbeda. Berikut daftar pemenangnya: AferOil dari trek Energi Terbarukan; Qarbotech dari trek Pangan & Pertanian; BANIQL dari trek Mobilitas; dan Waste4Change dari trek Kelautan. Para pemenang mendapatkan total hadiah Rp10 miliar.

Waste4Change juga turut mendapatkan investasi senilai $70 ribu atau Rp1 miliar dari Rumah Group. Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) juga berkomitmen untuk memberikan investasi dengan nilai yang sama kepada salah satu finalis CIIC 2023. Namun demikian sampai saat ini masih di tahapan internal review — akan diumumkan segera.

Sejak diluncurkan pada awal Maret 2023 lalu, CIIC berhasil menerima 330 pendaftar. Lalu terpilih 12 finalis untuk maju ke babak final mewakili 4 trek yang dilombakan.

“Di tengah tantangan yang dihadapi dunia, CIIC 2023 menjadi sebuah harapan yang menampilkan aksi nyata dalam mendorong perkembangan solusi iklim yang positif menuju masa depan yang berkelanjutan […] Menjelang akhir dari program ini, kami yakin masih banyak yang dapat kami lakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, kami tetap berkomitmen untuk terus mendukung inovator iklim di Indonesia dan kawasan,” kata Co-Founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

Sementara itu Head Programmes Temasek Foundation Lim Hock Chuan mengatakan, “Keempat pemenang masing-masing menawarkan cara yang menjanjikan untuk mengatasi masalah iklim yang mendesak dengan potensi untuk berdampak luas jika ditingkatkan. Kami antusias dengan prospek keberlanjutan baterai mobilitas ramah lingkungan melalui penggunaan bijih limbah nikel; energi terbarukan melalui produksi gas sintetis dari limbah biomassa; meningkatkan hasil panen dan nutrisi melalui peningkatan fotosintesis dengan larutan semprot; dan model bisnis sirkular dalam mendaur ulang sampah plastik.”

East Ventures –sebagai inisiator CICC 2023—beberapa tahun terakhir memang santer menyerukan tentang investasi berdampak. Keseriusan mereka turut dibarengi dengan dibentuknya tim impact investment di dalam firmanya. Sejumlah startup yang fokus ke energi hijau dan perubahan iklim juga telah mendapatkan investasi seperti Xurya, Waste4Change, Rekosistem, Aria, Kabina, dan beberapa lainnya.

Mereka juga telah mengembangkan Kerangka Kerja Investasi Berkelanjutan (Sustainable Investment Network) untuk mengukur, melacak, dan meningkatkan dampak portofolionya terhadap lingkungan, ekonomi, dan masyarakat.

Laporan investasi berdampak East Ventures / East Ventures

Startup Pengelola Pekerja Staffinc Dikabarkan Galang Pendanaan Seri B [UPDATED]

Startup penyedia platform pengelola pekerja Staffinc dikabarkan galang pendanaan seri B sebesar $3,9 juta (lebih dari Rp59,4 miliar). Berdasarkan regulatory filings seperti dikutip dari Venture Cap, Altara Ventures menjadi lead investor, dengan partisipasi dari Antler, Access Ventures, K9 Industries, dan Pacific Trustees.

Kepada DailySocial, Co-founder dan CEO Staffinc Wisnu Nugrahadi menyampaikan belum bisa berkomentar lebih lanjut terkait kabar pendanaan ini.

“Untuk saat ini, kami belum bisa menyampaikan apapun terkait pendanaan. Kami saat ini sedang fokus untuk mengembangkan teknologi untuk mempermudah proses ketenagakerjaan dari perusahaan skala besar,” kata dia.

Altara adalah investor lama yang sebelumnya memimpin dalam putaran seri A pada 2021 senilai $5 juta. Diikuti jajaran investor lainnya, yakni Access Ventures, XA Network, iSeed SEA, serta dua investor di putaran sebelumnya yakni Golden Gate Ventures dan Antler.

