Pictar Pro Hadirkan Kontrol ala DSLR pada Smartphone

Kita semua tahu betapa pesatnya peningkatan kualitas kamera smartphone dari tahun ke tahun. Namun sejak dulu yang tidak bisa diberikan adalah kemudahan pengoperasian menggunakan tuas dan kenop fisik, mengingat semuanya harus lewat sentuhan pada layar.

Untuk urusan itu, kita harus meminta bantuan aksesori. Salah satu yang cukup menarik adalah Pictar Pro, yang saat ini sedang ditawarkan melalui situs crowdfunding Kickstarter. Pictar Pro pada dasarnya bertujuan untuk mempermudah kontrol kamera smartphone, baik iPhone ataupun Android.

Pictar Pro

Misi tersebut diwujudkan lewat sepasang kenop putar, satu untuk mengatur exposure compensation, satu untuk mengubah mode pemotretan. Tombol shutter dua langkah seperti di kamera biasa juga hadir, demikian pula tuas untuk mengatur zoom secara mulus, serta grip bertekstur untuk memantapkan genggaman.

Untuk menggunakannya, kita tinggal menyelipkan smartphone, lalu membuka aplikasi pendampingnya yang menawarkan pengaturan lengkap. Koneksi Bluetooth maupun USB tidak dibutuhkan, pengembangnya mengklaim Pictar Pro menggunakan teknologi gelombang suara untuk berkomunikasi dengan ponsel.

Pictar Pro

Pictar Pro dibekali baterai berkapasitas 1.400 mAh, dan ia rupanya bisa menyalurkan daya tersebut ke smartphone yang mendukung wireless charging. Saat terpasang pada Pictar Pro, smartphone bisa kita dudukkan di atas tripod, dan kita juga bisa menambahkan aksesori seperti flash maupun mikrofon eksternal via dudukan cold shoe.

Juga unik adalah aksesori opsional berupa viewfinder yang bisa dikempiskan ketika sedang tidak dipakai. Viewfinder ini akan menampilkan persis seperti yang tampak pada layar smartphone, namun karena harus membidik, pengguna jadi bisa melihat dengan lebih jelas di bawah terik sinar matahari.

Pictar Pro

Di Kickstarter, harga early bird yang ditawarkan untuk Pictar Pro adalah $129. Bundel bersama aksesori lain juga tersedia dalam banderol yang lebih mahal.

Sumber: PetaPixel.

Padukan Layar E-Ink dan Keyboard Mekanis, Freewrite Traveler Didedikasikan untuk Penulis Sejati

Bagi seorang blogger seperti saya, keyboard mekanis merupakan salah satu senjata utama untuk meningkatkan efisiensi dalam bekerja. Namun seberapa cepat dan presisi saya mengetik akan terasa percuma apabila perhatian gampang teralihkan, atau lebih parah lagi, ketika mata mulai kelelahan setelah menatap monitor terlalu lama.

Solusinya bisa menggunakan perangkat bernama Freewrite, yang memadukan keyboard mekanis dan layar e-ink demi memberikan medium bekerja yang paling efektif bagi para penulis. Masalahnya, Freewrite tergolong bongsor, sehingga mungkin akan lebih bijak membawa laptop ketimbang perangkat tersebut.

Freewrite Traveler

Baru-baru ini, Astrohaus selaku pengembangnya memperkenalkan versi lain Freewrite yang jauh lebih portable. Dinamai Freewrite Traveler, bagian layarnya bisa dilipat dan ditutup ketika sedang tidak digunakan. Dimensinya secara keseluruhan pun tidak lebih besar dari separuh laptop.

Layarnya sendiri masih menggunakan panel e-ink dengan bentang diagonal seluas 6 inci, sehingga mata dijamin tidak akan terasa lelah usai mengetik selama berjam-jam. Untuk keyboard-nya, Freewrite Traveler menggunakan switch mekanis Cherry MX Brown yang sangat ideal untuk mengetik.

Namun seperti yang bisa kita lihat, wujud tiap-tiap tombolnya tidak lagi setebal Freewrite orisinal. Kompromi ini harus diambil demi mencegah Traveler jadi kelewat tebal, tapi untungnya setiap tombolnya masih bisa memberikan key travel hingga sedalam 2 mm.

Freewrite Traveler

Sama seperti Freewrite orisinal, semua hasil ketikan akan disimpan ke cloud setiap kali Traveler tersambung ke koneksi internet via Wi-Fi. Layanan yang didukung mencakup Dropbox, Google Drive, Evernote, dan Postbox besutan Astrohaus sendiri.

