Flick Luncurkan Layanan Keuangan Digital Terintegrasi untuk Pelaku Usaha F&B

Bertujuan untuk memudahkan proses transaksi antara penjual dan pembeli, Flick platform yang mengusung konsep pembayaran secara cashless memanfaatkan QR Code meresmikan produknya. Kepada DailySocial, Co-founder & CEO Flick Thalla Hirasazari mengungkapkan, saat diluncurkan tahun 2019 lalu ide awal platform ini berkonsep ATM berjalan, masyarakat dapat menarik uang secara tunai melalui pedagang kaki lima dan warung.

Setelah melewati berbagai tahap adaptasi dan pivot, bersama para pendiri lainnya yaitu Rizha Teuku, Indra Prasetyo, dan Abhishta Gatya kemudian secara resmi mulai memperkenalkan beberapa produk baru dari Flick kepada target pengguna dan merchant.

“Flick saat ini fokus memberikan solusi kepada para UKM melalui dua produk. Pertama, FlickSilvi+ yaitu penyediaan sistem contactless dining untuk restoran dan cafe, beradaptasi dengan perilaku konsumen saat pandemi. Kedua, FlickShop yakni platform online social commerce,” kata Thalla.

Dengan sistem table QR yang praktis, pelanggan yang datang ke restoran mitra hanya perlu memindai QR code dan memilih makanan melalui tampilan menu digital di smartphone tanpa memanggil pelayan atau beranjak dari kursi. Sistem yang terintegrasi juga memungkinkan pelanggan untuk membayar pesanan melalui fitur FlickPay.

Permudah mitra kelola transaksi

Diperuntukkan bagi mitra, baik FlickSilvi maupun FlickSilvi+ mengusung teknologi smart cashier mobile. FlickSilvi dirancang untuk UKM seperti warung kelontong atau warteg agar lebih terdigitalisasi dan cashless. Sedangkan FlickSilvi+ menyasar market restoran maupun kedai kopi dalam memproses pesanan dari pelanggan dine-in.

“Keunggulan yang ditawarkan FlickSilvi dan FlickSilvi+ bagi mitra adalah kemudahan mencatat transaksi penjualan, alert system stok bahan baku, dan data analisis penjualan untuk mencegah food waste bagi industri makanan. Selain itu, di FlickSilvi dan FlickSilvi+ ada data yang bisa diserap, seperti data penjualan harian, range usia, hingga area domisili pelanggan untuk dijadikan analisis data penjualan yang efektif dan terukur,” kata Thalla.

Menargetkan penjual online yang memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Flick kemudian menyederhanakan proses penjualan di satu tempat melalui FlickMerchant yang terintegrasi dengan Instagram. Penjual cukup mendaftarkan toko dan upload foto dagangan di aplikasi FlickMerchant, salin link, dan tempel URL di link bio Instagram. Pembeli dapat merasakan pengalaman belanja online seperti di Instagram Shop, termasuk memilih jasa kurir, tracking, dan melakukan transaksi pembeliannya. Bagi sisi pembeli, semua kemudahan ini tersedia di satu aplikasi Flick.

“Kebanyakan penjual menyediakan link penjualan di profil Instagram. Ketika calon pembeli mengklik tautan tersebut, calon pembeli diarahkan ke channel platform lain, misal WhatsApp atau marketplace. Dengan FlickMerchant, memudahkan penjual memberikan informasi produk dagangannya langsung di Instagram,” kata CPO Flick Rizha Teuku.

Rencana dan fokus Flick tahun 2021

Saat ini Flick mengklaim telah memiliki sekitar 1500 mitra yang terdiri dari restoran dan cafe. Untuk produk FlickSilvi+ contactless dining, telah tersedia di restoran-restoran yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, dan kota kota besar lainnya. Untuk mendukung layanan, Flick juga telah menjalin kemitraan di antaranya dengan layanan logistik SiCepat, Mr. Speedy, AnterAja, dan tengah menjajaki kerja sama dengan Grab sebagai alternatif pilihan pengiriman.

Flick juga memiliki rencana untuk meluncurkan FlickTransfer dan FlickFund untuk melengkapi layanan one-stop-service digital di aplikasi Flick. Saat ini masih dalam proses pengembangan dan perizinan oleh OJK, nantinya kedua fitur ini diharapkan bisa mempermudah akses dan menjadikan UKM sebagai sarana transfer dana baik untuk lokal maupun internasional. Sedangkan, FlickFund bertujuan memberikan akses pinjaman ke UKM melalui fitur p2p lending.

“Tahun 2021 mendatang ada beberapa target yang ingin dicapai oleh perusahaan, di antaranya adalah fokus kepada iterasi produk dan jumlah transaksi. Setelah mengantongi pendanaan pre-seed dari angel investor Kiwi Aliwarga, perusahaan juga memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana seri A tahun depan,” kata Thalla.

