Gojek Paparkan Strategi Jangka Panjang, Termasuk Ekspansi ke Malaysia dan Filipina

Gojek memantapkan diri untuk ekspansi ke Malaysia dan Filipina pada tahun depan. Rencana ini termasuk dalam rangkaian strategi jangka panjangnya yang dinamai “Going the Distance.”

“Tahun depan ada dua negara tambahan, Malaysia dan Filipina. Kami sedang persiapkan semua agar bisa hadir di dua negara tersebut. Di Filipina sebenarnya kami sudah hadir tapi sebagai sistem pembayaran, untuk layanan transportasinya sedang kami upayakan,” ucap Co-CEO Gojek Andre Soelistyo, Sabtu (2/11).

Perusahaan sebelumnya sudah mencadangkan dana sebesar $500 juta (hampir 7 triliun Rupiah) untuk ekspansi global. Dia menyebut dana tersebut masih memadai untuk masuk ke negara baru.

Rangkaian ekspansi ini dimaksudkan untuk mewujudkan aspirasi perusahaan yang ingin jadi berskala global. Andre berharap dapat meningkatkan rasio pelanggan Indonesia vs pasar internasional menjadi 50:50 dari saat ini 80:20. Target ini bakal dicapai paling lambat sampai lima tahun ke depan.

“Indonesia tetap menjadi ujung tombak buat kami. Apa yang kami pelajari selama ini ada kecocokan buat negara berkembang. Isunya sama, ada inefisiensi dan infrastruktur yang kurang maju, sehingga bisa bantu UMKM-nya untuk maju. Menurut kami, platform kami cocok.”

Sejalan dengan itu, pihaknya ingin membuka layanan Gojek yang ada di Indonesia untuk di bawa keluar. Tentunya, perlu dipilih yang mana yang sesuai dengan kondisi negara masing-masing, sebab belum tentu apa yang cocok di Indonesia pasti cocok untuk negara tersebut.

“Tinggal dari para pemimpin Gojek di negara tersebut yang memilih, mana yang cocok. Mimpinya tahun depan ingin sediakan layanan apa saja asalkan bisa memuaskan para pelanggan.”

Khusus di Singapura, Andre menyebut tantangan di negara tersebut hanya akan sekitar transportasi, sebab masalah di sana adalah mengenai mobilitas. Lantaran perekonomian di sana terpaut lebih maju dibandingkan negara tetangganya.

“Singapura itu unik karena kelas atas dan jumlah penduduknya sedikit, jadi apa yang cocok di Indonesia belum tentu cocok di Singapura. Makanya fokus kita di sana adalah transportasinya.”

Perjalanan Gojek ke luar kandang, dimulai dari akhir 2018 dengan masuk ke Singapura. Lalu berlanjut ke Thailand dan Vietnam, selang beberapa bulan kemudian. Di Filipina sebenarnya sudah ada, tapi sebagai sistem pembayaran.

Layanan yang disediakan di negara tersebut masih seputar transportasi dan antar makanan. Padahal, di Indonesia Gojek sudah menyediakan lebih dari 20 ragam layanan, baik disediakan sendiri maupun bekerja sama dengan pihak ketiga.

Diklaim kontribusi bisnis internasional Gojek untuk total transaksinya (Gross Transaction Value/GTV) dalam setahun terakhir mencapai $1,5 miliar (hampir 21 triliun Rupiah). Pengguna aktif (MAU) Gojek di Singapura disebutkan ada 800 ribu orang, Vietnam (4,3 juta), Thailand (2 juta).

Pada saat yang sama, perusahaan sesumbar bangga dengan konsep super app yang kini menjadi referensi pemain teknologi global, salah satunya Uber. Model ini berhasil membuktikan ekosistem bisnis yang menghubungkan jutaan orang, pelanggan, mitra driver, merchant, serta penyedia layanan.

Andre juga turut bangga dengan mulai banyak talenta dari internasional yang melirik untuk berkarier di Gojek. Dalam enam bulan terakhir, perusahaan telah berhasil merekrut berbagai pemimpin industri teknologi kelas dunia antara lain dari Silicon Valley, serta perusahaan global terkemuka seperti NASA, Netflix, dan lainnya.

Pencapaian bisnis saat ini

Dalam rangkaian strategi “Going the Distance“, ada empat hal yang difokuskan. Yaitu, peningkatan kepuasan pelanggan, penyelarasan pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis, menjadi perusahaan global melalui ekspansi internasional, dan mewujudkan Gojek sebagai tempat bekerja kelas dunia.

