TWS Baru Yamaha Unggulkan Fitur untuk Membantu Mengurangi Risiko Gangguan Pendengaran

Dengan begitu banyaknya produk baru yang bermunculan, TWS merupakan sub-kategori produk audio yang paling populer saat ini. Tampil berbeda, baik dari segi fitur maupun penampilan fisik, merupakan salah satu cara untuk mendapat sorotan ekstra di tengah lautan TWS, dan itulah yang ingin dilakukan Yamaha.

TWS barunya, Yamaha TW-E3B, sepintas memang kelihatan biasa saja. Namun ia menyimpan satu fitur istimewa bernama Listening Care. Fitur ini Yamaha rancang untuk menjaga konsistensi dynamic range yang dihasilkan pada berbagai tingkatan volume. Dengan kata lain, mau volumenya pelan atau keras, pengguna bakal bisa mendengarkan tingkat detail yang sama baiknya.

Berkat Listening Care, pengguna TW-E3B pada dasarnya tidak perlu menyetel musik keras-keras agar dapat mendengarkan seluruh detail dengan baik. Yamaha berharap ini bisa membantu mengurangi peluang terjadinya gangguan pendengaran pada pengguna. Yamaha pun merujuk pada data WHO, yang mengestimasikan lebih dari satu miliar generasi muda punya risiko kehilangan pendengaran karena terlalu sering menyetel musik keras-keras.

Sayang sekali ia tidak punya active noise cancellation (ANC). Padahal, sering kali yang menjadi alasan untuk menyetel musik keras-keras adalah karena lingkungan di sekitarnya cukup berisik. Kalau memang ingin menikmati perpaduan Listening Care dan ANC, konsumen harus melirik produk lain, yakni headphone Yamaha YH-L700A yang juga belum lama ini diluncurkan.

Dari segi fisik, TW-E3B tergolong ringkas dengan bobot 5 gram per earpiece, dan bodinya pun tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX5. Tiap-tiap earpiece dibekali driver berdiameter 6 mm, sedangkan konektivitasnya mengandalkan Bluetooth 5.0, lengkap dengan dukungan codec aptX.

Dalam sekali charge, baterainya bisa tahan sampai 6 jam. Charging case-nya mampu mengisi ulang perangkat sampai sebanyak tiga kali, memberikan total daya tahan selama 24 jam. Pada charging case-nya, ada indikator LED untuk mengecek sisa baterainya.

Di dataran Eropa, Yahama TW-E3B kabarnya akan dijual seharga 139 euro (± 2,35 jutaan rupiah) mulai bulan September mendatang. Pilihan warna yang tersedia ada enam: hitam, ungu, hijau, abu-abu, biru, dan pink.

Sumber: What Hi-Fi.

Yamaha YH-L700A Adalah Headphone Nirkabel Premium dengan ANC dan 3D Audio

Dewasa ini, headphone nirkabel tidak bisa hanya mengandalkan kualitas suara dan desain semata. Fitur ekstra macam active noise cancellation (ANC) perlahan juga mulai menjadi standar wajib yang harus dipenuhi, dan tidak jarang pabrikan turut menyematkan fitur lain yang tak kalah inovatif, seperti misalnya 3D audio berbasis head tracking.

Dua fitur inilah yang menjadi nilai jual utama headphone terbaru Yamaha, YH-L700A. Perangkat tak hanya dibekali fitur ANC yang efektif meredam suara di sekitar tanpa memengaruhi kualitas suara yang dihasilkan, melainkan juga kemampuan untuk mendeteksi pergerakan kepala penggunanya. Sederhananya, efek 3D audio yang dihasilkan bisa terkesan lebih immersive karena akan selalu disesuaikan dengan orientasi kepala pengguna secara real-time.

Teknologi 3D audio atau spatial audio berbasis head tracking bukanlah hal yang benar-benar baru. Produsen headphone Audeze bahkan sudah mengimplementasikannya sejak tahun 2018 pada sebuah headset gaming bernama Mobius, dan belum lama ini, Apple menyingkap AirPods Max yang juga mengunggulkan fitur serupa. Seperti yang kita tahu, Apple cukup sering memopulerkan suatu tren teknologi, dan sepertinya 3D audio bakal jadi yang selanjutnya.

