JumpStart Raih Pendanaan Seri B Dipimpin Cool Japan Fund dan Living Lab Ventures

Startup pengembang coffee vending machine JumpStart meraih pendanaan seri B dengan nominal yang dirahasiakan, dipimpin oleh Cool Japan Fund (CJF) dan Living Lab Ventures. Sebelumnya, JumpStart memperoleh pendanaan seri A dari GDP Venture pada 2018.

Dalam keterangan resminya, CEO JumpStart Brian Imawan mengatakan, pihaknya akan menambah jumlah dan variasi mesin penjual otomatis serta memperbarui teknologi sehingga dapat meningkatkan loyalitas pengguna. Pihaknya siap ekspansi ke beberapa kota besar lain, seperti Pulau Jawa dan Bali, pada pertengahan tahun ini.

“JumpStart ingin mewujudkan misinya untuk memberikan pengalaman belanja yang lebih menarik bagi konsumen. Melakukan perekrutan tim yang berkualitas juga menjadi fokus kami dalam mengembangkan bisnis JumpStart yang lebih kompetitif di pasar Indonesia,” tutur Brian.

Sementara, PR Representative Cool Japan Fund Hashimoto menambahkan, investasi ini dapat mendukung upaya perusahaan untuk memperluas penjualan barang dari produsen Jepang, seperti makanan ringan dan minuman, di Indonesia.

“Kami akan mendukung upaya untuk mengomunikasikan daya tarik produk makanan dan minuman Jepang bekerja sama dengan perusahaan terkait. Investasi ini juga bertujuan untuk memperkuat hubungan bisnis antara Jepang dan Indonesia, serta memberikan manfaat bagi kedua negara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kedua negara.”

CJF menilai makanan dan minuman Jepang sangat populer di Indonesia, terlihat dari banyaknya restoran Jepang. Makanan manis Jepang juga banyak diminati turis Indonesia di sana. Di saat yang sama, pasokan makanan Jepang di Indonesia sangat terbatas sehingga sulit didapatkan dengan harga terjangkau.

Ekspansi luar negeri

Lebih lanjut, JumpStart juga sekaligus mengumumkan rencananya untuk ekspansi ke luar negeri pada 2025. Lewat ekspansi ini, JumpStart akan memulai bisnis sebagai pemasar smart coffee machine yang dapat menyajikan lebih dari 20 menu kopi dan non-kopi, seperti cokelat dan teh matcha.

Diketahui, JumpStart merupakan pengembang teknologi mesin pemasaran otomatis. Di 2017, JumpStart menyediakan 500 mesin, dan saat ini sudah mencapai 2000 mesin. Pihaknya juga memproduksi label kopi sendiri yang kini tersedia dalam 25 macam pilihan kopi.

Jajaran manajemen JumpStart

Tak cuma kopi, JumpStart juga mulai menghadirkan vending machine untuk produk makanan ringan, obat-obatan, kosmetik, fesyen, hingga makanan hewan. Pihaknya mengklaim telah membukukan EBITDA positif dengan pertumbuhan pendapatan lebih dari 400% di sepanjang 2022. Pertumbuhan kinerja positif tersebut dikarenakan permintaan pasar yang tinggi pasca-pandemi.

“Bersama dengan tim engineer dan tim kreatif internal, kami sudah menyiapkan beberapa terobosan baru dengan membuat beberapa mesin terkini yang menarik termasuk produk private label di dalamnya yang kami percaya akan lebih mempermudah dan memberikan suatu pengalaman baru untuk para pelanggan kami.” Tutup Brian.

Honest Membangun Kedisiplinan Keuangan Masyarakat Lewat Kartu Kredit

Honest memulai debut di industri keuangan Indonesia lewat kartu kredit tanpa nomor (numberless) pada Maret 2023. Dua tahun sudah pihaknya merampungkan penyelesaian transaksi akuisisi sekaligus melakukan transformasi perusahaan secara menyeluruh.

Transformasi ini menyusul akuisisi Honest Financial Technologies International Pte Ltd (Honest Bank) atas PT Sahabat Finansial Keluarga (SFK) yang merupakan perusahaan pembiayaan milik PermataBank. SFK berganti wajah menjadi PT Honest Financial Technologies yang menaungi produk kartu kredit Honest.

Honest Bank didirikan oleh Peter Panas dan Will Ongkowidjaja. Will adalah salah satu Founding Partner dari Alpha JWC Ventures. Lewat SFK, Indonesia akan menjadi pasar prioritasnya, yang diikuti ekspansi ke Thailand.

“Di 2022, kami fokus bertransformasi karena Honest bukan digitally native company. Kami mentransformasikan proses, organisasi, hingga customer interaction. When we proceed [to get] product approval in mid 2022, our mission is very simple that we are ready to serve market in Indonesia,” ungkap Direktur Utama Dharu Estiningrum dalam wawancara dengan DailySocial.id.

