Antusiasme Konsumen E-commerce Selama Promo Belanja Akhir Tahun di Media Sosial

Tentu kita ingat, ketika menjelang hari raya atau libur akhir tahun, supermarket di berbagai kota sibuk mengadakan promo besar-besaran. Mengundang riuh konsumen dengan penawaran diskon hingga produk spesial. Dinilai efektif, strategi tersebut kini turut diaplikasikan oleh peritel online di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Terlebih menjelang akhir tahun, ragam acara pesta belanja diadakan, mulai dari Singles’ Day 11.11 hingga Harbolnas 12.12.

Untuk melihat penilaian konsumen e-commerce dalam menanggapi momen-momen belanja online, firma riset Meltwater mencoba menganalisis sentimen masyarakat di media sosial. Periset menarik jutaan data relevan yang membahas tentang pesta belanja di Twitter, Facebook, YouTube, Instagram, blog dan forum online. Penelitian ini dilakukan di Singapura, Malaysia, Filipina dan Indonesia di jenjang waktu 11 Oktober 2017 – 25 Januari 2018.

Pesta akhir tahun menjadi puncak

Berdasarkan impresi yang ditangkap, orang cenderung paling banyak memperbincangkan tentang promo dan pesta belanja menjelang akhir tahun (54,6%), khususnya di momen liburan Natal dan tahun baru. Persentase tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan dua momen belanja lain yang jatuh di bulan November –yakni Black Friday (22,5%) dan Singles’ Day (20,9%). Riset turut mencatat gairah pesta belanjanya sendiri sudah mulai memanas semenjak awal bulan Oktober.

Data Promo Akhir Tahun E-commerce
Tema promo akhir tahun yang paling diminati / Meltwater

Dari empat negara yang menjadi fokus penelitian, Indonesia mencorong volume percakapan tertinggi mengenai ketiga momen pesta belanja tersebut di atas. Persentasenya keterlibatannya mencapai 57%. Sementara Filipina menyumbangkan 30%, Malaysia 12%, dan Singapura 1%. Ada banyak faktor yang membuat Indonesia berada di peringkat atas. Pertama, peningkatan penetrasi internet dan ponsel pintar di kalangan masyarakat menengah ke bawah.

Kedua terkait makin matangnya ekosistem e-commerce di Indonesia, khususnya dalam sistem pembayaran. Kemudahan transaksi dinilai memberikan dorongan yang kuat. Temuan ini sekaligus mengonfirmasi bahwa Indonesia memang menjadi pangsa pasar terbesar untuk layanan e-commerce di Asia Tenggara dengan berbagai karakteristiknya.

Layanan e-commerce yang paling banyak diperbincangkan

Laporan tersebut turut merilis platform yang paling banyak dibincangkan dalam momen belanja tahun lalu tersebut. Shopee berada di peringkat pertama di Indonesia dengan 40%, disusul Tokopedia 26% dan Lazada 21%. Sebagai pemain yang cukup baru, Shopee menunjukkan pertumbuhan yang sangat tinggi. Riset lain yang dirilis MarkPlus beberapa waktu lalu juga menempatkan Shopee di peringkat pertama, disusul Tokopedia.

Data Promo Akhir Tahun E-commerce
Layanan e-commerce yang paling banyak diperbincangkan / Meltwater

Secara lebih detail, di periode promo tersebut Shopee Indonesia mengadakan serangkaian kampanye pemasaran di media sosial. Postingan promo pertama diunggah pada 9 Oktober 2017 pukul 20.18 WIB dengan dibumbui tagar tertentu. Konten tersebut berhasil mendapatkan 5,7 ribu like, 747 share, dan 60 ribu komentar. Selama periode promo, Shopee sekurangnya membelanjakan $247,538 per minggu untuk iklan di media sosial.