Fitur lain yang ditawarkan YH-L700A mencakup Listening Optimizer, yang memanfaatkan mikrofon di bagian dalam earcup untuk mengukur seberapa kedap perangkat membungkus telinga. Dengan kata lain, optimasinya bakal berbeda untuk setiap pengguna karena bentuk telinga mereka berbeda satu dengan yang lainnya.

Selanjutnya ada fitur Listening Care, yang pada dasarnya bakal menjaga konsistensi dynamic range yang dihasilkan di volume apapun. Harapannya adalah supaya pengguna tidak harus menyetel musik dalam volume yang keras untuk bisa mendengarkan seluruh detail suara dengan baik.

Seperti halnya headphone modern lain yang dibekali ANC, Yamaha YH-L700A juga dilengkapi fitur ambient mode agar pengguna dapat mendengarkan suara di sekitarnya tanpa perlu melepas headphone saat dibutuhkan. Semua fitur ini dapat diakses melalui aplikasi pendamping yang tersedia di platform Android maupun iOS.

Perihal baterai, Yamaha mengklaim daya tahan baterai hingga 34 jam nonstop dengan fitur ANC aktif. Angka tersebut cukup impresif dan selevel dengan yang ditawarkan Bang & Olufsen Beoplay HX. Yang jadi problem adalah ketika fitur 3D audio-nya diaktifkan, sebab daya tahan maksimumnya bakal langsung turun menjadi 11 jam saja.

Seperti yang sudah bisa diprediksi, semua fitur ini harus ditebus dengan modal yang tidak murah. Di Australia, Yamaha YH-L700A dijual seharga AU$700, atau kurang lebih sekitar 7,5 jutaan rupiah. Harga tersebut membuatnya berada jauh di atas level headphone ANC populer macam Sony WH-1000XM4, dan sudah mendekati level AirPods Max.

Sumber: What Hi-Fi.

Tren Esports Sponsorship di Asia Tenggara

Industri game di kawasan Asia Tenggara dan Taiwan (GSEA) diperkirakan bernilai US$5 miliar pada 2019. Menurut Niko Partners, pada 2019, jumlah mobile gamers di GSEA mencapai 227 juta orang dan jumlah pemain PC mencapai 154,3 juta orang. Berkembangnya industri game di GSEA juga akan mendorong pertumbuhan industri esports. Alasannya, gamers di GSEA tidak hanya senang bermain game, tapi juga aktif di dunia esports.

Berdasarkan data dari Niko Partners, jumlah penonton di Asia Tenggara mencapai 100 juta orang. Audiens esports di masing-masing negara biasanya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu populasi dan konektivitas internet. Semakin besar populasi sebuah negara, semakin besar pula jumlah penonton esports di negara itu. Sementara itu, infrastruktur internet yang baik akan mendorong pertumbuhan ekosistem esports di sebuah negara.

Banyaknya jumlah penonton memang bisa menumbuhkan ekosistem competitive gaming. Karena, biasanya, semakin besar jumlah penonton, semakin banyak pula perusahaan yang tertarik untuk menjadi sponsor. Memang, saat ini, sponsorship masih menjadi sumber pemasukan utama di dunia esports. Lalu, bagaimana tren sponsorship di Asia Tenggara?

Industri Endemik Masih Mendominasi Sponsorship untuk Esports

“Perusahaan yang paling sering menjadi sponsor esports adalah perusahaan-perusahaan endemik industri game, seperti produsen komputer, gaming peripherals, maupun ponsel,” kata Darang S. Candra, Director for Southeast Asia Research, Niko Partners ketika ditanya tentang tren esports sponsorship di kawasan Asia Tenggara. Meskipun begitu, perusahaan-perusahaan non-endemik  alias perusahaan yang tidak ada kaitannya dengan dunia game dan esports pun mulai tertarik untuk mendukung pelaku esports. “Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan-perusahaan non-endemik juga mulai masuk ke sponsorship esports di ASEAN,” ujar Darang. Lebih lanjut dia menjelaskan, perusahaan non-endemik tersebut biasanya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang makanan/minuman, perbankan, dan transportasi.

Yamaha jadi salah satu perusahaan otomotif yang mendukung esports.

Di Indonesia, beberapa perusahaan endemik yang menjadi sponsor esports antara lain Acer Predator, ASUS ROG, Logitech, dan Razer. Mengingat di Indonesia mobile esports sangat populer, beberapa perusahaan smartphone juga aktif menjadi sponsor, seperti Xiaomi dan Samsung. Sementara itu, beberapa perusahaan non-endemik yang ikut aktif di kancah esports lokal adalah Red Bull yang menjadi sponsor dari Bigetron Esports dan ONIC Esports serta Sukro yang mendukung RRQ dan EVOS Esports.