Membangun credit history

Meski beroperasi sebagai perusahaan pembiayaan dengan lisensi terdahulu, Honest justru merilis kartu kredit sebagai produk keuangan perdananya. Dalam menerbitkan kartu kredit, Honest telah mendapat lisensi sebagai penyelenggara jasa pembayaran dari Bank Indonesia (BI).

Menurut Dharu, kartu kredit menjadi entry point yang tepat karena melayani dua aspek penting dalam kehidupan masyarakat, yakni sebagai instrumen pembayaran dan pinjaman. Di samping itu, kartu kredit juga menawarkan fleksibilitas penuh kepada konsumen dalam pembayaran tagihan.

“Kalau hanya pembayaran, kami tidak dapat membantu konsumen [membangun] credit history. Kami membangun disiplin pada pengguna kami supaya mereka bisa siap dengan produk pinjaman selanjutnya. Untuk bisa naik ke jenjang kehidupan yang lebih baik, mereka membutuhkan financial services dari lembaga jasa keuangan formal. Maka itu, pendekatan kami berbeda,” jelasnya.

Pada kesempatan sama, Direktur Risiko Sanjay Nandrajog menambahkan, kartu kredit merupakan produk individual nan unik karena memiliki kapabilitas pembayaran. Dengan kapabilitas yang dimiliki, pihaknya dapat membangun rekam jejak kredit.

Potensi pasarnya juga besar karena penetrasi kartu kredit masih sangat rendah. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) per Juni 2022, jumlah kartu kredit yang beredar di Indonesia baru mencapai 16,58 juta unit. Sementara, populasi unbanked di Tanah Air mencapai 97,74 juta mengacu data Bank Dunia.

Pendekatan berbeda

Dengan memahami pasar, lanjut Sanjay, pihaknya sangat berhati-hati mengembangkan produk karena membidik target pasar yang sangat spesifik, yakni masyarakat yang tidak memiliki kartu kredit saat ini. Demikian juga membangun disiplin perusahaan dalam memberikan kredit dan bagaimana melakukan penagihan.

Hal ini turut dibawa dalam mendesain produk yang mudah dipahami dan digunakan, serta disampaikan dalam bahasa sehari-hari masyarakat. Ini tercermin dari tidak adanya komponen nomor di kartu fisik, baik nomor kartu kredit, expired date, hingga CVV/CVC untuk menekan risiko data tersebar.

Klaimnya, Honest Card menjadi kartu kredit pertama tanpa nomor di Indonesia, juga kartu pertama di Indonesia yang dapat dipakai bertransaksi dengan fitur “Tap for Pay” berbasis teknologi NFC.

The intention, for those who don’t have access to credit cards, we are now bringing to a formal credit place, to build a good credit history, such motorcycle or car loan, or housing loan. We take it very seriously. That’s why we have to learn first, and constantly test and learn,” ucap Sanjay.

Honest baru tersedia untuk pengguna Android yang menjadi populasi perangkat mayoritas di pasar Indonesia. Berdasarkan pantauan kami selama hampir 2 bulan terakhir, Honest telah mengantongi lebih dari 10.000 unduhan.

Saat ini pihaknya masih fokus mendorong penggunaan Honest Card di pasar. Ke depannya, Honest juga akan masuk ke produk keuangan lainnya di sektor pembiayaan.

Application Information Will Show Up Here

Looyal Tutup Pendanaan Pra-Awal Dipimpin AsiaPay Capital

Startup pengembang solusi CRM Looyal menutup pendanaan pra-awal yang dipimpin oleh AsiaPay Capital, perusahaan modal ventura asal Hong Kong. Tidak disebutkan nominal investasi yang dikucurkan.

Looyal berencana menggunakan pendanaan baru ini untuk mendorong penetrasi pasar melalui pengembangan produk baru, seperti Dynamic CRM Report dan AI-Based Superselling.

Sebagai informasi, Looyal dibentuk oleh Kevin Susanto Goly dan Supriadhi Wicaksono di 2018. Solusi yang dikembangkan Looyal berupa program loyalitas (CRM) bagi pelaku UMKM.

Pelaku usaha dapat membuat CRM yang terintegrasi dengan berbagai modul kebutuhan usaha, seperti Automated Whatsapp Broadcast, Pembayaran Digital, Inventory Management, hingga POS.

Disampaikan CEO Looyal Kevin Susanto Goly, pelaku UMKM di Indonesia sudah saatnya memahami kekuatan data bisnis apabila ingin meningkatkan skala dan mempertahankan bisnisnya di tengah kompetisi yang dinilai semakin dinamis.

