Rilis Tampilan Baru, DANA Komitmen Tingkatkan Pengalaman Pengguna

Diinisiasi oleh komitmen DANA terhadap kehadiran teknologi finansial yang semakin esensial dalam membawa perubahan yang progresif di masyarakat, DANA memperkenalkan tampilan baru DANA versi 2.0 pada acara DANA Tech Talk yang bertajuk “Gold Recipe in Building Experience to Tens of Millions Users” pada Jumat, 27 Agustus lalu.

Acara yang didukung oleh DailySocial.id ini tak hanya mengupas berbagai terobosan baru, DANA juga berkesempatan membahas berbagai perkembangan teknologi yang mampu berdampak luas untuk memperkaya pengalaman pengguna hingga peningkatan literasi keuangan digital.

Gagasan ini dibangkitkan oleh literasi keuangan atau pengetahuan dan keyakinan dalam melakukan pengelolaan keuangan yang masih rendah. Sehingga, memunculkan keraguan pada masyarakat untuk beralih ke transaksi nontunai. Dalam survei nasional literasi dan inklusi keuangan ketiga yang dilakukan oleh OJK pada tahun 2019 menunjukan bahwa, indeks literasi keuangan baru mencapai 38,03% dan indeks akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan (inklusi keuangan) sebesar 76,19%, artinya ini masih menjadi disparitas yang cukup signifikan antara literasi dan inklusi keuangan.

Prakarsa ini juga diinisiasi oleh situasi pandemi Covid-19 yang tak berkesudahan. Pandemi mendorong pergeseran masyarakat dalam memanfaatkan layanan berbasis digital untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satunya adalah pemanfaatan layanan dompet digital yang terus bertumbuh secara signifikan di era pandemi.

Laporan e-Conomy SEA 2020 dalam Fintech Report 2020 oleh DailySocial.id mengemukakan, Indonesia mampu meraih US$44 Miliar Gross Merchandise Value (GMV) hasil kontribusi dari eCommerce, on-demand services, online travel, dan sektor fintech. Menurut analis, pandemi Covid-19 telah mengakselerasi pertumbuhan fintech di berbagai area. Subsektor yang mengalami pertumbuhan termasuk investasi (116%), remitansi (43%), asuransi (30%), pembayaran digital (3%), dan layanan pinjaman (<1%).

DANA yang menjadi salah satu pemain di layanan pembayaran digital pun seiring dengan teknologi yang maju dan kebutuhan pengguna, berevolusi lebih dari sekadar dompet digital. DANA telah menjelma menjadi lifestyle digital wallet yang terintegrasi dengan kehidupan keseharian penggunanya.

DANA sebagai penyedia layanan keuangan digital terus berupaya untuk menghubungkan dan memahami basis penggunaannya agar manfaat teknologi yang dihasilkan semakin inklusif dan bernilai bagi pengalaman bertransaksi. Salah satu wujud itu dibuktikan dengan pembaruan tampilan UI/UX yang optimal.

Seperti yang dipaparkan oleh Chief Technology Officer DANA Indonesia, Norman Sasono. “Hal pertama yang akan dipikirkan DANA adalah menyajikan manfaat yang besar bagi pengguna. Ini semua tentang di mana kita membawa customer ke situasi yang lebih baik dengan menggunakan teknologi,” paparnya.

Tampilan teranyar DANA itu menawarkan pengalaman pengguna yang dipersonalisasi sehingga memudahkan hampir segala aspek kehidupan pengguna. Adapun berbagai pembaharuan yang sudah bisa dinikmati pengguna sejak 17 Agustus lalu adalah adanya perubahan fitur yang semakin ramah pemakaian kepada setiap pengguna, fitur limitasi untuk mengatur pengeluaran harian, fitur DANA Statement yang kini bisa ditambahkan dengan widget di iOS sehingga pengguna dapat dengan cepat melihat keseluruhan pengeluaran mereka tanpa harus masuk ke aplikasi, dan fitur terakhir adalah adanya Smart Pay yang dapat merekomendasikan pembayaran alternatif bila saldo DANA tidak mencukupi.

Senada dengan ini, CEO dan Co-Founder DANA Indonesia, Vincent Iswara mengatakan, dalam merespon kebutuhan pengguna, keamanan dan kenyamanan menjadi aspek utama dalam setiap rencana pengembangan DANA.

“Secara progresif DANA mengutamakan keamanan bertransaksi dan solusi keuangan yang terintegrasi dengan teknologi pintar yang memudahkan pengguna dalam bertransaksi. Berbagai penyesuaian terus DANA lakukan termasuk mengubah tampilan agar lebih nyaman mengakomodir berbagai kebutuhan pengguna,” ujar Vincent.

Tampilan baru sebuah aplikasi bukan hanya sekadar memikirkan desain yang menarik, lebih jauh dari itu, yang terpenting adalah bagaimana aplikasi layanan tersebut mampu mempertemukan solusi yang dibutuhkan oleh pengguna.

