Skala Bisnis TikTok Jadi Kunci Tokopedia Pimpin E-commerce Indonesia

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) merilis Paparan Publik Insidental yang menjelaskan potensi bisnis e-commerce TikTok Shop dan Tokopedia pasca-bergabung. Disebutkan, progres integrasi keduanya tengah mendekati tahap penyelesaian.

Berdasarkan analisis pihak independen, sinergi TikTok dan Tokopedia memungkinkan keduanya untuk memimpin bisnis e-commerce di Indonesia dengan memanfaatkan skala bisnis dan jangkauan global TikTok sebagai kunci pertumbuhan. Tokopedia juga diuntungkan, karena dalam kesepakatan keduanya, e-commerce berlogo hijau ini tak perlu mengeluarkan pendanaan lagi.

Pertumbuhan ini akan dikerek ke dua segmen, Tokopedia lekat dengan pembelanjaan terencana untuk produk elektronik, FMCG, dan home living. Segmen selanjutnya didorong oleh layanan live shopping TikTok Shop yang pertumbuhannya datang dari pembelanjaan impulsif untuk produk fesyen dan kecantikan.

Sinergi keduanya menjadi strategi untuk bersaing ketat dengan pemain e-commerce lain, terutama dengan kemunculan TikTok Shop beberapa tahun lalu. Tokopedia disebutkan bersaing dengan “Kompetitor 1” yang punya 40% pangsa pasar, serta bagian dari grup dengan bisnis hiburan digital dan keuangan digital yang labanya dapat disubsidi ke bisnis e-commerce.

Sementara, “Kompetitor 2” punya 10% pangsa — induk usahanya juga tercatat memperoleh EBITDA yang disesuaikan (disetahunkan) sebesar $25 miliar dan kas $33 miliar, serta menginvestasikan lebih dari $3,4 miliar dalam 18 bulan terakhir.

Dengan ketatnya persaingan bisnis, Tokopedia mengalami penurunan pangsa dikarenakan fokus mengejar profitabilitas. Perusahaan juga tengah berhemat modal. “Tokopedia dapat menangkap peluang di live commerce, juga mendorong penetrasi pasar Tokopedia di e-commerce konvensional sembari memperkaya kanal akuisisi konsumen,” demikian dalam paparan tersebut.

Per 2023, Tokopedia punya 18 juta Monthly Active User (MAU). Namun, Monthly Transacting User (MTU) miliknya disebut mengalami penurunan, demikian pula GMV 2023 yang diproyeksi merosot 10% (YoY) ke $15,6 miliar. Sementara, TikTok Shop memiliki MAU 125 juta dengan MTU tumbuh tiga digit. GMV 2023 TikTok diestimasi sebesar $6 miliar alias tumbuh 3 kali lipat (YoY).

Kesepakatan transaksi Tokopedia dan TikTok telah rampung awal Februari ini. Dalam proses integrasinya, promosi produk dikelola oleh sistem elektronik TikTok. Sementara, tampilan produk, penyelesaian pesanan, sampai pembayaran terjadi di sistem backend Tokopedia.

Setelah lepas sebagai pemegang saham kendali, GoTo menyebut akan menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill yang diakui di tingkat konsolidasi grup) dan liabilitas Tokopedia dari laporan keuangan konsolidasi.

GoTo juga mengungkap kerugian dari hilangnya kendali atas Tokopedia mencapai Rp80,3 triliun. Kerugian tersebut disebabkan oleh penghentian pengakuan goodwill sebesar Rp76,6 triliun yang adalah beban non-kas dan non-operasional perusahaan.

Dalam laporan terpisah yang dirilis 2023, seperti diberitakan DailySocial.id, Momentum Works mencatat Shopee sebagai pemimpin pasar GMV di Indonesia dengan porsi 36%, diikuti Tokopedia (35%), Lazada (10%), Bukalapak (10%), TikTok Shop (5%), dan BliBli (4%).

Application Information Will Show Up Here

JULO Umumkan Capai Titik Impas pada Keuntungan Operasional

Startup fintech lending JULO mengumumkan perolehan pendapatan berulang tahunan (ARR) sebesar $120 juta (sekitar Rp1,8 triliun) dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 73% di 2023. Pihaknya juga melaporkan keuntungan operasionalnya telah mencapai titik impas.

Total penyaluran pinjaman JULO di sepanjang 2023 tercatat mencapai $454 juta atau tumbuh 50% (YoY). Sementara, total penyaluran pinjaman sejak beroperasi pada 2016 telah tembus angka $1 miliar.

Adapun, tingkat retensi per cohort JULO sebesar 70% yang mana secara signifikan disebut telah berkontribusi terhadap penghematan biaya akuisisi peminjam dan peningkatan biaya operasional perusahaan.

President JULO Ankur Mehrotra menyebut, pertumbuhan kinerja perusahaan dapat terealisasi berkat kemitraan sejumlah mitra keuangan terkemuka, termasuk Credit Saison, Bank Sampoerna, dan Superbank, untuk memperluas penyaluran pinjaman ke segmen pendapatan menengah di Indonesia.

