UpBanx Luncurkan UpThinx, Platform AI untuk Copywriting

PT UpBanx Global Indonesia meluncurkan UpThinx, platform berbasis AI untuk mempermudah proses copywriting dan ideation untuk para kreator, influencer, brand, agensi, freelancer, dan para profesional di industri kreatif.

Platform ini diluncurkan karena di era sekarang kehadiran digital sangat penting untuk brand dalam memasarkan produk mereka. Agensi kreatif dan media sosial juga semakin marak, ditambah kreator individual di platform-platform seperti Instagram, YouTube, LinkedIn, dan TikTok yang jumlahnya terus meningkat.

Setiap pekerja kreatif ini memiliki identitas sendiri-sendiri yang dapat membedakan mereka dari kompetitornya. Melihat kesempatan tersebut, UpBanx meluncurkan tools untuk membantu mereka membuat berbagai konten caption Instagram, judul video YouTube, ide topik LinkedIn, outline blog, dan teks iklan Facebook.

“Selama satu tahun terakhir, UpBanx telah menggunakan AI untuk meningkatkan kelayakan kredit dalam ekonomi kreatif menggunakan data non-tradisional, seperti pendapatan iklan dan metrik-metrik engagement, yang memungkinkan akses ke pendanaan untuk ribuan individu dan bisnis yang sebelumnya dianggap unbankable,” terang Founder dan CEO UpBanx Wafa Taftazani dalam keterangan resmi, kemarin (15/5).

Ia melanjutkan, “Dengan UpThinx, UpBanx membawa misi ini selangkah lebih maju dengan menggunakan AI untuk meningkatkan produktivitas dan aksesibilitas dalam ekonomi kreatif, yang kami percaya akan menciptakan sebuah positive feedback loop yang akan memberdayakan sektor ini secara keseluruhan.”

Dijelaskan lebih lanjut, UpThinx menggunakan AI untuk menghasilkan berbagai macam konten berkualitas tinggi dalam hitungan detik, dengan optimasi SEO yang sudah terintegrasi. Kreator cukup memasukkan informasi untuk brief, seperti topik, detail produk, dan target audiens.

Setelah itu, UpThinx akan memberikan konten yang sudah teroptimalisasi dan terpersonalisasi. Platform ini juga akan memberikan rekomendasi agar konten yang dihasilkan mudah dibaca, jelas, dan sesuai dengan tone dan style dari kreator.

UpThinx hadir dengan beragam template siap pakai untuk memenuhi keperluan konten, mulai dari media sosial, blog, hingga email perusahaan. Kelebihan lainnya: meningkatkan efisiensi pekerjaan dan hemat waktu dengan menyediakan solusi yang hemat biaya bagi pekerja kreatif, serta secara signifikan meningkatkan daya output produksi para pelaku kreatif untuk mempermudah proses pencarian ide dan memulainya pembuatan konten.

Menurut Wafa, ke depannya produk ini akan terus mengembangkan jenis konten yang bisa di produksi dan meningkatkan kualitasnya. Rencananya, perusahaan akan menambahkan tambahan pembaruan, seperti integrasi dengan analitik tren real-time agar konten yang diproduksi lewat UpThinx relevan dan tepat waktu. Juga, penggunaan insight produktivitas dan efisiensi dari UpThinx untuk mempermudah akses pendanaan dari UpBanx.

Dalam menawarkan platform tersebut, UpThinx memberikan dua pilihan paket berlangganan: Personal dan Productive, masing-masing memberikan fasilitas sesuai dengan kebutuhan kreator individu atau tim.

Perkembangan UpBanx

UpBanx sendiri baru dirilis ke publik tepat satu tahun yang lalu, menawarkan konsep sebagai platform fintech untuk kreator, mulai dari transfer dana, earning (deposito dan funding), dan pembiayaan untuk kreator. Perusahaan bekerja sama dengan Modal Rakyat dan KoinWorks dalam menyediakan solusi-solusi tersebut.

Sebelum dirilis ke publik, startup ini melewati fase stealth selama setahun. Dalam pengembangannya, UpBanx telah didukung oleh jajaran investor dan angel investor. Nama-namanya adalah Y Combinator, Alpha JWC Ventures, Alto Partners Multi-Family Office, Number Capital, UBI Capital, Raffi Ahmad dan Nagita Slavina.

Kemudian, jaringan kreator Collab Asia dan DRM (Digital Rantai Maya), dan sejumlah angel investor ternama. Termasuk di jajaran angel investor ini adalah Melvin Hade (Partner GFC), Hendra Kwik (CEO Fazz Financial), Hendoko Kwik (CEO Modal Rakyat), Budi Handoko (CEO Shipper), dan Arya Setiadharma (CEO Prasetia Dwidharma).

Application Information Will Show Up Here

Flash Coffee Raih Pendanaan 737 Miliar Rupiah; Klaim Profitabilitas dari Bisnisnya di Indonesia

Startup coffee-chain asal Singapura Flash Coffee berhasil mengamankan pendanaan seri B senilai $50 juta atau lebih dari Rp737 miliar dipimpin oleh White Star Capital. Investor lain yang juga berpartisipasi dalam putaran ini termasuk Delivery Hero, Geschwister Oetker, dan Conny & Co. — ketiganya berasal dari benua biru.

Rencananya, dana segar akan digunakan untuk mempercepat misi perusahaan mencapai profitabilitas tingkat grup, termasuk mengembangkan jejaknya secara berkelanjutan di seluruh wilayah Asia Pasifik, menggandakan teknologi dan inovasi produk, serta mengembangkan lebih lanjut kinerja penjualan toko-toko yang ada.

Didirikan pada tahun 2020 lalu, Flash Coffee berhasil memasuki jajaran centaur dalam waktu 2 tahun dan saat ini memiliki lebih dari 200 gerai kopi yang tersebar di Singapura, Thailand, dan Indonesia.

Flash Coffee memosisikan diri sebagai jaringan gerai kopi berbasis teknologi yang menyajikan menu minuman berkualitas tinggi dengan harga terjangkau. Pelanggan dapat menggunakan aplikasi Flash Coffee untuk memesan dan membayar secara online, memilih untuk mengambil pesanan dari salah satu etalase atau memesan untuk pengiriman.