Application Information Will Show Up Here

Gojek dan BCA Rilis Perangkat POS GoBiz Plus, Mudahkan Merchant Terima Pembayaran Nontunai

Gojek mengumumkan kolaborasi bersama BCA untuk peluncuran perangkat POS GoBiz Plus guna permudah merchant menerima semua opsi pembayaran nontunai; mulai dari kartu debit, kredit, uang elektronik, dan QRIS. GoBiz Plus merupakan kelanjutan pengembangan dari superapp GoBiz, aplikasi Gojek untuk mitra bisnis sejak 2018.

Co-CEO Gojek Andre Soelistyo menjelaskan, UMKM merupakan tulang punggung ekonomi negara. Oleh karenanya, Gojek punya peranan untuk mendukung mitra UMKM agar terus memperoleh akses untuk go digital. Terlebih di masa pandemi ini, masyarakat semakin mengedepankan transaksi non tunai untuk meminimalisir kontak fisik langsung.

“Untuk mewujudkan visi tersebut, kami selalu melakukan kolaborasi yang telah menjadi DNA kami. Dalam peluncuran GoBiz Plus ini, kami bersama BCA. BCA sudah menjadi big supporter kami sejak lima tahun lalu,” ucapnya dalam konferensi pers yang secara virtual, Selasa (15/12).’=

Perangkat GoBiz Plus / GoBiz
Perangkat GoBiz Plus / GoBiz

Baik Gojek maupun Gojek sama-sama terafiliasi dengan induk yang sama yakni Djarum Group. Melalui Blibli, Djarum menyuntik Gojek dengan nominal dirahasiakan pada 2018.

Direktur BCA Santoso Liem turut menyampaikan, kedua perusahaan punya visi yang sama dalam memajukan sektor UMKM dengan digitalisasi. BCA mengimplementasikan teknologi yang memungkinkan pengguna untuk memilih berbagai opsi pembayaran. Lewat kesempatan ini pula, BCA ingin masuk ke kota lapis dua dan tiga karena ia sadar bahwa BCA selama ini kuat di daerah perkotaan saja.

“GoBiz Plus menggunakan standar-standar pembayaran yang diakui oleh Bank Indonesia, baik itu dari teknologi chip dan QRIS. Ini diharapkan dapat menjadi nilai tambah yang dapat mendorong UMKM kita,” kata Santoso.

Lebih jauh dijelaskan oleh Head of Merchant Platform Business Gojek Novi Tandjung, GoBiz Plus adalah perangkat keras serba bisa yang mendukung mitra bisnis dapat beroperasi lebih efisien dan mendukung pertumbuhan usaha mereka. Beberapa kemampuannya adalah menerima pembayaran berbagai kartu, berkat kerja sama dengan BCA.

Lalu, menerima pembayaran berbasis kode QR dan berbagai dompet digital; mencetak resi secara instan karena sudah dilengkapi dengan ‘built-in’ printer; dan layanan POS untuk permudah pencatatan pesanan, memperbarui menu dan harga.

Novi melanjutkan, GoBiz Plus sebenarnya sudah dirilis sejak awal tahun ini, namun perilisan baru dilakukan menjelang akhir tahun karena ada banyak pertimbangan akibat pandemi. GoBiz sendiri diklaim sudah memiliki lebih dari 900 ribu merchant di seluruh Asia Tenggara. Tidak disebutkan sudah berapa banyak mitra yang sudah upgrade ke GoBiz Plus.

Novi hanya bilang, GoBiz Plus secara terbatas baru ditawarkan untuk mitra yang memiliki ambang batas transaksi sesuai dengan kriteria. Biaya yang dibayarkan mitra untuk menggunakan GoBiz Plus adalah Rp4.900 per harinya. “GoBiz memiliki merchant yang tersebar di 19 kota di Indonesia. Namun untuk menggunakan GoBiz Plus harus memenuhi syarat tertentu,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Pandemic Creates Opportunity for Youtap to Accelerate Digitization in Traditional Retails

After officially launched last February, Youtap’s e-money processing platform and point-of-sales platform were hit by the fact that pandemic makes it difficult for SME owners to run their business. In order to solve this problem, the Youtap team jumped into the market and met target users to launch a campaign on the importance of using cashless and touchless system.

Through the campaign, YouTap claims to be able to increase adoption to 300%. Youtap Indonesia’s CEO, Herman Suharto said the company has been always consistent with the vision to be present at every level of business in helping and empowering business actors to get the best achievements.

“We present appropriate technology that can help businesses obtain comprehensive digital business solutions in just one application. We are sure that the Youtap Trade Application will make our merchant partners, especially SMEs, be more productive in developing their business,” he said.