Sejumlah investor JULO antara lain AC Ventures, Credit Saison, Quona Capital, dan Saratoga. JULO terakhir kali memperoleh pendanaan seri B senilai Rp1,1 triliun dari Credit Saison pada 2022.

“Tujuan utama kami adalah menghasilkan profit berkelanjutan kepada para pemegang saham, dan menawarkan opsi likuiditas ke depannya, seperti IPO. Kami yakin sedang di jalur yang tepat sembari mengoptimalkan produk utama dan mengelola risiko secara efisien lewat investasi dan risk management. Kami akan memperluas portofolio produk untuk menjadi platform keuangan yang sepenuhnya terintegrasi,” ujar Ankur dalam keterangan resminya.

Masuk ke segmen kesehatan

Dalam diskusi panel Asia PE-VC Summit bulan lalu, Ankur sempat menyebut fokus utama perusahaan saat ini adalah menyalurkan pinjaman produktif dengan rekam jejak penggunaan yang jelas dan dapat meningkatkan taraf hidup konsumen jangka panjang.

Salah satunya adalah pembiayaan pendidikan yang dimasukinya pada awal 2023. Padahal di tahun yang sama, beberapa P2P lending justru memutuskan keluar dari bisnis pembiayaan pendidikan. JULO menawarkan pembiayaan pendidikan untuk kebutuhan sekolah, universitas, dan kurus di 250 ribu institusi. Bagi JULO, segmen ini masih memiliki ruang pertumbuhan besar.

Selanjutnya, tambah Ankur, JULO akan meluncurkan produk pembiayaan serupa di segmen layanan kesehatan dalam beberapa bulan mendatang.

“Daripada membiayai pembelian sepatu atau tas baru di platform online, pembiayaan produktif akan meningkatkan kehidupan konsumen dalam jangka panjang. Kami dapat membantu mereka yang kesulitan keuangan dalam mengakses layanan kesehatan,” ujarnya pada Januari lalu di Jakarta.

Application Information Will Show Up Here

Komerce Terima Pendanaan Awal dari Achmad Zaky dan 500 Global

Startup penyedia solusi e-commerce enabler Komerce mengumumkan telah menerima pendanaan tahap awal dengan nominal dirahasiakan dari Achmad Zaky dan 500 Global. Komerce akan gunakan dana tersebut untuk pengembangan produk dan akuisisi pengguna baru.

Sebelum masuk sebagai angel investor di Komerce, Zaky juga berinvestasi melalui Achmad Zaky Foundation (AZF) bersama Indigo Telkom Acceleraton Program pada 2021. Catatan lainnya, Zaky merupakan salah satu Limited Partner (LP) di 500 Global. Hubungan antara Zaky dengan 500 Global sudah terjalin lama sejak VC tahap awal tersebut menyuntikkan dana untuk Bukalapak saat baru dirintis.

Dalam keterangan resmi, Co-Founder & CEO Komerce Nofi Bayu Darmawan menuturkan, pendanaan ini akan membantu mereka mengembangkan produk dan ekspansi ke pasar baru. “Kami percaya bahwa e-commerce memiliki potensi yang besar untuk membantu UMKM di Indonesia untuk berkembang,” kata dia, Senin (26/2).

Zaky menyampaikan optimismenya yang tinggi terhadap potensi Komerce dalam membantu UMKM di Indonesia untuk berkembang. “Komerce memiliki tim yang kuat dan berpengalaman di bidang e-commerce,” ucapnya.

Managing Partner 500 Global Khailee Ng menambahkan, “Kami sangat terkesan dengan tim Komerce dan visi mereka untuk membantu UMKM di Indonesia untuk berkembang.” Disebutkan saat ini 500 Global telah berinvestasi di lebih dari 3 ribu startup yang tersebar di lebih dari 70 negara.

Perkembangan Komerce

Komerce didirikan pada 2020 oleh Nofi Bayu Darmawan bersama Syaefullah Syeif (COO) dan Satriyo Budi Utomo (CTO) yang bergabung setahun setelahnya. Startup ini menyediakan solusi lengkap bagi operasional UMKM secara end-to-end, mulai dari remote team untuk pengembangan e-commerce, aggregator pengiriman, e-fulfillment, omnichannel SaaS, CRM dan solusi lainnya. Bila dirinci sebagai berikut:

  1. Komtim: layanan ini memungkinkan UMKM tanpa repot untuk hiring & onboarding menemukan talenta remote workers dengan gaji yang kompetitif untuk membantu operasional e-commerce mereka, di antaranya live streamer, customer support, marketplace admin, performance marketer, & social media management.
  2. Komclass: melakukan upskilling dan training terhadap UMKM agar lebih bertumbuh.
  3. Komship: mendorong efisiensi biaya dan manajemen operasional yang kompleks dalam hal manajemen pengiriman.
  4. Kompack: untuk solusi pergudangan, manajemen, pengemasan barang.
  5. Komplace: untuk omnichannel dan mengelola berbagai situs marketplace dalam satu dasbor. Layanan ini hadir berkat hasil akuisisi terhadap Boostr pada Agustus 2023.
  6. Komchat: untuk sarana promosi yang memungkinkan penjual untuk kirim banyak pesan ke banyak nomor WhatsApp dengan sekali klik.