General Partner White Star Capital Joe Wei melihat bahwa Flash Coffee telah menunjukkan pertumbuhan luar biasa dalam waktu yang cukup singkat. “Flash Coffee berpotensi untuk menjadi pemain utama jaringan kopi di kawasan Asia dan kami berharap dapat terus bekerja sama untuk mendukung pertumbuhan dan kesuksesan yang berkelanjutan.”

Selama dua tahun terakhir, Flash Coffee telah mengalami pertumbuhan eksponensial, dengan peningkatan pendapatan year-on-year (YoY) sebesar 23 kali lipat pada 2021. Hal ini diikuti dengan peningkatan (YoY) sebesar empat kali lipat pada 2022, sekaligus mencapai lebih dari 100 poin persentase peningkatan EBITDA YoY pada tingkat grup di tahun yang sama.

Co-founder dan CEO Flash Coffee David Brunier juga mengungkapkan bahwa, “Dengan total gerai yang sudah menguntungkan di seluruh wilayah, Flash Coffee telah menemukan target market yang tepat dan siap meluaskan jaringan ke berbagai kota. perusahaan berada di jalur yang tepat untuk mencapai profitabilitas tingkat grup pada tahun 2024.”

Perusahaan juga mengklaim telah mencapai 100% profitabilitas dari 92 outlet di Indonesia. Di Indonesia sendiri, setelah melakukan ekspansi pertama ke Bandung, Flash Coffee disebut akan segera diluncurkan di Surabaya pada Juli 2023 mendatang.

Investasi pada startup coffee-chain 

Dilansir dari The Asian Post, kopi telah menjadi komoditas penting di Asia Tenggara. Produk ini memiliki pasar senilai $6,2 miliar atau 16 persen dari ekspor kopi global. Pada tahun 2017, Indonesia dan Vietnam termasuk di antara produsen kopi utama dunia, masing-masing menyumbang 18 persen dan enam persen terhadap produksi global.

Maraknya bisnis kopi di Indonesia juga terlihat dari kemunculan berbagai startup kopi lokal. Investor pun mulai melirik jaringan gerai kopi yang menawarkan solusi berbasis teknologi. Di akhir tahun 2022 lalu, sebuah startup coffee chain Jago mengumumkan pendanaan senilai Rp34, 2 miliar dipimpin Intudo Ventures dan BEENEXT.

Salah satu modal ventura paling aktif di Indonesia, East Ventures, juga memiliki 3 portofolio startup teknologi yang berfokus pada kopi, seperti Otten Coffee, Fore Coffee, dan Morning. Meskipun sama-sama mengedepankan kualitas kopi yang dijajakan, masing-masing startup juga menawarkan nilai tambah yang berbeda-beda.

Potensi yang besar pada startup coffee-chain ini juga dibuktikan oleh Kopi Kenangan yang telah mencapai tonggak unicorn setelah mengumumkan penutupan puutaran pertama untuk pendanaan seri C mereka. Selain itu, konsep “grab & go” yang juga diusung JIWA Group juga menghantarkan mereka meraih pendanaan dari Openspace dan Capsquare Asia Partners.

Application Information Will Show Up Here

J&T Express Akuisisi Perusahaan Logistik Tiongkok Fengweng Express

Penyedia layanan logistik asal Indonesia J&T Express mengumumkan akuisisi atas Fengwang Information, anak perusahaan S.F. Holding Co., Ltd, yang mengoperasikan Fengwang Express. Kedua perusahaan telah menandatangani Perjanjian Pengalihan Saham dan J&T Express akan mengakuisisi 100% hak saham senilai ¥1.183 miliar atau lebih dari Rp2,5 triliun.

SF sendiri merupakan penyedia layanan logistik terintegrasi terbesar di Tiongkok, menyediakan layanan rantai pasokan satu atap ujung ke ujung untuk rute domestik dan internasional. Perusahaan berkomitmen untuk membangun ekologi rantai pasokan digital dan menjadi pemimpin dalam rantai pasokan pintar secara global.

Di bawah SF Holdings, jaringan Fengwang Express menawarkan layanan kepada pelanggan e-commerce dan telah menjangkau sekitar 27 provinsi, kotamadya, dan daerah otonom di seluruh penjuru Tiongkok. Tahun lalu saja, layanan ini berhasil membukukan pendapatan lebih dari ¥3,2 miliar atau sekitar Rp6,8 triliun.

Menurut situs perusahaan, di Indonesia sendiri, perusahaan telah memiliki 100 gateway center dengan peralatan profesional, lebih dari 4 ribu titik operasi dan 30 ribu SDM terlatih, dan ribuan armada untuk mendukung layanan messenger antarkota, antarprovinsi, dan lintas pulau.

Berdasarkan keterangan J&T Express, ini merupakan sebuah langkah signifikan dalam sektor pengiriman ekspres e-commerce sejak perusahaan melakukan ekspansi ke pasar Tiongkok pada tahun 2020. Sebelumnya, perusahaan juga telah berhasil mengakuisisi bisnis ekspres Best Inc. di Tiongkok pada akhir tahun 2021.

Mengikuti misi “berorientasi pelanggan dan berbasis efisiensi”, perusahaan menyatakan komitmennya untuk terus mengoptimalkan pengalaman layanan sebagai bagian dari fokusnya pada industri layanan pengiriman ekspres e-commerce.

Dalam keterangan resmi, J&T mengungkapkan, “Akuisisi ini akan meningkatkan kapabilitas layanan terintegrasi J&T Express. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pengembangan industri berkualitas tinggi yang memungkinkannya untuk lebih meningkatkan keunggulan kompetitifnya di sektor pengiriman e-commerce dan berkontribusi pada pengembangan industri berkualitas tinggi,”

J&T Express berkomitmen untuk menyediakan pelanggan dengan solusi logistik terintegrasi melalui infrastruktur cerdas dan jaringan logistik digital, sebagai bagian dari strategi globalnya untuk menghubungkan dunia dengan efisiensi yang lebih besar dan membawa manfaat logistik untuk semua.

