Paxel Segera Rambah Layanan Pengiriman Instan dan Ekspansi ke Sumatra

Permintaan logistik yang melonjak sepanjang pandemi mendorong Paxel berinovasi dengan merilis dua layanan terbaru dan perlebar kehadiran hingga Sumatra dalam waktu dekat. Kota Medan akan menjadi persinggahan pertama yang akan dimasuki perusahaan pada awal bulan depan.

Dalam keterangan resmi, Co-Founder Paxel Zaldy Ilham Masita mengatakan, ekspansi ke Sumatera dalam rangka menjawab permintaan para pelanggan. Terlebih, di sana pertumbuhan ekonomi UMKM meningkat hingga 60% sejak akhir tahun lalu. Diperkirakan pada bulan depan yang bertepatan dengan bulan ramadan volume kirim akan mengalami peningkatan setidaknya 30% dibandingkan tahun lalu.

“Kebiasaan saling berkirim barang, khususnya hampers dan makanan sebagai pengganti silaturahmi tatap muka akan semakin lazim dan sering dilakukan di bulan puasa pandemi tahun ini. Tentunya kami ingin ada lebih banyak lagi UMKM di Indonesia yang bisa meraup pendapatan lebih banyak dengan pengiriman same day dan ongkir flat Paxel yang terjangkau,” ucap Zaldi, Selasa (30/3).

Terkait inovasi layanan baru, lanjutnya, perusahaan kini memperlebar hingga layanan cold chain last mile dan instant delivery. Sejak akhir tahun lalu, Paxel telah mulai uji coba pengiriman same day untuk es krim, berkat kerja sama dengan produsen es krim. Layanan cold chain tersebut kini siap menambah jangkauan pengiriman hingga ke Jakarta, Tangerang Selatan, dan Bekasi.

Layanan serupa sebelumnya juga dirilis oleh Crewdible, yang menghadirkan opsi pergudangan cold storage dengan fasilitas khusus seperti chest freezer, chiller, hingga cold storage room. Permintaan dari pelaku UKM, khususnya di bidang F&B mendorong para pemain logistik untuk memberikan alternatif warehousing yang sesuai, sehingga proses pengiriman bakal relatif lebih cepat.

Sementara itu, untuk layanan pengiriman instan akan segera dirilis dalam waktu dekat. Dengan kata lain, Paxel akan bersaing secara langsung dengan Grab dan Gojek. Zaldy menuturkan, servis ini diyakini tidak hanya akan melengkapi layanan Paxel lainnya, tetapi juga dapat menjadikan Paxel sebagai suatu ekosistem yang adaptif dan solutif bagi para pelaku UMKM di Indonesia.

Layanan pengiriman cepat memang terus mengalami peningkatan traksi. Mengacu laporan The 2nd Series Industry Roundtable: Logistics Industry Perspective yang dirilis MarkPlus Inc pada Oktober 2020, frekuensi jasa kurir meningkat pesat selama masa pandemi. Peningkatan ini dipicu oleh sejumlah faktor utama antara lain kegiatan belanja online, harga, dan waktu pengiriman.

Selain itu, layanan same day delivery diekspektasi bakal meningkat lebih pesat penggunaannya pasca-pandemi (67,2%) dibandingkan layanan pengiriman regular (78,7%) meski porsinya masih lebih besar. Adapun riset ini diikuti oleh sebanyak 122 responden dari wilayah Jabodetabek (59,8%) dan non-Jabodetabek (40,2%).

[Baca juga: Tren Same Day Delivery Diprediksi Meningkat, Persaingan Jasa Logistik Semakin Ketat]

Sepanjang tahun lalu, Paxel telah membuka jangkauan baru di enam kota area Jawa, yaitu Cikarang, Cirebon, Jember, Kediri, Madiun, dan Sidoarjo. Adapun pada Q1 2021, diklaim kenaikan jumlah pengguna aktif UMKM pada jangkauan baru melonjak hingga 40%-50% per bulan, ada lebih dari 1,7 juta pengguna yang mengirimkan sekitar 4,1 juta paket same day delivery.

“Di awal tahun ini, volume kirim pun naik hingga 86%. Hal ini menjadi indikasi kebangkitan ekonomi UMKM, yang sekaligus mendorong kami untuk secepatnya memberikan peluang yang sama bagi pelaku UMKM di Sumatra.”

Melalui servis Same Day Delivery, PaxelMarket, dan PaxelBig untuk paket berat s/d 20 Kg, Paxel telah membantu mempercepat perputaran uang banyak pelaku UMKM di Jawa, Bali, dan Makassar.

Application Information Will Show Up Here

SiCepat Holding Company Channels Investment to M Cash Subsidiary

Onstar Express Pte. Ltd., also known as the logistics holding company of SiCepat Ekspres, announced its investment to Logitek Digital Nusantara (LDN) which is a subsidiary of Telefast part of the M Cash group. LDN has helped develop SiCepat service sub-units, including a WhatsApp-based customer application called SiCepat Klik and SiCepat Point delivery point services.