Sehingga, harapannya evolusi yang dilakukan DANA dengan DANA v.2.0 ini mampu mengakselerasi teknologi yang semakin inklusif untuk semua masyarakat dan membawa perubahan yang progresif dalam memudahkan berbagai aktivitas hingga memberdayakan masyarakat ke kehidupan yang lebih baik.

***

Advertorial ini didukung oleh DANA Indonesia

DANA Tingkatkan Pengalaman Bertransaksi Digital Lewat Tampilan Baru

Dalam merespon pertumbuhan transaksi digital di Indonesia, aplikasi dompet digital DANA, resmi meluncurkan pembaruan total pada tampilan antarmuka dan fitur lewat DANA v.2.0. Diperkenalkan pertama kali pada acara seminar virtual bertajuk “DANA Tech Talk” bersama DailySocial.id pada 27 Agustus lalu, DANA v.2.0 mengusung misi untuk menjembatani kebutuhan pengguna di era digital yang semakin dinamis dan juga kompleks.

Dalam webinar yang bertemakan ‘Gold Recipe in Building Experiences to Tens of Million Users’ tersebut, upaya memperkaya pengalaman pengguna menjadi salah satu aspek kunci pembaruan tampilan dan layanan DANA v.2.0.

Norman Sasono, selaku CTO dari DANA mengatakan, “filosofi di DANA sendiri adalah start with UX. Hal pertama yang akan dipikirkan adalah menyajikan manfaat yang besar bagi pengguna. Ini semua tentang di mana kita membawa customer ke situasi yang lebih baik dengan menggunakan teknologi. Akhirnya dari situ, kami bisa muncul membawa produk dan fitur baru maupun produk yang sudah ada, tetapi menjadi 10 kali lebih baik,” ujar Norman.

Senada dengannya, Borrys Hasian yang dikenal sebagai praktisi ternama di bidang UI/UX turut mengamini pernyataan pentingnya mengoptimasi tampilan antarmuka dan pengalaman pengguna dalam pengembangan sebuah produk.

“Setiap penyedia layanan keuangan harus selalu adaptif dalam menanggapi kebutuhan pengguna yang senantiasa berubah-ubah. Tidak pernah berhenti selalu belajar mendengarkan dan mengerti customer untuk kemudian memperbaiki menjadi lebih baik. Dan yang paling penting adalah aplikasi yang dibuat bisa memberikan nilai dan impact yang lebih besar, sehingga ketika membangun produk tidak hanya memberi manfaat ke bisnis, tapi juga membuat produk disukai bahkan dicintai oleh pelanggan,” paparnya.

Aplikasi dompet digital yang didirikan pada tahun 2018 ini menghadirkan sejumlah pembaruan tampilan antarmuka pada beberapa komponen seperti; DANA Home, ‘Hanya Untukmu’ untuk beragam promo, DANA Protection, DANA Statement yang bisa diwujudkan dengan widget di iOS, fitur Daily Limit, hingga adanya fitur Smart Pay berupa rekomendasi metode pembayaran lain apabila saldo DANA tidak mencukupi.

Dalam rilisnya, Vince Iswara – CEO & Co-Founder DANA mengungkapkan pembaruan DANA juga berfokus pada membangun fondasi yang mengakomodir kebutuhan pengguna secara luas.

“Fondasi yang dibutuhkan untuk membangun kepercayaan tersebut antara lain adalah kemudahan dan kenyamanan penggunaan serta akses, keandalan teknologi, serta jaminan keamanan dan proteksi. DANA v.2.0 yang kami kembangkan merupakan bentuk keseriusan kami dalam menjawab tantangan tersebut. Inovasi teknologi, termasuk UI dan UX, akan terus kami lakukan secara konsisten dan senantiasa menjadi fokus dalam pengembangan dompet digital DANA demi pengalaman bertransaksi yang terbaik untuk para pengguna,” ungkap Vince.

Pembaruan DANA kali ini patut dipandang krusial dalam upaya melayani kebutuhan transaksi digital di Indonesia yang terus bertumbuh secara pesat, dan menciptakan keuangan digital yang makin inklusif melalui teknologi. Laporan Statista pada Februari 2021 lalu mengatakan, pertumbuhan pengguna aktif layanan digital wallet kian meningkat di tengah pergeseran konsumsi pasar ke ranah eCommerce yang dipicu oleh pandemi. Secara spesifik, pada semester kedua 2020 persentase pertumbuhannya dapat mencapai 14% dibanding dengan semester sebelumnya. Tren positif tersebut diperkirakan bakal terus terjaga dengan baik di masa mendatang, dan hal ini tentu menjadi hal yang menarik bagi DANA dalam berkiprah di kancah kompetisi layanan digital wallet di tanah air.

***

Advertorial ini didukung oleh DANA

Luncurkan Pembaruan, Aplikasi DANA 2.0 Tingkatkan Personalisasi Pengguna

Bertujuan untuk memberikan kemudahan dan personalisasi kepada pengguna, DANA melakukan pembaruan pada aplikasinya. Dalam acara Tech Talk yang digelar perusahaan, Co-Founder & CEO Vince Iswara menyebutkan, DANA 2.0 yang diluncurkan merupakan bentuk keseriusan mereka dalam menjawab tantangan yang ada di masyarakat.

