Jongla Kenalkan Delivered sebagai SDK untuk Pengembangan Aplikasi Pesan

Jongla salah satu layanan perpesanan asal Finlandia mulai menawarkan teknologinya kepada perusahaan atau pengembang aplikasi melalui SDK (Software Development Kit) yang diberi nama Delivered. Dengan SDK tersebut diharapkan para pengembang aplikasi dapat menikmati teknologi pengiriman pesan yang ringan dengan sistem berbasis cloud yang sepenuhnya di-hosting untuk aplikasi Android dan iOS.

Dalam keterangannya CEO Jongla Riku Slaminen menyatakan bahwa layanan pesan instan telah menjadi cara dominan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia di abad 21. Masyarakat sekarang memanfaatkan sebagian besar waktunya untuk terhubung dengan lainnya memanfaatkan aplikasi sosial dan pesan instan melalui smartphone mereka.

“Chat itu raja – pesan instan telah menjadi cara dominan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia di abad ke-21. Pengguna perangkat mobile mengharapkan pengalaman pengguna yang real-time dengan usaha minimal. Para pengembang aplikasi juga menghadapi tantangan dengan retensi pengguna; dan fitur pengiriman pesan yang dikembangkan dengan baik akan sangat membantu untuk meningkatkan retensi pengguna,” terang Salminen.

Saat ini tim Jongla juga mengembangkan protokol pengiriman pesan untuk memberikan solusi yang memungkinkan konsumsi data sesedikit mungkin. Dengan SDK yang diklaim cukup ringan untuk digunakan dan protokol pengiriman pesan yang hemat data, pihak Jongla menawarkan harga yang kompetitif sehingga perusahaan bisa mengambil banyak keuntungan dengan memanfaatkan Delivered.

“Banyak komunitas hiburan, kesehatan, kebugaran dan olahraga yang kami targetkan, memiliki pengguna di pasar yang sedang berkembang dan kami terus memperhatikan pengalaman yang dirasakan oleh penggunanya. Biaya data dan stabilitas jaringan mobile merupakan isu nyata bagi mereka,” lanjut Salminem.

Sebagai informasi, Delivered juga menyediakan beberapa fitur baru seperti penemuan teman dan pengiriman pesan group dalam skala besar. Fitur ini diharapkan bisa membantu perusahaan-perusahaan dalam membangun komunitas. Disampaikan Salminen melalui Delivered perusahaan mampu membangun jejaring sosialnya sendiri di dalam aplikasi. Salah satu perusahaan Indonesia yang menggunakan Delivered ini adalah PicMix.

“Kami ingin membantu perusahaan -perusahaan dengan membangun komunitas berdasarkan atribut seperti minat, acara-acara publik dan lokasi. Dengan Delivered, perusahaan-perusahaan tersebut mampu membangun jejaring sosialnya sendiri di dalam aplikasi. Pengguna tidak lagi harus meninggalkan aplikasi tersebut untuk bersosialisasi menggunakan aplikasi pengiriman pesan instan atau jejaring sosial,” ujar Salminen.

Application Information Will Show Up Here

Tinkerlust Dapatkan Pendanaan dari Merah Putih Inc dan Danny Oei Wirianto

Startup pengembang situs jual beli barang preloved khusus wanita Tinkerlust baru-baru ini mengumumkan perolehan pendanaan dari Merah Putih Inc dan angel investor Danny Oei Wirianto dengan nilai yang tidak disebutkan. Tinkerlust didirikan oleh Samira Shihab (CEO) dan Aliya Amitra (COO) sejak dua tahun lalu, dan mengklaim telah mendapatkan peningkatan traksi pengguna baru mencapai 417 persen.

“Dengan adanya suntikan dana dari investor ini, kami berharap dapat mempercepat perkembangan Tinkerlust dalam menciptakan platform fashion sharing terdepan yang canggih. Untuk menghadirkan pengalaman berbelanja yang mudah, aman, dan nyaman bagi penjual, pembeli, dan penyewa, kami akan fokus untuk berinvestasi di bidang IT, produk, dan supply chain,” tutur Samira.

