Hasbro Hidupkan Lagi Mainan Handheld Tiger yang Populer di Tahun 90-an

Ada suatu masa ketika gaming merupakan hal yang sederhana. Konten didistribusikan secara fisik, tidak perlu diunduh, tak ada update, dan pemain tidak perlu selalu online. Kita hanya tinggal menyalakan perangkat dan mulai menikmati game. Di era inilah Tiger Electronics berjaya. Perusahaan asal Amerika Serikat ini terkenal akan mainan-mainan LCD handheld berlisensi resmi seperti RoboCop, Terminator, hingga Spider-Man.

Setelah berkiprah lebih dari tiga dekade, Tiger Electronics akhirnya berhenti beroperasi di tahun 2012. Lewat langkah merging beberapa belas tahun sebelumnya, brand Tiger kini dimiliki oleh Hasbro dan mereka berniat buat menghidupkannya lagi. Minggu ini, Hasbro mengumumkan rencana peluncuran sejumlah sistem permainan handheld LCD monokrom Tiger baru. Seperti biasa, tiap perangkat didedikasikan untuk menjalankan satu game saja.

Tiger 2

Buat sekarang, ada empat pilihan game handheld Tiger yang Hasbro siapkan, yaitu Disney’s The Little Mermaid, Transformers: Generation 2, X-Men Project X, dan Sonic the Hedgehog 3. Perusahaan menyampaikan bahwa masing-masing judul ini terinspirasi dari versi orisinalnya yang dilepas di tahun 90-an. Mainan-mainan ini cocok untuk dijadikan hadiah nostalgia, atau sebagai cara untuk memperlihatkan pada si buyung potongan kecil kegiatan gaming di masa lalu.

Keempat mainan handheld punya desain dan layout tombol yang serupa (kecuali pada The Little Mermaid yang cuma memiliki dua tombol arah). Perbedaan hanya terletak pada ilustrasi. Semuanya menyuguhkan grafis berbasis LCD monokromatis, diposisikan di atas latar belakang berwarna, dan ditenagai sepasang baterai AA. Hasbro menjelaskan bahwa perancangan dan teknologi yang mereka gunakan di sini betul-betul berkiblat pada produk handheld aslinya.

Tiger 1

Mainan handheld Tiger meraih kepopuleran karena bagi para orang tua saat itu, mereka merupakan alternatif yang lebih terjangkau dari Game Boy. Console portable Nintendo 8-bit tersebut meluncur di tahun 1989, dibanderol US$ 90 per unit dengan harga game mencapai US$ 30. Sementara itu, produk Tiger Electronics bisa dimiliki cukup dengan mengeluarkan belasan dolar saja.

Selain harga yang jauh lebih terjangkau, keunggulan lain mainan handheld Tiger dibanding Game Boy adalah penampilannya. Bisa Anda lihat sendiri gambar-gambar atraktif yang produsen bubuhkan di casing. Penyajian seperti ini pada akhirnya membuat tiap produk Tiger layak dikoleksi.

Tiger 3

Keempat permainan handheld retro Tiger kabarnya sudah bisa dipesan melalui Gamestop, dijajakan seharga US$ 15. Namun sepertinya produk baru disiapkan secara lokal untuk konsumen di Amerika saja. Situs Gamestop tidak bisa diakses oleh kita yang berada di luar wilayah itu.

Via The Verge & VentureBeat.

Pelanggan GeForce Now Dapat Memainkan Cyberpunk 2077 di Hari Peluncurannya

Kalau Anda suka The Witcher 3, besar kemungkinan Anda juga bakal suka dengan Cyberpunk 2077. Lucunya, meski sama-sama RPG, dua game itu sangatlah berbeda; satu mengambil setting medieval, satunya bertema distopia masa depan. Sistem combat-nya pun bahkan berbeda jauh; satu lebih ke arah hack-and-slash, dan satunya justru merupakan first-person shooter.

Basis pernyataan saya di atas adalah sosok yang bertanggung jawab atas terciptanya kedua game tersebut. Keduanya sama-sama dibuat oleh CD Projekt Red, dan developer asal Polandia tersebut sudah menegaskan bahwa mereka tidak akan menahan-nahan konten Cyberpunk 2077 untuk disuguhkan pasca perilisan demi meraup untung lebih banyak.

