Mebiso Kenalkan Layanan AI untuk Permudah Pendaftaran dan Perlindungan Merek

Pentingnya kekayaan intelektual semakin diakui di tengah persaingan bisnis yang ketat. Mebiso, bersama UpMarks, memperkenalkan Trademark Analyzer yang menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) untuk mempermudah pendaftaran dan perlindungan merek.

Trademark Analyzer memungkinkan pelaku bisnis untuk menilai peluang keberhasilan pendaftaran merek dalam waktu kurang dari lima menit.

“Dengan alat ini, pelaku usaha dapat mengukur persentase keberhasilan pendaftaran merek mereka secara real-time,” kata Founder & CEO Mebiso Hesti Rosa.

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) mencatat 114.130 permohonan pendaftaran merek pada tahun 2023, menandakan peningkatan kesadaran UMKM akan pentingnya pendaftaran merek.

Selain analisis cepat, Mebiso menawarkan fitur monitoring merek yang aktif 24/7 untuk mendeteksi dan mencegah peniruan merek. “Fitur ini juga dilengkapi dengan notifikasi WhatsApp untuk pemberitahuan status terkini,” tambah Hesti.

Dalam diskusi ‘UpMarks! AI-MPOWERED Trademarks: Leveraging AI for Superior Brand Protection’ di MARKAS Jakarta, inovasi ini mendapat sambutan positif dari peserta, termasuk UMKM dan praktisi KI.

Mebiso berharap inisiatif ini dapat membantu UMKM melindungi merek mereka dan mendukung pemerintah dalam memperluas perlindungan kekayaan intelektual.

“Kami ingin membantu UMKM melindungi orisinalitas merek dan menghindari kerugian dari peniruan,” jelas Hesti.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Mengenal LindungiHutan, Startup Asal Semarang yang Konsisten Melakukan Konservasi Lingkungan

Sebutan ‘paru-paru dunia’ yang kita sematkan pada hutan bukanlah tanpa alasan. Hutan memainkan peran krusial sebagai penjaga keseimbangan ekosistem, penyerap karbon, sekaligus peredam dampak perubahan iklim dan pemanasan global yang sedang terjadi.

Singkat cerita, sudah sepatutnya hutan dijaga dan dilestarikan sebagai salah satu pilar utama dalam kehidupan yang berkelanjutan. Salah satu pihak yang gencar melakukan upaya pelestarian hutan di Indonesia adalah LindungiHutan.

Sejak tahun 2016, startup LindungiHutan yang bermarkas di kota Semarang ini telah fokus membangun platform crowdplanting penggalangan dana online untuk konservasi hutan dan lingkungan.

CEO LindungiHutan, Miftachur Robani atau yang akrab disapa Ben, menjelaskan bahwa timnya selalu mengambil pendekatan yang adaptif dalam menjalankan misinya.

“Setiap tahunnya kami memiliki pendekatan dan cara pandang baru yang berkembang seiring dengan perkembangan zaman, dan kami akan melangkah sejalan dengan tujuan kami,” ungkap Ben dalam sebuah keterangan tertulis.

Untuk tahun 2024 misalnya, LindungiHutan menyediakan berbagai program kerja sama seperti #PilihLestari, TreeshBash, Sedekah Pohon, ESG Program, Imbangi, Rawat Bumi, UniversiTree, Jaga Hutan, Hutan Merdeka, Musim Penghijauan, hingga Harapan Hutan.

“Selain itu juga terdapat program tahunan, yaitu CorporaTree, ColaboraTree, dan Konsultasi Karbon,” imbuh Ben.

Hingga saat ini, LindungiHutan mengklaim telah menanam lebih dari 805.000 pohon di 50 lokasi penghijauan. Mereka juga telah dipercaya sebagai mitra dalam melakukan aksi keberlanjutan oleh 517 brand dan perusahaan, seperti Somethinc, Tokopedia, BFI Finance, Bussan Auto Finance (BAF), dan lainnya.

**

Untuk ulasan selengkapnya, kunjungi Solum.id. Solum.id adalah media online yang fokus menyajikan berbagai artikel tentang sektor keberlanjutan dan teknologi masa depan.

Disclosure: Solum.id adalah bagian dari grup DailySocial.id

Mengenang Heriyadi Janwar

“I believe the world is changing, we’re here in Indonesia maybe a little late to adopt it but soon will catch up.

Today is the world of collaboration, we must change our way of doing design, develop and distribute products and services to the new ways.”

Kutipan di atas ditulis oleh Heriyadi Janwar dalam biodata LinkedIn-nya. Pada 20 Juni 2023 kemarin, kami mendapat kabar bahwa beliau telah menghembuskan nafas terakhir di umur 46 tahun.

Keyakinan Heri, begitu ia kerap disapa, tidak hanya dituangkan dalam tulisan, namun turut diaplikasikan dalam perjalanan kariernya. Kiprahnya dalam industri teknologi tanah air sudah dimulai sejak ia masih bekerja sebagai Business Development Manager di perusahaan teknologi.

Sejak itu, ia aktif berjejaring dan terlibat dalam komunitas startup teknologi di Indonesia. Dalam tulisannya, ia menegaskan bahwa tujuan akhirnya adalah untuk bisa terlibat dan memimpin generasi masa depan dalam berbisnis. Kolaborasi adalah kuncinya, dan dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti situs web, jaringan seluler, dan televisi.

Heri juga sempat bekerja di Microsoft Indonesia sebagai Senior Product Marketing Manager selama hampir 4 tahun. Namanya semakin dikenal ketika ia bergabung di ekosistem Telkom dan ikut membangun salah satu pionir layanan e-commerce di Indonesia, Plasa.com.

“Dedikasi dan komitmennya tak tergoyahkan dan tak tertandingi. Saya tidak akan pernah lupa bagaimana dia dengan cepat mengepak tasnya dan terbang ke Singapura & Malaysia ketika mitra teknologi kami menghadapi tantangan, tetap di sana sampai masalah teratasi dan situs web kami dapat diluncurkan,” ungkap CEO Ideosource, Andi Boediman yang merekrutnya saat itu.

