Equinix dan Astra Bentuk Usaha Patungan untuk Percepat Transformasi Digital

Perusahaan infrastruktur digital Equinix (Nasdaq: EQIX) dan PT Astra International Tbk (IDX: ASII) mengumumkan pembentukan usaha patungan dengan tujuan mengembangkan infrastruktur digital demi mempercepat transformasi digital di Indonesia. Perusahaan patungan ini dibentuk dengan kepemilikan modal saham 75% Equinix dan 25% Astra.

Dengan menggabungkan keahlian infrastruktur digital berskala global milik Equinix dan pengalaman luas Astra di Indonesia, perusahaan patungan ini diharapkan bisa membantu baik perusahaan dalam negeri maupun multinasional di Indonesia untuk mengembangkan kapabilitas digital mereka. Hal ini dapat memanfaatkan teknologi baru seperti hybrid multicloud, 5G, Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan lainnya.

Pada tahap awal, perusahaan anyar ini rencanannya akan mengembangkan dan mengoperasikan sebuah pusat data Internasional Business Exchange (IBX) di Jakarta bernama JK1, lalu dilanjutkan dengan ekspansi secara nasional. Pusat data IBX JK1 ini terdiri dari delapan lantai dan direncanakan mulai beroperasi pada semester kedua tahun 2024.

Rencananya, pusat data ini akan menyediakan lebih dari 1.600 kabinet dan ruang colocation seluas lebih dari 5.300 meter persegi setelah sepenuhnya terbangun. Berlokasi di pusat bisnis Jakarta dan dekat dengan internet exchange utama, JK1 akan membantu perusahaan di Indonesia untuk mencapai kinerja yang optimal melalui infrastruktur digital dan ekosistem yang dinamis.

Di samping itu, JK1 juga akan memasukkan konsep sustainability ke dalam desainnya dengan memanfaatkan teknologi inovatif seperti cooling array Equinix dalam mendukung target komersial dan lingkungan perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Equinix sendiri merupakan perusahaan pertama di industri pusat data yang menetapkan target 100% energi terbarukan dan berkomitmen untuk mencapai netralitas iklim pada tahun 2030, didukung oleh short-term science-based targets yang telah disetujui. Hal ini juga sejalan dengan Astra 2030 Sustainability Aspirations.

Presiden Equinix Asia Pasific Jeremy Deutsch mengungkapkan bahwa, “perusahaan patungan ini memanfaatkan potensi digital yang terus meningkat dan mencerminkan keberlanjutan komitmen Equinix dalam melayani masyarakat Indonesia dengan kapasitas skala besar untuk memenuhi kebutuhan komputasi, penyimpanan, dan edge data center.”

Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro yang mengungkapkan bahwa kolaborasi ini didasarkan pada pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dan fokus Astra dalam mempercepat transformasi digitalnya.

“Dengan penyediaan layanan data center komprehensif, semakin terintegrasi, modern, mudah diakses, dan dijalankan dengan semangat dan prinsip keberlanjutan, kami berharap perusahaan patungan ini akan memperkuat infrastruktur pusat data dan membantu para pelaku bisnis di Indonesia,” ujarnya.

Pasar pusat data di Indonesia

Indonesia menjadi salah satu pasar layanan pusat data colocation yang menjanjikan di Asia Tenggara. Dengan ragam inisiatif terkait transformasi digital, kebijakan pemerintah yang mendukung adopsi teknologi digital, dan peningkatan konektivitas dan infrastruktur jaringan negara, pasar ini diperkirakan akan terus tumbuh.

Salah satunya adalah program pemerintah Indonesia yang menargetkan setidaknya 30 juta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk dapat go digital pada tahun 2024Selain itu, program transformasi digital nasional Indonesia juga telah menciptakan sebuah kerangka pembangunan ekonomi dan kebutuhan atas infrastruktur digital.

Berdasarkan laporan Uncover 2022: Southeast Asia Cloud Economy yang dipublikasi oleh Twimbit, pasar colocation Indonesia diperkirakan bernilai USD1,2 miliar pada tahun 2027. Dengan permintaan ritel yang signifikan untuk colocation, ditambah dengan meningkatnya aktivitas hyperscale, Indonesia diharapkan dapat menjadi pasar colocation ASEAN terbesar pada 2027.

Pertumbuhan pasar colocation di Asia Tenggara. Sumber: Twimbit

 

 

 

 

 

 

 

Tidak dapat dimungkiri bahwa Singapura menjadi negara yang memiliki pasar paling matang di Asia Tenggara, namun dari sisi CAGR, Indonesia hampir menggandakan CAGR Singapura dalam periode 2019-2022. Kematangan adopsi cloud di Singapura dapat berarti pasar akan segera mencapai puncaknya, tetapi negara-negara tetangga siap untuk pertumbuhan eksponensial.

Di Indonesia sendiri, setidaknya telah ada 62 pusat data di Indonesia pada 2020. Sebanyak 36% atau 22 pusat data tersebut dimiliki asing, dengan 11 pusat data dimiliki oleh Singapura. Singapura sendiri menjadi negara dengan jumlah pusat data terbanyak, yaitu 100 pusat data di periode yang sama.

Pada November 2022 lalu, pemerintah juga sudah memulai pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) di kawasan Deltamas, Cikarang, Jawa Barat. Kapasitas pusat data yang akan dibangun memiliki prosesor 25.000 core, dengan penyimpanan 40petabyte dan memori 200terabyte.

Anak usaha Astra Internasional, Astra Graphia pada November lalu juga telah mengumumkan rencananya untuk memperkuat bisnis pusat data di Indonesia. Perusahaan juga telah memiliki data center sendiri. Namun, saat ini masih digunakan untuk kebutuhan komersil yang diprioritaskan guna mendukung kinerja perusahaan seperti memberikan solusi cloud bagi pelanggan.

Unicorn Bukan Fokus Utama, Startup Perlu Lebih Perhatikan Fundamental

Menurut APJII, penetrasi internet di Indonesia di tahun 2023 telah mencapai 78,19% atau menembus 215.626.156 jiwa dari total populasi yang sebesar 275.773.901 jiwa. Angka ini meningkat hampir 200% dari satu dekade lalu sebesar 71,9 juta, sekitar 34,9% dari total populasi saat itu.

Sejalan dengan itu, pertumbuhan perusahaan teknologi juga semakin pesat. Hingga saat ini terdapat setidaknya 14 unicorn atau startup bervaluasi lebih dari $1 miliar di Indonesia. Angka ini meningkat pesat dibanding periode 2016-2020 yang mencetak 5 perusahaan unicorn.

Melihat potensi perkembangan industri teknologi Indonesia, bank OCBC NISP menggelar “OCBC NISP Business Forum 2023” dengan salah satu tema utamanya bertajuk “Finding the Next Unicorn”. OCBC NISP sendiri turut mendukung pertumbuhan industri teknologi melalui perpanjangan tangan dalam bentuk investasi OCBC NISP Ventura.

Beberapa figur kenamaan di ekosistem investasi Indonesia hadir sebagai panelis, termasuk Willson Cuaca (East Ventures), Alexander Rusli (Digiasia), serta Darryl Ratulangi (OCBC NISP Ventura). Ketiganya berbagi pandangan tentang unicorn dalam industri teknologi, serta rekomendasi dan strategi perusahaan rintisan di tengah isu tech winter dan resesi.

