Tren Rekrutmen di Startup Tahun 2023

Pandemi berdampak signifikan pada industri talenta digital di Indonesia. Dengan banyaknya perusahaan yang menghadapi tantangan ekonomi, tidak sedikit dari mereka terpaksa mengurangi tenaga kerja yang dimiliki dengan dalih efisiensi, termasuk di sisi talenta digital.

Menurut laporan Asosiasi E-commerce Indonesia (iDEA), industri perdagangan digital pun juga mengalami peningkatan PHK yang signifikan akibat pandemi.

Dalam laporan yang dirilis oleh Glints dan Monk’s Hill Ventures bertajuk “Temuan Pergeseran Fokus Perekrutan ke Peran yang Lebih Menghasilkan Pendapatan bagi Startup di Indonesia”, terungkap bahwa krisis akan talenta teknologi terus berlanjut di Indonesia. Kebutuhan talenta teknologi tetap kuat, dengan penghasilan rata-rata 38% lebih tinggi daripada posisi non-teknologi lainnya.

“Terlepas dari PHK teknologi baru-baru ini, masih ada peluang untuk para pemain industri yang lebih tradisional karena mereka haus akan bakat. Untuk startup, mungkin ada beberapa tantangan, tetapi sekarang adalah waktu yang tepat untuk memulai dan mengembangkan bisnis dengan fokus pada profitabilitas,” kata Co-Founder dan Country Manager Glints Indonesia Steve Sutanto.

Laporan iterasi kedua ini memaparkan analisis mendalam tentang tren perekrutan, gaji, serta data ekuitas untuk pendiri, eksekutif C-suite, dan talenta startup dari 10.000 poin data dan melalui 30 wawancara dengan pendiri startup di Indonesia, Singapura, dan Vietnam.

Kebijakan perusahaan dan dan tunjangan

Terkait dengan tunjangan karyawan, banyak startup tampak mengurangi tunjangan dan fasilitas tambahan di luar gaji pokok (fringe benefit) guna memangkas biaya. Meski begitu, gaji ke-13, bonus berdasarkan kinerja, serta sistem kerja fleksibel (sudah makin umum di berbagai pasar) tetap dianggap wajib.

Pada kenyataannya, jika tunjangan yang diberikan hanya yang wajib saja, karyawan justru lebih memahami dan menghargai tunjangan yang diterimanya. Hal ini juga mengurangi ambiguitas dan keruwetan.

Dalam laporan tersebut juga terungkap, kebijakan sistem kerja di tahun 2023 yang menjadi opsi bagi pegawai di antaranya adalah, bekerja secara hybrid atau penggabungan kehadiran pegawai di kantor dan di rumah. Sebanyak 59%  responden di Indonesia memilih opsi tersebut.

Sementara sisanya seperti kembali bekerja di kantor hanya 33% saja, dan yang terakhir adalah kerja secara remote sebanyak 8%. Sebanyak 45% startup menawarkan opsi kerja hybrid dan 12% lain menawarkan remote working untuk karyawan di berbagai pasar.

Sementara itu terkait kompensasi ekuitas, lebih dari 86% startup di kawasan Asia Tenggara telah menawarkan ESOP, tetapi masih terkonsentrasi pada sepertiga talenta di perusahaan terkait. Sebagian besar ESOP baru diberikan kepada jajaran eksekutif dan talenta senior.

“Lingkungan startup memerlukan orang-orang dengan rasa kepemilikan yang tinggi. Kalau ingin orang-orang kita benar-benar merasa memiliki perusahaan, ya harus kita perlakukan sebagai pemilik perusahaan Karena itulah, kami meyakini bahwa semua orang di perusahaan harus menerima ESOP, tidak hanya sekelompok orang saja,” kata Co-founder dan CEO Glints Oswald Yeo.

Posisi strategis di startup

Untuk memenuhi kebutuhan pegawai yang relevan, beberapa perusahaan juga masih terus melakukan proses perekrutan pegawai. Sebanyak 86% pendiri perusahaan yang diwawancarai akan terus mengadakan perekrutan pada tahun 2023, meski tidak secara besar-besaran.

Dalam laporan tersebut terungkap, engineering masih merupakan fungsi dengan permintaan talenta tertinggi di Singapura, Indonesia, dan Vietnam. Ketiga pasar ini umumnya dianggap memiliki talenta fungsi engineering yang kuat oleh para pendiri perusahaan. Di antara semua peran di fungsi teknologi, peran di fungsi engineering juga masih berada di peringkat teratas dalam hal besaran gaji.

Dalam laporan tersebut juga disebutkan, DevOps tercatat menerima lonjakan gaji tertinggi (19%) di antara peran-peran di fungsi engineering lainnya di seluruh pasar. Peran DevOps kian penting karena startup baru hampir bisa dipastikan akan mengawali langkahnya dari komputasi awan.

Posisi lainnya yang juga akan makin populer tahun ini dicari oleh perusahaan adalah product. Fungsi product akan jadi prioritas startup yang berada di tahap awal, agar bisa cepat mencapai tahap product-market fit.

Setelah engineering dan product, data menyusul di posisi ketiga sebagai fungsi dengan permintaan tertinggi. Gaji peran-peran di fungsi data melonjak signifikan sejak laporan terakhir, seiring kian maraknya pemanfaatan ilmu data, pembelajaran mesin, dan AI oleh berbagai bisnis yang mendayagunakan teknologi dalam produknya (tech-enabled).

Sementara itu untuk posisi non-teknologi di startup yang juga semakin populer dicari tahun ini adalah, business development & sales. Di sisi lain, perekrutan di bidang marketing dan public relation (PR) kian populer karena pendiri perusahaan menggeser fokusnya ke pertumbuhan berkelanjutan.