“Kami ingin UMKM paham betul kekuatan data bisnis. Mau skalanya kecil atau besar, kalau UMKM rajin membuat data pelanggan dan mengeksekusi promosi berdasarkan data, pasti pertumbuhan yang didapat juga sustainable. Kami menghadirkan sesuatu yang terkesan rumit dan mahal menjadi sesuatu yang mudah dipahami dan dapat dijangkau,” tutur Kevin dalam keterangan resmi.

Solusi CRM

CRM memiliki peran untuk membantu meningkatkan hubungan antara pelanggan dan perusahaan. Beberapa fungsinya adalah mengelola data dan komunikasi pelanggan, menganalisis data pelanggan, hingga menghadirkan layanan pelanggan yang lebih baik.

Selain Looyal, beberapa startup pengembang solusi CRM di Indonesia ada Qiscus dan Qontak (bagian dari grup Mekari). Qiscus mengintegrasikan solusi CRM ke berbagai platform pesan dalam satu dasbor, sedangkan solusi Qontak membidik pasar UKM, BUMN, hingga perusahaan di jajaran Fortune 500.

Di segmen UMKM, solusi CRM dinilai dapat membantu pelaku usaha yang ingin mendigitalisasi bisnisnya. Dari total 64 juta UMKM di 2022, baru sebanyak 20,7 juta yang tergabung dalam ekosistem digital. Selebihnya, masih menjalankan usaha secara konvensional.

Application Information Will Show Up Here

AYO Indonesia Peroleh Putaran Pendanaan Baru Dipimpin Alpha Momentum

Platform komunitas olahraga AYO Indonesia mengumumkan perolehan pendanaan baru yang dipimpin oleh Alpha Momentum Indonesia. Nilainya dirahasiakan, tetapi putaran kedua ini turut disuntik oleh mantan pebulu tangkis Greysia Polii, Reinaldo Tendean (CEO Finku), Leo Lee (CEO Heonz Corp), dan Joseph Prabantara (Co-Founder getRedy.id).

Dihubungi oleh DailySocial.id, Co-Founder dan CEO AYO Indonesia Samuel Hadeli Lie mengungkap akan meningkatkan jumlah tim untuk mempercepat akuisisi dan menambah mitra sarana olahraga dengan perolehan investasi baru ini.

AYO didirikan oleh Samuel Hadeli Lie (CEO), Agustian Hermanto (CPO), dan Johannes (COO). Sebelumnya, AYO menerima pendanaan pra-awal dari Alpha Momentum pada 2020 yang digunakan untuk pengembangan tim dan aplikasi mobile. Pada periode 2016-2019, AYO beroperasi dengan modal sendiri atau bootstrap.

Mantan pebulu tangkis Greysia Polii menjadi salah satu investor strategis di AYO Indonesia

Sebagai informasi, AYO Indonesia merupakan platform komunitas olahraga yang menawarkan layanan dan fitur secara end-to-end. Pengguna dapat memesan lapangan atau sarana olahraga secara online, tak perlu lagi menelepon atau mengirim pesan untuk memastikan ketersediaan tempat. AYO menyebut sebanyak 9.600 komunitas olahraga telah menggunakan platformnya.

Selain penyewaan tempat olahraga secara on-demand, pengguna juga dapat mencari lawan sparring atau kawan bermain melalui website atau aplikasi. Bagi pemilik sarana olahraga, mereka juga dapat terhubung dengan calon pengguna potensial atau komunitas.

Aplikasi AYO dirancang untuk dapat mengelola aktivitas olahraga sambil terhubung dengan berbagai komunitas olahraga. Aplikasi ini memiliki dashboard yang menampilkan profil tim sepak bola, jadwal pertandingan, hingga kompetisi.

Beberapa fitur ditawarkan kepada pengguna adalah “Main Bareng” di mana pengguna dapat mengadakan pertandingan/kompetisi, “Sparring” untuk mencari lawan atau ikut pertandingan yang tersedia, dan “Tournaments” bagi EO untuk menggelar turnamen olahraga melalui AYO.

Model bisnis

Samuel melanjutkan, saat ini AYO memiliki dua model bisnis untuk menghasilkan pendapatan. Sumber pertama adalah transaksi pemesanan online untuk tempat olahraga, juga dikombinasikan dengan transaksi berbasis comission dan model berlangganan (subscription) dengan mitra pemilik tempat.

“Sumber pendapatan kedua adalah melalui sponsorship untuk kegiatan olahraga yang diadakan oleh AYO. We are exploring other revenue sources at the moment,” tutur Samuel.

Ia berujar, model ini bisnis sejalan dengan upaya identifikasi masalah yang kerap dialami oleh komunitas olahraga. Misalnya, sewa lapangan masih dilakukan secara manual. Masyarakat dinilai kesulitan mencari ketersediaan tempat karena harus menghubunginya satu per satu.

“Kami membangun sistem online booking sarana olahraga yang menjadi cikal-bakal model bisnis utama kami. Pemilik venue bisa mengelola dan melacak kinerja tempatnya lebih mudah. Mereka juga dapat terhubung ke komunitas AYO,” jelasnya.

