Apakah Pertumbuhan Startup Insurtech dapat Meningkatkan Penetrasi Produk Asuransi di Indonesia?

Menurut hasil penelitian yang dilakukan Allianz Research, volume premi asuransi global tahun 2018 meningkat 3,3% dari tahun sebelumnya, nilainya mencapai 3.655 miliar Euro, belum termasuk asuransi kesehatan. Namun demikian, riset tersebut juga mengemukakan bahwa premi market di Indonesia tumbuh rendah sepanjang tahun 2018.

Rendahnya pertumbuhan dinilai disebabkan adanya penurunan pada pertumbuhan premi asuransi jiwa. Sebaliknya, premi Property & Casualty (P&C) tumbuh baik dan meningkat dua kali lipat dalam dua tahun terakhir. Meskipun demikian, segmen P&C, menyumbang hanya seperempat dari total kumpulan premi (di luar asuransi kesehatan).

Allianz Research
Besaran premi per kapita untuk produk asuransi P&C / Allianz Research

Pada kancah yang lebih teknis, DSResearch mengemukakan faktor keengganan orang Indonesia dengan produk asuransi disebabkan karena beberapa faktor. Pertama terkait prosedur untuk mendapatkannya (33,62%), kedua harga yang dinilai terlalu mahal (24,15%), dan yang ketiga para responden survei tidak memahami tentang produk dan manfaatnya (20,76%). Selain itu masih ada beberapa responden (13,56%) yang mengaitkan dengan larangan agama.

Jika diamati lebih mendalam, dari tiga faktor dominan di atas maka dapat disimpulkan aksesibilitas akses menjadi yang paling signifikan, yakni terkait prosedur layanan dan informasi produk. Sementara itu, seiring dengan perkembangan era digital, di Indonesia mulai muncul beragam jenis platform (berbentuk web dan aplikasi) yang menghubungkan pengguna ke layanan asuransi. Disebut insurtech (insurance technology), lanskap tersebut kini ramai digarap startup.

Saat ini sudah ada beragam jenis layanan asuransi digital, dari yang berbentuk marketplace aggregator hingga aplikasi yang menjual langsung produk asuransi. Terkait penetrasinya sendiri, dari 1296 responden pengguna ponsel pintar yang mengikuti survei DailySocial, sebagian besar (60,55%) mengetahui tentang platform insurtech. Sebagian lagi (33,94%) masih ragu tentang fungsionalitas layanan tersebut.

Insurtech
Pemahaman masyarakat tentang layanan insurtech / DSResearch

Beberapa layanan insurtech seperti Asuransiku, Axa MyPage, Asuransi88 dan PasarPolis juga mulai populer di kalangan responden. Dari 791 responden yang pernah menggunakan platform digital untuk mengakses layanan asuransi, rata-rata setuju bahwa distribusi informasi, pendaftaran, hingga proses klaim menjadi dimudahkan. Terlebih saat ini banyak platform digital lain seperti e-commerce, OTA atau on-demand mulai “menjual” berbagai jenis varian produk asuransi disesuaikan dengan tipe layanan mereka.

Untuk hasil riset yang lebih lengkap, unduh laporan DSRsearch secara gratis pada tautan berikut ini: Insurance Technology Survey 2019.

Gandeng PasarPolis, Gojek Masuk ke Bisnis Asuransi Online

Gojek mulai memperkenalkan Go-Sure sebagai layanan terbaru yang menyasar ranah asuransi online. Go-Sure masih bersifat beta dan belum tersedia untuk semua pengguna. Layanan ini disediakan asuransi online PasarPolis dan baru menjual produk asuransi perjalanan.

Besar kemungkinan Go-Sure menambah variasi produk di masa depan mengingat PasarPolis juga memiliki sejumlah produk lain, seperti asuransi kendaraan dan layar gadget. Kehadiran Go-Sure diharapkan makin mengukuhkan Gojek sebagai super app di berbagai layanan.