Alibaba Dilaporkan Suntik Dana 5,2 Triliun Rupiah ke Lazada

Alibaba Group kembali menyuntik dana segar ke Lazada sebesar $353 juta atau sekitar 5,2 triliun Rupiah berdasarkan laporan VentureCap. DailySocial.id telah menghubungi pihak Lazada Indonesia untuk mengonfirmasi kabar ini, tetapi belum ada tanggapan.

Sejak didirikan pada 2012, Lazada Group tercatat telah mengumpulkan dana ratusan juta dolar dari berbagai investor, termasuk beberapa perusahaan teknologi terbesar di dunia. Lazada diakuisisi Alibaba senilai $1 miliar pada 2016. Pada 2017, perusahaan mengantongi $1,1 miliar pada putaran pendanaan yang dipimpin oleh Alibaba dan Temasek dengan total pendanaan yang telah dikumpulkan mencapai lebih dari $3 miliar.

Kemudian, Lazada kembali mengantongi dana segar sebesar $1 miliar dari Alibaba di 2018, menjadikan total investasi perusahaan Tiongkok ini di Lazada menjadi lebih dari $4 miliar. Pendanaan ini digunakan untuk mendukung pertumbuhan dan ekspansi Lazada di seluruh Asia Tenggara, dengan fokus  membangun jaringan logistik dan memperluas penawaran produknya.

Pada 2020, Lazada kembali mendapatkan pendanaan lagi sebesar $1,3 miliar dari sekelompok investor termasuk Alibaba, Temasek, dan investor institusional lainnya. Pendanaan ini digunakan untuk mendukung pertumbuhan dan ekspansi Lazada yang berkelanjutan, dengan fokus membangun kemampuan teknologi dan memperluas basis pelanggannya.

Seiring dengan semakin matangnya pasar e-commerce di Asia Tenggara, Lazada membutuhkan modal agar dapat bersaing secara sehat dengan pesaing lainnya yang semakin populer di Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Perkuat posisi di e-commerce

Indonesia adalah pasar yang besar pemain e-commerce dengan populasi lebih dari 270 juta orang dan kelas menengah yang berkembang pesat. Menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, pasar e-commerce Indonesia diperkirakan mencapai $82 miliar pada 2025, naik dari $13 miliar pada 2015.

Lazada Group telah mengalami pertumbuhan positif di Indonesia, salah satu pasar utama mereka. Sejak diluncurkan di Indonesia pada 2012, Lazada telah menjadi pemain terkemuka di industri e-commerce dengan penetrasi kuat di daerah perkotaan maupun pedesaan. Salah satu kunci sukses Lazada di Indonesia adalah kemampuannya menjangkau pelanggan di pedesaan.

Indonesia adalah pasar yang sangat terfragmentasi, dengan banyak konsumen yang tinggal di daerah terpencil dengan akses terbatas ke toko tradisional. Lazada tercatat telah mampu memasuki pasar ini dengan menawarkan berbagai macam produk dan menyediakan pengiriman yang andal, bahkan ke daerah yang paling terpencil sekalipun.

Pemain lain yang juga memiliki basis pelanggan besar di Indonesia adalah Shopee. Hingga saat ini, Shopee telah beroperasi di lebih dari 10 negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Shopee menawarkan rangkaian produk yang serupa dengan Lazada, tetapi dengan penekanan lebih besar pada social commerce dan mobile-first technology.

Persaingan antara Lazada dan Shopee diprediksi semakin meningkat sejalan dengan perkembangan pesat e-commerce Asia Tenggara. Kedua perusahaan terus berinvestasi di pemasaran, logistik, dan teknologi untuk tetap menjadi yang terdepan dalam persaingan, sekaligus berinovasi untuk menawarkan pengalaman berbelanja yang baru dan menarik bagi pelanggan mereka.

FIT HUB Kembali Kantongi Pendanaan Baru

Platform digital yang menawarkan akses gym premium FIT HUB telah memperoleh pendanaan baru di putaran awal mereka. Dilansir dari DealStreetAsia, nilai investasi yang diperoleh menambah capaian pendanaan awal mereka menjadi $6,5 juta atau setara 96,6 miliar Rupiah.

Pemodal ventura yang terlibat dalam putaran pendanaan kali ini adalah Wavemaker Partners dan investor FIT HUB sebelumnya yaitu Trihill Capital. Kepada DailySocial.id. Seed & Venture Investor Trihill Capital Alwyn Rusli memberikan konfirmasi terkait dengan pendanaan baru yang diterima oleh FIT HUB.

Awal tahun 2022 lalu FIT HUB telah mengantongi pendanaan awal senilai $3 juta dari sejumlah investor. Putaran pendanaan awal ini dipimpin oleh Global Founders Capital APAC, dengan partisipasi dari Goodwater Capital dan angel investor. Sejumlah founder startup turut andil menjadi investor, di antaranya Abhinay Peddisetty, Steven Wongsoredjo, Robin Tan, Benedicto Haryono, dan Philip Tjipto.

Sebelumnya Alwyn mengatakan, Trihill memutuskan untuk berinvestasi sejak awal di FIT HUB setelah melihat pertumbuhan bisnisnya yang positif. Berawal dari tesis sudah mulai banyak masyarakat yang ingin memiliki gaya hidup sehat, mereka melihat apa yang ditawarkan oleh FIT HUB menjadi relevan dan memiliki potensi untuk terus berkembang.

Dalam waktu kurang dari 2 tahun, FIT HUB berhasil menggandeng 45 klub dan menyambut 40.000 anggota di 12 kota di Indonesia, menjadikannya sebagai platform gym dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia.

“Kita melihat space mana yang bisa kita incar untuk berinvestasi. FIT HUB menjadi ideal bagi kami dilihat dari latar belakang pendirinya yang memiliki pemahaman sangat baik dan melakukan riset hingga terjun langsung untuk melihat potensi pasar,” kata Alwyn.