Platform Tinkerlust memudahkan seseorang menjual barangnya dan memiliki akses ke personal dashboard untuk memantau penjualan barang mereka. Di sisi lain, pembeli dapat dengan mudah mencari barang branded berkualitas dengan harga bersaing. karena Tinkerlust mengurasi dan menyeleksi setiap barang yang diterima sebelum dimunculkan di website untuk memastikan keaslian dan kualitas produk sehingga produk yang di jual hanyalah barang-barang berkualitas dalam kondisi dan mutu yang masih bagus.

“Kami melihat perkembangannya. Perubahan dalam konsumerisme menjadikan wanita lebih piawai dalam mengatur pengeluaran dan di saat yang sama tetap mengikuti tren terkini. Maka dari itu, platform seperti Tinkerlust ini akan berpotensi untuk terus maju dan mencapai posisi yang kuat di pasaran. Kami percaya Samira dan Aliya memiliki hubungan dan intuisi yang kuat dalam industri dan komunitas ini. Kami mendukung mereka untuk membuat Tinkerlust menjadi yang nomor satu di bidangnya,” ujar Antonny Liem selaku CEO Merah Putih Inc.

Di samping menjadi platform jual beli preloved fashion items, Tinkerlust juga menawarkan penyewaan gaun rancangan desainer. “Seiring perkembangan pengguna yang semakin meningkat, Tinkerlust menyadari bahwa konsumen suka mencari berbagai macam produk desainer dan brand terkenal dalam harga yang terjangkau. Oleh karena itu, Tinkerlust kini menghadirkan rental gaun-gaun rancangan desainer yang dapat disewa dalam harga terjangkau,” terang Samira.

Dari data yang dipaparkan Tinkerlust, setiap wanita bisa memiliki sekitar 90 item fesyen di lemari mereka yang dapat bernilai lebih dari Rp10 juta dan hampir setengah dari isi lemari mereka tidak lagi terpakai serta sering kali berakhir di tempat pembuangan. Maka dari itu, Tinkerlust berupaya untuk membantu dalam proses jual beli dengan menyediakan jasa untuk memfoto produk secara profesional, menyarankan harga jual produk sesuai keadaan pasar, pemberian deskripsi produk yang detail, dan listing di situs.

Melalui Tinkerlust, Samira juga ingin setiap wanita di Indonesia memiliki akses untuk berbelanja barang-barang fesyen branded secara mudah. “Kebanyakan orang Indonesia belum memiliki akses untuk berbelanja barang branded seperti Zara atau Tory Burch. Tinkerlust hadir sebagai destinasi belanja untuk mereka sehingga mereka bisa mendapatkan akses ke barang-barang branded secara mudah dalam harga yang miring,” paparnya.

Disclosure: DailySocial dan Tinkerlust sama-sama memperoleh investasi dari Merah Putih Inc.

Tambah Jajaran OTA di Layanan E-Commerce, JD Flight Hadir

Layanan e-commerce yang menyajikan barang-barang dengan jaminan orisina, JD.id, merilis fitur teranyarnya. Seakan tak mau ketinggalan dengan pemain e-commerce lain di Indonesia, JD.id menghadirkan kanal pembelian tiket pesawat. Berjuluk JD Flight, fitur ini hadir dengan dukungan penuh dari Traveloka. Induk perusahaan JD.id, JD.com, merupakan investor di Traveloka.

Lantas, apakah OTA (Online Travel Agency) yang menyelinap di layanan e-commerce akan berpengaruh besar, atau bahkan mengganggu model bisnis yang sudah mapan?

Para bisnis e-commerce yang tengah bersiap di OTA

Dalam sebuah kesempatan, CEO baru Tiket.com George Hendrata menyampaikan bahwa roadmap ke depan, kapabilitas yang dimiliki Tiket.com akan dioptimalkan untuk memperkuat kanal travel dan akomodasi yang dimiliki Blibli. Namun belum disampaikan teknisnya secara detail, apakah situs Blibli hanya akan berlaku sebagai front-end yang membantu menjualkan tiket melalui engine Tiket.com, ataukah akan ada peleburan.