Keterikatan PasarPolis dengan Gojek cukup kuat pasca menjadi investor bersama Traveloka dan Tokopedia di pendanaan Seri A tahun lalu. PasarPolis juga mendukung asuransi gadget untuk mitra pengemudi dan asuransi kecelakaan untuk setiap penumpang yang memanfaatkan layanan transportasi Gojek, baik di Indonesia maupun wilayah operasional Gojek di Vietnam dan Thailand.

Pembelian asuransi di Gojek cukup mudah. Pengguna cukup mengisi jenis penerbangan, tujuan, tanggal penerbangan, dan identitas diri. Opsi pembayarannya mulai dari transfer bank, kartu kredit, atau Go-Pay. Pilihan harga per polis adalah Rp17.500 dan Rp35 ribu.

PasarPolis menyediakan fitur klaim instan untuk memberikan nilai tambah buat pengguna. Dengan memasukkan nomor penerbangan, nanti sistem perusahaan akan secara otomatis memberi tahu pengguna apabila terjadi delay atau hal lainnya. Pembayaran klaim diharapkan lebih cepat.

Masih minimnya penetrasi asuransi di Indonesia menjadi kue bisnis yang gurih untuk diseriusi. Startup unicorn lainnya, Traveloka, menyediakan pembelian asuransi perjalanan di dalam aplikasinya, menggandeng Asuransi Simasnet. Mereka juga menyediakan produk bundling untuk setiap pembelian tiket perjalanan dengan Asuransi Chubb. Sementara PasarPolis tersedia di JD.id, PegiPegi, dan Citilink.

PasarPolis mengklaim sejauh ini setiap bulannya membukukan lebih dari 100 ribu pembelian asuransi perjalanan dan ratusan pencairan klaim. Pada kuartal empat 2018, PasarPolis mencatatkan lebih dari satu juta polis asuransi terjual.

Application Information Will Show Up Here

Sumber: Tokopedia Memang Terlibat Pendanaan untuk Sayurbox

Mulai berseliweran di media dalam tiga bulan terakhir, kami mendapat konfirmasi dari sumber terpercaya bahwa Tokopedia memang terlibat dalam pendanaan untuk layanan e-commerce produk segar Sayurbox. Kabar ini meningkatkan peta persaingan para unicorn untuk mendominasi pasar. Sebelumnya Tokopedia telah mengonfirmasi akuisisi terhadap Bridestory.

Sayurbox adalah startup agritech yang fokus pada pemberdayaan petani lokal, menjualnya hasil taninya di dalam platform, dan mengantarnya ke lokasi pengiriman. Startup ini mendapat pendanaan tahap awal dari Patamar Capital pada awal 2018.

Saat ini Sayurbox bergabung sebagai peserta dalam program Grab Ventures Velocity angkatan kedua.

Kompetitor terdekatnya, Limakilo, telah diakuisisi Warung Pintar dengan nilai tidak disebutkan pada awal tahun ini. Lewat akuisisi tersebut, mitra Warung Pintar dapat memperluas pasokan produk dengan harga terbaik dari petani Limakilo. Produk yang mereka jual akan semakin bervariasi.

Bermain di segmen grocery memiliki tantangan yang cukup besar, karena menuntut perlakuan barang secara khusus saat pengiriman dan penyimpanan untuk memastikan barang masih segar ketika sampai ke konsumen.

Pasar online grocery sendiri semakin ketat, dengan layanan seperti JD.id dan Blibli menggandeng sejumlah mitra demi fokus ke bisnis ini, sementara HappyFresh bermitra dengan Grab untuk kemudahan logistik.

Sebelumnya William menyebut transaksi bulanan di Tokopedia sudah menembus angka $1 miliar per bulan, bahkan di momen Ramadan bulan Mei lalu mencapai $1,3 miliar. Tahun ini salah satu fokus Tokopedia adalah mengembangkan layanan Infrastructure-as-a-Service untuk mendukung target pertumbuhan ini.

“Kami selalu menargetkan pertumbuhan transaksi minimal dua kali lipat dibandingkan sebelumnya,” terangnya.