Berbasis di Singapura, Trihill Capital adalah pemodal ventura yang memiliki visi untuk membangun kemitraan dalam jangka panjang dengan para pendiri startup. Secara khusus Trihill Capital memiliki 2 investment arms, yaitu investasi yang fokus kepada public equities secara global dan satu lagi berinvestasi kepada perusahaan di Asia Tenggara.

Layanan sejenis yang juga mengakomodasi kebutuhan kebugaran di antaranya Doogether, Fita, hingga Fits.id.

Menambah pilihan kelas

Dikelola oleh pakar di industri ritel, FIT HUB menawarkan akses gym premium ke seluruh club FIT HUB dan kelas tanpa batas setiap hari dengan biaya terjangkau (mulai dari Rp239 ribu/bulan). FIT HUB mengklaim dapat memberikan value for money yang tidak diberikan oleh gym lain. Selain fasilitas premium, peralatan weight training yang lengkap, kelas yang bervariasi, member juga dapat merasakan suasana yang nyaman, desain area yang modern, dan bantuan personal trainer yang tersertifikasi.

Akhir tahun 2022 lalu FIT HUB memperkenalkan terbarunya yaitu kelas fitness outdoor ‘CLASS HUB’. Layanan baru ini merupakan sarana bagi peserta untuk menemukan komunitas dan berbagi perjalanan olahraga mereka bersama kelompok dengan minat yang sama.

CLASS HUB merupakan sister brand dari FIT HUB, yang membawa misi memberikan kemudahan akses kesehatan dan kebugaran untuk semua orang. Hampir 1.000 kelas diadakan setiap minggunya di seluruh FIT HUB di seluruh Indonesia dan diikuti oleh hampir 20.000 anggota.

Application Information Will Show Up Here

Legit Group Konfirmasi Pendanaan Seri A dari MDI Ventures, SMDV, dan East Ventures

Legit Group merampungkan pendanaan seri A sebesar $13,7 juta (sekitar 205,3 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh MDI Ventures, serta partisipasi dari SMDV, East Ventures, dan Winter Capital. Pengumuman ini sekaligus mengonfirmasi pemberitaan sebelumnya terkait pendanaan baru yang diperoleh operator cloud kitchen ini.

Dalam keterangan resminya, dana segar ini akan digunakan Legit Group untuk menghadirkan lebih banyak makanan di berbagai tempat, sambil terus berinovasi dan meningkatkan teknologi untuk mencapai sistem operasi yang lebih efisien. Pada 2021, Legit Group telah mengantongi pendanaan tahap awal (seed) senilai $3 juta dari East Ventures dan AC Ventures.

“Kami antusias memiliki kelompok investor yang kuat untuk mendukung kami dalam menciptakan merek yang mengusung visi ‘food for everyone’ atau ‘makanan untuk semua’,” kata Chairman Legit Group Bram Hendrata.

Didirikan pada 2021, saat ini Legit Group telah mengoperasikan empat merek, mulai dari Pastaria, Sei’ Tan, Sek Fan, dan Ryujin yang berlokasi di lebih dari 30 titik di Jabodetabek. Keempat merek ini tidak memiliki gerai offline, melainkan hanya dapat dipesan secara online.

“Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan sinergi positif dan kesuksesan
lebih besar bagi kedua belah pihak. Investasi ini juga merupakan upaya MDI Ventures untuk memberikan dampak sosial yang positif terhadap pertumbuhan sektor agrikultur di Indonesia,” kata CEO MDI Ventures Donald Wihardja.

Ia menambahkan, pengalaman pendiri Legit Group di dunia F&B selama 15 tahun, serta kemampuan mereka dalam mengembangkan produk dan strategi pemasaran yang inovatif dan efektif, diyakini dapat memperkuat posisi Legit Group di industri F&B dan mengakselerasi pertumbuhan bisnis mereka.

Rencana ekspansi

Sejak diluncurkan, Legit Group mencatat pertumbuhan bisnis yang positif. Pihaknya mengklaim telah mengantongi transaksi penjualan hingga tiga kali lipat dalam waktu satu bulan, dan meluncurkan merek baru.

Dengan fokus pada pemanfaatan teknologi untuk memaksimalkan keuntungan, Legit Group meyakini pengembangan merek F&B ini akan memberikan keunggulan kompetitif di pasar cloud kitchen. Saat ini, kebanyakan pemain serupa lebih fokus ekspansi ke wilayah baru.

Tahun ini, Legit Group berencana ekspansi dengan mengambil target di wilayah Jabodetabek dan kota-kota lainnya yang memiliki potensi pasar pengiriman yang besar, setelah sebelumnya 95% gerai Legit Group tersebar di beberapa titik di area Jakarta.

“Melalui dukungan dari berbagai pihak, pendekatan yang strategis serta komitmen kami terhadap keunggulan kualitas produk, kami yakin bisa terus menghasilkan produk yang relevan dengan kualitas terbaik di lebih banyak daerah di Indonesia,” tutup Bram.

Dalam beberapa tahun terakhir, cloud kitchen muncul sebagai layanan potensial dalam industri layanan makanan. Dapur virtual ini memungkinkan beberapa merek restoran beroperasi di bawah satu atap, tanpa memerlukan ruang makan fisik. Konsep inovatif ini telah mendapatkan popularitas karena sifatnya yang hemat biaya dan fleksibel, memungkinkan restoran memenuhi permintaan yang meningkat untuk pesan-antar dan bawa makanan online.

Platform yang menawarkan layanan serupa di Indonesia turut dioperasikan oleh tujuh pemain di Jakarta antara lain adalah Yummy Kitchen, Hangry, Eden Kitchen, GrabKitchen, dan Dapur Bersama GoFood.