Rata-rata impresi terbaik di media sosial Shopee selama masa tersebut didapat pada postingan di hari Senin setelah jam kerja. Beberapa tipe konten populer seperti video pendek dan gambar atau tulisan berbau motivasi.

Di Singapura, layanan Amazon adalah paling banyak diperbincangkan. Di Filipina dan Malaysia, layanan e-commerce paling populer adalah Lazada.

BlockBali 2018 Akan Hadirkan Regulator, Bahas Peluang dan Aturan Blockchain di Indonesia

BlockBali 2018 sebagai rangkaian konferensi mengenai blockchain dan aset kripto akan diselenggarakan oleh Indodax pada 17 November 2018 mendatang di Bali. Acara ini ditujukan untuk menghadirkan titik terang bagi para pelaku industri blockchain di Indonesia. BlockBali 2018 akan menghubungkan pakar blockchain dunia, pelaku industri, dan pemerintah.

Ada beberapa perwakilan pemerintah Indonesia yang akan turut andil dalam konferensi ini, di antaranya Alvin Taulu (OJK) dan Nyoman Sastra (PPATK). Mereka akan membahas lebih dalam mengenai peluang dan tantangan industri blockchain dan cryptoasset di Indonesia, serta regulasi terkait penetapan cryptoasset sebagai suatu komoditas di Indonesia secara lebih luas.

“Perwakilan pejabat senior pemerintah dalam BlockBali 2018 ini akan menjadi daya tarik tersendiri khususnya bagi pelaku industri blockchain di Indonesia. Peran strategis mereka sebagai regulator terkait teknologi blockchain dapat menjadi titik terang bagi para penggiat blockchain dan cryptoasset,” ujar Oscar Darmawan, CEO Indodax dan pelopor BlockBali 2018.

BlockBali 2018 merupakan seri lanjutan dari konferensi mengenai blockchain dan cryptoasset yang sebelumnya pernah diselenggarakan di Jakarta dan Bali sejak tahun 2017. Konferensi yang akan digelar di The Trans Resort Bali ini dipelopori oleh Indodax, sebuah marketplace digital assets terbesar di Indonesia yang telah melayani lebih dari 1,4 juta member dalam jual beli aset kripto.

Mengacu pada BlockBali yang diselenggarakan tahun lalu, tercatat partisipasi sebanyak lebih dari 300 delegasi yang berasal dari 26 negara. Untuk itu, BlockBali 2018 ini diproyeksikan akan mendatangkan lebih dari 500 delegasi dari pelaku industri blockchain dunia, lebih dari 20 pakar blockchain sebagai narasumber, dan eksibisi dari 20 perusahaan blockchain kelas dunia.

BlockBali 2018 akan turut menghadirkan Exhibit Spaces, yakni sebuah kesempatan untuk bertatap muka dan mendengar pandangan para pakar blockchain dunia secara langsung dalam eksibisi yang akan menghadirkan kumpulan pelaku industri blockchain terbaik dunia.

Konferensi ini juga menawarkan kesempatan bagi pelaku industri blockchain yang hadir untuk memperluas networking dan berdiskusi mengenai strategi mendalam bersama para pakar blockchain melalui Pre-Conference Networking yang akan digelar sehari sebelum konferensi dimulai.

Sebagai penutup rangkaian konferensi yang berlokasi di jantung pariwisata Indonesia ini, peserta akan disuguhkan kemeriahan suasana Bali dalam After-Conference Party, serta keindahan panorama sunset di pantai Bali dan keragaman budaya Bali melalui Sunset Dinner Cruise.

Untuk informasi registrasi konferensi ini, silakan kunjungi: https://www.blackarrowconferences.com/blockbali.html.

Disclosure: DailySocial adalah media partner BlockBali 2018

Go-Jek Partners with DBS to Launch Business in Singapore

DBS and Go-Jek, today (11/12) announced a strategic partnership to support Go-Jek payment services in Singapore. Later, this partnership will reach other countries in Southeast Asia by presenting payment service innovation.