Amir Karimuddin berkontribusi untuk penulisan artikel ini

Tak Hanya Konten Seputar Ibu dan Anak, theAsianparent Indonesia Kedepankan Kanal Komunitas

Kanal media yang menyasar kalangan ibu theAsianparent hari ini (11/7) mengumumkan telah mendapatkan pendanaan seri C dengan nilai yang tidak disebutkan. Pendanaan dipimpin oleh Fosun, turut didukung JD.com, ATM Capital, Redbadge Pacific dan WHG Capital. Sejauh ini, platform tersebut sudah tersedia di 12 negara dengan lokalisasi konten, termasuk di Indonesia.

Di bawah naungan Tickled Media Pte Ltd, operasionalnya di Indonesia telah didukung jajaran tim lokal, mulai dari konten, operasional hingga pemasaran. Sejak didirikan pada September 2009, platform ini menyajikan beragam konten seputar kebutuhan ibu, mulai dari tema kehamilan, merawat bayi hingga kesehatan. Selain melalui kanal website, konten theAsianparent juga tersaji dalam aplikasi di platform Android dan iOS.

Seiring perkembangan layanan, saat ini salah satu layanan yang diunggulkan theAsianparent adalah kanal komunitas. Di Indonesia sendiri komunitasnya cukup aktif, kebanyakan membicarakan seputar pengalaman hamil dan melahirkan. Dibuat layaknya forum online, di dalamnya juga terdapat fitur jajak pendapat dan kontes yang dapat diikuti pengguna secara rutin.

Di sini sudah ada beberapa portal yang menyajikan konten sejenis. Misalnya Mommies Daily yang dikembangkan tim Female Daily dan Popmama yang bernaung di bawah IDN Meda. Beberapa influencer atau blogger juga memiliki konten yang fokus soal parenting, sebut saja Gibran Rakabuming dan keluarga yang mengembangkan JanEthes.com.

theAsianparent mengklaim, di Asia Tenggara telah memiliki 23,5 juta lebih pengguna aktif. Rencananya dengan pendanaan yang baru didapat mereka akan melancarkan ekspansi ke berbagai negara baru di Asia dan Afrika. Selain ekspansi, modal tambahan yang didapat juga akan difokuskan untuk pengembangan aplikasi mobile.

“Selama beberapa tahun ini, kami terus berkembang, berawal dari sebuah blog parenting menjadi sebuah perusahaan multinasional berkantor di 12 negara. Langkah kami berevolusi dari sebuah kanal konten menjadi jejaring sosial tidaklah mudah, tetapi hal ini tentu mempercepat bisnis kami secara signifikan dalam menyediakan sumber informasi utama untuk para orang tua Asia dan dunia. Satu hal yang tidak pernah berubah adalah fokus kami soal parenting dengan perspektif khas Asia,” ujar Founder & CEO theAsianparent Roshni Mahtani.

Application Information Will Show Up Here

Dapat Pendanaan 226 Miliar Rupiah, Startup Logistik Ezyhaul Siapkan Kehadiran di Indonesia

Startup pengembang platform dan layanan logistik Ezyhaul hari ini (10/7) mengumumkan perolehan pendanaan seri B senilai $16 juta (setara 226 miliar Rupiah). Dalam rilisnya, tidak diinformasikan mengenai investor yang terlibat pendanaan. Modal usaha tersebut akan difokuskan untuk melancarkan ekspansi ke Indonesia dan Filipina.

Didirikan oleh Mudasar Mohamed dan Raymond Gillon, perusahaan yang menyajikan layanan pengantaran barang via jalur darat tersebut memiliki markas pusat di Singapura. Mereka menjalankan model bisnis B2B dengan tipe layanan shorthaul (pengiriman jarak pendek), longhaul (pengiriman jarak jauh) dan cross-border shipments (pengiriman antar negara).