Travelio Kantongi Pendanaan Seri C

Platform proptech Travelio telah mengantongi pendanaan seri C yang dipimpin oleh sebuah grup keuangan asal Korea. Turut terlibat dalam putaran pendanaan tersebut DAOL Ventures (sebelumnya KTB), Orzon Ventures (didukung oleh PTTOR Konglomerat Thailand dan 500 Global), dan Appworks dari Taiwan.

Pavilion Capital yang merupakan investor Travelio sebelumnya, turut berpartisipasi dalam putaran pendanaan ini. Tidak disebutkan lebih lanjut berapa nilai investasi yang mereka peroleh. Dana segar ini kemudian akan digunakan oleh perusahaan untuk meluncurkan vertikal bisnis baru di sektor rent-to-own.

“Kami sangat bersemangat untuk meluncurkan inisiatif baru ini karena ini akan menyelesaikan masalah rendahnya kepemilikan rumah untuk milenial kalangan menengah, yang merupakan mayoritas penyewa kami. Dengan cara ini, kami tidak hanya menjadi solusi sementara untuk mereka selama beberapa tahun, tetapi sebaliknya untuk seumur hidup mereka,” ujar Co-founder & CSO Travelio Christina Suriadjaja.

Tahun 2019 lalu Travelio mendapatkan pendanaan seri B senilai $18 juta. Putaran investasi ini dipimpin oleh Pavilion Capital dan Gobi Partners. Investor sebelumnya dikatakan turut terlibat, termasuk Vynn Capital, Insignia Ventures Partners, IndoGen Capital, dan PT Surya Semesta Internusa Tbk.

Hingga saat ini Travelio memiliki lebih dari 15 ribu properti yang dikelola secara eksklusif. Perusahaan juga sudah beroperasi di 12 kota yaitu Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor, Depok, Bandung, Surabaya, Semarang, Karawang,
Makasar, Yogyakarta dan Medan.

Selanjutnya mereka memiliki rencana untuk memperluas ke kota-kota lain tahun ini. Perusahaan saat ini telah memiliki lebih dari 600 staf dan tidak melakukan kegiatan perampingan atau PHK sejak pandemi.

Telah capai EBITDA positif

Berdiri sejak tahun 2015 lalu, layanan yang disuguhkan adalah platform manajemen properti untuk mengelola beragam apartemen fully furnished terstandardisasi yang disewakan secara online. Travelio didirikan Hendry Rusli, Christina Suriadjaja, dan Christie Tjong. Layanannya penyewaan rumah tinggal dan apartemen yang diusung sudah menjangkau berbagai kota di Indonesia. Penyewa dapat memilih opsi tinggal harian, bulanan, atau tahunan.

Travelio mengklaim sebagai satu-satunya platform online dan transaksional di Indonesia yang memungkinkan penyewa membayar bulanan sewa dalam jangka waktu tahunan. Dengan cara tersebut ternyata memudahkan penyewa beradaptasi dengan skema pembayaran yang fleksibel dari yang sebelumnya mengandalkan pembayaran secara tunai untuk membayar uang muka 20% dan membayar uang jaminan lanjutan lebih dari satu tahun.

Selain menyediakan apartemen fully-furnished, Travelio juga memperluas produknya menjadi unfurnished apartemen dan rumah. melalui manajemen propertinya yang mengoperasikan apartemen berperabotan lengkap telah
mencapai EBITDA yang disesuaikan positif sejak tahun lalu. Travelio sebagai grup diharapkan bisa menyesuaikan EBITDA positif pada akhir tahun 2023 ini.

Application Information Will Show Up Here

Creative Gorilla Capital Fokus Investasi di Sektor “Consumer Goods”

Pemasaran berperan penting dalam kesuksesan startup. Namun, banyak startup mengabaikan upaya pemasaran karena keterbatasan sumber daya, waktu, atau pemahaman akan pentingnya kegiatan pemasaran. Padahal, kampanye pemasaran yang dijalankan dengan baik dapat membantu startup menjangkau target audiens, membangun kesadaran merek, dan mendorong penjualan.

Creative Gorilla Capital (CGC) merupakan salah satu perusahaan modal ventura yang fokus membantu startup melancarkan kegiatan pemasarannya. CGC didukung oleh para pendiri yang memiliki pemahaman dan pengalaman luas di bidang pemasaran. Misinya adalah membantu perusahaan di sektor consumer untuk menerapkan startegi pemasaran yang akurat dan relevan.

Kepada DailySocial.id, Founding dan Managing Partner CGC Benz Julio Budiman, mengungkap rencana investasi ke startup Indonesia, dan upayanya membantu portofolio dalam mengembangkan bisnis melalui pemasaran.

Strategi pemasaran startup

Kampanye pemasaran yang dibuat dengan baik dapat menentukan pertumbuhan positif startup. Sementara, startup sering kali terhambat kendala dalam menampilkan produk atau layanan kepada calon pelanggan. Untuk itu, CGC fokus membantu startup untuk memahami secara jelas kegiatan pemasaran yang ideal untuk bisnis mereka mengingat consumer goods banyak bersinggungan langsung dengan konsumen.

CGC didukung oleh Future Creative Network (FCN) yang selama ini telah berpengalaman membantu perusahaan FMCG hingga perusahaan consumer goods lokal hingga global melancarkan kegiatan pemasaran mereka. Sejauh ini, CGC telah berinvestasi di sejumlah startup di antaranya Offmeat, Ringkas, Kynd, dan Allura.

“Kami terinspirasi oleh beberapa platform luar yang melakukan pendekatan seperti ini. CGC ingin menjadi mitra bisnis yang ingin melancarkan kegiatan pemasaran. Dilihat dari ekosistem yang dimiliki, yaitu FCN, kami bisa memberikan advise yang relevan untuk bisnis. Didukung Vynn Capital, kami memahami benar struktur dan cara kerja VC secara umum,” kata Benz.

Kampanye pemasaran yang dibuat dengan baik dapat membantu bisnis menjangkau audiens target, membangun brand awareness, dan mendorong penjualan. Dilihat dari portofolio CGC saat ini, tidak harus berbasis teknologi.

