Brankas Bermitra dengan 2C2P, Kuatkan Platform “Open Banking” di Indonesia

Brankas, penyedia teknologi open finance, mengumumkan telah menjalin kerja sama strategis dengan pengembang platform pembayaran 2C2P untuk meluncurkan solusi open banking di Indonesia. Melalui integrasi kedua layanan, konsumen dari gerai-gerai yang memanfaatkan 2C2P akan langsung terhubung dengan berbagai bank besar di Indonesia, termasuk BCA, Bank Mandiri, BNI, dan BRI — total ada 14 bank yang saat ini bekerja sama dengan Brankas.

Berdasarkan prinsip-prinsip open banking, kemitraan ini membantu para pelaku usaha di Indonesia untuk menawarkan opsi penggunaan kartu debit secara langsung oleh konsumen. Dengan demikian, ketika konsumen ingin menyelesaikan pembayaran, mereka bisa memakai akun bank pribadinya. Karena pembayaran diautentikasi secara langsung antara konsumen dan bank, pihak gerai bisa menghindari biaya transaksi yang lebih mahal, dan biaya penggantian uang akibat aksi penipuan atau kesulitan menerima dana.

“Brankas dan 2C2P memiliki sebuah visi untuk mempermudah teknologi pembayaran, serta menghadirkan pengalaman digital terbaru untuk gerai-gerai dan konsumen di Asia Tenggara. Secara bersama-sama, kami mempercepat terwujudnya open banking, memperluas akses, dan membantu pebisnis generasi baru di Asia Tenggara,” ujar Founder & CEO Brankas Todd Schweitzer.

Potensi open finance di Indonesia

Dalam wawancara terpisah tim Brankas mengatakan, open finance di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan eksplosif. Salah satu faktornya karena pertumbuhan belanja online 30% per tahun — platform tersebut mendukung di sisi pembayaran dan kredit. Akibat pandemi ada jutaan pelaku UKM yang beralih ke saluran online mengharapkan solusi yang lebih mudah terkait transaksi keuangan mulai dari pengumpulan, pencairan, rekonsiliasi, dan kredit.

Di sisi lain, banyak institusi keuangan yang menyadari potensi pendapatan dan pelanggan tambahan yang diperoleh dari produk API. Brankas sebagai salah satu pemain yang berperan untuk mengoptimalkan potensi tersebut. Baru-baru ini mereka juga mengumumkan kemitraan dengan tim produk digital Visa melalui keikutsertaannya dalam program akselerator yang diadakan. Dalam waktu dekat Brankas akan meluncurkan API Visa pertama mereka.

Tim Brankas cukup yakin kalau statistik penggunaannya masih akan terus bertumbuh. Mereka menunjukkan statistik, saat ini ada lebih dari 50% orang Indonesia yang tidak memiliki rekening bank, penetrasi kartu kredit masih di bawah 5%. Open finance berpotensi mengubah model bisnis layanan keuangan secara fundamental. Di sisi lain regulator juga sudah mulai mengambil langkah proaktif dan memasukkan open finance ke dalam peta jalannya untuk tahun 2025.

“Dengan bermitra dengan fintech dan mengelola API alih-alih cabang, lembaga keuangan dapat lebih cepat membuat produk, menjangkau pelanggan yang tidak dapat mereka jangkau sebelumnya (terlalu mahal atau terlalu jauh), dan memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik secara keseluruhan,” imbuhnya.

Layanan open finance di Indonesia

Adanya potensi tersebut membuat ekosistem open finance/banking di Indonesia terus bertumbuh. Setidaknya dalam beberapa tahun terakhir beberapa pemain terus bermunculan. Terbaru yang mendapatkan pendanaan ada Brick dan Finantier. Di sisi lain, perbankan juga terus terdorong untuk lebih terbuka dengan inovasi digital dengan melahirkan layanan API yang dapat diakses oleh pihak ketiga.

Terbukanya persaingan membuat masing-masing pemain perlu menghadirkan pendekatan unik sebagai value proposition-nya. Brankas sendiri menyampaikan empat poin terkait hal yang menjadi pembeda dengan para kompetitornya.

Pertama, mereka lebih fokus pada “sisi pasokan” dari open finance, yakni membantu lembaga keuangan untuk menjadi “API-ready“. Solusi yang dihadirkan membantu bank untuk menghadirkan produk API komersial dalam jangka 6 minggu atau kurang. Kedua, Brankas berupaya untuk membantu pemerintah menciptakan ekonomi open finance yang kompetitif dan diregulasi dengan baik, sehingga memilih terlibat aktif dan mengetuai asosiasi terkait untuk urun rembuk.

Ketiga, jalinan kemitraan strategis regional yang terus dibangun menghadirkan teknologi dan solusi baru ke Indonesia; termasuk bersama Visa, APIX, dan Proxtera. Dan yang terakhir, Brankas ingin selalu memastikan agregasi API yang dihadirkan selalu dapat diandalkan secara performa dan keamanan.

Berdasarkan informasi yang kami himpun, terakhir Brankas berhasil membukukan pendanaan seri A atas keikutsertaannya dalam program akselerator Plug and Play batch pertama di Indonesia. Terkait penggalangan dana yang dilakukan saat ini, tim Brankas hanya mengatakan, “Nantikan beberapa info penggalangan dana besar tidak lama lagi.”

Gambar Header: Depositphotos.com

Tujuh Tahun Pawoon dan Strategi Kenalkan POS Sebagai Pintu Masuk UMKM “Go Digital”

Enam tahun lalu, CEO Pawoon Ahmad Gadi menyampaikan keputusannya untuk mendirikan Pawoon pada 2014 karena keyakinannya pada aplikasi Point of Sales (POS) adalah entry point bagi usaha kecil dalam menggunakan teknologi. Pernyataannya sepenuhnya betul, sebab data dari BPS pada tahun 2020 menyatakan bahwa UMKM memiliki kontribusi sebesar 60,3% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

UMKM menyerap 97% dari total tenaga kerja dan 99% dari total lapangan kerja. Akan tetapi, digitalisasi di sektor ini perlu digenjot lagi karena dari 64,2 juta unit UMKM, hanya 13% diantaranya yang memanfaatkan teknologi digital dalam mengelola usahanya.