Pada pengembangan awal sistem online booking, AYO baru fokus ke olahraga sepak bola dan futsal. Di tahun ini, pihaknya tengah merambah ke olahraga bulu tangkis dan bola basket. “Ini mengapa Greysia Polii menjadi mitra strategis kami,” tambahnya.

Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia pada periode 30 Oktober-5 November 2022, sepakbola/futsal menjadi olahraga favorit sebanyak 21% responden di Indonesia, diikuti oleh jogging/jalan santai (17,5%), bulu tangkis (10%), dan voli (9,8%).

Application Information Will Show Up Here

Platform Jasa “Seekmi” Dicaplok oleh Siam Cement Group

Platform marketplace jasa Seekmi resmi dicaplok oleh Siam Cement Group (SCG), perusahaan konglomerasi asal Thailand. Akuisisi ini ditargetkan dapat membantu SCG untuk ekspansi bisnis penyedia jasa on-demand ke pasar Indonesia.

Seekmi merupakan marketplace jasa on-demand untuk berbagai kebutuhan rumah tangga, mulai dari pembersihan rumah, penatu, AC, hingga tukang harian. Seekmi berdiri sejak 2015 dan telah beroperasi di delapan kota di Indonesia. Jumlah mitra penyedia jasanya telah mencapai puluhan ribu dengan ratusan ribu pelanggan rumah tangga.

“Saya bangga dengan pencapaian tim kami serta bagaimana Seekmi telah mampu mematahkan batasan dan mengubah industri jasa rumah tangga. Kami senang dan bersemangat untuk bekerja sama dengan perusahaan ternama seperti SCG dalam memperluas bisnis untuk membantu lebih banyak orang Indonesia,” tutur Founder dan CEO Clarissa Leung dalam keterangan resminya.

Sekadar informasi, Siam Cement Group (SCG) merupakan salah satu perusahaan konglomerasi terbesar di Asia Tenggara yang kepemilikannya mayoritas dikuasai oleh Raja Vajiralongkorn. SCG didirikan 1913 menyusul keputusan oleh Raja Rama VI untuk memproduksi semen. Kini, SCG memiliki berbagai lini bisnis, mulai dari konstruksi, pengemasan, tenaga surya, hingga logistik.

Ekspansi ke Indonesia

Masih disampaikan dalam keterangan resminya, SCG sejak lama mengincar ekspansi bisnis ke Indonesia melalui anak usahanya Q-Chang usai melihat adopsi masif terhadap penggunaan jasa on-demand rumah tangga. Diketahui, Q-Chang adalah platform home and living berbasis di Bangkok yang diklaim sebagai salah satu platform home service dengan pertumbuhan tercepat di sana.

SCG menilai Q-Chang dan Seekmi menawarkan solusi dan memiliki core value yang sama, yakni menyediakan layanan jasa rumah tangga berkualitas tinggi yang dapat dipesan melalui aplikasi atau website. Dengan akuisisi ini, Q-Chang dapat memperluas penetrasi bisnisnya ke pasar Indonesia dengan membidik segmen kelas menengah yang kini tengah tumbuh di Indonesia.

Berdasarkan pemberitaan terakhir di DailySocial, diketahui Seekmi mulai mendorong kolaborasi strategis dan fokus menyasar sektor B2B. Sejumlah mitra B2B terkemuka yang telah digandeng Seekmi antara lain IKEA, Samsung, Panasonic, Coca Cola, Toshiba, hingga Orang Tua Group. Layanan yang ditawarkan mulai dari insalasi, perbaikan dan pemeliharaan, hingga layanan pengiriman barang ke konsumen mereka.

Seekmi menilai kebutuhan untuk jasa rumah tangga di Indonesia masih sangat besar. Pengguna jasa ini juga mengaku kesulitan untuk merekrut penyedia jasa yang dapat dipercaya mengingat mereka jarang memiliki lisensi atau sertifikasi untuk membuktikan kompetensi dan keamanannya.

Tak sedikit ditemukan penyedia jasa membatalkan atau menjadwal ulang pekerjaan, bahkan pekerjaan tidak selesai. Ini menjadi salah satu tantangan utama di sektor ini. Maka itu, Seekmi menawarkan sistem untuk melakukan perekrutan, penyaringan, pelatihan, dan pemantauan proses kerja bagi penyedia jasa rumah tangga.

Seekmi tercatat memperoleh pendanaan dari sejumlah VC dan angel investor di 2019 antara lain GDP Ventures, AddVentures, Prasetia Dwidharma, Ventek Ventures, AC Ventures, dan CyberAgent.

