Telkomsel’s Venture Capital Debut Investment for Kredivo

Today (7/3) Telkomsel, through the investment arm, Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) announced new investment for FinAccel (Kredivo). It is supported by MDI Ventures, the investment arm of Telkom Group. There is no further detail or nominal of the funding.

As of the current news, Kredivo’s latest funding was Series B worth 435 billion Rupiah, led by Square Peg Capital involving MDI Ventures, Atami Capital, and its previous investors. Earlier, they also received Series A funding from some investors including Jungle Ventures, Alpha JWC Ventures, 500 Startups, and many more.

“The collaboration between Telkomsel and Kredivo aims to provide payment solutions while maintaining to accelerate thousands of Indonesian retail entrepreneurs by providing alternative financial services for a broaden customer segment,” TMI’s CEO, Andi Kristianto said.

MDI Ventures’ CEO, Nicko Widjaja said, “There are some collaborations and synergies we identified as capable to bring great benefits for Telkomsel and FinAccel. It brought benefits because both parties can go-to-market at once, reaching out to Telkomsel’s broad customers and providing services with significant added value to them.

TMI was officially announced on May 2019. The amount of $40 million (equivalent to 576 billion Rupiah) is prepared to invest in startups operating in Indonesia. Under the initiative, Telkomsel partnered with MDI Ventures and Singtel Innov8. Previously, funding is to focus on big data, IoT, and entertainment industry startups.

Kredivo comes with the right innovations amidst the e-commerce momentum in Indonesia. The service offers “virtual credit cards” for various shopping demand. Regarding market penetration, they currently available in Greater Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Palembang, Medan, Bali, Yogyakarta, and Solo.

The credit given is within 30 days, 3 months, 6 months and 1-year tenor. Interest per month is up to 2.95%. Currently, the platform has been implemented in almost all kinds of e-commerce operating in Indonesia. Recently, the company founded by Akshay Garg, Alie Tan, and Umang Rustagi also launched a new product of cash loan.

Previously, the one rumored to invest in Kredivo is its series A round investor, Jungle Venture, worth 2.5 trillion Rupiah. However, it seems that it hasn’t been realized until now.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Modal Ventura Milik Telkomsel Berikan Pendanaan Perdananya untuk Kredivo

Hari ini (03/7) Telkomsel melalui unit investasinya Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) mengumumkan telah memberikan pendanaan baru untuk FinAccel (Kredivo). Pendanaan tersebut juga didukung MDI Ventures, yang merupakan unit investasi milik Telkom Group. Mengenai detail dan nominal pendanaan tidak dipaparkan.

Sebagai informasi, pendanaan terakhir yang didapatkan Kredivo senilai 435 miliar Rupiah dalam putaran seri B, dipimpin Square Peg Capital dengan partisipasi MDI Ventures, Atami Capital, dan investor lamanya. Sebelumnya mereka juga telah mendapatkan pendanaan seri A dari sejumlah investor termasuk Jungle Ventures, Alpha JWC Ventures, 500 Startup dll.

“Kerja sama Telkomsel dan Kredivo tidak hanya bertujuan untuk menyediakan solusi pembayaran, tapi sekaligus  untuk memajukan ribuan pengusaha ritel Indonesia dengan memberikan alternatif layanan finansial yang dapat menjangkau segmen pelanggan yang lebih luas,” CEO TMI Andi Kristianto.

CEO MDI Ventures Nicko Widjaja mengatakan, “Terdapat sejumlah kolaborasi dan sinergi yang telah kami identifikasi yang mampu menghasilkan manfaat besar bagi Telkomsel dan FinAccel. Kerja sama ini sangat menguntungkan karena kedua belah pihak dapat ‘go-to-market’ secara bersama-sama, menjangkau pelanggan Telkomsel yang luas dan memberikan layanan dengan nilai tambah yang signifikan kepada mereka.”

