Sejumlah Rencana Strategis Jagofon Setelah Kumpulkan Investasi Lanjutan dari Angel Investor

Jagofon, platform marketplace gadget bekas (preloved) berhasil mengumpulkan pendanaan awal senilai $549 ribu atau setara 8 miliar Rupiah. Putaran investasi ini diikuti sejumlah investor individu, meliputi Antoine de Carbonnel (CMO Gojek), Gregoire Dumoulin (CEO Bak2 Group), dan Pascal Viguie. Sebelumnya perusahaan telah mengantongi pendanaan pre-seed senilai $254 ribu dari investor individu lainnya.

Tahun 2022 ini Jagofon tengah menjajaki putaran pendanaan selanjutnya ke pemodal ventura. Ditargetkan hingga akhir tahun ini bisa mengumpulkan dana hingga $2 juta.

“Dengan dana segar tersebut, kami ingin melakukan ekspansi di kota-kota lainnya di Indonesia. Meskipun saat ini Jakarta masih menjadi fokus utama dan mulai merambah ke Bandung, namun target kami adalah bisa menjangkau di seluruh Indonesia,” kata Founder & CEO Jagofon Stéphane Becquart kepada DailySocial.id.

Meluncur pada masa awal pandemi 2020 lalu, Jagofon sempat mengalami hambatan pertumbuhan, akibat sulitnya untuk menemukan distributor dan mitra terkait lainnya. Namun demikian kondisinya sudah membaik, sejumlah rencana pun telah disiapkan untuk mengakelerasi pertumbuhan bisnis.

“Dalam hal teknologi kami juga ingin mengaplikasikan machine learning dan artificial intelligence. Harapannya dengan memanfaatkan data yang kami kumpulkan, bisa memberikan rekomendasi yang tepat kepada pengguna dan prediksi penjualan gadget second hand dan preloved kepada para mitra,” kata Stéphane.

Kembangkan solusi logistik terintegrasi

Saat ini Jagofon mengklaim telah memiliki sekitar 45 mitra dan lebih dari 50 ribu pengguna. Untuk bisa memberikan layanan yang menyeluruh, mereka juga telah menempatkan tim customer support selama tujuh hari dalam seminggu. Selain melalui situs web yang dikembangkan, Jagofon juga hadir di beberapa platform marketplace ternama.

“Saat awal banyak pengguna kami yang melakukan pembelian produk Jagofon di official store kami di marketplace seperti Shopee hingga Tokopedia. Namun saat ini karena makin besarnya kepercayaan di antara mereka sekitar 95% trafik datang dari mobile web kami,” kata Stéphane.

Untuk memberikan layanan lebih baik lagi, Jagofon tengah melakukan integrasi dengan beberapa platform logistik di Indonesia.

“Kami bermitra dengan solusi logistik Indonesia, nantinya akan dilakukan proses agregator dengan beberapa perusahaan. Misalnya Gojek dan Grab untuk wilayah Jakarta dan JNE di luar kota. Semua akan terkoneksi dengan backend. Kami juga akan memberikan notifikasi kepada pengguna terkait dengan lokasi pengiriman barang,” kata Stéphane.

Di sisi pembayaran, Jagofon juga mulai menghadirkan pilihan paylater berkolaborasi dengan Kredivo, Akulaku, dan Cicil.co.id. Selain itu mereka juga memberikan pilihan pembayaran split payment, pembeli bisa menggabungkan pilihan pembayaran uang tunai, cicilan, dan lainnya.

“Sebagai platform kami memiliki proses quality control yang ketat. Semua produk yang sudah melalui proses tersebut kami berikan sertifikasi Jagofon. Dengan demikian bisa dipastikan kualitas dan jaminan semua smartphone hingga tablet yang kami hadirkan kepada pengguna,” kata Stéphane.

Ke depannya Jagofon juga ingin bertransformasi menjadi marketplace produk elektronik untuk konsumen. Bukan hanya menyediakan smartphone preloved, namun juga pilihan seperti PC, gaming console, dan perangkat lainnya.

“Untuk memberikan opsi lebih kepada pengguna, asuransi juga sudah menjadi bagian dari pipeline kami dalam waktu dekat,” tutup Stéphane.

Gandeng Cicilsewa, Rentfix Perlengkap Skema Pembayaran Properti

Bertujuan untuk memudahkan proses pembayaran penyewa properti, Rentfix menggandeng Cicilsewa menyediakan skema pembayaran sewa bulanan. Caranya dengan membantu memberikan dana talangan untuk satu hingga dua tahun, sehingga di sisi penyewa bisa tetap mencicil dengan skema bauar bulanan.

Bersama dengan Cicilsewa, Rentfix ingin membantu masyarakat untuk menyewa properti seperti rumah, apartemen, ruko, toko, kios, kantor dengan pembayaran yang lebih terjangkau. Dengan sistem ini, kebutuhan penyewa untuk memiliki hunian dan tempat usaha yang layak akan lebih ringan tanpa harus membayar sewa yang besar di awal. Saat ini fitur cicilan sewa ini sudah tersebar di Jabodetabek

“Kami berharap melalui kerja sama Rentfix dengan Cicilsewa dapat terus meningkatkan transaksi sewa properti di Rentfix pascapandemi. Kami juga optimis terhadap permintaan sewa properti yang sudah mulai tumbuh kembali dengan peningkatan jumlah transaksi sewa di Rentfix yang tampak terus naik saat ini,” kata CEO Rentfix Effendy Tanuwidjaja.