Utamakan fundamental

Adalah mutlak bagi sebuah perusahaan rintisan untuk menciptakan solusi bagi permasalahan yang ada di pasar. Membangun produk yang baik membutuhkan proposisi nilai yang dapat dipertahankan. Untuk mencapai hal ini, startup perlu menetapkan posisi produk yang kuat, menemukan kecocokan pasar produk, dan memanfaatkan teknologi untuk mendobrak model bisnis tradisional.

Co-Founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menegaskan, “Kami berinvestasi berdasarkan keyakinan, alih-alih mencari valuasi atau unicorn. Kami tidak pernah mencari unicorn, karena unicorn adalah produk sampingan saat Anda mampu menciptakan nilai. Apa yang kami cari adalah problem statement yang ingin diselesaikan, yang akan menentukan apakah solusinya adalah ‘penghilang rasa sakit’ atau hanya ‘vitamin’,”

Co-Founder & Co-CEO Digiasia Alexander Rusli mengamini hal ini. Menurutnya, perusahaan tidak seharusnya fokus pada misi untuk mencapai unicorn, melainkan mencurahkan pikiran sepenuhnya pada usaha untuk membangun bisnis yang baik. “Jika memang berjalan, valuasi akan mengikuti,” tegasnya.

Alex menilai bahwa banyak para pendiri yang memiliki mindset bahwa valuasi adalah segalanya dan berangkat dengan mimpi menjadi unicorn. Pandemi dan tech winter ini disebut sebagai pengingat serta proses pembentukan mental para pendiri. “Kita butuh orang-orang yang mengerti cara berjuang dan tidak menyerah ketika dihadapkan pada tantangan,” ujarnya.

Di samping itu, Darryl Ratulangi selaku Direktur OCBC NISP Ventura juga mengungkapkan pengaruh sentimen pasar terhadap keberlangsungan sebuah industri. “Perusahaan teknologi dengan fundamental yang baik tetapi memiliki sentimen buruk di masyarakat akan mengakibatkan valuasi tertekan,” ujarnya.

Maka dari itu dibutuhkan kerja sama dari seluruh ekosistem untuk bisa menciptakan pasar yang memiliki sentimen baik, sehingga ke depannya juga bisa membangun kepercayaan investor untuk bisa menanamkan modal di perusahaan.

Kejar profitabilitas

Dalam industri digital, atribut dari startup digital yang baik adalah disrupsi, menciptakan sesuatu yang sama sekali baru, yang membutuhkan waktu dan sumber daya. Jadi, tujuan utama sebuah startup pada awalnya bukanlah untuk menghasilkan uang, tetapi untuk membangun produk yang kuat.

“Melihat ke belakang, tidak ada yang mengira bahwa ride-hailing atau OTA (online travel agent)menjadi solusi yang tepat bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Terminologi ‘burning money’ dapat diartikan sebagai upaya membeli waktu dan membangun kepercayaan. Proses masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu, lalu mulai menggunakan, hingga semakin bergantung pada layanan-layanan tersebut,” papar Darryl.

Dengan tingkat pertumbuhan yang pesat, ada beberapa model bisnis yang tidak bisa scale up sehingga pertumbuhannya akan mandek di satu titik. Dalam ranah aplikasi, sering disebut skalabilitas, yaitu kemampuan sistem untuk terus tumbuh menyesuaikan dengan volume data. “Di sinilah teknologi berperan dalam mengakselerasi sebuah bisnis dan meningkatkan skalabilitasnya,”ujar Alex.

Ketika sudah sampai pada tahap ini, Willson mengungkapkan, “Kami tidak mendorong startup kami untuk ‘membakar uang’ untuk mendapatkan pelanggan, sebaliknya perusahaan perlu fokus untuk mencapai profitabilitasnya; karena akuisisi pelanggan lebih murah, dan pelanggan lebih cenderung mempertahankan produk.”

Terkait profitabilitas, Alex turut menambahkan,”Saya percaya setiap transaksi, unit economics-nya harus positif, hingga sampai pada skala tertentu di mana angka tersebut bisa menutupi biaya produksi, sehingga pada akhirnya menciptakan profit.”

Pasar yang potensial

Tahun 2022 sendiri menjadi tahun yang cukup berat bagi industri teknologi maupun investasi. Mulai dari tantangan yang ditimbulkan oleh resesi global, tech winter yang terjadi di industri teknologi, dan runtuhnya Silicon Valley Bank di Amerika Serikat, semua telah memengaruhi penilaian terhadap startup.

Meskipun begitu, East Ventures mengaku tetap berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia – pasar terbesar di Asia Tenggara. Di tahun 2022, East Ventures telah mencatat total 105 kesepakatan, 85 di antaranya merupakan portofolio baru, dengan total dana sekitar US$211 juta yang disalurkan kepada startup di tahap awal dan lanjut.

Sementara itu OCBC NISP Ventura sebagai modal ventura yang didukung oleh bank akan tetap fokus berinvestasi di sektor yang berkaitan dengan perbankan. Namun, melihat perkembangan teknologi di industri perbangkan serta banyaknya inovasi digital yang bermunculan, Darryl memiliki keyakinan bahwa “Semua perusahaan rintisan pada akhirnya akan menjadi perusahaan fintech!”

Sebagai seorang investor dan juga pemimpin perusahaan fintech as a service pertama di Indonesia, Alex percaya bahwa investasi mengalir ketika kepercayaan sudah terbentuk. Hal ini juga berlaku pada East Ventures yang dinakhodai Willson Cuaca.

“Di East Ventures, kami biasa menilai dengan rumus “3P” – People, Product, and Potential Market. Namun, produk bagus dibangun oleh orang baik yang menangani pasar besar. Jadi yang kami fokuskan sekarang adalah “2P”: People and Potential Market. Kami tidak menganggap diri kami sebagai investor digital, melainkan investor biasa yang berinvestasi pada pendiri yang memanfaatkan teknologi digital untuk mendisrupsi industri tradisional,” ungkap Willson.

East Ventures Berikan Pendanaan ke Prep, Startup Edtech Asal Vietnam

Platform pembelajaran online berfokus bahasa asal Vietnam, Prep, mengumumkan perolehan pendanaan senilai $1 juta atau lebih dari Rp14,9 miliar dipimpin oleh East Ventures dan Cercano Management. Sebelumnya, Touchstone Partners juga telah mengucurkan investasi dengan angka serupa, membuat total pendanaan Prep menjadi $2 juta atau hampir Rp30 miliar.

Perolehan dana segar ini diharapkan bisa memperkuat balance sheet perusahaan dan mempercepat pengembangan produk serta berbagai kegiatan bisnis dalam meningkatkan adopsi pasar. Prep sendiri menawarkan berbagai solusi kursus online dan latihan ujian simulasi berfokus pada bahasa terstandardisasi, seperti IELTS, TOEIC, serta ujian kelulusan tingkat SMA.

Prep menawarkan konten interaktif yang mendorong keterlibatan dan partisipasi aktif antar siswa. Dari sisi teknologi, platform ini mensimulasikan situasi ujian nyata yang imersif dan interaktif, serta dapat dipersonalisasi dan disesuaikan dengan gaya belajar, kecepatan dan preferensi siswa.

Didirikan pada 2020 oleh Tu Pham (Founder & CEO), dan Tran Hoai Nam (Co-Founder & CTO), Prep memiliki misi untuk memperluas akses bagi persiapan ujian yang berkualitas.