Inisiatif TMI diumumkan pada Mei 2019 lalu. Dana sebesar $40 juta (setara dengan 576 miliar Rupiah) disiapkan untuk diinvestasikan ke sejumlah startup yang beroperasi di Indonesia. Dalam inisiatif tersebut, Telkomsel bermitra dengan MDI Ventures dan Singtel Innov8. Awalnya pemberian dana akan difokuskan untuk startup di bidang big data, IoT, serta industri hiburan.

Kredivo sendiri hadir dengan inovasi yang pas di tengah momentum e-commerce di Indonesia. Layanannya menawarkan “kartu kredit virtual” untuk beragam kebutuhan belanja. Terkait penetrasi pasar, saat ini mereka baru melayani pengguna di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Semarang, Palembang, Medan, Bali, Yogyakarta, dan Solo.

Kredit yang diberikan berdurasi 30 hari, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun. Bunga per bulan yang diterapkan mencapai 2,95%. Saat ini platform Kredivo sudah diterapkan di hampir semua e-commerce besar yang beroperasi di Indonesia. Belum lama ini perusahaan yang didirikan oleh yang didirikan oleh Akshay Garg, Alie Tan, dan Umang Rustagi tersebut juga meluncurkan produk baru berupa pinjaman tunai.

Sebelumnya yang dikabarkan hendak menyuntik pendanaan baru untuk Kredivo adalah investor lamanya di putaran seri A, yakni Jungle Venture dengan nilai hampir 2,5 triliun Rupiah. Namun tampaknya belum terealisasi sampai saat ini.

Application Information Will Show Up Here

Tidak Terafiliasi dengan Traveloka, Pegipegi Fokuskan Kegiatan Pemasaran

Pasca diakuisisi oleh Jet Tech Innovation Ventures Pte Ltd (Jet Tech) bulan Maret 2018 lalu, platform OTA Pegipegi kembali hadir dengan beragam penawaran dan target capaian. Meskipun Jet Tech terafiliasi dengan Traveloka, namun secara bisnis semua dijalankan independen tanpa adanya hubungan langsung dengan Traveloka. Sebelumnya sempat dikabarkan, Traveloka yang melakukan akuisisi kepada Pegipegi.

“Bisa kami pastikan semua bisnis dari Pegipegi tidak ada kaitannya dengan Traveloka. Hubungan dengan Traveloka hanya terjadi dengan Jet Tech sebagai pihak yang mengambil alih Pegipegi,” kata Head of Business Development & Strategic Partnership Pegipegi Ryan Kartawidjaja.

Masih fokus kepada penjualan tiket pesawat udara, kereta api dan hotel; Pegipegi ingin melancarkan kegiatan pemasaran yang lebih masif tahun ini dengan memberikan promosi untuk pengguna, khususnya di bulan Ramadan.

Saat ini Pegipegi mulai berupaya menambah jumlah pelanggan sekaligus memperbanyak kerja sama dengan mitra yang relevan. Pegipegi juga telah menjalin kemitraan dengan Kredivo, dengan memberikan pilihan pembayaran PayLater.

“Di periode Ramadan kali ini kami menggandeng banyak partner dari hotel, bank, dan lembaga nirlaba untuk bergabung bersama menyukseskan mudik agar membawa banyak keberkahan bagi seluruh masyarakat Indonesia.”

Menambah fitur

Untuk memberikan kemudahan kepada pengguna, Pegipegi meluncurkan beberapa fitur baru di aplikasi. Pertama ada Online Check-In, memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk menghindari keterlambatan saat check-in di bandara. Kemudian ada Travel Insurance, memberikan perlindungan untuk keterlambatan hingga kecelakaan diri. Jika pelanggan pada akhirnya perlu membatalkan perjalanan ada fitur Online Refund. Dan yang terakhir adalah PayLater dari Kredivo sehingga dapat mencicil biaya akomodasi hingga 12 bulan.