Bila diterjemahkan dalam bentuk nyata, perusahaan akan memperkuat pengembangan tiga pilar produk yang paling dibutuhkan dan diminati pelanggan. Yakni, pesan antar makanan dan minuman, pembayaran, serta transportasi.

Ketiganya disebutkan mampu mencetak kontribusi margin positif di Gojek, meski tidak disertai angka detailnya. “Tiga produk di atas jadi titik tumpu untuk pengembangan produk kami berikutnya,” tambah Co-CEO Gojek Kevin Aluwi.

Berikutnya, menambah kerja sama dengan pihak ketiga untuk perluasan layanan baru, dan berinvestasi pada sarana dan inisiatif jangka panjang yang bisa memastikan pengalaman terbaik pelanggan dalam menggunakan aplikasi.

“Salah satunya investasi yang kami lakukan adalah membuat pemetaan [kartografi] semacam Googgle Maps untuk routing yang lebih cepat.”

Untuk menjaga bisnis yang sehat, Kevin menekankan perlu fokus pada pertumbuhan yang berorientasi pada penguatan produk untuk meningkatkan loyalitas pelanggan. Terutama dari basis pelanggan yang menggunakan tiga atau lebih layanan Gojek setiap bulannya (core users).

Dari grafik yang dipaparkan, transaksi yang datang dari core users pada 2018 ada 258 juta transaksi, pada tahun sebelumnya sebanyak 238 juta transaksi. Diklaim angka ini lebih tinggi dari Alibaba dan Lyft.

“Banyak user yang balik karena kualitas servis kita yang baik dari mitra dan aplikasi. Maka ke depannya, fokus untuk meningkatan pengalaman dan produk. Mudah-mudahan dengan tambahan fitur baru, akan ada aktivasi baru dari user yang angkanya bisa lebih tinggi lagi.”

Pencapaian bisnis Gojek saat ini, meski tanpa disertai detailnya, diklaim telah mencetak pertumbuhan pendapatan dua kali lipat dalam setahun terakhir. Pertumbuhan transaksinya dalam tiga tahun terakhir mencapai 1100%.

Pertumbuhan angka unduhan aplikasi Gojek mencapai 1.992 kali lipat sepanjang Januari 2015-Desember 2018. Total unduhannya lebih dari 155 juta kali. Adapun untuk pengguna aktif bulanan (MAU) ada 29,5 juta orang. Mitra pengemudi ada lebih dari 2 juta, merchant GoFood 500 ribu, dan GoLife 60 ribu.

Sempat disebut juga terkait rencana dual listing dalam rangka menuju bisnis yang berkelanjutan. Andre memastikan perusahaan akan listing di Indonesia dan satu negara lagi yang masih dipertimbangkan. Terkait kapan akan dilaksanakan, ia belum bersedia mengungkapkan lebih jauh, sebab semuanya masih dalam persiapan.

“Sedang dipertimbangkan di mananya karena tergantung kondisi pasar di tiap negara, pasti selalu ada pro dan cons-nya. Tapi yang pasti satu listing harus di Indonesia karena Gojek itu perusahaan milik Indonesia dan harus bisa berkontribusi ke pasar saham Indonesia,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Gojek Xcelerate Batch Kedua Pilih 10 Startup Karya Founder Perempuan

Program akselerator besutan Gojek bersama Digitaraya, Gojek Xcelerate, telah sampai di batch kedua dengan tema startup karya founder perempuan dari Indonesia dan Asia Pasifik. Diharapkan peserta terpilih bisa mengakselerasi partisipasi perempuan di industri teknologi.

Kali ini, Digitaraya menggaet Simona Ventures yang merupakan pemodal ventura yang fokus mengembangkan bisnis dan inisiatif membawa misi sosial terkait kesenjangan gender dan pemberdayaan perempuan. Sebelumnya kedua pihak telah berkolaborasi saat menggelar program APAC Women Founders Accelerators pada Maret 2019.

SVP Product Management Gojek Dian Rosanti menjelaskan, Gojek Xcelerate batch kedua fokus melatih startup yang dipimpin perempuan mengenai strategi penting dalam mengembangkan bisnis, menghubungkan mereka dengan pemimpin perempuan sukses dari berbagai industri. Serta memberikan akses jejaring mentor dan investor yang memiliki kesamaan visi.

“Dalam proses pelatihan Gojek Xcelerate, para startup mendapatkan materi komprehensif mengenai strategi product and market fit, growth hacking, fundraising, pitch, training, leadership, dan culture building dari Gojek,” terangnya, Jumat (1/11).

