Perjalanan CEO Mekari Suwandi Soh Membangun Bisnis Berkelanjutan

Melakukan rebranding dengan nama Mekari sejak tahun 2019 lalu, platform SaaS yang fokus ke peningkatan produktivitas pegawai dan bisnis ini menjadi sedikit dari platform teknologi yang fokus ke orientasi profit dan tidak terpancing dengan skema “bakar uang”.

Pandemi yang mengakselerasi adopsi teknologi di berbagai skala memicu pertumbuhan Mekari yang semakin pesat. Perusahaan bulan lalu menambah lini produk dengan mengakuisisi platform pengembang layanan CRM Qontak.

Kepada DailySocial, CEO Mekari Suwandi Soh, yang bakal menjadi mentor program inkubator online DSLaunchpad Ultra 2021, mengungkapkan, pesatnya pertumbuhan platform SaaS memberikan motivasi bagi perusahaan untuk mengembangkan bisnis yang berkelanjutan.

Mekari sendiri saat ini termasuk di jajaran startup dengan valuasi centaur atau lebih dari $100 juta.

Pengalaman yang memberi inspirasi

Suwandi Soh saat memperkenalkan Sleekr

Di masa awal, sebelum membangun Mekari, Suwandi mengatakan dirinya sempat bekerja di sejumlah perusahaan dan melihat masih banyak mereka mengandalkan cara konvensional untuk memantau berbagai jenis data dalam hal manajemen pegawai. Pencatatan secara manual dan penggunaan spreadsheet membuat proses tersebut tidak fleksibel dan kurang akurat.

Melihat kondisi yang ada dan besarnya peluang pemanfaatan teknologi untuk menyelesaikan hal ini, Suwandi kemudian mulai memperkenalkan model bisnis pengelolaan HR memanfaatkan software-as-a-service (SaaS) kepada bisnis.

“Sebelumnya saya melihat memang sudah banyak platform yang menawarkan teknologi yang relevan kepada bisnis untuk mengelola manajemen pegawai dan bisnis mereka. Namun kebanyakan menawarkan harga yang cukup mahal dan hanya digunakan oleh perusahaan besar saja. Masih banyak perusahaan yang masih kecil hingga menengah yang belum memanfaatkan software tersebut,” kata Suwandi.

Memasuki tahun 2014-2015 mulai bermunculan layanan yang menawarkan layanan SaaS ke semua kalangan. Momentum tersebut dimanfaatkan Suwandi memperkenalkan produknya. Hal tersebut bersamaan dengan mulai meningkatnya penetrasi internet di kalangan masyarakat.

“Dimulai dari Sleekr [nama sebelum rebranding menjadi Mekari], kita melihat ada peluang untuk di-explore lebih jauh bagaimana caranya menangani kebutuhan bisnis dan menyelesaikan operasional di perusahaan untuk akuntansi, HR, hingga pengelolaan pajak memanfaatkan SaaS,” kata Suwandi.

Kategori usaha mikro, kecil, dan besar

(ki-ka) Anthony Kosasih - COO Mekari, Suwandi Soh - CEO Mekari, Daniel Witono - CPO Mekari Dalam Acara Pengumuman Konsolidasi Mekari 2019 / Mekari
(ki-ka) Anthony Kosasih – COO Mekari, Suwandi Soh – CEO Mekari, Daniel Witono – CPO Mekari Dalam Acara Pengumuman Konsolidasi Mekari 2019 / Mekari

Indonesia adalah negara Asia Tenggara yang memiliki jumlah pelaku UMKM terbesar. Menurut data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (KUKM) tahun 2018, jumlah pelaku UMKM sebanyak 64,2 juta dengan daya serap tenaga kerja sebanyak 117 juta pekerja atau 97% dari daya serap tenaga kerja nasional. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional (PDB) sebesar 61,1%.

“Sudah banyak yang menyebutkan bahwa Indonesia akan menjadi negara ke-4 secara global dari sisi GDP pada tahun 2030 mendatang. Indonesia mestinya bisa tumbuh lebih besar dan menjadi kekuatan ekonomi dunia. Saat ini menjadi waktu yang tepat untuk berinvestasi dan tumbuh di Indonesia,” kata Suwandi.

Dari sisi segmentasi bisnis, Suwandi melihat ada sedikit perbedaan yang didefinisikan Mekari. Ketika berbicara tentang UMKM, masih banyak yang menyebutkan warung atau usaha kecil yang dijalankan secara independen adalah UMKM. Ia melihat ada 5 struktur terkait hal tersebut, yaitu micro, very small, small, medium dan large. Meskipun sedikit berbeda, ia mengklaim masih menganut persepsi yang sama dengan yang didefinisikan pemerintah, yaitu 4 struktur (mikro, usaha kecil, usaha menengah dan besar).

“Pandemi telah mengubah sebagian besar bisnis. Tidak hanya [usaha] besar, tapi juga kecil untuk mulai mengadopsi teknologi SaaS. Ada juga yang memanfaatkan cloud untuk mempermudah kolaborasi online dengan tim yang tersebar,” kata Suwandi.

Mekari mengedepankan software yang memiliki value untuk usaha. Nilai tersebut yang menjadi fokus Mekari membantu bisnis meningkatkan produktivitas, pengembangan bisnis, dan kemudahan menjalankan bisnis.

Saat ini model bisnisnya adalah berlangganan berbayar secara penuh. Meskipun demikian, Mekari tidak menutup peluang pilihan langganan gratis dengan opsi berbayar untuk tambahan fitur bagi penggunanya.

Masa depan SaaS

Mekari University
Tampilan laman Mekari University, berisi beragam kursus penggunaan software produktivitas / Mekari

Salah satu keunggulan startup SaaS, menurut Suwandi, adalah benchmark yang sudah dipahami investor. Kalangan venture capital dan perusahaan besar merasa nyaman berinvestasi di platform SaaS, seperti Mekari, karena kebanyakan dari mereka juga merupakan perusahaan yang masuk di kategori tersebut.