BCA menjadi salah satu bank yang aktif mendukung pelaku esports di Indonesia. Salah satu turnamen esports yang BCA dukung adalah Piala Presiden. Mereka menyebutkan, alasan mengapa mereka tertarik untuk masuk ke komunitas esports adalah karena mereka ingin menggaet hati anak-anak muda, yang memang senang dengan competitive gaming. Contoh bank lain yang mendukung esports adalah BNI, yang belum lama ini menjadi sponsor dari Ladies Series MLBB 2021.

Dari segi nilai sponsorship, perusahaan endemik juga masih unggul. Meskipun begitu, Darang menyebutkan, semakin banyak perusahaan non-endemik yang menjadi sponsor esports. Pandemi COVID-19 menjadi salah satu alasan di balik tren tersebut. Pasalnya, kompetisi esports masih bisa diselenggarakan secara online walau pemerintah melakukan lockdown dan masyarakat disarankan untuk melakukan social distancing. Memang, pada awal tahun 2020, ketika pandemi COVID-19 baru dimulai, konten esports bahkan dianggap bisa menjadi pengganti dari siaran olahraga. Karena, ada banyak kompetisi olahraga yang harus ditunda atau bahkan dibatalkan.

Vici Gaming yang memenangkan ONE Esports Singapore Major. | Sumber: Talk Esports

Sementara itu, jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, Singapura menjadi negara yang menarik esports sponsorship dengan nilai yang paling besar. Menurut Darang, alasannya sederhana, yaitu karena Singapura sering menjadi tuan rumah dari turnamen esports dengan hadiah besar. Salah satu turnamen esports yang diadakan di Singapura belum lama ini adalah ONE Esports Singapore Major 2021, yang menawarkan hadiah sebesar US$500 ribu. Dan pada Mei 2021, Free Fire World Series 2021 Singapore digelar di Marina Bay Sands. Total hadiah dari kompetisi Free Fire itu mencapai US$2 juta.

Apa yang Membuat Ekosistem Esports Asia Tenggara Unik?

Hampir semua negara-negara di Asia Tenggara merupakan negara mobile first. Karena itu, tidak heran jika industri mobile game berkembang pesat di kawasan ASEAN. Alhasil, ekosistem esports yang berkembang pun merupakan ekosistem mobile game. Darang menyebutkan, hal ini juga terlihat pada kontrak esports sponsorship di kawasan Asia Tenggara. Di ASEAN, mobile esports menjadi minat utama para sponsor. Meskipun begitu, Darang menyebutkan, di Asia Tenggara, tidak ada satu game yang mendominasi kontrak sponsorship.

Mobile game tetap menjadi yang paling diminati oleh para sponsor. Beberapa game yang paling banyak mendapatkan sponsor dalam pergelaran turnamen di seantero Asia Tenggara antara lain Free Fire, Arena of Valor, PUBG Mobile, dan Mobile Legends,” ungkap Darang. Ketika ditanya mengapa mobile game populer, dia menjawab, “Pengguna dan penonton mobile esports merupakan segmen terbesar esports di Asia Tenggara. Game ponsel juga mudah diakses, tidak memerlukan spec dan perlengkapan mahal seperti PC dan konsol, serta keberlanjutan turnamen-turnamennya mampu bertahan di kala pandemi. Hal-hal tersebut menjadikan mobile esports sebagai segmen paling populer di Asia Tenggara.”

 

Esports jadi salah satu cabang olahraga bermedali di SEA Games 2019. | Sumber: Esports Observer

Selain populernya mobile game, satu keunikan lain dari ekosistem esports di Asia Tenggara adalah aktifnya pemerintah dalam mengembangkan industri competitive gaming. Buktinya, esports telah dimasukkan dalam beberapa ajang olahraga bergengsi. Misalnya, di Asian Games 2018, esports dinobatkan sebagai cabang olahraga eksibisi. Sementara di SEA Games 2019, esports bahkan menjdi cabang olahraga bermedali. Esports juga akan kembali menjadi bagian dari SEA Games 2021 dan Asian Games 2022. Di Indonesia, esports juga akan menjadi cabang olahraga eksibisi Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021. Pemerintah bahkan memilih Lokapala, mobile MOBA buatan developer lokal, menjadi salah satu game yang diadu.