Tidak hanya itu, ia juga menunjukkan keyakinan pada industri teknologi tanah air dengan ikut berinvestasi pada startup-startup dan inovasi yang ia percaya akan berhasil. Andi turut membagikan momen ketika ia mengandalkan dukungan Heri dalam mengembangkan bisnis B2G di Bhinneka, saat itu Ideosource sudah berinvestasi di sana.

Di tahun 2021, Heri membangun Global Fortuna Nusantara, sebuah solusi yang berfokus pada pengadaan barang maupun jasa untuk berbagai lembaga pemerintahan di Indonesia. Perusahaan memiliki visi untuk menjadi penyedia peralatan elektronik dan informasi teknologi yang kompeten, jujur, dan berintegritas untuk seluruh instansi nusantara.

Founder & CEO DailySocial.id sekaligus Managing Partner DS/X Ventures Rama Mamuaya dalam unggahannya mengungkapkan bahwa Heri menjadi salah seorang yang percaya dan mendukung setiap langkah inovatifnya sejak awal. “Kepercayaannya akan kemampuan dan kebaikan orang lain telah menghantarkannya sebagai seorang pendukung dan pemimpin di industri,” tulisnya.

Titip Resmi Meluncur, Jembatani Kebutuhan Jasa Kapal Logistik

Logistik memainkan peran penting dalam industri maritim, memfasilitasi pergerakan barang dari berbagai negara. Dengan meningkatnya permintaan moda transportasi yang efisien dan mulus, sektor logistik terus bertransformasi dengan berbagai inovasinya. Khusus di segmen maritim, startup bernama “Titip” hadir sebagai platform yang ingin menghadirkan solusi secara end-to-end kepada pemain logistik di Indonesia.

Startup yang lahir dari venture builder Wright Partners ini, resmi meluncur menawarkan layanan kepada target pengguna. Mengedepankan teknologi yang didukung oleh artificial intelligence, Titip berkonsep marketplace B2B logistik maritim.

Ingin maksimalkan kinerja kapal logistik

Berdasarkan Logistics Performance Index (2023) yang diterbitkan Bank Dunia, Indonesia masih berada di peringkat 61, di bawah negara tetangga ASEAN seperti Malaysia di 26, Thailand di 34, dan Vietnam di 43. Hal ini menunjukkan masih banyak yang perlu ditingkatkan dari industri logistik tanah air untuk mengejar ketertinggalan ini.

Beberapa masalah yang saat ini hadir di dunia logistik adalah mismatch antara supplydemand kebutuhan logistik. Ketidaksesuaian ini mengakibatkan tingkat utilisasi moda transportasi pemilik kapal tidak optimal. Dibarengi dengan proses dokumentasi yang belum sepenuhnya efisien, berdampak pada tingginya biaya logistik.

Saat acara peluncuran (15/5), Business Development Manager Titip Fernando Budiargo mengungkapkan, saat ini masih banyak pemilik kapal atau mereka (transporter) belum secara maksimal menggunakan kapal mereka. Di sisi lain para perusahaan penyewa (charterer) masih kesulitan untuk menemukan kapal yang sesuai dengan kebutuhan untuk pengiriman kargo mereka.

Inovasi inilah yang ingin dihadirkan oleh Titip melalui solusi teknologi, dengan misi mendorong proses operasi logistik maritim yang lebih efisien serta lebih transparan.

“Di platform Titip, pengguna akan dapat mengiklankan kargo/kapal mereka dan mencari kargo/kapal sesuai kebutuhan. Pengguna juga akan melakukan transaksi logistik end-to-end secara digital mulai dari pemesanan, penyusunan kontrak, pelacakan hingga pelunasan transaksi,” kata Fernando.

Saat ini Titip telah mendapatkan pendanaan awal dari investor yang enggan untuk disebutkan namanya. Fokus di debut awal mereka mengakuisisi lebih banyak mitra pemilik kapal untuk bergabung platform, sekaligus menawarkan lebih banyak layanan kepada pemilik kargo. Perusahaan hingga saat ini masih menggodok formula yang tepat strategi monetisasi yang ideal untuk mereka terapkan kepada pemilik kapal dan pemilik kargo.

Penerapan teknologi AI

Secara khusus Titip menghadirkan serangkaian teknologi logistik seperti matchmaking algorithm, digital contracting, real-time monitoring melalui geolocation dan digital documentation yang telah terintegrasi dalam satu platform. Pengguna akan mendapatkan banyak manfaat yang diperoleh, antara lain peningkatan skala bisnis melalui perluasan jaringan usaha serta meningkatkan kapasitas operasi melalui pencarian kapal tambahan dari jaringan yang terverifikasi.

Titip melakukan verifikasi untuk setiap pengguna yang terdaftar, untuk menjamin rasa aman dalam melakukan transaksi. Dan untuk memastikan transparansi layanannya, pengguna akan selalu dapat mengakses dokumen transaksi yang tersimpan secara digital. Di samping itu, Titip memiliki dukungan pelanggan yang tersedia, yang bisa disampaikan kepada account manager dan sales support yang dapat membantu seluruh transaksi atau kegiatan operasional yang terjadi di dalam platform.

Perusahaan menargetkan menjadi one-stop-shop untuk seluruh hal yang berkaitan dengan transaksi di logistik komoditas (seperti batu bara, nikel, CPO/kelapa sawit), termasuk di pembiayaan, pelacakan karbon, dan keagenan. Saat ini Titip bisa diakses melalui website, namun ke depannya perusahaan memiliki rencana untuk meluncurkan aplikasi kepada target pengguna.

“Guna mempercepat proses inovasi, Titip telah berkolaborasi dengan sejumlah perusahaan terkemuka seperti Microsoft melalui program Microsoft for Startups Founders Hub. Dalam program ini, Titip bekerja secara dekat dengan para ahli dari tim Digital Native Microsoft untuk mendesain arsitekturnya menggunakan teknologi dan tools mereka. Tujuannya jelas, untuk memberdayakan sektor logistik di Indonesia, dan mendorong kemajuan ekonomi serta sosial tanah air,” kata Fernando.

Dukungan Wright Partners

Titip merupakan portofolio pertama dari Wright Partners yang fokus menghadirkan solusi terpadu untuk logistik maritim. Dilihat dari potensi yang ada, Wright Partners melihat apa yang dihadirkan oleh Titip memiliki potensi untuk mencapai profitabilitas, sesuai dengan visi dan fokus dari mereka.

