Grab Backs Oyo with 1.5 Trillion Rupiah Funding

Grab is said to pour $103.4 million (Rp1.5 trillion) funding to Oyo as part of Series E fundraising for the India-based unicorn startup in hospitality. As planned, Grab investment is to be used for expansion in Southeast Asia, Indonesia in particular.

In Indonesia, Oyo has just introduced its service last October. They’re focused on helping the unbranded hotel owners by offering some technology-based solutions to improve management and service to meet the top-tier hotel standard.

Oyo’s brought some solutions, including Krypton App (audit-purposed mobile app), Oyo owner (hotel owners app for cash flow, business performance, customer reviews, and so on), and Oyo: Branded Hotels for consumers.

In its competition with Gojek, Grab positioned itself as a super app, to use Oyo’s credibility in providing added value to its services.

Oyo, on the other hand, collaborates with Grab for the company to reach the market faster. Take an example as HappyFresh collaboration with Grab in GrabFresh.

In its early age, Oyo partners with 30 property owners with 1000 rooms around Jakarta, Surabaya, and Palembang.

When first announcing its official business in Indonesia, Oyo has secured an investment worth of Rp1.5 trillion to win over the Indonesian market. The major investment will be used to build hotel network infrastructure and renovate the building to meet Oyo’s criteria. In addition, the company’s keep looking for talents, developing technology, and creating some marketing strategies to acquire new users.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Catatan Pendanaan Startup Sepanjang Tahun 2018

Tahun 2018 segera usai, ada beberapa capaian bisnis startup yang kami catat satu tahun terakhir. Salah satu yang paling menarik ialah soal pendanaan. Dari transaksi yang dipublikasikan –dan di luar startup unicorn—setidaknya ada 51 pendanaan yang berhasil dibukukan oleh startup dari berbagai sektor. Berdasarkan nilainya, pendanaan tertinggi (di luar unicorn) mencapai 1 triliun Rupiah, dengan rata-rata perolehan terbanyak berkisar 100-400 miliar Rupiah.

Sementara itu, jika ditinjau dari tahapan pendanaan, tahap awal yang paling banyak tahun ini dengan 20 transaksi yang berhasil dibukukan. Disusul oleh pendanaan seri A sebanyak 14 transaksi dan pendanaan seri B sebanyak 11 transaksi.

Pendanaan Startup
Pendanaan startup berdasarkan tahapannya / DailySocial

Pendanaan tahap awal menjadi cukup banyak, hal tersebut turut memvalidasi masih suburnya tren startup baru yang mencoba hadir di lanskap bisnis digital tanah air. Di samping itu munculnya berbagai kegiatan inkubator dan akselerator pada umumnya juga mendukung startup dengan mengucurkan pendanaan tahap awal.

Di luar unicorn, pendanaan capai 4 triliun Rupiah

Di catatan kami, ada 20 transaksi pendanaan yang menyebutkan nominal yang didapat. Jika dijumlahkan, totalnya mencapai 4,1 trilun Rupiah. Angkanya harusnya lebih tinggi –diproyeksikan mencapai 3-5 kali lipat—pasalnya ada 7 pendanaan seri A, 6 pendanaan seri B dan belasan pendanaan awal yang tidak menyebutkan nominal.

Berdasarkan kategori atau sektor bisnis startup, tahun ini pendanaan yang mengucur cukup merata. E-commerce dan fintech menjadi yang paling banyak mendapatkan porsi pendanaan. Sementara tahun ini yang menghilang adalah sektor edutech – ada satu transaksi penambahan modal dari Ruangguru, namun berbentuk pemberian hibah dalam kegiatan sosial.

Pendanaan Startup
Pendanaan startup berdasarkan kategori bisnis / DailySocial

Beberapa sektor lain kian terlihat, misalnya pengembang AI. Tahun ini ada 3 startup AI yang mendapatkan pendanaan. Yang paling baru diberikan oleh Kaskus kepada Prosa.ai. Sektor lain yang mulai ramai adalah new retail, mereka mencoba menyajikan terobosan baru dalam konsep ritel. Salah satu yang mendapatkan dua pendanaan sekaligus di tahun ini adalah Warung Pintar, dalam pendanaan awal dan lanjutan.