“Satu hal yang unik dan membedakan Asia Tenggara dengan kawasan lain adalah keterlibatan pemerintah sebagai sponsor atau penyelenggara acara esports,” kata Darang. “Sebagai contoh, pemerintah Indonesia melalui PB Esports dan Kemenparekraf, pemerintah Malaysia melalui MDEC, dan pemerintah Singapura melalui SGGA tercatat cukup terlibat dalam penyelenggaraan turnamen esports di negara masing-masing.”

Sumber header: Dot Esports

8 Berita Bisnis Esports untuk Kawasan Asia Tenggara dan India Pada Februari 2021

Asia Tenggara dan India merupakan pasar mobile esports yang punya potensi besar. Jadi, tidak heran jika sepanjang bulan Februari 2021, ada berbagai sponsor yang tertarik untuk menjalin kerja sama dengan organisasi esports dan penyelenggara turnamen esports di dua kawasan tersebut. Berikut 8 perjanjian bisnis yang ditandatangani sepanjang Februari 2021.

 

1. OPPO Sponsori Turnamen Mobile Legends dan Wild Rift di Filipina

OPPO bekerja sama dengan Mineski di Filipina. Kerja sama ini memungkinkan perusahaan smartphone itu untuk menjadi sponsor dari Mobile Legends: Bang Bang Professoinal League di negara tersebut. Selain itu, mereka juga mendukung League of Legends: Wild Rift SEA Icon Series, khususnya untuk turnamen di Filipina. Tujuan OPPO menjadi sponsor dari dua turnamen esports itu adalah untuk memperkuat posisi mereka di dunia gaming dan esports. Memang, pasar gaming dan esports di Filipina cukup besar. Marketing Director OPPO Fliipina, Raymond Xia mengungkap, 74% netizen Filipina bermain mobile game.

“Kolaborasi kami dengan OPPO merupakan bagian penting dari rencana kami untuk mendukung gamer Filipina,” kata Country Manager Mineski Filipina, Mark Navarro, seperti dikutip dari Esports Insider. “Dukungan OPPO di liga-liga esports yang kami adakan memungkinkan para gamer dari berbagai latar belakang kehidupan akan bisa bertanding di kompetisi esports tingkat profesional.”

 

2. Recaro Gaming Dukung PSG.Talon

Talon Esports, organisasi esports asal Hong Kong, mengumumkan kerja samanya dengan divisi gaming dari Recaro. Melalui kolaborasi ini, Recaro akan menyediakan kursi gaming Recaro Exo pada tim dan staf dari PSG.Talon, tim League of Legends Talon yang berlaga di kawasan Asia Pasifik. Selain itu, PSG.Talon juga bekerja sama dengan PSG Esports. PSG.Talon berhasil memenangkan 2020 Pacific Championship Series Spring Split dan 2020 Mid-Season Showdown. Tak hanya itu, mereka juga mewakili kawasan Asia Pasifik di League of Legends World Championship 2020.

Talon bekerja sama dengan Recaro Gaming.
Talon bekerja sama dengan Recaro Gaming.

“Kami senang bisa bekerja sama dengan PSG.Talon karena mereka punya visi yang sama kami, yaitu memberikan performa terbaik,” kata Lars Schilling, Managing Director of Recaro Gaming, lapor Esports Insider. “Melalui kerja sama ini, kami kembali menekankan perhatian kami akan industri esports.”

 

3. Yamaha Generation 125 Jadi Sponsor EVOS Esports

Pada bulan lalu, EVOS Esports menyambut Yamaha Generation 125 sebagai sponsor terbaru mereka. Kerja sama ini bertujuan untuk mendukung perkembangan skena esports di Indonesia. Takeyama Hiroshi, Deputy Director of Marketing, PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing mengungkap bahwa tingginya antusiasme generasi muda akan industri esports menjadi salah satu alasan mengapa Yamaha tertarik untuk bekerja sama dengan EVOS Esports. Dia juga mengungkapkan harapannya, yaitu kolaborasi antara Yamaha dengan EVOS akan meningkatkan antusiasme dan optimisme gamer di Indonesia, menurut laporan Esports Insider.