“Setelah fitur terbaru tersebut, kami juga akan terus menghadirkan fitur-fitur baru dan menarik lainnya yang diharapkan bisa memudahkan pengguna mengakses aplikasi Pegipegi,” kata Corporate Communications Manager Pegipegi Busyra Oryza.

Saat ini penggunaan aplikasi masih mendominasi dengan jumlah pengunduh 4 juta kali di Android dan iOS. Tahun 2019 ini diharapkan Pegipegi bisa mencapai target pengguna baru hingga tiga kali lipat. Untuk produk favorit pengguna Pegipegi yakni pembelian tiket pesawat terbang dan hotel masih memberikan kontribusi yang besar hingga lebih dari 90%.

Disinggung apakah Pegipegi akan meluncurkan produk experience atau aktivitas yang banyak dimiliki oleh platform OTA serupa di Indonesia, Ryan enggan untuk menyebutkan lebih lanjut.

“Dalam waktu dekat kami juga akan merilis produk terbaru yang diharapkan bisa melengkapi produk travel yang terdapat di Pegipegi. Sementara untuk fundraising kami belum memiliki rencana untuk melakukan kegiatan tersebut saat ini,” tutup Ryan.

Application Information Will Show Up Here

Jungle Ventures Dikabarkan Siapkan Pendanaan Putaran Ketiga Senilai 2,5 Triliun Rupiah untuk Startup Asia Tenggara

Jungle Ventures, VC dari Singapura, disebutkan telah mengumpulkan pendanaan putaran ketiga senilai US$175 juta (hampir Rp2,5 triliun) yang bakal difokuskan untuk pendanaan Seri A dan Seri B di Asia Tenggara. Empat startup lokal disebutkan telah menerima pendanaan dari Jungle Ventures dalam putaran terbaru ini.

Menurut sumber yang terpercaya, putaran ketiga ini diikuti berbagai LP dari Asia, Eropa, dan Amerika Serikat.

Sumber kami juga menyebut putaran pendanaan ini sebenarnya oversubscribed dari yang diprediksi. Bahkan disebutkan perusahaan akan menutup penggalangan putaran dana hingga US$200 juta sampai akhir tahun ini. Penggalangan dana tersebut diklaim terbesar di Asia Tenggara.

Untuk pendanaan Seri A, perusahaan dikabarkan menyiapkan sekitar US$1 juta sampai US$5 juta. Sementara untuk putaran Seri B sekitar US$7,5 juta sampai US$10 juta.

Lebih lanjut sumber kami juga menyebutkan, Jungle Ventures sudah mengucurkan investasi untuk empat startup Indonesia dari putaran terbaru tersebut. Satu di antaranya untuk pendanaan Pra Seri A, dua startup untuk pendanaan Seri A, dan satu startup untuk Seri B.

Secara terpisah, dalam wawancara dengan sejumlah media di Indonesia, Managing Partner Jungle Ventures David Gowdey menjelaskan, sejauh ini perushaan baru berinvestasi untuk dua startup lokal, yakni Kredivo dan RedDoorz. Keduanya adalah startup yang fokus menciptakan solusi untuk memenangkan pasar Indonesia dan memiliki visi bermain di pasar regional.

“Kami percaya dengan menjadi pemain lokal yang besar di Indonesia itu sudah dijamin akan sukses saat main ke regional. Makanya startup lokal yang sudah kami investasikan ini harus bangun fondasi bisnis yang kuat, pahami masalah di Indonesia dan berikan solusinya. Jika sudah kuat baru punya peluang kuat untuk bermain di regional.”

Menurutnya, setiap startup lokal punya peluang yang sama untuk bermain di pasar regional, maupun global. Namun bila kembali melihat segmen bisnisnya, ada baiknya untuk mendalami pasar Indonesia terlebih dahulu. Ambil contoh, startup yang bermain di segmen konten digital lebih punya peluang lebih cepat untuk ekspansi ketimbang startup fintech.

