Desty Dikabarkan Galang Pendanaan Baru

Startup pengembang full stack e-commerce solution untuk merchant Desty dikabarkan menggalang putaran dana baru. Menurut regulatory filings, sejumlah investor berpartisipasi di seri ini, termasuk pemodal sebelumnya seperti East Ventures, Jungle Ventures, Square Peg, turut berpartisipasi dalam putaran tersebut.

Ada pula nama-nama investor baru, seperti ZVC Investment (VC hasil merger dengan YJ Capital dengan Line Ventures), dan BAce Capital.

Manajemen Desty tidak bersedia berkomentar mengenai informasi ini ketika dihubungi DailySocial.id.

Desty mengumumkan pembukaan pendanaan pra-seri A senilai $3,2 juta pada Juli 2021 lalu dipimpin 5Y Capital. Putaran tersebut mendapatkan tambahan dana senilai $5 juta dengan East Ventures sebagai pemimpin berikutnya pada November 2021. Lalu di Juni 2022 lalu Square Peg masuk dalam pendanaan tambahan untuk putaran yang sama.

Perkembangan Desty

Desty Commerce

Desty merupakan platform yang fokus menyediakan solusi menyeluruh untuk bisnis dari berbagai sektor sejak Oktober 2020. Kini solusi yang ditawarkan terbagi menjadi empat layanan, yaitu layanan untuk tampilan depan (Desty Page), serta layanan untuk membantu operasional penjualan (Desty Store, Desty Omni, dan Desty Menu).

“Sebagai tech startup yang menawarkan solusi bagi merchant, Desty Commerce terus berupaya untuk menemukan solusi atas segala permasalahan yang terjadi di lapangan. Misi kami berfokus pada penyediaan solusi digital untuk menunjang bisnis di Indonesia. Kami harap, dengan Desty Commerce, para merchant dapat mengembangkan bisnisnya serta membawa pengaruh positif bagi ekonomi digital,” ujar Co-founder dan CEO Desty Mulyono Xu dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu.

Desty Page memungkinkan merchant untuk menyatukan seluruh informasi yang berhubungan dengan bisnisnya ke dalam satu halaman bio-link, seperti konten sosial media (Youtube, TikTok, dan sebagainya), katalog toko, informasi mengenai promosi, kanal penjualan, kontak bisnis, dan lain-lain. Selain itu, Desty Page juga dilengkapi dengan fitur built-in analytics dan pixel tracking dari Google dan Facebook.

Fitur ini pun ditawarkan secara cuma-cuma bagi para pelaku e-commerce maupun content creator tanpa dikenakan biaya berlangganan. Bahkan beberapa selebriti atau content creator ternama juga sudah merasakan manfaat dari penggunaan Desty Page seperti Luna Maya, Farah Quinn, Choky Sitohang, Titan Tyra, dan Greysia Polii.

Kemudian, Desty Store memberikan akses bagi bisnis e-commerce untuk membuat web-store fungsional yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tampilan brand. Laman ini telah terhubung dengan layanan logistik maupun ride-hail app nasional, seperti Wahana, SiCepat, Lion Parcel, GoSend, dan Grab Express. Opsi pembayarannya pun lengkap mulai dari Virtual Account, kartu kredit serta e-wallet seperti GoPay, OVO, dan ShopeePay. Desty Store juga dilengkapi dengan fungsi built-in analytics dan pixel tracking dari Google dan Facebook.

Untuk mendukung integrasi penjualan e-commerce di berbagai marketplace maupun web store, Desty Commerce menghadirkan layanan Desty Omni untuk mengelola produk, pesanan, serta stok barang. Belum lama ini, Desty meluncurkan fitur baru bertajuk Omni Chat, dashboard kolektif untuk mengakses seluruh chat pelanggan dari berbagai marketplace. Fitur ini diharapkan dapat mempermudah bisnis untuk melayani pelanggan secara efektif serta meningkatkan chat response time yang merupakan sebuah indikator penting bagi pelanggan e-commerce saat memilih toko untuk berbelanja.

Diklaim sejak diluncurkan hingga saat ini, Desty Omni telah berhasil mencapai ratusan miliar rupiah Gross Merchandise Value (GMV). Desty turut mengembangkan layanan Desty Menu yang dirancang khusus untuk pelaku bisnis dalam industri F&B untuk memangkas rantai operasional pemesanan, dapat digunakan di restoran, coffee shop, bioskop, karaoke, dan sebagainya.

Dengan Desty Menu, merchant dapat memanfaatkan berbagai layanan seperti pick-up, dine-in, delivery, dan scheduled order. Lebih dari itu, Desty Menu memberikan akses bagi pemilik bisnis untuk mengumpulkan dan memusatkan data pelanggan dalam sistem Customer Relationship Management (CRM). Fitur delivery dan CRM ini akan segera diluncurkan untuk dapat digunakan oleh merchant.

Disebutkan merchant yang telah menggunakan Desty Menu membuktikan kenaikan omset hingga 30%, efisiensi waktu pelayanan hingga 5 menit, serta mendapat testimoni positif lebih dari 90% pelanggannya.

Menurut Mulyono, setiap e-commerce dapat menggunakan berbagai layanan Desty Commerce sesuai kebutuhan maupun seluruh layanan yang tersedia karena seluruh layani dapat terintegrasi dan kedepannya akan disatukan ke dalam sebuah super app.

Hingga saat ini, Desty Commerce sudah menggandeng banyak brand ternama, seperti Electronic City, PVN, DAMN I Love Indonesia, NAMA Beauty, Kurumi, Duvaderm, SOVLO, Mirael Sugar Wax, Cinepolis, NAV Karaoke, Liberica, Omija, Pison Coffee, Vilo Gelato, dan masih banyak lainnya.

Application Information Will Show Up Here

[Video] Fokus Populix Jembatani Riset untuk Semua

DailySocial bersama CEO Populix Timothy Astandu membahas perkembangan bisnis perusahaan saat ini dan seperti apa tren bisnis di industri riset, khususnya yang berhubungan dengan panel online.

Di diskusi ini, Timothy memaparkan teknologi dan kustomisasi layanan di Populix dan perjalanan pendanaan untuk perusahaan.