Selain kurangnya interaksi dan personalisasi pada platform online, sebagian besar pelajar mengalami hambatan geografis untuk mengakses pendidikan offline. Hal ini terjadi karena kebanyakan guru berpengalaman masih terpusat di kota tier 1, sehingga siswa di kota tier 2&3 memiliki keterbatasan akses terhadap pembelajaran berkualitas.

Berdasarkan data dari Prep, layanan persiapan ujian terstandardisasi dengan kualitas tinggi selalu menjadi permintaan di Vietnam. Pasar pembelajaran bahasa di Vietnam disebut memiliki potensi yang luar biasa, dengan perkiraan ukuran pasar sebesar $2,1 miliar, di mana $1,6 miliar untuk pasar bahasa Inggris dan sisanya untuk bahasa lainnya.

Prep sendiri lahir dari peluang pasar yang luas sebagai evolusi digital dari IPP Education, rangkaian pusat pembelajaran bahasa offline yang didirikan oleh Tu pada tahun 2014. Sejak diluncurkan, Prep telah berkembang pesat dan menarik lebih dari 100.000 pengguna di seluruh provinsi dan kota di Vietnam, serta berbagai pasar regional lainnya.

Pada 2023, Prep menargetkan untuk memperluas basis penggunanya menjadi setengah juta, serta menghadirkan berbagai penawaran persiapan ujian bahasa terstandardisasi lainnya, seperti Jepang (JLPT), Mandarin (HSK), dan Korea (TOPIK). Investasi ini memperkuat keyakinan Prep dalam mengubah masa depan melalui persiapan ujian, serta memberdayakan siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan.

Investasi East Ventures di Vietnam

Ini adalah startup Vietnam kedua yang tahun ini mendapatkan dukungan pendanaan dari East Ventures. Sebelumnya firma modal ventura yang dipimpin Willson Cuaca ini juga telah berinvestasi ke startup telehealth Medigo. Adapun sejak 2021 East Ventures juga sudah memiliki empat portofolio lainnya, meliputi Vietcetera, CirCO, Sendo, dan Kim An Group.

Dalam sebuah wawancara bersama DailySocial.id, Partner East Ventures Melisa Irene mengatakan, sebagai negara dengan populasi terbesar kedua di regional, pertumbuhan ekonomi digital di sana cukup kencang. Selain itu, Vietnam dikenal sebagai salah satu pemasok talenta teknis untuk ekosistem digital global; yang berarti memenuhi variabel untuk pengembangan tim lokal yang kuat.

Lebih lanjut Irene mengatakan, “Dibandingkan dengan Indonesia, kedua wilayah tersebut memiliki jumlah penduduk muda yang besar dan memiliki pola yang sama. Vietnam memiliki populasi lebih dari 97 juta dengan penetrasi internet 70,3% pada Januari 2021. Sementara itu, pada periode yang sama, Indonesia memiliki populasi lebih dari 274 juta dan penetrasi internet mencapai 73,7%.”

“Kedua negara tersebut juga memiliki komposisi penduduk yang sama dalam hal kelompok umur, anak muda menempati lebih dari setengah porsi penduduk negara tersebut; Vietnam sekitar 55%, sedangkan Indonesia sekitar 70%.”

Investasi di sektor edtech

Pada 2022, edtech menjadi salah satu sektor yang cukup terguncang. Setidaknya tiga startup ternama di sektor ini mengumumkan efisiensi pegawai atau layoff, termasuk Zenius, Pahamify dan Ruangguru. Hal ini dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk kondisi sosial dan ekonomi yang semakin dinamis pasca-pandemi.

Meskipun begitu, investasi untuk sektor ini masih tetap mengalir. Beberapa startup baru seperti MySkill, LingoTalk dan Algobash berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal dari sejumlah investor.

Pendanaan sektor Edtech tahun 2022:

Startup Putaran Nilai (dalam Rupiah) Investor
CoLearn Seri A 244 miliar TNB Aura, KTBN
Venture, PT
Binus Investama
Indonesia, AC
Ventures, Leo
Capital, January
Capital, Alpha
Wave Incubation,
Surge
KitaLulus Seed Tidak dipublikasi Go Ventures, Angel Investor
Zenius Venture Tidak dipublikasi MDI Ventures
Cakap Venture Tidak dipublikasi Indonesia Impact Fund
Binar Academy Pra Seri A 51 miliar iGlobe Partners,
Teja Ventres, Cellar
Capital Partners,
Spaze Ventures,
YCAB Ventures,
Angel Investor
MySkill Seed Tidak dipublikasi East Ventures
Dibimbing Seed Tidak dipublikasi Init-6
LingoTalk Seed Tidak dipublikasi Iterative Capital, Eduspaze
Algobash Seed Tidak dipublikasi Init-6
Kinobi Pra Seed 8,1 miliar PT Binus Investama
Indonesia,
Backstroke
Consulting, Angel
Investor

Sepanjang pandemi, metode hybrid menunjukkan persepsi positif bagi guru dan siswa. Pada akhir tahun 2022, Center for Digital Society dan Google for Education menyusun penelitian, The Future of Indonesia’s Hybrid Education in the Post-Covid-19 Pandemic Era. Survei tersebut menunjukkan persepsi positif terhadap masa depan adopsi edtech dan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di Indonesia.

Sebanyak 56% responden guru merasa pembelajaran jarak jauh memfasilitasi kebutuhan mereka dalam mengajar, dan 27% guru berpendapat bahwa model hybrid akan membantu mereka. Sedangkan dari sisi siswa, menggabungkan model PJJ dengan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dapat membantu siswa belajar lebih efektif.

Berdasarkan laporan Google, terdapat empat vertikal industri yang dikategorikan sebagai nascent atau masih prematur, termasuk edtech. Pengelompokan ini diikuti oleh hasil survei aktivitas transaksi jangka panjang, seperti yang ditunjukkan dalam grafik di bawah. Istilah nascent sendiri mengacu pada situasi yang muncul atau berpotensi berkembang.

Lini Bisnis B2B Titipku Resmi Diluncurkan, Targetkan Segmen Horeka

Setelah mengumumkan strategi barunya untuk mencapai profitabilitas pada Oktober 2022 lalu, startup online grocery Titipku meresmikan lini baru Titipku for Business untuk menghubungkan para pedagang pasar dengan pengusaha Hotel, Restoran, dan Kafe (Horeka).

Selain berkomitmen pada pemenuhan kebutuhan bahan pangan berkualitas, Titipku for Business juga menjanjikan beberapa pelayanan, antara lain: jaminan produk berkualitas, pengantaran pesanan tepat waktu di jam yang bisa pelanggan tentukan, dan adanya bantuan promosi usaha di berbagai media sosial Titipku.

B2B Business Head Titipku Arya Bramantyo juga menegaskan bahwa produk yang dijual di Titipku ini dijamin segar berkualitas untuk memenuhi standar usaha horeka. Selain itu, perusahaan juga menjual food packaging berkualitas untuk para pemilik usaha yang menawarkan pesanan take away atau dibawa pulang.

“Kami bekerja sama dengan supplier strategis dan pedagang pasar untuk memastikan kesegaran dan kelengkapan produk yang akan dipasok. Kemudian, produk akan disortir dan dicek kualitasnya oleh tim internal Titipku sebelum akhirnya dikirimkan dan sampai ke tangan pelanggan,” tambah pria yang akrab disapa Bram ini.