Hal inilah yang terjadi pada portofolio startup di Jungle Ventures. Iflix lebih agresif mengembangkan pasarnya di global, ketimbang Kredivo dan RedDoorz. Portofolio lainnya, yakni Tookitaki yang berbasis di Singapura, kini sudah membuka kantor di New York untuk melayani konsumen di sana.

“Jika punya tim yang kuat, paham dengan industri yang digelutinya, pasti bisa berkompetisi di pasar global.”

Secara total, perusahaan telah berinvestasi untuk 30 startup Asia Tenggara. Ada enam exit yang dikonfirmasi langsung oleh Gowdey sepanjang perusahaan beroperasi. Nama-nama startup tersebut termasuk Travelmob (jual ke HomeAway), Zipdial (jual ke Twitter), eBus (jual ke IMD), Voyagin (jual ke Rakuten). Dua exit tambahan akan segera terjadi dalam waktu dekat. Tiap tahun Jungle Ventures berharap minimal harus ada satu exit dari startup.

“Jika mau bawa LPs yang kuat maka harus fokus ke distribusi. Investasi yang kami berikan itu sifatnya time based, umumnya 10 tahun. Lalu kembalikan uang dalam multiple year ke LPs. Dalam kurun waktu itu, kami beri startup jaringan yang kuat agar mereka bisa tumbuh sehingga saat kita exit, startup tersebut sudah menciptakan value yang besar,” pungkasnya.

Kredivo dan Moka Hadirkan Platform Kredit Instan Offline

Kredivo, startup kartu kredit digital besutan FinAccel, berkolaborasi dengan Moka, penyedia aplikasi Point of Sales (PoS), memudahkan konsumen menggunakan platform kredit instan secara offline. Sebelumnya, produk serupa telah diterapkan Akulaku melalui Akulaku Pay Offline.

Co-Founder dan CEO FinAccel Akshay Garg mengungkapkan, “Kredivo membangun infrastruktur kredit ritel sedangkan Moka membangun infrastruktur penerimaan pembayaran digital. Kami memiliki visi yang sama untuk meningkatkan transaksi digital, baik diri sisi pedagang maupun pembeli.”

Program ini diharapkan bisa membantu perusahaan mencapai target pencapaian dua kali lipat tahun ini dibandingkan pencapaian selama tiga tahun terakhir.

Payment adalah salah satu pain point yang dihadapi para merchant di mana mereka hanya menerima cash. Dengan kerja sama ini, kita membantu merchant untuk bisa menambah opsi pembayaran, ujar Haryanto Tanjo, Co-Founder dan CEO Moka.

Haryanto memastikan, dari segi bisnis, Moka dan Kredivo memiliki visi yang sama, yaitu mendorong financial inclusion.

Di tahun 2018 Moka dan Kredivo sama-sama memperoleh pendanaan besar untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaannya. Kredivo memperoleh pendanaan 435 miliar Rupiah untuk aksi ekspansi regional, sementara Moka mendapatkan pendanaan 355 miliar Rupiah untuk masuk ke pasar korporasi.

Ini bukan kali pertama Kredivo meluncurkan program transaksi offline. Sebelumnya, bersama Okeshop, Kredivo sudah tersedia di 47 gerai di wilayah Jabodetabek. Kredivo menyebutkan layanannya telah hadir di 11 kota di Indonesia.

“Dengan kerja sama ini, kami juga ikut mendukung langkah pemerintah dalam gerakan nasional nontunai, membantu Kredivo menjangkau 14 ribu merchant dengan lebih cepat, membantu merchant untuk menerima opsi pembayaran yang berbeda, dan menyediakan banyak sekali promosi yang bisa dinikmati para penggunanya,” ujar VP Brand & Marketing Moka Bayu Ramadhan.

Kredivo Releases Cash Loan Product

Kredivo, a digital credit card startup, released a cash loan product to answer the high demand of loans at the end of the year. Kredivo targets in the q4 payment distribution to grow 50% bigger than the same period the previous year, without mentioning the exact number.