Dengan pendanaan seri A yang didapatkan pada tahun 2018, Ezyhaul telah mematangkan operasi di Malaysia, India dan Thailand. Produk yang disediakan end-to-end, mulai dari penyediaan kendaraan logistik, transportasi door-to-door (ambil dan antar barang), dan optimasi pengelolaan logistik.

Cara kerjanya, klien hanya perlu melakukan perencanaan pengiriman logistik. Setelah selesai menginformasikan detail pesanan dan pembayaran, sistem akan menyajikan opsi pengiriman sesuai spesifikasi yang diberikan, misalnya terkait jenis barang yang dikirim, ukuran dll.

Mitra pengemudi bisa mengambil pesanan dari aplikasi mobile yang telah didistribusikan –modelnya mirip dengan layanan Go-Send yang selama ini sering dijumpai di sini—hanya saja ini untuk pengiriman dengan armada besar. Di dasbor yang disediakan, pengguna bisa memantau posisi kendaraan.

Dikembangkan untuk bisnis, selain fitur analisis dan pelaporan, Ezyhaul turut menghadirkan layanan API untuk diintegrasikan ke sistem yang telah dimiliki perusahaan. Diharapkan bisa memberikan efisiensi ketika membutuhkan jasa angkut sewaktu-waktu.

Di era e-commerce, layanan logistik dibutuhkan sebagai salah satu komponen penting. Di lain sisi, Indonesia menyajikan beragam tantangan untuk bisnis logistik, kadang mematahkan model bisnis yang telah tervalidasi baik di negara lain. Sebagai contoh, dengan kondisi geografis berupa kepulauan, bisnis logistik harus siap mendesain proses pengiriman menjadi dua moda, darat-laut atau darat-udara. Sehingga harus selalu ada penyesuaian dalam proses operasional.

Sudah ada beberapa startup yang menyajikan solusi serupa di Indonesia. Salah satunya Waresix, mereka baru mendapatkan pendanaan seri A senilai 205 miliar untuk penguatan bisnis di Indonesia.

Secara mendetail, DailySocial pernah menerbitkan artikel yang cukup mendalam mengenai tantangan dan tren bisnis logistik di Indonesia, bertajuk “Ramai Beradu Teknologi Realisasikan Smart Logistics“.

Miliki 15 Juta Pengguna, Ruangguru Siapkan Debut Ekspansi Ke Luar Negeri

Startup edtech Ruangguru tengah mempersiapkan diri untuk debut ke luar Indonesia tahun ini pasca merayakan hari jadinya yang kelima. Pencapaian  setahun terakhir memantapkan Ruangguru untuk ekspansi. Co-Founder dan CEO Ruangguru Belva Devara saat ini enggan membeberkan lebih jauh terkait rencana tersebut.

“Tahun ini akan keluar Indonesia, bentuknya akan jadi unit bisnis di bawah Ruangguru seperti produk lainnya. Tapi sudah [dipersiapkan], masih jadi rahasia,” katanya, Rabu (10/7).

Untuk mendukung rencana ini, dukungan dana segar sudah segera diumumkan. Kata Belva, nominal dana yang didapat perusahaan akan cukup besar. “Tahun ini akan ada [pengumuman funding] dan nilainya besar.”

Terakhir, Ruangguru mengumumkan pendanaan Seri B yang dipimpin UOB Venture Management dengan nominal dirahasiakan pada 2017.

Belva melanjutkan sejak setahun terakhir layanan Ruangguru cukup “meledak” dari segi awareness di kalangan orang tua. Tanpa menyebut angka detail, dia mengklaim pertumbuhan secara keseluruhan bisa mencapai 20 kali lipat. Pengguna tembus lebih dari 15 juta pelajar dan 300 ribu guru bergabung di seluruh Indonesia.

Menariknya, sekitar 70% penggunanya adalah pelajar yang belum pernah ikut les bimbingan belajar konvensional dan berasal dari kalangan menengah hingga ke bawah. Dari hasil survei internal, Ruangguru membandingkan pelajar dari sebelum dan setelah menggunakan aplikasi selama beberapa bulan, tanpa melihat latar belakang ekonomi keluarganya.

