Sensing Self dan Komitmennya Demokratisasi Kesehatan Lewat Teknologi

Digitalisasi industri kesehatan terus berlanjut dengan berbagai inovasi yang dihasilkan agar setiap orang punya akses yang sama untuk mendapatkan obat dan menjangkau dokter. Sensing Self menjadi salah satu pemain startup healthtech yang berkomitmen untuk mewujudkannya visi tersebut.

Startup ini berbasis di Singapura, didirikan tiga tahun lalu oleh pengusaha asal Indonesia bernama Santo Purnama dan Shripal Gandhi. Santo berlatar belakang ilmu komputer dan teknologi dari Purdue University dan Standford University. Sementara Shripal berlatar belakang teknik kimia dan biosains dari University of Mumbai dan University of California.

Mereka berdua menempatkan Sensing Self sebagai perusahaan yang fokus menciptakan alat tes kesehatan mandiri, agar setiap orang dapat mendeteksi kesehatannya sendiri dan mendapatkan pengobatan di tahap sedini mungkin.

“Tujuan utama kita ialah mendemokratiskan peralatan medis, sehingga dapat diuji sendiri di rumah dengan menggunakan mobile phone. Saat ini, apabila ada pasien di pelosok desa yang perlu tes air seni, dia mungkin perlu naik kendaraan 2-3 jam ke klinik terdekat yang mempunyai lab. Dan hasilnya harus ditunggu satu dua hari,” terang Santo kepada DailySocial, Kamis (2/4).

Ia melanjutkan, “Teknologi kami dapat memberikan kemudahan untuk tes air seni hanya dengan ponsel. Itulah salah satu misi kami.”

Sejauh ini perusahaan telah menciptakan aplikasi untuk deteksi sekaligus pencegahan diabetes atau keadaan pra-diabetes melalui ludah dan test air seni. Dalam lima menit, pengguna sudah mengetahui hasil sejauh mana level gula mereka. Harapannya dengan informasi ini, pengguna dapat memperhatikan gaya hidup mereka dari pola makan dan nutrisinya.

India menjadi negara yang disasar Sensing Self untuk produk tersebut. Di sana, test kit ini sudah dipakai untuk mendeteksi lebih dari 120 juta orang dewasa dan anak pra-diabetes dan 70 juta deteksi diabetes.

Di seluruh dunia, menurut data dari asosiasi dan federasi diabetes global, ada 750 juta orang memiliki kondisi pra-diabetes dan diabetes. Bagi sebagian besar negara, penyakit ini mengancam lebih banyak orang usia kerja dan anak-anak.

“Aplikasi untuk pengujian diabetes melalui ludah dan air seni masih belum masuk di Indonesia. Mengingat masalah Covid-19, kita akan lanjutkan usaha memasuki indonesia setelah pandemi berlalu.”

Produk berikutnya yang berhasil dirilis adalah alat tes mandiri untuk Covid-19. Alat tes ini memberikan hasil deteksi yang cepat dan akurat karena menggunakan analisis enzim. Memungkinkan setiap orang melakukan pengetesan di rumah masing-masing, dalam waktu 10 menit, dan harga terjangkau sekitar Rp160 ribu per unit.

Alat pengujian diabetes yang dikembangkan Sensing Self / Sensing Self
Alat pengujian diabetes yang dikembangkan Sensing Self / Sensing Self

 

Perusahaan juga mengantongi berbagai lisensi internasional dari Eropa (sertifikasi CE), India (disetujui oleh National Institute of Virology dan Indian Council of Medical Research), dan Amerika Serikat. Khusus di AS, Food and Drug Administration (FDA) memberikan persetujuan dengan syarat penggunaan harus dilakukan di lembaga medis formal.

“Kehadiran alat tes mandiri ini dapat membantu pemerintah untuk menyediakan akses tes yang lebih aman, praktis, dan terjangkau. Ketika terdapat pasien positif, mereka dapat langsung melakukan isolasi mandiri ataupun mendapatkan perawatan di rumah sakit.”

“Dengan begitu, para tenaga medis bisa benar-benar memfokuskan diri untuk merawat pasien Covid-19 dengan gejala menengah-parah, alih-alih menghabiskan waktu untuk melakukan tes pada ribuan orang,” sambungnya.

Produk tersebut telah didistribusi India yang memesan jutaan unit. Dia mengaku ingin masuk ke Indonesia, namun masih terganjal persetujuan dari pihak berwenang. Harga yang dijual, menurutnya, adalah harga produksi, sebab menyimpan misi sosial untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa manusia.

“Kami telah mengirimkan alat tes ini untuk lembaga-lembaga riset ternama seperti Mayo Clinix, University of California, dan Chan Zuckerberg Biohub.”

Rencana perusahaan

Menurutnya, Sensing Self menyasar ke negara berkembang yang memiliki rasio antara peralatan medis yang rendah dan jumlah masyarakat yang banyak. India dan Indonesia adalah dua contoh negara yang mewakili kriteria tersebut. “Dan merekalah yang menjadi fokus kita.”

Lebih lanjut Santo enggan merinci kontribusi penjualan produk untuk perusahaan secara bisnis. Menurutnya, dia meyakini bahwa apa yang diberikan perusahaan adalah untuk memperbaiki hal-hal seputar kemanusiaan. “[sehingga] revenue dan profit akan datang sendirinya.”

Inovasi berikutnya yang sedang disiapkan perusahaan adalah alat test kit deteksi infeksi Covid-19 sedini mungkin dengan tes asam nukleat (nucleic acid test). Santo mengklaim hasil tes ini mampu mendeteksi dengan akurasi sampai 99% pada hari pertama mereka terpapar virus. Produk ini akan dirilis dalam waktu dekat.