Didirikan pada 2018, Staffinc mengawali bisnisnya sebagai Sampingan (brand sebelumnya), sebuah platform yang menghubungkan pekerja kerah biru pada beragam pekerjaan. Dalam data terakhir yang diungkap, hingga saat ini Staffinc memiliki lebih dari 1,7 juta pekerja di lebih dari 180 kota di Indonesia. Layanannya telah digunakan oleh lebih dari 310 perusahaan.

Setelah rebranding dengan nama baru, Staffinc memastikan bahwa kini perusahaan tidak hanya fokus pada pekerja kerah biru untuk posisi part time saja, namun juga full time, dan potensi-potensi lainnya.

Solusi Staffinc memungkinkan para klien perusahaan untuk menyederhanakan proses rekrutmen, dengan mencocokkan persyaratan spesifik setiap proyek dengan kandidat pekerja yang paling sesuai secara otomatis. Solusi tersebut memastikan mereka dapat menerima tenaga kerja berkualifikasi dengan keahlian dan pengalaman yang diperlukan agar untuk berkontribusi pada kesuksesan perusahaan.

Selain itu, platform tenaga kerja Staffinc Suite juga dapat dimanfaatkan untuk memudahkan proses administrasi seperti absensi, penjadwalan kerja, penugasan serta penggajian secara otomatis, sehingga memungkinkan klien untuk fokus memberikan layanan yang optimal.

Melalui beberapa program Staffinc juga menawarkan benefit kepada pekerja. Di antaranya, pelatihan yang lebih ke arah upskill dari pekerja tersebut, disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Yang kedua adalah akses finansial bagi mereka yang telah terkurasi oleh Staffinc dalam bentuk Earned Wage Access (EWA).

Layanan tersebut dihadirkan setelah menerima feedback dari para pekerja yang kerap kesulitan untuk bekerja karena berbagai alasan, mulai dari tidak ada biaya untuk membeli bahan bakar dan lainnya.

 

*) Kami menambahkan tanggapan resmi dari Staffinc

Application Information Will Show Up Here

Startup Peternakan BroilerX Dikabarkan Raih Pendanaan Rp20 Miliar Dipimpin Insignia Ventures [UPDATED]

Startup pengembang solusi untuk industri peternakan unggas BroilerX dikabarkan mengantongi pendanaan tahap awal sebesar $1,3 juta (sekitar Rp20 miliar) yang dipimpin oleh Insignia Ventures. Menurut regulatory filings yang dikutip dari Venture Cap, terdapat investor lainnya dengan identitas dirahasiakan turut berpartisipasi dalam putaran tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, Founder & CEO BroilerX Prastyo Ruandhito tidak merespons saat dihubungi DailySocial.id.

Startup peternakan unggas asal Yogyakarta ini menghadirkan bisnis end-to-end, mulai dari penyediaan teknologi pemantau kondisi kandang ayam berbasis IoT (Internet of Things), program kemitraan peternak, ERP (Enterprise Resource Planning) untuk pengelolaan purchasing, accounting, inventory, manufaktur produksi, farming, CRM, dan SDM. Kemudian, penyediaan suplai ayam hidup dan penyedia karkas ayam yang proses penjualannya dapat dipantau secara online.

BroilerX Smart Climate Control and Automation adalah solusi yang menggabungkan sensor pintar, sistem kontrol otomatis, dan analisis data cerdas untuk memastikan kondisi lingkungan yang optimal bagi ternak. Berkat teknologi ini, peternak dapat mengawasi dan mengendalikan suhu, kelembaban, ventilasi, dan kualitas udara di kandang secara real-time, meningkatkan kesejahteraan hewan, mengurangi risiko penyakit, dan meningkatkan produktivitas peternakan secara signifikan.

Cakupan areanya tidak hanya di Yogyakarta saja, tapi sudah meluas ke Jawa Timur, dengan membuka area layanan di Sidoarjo, Malang, Madiun, dan Kediri. Perusahaan ingin memberikan akses yang lebih mudah bagi peternak unggas di wilayah tersebut untuk mendapatkan manfaat dari ekosistem smart farming mereka.