In the coming weeks, Go-Jek is to launch the ride-hailing app’s beta version in Singapore. In this partnership, DBS customers in Singapore will gain opportunities and special offers.

“We partnered up with companies having similar vision like Go-Jek to build the inclusive digital ecosystem for our customers,” Tan Su Shan, DBS’ Group Head of Consumer Banking, said.

He said that DBS Singapore has been distributed more than four million active debit/credit card for the public. They’ve also launched a digital wallet app called DBS PayLah! for customer’s non-cash payment.

Moreover, Andre Soelistyo, Go-Jek’s President, said this partnership is a proper step of the company. It is expected to gain customer’s enthusiasm, particularly those using DBS.

“We are looking forward to launching a beta version of our service in the coming weeks. We’ve received positive responses from the driver community since we opened up pre-registration. We believe through this partnership with DBS, there will be similar responses from consumers,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Survei MarkPlus: Shopee Jadi Platform E-commerce Paling Populer Saat ini

Kendati tidak sedinamis beberapa tahun sebelumnya, industri e-commerce di Indonesia tetap menarik untuk diikuti. Potensi pangsa pasar yang besar, membuat para pemain berlomba-lomba untuk menjadi pemimpin pasar. Berbagai strategi dan dukungan modal besar menghiasi persaingan bisnis jual beli online tersebut. Di Indonesia saja, dua “unicorn” hadir dari kategori e-commerce.

Untuk melihat tren terkini, MarkPlus Inc mengadakan sebuah survei terkait brand awareness pemain e-commerce di Indonesia. Daru responden yang mengaku menggunakan e-commerce minimal 4x dalam 3 bulan terakhir, didapatkan data bahwa Shopee (31%) menjadi top of mind brand. Disusul oleh Lazada (20,3%) dan Tokopedia (17,9%). Temuan ini tidak jauh berbeda dengan hasil riset DailySocial yang diterbitkan beberapa waktu lalu.

Ada tiga hal yang menjadi pertimbangan utama oleh responden saat memilih layanan e-commerce. Pertama ialah promo yang disajikan (61,3%), kedua terkait dengan harga produk yang lebih murah, dan ketiga reputasi dari brand e-commerce tersebut (53,8%). Sementara itu hampir seluruh responden (91,3%) lebih suka mengakses platform melalui ponsel pintarnya.

“Strategi seperti banyak promo, harga murah, reputasi baik, sampai gratis biaya kirim adalah alasan mengapa konsumen memilih berbelanja di platform e-commerce. Ini juga yang membuat brand-brand ternama bertahan,” ungkap Associate of High Tech, Property and Consumer Industry of MarkPlus, Irfan Setiawan.

Dalam survei turut memaparkan bagaimana popularitas e-commerce di tiap daerah. Tokopedia menjadi yang paling sering diakses di Jakarta. Sementara Shopee menjadi yang paling sering diakses di Bandung, Surabaya, Semarang dan Makassar. Lazada mendapatkan tempat pertama di konsumen Medan.

“Pemain-pemain seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, dan Bukalapak adalah nama-nama pemain e-commerce yang paling sering disebut responden. Shopee, yang menjadi e-commerce paling banyak diakses oleh responden dalam tiga bulan terakhir,” sebut Irfan.

Siji Digitalkan Museum dengan Augmented Reality

Teknologi augmented reality (AR) dapat dijadikan alat untuk merepresentasikan beragam jenis objek secara visual. Di tangan Siji Studio, AR dimanfaatkan untuk mendigitalkan museum agar membuat konten belajar sejarah di dalamnya menjadi lebih seru.

Menurut pemaparan Dimas Fuady selaku Co-Founder & CEO Siji Digital Solution, pengembangan konten museum dengan AR dinilai akan efektif. Pasalnya kondisi saat ini penyajian artefak museum dinilai kurang “out of the box”, bahkan di beberapa tempat pemandunya kurang memadai.