Unicorn masih terus menambah pendanaan

Pada laporan ini kami memisahkan pendanaan startup unicorn. Ada dua alasan, pertama nilainya telah mendominasi distribusi pendanaan startup di Indonesia. Kedua, transaksi pendanaan startup unicorn cukup intens – bisa dibilang untuk saat ini sepanjang waktu terus menggalang pendanaan. Kabar terbaru, beberapa unicorn tengah merampungkan pendanaan baru untuk meningkatkan valuasi.

Dimulai dari Gojek, kabar teranyar mereka tengah merampungkan proses pendanaan teranyar dari investor terdahulunya. Google, JD.com, dan Tencent telah berkomitmen untuk menggandakan investasinya, membawa Gojek pada valuasi $9 miliar (setara 137 triliun Rupiah). Pendanaan tersebut terus dikejar untuk mendukung ekspansi Gojek di Asia Tenggara.

Tokopedia baru saja meraih pendanaan baru menjelang akhir tahun ini, nilainya $1,1 miliar (setara 16 triliun Rupiah). Softbank  dan Alibaba secara bersama menjadi pemegang saham mayoritas dan menjadi pemimpin dalam pendanaan baru ini. Perolehan tersebut membawa Tokopedia pada nilai valuasi mencapai $7 miliar (setara dengan 102 triliun Rupiah).

Valuasi Startup Unicorn Indonesia
Valuasi startup unicorn di Indonesia / DailySocial

Awal Oktober lalu raksasa OTA lokal Traveloka juga dikabarkan tengah mengumpulkan pendanaan baru hingga $400 juta (setara dengan 6 triliun Rupiah). Angka tersebut akan meningkatkan nilai pendanaan yang didapat sebelumnya dari beberapa investor termasuk Expedia, yakni senilai $2 miliar. Selain percepatan ekspansi, penambahan modal dibutuhkan untuk mematangkan layanan sekunder yang saat ini banyak dirilis Traveloka.

Sementara unicorn lainnya yakni Bukalapak tahun ini sama sekali tidak memberitakan seputar pendanaan baru. Tahu lalu capaian valuasi Bukalapak melebihi $1 miliar dengan kepemilikan saham mayoritas dari investor lokal.

Grab Dapat Pendanaan Tambahan dari Yamaha Motor Senilai 2 Triliun Rupiah

Yamaha Motor dan Grab hari ini (13/12) mengumumkan kerja sama strategis untuk memaksimalkan potensi transportasi roda dua di Indonesia. Sebagai bagian dari kesepakatan, Yamaha Motor mengucurkan investasi ke Grab senilai $150 juta (setra 2,1 triliun Rupiah). Ini adalah investasi lanjutan yang melibatkan perusahaan di bidang otomotif setelah sebelumnya Hyundai dan Kia Motors suntikan dana setara 3,5 triliun Rupiah.

Melalui kemitraan ini Yamaha Motor dan Grab akan mengembangkan serangkaian solusi. Pertama, perusahaan akan memanfaatkan teknologi Yamaha untuk meningkatkan keselamatan mitra dan penumpang layanan berbasis sepeda motor. Kedua, Yamaha akan memberikan insentif berupa kemudahan akses pembelian bagi siapa saja yang tertarik menjadi mitra layanan ride-hailing Grab.

“Selain meningkatkan keselamatan dan kenyamanan, [akan ada] penerapan teknologi Yamaha Motor tipe baru sebagai sistem transportasi yang lebih melibatkan pengguna. Kami juga memprediksi adanya peningkatan dalam sistem mobilitas di masa depan, dan terciptanya solusi-solusi mobilitas baru,” sambut General Manager of Motorcycle Business Operations Yamaha Motor Takuya Kinoshita.

Untuk menjangkau visi jangka panjang kedua negara, kerja sama ini akan turut diisi dengan eksplorasi teknologi terbaru seperti robotika untuk menjawab isu-isu terkait sistem mobilitas.

