Menyimak Penggunaan dan Potensi Tanda Tangan Digital

Hadir sejak tahun 2016 lalu, hingga kini penyedia platform tanda tangan digital PrivyID telah digunakan berbagai perusahaan seperti Telkom, Bank Mandiri, BNI, Bussan Auto Finance, AwanTunai, KlikAcc, dan beberapa lainnya. Startup tersebut didirikan oleh Marshall Pribadi, yang sebelumnya memiliki latar belakang pendidikan hukum.

Dalam sesi #SelasaStartup, Marshall menceritakan fungsi dari tanda tangan digital, teknologi yang digunakan, dan bagaimana posisi Indonesia saat ini dalam adopsi penggunaan tanda tangan digital untuk legalitas.

Peraturan tentang penggunaan tanda tangan digital

Peraturan yang mengatur penggunaan tanda tangan sendiri sudah dikeluarkan oleh pemerintah sejak 2008, namun demikian belum banyak perusahaan yang memanfaatkan teknologi tersebut. Saat ini baru dimulai oleh bisnis di sektor perbankan dan startup fintech, di sektor pemerintahan sendiri masih sedikit yang memanfaatkannya.

“Di Indonesia penggunaan tanda tangan digital termasuk yang cukup lambat penetrasinya. Berbeda dengan Malaysia yang sudah memiliki peraturan ini sejak tahun 1997,” kata Marshall.

Salah satu fungsi utama dari penggunaan tanda tangan digital adalah sebagai alat bukti perjanjian antara pihak pertama dan kedua. Dengan demikian jika diperlukan, tanda tangan digital bisa dipertanggungjawabkan keberadaannya secara cepat.

“Tujuan tanda tangan adalah adanya kekhawatiran disalahgunakan sebagai alat bukti untuk bank hingga dokumen penting lainnya. Kenapa harus ada tanda tangan kedua belah pihak, agar pihak pertama yang memberikan tanda tangan tidak bisa menampik bahwa dia sudah menandatangani perjanjian tersebut” kata Marshall.

Di Indonesia sendiri tanda tangan digital diatur dalam UU Nomor 11 tahun 2008 Pasal 11 Ayat 1 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2012 Pasal 52 Ayat 1 dan 2 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik dan POJK 77/2016 Pasal 41 tentang layanan pinjam meminjam uang berbasis Teknologi Informasi (TI).

Algoritma tanda tangan digital

Untuk memastikan tanda tangan digital sah dan valid, dibuat rumus algoritma khusus menggunakan infrastruktur asymmetric cryptography dengan public key. Cara kerjanya adalah tanda tangan pihak pertama dimasukkan ke data, kemudian masuk ke tahap hash algoritma, selanjutnya akan dienkripsi dengan private key disertai dengan sertifikasi kemudian terangkum dalam dokumen tanda tangan digital. Proses selanjutnya adalah masuk ke jaringan. Tanda tangan menjadi valid ketika nilai hash adalah sama dan tentunya telah diverifikasi.

“Semua proses ini dirancang berdasarkan algoritma. Nantinya Tanda tangan asymmetric tidak memiliki hubungan dengan tanda tangan konvensional,” kata Marshal.

Proses memanfaatkan tanda tangan digital, diklaim memudahkan perbankan yang saat ini tengah gencar mempromosikan layanan keuangan digital, yang memudahkan calon nasabah tidak harus datang ke bank, untuk melengkapi dokumen yang dibutuhkan dan memberikan tanda tangannya secara langsung.

Riset ValuePenguin: Indonesia Kurang Ramah untuk Bangun Startup

Meski Indonesia digadang-gadang pemerintah akan menjadi negara ekonomi digital terbesar se-Asia Tenggara pada 2020 mendatang, namun menurut riset yang dipaparkan lembaga ValuePenguin, Indonesia saat ini dinilai sebagai negara yang kurang ramah se-Asia Pasifik untuk mendirikan startup.

Pernyataannya tersebut dilandasi beberapa hal, ValuePenguin melakukan benchmarking ke 12 negara di kawasan Asia Pasifik dengan membuat 18 indikator perekonomian, seperti pertumbuhan PDB, biaya hidup, pajak, akses dan biaya pembiayaan. Kemudian mengklasifikasikan ke dalam empat kategori, yakni kesehatan ekonomi, biaya melakukan bisnis, iklim bisnis dan kualitas angkatan kerja.

Dari 12 negara yang diteliti, Indonesia menempati posisi empat besar terbawah. Setelah Indonesia, diikuti oleh negara lainnya Thailand, Filipina, dan Vietnam. Sementara posisi teratas ditempati secara berurutan oleh Singapura, Hong Kong, Jepang, Taiwan, dan Malaysia. Kemudian diikuti, Korea Selatan, Tiongkok, dan India.