Nofi menuturkan, nilai proposisi unik yang ditawarkan Komerce ialah memungkinkan pengusaha UMKM lebih mudah dan simpel dalam mengelola aktivitas operasional e-commerce dari ujung ke ujung dengan data pelanggan yang terintegrasi. Perusahaan juga tidak memaksakan mereka untuk menggunakan semua layanan yang ada sebab setiap layanan yang diberikan bersifat standalone.

“Namun jika UMKM menggunakan layanan lebih dari satu, maka data operasionalnya saling terintegrasi dan dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Inilah perbedaan utama dibandingkan dengan kompetitor yang lainnya,” tuturnya.

Komerce menargetkan usaha skala kecil dan menengah yang ingin memaksimalkan kanal penjualan online atau sudah memanfaatkannya, namun kurang maksimal dari berbagai operasionalnya sebagai pengguna utama.

Tercatat terdapat 3 juta jumlah penjual online di Indonesia atau setara dengan 38% dari total pelaku usaha yang bertransaksi di sepanjang tahun 2022, mengutip dari Badan Pusat Statistik (BPS). Pemetaan pelaku penjual online masih didominasi oleh kota-kota besar di Indonesia. Hal ini memberikan kesempatan bagi UMKM yang berada di kota lapis 3 dan 4 untuk ikut serta memanfaatkan trend dan potensi jualan online.

Diklaim, Komerce telah menggaet 25 ribu UMKM telah terdaftar dan bertransaksi pada ekosistem mereka, memiliki lebih dari 10 gudang, 450 e-commerce talent, serta lebih dari 2 juta transaksi ditangani sepanjang tahun lalu. Total karyawan tetapnya mencapai lebih dari 100 orang yang berkantor pusat di Purbalingga, Jawa Tengah.

Startup ini juga mengaku sudah mencatatkan profitabilitas pada awal 2023 dan membukukan kenaikan pendapatan sebesar 300% (YoY) dibandingkan tahun sebelumnya.

Application Information Will Show Up Here

Krom Bank Angkat Bankir Anton Hermawan sebagai Presiden Direktur

PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI), sebelumnya dikenal dengan Bank Bisnis Internasional, resmi menunjuk Anton Hermawan sebagai Presiden Direktur. Keputusan ini telah mendapat kesepakatan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 21 Februari 2024.

Dalam keterangan resmi, Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan menyampaikan, “Saya merasa terhormat atas kepercayaan yang diberikan para pemegang saham untuk memimpin Krom yang akan secara resmi meluncurkan layanan perbankan digital. Saya yakin Krom mampu bersaing di industri perbankan digital, berkat diferensiasi dan keunggulan layanannya, serta dukungan dari Kredivo Group yang telah memiliki ekosistem solid.”

Anton memiliki pengalaman lebih dari 27 tahun di industri perbankan. Sebelum bergabung di Krom, Anton menjabat sebagai Consumer Banking Director di Bank KEB Hana Indonesia. Kemudian pada 2018-2021, ia menjabat sebagai EVP Digital Business Development di CIMB Niaga dan menduduki posisi senior lainnya di Bank Sinarmas dan Bank Permata. Karier awalnya dimulai di BCA.

Sebelum Anton bergabung, posisi Presiden Direktur Krom Bank ditempati oleh Laniwati Tjandra. Laniwati sudah menjabat di posisi tersebut sebelum Krom diambilalih oleh Kredivo Group, melalui PT FinAccel Teknologi Indonesia pada Maret 2022.

FinAccel membeli saham Bank Bisnis secara bertahap, sebanyak 40% saham pada 2021, kemudian pada Maret-April 2022 menambah 35% kepemilikan sampai akhirnya menjadi pemegang saham pengendali.

Krom tidak langsung meresmikan ke publik semenjak rebranding diumumkan. Situs baru bisa diakses pada Oktober 2022, dengan catatan produk perbankan yang belum tersedia.

Seiring berjalannya waktu, dengan brand baru, Krom mulai membuka lewat kerja sama bisnis dengan Kredivo dan KrediFazz untuk skema loan channeling. Ketiga perusahaan ini merupakan bagian dari Kredivo Group. Fokus Krom sendiri adalah menggarap layanan perbankan digital untuk nasabah ritel, selaras dengan sister company-nya yang bermain di segmen ritel.

Saat ini aplikasi Krom sudah bisa diakses di Google Play dan App Store. Perusahaan menawarkan deposito berjangka dengan bunga hingga 8,75% per tahun, tabungan biasa dengan bunga 6% per tahun, gratis transfer dan top up hingga 30 kali sebulan, dan permudah nasabah buat alokasi hingga 40 tabungan yang disesuaikan dengan tujuan keuangan.

Tak hanya itu, di dalam aplikasi juga menawarkan kemudahan pembayaran tagihan dan top up pulsa. Peresmian Krom Bank secara publik bakal digelar pada pekan depan, hari Selasa (27/2).

Application Information Will Show Up Here

Sea Group Dilaporkan Berminat Ambil Saham Minoritas HiBank

Raksasa internet Sea Group dilaporkan berminat mengambil porsi saham minoritas di HiBank, bank digital milik PT Bank Negara Indonesia Tbk (IDX: BBNI), pada awal kuartal II 2024. Menurut laporan DealStreetAsia, kepemilikan saham yang ditawarkan BNI ke Sea Group berkisar 10%-15%.