Partner Wright Partners Rangga Maharga mengungkapkan, fokus mereka mencari pasar yang masih memiliki permasalahan yang besar, dan bagaimana startup tersebut bisa menemukan solusi.

“Kami melihat saat ini logistik maritim masih besar pasarnya dan belum banyak yang mencoba untuk menghadirkan layanan kepada pihak terkait. Titip menjadi platform pertama yang menghadirkan solusi secara tersebut, dengan tujuan akhir yaitu membantu para pemain di industri terkait. Mulai dari membantu untuk ekspor hingga menemukan biaya yang terjangkau,” kata Rangga.

Didirikan oleh Arnold Egg dan Ziv Ragowsky, Wright Partners mendirikan venture builder yang beranggotakan serial entrepreneurs dan experts dalam industri teknologi. Sebagai entitas yang fokus pada kegiatan venture building, model bisnis yang ditawarkan oleh Wright Partners cukup berbeda dan unik. Perusahaan bekerja sama dengan korporat untuk membantu mereka dalam menjalankan corporate innovationDua layanan yang ditawarkan mencakup Corporate Venture Building dan CVC as a Service.

Mebiso Permudah UMKM Lakukan Pengecekan dan Pendaftaran Merek Usaha

Platform kekayaan intelektual berfungsi sebagai hub tersentralisasi untuk mengelola paten, merek dagang, hak cipta, dan rahasia dagang. Platform ini menyediakan berbagai alat dan layanan yang dirancang untuk menyederhanakan proses perlindungan, monetisasi, dan penegakan hak.

Dalam beberapa tahun terakhir, munculnya platform kekayaan intelektual menawarkan pendekatan manajemen kekayaan intelektual yang ramping dan efisien. Salah satu platform yang ingin mempermudah pelaku UMKM mendapatkan perlindungan merek usaha di Indonesia adalah Mebiso.

Berbasis di Surabaya, saat ini pengguna Mebiso tidak hanya berasal dari Jawa Timur saja, namun juga di wilayah Jabodetabek.

Implementasikan sistem berbasis AI

Mebiso diluncurkan untuk menjawab keresahan pelaku usaha untuk meminimalisir adanya plagiasi saat pendaftaran merek. Secara khusus perusahaan ingin memberikan solusi perlindungan merek usaha, mulai tahap pra sampai pasca pendaftaran merek secara online. Saat pra-pendaftaran, pelaku usaha bisa melakukan pengecekan merek.

Memanfaatkan teknologi AI, pemilik usaha bisa memperoleh hasil analisis terkait potensi keberhasilan saat pendaftaran dan meminimalkan kegagalan dalam pendaftaran merek. Platform ini juga bisa melakukan monitoring dan proteksi terhadap merek yang sudah terdaftar.

Untuk proteksi merek, jika memang ada orang lain yang ingin menggunakan namayang mirip, akan diberitahukan kepada pemilik merek awal melalui notifikasi WhatsApp untuk lebih sigap melakukan tindakan awal apa yang akan diambil.

“Pengecekan merek hanya butuh waktu sebentar, tak lebih dari lima menit. Sehingga, pelaku usaha bisa mendaftarkan mereknya dengan segera. Platform ini mampu mengukur prosentase keberhasilan pendaftaran merek, menghindari persamaan nama merek, mengetahui rincian merek pembanding hingga menganalisa strategi pendaftaran merek,” kata CEO Mebiso Hesti Rosa.

Sebelum diluncurkan, setidaknya sudah lebih dari 54.430 pelaku usaha yang memanfaatkan platform ini untuk melakukan pengecekan merek. Tercatat sejak tahun 2022, dalam platform ini terdapat lebih dari 1,4 juta data merek. Kemudian, sudah ada lebih dari 6.000 merek terdeteksi setiap bulan. Serta, sudah ada lebih dari 58.440 merek yang sudah terdaftar.

Mebiso mengklaim platform yang mereka miliki merupakan pelengkap dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) yang mendukung perlindungan merek usaha. Untuk strategi monetisasi yang dilancarkan perusahaan saat ini adalah melalui opsi subscription atau biaya berlangganan atas monitoring dan proteksi merk, serta pay per use atas pengecekan merek.

“Proses pengecekan merek juga transparan, proteksi terotomatisasi dan mendapat dukungan dari praktisi. Sehingga, membantu melindungi originalitas merek dan kekuatan brand,” kata Hesti.

Dari pantauan Mebiso hingga saat ini ada lebih dari 82 ribu permohonan untuk pendaftaran merek, hanya 62 ribu pendaftaran saja yang diterima. Sementara, sisanya ditolak. Tak hanya itu, kesadaran pelaku usaha untuk melakukan pendaftaran merek juga belum maksimal.

Berdasarkan data yang dihimpun pada akhir tahun 2022, di wilayah Jawa Timur, dari puluhan ribu UMKM, baru ada 10.953 yang mengajukan pendaftaran merek. Peluang ini kemudian dimanfaatkan oleh perusahaan untuk membantu lebih banyak lagi pelaku UMKM mendaftarkan merek mereka.

“Saat melakukan pengecekan, juga tertera potensi keberhasilan saat mendaftarkan merek. Sehingga, pelaku usaha tidak perlu lagi khawatir dan tinggal duduk manis di rumah,” kata Hesti.

Sejak awal meluncur perusahaan masih menjalankan bisnis secara bootstrapping. Namun ke depannya perusahaan memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana untuk tahap awal. Tahun 2023 ini perusahaan juga memiliki target ingin meningkatkan pengguna, baik untuk pengecekan, monitoring hingga proteksi merek sebanyak dua kali lipat.

Platform Investasi Properti Briix Resmikan Kehadiran [UPDATED]

Investasi properti merupakan salah satu kelas aset yang memiliki banyak peminat sejak dulu, tapi prosesnya belum terdigitalisasi sepenuhnya, belum lagi ini berkaitan dengan priviledge. Melihat masalah tersebut, Briix meresmikan kehadirannya dengan menawarkan solusi menyeluruh lewat satu aplikasi.