Metodologi penelitian

Dalam menghitung composite index untuk masing-masing kategori di tiap negara, ValuePenguin melihat dari kompilasi data yang dikumpulkan dari berbagai referensi. Untuk kesehatan ekonomi, dilihat dari PDB per kapita, tingkat pengangguran, dan proporsi orang dewasa dengan rekening bank.

Sedangkan untuk biaya bisnis dilihat dari pertimbangan terkait operasi bisnis, biaya pinjaman kredit, tarif pajak, dan biaya upah. Adapun composite index untuk iklim bisnis merangkum beberapa faktor, mulai dari kepercayaan bisnis terhadap institusi publik, pengembangan teknologi dan ketersediaan dana.

Kualitas tenaga kerja juga turut diperhatikan, meski metrik ini terlihat subjektif. Namun tingkat pendidikan dapat memberi proxy untuk kekuatan tenaga kerja.

“Dalam studi ini kami mempertimbangkan tingkat pencapaian pendudukan menengah dan tersier. Singapura, Korea, dan Jepang memiliki populasi dewasa yang sangat terdidik. Ini menjadi pertanda baik bagi para pemula yang ingin memulai usaha di negara-negara tersebut,” terang laporan ValuePenguin dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

Hasil riset untuk Indonesia

Dari keseluruhan klasifikasi, kesehatan ekonomi Indonesia menempati posisi ke 10, biaya melakukan bisnis di posisi ke-3, iklim bisnis di posisi ke-9, dan kualitas angkatan kerja di posisi ke-8. Hal demikian terjadi karena rendahnya tingkat PDB per kapita sebesar US3.750, tingkat pengangguran yang tinggi (5,5%), dan suku bunga yang tinggi (kupon obligasi pemerintah untuk 10 tahun sebesar 6,4%).

“Ditambah lagi, Indonesia bisa menjadi tempat yang sulit untuk startup teknologi karena hanya 25,4% penduduknya yang memiliki akses ke internet.”

Kendati demikian, Indonesia tetap menjadi prospek yang baik untuk pengembangan startup teknologi karena faktor-faktor pendukung seperti rendahnya tarif pajak untuk perusahaan lokal (pengurangan pajak 50% untuk pendapatan kena pajak Rp50 miliar). Ditambah biaya hidup yang lebih rendah dibandingkan negara Asia Pasifik lainnya dan harapan gaji yang lebih rendah untuk lulusan baru-baru ini.

Perbandingan dengan Singapura

ValuePenguin menerangkan Singapura dinilai oleh Bank Dunia sebagai negara terbaik kedua melakukan bisnis secara global. Negara kecil tersebut adalah negara kaya dengan PDB per kapita sebesar US$52.962, tingkat pengangguran rendah (2,15%), dan akses internet yang baik (81%).

Kendati dinobatkan juga sebagai negara dengan biaya hidup tertinggi dan negara yang mahal untuk menjalankan bisnis, akan tetapi pemerintah Singapura memberikan insentif pajak untuk para pemula mencakup 75% dari jumlah S$100 ribu yang pertama dan 50% dari S$100 ribu untuk tahun berikutnya dari total wajib pajak sebesar 17% dari total pendapatan. Tentu saja, insentif ini membuat Singapura secara signifikan lebih murah untuk memulai bisnis.

Di sisi lain, Singapura juga didukung oleh tingkat pendidikan tertinggi di Asia (42% orang dewasa yang bekerja memiliki pendidikan pasca sekolah menengah ke atas). Salah satu startup yang lahir dari Singapura dan menjadi contoh sukses adalah Garena (kini bernama Sea).

Layanan E-Commerce Kasur Premium “Mimpi” Perbarui Situs dan Tambah Produk Baru

Menggabungkan teknologi dan proses pengemasan yang praktis, startup e-commerce khusus untuk penjualan kasur premium Mimpi hari ini (08/18) meluncurkan situs dengan tampilan terbaru sekaligus empat tipe produk paling anyar. Kepada media CEO Mimpi Frank De Witte mengungkapkan, setelah hadir satu tahun terakhir, Mimpi dengan strategi dan riset yang dikembangkan, saat ini fokus menyasar wilayah Jakarta dan Bandung.

“Di awal kami berdiri, Mimpi banyak melakukan riset, mengumpulkan feedback sekaligus memperkuat teknologi kami untuk memastikan produk yang kami miliki memiliki target pasar yang tepat.”

Sebagai startup yang secara khusus hanya menjual kasur kualitas premium dengan harga terjangkau, Mimpi mengklaim adalah satu-satunya pemain online yang menyasar segmen ini. Kompetitor langsung Mimpi adalah perusahaan yang membuat kasur secara konvensional, yang saat ini telah memiliki bisnis besar di Indonesia.

“Kami menyadari layanan Mimpi yang hanya bisa dibeli secara online dan tidak memiliki toko fisik, bisa ‘mengganggu’ bisnis konvensional yang saat ini sudah ada. Namun Mimpi lebih ingin maju bersama dibandingkan menjadi kompetitor dari perusahaan tersebut,” kata Frank.