Bermitra dengan Amartha

Baru-baru ini BroilerX mengumumkan kemitraan dengan Amartha untuk penyediaan modal bagi peternak. Komitmen yang diberikan mencapai Rp100 miliar dengan besaran pembiayaan mulai dari Rp100 juta hingga Rp700 juta per orang. Per Juni kemarin, kolaborasi sudah dimulai melalui program Kemitraan Partner Farming yang tersebar di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Sistem pembiayaan yang digunakan dalam program tersebut berbeda dengan sistem tanggung renteng yang selama ini dipakai Amartha untuk menyalurkan modal ke perempuan pengusaha ultra mikro. Para peternak ayam dapat mengajukan pembiayaan yang digunakan untuk membeli peralatan ternak berbasis teknologi dari BroilerX, sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi.

Selain itu, para peternak juga memiliki tenor pembiayaan yang berbeda dengan mitra perempuan binaan Amartha. Melalui program Kemitraan Partner Farming, peternak dapat memilih tenor pembiayaan yang lebih singkat sesuai masa panen di sektor peternakan, yaitu mulai dari 45 hari sampai 90 hari. Dalam menyalurkan modal bagi peternak ayam, Amartha memanfaatkan teknologi risk-profiling berbasis AI, yang akan menghasilkan skoring kredit akurat bagi peternak.

Dalam keterangan resmi, Prastyo menyampaikan, pihaknya memiliki keahlian untuk menciptakan teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas peternakan mengingat sektor peternakan punya potensi yang besar. Namun, masalah yang dihadapi para peternak binaan tidak berhenti pada produktivitas saja, namun juga masalah terhadap akses finansial.

“Sering kali peternak sudah siap dengan ilmu dan keahlian, namun terbentur permodalan untuk bisa berkembang. Oleh sebab itu, butuh kerja sama dengan mitra lain yang memiliki kredibilitas dalam hal keuangan inklusif. Ini terjawab lewat kolaborasi dengan Amartha,” terang dia.

 

*) Kami merevisi nama investor

Application Information Will Show Up Here

GoTo Dikabarkan Mengucurkan Investasi ke Carousell

Salah satu unit di bawah naungan GoTo group dikabarkan telah berinvestasi ke startup marketplace barang bekas Carousell. Berdasarkan data yang disetor ke regulator, seperti dikutip dari Venture Cap, nilai investasi yang digelontorkan mencapai $2,8 juta atau setara 42,6 miliar Rupiah.

Kami sudah mencoba menghubungi pihak GoTo untuk mengonfirmasi kabar ini. Namun sampai informasi ini diterbitkan, belum ada respons dari pihak terkait.

Berbasis di Singapura, Carousell saat ini sudah mencapai status unicorn berkat pendanaan lebih dari $100 juta yang didapatkan pada akhir 2021 lalu. Investor mereka termasuk 500 Global, Golden Gate Ventures, Naver, Bank DBS, dan lain-lain.

Carousell di Indonesia dan akuisisi Laku6

Carousell mulai masuk di Indonesia sejak tahun 2014. Kendati demikian, memang bisnis mereka tidak terlalu moncer. Di pasar lokal mereka berhadapan dengan sejumlah platform serupa, salah satu yang paling signifikan adalah OLX yang kini sudah diakuisisi Astra.

Aksi korporasi pun dilakukan untuk memperkuat penetrasi bisnisnya. Termasuk dengan mengakuisisi platform tukar-tambah ponsel bekas lokal Laku6 pada pertengahan 2022 lalu. Nilai transaksi ditaksirkan mencapai $25 juta, didukung Heliconia Capital yang merupakan perusahaan investasi milik Temasek (juga merupakan salah satu investor Carousell).

Laku6 sendiri juga merupakan portofolio investasi Golden Gate Ventures, pemodal ventura yang turut mendukung Carousell.

Model acquihire ini bukan baru kali ini dilakukan Carousell, sebelumnya mereka juga sempat melakukan aksi serupa terhadap marketplace streetwear autentik Ox Street dan platform recommerce retailer Refash.

Tahun 2019, unit melalui unit investasi di bawahnya, Tokopedia juga sempat dikabarkan mengakuisisi Laku6. Rumornya hal ini dilakukan untuk memperdalam fitur tukar-tambah ponsel ke layanan marketplace Tokopedia. Kendati demikian, kabar ini tidak mendapatkan konfirmasi dari pihak terkait hingga akhirnya diumumkan telah diakuisisi Carousell.