Bagaimana strategi bisnis Populix untuk menggaet lebih banyak konsumen ke depan? Seperti apa target perusahaan tahun ini?

Simak pembahasannya di video berikut ini.

Untuk video menarik lainnya seputar strategi bisnis startup di Indonesia, kunjungi kanal YouTube DailySocialTV di sesi DScussion.

B Capital Umumkan Dana Kelolaan Ketiga Senilai 32 Triliun Rupiah

Perusahaan modal ventura multi-tahap B Capital mengumumkan penutupan dana kelolaan ketiganya (Growth Fund III) dengan komitmen modal agregat sekitar $2,1 miliar atau kurang lebih 32 triliun Rupiah. Ini menjadi prestasi lanjutan, setelah sebelumnya pada tahun 2022 lalu mereka berhasil menutup Ascent Fund II senilai $250 juta.

“Sejak awal, B Capital telah berkomitmen untuk berinvestasi di perusahaan teknologi mutakhir di seluruh dunia. Portofolio Growth Fund III mencakup perusahaan yang mengubah masing-masing industri dan menghasilkan dampak
yang signifikan,” kata Co-Founder & Managing Partner B Capital Eduardo Saverin.

Didirikan pada tahun 2015, B Capital dipimpin oleh Howard Morgan, Sheila Patel, Eduardo Saverin, dan Raj Ganguly. Dengan memanfaatkan pengalaman perusahaan secara global bersama tim investor dan penasihat platform yang berpengalaman, mereka berinvestasi di perusahaan teknologi mulai dari tahap awal hingga akhir, terutama di sektor enterprise solution, fintech, dan healthtech.

Tercatat saat ini B capital telah memberikan investasi kepada startup di  Afrika, Tiongkok, Eropa, India, Amerika Utara. dan tentunya Asia Tenggara.

Saat ini B capital juga telah menjalin kemitraan strategis eksklusif dengan Boston Consulting Group (BCG). Hal tersebut bisa membantu dalam hal mendapatkan wawasan strategis dan saran kepada perusahaan portofolio kami pada bidang utama bisnis startup.

“Penekanan kami pada investasi bernilai tambah, didukung oleh penasihat platform kami dan kemitraan strategis dengan BCG, memungkinkan kami untuk mempercepat pengembangan dan pertumbuhan bisnis di seluruh portofolio kami. Pendekatan ini mendorong model investasi berkinerja tinggi, yang akan terus kami terapkan pada seri Growth Fund III,” kata Co-Founder & Managing Partner B Capital Raj Ganguly.

Investasi untuk Startup Indonesia

B Capital juga menempatkan Indonesia sebagai wilayah kunci dengan pertumbuhan ekonomi digital tercepat di Asia. Sejak awal, kawasan ini sudah menjadi target utama mereka dalam hal berinvestasi di berbagai putaran. Alasannya karena pasar B2B yang besar, kelas menengah terus berkembang menyumbang lebih dari 40% konsumsi.

Selain itu mereka melihat tren peningkatan adopsi digital dan penggunaan teknologi di seluruh rantai pasokan, di antaranya pergudangan, manajemen transaksi, dan pemasaran.

B Capital berpartisipasi ke sejumlah pendanaan startup di Indonesia, diantaranya:

  • Partisipasi ke pendanaan seri B untuk Kopi Kenangan sebesar $109 juta
  • Memimpin pendanaan seri A $ 20 juta ke startup B2B e-commerce Ula
  • Partisipasi ke pendanaan seri B sebesar $53 juta ke Payfazz
  • Partisipasi pada putaran pendanaan awal senilai $ 2,8 juta diberikan kepada Finku
  • Partisipasi pada pendanaan seri C sebesar $ 70 juta ke startup Super
  • Partisipasi pada putaran pra-seri A startup konstruksi B2B Brik yang hampir mengumpulkan sekitar $12 juta.

JD.ID Dikabarkan akan Hengkang Akhir Januari 2023, Bisnis Logistik Tutup Lebih Dulu

JD.ID, perusahaan e-commerce patungan JD.com dan Provident Capital, dikabarkan bakal tutup operasional per akhir bulan ini. Seluruh bisnis operasional JD.ID bakal ditutup satu per satu, salah satunya bisnis logistik JDL Express Indonesia yang resmi tutup per 22 Januari 2023.

Informasi ini diperoleh dari sumber terpercaya DailySocial.id. Dia menyampaikan, “JD.id juga selesai akhir bulan ini [Januari 2023].”

Saat dikonfirmasi, Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID Setya Yudha Indraswara tidak bersedia memberikan pernyataannya. “Terkait hal ini, mohon maaf, saat ini saya belum bisa memberikan statement apapun,” kata dia.

Bila kabar ini benar, maka sekaligus mengonfirmasi pemberitaan sebelumnya yang menyebutkan rencana JD.com untuk exit dari Indonesia dan Thailand pada kuartal I 2023. Persaingan bisnis yang ketat dengan pemain e-commerce lainnya, jadi salah satu alasan dibalik hengkangnya JD.com.

Sebagai perusahaan e-commerce, JD.ID bukanlah pemain yang dominan di Indonesia. Mengutip dari data iPrice, posisi tertinggi JD.id berada di posisi keenam besar terjadi pada kuartal IV 2018. Saat itu, jumlah kunjungan situs per bulannya tembus hampir 17 juta kali. Lalu terus merosot hingga per kuartal II 2022, kunjungannya merosot di angka 2,3 juta kali, menempatkan posisinya di urutan ke-10.

Sementara mengutip dari SimilarWeb, kunjungan situs JD.ID melorot ke angka 1,6 juta kali per Desember 2022. Menempatkan JD.ID di urutan ke-15 dari situs e-commerce yang paling dikunjungi di Indonesia.

Sinyal-sinyal perusahaan mulai kesulitan sebenarnya sudah terlihat lewat gelombang PHK yang ditempuh hingga dua kali sepanjang tahun lalu. Pertama kali terjadi pada Juni 2022 dengan merumahkan puluhan pegawai.