Dalam pemberitaan DailySocial.id sebelumnya, Sea Group masih berstatus sebagai mitra strategis BNI yang terlibat dalam penyusunan model bisnis hingga pengembangan infrastruktur teknologi di HiBank. Adapun, kemitraan Sea Group dan BNI telah diumumkan dua tahun silam.

Sebelum di-rebranding, HiBank sebelumnya bernama Bank Mayora yang diakuisisi oleh BNI pada 2021. Saat ini, BNI menjadi pemegang saham pengendali HiBank dengan kepemilikan sebesar 63,92%.

Belum diketahui pasti mengenai arah kemitraan strategis keduanya, tetapi pengambilan saham minoritas ini memungkinkan Sea untuk memperluas segmen banking-nya setelah mendirikan bank digital SeaBank pada 2021.

Diketahui, HiBank bertransformasi menjadi bank digital yang mengutamakan segmen UMKM di Indonesia. Aplikasi banking ClickMayora terpantau memiliki 100K+ unduhan di Play Store.

Sementara, SeaBank, hasil akuisisi dari Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE), memiliki segmen nasabah ritel, yang mana tertempel dalam layanan e-commerce Shopee. Ini memungkinkan pengguna Shopee untuk membuka rekening SeaBank, bertransaksi, hingga mengelola keuangan dalam satu aplikasi.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Pendiri 42Geeks Chok Ooi Bicara tentang Potensi Startup hingga Talenta Digital di Asia Tenggara

Jaringan teknologi global 42Geeks menyambangi Jakarta dalam rangkaian turnya ke Asia Tenggara pada 21-24 Februari 2024. Dalam acara lawatannya hari ini (22/2), 42Geeks menggandeng Startupindonesia.co untuk mempertemukan para founder startup Indonesia dengan investor global.

Sebagai informasi, 42Geeks adalah jaringan bisnis teknologi berisikan investor terkemuka, pendiri unicorn, dan fasilitator ekosistem startup dari Silicon Valley. 42Geeks awalnya bernama Geeks on Plane (GOAP) yang didirikan Dave McClure, investor Silicon Valley yang juga pendiri 500 Startups) pada 2008, lalu di-reboot pada 2022.

DailySocial.id berkesempatan berbincang singkat dengan Chok Ooi, Co-Founder 42Geeks yang juga Co-Founder Agility.io dan Kenzie Academy, untuk mengulik perspektifnya terkait ekosistem digital Indonesia.

Potensi ekosistem digital ASEAN

Chok menyoroti beberapa hal terkait potensi di industri digital Indonesia. Pertama, suplai talenta engineering adalah salah satu faktor kunci di ekosistem digital Asia Tenggara. Menurutnya, Indonesia masih kekurangan jumlah talenta teknologi, apalagi jika dibandingkan Vietnam yang populasinya justru jauh lebih kecil.

“Jumlah talenta di Indonesia masih kurang mungkin ada kaitannya dengan pendidikan. Sementara di Vietnam, sistem pendidikannya banyak fokus pada teknologi, sains, hingga matematika. Mereka menghasilkan banyak talenta, lalu diekspor untuk bekerja pada berbagai startup di dunia.'”

Ia berujar Indonesia punya potensi untuk berkembang sebagai salah satu pusat teknologi yang kuat, tetapi untuk mencapai ke sana, pelatihan maupun pendidikan untuk menghasilkan talenta teknologi juga perlu diperbanyak.

Kemudian, Chok mengungkap sektor yang tengah dieksplorasinya di Asia Tenggara, terutama teknologi yang bersifat jangka panjang. Beberapa di antaranya adalah AI, healthtech, dan climate tech, yang mana diyakini akan menjadi sektor besar di dunia.

“Transportasi bersih, kawasan industri bersih, juga efisien, adalah sektor yang sedang kami eksplorasi. Kami harap ASEAN bisa dorong perkembangan inovasi di sektor ini dalam satu dekade berikutnya.”

Sebagai gambaran, sektor climate tech dan healthtech—juga biotech, tengah banyak dieksplorasi oleh pengembang inovasi, investor, hingga pemerintahan di Indonesia.

Startup sehat dengan valuasi masuk akal

Chok berbagi pandangannya terkait menurunnya iklim pendanaan startup di kawasan Asia Tenggara. Keringnya pendanaan di tengah gejolak pasar membuat investor makin berhati-hati dan selektif mengucurkan dana. Di sisi lain, gejolak pasar berdampak terhadap terkoreksinya valuasi sejumlah startup tahap akhir (late-stage), yang mana berlanjut dampaknya hingga startup tahap growth dan lanjutan (seri A, B, dan C).

Chok menilai situasi ini sangat sulit bagi para founder, tetapi hikmahnya valuasi menjadi turun ke angka yang masuk akal. Berbeda dengan tren investasi satu dekade silam yang membuat angka valuasi startup melambung tinggi. Di Indonesia, tantangannya justru ada pada banyak VC lokal yang mengalami dry powder karena valuasi berlebihan tersebut.