“Inovasi teknologi, termasuk UI/UX, akan terus kami lakukan secara konsisten dan senantiasa menjadi fokus dalam pengembangan dompet digital DANA demi pengalaman bertransaksi yang terbaik untuk para pengguna.”

Tampilan antarmuka dalam versi teranyar ini diklaim menjadi lebih bersih dengan sajian informasi kontekstual yang lebih baik untuk setiap komponen. Misalnya kemunculan informasi aktivitas pengguna; menu ‘Hanya Untukmu’ untuk mengecek langsung kode referral, voucher, dan lainnya; hingga fitur DANA Protection.

Mereka juga menyederhanakan langkah-langkah dalam fitur Kirim Uang. Pengguna kini dapat dengan mudah memanfaatkan kolom pencarian untuk transfer yang lebih praktis. Selain itu, pada tampilan barunya juga memajang deretan tujuan transaksi yang terakhir dilakukan.

Kedua pilihan ini menjadi jalan pintas bagi pengguna untuk mempercepat transfer pada tujuan yang sama baik sesama pengguna ataupun rekening bank. Selain itu DANA juga memperbarui fitur DANA Statement dengan menambahkan widget di iOS.

Dihadirkan pula fitur Daily Limit yang memungkinkan pengguna mengatur batas pembelanjaan harian untuk setiap kartu sehingga penggunaan makin terkontrol dan terkendali. DANA juga menambahkan lapisan keamanan ekstra untuk kartu pengguna. Melalui fitur Smart Pay, membantu memberikan rekomendasi metode pembayaran terbaik untuk pengguna. Dengan demikian, pengguna tidak perlu khawatir apabila saldo tidak mencukupi untuk bertransaksi.

Perluas edukasi pengguna

Webinar Dana Tech Talk / Dana

Meskipun saat ini DANA telah memiliki sekitar 80 juta pengguna, namun demikian masih besarnya potensi untuk menjangkau pengguna baru menjadi fokus. Dalam hal ini cara paling efektif yang dilakukan adalah terus memberikan edukasi secara online dalam aplikasi. Untuk membuat tampilan informasi menjadi lebih menarik, DANA juga menyuguhkan format infografik yang diklaim lebih menarik untuk dinikmati.

Menurut CTO Dana Norman Sasono, salah satu cara untuk bisa menjangkau lebih banyak pengguna baru adalah menghadirkan UI/UX yang user friendly dan mengedepankan personalisasi. Disinggung apakah ke depannya DANA akan bertransformasi menjadi super app, Norman menegaskan saat ini fokus Dana adalah meningkatkan fitur-fitur yang menjadi unggulan.

Sejak diluncurkan hingga saat ini fitur Kirim Uang menjadi pilihan banyak pengguna. Melalui pembaruan aplikasi DANA 2.0, fitur tersebut ditingkatkan lagi fungsinya untuk mempermudah semua pengguna Dana.

Menurut Head of UX & Design DANA Den Widhana, cara paling efektif untuk memberikan pengalaman UI/UX terbaik adalah dengan memanfaatkan data dan statistik sebagai navigator dan juga UI/UX method yang kemudian dikustomisasi menyesuaikan tujuan dan objektivitas masing-masing produk.

Layanan pembayaran mobile

Menurut laporan “Mobile Wallets Report 2021” yang dirilis Boku, hingga tahun 2020 ada sekitar 63,6 juta pengguna layanan mobile wallet di Indonesia dan diproyeksikan bisa tembus di angka 202 juta pada 2025 mendatang. Nilai transaksinya pun fantastis, sudah mencapai $28 miliar pada tahun 2020 dengan 1,7 miliar volume transaksi.

Didasarkan pada market share, dari total pemain yang ada, laporan tersebut juga menyoroti pemain yang masuk 5 besar, meliputi OVO (38,2%), ShopeePay (15,6%), LinkAja (13,9%), Gopay (13,2%), dan DANA (12,2%).

Pangsa pasar mobile wallet di Indonesia / Boku Report
Pangsa pasar mobile wallet di Indonesia / Boku Report

Kondisi tersebut membuat peneliti menyimpulkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan mobile payment paling cepat di dunia. Namun demikian, fragmentasi pasar masih menjadi tantangan terbesar.

Application Information Will Show Up Here

Dua Tahun QRIS: Mengungkap Pengalaman Bertransaksi via “Mobile Banking” dan Uang Digital

Dua tahun perjalanan awalnya, fitur QRIS mulai menunjukkan pertumbuhan adopsi yang luar biasa sebagaimana diulas DailySocial di tulisan bagian pertama. Hal ini divalidasi data yang dibagikan Bank Indonesia (BI) tentang peningkatan transaksi selama satu tahun terakhir.