Di situ terlihat bahwa kenaikan nilai mereka rata-rata naik sampai 20 poin. Sebanyak 92% responden mengatakan nilai naik dalam tiga bulan setelah belajar lewat Ruangguru.

“Indonesia punya 52 juta pelajar. Sekarang kami 15 juta, berarti masih banyak yang belum pakai Ruangguru. Intinya, bagaimana caranya kami bisa capai 52 juta itu secepat mungkin. Makanya kami gencar promosi di TV, merekrut brand ambassador, agar semakin banyak orang tua dan anak tahu kami.”

Dari segi produk B2C makin variatif, seperti Ruangbelajar, Digital Bootcamp, Roboguru, Ruangles, Ruanglesonline, Ruangbaca dan sebagainya. Kualitas guru juga ditingkatkan, dengan merekrutnya lewat ajang pencarian. Alhasil, kini Ruangguru memiliki tenaga pengajar in-house yang berprestasi, lulusan universitas top dan pemenang olimpiade.

Menurutnya, kualitas guru ini sangat penting untuk menghasilkan konten yang berbobot tinggi. Tidak hanya melihat dari segi akademis, tapi bagaimana kemampuan guru dalam mengajar di depan kamera.

Pasalnya, mengajar depan kamera berbeda jauh dibandingkan di depan kelas. Mereka dituntut untuk interaktif, agar pelajar tidak mudah bosan. Kemampuan seperti ini tidak sepenuhnya dikuasai guru.

Ruangguru memiliki dua jenis kemitraan untuk guru. Konten video yang tayang di aplikasi itu sepenuhnya dibuat secara in-house oleh guru yang bekerja di Ruangguru. Jumlahnya diklaim ada ratusan. Adapun total karyawan Ruangguru telah berada di angka dua ribu orang.

Selain guru yang tampil di depan kamera, ada juga guru di belakangnya yang mempersiapkan seluruh konten. Mereka semua mendiskusikan seluruh topik pembelajaran dan bagaimana mengemasnya sampai akhirnya tayang.

“Ada juga yang sistemnya dibayar secara komisi, misalnya untuk produk Ruangles jadi kita bayarnya secaranya komisi. Jadi sistemnya tergantung program yang diambil oleh guru tersebut,” tambah CPO Ruangguru Iman Usman.

Lewat perekrutan masif untuk guru, perusahaan kini telah merevitalisasi konten video jadi lebih atraktif sejak 2018. Penambahannya bahkan diklaim sampai 5 kali lipat dari tahun sebelumnya. Diklaim Ruangguru telah memiliki puluhan ribu konten video dan catatan pelajaran. Produksi ribuan pertanyaan bank soal dan telah mencakup seluruh mata pelajaran dari kelas 1 sampai 12.

Ruangguru juga punya produk B2B bernama Ruangkerja untuk melatih kemampuan karyawan secara online. Belva menyebut platform tersebut telah dipakai beberapa institusi, seperti Nestle, Pertamina, Kemenperin, Kemenristekdikti, dan pemerintah daerah.

“Sebab semua perusahaan itu punya masalah yang sama, bagaimana mereka bisa meningkatkan kemampuan karyawan tanpa harus melepas mereka untuk sekolah di luar.”

Pengembangan fitur dan layanan baru

Aplikasi Ruangguru terus diperkaya dengan inovasi baru dan teknologi baru yang tujuannya untuk memperbaiki pengalaman belajar jadi lebih efektif. Belva menjelaskan, ada fitur Smart Recommendation yang secara otomatis mendeteksi kelemahan pelajar dan memberikan rekomendasi materi belajar yang dibutuhkan pelajar.

“Fitur ini yang membedakan kami dengan pemain sejenis. Sebelumnya, Ruangguru itu seperti perpus, punya apa saja materi yang dibutuhkan pelajar. Tapi sekarang ada sistem pintar yang bisa merekam apa yang mereka lakukan di aplikasi dan secara otomatis memberi rekomendasi agar belajarnya jadi lebih efektif.”