Secara khusus Mimpi menyasar pasar B2C dengan pilihan harga kasur mulai dari Rp2 juta hingga Rp11 juta rupiah. Untuk pengiriman sendiri Mimpi memberikan ongkir gratis untuk pembeli kasur Mimpi melalui situs.

Teknologi kompresi yang dikembangkan di Belgia 

Untuk memastikan teknologi yang disematkan dalam kasur Mimpi terbaik, Frank menyebutkan teknologi tersebut secara khusus dikembangkan Mimpi di negara asal Frank De Witte, Belgia. Sementara untuk pembuatan kasur hingga gudang penyimpanan, semua ada di pulau Jawa.

“Untuk material khusus yang kami impor dari Belgia adalah cover saja, selebihnya semua proses pembuatan hingga pengiriman kami lakukan di Indonesia,” kata Frank.

Teknologi kompresi yang diunggulkan oleh Mimpi, mampu mengecilkan ukuran kasur. Kemudian dengan proses pengemasan, Mimpi memiliki kotak ukuran khusus yang diklaim sangat menarik dan praktis, sehingga mengatasi kesulitan saat pembelian kasur secara umum, yang biasanya membutuhkan transportasi dalam ukuran besar untuk pengiriman barang.

“Kami belajar dari packaging yang dihadirkan oleh semua produk dari Apple. Semua tampak sangat menarik, praktis namun berfungsi dengan baik,” kata Frank.

Fokus Mimpi di tahun 2018

Untuk memperlancar proses pengiriman, Mimpi menjalin kemitraan dengan logistik pihak ketiga yaitu DHL dan Shipper, startup agregator perusahaan logistik. Untuk pembayaran Mimpi menyediakan pilihan transfer bank, kartu kredit hingga melalui Midtrans.

Untuk ke depannya Mimpi juga berencana untuk bermitra dengan layanan e-commerce seperti Lazada, Tokopedia hingga Bukalapak untuk penjualan. Namun saat ini semua pembelian hanya bisa diakses melalui situs Mimpi. Saat ini Mimpi masih menjalankan bisnis secara boostrapping, dan belum memiliki rencana untuk melakukan fundraising.

“Fokus kami saat ini tentunya melakukan kegiatan pemasaran, mengedukasi calon pembeli terkait dengan keuntungan dari kasur kami dan menambah jumlah penjualan,” tutup Frank.

Rudiantara Ajak Investor dan Venture Capital Australia Berinvestasi ke Startup Indonesia

Di perhelatan kedua acara Indonesia Australia Digital Forum 2018 (IADF 2018), Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menegaskan, diadakannya forum yang pertama kalinya ini di Indonesia, diharapkan bisa menarik lebih banyak lagi perhatian serta minat investor hingga venture capital asal Australia untuk berinvestasi di Indonesia.

“Saya melihat saat ini banyak turis asing yang memanfaatkan hotel, reservasi transportasi udara hingga darat dan juga membeli berbagai souvenir asal Indonesia. Jika semua proses tersebut di digitalkan, saya yakin bisa menjadi captive market.”

Rudiantara menambahkan jumlah turis yang datang ke Bali saja setiap tahunnya bisa mencapai sekitar 1,3 juta orang. Potensi tersebut bisa meningkatkan ekonomi digital jika diimplementasikan.

“Saat ini belum banyak investor dan VC asal Australia yang memberikan pendanaan kepada startup asal Indonesia. Fokus saya tentunya adalah program the next unicorn untuk startup Indonesia. Untuk itu selanjutnya usai forum ini saya akan mengadakan pertemuan khusus dengan investor asal Australia dengan startup Indonesia yang memiliki potensi.”

Meningkatkan relasi antara pemerintah Australia dengan Indonesia

Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Pelayanan Sosial dan Menteri Pembantu Perdana Menteri Bidang Transformasi Digital Australia Michael Keenan. Dalam kesempatan tersebut Keenan mengungkapkan, saat ini hubungan atau relasi terkait dengan ekonomi digital Indonesia dengan Australia memang belum optimal. Dengan adanya acara ini diharapkan bisa mempererat hubungan tersebut menjadi lebih baik lagi.

“Pemerintah Australia selama ini selalu melihat keluar ,dan menyambut baik peluang yang ada untuk memperkuat relasi saat ini. Saya melihat kesempatan tersebut terbuka lebar, terutama dalam hal meningkatkan ekonomi digital di Indonesia.”

Disinggung startup dalam kategori apa yang diincar oleh pemerintah Australia untuk berinvestasi, Keenan enggan menyebutkan dan kembali menegaskan besarnya potensi untuk membina relasi dan membangun hubungan bisnis di Indonesia.