Inovasi yang bergerak seputar Covid-19 dengan membuat alat rapid test mandiri sebenarnya juga dilakukan oleh East Ventures bersama jajaran portofolionya. Mereka berkolaborasi menggalang urun dana non profit dengan total target Rp10 miliar.

Dari anggaran tersebut, sebesar Rp9 miliar akan digunakan untuk mendukung Nusantics menyediakan 100 ribu test kit, dan sisanya untuk proyek whole gnome sequencing (memetakan mutase virus penyebab Covid-19 yang menyebar di Indonesia).

Proyek ini adalah bagian tugas Nusantics sebagai anggota Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC19) yang dibentuk BPPT.

Gelombang Inisiatif Startup Demi Redam Dampak Pandemi Covid-19 di Indonesia

Tak ada yang mudah di masa pandemi seperti sekarang. Tanpa mengesampingkan pentingnya keselamatan dan kesehatan, kemerosotan pun memukul telak berbagai sendi kehidupan masyarakat. Wabah corona virus disease 2019 (Covid-19) ini selain menyerang organ pernapasan manusia, tapi juga secara tidak langsung melumpuhkan perekonomian dari yang skalanya besar hingga yang terkecil.

Dampak Covid-19 terhadap perekonomian ini memang tak kenal pandang bulu. Perusahaan dan individu sama-sama menanggung dampaknya. Kegiatan kantor terbatas secara virtual, bandara hampir kosong, hotel dan penginapan nyaris tak berpenghuni, rumah makan sepi pengunjung, pun jalan raya tak banyak yang melewati.

Namun hal tersebut justru mendorong sejumlah pihak untuk bergerak bahu-membahu membantu orang-orang yang membutuhkan, termasuk dari para startup. Inisiatif berupa bantuan finansial, pengetahuan, dan teknologi mereka berikan untuk melewati masa-masa sulit ini. Kami merangkum inisiatif-inisiatif yang terbungkus dalam berbagai cara dalam tulisan berikut ini.

DANA

Fintech dompet digital ini baru saja mengumumkan inisiatifnya beberapa hari lalu. Inisiatif yang mereka lakukan untuk meringankan beban mereka yang terdampak dari Covid-19 ini seluruhnya berada di aplikasi mereka.

Program ini mereka namakan “Siap Siaga Covid-19”. Program ini termasuk sejumlah fitur baru di aplikasi DANA yang meliputi update kasus Covid-19 di Indonesia, kontak layanan hotline Covid-19, hingga opsi donasi yang terhubung dengan platform Kitabisa. DANA yang mereka kumpulkan akan dipakai untuk menyediakan alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan.

“Kami mengajak para pengguna DANA untuk bersinergi, berbagi, dan bergotong-royong secara digital dalam turut menanggulangi penyebaran virus Corona COVID-19. Melalui cara yang praktis, aman, dan efisien kita sudah turut berpartisipasi melindungi mereka yang sedang berjuang menyelamatkan jiwa dengan resiko terpapar virus saat bertugas ,” ucap CEO Dana Vincent Iswara dalam keterangan tertulis.

Gojek

Sejak wabah virus korona ini makin meluas dan kampanye #dirumahaja kian gencar, pengemudi ojek online mungkin yang paling mudah terlacak kena imbasnya. Mereka yang sedianya bergantung pada mobilitas warga untuk memperoleh pemasukan harian harus rela menepi atau setidaknya mengurangi intensitas pekerjaannya.

Merespons hal itu, Gojek meluncurkan program dana bantuan untuk ratusan ribu pengemudi dan merchant yang tergabung di platform mereka. Dana bantuan akan dikelola oleh yayasan mereka sendiri bernama Yayasan Anak Bangsa Bisa. Adapun sumber pendanaan di program ini berasal dari:

1. potongan 25% dari gaji setahun pimpinan dan manajemen senior,
2. realokasi anggaran kenaikan gaji tahunan seluruh karyawan Gojek,
3. kumpulan donasi dari perusahaan rekan bisnis Gojek.

Wahyoo

#RantangHati merupakan nama inisiatif dari Wahyoo untuk memerangi dampak Covid-19. Melalui inisiatif ini Wahyoo menghubungkan mitra warung makan yang diperkirakan omzetnya turun hingga 50% dengan orang-orang yang membutuhkan.

Wahyoo merinci cara kerja inisiatif mereka dengan mengumpulkan donasi berjumlah Rp350 juta via Kitabisa. Uang ini kemudian akan disebar ke sejumlah warung makan dengan target menyediakan makanan untuk 700 orang selama dua pekan. Anggaran di atas dibuat berdasarkan hitungan dua kali makan sehari dengan biaya makan Rp15.000 per porsi. Untuk menggelar inisiatif ini Wahyoo menggandeng influencer Edho Zell, pengemudi Gojek, serta kelompok relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT).

“Penerapan physical distancing yang berimbas pada imbauan kerja dari rumah, membuat warung makan di Jadetabek sepi pengunjung. Ironisnya, sebenarnya banyak orang yang tidak sanggup membeli makanan di warung,” ucap CEO & Founder Wahyoo Peter Shearer.

East Ventures dan Nusantics

East Ventures memulai inisiatifnya dengan membuka urun dana terbuka. Inisiatif bertajuk Indonesia Pasti Bisa ini menargetkan nominal Rp10 miliar. Hingga artikel ditulis jumlah yang sudah diperoleh sudah 45% dari target. Selain East Ventures sendiri, tercatat banyak startup dan korporasi lain yang ikut dalam urun dana ini. Sebut saja Tokopedia, Sociolla, Traveloka, Agaeti Convergence Ventures, hingga Warung Pintar.