 

4. EVOS Tunjuk Mantan Pemain sebagai Business Development Lead

Masih pada Februari 2021, EVOS Esports juga menunjuk mantan pemainnya, Stefan “EVOS.Soul” Chong sebagai Business Development Lead di Singapura. Di jabatan barunya, Chong akan bertanggung jawab untuk menjalin komunikasi dengan para pemegang kepentingan, mulai dari sponsor, badan pemerintah, sampai publisher dari Mobile Legends, Moonton Games.

Stephan "EVOS.Soul" Chong.
Stephan “EVOS.Soul” Chong.

Sebagai pemain profesional, Chong bertanding bersama tim EVOS SG, yang ikut turun di M2 World Championship pada Januari 2021. Selain itu, dia juga pernah mewakili tim nasional esports Singapura di SEA Games 2019. Di luar esports, dia memegang gelar Mechanical Design and Manufacturing Engineering dari Singapore Institute of Technology.

 

5. PGL Selenggarakan Turnamen Dota 2 Major di Singapura

Penyelenggara turnamen esports, PGL mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan Singapore Dota 2 Major. Kompetisi itu akan menjadi turnamen major pertama dari musim Dota Pro Circuit (DPC) 2021. Memang, DPC sempat terhenti pada 2020 karena pandemi virus corona. Singapore Dota 2 Major akan digelar secara offline pada 27 Maret 2021 sampai 4 April 2021. Di turnamen itu, akan ada 18 tim Dota 2 terbaik dunia yang berlaga untuk memperebutkan total hadiah sebesar US$500 ribu.

“Setelah mengadakan Manila Major dan Kuala Lumpur Major, sekarang kami akan kembali mengadakan kompetisi esports besar di Asia Tenggara,” kata Silviu Stroie, CEO PGL, menurut laporan Esports Insider. “Kami akan fokus di kawasan Asia Tenggara dan kami sudah menjalin kerja sama dengan badan esports utama di Singapura, yaitu Singapore Games Association (SGGA).”

 

6. FIGHT Esports Jalin Kerja Sama dengan TikTok

FIGHT Esports — yang merupakan singkatan dari Forest Interactive Gaming Habitat Team — mengumumkan kerja samanya dengan TikTok Asia Tenggara pada Februari 2021. Kerja sama antara keduanya akan berlansung selama satu tahun. Salah satu bagian dari kerja sama ini adalah penyelenggaraan #TikTOkGGPH Creator Cup, kompetisi VALORANT yang ditujukan untuk para kreator konten. Turnamen itu diselenggarakan pada 27-28 Februari 2021.

FIGHT TikTok
FIGHT Esports bekerja sama dengna TikTok di Asia Tenggara.

Gaming bukan sekedar media hiburan. Bermain game bersama juga bisa menjadi cara untuk membangun komunitas yang positif. Karena itu, kami juga ingin punya peran dalam mengembangkan komunitas gaming,” kata John Castro, Gaming Operation Manager for Philippines, TikTok, John Castro, seperti yang dikutip dari Esports Insider.

 

7. Talon Perpanjang Kontrak Kerja Sama dengan Carnival

Selain kerja sama dengan Recaro, pada Februari 2021, Talon Esports juga mengungkap bahwa mereka akan memperpanjang kontrak kerja sama mereka dengan butik streetwear asal Thailand, Carnival. Dengan begitu, Carnival dan Talon akan bekerja sama untuk meluncurkan merchandise baru di masa depan. Berbeda dengan Recaro yang fokus pada tim League of Legends milik Talon, Carnival lebih tertarik pada tim Arena of Valor dari organisasi esports tersebut.

Sekarang, Talon Esports memegang gelar juara ROV Pro League. Selain itu, mereka diklaim sebagai tim Arena of Valor dengan jumlah penonton terbanyak ke-5 di dunia. CEO Talon Esports, Sean Zhang mengakui pentingnya kerja sama antara organisasi esports dan merek fashion. Memang, di Indonesia pun, ada beberapa kolaborasi antara merek apparel dengan organisasi esports, seperti EVOS Esports dengan Thanksinsomnia.

 

8. ASUS Buat ROG Academy di India

Pada awal Februari 2021, ASUS Republic of Gamers (ROG) meluncurkan program akademi esports untuk gamers di India, khususnya gamer Counter-Strike: Global Offensive. Semua orang bisa mendaftarkan diri di ROG Academy, asalkan mereka sudah berumur setidaknya 16 tahun. Orang-orang yang telah mendaftarkan diri lalu akan melalui berbagai proses seleksi, termasuk tes, wawancara, dan kompetisi. Tujuannya adalah menemukan kandidat terbaik untuk dilatih di ROG Academy. Peserta yang lolos kemudian akan bisa berlatih menggunakan produk ASUS ROG di bawah bimbingan para pelatih profesional di akademi, termasuk Agneya “Marzil” Koushik dan Prashant “Aequitas” Prabhakar.