Ada 10 startup terpilih yang telah selesai mengikuti program akselerasi selama satu bulan terakhir. Diisi dengan berbagai pelatihan intensif bersama sejumlah mentor Gojek dan mentor kelas dunia lainnya dari Google, McKinsey & Company, dan UBS.

Peserta dari Indonesia ada e-commerce fesyen Love and Flair dan startup penyedia layanan survei dan riset Populix. Berikutnya Jio Vio dan Pixyvlz (India), Kobe (Singapura), Paynamics dan 1Export (Filipina), Elevait (Tiongkok), PurelyB (Malaysia), dan Event Banana (Thailand).

Hari ini adalah demo day, puncak kegiatan dari seluruh rangkaian acara. Seluruh peserta memiliki kesempatan untuk pitching ke hadapan para investor global yang tertarik dengan ide-ide mereka. Kemungkinan terbesarnya adalah mereka bisa mendapatkan pendanaan, namun bukan dari Gojek.

Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita menambahkan, dalam demo day Gojek membuka exposure kepada para peserta akselerator dengan akses mentor dan investor. Sehingga harapannya mereka bisa mengakselerasi kemampuan pertumbuhan bisnis startup masing-masing.

Dia menegaskan, pertimbangan Gojek untuk merangkul startup dari akselerator yang akan masuk ke dalam ekosistemnya bukan dilihat per batch-nya. Melainkan dari seluruh batch yang bakal diselenggarakan Gojek sampai Maret 2020. Targetnya akan ada dua batch lagi yang segera digelar.

“Kami baru mempertimbangkan mana yang cocok [masuk ke ekosistem] itu dalam satu cycle dulu. Sambil paralel [Xcelerate berlangsung] kita lihat [calon startup] tapi bukan per batch, melainkan satu cycle dari empat batch tersebut,” terang Nila.

Ketimpangan peran perempuan dalam industri teknologi

Mengacu dari hasil riset ILO berjudul “Women in Business and Management: The business case for change” tahun 2019, menemukan lebih 60% responden setuju bahwa inisiatif keragaman gender meningkatkan hasil bisnis dan reputasi. Selain itu, lebih mudah menarik dan mempertahankan karyawan, serta lebih kreatif dan inovatif.

Mirisnya partisipasi perempuan di sektor teknologi masih tergolong sedikit. Sementara ekonomi digital diprediksi akan tumbuh pesat di Indonesia dan Asia Tenggara dalam satu dekade ke depan.

Dilihat dari jumlah startup yang mendaftar pada batch ini juga terlihat sangat timpang dibandingkan batch pertama yang mengambil tema machine learning. Pada batch pertama, startup yang mendaftar ada 1050 startup. Sementara pada batch kedua hanya 86 startup di Asia Pasifik.

Dian menerangkan para founder perempuan di dunia teknologi sering kali menghadapi tantangan dalam mengembangkan startup mereka dibandingkan founder laki-laki. Tidak hanya terkait stigma sosial, tetapi juga kurangnya jejaring dukungan dan akses terbatas pada pendanaan.

Di Gojek, persentase posisi manajer ke atas dari perempuan sekitar 33% dibandingkan laki-laki. Angka ini sedikit lebih tinggi dari rata-rata global yakni 30%. Namun, untuk persentase di product manager dan engineer saja, angkanya cenderung lebih sedikit sekitar 20%.

“Kami percaya bahwa industri teknologi yang lebih beragam secara gender akan mendorong lebih banyak inovasi dan mengakselerasi pertumbuhan sebuah bisnis,” tutup Dian.

MRT Jakarta Segera Hadirkan Pembayaran Berbasis QR Code

PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta akan menghadirkan pilihan pembayaran menggunakan QR Code tahun depan. Di awal, inovasi ini hadir berkat kerja sama dengan tiga penyedia layanan pembayaran mobile Ovo, LinkAja, dan Dana.

“Sejauh ini ada tiga penyedia layanan jasa pembayaran elektronik yang sudah bekerja sama dan itu mekanismenya melalui proses secara beauty contest,terang Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar.

Sistem pembayaran QR Code yang terintegrasi dalam aplikasi MRT jakarta rencananya akan diluncurkan pada awal Januari 2020. QR Code nantinya digunakan pada pintu masuk dan keluar peron stasiun MRT. Pihak MRT juga tengah menyiapkan fasilitas QR Code ini agar bisa digunakan dengan maksimal, lengkap dengan sosialisasi yang dijadwalkan pada Desember 2019.