Rencana J&T Express

Didirikan pada 2015 oleh Jet Lee dan Tony Chen, J&T Express telah melebarkan sayap bisnis ke luar Asia. Jaringan J&T Express kini telah menjangkau tiga belas negara, termasuk Indonesia, Vietnam, Malaysia, Filipina, Thailand, Kamboja, Singapura, Cina, Arab Saudi, UEA, Meksiko, Brasil, dan Mesir.

Pada 2021 silam, perusahaan dilaporkan memperoleh putaran pendanaan sebesar $2,5 miliar atau setara 35,6 triliun Rupiah. Pendanaan ini mengantar valuasi J&T Express mencapai $20 miliar (sekitar Rp285 triliun), alias sudah menyandang gelar “decacorn”. Hal ini disebut sebagai bagian dari rencana J&T melantai di bursa.

Berdasarkan sejumlah sumber, perusahaan berencana mengincar dana segar antara $1 miliar sampai $2 miliar (antara Rp15,1 triliun-Rp30,3 triliun). Sumber Reuters yang mengetahui kabar tersebut menyebutkan, sebenarnya J&T Express berencana untuk IPO pada tahun lalu, namun ditunda karena kondisi pasar yang tidak menentu.

Bila aksi korporasi ini terlaksana, diprediksi IPO ini akan jadi yang terbesar di Hong Kong pada 2023. Sepanjang 2021-2022, nilai penjualan saham IPO turun 74% menjadi $7,4 miliar di 2022 dari $28,17 miliar di 2021. Faktor pemicunya, menurut Refinitv, dikarenakan perlambatan global di pasar modal sebagai akibat dari kenaikan suku bunga, inflasi tinggi, dan ketegangan geopolitik yang berkelanjutan.

Di Indonesia sendiri, J&T bersaing ketat dengan sejumlah startup logistik, termasuk SiCepat dan Ninja Xpress, yang sama-sama memanfaatkan tren e-commerce untuk mengakselerasi bisnisnya. Menurut CEO J&T Robin Lo kala itu, jasa logistik dari bisnis e-commerce berkontribusi sebesar 50% terhadap pendapatan perusahaan di 2017.

Application Information Will Show Up Here

AnyMind Group Akuisisi Perusahaan E-commerce Enabler Lokal DDI

AnyMind Group, perusahaan end-to-end commerce enabler, mengumumkan telah mengakuisisi seluruh saham yang diterbitkan oleh e-distributor dan e-commerce enabler asal Indonesia, PT Digital Distribusi Indonesia (DDI). Transaksi tersebut bernilai $7,5 juta atau senilai 111 miliar Rupiah (mencakup pertimbangan earnout sebesar $2,5 juta).

Ini merupakan akuisisi perdana AnyMind Group di Indonesia, sekaligus akuisisi pertama pasca menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek Tokyo Growth Market pada 29 Maret 2023.

Melalui langkah strategis ini, kedua perusahaan akan saling menggabungkan kemampuannya. AnyMind Group dengan teknologinya untuk end-to-end commerce dan jaringan mitra global, serta tim operasi e-commerce lokal dan jaringan pelanggan DDI di Indonesia.

Dalam keterangan resmi, Co-founder dan CEO AnyMind Group Kosuke Sogo mengatakan, pihaknya menyadari potensi pasar Indonesia dan menjadikannya salah satu dari beberapa pasar pertama yang diekspansikan. “Selama bertahun-tahun, kami telah membangun momentum bisnis di Indonesia melalui lini bisnis pemasaran kami dan akuisisi DDI memberikan kami pemimpin yang kuat dan dorongan tambahan ke dalam ruang e-commerce di sini,” ucapnya.

DDI didirikan pada 2019 oleh Tatum Kembara (CEO). Sebelum mendirikan DDI, Tatum merupakan VP of Business Growth Bliblimart di Blibli, kemudian memegang peran korporat dan analis di perusahaan-perusaahaan, seperti Sale Stock dan A.T. Kearney.

Tatum akan bergabung dengan tim manajemen AnyMind Group sebagai Managing Director, dan tim DDI saat ini akan terus terlibat dalam pengelolaan DDI setelah akuisisi.

Tatum menuturkan, “Sejak awal, kami menyadari sinergi yang dimiliki oleh kedua perusahaan: DDI dengan keahlian kami di bidang e-commerce di Indonesia, dan AnyMind dengan teknologi dan jaringan mitra mereka. Kami tahu bahwa kedua perusahaan hanya dapat bergerak ke atas dari sini, dan memberikan yang terbaik dari kedua kelompok pelanggan.”

DDI menyediakan berbagai layanan di seluruh rantai nilai e-commerce untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia, dengan fokus pada merek-merek barang konsumen. Layanannya mencakup semua aspek rantai nilai e-commerce yang mencakup: strategi penjualan online, operasi toko, pemasaran dalam aplikasi, layanan pelanggan, pergudangan, dan pemenuhan.

Perkembangan AnyMind Group

DDI merupakan akuisisi pertama perusahaan terhadap e-commerce enabler, dan akuisisi kedelapan secara global, yang mencakup meja perdagangan publisher FourM (berbasis di Jepang; diakuisisi pada 2017) dan Acqua Media (berbasis di Hong Kong; diakuisisi pada 2018), jaringan influencer Moindy (berbasis di Thailand; diakuisisi pada 2019), dan GROVE (berbasis di Jepang; diakuisisi pada 2019), perusahaan periklanan seluler POKKT Mobile Ads (berbasis di India; diakuisisi pada 2020), merek pakaian fitnes direct-to-consumer LÝFT (berbasis di Jepang; diakuisisi pada 2020), dan perusahaan pemasaran lintas negara ENGAWA (berbasis di Jepang; diakuisisi pada 2021).

Dalam rangkaian solusinya, AnyMind Group telah meluncurkan platform conversational commerce AnyChat, dan platform manajemen e-commerce AnyX, yang mengoptimasi sistem operasi e-commerce melalui manajemen pusat dari beberapa saluran e-commerce. Sebelumnya, perusahaan telah mengembangkan dan meluncurkan platform manufaktur AnyFactory dan platform manajemen logistik AnyLogi.

