East Ventures Pimpin Pendanaan Seri A Startup “Coffee-Tech” Morning

Startup coffee-tech “Morning” mengumumkan pengumpulan pendanaan seri A senilai $5 juta (lebih dari 73,5 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh East Ventures. Investor sebelumnya, zVentures (modal ventura milik Razer) dan Wee Teng Wen (Grup Lo & Behold), serta investor baru P9 Capital turut berpartisipasi dalam putaran ini.

Morning akan memanfaatkan dana segar tersebut untuk mengembangkan dan mendiversifikasi penawaran produk, serta memperluas kehadiran Morning secara global. Sebagai informasi, pengumuman investasi ditandai oleh penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang berlangsung pada acara Indonesia – Singapore Business Forum pada hari ini (14/6) di Hilton Singapore Orchard, Singapura.

Morning adalah perusahaan teknologi kopi dengan visi ingin membuat specialty coffee lebih mudah diakses di lingkungan rumah. Mesin Morning didukung oleh IoT menggunakan fitur presisi penyeduh yang dikombinasikan dengan ekosistem yang digerakkan oleh resep untuk menghasilkan setiap cangkir kopi persis seperti yang diinginkan oleh sang pemanggang.

Pengalaman Mesin Morning dilengkapi dengan Morning Marketplace, sebuah platform yang menampilkan kopi kapsul dari pemanggang kopi terkemuka di dunia. Startup ini didirikan pada pertengahan tahun lalu oleh Leon Foo (CEO) yang memiliki keahlian di bidang kopi.

“Budaya kopi telah berkembang pesat di seluruh dunia dalam dekade terakhir. Ditambah dengan permintaan yang meledak untuk solusi kopi rumahan yang lebih nyaman, didorong oleh pandemi dan tren kerja jarak jauh. Kami percaya bahwa Morning diposisikan secara optimal untuk memanfaatkan tren ini,” ucap Foo dalam keterangan resmi.

Co-founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengatakan, “Kami percaya bahwa pengalaman menikmati kopi yang baik adalah kombinasi dari biji kopi terbaik, roaster, dan kemampuan untuk menyajikannya tepat waktu. Investasi ini akan meningkatkan kolaborasi Asia Tenggara dan memamerkan ekosistem SEA ke pasar global dengan mengintegrasikan biji kopi terbaik Indonesia dengan kemudahan teknologi kopi yang dirancang Singapura dan mesin Morning.”

Sejak peluncuran resminya, Morning telah menjual ribuan Mesin Morning berkemampuan IoT yang ikonik di hampir 30 negara. Cakupan bisnisnya tak hanya di Singapura dan Asia Tenggara saja, tapi akan diperluas ke Inggris dalam rangka melanjutkan ekspansi globalnya selama 12 hingga 18 bulan ke depan.

Morning memberikan pengalaman baru berupa ekosistem IoT dengan resep yang memengaruhi parameter minuman tertentu yang dapat digunakan para pelanggan untuk menyeduh kopi berkualitas kafe dengan satu sentuhan di rumah mereka. Meski praktis, perusahaan menjamin soal kualitas yang tetap terjaga. Saat ini, aplikasi Morning memiliki lebih dari 1.000 resep roaster yang dikembangkan oleh komunitas Morning yang terdiri dari 60 roaster kopi terkemuka.

Sebelumnya, dalam portofolio East Ventures juga terdapat startup yang bermain di gerai ritel kopi bernama Fore Coffee. Asal-muasalnya, Fore Coffee adalah proyek inkubasi dari salah satu portofolio East Ventures, yakni Otten milik Robin Boe. Otten sendiri adalah perusahaan yang menjual alat-alat perkopian, seperti penggiling, mesin espresso, dan penyeduh.

Dalam berjalannya waktu, Fore Coffee kini berhasil memiliki 110 gerai per Februari 2022. Lokasinya tersebar di 18 kota metropolitan, seperti Jabodetabek, Denpasar, Palembang, Yogyakarta, Malang, hingga Batam. Diklaim pula, Fore Coffee menyebut telah menjual 5 juta cup kopi di sepanjang 2021. Salah satu produk musimannya, Almond Cocoa Series yang dirilis akhir November 2021, tercatat menjadi menu terlaris dengan penjualan lebih dari 300 ribu gelas.

East Ventures dan Beenext Pimpin Pendanaan Awal Biteship

East Ventures dan Beenext memimpin pendanaan tahap awal untuk startup Biteship dengan nominal dirahasiakan. Biteship merupakan startup agregator logistik yang fokus menyederhanakan proses pengiriman untuk UMKM dan perusahaan, menghubungkan bisnis dengan semua jasa ekspedisi ke dalam satu platform.

“Kami senang bermitra dengan East Ventures dan Beenext untuk putaran pendanaan ini. Investasi ini akan mempercepat misi kami untuk mengintegrasikan teknologi yang semakin baik pada solusi logistik yang kami hadirkan dalam melayani para pelanggan kami,” ucap Co-founder dan CEO Biteship Mirsa Sadikin dalam keterangan resmi, Jumat (10/6).