“Ini pertama kalinya East Ventures memimpin fundraising non-profit. East Ventures mendapatkan berita keterlibatan salah satu portofolio East Ventures yaitu Nusantics di dalam task force BPPT pada Minggu (22/3). Ini membuat kami terdorong untuk berpartipasi lebih jauh dan berinisiatif untuk mengajak segenap ekosistem digital untuk berkontribusi,” kata Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

Program inisiatif East Ventures ini menempatkan Nusantics, startup deep-tech, sebagai ujung tombak. Dari nominal target di atas, Rp9 miliar di antaranya akan diberikan ke Nusantics untuk mengembangkan test kit qPCR, menjalankan proyek pemetaan mutasi Covid-19 di Indonesia atau biasa disebut whole game sequencing.

Nusantics berencana menciptakan 100 test kit qPCR berupa prototipe dan dilanjutkan produksi massal berjumlah 100.000 test kit. Nusantics yang juga masuk dalam Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Covid-19 (TFRIC19) pun berpacu dengan waktu mengingat penyebaran virus corona di Indonesia terus meluas dan jumlah kasus yang meningkat.

Prixa, Halodoc, Alodokter

Persoalan sektor kesehatan membutuhkan solusi kesehatan. Kesadaran tersebut mendorong sejumlah startup bidang kesehatan seperti Halodoc, Alodokter, dan Prixa untuk menciptakan fitur baru dalam membantu masyarakat menghadapi wabah Covid-19.

Prixa, startup bidang kesehatan yang berada di naungan Kata.ai, menyediakan fitur baru untuk memerika gejala dan risiko terhadap Covid-19. Diluncurkan sejak 18 Maret lalu, fitur ini memungkinkan pengguna memahami keluhan kesehatan untuk antisipasi sedini mungkin terhadap gejala Covid-19. Fitur Prixa ini juga membantu tenaga kesehatan di luar sana agar masyarakat yang hendak memeriksakan diri tak perlu datang ke rumah sakit.

Prixa juga terlibat dalam pengembangan aplikasi pemeriksaan kesehatan mandiri Pikobar milik Pemprov Jawa Barat. Sistem kecerdasan buatan Prixa menjadi salah satu andalan Pikobar untuk mengenal gejala penyakit pernapasan untuk warga Jawa Barat.

Sementara Halodoc dan Alodokter menyediakan inisiatif yang identik dalam membantu masyarakat menghadapi virus corona. Keduanya menambahkan fitur pemeriksaan mandiri berupa chatbot. Fitur ini meski sederhana jelas akan membantu warga yang khawatir akan kemungkinan terpapar Covid-19. Halodoc mengalokasikan 1.000 dokter dari total 22.000 dokter yang tergabung untuk konsultasi mengenai Covid-19.

MDI Ventures 

MDI Ventures menginisiasi perlawanan mereka terhadap wabah Covid-19 dengan menciptakan program Indonesia Bergerak. Serupa dengan East Ventures, MDI Ventures melibatkan startup-startup yang berada di portofolionya, yaitu Qlue, Kata.ai, Qiscus, dan Volantis.

Melalui Qlue, mereka mengandalkan ekosistem smart city mereka sebagai wadah warga dalam memantau dan melaporkan perkembangan Covid-19. Data yang dihimpun akan disajikan menjadi visualisasi di laman Indonesia Bergerak.

Selain itu, Qlue juga membuat QlueWork yang ditujukan untuk petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Fitur tersebut nantinya dapat dimanfaatkan BNPB sebagai manajemen tenaga kerja di lapangan.

Ruangguru dan Zenius

Kegiatan belajar mengajar di segala tingkatan praktis terganggu sejak Covid-19 merebak. Kementerian Pendidikan pun sudah menghentikan sementara segala kegiatan di sekolah. Ruangguru dan Zenius mengisi kekosongan ruang kelas tersebut dengan menggratiskan layanan edukasi mereka.

Ruangguru misalnya, sejak dua pekan lalu resmi membuka program Sekolah Online Ruangguru Gratis. Program ini membantu para siswa untuk mengikuti berbagai macam kelas dengan jam belajar selayaknya di sekolah untuk kelas 1 SD hingga 12 SMA. Guru pun turut mendapat perhatian dengan program Program Guru Online di mana mereka dapat mengakses modul pelatihan guru secara gratis.

Tak hanya itu, Ruangguru juga membuka layanan Skill Academy mereka secara gratis secara terbatas. Berlaku sejak 23 Maret, siapa pun kini bisa mengikuti bermacam kelas pelatihan online dengan beragam topik secara gratis selama dua pekan.

Zenius pun menyediakan hal serupa. Edutech ini membuka lebar-lebar konten edukasinya yang lebih dari 80 juta secara cuma-cuma. Agar memudahkan proses belajar, Zenius memodifikasi videonya berlatar putih agar menghemat kuota pengakses. Selain itu mereka juga menyediakan fitur Live Teaching yang memungkinkan interaksi antara pengajar dan murid selayaknya di sekolah.

“Dengan proses pengajaran yang disiarkan langsung dan dilengkapi dengan Live Chat, kami berharap para siswa lebih semangat belajar dari rumah karena pengalaman yang berbeda,” ucap CEO Zenius, Rohan Monga seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Kampanye #PlayApartTogether Cara Riot Games dan Blizzard Dukung Kebijakan Isolasi Diri

Dengan pandemi COVID-19 yang semakin meluas, isolasi diri menjadi kebijakan yang terus disuarakan untuk mengurangi penyebaran virus yang lebih luas lagi. Maka dari itu berbagai pihak, termasuk dari industri gaming juga mencoba untuk terus menyokong kebijakan isolasi diri. Dalam konteks lokal Kominfo bersama Asosiasi Game Indonesia bekerja sama membuat ajang cipta karya yang membawa tajuk “Ayo Bikin Game Di Rumah Aja”.