Situs jual beli online lain yang mulai menyediakan dan memperkuat divisi OTA adalah Tokopedia. Berbeda dengan JD.id, Tokopedia memilih untuk memulai dengan menjual tiket kereta api. Di sini visinya lebih terlihat, yakni untuk optimasi layanan e-money TokoCash.

Besaran pangsa pasar yang diperebutkan

Riset Frost & Sullivan yang dilakukan pada tahun 2011 menyebutkan, pengeluaran orang Indonesia untuk kebutuhan travel bernilai hingga $6,4 miliar. Diproyeksikan pada tahun 2030 angka tersebut akan mencapai empat kali lipat, atau senilai $23,7 miliar. Angka yang cukup realistis, mengingat tren traveling kini tidak hanya dilakukan oleh masyarakat dengan kelas ekonomi atas, namun juga menengah – khususnya millennials.

Analisis awal tentang para pemain OTA yang menguatkan layanan e-commerce ialah tentang saluran distribusi. Pangsa pasarnya besar, namun ceruk produk yang disajikan sama. Tantangannya justru pada penyampaian ke konsumen. Strategi growth lain, seperti diskon, nyatanya masih tetap efektif dilakukan sampai saat ini untuk loyalitas pengguna. Bisa jadi pembukuan sistem ticketing di satu pintu, namun penyampaiannya melalui banyak kanal, persis seperti yang dilakukan Indonesia Flight di awal debutnya bersama Tiket.com.

Pada dasarnya bisnis OTA masih bisa banyak dieksplorasi, karena masih banyak kemungkinan baru untuk dikembangkan. Bisa jadi ini adalah babak baru yang menyiratkan persaingan online travel, selain urusan pembayaran, akan menjadi persaingan e-commerce babak berikutnya.

Rencana Platform E-Wallet MatchMove Pasca Diakuisisi Kresna Graha dan M Cash

Perusahaan dompet elektronik MatchMove Indonesia (MMI) mengungkapkan sejumlah rencana agresif pasca masuknya Kresna Graha Investama dan M Cash Indonesia sebagai pemegang saham yang memiliki kepemilikan masing-masing sebesar 14,81%. Mulai dari kemitraan strategis dengan BRI, M Cash, DAM, e-mas, Collega, Ayopop, Harga Hot, dan lainnya.

Selain bermitra dengan berbagai perusahaan, MatchMove juga akan mengikuti jejak M Cash melantai tahun depan.

Komitmen serius tersebut dibuktikan dengan menjadikan Indonesia sebagai pusat bisnis MatchMove. Untuk kebutuhan mengembangkan produk, riset dan pengembangan (R&D), operasional, dan lainnya.

Soft launch dengan BRI akan diumumkan pada akhir tahun ini. Nasabah BRI dapat menggunakan kartunya di luar negeri. Di luar itu, kami juga mempersiapkan rencana IPO untuk MatchMove pada tahun depan,” terang Managing Director Kresna Graha Suryandy Jahja, Senin (20/11).

Khusus dengan BRI, MatchMove akan menjadi menjadi penyedia teknologi untuk dompet elektronik perseroan. Kemudian, co-branding untuk berbagai fitur seperti P2P transfer, top up dari banyak channel, pilihan pembayaran terbuka atau tertutup, reward, dan promosi.

Sementara dengan M Cash, MatchMove akan menyediakan produk on demand bank account, on boarding dan e-KYC dari kios, deposit dan collect cash, top up dan pembayaran tagihan.

“Kalau maskapai penerbangan kan ada berbagai merek. Tapi yang buat pesawat sendiri ada Boeing dan Airbus. Nah kami menjadi Boeing dan Airbus. Orang-orang tinggal pakai saja, daripada bangun sendiri butuh waktu lama.”

Menurut Jahja, yang terpenting dari sini adalah konektivitasnya. Pengguna kartu bisa lintas negara dengan kartunya sendiri. Pasalnya, MatchMove telah bermitra dengan MasterCard.

Dia mencontohkan, saat ini untuk belanja online di platform e-commerce seperti Amazon, nasabah tidak bisa menggunakan pembayaran lewat platform e-wallet lokal yang beredar saat ini. Namun dengan MatchMove, transaksi tersebut dapat dilakukan.

