Nvidia Rilis GPU Flagship Baru RTX 3080 Ti, RTX 3070 Ti akan Menyusul

Meskipun masih dihantui dengan keterbatasan stok karena pandemi, mining, dan juga para penimbun. NVIDIA tetap berusaha untuk menghadirkan produk barunya di 2021 ini lewat RTX 3080 Ti dan juga RTX 3070 Ti.

Varian terbaru yang lebih kencang ini diumumkan pada gelaran event virtual Computex 2021. Dua kartu grafis ultra high-end tersebut diluncurkan untuk mengisi celah di antara jajaran kartu grafis RTX 30 series mereka sebelumnya.

RTX 3080 Ti (Image credit: NVIDIA)

RTX 3080 Ti memiliki tampilan dan bahkan spesifikasi yang mendekati kakak tertingginya yaitu RTX 3090. NVIDIA melakukan peningkatan di hampir seluruh komponen untuk RTX 3080 Ti yang membuatnya jauh meninggalkan RTX 3080. Satu-satunya yang diturunkan pada RTX 3080 Ti dari pendahulunya adalah kecepatan clock (base/boost) yang kini menjadi 1,37Ghz/1,67Ghz dari sebelumnya 1,44Ghz/1,71 Ghz.

Sesaat setelah dirilis pada 3 Juni lalu, para tech reviewer langsung memberikan pendapatnya tentang pengujian mereka terhadap RTX 3080 Ti. Mayoritas mereka mengaku kecewa dengan GPU baru ini. Selain karena masalah performanya yang ternyata tak signifikan di atas RTX 3080, para reviewer juga mempertanyakan keputusan NVIDIA untuk merilis varian terbaru dari GPU flagship mereka dengan harga yang jauh lebih mahal ketimbang memenuhi permintaan para gamer terhadap kartu grafis gaming yang sudah ada.

Gamer Nexus bahkan mengatakan dalam video-nya bahwa RTX 3080 Ti ini adalah buang-buang uang karena mereka merasa bahwa GPU ini seakan memaksa para gamer untuk membeli kartu grafis yang lebih mahal dengan peningkatan yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan terutama untuk gaming. Hardware Canucks juga menyebutkan bahwa selama NVIDIA belum mampu menyetabilkan stoknya di pasaran, RTX 3080 Ti tetap akan menjadi sasaran empuk dari para penimbun yang akan menaikkan harganya gila-gilaan.

RTX 3070 Ti (Image credit: NVIDIA)

Di sisi lain, RTX 3070 TI juga mendapatkan peningkatan spesifikasi yang serupa, meskipun tidak sesignifikan RTX 3080 Ti. Sektor VRAM mendapat peningkatan generasi ke GDDR6X mengikuti kakaknya yang lebih tinggi. Meskipun besarnya masih sama dari versi non Ti yaitu 8GB. NVIDIA juga tetap memberikan peningkatan performa mulai dari CUDA cores hingga Clock (base/boost) yang bahkan membuat kebutuhan daya untuk kartu grafis baru ini menjadi 290W dari 220W di versi non Ti.

Image credit: NVIDIA

RTX 3070 Ti (Image credit: NVIDIA)RTX 3070 Ti dibanderol $599 (Rp 8,5 jutaan), naik sebesar $100 atau sekitar Rp1,5 jutaan dari versi non Ti-nya. Sedangkan RTX 3080 Ti dibanderol $1.199 (Rp 17 jutaan), jauh meninggalkan versi non Ti-nya yang dibanderol $699 (Rp10 jutaan).

Harga di atas adalah untuk varian Founder Edition dari NVIDIA, sedangkan untuk versi reference dari brand-brand lain tentu harganya akan bervariasi. RTX 3080 Ti sendiri kini sudah dirilis resmi ke pasaran, sedangkan RTX 3070 Ti akan dirilis nanti tanggal 10 Juni 2021.

Penjualan CMP, GPU Khusus Mining dari Nvidia, Mencapai Rp8 Triliun dalam 6 Bulan

Tren mining atau penambangan cryptocurrency memang jadi salah satu sebab derita para gamer PC karena membuat harga kartu grafis meroket dan bahkan mengalami kelangkaan stok hingga tahun ini.

Dari laporan keuangan yang baru saja dikeluarkan oleh NVIDIA, kelihatannya kelangkaan kartu grafis ini akan berlangsung cukup lama karena NVIDIA mencatatkan bahwa pada kuartal pertama 2021 ini mereka telah menjual CMP ( Cryptocurrency Mining Processors) atau prosesor grafis khusus mining cryptocurrency dengan keuntungan sebesar US$155 juta atau Rp2,2 triliun.

NVIDIA sendiri percaya diri bahwa kartu grafis khusus mining-nya tersebut akan terjual dua kali lipat pada kuartal kedua tahun ini yang berarti hingga 30 Juni 2021 mendatang. NVIDIA melaporkan perkiraan sebanyak US$400 juta atau Rp5,7 triliun.

Image credit: jcutrer

CFO dari Nvidia, Collete Kress juga mengatakan bahwa produk CMP mereka memang sengaja diluncurkan untuk memenuhi permintaan terhadap mining. GPU CMP ini memang dioptimalkan secara performa dan juga efisiensi untuk mining, sehingga kartu grafis ini tidak memenuhi spesifikasi kartu grafis gaming mereka yaitu GeForce.

Nvidia juga menjamin bahwa produksi CMP ini tidak akan mempengaruhi produksi dan suplai dari kartu grafis GeForce mereka untuk para gamer. Ada dua kartu CMP Nvidia yang sudah dirilis yaitu 30HX dan 40HX, sedangkan Nvidia akan segera mirilis versi lebih tingginya yaitu 50HX dan 90HX.

2 kartu CMP baru inilah yang diyakini oleh Nvidia akan meningkatkan penjualannya hingga dua kali lipat karena keduanya menawarkan performa mining yang jauh lebih tinggi dari dua kartu sebelumnya.

ASUS CMP 40 HX (image credit: videocardz)

Bila prediksi dari NVIDIA nantinya menjadi kenyataan maka dalam waktu 6 bulan di 2021 ini saja mereka akan berhasil menjual kartu CMP ini dengan keuntungan $555 juta atau sekitar Rp 7,9 triliun. Yang berarti akan membutuhkan banyak stok dari GPU CMP.

Namun setidaknya, semoga keberadaan kartu grafis khusus mining ini membuat kelangkaan kartu grafis gaming Nvidia GTX dan RTX yang terjadi sejak tahun kemarin ini bisa kembali normal di pertengahan tahun nanti. Dan mungkin, bila beruntung, bisa menurunkan harganya ke harga normal seperti sedia kala.