Dalam konteks internasional, baru-baru in World Health Organization juga berusaha untuk menyuarakan kampanye ini lewat kerja sama dengan 18 gaming company lewat kampanye bernama #PlayApartTogether. Dalam kampanye ini beberapa perusahaan ternama turut bergabung di dalamnya seperti Riot Games, Activision Blizzard, bahkan streaming platform Twitch. Tak hanya itu, bahkan pengembang mobile games seperti Zynga juga turut serta dalam kampanye ini.

Dalam kampanye ini, para perusahaan game tersebut akan memberi insentif kepada para pemain yang terus bermain dengan berbagai event in-game spesial, konten eksklusif, berbagai aktivitas permainan, hingga hadiah-hadiah. Tentunya kegiatan tersebut dilakukan sambil menyuarakan soal pentingnya melakukan isolasi diri, demi mencegah penyebaran pandemi COVID-19 lebih luas lagi.

Bobby Kotick CEO Activision Blizzard mengucapkan lewat rilis. “Dalam keadaan kritis kita harus memastikan bahwa orang-orang tetap berkomunikasi satu sama lain dengan cara yang aman. Games adalah medium yang sempurna untuk ini, karena games menyambungkan manusia satu sama lain lewat kesenangan yang penuh tujuan dan makna. Kami sangat bangga bisa berpartisipasi dalam inisiatif yang sangat berarti seperti ini.”

Nicolo Laurent CEO Riot Games juga turut memberikan komentarnya. “Physical distancing bukan berarti isolasi secara sosial! Mari kita berjauhan secara fisik, untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 lebih luas lagi, dan mari kita #PlayApartTogether agar kita tetap kuat melewati krisis ini. Bagi Rioters, bermain game adalah lebih dari sekadar permainan, namun sebuah pencarian jati diri kehidupan. Sekarang, jutaan orang di dunia, bermain game supaya dapat membantu menyelamatkan nyawa. Mari kita menangkan boss battle melawan COVID-19 bersama-sama.”

Semenjak pandemi COVID-19 menjadi semakin luas, dukungan dari berbagai pihak muncul secara bertubi-tubi, termasuk dari industri gaming. Sebelumnya penyelenggara turnamen WePlay! gelar kompetisi Dota bertajuk WeSave! yang berfungsi sebagai laga amal dan mengumpulkan donasi sebesar Rp2,9 miliar. Riot Games juga sebelumnya sudah sempat memberikan sumbangan kepada kota tempat perusahaan tersebut berasal, yaitu Los Angeles.

Mungkin ini pertama kalinya dan menjadi saat berbahagia bagi komunitas gamers, ketika bermain game dapat memberikan dampak positif atau bahkan menyelamatkan dunia dari krisis yang berat ini. Mari kita terus bekerja sama, saling sokong, untuk menghadapi krisis ini, baik sebagai gamers maupun sebagai manusia secara utuh.

The Impact of Covid-19 Pandemic for Startup Business in Indonesia

The government appeal to working from home and recommend physical distancing related to the Covid-19, especially in Jakarta area, has an impact on three centaur startup in Indonesia, Blibli.com, Modalku, and TaniHub Group.

TaniHub Group’s CEO, Ivan Arie Sustiawan said the agriculture e-commerce service is getting customers’ increase up to 20,000. The rise has impacted 15%-20% of transaction orders.

Not only vegetables, fruits, and harvested goods, the high demand also applies to herbs and other ingredients to improve body immune.

In anticipating the increase, he said, TaniHub has applied some new terms regarding food sofety to protect the safety and health of employees, partners, and customers without affecting the service quality. The food safety initiative actually exists since the beginning of TaniHub Group.

Capex evaluation plan

On the other hand, due to the unstable situation, TaniHub will re-evaluate all the ongoing capex [capital expenditures] in 2020. He said the initiative is for TaniHub can focus more on the investment with a direct impact on product availability for the public.

“Therefore, we allocated capex to add up on items availability, infrastructure, and some more delivery fleets,” he told DailySocial.

The same phenomenon occurs at Blibli.com. The marketplace which was established in 2010 experienced a surge in transactions for certain products such as hand sanitizers, health products, and fresh food. In fact, after the government announced a call to work from home, its services experienced a significant jump in transactions in utilities, cooking oil, milk and baby food products.

“Since the first COVID-19 case occurred in China, Blibli has anticipated by compiling several business scenarios with consideration if this case goes to Indonesia,” Blibli.com CEO Kusumo Martanto told DailySocial.

One of the business scenarios includes determining the focus of the business and allocation of funds for business development in 2020. As he said, the call to conduct social distancing is considered to have an effect on how companies allocate marketing spend.

When it was intended for company activities under normal circumstances, this allocation will later be used according to the needs of the latest conditions in Indonesia.

“To date, Blibli has not revised our business targets for 2020,” he said.

Currently, he continued, Blibli is focused on adjusting operational services with the current situation. Some of the strategies are shipping without contact (contactless shipping) where Blibli Express Service (BES) couriers are required to use masks and gloves when sending goods. This procedure is applied to all Blibli logistics partners.

Moreover, they also maintain product availability by applying order limitation procedures at merchant partners. In order to comply with the government’s appeal, this strategy applied to avoid irresponsible parties to hoard goods.

The impact on loan distribution

Also, the WFH and social distancing issue have affected the P2P lending Modalku. The company said some borrowers submit for rescheduled payment. It was due to Modalku’s segment that targets SMEs which had a major impact on the current situation.

“However, we will discuss further to the borrowers for solution related to the sustainability of SMEs businesses,” Modalku’s Co-Founder and CEO, Reynold Wijaya told DailySocial.