“Di luar negeri sendiri industri SaaS sudah sangat mature, berbeda dengan ride hailing yang masih tergolong baru. SaaS sudah banyak yang memahami dibandingkan sektor lainnya, sehingga tidak menjadi hambatan bagi startup SaaS untuk kemudian muncul dan menawarkan layanan kepada target pengguna,” kata Suwandi.

Besarnya awareness tersebut juga memudahkan Mekari menerapkan skema bisnis yang berkelanjutan dan berorientasi keuntungan. Ketika ingin melakukan kegiatan pemasaran, misalnya, akan diperhatikan benar metrik seperti LTV/CAC.  Meskipun tidak ada resep yang pasti, hal tersebut memberikan keuntungan bagi platform SaaS untuk menjalankan bisnis.

“Bicara soal sustainability dan profitability menurut saya keduanya sama-sama penting. Penting bagi perusahaan untuk bisa mempercepat pertumbuhan, namun di sisi lain juga bisa mendapatkan profit dan tentunya terus bertahan,” kata Suwandi.

Misi Warung Pintar Group Perkuat Ekosistem Bisnis Warung

Startup binaan East Ventures, Warung Pintar, kini telah bertransformasi menjadi startup yang mengedepankan konsep new retail dengan memperkuat posisi di pasar e-commerce B2B.

Setelah mengakuisisi Bizzy awal tahun ini dengan nilai mencapai $45 juta atau sekitar Rp633 miliar, masih banyak rencana dan target yang ingin dicapai perusahaan. Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Warung Pintar Agung Bezharie mengungkapkan beberapa poin penting dan rencana perusahaan yang telah bervaluasi centaur (lebih dari $100 juta) ini ke depannya.

Menjawab permasalahan di ekosistem

Co-Founder & CEO Warung Pintar Agung Bezharie saat kegiatan / Warung Pintar

Berdiri di tahun 2017, Warung Pintar menawarkan solusi untuk permasalahan yang dihadapi pelaku usaha mikro yang selama ini menjadi fondasi perekonomian Indonesia. Pengembangan produk yang terjadi di dalam Warung Pintar Group saat ini diklaim merupakan hasil pemahaman mendalam.

“Setiap eksperimen, diskusi-diskusi yang terjadi dengan berbagai stakeholder di dalam ekosistem general trade, dan juga berbagai perspektif yang terus bersinggungan dari tim Warung Pintar mempertajam solusi yang kami coba hadirkan untuk terus memberikan nilai lebih di dalam proses distribusi di bisnis warung di Indonesia,” kata Agung.

Untuk dapat menghadirkan solusi, ide sederhana yang menjadi langkah awal Warung Pintar perlu terus berevolusi agar tetap relevan dan dapat menjawab permasalahan setiap pelaku industri di ekosistem.

“Hari ini Warung Pintar Group memiliki solusi paling lengkap untuk setiap stakeholder di dalam ekosistem bisnis warung. Mulai dari solusi untuk pemilik warung, pedagang grosir, distributor kecil hingga besar, dan juga para pemilik brand. Kami mendigitalisasi dan mengintegrasikan setiap stakeholder dengan sistem supply chain kami sehingga menciptakan transparansi dan efisiensi yang lebih baik.”

Dengan mengedepankan teknologi di awal, Warung Pintar mencoba untuk menggarap semua hal yang paling relevan di ekosistem. Langkah tersebut banyak dilakukan para pemain industri yang melihat permasalahan kompleks di berbagai sisi.

Ekspansi area layanan

COO Warung Pintar Harya Putra dan CEO Warung Pintar Agung Bezharie Hadinegoro di Banyuwangi

Saat ini makin banyak startup yang menyasar kota-kota di tier 2 dan 3.  Agung memastikan Warung Pintar tidak hanya fokus pada ekspansi di kota-kota tier 1.

Banyuwangi menjadi langkah awal persebaran mereka di luar kota besar dan menjadi blue print dalam menentukan strategi yang tepat sesuai kebutuhan kotanya. Perusahaan dan Pemkab Banyuwangi menerapkan strategi hyperlocal, berupa pemberdayaan UMKM setempat untuk berjualan di Warung Pintar dan menjadikan unit Warung Pintar sebagai pusat informasi pariwisata.

Perusahaan mengklaim telah berhasil memperbanyak active transacting user hingga lebih dari 100.000 warung. Per hari ini Warung Pintar Group telah berada di lebih dari 150 kota dan kabupaten di Indonesia. 52 warehouse milik Warung Pintar Group bekerja sama dengan lebih dari 350 Grosir dan Distributor di Indonesia memungkinkan perusahaan untuk merambah lebih banyak kota dalam waktu yang lebih singkat.

Positioning Warung Pintar Group hari ini adalah solusi terlengkap untuk setiap stakeholder dalam ekosistem bisnis warung di Indonesia,” klaim Agung.

Warung Pintar juga aktif menjalin kerja sama strategis dengan startup dan perusahaan teknologi. Salah satunya adalah dengan pengembang aplikasi pengelola arus kas pengusaha mikro BukuWarung tahun 2020 lalu. Masing-masing startup yang merupakan portofolio East Ventures ingin mengakomodasi kebutuhan khusus para pelaku UMKM di Indonesia, seperti warung-warung kecil.

Tahun 2020 lalu Warung Pintar juga meresmikan kolaborasi dengan Grab dalam rangka mempermudah konsumen Grab berbelanja kebutuhan sehari-hari melalui warung milik Juragan Warung Pintar (sebutan pemilik warung) di dalam opsi GrabMart. Kerja sama ini sudah terjalin sejak akhir Juni 2020. Ditargetkan melalui kerja sama tersebut sampai akhir tahun 2020 setidaknya dapat menambah 400 warung ke dalam GrabMart yang berlokasi di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya.