“Memang valuasi turun, tapi ini penting karena valuasi jadi lebih realistis. Saya harap ekosistem digital akan kembali tumbuh lebih baik dari situasi ini. Begitu [valuasi] terkoreksi, kita harusnya melihat banyak perusahaan yang sehat akan lahir. Dan startup tersebut, saya harap dalam 5-10 tahun ke depan akan menjadi unicorn terbesar atau perusahaan sukses selanjutnya.”

Investasi ke generasi founder berikutnya

Sebagai Co-Founder di sejumlah perusahaan, Chok mengaku memahami betul situasi sulit yang dihadapi para founder startup dalam menavigasi bisnis sampai mencari pendanaan.

Ia berpesan, “Jangan terlalu memikirkan investment winter atau lainnya—saat orang mau mengeluarkan uang untuk menggunakan produk kita, ini baru a real company. Investasi akan datang sendirinya. Fokus saja bangun produk, founder harus punya mindset jangka panjang untuk bangun sesuatu yang mungkin belum ada saat ini, tapi ada di masa depan,” ungkapnya.

Ia juga menyoroti bagaimana Silicon Valley sering kali disebut sebagai kiblat dunia teknologi. Padahal, label itu muncul karena hub berbasis di San Fransisco tersebut sudah 2-3 dekade lebih dulu dimulai. Alhasil, banyak generasi founder sukses dari sana usai exit dari startup yang mereka dirikan.

“Indonesia sudah menyaksikan founder generasi pertama yang sukses. Saya dengar [kesuksesan generasi selanjutnya] akan terjadi, dan saya harap tidak hanya [kesuksesan] bagi founder saja, tetapi karyawannya. Founder sukses harus mendukung generasi selanjutnya, lalu ke generasi berikutnya, begitu seterusnya, Ini akan jadi snowball effect, kalian akan lihat momentumnya sendiri. Begitu cara kalian membangun ekosistem yang sustainable.”

Hal ini pula yang menjadi alasan 42Geeks memboyong grupnya ke Asia Tenggara untuk mentransfer ilmu dan pengalaman dalam membangun bisnis. Menurut Chok, 42Geeks memiliki berbagai koneksi dan sumber daya yang dapat dipertemukan secara inklusif dengan ekosistem digital di Indonesia.

Disclosure: DailySocial.id merupakan media partner acara 42Geeks di Indonesia

GoTo Financial: Eks CEO Atome David Chen Bergabung untuk Bantu Menetapkan Strategi Jangka Panjang

David Chen resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO Atome, selanjutnya ia akan bergabung di GoTo Financial sebagai Head of Consumer Lending.

Ia juga merupakan salah satu Co-Founder Advance Intelligence Group, startup fintech berbasis di Singapura. Selain Atome, grup tersebut turut mengoperasikan layanan fintech lending Kredit Pintar dan platform e-commerce enabler Ginee di Indonesia.

Sebelum fokus menjadi technopreneur, David pernah bekerja di berbagai perusahaan teknologi ternama, seperti Yahoo!, Microsoft dan Amazon. Ia juga pendiri aplikasi gaya hidup Nestia dan platform karier Matchimi di Singapura.

Di GoTo Financial, David akan fokus mengakselerasi unit lending, meliputi layanan GoPay Later, GoPay Pinjam, GoModal, serta unit finansial yang memotori platform tersebut seperti PT Multifinance Anak Bangsa dan Findaya.

“David Chen bergabung di GoTo Financial untuk membantu menetapkan strategi jangka panjang GoTo Financial, memastikan kami terus dapat memberikan layanan finansial yang optimal di dalam ekosistem GoTo melalui sinergi yang kuat. Kami yakin bahwa keahlian, pengalaman dan pemahaman mendalam David di bidang industri teknologi dan keuangan akan sangat berharga bagi perusahaan,” ujar Head of Corporate Affairs GoTo Financial Audrey Petriny.

Sebagai informasi, Advance Intelligence Group secara total telah mengumpulkan pendanaan lebih dari $700 juta. Salah satu investor utamanya adalah Northstar Group, perusahaan investasi yang dinakhodai Patrick Walujo yang kini jadi CEO GoTo Group.

Penguatan bisnis finansial GoTo memang menjadi salah satu prioritas Patrick. Sejak menjabat ia mulai banyak menata ulang struktur perusahaan, termasuk melepas sebagian unit yang tidak terkait signifikan dengan bisnis intinya, salah satunya GoPlay yang kini spin-off dan rebranding jadi Everywhere.id.

Baru-baru ini kesepakatan Tiktok atas kepemilikan saham mayoritas Tokopedia juga menjadi sinyal kuat bahwa GoTo akan menajamkan fokus bisnis di lini on-demand dan fintech saja, alih-alih turut andil dalam riuhnya pasar e-commerce.

“Kami kini dapat mempercepat progres yang didukung oleh mitra ekosistem kami. Seiring dengan peningkatan profitabilitas dan arus kas, kami akan mengoptimalkan penggunaan modal sejalan dengan rencana alokasi modal yang baru, yang mungkin mencakup inisiatif buyback saham, tergantung pada peraturan dan persetujuan pemegang saham,” ujar Patrick Walujo dalam keterangan resminya di rilis terkait transaksi bersama TikTok Shop.