Dalam satu kali pengisian, baterainya bisa bertahan sampai sekitar 30 jam. Itu adalah waktu yang sangat panjang untuk mengetik tanpa teralihkan perhatiannya (tanpa akses ke browser, media sosial maupun YouTube, kecuali Anda curang dan membuka smartphone), dan charging-nya juga sudah mengandalkan kabel USB-C.

Freewrite Traveler saat ini sedang ditawarkan melalui Indiegogo. Harga early bird yang paling murah sekarang adalah $319, jauh di bawah estimasi harga retail-nya yang dipatok di angka $599.

Sumber: The Verge.

YesOJO Sedang Kembangkan Docking Station Sekaligus Speaker Bluetooth untuk Nintendo Switch

Masih ingat dengan Ojo, proyektor portable yang diciptakan secara spesifik untuk Nintendo Switch? Produk tersebut merupakan solusi cerdas bagi mereka yang hendak menikmati keseruan gamegame multiplayer Switch selama bepergian. Sekarang, YesOJO selaku pengembangnya sedang menggodok produk baru yang tak kalah menarik.

Sejauh ini belum bernama, produk yang dimaksud dideskripsikan sebagai speaker Bluetooth untuk Switch. Namun layaknya proyektor Ojo, speaker ini turut berperan ganda sebagai docking station Switch. Bedanya, yang ingin ditonjolkan di sini tentu saja adalah audionya, bukan visualnya.

Selagi Switch terpasang, suara yang keluar dipastikan jauh lebih baik ketimbang menggunakan speaker bawaan Switch. Wujudnya yang membalok juga berarti ia dapat menopang Switch dengan lebih stabil ketimbang kickstand bawaan perangkat yang tersembunyi di bagian punggungnya.

YesOJO Nintendo Switch speaker dock

Speaker dock ini turut mengemas baterainya sendiri, yang diyakini mampu bertahan 8 – 12 jam dalam satu kali pengisian. YesOJO tak lupa menyematkan sistem pendingin supaya Switch yang sedang terpasang tidak kepanasan. Saat sedang tidak mood bermain, perangkat ini rupanya masih bisa digunakan sebagai speaker Bluetooth dan power bank biasa.

Detail lebih lanjut mengenai speaker dock ini masih belum diungkapkan, termasuk rincian spesifikasi seperti unit driver speaker yang digunakan, atau kapasitas baterai yang tertanam. YesOJO berniat menawarkan perangkat ini (lagi-lagi) melalui platform crowdfunding Indiegogo pada awal tahun 2019.

Sumber: The Verge dan YesOJO.

Platform Crowdfunding IndoGiving Resmikan Kehadiran, Tawarkan Galang Dana Berbasis Hadiah

Platform crowdfunding IndoGiving meresmikan kehadirannya di Indonesia dengan pendekatan berbasis hadiah untuk para pendonor yang sudah turut berpartisipasi. Potensi galang dana yang besar dan masih memiliki banyak masalah dalam proses pengumpulannya, menjadikan IndoGiving yakin dapat meraih perhatian terlebih pendekatan yang ditawarkan berbeda dengan pemain sejenis.

Founder dan CEO IndoGiving Adam D Kawilarang menjelaskan, selama ini pemerintah memang memiliki banyak program untuk penyaluran bantuan ke masyarakat yang membutuhkan. Kendati demikian, dampaknya justru akan lebih cepat terasa apabila pihak swasta turut membantu. Inilah yang ingin dilakukan IndoGiving.

Yang membedakan dengan platform lainnya, IndoGiving memberikan sejumlah hadiah berupa poin untuk setiap pendonor yang telah berpartisipasi dalam setiap proyek. Poin tersebut dapat ditukar dengan hadiah-hadiah yang telah disediakan oleh merchant yang sudah tergabung sebagai mitra IndoGiving.

“Selain itu kami juga menyediakan laman khusus untuk komunitas yang ingin menggalang dana di kalangan mereka sendiri saja yang bisa berdonasi, sehingga tertutup untuk pendonor eksternal,” terang Adam, Rabu (5/9).

Untuk monetisasinya, IndoGiving hanya mengandalkan sistem komisi sebesar 3% dari nilai penggalangan dana yang berhasil terkumpul. IndoGiving disebut telah menerima investasi dari angel investor lokal yang tidak disebutkan namanya.