Sebelum menjelma jadi perusahaan teknologi, orang-orang di belakang Briix memiliki pengalaman lebih dari satu dekade di industri properti real estat dan hospitality. Keputusan untuk masuk ke dunia digital, tak lain dikarenakan ingin mendemokritasi akses investasi properti untuk ke lebih banyak orang.

Briix didirikan pada 2020 oleh Conrad Warren (CEO) dan David Anderson (Chairman) di Bali. Proses mempersiapkan seluruh lisensi yang dibutuhkan sebagai fondasi perusahaan, menjadi alasan mengapa startup ini baru diluncurkan. Salah satu lisensi yang sudah dikantongi adalah penyelenggara IKD di OJK.

“Briix terdiri dari tiga unit bisnis, properti (Briix Property Management), finansial (Briix Financial Services), dan teknologi (Briix Financial Technology). Kami mengintegrasikan ketiganya sebagai pilar bisnis dengan tujuan utama membuat investasi properti jadi lebih efisien. Selama ini akses tersebut hanya bisa diakses oleh sebagian orang saja dan kami ingin mendemokratisasi tersebut ke lebih banyak orang,” ujar Warren saat peresmian Briix di Jakarta, Rabu (5/4).

Sebagai catatan, investasi properti yang ditawarkan Briix sejauh ini untuk vila dan condo dengan total 26 vila yang dikelola sendiri di Bali dan Lombok. Kedua lokasi ini dipilih karena menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisata domestik dan internasional, sekaligus lokasi yang banyak diminati oleh ekspat dan lokal untuk berinvestasi properti.

Model bisnis Briix

Melalui aplikasi Briix, calon investor dapat mengisi informasi mereka untuk mendapatkan akses ke pinjaman dan memilih properti vila yang saat ini tersedia. Briix fokus menilai aset yang calon investor inginkan, bukan untuk melihat kemampuan finansial investor tersebut.

Jika disetujui, nantinya tim screening akan menghubungi calon investor. Karena Briix memiliki lisensi sebagai perusahaan multifinance, nantinya calon investor berkesempatan untuk mendapatkan hingga 70% pinjaman terhadap nilai (loan-to-value) dengan tenor 12 tahun dan tersedia opsi pembayaran tagihan yang fleksibel.

Pada tahap awal ini, Briix baru menyediakan aset vila yang perusahaan kelola sendiri untuk permudah saat penilaian aset sebelum dibuka untuk calon investor. Meskipun demikian, Warren memastikan ke depannya mulai membuka aset properti non-perusahaan dapat dikelola dan menjadi lahan investasi bagi para investor.

Demo aplikasi Briix

Bahkan membuka kemungkinan untuk menyediakan fractional ownership. Adapun saat ini di Briix, satu aset properti hanya bisa dimiliki oleh satu investor saja. “Kami juga sedang mempertimbangkan untuk masuk ke fractional ownership ke dalam pipeline.”

Fractional ownership dalam real estat adalah membagi biaya pembelian dengan beberapa beberapa orang, masing-masing memiliki persentase kepemilikan dan berbagi hak pakai.

Briix juga menyediakan solusi manajemen properti. Nantinya setiap aset yang sudah didanai para investor akan dikelola operasionalnya, mulai dari pemesanan ke berbagai platform OTA, jasa perawatan, dan sebagainya.

“Investor dapat melihat day-to-day bisnis secara berkala lewat aplikasi, termasuk lihat komisi dari booking di OTA, harga kamar, pajak, dan lain-lain, semuanya melalui aplikasi. Sebelumnya dalam bisnis manajemen properti belum ada yang seperti itu.”

Satu hal yang diunggulkan dari solusi Briix adalah membuka kesempatan bagi para ekspat untuk berinvestasi properti dengan cara yang legal di Indonesia. Meski tidak dirinci seperti apa prosesnya, namun dari tim Briix akan membantu mereka membangun PT PMA sebelum membeli properti dan memiliki status Hak Pakai atau Hak Guna Bangunan (HGB).

“Kita sudah teregulasi untuk dapat memberikan solusi mortgage untuk WNA.”

Warren menyebut Briix masih bootstrap dalam menjalankan operasional hariannya. Menurutnya dengan model bisnis seperti, ditargetkan perusahaan dapat mencapai product-market-fit sebelum melaju cari pendanaan tambahan dari VC.

*) Kami menambahkan informasi terbaru seputar Briix yang memiliki lisensi sebagai perusahaan multifinance

Application Information Will Show Up Here

DSLaunchpadX Umumkan Top 9 Startup untuk Pitching ke Lebih dari 50 Investor di Demo Day

DSLaunchpadX, program inkubator startup yang diinisiasi oleh  DailySocial.id bersama DS/X Ventures, telah mencapai babak akhir. Setelah melalui proses inkubasi selama 4 minggu, termasuk sesi webinar dan 1-on-1 bersama 8 super-mentors pilihan, kini terpilih 9 startup terbaik untuk mengikuti tahapan Demo Day.

Dalam Demo Day, para founder akan dipertemukan (matchmaking) dengan 58 investor, yang terdiri dari venture capital (VC) dan angel investor lokal maupun regional. Adapun rangkaian Demo Day akan diselenggarakan pada Rabu, 1 Maret 2023 secara virtual. Di sesi tersebut setiap founder berkesempatan untuk melakukan pitching dan mendapatkan umpan balik langsung dari para investor.

“DSLaunchpadX dibuat dengan tujuan untuk membantu founders Indonesia dalam mengakselerasi pertumbuhan startup mereka sendiri, dan kami sangat berterima kasih kepada semua mentor luar biasa yang telah membimbing dan membantu para founders kami,” ujar Partner DS/X Ventures Amir Karimuddin.