The investment will be used to develop product innovations to enable Indonesian logistics providers to collaborate with extensive offline networks, and help improve the logistics solutions developed by LDN. Apart from SiCepat, LDN is also partnering with other logistics players such as Paxel to strengthen its third-party logistics (3PL) ecosystem.

“We notice the tremendous development capacity of the fast-growing Courier, Express, & Parcel (CEP) market in Indonesia, projected to grow exponentially to $5 billion by 2024. Built on SiCepat’s logistics expertise and knowledge of the Indonesian market and is supported by MCAS Group technology infrastructure, we strive to build an inclusive and accessible 3PL ecosystem that can even facilitate the logistics activities of other players in Indonesia,” Onstar & SiCepat’s CMO, Wiwin D. Herawati said.

Previously, SiCepat has also invested in other M Cash units. Early last year they announced the acquisition of a 51% stake in DigiResto and have now integrated it into SiCepat services. One of the missions is to accelerate business growth by exploring new business potentials in the food delivery segment.

“We expect DigiResto to provide new opportunities for service innovation that can bring us closer to consumers, SMEs, and merchants, especially those engaged in the F&B sector,” Wiwin said in an interview with DailySocial.

GMV food delivery services continue to increase, driven by new habits that have emerged as a result of the pandemic. Based on Momentum Works report, throughout 2020 the food delivery industry in Indonesia managed to book GMV worth $3.7 billion or equivalent to Rp52 trillion. The number was dominated by two decacorn Grab and Gojek with a share of 53% and 47% respectively of the total market share.

Earlier this month, SiCepat also announced its series B funding with a total value of $170 million or 2.44 trillion Rupiah. This round was participated by a number of investors including Falcon House Partners, Kejora Capital, DEG, MDI Ventures, Indies Capital, Pavilion Capital, Tri Hill, and Daiwa Securities.

In DailySocial observation, throughout 2020, SiCepat Ekspres had booked transactions of IDR 3.5 trillion, an increase of 194% compared to 2019 with a total shipment of 180 million packages throughout Indonesia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Adaptasi dan Peluang Pertumbuhan Bisnis Logistik di Tengah Pandemi

Bisnis logistik sempat mengalami masa surutnya di awal pandemi Covid-19 melanda tanah air. Ketidakpastian pada sektor transportasi dan pembatasan aktivitas sosial sempat menjadi penghalang untuk industri ini bisa bertumbuh pesat. Namun seiring waktu, para pemain mulai bisa beradaptasi dan menemukan peluang di tengah situasi pandemi.

Budi Handoko, selaku Co-Founder dan COO Shipper, startup pengembang platform agregator logistik, mengakui timnya cukup kewalahan menghadapi keterbatasan yang tercipta karna pandemi, yang juga dipengaruhi oleh pemangku kebijakan. Di samping itu juga harus menjaga kelangsungan bisnis tanpa melanggar peraturaan serta kesehatan para karyawan.

Di tengah tantangan yang terus bermunculan, berbagai inovasi diciptakan demi beradaptasi dan mencari peluang untuk bisa tetap bertumbuh di tengah kondisi “yang tidak pasti. Dalam sesi #SelasaStartup, Budi berbagi beberapa insights menarik tatkala pandemi menggangu bisnis logistik di Indonesia.

Mutualisme di tengah pandemi

Semakin berkembang industri e-commerce di suatu negara, akan berdampak juga bagi pertumbuhan bisnis logistik di negara tersebut. Dari sisi ritel, banyak sekali penjual tradisional yang beralih ke pangsa pasar “online” untuk beradaptasi dengan situasi pandemi. Kesuksesan e-commerce pun erat kaitannya dengan dukungan dari industri logistik.

Hubungan timbal-balik ini juga menciptakan lingkaran konsumen yang beririsan antara e-commerce dan logistik. Maka dari itu, ketika perilaku konsumen di e-commerce mengalami pergeseran, industri logistik pun juga akan mendapat “feeling” yang tidak jauh berbeda.

Budi mengungkapkan, tiga hal menarik yang ia temukan ketika mengamati perilaku konsumen di masa pandemi. Pertama, banyak penjualan di sektor tersier yang anjlok pada masa awal pandemi. Hal ini menciptakan animo penjualan alat kesehatan. Kedua, banyak para penjual online yang cenderung memilih untuk membatasi interaksi dengan kurir. Terakhir, banyak yang mulai melirik bisnis di food industry. Ketiga hal tersebut menciptakan peluang yang bisa dimanfaatkan oleh bisnis logistik tanah air.

Pengembangan SDM

Pertumbuhan yang pesat pada industri logistik akan  menciptakan kebutuhan yang semakin banyak akan talenta di bidang terkait. Pihak Shipper menyadari hal itu dan sudah menyiapkan inisiatif untuk mendukung pengembangan SDM logistik di Indonesia.