The centaur startup is in the middle of the mitigation process, one is to adjust loan services both limit and tenor. Therefore, the more comprehensive selection on the existing potential borrowers.

The team also guarantee the “responsible lending” principal by making assessment towards borrower’s financial ability to pay off their debt.

“In terms of target revision, we’re still on internal discussing since we’re currently focused on supporting SMEs which business has been affected by Covid-19 issue,” he added.

Per March 2020, Modalku has channeled around 1,750,506 loans worth of Rp13.49 trillion. The bad credit (default) is around 1.31 percent.

Back to the equilibrium state

As Mark Ventura Liman Rahardja said as the VP of Investor Relations & Strategy of BRI Ventures, this situation will trigger imbalances between sectors. Some sectors will be affected by the spread of COVID-19, otherwise other sectors will gain profits.

According to his hypothesis, social distancing will automatically change the way people shop. Especially since the government urged people to work from home, public space has no longer crowded. The government also began to close some tourist areas.

“In this case, e-commerce services and online healthcare will rise. On the other hand, it’ll be very hard for OTA players due to travel bans. Fortunately, instead of having only one vertical, some players have other business verticals to put on compensation. Hopefully, one or two quarters, the situation will return to the equilibrium state,” he told DailySocial back then.

Previously, the giant VC company Sequoia Capital had warned that the spread of COVID-19 would have a turbulent effect on business and investment climate in the startup industry. Sequoia even referred to Covid-19 as “The Black Swan in 2020”.

Sequoia warned the entire startup ecosystem and its derivatives to rethink a number of aspects of its business throughout this year. Some of these important aspects are capital management and expenditure, fundraising, sales predictions, talent acquisition, increased productivity, and marketing strategies.

“Even though your business may not directly be affected by this pandemic, you need to anticipate for consumers’ changing spending habits,” Sequoia said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Berbagai Layanan yang Bisa Menemani di Rumah Saat Covid-19

Untuk membantu pemerintah menekan angka penyebaran Covid-19 di Indonesia, banyak orang tetap berada di rumah, termasuk untuk bekerja. Ikut mendorong kampanye untuk tetap di rumah (work from home), sejumlah layanan mencoba membantu menemani mereka.

Tak hanya soal produktivitas, banyak startup di segmen hiburan dan belanja juga memberikan penawaran di masa pandemi untuk mengurangi kebosanan di rumah.

Produktivitas

Tiga layanan HR, yakni Mekari, Gadjian, dan Catapa sama-sama memberikan penawaran menarik untuk layanannya. Mekari meluncurkan Attendance by Talenta untuk solusi absensi selama bekerja dari rumah.

Gadjian menawarkan paket berlangganan gratis 30 hari untuk platform absensi yang mereka kembangkan sendiri, Hadirr, sedangkan Catapa menawarkan akses gratis untuk fitur Time Tracking di sistem mereka.

Makanan

Kumpulan resep Yummy dari IDN Media
Program Yummy yang sebelumnya ditayangkan di media sosial IDN Media, kini bisa diakses melalui aplikasi. Mereka menayangkan kumpulan resep dan proses masak cepat yang dikemas dalam konten menarik untuk para pengguna yang  melakukan kegiatan work from home.

Gratis 30 Hari Cookpad Premium
Fitur resep (Cookpad Premium) diberikan secara gratis selama 30 hari sejak mendaftar sebagai pelanggan. Cookpad Premium adalah layanan berbayar dari Cookpad Indonesia dengan keuntungan mengurutkan resep berdasarkan tingkat popularitas resep-resep yang sudah teruji oleh anggota komunitas Cookpad.

Saat ini Cookpad memiliki lebih dari 1,5 juta resep yang ditulis anggota hanya dari Indonesia saja. Seluruh resep ini dapat diakses secara gratis, baik oleh pengguna fitur premium maupun pengguna yang tidak berlangganan.

Kumpulan layanan pengantaran restoran di Zomato
Melalui kampanye #MakanDiRumah, perusahaan menyediakan daftar restoran atau cafe yang memiliki layanan pesan antar atau take away. Pengguna aplikasi juga bisa langsung mengontak restoran langsung dari aplikasi Zomato.

Diskon paket makanan siap saji dan akses gratis “Gorrywell”
Sebagai penyedia makanan siap santap, selama masa work from home Gorry Gourment menyediakan diskon dan layanan pengantaran gratis bagi pelanggannya. Gorry Gourmet juga menghadirkan GorryWell sebagai aplikasi monitoring wellness.

Fitur yang disediakan aplikasi ini termasuk pilihan menu makanan, kegiatan olah raga, kebiasaan tidur, tingkat stres dan masih banyak lagi. Selama masa pandemi, perusahaan memberikan akses gratis kepada semua pengguna.

E-commerce

Bebas Ongkir dan potongan biaya layanan 100% Tokopedia
Untuk memudahkan pelanggan melakukan transaksi, Tokopedia memberikan bebas ongkos kirim kepada pelanggan dan memotong biaya layanan 100% untuk penjual di kategori produk kesehatan dan kebutuhan pokok lain.

Menurut VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak, selain edukasi, langkah ini dinilai dapat mendorong penjual menjaga ketersediaan produk dan membuat harga tetap stabil. Belanja online bisa dibilang menjadi alternatif mengurangi risiko penyebaran virus dan mendorong bisnis lokal terus beroperasi.

“Kami mendorong seluruh masyarakat ikut berkontribusi dalam menekan laju penyebaran COVID-19 lewat gerakan #DiRumahAjaDulu, hal sederhana namun paling penting dilakukan untuk menjaga keselamatan bersama,” kata Nuraini.