Pandemi menjadi pembuktian tentang pentingnya migrasi ke digital. Menurut bank sentral, terjadi penurunan ekonomi bagi sebanyak 87,5% UMKM karena dipengaruhi oleh pandemi. Namun, hal ini juga menunjukkan bahwa 27,6% UMKM yang beroperasi secara online benar-benar mengalami peningkatan penjualan pada tahun 2020 dan seterusnya.

Semangat tersebut terus digalakkan oleh Pawoon memasuki usianya yang ketujuh. Dalam wawancara bersama DailySocial, Chief Strategic Officer Pawoon Ivan Ekancono mengatakan tingkat resistansi UMKM terhadap layanan POS justru kian hari semakin mengecil karena mereka sadar digital dapat membantu usaha daripada terus menerus membuat pencatatan secara manual, tapi seringkali bingung mau mulai dari mana.

“Dari pantauan tim kami di lapangan, kebanyakan mereka ini sudah aware tapi belum terlalu paham sekali. Begitu kita edukasi dan berikan live demo, mereka jadi lebih terarah dan langsung bisa menggunakan POS,” terangnya.

Lebih dari sekadar POS

Pawoon bukanlah pemain tunggal di segmen yang memiliki kontribusi terbesar buat negara, di luar sana ada banyak pemain seangkatannya dan para pemain baru yang mencoba di kue yang sama. Makanya, Pawoon pun telah berevolusi menjadi lebih dari sekadar POS agar dapat terus menemani seluruh tahapan bisnis yang kebutuhannya terus berkembang.

Ivan melanjutkan, fitur dasar Pawoon adalah membantu pemilik bisnis melakukan pencatatan transaksi dan pengelolaan data yang lebih baik. Kini menawarkan fitur yang lebih advance, seperti manajemen inventori, absensi karyawan, hingga promosi yang dapat diakses kapan saja.

Berikutnya, terintegrasi dengan mitra pihak ketiga untuk memberikan fitur tambahan. Diantaranya, bersama Forstok untuk menggabungkan toko online dan offline dari pemilik bisnis, sehingga seluruh transaksi dari berbagai platform dapat dikelola dalam satu dasbor Pawoon.

Lalu, GrabFood agar pemilik bisnis dapat menerima pesanan dari channel GrabFood dan terhubung juga dengan GrabExpress dan terintegrasi dengan para pemain e-money, seperti GoPay, OVO, DANA, dan LinkAja. “Kami juga telah bermitra dengan p2p lending dan perbankan untuk menyediakan kemudahan akses permodalan agar pemilik usaha dapat terus mengembangkan usahanya.”

Demi menyesuaikan dengan model bisnis O2O, Pawoon merilis PawoonLive! untuk mengakomodasi merchant FnB-nya. Ini adalah self-ordering platform yang berfungsi membantu pelanggan melakukan pemesanan makanan secara online, baik itu dine-in, takeaway, atau delivery karena telah terintegrasi dengan Go-Send dan GrabExpress. Proses pembayarannya sepenuhnya secara digital dan proses pemesanan melalui WhatsApp Order atau microsite yang disediakan PawoonLive!.

Demi memberikan nilai tambah kepada para merchant, berkat masuknya DIVA ke dalam jajaran pemegang saham di Pawoon, kini sejumlah layanan DIVA telah tersedia di Pawoon. Salah satunya adalah layanan pembelian pulsa dan pembayaran PPOB, sehingga saat konsumen dari suatu merchant berkunjung dapat membeli pulsa atau membayar tagihan secara instan.

“Masih banyak integrasi dengan DIVA yang akan kami lakukan ke depannya. Tentunya kami akan melihat terlebih dahulu skala prioritasnya karena harus menyesuaikan dengan kebutuhan merchant kami.”

Di luar grup DIVA, Pawoon bekerja sama dengan Telkomsel untuk perluasan adopsi POS melalui aplikasi 99% Usahaku. Dalam paket bundling ini, Telkomsel menyediakan tambahan paket data 2GB untuk merchant yang berlangganan Pawoon. Integrasi ini memudahkan Pawoon dalam menjangkau merchant baru, sebab diklaim Telkomsel juga memiliki basis UMKM sendiri.

Ivan menjelaskan, dengan seluruh fitur tersedia dan terus bertambah ke depannya, mengukuhkan posisi Pawoon untuk seluruh level bisnis usaha, sekalipun UMKM. Pawoon baru menyeriusi segmen UMKM pada 2019 setelah sebelumnya baru bermain di segmen usaha menengah ke atas. Pada saat itu, perkembangan UMKM meningkat pesat bahkan hingga saat ini.

Dalam komposisinya, Pawoon memiliki lebih dari 25 ribu merchant yang terdiri dari UMKM sebanyak 60% dan sisanya enterprise 40%. Kebanyakan merchant ini bergerak di bisnis FnB, ritel, dan jasa (salon, car wash, laundry, dan sebagainya). Seluruh merchant ini tersebar di 250 kota di seluruh Indonesia.

Perusahaan membuat sistem berlangganan untuk mengakses fitur-fiturnya, dimulai dari Rp299 ribu per bulan untuk paket basic dan Rp599 ribu untuk paket pro. Kendati demikian, Pawoon juga memiliki layanan gratis untuk bisnis kecil tapi dengan fitur yang terbatas.

Ivan melihat pricing tersebut sudah diukur dengan kempuan dari tingkat pengeluaran para merchant. Bahkan bersama Telkomsel, merchant juga mendapat tambahan paket data.

Untuk menjaga retensi, Pawoon banyak melakukan kegiatan aktivasi baik itu sharing ilmu dengan merchant besar untuk berbagi kisah suksesnya dan kegiatan lainnya yang bersifat upgrade kemampuan. “Karena pandemi, kami membuat kegiatan jadi online. Justru mampu menarik pengunjung hingga ribuan untuk sekali acara sharing.”