Terdapat tiga skenario yang ditawarkan, yaitu Shipper Trainee Program, pihaknya akan merekrut intern/fresh graduate yang akan diberi pelatihan mengenai industri logistik. Kedua, Shipper Academy, merupakan program beasiswa untuk pihak-piak yang tertarik di bidang logistik untuk diberi pelatihan selama 3 minggu mengenai teori dan praktik. Untuk hasil terbaik akan disertakan penawaran kerja di perusahaan. Terakhir, ada Shipper Hack, diperuntukkan bagi talenta IT yang tertarik bekerja di bidang logistik dan menciptakan inovasi terkait.

Selain itu, Shipper juga memaparkan rencana bisnisnya di 2021 yang ingin mengembangkan jaringan pergudangan dan first-mile atau proses penjemputan barang dari customer.

Pendanaan sektor logistik

Terkait investasi, sudah banyak investor yang melirik industri logistik dengan harapan bisa memecahkan masalah e-commerce. Tahun lalu, sudah ada beberapa nama yang mengumumkan perolehan pendanaan, termasuk Shipper, Logisly, dan Andalin. Budi berpendapat tahun ini akan tidak jauh berbeda melihat pertumbuhan industri logistik yang akan terus naik di tahun 2021.

Selain itu, Shipper merupakan alumni dari program akselerator Y Combinator yang berbasis di AS. Dalam diskusi ini, Budi turut membagikan beberapa tips untuk startup early-stage yang juga ingin ikut mengakselerasi pertumbuhan bisnisnya dengan mengikuti program seperti ini.

Sebelumnya, Budi menegaskan bahwa para penggiat startup dianjurkan untuk fokus terlebih dahulu dengan produknya, serta seberapa besar masalah yang ingin diselesaikan. Bahwa semua hal yang diperoleh dari program akselerator merupakan “ekstra” yang bisa mempercepat pertumbuhan bisnis, bukan semata-mata sebagai jalan keluar dan sebuah pencapaian.

Selain itu, proporsi saham, susunan perusahaan [founder & team member] serta potensi pasar juga menjadi salah satu yang sangat dipertimbangkan untuk bisa mengikuti program akselerator.

Terkait pendanaan, Shipper masih aktif berkomunikasi dengan investor hingga saat ini. Budi menegaskan bahwa menjalin relasi yang baik dengan investor tidak hanya ketika mencari pendanaan, karna tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan.

Induk SiCepat Kembali Berikan Investasi ke Anak Usaha M Cash

Onstar Express Pte. Ltd., atau dikenal sebagai induk perusahaan logistik SiCepat Ekspres, mengumumkan komitmennya untuk berinvestasi ke Logitek Digital Nusantara (LDN) yang merupakan anak perusahaan dari Telefast bagian dari grup M Cash. LDN sejauh ini memang banyak membantu mengembangkan sub-unit layanan SiCepat, seperti aplikasi pelanggan berbasis WhatsApp bernama SiCepat Klik dan layanan titik pengantaran SiCepat Point.

Investasi akan digunakan untuk mengembangkan inovasi produk agar memungkinkan penyedia logistik Indonesia berkolaborasi dengan jaringan offline yang luas; dan membantu meningkatkan solusi logistik yang dikembangkan oleh LDN. Selain SiCepat, LDN juga bermitra dengan pemain logistik lain seperti Paxel untuk memperkuat ekosistem third party logistics (3PL) miliknya.

“Kami melihat kapasitas pengembangan yang luar biasa dari pasar Courier, Express, & Parcel (CEP) yang berkembang pesat di Indonesia, diproyeksikan akan tumbuh secara eksponensial hingga $5 miliar pada tahun 2024. Dibangun berdasarkan keahlian logistik SiCepat dan pengetahuan tentang pasar Indonesia dan didukung oleh infrastruktur teknologi MCAS Group, kami berupaya untuk membangun ekosistem 3PL yang inklusif dan dapat diakses yang bahkan dapat memfasilitasi kegiatan logistik pemain lain di Indonesia,” ujar CMO Onstar & SiCepat Wiwin D. Herawati.

Sebelumnya, SiCepat juga telah berinvestasi ke unit M Cash lainnya. Awal tahun lalu mereka mengumumkan akuisisi 51% saham DigiResto dan kini telah terintegrasi ke layanan SiCepat. Salah satu misinya untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis dengan mengeksplorasi potensi bisnis baru di segmen food delivery.

“Kami harap DigiResto dapat memberikan peluang baru inovasi layanan yang dapat mendekatkan kami kepada konsumen, UKM, dan merchant, khususnya yang bergerak di bidang F&B,” ungkap Wiwin dalam sebuah wawancara dengan DailySocial.

GMV layanan food delivery terus meningkat, termasuk didorong kebiasaan baru yang timbul akibat pandemi. Menurut laporan Momentum Works, sepanjang 2020 industri food delivery di Indonesia berhasil membukukan GMV senilai mencapai $3,7 miliar atau setara Rp52 triliun. Capaian tersebut didominasi dua decacorn Grab dan Gojek dengan porsi masing-masing sebesar 53% dan 47% dari total pangsa pasar.