Youtap currently has 50 thousand merchant partners and has processed around 1 million transactions. The target is, Youtap can acquire around 1 million merchants throughout Indonesia by the end of 2020. They also plan to expand their partnerships with financial services to big brands like McDonald’s and others.

“Big brands such as McDonald’s have also experienced our services during the pandemic. We have succeeded in increasing their sales by implementing e-vocabulary which facilitates the purchase and payment process at outlets,” Herman said.

Regarding the competitive landscape, Youtap is dealing with many players. For example LinkAja, currently, they are helping to optimize the distribution of services for market and hawkers. Other applications, such as Dana, are also maneuvering to rely on QRIS, which is currently being intensified its penetration. In terms of POS, Indonesia already has several services, starting from Moka and Nadipos which already involved in Gojek group, also Qasir, Pawoon, and others.

Regarding financial records, recently new startups have also appeared, for example, BukuWarung and BukuKas. Both of them have secured pre-series A funding to expand their business throughout Indonesia, targeting micro retailers.

Conventional retail digitization will also take a long time. It must be comprehensive and form an ecosystem, which means not only from the merchant side to be facilitated but also from the side of the consumer. Meanwhile, the trend in the e-money service adoption among the public continues to increase. The thing is, there are more and more players with very tight competition.

Merchant-centric app

Claiming as more than an ordinary cashier platform, Youtap in Indonesia comes from a joint venture between the Salim Group and Youtap Global, a technology company from New Zealand. Through the application, all UKM owners can easily make financial reports, collect data, and even personalize notification features.

“This notification works similarly to a chat app like WhatsApp. Every morning we remind the number of sales from stalls or business owners so they can be more enthusiastic about running a business every day,” Head of Product Development Youtapm, M. Syaiful Anam said.

Although the Basic option can be accessed for free, users who want to enjoy various additional features and special tools can choose how to subscribe. In addition to making the process easier and faster, Youtap also continues to receive input from merchants, related to new features or tools that merchants want and of course need. Starting from home delivery to the process of promoting digitally to a wider target customer.

“We have already realized one of the feedbacks, and we plan to launch a new feature in the next month that can be useful for merchants during this pandemic,” Syaiful said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Pandemi Jadi Kesempatan Youtap untuk Percepat Digitalisasi Ritel Tradisional

Setelah resmi meluncur bulan Februari lalu, platform yang menyediakan pemrosesan e-money dan platform point-of-sales Youtap dihadapkan langsung dengan pandemi yang sempat menyulitkan pemilik UKM untuk menjalankan bisnisnya. Untuk mengakali kondisi tersebut, tim Youtap terjun ke pasar dan menemui target pengguna untuk melancarkan kampanye pentingnya penggunaan cashless hingga touchless.

Melalui kampanye yang dilancarkan, YouTap mengklaim mampu mengadopsi kenaikan hingga 300%. CEO Youtap Indonesia Herman Suharto mengatakan, perusahaannya selalu konsisten dengan visi untuk hadir di setiap lapisan usaha dalam membantu dan memberdayakan para pelaku usaha untuk mendapat pencapaian terbaik.

“Kami menghadirkan teknologi tepat guna yang bisa membantu para pelaku usaha mendapatkan solusi bisnis digital secara komprehensif hanya dalam satu aplikasi. Kami yakin Aplikasi Dagang Youtap akan membuat mitra merchant kami, khususnya UKM, dapat lebih produktif dalam mengembangkan usahanya,” kata Herman.

Saat ini Youtap telah memiliki 50 ribu mitra merchant dan telah memproses sekitar 1 juta transaksi. Targetnya hingga akhir tahun 2020, Youtap bisa mengakuisisi sekitar 1 juta merchant di seluruh Indonesia. Mereka juga berencana untuk memperluas kemitraan dengan layanan finansial hingga brand besar seperti McDonalds dan lainnya.

“Brand besar seperti McDonalds juga sudah merasakan layanan kami selama pandemi berlangsung. Kami berhasil meningkatkan penjualan mereka dengan menerapkan e-vocuher yang memudahkan proses pembelian dan pembayaran di gerai,” kata Herman.

Terkait lanskap persaingan, Youtap berhadapan dengan banyak pemain. Misalnya LinkAja, saat ini mereka turut mengoptimalkan sebaran layanan untuk pedagang pasar dan asongan. Aplikasi lain, misalnya Dana, juga turut bermanuver mengandalkan QRIS yang saat ini mulai digencarkan penetrasinya. Untuk POS sendiri, di Indonesia sudah memiliki beberapa layanan, mulai dari Moka dan Nadipos yang sudah masuk ke dalam grup Gojek, hingga Qasir, Pawoon, dan lain-lain.