Rencana berikutnya

Tak hanya bisnis POS untuk UMKM, perusahaan juga memiliki bisnis B2B untuk membantu pengembangan adopsi POS yang lebih masif bersama korporasi lain yang tertarik untuk masuk ke segmen ini. Menurut Ivan, POS saat ini menjadi segmen yang banyak dilirik karena prospeknya yang cerah, mengingat masih banyak UMKM yang go digital dan menjadi pintu gerbang yang bagus untuk memperkenalkan layanan digital yang lebih variatif ke depannya.

Berikutnya, pada tahun ini perusahaan akan menjadikan para merchant-nya sebagai agen Laku Pandai dengan salah satu bank pelat merah. Ivan mengatakan, merchant dapat melayani layanan finansial kepada para konsumennya, seperti transfer ke antar bank hingga menjual produk keuangan, baik itu asuransi atau layanan tabungan.

“Jadi merchant kami yang warung kopi bisa melayani konsumen yang mau transfer ke bank, uangnya bisa langsung masuk ke rekening yang tuju, atau bisa juga top up e-toll.”

Meski tidak dijelaskan dengan detail, Ivan merinci saat ini struktur kepemilikan saham di Pawoon masih diisi DIVA dan Kejora Ventures. Kejora turut berinvestasi di DIVA pada Agustus 2019 melalui fund khusus bernama InterVest Star SEA Growth I yang dikelola bersama InterVest.

Menanggapi potensi IPO perusahaan, Ivan menyampaikan dorongan tersebut memang ada, tapi ia menginginkan Pawoon dapat melantai dengan “benar”, bukan sekadar ingin cari pendanaan saja.

“Kami ingin Pawoon suatu saat bisa listing jadi perusahaan terbuka dengan saham yang benar-benar dinikmati market. Investor beli karena senang dengan produk Pawoon dan yakin dengan perusahaannya, sehingga saham Pawoon bisa lebih atraktif,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Moonton Umumkan MSC 2021 dengan Total Hadiah US$150 Ribu

Tahun lalu, karena pandemi COVID-19, Mobile Legends Southeast Asia Cup (MSC) batal digelar — digantikan dengan MPLI yang menobatkan Alter Ego sebagai sang juara.

Tahun ini, Moonton memberanikan diri untuk menggelar MSC 2021 — setelah di awal tahun 2021 menggelar M2 World Championship (yang mundur beberapa bulan karena harusnya digelar tahun 2020).

MSC 2021 akan digelar dari tanggal 7-13 Juni 2021 dan menyuguhkan total hadiah sebesar US$150 ribu atau sekitar Rp2,1 miliar. Sama seperti tahun 2019, akan ada 12 tim yang bertanding di kompetisi tingkat Asia Tenggara kali ini. Tim-tim tersebut harus bertanding pada 2 babak, yaitu Group Stage dan Playoffs.

Berikut ini adalah pembagian slot peserta tim yang akan bertanding pada MSC 2021 beserta jalur kualifikasinya.

  • 2 tim dari MPL Indonesia
  • 2 tim dari MPL Malaysia
  • 2 tim dari MPL Singapura
  • 2 tim dari MPL Filipina
  • 1 tim dari Laos (lewat kualifikasi regional)
  • 1 tim dari Thailand (lewat kualifikasi regional)
  • 1 tim dari Kamboja (lewat kualifikasi regional)
  • 1 tim dari Vietnam (lewat kualifikasi regional)

Setelah pembagian slot peserta, berikut adalah jadwal dari MSC 2021.

  • Penyisihan grup (Group Stage) 1: 7-8 Juni 2021
  • Penyisihan grup (Group Stage) 2: 9 Juni 2021
  • Playoffs: 11-13 Juni 2021
  • Grand Final: 13 Juni 2021

Tim-tim yang akan berlaga di turnamen ini belum diumumkan karena memang beberapa MPL masih berjalan, seperti MPL Indonesia Season 7 yang baru akan menggelar babak Playoffs-nya mulai tanggal 30 April – 2 Mei 2021. Namun, satu hal yang sedikit aneh adalah absennya Myanmar dalam kompetisi kali ini. Pasalnya, Myanmar sudah punya MPL dan Burmese Ghoul (dari Myanmar) juga menjadi runner-up di gelaran M2.

Jika kita mundur ke belakang sejenak, MSC digelar pertama kali di tahun 2017 di Jakarta dengan menobatkan IDNS dari Thailand sebagai sang juara. Sedangkan di 2018, MSC digelar kembali di Jakarta namun kala itu Aether Main (yang kemudian berubah jadi Bren Esports) dari Filipina yang berhak membawa pulang piala. Di 2019, Indonesia mendominasi MSC karena menampilkan all-Indonesian final antara Louvre dengan ONIC Esports dan menobatkan ONIC sebagai sang jawara.

Apakah Indonesia kembali berhasil mencatatkan kemenangan di skena MLBB tingkat internasional? Mengingat di M2 kemarin 2 tim Indonesia harus pulang tanpa piala.

10 Gadget Pilihan untuk Hadiah Lebaran di Harga 2-3 Juta Rupiah

Gadget sebagai hadiah Lebaran merupakan alternatif yang menarik mengingat Anda benar-benar bisa menyesuaikannya dengan budget. Di rentang harga 2-3 juta rupiah, yang bisa Anda beli bukan cuma smartphone saja, melainkan juga banyak gadget lainnya.

Dalam artikel ini, kami telah merangkum 10 gadget pilihan yang bisa Anda jadikan hadiah Lebaran untuk orang-orang tersayang dengan modal tidak lebih dari 3 juta rupiah.