Bukalapak Kucurkan 110 Miliar Rupiah untuk Investasi Startup Tahap Awal Lewat 500 Southeast Asia

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) mengucurkan dana $7,5 juta (sekitar 110 miliar Rupiah) untuk berinvestasi di startup tahap awal. Aksi korporasi ini diteken Bukalapak pada 23 April 2023 lewat perjanjian penyertaan modal (subscription agreement) untuk menjadi Limited Partner (LP) dengan 500 Southeast Asia III, LP.

Berdasarkan keterangan resmi di Bursa Efek Indonesia (BEI), kemitraan terbatas ini bertujuan untuk menyalurkan investasi di startup pra-awal (pre-seed) hingga tahap awal (early stage) di dan dengan memiliki ekuitas dan/atau sekuritas yang berorientasi ekuitas dari perusahaan swasta yang beroperasi secara langsung atau tidak langsung di Asia Tenggara.

“[Perusahaan swasta] terutama yang berfokus pada teknologi informasi, komunikasi, internet, medis, dan bidang deep technology,” tulis Direktur dan Corporate Secretary Bukalapak Teddy Oetomo pada 3 Mei 2023.

Sebagai informasi, 500 Southeast Asia III LP adalah perusahaan modal ventura di bawah naungan 500 Southeast Asia. Sejauh ini, 500 Southeast Asia tercatat telah berinvestasi di lebih dari 270 perusahaan, termasuk Bukalapak, FinAccel (induk Kredivo), Carousell, dan Grab.

Aksi korporasi lainnya

Di sepanjang 2022, Bukalapak menggencarkan berbagai aksi korporasi untuk menunjang pertumbuhan kinerjanya. Keterlibatannya sebagai jajaran investor di AlloBank mulai mengecap hasil, di mana Bukalapak telah mengantongi laba laba nilai investasi market-to-market dari bank digital tersebut berdasarkan laporan keuangan tahun 2022.

Bukalapak melakukan akuisisi beberapa perusahaan antara lain situs pembanding harga asal Malaysia iPrice, startup edtech Bolu, termasuk brand SmartSari untuk melancarkan ekspansinya di Filipina.

Berdasarkan kinerja keuangan kuartal I 2023, Bukalapak mengalami rugi bersih sebesar Rp1 triliun dari capaian laba sebesar Rp14,5 triliun pada periode sama tahun lalu. Pendapatannya naik sebesar 28% menjadi Rp1 triliun yang utamanya disumbang dari lini bisnis Mitra (Rp513,7 miliar), diikuti Marketplace (Rp484,4 miliar), dan BukaPengadaan (Rp7,79 miliar).

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Cetak Rugi Bersih Rp1 Triliun di Q1 2023

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp1 triliun pada Q1 2023. Kerugian ini berbanding terbalik dari capaian laba sebesar Rp14,5 triliun pada periode sama tahun lalu yang dikarenakan laba investasinya di PT Allo Bank Tbk (IDX: BBHI).

Tertulis dalam keterangan resminya, Bukalapak mengantongi pertumbuhan pendapatan sebesar 28% menjadi Rp1 triliun dibandingkan kuartal I 2022 sekitar Rp788 miliar. Dari total pendapatan Bukalapak, lini bisnis Mitra mencetak kontribusi terbesar dengan Rp513,7 miliar, diikuti lini Marketplace Rp484,4 miliar, dan BukaPengadaan Rp7,79 miliar.

Selanjutnya, Bukalapak mencetak adjusted EBITDA minus Rp209 miliar dengan rasio adjusted EBITDA terhadap TPV naik menjadi -0,5% dari -1,1%. Total Processing Value (TPV) Rp40,5 triliun atau tumbuh 19% secara tahunan (YoY), didorong oleh pertumbuhan lini Marketplace dan specialty verticals.

Wilayah di luar kota tier 1 menyumbang 72% dari total TPV Bukalapak, yang diklaim dapat tercapai berkat penetrasi all-commerce serta digitalisasi warung dan toko ritel tradisional.

Kemudian, TPV dari lini Mitra naik 9% menjadi Rp18,7 triliun yang didorong oleh ekspansi varian produk dengan pertumbuhan YoY masing-masing 10% untuk produk fisik serta 8% untuk produk virtual dan finansial. Per akhir Maret 2023, jumlah Mitra Bukalapak naik menjadi 16,8 juta dari 16,1 juta per akhir Desember 2022.

“Perseroan fokus pada strateginya untuk mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan, diiringi dengan pengelolaan beban yang baik. Pada kuartal pertama I 2023, rasio beban umum dan administrasi (tidak termasuk kompensasi berbasis saham) terhadap TPV membaik menjadi -0.8% dari -1.0% pada periode sama tahun lalu,” tulis manajemen Bukalapak.

Per akhir Maret 2023, posisi kas perusahaan sebesar Rp20,3 triliun, sudah termasuk investasi lancar, seperti obligasi pemerintah dan reksa dana.