Setidaknya ada empat kategori besar terkait produk yang dijual oleh Titipku for Business. Kategori pertama adalah daging dan olahan daging, mencakup ayam utuh, ayam giling, sliced beef, bebek peking, bakso, hingga aneka seafood. Selanjutnya ada aneka sayur dengan berbagai varian, termasuk cabai, kentang, aneka rempah, aneka bawang, wortel, dan masih banyak lagi.

Kategori selanjutnya adalah sembako. Sembako yang tersedia di usaha Titipku ini antara lain: beras, minyak, tepung, gula, garam, mie, mentega, makanan kaleng, penyedap rasa, dan saus dan bumbu dalam kemasan. Terakhir, Titipku juga menawarkan kategori kemasan yang tersertifikasi Food Grade (FDA) dan tersedia pilihan ukuran sesuai kebutuhan.

Hingga saat ini, sudah ada 5 supplier strategis untuk memenuhi kebutuhan dari produk yang ditawarkan. Sementara pedagang pasar yang bekerja sama sudah ada 2 pedagang utama. Dari sisi demografi supply, produknya sendiri bervariasi sesuai dengan produk unggulan dari daerah masing-masing, terutama dari Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Meskipun area cakupannya masih terbatas, Bram mengakui bahwa sudah ada lebih dari 100 Horeka telah mempercayakan kebutuhan supply produk ke Titipku, termasuk Three Uncles, Aruna Cat House, Kebon Sajoer, dan Sagoo. Saat ini Titipku for Business telah hadir di 10 pasar di area Tangerang dan Tangerang Selatan, melayani lebih dari 90 customer dengan total 1.000+ transaksi terbentuk.

Dari sisi pengantaran, Titipku juga telah memiliki armada sendiri untuk mengantarkan ke pasar serta memastikan pedagang sudah mendapatkan barang. Terkait bantuan promosi, Titipku menawarkan free ongkir kepada customer dengan syarat minimum pengambilan atau transaksi per minggu. Semakin besar transaksi mingguan, semakin banyak benefit yang didapat.

Pasar online grocery di Indonesia

Tahun 2021 menjadi tahun yang cukup berat bagi industri online grocery. Setelah dua tahun didominasi oleh online shopping, konsumen kini siap untuk kembali berbelanja di toko fisik/ offline. Dengan dilonggarkannya pembatasan COVID dan keinginan konsumen akan interaksi langsung telah membuat toko offline kini mulai bangkit kembali.

Di sepanjang tahun 2022, DailySocial.id mencatat sejumlah pemain yang menawarkan online grocery dan quick commerce terpaksa menyerah dan harus menghentikan operasionalnya. Beberapa di antaranya adalah Brambang yang kini beralih menjadi online marketplace untuk elektronik.

Layanan Traveloka Mart diketahui menutup layanannya yang baru beroperasi selama enam bulan. Hingga Bananas yang beroperasi sejak Januari 2022 telah menghentikan operasional setelah menjual sisa persediaan produknya dengan diskon yang signifikan. Selanjutnya, startup seperti Sayurbox dan Segari juga telah mengumumkan layoff pada pegawainya.

Penetrasi internet yang tinggi diiringi populasi pekerja dan peningkatan adopsi pembayaran online mendorong pasar online grocery di Indonesia Sumber: Ken Research

Berdasarkan laporan Ken Research, penetrasi online grocery di pasar Indonesia diperkirakan akan tumbuh dan mencapai lebih dari 3,0% pada akhir tahun 2026. Pemesanan online semakin meningkat setelah pandemi, karena banyak orang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah, kategori makanan menyumbang sekitar 15% dari keseluruhan alokasi pengeluaran diikuti oleh kesehatan.

Meskipun begitu, industri online grocery tidak semata-mata menyerah. Di tengah badai efisiensi yang menerpa, masih ada inisiatif-inisiatif baru seperti Kingkong Meats, layanan online grocery yang terafiliasi dengan marketplace Bukalapak. Di samping itu, online grocery masuk menjadi salah satu strategi Grab, selain GrabforBusiness, GrabUnlimited, kemitraan lokal, dan iklan untuk mendorong profitabilitas perusahaan.

Application Information Will Show Up Here

Ekosistem Candee dari Viddsee Dukung Kreator Mengembangkan Konten Web3

Platform film pendek premium asal Singapura Viddsee memperingati tahun kesepuluh beroperasi dengan meluncurkan Candee, sebuah ekosistem hiburan untuk memberdayakan para storyteller dan membangun cerita dari generasi baru. Platform ini nantinya tidak hanya mendukung pembuatan konten di ekosistem Web2, tetapi juga Web3.

Selama 10 tahun terakhir, Viddsee telah mengidentifikasi kreator dan IP yang berpotensi tinggi untuk mengembangkan, mendistribusikan, dan memonetisasi konten melalui berbagai format seperti film pendek, serial, dan dokumenter. Candee hadir sebagai perusahaan induk dari Viddsee yang menetapkan visi grup untuk memperkuat posisi sebagai ekosistem kreator di kawasan Asia Tenggara.

Dalam wawancara terakhir bersama DailySocial.id, CEO Candee dan Viddsee Ho Jia Jian mengungkapkan bahwa perusahaan telah beralih ke ranah konten kreasi melalui Viddsee Originals. Hingga saat ini, platform telah menghasilkan lebih dari 3 miliar views untuk seluruh kontennya. Selain itu juga memfasilitasi sekitar 5000 komunitas storyteller dan mendukung merek dan bisnis yang digunakan untuk kebutuhan penceritaan mereka.

“Viddsee Labs berkembang secara regional, mengidentifikasi 11 IP lain yang berpotensi tinggi dikembangkan menjadi proyek jangka panjang untuk berbagai mitra hiburan. Di antara batu tulis mencakup enam proyek dari Indonesia seperti Stratagem, In The Middle Of The Blackhole, Antar Ibu Pulang dan lainnya,” tambah Jian.

Belum lama ini, perusahaan juga menawarkan layanan Viddsee for Business sebagai solusi satu atap untuk merek, bisnis, pemasar, dan mitra hiburan untuk terlibat dan berkolaborasi untuk semua kebutuhan penceritaan mereka. Layanan utamanya termasuk studio hiburan Viddsee Studios, inkubator IP Viddsee Labs, serta pasar kreatif global Viddsee Talent Hub.

Viddsee Studios sendiri didirikan pada tahun 2017 dengan fokus pada pengembangan Viddsee Originals, lalu berkembang menjadi pembuatan konten. Storytelling yang otentik telah menjadi pendekatan yang disukai oleh merek dan bisnis untuk mendorong pesan, kampanye, dan proyek mereka.

“Kami berfokus pada distribusi konten tempat kami membantu pembuat konten untuk memonetisasi video pendek mereka film. Kami baru-baru ini bermitra dengan Singapore Airlines untuk menghadirkan Viddsee favorit penonton
Film orisinal untuk hiburan dalam penerbangan dan berbagai saluran TV.”

Perusahaan juga berkolaborasi bersama pembuat film di jaringan storyteller Viddsee dalam mengembangkan serial berdurasi panjang untuk perusahaan hiburan dan penyiaran, termasuk meluncurkan Viddsee Labs yang merupakan IP Inkubator yang mengembangkan IP test-bedded menjadi IP bentuk panjang atau serial.

Tahun lalu, Viddsee Talent Hub diluncurkan untuk menjembatani dan memfasilitasi kolaborasi dengan storyteller regional dalam mengembangkan, mendistribusikan, dan memperkuat konten.