Indina Andamari, Kredivo‘s Head of Marketing, said this product has no special requirements. All users with an active accounts can use the product. They can also withdraw the limit to cash for various payment or shopping in more than 200 merchants partnered with Kredivo.

“We use big data and machine learning technology to value someone’s credit worth in real time for risk mitigation. In addition, we also have security system to evaluate users transaction, and effective billing process,” she explained to DailySocial.

Kredivo’s cash loan is available in two types, Mini and Jumbo. Mini allows users to borrow up to Rp3 million with 30 days tenor, and Jumbo has Rp30 million limit with 6 month tenor.

She explained, after the user claims a number and its tenor, cash will be disbursed instantly through the bank account within 10 minutes without collateral. It is said to be the first business model in Indonesia.

The interest rate is claimed to be the lowest among the others in market. Kredivo charges up to 2.95% per month, lower than competitors with 1% interest in average per day.

“Kredivo’s vision is to provide credit access to Indonesian millennials at the lowest possible cost. We are pleased to be capable to provide this product for our users at low cost, right when the end of the year’s demand increasing.”

Kredivo is currently available for users in Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Palembang, Semarang, and Denpasar. Kredivo has almost one million active users.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

 

Sambut Kebutuhan Akhir Tahun, Kredivo Rilis Produk Pinjaman Tunai

Kredivo, startup kartu kredit digital, merilis produk pinjaman tunai untuk menjawab permintaan pinjaman yang tinggi di akhir tahun. Pihak Kredivo menargetkan total penyaluran pembiayaan pada kuartal IV tahun ini bisa tumbuh 50% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, tanpa menyebut angka detailnya.

Head of Marketing Kredivo Indina Andamari mengatakan, produk ini tidak memiliki persyaratan khusus. Semua pengguna Kredivo yang telah memiliki akun aktif bisa memanfaatkan produk tersebut. Saat sudah terdaftar, pengguna bisa mencairkan limit yang mereka miliki sebagai dana tunai untuk membayar berbagai kebutuhan atau digunakan untuk belanja di lebih dari 200 merchant mitra Kredivo.

“Kami memanfaatkan big data dan teknologi machine learning untuk menilai kelayakan kredit seseorang secara real time untuk mitigasi risiko. Selain itu, kami juga memiliki sistem keamanan untuk mengevaluasi transaksi pengguna, juga proses penagihan yang efektif,” terangnya kepada DailySocial.

Pinjaman Tunai Kredivo tersedia dalam dua jenis, yakni Mini dan Jumbo. Mini memungkinkan pengguna untuk meminjam hingga Rp3juta dengan tenor 30 hari, sedangkan Jumbo memiliki limit hingga Rp30 juta dengan tenor 6 bulan.

Indina menjelaskan, setelah pengguna memilih jumlah dan jangka waktu pinjaman, dana akan dicairkan secara instan melalui rekening bank pengguna dalam kurun waktu 10 menit, tanpa ada jaminan yang diperlukan. Diklaim model bisnis ini merupakan yang pertama di Indonesia.

Bunga yang ditetapkan pun diklaim terendah dibandingkan pinjaman lain di pasar. Kredivo mengenakan bunga hingga 2,95% per bulan, lebih rendah dari kompetitor yang mengenakan bunga rata-rata 1% per hari.

“Visi Kredivo adalah untuk memberikan akses kredit kepada milenial Indonesia secara luas dengan biaya serendah mungkin. Kami senang dapat menyediakan produk ini bagi seluruh pengguna kami dengan biaya rendah, tepat saat kebutuhan akhir tahun meningkat.”

Saat ini Kredivo baru bisa melayani pengguna yang berdomisili di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Palembang, Semarang, dan Denpasar. Disebutkan Kredivo memiliki hampir satu juta pengguna aktif.

Application Information Will Show Up Here

Kredivo Siap Rambah Segmen Offline dan Ekspansi ke Filipina

Startup fintech lending Kredivo tengah mengembangkan layanan pinjaman untuk transaksi offline. Di saat yang bersamaan akan segera merealisasikan rencana ekspansi ke Filipina. Kedua rencana ini akan dilakukan pada awal tahun depan.