Singkat cerita, sebagai penggemar seri The Witcher sendiri, saya excited dengan Cyberpunk 2077. Namun yang jadi masalah sekarang adalah, kemungkinan besar PC tua saya tidak akan mampu menjalankannya secara mulus. Ketimbang harus upgrade, alternatif yang lebih terjangkau mungkin adalah memainkannya via layanan cloud gaming.

Cyberpunk 2077

Google Stadia maksudnya? Ya, tapi itu bukan satu-satunya opsi. Pada kenyataannya, hati saya justru lebih condong ke Nvidia GeForce Now yang baru saja lepas dari status beta. Pasalnya, Nvidia baru saja mengumumkan kalau konsumen GeForce Now bakal bisa memainkan Cyberpunk 2077 di hari peluncurannya nanti, tepatnya tanggal 17 September 2020.

Bukan cuma itu, Nvidia bahkan juga menjanjikan efek ray tracing yang terus aktif selama pelanggan memainkan Cyberpunk 2077 lewat platform cloud gaming-nya, yang berarti pencahayaan di Night City (setting lokasi Cyberpunk 2077) bakal kelihatan jauh lebih realistis ketimbang jika saya memaksa memainkannya di PC uzur saya.

Satu hal yang perlu dicatat adalah, tidak seperti Stadia, GeForce Now tidak punya toko game-nya sendiri. Maka dari itu, Nvidia menyarankan pelanggan untuk membeli Cyberpunk 2077 terlebih dulu lewat Steam sebelum mengaksesnya di GeForce Now. GeForce Now sendiri juga mematok biaya berlangganan sebesar $5 per bulannya.

Ya, saya mungkin terdengar kelewat antusias mengantisipasi perilisan game ini, tapi Nvidia rupanya juga demikian.

Sumber: PC Gamer dan Nvidia.

Corsair Perbarui Mouse Gaming Khusus MOBA-nya

Razer punya Naga, Corsair punya Scimitar. Keduanya merupakan seri mouse gaming yang cukup populer di kalangan pemain MOBA maupun MMO. Alasannya tidak lain dari belasan tombol di sisi kiri yang membuat mereka menyerupai sebuah kalkulator, dan faktor inilah yang justru menjadi pertimbangan utama para konsumennya.

Tiga tahun setelah merilis Scimitar Pro RGB, Corsair kini meluncurkan Scimitar RGB Elite sebagai suksesornya. Seperti yang bisa kita lihat, bentuk dan desain keduanya hampir identik. Saya bilang hampir karena ada sedikit perubahan yang membuat Elite jadi lebih ringan (122 gram) daripada Pro (147 gram), tidak termasuk kabelnya.

Corsair Scimitar RGB Elite

Namun perubahan terbesarnya terletak pada sensor optiknya. Elite mengemas sensor PixArt PMW3391 dengan sensitivitas maksimum 18.000 DPI dan kecepatan tracking hingga 400 inci per detik. Bedanya memang tidak banyak mengingat Pro mengemas sensor 16.000 DPI, namun tetap saja Elite lebih superior di atas kertas.

Juga berbeda adalah switch Omron yang tertanam di balik tombol kiri dan kanannya, yang diklaim lebih tangguh karena bisa tahan sampai 50 juta klik (milik Pro cuma sampai 20 juta klik). Selebihnya, Elite masih mempertahankan segala keunggulan Pro, termasuk tentu saja total 17 tombol yang dapat diprogram sesuai kebutuhan.

Corsair Scimitar RGB Elite

12 tombol sampingnya juga tetap bisa digeser-geser posisinya supaya pengguna bisa mengepaskannya dengan jempol masing-masing. Layout-nya sendiri masih sama persis, dan samping kanannya juga masih dilapisi karet bertekstur kasar yang sangat nyaman dijadikan tempat beristirahat jari manis sekaligus kelingking.

Di Amerika Serikat, Corsair Scimitar RGB Elite saat ini telah dipasarkan seharga $80, sama persis seperti harga jual pendahulunya saat pertama dirilis.

Sumber: PC Gamer.