President Grab Ming Maa mengatakan, keamanan mitra pengemudi dan pelanggan merupakan hal yang paling penting bagi Grab. Harapannya kerja sama ini dapat melahirkan solusi inovatif untuk layanan ride-hailing.

Sebelumnya tahun ini Grab telah menargetkan untuk melakukan penggalangan dana baru hingga $3 miliar. Beberapa perusahaan besar dan pemodal ventura sudah turut andil, di antaranya Booking Holdings, Microsoft, Toyota, hingga Kasikorn Bank.

Application Information Will Show Up Here

DataOn Resmikan “GreatDay HR”, Startup Manajemen SDM untuk UKM

Perusahaan manajemen sumber daya manusia (SDM) DataOn hari ini (12/12) mengumumkan kehadiran anak usaha barunya GreatDay HR. Dengan segmen layanan sama, unit usaha baru tersebut akan menyasar kalangan UKM. Pemisahan unit bisnis ini dilakukan agar GreatDay HR bisa lebih fokus menggarap segmen tersebut.

DataOn sudah berdiri sejak 1999 dan diklaim menjadi perusahaan manajemen HR terbesar di Indonesia untuk segmen korporasi. Produk DataOn, yakni SunFish HR telah mendukung lebih dari 1,4 juta karyawan di lebih dari 1.200 perusahaan di 35 negara.

“Tim untuk GreatDay HR sudah dipecah dari DataOn agar bisa fokus menangani solusi HR untuk skala UKM. Tim kami terus tumbuh pesat, kemungkinan sekarang ada 50 orang. Sedangkan DataOn punya 300 karyawan,” terang Founder dan CEO DataOn dan GreatDay HR Gordon Enns, Rabu (12/12).

Secara startup, GreatDay HR berbentuk PMA dengan basis pusat di Singapura di bawah naungan Publica Holding Pte Ltd. Untuk dukung akselerasi bisnis, Enns mengumumkan perolehan investasi pra seri A senilai $2,5 juta yang dipimpin oleh Otium Ventures. Diikuti pula investor dari Indonesia dan Thailand.

Investasi ini akan digunakan untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Area Jabodetabek menjadi fokus awal, kemudian merambah ke Jawa secara perlahan hingga ke seluruh Indonesia. Pihaknya juga akan membawa produk ini ke beberapa negara di Asia Tenggara.

“Investor melihat produk ini dapat dibawa keluar negeri karena umumnya permasalahan yang dihadapi itu sama dengan Indonesia.”

Fitur GreatDay HR

GreatDay HR adalah aplikasi mobile yang bisa permudah mengelola data sumber daya manusia. Fitur di dalamnya termasuk untuk mengajukan reimburse, melaporkan kehadiran/cuti, penggajian, pelaporan PPh 21, pengurusan BPJS, dan penjadwalan kerja.

Semua pengguna menerima informasi termasuk permintaan yang membutuhkan persetujuan mereka, pengumuman perusahaan, pengingat status kehadiran, atau status karyawan yang diunggah di media sosial internal perusahaan.

Yang membedakan GreatDay HR dengan pemain sejenis, menurut Enns terletak di sisi penerapan konsep media sosial yang terintegrasi dalam aplikasi untuk mendukung komunikasi yang lebih baik.

Pengelolaan tugas, penelusuran aktivitas, dan umpan balik berkelanjutan memungkinkan terjadinya komunikasi lebih terstruktur, sehingga menghasilkan data yang dapat diakumulasi menjadi dasar untuk social performance management.

Enns menjelaskan fitur GreatDay dihadirkan untuk mendorong karyawan saling berbagi hal hebat yang sudah mereka lakukan setiap harinya. Unggahan ini dibagikan ke seluruh “followers”, termasuk tim kerja dan memperoleh “like” pada setiap unggahan.