Awal bulan ini, SiCepat juga baru mengumumkan pendanaan seri B dengan nilai total $170 juta atau 2,44 triliun Rupiah. Putaran ini diikuti sejumlah investor termasuk Falcon House Partners, Kejora Capital, DEG, MDI Ventures, Indies Capital, Pavilion Capital, Tri Hill, dan Daiwa Securities.

DailySocial mencatat, sepanjang 2020, SiCepat Ekspres telah membukukan transaksi sebesar Rp3,5 triliun atau naik 194% dibandingkan 2019 dengan total pengiriman sebanyak 180 juta paket ke seluruh Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Andalin Logistics Secures Series A Funding from BRI Ventures

BRI Ventures, through Sembrani Nusantara Venture Fund, announced series A funding for Andalin logistics startup. The investment value was undisclosed, but it adds to the bags of pre-series A funding that the company previously obtained in October 2020 worth around seven-figure.

In his remarks, Andalin’s Co-Founder & CEO, Rifki Pratomo said, “We see an opportunity in digitizing first-mile logistics, simplifying processes that are often complicated and confusing for MSMEs, as well as reducing cost barriers. If all goes well, it will encourage MSMEs to do more export-import activities.”

Based on the data, local players account for 70% of the transportation and logistics industry in Indonesia, but the market conditions are still very fragmented. For instance, the top 10 players control less than 30% of the market share.

Last year, Andalin alone managed to facilitate the delivery of goods worth a total of $20 million and was close to positive EBITDA. With GMV reaching $100 million, they are also quite optimistic to secure new funding round at the end of 2021.

This industry potential is projected to grow. One of the motors is the increase in export demand from China, following the ratification of the Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), which has 15 members in the Asia Pacific. RCEP is estimated to help increase Indonesia’s overall exports by 11%, and increase investment by up to 20% in the five years after the agreement runs.

Was founded in 2016, Andalin helps many businesses to run export-import shipments. This includes having a B2B model to help shipping companies in Indonesia find affordable cargo transportation – using aircraft (Air Cargo & Air Courier) or ships (Full Container Load & Low Container Load).

In addition, Andalin also has a supply chain service. This includes consulting services, customs management for export-import, and cargo insurance. They have also become Alibaba’s official partner in Indonesia, bridging the needs of local entrepreneurs to embrace the international market through the Alibaba platform.

“We are very pleased to support Andalin’s mission to bridge the logistical gap which has historically been a major obstacle for Indonesian businesses trying to go global. This is in line with BRI’s commitment to developing and empowering the nation’s MSMEs,” BRI Ventures’ CEO, Nicko Widjaja said.

Logistics startups continue to attract investors. In 2020, besides Andalin, there were 6 other startups that also received funding, including Webtrace, Logisly, Shipper, GudangAda, Kargo Technologies, and Waresix. Even Wasresix’s last investment round in series B managed to realize the total fund worth $75 million.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Gambar Header: Depositphotos.com

Startup Logistik Andalin Bukukan Pendanaan Seri A dari BRI Ventures

BRI Ventures, melalui Dana Ventura Sembrani Nusantara, mengumumkan pendanaan seri A untuk startup logistik Andalin. Tidak disebutkan nilai investasi yang diberikan, namun menambah pundi-pundi modal dari dana pra-seri A yang sebelumnya didapat perusahaan Oktober 2020 lalu dengan kisaran nilai 7-digit dolar.

Dalam sambutannya, Co-Founder & CEO Andalin Rifki Pratomo mengatakan, “Kami melihat peluang dalam mendigitalkan logistik first-mile, menyederhanakan proses yang sering berbelit-belit dan tidak jelas untuk UMKM, sekaligus mengurangi hambatan biaya. Jika semua lancar, maka akan mendorong UMKM untuk lebih banyak melakukan kegiatan ekspor impor.”

Dari data yang disampaikan, pemain lokal menyumbang 70% dari industri pengangkutan dan logistik di Indonesia, namun kondisi pasarnya masih sangat terfragmentasi. Sebagai gambaran, 10 pemain teratas menguasai kurang dari 30% dari pangsa pasar.

Andalin sendiri tahun lalu berhasil memfasilitasi pengiriman barang senilai total $20 juta dan mendekati EBITDA positif pada akhir tahun lalu. Dengan GMV mencapai $100 juta, mereka juga cukup optimis bisa membukukan putaran pendanaan baru di akhir tahun 2021 ini.

Diproyeksikan potensi industri ini akan terus bertumbuh. Salah satu penggeraknya adalah peningkatan permintaan ekspor dari China, menyusul ratifikasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang beranggotakan 15 negara di Asia Pasifik. RCEP diperkirakan dapat membantu meningkatkan ekspor Indonesia secara keseluruhan sebesar 11%; dan meningkatkan investasi hingga 20% dalam lima tahun setelah kesepakatan tersebut berjalan.