“Situasi ini berbeda ketika kita berkunjung ke museum di luar negeri, katakanlah di Singapura. Di sana penyajiannya sangat menawan, mengombinasikan story telling yang bagus dengan teknologi dan instalasi seni,” ujar Dimas.

Sayangnya inisiatif ini masih dilakukan oleh tim Siji secara mandiri. Belum ada kemitraan khusus dengan pemerintah. Siji bekerja sama langsung dengan pengelola. Museum berlangganan layanan Siji AR yang dibayar secara tahunan.

“Museum Kebangkitan Nasional, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Museum Sumpah Pemuda, Museum Nasional kini sudah mengimplementasikan produk Siji AR. Siji AR juga berfungsi sebagai virtual guide bagi pengunjung,” terang Dimas.

Siji AR sudah dikembangkan sejak tahun 2014 lalu. Ketika itu Siji Studio tengah dalam naungan program inkubasi Telkom. Hingga pada akhirnya setelah lulus, kini Siji Studio menjadi mitra strategis Telkom untuk pengembangan produk digital — Telkom juga memiliki kepemilikan saham di Siji Studio.

Tak hanya kembangkan produk AR

Siji Studio juga memproduksi beberapa teknologi penunjang  solusi berbasis IoT, seperti platform artificial intelligence, peralatan automation, dan robotika. Salah satu portofolio Siji adalah Toko Tanpa Awak pertama di Indonesia, sejak Maret 2018 sudah beroperasi di lantai 11 gedung Telkomsel Smart Office.

Siji juga mengarsiteki sistem Bank Tanpa Awak di salah satu institusi pelat merah. Digital branch yang dikembangkan didesain untuk layanan bank (buka rekening, ganti kartu ATM, layanan pengaduan dan pelanggan) bisa dilakukan sepenuhnya dengan mesin.

“Siji AR awalnya dedikasikan sebagai media alternatif untuk industri periklanan. Siji AR sempat diimplementasi di salah satu majalah otomotif, tapi memang secara pengguna masih sedikit sekali sehingga tidak diperpanjang. Dari situ kami berpikir untuk tidak melanjutkan penetrasi ke pasar, sambil melakukan evaluasi bisnis dan teknis,” tutup Dimas.

Go-Jek Jalin Kerja Sama dengan Bank DBS, Segera Resmikan Kehadiran di Singapura

Bank DBS dan Go-Jek hari ini (12/11) mengumumkan kerja sama strategis untuk mendukung layanan pembayaran Go-Jek di Singapura. Ke depannya, kemitraan ini akan berlanjut menjangkau negara-negara lain di Asia Tenggara dengan menghadirkan inovasi layanan pembayaran.

Beberapa minggu mendatang, Go-Jek akan segera meresmikan versi beta aplikasi ride-hailing di Singapura. Dengan kemitraan ini, pelanggan DBS di Singapura nantinya akan mendapatkan beberapa kesempatan dan penawaran khusus.

“Kami bermitra dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki kesamaan visi, seperti Go-Jek, untuk membangun ekosistem digital yang inklusif bagi nasabah kami,” sambut Group Head of Consumer Banking Bank DBS, Tan Su Shan.

Disampaikan juga bahwa saat ini DBS di Singapura telah mengedarkan lebih dari empat juta kartu debit/kredit aktif di masyarakat. Mereka juga sudah meluncurkan aplikasi dompet digital DBS PayLah! untuk kebutuhan pembayaran non tunai bagi nasabahnya.

Sementara itu Presiden Go-Jek, Andre Soelistyo, menyampaikan bahwa kemitraan ini menjadi langkah tepat bagi perusahaan. Harapannya kemitraan dengan DBS dapat menghadirkan sambutan antusias dari kalangan konsumen, khususnya yang sebelumnya menggunakan layanan DBS.