Dari segi jaminan keamanan pun sudah dijamin karena ada dukungan sistem keamanan yang tinggi digunakan MasterCard. Sementara, untuk perizinan yang diperlukan Bank Indonesia, Jahja mengaku masih diurus.

Pihaknya meyakini proses akan berjalan cepat karena telah ada kerja sama dengan pihak perbankan dan sistem pembayaran internasional dari MasterCard.

Bekal jaringan global yang dibangun MatchMove dianggap menjadi nilai lebih bagi seluruh pihak terkait. MMI juga diuntungkan dengan infrastruktur digital dan ekosistem milik Kresna, termasuk lebih dari 9 juta pengguna demi mempercepat penetrasi MMI ke pasar Indonesia.

Sementara bagi M Cash, kehadiran MatchMove memberi keuntungan adanya kepastian kehadiran produk yang terus berkelanjutan di masa mendatang. Kini setiap produk yang dihadirkan MatchMove akan hadir dalam kios digital M Cash.

“M Cash itu distribution channel. Apapun produk yang dikeluarkan MatchMove, akan didistribusikan ke seluruh jaringan kami. Rencananya sampai akhir tahun ini ada 1000 titik dan tahun depan ada 5 ribu titik,” ucap Direktur Utama M Cash Marthin Suharlie.

Belum kantungi persetujuan dari BKPM

Kendati sudah berbadan hukum resmi, PT MMI belum memiliki persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan instansi terkait lainnya. Mengingat MMI adalah perusahaan patungan antara perusahaan lokal terbuka dengan asing, Jahja memastikan dalam sebulan ini persetujuan sudah bisa diperoleh dari BKPM.

“Kita masih menunggu persetujuan dari BKPM karena ada beberapa hal yang kita jaga, mengingat Kresna Graha dan M Cash adalah perusahaan publik. Jadi segala sesuatu yang kita sampaikan ke publik akan ditanya. Harusnya bulan ini [November] selesai.”

Secara global, pemegang saham mayoritas MMP adalah Vickers Venture Partners, yang di dalamnya terdapat Kresna Graha sebagai salah satu pemegang sahamnya. Untuk memiliki langsung saham MMP, Kresna Graha dan M Cash masuk melalui anak usaha patungan MMP di Indonesia dengan nama badan hukum PT MatchMove Indonesia (MMI).

MatchMove Pay (MMP) merupakan perusahaan platform-as-a-service (PaaS) berbasis berbasis di Singapura yang sudah berdiri sejak 2009. Perusahaan ini menyediakan solusi pembayaran secara end-to-end membantu bisnis memiliki fitur dompet elektronik dalam layanannya.

Pemilik aplikasi memiliki fleksibilitas untuk menawarkan fully branded dan secure mobile banking wallet solution, seperti P2P transfer, remitansi, top up channel, virtual payment cards, loyalty points, dan rewards.

Dalam cakupan operasional bisnis, MMP telah beroperasi di India, Filipina, Amerika Serikat, Chili, dan Vietnam. Setelah Indonesia, perusahaan akan berekspansi ke Malaysia, Brazil, UAE, Afrika Selatan, dan Australia.

Beberapa perusahaan global yang sudah menggunakan layanan MMP adalah GlobalRoam (Singapura), Paul Fincap (India), Ongo (India), Bonfleet (India), VTC (Vietnam), dan BlackHawk Network (Singapura)

IDN Media Rengkuh Pendanaan Seri B dari East Ventures dan Central Exchange

IDN Media, perusahaan yang menaungi IDN Times sebagai grup media yang fokus ke kalangan millennial dan Gen Z ,mengumumkan perolehan pendanaan Seri B, dalam jumlah yang tidak disebutkan, dari East Ventures dan Central Exchange. Yang terakhir adalah sebuah perusahaan modal ventura yang berbasis di Hong Kong. Dengan pendanaan ini, IDN Media akan memperluas ekspansinya dalam mencakup lebih banyak kota dan lebih banyak vertikal.

Didirikan tahun 2014 oleh Winston Utomo dan William Utomo, IDN Media kini memiliki 140 anggota tim. IDN Media mengklaim telah memperoleh lebih dari 1 miliar views untuk semua platform dan 62 juta views untuk kanal video setiap bulannya. Saat ini mereka mengoperasikan 8 vertikal bisnis yang berbeda dan bakal meluncurkan vertikal media baru untuk “millennial mama” yang bernama Popmama akhir tahun ini.