Selama pandemi, Grab telah mendigitalisasi lebih dari 185 ribu UKM dan 32 ribu pedagang tradisional di ratusan kota di Indonesia ke dalam ekosistem digitalnya.

Rencana usai akuisisi Bizzy

Warung Pintar dan Bizzy bersinergi di pasar retailer dan B2B / East Ventures
Warung Pintar dan Bizzy bersinergi di pasar retailer dan B2B / East Ventures

Pasca akuisisi Bizzy, solusi yang ditawarkan perusahaan menjadi semakin lengkap, termasuk untuk pemilik warung, pedagang grosir, distributor, hingga brand atau manufacturer. Akuisisi ini menggabungkan dua perusahaan (yang kebetulan merupakan portofolio East Ventures) yang telah bekerja sama dengan 600 merek dan melayani 230 ribu retailer di 65 kota seluruh Indonesia.

Bizzy tetap menjadi entitas yang akan fokus menjembatani sinergi kedua perusahaan dengan brand dan distributor, serta memungkinkan mereka untuk menjadi ekosistem pengecer digital. Warung Pintar lebih fokus pada upaya digitalisasi para retailer-nya, sedangkan Bizzy fokus dalam melayani para mitra brand dan distributor.

“Sejak awal hingga hari ini visi Warung Pintar tetap sama, yaitu mendigitalisasi channel distribusi terbesar di Indonesia yaitu warung, serta komunitas yang ada di sekitarnya, sehingga mereka siap menjadi masa depan kemajuan ekonomi Indonesia,” tutup Agung.

Application Information Will Show Up Here

Mekari Dikabarkan Telah Mengakuisisi Qontak (UPDATED)

Minggu lalu, Mekari mengonfirmasi perolehan pendanaan seri D senilai $18 juta. Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Suwandi Soh menuturkan, dana segar salah satunya akan digunakan untuk mengakuisisi startup SaaS lain.

Kabar terbaru, Mekari telah mengakuisisi Qontak, sebuah startup pengembang layanan CRM dan Omnichannel. Diketahui, valuasi Qontak sebelum diakuisisi berkisar $4 juta.

Kami sudah mencoba mengonfirmasi kabar ini kepada eksekutif masing-masing perusahaan, namun keduanya enggan memberikan berkomentar. (Update: Mekari mengonfirmasi kabar ini melalui rilis yang disebarkan ke media.)

Setelah akuisisi, CEO Qontak akan bergabung sebagai jajaran eksekutif di Mekari dan tetap memimpin Qontak sebagai salah satu unit bisnis Mekari. Disebutkan juga bahwa saat ini Mekari telah digunakan oleh lebih dari 30 ribu perusahaan dan 300 ribu karyawan. Sementara Qontak telah memiliki lebih dari seribu klien untuk membantu proses digitalisasi penjualan dan layanan pelanggan.

“Adanya kesamaan visi dan misi antara Mekari dan Qontak dalam menciptakan ekosistem SaaS yang bersinergi di Indonesia agar lebih baik lagi dalam mendukung operasional dan pertumbuhan bisnis dari pelanggan kami. Penggabungan ini akan memberikan solusi yang lebih terintegrasi dan cakupan yang lebih menyeluruh untuk berbagai area operasional bisnis,” ujar Founder & CEO Qontak Brendan Rakphongphairoj.

“Solusi dari Qontak akan memberikan nilai tambah yang lebih baik untuk pengguna produk Mekari dalam meningkatkan pendapatan bisnis, menciptakan pengalaman komunikasi pelanggan yang lebih baik, serta meningkatkan produktivitas tim penjualan dan support,” jelas CEO Mekari Suwandi.

Aksi strategis ini akan memperluas layanan di ekosistem Mekari. Seperti diketahui bahwa Mekari memang memiliki misi untuk menjadi penyedia SaaS terlengkap untuk bisnis. Saat ini mereka mengoperasikan Telenta (payroll), Sleekr (HRIS), Jurnal (akuntansi), dan KlikPajak (perpajakan).

Brand Mekari mulai digaungkan sejak April 2019, kala itu Sleekr resmi melakukan konsolidasi dengan tiga startup lainnya. Perluasan layanan juga terus digencarkan. Tahun 2020, mereka baru meluncurkan Mekari Flek untuk bantu perusahaan kelola tunjangan pegawai; juga Mekari University sebagai platform edtech B2B. Selain itu memasuki, aplikasi Attendance juga diluncurkan untuk memudahkan tim HR lakukan presensi bagi para pekerja remote mereka.

Selain Brendan, Qontak turut dirikan oleh Burhanudin Hakim (Co-Founder & CTO) sejak tahun 2015. Terakhir mereka telah mendapatkan pendanaan pra-seri A pada Agustus 2019. Putaran investasi dipimpin Azure Ventures, didukung Amand Ventures, SeaCap Venture, dan Indonusa Dwitama.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Mekari Receives Series D Funding, Considering to Acquire Other SaaS Starutps

Mekari SaaS startup raises series D funding worth $18 million (more than 250 billion Rupiah) led by Money Forward, Inc. PT Mitratama Grahaguna, EV Growth, PT Supra Primatama Nusantara, PT Karang Mas Investama, PT Mitra Dutamas, PT Perkom Indah Murni, and Alto Partners are some investors participated in this round. Except for EV Growth and Alto Partners, these investors entered MidPlaza Holdings.

Money Forward was previously participated in the series C round in December 2019, which was led by EV Growth.