GoTo tengah dihadapkan pada tantangan menuju bisnis berkelanjutan, dengan target akhir tahun ini mencapai titik profit. Menurut laporan keuangan per H1 2023, unit e-commerce mereka mengalami penurunan performa -9% yoy menjadi Rp121 triliun pada Gross Transaction Revenue (GTV). Kendati demikian pendapatan kotornya naik 14% menjadi Rp4,4 triliun. EBITDA disesuaikan di segmen e-commerce juga tercatat membaik dari minus Rp3,6 triliun menjadi minus Rp752 miliar.

Application Information Will Show Up Here

Grup Batu Bara Geo Energy Suntik Rp610 Miliar ke Startup EV Charged Asia

Grup usaha penambang batu bara Geo Energy menyuntik investasi sebesar $40 juta (sekitar 610 miliar Rupiah) ke startup kendaraan listrik Charged Asia. Investasi tersebut diberikan dalam bentuk convertible loan dan share placement.

Sebelumnya, startup asal Singapura ini telah memperoleh pendanaan tahap awal dari DeClout Ventures senilai $4,5 juta (sekitar Rp68 miliar) pada September 2022 menyusul debut produknya di Indonesia pada awal tahun.

Kualitas udara di Indonesia yang memburuk, terutama di kawasan Jabodetabek diketahui mendorong Geo Energy untuk berinvestasi di Charged Asia.

“Pendanaan ini akan digunakan untuk memperluas operasional Charged Asia di Indonesia dan pasar lainnya di Asia Tenggara, serta mengembangkan produk,” demikian seperti diwartakan Tech in Asia (29/8).

Adapun, keterlibatan Geo Energy dalam pendanaan ini akan memungkinkan Charged Asia untuk terhubung dengan sumber daya dan wawasan yang dimiliki perusahaan sembari mendiversifikasi sumber pendapatannya dan memperkuat posisinya di pasar energi global.

Charged Asia, berdiri tahun lalu, menawarkan layanan sewa motor listrik dengan model berlangganan 3-9 bulan dan penjualan motor listrik dengan skema rent-to-own. Charged Asia menargetkan dapat mendistribusi 10 juta motor listrik di Asia Pasifik dalam 10 tahun ke depan.

Selain Charged, startup lain yang memproduksi motor listrik dengan skema rent-to-own adalah Blitz Mobility. Beberapa startup manufaktur motor listrik lainnya yang baru saja mengantongi pendanaan adalah ALVA sebesar Rp766 miliar dan MAKA Motors sebesar RP564 miliar.

Berdasarkan laporan terbaru AC Ventures dan Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML), pasar kendaraan listrik di Indonesia ditaksir sebesar $20 miliar (lebih dari Rp300 triliun) dengan memperhitungkan ekosistem kunci permintaan konsumen, kebijakan pemerintah, dan teknologi baru yang memengaruhi performa dan harga jual.

Sementara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan 1,76 juta kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) dan 400 ribu unit untuk roda empat dapat mengaspal pada 2025. Per 2020, pemakaian kendaraan listrik di Indonesia baru mencapai 26.000 unit roda dua dan 7.600 unit roda empat.

PrimaKu Raih Pendanaan Pra-Seri A Dipimpin Northstar dan AppWorks

Platform digital yang fokus menyediakan solusi parenting untuk tumbuh kembang anak, PrimaKu, hari ini (24/8) mengumumkan perolehan pendanaan pra-seri A yang tidak disebutkan jumlahnya. Putaran ini dipimpin oleh Northstar Group dan AppWorks, dengan partisipasi BRI Ventures dan BIG Ventures.

Didirikan pada Juli 2017, PrimaKu merupakan sebuah ekosistem parenting berbasis komunitas yang ingin membantu mengatasi tantangan orang tua dalam mengasuh anak. Platform ini menghubungkan orang tua dengan dokter anak, serta fasilitas kesehatan yang komprehensif.