Cara kerja yang ditawarkan oleh Rentfix melalui fitur ini adalah, Cicilsewa akan membayarkan penuh satu tahun ke pemilik properti sehingga penyewa dapat dengan mudah membayar sewa per bulan. Ini akan mengatasi kesenjangan di pasar sewa properti dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang belum memiliki sarana untuk memenuhi pembayaran di muka 12 bulan untuk sewa properti.

“Adapun proses kurasi penyewa yang berhak mendapatkan kesempatan cicilan sewa properti di Rentfix, pertama penyewa dapat memberikan kelengkapan data maupun dokumen, lalu survei unit properti, dan laporan hasil persetujuan serta pembayaran biaya awal (DP, Cicilan Pertama),” kata Effendy.

Pihaknya juga dapat menghitung dan menyesuaikan biaya sewa sesuai dengan kemampuan keuangan penyewa. Kemudian penyewa dapat melakukan skema cicilan yaitu minimal uang muka sebesar 30% dari total sewa. Skema ini memudahkan dan membantu arus kas penyewa.

Untuk meminimalkan risiko, pihaknya mematok tenggang waktu pembayaran sewa dan denda keterlambatan membayar sewa ditetapkan hanya 0,3% per hari dari jumlah tagihan di bulan tersebut.

“Kami melihat bahwa sebagian besar para penyewa properti kerap kali mengeluh lantaran harus membayar lunas sewa properti selama setahun. Maka, Rentfix menyediakan skema pembayaran sewa bulanan dengan membantu memberikan dana talangan sehingga penyewa bisa membayar secara bulanan,” kata Effendy.

Pertumbuhan bisnis Rentfix

Meluncur tahun 2017, Rentfix mengklaim sejak Maret s/d Mei 2022 pertumbuhan bisnisnya mengalami peningkatan hingga 70-100%. Kenaikan tersebut terjadi pada kebutuhan properti salah satunya residensial seperti rumah yang mendapatkan hasil yang baik dengan banyaknya permintaan per bulan. Rentfix juga terus menjajaki kerja sama dengan mitra-mitra baru.

Hingga saat ini Rentfix mengklaim telah memiliki sekitar lebih dari 3000 pengguna dan 55 jumlah mitra penyewa maupun pembeli. Akhir tahun 2020 lalu Rentfix meluncurkan fitur “Rentfix Jual Beli”. Bisnis jual-beli ini diluncurkan karena banyaknya permintaan dari para pengguna yang ingin memiliki hunian dengan cara dan proses yang mudah. Tahun 2021 lalu Rentfix juga telah memperluas cakupan bisnis ke Singapura.

Sempat mengalami kendala saat pandemi, kini platform proptech sudah mulai banyak mengalami pertumbuhan. Mulai dari sisi jumlah properti yang ditawarkan, hingga jumlah peminat yang masih terus meningkat hingga kini. Selain platform proptech seperti Rentfix, layanan yang mengedepankan teknologi untuk bisnis properti juga mulai banyak muncul. Di antaranya adalah Pintuitive, Jendela360, dan Pinhome.

Application Information Will Show Up Here

Nexticorn 2022 akan Angkat Web3 sebagai Topik Unggulan

Salah satu fokus dari acara NXC International Summit 2022 (Nexticorn) adalah pembahasan dan pemahaman lebih mendalam tentang potensi teknologi Web3 dan turunannya. Diharapkan dengan diundangnya para pakar dari lokal hingga mancanegara bisa menjelaskan lebih mendalam dan memberikan gambaran yang lebih menyeluruh kepada ekosistem startup di Indonesia.

Pada acara Founders Meetup & Kickoff yang digelar virtual Rabu (18/5) lalu, Chairman Nexticorn Foundation Rudiantara menjelaskan, topik web3 menjadi menarik untuk diikuti. Hal ini dilihat makin banyaknya peluang dan potensi startup untuk mulai mengembangkan dan menerapkan teknologi tersebut ke dalam produk mereka.

“NXC diciptakan sejak awal dengan tujuan untuk melahirkan startup unicorn berikutnya di Indonesia. Tahun ini dengan tujuan dan misi yang sama, diharapkan bisa dilahirkan kembali startup unicorn. Bali kemudian menjadi tempat yang ideal bagi NXC untuk menjadi lokasi digelarnya NXC Internation Summit 2022,” kata Rudiantara.

Sementara itu menurut Edward Ismawan Chamdani yang merupakan salah satu Committee Nexticorn dan juga Co-Founder & Managing Director Gayo Capital  menambahkan, web3 menjadi sektor yang menarik untuk dibahas secara tuntas dalam gelaran tahun ini.

Selain banyak yang bisa dimanfaatkan, mulai dari blockchain, NFT, metaverse, AR/VR, DAO, dan sebagainya, penting bagi startup dan pemodal ventura untuk memahami bagaimana cara yang tepat untuk mengadopsi teknologi tersebut secara tepat. Menurutnya, web3 merupakan masa depan, memungkinkan manusia dan mesin bisa berinteraksi dengan data, nilai, dan pihak terkait lainnya.

Berbagi pengalaman di acara Nexticorn

Banyak manfaat yang ternyata sudah di dapat oleh para pendiri startup yang pernah mengikuti acara Nexticorn di tahun sebelumnya. Selain kesempatan untuk bertemu secara langsung dengan pemodal ventura, mereka juga berhasil menjalin kolaborasi strategis dengan sesama startup hingga mendapatkan klien.