AnyMind Group merintis di industri pemasaran teknologi dengan platform untuk iklan dan influencer marketing, dan setelah itu memperluas ke ruang teknologi bagi publisher dan kreator. Strategi ini diambil untuk membentuk dan memperkuat rangkaian tools yang akan membentuk inti bisnis perusahaan di masa depan.

Masa depan ini akan menjadi masa di mana bisnis dapat dilakukan hanya melalui satu platform, tanpa batas dan terbuka, dan data dapat digunakan dan dimaksimalkan secara bebas di seluruh fungsi bisnis yang tertutup secara tradisional. AnyMind Group menyebut ini sebagai “next-generation commerce”.

AnyMind Group

Looyal Tutup Pendanaan Pra-Awal Dipimpin AsiaPay Capital

Startup pengembang solusi CRM Looyal menutup pendanaan pra-awal yang dipimpin oleh AsiaPay Capital, perusahaan modal ventura asal Hong Kong. Tidak disebutkan nominal investasi yang dikucurkan.

Looyal berencana menggunakan pendanaan baru ini untuk mendorong penetrasi pasar melalui pengembangan produk baru, seperti Dynamic CRM Report dan AI-Based Superselling.

Sebagai informasi, Looyal dibentuk oleh Kevin Susanto Goly dan Supriadhi Wicaksono di 2018. Solusi yang dikembangkan Looyal berupa program loyalitas (CRM) bagi pelaku UMKM.

Pelaku usaha dapat membuat CRM yang terintegrasi dengan berbagai modul kebutuhan usaha, seperti Automated Whatsapp Broadcast, Pembayaran Digital, Inventory Management, hingga POS.

Disampaikan CEO Looyal Kevin Susanto Goly, pelaku UMKM di Indonesia sudah saatnya memahami kekuatan data bisnis apabila ingin meningkatkan skala dan mempertahankan bisnisnya di tengah kompetisi yang dinilai semakin dinamis.

“Kami ingin UMKM paham betul kekuatan data bisnis. Mau skalanya kecil atau besar, kalau UMKM rajin membuat data pelanggan dan mengeksekusi promosi berdasarkan data, pasti pertumbuhan yang didapat juga sustainable. Kami menghadirkan sesuatu yang terkesan rumit dan mahal menjadi sesuatu yang mudah dipahami dan dapat dijangkau,” tutur Kevin dalam keterangan resmi.

Solusi CRM

CRM memiliki peran untuk membantu meningkatkan hubungan antara pelanggan dan perusahaan. Beberapa fungsinya adalah mengelola data dan komunikasi pelanggan, menganalisis data pelanggan, hingga menghadirkan layanan pelanggan yang lebih baik.

Selain Looyal, beberapa startup pengembang solusi CRM di Indonesia ada Qiscus dan Qontak (bagian dari grup Mekari). Qiscus mengintegrasikan solusi CRM ke berbagai platform pesan dalam satu dasbor, sedangkan solusi Qontak membidik pasar UKM, BUMN, hingga perusahaan di jajaran Fortune 500.

Di segmen UMKM, solusi CRM dinilai dapat membantu pelaku usaha yang ingin mendigitalisasi bisnisnya. Dari total 64 juta UMKM di 2022, baru sebanyak 20,7 juta yang tergabung dalam ekosistem digital. Selebihnya, masih menjalankan usaha secara konvensional.

Application Information Will Show Up Here

AYO Indonesia Peroleh Putaran Pendanaan Baru Dipimpin Alpha Momentum

Platform komunitas olahraga AYO Indonesia mengumumkan perolehan pendanaan baru yang dipimpin oleh Alpha Momentum Indonesia. Nilainya dirahasiakan, tetapi putaran kedua ini turut disuntik oleh mantan pebulu tangkis Greysia Polii, Reinaldo Tendean (CEO Finku), Leo Lee (CEO Heonz Corp), dan Joseph Prabantara (Co-Founder getRedy.id).

Dihubungi oleh DailySocial.id, Co-Founder dan CEO AYO Indonesia Samuel Hadeli Lie mengungkap akan meningkatkan jumlah tim untuk mempercepat akuisisi dan menambah mitra sarana olahraga dengan perolehan investasi baru ini.

AYO didirikan oleh Samuel Hadeli Lie (CEO), Agustian Hermanto (CPO), dan Johannes (COO). Sebelumnya, AYO menerima pendanaan pra-awal dari Alpha Momentum pada 2020 yang digunakan untuk pengembangan tim dan aplikasi mobile. Pada periode 2016-2019, AYO beroperasi dengan modal sendiri atau bootstrap.

Mantan pebulu tangkis Greysia Polii menjadi salah satu investor strategis di AYO Indonesia

Sebagai informasi, AYO Indonesia merupakan platform komunitas olahraga yang menawarkan layanan dan fitur secara end-to-end. Pengguna dapat memesan lapangan atau sarana olahraga secara online, tak perlu lagi menelepon atau mengirim pesan untuk memastikan ketersediaan tempat. AYO menyebut sebanyak 9.600 komunitas olahraga telah menggunakan platformnya.

Selain penyewaan tempat olahraga secara on-demand, pengguna juga dapat mencari lawan sparring atau kawan bermain melalui website atau aplikasi. Bagi pemilik sarana olahraga, mereka juga dapat terhubung dengan calon pengguna potensial atau komunitas.

Aplikasi AYO dirancang untuk dapat mengelola aktivitas olahraga sambil terhubung dengan berbagai komunitas olahraga. Aplikasi ini memiliki dashboard yang menampilkan profil tim sepak bola, jadwal pertandingan, hingga kompetisi.

Beberapa fitur ditawarkan kepada pengguna adalah “Main Bareng” di mana pengguna dapat mengadakan pertandingan/kompetisi, “Sparring” untuk mencari lawan atau ikut pertandingan yang tersedia, dan “Tournaments” bagi EO untuk menggelar turnamen olahraga melalui AYO.