“Like” ini dapat menambah poin untuk penilaian profil karyawan terbaik dan perusahaan dapat memberikan reward atas kontribusi mereka. Poin dan gamification tersebut bakal menunjang kontribusi/penggunaan konten micro-learning, penelurusan tugas, berbagi media sosial, dan interaksi lainnya.

“Menciptakan keterlibatan karyawan adalah tantangan berkelanjutan bagi banyak perusahaan. Padahal karyawan yang terlibat aktif dan menikmati waktu mereka di tempat kerja, umumnya memiliki prospek karir yang lebih baik dan tentunya menambah nilai lebih bagi perusahaan.”

Sediakan fitur finansial

Secara bertahap Enns bersama tim akan terus mengembangkan fitur di dalam aplikasi agar semakin menjawab kebutuhan para UKM. Salah satu fitur yang bakal dikuatkan adalah digital employee benefits, sebuah solusi finansial yang terintegrasi dalam aplikasi.

Perusahaan menghubungkan pengguna dengan berbagai pemain di industri jasa keuangan seperti multi-finance, asuransi, investasi, bank, wallet, dan online payment di dalam aplikasi. Pengguna dapat mengatur keuangan mereka dalam slot bahkan sebelum waktu gajian tiba.

Ketika gaji sudah masuk, dana secara otomatis akan terpotong dari dalam aplikasi. Seluruh tagihan pun akan terselesaikan pada saat itu juga. Mitra pun akan mendapat potensi nasabah baru yang datang dari kalangan UKM.

“Melalui program kerja sama dengan mitra keuangan, kami dapat menawarkan opsi yang lebih baik kepada karyawan seperti asuransi, pinjaman berbiaya rendah, dan lainnya. Mulai Januari 2019, kami akan umumkan beberapa kerja sama terbaru terkait fitur ini.”

Untuk berlangganan aplikasi, UKM hanya perlu menyediakan biaya Rp9 ribu per karyawan dalam setiap bulannya. Ness mengatakan untuk integrasi layanan dengan UKM tidak dikenakan biaya sama sekali.

“Kalau perusahaan mau pakai SunFish HR itu biayanya bisa memakan $100 juta sampai $10 miliar. Sementara kalau ini biaya integrasinya tidak ada, hanya biaya per kepala karyawan saja,” tutupnya.

GreatDay HR pertama kali dirilis sejak awal tahun ini, Ness menyebut telah memiliki 120 pengguna dari kalangan UKM dengan total 140 ribu karyawan. Aplikasi secara harian dikunjungi hingga 80 ribu kali oleh para karyawan. Pengguna tersebar di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Tokopedia Umumkan Perolehan Pendanaan 16 Triliun Rupiah yang Dipimpin oleh Softbank dan Alibaba

Hari ini (12/12) Tokopedia resmi mengumumkan perolehan pendanaan terbaru senilai $1,1 miliar (setara dengan 16 triliun Rupiah). Putaran pendanaan kali ini dipimpin oleh SoftBank Vision Fund dan Alibaba Group dengan partisipasi Softbank Ventures Korea, serta investor-investor Tokopedia sebelumnya. Kabar tentang pendanaan ini sudah tersiar sejak akhir November lalu.

Tokopedia berencana menggunakan tambahan modal tersebut untuk mendorong pembangunan teknologi dan infrastruktur yang akan memberdayakan jutaan bisnis lokal untuk tumbuh dan memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan.

“Dalam sembilan tahun pertama kami, Tokopedia fokus untuk membangun marketplace terbesar di Indonesia yang menyediakan barang fisik serta digital. Memasuki tahun kesepuluh, Tokopedia akan mengembangkan ekosistem kami menjadi infrastructure-as-a-service (IaaS) di mana teknologi logistik, fulfillment, pembayaran, dan layanan keuangan kami akan memberdayakan perdagangan, baik online maupun offline. Ini akan memperluas skala dan jangkauan Tokopedia, sekaligus meningkatkan efisiensi operasional bagi jutaan bisnis dan mitra,” ujar Co-Founder & CEO Tokopedia William Tanuwijaya.