Yamaha Dukung EVOS Esports, Team Liquid Kolaborasi dengan Naruto Shippuden

Dalam satu minggu terakhir, ada beberapa kolaborasi dan sponsorship baru di ranah esports. Di Indonesia, EVOS Esports mengumumkan bahwa mereka kini mendapatkan dukungan dari Yamaha Generasi 125. Sementara di tingkat global, Bank Santader memutuskan untuk menjadi sponsor dari Liga Free Fire Brasil.  Team Liquid juga membuat koleksi pakaian baru bersama Naruto Shippuden.

EVOS Esports Kerja Sama dengan Yamaha Generasi 125

EVOS Esports punya sponsor baru, yaitu Yamaha Generasi 125. Julukan Generasi 125 diberikan pada para pengguna motor matic 125cc dari Yamaha, seperti FreeGo dan X-ride. Takeyama Hiroshi, Deputy Director Marketing, Yamaha Indonesia Motor Manufacturing mengungkap, mereka berharap kolaborasi mereka dengan EVOS akan bisa “meningkatkan semangat dan optimisme generasi muda Indonesia.”

Team Liquid Buat Koleksi Pakaian dengan Naruto Shippuden

Organisasi esports asal Amerika Utara, Team Liquid, baru saja mengumumkan bahwa mereka akan bekerja sama dengan Naruto Shippuden untuk membuat koleksi pakaian, termasuk hoodie, kaos lengan panjang, dan T-shirts. Kolaborasi antara Team Liquid dan Naruto Shippuden ini juga menandai ulang tahun ke-20 dari keduanya.

Salah satu kaos hasil kolaborasi antara Team Liquid dengan Naruto Shippuden.
Salah satu kaos hasil kolaborasi antara Team Liquid dengan Naruto Shippuden.

Fashion anime dan esports terus berubah dan kami sangat senang bisa menjadi bagian dari kolaborasi unik ini,” kata Alexander Lee, Senior Licensing manager, VIZ Media, seperti dikutip dari GameSpot. “Sama seperti fans kami, kami juga suka anime dan Naruto adalah salah satu franchise anime paling sukses sepanjang sejarah.”

Mineski Buat Kompetisi Wild Rift di Filipina

Mineski akan mengadakan kompetisi League of Legends: Wild Rift baru di Filipina. Kompetisi itu akan dibagi menjadi dua season dengan total hadiah PF10 juta (sekitar Rp2,9 miliar). Dalam satu season, semua tim yang bertanding akan dapat memperebutkan poin yang bisa ditukar dengan uang pada akhir season. Satu poin bernilai 1 Peso Filipina. Setiap season, terdapat 5 juta poin yang bisa diperebutkan oleh semua tim. Jadi, dalam 2 season, akan ada 10 juta poin yang bisa diperebutkan, lapor The Esports Observer.

Bank Santander Jadi Sponsor dari Liga Free Fire Brasil

Santander, salah satu bank terbesar di dunia, telah menandatangani kontrak sponsorship dengan Liga Free Fire Brasil (LBFF). Dengan ini, Santander menjadi rekan resmi LBFF. Merek dari bank itu akan tampil di siaran resmi LBFF di YouTube, platform BOOYAH! dari Garena, dan channel TV Brasil, Loading, menurut laporan The Esports Observer. Di Brasil, Free Fire dari Garena merupakan salah satu game esports paling populer. Saat ini, liga dari game battle royale itu telah memasuki season keempat.

Liga Free Fire di Brasil dapat dukungan dari Bank Santader. | Sumber: The Esports Observer
Liga Free Fire di Brasil dapat dukungan dari Bank Santader. | Sumber: The Esports Observer

AOC Kerja Sama dengan Red Bull Racing Esports

Red Bull Racing Esports mengumumkan bahwa AOC kini menjadi rekan monitor gaming mereka. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai dari perjanjian ini. Sebagai bagian dari kolaborasi ini, para sim drivers dari Red Bull Racing Esports menggunakan monitor AOC dalam sim racing rig mereka, lapor The Esports Observer. Tak hanya itu, mereka juga akan memberikan masukan pada AOC tentang bagaimana mereka bisa meningkatkan kualitas dari monitor gaming mereka. Sebagai bagian dari kerja sama ini, AOC juga akan menyediakan monitor di Red Bull Racing Arena, tempat latihan para sim driver yang terletak di Milton Keynes, Inggris.