Terapkan verifikasi berulang

Adam melanjutkan perusahaan melakukan verifikasi berulang untuk memastikan proyek yang terpanjang di laman situs bukan proyek fiktif. Dari kreator proyek pun akan dicek ulang, sebelum mereka dapat memajang proyek buatan mereka. Ada sejumlah data pribadi yang perlu dimasukkan sebagai persyaratannya.

Begitupun untuk penerima dana hasil proyek itu sendiri, misalnya nomor rekening penerima yang harus sesuai. Ketika proyek sudah berhasil terdanai, kreator harus melaporkan hasil akhirnya kepada IndoGiving. Bila tidak, maka mereka akan mendapat rating buruk sehingga berdampak pada reputasi mereka saat ingin mengajukan proyek baru ke depannya.

“Kami harus memastikan semua proyek yang masuk dalam IndoGiving itu proyek yang nyata. Dari kreator kami verifikasi keasliannya, dari proyeknya pun demikian kami cek ulang. Intinya ingin setransparan mungkin ke semua pihak.”

Kreator proyek, sambungnya, dapat menampilkan profil diri atau justru sebagai anonim. Bisa juga, proyek hanya ditampilkan untuk kalangan tertentu saja sehingga tertutup untuk orang umum.

Adam bilang sampai setahun ke depan, IndoGiving setidaknya ingin menyukseskan 10 ribu proyek dari berbagai segmen yang tersedia. Mulai dari beasiswa pendidikan, kegiatan sosial, pengembangan masyarakat, kemanusiaan, panti asuhan, dan lingkungan.

Sementara ini, IndoGiving baru bisa diakses lewat situs desktop. Adam mengaku versi aplikasi untuk Android akan tersedia pada akhir bulan September 2018. IndoGiving segera membuka opsi untuk pendonor dari luar negeri untuk berpartisipasi dalam proyek. Nantinya akan ada opsi transaksi via PayPal dan kartu kredit.

Gelang Nopixgo Lindungi Anda Dari Nyamuk Dengan ‘Meniru Badai’

Selain harus menghadapi temperatur tinggi sepanjang tahun, tantangan besar bagi para penduduk di negara beriklim tropis adalah berhadapan dengan nyamuk. Di Indonesia, ada cukup banyak solusi ditawarkan buat menyingkirkan serangga terbang penghisap darah tersebut. Jalan keluar yang paling terjangkau biasanya menggunakan zat kimia.

Sebuah terobosan besar di ranah ‘pengusiran nyamuk’ belum lama ini diungkap oleh tim dari Swiss. Buat menangkal serbuan nyamuk, sejumlah alat memanfaatkan pendekatan yang cukup high-tech, misalnya perangkap listrik plus lampu UV, hingga perangkat ultrasonic – meski efektivitasnya belum terbukti secara ilmiah. Namun produk-produk tersebut belum ada yang mengusung teknologi serupa Nopixgo.

Developer asal Swiss tersebut menjelaskan satu fenomena unik di alam: saat terjadi badai petir, nyamuk secara instingtif segera mencari perlindungan, dan di kala itu mereka tidak akan menggigit apapun. Hal inilah yang disimulasikan oleh Nopixgo. Pada dasarnya, alat ini dirancang untuk menghasilkan sinyal elektromagnetik, dimanfaatkan buat meyakinkan nyamuk bahwa badai akan terjadi.

Kepada Digital Trends, chief business development officer Nopixgo Johan Niklasson menjelaskan bahwa saat nyamuk menangkap sinyal yang ada di udara sebelum badai, secara otomatis mereka akan jadi lebih pasif. Serangga-serangga ini segera terbang lebih rendah ke tanah untuk mencari perlindungan (biasanya tanaman). Gelombang elektromagnetik mampu mampu menggantikan insting mencari makan dengan bertahan hidup.

Nopixgo 1

Metode ini merupakan cara revolusioner karena menggunakan informasi genetik nyamuk untuk mengalahkan serangga itu sendiri. Metode tersebut juga lebih efektif dibanding solusi yang telah ada, misalnya berupa suara ataupun bau zat kimia, karena nyamuk tidak bisa beradaptasi. Developer mengklaim bahwa pendekatan seperti ini baru ditemukan dan belum pernah ada di perangkat lain.

Nopixgo 4

Nopixgo hadir berupa perangkat wearable untuk dikenakan di pergelangan tangan seperti smartband. Tubuhnya terbuat dari plastik hipoalergenik yang aman di kulit, dibekali layar LED (di versi retail-nya), serta anti-cipratan air. Nopixgo juga dilengkapi baterai internal yang dapat menjaganya aktif hingga seminggu (bergantung dari temperatur), bisa diisi ulang via port microUSB.