Global Esports Games 2021 Digelar di Singapura, Garena Adakan Turnamen Free Fire di Amerika Latin

Minggu lalu, ada beberapa berita menarik terkait dunia esports. Salah satunya, Garena menggelar turnamen Free Fire off-season untuk gamers profesional dan influencers asal Amerika Latin. Sementara itu, League of Legends Worlds 2020 dinobatkan sebagai kompetisi olahraga dengan dampak finansial terbesar di Shanghai sepanjang tahun lalu. Legionfarm juga baru saja mendapatkan investasi sebesar US$6 juta.

Garena dan 3C Gaming Selenggarakan Latin America Clash 2021

Garena mengadakan Latin America Clash (LAC) pada minggu lalu. Turnamen Free Fire off-season yang mempertemukan gamers profesional dengan influencers dari Amerika Latin diselenggarakan pada 10-14 Mei 2021. Turnamen itu digelar oleh 3C Gaming dan mengadu 48 tim, dengan total hadiah US$25 ribu, lapor Esports Insider. Setiap hari selama LAC, semua tim mengikuti pertandingan dalam lima mode yang berbeda, yaitu Battle Royale, MVP, CS All-Stars, Solo King, dan Dream Squad. Turnamen Free Fire itu dimenangkan oleh Golden Boys.

League of Legends World 2020 Berikan Dampak Ekonomi US$4,6 Juta ke Shanghai

Shanghai Sports Bureau (SSB) baru saja meluncurkan daftar 15 acara olahraga dengan dampak finansial terbesar untuk Shanghai pada 2020. League of Legends World Championship 2020, turnamen esports terbesar sepanjang tahun lalu, duduk di posisi dua, hanya kalah dari Shanghai Marathon. Menariknya, beberapa turnamen esports juga masuk dalam daftar tersebut. Contohnya, Esports Shanghai Masters di peringkat 6, Peacekeeper Elite World Champion Cup di peringkat 7, League of Legends Pro League Spring dan Summer Split di peringkat 10 dan 13, menurut laporan The Esports Obsercer.

League of Legends World Championship 2020 diadakan di Shanghai.

SSB menjelaskan, ada tiga karakteristik yang mereka gunakan untuk membuat daftar ini. Ketiga hal itu adalah popularitas (40%), tingkat profesionalisme (40%), dan kontribusi pada ekonomi (20%). SSB mengungkap, Worlds 2020 memberikan kontribusi sebesar US$4,6 juta pada perekonomian lokal Shanghai dan menyumbangkan US$483 ribu dalam bentuk pajak. Sebagai perbandingan, Shanghai Marathon memberikan dampak finansial langsung sebesar US$7,66 juta dan berkontribusi US$818 ribu pada pajak.

NVIDIA Dukung Program Edukasi Neverest

NVIDIA menjadi rekan terbaru dari organisasi esports Brasil, Neverest, untuk menjalankan program edukasi mereka, Neverest Hub. Dengan ini, NVIDIA akan bisa mempromosikan Reflex, teknologi terbaru NVIDIA yang fokus pada performa competitive gaming, di Neverest Hub. Saat ini, Neverest Hub fokus pada game Counter-Strike: Global Offensive. Namun, kerja sama NVIDIA dengan Neverest juga mencakup tim di game-game lain.

“Keputusan NVIDIA ini membantu kami untuk memecahkan salah satu masalah yang paling sering dihadapi oleh para gamers, yaitu ketiadaan dukungan untuk mencari tahu cara memberikan performa terbaik dari peralatan yang mereka punya,” kata CEO Neverest, Camilo Martins pada The Esports Observer. “Kami senang karena sekarang, kami akan bisa menjangkau lebih banyak gamers berkat bantuan salah satu perusahaan game paling inovatif di dunia.”

Singapura Jadi Tuan Rumah dari Global Esports Games 2021

Global Esports Federation mengungkap tiga kota yang akan menjadi tuan rumah dari Global Esports Games dalam dua tahun ke depan. Ketiga kota itu adalah Singapura untuk 2021, Istanbul untuk 2022, dan Riyadh untuk 2023. Global Esports Games merupakan kegiatan yang diadakan setiap tahun pada Desember. Acara itu akan mempertemukan kompetisi esports dengan musik dan hiburan. GEG akan mengadu tim-tim esports dari berbagai game esports.

Global Esports Games mengumumkan tiga kota yang akan menjadi tuan rumah dalam tiga tahun.

“Global Esports Games pertama akan diadakan pada Desember tahun ini. Event tersebut merupakan kesempatan untuk menampilkan esports ke dunia,” kata Presiden Singapore Esports Association (SGEA), Ng Chong Geng, seperti dikutip dari Antara. “Kami bersyukur mendapat kesempatan untuk menjadi tuan rumah dari acara penting ini.”

Platform Legionfarm Dapatkan Investasi US$6 Juta

Legionfarm, platform gaming yang memungkinkan gamers amatir bermain dengan pemain profesional, menyebutkan bahwa mereka telah mendapatkan pendanaan Seri A sebesar US$6 juta. Beberapa investor yang ikut menanamkan investasi pada Legionfarm adalah SVB, Y Combinator, Scrum VC, Kevin Lin, Altair Capital, Ankur Nagpal, dan lain sebagainya. Pada awal tahun lalu, Legionfarm meluncurkan Y Combinator. Fitur itu memungkinkan pemain profesional untuk mendapatkan pemasukan ekstra dengan menjadi pelatih dari pemain amatir yang ingin meningkatkan performa gaming mereka, lapor TechCrunch.

Kategori Olahraga Tradisional Semakin Populer di Twitch

Kategori olahraga di Twitch tumbuh dengan pesat sejak ia diluncurkan pada Juli 2020. Menurut data dari Rainmaker.gg, total hours watched dari kategori olahraga di Twitch telah menembus 11 juta jam pada April 2021.

“Twitch mulai menjajaki konten olahraga sejak 2017. Namun, pada Juli tahun lalu, mereka memperkenalkan TwitchSports untuk menyediakan wadah bagi konten olahraga,” kata pendiri StreamElements, Doron Nir, seperti dikutip dari VentureBeat, “Kategori Sports di Twitch telah mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dalam 10 bulan terakhir. Pada awalnya, total hours watched kategori itu hanya mencapai 1 juta jam dan sekarang, angka itu naik ke lebih dari 10 juta jam.”

Nvidia Umumkan Grace, CPU Berbasis ARM Pertamanya untuk Data Center

Saat Nvidia mengumumkan rencananya untuk mengakuisisi ARM tahun lalu, banyak yang menilai langkah tersebut sebagai upaya Nvidia untuk merebut pangsa pasar di segmen chipset smartphone. Namun kala itu Jen-Hsun Huang (CEO Nvidia) menjelaskan bahwa yang bakal menjadi fokus mereka dalam waktu dekat justru adalah di bidang data center dan cloud.