Dalam wawancara bersama DailySocial.id, Founder & CEO PrimaKu Muhammad Aditriya Indraputra atau akrab disapa Didit, mengungkapkan dua alasan utamanya mengembangkan layanan ini. Pertama, kekhawatiran terkait isu kesehatan pada anak-anak Indonesia. Kedua, pengalaman pribadi dalam menghadapi tantangan sebagai orang tua pertama kali.

Menurut Didit, Indonesia masih tertinggal jauh dalam metrik terkait pertumbuhan anak. Hal ini dapat dibuktikan dari beberapa fakta yang ditemukan berikut ini. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, Lebih dari 46% anak kurang dari 5 tahun menderita kekurangan gizi atau stunting. 

Mengacu pada Profil Kesehatan Ibu dan Anak, terdapat lebih dari 37% anak kurang mendapat vaksinasi, sehingga rentan terhadap penyakit yang sebenarnya bisa dicegah. Fakta lainnya yang ditemukan dalam buku Early childhood development coming of age: Science through the life course, lebih dari 43% anak tidak bisa mencapai pertumbuhan optimalnya.

Selain itu, hal ini juga dapat terjadi karena kurangnya kesadaran mengenai praktik pengasuhan anak yang tepat untuk mengoptimalkan kesehatan, tumbuh kembang anak selama 1.000 hari pertama mereka dan maraknya misinformasi terkait parenting yang beredar di media sosial.

“Ketika saya mempelajari metrik terkait kesehatan anak-anak Indonesia, saya melihat terdapat kesenjangan besar dalam hal kesehatan, gizi, dan kesejahteraan anak secara keseluruhan. Hasilnya, banyak anak mengalami keterbelakangan karena kurangnya akses terhadap informasi dan sumber daya yang tepat,” jelasnya.

Maka dari itu, ia mencoba membangun sebuah platform yang dapat menjembatani kesenjangan dan memberdayakan orang tua dengan pengetahuan dan alat yang dibutuhkan untuk membekali anak-anak mereka sejak dini. Sebuah platform yang tidak hanya memberikan informasi yang akurat dan dapat diandalkan namun juga menciptakan dukungan dan rasa kebersamaan.

PrimaKu menawarkan tiga fitur unggulan untuk membantu orang tua mengatasi stunting dalam tumbuh kembang anak, di antaranya pemantauan tumbuh kembang anak, panduan nutrisi, serta layanan vaksinasi dan imunisasi.

Orang tua akan mendapat buku harian kesehatan visual untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu, layanan ini juga mencakup panduan dan tips bagi orang tua untuk membantu anak-anak mereka mencapai tonggak penting—seperti nutrisi, pertumbuhan, bicara, keterampilan motorik, dan bidang perkembangan penting lainnya.

Platform ini juga memungkinkan orang tua memesan vaksinasi, memesan kunjungan klinis di 31 provinsi di seluruh Indonesia bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan ternama. Untuk dokter anak, PrimaKu juga menawarkan alat dan panduan digital untuk membantu klinik mendukung perkembangan anak, memfasilitasi layanan telemedis, membuat rujukan dokter, dan menawarkan komunitas untuk terhubung dengan rekan-rekan industri.

Sebagai pionir layanan kesehatan anak digital di Indonesia, PrimaKu telah dipercaya oleh institusi kesehatan, orang tua, dan organisasi kesehatan masyarakat. Selain itu perusahaan juga menjalin kemitraan resmi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IPS) sebagai ahli otoritatif di bidang kesehatan dan perkembangan anak bersama dengan Kemenkes.

Tantangan bisnis

Untuk menciptakan ekosistem yang holistik, diperlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cermat sejak awal. Salah satunya tantangan besar adalah menghadirkan infrastruktur teknologi yang mengakomodasi kebutuhan berbagai pemangku kepentingan.

Kompleksitasnya terletak pada memastikan bahwa platform tersebut ramah pengguna, aman, dan mampu menangani beragam layanan kesehatan dengan lancar. Selain itu, menciptakan teknologi ini memerlukan investasi, sumber daya, dan keahlian yang besar, sehingga menambah lapisan kompleksitas.