Principal East Ventures Devina Halim menyampaikan, “Kami percaya pada misi Biteship untuk memberikan solusi logistik yang lebih baik dari sudut pandang developer, yang akan mengarah pada efisiensi melalui penggunaan teknologi dan integrasi jaringan 3PL. Kami percaya investasi ini akan mendorong Biteship untuk terus meningkatkan layanannya dalam mengatasi kesenjangan logistik di pasar, memberikan dampak langsung pada pertumbuhan industri perdagangan di Indonesia.”

Managing Partner BEENEXT Dirk van Quaquebeke turut menambahkan, “Biteship menggambarkan tim, tema, dan perusahaan yang siap bersaing, mereka memiliki modal yang efisien dan sangat mungkin untuk berkembang dalam pasar yang sangat besar. Kami telah mengenal tim Biteship selama bertahun-tahun, melihat bagaimana mereka membangun perusahaan dan kami bersemangat untuk menjadi partner dalam perjalanan mereka.”

Solusi Biteship

Biteship didirikan oleh Mirsa bersama Afra Sausan (CMO) sejak 2019. Mereka berdua melihat akan kesenjangan teknologi yang besar antara penyedia jasa pengiriman (shipping providers) dan penyedia gudang (warehouse providers) dalam pemanfaatan solusi teknologi untuk UKM dan perusahaan dalam melakukan perdagangan.

Lalu dengan inovasinya, Biteship menyederhanakan proses pengiriman yang kompleks dan memberdayakan semua pemangku kepentingan dalam rantai pasokan melalui pendekatan 4PL. Perusahaan membuat API yang menghubungkan dan bertindak sebagai satu pintu untuk mengakses logistik pihak ketiga (3PL) dan penyedia gudang dalam memudahkan operasi perdagangan. Solusi yang sama juga ditawarkan oleh Shipper.

Pasar kargo dan logistik di Indonesia bernilai $81,3 miliar pada 2020 dengan pertumbuhan tahunan 9,2%. Angka ini didorong oleh pertumbuhan layanan pengiriman paket selama pandemi. Potensi yang besar dan kesenjangan yang belum terselesaikan, memicu Biteship agar dapat menjadi penyedia solusi untuk menghubungkan lebih banyak 3PL ke UKM. Dengan demikian, mereka dapat memberikan pengalaman penjualan yang lebih lancar ke konsumen.

Saat ini, Biteship memiliki lebih dari 30 3PL dalam jaringannya, sediakan layanan instan, pengiriman pada hari yang sama (same day service), pengiriman hari berikutnya (next day service), layanan reguler, dan layanan kargo ke dalam ekosistemnya. Selain itu, telah terhubung dengan ratusan bisnis di Indonesia di berbagai industri, termasuk makanan & minuman, fesyen, perawatan kesehatan, dan banyak lainnya.

“Kami bangga menjadi platform pertama yang melakukan pendekatan pengembangan produk rantai pasokan dari perspektif developer. Kami percaya bahwa setiap titik temu dari proses pengembangan produk rantai pasokan harus dirakit dengan hati-hati untuk keperluan perbaikan di masa mendatang. Dengan pemrograman yang lebih baik, kami dapat menghasilkan pengoperasian dan pengalaman yang lebih baik bagi bisnis dan para pelanggan,” kata Mirsa.

Biteship mengklaim telah mencatatkan pertumbuhan sebesar delapan kali lipat di kuartal I 2022 secara year-on-year dan menjaga profitabilitas dengan margin yang kompetitif.

Mirsa menuturkan, dana segar yang diterima perusahaan akan dialokasikan untuk mengembangkan tim, mulai dari divisi penjualan, pemasaran, operasi, produk, dan tim teknik untuk memastikan keunggulan operasional yang lebih baik serta meningkatkan adopsi platform. Serta, memperluas kemampuan teknologi, memungkinkan integrasi yang lebih dalam dengan para mitra di seluruh Indonesia, dan pada saat bersamaan terus memperkuat solusi e-commerce logistik.

Application Information Will Show Up Here

Willson Cuaca: Kita Sedang Menuju Era Keemasan Digital

Kabar kurang sedap tengah melanda ekosistem startup di Indonesia. Beberapa waktu terakhir, masyarakat dan media banyak menyoroti sentimen negatif terkait startup lokal, ditengarai kejadian seperti layoff, penutupan bisnis, sampai kabar pendanaan yang konon seret dikucurkan.

Menjadi buah bibir lantaran isu tersebut melibatkan nama-nama besar, di 2022 lalu mendapatkan pendanaan lanjutan dari sejumlah investor termasuk MDI Ventures. Belum lagi, tahun ini juga mereka mengakuisisi penuh perusahaan bimbingan belajar Primagama — untuk mengintegrasikan seluruh jaringan yang dimiliki menjadi konsep pembelajaran O2O.

Perspektif data: pendanaan startup meningkat

DailySocial.id baru saja meluncurkan Startup Report 2021-2022Q1 merangkum data perkembangan ekosistem startup di Indonesia. Salah satu yang menarik, laporan tersebut turut merangkum data putaran investasi sepanjang kuartal pertama tahun ini. Sekurangnya ada 76 pendanaan startup yang diumumkan ke publik. Dari 50 transaksi yang disebutkan nilainya, terkumpul $1,22 miliar. Tren positif, karena jika dibandingkan periode yang sama di tahun lalu nilainya naik 2x lipat.