Mekari’s Co-Founder and CEO, Suwandi Soh, said to DailySocial that the majority of the fresh funds will be used for the development of Mekari’s main products, HR, Accounting, and Tax. The company recently released new innovations, Mekari Chat (integrated communication with HR) and Mekari Flex (modern employee benefit solution).

“Apart from product development, we are also actively looking at merger and acquisition (M&A) opportunities for Indonesian SaaS companies, in line with the company’s vision to become a platform for modern companies in Indonesia,” he explained, Monday (17/8).

Suwandi’s statement is quite interesting, because Mekari (previously known as Sleekr) also fully acquired three SaaS startups, Talenta, Jurnal, and KlikPajak in April 2019. Then each service is consolidated into one platform, enabling Mekari to attract target users of various scales. effort.

In Indonesia, SaaS startup users is growing rapidly, it’s also due to the Covid-19 pandemic. In terms of the supply side also, the number of players is increasingly diverse, offering its respective services.

Suwandi said, without further details, Mekari’s business always grows positively every month. The fastest growing business sectors are services, trading and manufacturing. In terms of business sector, it is manjorly held by SMEs as Mekari’s current products are very suitable for this sector.

“We have micro consumers, but not many. However, enterprise (large business) is also part of our segment that has grown very much in the last half of the year.”

Mekari noted, users with more than 500 employees grew significantly. They use cloud HR products which are very helpful when adapting to the Covid-19 situation and compliance with new regulations such as PPh 21 by the government (DTP).


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Mekari Dapatkan Pendanaan Seri D, Buka Peluang Akuisisi Startup SaaS Lain

Startup SaaS Mekari memperoleh pendanaan seri D senilai $18 juta (lebih dari 250 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh Money Forward, Inc. PT Mitratama Grahaguna, EV Growth, PT Supra Primatama Nusantara, PT Karang Mas Investama, PT Mitra Dutamas, PT Perkom Indah Murni, dan Alto Partners adalah jajaran investor yang masuk dalam putaran ini. Kecuali EV Growth dan Alto Partners, investor tersebut masuk ke dalam MidPlaza Holdings.

Money Forward sebelumnya masuk dalam putaran seri C pada Desember 2019 yang kala itu dipimpin oleh EV Growth.

Kepada DailySocial, Co-Founder dan CEO Mekari Suwandi Soh menuturkan mayoritas dana segar ini akan dimanfaatkan pengembangan produk utama Mekari, yakni HR, Accounting, dan Tax. Perusahaan juga baru merilis inovasi baru terkait produk utama tersebut, yakni Mekari Chat (komunikasi terintegrasi dengan HR) dan Mekari Flex (modern employee benefit solution).

“Selain untuk pengembangan produk, juga secara aktif melihat peluang merger dan akuisisi (M&A) untuk perusahaan SaaS Indonesia yang sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi platform bagi perusahaan modern di Indonesia,” terangnya, Senin (17/8).

Pernyataan Suwandi cukup menarik, lantaran Mekari (sebelumnya bernama Sleekr) juga mengakuisisi penuh tiga startup SaaS, yakni Talenta, Jurnal, dan KlikPajak pada April 2019. Lalu masing-masing layanan dikonsolidasikan ke dalam satu platform, menjadikan Mekari dapat menggaet target pengguna dari berbagai skala usaha.

Di Indonesia sendiri, pertumbuhan pengguna startup SaaS semakin pesat didukung oleh faktor pandemi Covid-19. Dari sisi suplai pun, jumlah pemainnya juga semakin beragam menawarkan layanannya masing-masing.

Suwandi menuturkan, meski tidak dirinci lebih jauh, bisnis Mekari selalu tumbuh positif setiap bulannya. Sektor bisnis yang tumbuh paling pesat adalah jasa, trading, dan manufaktur. Bila dilihat berdasarkan sektor bisnisnya, masih dipegang oleh UKM karena produk Mekari saat ini sangat cocok untuk sektor tersebut.

“Kita ada konsumen di mikro, tapi jumlahnya tidak banyak. Tetapi enterprise (large business) juga termasuk segmen kami yang sangat berkembang pada setengah tahun terakhir ini.”

Mekari mencatat, pengguna dengan jumlah karyawan di atas 500 orang tumbuh signifikan. Mereka menggunakan produk cloud HR yang sangat membantu saat adaptasi dengan situasi Covid-19 dan compliance dengan aturan-aturan baru seperti PPh 21 yang ditanggung pemerintah (DTP).

Application Information Will Show Up Here

GDILab Rilis Produk SaaS “UMKMLab” dan Perbarui Fitur Media Sosial “SocialConnext”

GDILab, anak usaha Young on Top yang bergerak di digital analitik, mengumumkan produk SaaS untuk bantu pelaku usaha yang memasarkan produknya di platform media sosial “UMKMLab,” serta memperbarui tampilan dan fitur aplikasi media sosial “SocialConnext.”

Executive Assistant of CEO YoT Chelen menjelaskan, UMKMLab dirilis untuk membantu para pelaku usaha yang memanfaatkan platform media sosial seperti Facebook Shop dan Instagram Shop untuk berjualan. Selama ini, setiap transaksi yang terjadi lewat kedua platform tersebut masih sangat manual karena menggunakan WhatsApp.

Kondisi tersebut membuat banyak pelaku usaha yang kehilangan leads dengan berbagai alasan, misalnya lama membalas, proses inventori tidak rapi, dan masih banyak lagi. Agar mereka tetap dapat berjualan di Facebook Shop dan Instagram Shop, maka proses transaksi harus dilakukan secara otomatis. Untuk itu dibutuhkan situs yang dapat langsung terintegrasi dengan keduanya.

“UMKMLab hadir sebagai penyedia website yang dapat langsung terintegrasi dengan Facebook dan Instagram Shop sehingga proses transaksi bisa dilakukan lebih otomatis,” ucap Chelen saat dihubungi DailySocial.