Via Update Terkini, Petualangan Anda di The Witcher 3 PC Bisa Dilanjutkan di Switch

Seiring bertambahnya usia, bertambah banyak pula tanggung jawab seseorang. Untuk sebagian gamer, itu berarti waktu bermain jadi semakin berkurang, dan ini alasannya mengapa banyak orang beralih ke Switch. Console berkonsep hybrid ini memberikan kita keleluasaan dalam bermain. Dan tak seperti produk Nintendo sebelumnya, Switch mendapatkan dukungan penuh dari developer third-party ternama.

Ada sejumlah permainan multi-platform baru yang akan mendarat di Switch, misalnya Doom Eternal, The Outer Worlds dan Gods & Monsters. Di antara judul-judul besar itu, The Witcher 3: Wild Hunt sudah tersedia sejak bulan Oktober 2019. Meski visualnya tak sebaik di PC, PS4 atau Xbox One, kehadirannya di Switch dianggap sebagai pencapaian teknis mengesankan. Dibantu tim Saber Interactive, CD Projekt Red berhasil mengemas game berskala raksasa itu sehingga dapat dimainkan secara portable.

Kemarin, CD Projekt Red mengumumkan kabar gembira bagi Anda yang menikmati The Witcher 3 di PC dan Switch. Melalui update terbaru ke versi 3.6, petualangan Anda bersama Geralt of Rivia di komputer bisa dilanjutkan di Switch berkat integrasi file save. Itu berarti, mereka yang baru membeli game versi Switch tak perlu mengulang dari awal (dan tak perlu lagi mati-matian bertempur melawan griffin dan The Toad Prince).

Kini The Witcher 3 Switch mempunyai menu Cloud Save. Menariknya lagi, file save di Switch kabarnya juga bisa diunggah ke Steam cloud, memungkinkan game dinikmati secara bergantian di dua platform itu. Tapi ada beberapa syarat agar fitur ini bekerja optimal: Agar save dapat dibaca, kita tidak boleh mengubah nama file-nya; kemudian pastikan The Witcher 3 yang Anda miliki di PC merupakan versi Complete Edition seperti di Switch. CD Projekt Red turut mengingatkan bahwa pemakaian mod di PC berpeluang memicu eror dan menimbulkan bug.

Selain integrasi file save, update juga menghadirkan dukungan input touch, memperluas opsi bahasa serta setting grafis, memungkinkan kita mengutak-atik aspek visual lebih jauh. Saber Interactive tak lupa memoles performa game lebih jauh, menumpas sejumlah bug serta crash. Transfer file penyimpanan berlaku bagi The Witcher 3 PC yang Anda beli di Steam maupun GOG.

Lewat forum resmi, gamer Switch menyambut antusias kehadiran integrasi file save tersebut. Namun hal ini juga membuat pemain penasaran, mungkinkah kemampuan transfer file penyimpanan berlaku antar-console, misalnya dari PlayStation 4 ke Switch? Melihat dari perspektif pengguna, peluangnya mungkin sangat kecil karena baik Sony dan Microsoft tidak memberikan kesempatan bagi gamer untuk mengunduh ataupun mengunggah data save.

The Witcher 3: Wild Hunt – Complete Edition di Switch telah beredar di Indonesia (walaupun seperti console-nya, belum secara resmi), dijajakan di kisaran harga Rp 720 ribuan. Game bisa Anda temukan di situs eCommerce lokal.

Via PC Gamer.

Gamer Hardcore? Ini Dia Kartu Grafis Nvidia GeForce RTX Edisi Cyberpunk 2077

Bukan hal baru bagi developer game dan vendor hardware untuk berkolaborasi dalam menciptakan produk edisi terbatas. Produsen console berkali-kali melakukannya: Sony lewat PlayStation 4 versi God of War, Marvel’s Spider-Man dan Death Stranding. Sementara itu, Microsoft punya Xbox One X bertema Gears 5, controller Xbox berpermukaan rumput edisi FIFA hingga gamepad anti-minyak PlayerUnknown’s Battlegrounds.