Didirikan sejak tahun 2016, Andalin banyak membantu bisnis untuk melakukan pengiriman ekspor-impor. Termasuk memiliki model B2B untuk membantu perusahaan pengiriman di Indonesia menemukan angkutan kargo yang terjangkau — menggunakan pesawat (Air Cargo & Air Courier) atau kapal laut (Full Container Load & Low Container Load).

Selain itu Andalin juga memiliki layanan supply chain. Di dalamnya termasuk jasa konsultan, kepengurusan bea cukai untuk ekspor-impor, dan asuransi kargo. Mereka juga sudah menjadi mitra resmi Alibaba di Indonesia, menjembatani kebutuhan pengusaha lokal untuk merangkul pasar internasional lewat platform Alibaba.

“Kami sangat senang untuk mendukung misi Andalin dalam menjembatani kesenjangan logistik yang secara historis menjadi rintangan utama bagi bisnis Indonesia yang mencoba mendunia. Hal ini sejalan dengan komitmen BRI untuk mengembangkan dan memberdayakan UMKM bangsa,” ujar CEO BRI Ventures Nicko Widjaja.

Startup logistik terus memikat para investor. Tahun 2020 lalu, selain Andalin ada 6 startup lainnya yang juga mendapatkan pendanaan, meliputi Webtrace, Logisly, Shipper, GudangAda, Kargo Technologies, dan Waresix. Bahkan putaran investasi terakhir yang dibukukan Waresix dalam seri B berhasil menggenapkan total dana yang dihimpun senilai $75 juta.

Gambar Header: Depositphotos.com

Industri Logistik Terus Bertumbuh, Lacak.io Gencarkan Fitur Baru dan Rencanakan Penggalangan Dana

Salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan positif selama pandemi adalah logistik. Tidak hanya di sisi traksi proses pengiriman, peningkatan terjadi hampir di seluruh ekosistem bisnis logistik, termasuk di sisi pemanfaatan teknologinya. Pengembang platform logistik berbasis internet of things Lacak.io menjadi salah satu yang turut terdampak.

“Saat pandemi, semakin banyak perusahaan yang membutuhkan teknologi, khususnya IoT untuk bisa memonitor aset, armada, dan tenaga kerja. Sehingga meskipun dilakukan secara remote, setiap pekerjaan masih bisa dilakukan dengan baik,” kata Founder & CEO Lacak.io Fariz Iskandar kepada DailySocial.

Saat ini mereka telah memiliki sekitar 100 klien dan 10 lebih mitra. Targetnya tahun ini bisa membawa layanannya ke seluruh ibu kota provinsi di Indonesia.

Turut disampaikan Fariz, selain layanan e-commerce yang paling banyak memanfaatkan teknologi dari Lacak.io adalah instansi pelayanan publik, penegakan hukum, perusahaan penambangan, multifinance, penyedia cold storage, perkebunan, angkutan umum, sampai operator pelabuhan.

“Di tengah pandemi, layanan e-commerce di Indonesia menjadi salah satu sektor yang justru mengalami pertumbuhan pesat, yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan pengiriman jarak-jauh. Menjawab kebutuhan ini, perusahaan pun semakin membutuhkan sistem logistik dengan manajemen armada yang lebih baik. Di sinilah Lacak.io berkembang sebagai platform IoT untuk perusahaan, menawarkan manajemen armada dan solusi pelacakan yang komprehensif sebagai dua fitur utamanya,” ujar Fariz.

Di sini, startup teknologi logistik sendiri cukup berkembang, baik yang fokus ke first-mile sampai dengan last-mile. Isu logistik di Indonesia memang cukup unik, salah satunya disebabkan karena kondisi geografis yang bentuknya kepulauan — sementara bisnis banyak terfokus di kota besar seperti Jabodetabek.

Selain Lacak.io, startup lain yang bermain di lanskap ini ada Waresix, Logisly, Paxel, Webtrace, hingga Andalin. Waresix menjadi yang paling signifikan, setelah menutup putaran seri B pada September 2020 lalu, perusahaan berhasil membukukan dana investasi hingga 1,5 triliun Rupiah.

Fitur baru dan rencana penggalangan dana

Salah satu tantangan utama yang dihadapi perusahaan di sektor logistik adalah memastikan keamanan pengiriman dari penjual ke konsumen, dengan memverifikasi identitas pengemudi secara akurat. Di sinilah solusi unik Lacak.io seperti iButton dan DSM hadir untuk membantu mengidentifikasi, memverifikasi pengemudi, sekaligus mengaktifkan proses pemantauan jarak jauh selama perjalanan untuk mengetahui perilaku mereka selama mengemudi. Platformnya juga menawarkan pelacakan akurat dengan GPS yang menghadirkan pembaruan secara real-time.

Dengan fitur ADAS, Lacak.io dapat memberikan peringatan dini atas kemungkinan potensi tabrakan yang dapat terjadi untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Lacak.io juga dilengkapi dengan fitur axle load solution untuk membantu pengemudi dan pemberi kerja memantau kapasitas beban.