Fitur lainnya, Ruangguru Adventure, membuat pengalaman belajar terasa seperti bermain game. Pengguna akan memiliki avatar dan mereka dapat berlomba-lomba mengumpulkan poin setiap beraktivitas. Poin tersebut bisa ditukarkan dengan beragam digital items untuk mempercantik avatar.

Terakhir, fitur Social Learning untuk permudah pelajar berinteraksi dan berdiskusi mengenai pelajaran sekolah dengan pengguna lainnya. Disediakan juga Live Teaching yang bisa disaksikan lewat aplikasi.

“Fitur terakhir ini seperti Instagram Live, menyaksikan guru mengajar secara langsung dan siswa bisa langsung berinteraksi.”

Tampilan UI/UX aplikasi semakin disempurnakan dari waktu ke waktu. Iman juga merasa berbangga hati, bahwa aplikasi Ruangguru mendapat rating 4.7 dari 5.0 di Google Play Store. Menurutnya, untuk mendapatkan rating tersebut cukup sulit di Indonesia, apalagi buat aplikasi lokal.

Ruangguru tahun kemarin mendapat nominasi dari Google User’s Choice di jajaran aplikasi terbaik di Indonesia, bersanding dengan Tokopedia, Shopee, Gojek, dan Bukalapak.

Segera masuk ke program vokasi

Gayung bersambut pasca disahkannya PP Nomor 45 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas PP Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan, Ruangguru akan memanfaatkan insentif ini dengan ikut menyeriusi program vokasi.

Belva mengatakan sebenarnya Ruangguru sudah dilibatkan oleh Presiden Joko Widodo sejak awal. Presiden ingin dorong apa yang bisa dilakukan Ruangguru untuk meningkatkan kualitas lulusan vokasi dengan teknologi.

Segmen ini dinilai lebih menantang karena kurikulumnya berbeda dengan apa yang biasanya mereka pakai dari Kemendikbud. Sehingga untuk membuat materi ajarnya, harus melihat dari berbagai sumber karena tujuan akhir dari vokasi adalah mempersiapkan pelajar SMK dan Politeknik agar siap kerja.

“Kami akan segera launch produk vokasi ini karena sekarang sudah jadi fokus kita juga. Sekarang kami perlu diskusi dengan pemain industri dan asosiasi untuk cari kurikulum yang benar-benar dibutuhkan,” tutup Belva.

Application Information Will Show Up Here

Program Akselerator SKALA Batch Kedua Resmi Dibuka

Dirasa cukup sukses dengan program akselerator batch pertama, Skala kembali dibuka untuk batch kedua. Program investasi tahap awal ini memakai metrik dan pertumbuhan sebagai landasannya. Saat ini Skala sudah menanamkan modal senilai Rp437 juta masing-masing untuk enam alumni startup pada angkatan pertama yang dipilih dari 400 lebih peserta. Mereka antara lain Atenda (penyedia manajemen HRD), Storial (platform berbagi cerita), Magalarva (produksi pakan ternak dan pengolah limbah), Calista (dermatologis online), NusaTalent (platform pencarian kerja untuk fresh graduate), dan Noompang (komunitas berbagi tumpangan).

Untuk angkatan kedua ini Skala akan memilih 15 startup. Jika sebelumnya Skala mendapatkan 5% dari investasi yang diberikan untuk angkatan kedua ini mereka akan memberikan Rp700 juta untuk 8% saham. Term sheet Skala akan terbuka secara publik dan dapat diakses oleh siapapun, dengan demikian founder akan memiliki seluruh informasi yang mereka butuhkan sebelum memutuskan untuk masuk ke dalam program.

“Melihat antusiasme yang sangat besar di program pertama, kami terdorong untuk bisa melatih dan membimbing lebih banyak perusahaan startup di angkatan kedua ini. Indonesia memiliki banyak sekali founder berkualitas dengna produk dan layanan yang inovatif,” terang Program Head Skala Agustiadi Lee.