Terkait pencatatan finansial, beberapa waktu terakhir startup-startup baru juga bermunculan, misalnya BukuWarung dan BukuKas. Keduanya sudah mendapatkan pendanaan pra-seri A untuk melakukan perluasan bisnis di seluruh Indonesia, menyasar peritel mikro.

Digitalisasi ritel konvensional juga akan membutuhkan waktu yang panjang. Karena sifatnya harus menyeluruh dan membentuk ekosistem, yang berarti tidak hanya dari sisi pedagang yang difasilitasi, namun dari sisi konsumen. Sementara trennya adopsi layanan e-money di kalangan masyarakat memang terus meningkat. Hanya saja, pemainnya pun sudah semakin banyak dengan persangian yang sangat ketat.

Aplikasi khusus untuk merchant

Mengklaim lebih dari platform kasir biasa, Youtap di Indonesia yang merupakan buah dari joint venture Salim Group dan Youtap Global, sebuah perusahaan teknologi yang berasal dari Selandia Baru. Melalui aplikasinya, semua pemilik UKM bisa lebih mudah membuat laporan keuangan, pendataan barang, hingga fitur notifikasi yang dibuat secara personal.

“Notifikasi ini cara kerjanya serupa dengan chat app seperti WhatsApp. Setiap pagi kami mengingatkan jumlah penjualan dari warung atau pemilik bisnis agar bisa lebih semangat lagi menjalankan bisnis setiap harinya,” kata Head of Product Development Youtap M. Syaiful Anam.

Meskipun untuk pilihan Basic bisa diakses secara gratis, namun bagi pengguna yang ingin menikmati berbagai fitur tambahan dan alat khusus bisa memilih cara berlangganan. Selain lebih mudah dan mempercepat proses, Youtap juga terus menerima masukan dari merchant, terkait dengan fitur baru atau tools apa yang diinginkan dan tentunya dibutuhkan oleh merchant. Mulai dari home delivery hingga proses untuk mempromosikan secara digital kepada target pelanggan lebih luas lagi.

“Salah satu feedback yang kami terima sudah kami realisasikan, dan rencananya satu bulan ke depan akan kami luncurkan fitur baru yang bisa bermanfaat bagi merchant saat pandemi ini,” kata Syaiful.

Application Information Will Show Up Here

Grab to Expand User Base, Evolving GrabFood Merchant Into GrabMerchant

Grab replaced the GrabFood Merchant for culinary merchants with the GrabMerchant application. The objective is for Grab to reach more GrabFood culinary merchants, as well as non-culinary merchants, to join GrabMart.

Grab Indonesia’s Managing Director, Neneng Goenadi explained, GrabMerchant is a one-stop solution to take more micro-businesses independently to the digital world. As well as accessing all Grab services which relevant to their business inquiries, starting with the delivery service for food, goods, non-cash payments, and so on.

Moreover, she quoted the data on 13% of Indonesia’s small and micro businesses that have just entered the digital world. In other words, there are still 87% of other businesses still uncovered. Meanwhile, looking at the current situation in Southeast Asia, only 34% of businesses have gone digital.

“Covid-19 pandemic causes significant changes in consumer behavior towards online-based services throughout the world. This also triggers the creation of various innovations in Indonesia, on the other hand, creates the risk of widening the digital gap. […] SMEs should start the digital transformation. The Grab Merchant platform is a form of our long-term commitment,” she explained in an online press conference on Thursday (11/6).

Press Conference - Peluncuran GrabMerchant App / Grab
Press Conference – GrabMerchant App launching / Grab

Further explained, of all GrabFood merchants which joined in Grab, around 80% of them are micro and medium businesses. They have been directed to switch to the latest application. In the Grab consumer application, the merchant marker has switched to a new application visible from the appearance of a blue checkmark.

GrabMart itself is a new feature released by Grab during the pandemic. This feature connects consumers with merchants who sell daily groceries and supply chains. In addition, in Indonesia, Grab collaborates with nine traditional markets for consumers to shop for meat, fish, agricultural products, and others at affordable prices.

GrabMerchant features

GrabMerchant is available in the form of applications and websites, which are equipped with features to help merchants manage daily business operations and access business growth support features.

Meanwhile, the GrabMerchant website provides comprehensive information on business performance throughout the online store network. This site is accessible per July 2020.

The main features of GrabMerchant include:

1. Self registration: merchants can register and sell the fastest within 24 hours. The registration process is fully carried out digitally and merchants can see the registration status in real-time through the application.

2. Profile of the owner, store manager and cashier for extra security: this application included three user profiles. As from the owner who have full access to various GrabMerchant services and features, such as operational management, business performance monitoring and analysis, payment settlement, inventory management, marketing campaigns, to filing financial facilities.