“Kami sangat menantikan peluncuran versi beta layanan kami dalam beberapa minggu mendatang. Kami telah mendapatkan tanggapan yang luar biasa dari komunitas driver sejak kami membuka pra-pendaftaran. Kami yakin bahwa melalui kemitraan dengan DBS, kami akan mendapat sambutan serupa dari konsumen,” ujar Andre.

Application Information Will Show Up Here

XBlockchain Summit 2018 Sukses Tunjukkan Berbagai Inovasi Produk Blockchain

XBlockchain Summit 2018 sukses dilaksanakan pada 9-10 Oktober 2018 lalu di Bali. Sekurangnya acara tersebut dihadiri oleh 500 peserta dari 20 negara. Mereka datang dari berbagai kalangan, mulai dari industri, akademisi, pemerintahan hingga pakar.

Konferensi dua hari tersebut menyoroti beberapa aspek pengembangan masa depan blockchain. Mulai dari aksesibilitas cryptocurrency, ekonomi blockchain, kerangka kebijakan digital, teknologi inklusi hingga penerapan blockchain dalam korporasi. Sekitar 50 pemateri menyampaikan studi kasusnya terkait dengan blockchain.

Tema utama yang diangkat dalam konferensi ialah penggunaan solusi inovatif dan jangka panjang berbasis blockchain untuk pasar global. Beberapa perusahaan blockchain yang turut serta termasuk IBM, Pundi X, NEM.io Foundation dan sebagainya.

“Ketika kita berbicara tentang blockchain, itu bukan [hanya] tentang teknologi keuangan; ini penting untuk pendidikan, kesehatan, sektor energi, hingga investasi. Di mana-mana kita berbicara tentang reformasi, perubahan dan tantangan,” ujar Loreta Maskaliovienė, Wakil Menteri Keuangan Republik Lithuania dalam sesinya.

“Teknologi baru datang ke kehidupan sehari-hari untuk semua orang. Kita seharusnya tidak menutup mata.”

Sebagai salah satu peserta, Pundi X tidak menyia-nyiakan kesempatan. Di sela-sela konferensi, mereka memperkenalkan perangkat terbarunya berbasis blockchain bernama XPhone. Perangkat tersebut merupakan layanan panggilan telepon berbasis blockchain pertama. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa blockchain dapat mendesentralisasikan semua jenis data. Perangkat telepon yang didemokan berjalan protokol khusus yang dimiliki Function X OS.

Selain Pundi X ada juga Poseidon Foundation, mereka meluncurkan solusi berbasis blockchain yang memungkinkan pengguna melestarikan hutan di bumi melalui kredit karbon berkualitas tinggi. Inisiatif tersebut meluncurkan sebuah token kripto bernama OCEAN.

Danny Baskara selaku Founder & CEO Vexanium turut memberikan pemaparan dalam konferensi. Ia menyampaikan sebuah studi kasus penerapan blockchain untuk platform loyalitas pelanggan.

Dengan konferensi ini, setidaknya banyak hal yang menjadi lebih terang, berkaitan dengan adopsi blockchain. Harapannya acara ini dapat menginspirasi dan terus meningkatkan popularitas dan implementasi blockchain ke depannya. XBlockchain Summit akan diadakan lagi tahun depan, pada 29-30 Maret 2019 bertempat di Brazil.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner XBlockchain Summit 2018

Tiga Startup Indonesia Siap Berkompetisi di Final StartCon di Australia

Tiga startup Indonesia akan maju ke babak final dalam kompetisi StartCon “Pitch for $1 Million” di Sydney, Australia. Mereka adalah Halal Local, DuitHape, dan Kerjaku. Ketiganya terpilih pasca memenangkan sesi pitching yang diadakan oleh UnionSPACE di FintechSPACE 26 Oktober lalu.