“Teknologi tetap mereka manfaatkan, tetapi kebanyakan di belakang layar. Misalnya, Offmeat salah satu portofolio CGC memanfaatkan teknologi untuk membantu perusahaan melakukan efisensi produksi daging,” jelasnya.

Untuk berinvestasi sesuai dengan kriteria CGC, kebanyakan pihaknya mendapatkan rekomendasi atau referral. Dalam hal ini due diligence pada latar belakang calon investee menjadi penting bagi CGC, terutama di consumer goods.

“Kebanyakan [portofolio] startup berasal dari referral. Kami juga menerima melalui pitching, tetapi lewat referral lebih spot on karena kami benar-benar melakukan pengecekan saat berinvestasi. Hal itu dilakukan karena sulit untuk membangun consumer product, mereka harus memiliki strategi untuk bisa memenangkan pasar,” tuturnya.

Dalam berinvestasi, CGC didukung oleh Limited Partner (LP) dari luar negeri dan dana kelolaan Gorilla Silverback Fund sebesar Rp300 miliar Rupiah. Pihaknya menargetkan 5-10 portofolio investasi di bidang consumer goods tahun ini.

“Target bergantung pada supply di pasar. Kami tidak mau terlalu terburu-buru. Saat ini kondisinya sudah semakin baik jika melihat nilai valuasi [startup] yang lebih realistis. Kami targetkan investasi di 5-10 perusahaan. Kami akan handle pemasaran mereka. Kalau terlalu banyak brand juga tidak terlalu bagus untuk kami handle,” kata Benz.

Consumer goods di Indonesia

Indonesia adalah salah satu ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Dengan populasi lebih dari 270 juta orang dan kelas menengah yang berkembang, Indonesia menawarkan peluang yang signifikan bagi perusahaan barang konsumsi.

Tercatat saat ini sudah mulai banyak perusahaan consumer goods lokal dari skala menengah hingga besar yang berhasil menarik perhatian konsumen. Tidak hanya meraup keuntungan di pasar lokal, tetapi di antara mereka mulai bisa bersaing secara global. Mulai dari Kopi Kenangan hingga Lemonilo dan produk kecantikan lokal yang mulai banyak dicari oleh konsumen lokal.

“Hal menarik yang kami lihat ada demand besar, tetapi akan terus mengalami perubahan. Bahkan perushaaan sebesar Unilever harus terus melakukan inovasi. Permintaan dari konsumen selalu beruah dan perusahaan consumer goods harus berinovasi,” ucapnya.

Saat ini, bisnis consumer goods menghadapi tantangan yang signifikan dengan perubahan industri ritel yang cepat saat ini. Dengan munculnya layanan e-commerce dan pergeseran perilaku konsumen, perusahaan harus menyesuaikan strategi mereka agar tetap kompetitif.

Salah satu pendekatan efektif adalah menerapkan strategi omnichannel, yang memungkinkan bisnis memberikan pengalaman pelanggan yang mulus di berbagai channel. Di Indonesia sendiri channel penjualan melalui gerai offline seperti Alfamart dan Indomaret, masih menjadi channel paling efektif untuk mendorong penjualan.

Platform Bursa Kripto “Mobee” Peroleh Dana Segar Dipimpin 1982 Ventures

Usai mengantongi izin dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), platform bursa kripto Mobee mengumumkan pendanaan baru dipimpin oleh 1982 Ventures. dengan nominal yang dirahasiakan. Turut terlibat investor strategis lainnya dari perusahaan keluarga hingga individual.

Mobee didirikan oleh Andrew Tjahyadikarta dan Jeff Pradana pada 2022. Keduanya memiliki pengalaman dan latar belakang kuat di sektor finansial. Andrew sebelumnya sempat bekerja di JP Morgan dan pernah memimpin Kaja Group. Sementara, Jeff pernah bekerja di Lehman Brothers dan Barclays Capital.

“Kami sangat senang meluncurkan platform exchange baru ini, yang memungkinkan investor Indonesia untuk dengan mudah mengakses berbagai produk investasi tingkat institusional dalam aset dan sekuritas digital,” kata Co-Founder dan CEO Mobee Andrew Tjahyadikarta dalam keterangan resminya.

Mobee menawarkan berbagai produk keuangan bagi investor yang ingin mencari pendapatan pasif. Adapun pengelolaan aset investasi dirancang untuk investor yang lebih aktif, termasuk kripto.

Pihaknya menyebut, izin operasional yang diperoleh dari Bappebti menjadikannya sebagai platform digital exchange pertama di Indonesia yang fokus menyasar segmen investor terkualifikasi, pemilik bisnis keluarga, dan lembaga institusional.

“Mobee mengisi kesenjangan besar di salah satu segmen yang tumbuh paling cepat dalam layanan keuangan di Indonesia. Mobee adalah satu-satunya platform pertukaran kripto berlisensi di Indonesia untuk melayani investor terbesar dan teraktif dengan produk institusional,” kata Founding Managing Partner 1982 Ventures Herston Powers.

Pendanaan baru

Mobee akan menggunakan dana segar ini untuk mengembangkan operasional, meluncurkan produk baru, dan merekrut lebih banyak profesional yang sudah memiliki pengalaman di layanan finansial dan aset digital.

Saat ini Mobee telah menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan terkemuka di industri aset digital. Bersama dengan tim kripto dan ahli TradFi mereka, Mobee menyediakan produk yang memenuhi standar tertinggi dalam tata kelola, risiko manajemen, kepatuhan, dan pelaksanaan layanan.

Beberapa layanan yang dihadirkan oleh Mobee di antaranya adalah, OTC trading (over-the-counter trading). Dalam perdagangan OTC, pembeli dan penjual menegosiasikan persyaratan transaksi, termasuk harga, kuantitas, dan tanggal penyelesaian, di antara mereka sendiri, tanpa mengandalkan pertukaran terpusat untuk mencocokkan pembeli dan penjual.