1. Xiaomi Redmi Note 10

Bicara soal gadget dengan harga terjangkau, sudah pasti ada nama Xiaomi disebut-sebut, apalagi kalau konteks yang dibahas adalah smartphone. Dengan harga resmi Rp2.499.000, Xiaomi Redmi Note 10 menawarkan banyak keunggulan, mulai dari layar Super AMOLED beresolusi FHD+, chipset Snapdragon 678 yang bertenaga, sampai baterai 5.000 mAh dengan dukungan fast charging 33 W. Perangkat turut menawarkan spesifikasi kamera yang cukup mumpuni, termasuk halnya kamera utama 48 megapixel.

2. Samsung Smart TV T4500 32 inci

Dengan modal sekitar 2,8 juta rupiah saja, Anda sudah bisa mendapatkan smart TV dari brand sebesar Samsung. Model T4500 yang ditenagai sistem operasi Tizen ini mengusung panel 32 inci, cocok untuk ditempatkan di rumah atau apartemen berukuran kecil, atau mungkin malah sebagai teman bersantai di dalam kamar tidur.

3. OPPO Enco X

Di kategori perangkat TWS, ada OPPO Enco X yang dijual di harga Rp2.199.000. Perangkat ini menjanjikan kualitas suara yang sangat prima, dengan rancangan akustik hasil kolaborasi langsung OPPO bersama pabrikan audio kenamaan Dynaudio, tidak ketinggalan juga fitur active noise cancellation (ANC) bersifat adaptif. Baterainya bisa tahan sampai 4 jam, atau total 20 jam jika dipadukan dengan charging case-nya.

4. Feiyu Pocket

Kamera gimbal ini mirip seperti DJI Osmo Pocket, akan tetapi harganya jauh lebih terjangkau di kisaran 2,6 jutaan rupiah. Meski begitu, Feiyu Pocket sudah tergolong cukup kapabel berkat kemampuannya merekam video 4K 60 fps maupun menjepret foto 8 megapixel dalam sudut pandang seluas 120°. Guna semakin memudahkan pengoperasian, perangkat turut dibekali layar mungil yang dapat digunakan sebagai jendela bidik.

5. Seagate FireCuda 120 1 TB SSD

Storage yang kencang akan selalu menjadi hadiah yang berkesan bagi kalangan pengguna PC, khususnya mereka yang menggeluti bidang kreasi konten. Idealnya memang kita bisa menggunakan SSD tipe NVMe, tapi kalau PC-nya belum mendukung, SSD tipe SATA pun sudah jauh lebih bisa diandalkan ketimbang hard disk tradisional, salah satunya seperti Seagate FireCuda 120 SSD. Varian berkapasitas 1 TB-nya bisa didapatkan dengan harga 2,7 jutaan rupiah.

6. LG PuriCare Wearable Air Purifier

Bisa dibilang inilah gadget yang paling bermanfaat di era pandemi seperti sekarang. LG PuriCare Wearable Air Purifier adalah masker dengan sistem pemurni udara terintegrasi yang dirancang agar tetap nyaman digunakan meski terus menempel ke wajah. LG tidak lupa mendesainnya supaya rapat demi meminimalkan tingkat kebocoran udara sampai di bawah 10%. Banderol harganya berada di kisaran 2,2 jutaan rupiah.

7. AOC 27G2E5

Berbekal panel IPS 27 inci dengan resolusi 1080p dan refresh rate 75 Hz, AOC 27G2E5 bisa menjadi hadiah yang menarik buat anggota keluarga atau kerabat yang hobi bermain game PC, khususnya yang mengedepankan kualitas visual ketimbang aspek kompetitif. Dukungan teknologi variable refresh rate AMD FreeSync turut menjadi fitur standar pada monitor seharga 2,8 jutaan rupiah ini.

8. Razer DeathAdder V2 Pro

Tidak semua mouse gaming diciptakan sama. Namun khusus untuk Razer DeathAdder V2 Pro, desain fisiknya nyaris tidak berubah dibanding generasi pertamanya yang dirilis hampir 15 tahun lalu, membuktikan kecintaan komunitas gamer terhadap rancangan ergonomisnya. Performanya tentu sudah disesuaikan dengan standar modern, mencakup sensor 20.000 DPI, optical switch, serta tiga pilihan konektivitas: Bluetooth, wireless 2,4 GHz, atau kabel. Di Indonesia, mouse ini dijual seharga Rp2.099.000.

9. Xiaomi Mi Robot Vacuum-Mop Essential

Sesuai namanya, Xiaomi Mi Robot Vacuum-Mop Essential menawarkan kemudahan membersihkan lantai secara otomatis dengan menggabungkan fungsi menyedot debu dan mengepel sekaligus. Daya hisap hingga 2.200 Pa disebut sebagai salah satu yang terkuat di kelasnya, dan bodinya yang tipis (82 mm) membuatnya bisa bergerak bebas di bawah furnitur. Harganya dipatok Rp2.199.000.

10. Nintendo Switch Lite

Dengan banderol sekitar 2,8 jutaan rupiah, Nintendo Switch Lite merupakan versi hemat dari Nintendo Switch. Tidak seperti kakaknya yang lebih mahal itu, Switch Lite memiliki controller yang menyatu dengan bodi dan tidak bisa dilepas-pasang, yang berarti ia hanya bisa digunakan secara handheld saja. Switch Lite hadir dengan layar sentuh 5,5 inci beresolusi HD, dengan ketahanan baterai hingga 7 jam per charge.

Kabar Perkembangan Esports VALORANT Pasca VCT Indonesia Stage 02

VALORANT sudah menemani skena esports Indonesia selama kurang lebih 10 bulan. Setelah game-nya rilis bulan 2 Juni 2020 kemarin, Riot Games getol mengembangkan skena esports VALORANT di berbagai kawasan termasuk di Indonesia.

Dari sisi skena lokal, VALORANT pun mengisi kekosongan dunia kompetitif game FPS tactical shooter untuk platform PC yang selama ini jadi ruang hampa. Walaupun ada game seperti CS:GO, ketidakhadiran campur tangan Valve untuk mengembangkan sampai ke tingkat lokal membuat banyak pemain Indonesia enggan berkompetisi di game tersebut.