Meyakinkan pemangku kepentingan untuk menggunakan teknologi baru juga merupakan tantangan yang tidak kalah besar. Orang tua, dokter anak, dan klinik sering kali memiliki rutinitas dan praktik yang sudah mapan. Dalam hal ini, selain memberi manfaat, penyedia platform harus bisa menjamin keamanan, pemahaman, dan integrasi ke dalam alur kerja yang ada.

“Membangun kepercayaan sangatlah penting, dan kami melakukan upaya yang signifikan untuk menunjukkan bagaimana platform kami dapat meningkatkan pengalaman dan hasil mereka,” ungkap Didit.

Dalam usaha memperluas jaringan, ada banyak hal yang harus dilalui, seperti perbedaan wilayah, regulasi layanan kesehatan yang berbeda-beda, juga kultur budaya yang menuntut adaptasi dan penyesuaian. Kolaborasi dengan otoritas dan profesional layanan kesehatan setempat untuk menyelaraskan dengan beragam kebutuhan ini menjadi sangat penting.

Target ke depan

Dana segar yang didapat, rencananya akan digunakan untuk memperkuat ekosistem digital PrimaKu agar lebih komprehensif dalam mendukung orang tua, dokter anak, serta fasilitas kesehatan dalam misinya untuk menyukseskan tumbuh kembang anak.

Di samping itu, PrimaKu juga akan segera memperluas jangkauannya melalui kanal distribusi yang lebih beragam untuk mengakomodir kebutuhan produk dan layanan untuk mendukung kebutuhan parenting. Perusahaan juga akan memperluas jangkauan rumah sakit dan klinik di Indonesia untuk meningkatkan aksesibilitas vaksinasi.

Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa layanan yang menawarkan solusi parenting, di antaranya, Tentang Anak, Parentalk, The Asian Parents, dan lainnya. Yang membedakan PrimaKu, menurut Didit, adalah komitmen dalam memantau kesehatan anak dan memperlancar perjalanan orang tua dalam membina tumbuh kembang anak secara optimal.

Sebagai mitra resmi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (Ikatan Dokter Anak Indonesia), PrimaKu tidak hanya memastikan keselarasan antara inisiatif pendidikan platform dan masalah kesehatan anak yang mendesak di Indonesia, tetapi juga bercita-cita untuk memberikan kontribusi besar terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan global.

“Aspirasi kami adalah menjadi mercusuar tepercaya di bidang ini, yang mendorong masa depan yang lebih sehat bagi anak-anak di seluruh dunia,” ungkap Didit.

Berawal dari visi mengatasi permasalahan stunting pada anak di Indonesia, PrimaKu terbukti memberikan dampak positif bagi orang tua dan anak. Berdasarkan Laporan Kesehatan Anak PrimaKu tahun 2022, 97% anak (di bawah dua tahun) yang mendapat perawatan PrimaKu mampu meningkatkan perkembangannya dan terhindar dari gizi buruk.

“Temuan-temuan ini menggarisbawahi keampuhan PrimaKu dalam meningkatkan layanan kesehatan anak, menyoroti kemampuan kami dalam membawa transformasi positif dalam kehidupan jutaan anak di seluruh Indonesia,” ungkap Didit.

Saat ini, perusahaan berada pada fase di mana tantangannya beralih dari membangun fundamental menjadi menjaga pertumbuhan. “Kami berdedikasi untuk meningkatkan fitur dan fungsi platform kami, menyederhanakan proses, dan membina hubungan yang kuat dengan pemangku kepentingan untuk memastikan platform ini tetap relevan. Misi kami adalah untuk membentuk kembali kesejahteraan anak-anak di Indonesia,” tutup Didit.

Application Information Will Show Up Here

ALVA Rampungkan Pendanaan Seri B 766 Miliar Rupiah Dipimpin Horizons Ventures

PT Ilectra Motor Group (IMG atau ALVA) dengan brand kendaraan listrik ALVA telah merampungkan penggalangan dana seri B, dengan nilai investasi hingga $50 juta atau setara 766,4 miliar Rupiah. Putaran pendanaan ini mencakup semua investor terdahulu yang dipimpin oleh Horizons Ventures.