Kemudian, pada awal Desember 2022, JD.id mengumumkan PHK terhadap 30% karyawan atau sekitar 200 orang. Perusahaan berdalih keputusan tersebut diambil karena saat ini menghadapi perubahan bisnis yang sangat cepat terjadi. Oleh karena itu, langkah adaptasi perlu diambil perusahaan.

“Salah satu langkah yang diambil manajemen adalah melakukan perampingan agar perusahaan dapat terus bergerak menyesuaikan dengan perubahan,” ucap Setya.

JDL Express resmi tutup

Tak hanya itu, sumber kami juga mengonfirmasi mengenai kebenaran informasi terkait tutupnya JDL Express Indonesia. “Iya [benar tutup],” ucap dia. Informasi ini sebelumnya sudah disampaikan melalui situs resmi JDL Express.

“Layanan JDL Express Indonesia nonaktif per tanggal 22 Januari 2023. Apabila terdapat kendala dengan pengiriman paketmu, silakan hubungi Customer Experience kami,” tulis pengumuman tersebut.

Belum ada keterangan lebih lanjut yang disampaikan perusahaan terkait nasib aset dan karyawannya. Namun sumber kami menyampaikan, belum ada investor baru yang berniat untuk ambil alih seluruh aset JDL Express. “Belum ada investor baru,” tambahnya.

JDL Express yang sebelumnya bernama J-Express atau JX Indonesia ini sudah berdiri sejak 2015. Echo Hong merupakan CEO terakhir yang menjabat di perusahaan tersebut, resmi didapuk pada 5 Oktober 2022. Hong merupakan salah satu pemimpin termuda di JD Worldwide, platform e-commerce khusus impor milik JD.com, dan memiliki 11 tahun pengalaman di bidang logistik. Ia telah bergabung bersama JD.ID sejak 2012.

Mengenai pencapaian JDL Express, disebutkan bahwa perusahaan memiliki 11 gudang, lebih dari 250 titik drop point, serta lebih dari 3.000 kurir. Penawaran produknya mulai dari layanan pengiriman reguler, pengiriman dengan metode pembayaran di tempat (Cash on Delivery), metode pembayaran dengan menggunakan kartu di tempat (Card Swipe on Delivery), tailor-made, fulfillment, kargo, last mile, dan cross border last mile.

Application Information Will Show Up Here

Gojek Ungkap Strategi dan Capaian Bisnis Pesan-Antar Makanan “GoFood” di 2022

Gojek mengungkap data teranyar mengenai kinerja layanan pesan-antar makanan GoFood, merespons laporan Momentum Works yang dipaparkan sebelumnya. Gojek menyebut nilai transaksi GoFood Indonesia dan Vietnam berhasil tumbuh lebih dari 2x lipat, lebih tinggi dari rata-rata industri pesan-antar makanan di Asia Tenggara sepanjang 2022.

Sebelumnya disampaikan dalam laporan Momentum Works, transaksi GrabFood di Asia Tenggara hampir empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan GoFood selama 2022. Diterangkan lebih jauh, nilai GMV GrabFood mencapai $8,8 miliar, sementara Gojek menempati posisi ketiga dengan capaian GMV $2,4 miliar. Atas pencapaian tersebut, GrabFood dinobatkan sebagai pemimpin pasar pesan-antar makanan di Asia Tenggara selama tiga tahun berturut-turut.

Kendati Gojek tidak merinci lebih jauh dengan data spesifik, perseroan mengklaim kinerja positif GoFood ini karena pertumbuhan jumlah pelanggan setia (nilai pesanannya di atas nilai transaksi rata-rata pelanggan lainnya) dan meningkatnya rata-rata nilai transaksi per pelanggan di semester II 2022.

Disebutkan selama satu tahun kemarin disokong oleh peningkatan proporsi pelanggan setia di Indonesia dari 38% menjadi 52% dari total jumlah pelanggan GoFood. Tren positif ini juga diikuti oleh capaian bisnis di Vietnam, yang mana nilai transaksi meningkat lebih dari 2x lipat dibanding tahun 2021.

“Kesuksesan ini merupakan wujud keberhasilan strategi GoFood yang berfokus pada pertumbuhan basis pelanggan setia dan berkualitas melalui inovasi produk,” ucap Director/Head of Food and Indonesia Sales GOTO Catherine Hindra Sutjahyo dalam keterangan resmi, kemarin (19/1).

Catherine melanjutkan perusahaan setiap inovasi di GoFood itu selalu berfokus untuk mengembangkan solusi produk agar pelanggan semakin setia, sebab pada dasarnya, pelanggan memiliki keinginan dan perilaku konsumsi makanan yang berbeda-beda.

“Dengan berbekal pengalaman kami selama delapan tahun menjadi ahli di pasar OFD (online food delivery), kami menganalisis dan memanfaatkan data untuk memetakan kebutuhan setiap pelanggan (personalisasi) agar dapat menghadirkan pilihan yang tepat supaya konsumen semakin loyal terhadap layanan kami.”

Dia melanjutkan, “Tidak hanya di sisi pelanggan, kami pun mampu mengembangkan solusi bagi mitra usaha kuliner agar mereka dapat menargetkan segmen pelanggan dengan lebih efektif. Secara bersamaan, kami juga membantu mitra usaha kuliner GoFood meningkatkan keahlian mengelola bisnis secara berkelanjutan. Tujuannya agar basis pelanggan setia di GoFood dapat tumbuh dan mendukung bisnis yang sehat tanpa ketergantungan pada promosi”.

Catherine juga mengungkap strategi GoFood untuk mempercepat profitabilitas, yakni:

  1. Memperkuat brand GoFood sebagai layanan OFD yang memberikan pengalaman kuliner paling menyenangkan dengan rekomendasi tepat berbasis teknologi pencarian. Teknologi ini mampu merekomendasikan menu makanan dan pilihan resto yang sesuai dengan selera, histori, dan budget masing-masing pelanggan.
  2. Mengembangkan teknologi machine learning untuk alokasi promo yang lebih efektif ke calon pelanggan (potential user), pelanggan baru (new user) maupun yang telah menjadi pelanggan GoFood (existing user) yang dapat didorong menjadi pelanggan setia.
  3. Meningkatkan efisiensi dari promo yang dilakukan secara mandiri oleh mitra usaha GoFood (merchant funded promo) untuk membantu meningkatkan pendapatan mitra usaha sekaligus menekan biaya pemasaran mereka.