Ekstra 100 Voucher dan Gratis Ongkir Shopee
Sebagai salah satu layanan e-commerce populer di Indonesia, Shopee memiliki kampanye menarik untuk pelanggan mereka yang saat ini bekerja di rumah dan masih melakukan karantina. Melalui kampanye #BelanjaDariRumah, perusahaan memberikan gratis ongkos kirim dan 100 voucher selama bulan Maret.

“Shopee berkomitmen untuk berusaha semaksimal mungkin agar para pengguna selalu bisa mendapatkan akses ke kebutuhan-kebutuhan esensial dengan turut berupaya memantau produk tersebut agar tetap berada di harga yang layak,” kata Public Relations Lead Shopee Aditya Maulana Noverdi.

remote-control-4891936_1280

Hiburan

Nonton film Indonesia gratis di Vidio
Sebagai platform streaming video dan penyedia konten lokal, Vidio memberikan akses gratis kepada pengguna selama kegiatan bekerja di rumah berlangsung. Mengusung kampanye #betahdiRumah, Vidio memberikan akses gratis semua film Indonesia hingga akhir Maret 2020. Semua pilihan tersebut bisa diakses di aplikasi Vidio.

Akses gratis GoPlay

GoPlay, layanan video on demand dari Gojek, menawarkan akses gratis ke platformnya. Hingga 29 Maret 2020, pengguna bisa menikmati seluruh konten, baik film atau serial, yang ada di GoPlay.

Akses penuh podcast Inspigo

Platform penyedia podcast on-demand Inspigo memberikan akses penuh untuk semua konten di platform. Platform ini menyajikan konten yang dikemas dalam bentuk talkshow berdurasi sekitar 6-7 menit berisi narasumber dari berbagai latar belakang.

Travel

Layanan refund dan reschedule Traveloka
Sejak Februari 2020 lalu, Traveloka mengalami peningkatan drastis, dengan volume yang mencapai 10 kali lipat dibandingkan situasi normal, untuk permintaan bantuan dari para pengguna, terutama refund dan reschedule tiket pesawat dan hotel, sebagai dampak pandemi.

Selain memperkuat layanan konsumen, Traveloka meningkatkan sistem back-end guna memudahkan pengguna dalam mengajukan permintaan refund atau reschedule yang dapat dilakukan melalui ‘My Booking’ (Pesanan) di aplikasi.


Yenny Yusra terlibat dalam penulisan artikel ini

Cara Memasang Widget Statistik Virus Corona (COVID-19) di WordPress dan Blogger

Memasang widget statistik Virus Corona atau Covid-19 baik di Blogger ataupun WordPress ternyata sangat mungkin dilakukan. Dengan sedikit kode program, Anda bisa ikut membantu pemerintah menyebarkan perkembangan terbaru Virus Corona kepada masyarakat.

Continue reading Cara Memasang Widget Statistik Virus Corona (COVID-19) di WordPress dan Blogger

Peduli Konsumen dan Himbauan Pemerintah, OPPO Gelar Kampanye #BetterAtHome

Hampir semua industri di tanah air terkena dampak pandemi COVID-19, tidak terkecuali industri smartphone. Penjualan sudah pasti menurun, dan peluncuran produk baru mau tidak mau harus dilaksanakan secara online demi menekan angka penyebaran, sesuai dengan himbauan dari pemerintah.

Salah satu pabrikan yang meluncurkan produknya secara online baru-baru ini adalah OPPO. Mulai pertengahan Maret kemarin, mereka sudah resmi memasarkan Reno3 dan A91. Pemasarannya turut disusul oleh himbauan kepada konsumen yang dikemas dalam kampanye online bertajuk #BetterAtHome.

Satu program yang paling menarik dari kampanye ini adalah layanan antar jemput perbaikan. Layanan ini dapat diakses melalui aplikasi OPPO Service atau situs resmi OPPO Indonesia, dan tujuannya tentu saja adalah supaya konsumen sebisa mungkin tetap berada di rumah, bahkan ketika ponselnya perlu dibawa ke service center sekalipun.

Ke depannya, OPPO juga akan memberikan lebih banyak kemudahan untuk konsumen lewat kampanye ini, terutama dalam hal memperoleh produk terbaru dan mendapatkan informasi perangkat secara mendetail. Lebih lanjut, OPPO juga akan memberikan beberapa tips kepada konsumennya terkait cara mengisi waktu selama tetap berada dan bekerja di kediaman masing-masing.

Selain menaati himbauan pemerintah dan menggagaskan kampanye #BetterAtHome, OPPO rupanya juga ikut andil dan berperan aktif dalam penanggulangan wabah COVID-19 di tanah air. Bekerja sama dengan J&T Express, OPPO menyumbangkan Alat Pelindung Diri (APD) kepada instansi terkait.

Total sudah ada 1.500 unit APD yang disumbangkan langsung ke Rumah Sakit Pusat (RSPAD) Gatot Subroto di Jakarta pada 19 Maret lalu. Selang dua hari kemudian, OPPO Indonesia kembali menyumbang 1.720 unit APD, 1.400 unit kacamata pelindung, 32.904 unit sarung tangan steril, dan 347.000 unit sarung tangan non-steril, yang diserahkan melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Cara Mencari Lokasi Rumah Sakit Rujukan Covid-19 dengan Google Maps

Minggu lalu, Waze merilis fitur baru yang membantu masyarakat untuk memantau rumah sakit rujukan Covid-19 (Virus Corona). Kali ini Google Map juga ambil bagian dengan melengkapi informasi lokasi dengan label khusus.

Continue reading Cara Mencari Lokasi Rumah Sakit Rujukan Covid-19 dengan Google Maps

Imbas Pandemi Covid-19 Bagi Sejumlah Startup di Indonesia

Imbauan pemerintah untuk bekerja dari rumah dan menerapkan social distancing terkait penyebaran Covid-19, terutama di Jakarta, rupanya memberikan pengaruh bagi tiga startup centaur Indonesia, yakni Blibli.com, Modalku, dan TaniHub Group.