VALORANT berbeda. Indonesia mendapat perlakuan yang cukup baik sampai sejauh ini. Dari segi esports, penunjukkan One Up Organizer sebagai pemegang lisensi esports di Indonesia membuat VALORANT jadi satu langkah lebih maju. Apalagi Riot Games juga menghadirkan kompetisi berjenjang dari lokal ke internasional lewat rangkaian VALORANT Champions Tour 2021.

VALORANT Champions Tour 2021, rangkaian turnamen dari lokal – regional – internasional untuk skena esports VALORANT | Sumber Gambar – playvalorant.com

Sejauh ini, cara tersebut berhasil menciptakan gaung yang cukup besar di ranah esports FPS tactical shooter Indonesia. Banyak pemain CS:GO Indonesia pun pindah haluan ke VALORANT. Jumlah penikmatnya pun terlihat cukup berkembang dari waktu ke waktu.

Tetapi pertanyaan sebenarnya adalah, seberapa besar gaung dan perkembangannya sejauh ini? Untuk mengetahuinya, tim redaksi Hybrid.co.id pun mencoba menghubungi tim One Up Organizer untuk mencari tahu perkembangan jumlah viewership esports VALORANT dari rangkaian gelaran VCT Indonesia Challengers.

Tim One Up Organizer membeberkan bahwa memang ada perkembangan yang terasa dari pekan ke pekan pertandingan VCT Stage 01 dan VCT Stage 02. Berikut data perkembangan viewership VCT Indonesia di YouTube yang dibeberkan oleh One Up Organizer:

 

VCT Indonesia Stage 1

Final Qualifier #1: 5 – 7 Februari 2021

  • Air time / broadcast hour: 21 jam 28 menit
  • Peak viewers: 17,1 ribu viewers
  • Total watch hours: 56.404 jam

Final Qualifier #2: 26 – 28 Februari 2021

  • Air time / broadcast hour: 28 jam 26 menit
  • Peak viewers: 19,8 ribu viewers
  • Total watch hours: 86.668 jam

Final Qualifier #3: 12 – 14 Maret 2021

  • Air time / broadcast hour: 23 jam 36 menit
  • Peak viewers: 20 ribu viewers
  • Total watch hours: 68.484 jam

 

VCT Indonesia Stage 2

Week 1 Main Event: 2 – 4 April 2021

  • Air time / broadcast hour: 25 jam 57 menit
  • Peak viewers: 23,4 ribu viewers
  • Total watch hours: 103.857 jam

Week 2 Main Event: 16 – 18 April 2021

  • Air time / broadcast hour: 23 jam 7 menit
  • Peak viewers: 20,7 ribu viewers
  • Total watch hours: 84.188 jam

Week 3 Main Event: 23 – 25 April 2021

  • Air time / broadcast hour: 23 jam 4 menit
  • Peak viewers: 25,6 ribu viewers
  • Total watch hours: 97.740 jam

Patut diketahui di sini bahwa data yang disajikan oleh tim One Up Organizer di atas merupakan angka total dari tiga hari penyelenggaraan di setiap pekan pertandingan VCT.

Pada pertandingan VCT Indonesia Stage 02 Week 3 misalnya. Pada pertandingan tersebut tercatat data berupa 23 jam 4 menit penayangan, 25,6 ribu peak viewers, dan 97 ribu lebih total watch hours. Angkanya terlihat besar, namun angka tersebut adalah angka total.

Dalam hal angka durasi penayangan yang mencapai 23 jam misalnya. VCT Indonesia Stage 02 Week 3 sendiri sebetulnya hanya menayangkan sekitar 8 jam tayangan saja di setiap harinya. Namun apabila ditotal dari tiga hari pelaksanaan, maka angkanya jadi 23 jam. Begitu juga dengan data peak viewers dan total watch hours.

Untuk menggali lebih jauh, saya juga mencoba menarik data dari Esports Charts. Tetapi sayangnya Esports Charts sendiri belum memiliki data viewership pada VCT Stage 01 Week 1 dan VCT Stage 02 Week 3.

Berdasarkan data Esports Charts, gelaran VCT Indonesia dengan catatan viewership tertinggi adalah pada pertandingan VCT Indonesia Stage 02 Week 1 dengan 13 ribu lebih peak viewers, 118 ribu lebih total watch hours dari 24 total durasi penayangan.

Sumber Gambar – Esports Charts Pro Version.

Datanya yang disajikan oleh Esports Charts mungkin agak sedikit berbeda dengan apa yang disajikan oleh One Up Organizer, namun bedanya masih tergolong tipis. Apalagi Esports Charts juga mencatatkan data viewership secara keseluruhan yang termasuk dari Facebook. Sementara data milik One Up Organizer hanya dari YouTube saja.

VCT Indonesia Stage 02 Week 1 sendiri memang menyajikan pertandingan-pertandingan sengit. Ada dua rivalitas paling keras di skena VALORANT Indonesia saat ini, tampil di turnamen tersebut. Ada pertandingan antara BOOM Esports vs Alter Ego dan juga laga antara NXL Ligagame melawan Alter Ego. Jadi tidak heran kalau pertandingan tersebut mencuat menjadi salah satu yang tertinggi.

Daftar pertandingan terpopuler di VCT Indonesia Stage 2 Week 1 | Sumber Gambar – Esports Charts Pro Version.
Daftar tim dengan catatan peak viewers dan total watch hours terbesar dari turnamen VCT Indonesia Stage 2 Week 1 | Sumber Gambar – Esports Charts Pro Version.

Melihat dari data-data yang dibeberkan oleh One Up Organizer, tampak bahwa skena esports VALORANT memang sedang berkembang jumlah penggemarnya. Turnamen rutin dan berjenjang mungkin bisa dibilang jadi salah satu alasan terjadinya perkembangan tersebut.