Yamaha Sulap Seorang Penari Menjadi Pianis dengan Bantuan AI

Di balik pesatnya perkembangan teknologi artificial intelligence (AI), ada yang merasa khawatir akan kemungkinan terjadinya skenario di mana AI merebut sebagian besar lapangan pekerjaan manusia. Di tempat lain, mereka yang berjiwa optimis berpikiran bahwa profesi di bidang seni masih aman dari bidikan AI, tapi apakah benar demikian?

Saya kira belum ada yang benar-benar berani menjawab iya atau tidak, akan tetapi eksperimen yang dilakukan Yamaha baru-baru ini bisa membuka pandangan kita bahwa AI juga punya potensi di ranah seni. Namun jangan buru-buru menyimpulkan bahwa AI juga akan menjadi penyebab banyaknya seniman yang pensiun. Dari kacamata positif, ini bisa dilihat sebagai cara baru untuk mengekspresikan diri melalui perpaduan seni dan teknologi.

Eksperimen yang dimaksud adalah mengubah seorang penari menjadi pianis, menerjemahkan setiap pergerakan tubuhnya menjadi pencetan demi pencetan pada tuts piano. Penarinya bukan sembarangan, melainkan seorang Kaiji Moriyama yang sudah banyak memenangi berbagai penghargaan.

Yamaha AI dancer pianist

Tubuh atletis sang penari dipasangi empat jenis sensor yang berbeda untuk membaca pergerakannya. Selanjutnya, AI bertugas menganalisa sinyal yang berasal dari sensor tersebut, mengolahnya dengan database melodi yang ada menjadi data MIDI, sebelum akhirnya mengirimkan semua informasi tersebut ke piano Yamaha Disklavier. Tentu saja semuanya berlangsung secara real-time.

Kalau hanya didengarkan sepotong-sepotong, lantunan suara pianonya mungkin terdengar seperti musik ngawur. Namun ketika didengarkan sepenuhnya, lengkap dengan iringan dari Berlin Philharmonic Orchestra Scharoun Ensemble yang sinkron, komposisinya jadi terdengar cukup unik, seperti yang bisa Anda simak sendiri pada video di bawah – meski saya yakin tidak semua orang bakal suka.

Sumber: Yamaha.

Sound Bar Yamaha YAS-106 Tawarkan Keseimbangan Antara Kualitas dan Harga

Kecuali budget Anda tak terbatas, mencari sound bar yang tepat bukanlah pekerjaan mudah. Yang murah biasanya tidak dibekali cukup konektivitas serta kurang oke perihal kualitas suara, sedangkan yang berkesan di dua aspek tersebut umumnya dihargai selangit.

Namun penawaran terbaru Yamaha yang satu ini paling tidak bisa menghadirkan keseimbangan pada aspek harga dan kualitas. Yamaha YAS-106 merupakan suksesor dari lini bawah sound bar besutan pabrikan asal Jepang tersebut. Kendati demikian, fitur yang ditawarkan cukup menggiurkan, apalagi jika dibandingkan dengan pendahulunya.

Utamanya adalah input HDMI ARC yang bisa digunakan untuk meneruskan HD audio dan video 4K melalui satu kabel tunggal, entah itu dengan game console ataupun Blu-ray player. Di saat yang sama, jika TV Anda mendukung konektivitas HDMI ARC, satu kabel tersebut juga siap meneruskan audio dari TV ke sound bar.

Yamaha YAS-106 juga bisa di-mount ke tembok / Yamaha
Yamaha YAS-106 juga bisa di-mount ke tembok / Yamaha

Konektivitas Bluetooth juga tidak dilupakan begitu saja sehingga pengguna bisa meneruskan musik dari ponselnya ke sound bar secara nirkabel. Satu-satunya fitur yang tidak tersedia pada YAS-106 adalah dukungan terhadap MusicCast, yang tidak lain merupakan sistem multi-room besutan Yahama sendiri.