Dalam hal ini menurut Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi yang pernah mengikuti gelaran acara Nexticorn tahun 2018 dan 2019, startup yang telah terkurasi yang mengikuti kegiatan tersebut demikian juga dengan VC pilihan, menjadi poin lebih bagi dirinya untuk bisa menjalin komunikasi secara langsung. Dilihat dari pengalamannya sebelum pandemi mengikuti kegiatan ini, tahun 2022 diharapkan bisa menjadi peluang untuk reuni dan bertemu kembali dengan sesama penggiat startup di Indonesia.

“Dari sisi kolaborasi, ini menjadi acara yang tepat bertemu dengan banyak teman. Bukan hanya melakukan penggalangan dana tapi juga bisa menjalin kolaborasi strategis dengan startup lainnya,” kata Adrian.

Sementara itu menurut Founder & CEO Ralali Joseph Aditya, pengalaman dirinya saat mengikuti kegiatan Nexticorn tahun 2018-2019 lalu, menjadi ajang yang tepat untuk bertemu dengan VC yang sesuai. Karena sebelumnya sudah dihadirkan informasi lengkap dan minat serta latar belakang dari masing-masing VC, demikian juga dengan startup yang hadir, menjadikan pertemuan tersebut tepat dan relevan.

“Menurut saya ajang Nexticorn menjadi ajang yang paling efisien. Lanjutan setelah acara tersebut bukan hanya peluang untuk melakukan penggalangan dana, namun juga bisa bertemu dengan mitra yang memiliki potensi, meskipun kegiatan tersebut dilakukan secara formal namun tetap santai,” kata Joseph.

Bagi Founder & CEO Jojonomic Indrasto Budisantoso, kehadirannya di acara Nexticorn sebelumnya adalah peluang dirinya untuk bertemu dengan investor yang sesuai. Dengan mengikuti acara Nexticorn, Indrasto juga mengklaim bisa bertemu dengan potensial lead client demikian juga bisa menjalin kolaborasi dengan penggiat startup lainnya.

NXC International Summit 2022 akan kembali hadir di Bali pada bulan Agustus-September 2022 mendatang. Mengusung tema “Decentralizing The Future of Internet”, acara kali ini akan mengedepankan “experience” dari ekosistem teknologi tanah air bagi para partisipan.

Acara ini turut didukung oleh Amvesindo, Asosiasi Fintech Indonesia, Ernst & Young Indonesia, Ideosource, DailySocial.id, Kadin Indonesia, dan G20 Indonesia 2022.

BNI Resmi Dirikan CVC, Ramaikan Ekosistem Pemodal Ventura di Dalam BUMN

PT Bank Negara Indonesia Tbk. mengumumkan pendirian entitas modal ventura bernama “PT BNI Modal Ventura”. Corporate Venture Capital (CVC) tersebut bertujuan untuk mendukung langkah perseroan dalam melakukan transformasi digital.

Dari keterbukaan yang diunggah di BEI, perusahaan menyetorkan dana 500 miliar Rupiah atau setara 500 ribu lembar saham, menjadikan 99,98% kepemilikan CVC oleh induk BNI — sisanya oleh PT BNI Asset Management.

Kabar tentang rencana terjunnya BNI ke ekosistem digital sebenarnya sudah terdengar sejak akhir tahun lalu. Tepatnya saat kabar Merah Putih Fund (MPF) mencuat. Seperti diketahui, dana kelolaan tersebut didukung oleh 5 BUMN lewat CVC-nya masing-masing, meliputi Telkom, Telkomsel, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Negara Indonesia. Waktu itu cuma BNI yang belum memiliki CVC, sementara 4 lainnya sudah.

Hingga saat ini belum diketahui, siapa yang akan menakhodai unit CVC milik BNI tersebut, juga thesis investasi yang akan digaungkan.

Mengutip Kontan, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menyatakan, dalam rangka mendorong penciptaan inovasi dan pertumbuhan digital di Indonesia, BNI bermaksud untuk turut aktif sektor ekonomi digital. Diharapkan dengan didirikannya BNI Modal Ventura akan memberikan dampak positif terhadap kinerja konsolidasi dan posisi BNI di industri.

CVC dari BUMN

Selain mandat untuk menemukan mitra bisnis yang tepat dalam melakukan transformasi digital dan sinergitas antarperseroan, beberapa BUMN menghadirkan unit CVC juga untuk memberikan nilai bisnis lebih bagi perusahaan. Hal ini ditengarai jalur exit yang semakin terukur atas investasinya di startup teknologi.

Kehadiran CVC BUMN juga bersaing dengan pemodal ventura yang ada di ekosistem startup. Mereka tidak hanya bergantung pada dana awal yang digelontorkan dari perusahaan induk, beberapa di antaranya membentuk dana kelolaan baru bersama mitra bisnis lainnya untuk memperluas cakupan startup yang dapat didanai.

BUMN CVC Dana Kelolaan Tambahan Portofolio (per Q1 2022)
Telkom MDI Ventures
    • Bio Health Fund ($20 juta bersama Bio Farma)
    • Centauri Fund (~$200 juta bersama KB Financial Group)
    • Arise ($40 juta bersama Finch Capital)
50+ startup di Indonesia, Asia Tenggara, dan Global
Telkomsel Telkomsel Mitra Inovasi n/a 12 startup di Indonesia
Bank Mandiri Mandiri Capital Indonesia Indonesia Impact Fund (undisclosed bersama UNDP) 15 startup di Indonesia
Bank Rakyat Indonesia BRI Ventures
    • Fundnel Secondaries Fund ($50 juta bersama Fundnel Group)
    • Sembrani Kiqani (undisclosed)
    • Sembrani Nusantara (~$10 juta)
18 startup di Indonesia dan Asia Tenggara

Hadirnya CVC ini jelas menjadi angin segar bagi ekosistem. Selain berinvestasi, beberapa dari mereka juga menghadirkan program pembinaan, seperti MDI melalui Indigo, BRI Ventures melalui beberapa kolaborasi program akselerasi, juga TMI melalui TINC.