Model bisnis

Samuel melanjutkan, saat ini AYO memiliki dua model bisnis untuk menghasilkan pendapatan. Sumber pertama adalah transaksi pemesanan online untuk tempat olahraga, juga dikombinasikan dengan transaksi berbasis comission dan model berlangganan (subscription) dengan mitra pemilik tempat.

“Sumber pendapatan kedua adalah melalui sponsorship untuk kegiatan olahraga yang diadakan oleh AYO. We are exploring other revenue sources at the moment,” tutur Samuel.

Ia berujar, model ini bisnis sejalan dengan upaya identifikasi masalah yang kerap dialami oleh komunitas olahraga. Misalnya, sewa lapangan masih dilakukan secara manual. Masyarakat dinilai kesulitan mencari ketersediaan tempat karena harus menghubunginya satu per satu.

“Kami membangun sistem online booking sarana olahraga yang menjadi cikal-bakal model bisnis utama kami. Pemilik venue bisa mengelola dan melacak kinerja tempatnya lebih mudah. Mereka juga dapat terhubung ke komunitas AYO,” jelasnya.

Pada pengembangan awal sistem online booking, AYO baru fokus ke olahraga sepak bola dan futsal. Di tahun ini, pihaknya tengah merambah ke olahraga bulu tangkis dan bola basket. “Ini mengapa Greysia Polii menjadi mitra strategis kami,” tambahnya.

Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia pada periode 30 Oktober-5 November 2022, sepakbola/futsal menjadi olahraga favorit sebanyak 21% responden di Indonesia, diikuti oleh jogging/jalan santai (17,5%), bulu tangkis (10%), dan voli (9,8%).

Application Information Will Show Up Here

Danamart Jembatani Pendanaan bagi UKM Berbasis ESG

Dalam beberapa tahun terakhir, securities crowdfunding (SCF) telah muncul sebagai opsi untuk meningkatkan modal dan mendemokratisasi peluang investasi. Pendekatan inovatif ini memungkinkan startup dan UKM untuk mengakses pendanaan dari kumpulan investor yang beragam.

Salah satu platform yang menawarkan layanan SCF adalah Danamart. Platform ini fokus pada pembiayaan UKM melalui dua produk utamanya, yakni Invoice Financing dan Purchase Order (PO) Financing. Kini, Danamart telah mendapatkan izin resmi sebagai penyelenggara layanan SCF dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada awal 2023.

Kepada media, Founder & CEO Danamart sekaligus Sekretaris Jenderal Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI) Patrick Gunadi memaparkan tentang fokus pembiayaan pada segmen UKM dan startup hingga rencana penggalangan dana.

Usaha dengan nilai ESG

Securities crowdfunding (SCF) mengacu pada praktik penggalangan dana dari sejumlah individu, biasanya melalui platform online, dengan imbalan sekuritas di perusahaan. Tidak seperti crowdfunding tradisional yang melibatkan donasi atau produk pra-pembelian, SCF memungkinkan investor membeli saham atau bentuk ekuitas lainnya dalam bisnis.

Danamart mengklaim sebagai pionir pembiayaan yang menerapkan ESG atau prinsip keberlanjutan terhadap lingkungan dan masyarakat. Prinsip ESG juga menjadi salah satu tolak ukur penilaian manajemen risiko terhadap UKM sebelum menerbitkan efek di Danamart.

“Untuk mendorong sustanability, kami tidak mendanai perusahaan yang belum memiliki ESG value. Perusahaan yang sudah memiliki ESG value akan diberikan insentif,” kata Patrick.

Kesulitan mendapatkan modal menjadi tantangan utama bagi UKM naik kelas untuk mengembangkan usahanya. Maka itu, Danamart memiliki dua opsi untuk investor dan perusahaan yang mencari pendanaan (issuer), yakni Equity Financing (khusus startup) dan Debt Financing (untuk UMKM).

Proses penggalangan modal dan pembiayaan dilakukan secara online atau daring dengan keringanan syarat terkait jaminan, nilai aset, serta akses permodalan tercatat pada Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Danamart hanya mengenakan platform fee 6% kepada issuer dengan plafon pendanaan sampai dengan Rp10 Milliar.

“Ketika ingin menjual saham atau surat utang, perusahaan [mungkin] belum bisa memenuhi sejumlah persyaratan di pasar modal, terutama yang berkaitan dengan nominal IPO. Melalui securities crowdfunding, nominal penawaran bisa lebih terjangkau untuk UKM,” kata Patrick.

Startup atau UKM yang ingin mencari pendanaan, bisa mengakses langsung ke web app Danamart. Perusahaan mengklaim proses pendaftaran bisa dilakukan secara cepat sekitar 8 menit saja.

Rencana penggalangan dana

Dilihat dari data yang mereka miliki, saat ini generasi muda mulai dari usia 18-25 tahun menunjukkan minat lumayan besar untuk berinvestasi ke usaha yang memiliki nilai sosial hingga lingkungan. “Dari sisi investor, ini bisa menjadi aset baru. Sebelumnya, startup yang ingin menggalang dana, harus melalui angel investor dan pihak terkait lainnya. Kini lewat Danamart, semua orang bisa menjadi investor untuk startup hingga UKM di Indonesia,” kata Patrick.

Danamart tercatat telah memperoleh pendanaan awal, turut didukung oleh sejumlah investor, termasuk Alexander Rusli sebagai pemegang saham dan penasihat, serta pemodal ventura Prasetia Dwidharma. Menurut perusahaan, tahun ini Danamart berencana menggalang pendanaan pra-seri A untuk mendukung rencana ekspansi ke dua kota.

Sampai saat ini, Danamart telah membantu UKM dalam permodalan usaha melalui fasilitas penawaran efek berbasis utang. Tidak menutup kemungkinan penerbit efek berbasis ekuitas atau saham mendapatkan penambahan modal di platform Danamart. Danamart mengaku terus konsisten mendukung UKM melalui layanan SCF yang aman dan inklusif.

Danamart juga menyediakan pelatihan berupa Danamart Academy secara gratis kepada pelaku UKM untuk mempelajari ilmu bisnis dari pakarnya secara online. Diberikan juga informasi untuk membuat portofolio perusahaan yang profesional, kepada pelaku usaha yang berencana untuk melakukan penggalangan dana.