Adapun struktur bisnis fintech GoTo sebenarnya juga sudah lengkap dari ujung ke ujung, mulai menyediakan layanan pembayaran lewat Gopay, pinjaman lewat GoPaylater, perbankan lewat Bank Jago, investasi lewat GoInvestasi, hingga infrastruktur pendukung lewat Midtrans.

Application Information Will Show Up Here

Cento Ventures: Iklim Investasi Akhir-akhir Ini Bisa Pengaruhi Valuasi Startup Balik ke Era Sebelum Unicorn

Pada paruh pertama 2023, Asia Tenggara mengalami penurunan volume investasi sebesar 54% menjadi $3,1 miliar. Penurunan ini merupakan investasi paruh pertama terendah sejak 2017, menurut laporan yang diumumkan Cento Ventures.

Laporan itu menyatakan, walaupun investasi di regional turun, tren tersebut akan berakhir karena minat investor terhadap pendanaan baru perlahan meningkat.

“Lanskap kesepakatan investasi tampaknya berbalik ke tingkat sebelum Covid-19 – dan sangat mungkin ke standar sebelum era unicorn. Kembalinya gelembung valuasi dan ukuran transaksi mengikuti penurunan volume investasi, namun dengan jeda yang signifikan. Menariknya, koreksi pasar ini hanya terjadi setahun penuh setelah penurunan pasar pertama kali dirasakan di AS — kawasan ini tidak mengalami penurunan tajam dalam asupan modal hingga akhir tahun 2022,” tulis Cento Ventures.

Cento Ventures

Walau hilangnya separuh modal, kawasan ini masih berada di bawah angka dasar penerimaan modal pada 2017-2020 – satu-satunya pasar global selain Tiongkok yang mampu melakukan penyesuaian dengan cepat, karena pencapaian pada 2021-2022 belum meningkatkan tingkat investasi di Asia Tenggara sebanyak itu, seperti di India atau Amerika Latin.

“Hal ini, ditambah dengan volume mega-deal yang minimal dalam sejarah, membuat kami yakin bahwa Asia Tenggara mungkin akan mengalami penurunan aktivitas investasi yang sedikit lebih kecil dari tahun ke tahun dibandingkan dengan wilayah sejenisnya,” tulis laporan tersebut.

Hipotesis tersebut diperkuat dengan laporan “Southeast Asia Deal Review 2023” yang dikutip secara terpisah, disusun oleh DealStreetAsia dan Rigel Capital. Disampaikan bahwa sepanjang tahun lalu total pendanaan di regional turun hingga 51% menjadi $7,96 miliar. Kesepakatan investasi turun 30% menjadi 718 kesepakatan.

Dijelaskan lebih jauh oleh Cento Ventures, ketika kawasan ini memasuki era koreksi, investor terus mengalihkan perhatiannya ke pendanaan tahap awal. Meskipun sentimen negatif semakin meningkat menjelang paruh kedua tahun 2023, bisnis inti di Asia Tenggara ternyata mampu bertahan dengan baik.

“Kami melihat modal di tahap pra-A hingga seri C (semua rentang $0,5-50 juta per transaksi) masih dikerahkan dengan kecepatan yang sama seperti tiga tahun sebelumnya. Namun, kategori mega-deals (di atas $100 juta) hampir mencapai batas minimum dalam sejarah dengan hanya beberapa perusahaan di wilayah ini (eFishery, bolttech, Kredivo, dan Moladin) yang mengumpulkan atau mengumumkan putaran $100 juta+ pada semester I 2023.”

Terkait perubahan lanskap valuasi, Cento menyampaikan bahwa ini baru saja dimulai. Hal-hal seperti runway yang semakin pendek pada 2021-2022 dan banyaknya penutupan perusahaan yang diketahui publik berdampak signifikan terhadap pola pikir investor.

Gambaran sebenarnya mengenai valuasi masih dikaburkan oleh adanya dua “penopang” – yaitu putaran internal terstruktur dan utang swasta, yang diterapkan secara bebas untuk menunda penetapan harga perusahaan digital di seluruh ekosistem.

Filipina dinilai gagal jadi the next Indonesia

Cento Ventures

Startup di Filipina sebelumnya digadang-gadang bakal menjadi the next Indonesia. Namun kenyataannya, menurut Cento Ventures, dinilai gagal mencapainya.

Disampaikan lebih lanjut, sejak awal 2022, ketika valuasi di Indonesia mencapai puncaknya dan dimulainya pencarian kisah pertumbuhan regional berikutnya, narasi mengenai “Next China” di Vietnam dan “Next Indonesia” di Filipina telah diuji satu sama lain. Hampir dua tahun berlalu, tidak ada pasar yang menunjukkan perkembangan yang jelas.

Vietnam telah meluncurkan banyak dana investasi tahap awal dan mempertahankan sebagian besar aliran investasi regional, meskipun aktivitas investasi telah melemah karena kelesuan ekonomi. Sedangkan Filipina mengalami lonjakan aktivitas dari berbagai konglomerat lokal dan munculnya berbagai model bisnis padat modal, yang mencerminkan perkembangan Indonesia pada tahun 2017-2019.