Sebagai pemenang Regional Final di Jakarta, Halal Local, DuitHape dan Kerjaku akan berangkat ke Sydney untuk mengikuti Grand Final Asia Pasifik pada 31 November – 1 Desember 2018. Dibantu dukungan dari Kedutaan Besar Australia di Indonesia, mereka akan beradu ide dengan puluhan finalis lainnya se-Asia-Pasifik.

Di Regional Final, juri terdiri dari Stefanus Suharjono (Operation and Investment Manager GK – Plug n Play) dan Andreas Surya (VP of Investment Kejora Ventures).

“UnionSPACE mendukung penuh tumbuhnya ide-ide brilian dari pemuda Indonesia. Salah satunya adalah dengan mengadakan acara ini. Selain itu juga dengan menyediakan sarana coworking space di berbagai lokasi di Indonesia dan Asia Tenggara sebagai landing pad bagi startup Indonesia bisa lebih cepat go-internasional,” sambut CEO UnionSPACE, Albert Goh.

Halal Local mendapatkan nilai tertinggi dalam sesi tersebut. Tim Halal Local mengembangkan aplikasi mobile yang memudahkan pelancong muslim untuk mendapatkan berbagai informasi seperti jadwal sholat, arah kiblat, dan informasi bahan makanan halal. Aplikasi juga bisa digunakan oleh pengguna untuk memeriksa istilah kimia kandungan makanan kemasan atau yang berbahasa asing.

Selanjutnya, peringkat kedua ada DuitHape. DuitHape merupakan aplikasi pembayaran yang ditargetkan untuk masyarakat yang belum memiliki rekening bank. Uniknya, meski aplikasi ini didasari semangat amal, secara bisnis tetaplah mendapatkan profit sehingga program yang menjangkau rakyat pedalaman ini bisa bertahan.

Aplikasi Kerjaku menempati peringkat ketiga. Aplikasi ini membantu menjodohkan penyedia lapangan kerja dengan pencari kerja di level buruh (blue collar) dan pelayanan (pink collar). Algoritma Kerjaku memungkinkan kecocokan persyaratan spesifik mulai dari karakter hingga lokasi sehingga mempermudah personalia dan juga mempertinggi kans pencari kerja untuk segera mendapatkan kesempatan panggilan.

StartCon merupakan acara startup tahunan Australia, dan kali ini bekerja sama dengan venture capital asal Australia, Right Click Capital, untuk mengadakan Pitch for $1 Million bagi startup di Asia Pacific. Pitch for $1 Million adalah kompetisi di mana startup dari 14 kota di Asia Pasifik memperebutkan dana investasi sebesar 1 juta dolar Australia.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner StartCon

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Payfazz Luncurkan Aplikasi POS untuk UMKM Bernama “Sellfazz”

Layanan finansial digital berbasis keagenan Payfazz meluncurkan produk barunya bernama Sellfazz. Berbentuk point of sales (POS), aplikasi di platform Android tersebut didesain untuk membantu UMKM dalam melakukan pencatatan penjualan dan pembukuan. Sejak diluncurkan pada tanggal 15 Oktober 2018 lalu, saat ini Sellfazz tengah mengudara dalam versi lite, dapat digunakan dan diunduh secara cuma-cuma.

Saat ini belum ada integrasi khusus dengan layanan pembayaran Payfazz. Namun rencana integrasi tersebut sudah masuk dalam pembaruan di versi mendatang. Tim pengembang menyadari, bahwa saat ini sudah banyak layanan berbasis SaaS yang menawarkan sistem POS. Namun mereka cukup percaya diri, dengan pengalaman pengguna yang lebih ringkas, Sellfazz akan diminati oleh pengguna.

“Keunggulan Sellfazz terletak pada keterjangkauan, keandalan, dan kemudahan pemakaiannya. Sellfazz sudah mencakup berbagai fitur yang krusial bagi usaha mikro seperti: pengelolaan produk/stok, pencatatan penjualan/transaksi, pencetakan bukti pembayaran, dan laporan transaksi,” ujar tim pengembang Sellfazz kepada DailySocial.