Pun demikian saat berkaca dengan apa yang terjadi sepanjang tahun 2021. Ada sekitar 213 putaran pendanaan yang berhasil dicatat, mengumpulkan dana lebih dari $4,3 miliar dari 126 transaksi yang diumumkan nilainya. Capaian ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2020, yakni 113 transaksi dengan nominal $3,3 miliar dari 50 transaksi yang diumumkan nilainya. Dan yang paling menarik di tahun 2021 Indonesia telah memiliki 12 unicorn dan lebih dari 50 centaur.

Pendanaan memang bukan satu-satunya parameter untuk mengukur tingkat kecakapan ekosistem startup. Namun  di dalam proses pendanaan ada beberapa aktivitas yang turut mengukur level kematangan startup — dari hipotesis dan metrik yang diaplikasikan.

Dari data di atas, kesimpulan yang bisa ditarik adalah ekosistem startup di Indonesia secara umum masih on-track pada pertumbuhannya. Pendanaan yang ada juga menjangkau di berbagai model bisnis — termasuk yang menjadi rising star pada beberapa waktu terakhir seperti quick commerce, wealthtech, sampai SaaS untuk UMKM.

Investor pun masih menaruh kepercayaan tinggi terhadap founder startup lokal, terbukti dengan jumlah pendanaan awal yang masih banyak dan mendominasi dari 2021 sampai Q1 2022 ini. Diketahui pendanaan awal memiliki risiko lebih besar, karena investor bertaruh pada model bisnis baru dan kecakapan founder dalam mengeksekusi rencana-rencananya.

Pendanaan tahap akhir pun juga meningkat, untuk seri A ke atas — hal ini turut melahirkan lebih banyak startup centaur (bervaluasi lebih dari $100 juta).

Perspektif pemodal ventura: Willson Cuaca, East Ventures

Di startup report, dalam tiga tahun berturut-turut, East Ventures dinobatkan menjadi pemodal ventura paling aktif di Indonesia. Mereka berinvestasi di startup tahap awal dan tahap akhir, di berbagai sektor bisnis. Dengan perannya, kami rasa mereka cukup representatif untuk memberikan pandangan terkait apa yang terjadi di ekosistem startup Indonesia beberapa waktu terakhir.

Kepada DailySocial.id, Co-Founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengatakan, ada dua faktor yang menjadi penyebab ‘goncangan’ tersebut. Pertama adalah faktor eksternal, dilandasi oleh faktor ekonomi dunia yang mengantisipasi resesi dengan kenaikan suku bunga dan inflasi tinggi. Ini termasuk pengaruh perang Rusia-Ukraina yang mengakibatkan gangguan supply chain, pengetatan peraturan startup di Tiongkok, dan penjualan besar-besaran saham-saham teknologi di Amerika Serikat. Hal tersebut mengakibatkan investor growth stage lebih takut membayar valuasi yang tinggi.

Kemudian yang kedua adalah faktor internal. Willson bilang, karena di dua tahun sebelumnya terjadi akselerasi digital, selama pandemi, banyak startup yang terlalu percaya diri dan tidak prudent mengelola pengeluaran mereka. Asumsi mereka salah bahwa akselerasi ini terjadi terus-menerus. Jadi ada perbedaan antara ekspektasi dan kenyataan. Tapi tidak semua startup berpikiran demikian.

“Dari sisi East Ventures, tidak banyak berubah. Hipotesa East Ventures berporos pada 2 hal utama, mendukung entrepreneur yang baik dan juga percaya kalau masih banyak kesempatan di ekonomi digital Indonesia. Malah menurut kami kita sedang menuju era keemasan digital. Beberapa berita kurang sedap dari startup tidak mengubah posisi tersebut karena masih banyak fundamental startup-startup yang baik,” ujar Willson.

Dengan kondisi yang ada, East Ventures mengaku masih akan terus melakukan investasi yang dianggap sesuai dengan filosofinya, yakni People dan Potential Market untuk startup dalam tahap seed; sedangkan pada pendanaan tahap lanjutan berfokus pada traction.

“Tetap bersifat tenang dan sigap dalam menghadapi situasi ini. Mencari dukungan dari para investor Anda, be more prudent in spending, dan jangan melakukan fundraising di saat perusahaan Anda memerlukan uang,” saran Willson untuk para founder.

IDN Media Umumkan Pendanaan Seri D

Perusahaan media yang fokus kepada generasi muda IDN Media merampungkan pendanaan seri D yang dipimpin oleh Mayapada Group dan KMIF, serta didukung oleh East Ventures, OCBC NISP Ventura, Dentsu Group, dan V Media Ventures.

“Ini baru awal dari perjalanan kami. IDN Media yang kita lihat saat ini hanyalah permulaan dari visi jangka panjang yang kami miliki. Pendanaan Seri D menjadi salah satu pencapaian penting dalam perjalanan kami, namun perjuangan dalam mendemokratisasi informasi bagi seluruh masyarakat Indonesia tidak akan berhenti sampai di sini. Kami akan terus bekerja keras untuk dapat menjadi perusahaan yang sehat dan bertahan lebih dari 100 tahun, serta membawa dampak positif bagi masyarakat,” ujar Co-Founder & CEO IDN Media Winston Utomo.

Dalam rilisnya disebutkan, dana segar ini tidak hanya akan membantu IDN Media untuk meningkatkan jumlah penggunanya melalui strategi super-app dan ekosistem, tetapi juga untuk untuk mengembangkan teknologi, memperkuat tim, serta menjalankan berbagai akuisisi.