Seperti yang saya sebut di awal artikel, turnamen rutin dan berjenjang dalam bentuk VCT Indonesia tersebut berhasil menjadi magnet bagi pemain profesional dari game-game FPS lain. Dari sejak VCT Stage 01 ke VCT Stage 02 saja kita bisa melihat penambahan jumlah pemain profesional dari game FPS kompetitif lain yang pindah ke VALORANT.

Bermula dari BOOM Esports dengan membawa nama-nama pemain CS:GO seperti Blazeking, Asteriskk, Sys, dan kawan-kawan, sampai munculnya RRQ Endeavour yang pindah dari Point Blank, Severine yang juga dari game Point Blank pindah ke divisi VALORANT ONIC Esports, sampai Xccurate yang juga kini turut terjun ke dalam VALORANT.

Penambahan sosok sosok pemain tersebut tentu secara tidak langsung memberi efek riak kepada jumlah orang yang ingin menonton aksi pemain VALORANT Indonesia.

Pandemi dan Vaksinasi Akselerasi Adopsi Platform Good Doctor Technology Indonesia

Layanan Good Doctor Technology Indonesia (selanjutnya disebut Good Doctor) hadir pertama kali di akhir tahun 2019 sebagai bagian dari Grab. Sebagai joint venture Grab dan raksasa keuangan dan asuransi digital Tiongkok Ping An, Good Doctor, dengan branding GrabHealth, memberikan layanan on-demand untuk hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan, termasuk telekonsultasi dan pembelian dan pengantaran obat.

Di awal tahun ini, Good Doctor mulai tersedia secara independen, terpisah dari Grab. Perusahaan mengalami akselerasi adopsi yang pesat setelah menjadi mitra pemerintah untuk memberikan vaksinasi COVID-19 di berbagai kota.

Kepada DailySocial, Managing Director Good Doctor Technology Indonesia Danu Wicaksana menjelaskan, tahun ini masih ada sejumlah rencana yang ingin dilakukan Good Doctor, termasuk menyukseskan kegiatan vaksinasi, menghadirkan inovasi baru untuk pengguna, dan mempererat kerja sama dengan Grab.

Kolaborasi dan inovasi teknologi

Fitur aplikasi Good Doctor

Good Doctor tidak bisa menampik bahwa adopsi layanan mereka yang cepat sangat didukung Grab sebagai salah satu induk perusahaan.

“Dukungan dari Grab Indonesia [..], mulai dari layanan yang ada dalam GrabHealth dan juga kini dalam penyelenggaraan sentra vaksinasi sehingga layanan kami semakin dikenal oleh masyarakat luas,” kata Danu.

Di masa pandemi, layanan telekonsultasinya diklaim meningkat hingga sepuluh kali lipat menurut survei Nielsen tentang penggunaan telemedis di tahun 2020. Perusahaan menyebu telah mengakomodasi lebih dari 10 ribu telekonsultasi setiap harinya, sekitar 10%-20% di antaranya konsultasi dengan psikiater yang berhubungan dengan kesehatan jiwa.

“Layanan kami yaitu adanya konsultasi kesehatan, hadir di lebih dari 80 kota di Indonesia. Good Doctor [untuk layanan pengantaran obat] bekerja sama dengan lebih dari 2.000 jaringan apotek resmi dengan harga tetap artinya pengguna akan membayar dengan harga yang tertera di platform bukan dalam kisaran harga,” kata Danu.

Tahun ini Good Doctor mencoba memperluas akses kesehatan untuk masyarakat Indonesia yang lebih komprehensif. Tidak hanya kuratif tetapi juga preventif.

Perusahaan juga berkomitmen terus bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam menjalankan kebijakan kesehatan yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat, serta menghadirkan inovasi-inovasi baru melalui teknologi agar layanan kesehatan yang berkualitas semakin terjangkau oleh lebih banyak masyarakat Indonesia.

“Kehadiran Good Doctor baik di dalam aplikasi maupun GrabHealth, diharapkan dapat mempermudah akses masyarakat tehadap layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas melalui teknologi digital,” kata Danu.

Kegiatan vaksinasi COVID-19

Kegiatan vaksinasi Covid-19

Good Doctor dan Grab menjadi salah satu mitra swasta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang melaksanakan program vaksinasi secara walk-in dan drive through di lebih dari 8 kota dan membantu vaksinasi lebih dari 25.000 orang, yang terdiri dari lansia dan petugas publik yang memiliki interaksi sosial tinggi, seperti pekerja di bidang transportasi, pariwisata dan ekonomi kreatif, serta segmen target lain yang disasar Pemerintah.

Danu menyebut tantangan vaksinasi adalah rendahnya kemauan kaum lansia  untuk mengikuti program ini. Perusahaan mengupayakan strategi “jemput bola” agar mereka mau divaksinasi.

“Kami bersama dengan Grab, siap untuk terus mendukung pemerintah dalam menyukseskan program vaksinasi nasional ini, maupun untuk Vaksinasi Gotong Royong di masa yang akan datang [..] sehingga dapat memulihkan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia,” tutup Danu.

Application Information Will Show Up Here

Cara Mengembalikan Akun Instagram yang Di-hack dan Cara Mencegahnya

Jumlah pengguna Instagram yang fantastis ini ternyata membuka celah bagi para pihak yang tidak bertanggung jawab bermunculan, yang biasa kita kenal dengan istilah hacker. Tak heran bila saat ini banyak orang yang mencari cara bagaimana mengembalikan aku Instagram yang ken hack dan juga cara mencegah peretasan.

Continue reading Cara Mengembalikan Akun Instagram yang Di-hack dan Cara Mencegahnya

Platform “Aido Health” Tawarkan Telekonsultasi Medis Melalui Panggilan Video

Di tengah berbagai keterbatasan akses kesehatan yang disebabkan pandemi, layanan telemedis di Indonesia kini semakin berkembang karena dapat memberikan alternatif layanan kesehatan. Salah satu yang sedang mengembangkan solusi di bidang ini adalah “Aido Health”. Platform ini menyediakan telekonsultasi medis melalui panggilan video langsung dan perawatan kesehatan di dalam rumah, serta asistensi untuk membantu pasien mengelola kesehatan.