Di segmen PC sendiri, edisi terbatas lebih sering ditemukan pada gaming gear dan aksesori ketimbang hardware. Nvidia ialah satu dari sedikit nama yang menyediakan komponen bertema spesial. Di tahun 2017 menjelang perilisan Star Wars: Battlefront II, perusahaan teknologi grafis itu meluncurkan GPU Titan Xp dengan desain ala Jedi dan Imperial. Dan setelah sempat di-tease sebelumnya, Nvidia resmi menyingkap kartu grafis GeForce edisi Cyberpunk 2077.

GeForce RTX 2080 Ti Cyberpunk 2077 Edition 1

Tema game Cyberpunk 2077 diterapkan pada unit RTX 2080 Ti. Nvidia mengganti warna hitam dan abu-abu metalik di Founders Edition dengan kuning-hitam, lalu membubuhkan logo permainan di sisi atas. Nvidia juga mengubah cahaya LED hijau di tulisan GeForce RTX menjadi biru muda. Selain garis-garis dan decal futuristis, wujud kartu grafis secara keseluruhan tidak berbeda jauh versi Founder. GPU tetap memanfaatkan sepasang kipas untuk menjinakkan panas.

GeForce RTX 2080 Ti memang bukan hardware murah, tapi bahkan seandainya uang bukan masalah bagi Anda, GPU edisi Cyberpunk 2077 ini tidak dijual. Untuk memilikinya, Anda harus mengikuti program undian/sweepstakes – dengan me-retweet video yang di-posting Nvidia di Twitter kemudian men-tag seorang kawan yang ‘juga bersemangat menanti Cyberpunk 2077 seperti Anda’. Jika beruntung, Anda berdua masing-masing akan mendapatkan GPU istimewa tersebut.


Nvidia hanya memproduksi 200 buah GeForce RTX 2080 Ti Cyberpunk 2077 Edition, dan 77 unit disiapkan buat dibagikan ke komunitas gamer PC. Program sweepstakes akan berlangsung hingga tanggal 28 Februari 2020. Mungkin satu hal yang mengecewakan adalah, Nvidia memberi nama yang panjang dan kurang atraktif bagi GPU edisi terbatas ini. Padahal, sangat keren (dan lebih mudah diingat) jika mereka memanggilnya GeForce RTX 2077.

Awalnya dijadwalkan untuk dirilis di bulan April besok, peluncuran Cyberpunk 2077 diundur ke September 2020 karena CD Projekt Red membutuhkan lebih banyak waktu buat memoles dan melakukan sejumlah pengujian. Saat ini developer tengah mencurahkan perhatian mereka untuk menyempurnakan konten single-player. Mode multiplayer rencananya baru akan tiba secepat-cepatnya di tahun 2022.

GeForce RTX 2080 Ti Cyberpunk 2077 Edition 2

Selain Windows PC, Cyberpunk 2077 juga akan tersedia di Xbox One dan PlayStation 4. Sejauh ini CD Projekt Red belum mengonfirmasi keberadaan dari versi PS5 serta Xbox Series X-nya, namun kita tahu mereka didukung fitur backward compatibility, jadi ada kemungkinan game tetap bisa dijalankan di dua console next-gen tersebut.

Via PC Gamer.

Epic Games Store Tawarkan Assassin’s Creed Syndicate Secara Cuma-Cuma Selama Seminggu

Menyediakan game gratisan yang berbeda setiap minggunya merupakan cara jitu yang diterapkan Epic Games Store guna menarik minat konsumen. Seperti yang kita tahu, usia EGS masih sangat muda, dan taktik-taktik semacam ini tergolong esensial dalam meruntuhkan loyalitas konsumen Steam.

Tren game gratisan setiap minggu ini sudah EGS jalankan sejak mereka resmi beroperasi di akhir 2018, dan masih terus berlanjut sampai sekarang. Minggu depan, game yang digratiskan malah cukup istimewa, yakni Assassin’s Creed Syndicate, plus sebuah card game ala Hearthstone berjudul Faeria.

Syndicate memang bukan yang terbaik di sepanjang seri Assassin’s Creed, namun tetap saja ia merupakan salah satu judul blockbuster yang dirilis di tahun 2015. Bagi yang belum pernah memainkannya, Syndicate mengisahkan seorang assassin muda bernama Jacob Frye, dengan setting kota London di era Revolusi Industri.