“8 tahun yang akan datang akan sangat berbeda dengan 8 tahun terakhir yang telah kami jalani. Setelah mendapatkan pendanaan seri D, kami sudah menyiapkan beberapa rencana strategis yang akan dijalankan sesegera mungkin. Kami sangat bersemangat untuk menyambut era baru dari IDN Media,” kata Co-Founder & COO IDN Media William Utomo.

Tahun 2019 lalu IDN Media telah mendapatkan pendanaan seri C yang dipimpin oleh EV Growth – perusahaan modal ventura patungan East Ventures, Sinar Mas dan Yahoo! Jepang; dikhususkan untuk pendanaan tahap lanjut. Turut berpartisipasi dalam putaran ini True Digital & Media Platform (bagian dari grup Charoen Pokphand, Thailand) dan LINE Ventures. Tidak diinfokan mengenai nominal dana yang berhasil dibukukan.

Sementara itu saat mengumumkan IDN Creator Network (ICE) bulan Februari lalu, dikabarkan IDN Media juga telah menerima investasi tambahan (undisclosed) dari sebuah perusahaan teknologi ternama.

Perluas segmentasi bisnis

IDN Media ingin bertransformasi menjadi platform yang bukan hanya fokus kepada media, namun juga wadah bagi kreator hingga influencer untuk berkarya melalui berbagai layanan dan produk yang mereka miliki. Kepada DailySocial.id, Winston mengungkapkan, dalam beberapa tahun terakhir dirinya melihat transisi desentralisasi yang masif, di mana ekonomi kreatif tidak lagi berada di tangan segelintir orang, namun lebih kepada konten kreator itu sendiri.

“Memahami perubahan tersebut, IDN Media yakin harus ada platform untuk membantu menavigasi dan memberikan kolaborasi tanpa hambatan di antara pembuat konten. Oleh karena itu, kami mendirikan ICE dengan visi untuk mendemokratisasikan Ekonomi Kreator Indonesia melalui teknologi,” ujarnya.

Sebelumnya di tahun 2021 lalu, IDN Media juga telah merilis “Fortune Indonesia“. Fortune Indonesia diharapkan bisa menjangkau segmentasi umum yang tertarik untuk mengetahui lebih lanjut perkembangan informasi dalam kategori bisnis seperti pasar, ekonomi, teknologi, syariah, dan beberapa lainnya.

Bulan Mei 2022 lalu IDN Media menggelar acara Fortune Indonesia Summit 2022. Acara tersebut dihadiri oleh pakar dan profesional dalam berbagai sektor, dengan pembahasan seputar media, bank digital dan lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Platform Marketplace Sneaker “Novelship” Terima Pendanaan Seri A 146 Miliar Rupiah

Platform marketplace sneaker dan apparel autentik Novelship menerima pendanaan seri A bernilai mendekati $10 juta atau sebesar 146 miliar Rupiah yang dipimpin oleh GSR Ventures dan East Ventures. Selain itu turut berpartisipasi K3 Ventures dan iGlobe Partners. Dana segar akan digunakan untuk memperkuat posisinya di kawasan regional dan global.

Berdiri di tahun 2018, Novelship merupakan marketplace untuk produk fashion dengan edisi terbatas, seperti sepatu sneaker, pakaian streetwear, dan berbagai koleksi lain. Novelship melakukan kurasi untuk memastikan autentikasi barang di setiap koleksinya. Beberapa merek yang dijual di antaranya adalah Nike, Air Jordan, Yeezy, Supreme, dan Kaws.

Co-Founder & CEO Novelship Richard Xia mengatakan bahwa potensi pasar produk sneaker dan streetwear sangat besar, terutama pertumbuhan penjualan yang didominasi oleh gen Z. Di samping itu, street culture memiliki basis komunitas yang loyal dan peluangnya terbilang langka di segmen ritel. Ia memperkirakan pasar sneaker dan streetwear di Asia Pasifik bernilai $33 miliar, utamanya pertumbuhan ini tercapai selama masa pandemi.

Untuk itu, pendanaan ini akan digunakan untuk mempercepat ekspansi sehingga posisinya dapat memenangkan pasar, tak hanya di Asia, tetapi juga dunia. Saat ini, Novelship masih akan fokus memperkuat pasarnya di Asia sebelum ekspansi ke kawasan lain. Dengan kehadirannya di Singapura, Malaysia, Indonesia, Australia, Selandia Baru, dan Taiwan, pihaknya menargetkan dapat memimpin negara-negara tersebut.

“Pengalaman mendalam, wawasan tentang e-commerce, dan koneksi luas dari para investor dan mentor terbaik kami di kawasan ini dapat membantu Novelship untuk melayani lebih banyak pelanggan di seluruh Asia Pasifik dan dunia,” ungkap Xia dalam keterangan resminya.

Sementara itu, Managing Partner East Ventures Willson Cuaca meyakini seiring berkembangnya budaya sneaker di Asia, Novelship berada di posisi yang tepat untuk memberikan pengaruh nyata di pasar ini.

“Novelship juga dapat menjadi salah satu marketplace paling populer di kalangan Gen Z. Kami percaya pada para pendiri untuk membawa Novelship pada fase pertumbuhan selanjutnya,” tambah Willson.