Makin Banyak Industri Terbuka dengan Blockchain dan Web3

Pameran dan konferensi teknologi BEYOND Expo kembali dibuka sejak kemarin (10/5). Selama tiga hari ratusan pembicara, panelis, dan eksibisi digelar dengan mengangkat tiga industri terhangat: healthcare, sustainability, dan consumer tech.

Setiap konferensi diisi dengan jadwal padat diskusi panel dan pameran produk yang mengeksplorasi inovasi teknologi terkini. Khusus di consumer tech, sejumlah pembicara dari perusahaan terdepan berbagi pandangannya tentang berbagai topik, mulai dari kendaraan tak berawak, web3, hingga dampak generatif AI pada industri ritel.

Hari pertama dimulai dengan keynote speech tentang “The Web3 in the New AI Era” oleh Yang Wang, VP for institutional advancement Hong Kong University of Science and Technology.

Dia bilang, “Hong Kong [dan Tiongkok] telah membuat dikenal di dunia: kami ingin mengembangkan ekonomi digital, kami ingin mengembangkan Web3. Ada komitmen yang sangat kuat untuk ini.”

Wang menerangkan, bahwa kemunculan tools kreatif AI generatif, seperti ChatGPT, Midjourney, dan Stable Diffusion telah menawarkan momentum penting untuk kemunculan Web3 yang sebenarnya, dengan memungkinkan lebih banyak orang menghasilkan konten, dan memiliki konten yang mereka buat.

“Teknologi ini telah memungkinkan banyak tugas yang tidak dapat diakses bahkan oleh orang yang paling berpendidikan tinggi”, katanya.

Ia pun menutup pidatonya dengan catatan sebuah optimisme, bahwa Tiongkok merangkul teknologi secara terbuka menandakan banyak peluang untuk memanfaatkan Web3.

Masa depan Web3

Kemudian, diskusi berikutnya mengangkat tema “The Future of the Metaverse” antara CEO Unity China Junbo Zhang dan Editor-in-Chief Phoenix Technology Liu Yukun.

“Akankah teknologi [AI dan Web3] menghasilkan perubahan revolusioner?,” tanya Yukun kepada Zhang.

Zhang menjawab,”Saya pikir kita akan melihat perubahan yang sangat besar dalam tiga sampai lima tahun ke depan.” Menurutnya, disrupsi tidak selalu berarti berkonotasi negatif. Masih banyak yang beranggapan bahwa jika code dihasilkan secara otomatis, maka tenaga manusia tidak akan dibutuhkan lagi di banyak pemrograman di masa mendatang.

“Namun teknologi AI adalah alat yang membantu developer melepaskan kreativitas mereka ke tingkat yang lebih tinggi, dan developer lain hanya akan mendapat manfaat [seiring perkembangan industri].”

Topik ini kemudian berlanjut dalam diskusi panel yang mengangkat tema “Investing in Web3”, dimoderatori oleh Technology Editor-in-Chief Chinaventure, dengan panelis Partner CMC Capital Xu Chen, Founding Partner LingFeng Capital Ma Ning, dan Managing Director UpHonest Capital Rex Zheng.

Ning menyampaikan, sekarang adalah saat yang tepat untuk berinvestasi di perusahaan Web3. Walau dia tetap bullish karena baru-baru ini terjadi penurunan di pasar global karena perusahaan di Tongkok, terutama yang bekerja di bidang tapi, tapi potensi pertumbuhannya tetap ada secara eksponensial. “Ketika orang lain pesimis, lebih baik aktif,” ujarnya.

Chen menambahkan, Tiongkok memiliki keunggulan inheren dalam ekologi internetnya, merujuk pada besarnya jumlah pengguna internet dan permintaan yang meningkat untuk produk web3 didorong oleh generasi muda yang tertarik dengan dunia internet. “Saat teknologinya matang, peluangnya besar,” tambahnya.

Perbankan semakin terbuka

Teknologi yang muncul seperti blockchain tidak hanya terbatas pengaplikasiannya di perusahaan baru dan berbasis teknologi saja, tetapi pemain tradisional seperti bank juga melihat manfaat dari teknologi semacam itu.

“Meskipun kami adalah bank tradisional, kami memiliki keahlian yang kuat dalam teknologi dan banyak layanan kami telah menggabungkan Web3,” kata Deputy CEO ICBC Macau Zheng Bin kepada panel dengan tema “Crypto Finance: Risks and Rewards”.

Meskipun ICBC adalah bank tradisional, Bin menjelaskan bahwa lembaganya selalu berinvestasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang. Menurutnya, blockchain dengan cepat menunjukkan mampu memecahkan banyak masalah bagi klien dan pelanggannya, dengan membuat perbankan lebih efisien.

Pihaknya telah bekerja sama dengan pemerintah Macau untuk menggunakan arsitektur blockchain untuk menerbitkan kartu konsumsi kepada penduduk lokal, meningkatkan kenyamanan dan efisiensi proses. Kartu konsumsi mengacu pada voucher konsumsi elektronik yang dikeluarkan oleh pemerintah Macau untuk mendukung warga selama pandemi Covid-19 dalam tiga tahun terakhir.

Zheng dan panelis lainnya, lead of Web3 ecosystem development for Alibaba Cloud Leo Li, sepakat bahwa pengawasan diperlukan untuk pengembangan Web3. Bagaimanapun, mata uang kripto dan teknologi keuangan lainnya memerlukan beberapa bentuk regulasi untuk meningkatkan kepercayaan pada mereka.

Serta menyepakati bahwa pendekatan sandbox sangat memungkinkan pemerintah untuk menguji peraturan mata uang kripto, yang mampu memberikan solusi dan mendorong lembaga keuangan untuk mengadopsinya.

“Ini adalah teknologi inklusif, tetapi tanpa pengawasan dan kerangka kepatuhan, keserakahan manusia mengambil alih, [menyebabkan kehancuran tahun lalu],” kata Li.