Assassin's Creed Syndicate

Syndicate juga merupakan game Assassin’s Creed terakhir yang masih menerapkan ‘formula lama’. Setelah Syndicate, Ubisoft merilis Assassin’s Creed Origins dengan gameplay yang berubah cukup drastis dan elemen RPG yang lebih kental. Formula baru ini pada akhirnya terus disempurnakan sampai game yang terbaru, Assassin’s Creed Odyssey.

Assassin’s Creed Syndicate dan Faeria bisa kita dapatkan secara cuma-cuma di EGS pada tanggal 21 – 28 Februari 2020. Tidak ada syarat tertentu yang harus dipenuhi. Cukup buka situs EGS, login atau daftarkan akun, lalu klik “Get” pada laman masing-masing game. Setelahnya, game-nya bisa kita unduh dan mainkan kapan saja kita mau.

Sumber: PC Gamer.

Mendekati Peluncuran Console Next-Gen, Penjualan PS4 dan Xbox One Merosot Cepat

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, console nextg-gen akan meluncur kurang dari satu tahun. Meski begitu, tentu produsen ingin agar produk yang sudah ada tetap terjual laris. Sebagai contohnya, Sony terus mencoba meyakinkan kita bahwa ‘sekarang adalah saat paling tepat buat bermain’. Para console maker juga berjanji untuk terus memberikan dukungan bagi perangkat current-gen meski hardware baru telah tersedia.

Namun kehadiran PlayStation 5 dan Xbox generasi keempat tentu memberi dampak bagi home console yang ada sekarang. Berdasarkan laporan analis pasar NPD Group, penjualan PS4 dan Xbox One memperlihatkan penurunan signifikan, terutama di Amerika Serikat. Di kawasan tersebut, jumlah pengeluaran konsumen buat membeli console di bulan Januari 2020 merosot sebesar 35 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.

Tak hanya hardware, total pengeluaran terkait produk gaming – termasuk software, aksesori dan game card – juga mengalami penyusutan dihitung dari tahun ke tahun (year-on-year). Angkanya cukup signifikan, yakni 26 persen. Penurunan ternyata lebih tajam dibandingkan estimasi produsen sebelumnya. Menariknya, Nintendo malah tidak merasakan depresiasi sebesar Sony dan Microsoft karena penjualan Switch-nya terbilang stabil.

Melalui Twitter-nya, analis Daniel Ahmad dari Niko Partners mengungkapkan bahwa turunnya penjualan PS4 dan Xbox One di 2020 lebih parah dibanding PS3 dan Xbox 360 pada tahun 2013, yaitu tahun ketika penerus kedua console itu diluncurkan. Menurut Ahmad, penurunan ini disebabkan oleh kombinasi dari banyak hal, bukan hanya karena konsumen yang tengah menanti PlayStation 5 dan Xbox Series X saja.

Alasan pertama ialah karena baik Microsoft dan Sony terus mempertahankan harga sistem current-gen mereka di kisaran US$ 300. Microsoft memang menawarkan salah satu varian di harga US$ 250, tetapi dengan kompensasi absennya optical disc drive. Sementara itu, Nintendo Switch Lite (tanpa dukungan dock dan controller yang tak bisa dilepas) dibanderol US$ 100 lebih murah dari varian standar.

Penyebab kedua adalah konfirmasi dukungan backward compatibility di Xbox Series X dan PlayStation 5. Fitur ini memungkinkan kedua console itu menjalankan permainan-permainan yang ada di sistem terdahulu dengan performa dan kualitas visual lebih baik. Tak mengherankan jika gamer memutuskan untuk menunggu peluncuran sistem-sistem anyar tersebut.

Kemudian alasan ketiga ialah penundaan perilisan sejumlah game blockbuster, yang terjadi pada Cyberpunk 2077, remake Final Fantasy VII, The Last of Us Part II, Marvel’s Avengers, serta permainan-permainan Ubisoft seperti Gods and Monsters, Rainbow Six Quarantine, dan Watch Dogs Legion. Dan hingga kini, kita juga belum tahu kapan tepatnya Ghost of Tsushima akan dilepas.