Uji coba pembayaran dengan kripto

Partner di GSR Ventures Jefferson Chen meyakini Novelship mengembangkan platform unik yang berpotensi menjadi one-stop marketplace untuk memenuhi kebutuhan konsumen, terutama generasi Z, baik secara fisik maupun virtual. 

Menurut Richard Xia, pihaknya tengah menyiapkan sejumlah rencana ekspansi, seperti memperkenalkan metode pembayaran dengan cryptocurrency (kripto), menambah kemitraan dengan merek sneaker atau apparel lain, dan mengeksplorasi integrasi metaverse di dunia ritel.

Pihaknya telah melakukan uji coba pembayaran cryptocurrency sehingga dapat melayani lebih banyak pelanggan bernilai tinggi. Dengan uji coba ini, Novelship mencatat peningkatan nilai pesanan rata-rata per pelanggan. Salah satunya, sepatu sneaker seharga lebih dari $200 ribu telah dibeli dengan pembayaran token digital.

“Kami selalu mendengarkan para pelanggan kami dan berusaha untuk memberikan pengalaman pelanggan yang luar biasa,” tutur Xia.

Adapun di sepanjang 2021, Novelship menyebut telah mengantongi pertumbuhan volume penjualan sebesar 5,3 kali dan telah melayani konsumen di seluruh Asia Pasifik (APAC).

Application Information Will Show Up Here

East Ventures Terlibat di Pendanaan Pebble, Merevolusi Model Bisnis Dompet Digital Lewat Blockchain

Hari ini (24/5) East Ventures mengumumkan keterlibatannya di pendanaan awal Pebble, startup fintech pembayaran berbasis di New York. Putaran investasi ini menyusul debut produk Pebble pasca-bergabung di program akselerasi Y Combinator.

Selain East Ventures, pendanaan $6,2 juta atau setara 91 miliar Rupiah ini juga  didukung Y Combinator, Lightshed Ventures, LD Capital, Soma Capital, Cadenza Capital, Eniac Ventures, dan Global Founders Capital. Sejumlah investor individu juga terlibat, di antaranya Odell Beckham Jr. (superstar NFL), Matthew Bellamy (vokalis Muse), Richard Ma (CEO Quantstamp), dan Leore Avidar (CEO Alt).

Pebble mengembangkan sebuah aplikasi dompet digital berbasis blockchain, memungkinkan pengguna menyimpan, membelanjakan, dan mengirim uang secara efisien. Bahkan lewat mekanisme tertentu, pengguna bisa mendapatkan benefit berupa kredit bernilai tertentu atas nominal atau transaksi yang terjadi di dalam aplikasi.

“Pebble didirikan untuk memperkenalkan standar baru pada keuangan pribadi. Melalui dompet digital Pebble, pengguna dapat memperoleh 5% keuntungan dari persentase hasil tahunan atau Annual Percentage Yield Rewards dari uang mereka, serta cashback sebesar 5% tanpa batas di 55 merchant rekanan seperti Amazon, Domino, AirBnB, Adidas, dan banyak lagi,” jelas Co-founder & CTO Pebble Sahil Phadnis.

Selain itu, mereka telah berkolaborasi dengan Mastercard untuk merilis kartu debit untuk setiap penggunanya.

Dengan visi untuk memberdayakan sebanyak mungkin orang secara finansial, Pebble akan menggunakan dana segar yang didapat untuk mendorong ekspansinya ke pasar global. Pebble berencana untuk merilis aplikasinya di Asia Tenggara pada akhir tahun 2022.

Pemanfaatan blockchain di sistem aplikasi

Dalam proses bisnisnya, saat pengguna menyetorkan uangnya ke aplikasi, Pebble mengubahnya menjadi sebuah mata uang berbasis blockchain dengan nominal US$ (stablecoin) yang disebut dengan USDC (US dollar-denominated blockchain-based currency). Kemudian, mereka akan meminjamkannya ke lembaga keuangan yang terdaftar secara resmi.

Teknologi USDC dinilai bisa memberdayakan transaksi global tercepat dan termurah, sehingga banyak lembaga keuangan besar di dunia bersedia untuk membayar lebih dalam mengakses stablecoin. Semua keuntungan ini dapat diakses pengguna tanpa harus memahami kompleksitas dari kripto.

Melalui website Pebble, para pengguna dapat mengumpulkan mata uang open rewards (diberi nama “Pebbles”) yang bertujuan untuk memudahkan perkenalan ekonomi blockchain bagi para pengguna yang belum memahami kripto. Pada dasarnya saat ini Pebbles belum memiliki nilai atau fungsi apa pun; namun mata uang tersebut akan menjadi kunci untuk menyelaraskan insentif tim, investor, mitra, merchant, dan para pengguna untuk membangun ekonomi global baru di atas blockchain — secara bersama-sama.

Meskipun aplikasi Pebble saat ini hanya tersedia di Amerika Serikat, Co-founder & CEO Pebble Aaron Bai mengatakan, “Komunitas Pebble telah menyatukan orang-orang di seluruh dunia yang bersemangat untuk membangun sistem keuangan berstandar global di blockchain.”