Co-Founder dan CEO Kredivo Akshay Garg menuturkan, rencana ini adalah bagian dari realisasi pendanaan seri B yang diumumkan Juli 2018 lalu. Menurutnya segmen offline juga menarik untuk diseriusi, lantaran ada potensi bisnis yang bisa digarap. Dari sisi konsumen pun ada permintaan agar Kredivo bermain ke sektor tersebut.

Pemain sejenis, Akulaku, sudah lebih dulu menghadirkan layanan serupa pada Oktober 2018. Agar tetap bisa berkompetisi dengan Akulaku, Kredivo akan tetap mengutamakan cicilan yang ringan seperti yang sudah dilakukan sejak awal berdiri. Pengguna tidak akan dikenakan beban biaya sama sekali atau 0% apabila melunasi utangnya kurang dari 30 hari.

Metode pembayaran yang dipakai untuk fitur teranyar adalah scan QR code yang nantinya bakal tersedia di toko elektronik, restoran, dan sebagainya. Implementasi pilot project akan dimulai dari Jakarta.

“Fitur ini sebenarnya kami hadirkan karena kemauan konsumen. Sama halnya dengan fitur personal loan, kredit limit bisa mereka cairkan sebagai dana tunai untuk membayar kebutuhan sehari-hari,” ucapnya, Kamis (22/11).

Terkait ekspansi ke Filipina, sambungnya, sebenarnya belum menjadi keputusan akhir. Namun Filipina bisa dikatakan sebagai negara yang paling sesuai dengan kriteria, karena tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Selain Filipina, ada dua negara lainnya yang sudah dipertimbangkan sejak awal, yakni Singapura dan Thailand.

“Kemungkinan baru bulan depan keputusan akhirnya, namun pilihan terdekat itu adalah Filipina dibandingkan dua negara lainnya.”

Co-Founder Kredivo Alie Tan menambahkan, perusahaan akan tetap menggunakan merek Kredivo. Hal ini dimaksudkan agar nama Kredivo semakin mudah dikenal, kalau menggunakan nama yang berbeda dikhawatirkan akan menyulitkan para pengguna.

Brand itu penting banget, kalau misalnya pakai nama yang berbeda akan sulit untuk penggunanya. Kalau satu warna tentunya akan lebih mudah dikenal,” ujar Alie.

Selain ekspansi ke luar negeri, Kredivo juga siap memperluas penetrasi pasarnya di Indonesia sebagai pasar utamanya. Co-Founder dan COO Kredivo Umang Rustagi mengatakan, Kredivo akan segera hadir di kota tier dua, kemudian merambah ke Makassar dan Yogyakarta.

Saat ini Kredivo baru bisa melayani pengguna yang berdomisili di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Palembang, Semarang dan Denpasar.

Kredivo diklaim telah menyalurkan pinjaman hingga belasan juta dolar per bulannya, tanpa menyebut angka pastinya. Terdapat hampir 1 juta pengguna terdaftar dan aktif menggunakan layanan Kredivo.

Tak hanya bisa digunakan untuk pembayaran cicilan di situs e-commerce, sejak dua bulan terakhir Kredivo merilis fitur personal loan. Fitur ini memungkinkan pengguna bisa mencairkan dana dari sisa kredit limit ke dalam rekening mereka untuk dipakai sebagai kebutuhan sehari-hari.

Diharapkan fitur personal loan ini bisa meningkatkan interaksi pengguna dengan Kredivo. Persentasenya diharapkan bisa seimbang dengan pembayaran di situs e-commerce.

Application Information Will Show Up Here

Kredivo Secures Series B Funding Worth Over Rp435 Billion, Ready for Regional Expansion

Fintech startup engaged in online lending service FinAccel (using Kredivo brand) announces Series B funding worth US$30 million (over Rp435 billion) led by Square Peg Capital, with the new investor MDI Ventures and Atami Capital. Existing investors, such as Jungle Ventures, OpenSpace Ventures, GMO Ventures, AlphaJWC, and 500 Startups also participated in this round.