“Namun, mereka sering menghadapi tantangan untuk mengembangkan bisnis karena belum memiliki cukup pengalaman atau pengetahuan terkait dunia startup. Karena itulah kani ingin membimbing mereka sejak awal melalui program mentorship intenshif selama 20 minggu. Kami merasa itu jenjang waktu yang tepat untuk mengakselerasi sebuah perusahaan rintisan,” lanjutnya.

Program Skala digagas oleh Innovation Factory dan Strive (sebelumnya dikenal dengan GREE Ventures). Nantinya startup yang berpartisipasi akan dilatih untuk menjabarkan metrik utama dan tujuan bisnis yang ingin dicapai selama program berlangsung. Skala saat ini juga didukung oleh jaringan mentor profesional yang berpengalaman di bidang masing-masing. Seperti CEO Popbox Adrian Lim, Co-founder Bukalapak Fajrin Rasyid, dan masih banyak lainnya.

Pendaftaran akan dibuka sampai dengan 9 Agustus 2019. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan Skala dalam memilih startup antara lain tim founder yang memiliki keahlian dan pemahaman yang mendalam untuk pasar di Indonesia, startup yang sudah melakukan customer development dan telah menguji produk mereka di pasar, bukan perusahaan yang baru tahap ide, dan yang terakhir akan menjadi poin plus jika startup telah melakukan riset pasar atau MVP dengan market traction.

Shinhan Financial Group Siapkan Program Inkubator untuk Startup Indonesia

Sebagai salah satu bank komersial Korea Selatan, Shinhan Financial Group memulai kehadirannya di Indonesia melalui kerja sama dengan Indomobil di bisnis pembiayaan. Awal tahun ini perusahaan berencana memperluas bisnis di sektor multifinance. Tak hanya itu, mereka berencana meluncurkan inkubator startup di Indonesia, dengan nama Shinhan Future’s Lab, pada kuartal ketiga tahun 2019. Program serupa sudah diterapkan di Vietnam sebagai inkubator pertama di luar Korea Selatan pada tahun 2016.

Belum ada detail tentang program inkubator ini dan startup seperti apa yang bisa menjadi pesertanya. Layanan fintech, khususnya berhubungan dengan sektor perbankan, broker dan pembiayaan sekuritas, dan manajemen aset, menjadi incaran program inkubator tersebut.

Kemitraan dengan hub inovasi

Selain Indonesia, Shinhan Future’s Lab rencananya juga akan dihadirkan di Amerika Serikat dan Inggris Raya tahun 2020 mendatang. Untuk melancarkan rencana tersebut, Shinhan Financial Group sedang menjajaki kolaborasi dengan Plug and Play Tech Center di Silicon Valley dan Level39 di London.

“Bagi para alumni nantinya tidak hanya mendapatkan tambahan modal, namun juga bisa memanfaatkan dukungan dalam bentuk riset dan pengembangan bisnis agar bisa melakukan scale-up ke pasar global,” kata Kepala Tim Strategi Digital Shinhan Financial Cho Young-su.

Sejak diresmikan pada tahun 2015 lalu, Shinhan Future’s Lab telah merekrut sekitar 72 startup Korea Selatan dalam empat batch dengan total alokasi pendanaan sekitar 12 miliar won (sekitar 143 miliar Rupiah) hingga tahun lalu.

Gojek Dikabarkan Terima Pendanaan Baru dari Siam Commercial Bank

Gojek dikabarkan kembali mendapatkan suntikan pendanaan. Kali ini didapatkan dari bank asal Thailand, yakni Siam Commercial Bank. Tidak disebutkan nominal yang diberikan oleh perusahaan yang “dimiliki” Vajiralongkorn (Raja Thailand yang menjabat sejak tahun 2016; memegang mayoritas saham).

Investasi ini jadi partisipasi tambahan untuk putaran seri F yang tengah digalang Gojek. Beberapa hari lalu, tiga entitas Mitsubishi baru saja menyuntikkan dana untuk target pendanaan $3 miliar pada round ini.