Di sisi hipotesis investasi, melalui dana kelolaan yang dimiliki juga variannya sudah sangat meluas. Misalnya yang dilakukan BRI Ventures, tidak hanya fintech, kini mereka juga berinvestasi ke D2C dan kripto. Mandiri Capital juga memperluas hipotesisnya ‘beyond fintech’, mendukung startup yang terlibat secara langsung dan tidak langsung dalam sektor keuangan. Ukuran tiket pendanaannya pun beragam, mulai dari seed sampai tahap akhir.

Rencana Bisnis BintanGO Usai Kantongi Pendanaan Awal

Setelah mendapatkan investasi tahapan pre-seed tahun 2021 lalu dari Flash Ventures senilai $500 ribu, BintanGO startup teknologi yang menawarkan all-in-one CreatorSpace, mengumumkan putaran pendanaan awal senilai $2,1 juta. Dana segar tersebut rencananya akan digunakan perusahaan untuk membantu para pembuat konten menjalankan bisnis mereka.

Putaran pendanaan ini dipimpin oleh Investible dan eWTP Tech Innovation Fund dengan partisipasi dari Farquhar, Plug and Play, Aksara, Redbadge Pacific, Moonshot Ventures, Mulia Sky Capital, dan United Creative. Sejumlah angel investor turut terlibat di putaran ini, termasuk eksekutif dan mantan eksekutif dari YouTube, Facebook, dan Google.

Kepada DailySocial.id, Co-Founder & SVP Commercial BintanGO Oktorika Mandasari mengungkapkan, dilihat dari pertumbuhan creator content saat pandemi, memberikan peluang bagi perusahaannya untuk menghadirkan platform terpadu, yang bisa dimanfaatkan oleh kreator dan brand.

“Dana segar tersebut juga akan kami manfaatkan untuk mengembangkan teknologi dengan merekrut tim teknologi,” kata Oktorika.

BintanGO didirikan oleh Jason Lee dan Oktorika Mandasari pada Mei 2021, memiliki misi untuk memberikan solusi yang didukung oleh teknologi untuk membantu content creator menyederhanakan dan mengelola bisnis mereka dengan lancar. Solusi ini mencakup produktivitas, monetisasi, dan solusi keuangan.

Platform ini menyerupai platform SaaS yang menyediakan alat produktivitas dan monetisasi serta solusi keuangan bagi pembuat konten untuk membantu mereka mengelola dan mengembangkan bisnisnya.

Perluas kemitraan dengan brand

Influencer Marketing Hub (2022) memperkirakan total valuasi ekonomi kreator di Indonesia akan mencapai $104 miliar atau setara dengan Rp1.493 triliun pada tahun 2022. Tingginya tingkat popularitas influencer, baik mikro maupun makro, berdampak pada terbukanya peluang pendapatan bagi mereka, seperti meningkatnya fan engagement, kerja sama dengan brand, hingga pembuatan IP dan memulai bisnis mereka sendiri.

Sebagai platform yang berfungsi sebagai wadah bagi kreator ekonomi untuk berkarya dan mengelola keuangan mereka, BintanGO menawarkan 3 fitur yang bisa dimanfaatkan. Mulai dari fitur yang bisa mengembangkan kreativitas, fitur untuk monetisasi, hingga fitur finansial yang bisa dimanfaatkan oleh kreator.

“Saat ini khususnya untuk kreator nano dan mikro (yang tidak memiliki jumlah pengikut cukup besar), masih kesulitan untuk mengelola pembayaran. Melalui BintanGO kami menawarkan pilihan invoice yang bisa dimanfaatkan dengan fee yang akan kami kenakan kepada mereka,” kata Oktorika.

BintanGO memberikan pilihan gratis kepada kreator, monetisasi mereka lancarkan langsung kepada brand. Tercatat saat ini BintanGO secara organik telah merekrut lebih dari 10 ribu kreator dan telah menghasilkan lebih dari $150 ribu dalam waktu tiga bulan terakhir.

BintanGO bermula dengan menawarkan sebuah solusi bagi para penggemar untuk dapat terhubung dengan idolanya melalui fitur video shoutout dan video calls. Teknologi tersebut dikembangkan sendiri oleh perusahaan, untuk menambah pilihan kepada pengguna dan kreator.

Tren ini berkembang viral secara organik dari para penggemar yang membagikan video mereka serta para selebriti yang turut mempromosikan layanan tersebut di media sosial, hingga menyebabkan minat yang kuat dari para kreator konten nano dan mikro yang ingin bergabung dengan BintanGO.

Dukungan finansial untuk kreator

Salah satu layanan yang menjadi fokus perusahaan saat ini adalah finansial atau pembiayaan kepada kreator. Masih dijalankan secara terbatas, nantinya kreator yang bergabung dengan BintanGO diberikan kesempatan untuk mendapatkan dukungan finansial dari institusi dan pihak terkait lainnya yang telah menjalin kerja sama strategis.

“Saat ini layanan tersebut masih terbatas. kami sudah mulai menyalurkan layanan tersebut ke beberapa kreator. Tahun ini rencananya ingin menjadikan pilihan tersebut dalam aplikasi. Targetnya tahun ini kami bisa mendapatkan validasi dan bagaimana bisa menyebar layanan tersebut kepada semua kreator BintanGO,” kata Rika.