Tugas berat membangun kepercayaan

Para founder Pebble percaya bahwa adopsi massal dari teknologi blockchain akan terjadi jika para pengguna dapat melihat manfaat sebelum menilai kripto berdasarkan stereotipe.

Menurut analisis kami, dengan beberapa kejadian yang menimpa ekosistem keuangan global beberapa waktu terakhir — termasuk turunnya nilai beberapa stablecoin akibat krisis yang memberikan kesan bahwa jaminan stabilitas nilai tersebut gagal dibuktikan —menjadi salah satu pekerjaan terberat pemain seperti Pebble untuk membangun kepercayaan di publik. Apalagi basis utama layanan mereka adalah menggunakan stablecoin.

Namun demikian, konsep ini menarik. Sebelumnya platform cyrpto-earn lain membungkus layanan seperti itu melalui sebuah aplikasi wealthtech atau investasi, dengan konsep pengguna meletakkan terlebih dulu sejumlah kripto untuk diputar kembali. Sementara yang dilakukan Pebble lebih kepada menggantikan kebiasaan pengguna dengan dompet digital yang sehari-hari digunakan — yang secara tidak langsung turut mempromosikan blockchain kepada khalayak yang lebih luas.

Startup Edtech MySkill Umumkan Pendanaan Awal dari East Ventures

Startup edtech MySkill mengumumkan telah mendapatkan pendanaan awal dari East Ventures dengan nilai dirahasiakan. Didirikan sejak pertengahan 2021, platform yang dikembangkan ingin membantu kaum muda dalam mempersiapkan diri ke jenjang karier melalui produk pembelajaran independen, interaktif, dan privat.

Diklaim saat ini MySkill telah memiliki sekitar 700 ribu pengguna. Adapun untuk layanan yang dijajakan meliputi Mentoring Privat, Bootcamp Interaktif, dan Video E-Learning On-Demand. Konten yang dihadirkan juga beragam, mulai dari pembuatan teknis persiapan karier, pemasaran digital, manajemen produk, sampai dengan pemrograman.

“Pendanaan ini akan mempercepat misi kami dalam mendukung para pencari kerja di Indonesia untuk menggapai karier impian mereka. MySkill hadir dengan solusi inovatif yang memastikan hasil pembelajaran yang lebih baik, di mana akan menciptakan efek domino dalam menghasilkan dampak sosial dan ekonomi yang lebih baik di Indonesia,” kata Co-Founder & CEO MySkill Angga Fauzan.

Selain Angga, startup ini turut didirikan oleh Erahmat (Co-Founder & Chief Business Officer). Kedua co-founder ini menyadari akan kesenjangan keterampilan yang sangat besar antara dunia akademik dan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja, yang berujung pada banyak orang kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang layak.

Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa layanan serupa, misalnya yang disediakan Binar Academy, ToMu by ProSpark, Kuncie, Skill Academy, Terampil, dan sebagainya. Bahkan pemain seperti Binar atau Hacktiv8 memiliki kemitraan khusus dengan perusahaan untuk menjembatani lulusannya agar memiliki kesempatan lebih besar dalam mendapatkan pekerjaan.

Permasalahan penyerapan tenaga kerja

Penyerapan tenaga kerja memang masih isu fundamental di Indonesia. Di sisi supply, jumlah tenaga kerja yang ada sangat melimpah karena setiap tahunnya ada ribuan sampai jutaan lulusan yang dihasilkan sekolah kejuruan atau perguruan tinggi. Pun demikian dengan demand dari industri, jumlahnya cukup besar setiap tahun. Namun faktanya, banyak pelaku industri yang merasakan kesulitan untuk menemukan talenta yang berkualifikasi.

Studi J.P. Morgan dan Singapore Management University menemukan bahwa salah satu penyebab rendahnya jumlah tenaga kerja berkualitas di Indonesia dikarenakan kesenjangan antara dunia akademik dan industri. Situasi tersebut diperparah oleh pandemi yang akibatnya dirasakan oleh lebih dari 29 juta pekerja di Indonesia, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).

Dari permasalahan tersebut, banyak pihak mengupayakan adanya match-making antara lulusan universitas dengan kebutuhan industri. Salah satunya seperti yang dilakukan startup edtech seperti MySkill dengan menyelenggarakan pelatihan dengan kurikulum dan mentor yang dihadirkan langsung dari perspektif industri.

“Melihat kesenjangan besar yang dihadapi ketenagakerjaan Indonesia saat ini, kami percaya MySkill dapat membawa lebih banyak pertumbuhan serta dampak ke industri tenaga kerja di Indonesia,” kata Principal East Ventures Devina Halim.

Sinar Mas Land Luncurkan “Urban Gateway Fund”, Bidik Startup Pengembang Inovasi Kota Pintar

Sinar Mas Land mengumumkan kerja sama strategis dengan East Ventures, Redbadge Pacific, dan Prasetia Dwidharma untuk meluncurkan “Urban Gateway Fund (UGF)”. Dana kelolaan ini disiapkan untuk investasi startup tahap awal yang bergerak pada pengembangan tata kota.

Selain ketiga pemodal ventura di atas, Sinar Mas Land juga menggandeng pengembang asal Korea Selatan GS E&C, yang juga akan menjadi salah satu investor dan mitra strategis UGF dalam jangka panjang di Indonesia.