Selain peningkatan transaksi, kami juga melihat tren antusiasme dari para pengguna yang menyoroti berbagai macam isu terkait adopsi QRIS di lapangan. Isu ini terungkap lewat survei mini yang kami lakukan kepada 65 responden. Meski belum mewakili sebagian besar pengguna layanan pembayaran digital di Indonesia, survei ini tetap sesuai dengan semangat utamanya, yakni menyoroti isu yang dapat menjadi ruang perbaikan bagi pemangku kepentingan.

Pada bagian kedua ini, DailySocial membeberkan isu-isu lain yang menyoroti lebih rinci dari perspektif pengguna, seperti kategori produk yang sering dibeli hingga platform pembayaran yang lebih digemari untuk melakukan transaksi dengan metode QRIS.

QRIS dalam penggunaannya

Pada tulisan sebelumnya, salah satu tantangan adopsi QRIS adalah keterbatasan merchant yang menerima pembayaran dengan metode ini. Tak mengherankan sebagian besar responden mengaku lebih banyak bertransaksi untuk pembelian makanan dan minuman (95,2%). Pada kategori lainnya, transaksi QRIS juga digunakan untuk pembelian kebutuhan pokok (35,5%), donasi (17,7%), dan layanan transportasi (11,3%).

Kategori produk yang dibeli dengan metode QRIS / DailySocial
Kategori produk yang dibeli dengan metode QRIS / DailySocial

Dari 93,8% responden yang pernah bertransaksi dengan metode QR Code, sebanyak 33,3% di antaranya menghabiskan Rp50.000-Rp300.001 untuk bertransaksi. Kemudian disusul 22,7% responden menghabiskan di atas Rp1 juta, Rp500.001-Rp1.000.000 (21,2%), Rp300.001-Rp500.000 (18,2%), dan di bawah Rp50.000 (4,5%).

Frekuensi transaksi pembayaran dengan QRIS / DailySocial
Frekuensi transaksi pembayaran dengan QRIS / DailySocial

Apabila transaksi QRIS sudah bisa digunakan untuk kategori yang lebih luas, misalnya transportasi publik yang lebih beragam, pedagang kaki lima, dan pasar, tentu adopsinya akan meningkat lebih pesat. Pasalnya, konsumen di segmen ini masih banyak yang bertransaksi dengan metode uang tunai daripada metode pembayaran yang belum terlalu familiar.

Mobile banking versus uang digital

Salah satu fakta menarik yang kami himpun dari survei ini adalah bagaimana pengguna lebih merasa nyaman bertransaksi dengan metode QRIS melalui aplikasi mobile banking (58,1%) ketimbang uang digital (e-money).

Jika dirinci berdasarkan merek platform, aplikasi mobile banking (28,8%) masih mengungguli e-money, seperti OVO (27,1%), GoPay (25,4%), dan ShopeePay (15,25%). Apa alasannya?

 

Platform untuk bertransaksi dengan QRIS / DailySocial

Menurut hasil elaborasi sejumlah responden, aplikasi mobile banking sudah otomatis terhubung dengan tabungan sehingga mereka tidak perlu top up dan mengeluarkan biaya administrasi. Tidak perlu repot mengunduh aplikasi e-money satu per satu, apalagi top up ke beberapa platform (jika memakai lebih dari satu).

Menariknya, kehadiran bank digital juga dinilai memberikan alasan kuat mengapa transaksi QRIS lebih digemari di aplikasi mobile banking. Menurut responden, fitur kantong dalam aplikasi mempermudah alokasi budget yang dapat dikhususkan untuk transaksi, seperti jajan makanan atau transportasi, tanpa mengganggu budget lain.

Sementara responden lainnya menilai transaksi QRIS melalui e-money menawarkan proposisi nilai yang mungkin tidak dimiliki mobile banking, yakni pembayaran dengan points atau rewards. Contohnya, aplikasi OVO. Secara experience pun, dompet digital dianggap lebih unggul karena proses login-nya lebih cepat dibanding mobile banking.

“Alasan lainnya, pengguna sudah terbiasa menggunakan e-moneyMerchant yang menerima QRIS dari e-money juga sudah lebih banyak. Selain itu, QRIS lebih sesuai untuk transaksi dengan nominal di bawah Rp500 ribu dan e-money dinilai pas untuk kebutuhan itu,” ungkap sejumlah responden.

Upaya edukasi

Elaborasi ini tampaknya cukup menjawab mengapa sebanyak 68,8% mengaku memperoleh informasi seputar QRIS dari platform pembayaran yang mereka gunakan sehari-hari. Sementara 60,9% menjawab dari merchant tempat mereka bertransaksi. Platform pembayaran dan merchant dapat menjadi sarana utama untuk mengedukasi pemakaian QRIS.

Menurut CEO BCA Digital Lanny Budiati, salah satu upaya untuk meningkatkan awareness kepada pengguna adalah lewat promo-promo menarik yang hanya didapatkan apabila bertransaksi di merchant dengan metode QRIS. Data perusahaan mencatat sekitar 10% dari total nasabah BCA Digital telah bertransaksi dengan QRIS dengan total volume mencapai Rp1 miliar sejak aplikasi blu dirilis pada 2 Juli 2021.