Tahun ini BintanGO memiliki target untuk bisa menambah lebih banyak kreator konten, mitra dari berbagai bisnis yang bertujuan untuk memberikan pilihan lebih banyak lagi dalam platform. Selain itu fokus perusahaan juga ingin melakukan scale-up produk finansial.

“Kami juga secara aktif melakukan pendekatan dengan berbagai penyedia layanan fintech, platform pemasaran influencer, serta beragam industri vertikal lainnya untuk melihat peluang sejauh mana mereka dapat mendapatkan nilai lebih, dan di saat yang sama, memberikan manfaat dari proses integrasi bersama kami agar dapat menghadirkan pengalaman yang menarik dan tanpa kendala bagi para kreator dalam mengelola bisnis mereka,” kata Oktorika.

Application Information Will Show Up Here

Aigis Kantongi Pendanaan dari Y Combinator, Init-6, dan Sejumlah Investor Lain

Platform penyedia tunjangan kesehatan pegawai untuk perusahaan Aigis telah mengantongi pendanaan dalam initial round dari sejumlah investor senilai $1 juta atau setara 14,5 miliar Rupiah. Dua investor yang turut terlibat adalah Y Combinator dan Init-6.

Adapun lain yang ikut berpartisipasi dalam putaran pendanaan kali ini adalah Goodwater Capital dan beberapa investor individu seperti Siu Rui (Co-Founder Carousell), JJ Chai (Co-Founder Rainforest), Robin Tan (Co-Founder Hangry), dan Greysia Polii (atlet Indonesia).

Masuknya YC dalam putaran pendanaan tersebut lantaran Aigis berhasil masuk program akselerator global tersebut di cohort W22 (YC W22) ini.

Kepada DailySocial.id, Co-Founder & CEO Aigis Reinhart Hermanus menyebutkan, investasi ini merupakan gabungan beberapa initial round. Tidak ada lead investor untuk putaran kali ini, karena semua deals dilakukan secara mandiri. Demikian juga dengan waktu dan terms yang ada. Namun dirinya menyebutkan Y Combinator dan Init-6 merupakan investor yang memberikan kontribusi paling besar untuk putaran pendanaan kali ini.

Masih fokus kepada wilayah Jabodetabek, rencananya dana segar tersebut akan digunakan oleh perusahaan untuk membangun versi awal produk dan mengakuisisi pelanggan. Fokus perusahaan saat ini lebih kepada eksekusi, belum ada rencana khusus untuk menggalang dana lanjutan dalam waktu dekat.

Menurut Venture Partner init-6 Rexi Christopher, Aigis dapat menjadi quick win solution untuk mendukung perusahaan memberikan manfaat kesehatan terbaik bagi pegawai dengan cara yang lebih sederhana dan lebih terjangkau. Mereka percaya bahwa solusi yang ditawarkan oleh Aigis dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan keterlibatan dan retensi pegawai, serta mengurangi biaya.

“Terlepas dari ukuran sektornya, asuransi dan tunjangan pekerjaan secara umum masih sangat sulit untuk dilakukan dengan baik. Kami percaya Aigis dapat memberikan pengalaman yang jauh lebih baik bagi perusahaan dan pegawai,” kata Partner Init-6 Nugroho Herucahyono.

Fokus kepada UMKM dan startup

Aigis didirikan oleh Reinhart Hermanus, Philip Moniaga, dan Sebastian Yaphy. Mereka melihat akses ke layanan kesehatan adalah kebutuhan dasar setiap orang, dan mereka masih melihat bahwa pengalaman asuransi kesehatan di Indonesia masih jauh dari ideal.

“Asuransi kesehatan bagi perusahaan adalah wajib di Indonesia, dan dengan fakta bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia mendapatkan manfaat kesehatan dari tempat bekerja (melalui BPJS, asuransi swasta, atau manfaat kesehatan yang didanai sendiri), kami memulai perjalanan kami dengan membantu perusahaan memberikan kesehatan terbaik manfaat bagi karyawan mereka,” kata Reinhart.

Perusahaan-perusahaan Indonesia masih kurang terlayani oleh startup insurtech yang ada, dan sebagian besar fokus mereka lebih kepada menjual asuransi umum kepada individu. Aigis kemudian mencoba mengambil pendekatan yang berbeda, di mana lebih fokus pada penyediaan layanan kesehatan lengkap untuk perusahaan daripada berfokus pada distribusi atau menjadi pasar asuransi.

“Kami menyediakan program kesehatan dengan tim dokter yang berdedikasi (dokter umum, konselor mental, ahli gizi, pelatih kebugaran, dan banyak lagi) yang dapat diakses dengan mudah oleh anggota kami. Kami juga membantu klaim asuransi dan memberikan manajemen penggantian untuk membuat proses lebih sederhana dan lebih cepat.”

Application Information Will Show Up Here

Accelerating Asia Umumkan Investasi ke 13 Startup, Termasuk Tokban dan TransTRACK.ID

Pemodal ventura sekaligus akselerator startup tahap awal Accelerating Asia mengumumkan putaran investasi terbarunya. Kali ini melihatkan 13 startup, termasuk 9 startup baru  yang bergabung dalam program unggulan Cohort 6. Selain itu mereka juga mengumumkan dana tambahan untuk 4 startup yang telah tergabung di Cohort sebelumnya.