Memasuki tahun 2021 masih banyak rencana yang ingin dilancarkan oleh Lacak.io. Selain menghadirkan fitur baru yang relevan untuk klien, perusahaan juga memiliki rencana untuk mencari investasi.

“Rencananya penggalangan dana akan kami lakukan di semester kedua tahun ini. Nantinya dana segar tersebut akan digunakan untuk merambah ke seluruh daerah di Indonesia, dan menghadirkan solusi-solusi yang memberikan benefit untuk berbagai vertikal bisnis yang melibatkan armada dan pekerja lapangan,” tutup Fariz.

Perluas Mitra Layanan Logistik, DANA Gandeng Anteraja

DANA terus mengembangkan kapasitas layanan logistiknya DANA Delivery dengan menggandeng Anteraja, penyedia jasa pengantaran yang dirintis oleh PT Tri Adi Bersama. Layanan ini pertama kali dirilis pada September tahun lalu bersama Shipper sebagai mitra perdananya.

Dalam keterangan resmi, Founder & CEO DANA Vince Iswara menuturkan, kemitraan dengan Anteraja adalah wujud dari kolaborasi ekosistem yang akan terus diperluas, mengingat logistik telah menjadi mata rantai ekosistem yang krusial dalam mendukung roda ekonomi negara. Sekaligus menegaskan visi DANA menjadi delivery hub bagi penyedia jasa logistik dalam memberikan beragam layanannya, baik B2B maupun C2C.

“Melalui kehadiran Anteraja di DANA Delivery, pengguna DANA dari kalangan masyarakat luas maupun mitra DANA Bisnis bisa melakukan order pengiriman sesuai dengan jenis layanan pengiriman yang dipilihnya. Pengguna kini juga memiliki lebih banyak pilihan jasa kurir saat melakukan order pengiriman, disamping menikmati kemudahan, keamanan, serta jaminan bertransaksi yang diberikan DANA,” ujar Vince dalam keterangan resmi, kemarin (1/2).

CEO Anteraja Suyanto menambahkan, pihaknya senang dengan kerja sama untuk DANA Delivery karena dapat membantu bisnis kecil dan UMKM, hingga pelanggan yang ingin mengirimkan barang secara berkala. “Bersama DANA merupakan salah satu upaya kami dalam memperluas jangkauan wilayah dan layanan. Sehingga diharapkan dengan adanya kerja sama ini, semakin banyak masyarakat di seluruh Indonesia yang memanfaatkan solusi pengiriman on-demand dari rumah,” tuturnya.

Anteraja melengkapi jasa ekspedisi lain yang sudah tersedia di DANA Delivery dengan pilihan jenis pengiriman Same Day dengan SLA pengiriman 8 jam. Anteraja memberikan penawaran flat rate sebesar Rp20 ribu untuk pengiriman di area Jakarta. Adapun saat ini DANA Delivery baru tersedia untuk area Jakarta saja.

Dalam wawancara terpisah bersama DailySocial, Vince menjelaskan antusiasme pengguna DANA terhadap layanan logistik menunjukkan tren positif ditunjukkan selama November hingga Desember 2020 pertumbuhan pesanan sebesar 30%.

“Penambahan mitra logistik menjadi salah satu cara DANA untuk meningkatkan minat pengguna dalam memanfaatkan fitur ini, baik untuk kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan berbisnis. Lewat banyaknya pilihan kurir dan tarif yang kompetitif, DANA Delivery dapat melayani lebih banyak pengguna.”

Ia memastikan perusahaan akan terus menambah kemitraan dengan mitra logistik lainnya untuk memberikan nilai tambah kepada para penggunanya. Perluasan layanan DANA Delivery juga akan terus dikaji, khususnya wilayah Jabodetabek.

DANA Delivery menjamin layanan barang yang diberikan aman karena dilengkapi dengan fitur tracking untuk monitor proses pengiriman barang. Selain itu, pengguna dapat mengajukan klaim kepada mitra ekspedisi jika ada kerusakan atau kehilangan saat proses pengiriman.

DANA Delivery memiliki persyaratan, untuk pengiriman Instant, berat maksimal barang adalah 10-20 kilogram. Sedangkan pengiriman Same Day, berat maksimal 5-7 kg. Barang-barang yang tidak diperbolehkan dalam layanan ini seperti senjata atau bahan peledak, narkoba, organ tubuh manusia, hewan, hingga minuman beralkohol.

Application Information Will Show Up Here

Waresix Acquires Trukita, to Expand Business in “First-Mile” Logistics

Logistics startup Waresix today (17/12) announced its acquisition of Trukita; a startup that provides a marketplace portal to help users find freight and truck services for first-mile delivery. This is to expand the company’s coverage, as previously known, Waresix only focuses on mid-mile logistics services.

After the corporate action, Waresix plans to accommodate all aspects of the supply chain through a technology approach, including truck management, warehousing, multimodal transportation, and vendor management.