“Kami terus encourage para nasabah untuk menikmati kemudahan bertransaksi dengan QRIS. Kami juga siapkan konten edukasi di berbagai kanal media sosial terkait cara penggunaan hingga manfaatnya. Ke depan, BCA Digital akan terus mendorong pengembangan QRIS sesuai roadmap dari Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI),” papar Lanny kepada DailySocial.

Sementara, Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan menilai bahwa segala macam teknologi baru tentu membutuhkan waktu lama untuk mendorong adopsinya. Ia mengaku optimistis adopsi QRIS akan cepat terserap mengingat tren pembayaran cashless semakin menjamur dalam satu tahun terakhir. Ditambah lagi, semakin banyak merchant dan aplikasi keuangan yang menyediakan fitur QRIS.

“Bank Neo Commerce akan aktif dalam melakukan edukasi finansial kepada masyarakat, tidak hanya familiarisasi terhadap fitur QRIS, tetapi juga gaya hidup digital secara aman dan nyaman,” ungkapnya kepada DailySocial.

Cara Upgrade ke Dana Premium

Seperti di Ovo, Dana juga punya akun premium yang menawarkan fitur lebih dibandingkan akun standar. Beberapa kelebihan yang diberikan antara lain; bisa transfer saldo Dana ke rekening bank lokal, bisa topup lebih dari 10 juta, dan sejumlah penawaran promo menarik.
Nah, tutorial kali ini saya akan membahas step by step melakukan upgrade dari Dana biasa ke Dana Premium, sebagai gambaran buat Anda yang masih ragu untuk melakukannya.

  • Jalankan aplikasi Dana, kemudian tap menu Me di sebelah kanan bawah, lalu tap Upgrade to Premium.

Screenshot_20191227-142118_DANA(1)

  • Selanjutnya, tap tombol Unlock Now.

Screenshot_20191227-142251_DANA(1)

  • Sebelum lanjut, sekarang silahkan persiapkan kartu KTP Anda. Lalu, tap tombol Yes, im ready untuk melanjukan ke proses berikutnya.

Screenshot_20191227-142300_DANA(1)

  • Arahkan kamera ke KTP Anda, posisikan dengan benar lalu jepret.
  • Setelah itu, sistem akan meminta Anda melakukan selfie. Caranya, tap tombol Start lalu arahkan kamera ke wajah, kamera akan membidik dengan sendirinya.

Screenshot_20191227-142420_DANA(1)

  • Sistem kemudian akan menampilkan data berdasarkan pemindaian yang sudah mereka lakukan. Jika benar, tap tombol Submit.

Screenshot_20191227-142434_DANA(1)

  • Sekarang, aplikasi Anda sedang diproses oleh tim Dana. Proses ini membutuhkan waktu selama kurang lebih dua hari kerja.

Screenshot_20191227-142449_DANA(1)
Selama proses peninjauan ini, Anda tetap bisa melakukan transaksi standar seperti isi pulsa, bayar BPJS, beli token dan lain sebagainya.

Ingin Garap Pasar Gen Z, DANA Godok Sejumlah Fitur Baru

DANA mencatatkan peningkatan pengguna lebih dari 20 juta orang dalam lima bulan terakhir di tengah pandemi, total menjadi 70 juta pengguna. Lonjakan ini juga dibarengi dengan peningkatan transaksi harian menjadi 5 juta transaksi, dari sebelumnya 3 juta transaksi per akhir tahun lalu.

Perusahaan mencatat, rata-rata transaksi harian tertinggi terjadi pada bulan Mei 2021. Dibandingkan di bulan yang sama di tahun lalu, pertumbuhannya mencapai 164%. Aktivitas yang paling banyak digunakan pengguna dalam aplikasi DANA adalah pembayaran QRIS, kirim uang, pembelian pulsa, pembayaran online commerce, dan pembayaran tagihan.

Pengguna dengan mudah dapat melakukan transfer ke berbagai platform dengan DANA, seperti nomor telepon seluler, akun bank, media sosial seperti WhatsApp, atau melalui agen dan gerai-gerai mitra untuk dapat diambil penerimanya dalam bentuk tunai.

Co-Founder & CEO DANA Vince Iswara menambahkan, aktivitas transfer yang meningkat selama pandemi membawa dampak tersendiri dalam mendorong meluasnya budaya nontunai di kalangan masyarakat. “Ini menguatkan optimisme kami terhadap makin meningkatnya inklusi keuangan masyarakat Indonesia berkat teknologi yang kami kembangkan,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (23/6).

Dalam rangka memperkuat adopsi budaya transaksi masa depan ini, dan menjadikan teknologi finansial semakin inklusif, perusahaan akan terus meningkatkan proteksi serta pengalaman pengguna melalui pengembangan teknologi secara progresif.