Pencapaian GoFood

Berikutnya, sejumlah pencapaian dan inovasi GoFood sepanjang tahun lalu juga tak lupa dipaparkan, di antaranya:

  1. Menghadirkan Mode Hemat untuk memberikan opsi biaya ongkir yang lebih terjangkau untuk menjaga daya beli pelanggan.
  2. Meluncurkan menu dengan porsi lebih kecil dengan harga lebih terjangkau.
  3. Paket berlangganan GoFood PLUS yang diklaim memperoleh animo positif dari masyarakat, jumlah paket langganan naik hampir 60% dibandingkan tahun sebelumnya.
  4. Jaringan cloud kitchen “Dapur Bersama GoFood” meningkat 170% menjadi 73 lokasi yang tersebar di 12 kota besar, di tengah ramainya pemain sejenis yang gulung tikar sepanjang tahun lalu.
  5. Jumlah mitra usaha kuliner GoFood Indonesia meningkat 45% sepanjang 2022.

Mengutip dari laporan kinerja GOTO, GTV (Gross Transaction Value) GoFood yang termasuk ke dalam lini bisnis on-demand meliputi mobilitas, pesan-antar makanan dan logistik, mencapai Rp15,7 triliun pada kuartal ketiga 2022, tumbuh 24% year-on-year.

Lini bisnis ini mencatatkan peningkatan signifikan pada margin kontribusi dan EBITDA Grup yang disesuaikan, lebih cepat dari perkiraan. Margin kontribusi mencapai 86% peningkatan quarter-on-quarter atau -0,5% sebagai persentase dari GTV. Dalam panduan resmi manajemen GOTO, pencapaian titik impas kontribusi segmen ini ditargetkan menjadi positif pada kuartal I 2023.

Semakin positif margin kontribusi menjadi salah satu indikator GOTO menuju titik impas kemudian dilanjutkan dengan profitabilitas. Titik impas berarti tidak merugi, tapi juga belum untung.

Application Information Will Show Up Here

3 Founder Perempuan Asal Indonesia Terpilih Mengikuti Sequoia Spark Kohort Kedua

Program fellowship yang fokus mendorong lebih banyak pengusaha perempuan besutan Sequoia Southeast Asia dan India, Sequoia Spark, mengumumkan kohort keduanya. Perusahaan menyiapkan dana hibah dan bimbingan senilai $100.000 atau sekitar 1,5 miliar Rupiah untuk membantu pendiri dalam mengembangkan bisnis.

Dalam program Sequoia Spark kohort kedua ini, terdapat 12 pendiri perempuan yang mencoba menyelesaikan masalah di berbagai sektor dan industri mulai dari teknologi iklim, kesehatan, SaaS, B2B, internet konsumen, D2C, dan web3. Tiga di antaranya merupakan startup asal Indonesia, yaitu Natalia Rialucky Marsudi (Fairatmos), Inez Wihardjo (Gigit.ai), dan Carina Lukito (Little Joy).

Fairatmos sendiri merupakan startup teknologi karbon lokal. Perusahaan telah mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal mencapai 69 miliar Rupiah dipimpin Go-Ventures dan Kreasi Terbarukan TBS. Fairatmos berambisi mendemokratisasi akses ke pasar karbon melalui platform yang mendukung pengembangan proyek penyerapan karbon bagi komunitas, koperasi dan pihak lain.

Sementara itu, Gigit.ai merupakan startup web3 yang bertujuan untuk membantu mendemokratisasi gig economy di Asia Tenggara. Perusahaan menargetkan dua sisi pasar, yaitu perusahaan AI yang membutuhkan data untuk diberi label dan dikumpulkan. Di samping itu, para pekerja yang dapat menggunakan solusi mobile-first untuk memenuhi kebutuhan.

Didirikan pada tahun 2021, Little Joy merupakan startup commerce untuk ibu & bayi yang dibangun. Ini merupakan ekosistem digital pertama yang berfokus pada 1000 hari pertama perkembangan anak, yang diketahui sebagai periode paling penting dalam perkembangan manusia untuk menghindari kekurangan gizi.

Program Spark telah dirancang dengan saksama untuk membantu para founder perempuan membangun dasar dari sebuah perusahaan yang bertahan lama. Seiring dengan kurikulum yang ketat, masing-masing founder telah dijodohkan dengan founder startup berpengalaman dari portofolio Sequoia Asia Tenggara dan India untuk bimbingan satu lawan satu selama program berlangsung.

Para mentor berpengalaman ini termasuk Hande Cillinger dari Insider, Julian Artopé dari Zenyum, dan Siu Rui dari Carousell. Bimbingan dalam program ini akan menjadi landasan penting dalam membangun produk yang kuat dan peta jalan masuk ke pasar yang, akan membantu memobilisasi putaran penggalangan dana pertama mereka.

Selain itu, para peserta mendapat kesempatan untuk dibimbing oleh penasihat investasi senior dari Sequoia Southeast Asia dan India selama program berlangsung. Mereka juga memiliki akses untuk memilih sesi Surge, dan mendapatkan bantuan langsung dari Sequoia Southeast Asia dan spesialis portofolio India dari perekrutan, produk, hukum, keuangan, produk, teknologi, hingga pemasaran.

Program akselerator Sequoia

Sebagai salah satu pemodal ventura yang cukup aktif memberikan pendanaan kepada startup di Indonesia dan Asia Tenggara, Sequoia Capital juga memiliki program akselerasi unggulan bernama Surge. Melalui program ini startup yang masih dalam tahap awal, bisa mendapatkan mentoring hingga dukungan capital yang relevan.

Dalam waktu tiga tahun terakhir, Surge telah berkembang pesat, termasuk memperkuat komitmen dengan meningkatkan kucuran dana untuk startup tahap awal binaannya. Sebelumnya mereka memberikan seed funding di rentang $1 juta – $2 juta, kini ditingkatkan hingga $3 juta.