Aido didirikan pada tahun 2019, melihat kendala pada akses pelayanan kesehatan – jarak, ketersediaan spesialis, serta waktu tunggu yang sangat lama. Hal ini kerap menjadi alasan atas pelayanan yang tidak efektif sehingga mengurangi rasio kunjungan lanjutan, terutama untuk lebih dari 60 juta orang dengan penyakit kronis dan 21 juta lansia yang memiliki kebutuhan perawatan kesehatan yang lebih kompleks.

Co-Founder & VP Operations and Partnerships Aido Jyoti Nagrani mengungkapkan, “Menurut saya, ekosistem teknologi kesehatan secara keseluruhan di Indonesia masih sangat baru. Fokus kami adalah pada perawatan khusus jangka panjang dan  kesinambungan perawatan daripada penyakit/masalah episodik atau primer.”

Platform ini berfungsi sebagai ekstensi digital yang dapat menyesuaikan penawaran layanan perawatan kesehatan di luar tembok faskes dan di rumah pasien untuk memastikan kesinambungan perawatan yang berpusat pada pasien. Selain itu, sudah ada beberapa pemain yang juga mengembangkan solusi ini, seperti Alodokter dan Halodoc.

Hingga saat ini, aplikasi Aido telah mencapai angka 60 ribu unduhan dengan sekitar 5 ribu pengguna aktif per bulan (MAU). Perusahaan juga telah membangun jaringan dengan 60 penyedia layanan kesehatan di 30+ kota di antaranya bersama Bunda Group, Siloam Hospitals Group, dan Bethsaida Hospitals. Terdapat lebih dari  1100 spesialis di 30 bidang dan kemitraan dengan perusahaan asuransi swasta untuk memfasilitasi telekonsultasi tanpa uang tunai.

Program akselerasi Google

Beberapa waktu lalu, Aido menjadi salah satu dari sepuluh startup asal Indonesia yang terpilih untuk mengikuti program akselerator yang diselenggarakan oleh Google. Melalui program ini, selama empat minggu, para pendiri startup akan mendapatkan bimbingan dan dukungan proyek teknis, serta pembahasan mendalam dan workshop yang berfokus pada desain produk, akuisisi pelanggan, dan pengembangan kepemimpinan.

Mulai dari startup teknologi di bidang kesehatan, pendidikan, hingga berbagai platform online yang membantu mendorong kebiasaan daur ulang, atau mendorong pertumbuhan komunitas nelayan kecil serta UKM di bidang pertanian, kedelapan peserta terpilih menunjukkan keragaman komunitas startup di Indonesia serta cara kreatif mereka menggunakan teknologi untuk membantu menumbuhkan dan mengembangkan ekonomi lokal.

Terkait akselerator program, Jyoti mengatakan bahwa ini menjadi kesempatan luar biasa untuk belajar, berkembang dan membangun jaringan – sekaligus menjajal startup/bisnis. Meskipun bukan sebuah jaminan kesuksesan, jaringan para founder akan sangat berharga dan meningkatkan kredibilitas.

Google terkenal dengan kualitas programnya dan dukungan yang diberikannya kepada perusahaan dan tim pendiri. Timnya berharap dapat mengumpulkan pengetahuan dan keterampilan serta belajar dari pengalaman Google yang luas untuk memanfaatkan praktik terbaik dan mengembangkan perusahaan dengan cara yang lebih diperhitungkan dan strategis.

“Kami juga sangat tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang alat Google, termasuk Google Cloud dan perangkat pemasaran untuk membantu meningkatkan kesadaran dan memberikan pendidikan kepada komunitas tentang ketersediaan dan manfaat layanan kesehatan digital kami. Selain itu, panduan dalam menjelajahi pembelajaran mesin dan AI dalam solusi kami,” tambah Jyoti.

Target di tahun ini

Berbagai layanan yang disediakan aplikasi Aido

Di laman LinkedIn-nya, perusahaan disebut telah mengantongi pre-seed senilai $300 ribu yang berasal dari sebuah grup Rumah Sakit besar di Indonesia. Dukungan ini disebut sangat membantu dalam hal pengembangan produk – dalam membangun, menguji kasus penggunaan – serta validasi hipotesis, memanfaatkan basis pelanggan mereka. Pihaknya juga menyampaikan rencana penggalangan dana di Q3/Q4 tahun ini yang akan digunakan untuk memperluas ekosistem penyedia serta meningkatkan product awareness.

Pandemi telah mempercepat adopsi layanan perawatan kesehatan digital. Pemerintah juga menunjukkan komitmen untuk mendukung solusi ini dengan cepat merilis Surat Edaran untuk memfasilitasi telekonsultasi antara dokter dan pasien dan mendorong masyarakat untuk memanfaatkan layanan perawatan kesehatan digital.

Jyoti menambahkan, “Hal ini turut menyoroti sistem perawatan kesehatan Indonesia yang tidak efisien. Pada dasarnya, menantang anggapan bahwa pasien selalu perlu dilihat secara fisik untuk perawatan. Saya rasa, layanan online/digital akan tetap ada dan perawatan kesehatan terus berkembang tidak hanya sekedar rumah sakit. Namun, dalam arti tidak hanya online – layanan offline dan online terintegrasi untuk memberikan perawatan yang lebih berpusat pada pasien.”

Meningkatnya jumlah pengguna internet dan harapan mereka untuk pengalaman yang lebih baik dalam perawatan kesehatan (dibandingkan dengan industri lain) akan semakin mendukung percepatan. Masyarakat akan lebih berdaya terhadap kesehatannya sendiri.