Nopixgo 2

Nopixgo mampu melindungi Anda di radius dua meter. Tanpa zat kimia, penggunaannya aman buat manusia dan hewan karena sinyal elektromagnetik tidak memberikan dampak negatif bagi makhluk hidup lain. Solusi ini dikembangkan oleh inventor bernama Kurt Stoll, yang secara langsung melihat bahaya virus malaria yang mewabah di Afrika.

Saat ini, Nopixgo sudah bisa dipesan di situs Kickstarter. Produk rencananya akan didistribusikan di bulan November 2018, dibanderol seharga mulai dari US$ 70.

Berbekal Ultrasonic, Soaclean Bisa Bersihkan Makanan Hingga Pakaian

Perjalanan bisnis selama tiga sampai empat malam kadang memberikan kita pilihan sulit: apakah cukup hanya membawa satu tas dengan resiko kehabisan pakaian, atau perlukah menyiapkan koper tambahan yang berpeluang membuat perjalanan jadi lebih merepotkan? Banyak hotel menyediakan jasa binatu, tapi kadang kebersihan dan ketepatan waktunya tak seperti yang kita harapkan.

Skenario seperti inilah yang mendorong sejumlah developer mengembangkan gadget portable untuk mencuci pakaian. Tiga tahun silam, Anda mungkin pernah mendengar soal Dolfie. Memanfaatkan dasar teknologi serupa, satu tim inventor menciptakan Soaclean, yaitu perangkat pembersih berbasis ultrasonic yang dapat dibawa kemana-mana. Hal paling menarik dari Soaclean adalah, ia tak cuma bisa membersihkan pakaian saja.

Soaclean mempunyai penampilan seperti tablet raksasa dengan bobot 250-gram, dan ia perlu tersambung ke colokan listrik agar bisa bekerja. Saat diaktifkan, Soaclean akan mengeluarkan suara ultrasonic sembari memutar bagian tengahnya untuk menghasilkan arus buat mendorong noda dan kotoran keluar dari serat kain atau benda apapun yang Anda coba bersihkan.

Soaclean.

Selain baju, Soaclean bisa digunakan untuk membersihkan sayur dan buah, peralatan makan bayi, perhiasan, perabotan perak, kacamata, sepatu, mainan, hingga jam tangan (pastikan saja arloji Anda anti-air). Yang perlu kita lakukan adalah menyiapkan air dalam wadah (misalnya wastafel di kamar mandi), memasukkan baju kotor, mencolokkan kabel, kemudian memasukkan Soaclean ke dalam air.

Soaclean 3

Waktu yang dibutuhkan Soaclean untuk membersihkan benda berbeda-beda. Buat kain, durasi optimalnya ialah setengah jam, sedangkan buah dan sayuran dapat dibersihkan total dalam waktu cuma lima menit. Perangkat ini juga dibekali dengan sistem otomatis, akan menonaktifkan dirinya setelah menyala selama 30 menit – jadi Anda tak perlu cemas jika harus meninggalkannya.

Soaclean 4

Pertanyaan yang mungkin masih tersisa ialah, seberapa efektif Soaclean dalam menghapus noda di kain? Sistem ultrasonic di sana kabarnya mampu menembakkan energi suara dalam air sehingga tercipta ledakan gelembung-gelembung udara super-mungil (berukuran micrometer). Masing-masing gelembung menyimpan temperatur hingga seribu kali atmosfer, dan bekerja buat merontokkan kotoran. Noda warna dapat terlepas dalam waktu tiga menit dari saat baju dimasukkan ke air.

Bisa dimanfaatkan di rumah sehari-hari, oleh pelajar, hingga oleh para pebisnis, Soaclean rencananya akan dibanderol di harga retail US$ 160. Namun jika Anda memesannya sekarang juga di situs crowdfunding  Indie Gogo, produk dapat dibeli cukup dengan mengeluarkan uang sebesar mulai dari US$ 80 saja.

Panduan Lengkap Bikin Web Crowdfunding dengan WordPress

Pengen bikin web crowdfunding seperti KitaBisa atau Kickstarter tapi mentok di skill programming? Tak perlu risau, cukup dengan WordPress, sobat bisa kok bikin situs donasi serupa walaupun lebih sederhana. Tapi, sudah cukup layak untuk dijadikan proyek sosial atau mewujudkan ide startup sobat.

Sembari melakukan pengembangan, Anda bisa terus mencari rekan yang mempunyai skill atau modal untuk hire programmer dan desainer. Kalau sudah fix, ayo saya tunjukkan cara bikin web crowdfunding menggunakan CMS WordPress self hosted.