Hingga saat ini, Surge telah memasuki kohort ke-7. Komunitasnya telah menaungi 281 founder dari 127 startup dalam 16 sektor. Startup-startup yang dinaungi telah mengumpulkan pendanaan secara kolektif sebesar lebih dari Rp25,2 triliun ($1,7 miliar), dengan lebih dari 60% perusahaan dari lima kohort pertamanya mengumpulkan pendanaan seri A dan seterusnya.

Meskipun telah diterpa pandemi dan isu resesi ekonomi, ekosistem startup di kawasan ini disebut berada pada titik yang sangat penting. Semakin banyak orang mengakui bahwa keragaman memberi dampak baik untuk bisnis, masyarakat, dan ekonomi.

Melalui setiap program yang dijalankan, Sequoia Southeast Asia dan India berharap dapat berkolaborasi dengan pendanaan lain dan angel investor untuk mendukung para founder dalam perjalanan mereka – dan untuk menginspirasi generasi founder berikutnya.

Platform B2B FMCG Berada dalam Fase Transisi Menuju Ekosistem Digital Terintegrasi

Transformasi digital telah membawa perubahan besar di industri B2B FMCG. Dalam studi yang dilakukan CELIOS bersama GudangAda, disebutkan sebanyak 60% UMKM di Indonesia sudah merasakan manfaat dari penerapan digitalisasi pada bisnisnya, seperti mempermudah mencari pemasok dan menjangkau pelanggan.

Melalui laporan bertajuk “Studi B2B FMCG Marketplace Indonesia Outlook 2023,” sekaligus mengonfirmasi bahwa ekosistem B2B FMCG telah berkembang semakin lengkap, selaras dengan kesiapan mengadopsi pendekatan digital oleh para pelaku UMKM yang semakin baik. Mulai dari meningkatnya permintaan layanan POS, pembiayaan, serta pertumbuhan UMKM di kalangan menengah, mendemonstrasikan besarnya potensi B2B FMCG Indonesia.

“Sebagai penyedia layanan distribusi produk mulai dari produsen, ke penjual, hingga end user, platform digital B2B akan menjadi tren yang menyebar di berbagai industri tak terkecuali FMCG,” tulis studi tersebut.

Studi ini diharapkan dapat menjadi acuan pelaku bisnis rantai pasok di Indonesia dalam mengkaji lanskap bisnis B2B, serta mengatur strategi bisnis terbaik untuk menghadapi tantangan ekonomi dari sudut pandang inovasi digital di industri B2B FMCG.

Sumber: GudangAda dan CELIOS

Sebagai catatan, B2B FMCG merupakan model bisnis baru dalam pengembangan bisnis B2B. Berbeda dengan B2B marketplace pada umumnya, B2B FMCG ini lebih spesifik aktivitas penjualan yang dilakukan oleh satu bisnis atau perusahaan-perusahaan lainnya khusus untuk produk-produk FMCG. Pemainnya tidak hanya GudangAda, tapi juga ada Mitra Bukalapak, Mitra Tokopedia, GoToko, dan Warung Pintar.

Profil pengguna dari B2B marketplace ini mayoritas berada di usia 25-35 tahun (41%). Sekitar setengah pemilik warung telah menjalankan bisnisnya selama lebih dari tiga tahun. Karena populasinya yang besar, Pulau Jawa tetap menjadi lokasi utama sebagian besar warung. Jakarta dan kota satelitnya menyumbang sebesar 26% dari total pemilik warung.

Mayoritas pemilik warung (38%) mengalokasikan Rp1 juta per minggu untuk restock barang. Lalu, sebanyak 27% menghabiskan Rp1 juta-Rp2 juta, dan 12% menghabiskan Rp2 juta-Rp3 juta.

Temuan studi

Sumber: GudangAda dan CELIOS
  1. Riset menemukan tantangan terbesar UMKM dalam mengembangkan usaha pasca-pandemi, yakni kompetisi dengan toko modern (36%), konsumen gagal bayar utang (31%), dan lokasi usaha yang tidak menguntungkan (27%). Hal ini berkolerasi dengan temuan lain, terdapat peningkatan kebutuhan solusi digital sederhana untuk kecepatan dan efisiensi biaya, fleksibilitas pembayaran, dan jangkauan pasar lebih luas.
  2. Peluang eskalasi volume B2C FMCG di Indonesia pada 2023 dinilai masih besar seiring dengan potensi bisnis UMKM Indonesia, pertumbuhan pengguna internet, serta dukungan pemerintah dalam meningkatkan inklusi keuangan masyarakat. CELIOS memprediksi potensi pertumbuhan transaksi bisnis B2B akan tumbuh 25% pada tahun ini.
  3. Hasil riset menunjukkan platform B2B digital sebagai sebagai penyedia saluran distribusi dari produsen, penjual hingga ke end-user akan menjadi tren yang menyebar di berbagai industri, tak terkecuali FMCG.
  4. Di tahun ini, riset memperlihatkan berbagai tantangan perkembangan industri B2B dari segi rendahnya literasi keuangan, kesenjangan akses digital, dan pembiayaan bagi UMKM harus diwaspadai oleh para pemain B2B FMCG di Indonesia.
  5. Terdapat prinsip-prinsip panduan (Strategi 4P) di dalam riset yang ditujukan bagi para pemain B2B FMCG untuk membangun ekosistem B2B yang berkelanjutan, di antaranya: pembuatan aplikasi integrasi secara menyeluruh; penguatan saluran distribusi; penjualan terfokus pada penjual strategis di area tertentu; dan penjagaan rasio biaya untuk stabilitas harga pasar.
Sumber: GudangAda dan CELIOS

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menyampaikan, untuk menghasilkan analisis yang lebih mendalam studi ini dibuat menggunakan metode studi literatur dengan berbagai sumber, baik primer maupun sekunder dan studi terdahulu yang relevan. Hasilnya ditemukan, bahwa saat ini pasar B2B marketplace di Indonesia berada di masa transisi dari fase 2 (customer process portal) menuju fase 3 (multi-channel infrastructure).