Disampaikan CEO TaniHub Group Ivan Arie Sustiawan, layanan e-commerce hasil pertanian ini mengalami peningkatan pengguna sehingga kini jumlahnya mencapai lebih dari 20.000. Kenaikan turut mendongkrak transaksi pemesanan sekitar 15-20 persen.

Tak hanya penjualan buah, sayur, dan hasil tani, permintaan tinggi juga terjadi pada produk tanaman herbal dan produk lain yang bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh.

Dalam mengantisipasi lonjakan permintaan ini, ujarnya, TaniHub menerapkan beberapa kebijakan baru terkait food sofety untuk melindungi keselamatan dan kesehatan karyawan, mitra, dan pelanggan tanpa mengurangi tingkat pelayanan. Prosedur food sofety ini sendiri sebetulnya sudah dijalankan sejak awal TaniHub Group berdiri.

Evaluasi rencana capex

Di sisi lain, karena ketidakpastian situasi sekarang, TaniHub mengevaluasi kembali seluruh rencana penggunaan modal (capex – capital expenditures) yang sedang maupun yang belum berjalan di 2020. Menurutnya, langkah ini diambil agar TaniHub bisa lebih fokus pada investasi yang memberikan dampak langsung terhadap ketersediaan produk kepada masyarakat.

“Jadi, kami mengalokasikan capex untuk menambah kapasitas persediaan barang, infrastuktur, serta menambah armada pengantaran kami,” tambahnya kepada DailySocial.

Fenomena sama terjadi pada Blibli.com. Markeplace yang berdiri di 2010 ini mengalami lonjakan transaksi untuk produk tertentu seperti hand sanitizer, produk kesehatan, dan makanan segar. Malahan, pasca pemerintah mengumumkan imbauan bekerja dari rumah, layanannya mengalami lonjakan transaksi yang signifikan pada produk utilities, minyak goreng, susu, dan makanan bayi.

“Sejak kasus COVID-19 pertama terjadi di Tiongkok, Blibli telah melakukan antisipasi dengan menyusun beberapa skenario bisnis dengan pertimbangan jika kasus ini masuk ke Indonesia,” ujar CEO Blibli.com Kusumo Martanto kepada DailySocial.

Salah satu skenario bisnis yang dimaksud mencakup penentuan fokus bisnis dan alokasi dana untuk pengembangan bisnis di 2020. Menurutnya, imbauan untuk melakukan social distancing dinilai bakal berpengaruh terhadap bagaimana perusahaan mengalokasikan marketing spending.

Jika awalnya diperuntukkan pada kegiatan perusahaan dengan situasi normal, alokasi ini nantinya akan digunakan sesuai kebutuhan kondisi terkini di Indonesia.

“Sejauh ini, Blibli tidak melakukan revisi target bisnis kami untuk tahun 2020,” ungkapnya.

Untuk saat ini, lanjutnya, Blibli fokus untuk menyesuaikan layanan operasional sesuai dengan kondisi saat ini. Beberapa strateginya adalah melakukan pengiriman tanpa kontak (contactless shipping) di mana kurir Blibli Express Service (BES) diwajibkan menggunakan masker dan sarung tangan pada saat mengirim barang. Prosedur ini diterapkan ke seluruh mitra logistik Blibli.

Kemudian, pihaknya juga berupaya untuk menjaga ketersediaan produk dengan melakukan prosedur pembatasan stok pada mitra merchant. Sesuai imbauan pemerintah, strategi ini dilakukan untuk menghindari para pihak tidak bertanggungjawab untuk menimbun barang.

Mulai berimbas ke penyaluran pinjaman

Di sisi lain, kebijakan WFH dan social distancing berimbas terhadap bisnis P2P lending milik Modalku. Menurut perusahaan, sejumlah peminjam mulai mengajukan rescheduling pembayaran utang. Imbas ini karena Modalku bermain di segmen UMKM yang cukup terpukul situasi sekarang.

“Namun, kami akan berdiskusi dengan para peminjam untuk menemukan solusi terkait untuk mendukung keberlangsungan perkembangan bisnis UMKM,” ungkap Co-Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya dalam pernyataannya kepada DailySocial.

Startup centaur ini tengah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi, seperti melakukan penyesuaian dalam pemberian pinjaman, baik limit dan tenor pinjaman. Kemudian, melakukan seleksi lebih komprehensif terhadap calon peminjam maupun peminjam existing.

Pihaknya juga menjamin untuk tetap menerapkan prinsip “responsible lending”  dengan melakukan penilaian terhadap kemampuan finansial peminjam dalam melunasi pinjamannya.

“Soal revisi target, kami masih lakukan diskusi di internal mengingat saat ini kami masih fokus untuk mendukung UMKM yang bisnisnya terdampak oleh Covid-19,” tambahnya.

Per Maret 2020, Modalku telah menyalurkan sebanyak 1.750.506 jumlah pinjaman yang senilai Rp13,49 triliun. Tingkat gagal bayar (default) Modalku berkisar di angka 1,31 persen.

Kembali ke titik ekuilibrium

Menurut VP of Investor Relation & Strategy BRI Ventures Markus Liman Rahardja, situasi seperti ini bakal memicu terjadinya ketidakseimbangan antar sektor. Beberapa sektor akan terdampak penyebaran COVID-19, sebaliknya sektor lain bakal mendulang keuntungan.

Menurut hipotesisnya, social distancing otomatis akan mengubah cara orang berbelanja. Apalagi sejak pemerintah mengimbau masyarakat untuk bekerja dari rumah, ruang publik mulai sepi. Pemerintah juga mulai menutup kawasan wisata di sejumlah daerah.