Beliau rupanya tidak asal bicara. Nvidia baru saja memperkenalkan CPU berbasis ARM anyar yang mereka juluki Grace, diambil dari nama salah satu pionir dunia pemrograman komputer, Grace Hopper. Grace merupakan CPU pertama Nvidia yang dirancang untuk digunakan di komputer-komputer server pada sebuah data center, kurang lebih sama seperti lini CPU Intel Xeon maupun AMD EPYC.

Alasan mereka merancang Grace sebenarnya cukup sederhana. Nvidia membutuhkan CPU server yang mendukung interface NVLink, yang memungkinkan komunikasi antara CPU dan GPU dalam kecepatan yang sangat tinggi (minimal 900 GB/s), jauh di atas yang interface PCI Express tawarkan saat ini (kurang lebih 30x lebih cepat).

Dengan bandwith sekaligus kecepatan yang amat tinggi yang Grace tawarkan, Nvidia pun memandangnya sebagai CPU yang paling ideal untuk ditandemkan dengan generasi selanjutnya dari GPU kelas server buatan mereka. Untuk menggambarkan kinerja komputer server yang menggunakan Grace secara keseluruhan, Nvidia memakai skenario melatih sistem natural-language processing dengan satu triliun parameter.

Menurutnya, pekerjaan ini dapat dilakukan dengan kecepatan 10x lebih tinggi daripada jika menggunakan lini komputer server besutan mereka saat ini, yakni Nvidia DGX yang mengandalkan CPU berbasis arsitektur x86.

Anggap saja sekarang kita membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk melatih suatu sistem natural language processing. Dengan Grace, waktu yang diperlukan bisa dipangkas hingga menjadi tiga hari saja. Tidak heran apabila kemudian Nvidia langsung mendapatkan klien besar meski Grace sendiri sebenarnya baru akan dirilis di tahun 2023.

Ilustrasi superkomputer Alps / Nvidia
Ilustrasi superkomputer Alps / Nvidia

Klien yang dimaksud adalah Swiss National Supercomputing Centre (CSCS), yang saat ini tengah membangun sebuah superkomputer AI bernama Alps. Prediksinya, Alps bakal menjadi superkomputer dengan performa AI tercepat (20 exaflop) saat sudah rampung dibangun di tahun 2023 nanti.

Selain itu, Nvidia juga sudah punya niatan untuk menggunakan Grace pada Atlan, sebuah chipset baru yang Nvidia rancang untuk mobil kemudi otomatis, yang estimasinya bakal hadir di tahun 2025.

Apa yang Nvidia lakukan ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dari Apple. Apple, seperti yang kita tahu, memutuskan untuk merancang sendiri prosesor laptop berbasis ARM karena tidak puas dengan keterbatasan yang mereka jumpai pada prosesor berbasis arsitektur x86. Nvidia juga demikian, hanya saja konteksnya untuk komputer server ketimbang consumer.

Sumber: Engadget dan AnandTech.

[Review] Lenovo Legion 7i 15IMHg05: Laptop Gaming dengan GeForce RTX dan RGB

Pasar laptop gaming sampai saat ini masih diminati oleh banyak orang. Oleh karena itu, walaupun memiliki harga yang cukup tinggi namun penjualan laptop jenis ini tidak lah sepi. Salah satu laptop gaming yang cukup menarik adalah solusi dari Lenovo. Laptop tersebut adalah Lenovo Legion 7i dengan seri 15IMHg05.

Lenovo Legion 7i yang satu ini memang terlihat lebih tipis dibandingkan dengan laptop gaming pada umumnya. Laptop ini memiliki bobot yang hanya sekitar 2.1 kg saja. Bandingkan dengan bobot 3-4 kg yang dimiliki oleh laptop gaming lainnya. Laptop ini juga dihiasi dengan warna-warni RGB pada bagian dalam maupun luarnya.

Lenovo Legion 7i - Depan

Laptop ini dijual oleh Lenovo tentu saja untuk pangsa pasar gamer. Akan tetapi, ada pasa lain yang mereka tuju untuk penjualan Lenovo Legion 7i ini. Content creator dan mereka yang bekerja di dunia kreatif yang membutuhkan spesifikasi tertinggi, serta mereka yang membutuhkan mobilitas tinggi juga menjadi sasarannya.

Spesifikasi yang dimiliki oleh laptop Lenovo Legion 7i 15IMHg05 adalah sebagai berikut

Prosesor Intel Core i7 10875H 8 Core 16 Thread 2,3 GHz Turbo 5,1 GHz
GPU NVIDIA GeForce RTX 2070 Super Max-Q
RAM 16GB 2933MHz DDR4
Storage Samsung MZVLB1T0HBLR M.2 NVMe PCI-e Gen 3 1 TB
Layar 15,6 inci 1920×1080 144 Hz
WiFi 802.11 ax atau WiFi 6
Bobot 2.1 kg
Sistem operasi Windows 10 64 Bit
Dimensi 360 x 255 x 20 mm
Baterai 4 cell 80 Wh

CPU-Z dan GPU-Z mencatat spesifikasinya sebagai berikut

Unboxing

Didalam paket penjualannya, selain dokumen dan kartu garansi, hanya terdapat charger dan kabel listrik. Unit charger yang ada pada paket penjualannya tergolong cukup besar dan memiliki bobot yang berat. Hal ini tentu saja cukup mengganggu saat kita ingin membawanya ke luar rumah.

Lenovo Legion 7i - Charger

Desain

Walaupun tidak memiliki sertifikasi militer, namun laptop yang satu ini terasa sangat kokoh semenjak saya keluarkan dari paket penjualannya. Hal tersebut salah satunya karena penggunaan material aluminium pada badan Legion  7i ini. Hal tersebut juga akan terasa saat badannya diketuk dan akan menandakan bahwa build quality-nya cukup baik. Dengan warna hitam, laptop ini juga terlihat cukup keren.

Lenovo Legion 7i - Kiri

Layar dengan dimensi 15,6 inci ini menggunakan tipe IPS. Resolusi yang dimiliki adalah 1920 x 1080 dengan refresh rate 144 Hz. Layar ini juga sudah mendukung 100% Adobe sRGB serta Dolby Vision. Dan bingkai yang dimiliki oleh Lenovo Legion  7i ini pada bagian kanan, kiri dan atasnya di desain cukup tipis.

Keyboard yang digunakan pada Lenovo Legion 7i memiliki RGB LED backlit. Pada unit yang saya dapatkan ternyata mendukung software Corsair iCUE RGB yang bisa membuat warna backlit-nya sesuai dengan keinginan pengguna. Legion  7i menggunakan teknologi TrueStrike Keyboard yang memang responsif saat dipakai untuk bermain game. Desainnya sendiri juga merupakan full keyboard.