Sejauh ini Tokopedia sudah menjangkau 93% kecamatan di Indonesia di lebih dari 17.000 pulau. Pada tahun ini gross merchandise value (GMV) Tokopedia meningkat hingga empat kali lipat. Saat ini Tokopedia juga telah melakukan pengiriman di hari yang sama (same-day delivery) untuk 25% transaksi yang terjadi dalam platformnya.

“Tokopedia telah menyediakan akses ke lebih dari 100 juta jenis produk kepada masyarakat Indonesia. Kami mendukung dan percaya kepada kekuatan entrepreneur lokal, dan melihat potensi pertumbuhan Tokopedia akan terus berkelanjutan,” sambut Lydia Jett, Senior Investor SoftBank Investment Advisers sekaligus Anggota Dewan Tokopedia.

Pada pemberitaan sebelumnya tersiar kabar mengenai kondisi kepemilikan saham saat ini di Tokopedia. William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison disebut memegang kurang dari 8% saham perusahaan. Softbank secara total (termasuk melalui afiliasinya) memiliki lebih dari 38% saham perusahaan. Alibaba, melalui Taobao, menjadi investor terbesar kedua dengan kepemilikan 25%.

Application Information Will Show Up Here

Alpha JWC Ventures Terlibat dalam Pendanaan Startup SaaS Vietnam Base.vn

Alpha JWC Ventures terlibat dalam pendanaan pra-seri A untuk Base.vn (Base), startup asal Vietnam yang mengembangkan platform SaaS untuk korporasi. Nominal pendanaan mencapai $1,3 juta. Selain Alpha JWC, pendanaan ini turut dipimpin Beenext.

Investor sebelumnya yakni 500 Startup dan VIISA turut mendukung juga. Suntikan modal ini sekaligus menjadi yang terbesar di Vietnam untuk sektor SaaS dan B2B.

“Misi Base adalah membangun masa depan (proses) kerja. Kami membayangkan dalam lima tahun ke depan perusahaan akan beroperasi dan mengelola secara efektif pekerjaannya melalui teknologi,” terang Co-founder & CEO Base Hung Pham.

Hung juga menjelaskan bahwa dalam dua tahun terakhir mereka telah membangun model khusus yang mampu mengintegrasikan berbagai aplikasi ke dalam satu kanal terpusat.

Menanggapi investasi ini Co-founder & Managing Partner Alpha JWC Chandra Tjan menyebutkan, bahwa menjual solusi untuk kalangan korporasi memiliki tantangan tersendiri. Base dengan produknya diyakini bisa menjadi pemimpin SaaS di Vietnam.

“Hung adalah serial entrepreneur dengan strong technical founder dan kami percaya Base akan menjadi platform SaaS terkemuka di Asia Tenggara dan sekitarnya,” imbuh Chandra.

Ini adalah pendanaan Alpha JWC Ventures pertama di Vietnam. Chandra dalam keterangan resminya menjelaskan, setelah Indonesia, Singapura, dan Malaysia; pihaknya percaya Vietnam akan menjadi negara yang akan memiliki startup teknologi besar di Asia Tenggara.

Melalui pendanaan ini pihak Base juga merencanakan ekspansi regional. Namun untuk saat ini, prioritasnya merekrut lebih banyak talenta untuk pengembangan produk.

“Prioritas pertama kami memperoleh lebih banyak talenta untuk pengembangan produk dan membangun landasan yang kuat untuk ekspansi di Asia Tenggara pada pertengahan 2019. Dengan produk, tim yang solid, dan investor strategis; kami optimis dapat menjadi platform SaaS terkemuka di wilayah ini,” tutup Hung.

Grab Suntik Dana 1,5 Triliun Rupiah ke Oyo

Grab disebutkan telah menyuntikkan dana senilai $103,4 juta (Rp1,5 triliun) ke Oyo sebagai bagian penggalangan Seri E untuk startup unicorn India yang bergerak di bisnis perhotelan dan hospitality ini. Rencananya investasi Grab ini  untuk membantu mengembangkan layanan Oyo di Asia Tenggara, terutama di Indonesia.