Konferensi consumer tech adalah salah satu dari konferensi BEYOND Expo yang diselenggarakan selama tiga hari di Macau, pada tanggal 10 Mei-12 Mei 2023.

Disclosure: DailySocial.id merupakan media partner dari BEYOND Expo 2023

East Ventures Tegaskan Komitmen Investasi pada Startup Tahap Awal

Sebagai salah satu venture capital (VC) paling aktif berinvestasi ke startup Indonesia, East Ventures mengaku tidak akan pernah berhenti memberikan dana segar kepada startup terpilih meski di kondisi krisis global saat ini.

Dalam acara temu media, Selasa (9/5), Co-Founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menilai fundamental ekonomi Indonesia sudah baik. Pada kesempatan tersebut, East Ventures menyampaikan pandangan dan prioritas perusahaan. Mulai dari Climate Impact innovation Challange (CIIC) bersama dengan Temasek Foundation, hingga Women with Impact.

East Ventures juga berkomitmen untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan membawa dampak positif kepada masyarakat melalui inisiatif dan praktik yang berlandaskan environmental, social, and governance (ESG).

Fokus investasi tahap awal

Salah satu alasan Willson dan timnya menaruh keyakinan pada startup tahap awal dalam membangun bisnisnya adalah potensi untuk berkembang. Meski saat ini sudah mulai banyak startup yang mencapai profitabilitas, masih banyak juga startup membutuhkan dukungan untuk membangun bisnis.

Saat ini, memang ada beberapa VC yang fokus ke startup yang sudah mencapai profitabilitas sejak awal. Namun, tidak demikian dengan East Ventures. Menurutnya, tekanan tersebut akan membuat pendiri startup lainnya enggan membangun bisnis karena harus memikirkan profit sejak awal.

“Menurut saya, inovasi harus mengambil risiko. Artinya harus melakukan investasi, membangun teknologi, membangun platform, meningkatkan barrier-to-entry, dan pada waktunya akan mendorong startup menuju profitabilitas,” kata Willson.

Krisis ekonomi yang terjadi secara global ternyata tidak membuat East Ventures mengurangi investasi mereka ke startup di Indonesia. Willson menilai semakin banyak pendiri startup yang menawarkan solusi dengan skala yang besar. Ia menyebut krisis ekonomi yang terjadi justru akan menyaring perusahaan secara organik. Perusahaan yang baik, bisa mempertahankan bisnisnya, sedangkan perusahaan yang tidak baik, terpaksa menghentikan bisnis mereka.

“Kami tidak akan menghentikan pendanaan. Saat ini ekosistem startup di Indonesia sudah semakin baik karena sudah dibangun sejak sepuluh tahun terakhir,” kata Willson.

Sejak didirikan pada 2009, East Ventures telah bertransformasi menjadi sebuah platform holistik yang menyediakan investasi tahap awal hingga tahap lanjutan ke lebih dari 300 perusahaan teknologi di Asia Tenggara.

Hingga kuartal I 2023, sudah ada 20 startup yang didanai oleh East Ventures. Sebesar $6,7 miliar masuk ke dalam kategori investasi lanjutan (follow-on funding). East Ventures juga sudah mengantongi $86 miliar annualized GMV dengan $1 miliar Asset Under Management (AUM). Tercatat sebanyak 90% portofolio mereka telah memiliki margin yang positif.

Kualitas pendiri startup

Disinggung terkait kriteria startup yang akan didanai, Willson menegaskan bahwa ia selalu melihat kualitas dari pendirinya. Dari situ, ia bisa mendapatkan informasi terkait layanan atau produk yang punya potensi untuk berkembang.

“Ketika perusahaan menjadi besar, apakah mereka bisa menjadi pendiri startup yang ideal dan mampu memimpin perusahaan. Kita juga melihat dari produk, pasar, hingga kategori,” kata Willson.

Ia menambahkan, East Ventures fokus pada pendiri startup yang dapat menghadirkan solusi terhadap masalah yang besar di kategori yang besar, serta akan menjadi tren yang baru. East Ventures mengklaim telah berinvestasi ke perusahaan terbaik. Saat ini, sebanyak 80% investasi di Growth Fund berasal dari Seed Fund yang sudah mereka miliki.

Sebagai perusahaan ventura yang memiliki keyakinan pada ekosistem startup di Indonesia, East Ventures merupakan investor pertama unicorn Indonesia, yaitu Tokopedia dan Traveloka. Perusahaan lainnya yang tergabung dalam portofolio East Ventures adalah Ruangguru, SIRCLO, Kudo (diakuisisi oleh Grab), Loket (diakuisisi oleh Gojek), Tech in Asia, Xendit, IDN Media, MokaPOS (diakuisisi oleh Gojek), ShopBack, KoinWorks, Waresix, dan Sociolla.

Inovasi Alibaba Menjawab Potensi AI Generatif

AI generatif merupakan salah satu jenis teknologi kecerdasan buatan yang dapat menghasilkan berbagai jenis konten antara lain teks, citra, audio, dan data sintetik. Tren AI generatif kini semakin terdorong karena didorong oleh ramahnya tampilan UI/UX sehingga memudahkan pengguna baru untuk membuat teks, grafik, dan video berkualitas tinggi dalam hitungan detik.

AI generatif sangat menjanjikan dalam segala hal, terutama dalam digital marketing karena perusahaan dapat dengan mudah menciptakan konten marketing yang baru dan unik. Dalam proses analisis data, algoritma pada AI generatif akan melatih diri mereka untuk menghasilkan konten yang lebih akurat dan sesuai dengan data konsumen yang dimiliki perusahaan.

Itu baru bicara satu pekerjaan yang terbantu, masih banyak potensi menjanjikan lainnya untuk pekerjaan lainnya. Topik ini menjadi salah satu yang diangkat oleh Joe Tsai, Executive Vice Chairman Alibaba Group, dalam paparannya di hari pertama BEYOND EXPO 2023 yang digelar pada hari ini (10/5).

Menurutnya, sejak ChatGPT mempopulerkan AI generatif pada tahun lalu, membuka mata pada dunia bahwa ini akan mengubah cara industri kreatif membuat konten dan memainkan faktor penting ke depannya. “Salah satu industri yang berubah karena inovasi ini adalah hiburan digital,” kata Tsai.