Dalam rilisnya, Co-Founder dan CEO IDN Media Winston Utomo mengatakan, “IDN Media yang kita lihat dan rasakan saat ini hanya sekedar permukaan visi kami. Kami sangat senang dengan [perolehan] pendanaan Seri B ini dan bekerja sama dengan mitra baru, karena membantu kami lebih dekat ke tujuan utama: menjadi suara kaum millennial dan Gen Z. Dengan pendanaan ini, kami akan fokus ke misi kami membangun perusahaan media multi-platform 360 yang lebih baik untuk kaum millennial dan Gen Z.”

Kepada DailySocial, Winston menambahkan, “Kami akan meluncurkan konten lokal di 10 kota di Indonesia dan membangun beberapa vertikal media [selain Popmama] dan berinvestasi lebih jauh untuk menciptakan konten-konten original.”

Tentang pendanaan ini, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca berkomentar, “Mereka telah membangun fundamental bisnis yang kuat dengan pertumbuhan pendapatan yang signifikan, yang bahkan menghasilkan kuartal yang memberi keuntungan. Kami sangat senang memimpin putaran kali ini bersama mitra baru.”

Application Information Will Show Up Here

Pemanfaatan Data Masif Alibaba Saat Pesta Belanja 11.11 Seharusnya Jadi Acuan Bagaimana Pesta Belanja Dilakukan

Ya, Alibaba memang mencatat rekor penjualan $25,3 miliar (lebih dari 340 triliun Rupiah) yang dibukukan saat Pesta Belanja 11.11 tahun ini. Meskipun demikian, tidak cuma angka penjualan yang dilaporkan raksasa e-commerce Tiongkok ini saat pesta belanja global tahun ini. Data-data pembeli menjadi “tambang emas” yang seharusnya diikuti sebagai basis pelaksanaan pesta belanja, khususnya yang berlangsung secara online, di tanah air.

DailySocial dan sejumlah rekan media mendapat kesempatan secara langsung memantau jalannya pesta belanja 11.11 Alibaba yang tahun ini dipusatkan di Shanghai, Tiongkok. Ketika countdown dilakukan, yang menjadi awal berlangsungnya kegiatan 11.11, Alibaba langsung menunjukkan data penjualan secara real time. Setelah angka penjualan 10 miliar Yuan ($1,5 miliar atau 20 triliun Rupiah) tercapai dalam waktu 3 menit, dengan 93% transaksi terjadi melalui perangkat mobile, layar lalu beralih ke data yang lebih dalam.

Alibaba kemudian menampilkan dua jenis data besar. Yang pertama adalah data penjualan secara global, yang kedua adalah data penjualan secara nasional. Keduanya diperbarui secara real time.

Di layar pertama, data penjualan global menampilkan negara-negara mana yang termasuk Top 5 berkontribusi di ajang ini dan barang-barang apa saja yang menjadi Top Seller.

Di layar kedua, datanya lebih intensif. Alibaba bisa men-track per kota dan per provinsi, hingga ke desa-desa, tentang pola konsumsi nasional. Alibaba menamai daerah-daerah ekonomi baru ini sebagai New Rural Economy. Peningkatan pendapatan per kapita Tiongkok yang bertambah 10 kali lipat dalam 17 tahun mendorong pola konsumsi yang makin menyebar dan tidak hanya terpusat di kota-kota besar. Shanghai, Beijing, Hangzhou, Guangzhou, dan Shenzhen memang masih mendominasi, tapi provinsi-provinsi lain telah menggeliat dan pola konsumsinya sangat terlihat di pesta belanja seperti ini.

Kepada DailySocial, pihak Alibaba menyebutkan, “Alibaba telah menyiapkan sistem OneData yang menjadi basis data utuk pengembangan teknologi data kami, termasuk data mining, yang telah membantu mendapatkan data secara real time. Dengan peluncuran OneID, yang dapat diakses konsumen melalui platform-platform ekosistem Alibaba, seperti Taobao, Alipay, dan Youku yang menggunakan single login, analisis data yang komprehensif dapat dilakukan secara cepat, yang mendorong ketersediaan insight konsumen yang sangat berharga.”