Lenovo Legion 7i - Kanan

Pada bagian bawah keyboard terdapat sebuah touchpad yang cukup responsif. Touchpad yang satu ini juga cukup nyaman saat ditekan pada bagian kanan dan kirinya. Hal ini tentu saja akan menambah tingkat kenyamanan pada saat bekerja untuk melakukan editing gambar dan video yang saya lakukan untuk tugas anak-anak saya saat sekolah di rumah.

Pada bagian kiri dari laptop ini akan ditemukan dua port USB-C (yang satu adalah Thunderbolt 3) dan audio 3,5 mm. Pada bagian kanannya ditemukan port USB 3.1 Gen 2. Di bagian belakangnya akan ditemukan dua buah port USB 3.1 Gen 2, sebuah HDMI 2.0, RJ45 Ethernet, Kensington lock, dan Power-in charge.

Lenovo Legion 7i - Belakang

Pada setiap sisinya, laptop ini juga memiliki ventilasi. Hal ini cukup baik mengingat kinerja tinggi membutuhkan alur pembuangan panas yang lebih terbuka. Untuk mengambil udaranya, laptop ini sendiri menyedotnya langsung dari bagian bawah.

Pengujian

Lenovo Legion 7i masih menggunakan prosesor Intel Core generasi ke 10. Pada unit yang saya dapatkan, prosesornya adalah Core i7-10875 yang memiliki 8 inti dan 16 thread dengan kecepatan 2,3 GHz serta dapat mencapai clock 5.1 GHz pada saat Turbo-nya menyala. Prosesor ini sendiri masih menggunakan proses pabrikasi 14 nm dengan TDP 45 watt.

Pada Intel Core i7-10875H terdapat IGP Intel UHD Graphics. Namun secara default, Lenovo sepertinya mematikan IGP tersebut. Setidaknya, seperti itulah yang saya temukan pada unit uji yang dikirimkan langsung dari Lenovo. Tentu saja, hal tersebut menyingkat waktu uji yang saya lakukan pada laptop yang satu ini.

Game

Sebuah laptop gaming tentu saja harus diuji dengan beberapa software permainan. Dengan menggunakan GeForce RTX 2070 Super Max-Q, laptop yang satu ini tentu saja sudah bisa menjalankan beberapa game dengan setting yang tinggi. Dipadu dengan Intel Core i7 yang memiliki clock tinggi juga akan membuat game akan jauh dari lag.

Lenovo Legion 7i - RGB Keyboard

Saya menggunakan beberapa game dalam menguji perangkat yang satu ini. Tentu saja, semua pengujian saya lakukan dengan memasang profile setting yang paling tinggi. Oleh karena layar yang digunakan hanya mendukung resolusi 1080p, tentu saja resolusi tersebut yang digunakan serta refresh rate 144 Hz. Selain dengan game, saya juga menggunakan 3DMark untuk menguji kinerja gaming-nya.

Berikut adalah hasil benchmark-nya.

Produktivitas dengan Sintetis

Laptop ini tidak hanya dipasarkan untuk para gamer yang ingin bermain game dengan lancar. Pasar lain yang dituju oleh Lenovo untuk menjual produk yang satu ini adalah para pembuat konten yang butuh sebuah komputer dengan kinerja tinggi. Hal tersebut tentu saja sangat berdampak saat melakukan editing video dan animasi.

Semua itu tergambar pada benchmark sintetis yang saya lakukan. CineBench dan GeekBench akan melakukan perhitungan kinerja dari prosesor Intel Core i7-10875H. Selain kedua benchmark tersebut, saya juga menggunakan PCMark 10 sebagai pengukur kinerja komputer untuk digunakan dalam bekerja sehari-hari.

Berikut adalah hasil dari benchmark tersebut

Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p dengan container file MP4. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop.

Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata bisa bertahan selama 6 jam 48 menit. Tentu saja saat digunakan dalam menggunakan Office ringan, hasilnya bisa jadi lebih lama. Tetapi jika digunakan untuk melakukan rendering video dan bermain game, sepertinya akan lebih cepat habis.

Verdict

Setiap tahun, sebuah produsen harus memperbarui spesifikasi laptop gaming-nya. Hal tersebut tentu saja agar kinerja yang dimilikinya lebih kencang dari tahun ke tahun. Berbicara mengenai kinerja yang kencang, Lenovo saat ini memiliki Legion 7i yang memiliki kinerja kencang. Hal tersebut tentu saja karena ramuan spesifikasi yang mereka miliki.

Kinerjanya yang kencang muncul berkat Intel Core i7-10875H dan GPU NVIDIA GeForce RTX Super Max-Q. Selain itu setting seperti RAM dengan Dual Channel juga dimiliki oleh perangkat ini sehingga performanya optimal. Oleh karena itu, sepertinya tidak ada kata lag saat bermain dengan Lenovo Legion 7i ini.

Lenovo Legion 7i

Lenovo menjual Legion 7i dengan harga Rp. 35.999.000 untuk versi dengan Intel Core i7 10875H dan RTX 2070 Super Max-Q. Tentunya, Lenovo masih memiliki varian lain yang menggunakan prosesor serta kartu grafis yang berbeda. Oleh karena itu, sesuaikan saja dengan kebutuhan Anda.

Sparks

  • Kinerja yang kencang untuk bermain game dan rendering
  • Build-nya kokoh
  • Menggunakan NVIDIA GeForce RTX 2070 Super Max-Q untuk gaming 
  • Layar mendukung 144 Hz
  • Menggunakan SSD NVMe PCIe
  • Daya tahan baterai yang bagus untuk sebuah laptop gaming

Slacks

  • Tidak ada slot SDCard
  • Walaupun tidak Throttle, namun cukup mengeluarkan panas
  • Dimensi charger yang cukup besar dan berat

Square Enix Bakal Rilis Mobile Game FF7, BioWare Hentikan Pengembangan Anthem Next

Minggu lalu, ada beberapa pengumuman menarik di dunia game. Square Enix mengungkap bahwa mereka akan meluncurkan mobile game dari Final Fantasy 7 ber-genre battle royale. Sementara BioWare memutuskan untuk berhenti mengembangkan Anthem Next agar mereka bisa fokus pada pengembangan game terbaru dari Mass Effect dan Dragon Age.

Square Enix Bakal Rilis Game Battle Royale Final Fantasy 7 di Mobile

Minggu lalu, Square Enix mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan game battle royale dari Final Fantasy 7 di Android dan iOS pada 2021. Game yang berjudul Final Fantasy 7: The First Soldier ini memiliki gameplay serupa dengan game multiplayer shooter lainnya. Hanya saja, di sini, Anda juga akan bisa menggunakan magic spells, summons, serta mengendarai Chocobo, lapor Polygon.