Selain penggunaan QR Code, MRT Jakarta juga akan menerbitkan kartu Multi Trip MRT pada November mendatang.

“Saat ini, kartunya hanya single trip. Kita lagi urus izin di Bank Indonesia, izin menerbitkan kartu pembayaran,” imbuhnya.

Pembayaran menggunakan QR Code merupakan salah satu bentuk inovasi di bidang pembayaran. Bank Indonesia sebelumnya sudah meresmikan QR Code Indonesian Standar (QRIS) yang mendukung membayaran melalui aplikasi uang elektronik berbasis server, dompet elektronik, hingga mobile banking melalui unifikasi kode. QRIS ini dijadwalkan berlaku menyeluruh di Indonesia mulai tahun 2020.

Application Information Will Show Up Here

Ubiqu Hadirkan Konektivitas Internet Melalui Antena, Targetkan Pengguna di Daerah Pelosok

Mengusung slogan “internet dari langit”, layanan Ubiqu diluncurkan. Memanfaatkan satelit Nusantara Satu yang diluncurkan awal tahun ini, produk yang dikembangkan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) tersebut mampu menghadirkan solusi penyebaran layanan internet dengan pemancar antena untuk pengguna rumahan.

Layanan tersebut juga dipasarkan untuk daerah-daerah yang tidak terjangkau konektivitas berbasis kabel, misalnya di pulau terluar, gunung, hutan, dan lainnya. Layanan Ubiqu sebenarnya sudah mulai didesain sejak dua tahun lalu, namun sekarang dengan bantuan satelit baru, mereka berkomitmen untuk menghadirkan produk internet terjangkau bagi masyarakat.

“Ubiqu telah diluncurkan sejak dua tahun lalu. Namun dengan menggunakan Nusantara Satu yang merupakan satelit berkapasitas tinggi dengan teknologi terbaru yakni High Throughput Satellite (HTS), membuat internet satelit yang kami tawarkan ke masyarakat menjadi solusi yang paling terjangkau, karena memiliki kuota yang lebih besar, kecepatan lebih tinggi, namun lebih hemat di kantong,” ujar Direktur Niaga PSN Agus Budi Tjahjono.

Dalam penerapannya, menurut Agus, selama masih menghadap langit dan tidak terhalang dengan benda lain seperti pohon, rumah, dan sebagainya, internet satelit Ubiqu dapat langsung menyala dan memancarkan internet.

“Mungkin bagi masyarakat di perkotaan yang sudah sangat terfasilitasi, sambungan internet bukan lagi permasalahan besar. Namun bagi masyarakat Indonesia di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), internet satelit menjadi solusi dan berdampak positif untuk mereka. PSN melalui Ubiqu menjadi bagian untuk mengurangi digital gap di seluruh wilayah di Indonesia,” ujar Agus menjelaskan misi perusahaannya.

Untuk paket perangkat, meliputi Antena VSAT, Mounting VSAT, BUC, kabel, modem satelit, dan wifi router; Ubiqu mengenakan biaya mulai 7,9 juta Rupiah. Sementara untuk langganan internet bulanan, pengguna bisa memilih paket berkuota maupun paket unlimited.

Pihak Ubiqu juga mengatakan bahwa dalam memasarkan layanan mereka memiliki tantangan, yakni pada proses pendistribusian dan pemasangan perangkat satelitnya. Misalnya untuk mengirimkan satu paket perangkat Ubiqu ke area pelosok saja dapat menempuh seharian penuh dengan akses transportasi yang tidak mudah.

“Ubiqu murni produk komersial PSN, namun kami juga memiliki tugas untuk terus melayani masyarakat dan membantu pemerintah dengan melakukan pemerataan komunikasi. Ubiqu, diharapkan dapat menjadi solusi untuk mewujudkan keadilan sosial, salah satunya terkait perolehan informasi. Sebagai contoh, saat ini Ubiqu telah menjadi solusi utama bagi masyarakat di Jayawijaya, Papua, untuk dapat memperoleh akses internet,” jelasnya.

Presiden Resmikan Pembangunan “Papua Youth Creative Hub” untuk Dongkrak Ekosistem Startup di Indonesia Timur

Denyut inovasi dan ekonomi kreatif terus didengungkan oleh pemerintah Indonesia. Terbaru, pemerintah meresmikan pembangunan pusat pengembangan kreativitas dan pengembangan bisnis startup di Papua yang diberi nama “Papua Youth Creative Hub”. Tempat ini nantinya diharapkan mampu menjadi pusat akselerasi dan inovasi bisnis pemuda setempat.