“Indonesia akan menjadi satu dari hub kripto utama di global. Kerangka kerja yang telah dibuat oleh regulator memberikan kepercayaan bagi investor untuk meningkatkan eksposur mereka terhadap aset digital. Kami saat ini bekerja dengan mitra utama dalam memberikan produk wealth management yang dapat diandalkan untuk memfasilitasi adopsi lebih lanjut di negara kita,” kata Co-Founder dan CIO Mobee Jeff Pradana.

Berdasarkan data Bappebti pada Februari 2023, total investor kripto di Indonesia mencapai 16,99 juta orang. Kenaikan ini didorong dari nilai transaksi perdagangan aset kripto sebesar Rp13,8 triliun, atau tumbuh 13,7% dari Januari 2023 yang sebesar Rp12,14 triliun.

Mengenal Solusi Digital Saku Laundry, Berencana Galang Dana Tahun Ini

Salah satu platform yang mencoba menghadirkan solusi SaaS manajemen, POS, dan pengelolaan bisnis untuk pemilik laundry adalah Saku Laundry. Sebagai aplikasi, Saku Laundry mencoba memberi jawaban untuk berbagai masalah usaha laundry. Mulai dari kerentanan manipulasi data, kesulitan mengaudit nota transaksi, hingga pengelolaan laporan keuangan. Untuk melengkapi data dan melakukan operasional, Saku Laundry juga menerapkan teknologi Internet of Things (IoT).

Kepada DailySocial.id, CEO Saku Laundry Yusmin Joe mengungkapkan rencana perusahaan yang sedang mencari investor strategis.

Pemanfaatan IoT

Menurut Yusmin, pemilik laundry seringkali kesulitan mengontrol usaha laundry mereka. Ada kerentanan oleh oknum untuk memanipulasi nota, tidak melaporkan transaksi, dan potensi fraud lainnya.

“Yang diutamakan dari aplikasi ini adalah mengamankan bisnis mereka karena kita support dari sisi IoT (Internet of Thing). Jadi bisa menjalankan laundry dari aplikasi kita. Ketika ada nota yang tidak tercatat maka mesin laundry tidak bisa beroperasi.” kata Yusmin.

Melalui aplikasi, pemilik bisnis laundry bisa mengontrol mesin secara otomatis. Saat ini Saku Laundry sudah digunakan sejumlah brand laundry terkemuka. Berfokus pada Software as a Service (SaaS), aplikasi ini telah digunakan lebih dari 300 merchant di seluruh Indonesia. Sekitar 80% masih terpusat di Jabodetabek.

Selain Saku Laundry, platform lainnya di segmen ini di antaranya adalah D-Laundry dan Smartlink. Perusahaan merupakan salah satu dari 9 peserta terbaik yang berhak mengikuti rangkaian Demo Day DSLaunchpadX.

Ingin menambah merchant aktif

Segmen lain yang digarap Saku Laundry adalah layanan laundry on-demand atau antar jemput laundry yang bisa memudahkan pelanggan agar tidak perlu datang ke outlet. Selain itu, Saku Laundry meluncurkan “Laundromat Saku Laundry”. Layanan ini merupakan penjualan mesin laundry dengan sistem pengelolaan digital.

Saku Laundry juga sudah mendukung pembayaran QRIS yang dapat menerima jenis pembayaran dari semua cashless provider.

Sebagai perusahaan SaaS, Saku Laundry menjual hardware IoT untuk pemilik usaha laundry mulai dari Rp6 juta. Mereka juga mengenakan biaya berlangganan mulai dari Rp100 ribu per bulan. Saku laundry juga mengenakan 10% dari nilai transaksi kepada setiap pemesanan dari pelanggan.

Untuk mengembangkan bisnis, perusahaan memiliki rencana penggalangan dana tahun ini. Saku Laundry menargetkan memiliki total 500 merchant aktif. Perusahaan juga berencana untuk menyediakan pembiayaan dan layanan manajemen pengelolaan  bagi mereka yang ingin membuka bisnis laundry.

“Seiring permintaan pasar yang meningkat, kita juga menghadirkan konsultasi, baik untuk merchant-merchant laundry yang sudah berjalan ataupun untuk bisnis yang ingin lebih berkembang,” kata Yusmin.

Application Information Will Show Up Here

TransTRACK Segera Rampungkan Pendanaan Lanjutan

Menurut laporan Statista, ukuran pasar industri logistik di Indonesia diproyeksikan mencapai nilai $240 miliar pada tahun 2027, naik dari $111 miliar pada tahun 2019. Pertumbuhan ini menghadirkan peluang yang signifikan bagi perusahaan yang dapat memberikan solusi inovatif untuk membantu bisnis beroperasi lebih efisien dan hemat biaya.

Salah satu platform yang mencoba untuk memberikan solusi logistik secara terpadu adalah TransTRACK. Mereka menyediakan real-time tracking dan solusi manajemen yang membantu bisnis mengoptimalkan operasi logistik dan mengurangi biaya.

Kepada DailySocial.id, Founder & CEO TransTRACK Anggia Meisesari mengungkapkan rencana ekspansi perusahaan dan rencana penggalangan dana baru.

Kemitraan dengan pemerintah

Saat ini TransTRACK telah menawarkan solusi logistik end-to-end. Bukan hanya sekadar Fleet Management System, namun juga Transportation Management System dan Truck Appointment System. Tercatat perusahaan sudah mengakomodasi lebih dari 600 pelanggan dengan lebih dari 50 ribu unit armada dan pengemudi.