Sellfazz saat ini juga memiliki aplikasi back office berbasis website yang dapat diakses untuk pengelolaan produk dengan banyak SKU. Di dasbor yang tersedia pengguna juga bisa melihat laporan usaha dengan lebih rinci. Pengembangan aplikasi ini didasarkan pada masalah yang banyak dijumpai di usaha berskala mikro. Saat ini kebanyakan proses pencatatan keuangan usahanya masih dilakukan secara manual, bahkan sebagian besar usaha mikro belum melakukannya. Pada akhirnya akan berdampak pada stagnansi dari usahanya.

“Kami belajar dari kebutuhan agen Payfazz. Sellfazz dibuat dengan tujuan agar awareness pengusaha mikro dan kecil bisa meningkat dalam hal literasi keuangan dan manajemen pengelolaan usaha. Dan ini terbukti kalau kami melihat respons dari pengguna, secara organik belum sebulan diluncurkan Sellfazz sudah memiliki lebih dari 3000 pengguna, kebanyakan dari kalangan pengusaha di bidang warung makan, konter pulsa, dan warung kelontong, juga usaha perorangan seperti online shop,” jelas tim Sellfazz.

Tim pengembang cukup optimis melihat respons pasar, dalam setahun mereka menargetkan setidaknya bisa membantu 100 ribu pengusaha mikro, kecil dan menengah dalam hal modernisasi usaha. Ke depan pihaknya juga ingin memperbanyak kolaborasi, baik dengan startup, institusi keuangan, dan berbagai pihak lainnya agar dampaknya bisa lebih besar lagi. Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan meluncurkan beberapa fitur tambahan khususnya untuk usaha yang sudah lebih berkembang.

Application Information Will Show Up Here

TokoCash Kini Jadi OVO, Tokopedia Tidak Buru Lisensi Uang Elektronik Sendiri

Melalui pemberitahuan email ke pelanggannya, Tokopedia meresmikan penggantian layanan e-wallet miliknya TokoCash dengan layanan OVO milik anak usaha Lippo Group. Inisiatif ini menyusul rilis sebelumnya bahwa OVO dan Tokopedia telah menandatangani kerja sama strategis untuk menambahkan opsi pembayaran.

Sekarang layanan OVO sudah otomatis terintegrasi dengan Tokopedia. Jika pengguna sebelumnya memiliki saldo TokoCash, juga otomatis akan masuk ke akun OVO – terdaftar tanpa harus registrasi secara manual.

Di Tokopedia, pengguna juga dapat mengisi (top up) saldo e-money OVO antara 50 ribu hingga 5 juta. Sebagai informasi, regulasi mengatur batasan maksimal nilai yang disimpan di uang elektronik maksimal 10 juta Rupiah, dengan transaksi per bulan maksimal 20 juta Rupiah.

Berbagai layanan pembayaran di Tokopedia kini dapat dibayar langsung dengan saldo OVO yang dimiliki. Beberapa layanan harus tetap diakses melalui aplikasi Tokopedia, karena opsinya sebagian belum dimiliki di aplikasi OVO.

Tidak lagi memburu lisensi sendiri

Sekitar Oktober 2017, layanan dompet digital milik Tokopedia dihentikan operasionalnya oleh Bank Indonesia (BI). Dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) 20/2018 tentang uang elektronik tersurat jelas dalam pasal 4 bahwa setiap penyelenggara (baik bank atau non-bank) yang mengoperasikan uang elektronik dengan jumlah dana float 1 miliar Rupiah atau lebih harus memperoleh izin dari BI.

Sementara OVO melalui PT Visionet Internasional sudah mendapatkan lisensi sejak Agustus 2017.