Presiden Joko Widodo dalam sambutannya berharap muncul unicorn dan decacorn baru dari wilayah Indonesia bagian timur, khususnya Papua.

“Kita harapkan muncul unicorn baru dari Indonesia bagian timur, khususnya tanah Papua. Akan muncul decacorn dari sini, sehingga kemajuan anak-anak muda yang ada di tanah Papua betul-betul terwadahi di dalam creative hub yang segera kita bangun ini,” terang Presiden dalam siaran pers resminya.

Papua Youth Creative Hub ini rencananya akan dibangun di atas tanah seluas 1,5 hektar yang berada di wilayah Kotaraja. Selain dibangun ruangan-ruangan belajar tentang bisnis, teknologi, dan dasar-dasar pengembangan startup; di sana juga akan dibangun asrama untuk menampung pemuda-pemuda yang berasal dari luar Papua.

Ke depan pusat pengembangan ini akan dikelola oleh perusahaan yang didirikan oleh 21 pemuda asal Papua, PT Papua Muda Inspiratif.

“Saya sebagai salah satu dari pemuda Papua yang selama ini bergelut dalam bidang bisnis startup merasa bahwa ini merupakan sebuah gerakan yang baik untuk mendorong lebih banyak lagi anak-anak Papua untuk dapat mengembangkan kreativitasnya melalui bisnis, atau pergerakan sosial,” ujar Direktur Utama PT Papua Muda Inspiratif Billy Mambrasar.

Billy cukup optimis dengan hadirnya Papua Youth Creative Hub ini. Ia bisa menargetkan akan ada kurang lebih 100 pemilik startup atau pergerakan sosial yang bisa memberikan kontribusi mempercepat pembangunan kesejahteraan masyarakat Papua.

Dikutip dari wawancara Billy dengan Metro TV, ia menjelaskan bahwa Papua Youth Creative Hub akan jadi sebuah wadah lengkap, baik inkubator maupun akselerator.

“Jadi Papua Youth Creative Hub ini akan menjadi kedua-duanya, akselerator dan inkubator. Akselerator untuk mereka yang sudah punya social movement atau teknologi atau startup tetapi mereka ingin kemudian mengembangkan jaringan dengan mentor-mentor kami. Inkubator buat mereka anak Papua yang ingin membangun tanah air tetapi kesulitan memiliki kemampuan atau kapabilitas kita ajak sampai idenya jadi produk,” terang Billy.

Youthmanual Berubah Jadi “Rencanamu”, Tegaskan Diri sebagai Platform Perencanaan Karier untuk Pelajar

Youthmanual telah resmi rebranding menjadi Rencanamu, untuk semakin menegaskan diri sebagai layanan yang membantu siswa/i dan mahasiswa merencanakan karier masa depan. Visinya sebagai “link and match” antara pendidikan dengan industri dan meningkatkan daya saing bangsa di era industri 4.0.

Melalui situs web dan aplikasi, Rencanamu menyediakan ragam fitur untuk persiapan karier, pengembangan talenta, dan proses rekrutmen yang dipersonalisasi. Didasarkan pada data-data yang terekam sistem, secara otomatis layanan tersebut juga akan menghubungkan siswa/i dan mahasiswa dengan beragam peluang ekonomi seperti magang, pekerjaan, beasiswa dan kuliah yang sesuai dengan preferensi.

Co-founder & CEO Rencanamu Rizky Muhammad mengatakan, berdasarkan riset internal yang dilakukan 3 tahun terakhir terungkap beberapa fakta mengenai kondisi talenta dan ketimpangan antara supply & demand. Seperti 92% siswa SMA/SMK sederajat bingung dan tidak tahu akan menjadi apa ke depannya; 45% mahasiswa merasa salah mengambil jurusan; hingga meningkatnya pengangguran terselubung (underemployment) dan tingginya pengangguran (unemployment) di kalangan anak muda.

“Di sinilah platform Rencanamu berperan sebagai fasilitator dalam memberikan program persiapan karier dan pengembangan talenta yang terstruktur, menyeluruh, terintegrasi,” jelas Rizky.