Via Eurogamer.

Map Legendaris Counter-Strike, Dust 2, Akan Segera Hadir di Fortnite

Dust 2 – atau yang lebih dikenal dengan nama de_dust2 oleh pemain Counter-Strike klasik – mungkin adalah salah satu multiplayer map yang paling sering dimainkan di sepanjang sejarah gaming. Lokasi virtual ini pertama menyapa dunia pada tahun 2001 melalui game Counter-Strike versi 1.1, dan sampai sekarang masih sering dimainkan di Counter-Strike: Global Offensive.

Tidak lama lagi, Dust 2 malah bakal menyambangi Fortnite. Gambar di atas adalah penampakan map legendaris tersebut di Fortnite, sedangkan gambar di bawah adalah penampakannya di CS:GO. Seperti yang bisa kita lihat, tampilannya begitu mirip, dan nuansa kartun khas Fortnite-nya hanya kentara dari warna hijau mencolok pada pohon-pohonnya.

CS:GO Dust 2

Adalah Team Evolve yang bertanggung jawab atas eksistensi Dust II di Fortnite. Mereka adalah sekelompok desainer yang rajin merancang custom map dan custom mode menggunakan platform sandboxing Fortnite Creative untuk berbagai brand dan organisasi.

Ini tentu bukan pertama kalinya Dust 2 dibuat untuk game lain. Replikanya bisa kita temukan di Far Cry 5 Arcade, dan tentu saja komunitas Minecraft punya segudang versi Dust 2. Dalam waktu dekat, Dust 2 juga dapat dimainkan di salah satu game terpopuler saat ini.

Dust 2 di Fortnite nantinya bisa diakses melalui fitur Battle Lab, yang sejak Desember lalu memungkinkan mode battle royale untuk diterapkan pada custom map yang dibuat di Fortnite Creative. Buat yang tidak sabar, nantikan saja kode untuk map-nya yang akan segera dirilis Team Evolve melalui Twitter.

Sumber: Team Evolve (Twitter) via PC Gamer.

Kabarnya Sony Kesulitan Menekan Harga PlayStation 5

Bagi produsen console game, hanya memperoleh keuntungan kecil atau bahkan merugi dalam memasarkan produk bukanlah hal baru. Anda mungkin sempat mendengar soal ongkos produksi PlayStation 3 yang lebih mahal dari harga unitnya, lalu Sony juga tidak mendapatkan banyak laba dari penjualan PlayStation 4. Biasanya, profit baru perusahaan raih lewat software serta layanan premium seperti PlayStation Plus.

Berdasarkan laporan sejumlah narasumber kepada Bloomberg, kondisi yang Sony hadapi ketika memproduksi PlayStation 3 berpeluang akan terulang lagi di PlayStation 5. Sang console maker Jepang itu kabarnya sedang kesulitan menekan harga console next-gen mereka. Akibatnya, sejumlah fitur terpaksa ditiadakan. Dan boleh jadi inilah penyebab mengapa Sony belum mengumumkan harga PlayStation 5 dan menunggu hingga Microsoft menyingkap harga Xbox Series X.

Dari keterangan informan, biaya produksi PlayStation 5 mencapai US$ 450 per unit. Keadaan tersebut diakibatkan oleh faktor kelangkaan sejumlah komponen pendukung penting seperti DRAM dan memori flash NAND. Seandainya Sony tak mau merugi seperti di era PS3, maka mereka perlu menjual hardware next-gen  itu setidaknya di harga US$ 470. Menurut analis Damian Thong dari Macquarie Capital, angka ini memang terlihat kurang atraktif di mata konsumen.

Alasannya sederhana: konsumen akan membandingkannya PlayStation 5 dengan PS4 serta PS4 Pro. Harga yang lebih mahal dari console current-gen mengisyaratkan mahalnya material-material penyusun produk. Kondisi tersebut berpotensi mengurangi jumlah permintaan, apalagi sejauh ini judul-judul permainan terbesar (misalnya The Last of Us Part II dan Ghost of Tsushima) tetap akan hadir di PlayStation 4. Dan berkat dukungan backward compatibility, saya menduga fans malah tak akan buru-buru beralih ke PS5.