“Namun, perkembangan ini dihadapkan pada ketiadaan modal pada tahap selanjutnya untuk mendukung perkembangan tersebut.”

Negara lainnya, yakni Malaysia, pemerintahnya berupaya untuk meningkatkan aktivitas investasi di negaranya melalui berbagai program yang dipimpin oleh lembaga pemerintah. Hasilnya, memberikan negara tersebut bagian investasi regional yang setara dengan Vietnam dan peningkatan signifikan dalam valuasi investasi di putaran seri A dan B.

Sektor fintech dominasi vertikal pendanaan

Cento Ventures

Sektor fintech berkontribusi sebesar 40% dari seluruh investasi. Semua vertikal turunan fintech rata mendapatkan investasi, sehingga narasi “kematian fintech karena suku bunga tinggi” sudah ketinggalan zaman.

Vitalitas sektor ini tetap didukung oleh pembaruan pesat pada infrastruktur dan peraturan pembayaran regional, beragam inisiatif bank bekerja sama dengan perusahaan teknologi. Tak hanya itu, pergeseran fokus platform digital yang meninggalkan “superapp” dan beralih ke khitahnya sebagai sektor keuangan dan distribusi jasa keuangan.

“Runtuhnya volume perdagangan mata uang kripto dan narasi investasi terkaitnya telah berdampak signifikan terhadap jumlah aliran investasi DFS ke sub-sektor wealth management dan infrastruktur pasar modal selama semester II 2022. Akibatnya, sub-sektor ini kembali sejalan dengan volume pemasukan modal historisnya.”

Penerbitan Efek Saham Minim, Startup SCF Shafiq Nilai Aturannya Kurang Menarik Bagi UMKM

Startup securities crowdfunding (SCF) Shafiq menilai aturan penerbitan efek saham di platform SCF punya sejumlah kekurangan, seperti pembatasan pasar sekunder maksimal dua kali setahun dan saham yang boleh diperdagangkan adalah saham yang telah IPO selama lebih dari 12 bulan. Kondisi tersebut membuatnya tidak likuid sehingga kurang menarik bagi UMKM dan investor.

Kepada DailySocial.id, Co-founder dan CEO Shafiq Kevin Syahrizal menyampaikan hal ini tentunya menjadi efek yang kurang menarik bagi investor karena harapan untuk memperoleh capital gain masih sangat terbatas. Selain itu, ada juga kendala dari sisi penerbit, saat mengurasi penerbit yang layak IPO dari segmen UMKM memang tidak mudah karena masih banyak kendala administratif.

“Hambatan klasik lainnya adalah masalah kedisiplinan dalam penyusunan laporan keuangan, keterbukaan informasi manajemen dan keberlanjutan bisnis,” ucapnya.

Sejak Shafiq berdiri di Agustus 2021, baru satu penerbit saham yang berhasil listing, yakni klinik Kosambi Maternal dan Children Center (KMNC). Tahun 2023 sempat ada satu penerbitan saham, namun belum bisa tercapai pemenuhan pendanaan sehingga batal demi hukum.

Portofolio penyaluran Shafiq sepenuhnya berasal dari penerbitan efek utang (sukuk) atas 70 proyek dengan total nilai Rp348 miliar. Pencapaian ini naik lebih dari tiga kali lipat dari Oktober 2022 sebesar Rp100 miliar. Bila dirinci, sebanyak 24,43% dari total merupakan penyaluran dengan prinsip SDGs.

Berdasarkan industri, proyek infrastruktur mendominasi portofolio di Shafiq dengan porsi 51,5%. Lalu disusul barang konsumen non-primer (15,7%), barang konsumen primer (10%), energi dan kesehatan masing-masing 8,1%, dan lainnya.

Kevin menuturkan, untuk efek sukuk, imbal hasil yang diperoleh investor adalah imbal hasil dari usaha/proyek yang menjadi underlying penerbitan. Realisasi imbal hasil dari sukuk-sukuk yang telah selesai (lunas) rata-rata berada di kisaran 15% per tahunnya.

“Sedangkan untuk efek saham, investor akan memperoleh dividen dari keuntungan perusahaan dan potensi capital gain pada pasar sekunder yang diadakan dua kali dalam periode satu tahun.”

Terkait status efek, seperti jadwal distribusi efek, pembagian dividen/bagi hasil, jatuh tempo sukuk, gagal bayar, dsb; investor memantau langsung di situs Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Caranya dengan mengetik nama perusahaannya. Hal ini turut mendorong keterbukaan informasi atas kinerja dari masing-masing efek.

Strategi mitigasi risiko

Demi menjaga kredibilitas dan akuntabilitas, Kevin mengaku pihaknya rutin melakukan proses screening terhadap calon penerbit yang akan listing di platform Shafiq sesuai dengan ketentuan OJK. Di saat yang bersamaan, juga monitor para penerbit secara berkala untuk memberikan laporan penggunaan dana, progres usaha/proyek, dan laporan keuangan kepada investor melalui situs Shafiq.