Dengan Rencanamu, siswa/i dan mahasiswa dapat mengikuti rangkaian persiapan karier yang terdiri dari self discovery, eksplorasi, perencanaan karier, hingga siap kerja – dengan ragam sumber daya yang tersedia. Kerangka perencanaan karier dan pengembangan talenta dikembangkan berdasarkan riset dan telah divalidasi oleh industri, diklaim terbukti dapat meningkatkan kesiapan kerja (employability) penggunanya.

Rizky juga menambahkan, fitur analisis yang disematkan di Rencanamu memberikan gambaran terkini mengenai kondisi talenta dan permintaan industri yang berguna bagi pemerintah, baik di tingkat provinsi atau pun pusat dalam memahami lanskap ketenagakerjaan. Fitur pencarian kampus, beasiswa, program studi, hingga profesi turut disematkan untuk memperkaya wawasan pengguna.

Sejak meluncur tahun 2017, platform  telah membantu sekitar 1,6 juta pengguna. Hingga satu tahun ke depan, tim Rencanamu optimis bisa menambah jumlah tersebut hingga 5 juta pengguna.

Untuk menggunakan layanan Rencanamu, pengguna dibebankan biaya akses. Biaya tersebut menyesuaikan paket yang dipilih. Selain secara personal, paket berlangganan juga menargetkan institusi pendidikan. Pelaku usaha atau korporasi juga bisa memanfaatkan platform untuk membantu menemukan potensi talenta untuk dipekerjakan.

Application Information Will Show Up Here

Belum Setahun Beroperasi, Agregator Produk Keuangan GoBear Masih Fokus Perbanyak Mitra

Situs agregator produk keuangan GoBear masih fokus perbanyak kemitraan dengan institusi jasa keuangan dalam tahun pertamanya beroperasi di Indonesia. Diharapkan pada akhir tahun ini perusahaan dapat menambah hingga sembilan mitra dari saat ini enam perusahaan.

Country Director GoBear Indonesia Tris Rasika menjelaskan, semakin banyak kemitraan tentunya makin banyak produk yang bisa ditawarkan ke calon nasabah berdasarkan preferensi masing-masing. Lambat laun ini akan berdampak semakin banyak orang yang tergiring untuk mengakses platform GoBear.

“Karena kami ingin jadi supermarket finansial, maka target tahun ini adalah mencari partner sebanyak mungkin. Agar produk lebih variatif sehingga bisa menarik pengguna ke depannya,” ujarnya, Rabu (30/10).

Perusahaan juga belum memutuskan apakah bakal merilis aplikasi GoBear untuk pasar ini. Tris menerangkan, dari hasil riset yang ia kutip, kebanyakan orang lebih suka mencari informasi produk keuangan dari desktop. Lantaran ada kompleksitas istilah keuangan yang lebih nyaman bila ditelusuri melalui desktop.

“Peluncuran aplikasi sebenarnya tergantung kesiapan pasar dan itu kondisinya berbeda-beda. Di negara lain, Vietnam misalnya, itu rencananya bakal tahun depan. Tapi Indonesia belum pasti tahun depan.”

Oleh karena itu, perusahaan bakal perkuat sisi back-end teknologinya agar nasabah semakin nyaman mengakses GoBear. Situs GoBear saat ini sudah dipersonalisasi sesuai profil nasabah, sehingga setiap kali mengaksesnya hanya akan menampilkan produk sesuai kebutuhan mereka.

Misi tersebut selaras dengan pendanaan yang diperoleh GoBear sebesar $80 juta (sekitar 1,15 triliun Rupiah). Mayoritas porsi dana tersebut diarahkan untuk pengembangan teknologi yang ujung-ujungnya akan bermanfaat buat nasabah.

Mitra institusi keuangan yang bergabung dengan GoBear di antaranya Standard Chartered, OCBC NISP, DBS, Commonwealth, Citibank, Asuransi Simasnet, dan Future Ready.

Dari kemitraan yang sudah ada, kebanyakan nasabah tertarik untuk mengajukan produk KTA dan asuransi perjalanan. Sementara di luar Indonesia, nasabah lebih gemar untuk mengajukan kartu kredit dan asuransi kendaraan .

Sayangnya, dia enggan membeberkan pencapaian GoBear di Indonesia sejauh ini. Di tujuh negara GoBear beroperasi, diklaim ada lebih dari 40 juta pengguna. Memiliki 1800 produk dari 100 mitra institusi keuangan. Di Indonesia, GoBear tercatat sebagai inovasi keuangan digital (IKD) di bawah OJK.

Pada saat yang bersamaan, perusahaan merilis riset bertajuk GoBear Financial Health Index untuk memahami apa yang masyarakat Asia pikirkan, rasakan, dan lakukan terkait dengan kesehatan keuangan mereka.