  • Login ke dashboard web WordPress Anda, kemudian tambahkan plugin baru.
  • Ketikkan kata kunci “crowdfunding” di kotak pencarian. Setelah muncul hasilnya, install plugin WP Crowdfunding dari Themeum. Jika sudah terpasang, aktifkan plugin tersebut.

cara membuat situs crowdfunding sederhana dengan WordPress

 

  • Ketika plugin WP Crowdfunding sudah diaktifkan, plugin secara otomatis membuat empat halaman baru seperti yang saya tandai di gambar di bawah ini. Anda bisa menemukannya di menu Pages – All Pages. Keempatnya berfungsi sebagai form pembuatan kampanye donasi baru, dashboard yang berisi akun pengguna, daftar kampanye donasi yang sudah disetujui dan terakhir formulir pendaftaran pengguna baru.

cara membuat situs crowdfunding sederhana dengan WordPress

 

  • Sebelum lanjut, plugin ini membutuhkan bantuan dari tool lainnya yaitu plugin WooCommerce. Ini sebenarnya adalah plugin toko online, saya sudah pernah berikan tutorialnya beberapa tahun yang lalu. Ternyata, plugin inilah yang nantinya bertugas menjadi alur pemberikan donasi oleh pengunjung. Jika di toko online berfungsi sebagai platform pemesanan, di sini sebagai platform donasi.
  • Jadi, ulangi langkah pertama di atas kemudian temukan plugin woocomerce.
  • Langkah selanjutnya adalah menyesuaikan pengaturan plugin WP Crowdfunding agar nanti fungsinya tepat seperti yang Anda inginkan. Arahkan kursor ke menu Crowdfunding – Crowdfunding – General Settings.
  • Di menu pengaturan General Settings, yang perlu diubah adalah Select Dashboard Page dan Select Campaign Submit Form. Di kedua opsi ini Anda diminta memilih jenis halaman yang tadi sudah dibuat oleh plugin secara otomatis. Untuk pengaturan lainnya sesuaikan dengan kebutuhan dan rencana Anda.

cara membuat situs crowdfunding sederhana dengan WordPress

 

  • Lanjut ke menu pengaturan Woocomerce Settings. Sama, yang perlu diubah adalah opsi Select Listing Page dan Select Registration Page. Samakan pengaturan Anda dengan gambar di bawah ini. Sedangkan untuk pengaturan lain, sesuaikan dengan kebutuhan Anda. Tidak harus sama.

cara membuat situs crowdfunding sederhana dengan WordPress

 

  • Lanjut ke Style dan Social Share. Silahkan diatur sesuai kebutuhan, tidak ada aturan baku untuk dua menu ini. Sedangkan untuk reCAPTCHA dan Wallet hanya bisa digunakan jika Anda membeli lisensi pro dan Enterprise.

cara membuat situs crowdfunding sederhana dengan WordPress

 

  • Pengaturan sudah selesai, sekarang waktunya untuk mengatur di mana halaman-halaman tadi di layout web Anda. Opsi yang paling mudah adalah dengan menambahkannya ke menu. Kalau Anda bingung dengan bagian ini, bisa baca-baca lagi tutorial cara membuat menu sebelumnya.
  • Tambahkan halaman-halaman yang tadi dibikin otomatis oleh plugin. Posisinya terserah Anda, dan boleh diubah namanya sesuai dengan kebutuhan. Tidak ada aturan baku. Anda bahkan boleh menggunakan plugin lain untuk mengatur posisi menu, apakah dengan tombol khusus atau dengan layout yang baru.

cara membuat situs crowdfunding sederhana dengan WordPress

 

  • Dengan cara sederhana tadi, saya telah menambahkan tool donasi di halaman utama web saya. Hasilnya akan seperti ini. Layout ini juga tidak harus sama, silahkan berimprovisasi.

cara membuat situs crowdfunding sederhana dengan WordPress

 

  • Halaman Bikin Donasi misalnya, merupakan halaman di mana pengguna dapat membuat kampanye donasi baru yang nantinya jika layak akan ditampilkan di daftar donasi.

cara membuat situs crowdfunding sederhana dengan WordPress

 

  • Sedangkah dashboard saya ubah menjadi label akun, di mana pengguna bisa melihat rincian kampanye donasi yang mereka buat. Mereka juga bisa melengkapi data diri yang masih kosong.

cara membuat situs crowdfunding sederhana dengan WordPress

 

  • Lalu, apakah admin bisa membuat donasi sendiri mas?
  • Jawabannya tentu bisa. Tapi dengan cara yang berbeda. Karena kita menggunakan plugin Woocommerce, maka pembuatan kampanye donasi baru harus melalui menu Product – Add News.

cara membuat situs crowdfunding sederhana dengan WordPress

 

  • Nantinya di opsi Product data, ganti dengan Crowdfunding.
  • Tinggal mengisi form yang diperlukan, termasuk data-data pelengkapnya dan terbitkan.