Terlebih dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah seputar izin trayek untuk transportasi publik yang harus dilengkapi GPS dan terhubung langsung dengan server Kementerian Perhubungan, TransTRACK bisa menyediakan solusi tersebut. Menurut Anggia tidak semua vendor bisa menyediakan solusi tersebut, dan TransTRACK terpilih bersama beberapa vendor lainnya.

“Jadi kami membantu transportasi publik untuk bisa mendapatkan izin trayek dan akhirnya terhubung dengan Kementerian Perhubungan. Kemudian kita juga bisa terhubung dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, karena yang mengangkut limbah B3, harus bisa terintegrasi dengan sistem KLHK,” kata Anggia.

Kelebihan lain yang saat ini dimiliki TransTRACK termasuk teknologi Fuel Monitoring. Berbeda dengan vendor lain yang banyak menggunakan alat GPS Fuel Censor yang ada di lapangan, kebanyakan alat tersebut hanya memiliki tingkat akurasinya maksimal 75% saja. Sementara dengan teknologi TransTRACK yang saat ini sedang dalam proses paten, mereka menggunakan Fuel Stabilizer yang bisa meningkatkan akurasi pengukuran BBM sampai 98%.

Fokus ke segmen B2B


Saat ini kebanyakan bisnis yang memanfaatkan teknologi TransTRACK.id adalah segmen B2B. Kendati demikian, sebenarnya tidak hanya perusahaan besar saja yang bisa menggunakan layanan mereka, kategori perorangan juga bisa menggunakan teknologi milik TransTRACK.

Sebagian besar pelanggan TransTRACK datang dari pelaku shipping company, ada juga fleet owner dan fleet operator, perusahaan logistik pihak ketiga (3PL), logistic service provider atau logistic service aggregator, termasuk salah satu startup besar logistik menjadi customer dari TransTRACK.

Salah satu keunggulan yang diklaim mampu meningkatkan pertumbuhan perusahaan adalah rekomendasi dari customer kepada customer baru lainnya melalui sistem referral. Memanfaatkan peluang tersebut, saat ini TransTRACK juga mulai banyak bermitra dengan pelanggan mereka, yang memiliki jaringan hingga latarbelakang yang relevan untuk meningkatkan sales.

“Beberapa mitra sales kami sebenarnya juga pelanggan. Mereka sudah happy menggunakan TransTRACK di kota mereka dan memiliki network yang cukup kuat. Akhirnya mereka menjadi mitra kami dengan membantu penjualan, kami bisa sharing revenue dari situ. Hal tersebut yang membuat kami bisa tumbuh lumayan cepat di 28 kota. Target perusahaan tahun ini adalah bisa hadir di 100 kota di 37 provinsi, dengan membuka program untuk kemitraan,” kata Anggia.

Saat ini strategi monetisasi yang dilancarkan oleh perusahaan adalah melalui subscription fee atau biaya berlangganan. Opsi ini diklaim oleh perusahaan sudah mencapai 92% jumlahnya. Biaya berlangganan tersebut berasal dari Fleet Management System, Transportation Management System, Truck Appointment System dan juga Warehouse Management System.

Kendati demikian ada model bisnis lain berupa transaction fee yang dijalankan melalui layanan Supply Chain Integrator yang telah diluncurkan pada bulan Januari lalu. Komisi juga didapatkan dari perusahaan asuransi untuk kargo. Demikian juga dengan platform fintech yang menawarkan Invoice Factoring dan Working Capital untuk pelanggan.

“Saat ini fokus kita di road transport. Apa pun usahanya selama ada armada berjalan di darat bisa menjadi customer TransTRACK. Karena yang paling besar ada di logistik, yang kedua adalah public transport, tapi selebihnya mulai dari perusahaan F&B, industri manufaktur dan jasa. Bahkan kami saat ini telah memiliki customer besar yaitu provider Telco. Kemudian ada juga perusahaan leasing, perbankan, rental, tambang, perkebunan, peternakan, BUMN, dan tentunya pemerintah,” kata Anggia.

Rampungkan pendanaan lanjutan

TransTRACK telah berhasil menutup putaran pendanaan tahapan awal (Seed). Investor yang terlibat adalah Cocoon Capital, Accelerating Asia, dan YCAB Ventures. Secara keseluruhan mereka berhasil mengumpulkan investasi senilai SGD755 ribu (setara dengan $570 ribu atau 8 miliar Rupiah). Sebelumnya TransTRACK juga merupakan salah satu peserta terpilih DSLaunchPad 2.0.

Tahun ini perusahaan juga berencana untuk merampungkan pendanaan tahapan lanjutan yaitu Pra Seri A. Namun demikian Anggia enggan untuk menyebutkan lebih lanjut kapan finalisasi penggalangan dana tersebut akan diumumkan.

TransTRACk telah memiliki sekitar 130 tim. Jumlah tersebut diklaim mengalami peningkatan yang cukup besar sejak tahun 2019 lalu yang hanya terdiri dari 12 orang saja. Tercatat saat ini perusahaan juga telah mencapai profitabilitas di tahun 2022 lalu. Meskipun jumlahnya belum terlalu banyak, namun paling tidak telah memvalidasi model bisnis yang mereka lancarkan.

“Fokus perusahaan selanjutnya adalah melakukan ekspansi di Indonesia dan juga negara lainnya di Asia Tenggara. Saat ini perusahaan telah menjalin kemitraan strategis di Malaysia dan Singapura. Selanjutnya TransTRACK juga ingin memperluas layanan di Myanmar, Vietnam dan Thailand,” kata Anggia.

Application Information Will Show Up Here

Kantongi Izin Pedagang Fisik Emas Digital dari Bappebti, IndoGold Ingin Tingkatkan Pengalaman Berinvestasi

Platform investasi emas digital semakin populer di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, dengan semakin banyaknya investor yang berusaha untuk mendapatkan akses ke pasar emas melalui sarana digital. Platform ini pada umumnya menawarkan berbagai keuntungan dibandingkan opsi investasi emas tradisional, seperti kenyamanan, transparansi, dan aksesibilitas.