Gelaran acara Indonesia Australia Digital Forum 2018 berlangsung selama dua hari, membahas empat tema menarik. Di antaranya adalah smart city, digital health, cyber security dan creative industry. Acara tersebut menghadirkan pelaku startup dan perusahaan telekomunikasi hingga teknologi dari Indonesia hingga Australia. Di antaranya adalah CEO Medico Grace Tahir, Managing Director Kejora Ventures Andy Zain hingga Co-Founder dan CPO Ruangguru Iman Usman.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Indonesia – Australia Digital Forum 2018 (IADF2018) 

Sandang Status Unicorn, Bukalapak Segera Dirikan Pusat R&D di Bandung

Bukalapak akan mendirikan pusat riset dan pengembangan (R&D) di Bandung untuk mengembangkan teknologi terkini yang dapat diimplementasikan dalam platform Bukalapak pada masa mendatang. Sumber dana dari pendirian pusat riset ini berasal dari kucuran investasi terbaru Bukalapak yang membawa perusahaan menyandang status unicorn.

Co-Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky menuturkan pihaknya masih mencari-cari lokasi yang tepat untuk gedung barunya tersebut dengan luas antara 4 ribu sampai 5 ribu meter persegi. Nantinya gedung tersebut dapat menampung hingga 200 developer lokal yang bertugas mengembangkan berbagai teknologi baru yang dapat diimplementasikan ke platform Bukalapak.

Terkait investor, meski mengklaim sudah menyandang gelar unicorn sayangnya Zaky masih menutup rapat-rapat soal itu. Dia beralasan investornya tersebut belum bersedia untuk terbuka ke publik.

“Kita belum resmi memberikan pernyataan soal funding tersebut, jadi no comment. Tapi kita sudah unicorn, hanya saja dari investor kami belum bisa terbuka. Unicorn bukan sesuatu yang penting hanya sekadar milestone, mimpi perusahaan jauh lebih itu, makanya kita masih tetap berlari,” terang Zaky, Rabu (10/1).

Pendirian R&D dipilih lokasi Bandung lantaran tempat tersebut terkenal dengan julukan kota pelajar engineering. Terlihat dari banyak kampus seperti ITB, Institut Teknologi Nasional (ITENAS), Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB), Universitas Padjadjaran (Unpad), IT Telkom, Politeknik Negeri Bandung (Polban), dan masih banyak lagi. Di samping itu, pertimbangan lainnya karena Zaky sendiri berasal dari ITB.

Nantinya, pengembangan R&D lebih lanjut akan berkolaborasi dengan Pemkot Bandung untuk implementasi Smart City dan berencana akan memusatkan sekitar 30%-50% kegiatan engineering Bukalapak ada di Bandung. Sejauh ini Bukalapak memang telah membuka kantor barunya di Bandung, hanya saja baru dihuni oleh 20 engineer lokal.

“Kalau bisa tidak buka kantor di India, karena kami yakin potensi di lokal itu masih sangat luas. Di gedung R&D ini kami akan mengembangkan teknologi terbaru seperti AI, Machine Learning, Blockchain, hingga drone delivery, agar bisa diterapkan di platform.”

Kinerja Bukalapak

Sepanjang tahun lalu, Bukalapak mencatatkan kenaikan transaksi antara tiga hingga empat kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya dengan 35 juta pengguna (monthly active user/MAU). Dari angka ini bisa diartikan sekitar 30% netizen Indonesia yang sudah online pernah membuka situs Bukalapak dalam sebulan.

Dalam seharinya, jumlah transaksi yang diproses dalam Bukalapak mencapai 320 ribu transaksi dan menghimpun lebih dari 2,2 juta pelapak, dari total sebelumnya 1,3 juta pelapak di 2016.

“Kami sudah masuk satu windu pertama, di windu berikutnya kami bermimpi ingin jadi aset untuk bangsa dan negara, dengan menjadi pemberi kerja, sekaligus pembayar pajak terbesar di Indonesia. Selain itu, kami ingin mengembangkan hal-hal baru di luar marketplace, bawa balik talenta lokal yang bekerja di luar negeri untuk kembali ke Indonesia dan bangun teknologi tercanggih,” pungkas Zaky.

Application Information Will Show Up Here

Cara Startup Melakukan Kegiatan Pemasaran

Dalam edisi #SelasaStartup pertama di tahun 2018, DailySocial mengundang CMO kumparan Andrias Ekoyuono untuk berbagi pengalaman dan hal-hal yang baiknya dilakukan oleh startup saat melancarkan kegiatan pemasaran. Kumparan sendiri adalah sebuah platform hybrid yang menyatukan antara konten berbasis editorial dan konten komunitas (user generated content), baru meluncur awal tahun 2017 lalu, dan saat ini mengklaim telah mengalami pertumbuhan yang sangat cepat dari sisi pengguna hingga revenue.

Andrias menyampaikan, media yang sarat dengan informasi beragam ini mengedepankan “people power” yang dimiliki. kumparan memulai perjalanan untuk menemukan pendekatan baru dan pola baru dalam jurnalistik modern. Konsep media sosial secara garis besar diadopsi dalam user experience kumparan.