Menariknya, lonjakan kinerja ini turut disumbangsih dari kemitraan perusahaan dengan TikTok, SnackVideo, dan Helo untuk penukaran koin dan referral menjadi saldo DANA. Saldo tersebut dapat digunakan untuk bertransaksi lewat DANA, entah untuk beli pulsa atau voucher game. Meski tidak disebutkan seberapa besar kontribusinya, namun kondisi tersebut menjadi potensi yang bakal diseriusi perusahaan pada tahun ini.

“Dari situ mengombinasikan pengalaman pengguna mengenai kemudahan transfer karena terima uangnya lebih mudah. Kami mencatat transfer p2p di DANA naik 2x lipat, lebih tinggi dari transfer ke bank pada ramadan 2021,” ucap Senior VP of Produt DANA Rangga Wiseno.

Seperti diketahui, mayoritas pengguna TikTok datang dari generasi Z yang notabenenya belum memiliki KTP. Alhasil mereka pun terhalang ketika melalui tahap KYC. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Rangga menyebut saat ini perusahaan tengah menyiapkan fitur yang rencananya akan diumumkan dalam waktu dekat.

“Gen Z pun kami lihat suka beli pulsa dan voucher game, kami akan improve juga di sini. Bakal ada banyak kita improve karena gen Z ini sekarang jadi segmen fokus kami juga,” tambah dia.

Saat ini ada sejumlah fitur di DANA yang kental dengan unsur sosial yang sengaja dihadirkan untuk gen Z, seperti Split Bill dan DANA Kaget. Tak hanya fitur, perusahaan ingin merancang pengalaman bertransaksi digital secara personal, serta berdasarkan kepuasan pelanggan. Caranya dengan memberikan personalisasi profil pengguna dengan bantuan AI dan proses integrasi tanpa celah bagi pengguna.

“Kita ingin mendeteksi apa yang konsumen suka, tapi juga berikan rekomendasi mana yang cocok untuk mereka karena DANA punya banyak fitur,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Emtek is No Longer DANA’s Largest Shareholder

In the public disclosure of fourth quarter of 2020, Emtek Group (Emtek) revealed that it is no longer the controlling shareholder of PT Elang Andalan Nusantara (EAN). Currently, Emtek only owns 49% of EAN’s shares, down from 55% in the previous quarter.

PT Kreatif Media Karya (KMK), a subsidiary of Emtek, has sold 6% of EAN’s shares to an unnamed third party, on December 30, 2020 for IDR76 billion. 

Therefore, the EAN information and its subsidiaries, including DANA and Doku, will no longer be included in Emtek’s financial reports. Previously, DANA-related information is accessible for public, including DANA user funds and total assets.

EAN is a joint venture company owned by Emtek and Alibaba. Alibaba previously owned 45% of the company shares. During 2019-2020, Alibaba (via API Hong Kong) issued debt securities for EAN worth $110 million (approximately 1.6 trillion) which had been extended from 12 months to 24 months.

KMK, in February, has issued a convertible loan for EAN worth IDR154 billion.

This April, Emtek announced a new fund worth 9 trillion Rupiah, with $150 million (2.18 trillion Rupiah) of which came from Naver Korea.

Recent updates

The loss of Emtek’s main shares in the EAN also impacts in Doku (PT Nusa Satu Inti Artha) to no longer have updates. Emtek previously owned 50% of Doku’s shares through PT Pariwara Digital Media (PDM). PDM is now consolidated under EAN.

Another update is the addition of Bukalapak shares through two stages. However, the percentage of Bukalapak shares owned by Emtek is currently (34.39%) down (diluted) compared to the previous year due to the Series G funding round. Bukalapak has at least two funding announcement, led respectively by Microsoft and Standard Chartered Bank.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Emtek Tidak Lagi Jadi Pengendali Induk DANA

Dalam keterbukaannya ke publik untuk periode kuartal keempat 2020, Emtek Group (Emtek) mengungkapkan sudah tidak lagi menjadi pemegang saham pengendali untuk PT Elang Andalan Nusantara (EAN). Saat ini Emtek hanya memiliki 49% saham EAN, turun dibandingkan 55% di kuartal sebelumnya.

PT Kreatif Media Karya (KMK), anak perusahaan Emtek, telah menjual 6% saham EAN ke pihak ketiga yang tidak disebutkan namanya, pada tanggal 30 Desember 2020 senilai Rp 76 miliar.

Dengan langkah ini, informasi soal EAN dan anak perusahaannya, termasuk DANA dan Doku, tidak lagi dicantumkan di laporan keuangan Emtek. Sebelumnya publik bisa melihat informasi terkait DANA, termasuk dana pengguna DANA dan jumlah asetnya.

EAN adalah perusahaan patungan yang sahamnya dimiliki Emtek dan Alibaba. Alibaba sebelumnya memiliki 45% saham perusahaan. Sepanjang tahun 2019-2020, Alibaba (melalui API Hong Kong) telah menerbitkan surat utang untuk EAN senilai $110 juta (sekitar 1,6 triliun) yang telah diperpanjang masa berlakunya dari 12 bulan ke 24 bulan.