Trailer dari Final Fantasy 7: The First Soldier menunjukkan sedikit cerita dari game itu. Di video itu, diketahui bahwa Shinra Electric Company ingin memperkuat divisi militer mereka. Karena itu, mereka mengadakan program Soldier. Mereka lalu menguji para kandidat melalui First Soldier. Game battle royale ini mengambil setting waktu sebelum Final Fantasy 7.

Gaming dan AI Dorong Pemasukan NVIDIA Jadi US$5 Miliar

NVIDIA mengungkap, pemasukan mereka pada Q4 2020 — yang berakhir pada 31 Januari 2021 — mencapai US$5 miliar, naik 61% dari tahun lalu. Pemasukan NVIDIA ini melebihi perkiraan para analis. Alasan pemasukan NVIDIA tumbuh pesat adalah karena tingginya permintaan akan hardware gaming dan produk AI.

Colette Kress, Chief Financial Officer, NVIDIA menyebutkan, pemasukan NVIDIA dari divisi gaming dan datacenter naik karena masih banyak orang yang harus bekerja dan bersekolah dari rumah. Dia juga mengatakan, GeForce RTX 3600 laku keras di kalangan cryptocurrency miners, lapor VentureBeat.

Fokus ke Dragon Age dan Mass Effect, BioWare Hentikan Pengembangan Anthem Next

BioWare memutuskan untuk menghentikan pengembangan Anthem Next — versi reboot dari Anthem — agar bisa fokus pada Dragon Age dan Mass Effect. Anthem pertama kali dirilis pada Februari 2019. Game multiplayer shooter buatan BioWare itu mendapatkan banyak kritik karena ia memiliki banyak bug. Konten dari game itu juga dianggap kurang. BioWare lalu memberikan beberapa update untuk Anthem dan mengungkap bahwa mereka berencana merombak ulang game itu menjadi Anthem Next.

Anthem diluncurkan pada 2019.
Anthem diluncurkan pada 2019.

“Membuat game bukan hal mudah,” kata Executive Producer, BioWare, Christian Dailey, seperti dikutip dari VentureBeat. “Kami mengambil keputusan ini dengan berat hati. Ke depan, kami harus fokus untuk membuat game terbaru dari Dragon Age dan Mass Effect dan terus memberikan update yang berkualitsa untuk Star Wars: The Old Republic.”

Pemasukan MiHoYo Pada 2020 Hampir Mencapai US$800 Juta

Pemasukan MiHoYo pada 2020 hampir mencapai US$800 juta. Hal ini diungkapkan oleh Co-founder MiHoYo, Cai Haoyu di hadapan alumni Shanghai Jaotong University. Cai mengungkap, pemasukan MiHoYo naik dua kali lipat dari tahun 2019 berkat Genshin Impact. Padahal, game itu baru dirilis pada September 2020, lapor GamesIndustry. Setelah melihat kesuksesan Genshin Impact, MiHoYo juga memutuskan untuk menambah pegawainya. Pada akhir 2020, jumlah pegawai mereka naik 70% menjadi 2.400 orang.

Pemasukan Unity di Q4 2020 Naik 39% dari Tahun 2019

Unity baru saja mengumumkan laporan keuangan untuk Q4 2020 mereka. Selain itu, mereka juga membahas tentang keadaan keuangan mereka selama 2020. Kim Jabal, Chief Financial Officer, Unity mengungkap, pemasukan Unity pada Q4 2020 mencapai US$220,3 juta, naik 39% dari tahun lalu. Sementara pemasukan mereka selama 2020 mencapai sekitar US$950-970 juta, lapor Yahoo.

Unity juga mengungkap, pemasukan dari iklan di mobile game naik 8% pada tahun lalu. Genre game yang pemasukan iklannya naik pesat adalah card game dan trivia game. Genre olahraga menjadi satu-satunya genre game yang pemasukan dari iklannya tidak naik pada 2020. Sementara itu, jumlah game HD — yang Unity definisikan sebagai game untuk PC, macOS, dan platform desktop lainnya — naik 38% pada 2020, menurut laporan GamesIndustry.

Nvidia Luncurkan GPU Khusus untuk Crypto Mining

Seperti yang sudah kita ketahui, dunia sedang dilanda krisis kartu grafis. Begitu langkanya stok kartu grafis di pasaran, Nvidia sampai harus memproduksi kembali GPU lawas demi memenuhi demand.

Namun langkah tersebut jelas tidak bisa dijadikan satu-satunya solusi, dan Nvidia sadar betul soal itu. Berhubung salah satu alasan di balik kelangkaan stok kartu grafis adalah diborongnya produk tersebut oleh para penambang cryptocurrency, Nvidia pun memutuskan untuk membuat GPU khusus mining.

Nvidia CMP (Cryptocurrency Mining Processor), demikian nama dari GPU kategori khusus ini. Ada empat model yang ditawarkan: CMP 90HX, 50HX, 40HX, dan 30HX. Dua digit angka tersebut menggambarkan efisiensi masing-masing kartu dalam menambang cryptocurrency, spesifiknya Ethereum yang sedang naik daun belakangan ini.

Lebih jelasnya mengenai spesifikasi masing-masing model bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Nvidia CMP

Kalau kita perhatikan, spesifikasi tersebut rupanya cukup mirip dengan yang ditawarkan oleh lini GeForce. Kita ambil CMP 90HX sebagai contoh, yang memiliki hash rate 86 MH/s untuk Ethereum, dengan TDP 320 W dan memory sebesar 10 GB. Angka TDP dan memory-nya ini sama persis seperti GeForce RTX 3080, dan kartu tersebut juga tercatat memiliki Ethereum hash rate 86 MH/s atau lebih.

Bisa jadi itu hanya suatu kebetulan, sebab Nvidia memastikan bahwa eksistensi lini CMP ini tidak akan mempengaruhi suplai lini GeForce untuk kalangan gamer. Bisa jadi yang mereka gunakan untuk lini CMP adalah chip GeForce yang tidak lolos quality control, dan yang mengemas tipe memory di bawah GDDR6.

Yang mungkin bisa menjadi problem adalah, lini kartu Nvidia CMP ini tidak memiliki output video sama sekali, dan itu bisa berarti harga jual kembalinya rendah karena sudah pasti tidak akan laku jika ditawarkan ke kalangan gamer. Kemungkinan Nvidia bakal mengantisipasi hal ini dengan mematok harga yang sangat menggiurkan buat lini CMP.