Salah satu platform jual beli emas secara online berbasis aplikasi saat ini adalah IndoGold. Kepada DailySocial.id, Founder & CMO IndoGold Indra Sjuriah mengungkapkan rencana perusahaan tahun ini, setelah mengantongi izin dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sebagai pedagang fisik emas digital.

Fokus kepada profitabilitas

Emas telah lama dianggap sebagai aset safe-haven yang dapat membantu melindungi investor dari volatilitas pasar dan ketidakpastian ekonomi. Di Indonesia, investasi emas menjadi semakin populer dalam beberapa tahun terakhir, karena investor berusaha mendiversifikasi portofolio mereka dan menjaga kekayaan mereka.

Indonesia juga merupakan salah satu penghasil emas terbesar di dunia, dengan cadangan emas negara diperkirakan sekitar 3000 ton. Dengan latar belakang tersebut, tidak mengherankan jika platform emas online semakin populer di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

IndoGold melihat, selama periode tahun 2022 sampai saat ini, nilai transaksi dan volume transaksi transaksi perdagangan fisik emas digital terus mengalami peningkatan, seiring minat investasi emas digital yang didorong kesadaran berinvestasi pasca-pandemi. Perusahaan juga mencatat hingga awal Januari 2023, jumlah pengguna mereka saat ini telah mencapai lebih dari 1,2 juta termasuk pengguna layanan emas digital di platform mitra.

Secara demografi, sebagian besar pengguna IndoGold masih berpusat di pulau Jawa. Tahun 2023 ini perusahaan akan berfokus pada perluasan akses investasi emas dengan melakukan peningkatan pengalaman berinvestasi bagi pengguna, inovasi fitur serta program edukasi keuangan dan investasi baik secara online maupun offline yang berkelanjutan.

IndoGold juga berupaya untuk terus membuka kemitraan strategis, guna mendukung peningkatan inklusi keuangan. Perusahaan juga memiliki target untuk bisa mencetak pertumbuhan transaksi maupun pendapatan. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, harapannya dalam waktu dekat perusahaan dapat mencapai profitabilitas.

“Harapannya dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan bisnis serta semakin banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan platform IndoGold untuk berinvestasi emas secara digital,” kata Indra.

Saat ini IndoGold telah memiliki fitur yang dapat memudahkan pengguna dalam berinvestasi emas. Mulai dari fitur auto debet supaya pengguna dapat menjadwalkan pembelian emas secara otomatis, program IndoGold Poin yang memungkinkan pengguna mendapat poin untuk dapat selanjutnya digunakan sebagai potongan pembelian emas hingga penambahan opsi penarikan emas tidak hanya ANTAM dan UBS, terdapat opsi emas logam mulia merk EmasKita dan Lotus Archi. Pengguna dapat mulai berinvestasi emas digital mulai dari Rp10 ribu atau setara dengan 0,01 gram.

Selain IndoGold platform hingga marketplace yang menawarkan investasi digital berupa emas di antaranya adalah Pluang, Treasury, LakuEmas, dan Sakumas. Kelima perusahaan ini membentuk asosiasi Perkumpulan Pedagang Emas Digital Indonesia (PPEDI) atau Indonesia Digital Gold Traders Society (IDGTS).

Kantongi izin Bappebti

Terlepas dari banyaknya keuntungan platform investasi emas digital, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Sebagai contoh, masih kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia tentang manfaat berinvestasi emas. Selain itu, ada kekhawatiran tentang kebijakan dan peraturan untuk platform investasi emas digital, khususnya seputar masalah perlindungan konsumen dan pencegahan penipuan.

Untuk bisa memberikan kepercayaan dan layanan lebih, IndoGold di bawah naungan PT Indogold Makmur Sejahtera, baru-baru ini telah mengantongi izin dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sebagai pedagang fisik emas digital melalui Keputusan Kepala Bappebti Nomor 001/BAPPEBTI/P-ED/01/2023.

Dengan izin tersebut, IndoGold dapat memberikan fasilitas jual beli emas dilandasi dengan ketersediaan emas fisik. Dengan terdapatnya regulasi perdagangan emas fisik digital oleh Bappebti, IndoGold menjadi salah satu pedagang fisik emas digital yang berizin, diharapkan Indogold dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat untuk berinvestasi emas digital, karena terdapat kepastian hukum sekaligus perlindungan masyarakat.

“Dengan diperolehnya izin sebagai pedagang fisik emas digital oleh Bappebti semakin memantapkan misi IndoGold karena diatur oleh lembaga yang berwenang. Untuk itu, kami berterima kasih atas arahan yang diberikan Bappebti dalam proses mendapatkan izin sebagai pedagang fisik emas digital,” kata Indra.

Dari perlindungan terhadap inflasi dan diversifikasi portofolio hingga memberikan pengembalian jangka panjang yang stabil dan likuiditas yang tinggi, emas dapat menjadi pilihan investasi yang menarik bagi mereka yang ingin melindungi kekayaan mereka dan membangun keamanan finansial dalam jangka panjang. Dengan demikian, investasi emas harus dianggap sebagai komponen kunci dari setiap portofolio investasi yang terdiversifikasi dengan baik di tanah air.

“Dengan kondisi supercycle commodity, diproyeksikan harga emas di tahun ini akan menguat seiring permintaan komoditas emas yang naik tajam dan perdagangan fisik emas digital di Indonesia memiliki potensi menjanjikan pada 2023, Pedagang fisik emas digital meluncurkan produk retail yang dapat dijangkau semua level investor dengan tujuan untuk mendidik masyarakat agar mulai belajar investasi dengan logis dalam platform digital yang telah berizin,” kata Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Berjangka Komoditi Bappebti, Tirta Karma Sanjaya.

Application Information Will Show Up Here