Diversifikasi dan ekspansi

Setelah berinvestasi di bank digital Allo Bank, sejak tahun lalu Bukalapak kembali gencar melakukan diversifikasi ke vertikal lain dan ekspansi regional. Di lini bisnis Mitra, Bukalapak dilaporkan telah beroperasi di Filipina lewat platform SmartSari yang dicaplok sejak April 2022.

Melalui platform SmartSari, Bukalapak berupaya mendorong digitalisasi warung di Filipina mengingat kondisi pasar dan potensinya cukup serupa dengan Indonesia. Berdasarkan data Philippine Statistics Authority (PSA) di 2021, terdapat 1 juta pelaku bisnis yang tercatat resmi, di mana sebesar 99,58% adalah UMKM dan sisanya 0,42% adalah perusahaan skala besar.

Di lini Marketplace, Bukalapak juga mulai memperlebar vertikal layanan untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan pengguna dalam satu aplikasi. Setelah layanan jual-beli bahan konstruksi BukaBangunan, Bukalapak juga masuk ke segmen car marketplace dan proptech lewat BukaRumah, BukaJualMotor, dan BukaJualMobil.

Application Information Will Show Up Here

Saturdays Siap Ekspansi Toko Usai Kantongi Pendanaan

Startup D2C lifestyle Saturdays siap memperluas jangkauan pasarnya di Indonesia usai memperoleh pendanaan dalam bentuk venture debt dengan nominal yang dirahasiakan dari Genesis Alternative Ventures.

Saturdays kini punya 45 toko di 11 kota yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Palembang, Makassar, Banjarmasin, Samarinda, dan Batam. Mereka juga baru saja membuka gerai lifestyle di Central Park Mall, Jakarta. Sejumlah merek terkemuka yang telah bekerja sama dengan Saturdays termasuk Marvel dan Indomie.

Tahun lalu, Saturdays mendapat pendanaan seri A yang dipimpin Altara Ventures serta partisipasi DSG Consumer Partners. Satu tahun sebelumnya, Saturdays telah menutup pendanaan awal dari Alpha JWC Ventures, Kinesys Group, dan Alto Partners.

“Kami mencari pendanaan dari berbagai sumber dan bermitra dengan berbagai lembaga yang punya value sama dan dapat membawa keterampilan, pengetahuan, dan sumber daya yang saling melengkapi. Ini memungkinkan kami memaksimalkan manfaat melalui kemitraan beragam dan menciptakan nilai jangka panjang karena kami ingin memecahkan masalah gangguan penglihatan di Indonesia,” tutur Co-Founder Saturdays Rama Suparta kepada DailySocial.id.

Rama mengungkap, pendapatan Saturdays tumbuh berkali lipat pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan pencapaian tersebut, pihaknya akan mempertahankan pertumbuhannya secara berkelanjutan di tahun mendatang. Saturdays juga berupaya untuk tetap gesit sambil berhati-hati dalam berinvestasi ke SDM dan menambah lini produk baru di tengah situasi ekonomi saat ini.

Sekadar informasi, Saturdays merupakan merek produk lifestyle dengan kaca mata sebagai lini produk utama. Startup ini didirikan oleh Andrew Kadolha dan Rama Suparta di 2016. Saturdays menyebut memproduksi sendiri material lensa dan bingkai kacamata, termasuk desain, manufaktur, hingga pengiriman ke konsumen.

Untuk menjangkau pengguna, Saturdays menggunakan pendekatan omnichannel untuk memasarkan produk secara offline (toko retail) dan online (website dan aplikasi). Pada kanal offline, Saturdays mengintegrasikan tokonya dengan gerai kopi untuk memberikan sentuhan lifestyle.

Pada penjualan website, pihaknya menanamkan fitur pemindai wajah berbasis AI untuk memberikan rekomendasi bingkai kacamata dan pengalaman omnichannel yang seamless kepada konsumen. Selain itu, konsumen dapat menjajal bingkai kacamata secara langsung melalui fitur Corporate & Home Try-On di aplikasi.

“Dalam 12 bulan terakhir, kami melihat tren kunjungan ke toko kami meningkat karena preferensi customer mulai beralih ke offline dengan melandainya pandemi. Kami perkirakan penjualan mengikuti tren kenaikan pada bulan Ramadan di April ini,” tambahnya.

Dampak tren D2C

Lebih lanjut, Rama berujar bahwa Indonesia telah menyaksikan lonjakan merek D2C yang dipicu oleh kemajuan teknologi dan perubahan preferensi konsumen. Menurutnya, merek D2C membawa dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi karena mendorong inovasi dan investasi, serta menciptakan lapangan kerja baru.

“Indonesia terus mengembangkan infrastruktur digital dan mengembangkan ekosistem yang mendukung kewirausahaan dan inovasi. Maka itu, potensi pertumbuhan dan investasi lebih lanjut di sektor D2C akan tetap signifikan. Kami terus berinvestasi dalam teknologi untuk memberikan pengalaman berbelanja yang nyaman bagi pelanggan kami, baik online maupun offline,” tuturnya.