Dari 9 startup baru tersebut, salah satunya dari Indonesia. Bernama Tokban, startup tersebut melahirkan platform B2B untuk bahan konstruksi, MRO, dan kebutuhan renovasi rumah lainnya. Tokban membantu toko bahan bangunan, toko perangkat keras, dan kontraktor mengakses bahan bangunan yang lebih bervariasi dengan harga lebih rendah. Serta mendigitalkan proses konektivitas bisnis.

Sementara dari portofolio Cohort sebelumnya, dari Indonesia yang mendapatkan dukungan follow-on funding adalah TransTRACK.ID.

Investasi terbaru yang dilakukan menambah total perusahaan portofolio Accelerating Asia menjadi 52 startup dengan total pendanaan lebih dari $42 juta. Investasi baru di Cohort 6 juga memiliki daya tarik pasar dan pendapatan yang terus meningkat dengan GMV rata-rata $100 ribu per bulan dan pendapatan rutin bulanan rata-rata lebih dari $25 ribu.

Masih dalam proses finalisasi, startu[ Cohort 6 Accelerating Asia akan melakukan Demo Day pada bulan Juni 2022 mendatang. Startup Cohort 6 hadir di lebih dari 10 negara serta mencakup 7 vertikal bisnis termasuk proptech, marketplace, fintech, logistik, services, e-commerce, dan healthtech.

“Sejak tahun 2019, kami telah membangun kumpulan aset investasi startup kami dengan investor yang mendatangi Accelerating Asia untuk mendapatkan akses awal ke jaringan startup yang menggabungkan keuntungan dengan tujuan,” kata General Partner Accelerating Asia Amra Naidoo.

Accelerating Asia meluncurkan Fund II pada tahun 2021. Cohort 6 merupakan investasi gelombang kedua untuk Fund II yang akan menyebarkan modal ke startup pra-seri A di seluruh wilayah Asia Tenggara dan Selatan.

Fokus kepada startup Indonesia dan Bangladesh

TransTRACK.ID menjadi salah satu startup unggulan mereka dari Indonesia. Startup ini didirikan oleh dua founder, yakni Anggia Meisesari dan Aris Pujud. Hingga saat ini pengguna sistem TransTRACK.ID sudah hampir 3000 unit. Perusahaan dapat melayani pelanggan di seluruh Indonesia, dengan service point sementara ini berada di seluruh pulau Jawa, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan. TransTRACK.ID fokus pada model bisnis B2B dan B2B2C.

“Dengan solusi telematika armada mereka dan pengalaman industri yang luas dari tim pendiri, TransTRACK.ID berada di jalur yang tepat dengan berhasil meraup pangsa pasar kargo dan logistik yang diharapkan bernilai US$383 miliar pada tahun 2023,” kata General Partner Accelerating Asia Craig Bristol Dixon.

Selain investasi dari Accelerating Asia, startup-startup ini telah menggalang dana dari Cocoon Capital, Dana Pemberdayaan Wanita Indonesia (sebuah inisiatif dari Moonshot Global & YCAB Ventures), Draper Startup House Ventures Fund, HH VC Investments, Startup Bangladesh, Impact Collective, dan angels investor di pendanaan Accelerating Asia.

Selain fokus kepada startup di Indonesia, Accelerating Asia juga mulai melirik startup dari negara Bangladesh.

“Minat investor terhadap kumpulan aset investasi kami meningkat sejak pertama kali mulai berinvestasi di Bangladesh pada tahun 2019 sebagai salah satu pemodal ventura bertaraf internasional. Contohnya, Shuttle telah berhasil berkembang dari awalnya sebagai solusi transportasi yang aman bagi wanita hingga memperluas layanannya untuk memasukkan penawaran B2B untuk perusahaan dan jalan lainnya.” tambah Craig.

Potensi Layanan E-commerce Dukung Pemulihan Ekonomi di Indonesia

Di Indonesia tercatat internet ekonomi tumbuh dari $40 miliar di 2019 menjadi $44 miliar di tahun 2020. Dari nilai tersebut sekitar 73% atau $32 miliar berasal dari sektor e-commerce. Pandemi telah mengubah kebiasaan dan gaya hidup sebagian besar masyarakat dalam hal opsi pembelian kebutuhan sehari-hari hingga pembayaran digital.

Seperti apa potensi dan lanskap sektor e-commerce di Indonesia ke depannya? Co-Founder & CEO Intrepid Indonesia Sean Lawlor membagikan beberapa informasi menarik yang bisa dicermati.

Pertumbuhan layanan e-commerce saat pandemi

Sebagai platform yang mendukung keberhasilan brand melancarkan kegiatan pemasaran media sosial dan marketplace, Intrepid mencatat selama pandemi jumlah masyarakat Indonesia yang memanfaatkan layanan e-commerce untuk melakukan pembelian semakin meningkat hingga 110%. Konsumen juga lebih banyak menghabiskan waktu mereka melakukan eksplorasi di berbagai layanan e-commerce, terutama pada awal pandemi tahun 2020 lalu.

Jika sebelum pandemi mereka hanya menghabiskan waktu sekitar 3 jam saja, saat pandemi bisa 4 jam lebih menghabiskan waktu secara online. Dan tercatat saat ini ketika aturan sudah mulai longgar dan rutinitas offline kembali berjalan, waktu mereka untuk menjelajahi internet tidak menurun jumlahnya.

“Meningkatnya penggunaan online di kalangan masyarakat Indonesia saat pandemi memungkinkan ekonomi kemudian tumbuh, meskipun sektor travel mengalami penurunan yang sangat masif,” kata Sean.