Berikut ini daftar startup DSLaunchpadX yang akan masuk ke sesi Demo Day:

Startup Short Description
Akar Akar build, manufacture, and distribute modular farming to accelerate hyperlocal food security.
Bengkel Mania One stop solution for msme automotive workshop.
EVA HRIS EVA focus is on a Recruiting Management System, which is designed to assist HR/Recruiters teams in automating the recruitment process from shortlisting, giving notifications, assessments, and digital interviews until suitable candidates are found.
Kuesio Kuesio is an online questionnaire platform, creating convenience in conducting surveys and research for Indonesian researchers.
Maxy Academy Bridging universities and companies through higher quality students
Orderfaz Orderfaz is a one-click checkout solution to boost your online store conversion and upgrade your sales to the next level.
Rangkai Indonesian Tech Film Startup that focuses on the collection of Indonesian film and building creative economy ecosystem infrastructure.
Saku Laundry Saku Laundry is solution for laundry industry based on application designed to solve problems in daily operations with IoT support system and become market place that connects laundry merchants and customers in Indonesia.
SMEs PACK SMEs Pack is B2B Export SMEs Product Aggregator to address supply chain problems and distribution. The SMEs Pack connects SMEs with Direct Buyers to enable SMEs to sell products at fair prices and sustainable quantities.

Perjalanan Startup di DSLaunchpadX

Sejak dibuka pada awal tahun 2020 dengan nama DSLaunchpad, ribuan startup telah mendaftarkan diri ke program inkubasi online dengan lebih dari 40 mentor terbaik dari Indonesia. Di 2023, bekerja sama dengan DS/X Ventures dan mengubah nama menjadi DSLaunchpadX, lebih dari 300 startups telah mendaftarkan diri. Dari jumlah tersebut kemudian dilakukan seleksi dan verifikasi untuk memilih 30 startup terbaik yang berhak mengikuti sesi inkubasi selama 4 minggu di bulan Februari 2023.

Adapun startup yang tergabung terdiri dari berbagai kategori dan bisnis model, mulai dari agritech, edutech, SaaS, fintech, dan lain-lain. Sebagian besar mereka berada di tahap pre-seed dan seed stage. Menariknya, mayoritas dari peserta DSLaunchpadX berbasis di luar Jakarta.

Selama 4 minggu tersebut, para startup mendapatkan berbagai pembekalan yang sepenuhnya dilakukan secara virtual. Sejumlah super-mentor juga dihadirkan untuk memberikan insights lebih mendalam seputar dunia startup dan pengalaman sebagai founders:

Mentor Perusahaan
James Prananto CBD & Co-Founder Kopi Kenangan
Hendra Kwik CEO & Co-Founder Fazz
Marshall Pribadi CEO & Co-Founder PrivyID
Hiro Kiga CEO & Co-Founder Wallex
Gibran Huzaifah CEO & Co-Founder eFishery
Melisa Irene Partner East Ventures
Adrian Gunadi CEO & Co-Founder Investree
Eddi Danusaputro CEO BNI Ventures

Setiap kegiatan dan penugasan yang diberikan dalam proses inkubasi dipantau dan dinilai secara komprehensif melalui platform DSLaunch yang dikembangkan oleh DailySocial.id. Platform ini didesain khusus untuk memudahkan founder, mentor, dan penyelenggara dalam melakukan rangkaian proses kegiatan inkubator/akselerator startup.

Berdasarkan hasil penilaian, selanjutnya dipilih 9 startup terbaik yang akan mengikuti sesi Demo Day.

Demo Day Virtual, Didukung Platform Startup.id

Acara Demo Day akan dilakukan sepenuhnya virtual. Kegiatan ini juga didukung oleh Startup.id, yakni sebuah platform startup-investor matchmaking yang dikembangkan DailySocial.id. Lewat platform ini, para founder bisa menunjukkan informasi dan performa bisnisnya; para investor potensial juga bisa terhubung langsung dengan startup yang diminati untuk melakukan penjajakan investasi.

“Akses ke pendanaan merupakan salah satu permasalahan yang sering dialami founder startup tahap awal ketika ingin melakukan scaling dan ekspansi. Melalui Startup.id, DailySocial.id berusaha mendemokratisasi kebutuhan ini dengan memudahkan founder dan investor bertemu di satu platform. Matchmaking tak lagi dibatasi referensi dan relasi,” imbuh Amir.

Lewat Demo Day ini, diharapkan para founder bisa memberikan impresi terbaiknya di depan para investor untuk menghasilkan kerja sama strategis guna mengakselerasi startupnya.

Berkenalan dengan Sysbraykr, Startup Keamanan Siber Asal Yogyakarta

Ancaman kejahatan siber kian mengkhawatirkan. Menurut survei National Cyber Security Index (NCSI) pada 2022, Indonesia menempati urutan ke-6 dari 10 negara ASEAN dengan skor indeks 38,96 dari skala 100. Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN) mengungkapkan selama 2022 telah terjadi 1.433 serangan siber ke berbagai lembaga dan instansi. Mayoritas serangan yang terjadi adalah data breach atau data-data pribadi dari smartphone yang dicuri atau bocor karena orang lain.

Kondisi ini menjadi ironis karena Indonesia sendiri digadang-gadang sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi digital yang paling prospektif di Asia Tenggara. Perlu kesadaran dari seluruh pihak untuk mengatasi isu tersebut. Mada Perdhana pun adalah salah satunya yang turut berpartisipasi dengan merintis Sysbraykr.

Menurutnya, alasan pertama ia menginisiasi Sysbraykr karena belakangan semakin banyak perusahaan di Indonesia, khususnya startup dan UMKM mengalami banyak serangan siber beberapa tahun belakangan ini.

“Alasan kedua, kami melihat banyak startup security dari luar yang masuk ke Indonesia. Padahal secara SDM, Indonesia memiliki banyak cyber security engineer. Kenapa kita tidak bisa memiliki perusahaan cyber security dari Indonesia yang bisa bisa besar di Indonesia dan Asia Tenggara,” ucap Founder dan CEO Sysbraykr Mada Perdhana kepada DailySocial.id.

Awalnya, ia mendirikan perusahaan keamanan siber di Malaysia yang sudah berjalan selama beberapa tahun. Kemudian pada Maret 2020, terjadi pandemi Covid-19 yang membuat ia harus kembali ke Indonesia. Lantas, ia pun mengubah pola dan model bisnis dari sebelumnya bergerak di bidang konsultasi keamanan siber dan pentester, kini menjadi layanan keamanan siber pribadi dengan kombinasi bisnis bug hunting.