“Dalam hal ini, layanan e-commerce dan online healthcare bakal naik. Di sisi lain, pemain OTA akan hit hard karena travel ban. Untungnya, beberapa player tidak main di satu vertikal, jadi vertikal bisnis lain bisa compensate. Hopefully, one or two quarter situasinya bakal kembali ke titik ekuilibrium,” jelasnya kepada DailySocial beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, perusahaan VC raksasa Sequoia Capital telah memperingatkan bahwa penyebaran COVID-19 bakal memberikan efek turbulensi terhadap bisnis dan iklim investasi di industri startup dunia. Sequoia bahkan menyebut Covid-19 sebagai “The Black Swan di 2020”.

Sequoia memperingatkan seluruh ekosistem startup dan turunannya untuk memikirkan ulang sejumlah aspek bisnisnya di sepanjang tahun ini. Beberapa aspek penting ini adalah pengelolaan dan pengeluaran modal, penggalangan dana, prediksi penjualan, penambahan karyawan, peningkatan produktivitas, hingga strategi marketing.

“Meskipun mungkin bisnis Anda belum akan terdampak langsung dari kasus ini, Anda perlu mengantisipasi bahwa konsumen bisa saja mengubah spending habit mereka,” menurut Sequoia.

Platform Analitik Widya Analytic Luncurkan Portal Monitoring COVID-19 Berbasis Analisis “Big Data”

Bertujuan memastikan informasi yang didapatkan masyarakat adalah benar terkait dengan penyebaran virus COVID-19, startup Yogyakarta yang fokus mengembangkan credit scoring system atau social modelling system, Widya Analytic, meluncurkan situs Monitoring & Analysis for Indonesia COVID-19 Mitigation.

Kepada DailySocial, CTO Widya Analytic Mardhani Riasetiawan mengungkapkan, portal ini diluncurkan sebagai bentuk sumbangsih kapabilitas perusahaan dalam mengumpulkan data, melakukan pengolahan data modelling dari sumber yang tidak terstruktur, dan melakukan analisis pada AI engine dengan model credit socring system. Perusahaan mengklaim teknologi yang dimiliki bisa digunakan untuk membantu pemerintah menyediakan informasi dasar dan pemantik agar stakeholder mengetahui situasi saat ini dan menentukan langkah-langkah kedepan.

“COVID-19 adalah musuh bersama saat ini, sehingga kami terpanggil untuk menggunakan teknologi big data dan AI untuk membantu menahan laju persebaran dengan data. Konsep yang kami kenalkan adalah pendekatan 360 derajat dalam melihat suatu data. Khususnya pada big data, maka data tidak hanya dimaknai satu arah/dimensi, tetapi dapat dimaknai berbagai perspektif bahkan 360 derajat,” kata Mardhani.

Nantinya masyarakat bisa memantau secara real time pergerakan dari penyebaran virus, jumlah pasien yang tertular hingga mereka yang dinyatakan sembuh. Semua informasi tersebut dikumpulkan melalui kolaborasi dengan Lab riset sistem komputer dan jaringan di FMIPA UGM.

“Skema pada covid19.gamabox.id fokus kepada data gathering dan manajemen relawan dan dispay hasil analisinya. Kemudian yang tersedia di situs Widya Analytic lebih kepada engine analytics dengan dukungan data center dan display hasil analisisnya. Cara kerja dua engine yag diletakkan di gamabox (UGM) dan Widya Analytic bersama-sama mengidentifikasi data sumbernya dan koleksi data, kemudian dikumpulkan menjadi dataset, dilakukan analisis terhadap dataset, apakah data yang diiginkan ada atau tidak, misalnya jumlah kasus, lokasi, status dan seterusnya,” kata Mardhani.

Selain Widya Analytic, sejumlah startup (termasuk Qlue, Kata.ai, Volantis, dan Qiscus) yang menjadi portofolio MDI Ventures membangun portal Indonesia Bergerak dengan semangat serupa.

Rencana Widya Analytic

Portal monitoring COVID-19 milik Widya Analytic
Portal monitoring COVID-19 milik Widya Analytic

Ke depannya teknologi yang dikembangkan Widya Analytic akan digunakan untuk keperluan berbagai sektor. Hal ini konsisten dengan tujuan awal perusahaan untuk menyediakan platform data analytics yang menunjang credit scoring system dan decision option di berbagai bidang. Saat ini perusahaan sudah mendukung beberapa proyek, termasuk di perusahaan ritel dan distribusi, bidang kesehatan, customer experience, dan product/brand monitoring.

“Dengan case yang sudah kami dukung, diharapkan platform ini bisa dan dapat optimal untuk berbagai use case yang ada, dan secara bersamaan kami membangun AI berbasis use case tadi untuk mendukung smart nation berbasis AI di masa depan,” kata Mardhani.

Didirikan oleh Kiwi Aliwarga (Founder) Alwy Herfian S (Co-Founder), Mardhani (Co-Founder/CEO), perusahaan memiliki beberapa target yang ingin dicapai. Di antaranya berfokus pada pengembangan model bisnis, kolaborasi dan juga scaling up perusahaan. Widya Analytic adalah salah satu portofolio UMG Idealab.

“Dalam kurun waktu 4 bulan kami sudah doubling resource dan terus akan mengoptimalkan. Perusahaan saat ini sangat berfokus untuk masuk dalam social movement yaitu sektor kemasyarakatan dan kemanusiaan sehingga kami menjadi single platform data driven. Akhir kuartal 2 ini layanan-layanan project Wiz dan Orion akan kami luncurkan ke publik sehingga kuartal 3 dan 4 kami akan focus ke customer development,” kata Mardhani.