KMK, di bulan Februari, juga telah menerbitkan pinjaman yang dapat dikonversi untuk EAN senilai Rp154 miliar.

Emtek sendiri di bulan April ini mengumumkan perolehan dana baru senilai 9 triliun Rupiah, dengan $150 juta (2,18 triliun Rupiah) di antaranya berasal dari Naver Korea.

Pembaruan lain

Termasuk dampak dari hilangnya sifat pengendali Emtek di EAN adalah tidak lagi diinfokannya pembaruan tentang Doku (PT Nusa Satu Inti Artha). Emtek sebelumnya memiliki 50% saham Doku melalui PT Pariwara Digital Media (PDM). PDM kini dikonsolidasikan di bawah EAN.

Pembaruan lain adalah penambahan saham Bukalapak di dua tahapan. Meskipun demikian, persentase jumlah saham Bukalapak yang dimiliki Emtek saat ini (34,39%) turun (terdilusi) dibanding tahun sebelumnya akibat putaran pendanaan Seri G. Bukalapak setidaknya dua kali mengumumkan perolehan pendanaan sepanjang 2020-2021 yang masing-masing dipimpin Microsoft dan Standard Chartered Bank.

Application Information Will Show Up Here

Neurosensum Soroti Meningkatnya Popularitas Penggunaan ShopeePay

Neurosensum merilis laporan terbaru terkait adopsi uang elektronik selama periode November 2020 hingga Januari 2021. Laporan ini diikuti oleh 1.000 responden dengan rentang usia 19-45 tahun dan kelas ekonomi ABC di delapan kota (Jabodetabek, Jawa non-Jabodetabek, dan luar Pulau Jawa).

Managing Director Neurosensum Indonesia Mahesh Agarwal mengatakan, pandemi Covid-19 telah membawa dampak luar biasa terhadap adopsi uang elektronik di Indonesia dalam setahun terakhir. Ia mengungkap, adopsi uang elektronik hanya 2% (lebih dari 5 tahun lalu), lalu meningkat menjadi 10% (3-5 tahun yang lalu), dan naik signifikan menjadi 45% (1-3 tahun lalu).

“Menariknya, pandemi mendongkrak adopsi dompet digital hingga 44% dalam kurun waktu kurang dari setahun. New adopter berkontribusi besar terhadap penggunaan e-wallet selama pandemi,” ungkap Agarwal.

Selain itu, dampak luar biasa juga terlihat pada aktivitas belanja online ketika uang elektronik menjadi opsi pembayaran terbanyak digunakan (88%), diikuti transfer bank (72%), dan Cash on Delivery (47%) selama pandemi.

Lebih lanjut disoroti bahwa ShopeePay, yang baru hadir belakangan, mulai menggeser dominasi sejumlah pemain existing.

ShopeePay kuasai pasar tiga bulan terakhir

Berdasarkan survei, ShopeePay tercatat menguasai pangsa pasar uang elektronik selama periode November 2020-Januari 2021 dengan persentase sebesar 68%. Posisi kedua dan selanjutnya diikuti OVO (62%), DANA (53%), GoPay (54%), dan LinkAja (23%). Dalam temuan ini, responden tercatat menggunakan multiple e-wallet untuk kebutuhan berbeda.

Dari sisi frekuensi penggunaan, ShopeePay juga berada di posisi teratas dengan total gabungan transaksi sebanyak 14,4 kali per bulan atau 9 kali (online) dan 5,4 kali (offline). OVO menyusul di posisi kedua dengan total 13,5 kali penggunaan per bulan atau 8,1 kali (online) dan 5,4 kali (offline). Di urutan ketiga, GoPay dengan total 13,1 kali per bulan atau 8 kali (online) dan 5,1 kali (offline).

ShopeePay juga mendominasi transaksi di sejumlah kategori produk/jasa, antara lain make up (60%), skincare (58%), personal care (50%), dan perlengkapan rumah tangga (47%). Sementara, OVO unggul pada transaksi untuk kategori pembayaran tagihan (25%) dan elektronik (20%).

Category Make up Skincare Sports &

Outdoor

Household

Equipment

Bill Payment Electronics Personal

Care

ShopeePay 60% 58% 32% 47% 23% 37% 50%
OVO 13% 17% 18% 17% 25% 20% 16%
DANA 10% 9% 13% 13% 23% 14% 11%
GoPay 6% 6% 8% 7% 13% 7% 9%
LinkAJa 2% 3% 2% 3% 9% 4% 3%
Don’t buy the product 9% 8% 27% 13% 7% 19% 11%

Sumber: Neurosensum Indonesia / Diolah kembali oleh DailySocial

Responden juga menilai ShopeePay paling mudah digunakan berbelanja online dengan persentase 54% dengan posisi kedua diisi oleh OVO (20%). Uniknya, DANA berada di posisi ketiga (14%), di atas GoPay (9%) dan Link Aja (4%).