UMKMLab memiliki berbagai fitur, di antaranya memilih domain dan desain website profesional, otomatis terintegrasi dengan jasa pengiriman dan pembayaran, dapat mengakses data statistik penjualan kapan saja, cetak label pesanan & faktur, dan notifikasi email pesanan untuk setiap transaksi. Setiap fitur tersebut disediakan oleh GDILab hasil kerja sama dengan berbagai pihak ketiga yang sudah dikurasi demi menyesuaikan dengan kebutuhan UMKM.

Pembeda tersebut membuat UMKMLab jadi lebih kompetitif di industri. Dari segi harga berlangganan yang tertera di situsnya dimulai dari Rp228 ribu per bulan. Untuk segmen usaha yang dapat menggunakan UMKMLab sebenarnya sangat luas, tapi Chelen mengaku saat ini sedang fokus untuk menyasar pelaku usaha yang bergerak di fesyen, F&B, dan kerajinan lokal.

“Harapannya Young on Top dan GDILab melalui UMKMLab ini dapat membantu para UMKM bisa go digital yang pada akhirnya dapat menaikkan omzet mereka melalui Facebook Shop dan Instagram Shop.”

Pembaruan SocialConnext

Sementara itu, GDILab juga sebelumnya merintis aplikasi media sosial SocialConnext sejak 2018 bertepatan pada acara Young on Top National Conference. Dalam perjalanannya hingga versi teranyar, Partnership SocialConnext Iis Dayanti menuturkan platform tersebut banyak mengalami peningkatan dari sisi UI/UX serta performa aplikasinya. Dari segi jumlah unduhan kini sudah menembus ke angka 5000 unduhan dengan pengguna aktif 933 orang. Para pengguna ini berada di rentang usia 18-25 tahun.

Tampilan aplikasi SocialConnext / YoT
Tampilan aplikasi SocialConnext / YoT

SocialConnext membawa pendekatan yang berbeda dibandingkan aplikasi sejenisnya, yakni pengembangan komunitas anak muda. Dari visi tersebut, SocialConnext menghadirkan fitur-fitur yang didesain dan dikembangkan secara relevan untuk generasi muda dalam mengembangkan kreativitas, soft skill, dan hard skill, seperti Artikel, Podcast, Trivia, Community, Chat, dan Ask Mentor.

Fitur unggulan dari SocialConnext adalah Community yang memungkinkan para pengguna terhubung dengan komunitas lainnya di seluruh Indonesia dan Ask Mentor yang memberikan kesempatan para pengguna untuk bertanya kepada para mentor yang sudah berpengalaman di bidangnya. Ada berbagai topik yang bisa ditanyakan, mulai dari teknologi, investment, self-development, karier, dan lainnya.

Iis menuturkan ada 15 mentor yang sudah bergabung. Mereka adalah Billy Boen (CEO dan Founder YoT), Richie Wirjan (VP Investment at Kejora SBI Orbit), Gunawan Susanto (Country Manager AWS Indonesia), Maya Arvini (CCO dan COO Qlue), Nendra Rengganis (CEO hipwee) dan masih banyak lagi.

Tantangan SocialConnext untuk menjaring lebih banyak pengguna yang tidak sebatas mengunduh aplikasinya saja, tapi juga mampu memanfaatkan fitur-fitur untuk pengembangan komunitasnya. “Peluang SocialConnext adalah aplikasi one stop solution platform bagi para komunitas, mereka bisa engage, connect, bahkan memonetisasi kegiatan mereka untuk mendapatkan keuntungan,” tutup Iis.

Application Information Will Show Up Here

Platform SaaS HR “Pegaw.ai” Resmi Diluncurkan, Layani Bisnis di Berbagai Skala

Bertujuan untuk menawarkan solusi yang komprehensif, produk HRMS (Human Resources Management System) yang didirikan dan dikembangkan oleh Phincon bernama “Pegaw.ai” diluncurkan.

Sebagai produk SaaS (Software as a Service), Pegaw.ai menawarkan berbagai paket modul berlangganan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dari perusahaan kecil, menengah, sampai korporasi.

Kepada DailySocial, Product Head Pegaw.ai Steven Sebastian mengungkapkan, platform tersebut mampu membantu pengelolaan SPT pegawai, dalam fitur ini perusahaan dapat merekap pajak yang berbentuk SPT 1721 A1. Selain itu juga memungkinkan pegawai untuk bisa mengakses secara mandiri formulir SPT tanpa merepotkan tim HR demi kemudahan pelaporan pajak pribadi tahunan.

Selain itu fitur-fitur yang juga ditawarkan oleh Pegaw.ai di antaranya modul Penggajian, Employee Self-Service (ESS), Pengelolaan Cuti & Lembur, Pengelolaan Struktur Organisasi, dan berbagai hal lain terkait kepegawaian.

“Pegaw.ai memahami bahwa proses migrasi dan integrasi data merupakan hal yang krusial bagi perusahaan, sehingga Pegaw.ai merancang fitur ‘Migrasi Data’ untuk dapat meminimalisir ketidakcocokan data pegawai yang dimigrasikan bahkan dari platform lain sekalipun,” kata Steven.

Sejak tahun 2020, Pegaw.ai ditujukan sebagai platform manajemen pegawai yang dapat menyederhanakan seluruh pekerjaan tim HR. Selain itu, fitur-fitur yang ditawarkan juga selalu disesuaikan dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku di Indonesia.

Produk SaaS yang menyasar solusi HR cukup berkembang, beberapa startup bermain di ranah tersebut. Misalnya Fast-8 Group, mereka memiliki empat aplikasi untuk manajemen pegawai dengan fungsi yang spesifik, meliputi: Hadirr, Benefide, Gadjian, dan Pagawe. Pemain lain ada Mekari, selain aplikasi Talenta, terbaru mereka meluncurkan Flex untuk bantu perusahaan kelola tunjangan pegawai. Selain itu masih banyak startup lain yang mencoba mendemokratisasi sistem tata kelola personalia, di antaranya Catapa, Synergo, KaryaONE, dan lain-lain.