Menariknya, Nvidia masih belum selesai. Mereka masih punya satu ‘jurus’ lagi untuk mencegah para crypto miner memborong habis stok kartu grafis yang sebenarnya ditujukan buat para gamer: kartu grafis anyar yang bakal mereka rilis dalam waktu dekat, RTX 3060, telah dimanipulasi demi menekan efisiensinya ketika dipakai untuk menambang Ethereum.

Caranya adalah dengan merancang software driver RTX 3060 agar dapat mendeteksi atribut spesifik dari algoritma yang digunakan untuk menambang Ethereum. Ketika terdeteksi, hash rate-nya otomatis akan dibatasi hingga 50%. Dengan kata lain, penambang yang menggunakan RTX 3060 hanya bisa meraup separuh keuntungan dari potensi aslinya, membuat kartu ini jadi kurang menarik untuk keperluan crypto mining.

Sumber: Nvidia.

Nvidia Luncurkan Plugin DLSS untuk Unreal Engine

Diluncurkannya Radeon RX 6000 Series pada akhirnya menghadirkan kapabilitas ray-tracing ke kubu merah (AMD). Sebelum ini, jika gamer ingin menikmati efek ray-tracing yang begitu memukau, mereka tidak punya pilihan lain selain memercayakan kartu grafis dari kubu hijau (Nvidia).

Kendati demikian, AMD masih punya banyak pekerjaan rumah untuk mengejar ketertinggalannya dari Nvidia. Salah satunya adalah DLSS. Seperti yang kita tahu, AMD hingga kini masih belum punya alternatif terhadap teknologi Deep Learning Super Sampling tersebut. Di saat yang sama, Nvidia justru semakin gencar mempromosikan DLSS dan memastikan ketersediannya di lebih banyak game.

Baru-baru ini, mereka merilis plugin DLSS ke Unreal Marketplace, yang berarti semua developer yang menggunakan Unreal Engine 4 kini bisa mengintegrasikan DLSS dengan mudah ke dalam game garapannya. Ini berarti ke depannya kita bakal melihat semakin banyak lagi game yang mendukung fitur DLSS.

DLSS sendiri ada dua versi. Pada versi pertamanya, implementasinya tergolong sulit, sehingga pada akhirnya jumlah game yang mengintegrasikannya hanya ada delapan judul saja. Pada DLSS 2.0, selain kinerjanya memang semakin baik, implementasinya pun juga jauh lebih mudah.

Nvidia DLSS 2.0

Sejauh ini tercatat sudah ada 35 judul game yang mendukung fitur DLSS 2.0, dan jumlahnya pasti akan terus bertambah dengan hadirnya plugin untuk Unreal Engine tadi, sebab implementasinya pasti bakal jadi lebih simpel lagi.

DLSS sepintas mungkin terdengar kurang wah kalau dibandingkan dengan ray-tracing, tapi pada praktiknya fitur ini luar biasa bermanfaat. Dalam beberapa game, DLSS bahkan mampu meningkatkan framerate hingga dua kali lipat, tapi di saat yang sama penurunan kualitas visualnya nyaris tidak kentara (terkadang malah bisa lebih bagus).

Di game yang super-berat seperti Cyberpunk 2077 atau Watch Dogs Legion misalnya, DLSS sering kali menjadi ‘penyelamat’ agar permainan bisa berjalan stabil di 60 fps dengan efek ray-tracing dalam posisi aktif. Tanpa DLSS, tidak jarang kita harus mematikan ray-tracing agar bisa mencapai 60 fps (kecuali untuk yang menggunakan GPU kelas sultan seperti RTX 3090).

Sekadar mengingatkan, DLSS bekerja dengan me-render grafik dalam resolusi yang lebih rendah (alasan mengapa framerate bisa naik), sebelum akhirnya meng-upscale ke resolusi yang ditetapkan. Jadi kalau Anda menjalankan game di resolusi 4K dengan DLSS aktif, sebenarnya game tersebut di-render pada resolusi yang lebih rendah, namun tetap kelihatan setajam 4K berkat kepandaian AI-nya dalam hal upscaling.

Sumber: PC Gamer.

Atasi Kelangkaan Stok Kartu Grafis, Nvidia Produksi Kembali RTX 2060 dan GTX 1050 Ti

Anda yang berencana atau sempat membeli kartu grafis baru dalam beberapa bulan terakhir pasti tahu bahwa stok kategori produk ini sedang langka-langkanya. Bukan cuma kartu generasi baru saja (Nvidia RTX 30 Series dan AMD Radeon RX 6000 Series), melainkan juga kartu-kartu dari generasi sebelumnya.

Kelangkaan stok kartu grafis semakin diperparah dengan meningkatnya tren cryptocurrency mining. Produk yang tadinya ditujukan untuk para gamer malah diborong habis oleh para penambang Bitcoin, Ethereum, Dogecoin dan lain sebagainya. Berdasarkan pengakuan Nvidia sendiri, kemungkinan kelangkaan stok ini akan terus berlanjut sampai setidaknya bulan April 2021.

Belum lama ini, Nvidia memperkenalkan RTX 3060, dan para vendor sedang bersiap untuk segera memasarkannya mulai 25 Februari mendatang. Namun kalau melihat tren dalam beberapa bulan terakhir, hampir bisa dipastikan bahwa kartu grafis anyar ini akan terjual habis dengan sangat cepat.

Sebagai solusi sementara, Nvidia kabarnya sedang memproduksi kembali GPU lama, spesifiknya RTX 2060 dan GTX 1050 Ti. Harapannya adalah, dengan bertambahnya stok barang, kedua kartu grafis lawas ini tidak ikut melambung harganya seperti sekarang. Kabar ini bukan lagi sebatas rumor, melainkan sudah dikonfirmasi langsung oleh perwakilan Nvidia kepada PC World.

Yang mungkin jadi pertanyaan adalah, kenapa harus RTX 2060 dan GTX 1050 Ti? Kenapa tidak yang lain saja, semisal RTX 2070 atau GTX 1660? Nvidia memang tidak memberikan penjelasan, tapi setidaknya kita bisa berspekulasi.

Nvidia GeForce GTX 1050 Ti

Untuk RTX 2060, kemungkinan premisnya adalah menghadirkan kartu grafis lawas yang performanya tidak melampaui kartu baru. RTX 2060 juga lebih mudah untuk diproduksi karena masih menggunakan proses pabrikasi 12 nm, dan itu berarti Nvidia tidak akan kesulitan memenuhi permintaan yang tinggi.

Untuk GTX 1050 Ti, kemungkinan alasannya berkaitan dengan spesifikasi teknisnya, yaitu memory GDDR5 berkapasitas 4 GB yang diusungnya. Kabarnya, agar bisa menambang Ethereum secara efisien, dibutuhkan kartu grafis dengan besaran memory lebih dari 4 GB. Berkaca pada asumsi ini, GTX 1050 Ti semestinya tidak akan dilirik oleh para crypto miner dan bisa memenuhi dahaga para gamer yang sedang berniat untuk meng-upgrade PC tuanya.