Akan tetapi setidaknya kekurangan tersebut masih bisa ditutupi oleh kualitas suara yang mumpuni. YAS-106 diperkaya sepasang subwoofer yang menghadap ke bawah serta sepasang bass reflex port untuk menghasilkan dentuman bass yang cukup menggelegar. Ini cukup langka mengingat sound bar kelas entry biasanya memerlukan subwoofer terpisah untuk bisa melakukannya.

$200 adalah banderol harga yang dipatok Yamaha untuk YAS-106. Harganya sangat menarik untuk sebuah sound bar dengan dukungan audio surround 5.1 atau 7.1 dan konektivitas yang cukup lengkap. Pengguna pun bebas menempatkannya di kabinet TV atau di-mount ke tembok.

Sumber: Digital Trends dan Yamaha.

Samsung Smart Windshield Ibarat Android Auto untuk Sepeda Motor

Secara garis besar, Android Auto dan Apple CarPlay dirancang supaya pengguna bisa mengurangi kebiasaannya menggunakan smartphone selagi menyetir. Hal ini secara otomatis meningkatkan rasa aman dalam berkendara, dimana pengemudi masih bisa mengakses beragam informasi melalui dashboard, akan tetapi pandangannya tetap fokus ke depan.

Lalu bagaimana dengan pengendara sepeda motor? Seperti yang kita tahu, tidak sedikit pengendara motor bandel yang kerap memakai smartphone saat berada di jalanan. Tindakan ini jelas sangat membahayakan, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Melihat hal tersebut, Samsung rupanya punya inisiatif yang bisa dijadikan solusi.

Mereka memamerkan prototipe Samsung Smart Windshield, yang sejatinya bisa diartikan sebagai Android Auto atau Apple CarPlay untuk sepeda motor. Dalam demonstrasinya, layar Smart Windshield ini ditambatkan pada kaca depan skuter Yamaha Tricity 125, menampilkan berbagai informasi langsung di hadapan sang pengendara.

Samsung Smart Windshield

Smart Windshield bekerja dengan tersambung ke smartphone. Dari situ ia akan meneruskan panggilan telepon yang masuk, pesan teks, email hingga notifikasi media sosial. Saat ada pesan masuk, pengendara bebas memilih untuk berhenti dan membalas, atau mengirim balasan otomatis yang memberitahukan bahwa ia sedang menyetir dan belum bisa merespon.

Smart Windshield secara alami juga akan menampilkan panduan navigasi berbasis GPS dari smartphone. Intinya, pengguna tetap bisa mengakses beragam informasi yang berasal dari smartphone-nya, tapi di saat yang sama juga berfokus pada jalanan yang ada di depannya.

Ini bukan pertama kalinya Samsung meluncurkan inisiatif guna meningkatkan keamanan berkendara. Tahun lalu, mereka sempat mendemonstrasikan prototipe Samsung Safety Truck di Argentina yang sederhana namun berpotensi menyelamatkan banyak nyawa di jalanan.

Sayang karena baru prototipe, Samsung pun belum mau mengungkap rencana ke depannya dengan Smart Windshield. Apakah prototipe ini akan dilanjutkan hingga menjadi produk final dan tersedia untuk berbagai varian sepeda motor? Semoga saja…

Sumber: Adweek.

Robot Pembalap MotoBot Dari Yamaha Bercita-Cita Kalahkan Valentino Rossi

Ada banyak regulasi yang harus terpenuhi supaya kendaraan tanpa pengemudi akhirnya bisa mengaspal di jalan raya. Produsen mobil driverless kini menemui dilema, mengenai respons saat dihadapkan pada situasi genting: memilih menyelamatkan nyawa Anda atau orang lain. Dan masalah jadi kian rumit ketika kendali otomatis diterapkan pada kendaraan roda dua. Continue reading Robot Pembalap MotoBot Dari Yamaha Bercita-Cita Kalahkan Valentino Rossi

Yamaha Juga Punya Sistem Audio Multi-Room untuk Menghadang Sonos

Sonos patut berbangga, pasalnya inovasi multi-room yang mereka pelopori kini berhasil membuat pabrikan-pabrikan perangkat audio lainnya latah dan mengikuti jejak Sonos. Bahkan nama besar di industri audio seperti Yamaha pun tidak sungkan mengungkap kehadiran sistem multi-room besutannya sendiri pada bulan Agustus kemarin. Continue reading Yamaha Juga Punya Sistem Audio Multi-Room untuk Menghadang Sonos