“Fase transformasi B2B di Indonesia saat ini berada pada transisi Fase 2 menuju ke Fase 3 di mana perusahaan penyedia layanan B2B mulai melakukan pengembangan layanan tambahan yang dibutuhkan oleh pelaku UMKM dalam ekosistem digital yang terintegrasi,” kata Bhima.

Dia melanjutkan, “Kehadiran platform B2B digital seperti GudangAda dapat berperan aktif dalam mengakselerasi transisi tersebut melalui ragam layanan bisnis digital yang terintegrasi kepada segenap pemain di industri B2B, mulai dari prinsipal hingga pelaku bisnis level UMKM seperti pemilik toko dan warung.”

Sumber: GudangAda dan CELIOS

Prediksi tren di 2023

  1. Kebutuhan sistem one-stop solution untuk mempercepat proses validasi data secara realtime sehingga prinsipal dapat mengikuti perkembangan pasar secara lebih cepat.
  2. Pendekatan multi saluran (omnichannel) sebagai salah satu upaya industri B2B FMCG dapat bertumbuh lebih pesat.
  3. Tuntutan keamanan data pribadi seiring meningkatnya jumlah para pelaku usaha yang menggunakan platform digital B2B.
  4. Permintaan one-stop financing dengan tenor yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan UKM

SVP Marketing & Corporate Affairs GudangAda Yuanita Agata menuturkan, pada tahun ini GudangAda akan memfokuskan pada aspek strategis untuk mencapai posisi terbaik dalam mengarungi persaingan bisnis. Caranya dengan membangun jalur distribusi yang lebih efisien guna dukung perkembangan bisnis principal dan strategic sellers di area strategis, mengutamakan sustainability dengan menciptakan level margin yang sehat antara principal dan mitra bisnis.

“Lalu, fokus pada strategic buyer dan seller dengan meningkatkan literasi digital mitra dalam memaksimalkan fitur layanan di dalam aplikasi GudangAda serta menyediakan akses kredit produktif yang aman bagi mitra bisnis UMKM”, tutup Yuanita.

Momentum Works: GrabFood Pimpin Pasar “Food Delivery” di Asia Tenggara 3 Tahun Berturut-Turut

GrabFood, platform food delivery milik Grab, disebutkan memimpin pasar pesan-antar makanan di Asia Tenggara selama tiga tahun berturut-turut sejak 2020 hingga 2022, menurut laporan Momentum Works bertajuk “Food delivery platforms ind Southeast Asia (SEA) Jan 2023”.

“Dari pemain regional utama, Grab adalah satu-satunya yang mempertahankan pertumbuhan GMV berturut-turut untuk yang terakhir tiga tahun. Grab juga memiliki posisi kas bersih terbaik dibandingkan dengan rekan-rekannya untuk mempertahankan investasi,” tulis laporan tersebut.

“Pasca lonjakan investasi makanan pada 2021, Shopee telah diskalakan kembali untuk fokus membuat bisnis intinya e-commerce menguntungkan. Sedangkan, Gojek sudah stagnan selama tiga tahun, cerminan dari dinamika dan persaingan di pasar Indonesia,” sambungnya.

Diestimasi GMV dari GrabFood sebesar $8.8 miliar dari total GMV se-Asia Tenggara sebesar $16,3 miliar. Kemudian, disusul DeliveryHero ($3,1 miliar), GoFood ($2 miliar), dan ShopeeFood ($0,9 miliar). Sedangkan, untuk pangsa pasar GrabFood di Indonesia saja sebesar 49%. Kemudian disusul GoFood (44%) dan ShopeeFood (7%).

Sumber: Momentum Works

Adapun GMV di Indonesia mencapai $4,5 miliar, masih menempati posisi tertinggi setelah Thailand ($3,6 miliar) dan Singapura ($2.5 miliar). “Grab telah mengambil kepemimpinan pangsa pasar di Malaysia dan Vietnam dari Foodpanda dan ShopeeFood, dan sekarang GMV-nya menyumbang 54% dari total di kawasan.”

Dalam laporan dipaparkan bahwa pada 2022, semua platform pesan-antar makanan mengalami hambatan yang kuat dalam menciptakan pertumbuhan. Ini ada kaitannya dengan permintaan pasar modal untuk profitabilitas, mengingat sebagian besar pemain telah menjadi perusahaan terbuka, dan kembalinya mobilitas masyarakat selepas pandemi.

Akibatnya, secara GMV untuk year-on-year tercatat hanya tumbuh 5% mencapai $16,3 miliar. Pertumbuhan didorong oleh pasar Filipina, Malaysia, dan Vietnam yang secara ukuran relatif lebih kecil, sedangkan pasar yang lebih besar – Indonesia, Thailand dan Singapura – mencatatkan penurunan karena berbagai faktor yang signifikan dan bervariasi.

Misalnya, pembukaan kembali di Singapura telah mengubah permintaan layanan makanan menjadi offline, sementara di Thailand penarikan subsidi pemerintah setelah Oktober serta banjir pada paruh kedua tahun tersebut memainkan peran yang signifikan.

Sumber: Momentum Works

“Pertumbuhan pengiriman makanan menjadi normal ke tingkat pra-pandemi setelah dua tahun mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pembukaan kembali pasca-covid (kembalinya makan di luar rumah, pengurangan subsidi untuk ongkos pengiriman), dan lanjutan dari rasionalisasi pasar, mengakibatkan pertumbuhan rendah.”

Tren makro pesan-antar makanan

Laporan ini juga menyoroti tantangan berikutnya di industri pesan-antar makanan berdasarkan tren makro, yakni fragmentasi digitalisasi F&B (serta upaya platform untuk mengontrol POS), dan perluasan platform ke pengiriman makanan secara keseluruhan. Upaya tersebut dimaksudkan karena platform ingin lebih memanfaatkan penawaran dan meningkatkan permintaan layanan makanan.

Bagi merchant kuliner, pandemi percepatan adopsi tidak hanya dalam hal pengiriman, tetapi juga solusi yang berfokus pada rantai ekosistemnya. Namun, terjadi digitalisasi yang terfragmentasi dan data, yang pada akhirnya membuat merchant frustrasi.