Dalam sebuah kesempatan di Bali, DailySocial bertanya ke Direktur Eksekutif Bank Indonesia Onny Widjanarko, mengapa lisensi uang elektronik Tokopedia tidak kunjung dirilis. Secara singkat ia menjawab ada komponen regulasi yang belum berhasil dilengkapi pihak pemohon. Onny juga memastikan bahwa tidak ada proses yang dipersulit, karena semuanya sudah tertuang dalam PBI secara jelas.

Pasal 5 yang tertera dalam PBI tersebut mengelompokkan penyelenggara berdasarkan jenis jasa pembayaran yang diberikan. Dalam hal ini Tokopedia jelas bisa masuk dalam kelompok penyelenggara front end, lebih spesifiknya sebagai penyelenggara dompet elektronik. Artinya dari sisi sistem, tidak ada isu.

Selanjutnya dalam Pasal 7, dituliskan penyelenggara non-bank harus memiliki mayoritas direksi yang berdomisili di Indonesia. Tampaknya ini juga bukan hal yang sulit dilakukan oleh Tokopedia.

Kemudian di pasal 9, menerangkan tentang modal disetor paling sedikit adalah 3 miliar Rupiah. Jelas tidak ada isu, karena Tokopedia adalah salah satu unicorn Indonesia dengan kepemilikan modal investasi >$1 miliar.

Bagian ini dilanjutkan dalam pasal 10 yang menyaratkan soal komposisi kepemilikan saham. Untuk mendapatkan lisensi uang elektronik, perusahaan harus memiliki paling sedikit 51% saham yang dimiliki oleh warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia. Kepemilikan yang dinilai oleh BI termasuk kepemilikan langsung dan/atau kepemilikan secara tidak langsung, dinilai subyektif oleh otoritas BI. Perusahaan yang telah mendapatkan lisensi juga diwajibkan untuk memelihara pemenuhan komposisi kepemilikan tersebut.

Tampaknya soal kepemilikan saham tersebut yang menjadi perkara fundamental di Tokopedia. Setidaknya saat ini ada 8 investor yang membawa Tokopedia hingga putaran pendanaan Seri F. Beberapa nama investornya ialah East Ventures, CyberAgent Ventures, Beenos Partners, Softbank Ventures Korea, SoftBank Telecom Corp, Sequoia Capital India, dan Alibaba Group.

Tokopedia Alibaba
William Tanuwajaya saat mengumumkan perolehan babak baru pendanaan senilai 1,1 miliar Dolar yang dipimpin Alibaba / DailySocial

Pendanaan seri F yang didapatkan Agustus 2017 lalu bernilai 1,1 miliar Dolar dipimpin oleh Alibaba. Pendanaan tahap tersebut menyumbangkan jumlah valuasi yang cukup dominan, kendati disebutkan Alibaba menjadi pemilik saham minoritas.

Ada kemungkinan bahwa secara mayoritas (>50%) kepemilikan saham Tokopedia dimiliki oleh pihak asing.

Persyaratan PBI yang tertuang ke pasal selanjutnya cukup normatif, seperti aspek kelayakan, tata cara pengajuan, sertifikasi sistem, pelaporan, pengawasan hingga sanksi.

Kemitraan strategis OVO-Tokopedia juga diregulasi

Sesuai pasal 16 ayat (b) disampaikan bahwa kerja sama dengan pihak lain untuk penyelenggaraan uang elektronik wajib memperoleh persetujuan BI. Detailnya dilanjutkan dalam pasal berikutnya. Persetujuan meliputi pengembangan produk dan aktivitas, termasuk terkait dengan fitur, jenis, layanan atau fasilitas yang telah berjalan.

Hal-hal yang disyaratkan cenderung lebih kepada aspek penyelenggaraan, seperti kesiapan operasional, keamanan dan keandalan sistem, manajemen risiko, dan perlindungan konsumen. Aspek lain juga mengatur legalitas, kompetensi, kinerja, dan keamanan antara kedua platform yang bekerja sama.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here