Akshay Garg, Kredivo’s CEO said it’ll be used for new service development outside the loan via e-commerce, regional expansion, and recruiting more talents in engineer and data scientists.

Regarding the target countries, it’s still in evaluation. The three countries in consideration are Thailand, Philippines, and Singapore. In the next six months, FinAccel will announce one of the countries ready for expansion.

“In the next six months, we’ll decide a country for expansion. It’s now being evaluated,” Garg said on Wed (7/25).

He continued that the new product in development will be targeting outside the e-commerce ecosystem, like loan for study, medical, emergency cost, house renovation, and others.

Tushar Roy, Square Peg Capital’s Partner commented in the official release that Kredivo is an institutional-class business in all aspects, through the automation of very complex loan elements, and trusted by Indonesia’s best merchants. Kredivo has a bank-class risk metric and already draw institutional debts.

Kredivo is claimed to have teams with integrity and high experience to be motivated in solving big problems for sellers and consumers in Indonesia, therefore, it’ll support the whole economic growth.

“We’re very proud to support Kredivo’s team vision in allowing a better financial service for the young generation in Indonesia and SEA,” he explained.

Nicko Widjaja, MDI Ventures’ CEO added, Kredivo is a market leader in consumer loan service with an advanced credit scoring process in the industry. Investment in Kredivo will mark MDI Ventures’ first portfolio in fintech lending segment.

“With our participation, we expect to support more underserved segments in this market, where we can access various kinds of credit sources that can use Kredivo technology to fasten the disbursement process,” he said.

Business performance and next plans

Garg said, the company will increase the marketing activities for new customer’s acquisition by setting up some billboards in public. They also raised some initiatives for strategic partnerships with Telkom Group that now involved as Kredivo investors network.

“We choose the leading strategic investors for the next time we can make partnership synergy. There will be many new initiatives to do with Telkom Group, particularly Telkomsel.”

After dua years establishment, Kredivo has become one of the most adopted alternative method for digital credit card by Indonesia’s marketplace. It is claimed to be the only online payday loan that has collaborated with almost 10 e-commerce sites, including Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, and more than 200 others.

Kredivo’s business growth in GMV (Gross Merchandise Value) reaches 5 times up without any detailed number. The company has evaluated more than 2 million of Indonesia’s consumers and help the online merchants for significant customer retention and revenue.

Around 80% of the transaction every month comes from Kredivo loyal customers with more than 500,000 people in total. In fact, the bad loans ratio is kept under 5% according to the financial industry.

It has 15 companies as lenders that are multi finance and credit funds. Credit funds come from Hong Kong and SEA countries. BFI is still one of the exclusive lenders in Kredivo.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Kredivo Peroleh Pendanaan Seri B Lebih Dari Rp435 Miliar, Siapkan Ekspansi Regional

Startup fintech yang bergerak di layanan online lending FinAccel (menggunakan nama produk Kredivo) mengumumkan peroleh pendanaan seri B senilai US$30 juta (lebih dari Rp435 miliar) yang dipimpin Square Peg Capital, dengan partisipasi investor baru MDI Ventures dan Atami Capital. Investor sebelumnya, Jungle Ventures, OpenSpace Ventures, GMO Ventures, AlphaJWC, dan 500 Startups juga turut berpartisipasi dalam putaran ini.

Dana segar ini, menurut CEO Kredivo Akshay Garg, akan digunakan untuk membangun layanan baru di luar pinjaman via situs e-commerce, ekspansi regional, dan menambah talenta baru di bidang engineer dan data scientist.

Adapun negara yang akan disasar, menurutnya, masih dalam tahap evaluasi. Tiga negara yang sedang dipelajari di antaranya Thailand, Filipina, dan Singapura. Dalam enam bulan ke depan, FinAccel akan mengumumkan satu negara yang siap disambangi Kredivo sehingga tahun depan Kredivo resmi memiliki dua wilayah operasional.