Waduh, ribet mas. Bisa gak langsung di halaman form depan gak dari dashboard?

Bisa banget. Tinggal akses aja halaman form pembuatan kampanye donasi seperti halnya pengguna lain.

Selesai ya. Web crowdfunding sederhana menggunakan WordPress Anda sudah jadi dan tinggal disempurnakan.

Sumber gambar header Pixabay.

Pix Adalah Tas Ransel Unik yang Dapat Menampilkan Gambar dan Animasi Pixel Art

Banyak orang bilang kalau produk yang berdesain timeless itu tidak akan kelihatan kuno meski sudah termakan usia. Bagaimana seumpama persepsinya diubah, di mana timeless berarti desainnya dapat diganti kapan saja kita mau, atau demi mengikuti tren terkini?

Kalau Anda setuju, maka tas ransel unik bernama Pix ini bisa dikategorikan sebagai produk berdesain timeless. Pasalnya, sisi depannya dapat menampilkan berbagai macam gambar ataupun animasi pixel art sesuai keinginan penggunanya, mulai dari gambar karakter game, emoji sampai teks.

Pix Backpack

Rahasianya terletak pada – kalau dugaan saya benar – deretan LED yang tertanam di balik sisi depannya. Saya tidak berani memastikan karena pengembangnya sendiri belum mengungkap banyak detail mengenai Pix. Anggap saya benar, berarti ada sekitar 320 (20 x 16) LED pada Pix berdasarkan hasil hitungan manual saya dari gambar produk yang terpampang di situsnya.

Jumlah itu tergolong cukup untuk mengakomodasi kreativitas pengguna Pix nanti. Melalui aplikasi pendamping di smartphone yang tersambung via Bluetooth, pengguna dapat membuat desain sendiri atau memilih dari berbagai pilihan yang telah tersedia. Begitu bosan, tinggal pilih desain yang lain.

Andai diperlukan, pengguna juga bisa menampilkan notifikasi atau informasi cuaca pada Pix. Elemen sosial pun semestinya juga bakal ada, misalnya lewat fitur untuk saling berbagi desain antar sesama pengguna Pix.

Pix Backpack

Sebagai perangkat elektronik, Pix tentu membutuhkan sumber energi. Ia kompatibel dengan power bank apapun asalkan ada output 2A. Soal daya tahannya, power bank 20.000 mAh diperkirakan bisa menenagai Pix selama sekitar 12 jam. Lebih lanjut, pengembangnya memastikan bahwa Pix memiliki ketahanan air dan guncangan yang cukup.

Rencananya Pix akan ditawarkan melalui situs crowdfunding Kickstarter. Namun hingga kini kampanye penggalangan dananya masih belum berlangsung.

Pix Backpack

Sumber: VentureBeat.

Empat Penemuan Menarik saat Membangun Platform Crowdfunding

Fenomena digital kini tak dapat dihindari. Meski demikian, tak berarti masyarakat harus kehilangan nilai-nilai kearifan lokalnya. Di Indonesia, budaya gotong-royong telah mendarah daging dalam kehidupan bermasyarakat. 

Konsep gotong-royong inilah yang ingin terjemahkan secara digital lewat platform Kitabisa.com, sebuah platform crowdfunding (penggalangan dana) yang menghubungkan seluruh masyarakat di Indonesia.

Sesi #SelasaStartup kali ini berbagi seputar pengalaman dalam membangun platform yang berdiri pada 2014 ini. Kitabisa.com telah mengampanyekan puluhan ribu campaign penggalangan dana, di mana sekitar 12.000 campaign sukses. 

Satu hal yang pasti, mendirikan platform crowdfunding tak berarti langsung mengalami kesuksesan instan. Dalam perjalanannya hingga pada pencapaiannya saat ini, banyak penemuan menarik yang juga dapat menginspirasi khalayak dalam mengembangkan platform serupa.

Berikut ini pengalaman yang diperoleh Co-Founder dan Chief Product Officer Kitabisa.com Vikra Ijas di sesi #SelasaStartup.