Produk seperti kebutuhan harian, produk kesehatan, produk rumah dan lifestyle, hingga hobi, menjadi pilihan sebagian besar masyarakat Indonesia saat pandemi. Saat pandemi kebanyakan dari mereka menghabiskan waktu di rumah dan memilih untuk belanja secara online.

Untuk pembayaran pilihan seperti mobile banking juga makin banyak penggunaannya. Hal ini tentunya menjadi peluang bagi perbankan untuk meluncurkan layanan digital yang memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi dan kebutuhan lainnya secara online.

Layanan yang diluncurkan oleh BCA Digital Blu hingga bank BRI melalui BRImo, menjadi solusi terbaik dan tepat untuk saat ini. Di sisi lain SMS banking juga mendapatkan momentum saat pandemi yang terus mengalami peningkatan.

Potensi quick commerce dan social commerce

Hal menarik yang juga dicermati oleh Intrepid selama dua tahun terakhir adalah makin banyaknya pertumbuhan quick commerce, social commerce, dan kegiatan belanja memanfaatkan live streaming. Salah satu alasan mengapa tiga kategori tersebut makin banyak dilirik, karena konsumen ingin mencari lebih banyak pengalaman yang menarik saat berbelanja, dan juga kecepatan serta efisiensi saat pengiriman barang.

“Saat ini kita juga melihat makin banyak ketergantungan konsumen untuk pembelian melalui layanan e-commerce, terutama untuk pengiriman makanan dan groceries, yang membuat pertumbuhan kompetisi online groceries. Layanan yang ditawarkan oleh Astro dan Segari serta layanan e-commerce besar yang fokus kepada groceries seperti TokopediaNow dan Shopee Segar, saat ini makin banyak dipilih oleh konsumen,” kata Sean.

Selain kebutuhan harian, kebiasaan belanja konsumen di Indonesia juga mulai bergeser kepada produk tertentu. Mulai dari produk kesehatan dan produk anti-covid seperti vitamin, masker, dan sanitiser. Kategori lainnya yang juga dicermati oleh Intrepid adalah, bahan makanan, mainan anak, produk untuk hobi seperti sepeda, perlengkapan rumah dan produk pendukung bekerja, air purfier, televisi dan speaker juga masuk dalam kategori yang banyak dipilih saat ini.

Khusus untuk social commerce meskipun saat ini masih diminati untuk beberapa produk saja, namun jika dilihat dari jumlah pengguna media sosial pada tahun 2021 di indonesia sudah mencapai sekitar 62%. Jumlah tersebut meningkat sekitar 23% dibandingkan sebelum pandemi. Membuktikan bahwa semakin banyak dari mereka yang memanfaatkan media sosial bukan sekedar untuk sosialisasi saja, namun juga potensi untuk melakukan pembelian. Platform yang banyak dipilih saat ini adalah TikTok Shop dan Instagram Shop.

“Saat ini ketika generasi muda seperti Gen Z sudah mulai memasuki dunia kerja dan mendapatkan penghasilan, pastinya opsi untuk berbelanja memanfaatkan media sosial menjadi pilihan utama mereka,” kata Sean.

Ditambahkan olehnya, social commerce tentunya akan terus mengalami pertumbuhan pasar namun masih butuh banyak waktu untuk bisa terus tumbuh dalam beberapa tahun ke depan. Salah satu alasannya adalah saat ini masih dalam fase pertama penetrasi yang lebih kepada pasar C2C (consumer to consumer). Akibatnya lebih sedikit brand yang terlibat. Pola ini diprediksi serupa dengan live streaming shopping di layanan e-commerce, ketika penjualan lebih banyak didapatkan dari C2C.

getKupon Ingin Fasilitasi Pembelian Kupon Manfaatkan NFT dan Blockchain

Bertujuan untuk memberikan opsi baru melalui teknologi blockchain dan NFT (Non-Fungible Token), platform yang menyediakan kupon dan voucher digital bernama getKupon resmi meluncur di Indonesia. Didirikan oleh Arlinda Juwitasari, Reza Primasatya, Puja Arsana Sujana, dan Septiyan Andika, platform tersebut menawarkan NFT dalam bentuk kupon atau voucher yang dibuat merchant.

Kepada DailySocial.id, Co-founder getKupon Arlinda Juwitasari mengungkapkan, platformnya ingin menawarkan layanan dan pilihan produk yang lumayan mainstream. Mulai dari pembelian kopi di jaringan coffee shop, tatoo artist, dan masih banyak lagi.

Meskipun saat ini NFT masih banyak didominasi oleh gamers dan industri terkait lainnya, melalui getKupon mereka ingin menawarkan pilihan baru kepada pengguna baru, transaksi aman, nyaman, dan mudah memanfaatkan kripto.

Ingin mengembangkan pilihan pembayaran IDR

Untuk saat ini getKupon masih menggunakan pilihan United States Dollar Tether (USDT) untuk bisa melakukan transaksi. Proses tersebut disebutkan oleh Arlinda memang cukup menyulitkan pengguna, terutama mereka pengguna baru. Namun bulan depan mereka memiliki rencana untuk meluncurkan pilihan IDR.

Cara kerjanya pun mudah, dengan mengakses platform getKupon, pengguna bisa memilih memilih kupon dan melakukan transaksi. Proses reedem yang dilakukan pun cukup dengan melakukan scan QR Code di outlet merchant.
Dengan kupon berbentuk NFT, transaksi antara merchant dan pengguna juga lebih akurat dan cepat karena divalidasi oleh smart contract.