Mada menuturkan pihaknya optimistis dengan bisnis keamanan siber di Indonesia. Menurutnya, secara sederhana pada umumnya manusia itu dapat berlogika. Teknologi sejatinya masuk ke hampir semua aspek ekonomi, mulai dari industri manufaktur, kesehatan, keuangan, perdagangan, bahkan pendidikan; semuanya melibatkan teknologi dan sistem informasi. Oleh karena itu, bisa dipastikan kebutuhan akan tetap ada karena semuanya butuh pengamanan data.

Selain itu, banyak pemerintah di berbagai negara juga mulai mewajibkan setiap sektor yang menggunakan sistem IT untuk mengamankan sistem dan data mereka, terutama data-data yang bersifat rahasia.

“Sysbraykr memiliki komitmen yang tinggi dalam membantu clients kami dalam menjaga keamanan data mereka. Itu sebabnya jasa layanan kami tidak saja hanya terfokus pada pengecekan keamanan di sisi teknologi, melainkan juga pada sisi proses dan manusianya, dengan melakukan audit pada proses bisnis yang mungkin saja bisa memunculkan banyak risiko dan ancaman pada produk atau bisnis perusahaan dan juga pada sisi manusianya.”

Dia melanjutkan, “Kami membantu untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan data dan informasi. Dengan begitu, client kami dapat menekan tingkat risiko yang ada. Prospeknya, sekali lagi seperti yang kami jelaskan di awal, ke depan akan semakin banyak sektor bisnis yang akan menggunakan teknologi informasi, dan semakin banyak kebutuhan untuk mengamankan data dan informasi, masa kami yakin prospek di bisnis ini akan sangat baik sekali.”

Solusi Sysbraykr

Sybraykr menyediakan solusi untuk startup, UMKM, dan perusahaan skala besar dengan solusi keamanan siber yang berkualitas dan harga terjangkau dalam satu produk. Salah satu solusinya adalah SysBraykr Mantra, yang dibangun untuk meningkatkan audit keamanan dan menguji alur kerja, serta untuk meningkatkan nilai dan efisiensinya.

Mantra menyatukan perusahaan, pengembang, dan insinyur keamanan untuk bekerja di satu platform secara bersamaan. Tujuannya adalah untuk mendeteksi dan memecahkan masalah keamanan dalam waktu sesingkat mungkin. Klien dapat dengan mudah membuat proyek terkait keamanan dunia maya seperti pentest, vulnerability assessment, secure coding analysis, redteaming testing, dan forensik komputer. SysBraykr Mantra juga dapat menargetkan aplikasi apa pun di platform manapun, termasuk perangkat lunak desktop, seluler, web, dan embedded software.

“Saat client subscribe, mereka akan mendapatkan full service, dari pengecekan keamanan, bug bounty triage, security awarenss, dan SSDLC. Hal ini berbeda dengan perusahaan yang lain di mana mereka menawarkan solusinya secara terpisah-pisah. Tentu saja membuat harga menjadi lebih mahal, sehingga startup belum tentu dapat menggunakan jasa atau service yang ditawarkan.”

Tak hanya itu, Mada juga menuturkan perusahaan menawarkan jasa talent untuk perusahaan yang membutuhkan cyber security engineer. Timnya akan menyeleksi kandidat yang ketat dengan standar industri global untuk talenta-talenta yang akan disalurkan ke perusahaan klien.

Hingga kini perusahaan telah memiliki klien dari dalam maupun luar Indonesia. Mereka datang dari lintas industri, seperti ritel, perbankan, pendidikan, kesehatan, dan startup digital.

Rencana berikutnya

Mada menuturkan dengan total tim 21 orang, perusahaan akan fokus untuk memasarkan produknya ke pasar Asia. Bersamaan dengan itu, perusahaan akan merilis aplikasi mobile untuk karyawan yang bekerja di perusahaan klien dari Sysbraykr (bundle package service). Nantinya aplikasi tersebut dapat membantu karyawan meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya keamanan siber dan mengetahui tingkat risiko yang dimiliki secara personal.

“Aplikasi ini akan membantu karyawan mengetahui apakah data pribadi nya bocor ke publik, kemudian juga apakah akun-akun sosial media yang dimiliki, dapat di hacking oleh orang lain, serta tambahan beberapa fitur lainnya. Tujuannya selain dapat meningkatkan knowledge dari karyawan, perusahaan client juga akan mendapatkan gambaran resiko dari sisi human pada perusahaan mereka.”

Untuk mewujudkan seluruh target di atas, saat ini perusahaan sedang membuka penggalangan dana, salah satunya memanfaatkan platform DSConnect. “Selain itu, sejak awal tahun 2023, kami sedang proses pitch dengan 2 VC. Kami tetap mencari pendanaan untuk mengembangkan Sysbraykr agar dapat memasuki pasar SEA dengan baik dan matang,” pungkas dia.

Para talenta lokal Sysbraykr ini berlatar belakang di bidang keamanan siber, terutama bug hunting baik di Indonesia dan luar negeri. Diklaim beberapa di antaranya terdaftar di Hall of Fame banyak bug bounty program dari perusahaan-perusahaan besar, seperti Google, Facebook, Tesla, dan lainnya.

Pemain sejenis Sysbraykr adalah Peris.ai, yang baru-baru ini mengumumkan pendanaan tahap awal dipimpin East Ventures dan diikuti Magic Fund.

Ambisi Rangkai Berdayakan Sineas Lokal Melalui Platform Video-On-Demand

Setelah sempat terpukul ketika pandemi melanda, industri perfilman Indonesia kembali bangkit. Berbagai judul film mulai diproduksi dan tayang, baik di bioskop maupun platform digital. Meskipun begitu, jumlah penonton masih terbilang di bawah standar (sebelum pandemi).

Menurut penelitian, terdapat lebih dari 3000 film Indonesia yang bernasib idle, dibuat namun hanya disimpan. Salah satu penyebabnya ditengarai belum sempurnanya infrastruktur perfilman, terutama ekshibisi atau akses menonton. Hanya ada 517 bioskop di Indonesia, lebih dari 60% berada di wilayah Jabodetabek. Hal ini membatasi akses bagi penonton di kota tier 2 dan 3.

Hal ini menginspirasi Rangkai untuk membuat platform yang bisa mempertemukan film Indonesia dengan penonton baru. Selain itu, rendahnya aksesibilitas tayangan lokal berkualitas dengan harga terjangkau juga menjadi alasan lain hadirnya platform video-on-demand ini. Rangkai memiliki visi untuk menjadi ekosistem digital yang menumbuh-kembangkan ekonomi kreatif Indonesia.