In September 2020, Waresix also announced the fundraising up to $100 million or the equivalent of 1.5 trillion Rupiah of follow-on funding. Some investors participated in the last Series B funding, including EV Growth, Jungle Venture, SoftBank Ventures Asia, EMTEK Group, Pavilion Capital, and Redbadge Pacific.

“The acquisition of Trukita is in line with a strategy to complement our capabilities in mid-mile logistics services. This strategy allows us to combine our expertise and company network to expand our service range, as well as offer a more comprehensive range of services to our customers,” Waresix’ Co-founder & CEO Andree Susanto said.

He said that the acquisition of Trukita will increase the company’s coverage access to more than 10 thousand trucks and hundreds of new customers, putting the company in the best position to seize more opportunities in the Indonesian port and sea logistics market to be valued up to $60 billion.

Meanwhile, Trukita’s Co-Founder & CEO Ady Bangun said, “Trukita can now share the advantage of Waresix’s technology, as well as warehouse and truck. This will improve our services to customers in a more holistic manner, and expand our service reach beyond first-mile logistics.”

Co-Founder & CEO Waresix Andree Susanto dan Co-Founder & CEO Trukita Ady Bangun / Waresix
Waresix’s Co-Founder & CEO Andree Susanto and Trukita’s Co-Founder & CEO Ady Bangun / Waresix

Gaining profit despite pandemic

In early December 2020, we 8 funding that had been successfully booked by local logistics startups. Of course this is a breath of fresh air for the industry, especially the logistics sector is worthy of consideration because it supports various other businesses, one of which is e-commerce which contributes up to $32 billion of GMV for Indonesia’s digital economy.

Logisly Series A $6,000,000 Monk’s Hill Ventures
Waresix Series B $75,000,000 EV Growth, Jungle Venture, SoftBank Ventures Asia, EMTEK Group, Pavilion Capital, Redbadge Pacific
Andalin Seed Funding $1,500,000 BEENEXT, Access Ventures, ATM Capital
Webtrace Seed Funding Corin Capital
Shipper Series A $20,000,000 Prosus Ventures, Lightspeed, Floodgate, Y Combinator, Insignia Ventures, AC Ventures
GudangAda Series A $25,400,000 Sequoia India, Alpha JWC Ventures, Wavemaker Partners
Kargo Technologies Series A $31,000,000 Tenaya Capital, Sequoia India, Intudo Ventures, Amatil X, Agaeti Convergence Ventures, Alter Global, Mirae Asset Venture Investment
Waresix Series A $25,500,000 EV Growth, Jungle Ventures

The logistics business ecosystem alone is quite complex, we previously published an analysis in 2019. Some business players such as Waresix eventually rests on more than one business model – apart from providing logistics transportation services, it also started to help business people manage warehouse to make it efficient for product distribution. Several other players have done the same thing.

For example, Shipper has done quite a movement, through its acquisition of Porter and Pakde, they expanded the scope of business in the realm of warehousing to facilitate online sellers in marketplaces and social commerce. SaaS players for omnichannel e-commerce such as Sirclo also have a similar scope of business now. This trend is a strong indication that every player in the ecosystem is trying to provide end-to-end services.

In Indonesia, spending on ground logistics is estimated to reach $290 billion by 2020. Apart from the large market, the number of commercial vehicle population (9.6 million units in 2019) has created intense price competition. However, the ratio of logistics costs to Indonesia’s GDP has reached 24%. It means that this market is still very promising in terms of size.

Various logistical initiatives are also being intensified. Most recently, Paxel in collaboration with Blue Bird presents PaxelBig. It is a same-day delivery service with a capacity of more than 5 kg aimed at MSME players using the fleet owned by Blue Bird. The unicorns also strengthen their business in this segment. One of them is Gojek, which will finalize intercity shipping services through the JX unit as a joint venture with JD.id.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Header photo: Depositphotos.com

Waresix Akuisisi Trukita, Perluas Bisnis di Jaringan Logistik “First-Mile”

Startup logistik Waresix hari ini (17/12) mengumumkan akuisisinya terhadap Trukita; yakni sebuah startup yang sajikan portal marketplace untuk membantu pengguna menemukan penawaran jasa angkut barang dan truk untuk pengiriman first-mile. Akuisisi ini diharapkan dapat memperluas jangkauan layanan perusahaan, karena seperti diketahui Waresix sebelumnya hanya fokus di jasa logistik mid-mile.

Setelah aksi perusahaan ini, Waresix ingin mengakomodasi semua aspek di rantai pasokan melalui pendekatan teknologi, termasuk manajemen truk, pergudangan, transportasi multimoda, dan manajemen vendor.

Pada bulan September 2020 lalu, Waresix juga baru mengumumkan telah mengumpulkan dana hingga $100 juta atau setara 1,5 triliun Rupiah dari pendanaan digencarkan. Terakhir putaran seri B diikuti sejumlah investor termasuk EV Growth, Jungle Venture, SoftBank Ventures Asia, EMTEK Group, Pavilion Capital, dan Redbadge Pacific.