“Dalam enam bulan ke depan akan kami putuskan satu negara yang akan kami sambangi. Sekarang masih dalam tahap evaluasi,” ujar Akshay, Rabu (25/7).

Dia melanjutkan produk baru yang sedang dikembangkan ini nantinya akan menyasar di luar ekosistem situs e-commerce, seperti pinjaman untuk sekolah, medis, dana darurat, renovasi rumah, dan sebagainya.

Secara terpisah, dalam keterangan resmi Partner Square Peg Capital Tushar Roy mengatakan Kredivo adalah bisnis berkelas institusional dalam seluruh aspek, lewat otomasi berbagai macam elemen pinjaman yang sangat kompleks dan telah dipercaya oleh merchant terbaik di Indonesia. Kredivo memiliki metrik risiko sekelas bank dan sudah menarik utang institusional.

Kredivo disebutkan memiliki tim yang berintegritas dan pengalaman tinggi sehingga termotivasi untuk memecahkan masalah besar untuk pedagang dan konsumen Indonesia, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi keseluruhan.

“Kami sangat bangga untuk mendukung visi tim Kredivo untuk memungkinkan layanan finansial yang lebih baik untuk masyarakat muda Indonesia dan Asia Tenggara,” terang Tushar.

CEO MDI Ventures Nicko Widjaja menambahkan, Kredivo adalah pemimpin pasar di layanan pinjaman konsumen dengan proses credit scoring yang sangat maju di industri ini. Investasi di Kredivo sekaligus menandakan portofolio perdana MDI Ventures di bidang fintech lending.

“Dengan partisipasi kami, kami berharap untuk mendorong lebih banyak segmen yang kurang terlayani dalam pasar ini, di mana kami dapat mengakses berbagai macam sumber kredit yang dapat memakai teknologi Kredivo untuk mempercepat proses pencairan dana,” ucap Nicko.

Pencapaian bisnis dan rencana berikutnya

Akshay melanjutkan perusahaan akan menggiatkan kegiatan pemasaran untuk akuisisi pengguna baru dengan memasang berbagai papan iklan di tempat umum.  Mereka juga menggencarkan beberapa inisiasif kerja sama strategis dengan Telkom Group yang kini tergabung sebagai jaringan investor Kredivo.

“Kami pilih investor strategis yang terkemuka agar ke depannya kami bisa jalin sinergi kerja sama. Akan ada banyak inisiasi baru yang siap kami lakukan bersama Telkom Group, khususnya Telkomsel.”

Dua tahun berdiri, Kredivo telah menjadi metode alternatif untuk pembayaran online dengan kartu kredit digital yang paling banyak diadopsi oleh marketplace di Indonesia. Kredivo diklaim sebagai satu-satunya perusahaan KTA online yang telah menjangkau hampir 10 situs e-commerce terkemuka, termasuk Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, dan lebih dari 200 situs lainnya.

Pertumbuhan bisnis Kredivo secara GMV (Gross Merchandise Value) mencapai 5 lipat lipat, tanpa disebutkan angka detailnya. Perusahaan telah menilai lebih dari dua juta konsumen Indonesia dan membantu pedagang online mendapatkan pendapatan dan retensi pelanggan secara signifikan.

Disebutkan 80% dari transaksi setiap bulannya berasal dari konsumen loyal Kredivo yang jumlahnya lebih dari 500 ribu orang. Adapun rasio kredit macet dijaga di bawah 5% sesuai rata-rata industri keuangan.

Perusahaan memiliki 15 perusahaan sebagai pendana yang berasal dari multifinance dan credit fund. Credit fund tersebut berasal dari Hong Kong dan negara-negara di Asia Tenggara. BFI masih menjadi salah satu pendana eksklusif di Kredivo.

Application Information Will Show Up Here