Skorlife Raih Pendanaan Awal Senilai Rp59,5 Miliar Dipimpin Hummingbird Ventures

Startup pengecekan skor kredit Skorlife hari ini (24/05) mengumumkan pendanaan tahap awal senilai $4 juta atau lebih dari Rp59,5 miliar dipimpin oleh Hummingbird Ventures. Turut berpartisipasi dalam putaran ini investor baru QED Investors, serta investor terdahulu AC Ventures dan Saison Capital.

Rencananya, Skorlife akan menggunakan dana segar yang baru didapat ini untuk mengembangkan produk, memperluas tim, meningkatkan penetrasi pasar, dan mendorong pertumbuhan perusahaan secara umum. Sebelumnya, perusahaan sempat mengumumkan perolehan dana tahap pra-awal lebih dari Rp32,8 miliar pada September 2022 lalu.

Didirikan oleh para veteran terkemuka di ekosistem teknologi lokal, Ongki Kurniawan dan Karan Khetan, SkorLife menawarkan pembangunan kredit bagi individu untuk mengakses dan memantau skor dan laporan kredit mereka serta data terkait lainnya dari biro kredit secara instan dan gratis.

Sebagai salah satu pionir layanan credit builder di Indonesia, Skorlife mencoba mengatasi masalah akses terbatas terhadap kredit yang adil di Indonesia dengan menyediakan pendidikan kredit, alat untuk meningkatkan kredit, dan mempromosikan pinjaman yang bertanggung jawab.

Co-founder dan President SkorLife Karan Khetan menjelaskan, “Dengan dana yang kami peroleh, SkorLife siap untuk mempercepat misinya dalam mempromosikan pinjaman yang bertanggung jawab dan praktik kredit yang adil di Indonesia. Kami berkomitmen untuk mendorong literasi keuangan di kalangan individu dan komunitas.”

Skorlife mengungkap bahwa Indonesia memiliki peluang pasar mencapai $185 miliar yang akan terus berkembang. Namun, warga negara ini masih memiliki keterbatasan akses terhadap kredit yang adil disebabkan oleh pengetahuan terbatas pasar mengenai bagaimana kredit berfungsi, dan bagaimana menjadi peminjam yang bertanggung jawab.

Perusahaan mengklaim, ketika masyarakat memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang profil kredit mereka, maka mereka akan berusaha untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan kelayakan kredit dan reputasi keuangan mereka. Hal ini akan memberikan mereka akses ke peluang kredit yang lebih adil, serta bermanfaat bagi masyarakat secara umum dalam jangka panjang.

Founder dan Managing Partner AC Ventures Adrian Li menambahkan, “SkorLife merevolusi pasar Indonesia dengan mengatasi masalah nyata mengenai ketimpangan keuangan, dan AC Ventures dengan bangga menjadi investor awal dan mitra generasional perusahaan ini. Melalui misi untuk membawa keadilan dan kebebasan keuangan ke pasar, SkorLife membuka jalan bagi masa depan yang lebih inklusif dan sejahtera bagi semua masyarakat Indonesia.”

Layanan skoring kredit di Indonesia

Di Indonesia, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk pengecekan skor kredit. Pertama, Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) sebagai Biro Kredit Konvensional. Selain itu, bisa melalui BI Checking, yang sekarang sudah berubah menjadi Informasi Debitur (iDEB) atau Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).

Data yang digunakan di sini utamanya bersumber dari basis data bank atau lembaga finansial lainnya. Namun, seiring perkembangan layanan fintech di Indonesia, industri perbankan juga mulai terbuka memanfaatkan sumber data alternatif demi memperluas jangkauannya ke segmen masyarakat unbankable dan UMKM.

Dengan begitu, penyelenggara fintech melalui model bisnis Innovative Credit Scoring (ICS) juga mencoba menyediakan solusi serupa dengan memanfaatkan sumber data alternatif yang tidak terbatas pada rekening bank. Contohnya, data belanja daring, data telekomunikasi, juga rekam jejak di media sosial dapat menjadi sumber alternatif.

Terkait regulasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah membuat klaster khusus bernama Innovative Credit Scoring (ICS) sebagai penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD). Per Mei 2023, sudah ada 20 perusahaan yang tercatat dalam klaster credit scoring. Untuk Skorlife saat ini masih tercatat di klaster financial planner.

Beberapa layanan pengecekan skor yang juga beroperasi di Indonesia termasuk IdFintechScore yang diluncurkan AFPI dan PEFINDO, layanan CredoLab yang memanfaatkan metadata perangkat mobile, Tokoscore yang terafiliasi dengan Tokopedia, anak perusahaan Investree, AIForesee, dan Ascore.ai yang disediakan oleh layanan P2P Lending Amartha.