Melihat di lain sisi, ini jadi kontestasi menarik di jajaran investor. Sebelumnya perusahaan otomotif Hyundai dan Yamaha Motor berinvestasi di Grab, lalu Mitsubushi Motor masuk berpartisipasi di Gojek. Lantas di sektor perbankan, sebelumnya Kasikornbank (bank berbasis di Bangkok) juga berinvestasi di Grab pada putaran seri H, lalu kini Siam Bank berinvestasi ke Gojek.

Dari capaian sebelumnya, putaran seri F Gojek diperkirakan telah mencapai $1,6 miliar. Dan telah membawa valuasi perusahaan menembus $10 miliar. Pendanaan seri F terus digalang untuk mengoptimalkan kegiatan ekspansi bisnis di Asia Tenggara. Di Thailand sendiri, Gojek sudah meluncurkan Get, menghadirkan layanan ride-hailing, food delivery, dan delivery.

Application Information Will Show Up Here

Kerja Sama dengan BNI, Lyfe Watch Bisa untuk Transaksi Pembayaran

Lyfe, startup yang masuk dalam segmen kesehatan mengumumkan kerja samanya dengan BNI. Kedua belah pihak berkolaborasi untuk menghadirkan jam tangan pintar Lyfe Watch yang dilengkapi dengan teknologi pembayaran.

Dengan dukungan Tapcash, jam tangan pintar besutan Lyfe tersebut akan mampu melakukan transaksi non tunai, mulai dari pembayaran tiket MRT, bus TransJakarta, parkir di Gelora Bung Karno, berbelanja di mini market yang sudah bekerja sama dan juga merchant BNI yang sudah menerima pembayaran TapCash. Untuk memonitor dan isi ulang saldo penggguna bisa memanfaatkan aplikasi TapCash Go.

Termasuk dalam jajaran Co-Founder Lyfe adalah Oscar Darmawan (Indodax) dan para pendiri Tiket.com, yaitu Gaery Undarsa, Wenas Agusetiawan, dan Dimas Surya Yaputra.

“Kami menghadirkan Lyfe Watch dengan tujuan untuk menunjang gaya hidupsehat masyarakat Indonesia. Adanya kerja sama dengan BNI juga menambah lagi fungsi Watch sebagai alat pembayaran yang membuat aktivitas masyarakat lebih mudah dan praktis,” terang CEO Lyfe Indra Darmawan seperti dikutip dari BeritaSatu.

Dengan kerja sama ini, jam tangan pintar Lyfe Watch tak hanya akan bekerja sebagai perangkat penunjang gaya hidup sehat seperti penghitung langkah, pengukur detak jatung dan tekanan darah, dan pengukur kalori yang terbuang, tetapi juga perangkat pengganti dompet karena kemampuannya untuk melakukan transaksi non tunai.

Lyfe Watch juga akan dapat disambungkan dengan Lyfe App melalui bluetooh. Dengan integrasi tersebut pengguna bisa dengan mudah untuk memantau pencapaian (terkait dengan pengukuran di Lyfe Watch) dan kondisi tubuh. Lyfe App juga memungkinkan penggunanya untuk mengikuti berbagai macam tantangan aktivitas sehat harian dan mendapatkan rewards untuk setiap tantangan yang diselesaikan.

“Kami berharap dengan peluncuran ini dapat bersama-sama memajukan perkembangan masyarakat Indonesia sesuai dengan arahan pemerintah mengenai Revolusi Industri 4.0. Ke depannya kita akan terus berinovasi menyediakan produk inovatif yang dapat digunakan untuk berbagai macam kegunaan dan tentunya menjangkau seluruh usia,” imbuh Indra.

Lyfe Watch sendiri akan dirilis pada akhir Juli mendatang. Untuk saat ini pihak Lyfe juga tengah membuka halaman khusus untuk pre-order jam tangan pintar ini.

Application Information Will Show Up Here