Sebagai perbandingan, PlayStation 4 dibanderol US$ 400 di momen peluncurannya dan kini varian standar bisa Anda miliki cukup dengan mengeluarkan uang US$ 300 saja. Mengacu pada estimasi IHS Market, Sony memerlukan modal US$ 381 untuk menghasilkan satu unit PS4. Itu berarti meski tipis, masih ada keuntungan yang perusahaan dapatkan dari penjualan console.

DRAM dan NAND belakangan jadi sulit diperoleh karena bukan hanya produsen home console yang membutuhkannya. Perusahaan smartphone juga memerlukan komponen-komponen ini dalam memproduksi perangkat 5G, salah satu contohnya ialah Samsung yang baru saja mengungkap keluarga Galaxy S20. Smartphone-smartphone tersebut ditunjang oleh teknologi wireless generasi kelima serta RAM minimal 12GB (di kawasan Amerika Serikat).


Tentu saja bukan cuma Sony yang ‘dipaksa’ untuk memasarkan platform next-gen di harga tinggi. Analis Daniel Ahmad memperkirakan, Xbox generasi keempat akan dipatok di kisaran US$ 500 – mungkin di atas PS5 karena spesifikasi hardware yang lebih canggih dan dengan profit yang lebih tipis lagi.

Via Eurogamer.

Google Stadia Umumkan Lima Game Baru, Tiga di Antaranya Judul Eksklusif

Debut Google Stadia jauh dari kata mulus. Para pelanggan layanan cloud gaming ini mengeluhkan banyak hal, mulai dari masih absennya fitur-fitur penting yang dijanjikan beserta sejumlah kendala teknis lain, sampai katalog game yang tergolong minim.

Perkara terakhir ini semakin diperparah oleh janji Google sebelumnya terkait 120 game yang bakal Stadia hadirkan di tahun 2020. Singkat cerita, Google tidak boleh terus tinggal diam, apalagi mengingat layanan pesaing – Nvidia GeForce Now dan Microsoft xCloud – sudah mulai beroperasi.

Beruntung Google sadar, dan mereka merespon dengan mengumumkan lima game baru yang akan segera hadir di Stadia. Dari lima game itu, tiga di antaranya mengusung label “First on Stadia”, alias merupakan judul eksklusif sementara (cuma bisa dimainkan lewat Stadia selama beberapa waktu sebelum akhirnya dirilis di platform gaming tradisional).

Judul eksklusif yang pertama adalah Lost Words: Beyond the Page karya Sketchbook Games, game puzzle adventure dengan fokus pada narasi. Seperti yang bisa kita tonton dari trailer-nya di atas, art style-nya kelihatan begitu menarik, dan setting lokasi-lokasinya juga terkesan begitu atmospheric.

Judul eksklusif yang kedua adalah Stacks On Stacks (On Stacks) garapan Herringbone Games. Dideskripsikan sebagai 3D tower builder, game ini menawarkan mode local co-op dan split-screen versus di samping mode single-player.

Game eksklusif yang ketiga adalah Spitlings karya Massive Miniteam. Game arcade ini mendukung mode multiplayer hingga empat pemain, dan uniknya, apabila ada satu pemain saja yang gagal, maka semua harus ikut mengulang dari awal.

Selanjutnya, ada Serious Sam Collection yang merupakan gabungan dari tiga judul sekaligus, yakni Serious Sam HD: The First Encounter, Serious Sam HD: The Second Encounter, dan Serious Sam 3: BFE, tidak ketinggalan pula sejumlah expansion pack-nya. Selain sendirian, franchise shooter legendaris ini juga dapat dimainkan di Stadia bersama tiga pemain lain dalam mode local co-op, atau hingga 16 pemain secara online.

Panzer Dragoon: Remake

Terakhir, Stadia turut mengumumkan Panzer Dragoon: Remake. Sesuai judulnya, ia merupakan remake dari game shooter klasik yang dirilis untuk console Sega Saturn pada tahun 1995. Selain dipoles grafiknya, kontrolnya pun juga ikut disempurnakan pada versi remake-nya ini sehingga sesuai dengan standar gaming terkini.

Sumber: Stadia via GameRant.