Jian juga mengungkapkan bagaimana Viddsee menjadi platform bagi para kreator untuk memamerkan keterampilan bercerita mereka, mendistribusikan konten, dan menarik penonton dari cerita-cerita unik. Kami ingin terus mengembangkan konten melalui cara-cara kreatif dan inovatif yang akan mengembangkan penceritaan masa depan.

“Web terbuka Web3 memungkinkan lebih banyak kesetaraan bagi kreator dan penggemar untuk berkolaborasi, berbagi pengalaman, dan mengembangkan cerita generasi berikutnya, menantang cara cerita diceritakan dan diingat,” ungkap Jian.

Ekosistem hiburan Candee

Peluncuran Candee juga sekaligus memperkenalkan Candee Labs, sebuah studio IP pertama Web3 di Indonesia. Inovasi baru ini memungkinkan para pembuat konten dan penggemar untuk melakukan monetisasi melalui kepemilikan sambil mendorong pembangunan komunitas dan loyalitas. Grup ini telah bekerja sama dengan proyek Web3 ternama, seperti BBRC x IVY Boys.

Candee adalah ekosistem hiburan yang menjembatani ekosistem Web2 dan Web3. Keberhasilan Viddsee dilihat sebagai peluang untuk memperluas layanan IP perusahaan, serta memanfaatkan dengan lebih baik potensi IP yang sudah ada atau yang baru di ruang Web3.

“Kami percaya pada potensi Web3 dan kami melihat inovasi seputar blockchain, sebagai sebuah game changer untuk pencipta dan penggemar. Kami bercita-cita untuk memberdayakan pencipta dan komunitas penggemar melalui inovasi, pengalaman, dan wawasan data untuk mengembangkan cerita generasi berikutnya,” ungkap Jian dalam wawancara terpisah.

Candee Labs merupakan studio IP pertama Web3 dan merupakan lengan eksplorasi untuk berinteraksi dengan proyek Web3. Solusi ini memungkinkan kreator dan penggemar untuk menghasilkan uang melalui kepemilikan sambil membina relasi dan loyalitas masyarakat. Merek dan bisnis juga dapat terlibat dalam inovasinya memperluas kebutuhan sotrytelling di berbagai teknologi.

Candee saat ini sedang dalam tahap pengembangan untuk konten terkait Web3 serta nilai yang akan ditawarkan. Sejak diluncurkan, segala sesuatunya masih terasa baru dan mereka tengah menyelaraskan peluangnya melalui platform Candee. Web3 dinilai membuka cara baru bagi perusahaan untuk menangani IP serta menciptakan inovasi untuk terlibat dengan komunitas yang berbeda.

Baik itu layanan Web3 atau Web2, perusahaan mengaku tetap setia pada identitasnya sebagai platform kreator yang fokus pada kebutuhan audiens terlebih dahulu. Saat ini perusahaan juga sedang dalam tahap pengembangan awal kolaborasi dengan BBRC x Ivy Boys yang terkenal yang telah terjual habis dengan kehadiran komunitas yang kuat di Web3.

“Intinya, kami ingin menjadi ekosistem hiburan yang benar-benar memberdayakan konten berkreasi dan membuat cerita yang akan terus hidup dan dikenang. Teknologi tetap menjadi inti dari bisnis kami. Melalui teknologi seperti blockchain, kami akan memanfaatkannya untuk mempelopori peluang bagi kreator, penggemar, dan merek untuk memonetisasi IP dan konten. Kita
juga ingin membuat lebih banyak acara hiburan dan IP – apakah itu di Web2 hingga Viddsee atau Web3 melalui Candee Labs,” tutup Jian.

Application Information Will Show Up Here

Startup Rantai Pasok “Baskit” Raih Pendanaan Pra-Awal 23 Miliar Rupiah

Startup yang fokus pada digitalisasi rantai pasok, Baskit, mengumumkan pendanaan pra-awal senilai $1,5 juta atau sekitar 22,6 miliar Rupiah. Putaran pendanaan ini dipimpin oleh Forge Ventures, dengan co-investment dari Sketchnote Partners, DS/X Ventures, Prasetia Ventures, dan beberapa angel investor terkemuka global dan regional.

Perusahaan telah mendapat dukungan awal dari investor dan veteran industri ternama, seperti Shafie Samsuddin (Chairman of Petronas, Mantan CEO Transmart dan AEON), Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya, COO Fung Investments Ankit Sethi, jajaran manajemen APAC (Jakob Angele, Pedram Assadi, dan Arun Makhija), Arya Setiadharma, Hugo Barra, dan lainnya.

Baskit didirikan pada pertengahan 2022 oleh Yann Schuermans, Yoonjung Yi, dan Yasser ArafatPerusahaan menyadari bahwa di Indonesia, rantai distribusi tradisional sering kali kurang efektif pada lapisan tengahnnnya, sehingga menghasilkan banyak kendala, termasuk stock-out produk, kurangnya kelengkapan data, serta kerugian karena produk kedaluwarsa.

Baskit meyakini ada peluang efisiensi pada penguatan distributor dan
grosir yang membentuk lapisan-lapisan dengan dukungan komersial serta teknologi. Pihaknya berambisi menjadi mitra teknologi pilihan bagi pelaku bisnis sehingga dapat membuka peluang baru, serta menjangkau dan mempromosikan inklusi keuangan di wilayah rural.

CEO Baskit Yann Schuermans mengungkap, pihaknya berupaya menjadi penyedia rantai pasok terkemuka dengan memelihara ekosistem yang kolaboratif dan mempercepat infrastruktur dan kemitraan. Pihaknya melihat tren penurunan penjualan di e-commerce karena aktivitas offline kembali naik.

Ia juga menyebutkan, situasi new normal memunculkan perubahan perilaku konsumen dan tekanan rantai pasok seperti inflasi. “Dengan dukungan dari platform Baskit, kami dapat memainkan peran dalam memulihkan perdagangan tradisional, dan membuka jalan bagi rantai pasok yang lebih sehat di berbagai sisi,” tambahnya.

Setelah resmi diluncurkan pada November 2022, Baskit mengklaim telah mengalami pertumbuhan bisnis cukup pesat, mencapai dua kali lipat per bulannya. Pihaknya melakukan pendekatan kuat pada wilayah regional dengan fokus pada kota-kota utama dan menjalin kemitraan penting dengan pemilik merek dan distributor untuk melanjutkan rencana ekspansi.

Partner Forge Ventures Tiang Lim Foo menambahkan, ada potensi besar dalam misi Baskit untuk memberdayakan rantai pasok tradisional di Indonesia. “Kami percaya pada visi perusahaan. Pendekatan inovatif Baskit akan mendorong perubahan yang berkelanjutan dan membuka peluang baru bagi semua pemangku kepentingan di ekosistem distribusi.”

Model bisnis dan target

Melalui pendanaan ini, Baskit berencana meningkatkan mutu teknologi, mengembangkan tim praktisi industri, serta memperluas kemitraan. Sejak beroperasi di akhir 2022, Baskit mengaku telah banyak menjangkau pasar di Jawa Barat dan Jabodetabek. Saat ini total karyawan Baskit ada 20 orang.

Baskit juga berkomitmen untuk mendukung digitalisasi rantai distribusi Indonesia. Dalam proses mendukung ribuan pengusaha lokal, Baskit berfokus pada lapisan rantai distribusi serta menciptakan rantai pasok yang lebih efisien dengan visibilitas dan akses pembiayaan yang lebih baik.