Pandemi akselerasi platform HR

Saat ini sudah banyak perusahaan yang mengimplementasikan platform HR tapi belum terintegrasi ataupun otomatis secara prosesnya, sehingga divisi HR masih memiliki kendala dalam pengelolaan administrasi (payroll, pajak, absensi, formulir SPT, dan lainnya). Saat pandemi kemudian menjadi momen yang tepat untuk menghadirkan platform Pegawai.ai kepada target pengguna.

“Pandemi ini justru menjadi inspirasi bagi Pegaw.ai untuk dapat membantu perusahaan untuk bisa mengelola administrasi kepegawaian yang otomatis dan komprehensif, serta mendorong perusahaan untuk bisa mengurangi integrasi manual,” kata Steven.

Dari strategi pemasaran, saat ini Pegaw.ai fokus melakukan edukasi dan pemasaran secara online ke perusahaan mengenai kebutuhan akan HRMS sebagai platform menyeluruh untuk kepegawaian. Aplikasi Pegaw.ai sudah dienkripsi menggunakan metode AES 256 atau The Advanced Encryption Standard, sebuah sistem penyandian blok (block cipher) yang sudah terbukti untuk melindungi informasi sensitif. AES memberikan keamanan tambahan dengan ekspansi proses penyandian.

Pegaw.ai juga memiliki sistem Open API, untuk kebutuhan integrasi ke aplikasi lain [misal yang sudah dikembangkan perusahaan]. Hal ini membantu sistem pengelolaan yang fleksibel dan seamless.

“Sebagai solusi HRMS, Pegaw.ai ingin menjadi pemain utama yang membantu perusahaan kecil, menengah, hingga perusahaan besar untuk bisa mengelola administrasi kepegawaian dengan otomatis dan komprehensif,” kata Steven.

Tujuh Tahun Pawoon dan Strategi Kenalkan POS Sebagai Pintu Masuk UMKM “Go Digital”

Enam tahun lalu, CEO Pawoon Ahmad Gadi menyampaikan keputusannya untuk mendirikan Pawoon pada 2014 karena keyakinannya pada aplikasi Point of Sales (POS) adalah entry point bagi usaha kecil dalam menggunakan teknologi. Pernyataannya sepenuhnya betul, sebab data dari BPS pada tahun 2020 menyatakan bahwa UMKM memiliki kontribusi sebesar 60,3% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

UMKM menyerap 97% dari total tenaga kerja dan 99% dari total lapangan kerja. Akan tetapi, digitalisasi di sektor ini perlu digenjot lagi karena dari 64,2 juta unit UMKM, hanya 13% diantaranya yang memanfaatkan teknologi digital dalam mengelola usahanya.

Pandemi menjadi pembuktian tentang pentingnya migrasi ke digital. Menurut bank sentral, terjadi penurunan ekonomi bagi sebanyak 87,5% UMKM karena dipengaruhi oleh pandemi. Namun, hal ini juga menunjukkan bahwa 27,6% UMKM yang beroperasi secara online benar-benar mengalami peningkatan penjualan pada tahun 2020 dan seterusnya.

Semangat tersebut terus digalakkan oleh Pawoon memasuki usianya yang ketujuh. Dalam wawancara bersama DailySocial, Chief Strategic Officer Pawoon Ivan Ekancono mengatakan tingkat resistansi UMKM terhadap layanan POS justru kian hari semakin mengecil karena mereka sadar digital dapat membantu usaha daripada terus menerus membuat pencatatan secara manual, tapi seringkali bingung mau mulai dari mana.

“Dari pantauan tim kami di lapangan, kebanyakan mereka ini sudah aware tapi belum terlalu paham sekali. Begitu kita edukasi dan berikan live demo, mereka jadi lebih terarah dan langsung bisa menggunakan POS,” terangnya.

Lebih dari sekadar POS

Pawoon bukanlah pemain tunggal di segmen yang memiliki kontribusi terbesar buat negara, di luar sana ada banyak pemain seangkatannya dan para pemain baru yang mencoba di kue yang sama. Makanya, Pawoon pun telah berevolusi menjadi lebih dari sekadar POS agar dapat terus menemani seluruh tahapan bisnis yang kebutuhannya terus berkembang.

Ivan melanjutkan, fitur dasar Pawoon adalah membantu pemilik bisnis melakukan pencatatan transaksi dan pengelolaan data yang lebih baik. Kini menawarkan fitur yang lebih advance, seperti manajemen inventori, absensi karyawan, hingga promosi yang dapat diakses kapan saja.

Berikutnya, terintegrasi dengan mitra pihak ketiga untuk memberikan fitur tambahan. Diantaranya, bersama Forstok untuk menggabungkan toko online dan offline dari pemilik bisnis, sehingga seluruh transaksi dari berbagai platform dapat dikelola dalam satu dasbor Pawoon.

Lalu, GrabFood agar pemilik bisnis dapat menerima pesanan dari channel GrabFood dan terhubung juga dengan GrabExpress dan terintegrasi dengan para pemain e-money, seperti GoPay, OVO, DANA, dan LinkAja. “Kami juga telah bermitra dengan p2p lending dan perbankan untuk menyediakan kemudahan akses permodalan agar pemilik usaha dapat terus mengembangkan usahanya.”