“Semua sudah disesuaikan dengan smart contract, nanti blockchain akan memberikan notifikasi transaksi yang berhasil dilakukan. Semua proses tersebut terbilang cepat dan mudah hanya sekitar 15 detik saja,” kata Arlinda.

Untuk memudahkan proses transaksi, pengguna juga bisa menghubungkan wallet mereka masing-masing dengan getKupon. Dalam hal ini getKupon tidak membatasi wallet jenis atau tipe apa yang bisa terintegrasi dengan platformnya. Tercatat wallet seperti Metamask dan Transwallet yang banyak digunakan oleh pengguna di getKupon.

Untuk merchant sendiri semua proses tersebut bisa memudahkan mereka, terutama jika merchant memiliki lebih dari satu outlet. Semua proses transaksi dilakukan secara terpisah, berdasarkan transaksi di masing-masing outlet. Merchant yang telah bergabung dengan getKupon saat ini adalah Kopi Oey dan Damantraz Tattoo Studio.

Saat ini juga sudah mulai banyak pemilik bisnis yang tertarik untuk menerapkan teknologi blockchain ke dalam bisnis mereka. Namun masih banyak di antara mereka yang kesulitan untuk mendapatkan akses hingga pilihan untuk melakukan integrasi teknologi tersebut ke dalam bisnis mereka.

“Ke depannya juga kita akan menambah pilihan merchant lainnya, bukan hanya F&B dan tattoo artist saja, tapi juga fesyen, ticketing platform untuk event online/offline. dan masih banyak lagi,” kata Co-founder getKupon Reza Primasatya.

Untuk pengguna yang telah melakukan pembelian kupon namun belum sempat digunakan, getKupon juga menawarkan pengembalian berupa cashback ke wallet mereka. Sehingga tidak ada kupon yang hangus seperti yang banyak terjadi dengan kupon secara konvensional.

Strategi monetisasi yang diterapkan oleh getKupon adalah revenue sharing dengan merchant dari setiap kupon yang di reedem dan cashback dari kupon yang sudah habis masa berlakunya.

Rencana penggalangan dana pre-seed

Saat ini getKupon tengah menjajaki proses penggalangan dana tahapan pre-seed. Arlinda enggan menyebutkan lebih lanjut siapa investor yang terlibat dalam putaran pendanaan kali ini. Namun jika sesuai rencana, penggalangan dana akan final pada kuartal dua tahun ini. Jika nantinya dana segar telah dikantongi, getKupon ingin mengakuisisi lebih banyak merchant, pengguna dan mengembangkan produk yang relevan untuk pengguna dan merchant.

Untuk membesarkan ekosistem yang ada, getKupon juga ingin menjalin kolaborasi lebih luas lagi dengan merchant, pelaku dan pemain blockchain hingga pihak terkait lainnya. Sehingga bisa tumbuh bersama menawarkan penerapan teknologi blockchain dan NFT kepada masyarakat umum.

“Edukasi kepada pengguna masih menjadi tantangan yang kami hadapi. Untuk itu kami ingin fokus untuk melakukan kegiatan ini, agar lebih banyak lagi pengguna yang memahami proses pembelian kupon memanfaatkan teknologi blockchain dan NFT di getKupon,” kata Arlinda.

Masih Berkondisi “Stealth”, Honest Bank Dikabarkan Telah Bervaluasi Centaur

Masih dalam mode “stealth”, startup digitalopen banking Honest Bank dikabarkan telah mencapai valuasi sekitar $200 juta. Hal ini ditopang dengan pendanaan yang terus mengalir.

Menurut data yang disetor ke regulator, terakhir pada April 2022 ini sejumlah investor turut menambah pundi-pundi modal lebih dari $10,4 juta, di antaranya XYZ Capital, Digital Horizon, Alumni Ventures, dan sejumlah nama lainnya.

Sebelumnya, di tahap seed Honest Bank mendapatkan dukungan dalam XYZ Capital dan Village Global senilai hampir $3 juta. Kemudian dilanjutkan pendanaan seri A senilai hampir $23 juta dari Insignia, Global Founder Capital, Alpha JWC Ventures, dan beberapa lainnya. Jika ditotal dana ekuitas yang berhasil dibukukan sejauh ini hampir $37 juta.

Sementara itu, sampai saat ini produk atau layanan Honest Bank masih belum diluncurkan ke publik. Namun diketahui, perusahaan berbasis di Singapura itu memiliki misi untuk menawarkan platform keuangan yang bisa memberikan akses layanan perbankan yang adil kepada masyarakat di Asia Tenggara.

Startup ini mulai diinisiasi sejak 2019 oleh Peter Panas dan Will Ongkowidjaja. Will sendiri adalah salah satu Founding Partner dari Alpha JWC Ventures.

Indonesia jadi prioritas pasar

Awal tahun ini, Honest Bank mengakuisisi mayoritas saham (71,2%) dari PT Sahabat Finansial Keluarga (SFK). SFK adalah perusahaan pembiayaan yang dimiliki PT Bank Permata Tbk.

Berdasarkan keterbukaan di BEI, nilai akuisisi ini 241 miliar Rupiah. Disampaikan oleh Direktur Bank Permata Chalit Tayjasanant, akuisisi diharapkan bisa memperkuat lini pembiayaan konsumen dan produk keuangan inovatif SFK.

Selain terkait akuisisi SFK, sinyal rencana menjadikan Indonesia sebagai pasar debut mereka, saat ini perusahaan tengah melakukan perekrutan sejumlah posisi untuk ditempatkan di Jakarta.

Selain Indonesia, Thailand juga menjadi target awal yang sepertinya akan disinggahi Honest Bank.