Tidak hanya sekadar layanan platform film online, Rangkai memiliki aspirasi untuk turut membangun dan merangkai sektor perfilman Indonesia, dimulai dari film dan komunitas lokal. Sebagai ekshibitor film, pihaknya berkolaborasi dengan sineas dari berbagai kota di Indonesia. Sehingga, karya lokal dapat ditonton dan dinikmati secara nasional.

Founder & CEO Rangkai Redemptus Rangga mengungkapkan, “Kami tidak membatasi film kami menjadi hanya film naratif yang populer. Kami ingin memberikan wadah pada sineas muda sedari mereka di sekolah menengah untuk dapat menunjukan karyanya. Kami menyimpannya sebagai aset yang dapat terus bergulir sebagai pemasukan pasif sineas.”

Dari sisi pengguna, Rangga juga melihat adanya penurunan minat kepada sistem langganan bulanan. Film-film unggulan tersebar di berbagai OTT dengan sistem langganan bulanan. Hal ini memberatkan pengguna karena mereka harus mengeluarkan dana berlangganan yang lebih besar ketika mereka hanya ingin menonton beberapa film saja di sebuah platform.

Maka dari itu, Rangkai.id menggunakan sistem pay-per-view. Pengguna memiliki keleluasaan untuk memilih dan membayar film-film yang ingin mereka tonton – seperti di bioskop – dengan harga yang terjangkau. Tiket film yang mereka beli berlaku selama 24 jam. Perusahaan juga telah bermitra dengan provider dompet digital untuk menambah opsi pembayaran pengguna.

Rangga juga menambahkan bahwa keberdayaan ekonomi para sineas juga menjadi fokus selanjutnya dalam mengembangkan ekosistem. Oleh karena itu, Rangkai menerapkan sistem bagi hasil, tiap tiket yang terjual akan dibagi 50:50 antara platform dan sineas setelah dipotong pajak.

Perusahaan juga membangun sistem metadata untuk sistem pencaharian pengguna yang lebih akurat. Semakin banyaknya film, semakin sulit pengguna mengingat judulnya. Sistem pencaharian film di Rangkai.id dapat mencari momen spesifik di film tersebut meskipun tidak ada di judul. Misalnya, jika ingin mencari kata “Mobil” di kolom search akan keluar film-film dengan adegan mobil dalam filmnya.

Rangkai juga telah melakukan beberapa kerja sama dengan program pemerintah, festival, komunitas, dan akademisi. Film hasil kurasi dalam program kerjasama dapat ditayangkan di program kami. Sehingga, audiens dari masing-masing program kerjasama diharapkan akan tertarik menjadi pengguna Rangkai untuk dapat menonton karya tersebut.

Dari segi kurasi, Rangkai memastikan bahwa tiap produk film atau konten yang tayang memiliki kualitas yang baik dan mengutamakan inklusivitas dari berbagai kota di Indonesia. Hingga saat ini, Rangkai telah berhasil menjual lebih dari 25 ribu tiket dengan lebih dari 111 koleksi film lokal pilihan.

Ia juga mengungkap 4 hal yang menjadi tantangan selama menjalani legalitas, pendanaan, kepercayaan industri, kesadaran publik dan penjualan. “Saya rasa selain poin legalitas solusinya adalah waktu dan determinasi kami untuk terus menyebarluaskan informasi terkait Rangkai secara benar dan transparan,” ungkapnya.

Untuk perihal legalitas sendiri ini sifatnya lebih kepada peraturan negara, saya rasa untuk poin ini solusinya adalah untuk tetap terus aktif serta berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan hingga kompetitor, untuk dapat bersama membangun wadah yang berdampak baik dan benar bagi masyarakat luas, khususnya sektor perfilman Indonesia.

Potensi dan fokus ke depan

Tidak bisa dimungkiri bahwa pandemi Covid-19 memberikan banyak dampak negatif dan positif di sektor perfilman Indonesia. Tahun ini disebut sebagai momentum yang tepat untuk dapat mengembangkan dan mendorong ekosistem perfilman bersama. Selama dua tahun ke belakang, ketika membangun Rangkai, Rangga turut mengobservasi sektor perfilman Indonesia.

Ia mengungkapkan bahwa sektor perfilman Indonesia memiliki dinamika yang menarik karena berhubungan erat dengan kesenian dan kebudayaan serta menjadi salah satu poin utama di sektor ekonomi kreatif. Rangga pun melihat kenaikan dari sisi kuantitas dan kualitas film Indonesia. Hal ini menjadi salah satu acuan bahwa kondisi perfilman Indonesia saat ini lebih baik dan memiliki potensi yang besar.

Disrupsi teknologi saat pandemi covid-19 menjadi salah satu pengaruh gaya hidup seseorang khususnya dalam mendapatkan kebutuhan hiburan. Meskipun Rangkai.id hadir di masa pandemi, produk kami tidak meresponx secara langsung akan kebutuhan di masa pandemi saja. Keberlanjutan menjadi fokus utama melihat kebutuhan konsumen akan hiburan digital lokal serta sejalan dengan perkembangan teknologi yang ada.

“Harus kami akui, bahwa disrupsi teknologi saat pandemi covid-19 memberikan dampak percepatan edukasi produk Rangkai.id kepada pengguna kami. Selain itu, saat ini mulai terjadi tren pertumbuhan di sektor ekonomi kreatif Indonesia. Rangkai melihat potensi dan kemajuan produk digital ekonomi kreatif, khususnya di sektor perfilman, sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi secara global,” ungkap Rangga.

Fokus perusahaan di tahun pertama adalah mencari bentuk model bisnis yang menuai profit. Perusahaan memutuskan untuk bermain di ranah profit game. “Dan sangat bersyukur, atas kerja-bersama semua pihak khususnya tim kecil kami yang hebat, Rangkai.id sudah membukukan keuntungan/profit di tahun pertama,” tambahnya.