Demi menyesuaikan dengan model bisnis O2O, Pawoon merilis PawoonLive! untuk mengakomodasi merchant FnB-nya. Ini adalah self-ordering platform yang berfungsi membantu pelanggan melakukan pemesanan makanan secara online, baik itu dine-in, takeaway, atau delivery karena telah terintegrasi dengan Go-Send dan GrabExpress. Proses pembayarannya sepenuhnya secara digital dan proses pemesanan melalui WhatsApp Order atau microsite yang disediakan PawoonLive!.

Demi memberikan nilai tambah kepada para merchant, berkat masuknya DIVA ke dalam jajaran pemegang saham di Pawoon, kini sejumlah layanan DIVA telah tersedia di Pawoon. Salah satunya adalah layanan pembelian pulsa dan pembayaran PPOB, sehingga saat konsumen dari suatu merchant berkunjung dapat membeli pulsa atau membayar tagihan secara instan.

“Masih banyak integrasi dengan DIVA yang akan kami lakukan ke depannya. Tentunya kami akan melihat terlebih dahulu skala prioritasnya karena harus menyesuaikan dengan kebutuhan merchant kami.”

Di luar grup DIVA, Pawoon bekerja sama dengan Telkomsel untuk perluasan adopsi POS melalui aplikasi 99% Usahaku. Dalam paket bundling ini, Telkomsel menyediakan tambahan paket data 2GB untuk merchant yang berlangganan Pawoon. Integrasi ini memudahkan Pawoon dalam menjangkau merchant baru, sebab diklaim Telkomsel juga memiliki basis UMKM sendiri.

Ivan menjelaskan, dengan seluruh fitur tersedia dan terus bertambah ke depannya, mengukuhkan posisi Pawoon untuk seluruh level bisnis usaha, sekalipun UMKM. Pawoon baru menyeriusi segmen UMKM pada 2019 setelah sebelumnya baru bermain di segmen usaha menengah ke atas. Pada saat itu, perkembangan UMKM meningkat pesat bahkan hingga saat ini.

Dalam komposisinya, Pawoon memiliki lebih dari 25 ribu merchant yang terdiri dari UMKM sebanyak 60% dan sisanya enterprise 40%. Kebanyakan merchant ini bergerak di bisnis FnB, ritel, dan jasa (salon, car wash, laundry, dan sebagainya). Seluruh merchant ini tersebar di 250 kota di seluruh Indonesia.

Perusahaan membuat sistem berlangganan untuk mengakses fitur-fiturnya, dimulai dari Rp299 ribu per bulan untuk paket basic dan Rp599 ribu untuk paket pro. Kendati demikian, Pawoon juga memiliki layanan gratis untuk bisnis kecil tapi dengan fitur yang terbatas.

Ivan melihat pricing tersebut sudah diukur dengan kempuan dari tingkat pengeluaran para merchant. Bahkan bersama Telkomsel, merchant juga mendapat tambahan paket data.

Untuk menjaga retensi, Pawoon banyak melakukan kegiatan aktivasi baik itu sharing ilmu dengan merchant besar untuk berbagi kisah suksesnya dan kegiatan lainnya yang bersifat upgrade kemampuan. “Karena pandemi, kami membuat kegiatan jadi online. Justru mampu menarik pengunjung hingga ribuan untuk sekali acara sharing.”

Rencana berikutnya

Tak hanya bisnis POS untuk UMKM, perusahaan juga memiliki bisnis B2B untuk membantu pengembangan adopsi POS yang lebih masif bersama korporasi lain yang tertarik untuk masuk ke segmen ini. Menurut Ivan, POS saat ini menjadi segmen yang banyak dilirik karena prospeknya yang cerah, mengingat masih banyak UMKM yang go digital dan menjadi pintu gerbang yang bagus untuk memperkenalkan layanan digital yang lebih variatif ke depannya.

Berikutnya, pada tahun ini perusahaan akan menjadikan para merchant-nya sebagai agen Laku Pandai dengan salah satu bank pelat merah. Ivan mengatakan, merchant dapat melayani layanan finansial kepada para konsumennya, seperti transfer ke antar bank hingga menjual produk keuangan, baik itu asuransi atau layanan tabungan.

“Jadi merchant kami yang warung kopi bisa melayani konsumen yang mau transfer ke bank, uangnya bisa langsung masuk ke rekening yang tuju, atau bisa juga top up e-toll.”

Meski tidak dijelaskan dengan detail, Ivan merinci saat ini struktur kepemilikan saham di Pawoon masih diisi DIVA dan Kejora Ventures. Kejora turut berinvestasi di DIVA pada Agustus 2019 melalui fund khusus bernama InterVest Star SEA Growth I yang dikelola bersama InterVest.

Menanggapi potensi IPO perusahaan, Ivan menyampaikan dorongan tersebut memang ada, tapi ia menginginkan Pawoon dapat melantai dengan “benar”, bukan sekadar ingin cari pendanaan saja.

“Kami ingin Pawoon suatu saat bisa listing jadi perusahaan terbuka dengan saham yang benar-benar dinikmati market. Investor beli karena senang dengan produk Pawoon dan yakin dengan perusahaannya, sehingga saham Pawoon bisa lebih atraktif,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

BukuWarung Dikabarkan Tengah Rampungkan Pendanaan Bernilai Lebih dari 1 Triliun Rupiah

Startup pengembang aplikasi akuntansi pengusaha mikro BukuWarung dikabarkan segera menutup putaran pendanaan terbarunya. Dari sumber DealStreetAsia, nilai investasi ditaksirkan mencapai $70 juta atau setara lebih dari 1 triliun Rupiah. Modal ventura besutan Peter Thiel (Co-Founder PayPal) yakni Valar Ventures memimpin putaran yang segera ditutup dengan status “oversubscribed” ini.