Ada tiga solusi utama yang ditawarkan Baskit antara lain fitur untuk meningkatkan penjualan, perangkat digital untuk efisiensi operasional (misal, manajemen inventori dan pembukuan dasar), dan akses untuk modal kerja yang telah disalurkan lewat platform KoinWorks dan segera menambah opsi lewat platform lainnya.

“Dana yang terkumpul akan digunakan untuk memperluas jangkauan geografis kami di Jawa Barat dan Jawa Tengah, sambil mencari pemimpin yang relevan untuk meningkatkan teknologi kami dan menyelesaikan jalur kerja sama merek dan distributor yang ditargetkan pada semester II 2023.” Tutup Yann.

Baskit memosisikan diri sebagai supply chain enabler. Di Indonesia, kebanyakan solusi yang disediakan adalah e-commerce enablertermasuk aCommerce, SIRCLO, dan JetCommerce. Beberapa pemain baru di ranah ini, yaitu Aloshop yang fokus pada omnichannel, dan Plugo yang baru saja meraih pendanaan.

Application Information Will Show Up Here


Disclosure: DS/X Ventures (bagian DailySocial Group) merupakan salah satu investor Baskit

The Big Leap: Peran Teknologi Tingkatkan Retensi Pengguna Lewat Personalisasi

Isu tech winter masih hangat dibicarakan, mengingat terus mengalirnya pemberitaan layoff  dari startup teknologi. Perusahaan rintisan kini semakin mengencangkan ikat pinggang dan fokus pada strategi perusahaan untuk mendulang profit. Dimulai dari menjaga retensi pengguna yang sudah ada di platform.

Platform manajemen pelanggan CleverTap berkolaborasi dengan e27 mengadakan Roadshow The Big Leap di 6 kota di Asia Tenggara, termasuk Jakarta. Acara yang bertajuk “The Indonesia Retention Pinnacle: Personalized Customer Journeys with Innovative Technology” ini bertujuan untuk membantu para pemain industri meningkatkan pertumbuhan dan retensi pelanggan.

Beberapa pemain industri yang turut hadir dalam acara ini adalah VP of Brand Communication Kitabisa.com Iqbal Hariadi, Co-Founder & CMO Sociolla Chrisanti Indiana, serta VP of Marketing Rukita Lika Aprilia Samiadi. Mereka mewakili perusahaan rintisan di Indonesia yang juga tengah berjuang mempertahankan retensi pengguna.

Membangun relasi personal

Memberi pengalaman personal kepada pengguna merupakan salah satu strategi bisnis yang sangat penting, agar setiap pengguna merasa mereka dikenal secara personal dan merasa yakin dapat mengandalkan sebuah brand untuk setiap kebutuhan. Bila perusahaan bisa menangkap peluang itu, maka penjualan dan kesetiaan pelanggan secara otomatis akan mengikuti.

Startup retailer kecantikan Sociolla mengungkapkan bahwa mereka memiliki misi untuk menjadi user’s best friend atau sahabat pengguna. Setiap kampanye yang digalakkan juga selalu disesuaikan dengan preferensi para penggunanya. Hal ini sesuai dengan misinya ‘liberating self-care for everyone’, menjangkau semakin banyak beauty enthusiast di seluruh Indonesia.

Terkait pendekatan secara personal ini, Chrisanti angkat bicara, “Kami ingin menciptakan nilai dalam produk-produk yang kami salurkan melalui Sociolla. Kami ingin menjadi merek yang autentik. Hal ini memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tetapi kami merasa ini penting untuk bisa bertahan di industri.”

Sociolla sendiri saat ini tengah fokus pada solusi omnichannel dengan menggabungkan pengalaman online dan offline yang seamless. Dari situ, perusahaan dapat menghilangkan semua hambatan dan batasan bagi pelanggan untuk berbelanja sesuai keinginan mereka, di mana saja dan kapan saja.

Selain itu, strategi omnichannel menjadi lebih relevan dengan perilaku pelanggan saat ini. Bertahannya preferensi digital dan omnichannel di antara konsumen Indonesia adalah salah satu dari lima tema konsumen baru yang diperkirakan akan terus berlanjut pasca-COVID 19.

Fokus pada solusi

Salah satu startup yang juga hadir dalam acara ini adalah Rukita, yang dikenal sebagai platform penyedia sewa hunian jangka panjang. Perusahaan dinilai memiliki tingkat pertumbuhan yang cukup pesat dengan usia yang masih terbilang belia.

Rukita saat ini berfokus pada banyak hal. Salah satunya adalah tentang bagaimana pengembangan produk teknologi Rukita mampu meningkatkan pengalaman terhadap para pelaku ekonomi di dalam ekosistemnya, mulai dari konsumen (penyewa), agen properti, hingga rekan atau mitra.

Dalam memasarkan brand terkadang pemasar juga terlalu fokus pada kinerja perusahaan. “Fokus pada apa yang dapat dilakukan brand dalam menyediakan solusi bagi pengguna, daripada sekadar apa yang bisa dilakukan brand,” tegas VP of Marketing Rukita Lika Aprilia Samiadi.

Ke depannya, perusahaan memiliki long-term goal untuk bisa menyediakan tempat tinggal yang nyaman, terjangkau, dan assle-free di seluruh Indonesia. Beberapa waktu lalu, Rukita juga baru saja mengakuisisi Infokost yang merupakan startup yang bergerak di bidang online listing untuk sewa hunian seperti indekos dan sejenisnya.

Memanfaatkan data

Terlepas dari industrinya, pemanfaatan data telah diakui menjadi kunci pengambilan keputusan yang cerdas. Selain dapat mengukur tingkat retensi secara akurat dan memperbaiki metrik, data menyediakan semua hal yang dibutuhkan untuk mengukur kinerja serta mengidentifikasi strategi dan fitur yang memberikan dampak.

Kitabisa.com turut berbagi mengenai strategi perusahaan dalam menjaga retensi dan mendorong pertumbuhan penggunanya. Salah satunya adalah dengan mengembangkan donasi otomatis yang bisa dipersonalisasi sesuai preferensi pengguna. Dalam hal ini, Kitabisa fokus pada aplikasi mobile dan menggunakan teknologi pemasaran untuk mengingatkan pengguna memberikan donasi.

Saat ini kecerdasan artifisial (AI) juga menjadi salah satu teknologi yang ramai dikembangkan perusahaan teknologi. Melihat kesuksesan dari ChatGPT, tidak sedikit startup yang berusaha mengaplikasikan teknologi AI terhadap solusi yang ditawarkan perusahaan. Meskipun begitu, beberapa perusahaan masih yakin pada pendekatan personal untuk bisa menjangkau dan menjaga loyalitas pengguna.

Salah satu contohnya adalah chatbot yang sudah banyak digunakan sebagai pengganti customer service (cs). Untuk pertanyaan dasar, teknologi ini sangat membantu, namun untuk pertanyaan yang lebih spesifik, chatbot bukanlah sebuah solusi. “Para pengguna kalian adalah manusia, maka layani mereka layaknya seorang manusia,” tegas COO PT MNC OTT Network Roy Debashis.

“Mulai dari rasa empati untuk bisa lebih dekat dengan pengguna. Dari situ, kita akan mulai mendapatkan data, karena data adalah basis untuk menciptakan solusi. Ingatlah juga untuk berinvestasi pada customer service atau pelayanan pelanggan,” tambah Chrisanti.