Sedangkan investor yang termasuk HH-CTBC Partnership L.P. (Foxconn Co-GP Fund), yang bersama dengan Horizon Ventures dan Indika Energy, menjadi investor terbesar hingga saat ini. Selain Foxconn Co-GP fund, investor baru yang terlibat dalam putaran pendanaan kali ini yaitu Brama One Ventures.

Rencananya dana segar akan digunakan oleh perusahaan untuk terus mengakselerasi pengembangan produk ALVA dan memperluas jaringan untuk melayani lebih banyak konsumen di seluruh Indonesia. Akhir tahun 2022 lalu Standard Chartered Indonesia juga telah memberikan dukungan pendanaan sebesar $10 juta (lebih dari 156 miliar Rupiah).

“Kami terus menetapkan standar untuk kendaraan listrik melalui R&D dan wawasan pasar domestik kami yang kuat, sementara pada saat yang sama meningkatkan dan mendefinisikan kembali pengalaman pelanggan saat kami memperluas cakupan kami ke seluruh Jawa dan Bali pada tahun 2023” kata Direktur Utama & CEO PT Ilectra Motor Group Purbaja Pantja.

Fokus ke pengembangan kendaraan roda dua

Perusahaan telah meluncurkan model kedua produk sepeda motor listriknya yaitu “ALVA Cervo” pada Mei 2023. Sebelumnya mereka juga telah memperkenalkan produk “ALVA One”, model yang diluncurkan pada Agustus 2022. Untuk mendukung operasi end-to-end, fasilitas manufaktur IMG di Cikarang, Jawa Barat, telah beroperasi sejak Q4 2022 dengan total kapasitas 100.000 unit per tahun.

Selain itu, ALVA Experience Center di SCBD Jakarta serta ALVA Studio di Mall Bali Galeria telah beroperasi penuh untuk mendukung brand experience konsumen, penjualan, dan layanan purnajual.

“Produk kendaraan listrik roda dua yang unggul hanya dapat terealisasi dengan bekal wawasan pasar yang kuat dan dedikasi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui layanan pelanggan secara end-to-end yang mulus. Kami sangat yakin bahwa ALVA akan sepenuhnya memanfaatkan potensi pasar yang luas di Indonesia,” kata Chief Investment Officer Foxconn Co-GP Fund James Tu.

ALVA atau Alva One merupakan motor tanpa emisi yang menawarkan desain skuter matic bergaya petualang. Motor ini punya kemampuan bergerak hingga kecepatan maksimal 90 km per jam. Sementara satu baterai terisi penuh mampu menempuh jarak hingga 70 km. Satu baterai dapat terisi penuh dengan durasi 4 jam pengisian.

Potensi motor listrik di Indonesia

Indonesia saat ini memiliki penetrasi kepemilikan kendaraan roda dua tertinggi di dunia — sekitar 42%, berdasarkan jumlah kendaraan yang dimiliki per 100 penduduk; dan merupakan pasar terbesar ketiga untuk kendaraan
roda dua dengan estimasi 6 juta sepeda motor terjual setiap tahunnya.

Dengan sumber daya yang melimpah, kelas menengah yang sedang berkembang pesat, dan komitmen terhadap keberlanjutan, potensi kendaraan listrik di Indonesia dinilai cukup menjanjikan. Tercatat saat ini pasar kendaraan listrik roda dua di Indonesia diproyeksikan tumbuh pesat karena harganya sebanding dengan produk non-kendaraan listrik dengan biaya operasional yang jauh lebih rendah.

Didukung oleh peran aktif pemerintah dalam mendorong elektrifikasi, menyediakan infrastruktur, dan mempromosikan konversi kendaraan listrik. Dengan mengambil langkah-langkah ini, Indonesia dapat mempercepat perjalanannya menuju masa depan yang lebih bersih, didukung oleh kendaraan listrik.

“Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan kendaraan listrik. Kami berharap dapat terus berinovasi dan mengembangkan ALVA, serta memperluas pasarnya di seluruh Indonesia,” kata Vice President Director dan Group CEO Indika Energy Azis Armand.

Application Information Will Show Up Here