Application Information Will Show Up Here

Startup Pengadaan Barang Konstruksi Quipster Terima Investasi Pra-Seri A dari Chailease Holding

Startup penyedia pengadaan barang konstruksi Quipster mengumumkan telah merampungkan putaran pra-Seri A dengan nilai dirahasiakan. Pendanaan ini dipimpin oleh investor asal Taiwan, Chailease Holding, sekaligus menandai debutnya berinvestasi untuk startup konstruksi di Indonesia.

Dana yang terkumpul akan dialokasikan untuk mendigitalisasi konektivitas rantai pasok industri konstruksi, serta membangun infrastruktur demi memperluas penetrasi pengguna Quipster di kota lapis dua dan tiga.

Quipster merupakan brand baru yang digunakan pasca merger antara Webtrace dan TraktorHub pada tahun lalu.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan pada hari ini (17/5), CEO Quipster Erwin Subroto menyampaikan, pasca merger diklaim pihaknya telah membantu lebih dari 500 proyek konstruksi yang tersebar di seluruh Indonesia. Proyek tersebut mendongkrak revenue perusahaan hingga 300% secara year-on-year.

“Memiliki 8.000 alat berat dan commercial vehicles berteknologi IoT, serta lebih dari 500 kontraktor dan toko bangunan yang bergabung dalam ekosistem kami. Quipster siap mendigitalisasi rantai pasok industri konstruksi Indonesia dengan solusi pengadaan bahan dan alat konstruksi satu atap,” terang Erwin.

Chief Strategy Officer Chailease Holding Kevin Lao menjelaskan, Indonesia menduduki posisi keenam sebagai negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia, dengan total hampir 2.500 startup. Akan tetapi, tidak banyak yang dapat memecahkan masalah di industri konstruksi. Quipster, menurutnya, hadir untuk membuat industri tersebut lebih terintegrasi dari hulu ke hilir.

“Terbukti, Quipster mencatatkan pertumbuhan yang positif dengan menyinergikan konstruksi dan teknologi. Kami yakin Quipster dapat memberikan sumbangsih terhadap perkembangan industri konstruksi Indonesia yang memiliki peluang luar biasa,” kata Liao.

Chailease adalah perusahaan leasing di Taiwan dengan jangkauan bisnis di Tiongkok dan Asia Tenggara. Produk keuangannya cukup komprehensif untuk pelaku UKM, seperti penyewaan peralatan dan transportasi, angsuran penjualan, putang, dan berbagai solusi pembiayaan korporasi lainnya.

Industri konstruksi

Kinerja industri konstruksi Indonesia diproyeksi bakal terus meningkat. Total pasar konstruksi Indonesia mencapai $244,4 miliar pada 2022, dengan proyeksi CAGR lebih dari 5% selama 2024-2027. Pertumbuhan ini didukung oleh berbagai faktor, salah satunya lonjakan investasi pemerintah sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2021-2030.

Dua hal tersebut merupakan bagian dari tiga penggerak industri konstruksi ini, yaitu residensial, industrial, dan infrastruktural.

“Industri konstruksi sangat berpotensi. Contohnya, di sektor residensial, rumah yang dibangun lewat Program Sejuta Rumah pada 2022 mencapai 1,1 juta unit. Sayangnya, industri konstruksi menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari kurangnya konektivitas antara kontraktor dengan penyedia peralatan konstruksi dan toko bahan bangunan untuk proyek konstruksi di kota-kota non-metropolitan, hingga problem klasik kesulitan dalam mengatur cash flow,” terang COO Quipster David Hartono.

Ia melanjutkan, “Kurangnya konektivitas dalam rantai pasok di industri konstruksi ini berimbas pada biaya logistik yang tinggi dan kurangnya opsi alat berat dan jenis material yang tersedia di area lokal proyek. Tantangan lainnya adalah kurangnya transparansi transaksi, pembelian material, dan utilisasi penggunaan alat berat di proyek konstruksi.”

Melihat tantangan yang ada, platform Quipster memberikan empat kemudahan:

  1. Menghubungkan kontraktor dengan jaringan penyewaan alat berat yang lebih efisien dan transparan;
  2. Pengadaan inventori berkualitas dan digitalisasi operasional toko-toko bahan bangunan dalam memenuhi kebutuhan kontraktor di kota-kota tier dua dan tiga;
  3. Membantu kontraktor memenuhi kebutuhan material bangunan melalui channel digital dan jaringan toko-toko bahan bangunan yang terafiliasi dengan Quipster, dan;
  4. Pembiayaan dengan fitur pengaturan pembayaran bagi kontraktor dan toko bahan bangunan dalam platform Quipster.