Inovasi dari Alibaba untuk permudah industri hiburan digital dapat lebih efisien dengan menghasilkan konten terbaik adalah menghadirkan Zreal Studio. Produk ini berada di bawah unit divisi Digital and Media Entertainment Group. Belum banyak informasi yang bisa didapatkan terkait ini di internet.

Tsai bilang, teknologi yang dibangun Zreal Studio ini mampu membuat digital artist dengan karakter sesuai keinginan (Artificial Intelligence Generated Content/AIGC). Ia mendemonstrasikan iklan yang menampilkan artis buatan bernama Leah.

“Dengan digitalisasi, kita dapat menyatukan olahraga yang sangat Amerika, seperti baseball, dengan seseorang [aktris AI Leah] yang dibuat dalam citra aktris Tiongkok. Kemudian kita dapat menggabungkan keduanya menjadi semacam adegan Tiongkok-Amerika dalam mempromosikan bisbol Liga Utama.”

Tak hanya itu, dia juga menunjukkan bagaimana layar LED canggih dapat secara signifikan memangkas ruang yang dibutuhkan untuk syuting film dan menyederhanakan logistik pengoperasiannya. Biasanya secara tradisional sebuah studio film untuk membuat hal yang serupa rata-rata butuh waktu satu bulan. Akan tetapi dengan AI generatif waktunya dipangkas hingga tiga minggu menjadi satu minggu saja. “Karena digitalisasi gambar bisa lebih cepat dan bisa menjadi aset digital buat perusahaan.”

Ia melanjutkan, “dengan panel LED, kami dapat membuat studio dengan ruang yang sangat kecil. Kami memiliki studio di Beijing seluas sekitar 2.000 meter persegi yang dapat menangani semuanya. Kami memiliki ratusan ribu adegan yang Anda buat sebelumnya dan tampilkan di layar. Itu membuat syuting film menjadi sangat mudah, jadi Anda tidak perlu pergi ke berbagai lokasi film.”

Dilanjutkan dengan diskusi panel, selain Tsai, bergabung pula Jin Liqun (President dan Chairman, Asian Infrastructure Investment Bank), Andrew Sheng (Chief Consultant with China Banking & Insurance Regulatory Commission), dan Kishore Mahbubani (mantan Presiden Dewan Keamanan PBB).

Topik AI generatif kembali dibahas dalam diskusi dengan tema besar “What’s Next” tersebut. Dari sekian banyak kekhawatiran dari kehadiran AI dan produk turunannya karena secara filosofis dapat memisahkan manusia dengan ikatan fisik sebagai makhluk sosial. Tak heran, wacara berbagai pekerjaan dapat terganti oleh robot belakangan semakin kencang.

Tsai justru berpendapat ia tidak sepenuhnya sepakat dengan kekhawatiran tersebut. Mau bagaimanapun peran manusia dalam kehidupan nyata itu tidak tergantikan. Otak manusia lebih unggul dari robot karena memiliki miliaran neuron yang bisa berkomunikasi dengan triliunan koneksi.

“Jangan pernah lupa bahwa kita benar-benar perlu berbicara satu sama lain secara fisik. Intinya, apa yang kita lihat hari ini adalah perceraian, di mana Anda saling mengirim email. Mungkin Anda menggunakan cara pertama yang lebih baik untuk menjelaskan mengapa Anda tidak setuju.”

Ia melanjutkan, “Tetapi implikasi fisiknya sangat besar. Kita bisa memecahkan banyak hal melalui imajinasi. Tetapi jika kita tidak berhati-hati, imajinasi yang terdistorsi dapat benar-benar menyebabkan dunia nyata berada dalam ketidakseimbangan yang serius.”

Kompetitor ChatGPT

Pada bulan lalu, Alibaba meluncurkan produk sejenis ChatGPT yang disebut Tongyi Qianwen, menyusul perusahaan teknologi raksasa lainnya yang juga memperkenalkan chatbot AI generatif buatan mereka sendiri.

Mengutip dari BBC, Tongyi Qianwen secara kasar diterjemahkan sebagai “mencari jawaban dengan mengajukan seribu pertanyaan”. Belum ada versi Bahasa Inggris dari produk tersebut.

“Kami berada pada momen penentuan teknologi yang didorong oleh AI generatif dan komputasi awan,” kata Chairman dan Chief Executive Alibaba Daniel Zhang.

Disebutkan, Tongyi Qianwen mampu bekerja dalam bahasa Inggris dan Tiongkok, rencana awalnya akan ditambahkan ke DingTalk, aplikasi messaging milik Alibaba. Tongyi Qianwen dapat melakukan sejumlah tugas, termasuk mengubah percakapan dalam rapat menjadi catatan tertulis, menulis email dan menyusun proposal bisnis. Integrasi berikutnya akan disematkan ke dalam Tmall Genie, yang mirip dengan asisten suara Alexa dari Amazon.

Pada awal tahun ini, Alibaba DAMO Academy (DAMO) memaparkan prakiraan tahunannya tentang tren teknologi terkemuka yang dapat membentuk banyak industri di tahun-tahun mendatang. Di antara tren teknologi terkemuka, AI generatif telah memperoleh daya tarik yang cukup besar.

Diharapkan inovasi ini membuat langkah lebih lanjut dengan aplikasinya yang terus berkembang untuk mengubah cara konten digital diproduksi. Dibantu oleh kemajuan teknologi di masa depan dan pengurangan biaya, AI generatif akan menjadi teknologi inklusif yang secara signifikan dapat meningkatkan variasi, kreativitas, dan efisiensi pembuatan konten, menurut DAMO.

“Dalam tiga tahun ke depan, kita akan melihat model bisnis muncul dan ekosistem menjadi matang karena AI Generatif dipasarkan secara luas. Model AI generatif akan lebih interaktif, aman, dan cerdas, membantu manusia menyelesaikan berbagai pekerjaan kreatif,” tulis laporan tersebut.

*) DailySocial.id merupakan media partner dari BEYOND EXPO 2023