Dengan penutupan investasi tersebut, ditaksirkan BukuWarung telah berhasil mengumpulkan total pendanaan lebih dari $90 juta selama sekitar dua tahun beroperasi. Sejak didirikan tahun 2019, BukuWarung mengklaim telah merangkul 3,5 juta pengguna dari kalangan pedagang kecil yang tersebar di 750 kota dan kabupaten di Indonesia — mayoritas berada di kota tier-2 dan 3. Dengan basis penggunanya, mereka telah mencatat transaksi senilai lebih dari $15 miliar di platformnya dan telah memproses lebih dari $500 juta pembayaran.

Terkait kabar pendanaan terbaru, kami sudah mencoba mengonfirmasi ke salah satu founder BukuWarung, namun ia enggan memberikan komentar.

Sebelumnya pada awal Februari lalu, BukuWarung baru mengumumkan pendanaan baru dari Rocketship.vc. Dikatakan dalam putaran tersebut turut melibatkan beberapa perusahaan ritel di Indonesia dan angel investor. Ini melanjutkan dari penggalangan pra-seri A yang telah dibukukan perusahaan sejak pertengahan 2020 lalu, kala itu Quona Capital sebagai investor yang memimpin.

Beberapa pemodal ventura yang terlibat dalam pendanaan BukuWarung termasuk Y Combinator, East Ventures, AC Ventures, DST Global Partners, Golden Gate Ventures, dan Tanglin Venture Partners.

Di Indonesia, BukuWarung bersaing ketat dengan pemain serupa lainnya, BukuKas. Keduanya sama-sama didukung oleh banyak investor. Awal tahun 2021 ini, BukuKas baru mengumumkan pendanaan seri A senilai 142 miliar Rupiah yang dipimpin Sequoia Capital India – penyelenggara akselerator Surge yang juga diikuti oleh BukuKas. Terbaru mereka baru meluncurkan fitur pembayaran, sebagai salah satu pengejawantahan visi untuk menjadi layanan fintech.

Application Information Will Show Up Here

Mitra Bukalapak Perkuat Fitur Digital, Kini Punya Layanan Pembukuan dan Pencatatan Utang

Hampir lima tahun lalu, Bukalapak menginisiasi sebuah program yang dulu bernama “Juragan Pulsa Bukalapak”, cikal bakal dari Mitra Bukalapak. Kini, Mitra Bukalapak memiliki 7 juta UMKM yang bergabung di dalamnya, terdiri dari warung tradisional dan agen individu tersebar di luar kota lapis satu di Indonesia.

Produk-produk yang dijual di Mitra Bukalapak kian beragam, mulai dari produk FMCG, produk segar, fesyen, produk elektronik, spare parts kendaraan bermotor, dan 42 jenis produk virtual yang membuat masyarakat tetap terhubung secara O2O. Dijabarkan lebih jauh, 42 produk virtual ini mencakup layanan pembayaran, produk finansial, logistik, travel dan layanan SaaS.

Poin terakhir menarik untuk disimak. Dalam keterangan resmi yang disebarkan perusahaan hari ini (23/4), disampaikan bahwa dalam produk SaaS terdiri dari pembukuan, catatan utang, dan sebar poster. Fitur tersebut dibuat ramah untuk para pengguna, sehingga akan terlihat tampak sedang membuat pembukuan pada umumnya secara tertulis.

Belakangan, pemain aplikasi pembukuan keuangan untuk warung tengah naik daun karena besarnya peluang UMKM yang belum tersentuh layanan digital. Akibatnya, banyak pemain bermunculan dan visi misinya didukung oleh para investor. Nama-namanya adalah BukuKas, BukuWarung, Credibok, Moodah, Lababook, dan lainnya. Kesempatan tersebut juga diambil oleh Bukalapak, berkat basis UMKM yang sudah dibentuk, maka akan lebih mudah proses roll out-nya.

CEO Buka Mitra Indonesia Howard Gani menyampaikan, pihaknya akan selalu memberikan ragam layanan jenis produk, baik fisik maupun virtual yang terlengkap kepada masyarakat. “Hal ini merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap upaya Bukalapak untuk mendorong kemajuan digitalisasi warung-warung tradisional dan agen individu agar berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan inklusi ekonomi Indonesia,” kata dia.

Seluruh produk Mitra Bukalapak, sambungnya, dihadirkan untuk menutup kesenjangan teknologi dan menghadirkan akses pasar bagi siapa saja. Mitra Bukalapak juga berkomitmen ingin meningkatkan literasi finansial dan digital kepada masyarakat terutama masyarakat unbanked dan underbanked yang selama ini sulit mengakses layanan produk-produk virtual karena keterbatasan tempat dan infrastruktur terlebih di masa pandemi.

Pengumuman investasi Seri G yang diterima Bukalapak dari jajaran investor industri finansial, seperti BRI Ventures, Mandiri Capital Indonesia, Standard Chartered, dipastikan pada tahun ini bakal lebih banyak pengembangan produk finansial yang inovatif agar gap dapat mengecil pada masa mendatang.

Data terbaru dari bank sentral menunjukkan sebanyak 87,5% UMKM dipengaruhi oleh penurunan ekonomi yang didorong oleh pandemi. Namun, hal ini juga menunjukkan bahwa 27,6% UMKM yang beroperasi secara online benar-benar mengalami peningkatan penjualan pada tahun 2020 dan seterusnya. Ini menggambarkan semakin pentingnya bagi perusahaan dari segala bentuk dan ukuran untuk merangkul model bisnis online dan adaptasi digital di Asia yang sedang berkembang.

Strategi kemitraan dengan UMKM nyatanya menjadi peluang bisnis tersendiri bagi pemain e-commerce. Selain Bukalapak, platform lain seperti Tokopedia dan Shopee juga memiliki program serupa. Potensinya cukup besar, dari analisis yang kami buat tahun lalu setidaknya ada 92 juta potensi pelanggan baru yang dapat dijaring lewat program semacam ini.

Application Information Will Show Up Here