Salah satu hasil risetnya mengungkapkan, bahwa di usia 35 tahun, orang Indonesia bahkan belum memulai perencanaan keuangan. Di usia 41 tahun baru memulai perencanaan keuangan terkait pensiun.

Orang Indonesia juga merasa aman secara keuangan (nilai 7,5 dari skala 1-10), tapi hanya 37% dari mereka yang memiliki tabungan untuk mencukupi kebutuhan hidup lebih dari enam bulan bila mereka kehilangan sumber pendapatan utama.

Gandeng Tanrise Property, CoHive Resmikan Kehadiran di Surabaya

CoHive bekerja sama dengan PT Tanrise Indonesia (Tanrise Property) meresmikan layanan coworking space baru di Surabaya. Tepatnya di daerah Surabaya Barat, Voza Premium Office, lantai 20. Ruang kerja ini didesain dan disiapkan bagi para pengusaha dan perusahaan untuk bisa bekerja sembari menggali kolaborasi.

Pihak CoHive melihat potensi yang cukup besar ada di Surabaya, khususnya di sektor ekonomi kreatif. Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Surabaya mempunyai jumlah pelaku ekonomi kreatif terbesar di Indonesia sebesar 6,41% di tahun 2016.

Founder & CEO CoHive Jason Lee menyatakan bahwa perusahaannya memiliki komitmen untuk terus mendukung pertumbuhan ekosistem dengan menyediakan akses ke jejaring nasional.

“Selain karena pertumbuhan industri ekonomi kreatif yang begitu pesat, kami memilih Surabaya karena banyak member kami yang ingin memperluas bbisnis ke Surabaya dan Jawa Timur. Karena itulah kami sangat senang bisa membuka lokasi baru kami di Voza Premium Office, bertempat di area yang sangat strategis dengan perkembangan ekonomi yang pesat,” imbuh Jason.

Sementara itu, Direktur Utama Tanrise Property Belinda Natalia mengatakan bahwa kebutuhan akan ruang kantor di era digital menjadi motivasi mereka untuk menjalin kerja sama dengan CoHive untuk menghadirkan coworking space di Surabaya.

“Sebagai pionir coworking space di Indonesia, CoHive telah menjadi saksi cepatnya pertumbuhan bisnis para member dan telah memfasilitasi mereka dengan ruang kerja yang dibutuhkan. Kami antusias menyambut member CoHive di Voza Premium Office,” terang Belinda.

CoHive berusaha menyediakan akses terhadap komunitas dan jejaring bisnis sekaligus menjawab kebutuhan UKM akan ruang kerja yang fleksibel dan terjangkau. Termasuk dengan mekanisme pembayaran yang mudah dan kantor yang didesain menarik, lengkap dengan fasilitas sehingga para member bisa fokus pada kegiatan bisnisnya.

Co-Hive sejauh ini sudah hadir di 34 lokasi dengan total gedung mencapai 70.000 meter persegi yang tersebar di lima kota besar, meliputi Jakarta, Bali, Medan, Yogyakarta, dan Surabaya.

Skema “Supply Chain Financing” Jadi Fokus Bisnis Crowdo, Danai Pembelian Pasokan Barang untuk UKM

Startup fintech lending Crowdo baru-baru ini memperkenalkan skema pembiayaan baru untuk membantu UKM di bidang perdagangan. Melalui produk Supply Chain Financing (SFC), platform fokus membiayai kebutuhan pasokan barang dagangan dari pemasok (supplier).

Melalui pendekatan baru tersebut, perusahaan miliki misi untuk menyederhanakan rantai transaksi antara UKM dengan pemasok, dinilai akan memberikan efisiensi dari sisi bisnis dan nilai transaksi.

Dalam rilisnya COO Crowdo Ikram Jeihan menjelaskan, pada dasarnya SCF memungkinkan UKM yang bertindak sebagai pembeli untuk memperpanjang jangka waktu pembayaran kepada pemasok. Di beberapa skenario bisnis dengan keterbatasan, barang diterima lebih dulu untuk dijual, lalu hasil penjualan digunakan untuk membayar harga pokok barang.

Permasalahannya kadang pemasok menjadi sulit untuk mengelola arus kas (cashflow) jika terlalu banyak yang membeli barang secara kredit. Crowdo hadir di sini, menjembatani dengan solusi pembiayaan/pinjaman bisnis kepada UKM.