Oleh karenanya, sangat umum untuk melihat outlet F&B menggunakan terpisah sistem untuk Point-of-Sale (POS), menu pemesanan, pembayaran, shift/tenaga kerja manajemen, CRM / loyalitas, pemasaran, persediaan manajemen, dan interfacing platform pengiriman.

“Pertanyaannya adalah – apakah kita akan melihat konsolidasi lanskap POS di Asia Tenggara, seperti apa Meituan lakukan di Cina? Platform pengiriman makanan terkemuka Grab, Foodpanda, dan LINEMAN Wongnai adalah sudah bergerak ke arah ini, oleh mengakuisisi/bermitra dengan restoran perusahaan teknologi.”

Selanjutnya, Momentum Works juga melihat penajaman strategi platform yang lebih strategis untuk mencapai profitabilitas lebih cepat, termasuk penskalaan kembali, penutupan cloud kitchen, perluasan pendapatan (solusi iklan, berlangganan), serta optimalisasi biaya berkelanjutan (pengurangan insentif, peningkatan efisiensi operasional dan fokus pembayaran).

“Kami mengulangi argumen dalam laporan Food Delivery Platforms in Southeast Asia sebelumnya di Asia Tenggara: bahwa profitabilitas dapat dicapai dengan volume, kepadatan dan efisiensi operasional. Sebagian besar platform utama terdaftar secara publik sekarang, selain dari metrik operasi saat ini yang diperhatikan investor dengan cermat, Kepemimpinan, Orang, Organisasi, dan Produk merupakan faktor penting untuk kesuksesan (atau kegagalan),” tutup laporan.

Ambisi Zoomcar Pimpin Pasar “Car-Sharing” Marketplace di Indonesia

Industri rental mobil di Indonesia sempat terpuruk di kala pandemi. Pasalnya, kebanyakan bisnis rental mobil cukup bergantung pada kegiatan pariwisata. Meskipun belum sepenuhnya pulih, sektor pariwisata kembali ke fase pertumbuhannya dan menunjukkan permintaan yang kuat untuk layanan penyewaan mobil.

Didirikan pada 2013, Zoomcar merupakan pionir platform car-sharing marketplace di India. Di 2021, perusahaan mengumumkan rencana ekspansinya ke pasar Indonesia dan Vietnam. Pada April 2022, Zoomcar resmi memperkenalkan layanannya di Indonesia serta telah menyiapkan dana sebesar $25 juta atau sekitar Rp366 miliar untuk melancarkan ekspansi bisnisnya.

Di akhir 2022, perusahaan memperkuat komitmennya untuk menggarap pasar Indonesia dengan menunjuk Delly Nugraha sebagai Country Head Zoomcar Indonesia. Sebelum bergabung dengan Zoomcar, Delly memiliki ragam pengalaman dalam operasional perusahaan teknologi di Indonesia seperti Qraved, Gojek, Carsome, dan airasia Super App.

Delly mengungkapkan Zoomcar tengah berada di puncak transformasi dalam mobilitas pribadi. Ia juga sangat bersemangat untuk membantu perusahaan mencapai level baru bersama tim. Tim DailySocial.id diberi kesempatan untuk mewawancarai lebih lanjut Delly Nugraha terkait rencana bisnis Zoomcar di Indonesia serta melihat peluang di sektor ini ke depannya.

Target dan potensi pasar

Di India, Zoomcar disebut telah memimpin pasar car-sharing marketplace dengan memfasilitasi total 20.000 kendaraan roda empat, serta memberdayakan pemilik aset untuk berbagi mobil demi mendapat penghasilan pasif tambahan. Perusahaan yang berbasis di Bengaluru ini telah mempekerjakan lebih dari 300 orang dan beroperasi di 50 kota di seluruh India, Indonesia, Vietnam, dan Mesir.

Seperti yang telah dikatakan oleh Co-Founder dan CEO Zoomcar Greg Moran, Indonesia akan menjadi fokus utama selanjutnya secara khusus karena pasarnya sangat besar dan baru dengan ukuran serta jangkauan yang luas. Saat ini, 90 persen bisnis Zoomcar berasal dari India. Perusahaan telah memproses lebih dari tujuh juta transaksi di negara ini sejak awal. Ia mengaku perusahaan telah mengalami pertumbuhan 6,5 kali selama empat kuartal terakhir.

Disinggung mengenai target ekspansi, Delly mengungkapkan adanya kesamaan kultur dan pasar dengan Indonesia terkait layanan rental mobil. Kawasan ini memiliki tingkat kepemilikan kendaraan yang rendah, sementara populasi yang cukup besar dan semakin bertumbuh. Selain itu, kebutuhan untuk mobilitas yang lebih kolektif (dalam jumlah besar) semakin meningkat.

Dengan model bisnis C2C, perusahaan berharap dapat mengubah kapasitas kendaraan menganggur dengan menyewakan mobil pribadi agar bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Tidak hanya menawarkan penghasilan tambahan, Zoomcar juga dapat dijadikan sebagai alternatif mengurangi kemacetan jalan dan polusi di daerah perkotaan.

Di Indonesia, Zoomcar sendiri baru beroperasi di kawasan Jabodetabek. Saat ini, Delly mengungkapkan bahwa sudah ada lebih dari 1.000 mobil yang didaftarkan serta ratusan host aktif di area ini. Ia juga mengaku bahwa timnya tengah berusaha meng-crack pasar ini sebelum nantinya memperluas layanan ke kota-kota besar lainnya, bahkan tier dua dan tiga.

Dalam menjalankan bisnis ini, Zoomcar tidak sendiri, pemain lain yang juga menawarkan layanan serupa termasuk Trevo, yakni memberdayakan host untuk mendapatkan uang melalui kendaraan mereka dengan mencocokkan sesama orang yang membutuhkan tumpangan pribadi. Selain itu, beberapa platform yang juga sudah beroperasi di Indonesia seperti Hipcar dan Sharecar.