“Kontraktor yang bergabung menggunakan layanan kami untuk mencari persewaan alat berat dan bahan bangunan dapat menghemat biaya procurement dan delivery hingga 25%. Toko bahan bangunan pun mendapatkan akses ke inventori berkualitas dan fast moving dengan dukungan pengiriman hingga ke pintu toko mereka, dengan harga yang lebih terjangkau hingga 15% dan berbagai opsi pembayaran dan pembiayaan,“ lanjut Erwin.

Untuk membantu penetrasi servis di kota-kota lapis dua dan tiga, Quipster telah mendirikan tim dan infrastruktur pemasaran dan operasional di Lampung yang notabene adalah pintu masuk dari pulau Jawa ke pulau Sumatera. Dengan infrastruktur ini, Quipster mampu meningkatkan konektivitas antara toko bahan bangunan dengan lebih banyak pilihan jenis material yang dapat ditawarkan di area lokal.

Jaringan toko bahan bangunan dalam platform Quipster tersebut juga akan dapat memasarkan produk mereka kepada kontraktor yang memiliki proyek di pulau Sumatera.

Titip Resmi Meluncur, Jembatani Kebutuhan Jasa Kapal Logistik

Logistik memainkan peran penting dalam industri maritim, memfasilitasi pergerakan barang dari berbagai negara. Dengan meningkatnya permintaan moda transportasi yang efisien dan mulus, sektor logistik terus bertransformasi dengan berbagai inovasinya. Khusus di segmen maritim, startup bernama “Titip” hadir sebagai platform yang ingin menghadirkan solusi secara end-to-end kepada pemain logistik di Indonesia.

Startup yang lahir dari venture builder Wright Partners ini, resmi meluncur menawarkan layanan kepada target pengguna. Mengedepankan teknologi yang didukung oleh artificial intelligence, Titip berkonsep marketplace B2B logistik maritim.

Ingin maksimalkan kinerja kapal logistik

Berdasarkan Logistics Performance Index (2023) yang diterbitkan Bank Dunia, Indonesia masih berada di peringkat 61, di bawah negara tetangga ASEAN seperti Malaysia di 26, Thailand di 34, dan Vietnam di 43. Hal ini menunjukkan masih banyak yang perlu ditingkatkan dari industri logistik tanah air untuk mengejar ketertinggalan ini.

Beberapa masalah yang saat ini hadir di dunia logistik adalah mismatch antara supplydemand kebutuhan logistik. Ketidaksesuaian ini mengakibatkan tingkat utilisasi moda transportasi pemilik kapal tidak optimal. Dibarengi dengan proses dokumentasi yang belum sepenuhnya efisien, berdampak pada tingginya biaya logistik.

Saat acara peluncuran (15/5), Business Development Manager Titip Fernando Budiargo mengungkapkan, saat ini masih banyak pemilik kapal atau mereka (transporter) belum secara maksimal menggunakan kapal mereka. Di sisi lain para perusahaan penyewa (charterer) masih kesulitan untuk menemukan kapal yang sesuai dengan kebutuhan untuk pengiriman kargo mereka.

Inovasi inilah yang ingin dihadirkan oleh Titip melalui solusi teknologi, dengan misi mendorong proses operasi logistik maritim yang lebih efisien serta lebih transparan.

“Di platform Titip, pengguna akan dapat mengiklankan kargo/kapal mereka dan mencari kargo/kapal sesuai kebutuhan. Pengguna juga akan melakukan transaksi logistik end-to-end secara digital mulai dari pemesanan, penyusunan kontrak, pelacakan hingga pelunasan transaksi,” kata Fernando.

Saat ini Titip telah mendapatkan pendanaan awal dari investor yang enggan untuk disebutkan namanya. Fokus di debut awal mereka mengakuisisi lebih banyak mitra pemilik kapal untuk bergabung platform, sekaligus menawarkan lebih banyak layanan kepada pemilik kargo. Perusahaan hingga saat ini masih menggodok formula yang tepat strategi monetisasi yang ideal untuk mereka terapkan kepada pemilik kapal dan pemilik kargo.