Sebagai praktisi di bidang pemasaran bisnis, Andrias melihat masih banyak kesalahan yang dilakukan oleh startup saat melakukan kegiatan pemasaran. Berikut adalah beberapa tips penting yang wajib dicermati startup, ketika melakukan kegiatan pemasaran.

Jangan terlalu fokus kepada consumer acquisition

Saat ini masih banyak kebiasaan hingga fokus yang masih kurang tepat di kalangan pemilik startup saat melancarkan kegiatan pemasaran. Salah satunya adalah terlalu fokus untuk melakukan akuisisi pengguna. Yang perlu diperhatikan sejak awal adalah talenta atau tim dari startup itu sendiri. Berikan perhatian lebih hingga penghargaan yang relevan kepada mereka, agar tim internal merasa happy dan pada akhirnya betah bekerja di startup.

“Tugas dari seorang chief di startup adalah membina relasi dengan investor, menjaga visi dan misi perusahaan dan yang terakhir dan tidak kalah pentingnya adalah mendapatkan talenta yang berkualitas,” kata Andrias.

Dalam hal ini talenta berkualitas bisa didapatkan melalui kegiatan pemasaran saat perekrutan pegawai. Lakukan kegiatan tersebut menjadi lebih istimewa, dengan aktivitas yang mampu menarik perhatian dari calon kandidat pegawai startup. Andrias menceritakan, di kumparan tidak segan untuk menyediakan tempat khusus dan kegiatan yang didukung dengan talkshow hingga hiburan kepada calon pegawai saat proses perekrutan berlangsung.

Dengan demikian untuk calon pegawai yang memenuhi kriteria akan merasa senang dan bangga ketika berhasil menjadi pegawai, sementara bagi mereka yang tidak berhasil akan mendapatkan kesan dan pengalaman berharga selama mengikuti proses perekrutan. Intinya adalah berikan perhatian lebih kepada pegawai dan calon pegawai, jika startup ingin memiliki talenta yang berkualitas.

Jangan melakukan kegiatan pemasaran saat produk akan diluncurkan

Penting bagi startup untuk bisa melakukan kegiatan pemasaran di awal, mulai dari mempromosikan melalui media sosial, hingga membentuk customer-base yang solid, sehingga pada waktunya produk siap diluncurkan, early-adopter tersebut bisa langsung menggunakan produk. Untuk itu lakukan kegiatan pemasaran secara online dan offline sejak awal dan bentuklah customer-base sebanyak mungkin.

Melakukan adopsi dan retention

Dua kegiatan ini memang saling berkaitan, namun yang menjadi penting dan wajib untuk dilakukan dengan baik adalah bagaimana startup bisa mendapatkan repeat order dari pelanggan atau dengan sukses mendapatkan retention. Pada akhirnya semua bisnis ingin bisa mengakuisisi banyak pelanggan di awal, namun pendapatan yang ideal adalah ketika pelanggan yang loyal bisa didapatkan, melalui adopsi di awal.

Hindari menggunakan istilah “market education” saat startup mulai melakukan akuisisi pelanggan. Pada akhirnya istilah tersebut hanya menjadi alasan bahwa startup tidak mampu untuk memberikan informasi yang relevan dan mudah kepada target pasar, dan bisa juga didefinisikan pasar tidak siap dengan produk yang ada.

Branding adalah story telling

Maksud dari istilah tersebut adalah bagaimana startup bisa memberikan informasi yang lengkap kepada target pasar. Apakah dengan mengedepankan kelebihan yang tidak dimiliki oleh startup lainnya, atau manfaat lebih yang bisa didapatkan oleh pengguna saat menggunakan produk dari startup tersebut. Hindari untuk menyatukan kegiatan pemasaran digital sebagai bagian dari story telling tersebut.

Ada tiga tipe pelanggan yang wajib untuk dicermati oleh startup, di antaranya adalah tipe pelanggan yang membicarakan produk startup Anda, pelanggan yang mempromosikan produk, hingga pelanggan yang membantu startup menjual produk tersebut (referral). Lakukan pendekatan yang tepat kepada masing-masing pelanggan tersebut. Meskipun tidak bisa dilakukan secara langsung kepada semua, namun dengan prioritas yang telah ditetapkan startup, proses tersebut bisa dilakukan demi mendapatkan hasil yang memuaskan.

Application Information Will Show Up Here

Empat Alasan Konten yang Berkualitas Mendorong Kegiatan Pemasaran

Salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh pengguna saat menggunakan smartphone adalah membaca berita atau artikel. Apakah itu dari media sosial, media online hingga situs khusus dari brand dan lainnya. Situs yang dulunya hanya berfungsi sebagai wadah untuk informasi singkat, kini telah menjadi media untuk mempromosikan hingga berbagi informasi yang berguna untuk pelanggan. Peranan konten pun kemudian menjadi strategi pemasaran yang saat ini makin populer dan menjadi trending.