Fakta bahwa tipe memory yang digunakan masih GDDR5 juga menjadi jaminan bahwa Nvidia tidak akan menjumpai kesulitan dalam memproduksinya. Pasalnya, kalau berdasarkan rumor yang beredar, salah satu alasan di balik kelangkaan stok kartu grafis generasi baru adalah menipisnya suplai komponen memory GDDR6.

Membeli kartu grafis lawas di saat yang lebih baru sudah eksis mungkin terkesan kurang bijaksana. Namun kalau memang PC sedang memerlukan upgrade secara mendesak, kartu grafis lama tentu bisa menjadi alternatif di saat kartu generasi baru sedang krisis stok seperti sekarang. Problemnya cuma soal harga, dan semoga saja tambahan stok dari Nvidia ini bisa membantu menekan harganya sampai ke batas rasional.

Sumber: PC World.

[Review] Dell Inspiron 14 7400: Laptop Cantik dengan Intel Tiger Lake dan GeForce

Bagi Anda yang belum tahu, Dell memiliki beberapa lini laptop yang ditawarkan untuk para konsumennya. Yang paling premium adalah Dell XPS yang berdesain tipis. Di bawah kelas tersebut merupakan Dell Inspiron yang juga berdesain premium. Laptop dari kelas Inspiron ini yang mampir ke Dailysocial untuk diuji.

Laptop yang dimaksud adalah Dell Inspiron 14 7000 dengan seri 7400 yang sudah menggunakan prosesor Intel Core i generasi ke 11 atau Tiger Lake. Laptop ini juga dipadukan dengan kartu grafis dari NVIDIA yang diluncurkan pada Februari 2020 lalu. Tentunya, Intel Iris Xe yang merupakan grafis terintegrasi juga tidak kalah pentingnya. Layarnya sendiri juga sudah menggunakan resolusi yang tinggi sehingga nyaman untuk dipandang.

Dell Inspiron 14 7000

Dell juga membuat waktu pakai dari laptop ini menjadi lebih panjang. Dengan kapasitas yang tinggi, membuat Dell Inspiron 14 7000 bisa digunakan seharian tanpa harus khawatir mencari colokan listrik. Badannya yang terbuat dari metal juga membuatnya terlihat cantik serta kokoh.

Spesifikasi lengkap dari Dell Inspiron 14 7000 seri 7400 yang saya dapatkan adalah sebagai berikut

Prosesor Intel Core i7 1165G7 (4C8T) 2,8 GHz, Turbo 4,7 GHz
GPU Intel Iris Xe + NVIDIA GeForce MX350
RAM 16 GB LPDDR4 4267 MHz
Storage M.2 NVMe PCI-e 512 GB
Layar IPS Anti Glare 14,5 inci 2560×1600
WiFi 802.11 ax atau WiFi 6
Bobot 1,259 kg
Sistem operasi Windows 10 64 Bit
Dimensi 321,69 x 224,53 x 16,75 mm
Baterai 4 cell 52 Wh

Spesifikasi dari CPU-Z dan GPU-Z bisa dilihat dari gambar berikut ini:

Dapat dilihat bahwa 1165G7 membawa grafis terintegrasi Intel Iris Xe dengan 96 Execution Unit. Unit grafis ini sendiri sebenarnya sudah kencang dan bahkan pada beberapa kasus lebih kencang dari NVIDIA GeForce MX350. Mungkin ada beberapa kasus di mana penggunaan MX350 lebih kencang dibandingkan dengan Iris Xe.

Spesifikasi seperti ini tentu saja cocok untuk digunakan oleh para pebisnis dan juga pembuat konten. Dengan kinerja yang kencang, pelaku bisnis UMKM juga bisa menggunakannya untuk berbagai kegiatan yang bisa meningkatkan kinerja usahanya. Lalu sekencang apa laptop yang satu ini?

Desain

Sepertinya warna abu-abu atau silver sudah menjadi standar untuk laptop saat ini. Hal tersebut memang cukup menandakan bahwa laptop tersebut menggunakan bahan aluminium sebagai casing-nya. Hal tersebut juga membuat sebuah laptop terasa kokoh. Hal inilah yang saya rasakan saat memegang Dell Inspiron 14 7400 untuk pertama kalinya.

Dell Inspiron 14 7400 - Tampak Depan

Layar yang digunakan pada Dell Inspiron 14 7400 adalah jenis IPS dengan lapisan anti glare. Resolusinya adalah 2580×1600 dengan dimensi 14,5 inci dengan kecerahan 300 nits. Layarnya sendiri sangat nyaman digunakan untuk menonton video dengan resolusi full HD dan tidak akan membuat mata silau akibat pantulan cahaya. Bingkai tipis pada bagian atas, kanan dan kirinya juga membuat laptop yang satu ini menjadi lebih cantik.

Lid-nya sendiri tidak hanya berfungsi sebagai penutup laptop saja. Pada bagian belakangnya saat penutup laptop ini dibuka, penutup ini juga berfungsi sebagai penyangga bagian belakang dari laptop. Hal tersebut membuat bagian belakangnya sedikit terangkat yang bakal membuat kisi-kisi udara bagian bawahnya terbuka. Selain itu, mengangkat bagian belakangnya juga membuat pengetikan menjadi lebih nyaman.

Dell Inspiron 14 7000 - Sisi Kiri

Saat membuka lid-nya, laptop ini secara otomatis akan langsung menyala dari keadaan mati dan bukan sleep. Saat membukanya, laptop ini akan langsung masuk ke dalam Windows 10 tidak lebih dari 5 detik. Dell menamakan fitur ini dengan nama Power On Lid Open yang bisa diaktifkan dan di non aktifkan dari BIOS-nya.

Keyboard yang ada pada laptop ini memang cukup nyaman saat ditekan. Untuk jari saya yang cukup besar, tidak ada masalah saat mengetik artikel yang satu ini. Akan tetapi pada malam hari, LED backlit-nya terasa kurang terang sehingga cukup sulit untuk melihatnya. Apalagi, cahaya dari layar yang cukup terang bisa menghalau seseorang untuk melihat huruf yang ada pada setiap tombol pada keyboard.

Dell Inspiron 14 7000 - Kanan

Touchpad yang terletak di bawah dari keyboard bisa dioperasikan dengan cukup nyaman. Tingkat sensitivitasnya memang cukup tinggi. Namun, Dell sepertinya mendesain touchpad yang satu ini cukup lebar, sehingga sedikit mengganggu pada saat mengetik dengan kecepatan tinggi.