Penerapan teknologi AI

Secara khusus Titip menghadirkan serangkaian teknologi logistik seperti matchmaking algorithm, digital contracting, real-time monitoring melalui geolocation dan digital documentation yang telah terintegrasi dalam satu platform. Pengguna akan mendapatkan banyak manfaat yang diperoleh, antara lain peningkatan skala bisnis melalui perluasan jaringan usaha serta meningkatkan kapasitas operasi melalui pencarian kapal tambahan dari jaringan yang terverifikasi.

Titip melakukan verifikasi untuk setiap pengguna yang terdaftar, untuk menjamin rasa aman dalam melakukan transaksi. Dan untuk memastikan transparansi layanannya, pengguna akan selalu dapat mengakses dokumen transaksi yang tersimpan secara digital. Di samping itu, Titip memiliki dukungan pelanggan yang tersedia, yang bisa disampaikan kepada account manager dan sales support yang dapat membantu seluruh transaksi atau kegiatan operasional yang terjadi di dalam platform.

Perusahaan menargetkan menjadi one-stop-shop untuk seluruh hal yang berkaitan dengan transaksi di logistik komoditas (seperti batu bara, nikel, CPO/kelapa sawit), termasuk di pembiayaan, pelacakan karbon, dan keagenan. Saat ini Titip bisa diakses melalui website, namun ke depannya perusahaan memiliki rencana untuk meluncurkan aplikasi kepada target pengguna.

“Guna mempercepat proses inovasi, Titip telah berkolaborasi dengan sejumlah perusahaan terkemuka seperti Microsoft melalui program Microsoft for Startups Founders Hub. Dalam program ini, Titip bekerja secara dekat dengan para ahli dari tim Digital Native Microsoft untuk mendesain arsitekturnya menggunakan teknologi dan tools mereka. Tujuannya jelas, untuk memberdayakan sektor logistik di Indonesia, dan mendorong kemajuan ekonomi serta sosial tanah air,” kata Fernando.

Dukungan Wright Partners

Titip merupakan portofolio pertama dari Wright Partners yang fokus menghadirkan solusi terpadu untuk logistik maritim. Dilihat dari potensi yang ada, Wright Partners melihat apa yang dihadirkan oleh Titip memiliki potensi untuk mencapai profitabilitas, sesuai dengan visi dan fokus dari mereka.

Partner Wright Partners Rangga Maharga mengungkapkan, fokus mereka mencari pasar yang masih memiliki permasalahan yang besar, dan bagaimana startup tersebut bisa menemukan solusi.

“Kami melihat saat ini logistik maritim masih besar pasarnya dan belum banyak yang mencoba untuk menghadirkan layanan kepada pihak terkait. Titip menjadi platform pertama yang menghadirkan solusi secara tersebut, dengan tujuan akhir yaitu membantu para pemain di industri terkait. Mulai dari membantu untuk ekspor hingga menemukan biaya yang terjangkau,” kata Rangga.

Didirikan oleh Arnold Egg dan Ziv Ragowsky, Wright Partners mendirikan venture builder yang beranggotakan serial entrepreneurs dan experts dalam industri teknologi. Sebagai entitas yang fokus pada kegiatan venture building, model bisnis yang ditawarkan oleh Wright Partners cukup berbeda dan unik. Perusahaan bekerja sama dengan korporat untuk membantu mereka dalam menjalankan corporate innovationDua layanan yang ditawarkan mencakup Corporate Venture Building dan CVC as a Service.

Flash Coffee Raih Pendanaan 737 Miliar Rupiah; Klaim Profitabilitas dari Bisnisnya di Indonesia

Startup coffee-chain asal Singapura Flash Coffee berhasil mengamankan pendanaan seri B senilai $50 juta atau lebih dari Rp737 miliar dipimpin oleh White Star Capital. Investor lain yang juga berpartisipasi dalam putaran ini termasuk Delivery Hero, Geschwister Oetker, dan Conny & Co. — ketiganya berasal dari benua biru.

Rencananya, dana segar akan digunakan untuk mempercepat misi perusahaan mencapai profitabilitas tingkat grup, termasuk mengembangkan jejaknya secara berkelanjutan di seluruh wilayah Asia Pasifik, menggandakan teknologi dan inovasi produk, serta mengembangkan lebih lanjut kinerja penjualan toko-toko yang ada.

Didirikan pada tahun 2020 lalu, Flash Coffee berhasil memasuki jajaran centaur dalam waktu 2 tahun dan saat ini memiliki lebih dari 200 gerai kopi yang tersebar di Singapura, Thailand, dan Indonesia.