Next, the store manager’s profile helps the owner supervise and manage the day-to-day operations of the store, and the cashier profile is only used to use the payment and order management functions.

Grab parties ensure that there is no limit to the number of employees who can access the application, as long as they have an email account and a registered telephone number.

3. Wholesale: Grab works with partners providing basic ingredients such as TaniHub and Sayurbox. Merchants can purchase supplies and materials at wholesale prices, while enjoying the convenience of a one-day delivery service. This feature is available for 100 thousand merchants in several regions in seven cities in Indonesia.

4. Marketing: merchants can advertise to increase customer awareness and increase sales. Here merchants can create banner ads and search ads, choose the target audience, and access real-time ad performance through easy-to-understand reports. In addition, the advertising budget installed can be adjusted to the merchant’s pocket, starting at $ 1 per day. This feature was only available in July 2020.

5. Business reports: this feature gives merchants an overview of their business in terms of sales performance, operational efficiency, customer spending habits, and effectiveness of the marketing campaigns conducted. These insights can help them find new business opportunities. Just like the previous feature, this feature will be present in July 2020.

For the record, the closest competitor Grab also has a similar application to target culinary merchants, namely GoBiz, a merchant super-app. Its function is to arrange delivery, payment (at outlets and online), business management (POS and keyboard for online stores).


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Perluas Target Pengguna, Grab Ubah GrabFood Merchant Menjadi GrabMerchant

Grab menghapus aplikasi khusus merchant kuliner GrabFood Merchant dan menggantinya dengan aplikasi GrabMerchant. Tujuannya agar Grab bisa menjangkau lebih banyak merchant kuliner GrabFood, juga non-kuliner untuk bergabung di GrabMart.

Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menjelaskan, GrabMerchant adalah solusi satu pintu untuk menggaet lebih banyak usaha mikro masuk ke dunia digital secara mandiri. Serta mengakses seluruh layanan Grab yang relevan dengan kebutuhan bisnis mereka, mulai dari layanan pesan antar makanan, barang, pembayaran non-tunai, dan sebagainya.

Terlebih itu, dari data yang ia kutip, usaha kecil dan mikro Indonesia yang baru masuk ke dunia digital baru 13%. Dengan kata lain, masih ada 87% usaha lainnya yang belum tersentuh. Adapun, bila melihat kondisi di Asia Tenggara, baru 34% usaha yang sudah go digital.

“Covid-19 menyebabkan perubahan perilaku konsumen yang signifikan terhadap layanan berbasis online di seluruh dunia. Hal tersebut turut memicu terciptanya berbagai inovasi di Indonesia, namun di sisi lain menimbulkan risiko semakin lebarnya kesenjangan digital. [..] UMKM harus segera melakukan transformasi digital. Platform Grab Merchant ini salah satu wujud komitmen jangka panjang kami,” terangnya dalam konferensi pers secara online, Kamis (11/6).

Press Conference - Peluncuran GrabMerchant App / Grab
Press Conference – Peluncuran GrabMerchant App / Grab

Dijelaskan lebih jauh, dari seluruh merchant GrabFood yang sudah bergabung di Grab, sekitar 80% di antaranya adalah usaha mikro dan menengah. Mereka sudah diarahkan untuk beralih ke aplikasi terbaru. Di aplikasi konsumer Grab, penanda merchant sudah beralih ke aplikasi baru terlihat dari munculnya tanda centang biru.

GrabMart itu sendiri merupakan fitur baru yang dirilis Grab saat pandemi terjadi. Fitur ini menghubungkan konsumen dengan merchant yang menjual kebutuhan sehari-hari dan bahan pokok. Tak hanya itu, di Indonesia saja, Grab menggaet sembilan pasar tradisional sehingga konsumen bisa belanja daging, ikan, hasil bumi, dan lainnya dengan harga terjangkau.

Fitur GrabMerchant

GrabMerchant tersedia dalam bentuk aplikasi dan situs web, yang dilengkap dengan fitur-fitur untuk membantu merchant mengelola operasional bisnis sehari-hari dan mengakses fitur-fitur penunjang pertumbuhan bisnis.

Sementara itu, situs web GrabMerchant menyediakan informasi komprehensif mengenai kinerja bisnis di seluruh jaringan toko online yang mereka jalankan. Situs ini baru bisa diakses pada Juli 2020 mendatang.

Fitur-fitur utama dari GrabMerchant antara lain:

1. Pendaftaran mandiri: merchant dapat mendaftar dan berjualan paling cepat dalam jangka waktu 24 jam. Proses pendaftaran sepenuhnya dilakukan secara digital dan merchant dapat melihat status pendaftaran secara real-time melalui aplikasi.