Namun demikian tidak mudah untuk membuat konten yang berkualitas saat melancarkan kegiatan pemasaran. Dibutuhkan riset mendalam hingga pemahaman yang menyeluruh terkait dengan target pasar hingga poin-poin yang ingin disampaikan kepada pelanggan. Artikel berikut akan mengupas empat hal yang perlu dicermati, memanfaatkan konten.

Berubahnya kebiasaan orang mendapatkan informasi

Dulu jika pelanggan ingin menghubungi pihak perusahaan hingga brand, bisa dilakukan melalui nomor telepon layanan pelanggan. Demikian juga ketika ingin mengajukan keluhan dan pertanyaan lainnya. Kini ketika teknologi sudah dengan mudah diakses, situs merupakan pilihan pertama dari pelanggan untuk membina relasi dengan brand.

Dengan konten yang relevan, sarat dengan informasi yang dibutuhkan, menjadikan konten media paling ideal untuk brand saat ini. Lakukan edukasi kepada pelanggan melalui konten. Informasikan pembaruan hingga tulisan kreatif, yang mendorong pelanggan untuk melihat, membaca dan pada akhirnya menikmati konten yang tersedia di situs perusahaan.

Buatlah konten yang bernilai

Membuat konten yang bernilai dan dibutuhkan oleh pelanggan, bisa memberikan efek positif kepada bisnis. Konten yang memiliki nilai bisa juga membantu mendongkrak penjualan, sekaligus memberikan kepuasan tersendiri kepada pelanggan, karena kemudahan yang mereka dapatkan saat melakukan pembelian. Hal-hal tersebut yang bisa menjadikan konten media terbaik untuk membantu penjualan, jika dilakukan dengan tepat.

Lakukan pendekatan yang berbeda

Jika dulunya banyak perusahaan yang memanfaatkan situs dengan mengunggah konten promosi dengan informasi hingga promosi seputar perusahaan yang terlalu berlebihan dan terkesan “menyombongkan” produk atau layanan yang ada, saat ini ketika konsumen sudah semakin cerdas, tonjolkan fungsi hingga manfaat dari produk yang brand miliki. Dengan demikian pendekatan yang lebih “friendly” tersebut, bisa diterjemahkan oleh konsumen sebagai informasi yang relevan dan berguna untuk mereka, bukan sekedar promosi betapa bagusnya produk atau layanan yang dimiliki, dengan memfokuskan kepada fungsi.

Pahami dengan baik pelanggan

Membuat konten yang berkualitas didukung dengan pemahaman yang baik terkait dengan siapa target pasar dan apa yang mereka butuhkan. Untuk itu lakukan riset terlebih dulu, sebelum membuat konten. Tentukan tema dan pastikan informasi tersebut bakal dibutuhkan oleh target pasar. Konten yang baik memang tidak mudah untuk dibuat, namun akan menjadi salah satu tools yang efektif untuk pertumbuhan bisnis yang bertahan lama dan sukses.

Fokus Visio Incubator Membina 100 Startup Baru di Tahun 2018

Setelah mengumumkan program inkubasi sesi kedua, program inkubator yang berbasis di Padang, Sumatra Barat Visio Incubator, kembali mengumumkan update terkini. Kali ini adalah undangan khusus dari Uprise Festival 2018 di Dublin, Irlandia sebagai perwakilan Indonesia dalam salah satu perhelatan startup festival terbesar di Eropa.

Kepada DailySocial Co-Founder dan CEO Visio Incubator Hendriko Firman mengungkapkan, berawal dari permintaan untuk kerja sama melalui email dengan Uprise Festival, kemudian menjadi sebuah undangan untuk menghadiri kegiatan tersebut di Dublin, Irlandia.

“Kita sangat bangga bisa menjadi wakil Indonesia di kegiatan ini. Semoga bisa banyak membawa pulang pengetahuan, ilmu dan skill practice yang kita terapkan saat kembali ke Indonesia,” Ujar Hendriko.

Untuk menambah jumlah mitra Visio Incubator mengklaim kerap mengikuti berbagai kegiatan inkubasi hingga akselerasi di dalam dan luar negeri.

“Uprise Festival 2018 di Dublin ini adalah salah satunya, di mana setiap tahunnya akan berkumpul para pelaku startup di ajang startup terbesar di dunia ini. Tidak hanya membantu para startup, event ini juga membantu para bisnis inkubator/akselerator,” kata Hendriko.

Agresif melancarkan kemitraan

Sebagai salah satu inkubator daerah, Visio Incubator selama ini cukup aktif melancarkan kemitraan dengan perusahaan hingga startup lokal dan asing. Saat ini Visio telah membantu menginkubasi 42 startup, meluncurkan 12 startup baru, membina 166 pendiri startup baru, menjaring dan menarik sekitar 41 relawan.