Perkembangan D2C di Indonesia turut dipicu oleh perilaku konsumen Gen Z dan milenial dalam mengonsumsi barang. Menurut riset Capgemini, Gen Z (68%) dan milenial (58%) suka memesan produk langsung dari si pemilik merek dalam enam bulan terakhir. Sementara, hampir dua pertiganya (60%) lebih memilih membeli langsung daripada beli di gerai ritel tradisional.

Dalam tulisan kami mengenai tren D2C, Chief Investment Officer BRI Ventures Markus Liman menuturkan bahwa startup D2C harus menyadari kapan mereka harus meningkatkan skalanya ketika sudah mengantongi product-market fit. Hal ini juga dapat menjadi tantangan selanjutnya karena ada risiko operasional lebih tinggi yang perlu diperhatikan oleh pelaku D2C.

“Tantangan D2C ini hari ini adalah scalability karena scaling D2C and scaling platform adalah dua hal berbeda. Misalnya scaling inventori, artinya pelaku D2C harus memikirkan biaya logistik. Jika sudah masuk supply chain, seperti supermarket dan general trade, apa yang perlu disiapkan? Ini sesuatu yang mungkin tidak dipikirkan tech startup. Kunci scalability D2C adalah bagaimana bisa masuk ke mass retail. Kalau tidak, bagaimana bisa coba potensi spend yang lebih besar?”

Application Information Will Show Up Here

Zi.Care Kantongi Pendanaan Seri A Dipimpin Greenwillow Capital

Startup healthtech Zi.Care mengantongi $2 juta (sekitar 29,3 miliar Rupiah) dari Greenwillow Capital Management dalam putaran pendanaan seri A yang ditargetkan sebesar $3 juta (sekitar 44,1 miliar Rupiah). Pendanaan tersebut disuntik melalui dana kelolaan Oriza Greenwillow Technology Fund.

Saat ini, Zi.Care mengembangkan solusi untuk digitalisasi rumah sakit, dengan fokus utama pada rekam medis elektronik (RME) yang mencakup diagnosis, hasil tes kesehatan, obat-obatan, hingga perawatan.

Zi.Care akan menggunakan pendanaan tersebut untuk memperluas jangkauan bisnisnya ke berbagai area di Indonesia. Pihaknya menargetkan kemitraan dengan 150 rumah sakit dari 100 kemitraan yang telah terealisasi di seluruh Indonesia.

Sebelumnya, pada 2021 Zi.Care tercatat memperoleh pendanaan sebesar $500 ribu (lebih dari Rp7,2 miliar) dari Southeast Asia Venture Capital, Iterative VC, Telkomsel Mitra Inovasi, dan Choco-Up.

“Kami membidik pertumbuhan pendapatan hingga 100% setiap tahun, juga mendorong pangsa pasar [digitalisasi] rekam medis elektronik di Indonesia. Hal ini untuk mendukung target Kementerian Kesehatan dalam mendigitalisasi industri kesehatan,” tutur Co-Founder dan Managing Director Zi.Care Jodi Pujiyono Susanto dilansir DealStreetAsia.

Zi.Care mengklaim telah meraup pendapatan sebesar $1,3 juta di semester II 2022, serta mencapai EBITDA positif pada kuartal IV 2022. “Kami akan terus mendorongnya dengan menambah cakupan pasar dan jumlah customer untuk mencapai profitabilitas secara penuh di tahun 2023,” tambahnya.

Sementara, Managing Partner of Oriza Greenwillow Technology Fund Loh Wai Keong menambahkan, pihaknya meyakini solusi RME milik Zi.Care memiliki potensi besar di Tanah Air, dan krusial dalam mendukung transformasi digital industri kesehatan, baik bagi tenaga profesional maupun pasien.

Saat ini, startup kesehatan di Indonesia mayoritas bermain di layanan telemedis dan pemesanan produk kesehatan online, seperti Halodoc, Alodokter, dan KlikDokter. Diketahui, Alodokter menjadi platform telemedis pertama yang telah mengimplementasikan rekam medis elektronik (RME).

Sementara itu, belum banyak pelaku healthtech yang fokus pada digitalisasi fasyankes. Klinik Pintar misalnya, fokus pada segmen akar rumput dengan mendigitalisasi rantai pasok klinik. Ada juga pemain yang masuk ke layanan kesehatan korporasi berbasis platform, yakni Prixa.

Transformasi kesehatan Indonesia

Upaya pelaku healthtech untuk mentransformasi industri kesehatan Indonesia kini mendapat dukungan penuh pemerintah. Salah satunya melalui kebijakan implementasi Rekam Medis Elektronik (RME) yang termuat dalam PMK No. 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis, yang merupakan perubahan dan pemutakhiran dari peraturan sebelumnya PMK No. 269 Tahun 2008.