Pendekatan melalui influencer dan komunitas

Faktanya menyukseskan sebuah kampanye donasi digital ternyata memerlukan dorongan lebih untuk menggerakan masyarakat. Di tahun-tahun pertamanya, Vikra mengaku memanfaatkan strategi publik figur untuk mendorong pertumbuhan Kitabisa.com.

Fokus utamanya saat itu adalah pendekatan melalui sosok atau figur yang populer untuk menyebarkan pesan atau informasi dari campaign tertentu.

“Pada suatu kampanye, ada selebriti yang ikut meramaikan. Ini menjadi pendekatan sukses, terutama apabila selebriti tersebut punya passion di situ. Jadi sebetulnya (campaign ini) jangan sekadar bawa jargon saja,” ungkapnya.

Selain artis, komunitas juga memiliki pengaruh sangat kuat dalam menyukseskan sebuah campaign penggalangan dana. Partisipasi komunitas akan menggerakan lebih banyak orang untuk ikut berdonasi.

Vikra mencontohkan sebuah kasus di mana saat bencana asap di Riau terjadi, campaign penggalangan dana justru datang dari sebuah komunitas suporter sepakbola.

Peran media sosial pertemukan audiensi yang tepat

Media sosial memiliki peran begitu besar dalam memviralkan sebuah cerita di dunia maya. Hal ini turut berlaku dalam penggalangan dana yang dilakukan secara online. Menurut Vikra, campaign yang diiklankan melalui media sosial dapat sukses apabila bertemu dengan audiensi yang tepat.

“Ketika story needs the right audience, media sosial menjadi channel yang tepat. Return on Investement sangat bagus dan jelas. Budget juga lebih efisien karena tidak seberapa (yang dihabiskan). Dan di sini tidak ada kompetisi,” ungkap Vikra.

Kendati demikian, dalam kasus ini, tidak semua campaign perlu diiklankan melalui channel media sosial. Hal ini bergantung pada kekuatan kampanye itu sendiri dan kategori yang diiklankan, misalnya pendidikan atau pertolongan medis.

Ia mencontohkan, di Kitabisa.com, pihaknya baru mengeluarkan budget untuk campaign di media sosial pada tahun 2016. Budget yang dikeluarkan berkisar Rp 1-2 juta dan hanya untuk beberapa campaign yang perlu diangkat ke media.

Peningkatan layanan dan eksperimen melalui aplikasi

Disadari atau tidak, tampaknya tak semua platform penggalangan dana menghadirkan layanannya dalam bentuk aplikasi. Pada dasarnya, layanan crowdfunding sebetulnya tidak begitu membutuhkan aplikasi yang mengikat pengguna.

Hal ini diakui Vikra di tahun ketiganya mengembangkan Kitabisa.com. Ia tak yakin ada pengguna yang memakai aplikasi hanya sekadar untuk berdonasi. Namun, setelah mempelajari perilaku penggunanya, Vikra mendapat penemuan menarik.

“Dari proper research yang kami lakukan, ternyata ada donatur yang sering berdonasi. Setelah perdebatan tiga tahun, kami memutuskan untuk bikin aplikasi,” katanya.

Dengan aplikasi, banyak hal yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan sebuah layanan. Vikra mengungkap pihaknya dapat melakukan eksperimen layanan untuk pengguna aplikasi. Sementara, pengguna yang tidak memakai aplikasi dapat difokuskan pada content marketing.

Tetapkan fokus pada kategori kampanye tertentu

Platform crowdfunding semacam Kitabisa.com mengampanyekan berbagai macam kategori, mulai dari pendidikan, medical emergency, hingga anak-anak. Semua kategori memang terbilang penting, namun tetap ada prioritas yang membutuhkan dorongan lebih.

Medical emergency selalu menjadi kategori terbesar. Tanpa perlu pasang iklan dan billboard, kategori ini akan growing dengan sendirinya. Bukan karena kategori lain tidak penting, tetapi biasanya untuk kategori semacam ini lebih cepat karena sangat dibutuhkan cepat,” ungkap Vikra.

Menurut Vikra, mengembangkan platform ini tak sekadar hanya membuat produk yang tepat sasaran, tetapi juga fokus pada kategori campaign tertentu dinilai cukup penting. Hal ini ternya berdampak signifikan terhadap pertumbuhan platform Kitabisa.com

“Ide utamanya adalah bantuan kemanusiaan dan kami ingin memberikan contoh yang baik tentang bagaimana bergotong-royong secara digital.”