Di Indonesia Oyo baru saja mengumumkan kehadirannya pada Oktober silam. Pihak Oyo fokus membantu para pemilik unbranded hotel dengan menghadirkan sejumlah solusi berbasis teknologi untuk meningkatkan manajerial dan membantu meningkatkan standar pelayanan hingga setara dengan jaringan hotel ternama.

Beberapa solusi yang diboyong Oyo ke Indonesia antara lain Krypton App (aplikasi mobile untuk keperluan audit), Oyo Owner (aplikasi bagi pemilik hotel untuk manajemen arus kas, performa bisnis, review pelanggan dan lain-lain), Co Oyo, Oyo OS (sistem operasi yang dikembangkan Oyo Hotels untuk manajemen hotel), dan Oyo : Branded Hotels untuk konsumen.

Grab yang memosisikan diri sebagai super app, dalam kompetisinya dengan Gojek, bisa memanfaatkan kekuatan Oyo untuk memberikan added value bagi layanannya.

Bagi Oyo, berkolaborasi Grab bisa membantu perusahaan untuk menjangkau pasar dengan lebih cepat. Contohnya seperti bagaimana HappyFresh berkolaborasi dengan Grab dalam bentuk GrabFresh.

Di awal kemunculannya, Oyo menggandeng 30 pemilik properti dengan 1000 kamar yang tersebar di Jakarta, Surabaya, dan Palembang.

Ketika mengumumkan masuk secara resmi ke pasar Indonesia Oyo memastikan komitmen investasi lebih dari Rp1,5 triliun untuk memenangi pasar Indonesia. Mayoritas investasi tersebut akan digunakan membangun infrastruktur jaringan hotel dan merenovasi bangunan agar sesuai dengan kriteria Oyo. Selain itu perusahaan juga fokus merekrut talenta, mengembangkan teknologi, dan melakukan beberapa strategi pemasaran untuk menarik pengguna baru.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Startup POS Pawoon Segera Lepas 30% Sahamnya kepada DIVA

Startup pengembang layanan POS (Point of Sales) Pawoon mengumumkan segera melepas 30% sahamnya kepada Distribusi Voucher Nusantara (DIVA), anak usaha dari Kresna Graha Investama, dengan nilai yang tidak disebutkan. Dana segar dari pencaplokan saham tersebut akan digunakan untuk akselerasi bisnis Pawoon di seluruh wilayah Indonesia.

Founder dan CEO Pawoon Ahmad Gadi mengatakan, suntikan dana ini akan diarahkan untuk pengembangan produk dan mempercepat akuisisi merchant.

“Kami melayani bisnis di semua ukuran, dari UKM dengan satu warung hingga franchise dengan ratusan gerai. Bisnis-bisnis tersebut [saat ini] cenderung mengandalkan pena, kertas, dan metode konvensional untuk mencatat penjualan,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Pawoon menyediakan segala kebutuhan merchant untuk memulai, menjalankan, dan mengembangkan bisnisnya dengan perangkat lunak, dilengkapi solusi pembayaran berbasis uang elektronik. Pawoon juga membuka akses terhadap pendanaan dan penyempurnaan supply chain bisnis.

“Pawoon memiliki tujuan utama membangun ekosistem yang lengkap bagi para pelaku bisnis, tidak hanya sekadar software yang lengkap. Inti dari seluruh aspek ini adalah data transaksional yang berjumlah besar, jika terorganisir akan memberikan nilai tambah untuk merchant.”

Produk Pawoon / Pawoon
Tampilan aplikasi Pawoon / Pawoon

Direktur DIVA Dian Kurniadi menambahkan, perseroan tertarik kepada Pawoon lantaran pertumbuhan eksponensialnya yang mencapai 28 kali lipat selama dua tahun terakhir. Bahkan pertumbuhan bulanannya dalam empat bulan terakhir diklaim mencapai 20%.

Ditambah solusi yang dikembangkan Pawoon memberikan potensi penumbuhan bisnis di luar tiga sektor yang saat ini digarap DIVA.