Pemanfaatan data serupa di Indonesia

Pesta belanja di Indonesia juga berlangsung di periode 11.11 dan 12.12. Sebelumnya pesta belanja seperti ini ditujukan untuk menggairahkan pola konsumsi online yang memang masih sangat kecil persentasenya di Indonesia. Meskipun demikian, data penjualan di pesta belanja tersebut bisa mulai menjadi indikator pola konsumsi masyarakat dan kehadiran kantong-kantong ekonomi baru.

Tentu saja, yang paling harga di sini adalah data-data konsumen. Zaman dulu, ketika semua transaksi dilakukan secara offline, tidak mudah untuk mengetahui pola konsumsi, barang-barang apa yang sering dibeli oleh masyarakat di area tertentu, dan bagaimana seharusnya inventori dioptimalkan. Kini data tersebut bisa diperoleh dengan lebih mudah dan membantu layanan digital menciptakan pengalaman belanja yang lebih baik.

Pihak Alibaba menyebutkan, “Dengan menganalisis data [yang diperoleh di kegiatan 11.11], kami dapat memperoleh insight konsumen dan pada akhirnya bisa melayani konsumen dengan lebih baik. Contohnya, melalui analisis data, kami bisa mengidentifikasi barang yang sering dibeli oleh masyarakat di area tertentu. Sebagai hasilnya, kami bisa menyiapkan barang tersebut terlebih dahulu melalui sistem logistik dan pergudangan pintar kami, sehingga konsumen yang membeli barang tersebut melalui platform e-commerce kami bisa mendapatkan barang secara lebih cepat karena berasal dari gudang yang terdekat.”

Lebih lanjut, data tersebut juga bisa digunakan untuk merekomendasikan barang-barang secara lebih akurat.

“Alibaba telah mengembangkan sistem, disebut Tmall Smart Choice, untuk membantu penjual mengidentifikasi produk yang memiliki potensi menjadi barang-barang yang laku dijual (best-selling). Sistem ini menggunakan permodelan yang memanfaatkan faktor seperti kebutuhan dan daya beli konsumen, kredibilitas dan reputasi layanan penjual, review dan rating produk, jangkauan harga, dan musim [tren], sehingga bisa memprediksikan barang mana yang bakal populer di antara konsumen yang ditargetkan,” tutup pihak Alibaba.

BNI Belum Putuskan Rencana Pendirian Anak Usaha Modal Ventura

Bank Negara Indonesia (BNI) mengungkapkan belum memutuskan lebih jauh terkait pengembangan bisnis digital banking apakah akan melakukan akuisisi modal ventura atau mendirikan perusahaan baru.

Perseroan belum mengerucutkan opsi mana yang akan dipilih. Sehingga belum bisa ditentukan kapan aksi korporasi ini akan diumumkan.

“Kami masih dalam tahap penjajakan atau kajian [mendirikan perusahaan baru]. Sejauh ini masih belum mengerucut [strategi mana yang akan diambil],” terang Direktur Perencanaan dan Operasional BNI Bob Tyasika Ananta kepada DailySocial, Senin (20/11).

Kendati belum mengerucutkan strategi, yang pasti mulai tahun ini BNI makin fokus mengembangkan bisnis digital banking dengan meluncurkan produk digital. Beberapa produk digital yang telah diluncurkan antara lain BNI UnikQu, BNI Digital Loan, Dashboard Bansos, Agen46 BNI, dan lainnya.

Selain meluncurkan produk, BNI juga merangkul perusahaan fintech dalam mengembangkan produknya. Salah satunya dengan platform kecerdasan buatan (AI) BJtech (Bang Joni) untuk produk chatbot “Cinta: Personal Intelligent Banking.”

Produk ini membantu nasabah mengelola keperluan banking BNI, mulai dari berbagi informasi, registrasi produk BNI, hingga transaksi UnikQu melalui kemudahan chatting. Cinta dapat diakses melalui akun resmi BNI di platform Facebook Messenger dan Twitter.