“Rencana Visio di tahun 2018 ini adalah melakukan dua kali pendaftaran inkubasi. Dan dua kali demo day agar bisa menginkubasi 100 startup baru,” kata Hendrico.

Disinggung tentang rencana fundraising, Hendrico menegaskan hingga saat ini masih belum memiliki rencana untuk melakukan kegiatan tersebut. Masih fokus mengumpulkan startup baru asal Sumatra Barat dan sekitarnya, Visio Incubator memiliki misi untuk menciptakan ekosistem kewirausahaan digital di Indonesia, dan dimulai di kawasan Sumatra.

“Sebagai negara yang menjadi sasaran utama dari Venture Capital dan Venture Philanthropy dalam menginvestasikan pendanaannya, masih belum banyak startup yang memilik produk hingga kemampuan dari pendirinya yang cukup matang.” tutup Hendriko.

Melalui program Visio Incubator Hendriko menegaskan, diharapkan bisa mencetak pendiri startup berkualitas, terutama di kawasan Sumatra dan sekitarnya.

Startup yang Banyak Bermunculan dan Layak Jadi Sorotan di Tahun 2017

Cukup banyak startup baru bermunculan di tahun 2017 ini. Dari data yang kami dapat mulai dari Januari sampai dengan Desember 2017, ada 100 lebih startup baru yang kami liput. Hal lain yang membuat menarik adalah segmen dan niche-nya beragam. Meski e-commerce dan fintech mendominasi ide dan bentuk baru banyak muncul di tahun ini.

Dari catatan kami sektor e-commerce menjadi “rumpun” yang paing banyak muncul. Diikuti dengan layanan di sektor teknologi finansial, edtech dan juga on-demand. Dari segi persebaran pun cukup menarik. Selain Jakarta, Bandung, Surabaya dan Yogyakarta kota-kota di Kalimantan dan Sulawesi pun mulai muncul beberapa nama.

E-Commerce masih jadi sektor yang menarik

Sektor e-commerce masih menjadi primadona bagi banyak startup di tahun 2017 ini. Meski demikian mereka hadir dengan niche atau paling tidak dengan inovasi yang berbeda. Seperti KlikTeknik yang hadir khusus menjual peralatan teknik dan industri, Aruna yang hadir sebagai marketplace untuk hasil laut, atau Jubelio yang menghadirkan solusi komplit di sektor ritel atau omni channel.

Jika menilik dari berita yang beredar di tahun 2017 industri e-commerce Indonesia terlihat lebih matang. Mulai dari para pemain yang mendapat pendanaan, inovasi yang terus berkembang dan juga pasar yang semakin dewasa atau paling tidak sudah akrab dengan transaksi elektronik. Kedewasaan pasar juga membuat inovasi di industri e-commerce semakin menarik. Mulai dari semakin lengkapnya pembelian atau pembayaran yang didukung, sistem logistik yang terintegrasi dengan layanan on demand hingga kehadiran teknologi seperti chatbot.

Chatbot yang digadang-gadang bisa membawa pengalaman yang baik bagi pembeli dikabarkan mulai dilirik banyak pemain besar. Hal ini kemudian berimbas pada munculnya layanan yang memudahkan bisnis menghadirkan chatbot mereka sendiri seperti Botika dan EVA. Ada kebutuhan atau permasalahan kemudian muncullah mereka yang menawarkan solusi.

Fintech yang mulai banyak dibicarakan

Di tahun ini pemerintah memperhatikan terlihat memberi perhatian lebih ke sektor ini. Hal ini dengan ditandai dengan BI yang semakin ketat dalam memberikan izin lisensi uang elektronik sehingga memaksa banyak perusahaan digital yang mulai menggarap uang elektroniknya sementara menghentikan fasilitas untuk pengisian atau top up. Nama-nama seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak dan Grab tercatat antre dalam mendapatkan lisensi ini. Bahkan nama terakhir akhirnya menjalin kerja sama dengan OVO untuk mendapatkan lisensi untuk GrabPay.

Perhatian dari pemerintah dan regulasi ini bisa menggambarkan dua hal, yang pertama masyarakat sudah mulai menerima dan percaya dan yang kedua pasar teknologi finansial cukup besar atau dengan kata lain uang yang beredar di segmen teknologi finansial cukup besar dan menjanjikan.

Di tahun 2017 ini tidak banyak jenis startup teknologi finansial atau fintech yang muncul. Kebanyakan menawarkan jasa peminjaman atau lending, sisanya dengan niche yang cukup baru seperti SyarQ yang menawarkan kemudahan kredit syariah, Brankas yang memudahkan pengelolaan beberapa rekening bank, hingga Celengan ID yang menawarkan solusi penukaran uang koin menjadi saldo uang elektronik. Sama seperti e-commerce di tahun ini industri teknologi finansial semakin matang. Baik dari segi regulasi, teknologi atau pun dari segi pasar.