UGF membidik startup di bidang urban dan proptech yang menjadi kebutuhan mendasar bagi pembangunan perkotaan di masa depan. Ada enam sektor pengembangan utama antara lain mobilitas dan transportasi, teknologi properti, analisis data dan AI, ritel omnichannel, pengelolaan sumber daya berkelanjutan, dan smart city tech.

Group CEO Sinar Mas Land Michael Widjaja berharap akselerasi keenam sektor tersebut dapat memenuhi kebutuhan pengembangan urban bagi generasi selanjutnya. “Dalam upaya transformasi BSD City menjadi integrated smart digital city, kami membuka peluang bagi pelaku startup untuk memberikan ide dan solusi yang memperkaya ekosistem kota ini,” tuturnya dalam keterangan resmi.

CFO Prasetia Dwidharma Ardi Setiadharma menambahkan, UGF dapat menjadi sarana tepat bagi lulusan program akselerator Escalate untuk berkontribusi terhadap pengembangan kota pintar. Sekadar informasi, sebelumnya Prasetia Dwidharma telah menjalin kerja sama dengan Sinar Mas Land pada program Escalate.

“Dalam program Escalate, kami sama-sama mendukung startup untuk tumbuh di ekosistem Sinar Mas Land. Kami bersemangat hadir bersama UGF agar dapat memampukan lebih banyak startup lokal dalam menampilkan teknologi dan solusi mereka,” ujar Ardi.

Fasilitas dan ekosistem

Lebih lanjut, rencananya UGF akan menyediakan akses ke ekosistem kota pintar di BSD City dan ekosistem milik Sinar Mas Land melalui tiga tahap. Pertama, UGF menyediakan fasilitas di mana startup terpilih dapat menggunakan platform uji coba dan mengintegrasikan ide/prototype ke ekosistem Sinar Mas Land.

Kedua, startup terpilih dapat menginkubasi dan memvalidasi pilihan solusi dalam pengembangan tata kota. Terakhir, startup terpilih mendapatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan pemimpin Sinar Mas Land dalam pengembangan kota dan manajemen properti.

Sebagai informasi, Sinar Mas Land merupakan anak usaha konglomerasi Sinar Mas yang merupakan salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia. Sinar Mas Land terdiri dari dua pengembang besar, yakni Bumi Serpong Damai dan Duta Pertiwi.

Menurut Managing Partner of Redbadge Pacific Timothy Yong, BSD City dinilai memiliki ekosistem dan captive market yang dapat mendorong pertumbuhan startup di bidang urban dan proptech. “Ini juga akan mendorong kehadiran startup lain. Dukungan strategis dan ekosistem menjadi hal yang penting bagi startup proptech untuk bisa berkembang di tahap awal.” Tutupnya.

Fund Amount Participant(s) Vertical/Focus
Urban Gateway Fund N/A Sinar Mas Land; bermitra dengan East Ventures, Redbadge Pacific, dan Prasetia Dwidharma Proptech, Urban
Bio-Health Fund $20 million (Rp292 billion) Bio Farma and MDI Ventures Biotech, healthtech
Fundnel Secondaries Fund $50 million (Rp727 billion) Fundnel Group and BRI Ventures Late-stage startups
Ratu Nusa Fund $10 million (Rp143 billion) Gobi Partners and Ozora Yatrapaktaja Women founders, healthtech, e-commerce, proptech, education, fintech, dan enterprise
IDN Live Streamer Fund Rp50 million IDN Media Content creator, live streamer
Indonesia Impact Fund N/A Mandiri Capital Indonesia and UNDP Social impact
Luno Expeditions N/A Luno Fintech, Web3, Crypto
Teja Ventures $10 million (Rp143 billion) Teja Ventures New economy, fintech, edtech
Cydonia Fund N/A Indogen Capital and Finch Capital Web3

Dana kelolaan yang diluncurkan di sepanjang 2022

Sebelumnya, pemerintah menyebut bahwa pengembangan smart city menjadi mendesak dan signifikan seiring dengan meningkatnya tantangan kependudukan. Bahkan sekitar 82,37% dari total populasi di Indonesia diproyeksi akan tinggal di perkotaan.

Pasarnow Is Reportedly to Receive 138 Billion Rupiah Funding, Led by East Ventures

Pasarnow online grocery is reportedly received follow-on funding of $9.5 million (over 138 billion Rupiah). According to a reliable source, the round has boosted the company’s valuation to $56 million.

Again, East Ventures led the latest round, supported by a number of investors such as January Capital and Skystar Capital. DailySocial.id tried to confirm the news, but until this news published, we haven’t heard any response from the company’s representative.

Last September, Pasarnow has received $3.3 million seed funding along with the pivotal effort of its social commerce platform under the brand “Jamannow”. In this round, apart from East Ventures, also participated SMDV, Skystar Capital, Amand Ventures, Prasetia Dwidharma, and others.

Pasarnow was founded in 2019 by James Rijanto, Donald Wono, and Cindy Ozzie. They are focused on simplifying the supply chain in the healthy grocery sector and offering quality fresh food products to customers through a multi-channel platform, enabling them to embrace both B2B and B2C sectors.

Each of these channels offers different prices, promotions and key features to meet specific customer needs. Pasarnow’s Co-founder and CEO, James Rijanto said food such as fruits, vegetables, and frozen meat are perishable, thus requiring fast delivery with well-controlled temperature control, and ultimately causing high logistics costs.