“Langkah untuk melakukan akuisisi Trukita sejalan dengan strategi untuk melengkapi kemampuan kami di bidang jasa logistik mid-mile. Strategi ini memungkinkan kami untuk menggabungkan keahlian dan jaringan perusahaan untuk memperluas jangkauan layanan kami, serta menawarkan rangkaian layanan yang lebih komprehensif kepada pelanggan kami,” sambut Co-founder & CEO Waresix Andree Susanto.

Ia  menambahkan, akuisisinya terhadap Trukita akan meningkatkan akses jaringan perusahaan ke lebih dari 10 ribu truk dan ratusan konsumen baru, menempatkan perusahaan ke posisi terbaiknya untuk meraih lebih banyak peluang di pasar logistik pelabuhan dan laut Indonesia yang nilainya dapat mencapai $60 miliar.

Sementara itu Co-Founder & CEO Trukita Ady Bangun mengatakan, “Trukita kini dapat memanfaatkan teknologi, serta jaringan gudang dan truk milik Waresix. Hal ini akan meningkatkan pelayanan kami kepada pelanggan secara lebih holistik, serta memperluas jangkauan layanan lebih dari sekadar first-mile logistics saja.”

Co-Founder & CEO Waresix Andree Susanto dan Co-Founder & CEO Trukita Ady Bangun / Waresix
Co-Founder & CEO Waresix Andree Susanto dan Co-Founder & CEO Trukita Ady Bangun / Waresix

Menuai untung di tengah pandemi

Sampai awal bulan Desember 2020, kami mencatat ada 8 pendanaan yang berhasil dibukukan oleh startup logistik lokal. Tentu ini menjadi angin segar bagi industri, terlebih sektor logistik memang layak diperhitungkan karena menjadi tulang punggung beragam bisnis lainnya, salah satunya e-commerce yang menyumbang GMV hingga $32 miliar untuk ekonomi digital Indonesia.

Logisly Series A $6,000,000 Monk’s Hill Ventures
Waresix Series B $75,000,000 EV Growth, Jungle Venture, SoftBank Ventures Asia, EMTEK Group, Pavilion Capital, Redbadge Pacific
Andalin Seed Funding $1,500,000 BEENEXT, Access Ventures, ATM Capital
Webtrace Seed Funding Corin Capital
Shipper Series A $20,000,000 Prosus Ventures, Lightspeed, Floodgate, Y Combinator, Insignia Ventures, AC Ventures
GudangAda Series A $25,400,000 Sequoia India, Alpha JWC Ventures, Wavemaker Partners
Kargo Technologies Series A $31,000,000 Tenaya Capital, Sequoia India, Intudo Ventures, Amatil X, Agaeti Convergence Ventures, Alter Global, Mirae Asset Venture Investment
Waresix Series A $25,500,000 EV Growth, Jungle Ventures

Ekosistem bisnis logistik sendiri cukup kompleks, sebelumnya sudah dibahas dalam analisis yang kami lakukan di tahun 2019. Beberapa pemain bisnis seperti Waresix pada akhirnya berpijak di lebih dari satu model bisnis – selain menyajikan layanan transportasi logistik, mereka juga mulai membantu pebisnis lakukan pengelolaan gudang untuk efisiensikan distribusi produk. Hal serupa sebenarnya juga dilakukan oleh beberapa pemain lain.

Misalnya yang dilakukan oleh startup agregator logistik Shipper, melalui akuisisinya terhadap Porter dan Pakde, mereka perluas cakupan bisnis di ranah pergudangan untuk memfasilitasi para penjual online di marketplace dan social commerce. Pemain SaaS untuk e-commerce omni-channel seperti Sirclo kini juga memiliki cakupan bisnis serupa. Tren tersebut menjadi indikasi kuat bahwa setiap pemain di ekosistem berupaya sajikan layanan end-to-end.

Tercatat di tanah air, pengeluaran untuk logistik darat diperkirakan mencapai $290 miliar pada tahun 2020. Selain dari pasar yang besar, jumlah populasi kendaraan komersial (9,6 juta unit pada 2019) telah menciptakan persaingan harga yang ketat. Namun, rasio biaya logistik terhadap PDB Indonesia masih mencapai 24%. Artinya secara ukuran, pasar ini memang masih sangat menjanjikan untuk digarap.

Berbagai inisiatif logistik juga terus digencarkan. Terbaru, Paxel bekerja sama dengan Blue Bird hadirkan PaxelBig. Yakni layanan same day delivery berkapasitas di atas 5 kg yang ditujukan untuk para pelaku UMKM memanfaatkan armada yang dimiliki Blue Bird. Para unicorn pun juga lakukan penguatan bisnis di segmen ini. Salah satunya Gojek yang akan matangkan jasa pengiriman antarkota melalui unit JX sebagai joint venture dengan JD.id.

Gambar header: Depositphotos.com