2. Profil pemilik, pengelola toko, dan kasir untuk keamanan ekstra: aplikasi ini dilengkapi dengan tiga profil pengguna. Mulai dari profil pemilik yang bisa mengakses penuh ke berbagai layanan dan fitur GrabMerchant, seperti manajemen operasional, pemantauan dan analisis kinerja bisnis, pelunasan pembayaran, manajemen inventaris, kampanye pemasaran, hingga pengajuan fasilitas keuangan.

Berikutnya, profil pengelola toko untuk membantu pemilik mengawasi dan mengelola operasional toko sehari-hari, dan profil kasir hanya digunakan untuk menggunakan fungsi pembayaran dan pengelolaan pesanan.

Pihak Grab memastikan tidak ada batasan jumlah karyawan yang bisa mengakses aplikasi tersebut, asalkan memiliki akun email dan nomor telepon yang didaftarkan.

3. Grosir: Grab bekerja sama dengan mitra penyedia bahan-bahan pokok seperti TaniHub dan Sayurbox. Merchant dapat membeli persediaan dan bahan-bahan dengan harga grosir, sekaligus menikmati kenyamanan layanan pengiriman barang satu hari sampai. Fitur ini tersedia untuk 100 ribu merchant di beberapa wilayah di tujuh kota di Indonesia.

4. Pemasaran: merchant dapat beriklan untuk meningkatkan awareness pelanggan dan meningkatkan penjualan. Di sini merchant dapat membuat iklan banner dan iklan pencarian, memilih sasaran audiens, dan mengakses kinerja iklan secara real-time melalui laporan yang mudah dipahami. Di samping itu, budget iklan yang dipasang dapat disesuaikan dengan kantong merchant, mulai dari $1 per hari. Fitur ini baru tersedia pada Juli 2020.

5. Laporan bisnis: fitur ini memberikan merchant gambaran tentang bisnis mereka dari sisi kinerja penjualan, efisiensi kegiatan operasional, kebiasaan belanja pelanggan, dan efektivitas dari kampanye pemasaran yang dilakukan. Insight tersebut bisa membantu mereka menemukan peluang bisnis baru. Sama seperti fitur sebelumnya, fitur ini akan hadir pada Juli 2020.

Sebagai catatan, kompetitor terdekat Grab juga memiliki aplikasi sejenis untuk menyasar merchant kuliner, yakni GoBiz, super-app khusus merchant. Fungsinya untuk mengatur pesan antar, pembayaran (di outlet dan online), pengelolaan usaha (POS dan keyboard untuk toko online).

Application Information Will Show Up Here

Gandeng Ibu Rumah Tangga, LaundryTaxi Hadirkan Layanan “Laundry On-Demand”

Mengusung konsep “sharing economy“, layanan laundry on demand LaundryTaxi hadir menjawab kebutuhan masyarakat di Jakarta dan sekitarnya. Berbeda dengan layanan laundry on-demand lainnya yang kebanyakan bermitra dengan gerai cuci kiloan hingga gerai laundry, LaundryTaxi justru menggandeng ibu-ibu rumah tangga yang berminat untuk menjadi merchant memanfaatkan mesin pencuci pakaian di rumah masing-masing.

Kepada DailySocial Co-Founder LaundryTaxi, Muhamad Yulianto menyebutkan, saat ini permintaan dari masyarakat terkait dengan jasa laundry on demand makin bertambah, namun layanan yang disediakan oleh perusahaan startup kurang mencakup permintaan pelanggan. Beberapa hal yang bisa dioptimalkan misalnya terkait biaya antar jemput, jarak antara jasa laundry, dan harga jasa per kilo.

“Maka dari itu LaundryTaxi mempunyai solusinya, dengan sistem sharing economy, maka jangkauan pelanggan ke jasa laundry terdekat akan semakin banyak. Ditambah lagi gratis antar jemput oleh kurir dan harga jasa yang relatif murah. Karena jasa LaundryTaxi tidak membutuhkan biaya sewa gedung, modal mesin cuci dan bayar pegawai. Semua peralatan telah disiapkan oleh merchant kami sendiri,” jelas Yulianto.

Memiliki rencana untuk melayani seluruh kawasan Jabodetabek, saat ini LaundryTaxi baru memiliki tiga merchant di wilayah Cipondoh, Poris, Green Lake Tangerang dan sekitarnya. Sementara jumlah pengguna aktif LaundryTaxi berjumlah 80 orang.

“Standar harga untuk jasa cuci gosok adalah Rp6.000/kg. Kami akan memberikan Rp3.500/kg untuk merchant, Rp1.500/kg untuk jasa kurir, dan Rp1.000 untuk komisi LaundryTaxi,” ujar Yulianto.