Hal penting lainnya yang wajib dipahami oleh para investor adalah risiko melekat yang harus diterima ketika terjadi masalah pada proyek/usaha penerbit yang mengakibatkan kemunduran pembayaran atau sampai gagal bayar. “Karena pada dasarnya investasi pada sektor riil ini punya tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan investasi pada instrumen keuangan secara umum.”

Dia melanjutkan, “Namun di balik itu, tetap ada potensi keuntungan yang jauh lebih besar. Jika terjadi permasalahan, penyelenggara tetap mengutamakan kepentingan para investor karena Shafiq bertindak sebagai wakil para investor. Namun tentunya, tindakan yang dilakukan harus juga sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku, sehingga para pihak tidak ada yang dirugikan.”

Tindakan yang dilakukan tim Shafiq setiap ada kendala tetap menyesuaikan dengan permasalahan setiap sukuk. Bisa melalui forum RUPS (Rapat Umum Pemegang Sukuk), eksekusi jaminan, bahkan pengadilan pidana atau perdata terhadap penerbit yang tidak kooperatif.

Sepanjang tahun ini, Shafiq menargetkan capaian yang lebih realistis dengan kondisi saat ini, baik dari sisi makro, geopolitik, dan kondisi lain yang banyak memengaruhi usaha sektor riil. Angka penyaluran diharapkan dapat naik hingga 30%. Tidak ada strategi untuk fokus pada sektor tertentu karena pasarnya dinilai masih terbuka cukup luas. Akan tetapi tetap melakukan screening/pembatasan pada sektor tertentu yang masuk daftar hitam.

“Sedangkan untuk sektor kreatif dan ekonomi hijau, kami akan tetap support. Saat ini sudah ada beberapa penerbit yang memang fokus pada energi terbarukan. Alhamdulillah sampai saat ini masih terus berkembang dan berkelanjutan.”

Rencana lainnya yang akan dilakukan adalah merilis aplikasi Shafiq yang saat ini tengah dibangun. Situs Shafiq juga terus diperbaiki agar pengguna semakin nyaman saat mengaksesnya. Salah satu fitur yang baru dirilis adalah fitur chat untuk memudahkan interaksi antara penerbit dan pemodal.

Fitur ini bertujuan untuk mencegah maraknya penipuan yang mengatasnamakan Shafiq di grup-grup Telegram. Sehingga seluruh komunikasi antara penerbit, pemodal, dan penyelenggara terjadi di platform Shafiq.

Sejauh ini Shafiq belum membuka pasar sekunder di dalam platformnya. Pihaknya juga terbuka pada investor dari kalangan institusi yang berniat untuk masuk sebagai pendana di Shafiq. “Kami belum memiliki kesepakatan yang konkret ke arah itu (super lender institusi), namun sebagai industri tentunya terbuka lebar untuk kerja sama tersebut.”

Kevin mengungkapkan, hingga saat ini Shafiq beroperasi secara bootstrap. Belum ada investor eksternal yang masuk sebagai pemegang saham. Kendati begitu, dia mengklaim kinerja keuangan perusahaan per 2023 kemarin sudah positif. “Diproyeksikan di tahun ini pun juga akan sama (positif),” pungkasnya.

EdenFarm Dilaporkan Kembali PHK Karyawan

Startup agritech EdenFarm dilaporkan kembali melakukan PHK kepada sejumlah karyawannya. Menurut informasi yang kami peroleh dari salah satu yang terdampak, aksi PHK telah dilakukan sejak Desember 2023 dan hingga kini belum mendapat hak pesangon.

DailySocial.id telah mengontak Founder & CEO EdenFarm David Setyadi Gunawan, termasuk manajemen untuk mengonfirmasi kabar tersebut, tetapi belum ada respons hingga berita ini diturunkan.

Sebelum kabar ini, EdenFarm sempat merumahkan sekitar 300 orang pada September 2023 buntut dari penurunan bisnis intinya. Dalam wawancara dengan DailySocial.id saat itu, David mengungkap bahwa permintaan distribusi sayur di luar Jabodetabek terus mengalami penurunan.

EdenFarm pun memutuskan untuk pivot ke produk bumbu TuangTuang yang diluncurkan ke pasar awal September 2023. Peralihan bisnis ini juga menjadi strategi EdenFarm untuk keluar dari lingkaran fluktuasi harga komoditas dan mencapai profitabilitas. Selain itu, biaya pengembangan dan pemasaran TuangTuang juga dinilai lebih efisien dibandingkan dengan bisnis intinya,

EdenFarm adalah startup rantai pasok untuk bahan pangan segar di segmen B2B yang didirikan pada 2017. Perusahaan terakhir kali memperoleh pendanaan pra-seri B pada akhir 2022, dipimpin oleh Telkomsel Mitra Inovasi (TMI). Beberapa investor partisipan lainnya adalah AC Ventures, AppWorks, Y Combinator, hingga Investible.

Terlepas tingginya minat investor terhadap agritech Indonesia, startup di sektor ini juga mengalami penurunan bisnis, berujung pada PHK atau penutupan perusahaan dalam dua tahun terakhir. Beberapa di antaranya adalah Sayurbox, TaniHub, dan Brambang (tutup).

Application Information Will Show Up Here