Kolaborasi Artopologi dan Gunawarman Group Hadirkan Pameran Seni Rupa dan Teknologi Blockchain

Startup pengembang platform marketplace karya seni yang terkoneksi blockchain, Artopologi, bekerja sama dengan Gunawarman Group menggelar pameran seni bertajuk “The Palette and The Plate”. Berlokasi di Sofia at the Gunawarman, pameran yang menghadirkan berbagai karya seni kontemporer bersama sajian hidangan dan musik ini telah dibuka sejak tanggal 18 Maret 2023 hingga 30 April 2023.

Karya seni yang dipamerkan telah dikurasi ketat oleh tim Artopologi dan rekannya yakni Galeri Semarang, yang merupakan galeri kontemporer bagi karya seni kelas dunia dari seniman lokal dan internasional. Pameran ini diharapkan bisa menghadirkan pengalaman yang spesifik dan unik, seperti teknik seni rupa ilusi optik.

Beberapa seniman yang karyanya dipamerkan termasuk Agapetus Kristiandana, Andy Dewantoro, Bestrizal Besta, Gabriel Aries, Galam Zulkifli, Ines Katamso, Maryanto, Seulgi Yoon Suak, dan Tara Kasenda. Setiap karya seni yang dipamerkan juga akan disertai dengan sertifikat keaslian digital yang terdaftar di blockchain.

Founder & CEO Artopologi Intan Wibisono mengungkapkan bahwa kerja sama ini merupakan program rutin yang diadakan dalam rangka menyediakan ruang, baik online maupun offline, untuk menghadirkan karya seni dalam hidup sehari-hari. “Pameran serupa akan diadakan secara berkala oleh Artopologi di berbagai ruang alternatif di mana para pencinta seni berkumpul,” tambahnya.

Seluruh karya yang terpajang dapat diakses dan dikoleksi langsung melalui situs resmi Artopologi dengan mata uang rupiah, termasuk sertifikat keaslian berbasis blockchain tanpa memerlukan mata uang kripto. Kurasi karya yang dipamerkan selama The Palette and The Plate berlangsung juga akan diperbarui secara berkala.

Platform Artopologi sendiri resmi diperkenalkan ke ruang publik pada Oktober 2022 lalu melalui penyelenggaraan pameran bertajuk “Rekam Masa” di Museum Nasional, Jakarta. Makna dari tema tersebut menandai kehidupan pada masa/zaman seseorang, ditandai dengan stempel waktu yang dimiliki teknologi blockchain.

Sebagai platform web3 untuk karya seni, Artopologi memiliki misi untuk menjembatani ekosistem seni konvensional dengan teknologi terkini demi meregenerasi kolektor seni di Indonesia. Perusahaan juga telah mendapatkan pendanaan pra-awal yang dipimpin oleh Ideosource.

Platform web3 untuk karya seni di Indonesia

Karya seni memiliki arti yang sangat luas, menurut KBBI, arti lain seni adalah karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa. Bentuknya sendiri juga bermacam-macam seperti tari, lukisan, ukiran, atau musik. Di Indonesia, selain Artopologi ada beberapa platform web3 yang juga fokus pada karya seni seperti Netra yang fokus menyasar pasar seni musik.

Platform Netra menawarkan kepemilikan dan hak royalti atas karya musik musisi lokal Indonesia maupun internasional dalam bentuk aset digital NFT ke para penggemarnya. Inisiatif ini memungkinkan musisi meraih pendapatan alternatif dari kegiatan berkarya yang pada dasarnya mengurangi atau menghilangkan porsi pekerjaan (dan porsi bagi hasil) oleh penengah seperti distributor, bahkan label.

Perusahaan menerapkan prinsip desentralisasi, keuntungan yang diperoleh melalui streaming musik akan langsung ditransfer ke musisi dan dapat diklaim oleh pemilik NFT Netra tanpa intervensi pihak ketiga. Dan dengan memanfaatkan teknologi blockchain, keamanan dan keaslian setiap transaksi bersifat terjamin dan transparan.

Selain dari sisi pemain industri, pemerintah juga mendukung kehadiran dari platform web3 di tanah air. Hal ini terbukti dalam lisensi yang belum lama ini diperoleh platform payment gateway untuk transaksi kripto Alchemy Pay. Perusahaan bekerja sama dengan fintech lokal dalam mengoperasikan layanan pengiriman uang dan remitansi.

Laporan  “Indonesia Web3 Landscape dan Crypto Outlook 2022” yang dirilis Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) dan Indonesia Crypto Network (ICN) menunjukkan bahwa terdapat 569 perusahaan atau startup terdaftar di sistem Online Single Submission (OSS) yang masuk dalam kategori “Aktivitas Pengembangan Teknologi Blockchain” dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Industri (KBLI) 62014.

Lanskap industri Web3 di Indonesia. Sumber: Indonesia Cypto Outlook 2022

Misi Platform Edtech “Edukita” Dorong Pembelajaran Daring Interaktif

Edtech merupakan sektor yang berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir. Model pembelajaran daring memungkinkan orang untuk dapat belajar di mana dan kapan saja. Hal ini menjadi salah satu alasan edtech masih banyak diminati. 

Edukita, platform edtech yang berdiri sejak dua tahun terakhir ini, memiliki misi sederhana untuk memberikan pengalaman belajar internasional yang dapat dijangkau secara luas di Indonesia. Pihaknya menilai akses terhadap informasi, konten, dan pengetahuan sangat berkembang, tetapi tidak diikuti dengan motivasi belajar.

Maka itu, Edukita hadir sebagai platform pembelajaran daring yang interaktif dengan metode pengajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar anak. Platform ini mengklaim punya konsep kelas yang berbeda dari kelas pada umumnya. Kurikulumnya terbagi antara 80% praktik dan 20% teori, yang mana bertujuan untuk mengajarkan para siswa untuk berpikir kritis.

“Bukan dengan cara tradisional, seperti membaca jurnal riset, tetapi dengan kelas menyenangkan seperti ‘Detective Club’. Kami mengajak siswa mencari petunjuk, menyimpulkan, dan mempresentasikan kasus ini di kelas. Metode ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis hingga menyelesaikan masalah,” tutur Co-Founder & CEO Edukita Peter Gumulia dihubungi oleh DailySocial.id.

Peter berpendapat, kebanyakan pembelajaran daring saat ini cenderung membosankan. Hal ini membuat banyak siswa dan orang tua menganggap online learning tidak lebih efektif dari pembelajaran tatap muka. Padahal, salah satu fondasi penting dari online learning adalah peningkatan motivasi belajar anak.

“Kami percaya pentingnya mendorong motivasi belajar anak dari usia dini dengan mendesain program belajar yang menginspirasi siswa untuk cinta proses belajar, agar mereka bisa tumbuh menjadi lifelong learner. For us in Edukita, we aim to make learning fun,” tambahnya. 

Di era revolusi 4.0 yang serba digital ini, anak-anak Indonesia dinilai perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan global di masa depan. Kurikulum Edukita sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, dengan mengedepankan relevansi dan lebih interaktif, yang melibatkan partisipasi aktif antara siswa dan guru.

Program Edukita

Berawal dari 5 siswa, berkembang menjadi 50 siswa dan ke 100 siswa, Edukita menyebut kini telah membantu ribuan keluarga di Indonesia. Adapun, program Edukita menerima murid dari usia 4 sampai dengan 18 tahun.