Ada tiga proposisi nilai yang menjadi diferensiasi Zoomcar dengan pemain lainnya. Pertama, perusahaan menawarkan simplicity melalui teknologi keyless yang memungkinkan transaksi tanpa tatap muka antara host dan guest (penyewa mobil). Lalu, dari sisi security, dengan pemasangan alat monitor untuk menjamin keselamatan dan keamanan mobil saat dikendarai.

Zoomcar juga menawarkan harga yang lebih bersaing dan tanpa deposit untuk para penyewa. Di samping itu, para host akan mendapat keuntungan dari sisi pemeliharaan mobil dan kemudahan akses. Untuk saat ini, mobil yang bisa didaftarkan adalah kendaraan yang sudah mengadopsi sistem immobilizer atau dirancang menggunakan sistem enkripsi elektronik yang lebih aman.

Dalam menjalankan layanannya di Indonesia, Zoomcar juga tengah menggencarkan kolaborasi. Delly mengungkapkan bahwa perusahaan memiliki fokus di empat vertikal. Pertama, di bidang otomotif. Belum lama ini perusahaan juga telah mengumumkan kerja sama dengan OTO dalam rangka akuisisi pengguna.

Kedua, di bidang lifestyle, salah satunya dengan Blibli. Ketiga, kerja sama dengan institusi finansial atau banking untuk memfasilitasi pembayaran dalam platform. Terakhir, juga membuka peluang kolaborasi dengan media untuk awareness produk.

Rencana IPO

Dalam wawancara bersama DailySocial, Delly menegaskan rencana Zoomcar untuk segera melantai di bursa melalui jalur SPAC. Perusahaan akan melakukan aksi merger dengan Innovative International Acquisition Corp.

Aksi korporasi ini bertujuan untuk mengakselerasi pengembangan teknologi serta mendukung ekspansi di Zoomcar. Nilai transaksi perusahaan secara gabungan yang akan berganti nama menjadi Zoomcar Holdings ini diperkirakan mencapai $456 juta.

“Kita sudah memimpin di pasar India. Salah satu cara untuk melakukan ekspansi dan akselerasi bisnis adalah melalui IPO. Haparapannya, dari listing tersebut kami bisa dapat dana segar yang bisa digunakan untuk melanjutkan investasi pada pertumbuhan bisnis di existing dan extension market,” tambah Delly.

Sejak didirikan pada 2013, Zoomcar telah menggalang dana sebanyak dua kali. Di awal 2018, perusahaan berhasil menggalang dana sekitar $40 juta yang dipimpin oleh perusahaan manufaktur mobil India Mahindra & Mahindra. Tahun lalu, Zoomcar meraih $92 juta sebagai modal untuk pengembangan bisnisnya.

Application Information Will Show Up Here

DSLaunchpadX Umumkan 30 Peserta Terpilih Ikuti Program Inkubator

Program DSLaunchpadX yang diselenggarakan oleh DS/X Ventures dan DailySocial.id memasuki tahap akselerasi intensif bagi para startup terpilih. Periode registrasi program ini sebenarnya telah dibuka sejak tanggal 18 Desember 2022 dan ditutup pada 15 Januari 2023. Dalam program inkubasi ini, DSLaunchpadX mengundang beberapa mentor yang telah berpengalaman di bidangnya. Untuk program inkubasi ini diselenggarakan penuh secara daring.

Selama periode registrasi dibuka, sangat banyak antusiasme para founder yang telah mendaftarkan diri dalam program DSLaunchpadX. Akan tetapi, pihak penyelenggara sadar bahwa tidak semua akan lolos dalam tahap berikutnya. Hanya para founders yang memenuhi kriteria, dengan ide dan konsep startup terbaik yang dapat menjadi peserta DSLaunchpadX.

DS/X Ventures dan DailySocial.id telah melakukan beberapa tahapan kurasi demi mendapatkan peserta terbaik untuk program ini. Proses kurasi dilakukan berdasarkan beberapa kriteria penilaian, mulai dari kelengkapan segi administrasi pada saat pendaftaran, hingga potensi ide yang diajukan. Dengan konsep pendaftaran yang terbatas, akhirnya terpilihlah 30 peserta saja yang berhasil untuk lolos ketahap selanjutnya. Meskipun terbilang sedikit, tetapi kami mengharapkan peserta yang terpilih menjadi orang yang lolos karena ide terbaik mereka. 

Lewat proses kurasi yang tidak mudah, DS/X Ventures dan DailySocial.id telah memilih 30 peserta yang berhak mengikuti rangkaian program DSLaunchpadX. Berikut adalah daftar peserta terpilih: 

  1. BANANA & Partners
  2. Rumalabs
  3. EVA HRIS
  4. PT Bumi Tekno Indonesia
  5. Xehat.com
  6. Orderfaz
  7. parentoday
  8. Rooma
  9. Kuesio
  10. Rangkai
  11. Cityplan
  12. AturKuliner
  13. Bengkel Mania
  14. Shieldtag
  15. SMEs Pack
  16. Akar
  17. Universitas123
  18. Mosfis
  19. Spinnel
  20. MauPesen
  21. Saku Laundry
  22. Digital Hunter
  23. Bukukede
  24. Tnos
  25. Halogistic
  26. IJO
  27. Habitz.id
  28. Maxy Academy
  29. SkillGrow
  30. Kucari

Selamat kepada para 30 founder yang berhasil lolos ke tahap selanjutnya di DSLaunchpadX. Para peserta berhak mengikuti rangkaian webinar, mentoring eksklusif, dan juga sesi private 1-on-1 bersama para mentor yang spektakuler. Para mentor tersebut diharapkan akan memberikan wawasan yang luas mengenai langkah akselerasi startup. Selama acara berlangsung, para founders akan diberikan kesempatan untuk mengikuti Demo Day yang akan diselenggarakan pada 1 Maret 2023 yang dimana akan terdapat para VC yang akan mendengarkan ide dari pada founders. 

Kepada para peserta yang belum lolos DSLaunchpadX, janganlah menyerah tetap ikuti kegiatan DSLaunchpadX selanjutnya dan mereka juga dapat mendaftar di DSConnect. Sekali lagi, selamat kepada 30 peserta terpilih. Awal perjalanan untuk mewujudkan mimpi para founders startup bersama DSLaunchpadX segera dimulai!