Laptop ini memiliki sebuah kamera pada bagian atasnya. Kamera ini biasa digunakan untuk melakukan panggilan video atau web conference seperti pada masa pandemi seperti ini. Kamera ini memiliki slider untuk menutupnya agar privasi dapat terjaga. Namun sayang, gambar yang dihasilkan kurang tajam dan warna yang dihasilkan juga cukup pudar.

Dell Inspiron 14 7000 - Tipis

Pada bagian kiri ditemukan port USB-C, USB 3.2, HDMI 2.0, dan serta untuk pengisian daya. Pada bagian kanannya ditemukan slot microSD, port audio 3,5 mm, serta USB 3.2. Ventilasi untuk mengeluarkan udaranya terletak di bagian atas keyboard. Sayangnya hal ini membuat bagian bawah dari layar laptop menjadi cukup kotor.

Pengujian

Terus terang, ini adalah pengalaman saya dalam menggunakan prosesor Intel Core i7-1165G7 yang memiliki grafis terintegrasi Intel Iris Xe. Iris Xe yang digunakan pada Core i7-1165G7 ini sendiri memiliki 96 Execution Unit yang membuatnya kencang. Prosesornya sendiri memiliki 4 core dengan 8 threads dengan kecepatan 2,8 GHz yang beroperasi pada TDP 12 watt hingga 28 watt. Tiger Lake sendiri sudah menggunakan litografi 10 nm SuperFin.

Selain GPU terintegrasi Intel Iris Xe, pada laptop ini juga hadir NVIDIA GeForce MX 350. NVIDIA mengklaim bahwa GPU ini mampu mengungguli Intel Iris Plus pada Core i7-1065G7 hingga 2,5 kali lipat. Akan tetapi, hal yang berbeda cukup terasa dengan Intel Iris Xe yang ada pada Core i7-1165G7. Pada beberapa pengujian, ternyata MX350 tidak lebih kencang dari Iris Xe.

Game

Besar kemungkinan bahwa laptop Dell Inspiron 14 7400 ini sehari-hari tidak digunakan untuk bermain game. Walaupun begitu, dengan kemampuan untuk menjalankan game rasanya tidak pas jika saya tidak menguji laptop ini untuk bermain game. Hal tersebut dikarenakan Dell memasangkan GeForce MX 350 pada laptop ini. Selain itu, Intel Iris Xe juga memiliki kinerja yang mampu menjalankan beberapa game kelas atas.

Pada dasarnya, kedua GPU yang ada pada laptop ini mampu menjalankan game pada resolusi 1366×768 dengan baik. Setelah mencoba berkali-kali, ternyata Intel Iris Xe mampu mengungguli MX 350 walau hanya sekitar 2 frame per second saja. Mengingat penggunaan IGP lebih menghemat baterai, saya sangat menyarankan untuk menggunakan Iris Xe jika ingin bermain game.

Berikut adalah dua game yang saya uji serta 3DMark

Produktivitas dengan Sintetis

Untuk membuat sebuah konten, tentu saja sebuah laptop dengan kinerja prosesor dan kartu grafis yang tinggi dibutuhkan. Selain itu, tentu saja laptop juga selalu dipakai untuk kebutuhan hiburan serta pekerjaan. Untuk menguji hal tersebut, saya menggunakan beberapa software benchmark yang dapat mewakili kinerjanya di dunia nyata.

Pengujian laptop ini memang memakan waktu yang cukup lama. Hal tersebut dikarenakan saya cukup kaget dengan kinerja dari Intel Iris Xe. Pada beberapa pengujian sintetis, ternyata kinerjanya melampaui penggunaan GeForce Mx 350. Oleh karena keterbatasan waktu, saya hanya menguji kemampuan rendering 3D dari kartu grafis yang ada menggunakan CineBench R15 saja. Hasilnya cukup membuktikan bahwa kinerja dengan akselerasi GPU MX350 masih lebih baik dari Xe.

Semua pengujian menggunakan mode Optimized pada software Dell Power Manager. Pengujian saya lakukan dengan menggunakan Iris Xe dan MX 350, agar terlihat seberapa baik kinerjanya.

Kinerja keduanya memang terlihat kencang. Hal ini cukup membuktikan bahwa Dell Inspiron 14 7400 cocok untuk digunakan dalam bekerja menggunakan software Office mau pun membuat konten video. Bagi pelaku UMKM pun juga bisa menggunakan laptop ini untuk meningkatkan kinerja usahanya.

Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p dengan container file MP4. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop.

Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata bisa bertahan selama 14 jam 16 menit. Tentu saja saat digunakan dalam menggunakan Office ringan, hasilnya bisa jadi lebih lama. Tetapi jika digunakan untuk melakukan rendering video dan bermain game, sepertinya akan lebih cepat habis.

Verdict

Saat ini semakin banyak pilihan bagi para pebisnis, pelaku UMKM, dan pembuat konten untuk membeli sebuah laptop. Apalagi, saat ini sebagian laptop yang ditujukan pada pangsa pasar tersebut memiliki dimensi yang cukup ramping. Salah satu yang bisa dipilih oleh mereka yang masuk dalam kelas ini adalah Dell Inspiron 14 7400.

Laptop ini menggunakan Intel Core i7-1165G7 terbaru yang memiliki kinerja tinggi. Walaupun masih menggunakan proses pabrikasi 10 nm, namun panas yang dihasilkan tidak mengganggu. Saya merasa nyaman pada saat menggunakannya untuk bermain game serta melakukan editing video dengan cepat. Editing foto serta menggunakan Office juga menjadi  nyaman saat menggunakan laptop ini.

Kinerja baterainya yang membuat daya hidup laptop ini menjadi lebih panjang memang membuat saya menjadi lebih aman dan tidak perlu mencari-cari stop kontak untuk mengisi baterai. Laptop ini juga memiliki body yang kuat sehingga tidak perlu khawatir saat terbentur dan bahkan terjatuh. Menggunakan SSD membuatnya lebih aman terhadap guncangan.

Dell menjual laptop Inspiron 14 7400 yang menggunakan prosesor Intel Core i7-1165G7 dan GeForce MX 350 dengan harga Rp. 22.499.000. Harga tersebut tergolong cukup standar mengingat dimensi, desain, kinerja, serta daya tahannya yang sangat baik. Dengan bobot yang ringan pula, membuat penggunanya tidak perlu kesulitan saat membawanya.

Sparks

  • Kinerja kencang dengan Intel Core i7-1165G7
  • Daya tahan baterai yang panjang hingga 14 jam
  • Bobot ringan
  • Casing aluminium yang membuatnya terasa kokoh
  • Power on saat lid dibuka

Slacks

  • Kinerja MX 350 yang tidak sekencang Iris Xe
  • LED Backlit keyboard yang kurang terang
  • Kualitas kamera web kurang bagus