Saat ini, Edukita baru menawarkan program belajar Bahasa Inggris. Menurut Peter, materi bahasa Inggris adalah langkah awal dari Edukita. “Kami mulai dari bahasa Inggris karena kami percaya skill ini tak hanya penting, tapi wajib dimiliki oleh generasi penerus di Indonesia. Ke depannya, kami bertujuan untuk terus menyediakan produk pengembangan keterampilan holistik yang erat selaras dengan misi kami,” ujar Peter.

Edukita mendesain program belajar yang menginspirasi siswa untuk menyukai proses belajar. Tenaga pendidik dituntut fokus mengajarkan the ‘How’, tidak hanya the ‘What’. Di kelas, siswa tidak hanya menerima materi secara terus menerus, melainkan siswa didorong untuk menyampaikan pendapat dengan topik-topik pembicaraan yang relevan dengan keseharian.

Terdapat dua program utama untuk kelas bersama native speaker, program regular yang berisi 10-15 murid dan small group yang berisi 4-6 murid. Di samping itu ada juga program bridging dengan guru lokal yang berpengalaman dari tempat kursus ternama. Edukita juga menawarkan kelas gratis sebelum para murid mengambil program penuh.

Program utama di Edukita melatih keterampilan praktik verbal (conversation) dan menulis (writing), bukan hanya teori dan hafalan pada umumnya. Selain program tersebut, Edukita menyediakan program-program pilihan berbasis internasional lainnya seperti Public Speaking, Book Club, dan Debate.

Kurikulum di Edukita berbasis internasional: ACTFL dari Amerika Serikat dan CEFR dari Eropa. Materi kelas mencakup topik-topik menarik, menyenangkan, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Metode pengajaran didesain untuk membangun kepercayaan diri dan kemampuan berpikir kritis agar murid-murid siap untuk menghadapi tantangan di dunia modern.

Tenaga pendidik di Edukita sendiri sudah melalui proses kurasi yang ketat. Kunci Edukita dalam merekrut adalah keberagaman. “Guru-guru kami tinggal di berbagai belahan dunia, mayoritas berasal dari Amerika Serikat dan Inggris. Kami memiliki guru dengan pengalaman di special education, bahkan ada juga yang bekerja di Disneyland,” tambah Peter.

Sumber: DSResearch

Di Indonesia sendiri, sektor edtech masih terus berkembang meski beberapa pemain besar sempat diterpa badai layoff. Berdasarkan data dari laporan DSResearch bertajuk “Edtech Report 2020: Transforming Education” terdapat sekitar 50 pemain edtech yang dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kategori.

Perusahaan Motor Listrik Charged Dikabarkan Terima Pendanaan Baru 49 Miliar Rupiah

Pengembang sepeda motor listrik Charged Indonesia dikabarkan meraih pendanaan baru senilai $3,2 juta atau lebih dari Rp49 miliar dari perusahaan kendaraan listrik global Vmoto Soco Group. Investasi ini sebagai bentuk kepercayaan Vmoto pada Charged setelah menjalin kerja sama dalam mengembangkan bisnis EVaaS (Electric Vehicle as a Service).

Dilansir dari Data Vantage, buah dari investasi tersebut adalah Vmoto mendapat 8% saham di Charged Indonesia. Sebelumnya, Charged sempat mengantongi pendanaan tahap awal dari DeClout Ventures senilai $4,5 juta.

Sejak berdiri, pengembangan produk motor listrik Charged didukung sebuah komplek industri zero energy (menggunakan sumber daya energi berkelanjutan) seluas 16.000 meter persegi di Jabodetabek. Nantinya lokasi tersebut akan digunakan untuk pusat penelitian dan pengembangan, experiential center, serta sebagai pusat produksi.

Di tahap awal, perusahaan merilis 3 model sepeda motor listrik yang praktis dan terjangkau yakni Rimau, Anoa, dan Maleo. Sebelumnya, motor listrik Charged tersedia dengan mekanisme berlangganan yang fleksibel dengan biaya Rp1,65 juta per bulan dan flat untuk semua jenis motor listriknya. Di tahun ini, Charged telah menambahkan opsi kepemilikan per 1 Januari 2023.

Motor listrik Charged ditawarkan dengan harga beragam sesuai dengan kapasitas dan kualitas di kelasnya. Seperti varian Rimau dibanderol dengan harga Rp48 juta, Anoa Rp46 juta, dan Maleo Rp38 juta. Perusahaan juga memberikan garansi baterai tiga tahun atau 1.500 siklus baterai tergantung mana yang tercapai terlebih dulu.

Charged memulai bisnis dengan tim kecil beranggotakan 5-6 orang saja. Hingga kini, perusahaan semakin mengembangkan bisnis dan telah mempekerjakan sekitar 100 orang pegawai. Pemain lain yang juga menawarkan produk serupa adalah Alva One yang belum lama ini juga memperoleh suntikan dana dari Standard Chartered Indonesia.

Dampak penggunaan kendaraan listrik

Proyek ambisius pemerintah untuk transisi ke kendaraan listrik (EV) mulai gencar dilakukan untuk menekan penggunaan bahan bakar fosil dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Dunia pun sudah mulai menyadari potensi yang dimiliki oleh kendaraan listrik, baik sebagai solusi untuk keberlangsungan bumi maupun sebagai peluang untuk memajukan ekonomi.

Belum lama ini, pemerintah resmi menerbitkan aturan mengenai pemberian bantuan subsidi untuk pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yakni motor listrik dan mobil listrik, yang akan dimulai pada 20 Maret 2023.

Untuk usulan program 2023 ini, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengungkapkan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan subsidi untuk pembelian motor listrik roda dua sebesar Rp7 juta per unit dan sudah diajukan sebanyak 200 ribu unit motor sampai pada Desember 2023.

Insentif itu dimaksudkan dalam rangka mempercepat industri KBLBB di Tanah Air. Adapun, percepatan ini dalam rangkak mendorong efisiensi dan ketahanan energi, serta terwujudnya kualitas udara bersih dan ramah lingkungan

Dalam keterangan resmi, Agus juga mengungkapkan beberapa manfaat pembelian dan penggunaan EV di Indonesia. Pertama, Indonesia memiliki nikel dengan jumlah cadangan terbesar di dunia yang memungkinkan negara dapat mengembangkan baterai kendaraan listrik dengan nikel sebagai bahan bakunya.

Kedua, peningkatan kendaraan listrik dapat membantu negara secara fiskal karena akan mengurangi subsidi bahan bakar fosil. Ketiga, insentif ini akan ‘memaksa’ produsen mobil/motor listrik untuk mempercepat realisasi investasi di Indonesia. Lalu, sebagai bagian dari komunitas global, Indonesia dapat membuktikan komitmen kita dalam mengurangi emisi karbon.

Meskipun begitu, dibalik dampak positif yang disebutkan, masih ada beberapa hal yang patut menjadi pertimbangan. Di satu sisi, industrialisasi baterai untuk kendaraan listrik dapat memperkuat ekonomi negara. Namun di sisi lain, penambangan secara masif dapat menimbulkan dampak permanen terhadap lingkungan hidup masyarakat sekitar.

Selain itu, pemberian insentif ini dapat dibilang sebagai salah satu strategi pemerintah dalam melancarkan penyebarluasan EV di Indonesia dengan menjadikannya affordable. Namun, apa jadinya ketika jumlah kendaraan pribadi di jalan akan semakin meningkat? Beberapa hal ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mempersiapkan solusi selanjutnya dalam industri terkait.