Berdasarkan rencana bisnis perseroan tahun ini, BNI mengalokasikan dana sebesar Rp4 triliun untuk rencana pertumbuhan anorganik. Selain memperkuat bisnis yang ada, BNI berencana mendirikan anak usaha baru yang bergerak di asuransi umum, modal ventura, dan aset manajemen.

Berbeda dengan BNI, perbankan lainnya, BRI, siap menuntaskan rencana untuk mengakuisisi perusahaan modal ventura lokal Bahana Artha Ventura. Ditargetkan proses akuisisi tersebut rampung pada November 2017.

BRI menyiapkan anggaran sebesar Rp4 triliun untuk menyuntuk seluruh anak usaha di bawahnya dan mengakuisisi anak usaha baru. Terkait akuisisi, perseroan akan mengakuisisi Bahana Sekuritas dan Bahana Artha Ventura dengan menyiapkan budget sebesar Rp700 miliar.

Zalora Rilis Fitur Pencarian Visual dalam Aplikasi

Situs e-commerce fesyen Zalora mengumumkan peluncuran pencarian visual dalam aplikasi, seiring upaya perusahaan dalam meningkatkan konversi penjualan.

Terhitung hari ini (20/11), para pengguna aplikasi Zalora, baik di Android maupun iOS, dapat men-click tombol pencarian. Lalu ambil gambar pakaian, sepatu, atau aksesoris favorit mereka, dan dapat melihat produk serupa di Zalora.

Saat ini aplikasi Zalora telah diunduh oleh lebih dari 20 juta pelanggan. Lebih dari setengah pesanan Zalora datang dari perangkat mobile. Kehadiran fitur ini menjadi penting untuk menarik pengguna bertransaksi.

Perusahaan bekerja sama dengan ViSense, perusahaan AI yang mendorong perdagangan online melalui visual untuk para konsumen fesyen Zalora. Teknologi AI yang dihadirkan adalah solusi pendeteksi gambar pintar untuk mempersingkat proses saat konsumen mencari visual di situs.

ViSense memiliki kantor di Amerika Serikat, Inggris, India, Cina, dan Singapura. Beberapa mitra ViSense yang sudah menggunakan teknologi ini adalah Rakuten dan ASOS.

CTO Zalora Karthik Subramanian mengatakan fitur ini dihadirkan perusahaan dalam mengatasi kesulitan pelanggan dalam mendeskripsikan pakaian atau sepatu ke dalam pencarian teks. Peluncuran fitur ini juga bertepatan dalam merayakan musim belanja akhir tahun.

“Kami ingin memberikan pelanggan kami sebuah kegembiraan dalam berbelanja, hanya dengan mengambil gambar barang fesyen apapun yang menarik perhatian mereka,” terang Karthik dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

CEO ViSense Oliver Tan menambahkan Zalora adalah salah satu rekan lama perusahaan. Dengan teknologi AI atau deep learning yang dihadirkan ViSense, diharapkan dapat meningkatkan konversi penjualan dengan kemudahan perdagangan visual.

Application Information Will Show Up Here

EV Hive dan Clapham Collective Merger, Lahirkan Brand “EV Hive @ Clapham”

EV Hive hari ini mengumumkan peresmian merger dengan penyedia layanan coworking space di Medan, Clapham Collective, untuk perluasan wilayah operasional. Bersama dengan penyatuan ini, EV Hive berencana untuk menggelontorkan investasi guna membangun ruang coworking yang lebih banyak di area Medan dan Sumatera. Terkait dengan brand-nya sendiri, disampaikan pihak EV Hive akan menggunakan nama “EV Hive @ Clapham”.

[Baca juga: Strategi EV Hive di Tengah Eksplorasi Industri Coworking Space]

Bersama dengan peresmian merger ini, Chris Angkasa selaku pendiri Clapham akan bergabung dalam jajaran Dewan Penasihat EV Hive. Dari sisi penyuguhan layanan, saat ini tim EV Hive sedang mengkonsolidasikan, karena EV Hive @ Clapham akan menggunakan SOP dan platfrom teknologi yang sudah menjadi standar di EV Hive.

“Sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia, Medan menjadi gerbang utama dalam berbisnis di Sumatera. Sejalan dengan visi para pendiri EV Hive, coworking space pun akan kami populerkan sebagai platform pertukaran budaya sekaligus tempat pertemuan yang memperkuat hubungan bisnis para pengusaha di Jakarta dan Medan,” ujar Chris Angkasa.

[Lihat juga: DStour #33 Berbagai Ruangan Kreatif di EV Hive IFC Tower]

Carlson Lau, Co-Founder dan CEO EV Hive menambahkan, “Kami sangat antusias mengetahui banyaknya permintaan layanan coworking space dan wadah komunitas yang kuat dari para UKM dan startup di kawasan ini. Apalagi Chris sebagai sosok pemimpin dan investor yang berintegritas. Kami antusias bisa menjadikannya sebagai penasihat kami. Sambil memperluas jejaring kami ke 100 lokasi coworking space di Indonesia, kami akan terus merancang strategi untuk bermitra dengan para komunitas lokal, sekaligus menghubungkan setiap orang dalam ekosistem kami.”

Lion Parcel Umumkan Kemitraan dengan Perusahaan Optimasi Logistik LogiNext

Lion Parcel, anak usaha dari Lion Air Group, mengumumkan kemitraan dengan perusahaan optimasi logistik LogiNext untuk meningkatkan efisiensi manajemen jasa pengiriman e-commerce, sekaligus pemenuhan kebutuhan logistik di Indonesia.

LogiNext adalah perusahaan yang bergerak di solusi SaaS untuk optimasi logistik. Perusahaan ini memiliki produk andalan untuk last mile, field force, on-demand delivery, dan line haul express manajemen.

Alasan Lion Parcel menggandeng LogiNext, lantaran perusahaan ini piawai dalam effective last mile optimization. Selain itu, perusahaan memiliki banyak pengalaman membantu perusahaan e-commerce untuk menerapkan langkah optimasi logistik dalam pengerjaan berbagai pengiriman paket yang tepat waktu. Dengan optimasi jalur dan otentikasi pencatatan yang efektif.

LogiNext juga cukup inovatif dalam memfasilitasi proses pengiriman melalui penyempurnaan transaksi tunai. Hal ini dinilai cukup bermanfaat bagi Lion Parcel dalam memberikan layanan yang lengkap berorientasi pada pelanggan.

Dari kemitraan ini, Lion Parcel dapat mengotomasikan pengelolaan jasa pengiriman hingga mampu menciptakan rangkaian transaksi tunai yang sempurna lewat layanan cash-on-delivery (COD) untuk konsumen akhir hingga pelanggan, distributor maupun pengirim.

“Kami percaya lewat otomasi mekanisme cash-on-delivery yang efektif dan tangkas dapat mempersingkat, dan lebih tepat dalam mengarahkan pembayaran COD kepada vendor hingga pelanggan kami tanpa ada kesalahan,” terang Direktur Lion Parcel Farian Kirana dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

CEO LogiNext Dhruvil Sanghvi menambahkan perpaduan teknologi optimasi logistik dan pembayaran digital merupakan solusi besar baru yang akan semakin mendunia. Menurutnya, ada dua bagian penting di dalam logistik, yakni barang dan uang. Perusahaan menciptakan bagian ketiga sebagai tambahan, kemampuan analisa dan informasi secara real time.

“Kami telah mengoptimasi barang dan pengiriman di berbagai negara. Kini dengan keberhasilan Lion Parcel menerapkan digital wallet, lengkaplah perjalanan kami di dalam optimasi dan otomasi logistik,” kata Dhruvil.

Sejauh ini, Lion Parcel telah bekerja sama dengan lebih dari 3 ribu rekanan pengiriman sebagai POS (point of sales), sub console, dan consolidator di seluruh Indonesia. Dengan total pesawat sebanyak 219 unit yang dioperasikan oleh maskapai di bawah Lion Air Group, Lion Parcel percaya akan dapat mempermudah semua orang dalam pengiriman barang.

Sedangkan LogiNext itu sendiri, telah bermitra dengan lebih dari 200 perusahaan yang tersebar di Amerika Utara, Timur Tengah, dan Asia Tenggara.