Di tahun ini perusahaan akan mengarahkan fokus pada peningkatan kapasitas SDM, organisasi dan produk. Kami sudah berencana mencari pendanaan untuk mempercepat serta memperluas pertumbuhan organisasi serta unit bisnis kami, agar dapat menjalankan ekosistem yang sirkuler serta menjadi fondasi infrastruktur digital sektor ekonomi kreatif Indonesia khususnya di perfilman.

“Inisiatif kami untuk lebih hyper-local market, hadir secara langsung dan berjalan bersama dengan sineas, transparansi, sharing economy serta berfokus pada pengembangan infrastruktur digital ekonomi kreatif Indonesia,” tutupnya.

Inovasi Layanan Tenaga Kesehatan “On-Demand” dari HealthPro

Berawal dari profesi dan latar belakang Vika Rachma Sari serta Rendy Alfuadi (co-founder) di dunia kesehatan, lahirlah inovasi digital yang bertujuan untuk memberdayakan tenaga kerja kesehatan atau perawat. Layanan tersebut bernama HealthPro.

Setelah terpilih sebagai startup program Accelerating Asia Cohort 7, HealthPro memiliki sejumlah rencana untuk mengembangkan bisnis mereka. Kepada DailySocial.id, Rendy menyampaikan strategi yang akan digencarkan ke depan.

Digitalisasi pemesanan tenaga kesehatan

Besarnya permintaan dari kalangan individu dan klinik/rumah sakit akan perawat atau tenaga kesehatan, ternyata tidak dibarengi dengan kesempatan atau peluang bagi para tenaga medis itu sendiri untuk mendapatkan pekerjaan.

Menurut Rendy, berdasarkan pengalaman yang ada, banyak para tenaga kesehatan yang mencari pekerjaan ataupun mencari tambahan penghasilan. Di pihak lain, fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, klinik, lab, dan lainnya masih kesulitan untuk mendapatkan dan mencari tenaga kesehatan yang sesuai kriteria mereka dengan cepat. Proses pencariannya pun masih dilakukan secara manual.

“Selain itu, kebutuhan pasien untuk perawatan di rumah juga semakin meningkat. Adanya fenomena serta masalah tersebut maka saya dan rekan saya meluncurkan HealthPro, online platform untuk mendapatkan tenaga kesehatan on demand yang berkualitas.”

Secara khusus HealthPro berfokus untuk membantu semua fasilitas layanan kesehatan. Sejauh ini perusahaan mencatat permintaan dari kalangan individu hingga layanan kesehatan masih cukup berimbang jumlahnya.

“Namun untuk kalangan individu, HealthPro juga membantu layanan kesehatan untuk melakukan pemesanan tersebut. Misalnya untuk homecare, individu dapat memesan langsung ke RS atau klinik, kemudian HealthPro akan membantu layanan kesehatan tersebut dengan menyediakan tenaga kesehatan yang dibutuhkan,”

Dengan menyasar segmen B2B dan B2B2C, strategi monetisasi yang dilancarkan oleh HealthPro adalah dengan mengambil margin dari setiap transaksi pemanfaatan tenaga kesehatan on-demand.

Selain kawasan Jabodetabek, sejak meluncur Juni tahun ini, HealthPro juga telah melayani daerah lain seperti Bandung, Semarang, Surabaya, hingga Medan. Saat ini layanan dapat dipesan melalui website. Namun perusahaan sedang mengembangkan aplikasi yang rencananya akan diluncurkan dalam waktu dekat.

Tenaga kesehatan on-demand

HealthPro mengusung tenaga kesehatan on-demand, sehingga memungkinkan para pekerja dapat memilih jenis pekerjaan atau mendapatkan penghasilan tambahan kapan pun dan di mana pun. Durasi yang fleksibel dalam pemilihan pekerjaan tergantung dari keinginan para tenaga kesehatannya itu sendiri. Adanya hal ini membuat para tenaga kesehatan bisa bekerja dengan menerapkan work life balance sehingga meminimalisir adanya burnout.

Terkait cara kerjanya, ketika fasilitas layanan kesehatan butuh tenaga kesehatan, maka bisa submit ke sistem HealthPro. Setelah itu platform akan memberikan rekomendasi tenaga kesehatan yang eligible. Di sistem tersebut, pengguna juga bisa memonitor performa dari tenaga kesehatan saat bekerja.

“Mitra yang tergabung di HealthPro saat ini sudah ada lebih dari 6 ribu tenaga kesehatan, sehingga fasilitas kesehatan bisa leluasa untuk memilih tenaga kesehatan yang sesuai.”

Disinggung apa yang membedakan HealthPro dengan layanan serupa yang saat ini juga sudah banyak tersedia, Rendy menegaskan HealthPro menjadi yang pertama dan major player di Indonesia. Selain HealthPro platform yang menawarkan layanan serupa di antaranya Lovecare, Perawatku, dan MHomecare.

HealthPro bukan hanya berfokus pada homecare saja, melainkan juga bisa menyediakan tenaga yang dengan bekerja short time period. Misalnya ada gap shift di fasilitas kesehatan saat jumlah pasien tiba-tiba meningkat ataupun jika ada tenaga kesehatan yang sakit/cuti, tanpa harus melakukan double shift ke tenaga kesehatan lainnya yang menyebabkan banyaknya burnout pada tenaga kesehatan di Indonesia.

“Selain itu, dengan sistem yang dimiliki HealthPro, fasilitas layanan kesehatan mana pun dapat menyediakan jasa perawatan homecare tanpa perlu mengalami heavy operational, karena HealthPro membantu layanan homecare secara end-to-end.”

Penggalangan dana tahap lanjutan

Setelah terpilih sebagai peserta Accelerating Asia dan mendapatkan pendanaan tahapan pra-awal, masih ada beberapa rencana yang ingin dilancarkan oleh perusahaan. Di antaranya adalah mengembangkan lagi bisnis yang saat ini sudah berjalan.

Sebelumnya HealthPro juga tergabung dalam program Antler Indonesia dan sempat mengikuti kegiatan Demo Day pada bulan September lalu.

“Berkat dukungan Accelerating Asia, HealthPro memiliki banyak opportunity mendapatkan network, mentor hingga investor. Tentunya HealthPro akan membuka penggalangan dana tahap selanjutnya. Jika tertarik dan ingin tahu lebih lanjut, boleh menghubungi kami segera.”