“Karena F&B dianggap salah satu yang paling menguntungkan dari 10 kelompok industri yang diprioritaskan pemerintah, kami ingin memasuki pasar tersebut, yang memiliki nilai perputaran transaksi tahunan hingga Rp27,5 triliun di Jakarta saja.”

Melalui investasi ini, DIVA akan membuka potensi UKM maupun perusahaan besar yang signifikan dalam industri F&B, mempercepat transformasi non-tunai dan memungkinkan sinergi bisnis unik yang sesuai dengan industrinya.

Sejak peluncuran Pawoon di tahun 2015, aplikasi POS Pawoon telah digunakan oleh lebih dari 10 ribu merchant yang tersebar di 200 kota di seluruh Indonesia.

Orori Increases Innovations and Product Integration Post Series B Funding from Amand Ventures

Orori is reportedly to raise the latest funding in Series B round with an undisclosed value. According to George Budi Sumantri, Orori’s Founder & CEO, funding was led by Amand Ventures with its affiliation supports.

The additional funding is to be relocated into several matters. First, the gold fiduciary business development which was delayed this year. In terms of products, there will be e-gold integration in Orori platform and vice versa. In terms of business, they’re optimizing strategy to raise higher revenue post becoming antam official reseller.

In the interview, we mentioned Bappebti regulation related to the online gold product sales. Previously, some services were suspended, including Tokopedia’s e-gold integration for sales. Sumantri said, the regulation hasn’t been making any impact on Orori’s business.

Regarding other business targets, he mentioned that there will be updates in Orori’s platform at the end of this year, specifically on the mobile app. Sumantri explained the development team was trying to research and optimize mobile experience for an easy transaction.

The e-mas integration platform will be expanded later in 2019 to the partner platform. In addition, they also intend to have a partnership with offline retails. Up to this year, there were at least 70 partner outlets in all around Indonesia.

Previously, Orori has obtained series A funding from 500 Startups, East Ventures, and Spiral Ventures. Ideasource has also invested in the seed round.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Pasca Pendanaan Seri B dari Amand Ventures, Orori Gencarkan Inovasi dan Integrasi Produk

Orori menginformasikan telah mendapatkan pendanaan baru dalam putaran seri B dengan nilai yang tidak disebutkan. Menurut pemaparan Founder & CEO Orori George Budi Sumantri, pendanaan tersebut dipimpin oleh Amand Ventures dengan dukungan afiliasinya.

Penambahan modal ini akan difokuskan untuk beberapa hal. Pertama ialah pengembangan bisnis pegadaian emas yang sebelumnya sempat tertunda di tahun ini. Kedua dari sisi produk, akan ada integrasi e-mas di platform Orori, pun sebaliknya. Kemudian dari sisi bisnis pihaknya akan mengoptimalkan strategi untuk capaian pendapatan yang lebih besar pasca menjadi reseller resmi emas antam.

Dalam wawancara, kami sempat menyinggung terkait dengan regulasi Bappebti terkait penjualan produk emas secara online. Sebelumnya beberapa layanan dibekukan, termasuk integrasi e-mas di Tokopedia untuk penjualan. Menurut George, sejauh ini regulasi tersebut tidak berdampak untuk bisnis Orori.

Mengenai target bisnis lainnya ia turut menyampaikan, bahwa akhir tahun ini akan ada pembaruan Orori dari segi platform, khususnya di aplikasi mobile. George menceritakan bahwa tim pengembang tengah mencoba melakukan riset dan mengoptimalkan mobile experience untuk kemudahan transaksi.

Platform e-mas integrasinya juga akan diperluas tahun 2019 nanti ke platform mitra. Selain itu pihaknya juga mengupayakan kerja sama dengan ritel offline. Hingga akhir tahun ini setidaknya sudah ada 70 outlet mitra yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Sebelumnya Orori mendapatkan pendanaan putaran seri A dari 500 Startups, East Ventures, dan Spiral Ventures. Di pendanaan awal, Ideosource turut menginvestasikan modal di platform penjualan perhiasan tersebut.

Application Information Will Show Up Here