Research Manager Neurosensum Indonesia Tika Widyaningtyas menilai ada sejumlah faktor yang mendorong posisi ShopeePay saat ini. Menurutnya, ShopeePay sangat digemari karena kemudahannya untuk bertransaksi online. Jika dibandingkan pemain lain, ShopeePay sudah terintegrasi di Shopee. Artinya, pengguna tidak perlu bolak-balik mengganti aplikasi

“Shopee gencar menawarkan banyak promosi ShopeePay. Kami sadar semua pemain dompet digital juga melakukan hal yang sama, tetapi promosi ShopeePay lebih banyak terserap konsumen. Tidak cuma banyak, tetapi persyaratan pada promosinya juga tidak terlalu sulit. Misalnya, transaksi minimal masih terjangkau konsumen,” ujar Tika.

Hal ini juga terlihat dari temuan survei di mana ShopeePay unggul dengan persentase 41% sebagai uang elektronik yang memberikan promosi offline dan online serta persyaratan promosi yang memuaskan. Peringkat selanjutnya adalah OVO (25%), GoPay (16%), DANA (14%), dan LinkAja (4%).

Perluas Mitra Layanan Logistik, DANA Gandeng Anteraja

DANA terus mengembangkan kapasitas layanan logistiknya DANA Delivery dengan menggandeng Anteraja, penyedia jasa pengantaran yang dirintis oleh PT Tri Adi Bersama. Layanan ini pertama kali dirilis pada September tahun lalu bersama Shipper sebagai mitra perdananya.

Dalam keterangan resmi, Founder & CEO DANA Vince Iswara menuturkan, kemitraan dengan Anteraja adalah wujud dari kolaborasi ekosistem yang akan terus diperluas, mengingat logistik telah menjadi mata rantai ekosistem yang krusial dalam mendukung roda ekonomi negara. Sekaligus menegaskan visi DANA menjadi delivery hub bagi penyedia jasa logistik dalam memberikan beragam layanannya, baik B2B maupun C2C.

“Melalui kehadiran Anteraja di DANA Delivery, pengguna DANA dari kalangan masyarakat luas maupun mitra DANA Bisnis bisa melakukan order pengiriman sesuai dengan jenis layanan pengiriman yang dipilihnya. Pengguna kini juga memiliki lebih banyak pilihan jasa kurir saat melakukan order pengiriman, disamping menikmati kemudahan, keamanan, serta jaminan bertransaksi yang diberikan DANA,” ujar Vince dalam keterangan resmi, kemarin (1/2).

CEO Anteraja Suyanto menambahkan, pihaknya senang dengan kerja sama untuk DANA Delivery karena dapat membantu bisnis kecil dan UMKM, hingga pelanggan yang ingin mengirimkan barang secara berkala. “Bersama DANA merupakan salah satu upaya kami dalam memperluas jangkauan wilayah dan layanan. Sehingga diharapkan dengan adanya kerja sama ini, semakin banyak masyarakat di seluruh Indonesia yang memanfaatkan solusi pengiriman on-demand dari rumah,” tuturnya.

Anteraja melengkapi jasa ekspedisi lain yang sudah tersedia di DANA Delivery dengan pilihan jenis pengiriman Same Day dengan SLA pengiriman 8 jam. Anteraja memberikan penawaran flat rate sebesar Rp20 ribu untuk pengiriman di area Jakarta. Adapun saat ini DANA Delivery baru tersedia untuk area Jakarta saja.

Dalam wawancara terpisah bersama DailySocial, Vince menjelaskan antusiasme pengguna DANA terhadap layanan logistik menunjukkan tren positif ditunjukkan selama November hingga Desember 2020 pertumbuhan pesanan sebesar 30%.

“Penambahan mitra logistik menjadi salah satu cara DANA untuk meningkatkan minat pengguna dalam memanfaatkan fitur ini, baik untuk kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan berbisnis. Lewat banyaknya pilihan kurir dan tarif yang kompetitif, DANA Delivery dapat melayani lebih banyak pengguna.”

Ia memastikan perusahaan akan terus menambah kemitraan dengan mitra logistik lainnya untuk memberikan nilai tambah kepada para penggunanya. Perluasan layanan DANA Delivery juga akan terus dikaji, khususnya wilayah Jabodetabek.

DANA Delivery menjamin layanan barang yang diberikan aman karena dilengkapi dengan fitur tracking untuk monitor proses pengiriman barang. Selain itu, pengguna dapat mengajukan klaim kepada mitra ekspedisi jika ada kerusakan atau kehilangan saat proses pengiriman.

DANA Delivery memiliki persyaratan, untuk pengiriman Instant, berat maksimal barang adalah 10-20 kilogram. Sedangkan pengiriman Same Day, berat maksimal 5-7 kg. Barang-barang yang tidak diperbolehkan dalam layanan ini seperti senjata atau bahan peledak, narkoba, organ tubuh manusia, hewan, hingga minuman beralkohol.

Application Information Will Show Up Here