Anki Vector Adalah Robot Mungil yang Mandiri dan Penuh Kepribadian

Melihat perkembangan pesat teknologi robotik dan artificial intelligence (AI) dalam beberapa tahun terakhir, tidak sedikit yang membayangkan skenario masa depan di mana robot berhasil memperbudak manusia. Bahkan sosok jenius macam Elon Musk dan almarhum Stephen Hawking pun percaya kemungkinan seperti ini bisa terjadi.

Lain halnya dengan perusahaan robotik dan AI bernama Anki. Mereka ingin membuktikan hal sebaliknya, bahwa robot juga bisa berteman dengan manusia. Dua tahun lalu, mereka pun memperkenalkan Cozmo, robot mungil yang punya kepribadian dan dirancang untuk menjadi penggembira keseharian manusia.

Anki Vector

Anki masih sangat percaya dengan visinya itu. Mereka bahkan ingin membuktikannya lebih jauh lagi. Dari situ lahirlah Anki Vector, saudara sekaligus suksesor Cozmo yang jauh lebih cerdas. Wujudnya memang mirip, begitu juga fungsi-fungsi mendasarnya, akan tetapi Anki telah menerapkan sederet pembaruan yang punya dampak sangat signifikan.

Yang paling utama, kalau Cozmo memerlukan koneksi konstan ke smartphone untuk melancarkan semua aksinya, Vector tidak demikian. Sambungan dengan smartphone hanya diperlukan pada setup awalnya. Setelahnya, Vector bisa ‘hidup’ sendiri tanpa bantuan smartphone.

Anki Vector

Rahasianya terletak pada penggunaan prosesor Qualcomm APQ8009, yang pada dasarnya mirip seperti prosesor smartphone, hanya saja dirancang secara spesifik untuk perangkat IoT (Internet of Things) dengan mempertimbangkan faktor-faktor krusial seperti dimensi, efisiensi energi, dan lain sebagainya. Sebagai robot mungil yang mandiri, Vector merupakan kandidat kuat untuk prosesor ini.

Berkat prosesor tersebut, Vector bisa menerapkan kapabilitas berbasis AI maupun kebutuhan komputasi lainnya secara lokal. Ia memang masih perlu terhubung dengan jaringan cloud (via Wi-Fi), akan tetapi ini hanya untuk menerima firmware dan software update, serta untuk mengolah perintah suara dengan teknik natural language processing.

Anki Vector

Perintah suara? Ya, Vector bisa mendengar. Tidak seperti Cozmo, Vector telah dibekali empat buah mikrofon berteknologi beam-forming. Cukup panggil dia dengan frasa “Hey Vector”, maka Vector langsung siap menerima instruksi maupun mendengar pertanyaan dari orang-orang di sekitarnya.

Kamera HD dengan sudut pandang 120º masih ada dan masih berperan sebagai indera penglihatan di sini. Wajahnya juga diisi oleh panel layar IPS berwarna untuk mengekspresikan beragam perasaannya. Ia bahkan bisa bereaksi terhadap sentuhan manusia berkat panel kapasitif yang tertanam di bagian punggungnya.

Anki Vector

Anki mengklaim bahwa secara total ada nyaris 700 komponen yang membentuk Vector. Itu termasuk beraneka sensor seperti 4 sensor infra-merah di bagian bawahnya yang berfungsi untuk mencegah Vector terjatuh saat berada di ujung permukaan, serta scanner laser di bawah wajahnya untuk memetakan lingkungan di sekitarnya dengan radius maksimum sekitar 90 cm.

Ketika baterainya hampir habis, Vector bakal bergerak sendiri menuju charging dock-nya untuk ‘mengisi bensin’. Sifat mandiri dan disiplin memang sudah semestinya tidak mengenal ukuran, apalagi dalam konteks robot.

Anki Vector

Sama seperti Cozmo, Vector juga dipastikan bakal bertambah pintar seiring Anki merilis update demi update. Komitmen Anki ini pun sudah terbukti; selama dua tahun Cozmo berkiprah, sudah ada 23 update yang dirilis untuknya, dan itu semua bisa didapat tanpa biaya ekstra.

Berhubung Vector lebih pintar, wajar kalau harga jualnya lebih mahal ketimbang Cozmo. Anki bakal memasarkannya mulai tanggal 12 Oktober mendatang seharga $250. Anki pun juga melangsungkan kampanye crowdfunding di Kickstarter bagi yang tertarik melakukan pre-order sekaligus mendapatkan potongan harga, meski ini hanya berlaku untuk konsumen di Amerika Serikat saja.

Sumber: 1, 2, 3.