Pelanggan yang ingin menggunakan jasa LaundryTaxi bisa mengakses langsung di situs. Dengan proses yang mudah tanpa harus mendaftar terlebih dulu, cukup mengisi nama, nomor telepon, dan lokasi pick-up, pelanggan sudah bisa mulai memesan jasa LaundryTaxi.

“Nantinya kurir kami akan segera menjemput pakaian dan menimbang langsung di tempat pelanggan. Lalu kurir akan mengirim pakaian ke merchant terdekat untuk segera dikerjakan. Dalam waktu dua hari pakaian bersih sudah siap diantarkan kembali oleh kurir ke tempat pelanggan,” kata Yulianto.

Saat ini sudah ada layanan laundry on demand yang beroperasi di kawasan Jakarta. Pada umumnya menawarkan proses antar-jemput dengan pilihan harga menengah hingga premium. Kualitas cucian pun bisa disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Di antaranya Taptopic dan KliknKlin.

Menjalankan bisnis secara bootstrap

LaundryTaxi belum melakukan penggalangan dana, bisnis dijalankan sepenuhnya menggunakan pendapatan yang diperoleh dari komisi dari setiap transaksi yang dilakukan. Namun demikian untuk mempercepat pertumbuhan, LaundryTaxi berencana untuk segera melakukan fundraising.

Hingga akhir tahun 2018, LaundryTaxi memiliki target yang ingin dicapai, di antaranya mendapatkan 200 merchant di wilayah Jabodetabek, melancarkan kegiatan pemasaran yang lebih masif seperti memberikan promo untuk mengakuisisi lebih banyak pelanggan baru.

“LaundryTaxi mempunyai keunggulan, di antaranya lebih scalable untuk mencari membuka cabang dan menambah merchant, karena banyak sekali ibu-ibu rumah tangga yang ingin mendapatkan penghasilan sendiri di rumah. Dan dari sisi bisnis, LaundryTaxi bisa lebih efisien untuk segi operasional, karena seluruh pekerjaan jasa laundry dikerjakan oleh merchant,” kata Muhamad.

Targeting Online Business, Doku Launches Integrated Web Portal Doku Merchant

Following PinjamDoku launching, Doku e-wallet, a service is to help users in shopping online without credit card or bank account, launches its latest product called Doku Merchant. They rolled out the latest service for businessman who sells intensely on social media, startup, and communities, whether they have online stores or not, up to the large companies with its own internal system.

“Doku Merchant is the fastest way for businessman to start a business immediately and receive payments online. This portal can cut-off semi-manual on-boarding process to be brief and in order,” said Nabilah Alsagoff, DOKU’s COO.

The features in this web portal are still in its finishing touch. However, for merchants or businessman interested, they can directly access the site.

Integrated with two main features

The two main features are reporting and market analytics which integrated in DOKU Merchant web portal. It is expected to help merchants to monitor sales, analyse user habit, and provide projections of their online store’s sales trend.

“Doku Merchant’s web portal provided with reporting & market analytics new features is ready to support any kinds of businesses, the point is one access to support every business. Our reporting & market analytics feature is very helpful for merchants in controlling, analysing, projecting and planning their business strategies,” Alsagoff said.

In addition, Doku also provides quick access for merchants in need for funding to develop their business. Quick access to P2P lending is provided only to those who joins for at least 6 months with good transaction history.

To make it easier in monitoring all activities, Doku Merchant is capable for remote management and provide businessman with an easy mobile management.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Targetkan Bisnis Online, Doku Luncurkan Portal Web Terintegrasi Doku Merchant

Setelah meluncurkan PinjamDoku, layanan e-wallet Doku yang berfungsi memudahkan para pengguna berbelanja online tanpa perlu memiliki kartu kredit atau rekening bank, kembali meluncurkan layanan terbaru bernama Doku Merchant. Layanan terbaru ini dihadirkan untuk pelaku usaha yang gencar berjualan di media sosial, startup ,dan UKM yang sudah memiliki toko online maupun yang belum, sampai dengan perusahaan besar yang sudah memiliki sistem internal sendiri.

“Doku Merchant adalah cara tercepat bagi para pemilik usaha untuk segera memulai bisnis dan menerima pembayaran secara online. Portal ini dapat memangkas proses on-boarding yang sebelumnya semi-manual menjadi lebih ringkas dan sistematis,” kata COO DOKU Nabilah Alsagoff.

Fitur yang bisa diakses di web portal ini diklaim masih dalam tahap penyempurnaan. Namun demikian bagi merchant atau pemilik usaha yang tertarik untuk mengakses bisa langsung membuka situs tersebut.