Selama ini, pelaku healthtech kesulitan untuk mendigitalisasi sektor kesehatan karena terbentur peraturan yang ketat. Di samping itu, masih banyak fasilitas layanan kesehatan yang menggunakan sistem secara manual. Melalui peraturan baru ini, fasilitas layanan kesehatan diwajibkan untuk menyelenggarakan RME. Pemerintah memberikan masa transisi kepada fasilitas layanan kesehatan hingga akhir 2023.

Berdasarkan survei Kemenkes, anggaran digitalisasi RS rata-rata tak sampai 3% dari total anggaran mereka. Faktor ini membuat transformasi digital belum menjadi prioritas. Sekitar 22% dari 2.595 RS di Indonesia belum memiliki Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).

Dari 2.291 RS yang memiliki SIMRS, implementasi RME di front office baru 24% dan 64% untuk back office. Sementara, dari 737 RS, sebanyak 359 belum menerapkan RME, 175 RS baru sebagian, dan 203 RS sudah.

Application Information Will Show Up Here

KoinWorks Tutup KoinPintar, Layanan Pembiayaan Pendidikan Tak Lagi Menarik?

Meski terus bertumbuh, sektor fintech di Indonesia masih berupaya menemukan pasarnya. Salah satunya adalah produk pembiayaan pendidikan (student loan) yang sebetulnya tak banyak digarap oleh pelaku startup di tanah air.

Platform P2P lending, KoinWorks baru-baru ini dilaporkan menghentikan layanan KoinPintar yang sejak 2017 menawarkan pinjaman untuk pendidikan tingkat tinggi. Diberitakan pertama kali oleh Bisnis.com, KoinWorks tidak mengungkap alasan penutupan ini.

Menurut Co-Founder dan CEO KoinWorks Benedicto Haryono, langkah tersebut diambil agar dapat fokus ke produk-produk pembiayaan lain. Ke depannya, KoinWorks berupaya mencapai karbon netral dengan mendukung model bisnis pelaku UMKM yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Upaya KoinWorks untuk fokus ke segmen UMKM sebetulnya telah terlihat dari strateginya melalui KoinWorks NEO sehingga dapat memperluas jangkauan pembiayaan ke UMKM. Tahun lalu, pihaknya juga memperkenalkan penilaian profil risiko baru Grade S untuk menjangkau lebih banyak ekosistem UMKM

Biaya pendidikan

Sebelumnya pada awal Maret 2023, Pintek telah menyetop produk pembiayaan pendidikan dan beralih sepenuhnya pembiayaan rantai pasok (supply chain). Tutupnya produk pembiayaan pendidikan Pintek dan KoinWorks kini hanya menyisakan tiga pemain saja antara lain Danacita, DanaDidik, dan Cicil.

Cicil dan Danacita merupakan platform fintech lending, sedangkan DanaDidik menawarkan fasilitas pembiayaan pendidikan lewat model penggalangan dana (crowdfunding) yang bekerja sama dengan Yayasan Dana Abadi Pelajar.

Dalam paparan KrAsia beberapa tahun lalu, Presiden Indonesia Joko Widodo pernah mendesak bank-bank dalam negeri di 2018 silam untuk memberikan lebih banyak pinjaman pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM.

Perlu diketahui, rasio pendaftaran ke perguruan tinggi di Indonesia masih berada di angka 31%, tertinggal dari negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Singapura (78%) dan Thailand (54%), menurut laporan Global Business Guide Indonesia. Faktor utamanya disebabkan karena alasan keuangan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Juni 2022, total biaya kuliah tertinggi tercatat ada di D.I Yogyakarta dengan Rp21,1 juta, diikuti Banten (Rp19,59 juta), Maluku, (Rp19,44 juta), Maluku Utara (Rp17,47 juta), dan DKI Jakarta (Rp16,74 juta). Biaya pendidikan ini mencakup uang pendaftaran, uang saku, biaya transportasi, hingga biaya operasional.

Mengutip blog Danacita, akses terhadap fasilitas pembiayaan pendidikan untuk perguruan tinggi di Indonesia terbilang sulit karena dibebankan ke mahasiswa dan institusi. Berbeda dengan level sekolah dasar (SD) hingga menengah yang sebagian besar ditangguh pemerintah.

Student loan merupakan produk pinjaman yang memiliki transaksi tinggi di Amerika Serikat (AS). Di sana, jumlah pinjaman pendidikan yang disalurkan disebut nilainya lebih tinggi dari transaksi kartu kredit, yakni $1,3 triliun. Perbedaan student loan di AS dan Indonesia cukup terlihat pada bunga pinjaman dan tenor pelunasan.

Application Information Will Show Up Here