This is what Pasarnow currently focuses on. In the process, the operating system on the backend collects order history to generate market demand predictions, therefore, over 1,000 partner farmers and suppliers can better plan and optimize their harvest schedules.

Therefore, they can offer customers high quality and fresh ingredients at the best prices and minimize the amount of wasted fresh ingredients. To date, Pasarnow is available in Greater Jakarta and Bandung with more than 100 employees and 200 day laborers and driver partners.

Long list of online grocery startup funding

Throughout the pandemic, the online grocery business continued to reap high traction as it penetrates into daily necessities. The following is a list of funding that DailySocial.id has summarized throughout 2020 to date:

Period Startup Investment
March 2022 Sayurbox Series C
February 2022 Astro Series A
February 2022 Bananas Seed Funding
January 2022 KedaiSayur Bridge round
January 2022 JaPang Pre-Series A
November 2021 Astro Seed Funding
September 2021 Pasarnow Seed Funding
September 2021 Segari Series A
August 2021 Pasarnow Seed Funding
August 2021 Segari Series A
July 2021 HappyFresh Series D
April 2021 Sayurbox Series B
March 2021 Dropezy Seed Funding
March 2021 Segari Seed Funding
March 2021 Eden Farm Seed Funding
August 2020 Wahyoo (meluncurkan Langganan.co.id) Series A
July 2020 BorongBareng Pre-Series A
March 2020 Chilibeli Series A


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Pasarnow Dikabarkan Raih Pendanaan 138 Miliar Rupiah, Kembali Dipimpin East Ventures

Startup online grocery Pasarnow dikabarkan memperoleh pendanaan lanjutan sebesar $9,5 juta (lebih dari 138 miliar Rupiah). Menurut sumber terpercaya yang kami terima, putaran tersebut melambungkan valuasi perusahaan ke angka $56 juta.

East Ventures kembali memimpin putaran teranyar tersebut, didukung sejumlah investor seperti January Capital dan Skystar Capital. DailySocial.id sempat mencoba meminta konfirmasi perihal kabar tersebut, namun belum menerima respons dari pihak hingga berita ini diturunkan.

Pada September tahun lalu, Pasarnow menerima pendanaan tahap awal senilai $3,3 juta bersamaan dengan upaya pivot dari platform social commerce dengan brand sebelumnya “Jamannow”. Pada putaran ini, selain East Ventures, terdapat SMDV, Skystar Capital, Amand Ventures, Prasetia Dwidharma, dan lainnya.

Pasarnow didirikan pada 2019 oleh James Rijanto, Donald Wono, dan Cindy Ozzie. Mereka memiliki fokus untuk menyederhanakan rantai pasok di sektor bahan makanan sehat dan menawarkan produk makanan segar berkualitas kepada pelanggan melalui platform multi-channel, sehingga memungkinkan mereka untuk merangkul ranah B2B dan B2C secara sekaligus.

Tiap channel ini menawarkan harga, promosi, dan fitur utama yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan. Co-founder dan CEO Pasarnow James Rijanto mengatakan, produk makanan seperti buah-buahan, sayuran, dan daging beku mudah rusak, sehingga membutuhkan pengiriman yang cepat dengan kontrol suhu yang terjaga, dan akhirnya menyebabkan tingginya biaya logistik.

Hal tersebutlah yang menjadi fokus Pasarnow. Dalam proses kerjanya, sistem operasi di backend mengumpulkan riwayat pesanan untuk menghasilkan prediksi permintaan pasar, sehingga lebih dari 1.000 mitra petani dan pemasok dapat merencanakan dan mengoptimalkan jadwal panen mereka dengan lebih baik.

Dengan begitu, mereka dapat menawarkan bahan makanan berkualitas tinggi dan segar dengan harga terbaik kepada pelanggan dan meminimalkan jumlah bahan segar yang terbuang. Saat ini, Pasarnow beroperasi di Jabodetabek dan Bandung dengan lebih dari 100 karyawan dan 200 pekerja harian dan mitra pengemudi.

Daftar pendanaan startup online grocery

Sepanjang pandemi, bisnis online grocery terus menuai traksi yang tinggi karena masuk ke dalam kebutuhan sehari-hari. Berikut daftar pendanaan yang DailySocial.id rangkum sepanjang 2020 hingga sekarang:

Periode Startup Investasi
Maret 2022 Sayurbox Seri C
Februari 2022 Astro Seri A
Februari 2022 Bananas Pendanaan Awal
Januari 2022 KedaiSayur Pendanaan bridge round
Januari 2022 JaPang Pra-Seri A
November 2021 Astro Pendanaan Awal
September 2021 Pasarnow Pendanaan Awal
September 2021 Segari Seri A
Agustus 2021 Pasarnow Pendanaan Awal
Agustus 2021 Segari Seri A
Juli 2021 HappyFresh Seri D
Apri 2021 Sayurbox Seri B
Maret 2021 Dropezy Pendanaan Awal
Maret 2021 Segari Pendanaan Awal
Maret 2021 Eden Farm Pendanaan Awal
Agustus 2020 Wahyoo (meluncurkan Langganan.co.id) Seri A
Juli 2020 BorongBareng Pra-Seri A
Maret 2020 Chilibeli Seri A
Application Information Will Show Up Here