“Pemasok tidak perlu takut dengan arus kas mereka, karena akan mendapatkan pembayaran lebih awal. Pemasok juga dapat menggunakan fitur faktur atau tagihan yang ada di Crowdo, sehingga memperoleh akses ke yang mereka lebih cepat. Diharapkan menjadi win-win solution,” terang Jeihan.

Menurut pihak Crowdo, skema tersebut juga sudah sesuai dengan Pedoman Perilaku Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI) yang diluncurkan oleh asosiasi beberapa waktu lalu.

Jeihan mengatakan, potensi SCF sangat besar di Indonesia, sehingga dapat dioptimalkan untuk meningkatkan distribusi dana investasi. Dari data yang disampaikan, setiap tahun ada kesenjangan pembiayaan untuk UKM hingga 1.000 triliun Rupiah.

“SCF memiliki keunggulan dibandingkan dengan produk (permodalan) lain karena proses analisis telah disederhanakan dengan tidak mengurangi prinsip prudent (kehati-hatian), verifikasi, dan pengujian bisnis. (Bagi investor) juga menyediakan perlindungan, karena dana mendapat jaminan dari pemasok.”

Hingga tahun 2020 nanti, perusahaan akan fokus pada skema SCF ini. Diharapkan dapat menyerap hingga 60% pembiayaan yang ada di Crwodo. Kontribusi tersebut diharapkan dapat mewujudkan inklusi keuangan yang sehat di Indonesia.

Crowdo resmi hadir di Indonesia sejak tahun 2016. Bernaung di bawah PT Mediator Komunitas Indonesia, saat ini mereka telah terdaftar dan diawasi OJK. Fokus biayai bisnis, platform juga memberikan wadah bagi bisnis yang ingin melakukan penggalangan dana dengan ekuitas. Skema ini memang baru, namun secara legal OJK juga sudah menyusun aturannya, termasuk mendaftar dan mengawasi startup yang memberikan pelayanan tersebut.

Menurut data per September 2019, ada 127 pemain fintech lending yang terdaftar dan diawasi di OJK. Sebanyak 13 di antaranya sudah mendapatkan status berizin usaha. Banyaknya pemain memaksa setiap platform memiliki nilai unik, seperti Crwodo yang akhirnya memilih untuk memaksimalkan potensi melalui SFC.

Application Information Will Show Up Here

Ruangguru Hadir di Vietnam dengan Nama “Kien Guru”

Ruangguru resmi mengumumkan kehadirannya di luar Indonesia. Melalui akun Instagram pribadinya, Iman Usman memperkenalkan “Kien Guru” untuk dioperasikan di Vietnam.

Saat ini aplikasi dan situs Kien Guru sudah bisa diakses dalam bahasa setempat, baik aplikasi untuk pelajar maupun pendidik. Beberapa materi pembelajaran juga sudah digulirkan.

Iman turut menyebutkan bahwa Ruangguru sudah memilik ratusan anggota tim yang bakerja di Kien Guru, termasuk jumlah pengguna yang terus coba ditingkatkan dengan serangkaian acara promosi.

Vietnam dijadikan negara pertama tujuan ekspansi karena dinilai memiliki masalah yang sama seperti yang dihadapi Indonesia dan beberapa negara berkembang lainnya di bidang pendidikan. Berbekal sambutan positif dan pertumbuhan signifikan sejauh ini, Ruangguru berusaha mereplikasi layanannya dengan hadir di Vietnman.

“Ketika berkunjung ke sana, kita menyadari bahwa masalah pendidikan yang kita alami bukanlah persoalan yang ditemui di sini saja, tapi juga di negara-negara berkembang lainnya, seperti Vietnam. Persebaran guru yang tidak merata, gap yang besar antara kota besar dan kota kecil, minimnya akses terhadap konten yang berkualitas – cuma segelintir dari berbagai persoalan yang kita temui di sana. Semoga dengan hadirnya kita di sana, Ruangguru bisa ikut berkontribusi juga dan mulai menaruh bendera Indonesia di peta pendidikan dan perekonomian dunia,” tulis Iman dalam akun Instagram pribadinya.

Di Indonesia sendiri Ruangguru digadang menjadi salah satu bisnis rintisan yang segera meraih gelar unicorn.

Beberapa inovasi terbaru mereka antara lain RuangKerja yang disediakan untuk pegawai, Skill Academy yang menawarkan pembelajaran untuk meningkatkan skill di luar akademik dan Brain Academy, sebuah lembaga bimbel yang mengkombinasikan pendekatan offline dan online.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here