On-demand yang diterima baik oleh masyarakat

Sejarah akan mencatat bahwa on-demand adalah salah satu industri startup pertama di Indonesia yang mengubah pandangan masyarakat Indonesia tentang layanan berbasis teknologi. Di tahun ini berkat popularitasnya banyak pebisnis yang lantas mencoba peruntungannya dengan membuat bisnis on-demand dengan konsep masing-masing. Contohnya DeliverKong, layanan on-demand delivery yang ada di Jambi, HayTrans on-demand transportasi yang ada di Pontianak, NDRA on-demand pertama yang ada di tanah Papua, MyNurz on-demand jasa di sektor kesehatan, FrameAtrip layanan yang memudahkan mencari fotografer di kota-kota besar bahkan luar negeri hingga layanan seperti Madhang, BlackGarlic dan KliknClean. Bervariasi.

Untuk sekto on-demand ini inovasi tampaknya mulai melebar ke niche yang ada. Jika transportasi dan pengiriman di rasa sudah terlalu penuh di kota-kota maka munculnya untuk ide lain seperti jasa, bahan masak, masakan khas, hingga fotografer. Sementara itu melihat kesuksesan yang ada di kota-kota besar konsep on-demand transportasi mulai diadopsi mereka yang ada di daerah.

Internet of things, AI dan AR

Selain sektor-sektor populer yang pantas menjadi sorotan adalah layanan yang dikeluarkan Synchro, Atnic, HabibiGarden, Nodeflux hingga Assemblr. Mereka memberikan solusi-solusi memanfaatkan teknologi-teknologi terkini. Mulai dari monitoring, pengelolaan data, hingga memadukan dunia nyata dengan AR sebagai tempat berkreasi.

Internet of things (IoT) bukan sektor baru, namun startup di sektor ini belum sebanyak di sektor e-commerce atau on-demand. Untuk artificial Intelligence dan Augmented Reality pun sama. Solusi yang ditawarkan Nodeflux (menggunakan teknologi big data dan AI) menjadi solusi yang cukup powerfull. Teknologi canggih yang dibawa bisa sangat bermanfaat untuk banyak pihak. Sementara Assemblr bisa menjadi sarana baru untuk berkreasi.

 

Cermati Empat Hal Berikut Sebelum Melakukan Ekspansi Bisnis di Asia

Saat ini mulai banyak startup Indonesia yang ingin melebarkan pasar lain di negara Asia. Namun demikian seiring berjalannya waktu, tidak semua perusahaan tersebut mampu untuk bertahan lama dan terpaksa untuk menghentikan operasional mereka di negara tersebut.

Salah satu faktor kesalahan yang dilakukan oleh perusahaan asing tersebut melancarkan bisnis di Asia adalah kurangnya persiapan hingga penerjemahan konten menyesuaikan dengan kultur dan kebiasaan dari penduduk setempat.

Negara Asia sendiri termasuk ramah untuk perusahaan asing melakukan ekspansi bisnis, dengan birokrasi yang tidak terlalu mengikat hingga tenaga kerja yang mudah didapat dengan upah yang bisa disesuaikan dengan budget dari perusahaan.

Artikel berikut ini akan mengupas hal-hal yang harus dilakukan oleh perusahaan asing, saat melancarkan usaha di Asia.

Rencana bisnis

Banyak perusahaan asing yang datang ke Asia tidak memiliki business plan atau rencana bisnis yang matang. Hal tersebut akan berpengaruh ketika bisnis tersebut ingin menambah modal, melakukan monetisasi dan hal-hal terkait lainnya. Rencana bisnis tersebut meliputi, visi dari perusahaan, latarbelakang perusahaan, tujuan, perekrutan talenta, produk dan layanan, kompetitor, kegiatan pemasaran, pendanaan dan exit plan.

Dokumentasi ijin kerja (visa)

Hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah untuk memperhatikan persyaratan dokumen, seperti ijin kerja hingga visa dari tim inti perusahaan yang kebanyakan adalah tenaga kerja asing. Siapkan selalu dokumen yang resmi dan perhatikan tengat waktu dari ijin kerja tersebut.

Pajak dan akunting

Salah satu faktor penting yang kerap dihiraukan oleh perusahaan asing adalah soal perpajakan perusahaan. Di Indonesia sendiri hal tersebut menjadi perhatian dari para regulator, terkait dengan perusahaan asing yang memiliki bisnis di Indonesia. Untuk itu pelajari dan cermati hal-hal mendasar soal perpajakan di negara setempat.

Biaya operasional

Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah biaya operasional saat menjalankan bisnis di negara Asia. Apakah perusahaan memiliki dana yang cukup untuk membayar gaji pegawai dan biaya operasional. Berapa lama uang simpanan tersebut mampu bertahan. Saat awal bisnis yang kebanyakan belum mendapatkan profit secara langsung, hal tersebut wajib untuk disiapkan.