“Dalam jangka panjang, pandemi akan membantu pergeseran pola pikir dari kuratif ke preventif promotif. Orang-orang sekarang lebih diberdayakan tentang kesehatan mereka sendiri dan mereka akan mengharapkan cara yang lebih mudah dan nyaman dalam mengakses perawatan dari lokasi mana pun,” tutup Jyoti

Application Information Will Show Up Here

Sony FE 14mm F1.8 G Master Segera Masuk Indonesia

Pada awal tahun 2021, Sony memperkenalkan lensa full-frame G Master – FE 35mm F1.4 GM. Diikuti lensa FE 50mm F1.2 GM dan tiga lensa seri G yang meliputi FE 50mm F2.5 G, FE 40mm F2.5 G, dan FE 24mm F2.8 G. Kini giliran lensa FE 14mm F1.8 GM yang segera menyapa fotografer dan videografer profesional di Indonesia.

Sony FE 14mm F1.8 GM (model SEL14F18GM) merupakan lensa sudut ultra-lebar dengan bentuk ringkas, berukuran 83mm x 99.8mm dan berat sekitar 460 gram. Dirancang untuk mengabadikan dunia dengan perspektif baru, terutama saat memotret landscape, arsitektur, astrograf, interior, perekaman wide-shot, dan self-vlogging.

Anggota terbaru dari seri G Master Sony, FE 14mm F1.8 GM, memberikan resolusi luar biasa, fokus otomatis yang cepat dan senyap, serta sangat ringkas. Kami senantiasa berinovasi berdasarkan kebutuhan pelanggan kami dan akan terus mengembangkan teknologi terbaik agar mereka dapat mewujudkan visi kreatif mereka,” ujar Kazuteru Makiyama, President Director PT Sony Indonesia.

Lensa ini terdiri dari 14 elemen dalam 11 grup, termasuk dua elemen XA (extreme aspherical) untuk mempertahankan resolusi di seluruh area gambar bahkan di sudut. Dua elemen kaca ED (Extra-low Dispersion) dan satu elemen kaca Super ED untuk penyempurnaan optik yang menekan aberasi kromatik, memberikan kontras yang baik, dan rendering yang presisi di semua aperture.

Sementara, saat memotret dalam kondisi pencahayaan yang menantang, teknologi Nano AR Coating II Sony akan memaksimalkan kejernihan dengan meredam flare dan ghosting. Selain itu, mekanisme aperture 9-blade circular dan aberasi yang dikelola secara optimal memungkinkan FE 14mm F1.8 GM menghasilkan bokeh latar belakang yang indah tanpa efek onion-ring yang tidak diinginkan.

Bodi lensa tahan debu dan kelembaban, elemen lensa depan memiliki lapisan fluor yang menangkis air, minyak, dan kontaminan lainnya. Begitu pula elemen belakang yang juga dilapisi fluor untuk menjaga permukaan tetap bersih saat mengganti filter belakang. Lensa juga memiliki built-in petal hood yang secara efektif memblokir cahaya asing yang dapat menyebabkan flare dan bayangan.

Lensa baru ini juga dilengkapi beberapa opsi kontrol serbaguna, termasuk focus hold button, focus mode switch, dan focus ring untuk memastikan pengoperasian yang mulus dan efisien dalam berbagai lingkungan pengambilan gambar. Untuk penyesuaian tambahan, sejumlah fungsi dapat ditetapkan ke focus hold button dari interface bodi kamera.

Sony FE 14mm F1.8 GM dilengkapi Linear Response MF untuk pemfokusan manual secara tepat dan aperture ring yang memungkinkan kontrol aperture secara intuitif. Juga terdapat dudukan filter belakang yang menerima filter tipe lembar standar untuk ND, koreksi warna, dan lainnya. Dengan jarak fokus minimum 0,25m, FE 14mm F1.8 GM menawarkan kemungkinan yang lebih luas untuk pengambilan gambar still dan video secara close-up.

Dengan menggunakan dua Motor Linear XD (extreme dynamic), fokus dapat diperoleh dan dipertahankan secara akurat bahkan saat memotret dengan depth of field yang sempit di F1.8. Juga memungkinkan AF senyap dengan getaran minimal untuk transisi fokus yang mulus untuk pembuatan konten video. Informasi mengenai harga dan ketersediaannya di Indonesia, akan segera diumumkan.

Populix Receives Pre Series A Funding Worth 17.3 Billion Rupiah Led by Intudo Ventures

Populix market research platform today (29/4) announced pre-series A funding of $1.2 million or equivalent to 17.3 billion Rupiah. This round was led by Intudo Ventures, the one that led its seed funding in 2019; with the participation of Quest Ventures and some other investors which details were not mentioned.

The company will use the fresh funds to launch new products, strengthen marketing and recruit new talent. Over the past year, the company has updated its “Populix for Business” service with a new application featuring UI/UX enhancements to make it easier for clients to be more informed of the ongoing research project.

Through the new application, Populix aims to become a “one stop shop” for businesses to conduct research and gain consumer insights. On the other hand, Populix is ​​also developing a data set product to regularly track market movements – enabling businesses to closely follow consumer dynamics and preferences.

In order to support data collection, the Populix application can now recognize invoices (for example from e-commerce purchases) of respondents using optical character recognition technology or scanning of notes via camera, with an accuracy of up to 93%. The concept of collecting data through purchase notes is not a new thing, previously, Pomona was doing something similar to help brands understand their customers.

“Populix provides comprehensive and unique insights into Indonesian dynamic consumer market [..] In the future, Populix will introduce more sophisticated services for clients to meet their focus while continuing to refine our mass market offering to open doors for more people to get access to consumer insight products,” Populix’s Co-Founder & CEO, Timothy Astandu said.

Was founded in January 2018, Populix exists as a mobile application that supports research activities. People can download the application and act as respondents. Each successfully completed survey will earn certain points and credits. Populix claims to have 250 thousand respondents spread across 300 cities in Indonesia.

Apart from quantitative research, Populix also supports businesses conducting qualitative research. Their business services offer subscription services, conducting regular brand tracking to understand public perceptions. Populix also started serving the SME segment by providing more affordable packages.

Apart from Populix, a startup from Yogyakarta, Jakpat also offer similar service. Utilizing applications and a gamification approach, they invite the public to become respondents to a survey that fits their criteria/profile.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here