Terintegrasi dengan dua fitur unggulan

Dua fitur unggulan Doku Merchant ini adalah fitur reporting dan market analytics baru yang terintegrasi dalam web portal DOKU Merchant. Diharapkan dapat membantu para merchant untuk lebih dekat memantau pergerakan penjualan, menganalisa kebiasaan pelanggan, serta memberikan proyeksi tren penjualan di toko online mereka.

“Web portal Doku Merchant yang dilengkapi dengan fitur reporting & market analytics baru ini siap mendukung bisnis jenis apa saja, intinya satu akses untuk mendukung semua jenis bisnis. Fitur reporting & market analytics kami sangat membantu para merchant untuk mengontrol, menganalisa, memproyeksikan serta merencanakan strategi bisnis yang sedang dijalankan,“ kata Nabilah.

Selain dua fitur tersebut, Doku juga memberikan akses cepat bagi para merchant yang ingin mengembangkan bisnis dan memerlukan modal usaha tambahan. Akses cepat ke P2P lending ini DOKU berikan untuk para merchant yang bergabung dengan DOKU setidaknya 6 bulan dengan history transaksi yang baik.

Untuk memudahkan pengguna memonitor semua aktivitas, Doku Merchant dapat dioperasikan di lokasi yang berbeda (remote management) memberikan kemudahan bagi pemilik usaha menjalankan bisnisnya secara mobile.

Application Information Will Show Up Here

Alfacart Versi 2.0 Akan Sinergikan Konsep O2O untuk Warung dan Toko Tradisional

Setelah menjalankan usaha selama 10 bulan, layanan e-commerce Alfacart berencana untuk melancarkan strategi baru. Masih mengandalkan skema online-to-offline (O2O), jelang HUT Alfacart yang pertama, kerja sama dengan merchant akan diperluas ke jaringan external.

Jika sebelumnya mengedepankan kerja sama dengan 90% gerai Alfamart di Indonesia, kini layanan e-commerce besutan PT Sumber Alfaria Trijaya ini akan menggandeng warung, toko tradisional dan ritel offline lainnya sebagai jaringan O2O. Inisiatif akan dihadirkan bersama pembaruan versi 2.0 dari sistem Alfacart.

“Alfacart versi 2.0 ini kami usung setelah melihat perkembangan perusahaan kami yang begitu pesat melalui strategi O2O yang telah kami pilih ketika masuk saat itu serta mempertimbangkan kebutuhan masyarakat modern di Indonesia. Selama 10 bulan ini kami melihat, konsep O2O telah menjadi kunci keberhasilan Alfacart.com menjadi e-commerce terbesar di Indonesia untuk barang kebutuhan sehari-hari,” kata CEO Alfacart Catherine Sutjahyo.

Strategi ini diambil oleh Alfacart dengan harapan dapat menambah lebih banyak lagi jumlah jaringan O2O di luar grup Alfamart yang selama ini menjadi andalan dari Alfacart. Nantinya komunitas tersebut akan dikumpulkan menjadi Kios AKU (Alfacart Komunitas Usaha).

Hingga kini tercatat 7 mitra (diluar Alfamart) telah bergabung dengan komunitas AKU. selain menambah jumlah mitra, Alfacart juga sudah mulai melakukan uji coba (Beta test) untuk penggunaan barcode untuk mitra baru tersebut selama 1 bulan terakhir. Nantinya penggunaan barcode bukan hanya untuk gerai Alfamart saja tapi semua warung hingga toko tradisional yang telah bergabung dalam AKU.

“Tidak dapat dipungkiri O2O sudah menjadi kebutuhan semua layanan e-commerce jika ingin bertahan di bisnis ini. Berdasarkan pengalaman kami ditahun 2016 lalu sekitar 80% konsumen masih memilih untuk membayar transaksinya secara tunai di payment point kami, tidak hanya itu 70% konsumen juga menginginkan fleksibilitas dalam mengambil barang belanjaannya di Pick Up Point kami ” ujar Catherine.

Perluas kemitraan dengan UKM dan brand ternama

Fokus baru Alfacart yang berupaya untuk menggandeng lebih banyak jaringan luar dari kalangan UKM juga akan didukung dengan kegiatan pemasaran yang akan dilakukan. Terutama untuk membantu membesarkan UKM Indonesia dan juga bekerja sama dengan brand besar seperti Samsung, Unilever, Danone, L’oreal, hingga Nutricia.

“Manajemen melihat perubahan ini sangat baik dan harus dilakukan. Maka sesegera mungkin versi 2.0 akan kami rampungkan. Dari sekarang kami sudah memulai membangun infrastrukturnya. Harapan kami dengan versi 2.0, Alfacart.com dapat lebih melesat di tahun ini serta mendorong pertumbuhan e-commerce di Indonesia” tutup Catherine.

Application Information Will Show Up Here