Flash Coffee memosisikan diri sebagai jaringan gerai kopi berbasis teknologi yang menyajikan menu minuman berkualitas tinggi dengan harga terjangkau. Pelanggan dapat menggunakan aplikasi Flash Coffee untuk memesan dan membayar secara online, memilih untuk mengambil pesanan dari salah satu etalase atau memesan untuk pengiriman.

General Partner White Star Capital Joe Wei melihat bahwa Flash Coffee telah menunjukkan pertumbuhan luar biasa dalam waktu yang cukup singkat. “Flash Coffee berpotensi untuk menjadi pemain utama jaringan kopi di kawasan Asia dan kami berharap dapat terus bekerja sama untuk mendukung pertumbuhan dan kesuksesan yang berkelanjutan.”

Selama dua tahun terakhir, Flash Coffee telah mengalami pertumbuhan eksponensial, dengan peningkatan pendapatan year-on-year (YoY) sebesar 23 kali lipat pada 2021. Hal ini diikuti dengan peningkatan (YoY) sebesar empat kali lipat pada 2022, sekaligus mencapai lebih dari 100 poin persentase peningkatan EBITDA YoY pada tingkat grup di tahun yang sama.

Co-founder dan CEO Flash Coffee David Brunier juga mengungkapkan bahwa, “Dengan total gerai yang sudah menguntungkan di seluruh wilayah, Flash Coffee telah menemukan target market yang tepat dan siap meluaskan jaringan ke berbagai kota. perusahaan berada di jalur yang tepat untuk mencapai profitabilitas tingkat grup pada tahun 2024.”

Perusahaan juga mengklaim telah mencapai 100% profitabilitas dari 92 outlet di Indonesia. Di Indonesia sendiri, setelah melakukan ekspansi pertama ke Bandung, Flash Coffee disebut akan segera diluncurkan di Surabaya pada Juli 2023 mendatang.

Investasi pada startup coffee-chain 

Dilansir dari The Asian Post, kopi telah menjadi komoditas penting di Asia Tenggara. Produk ini memiliki pasar senilai $6,2 miliar atau 16 persen dari ekspor kopi global. Pada tahun 2017, Indonesia dan Vietnam termasuk di antara produsen kopi utama dunia, masing-masing menyumbang 18 persen dan enam persen terhadap produksi global.

Maraknya bisnis kopi di Indonesia juga terlihat dari kemunculan berbagai startup kopi lokal. Investor pun mulai melirik jaringan gerai kopi yang menawarkan solusi berbasis teknologi. Di akhir tahun 2022 lalu, sebuah startup coffee chain Jago mengumumkan pendanaan senilai Rp34, 2 miliar dipimpin Intudo Ventures dan BEENEXT.

Salah satu modal ventura paling aktif di Indonesia, East Ventures, juga memiliki 3 portofolio startup teknologi yang berfokus pada kopi, seperti Otten Coffee, Fore Coffee, dan Morning. Meskipun sama-sama mengedepankan kualitas kopi yang dijajakan, masing-masing startup juga menawarkan nilai tambah yang berbeda-beda.

Potensi yang besar pada startup coffee-chain ini juga dibuktikan oleh Kopi Kenangan yang telah mencapai tonggak unicorn setelah mengumumkan penutupan puutaran pertama untuk pendanaan seri C mereka. Selain itu, konsep “grab & go” yang juga diusung JIWA Group juga menghantarkan mereka meraih pendanaan dari Openspace dan Capsquare Asia Partners.

Application Information Will Show Up Here

Looyal Tutup Pendanaan Pra-Awal Dipimpin AsiaPay Capital

Startup pengembang solusi CRM Looyal menutup pendanaan pra-awal yang dipimpin oleh AsiaPay Capital, perusahaan modal ventura asal Hong Kong. Tidak disebutkan nominal investasi yang dikucurkan.

Looyal berencana menggunakan pendanaan baru ini untuk mendorong penetrasi pasar melalui pengembangan produk baru, seperti Dynamic CRM Report dan AI-Based Superselling.

Sebagai informasi, Looyal dibentuk oleh Kevin Susanto Goly dan Supriadhi Wicaksono di 2018. Solusi yang dikembangkan Looyal berupa program loyalitas (CRM) bagi pelaku UMKM.

Pelaku usaha dapat membuat CRM yang terintegrasi dengan berbagai modul kebutuhan usaha, seperti Automated Whatsapp Broadcast, Pembayaran Digital, Inventory Management, hingga POS.

Disampaikan CEO Looyal Kevin Susanto Goly, pelaku UMKM di Indonesia sudah saatnya memahami kekuatan data bisnis apabila ingin meningkatkan skala dan mempertahankan bisnisnya di tengah kompetisi yang dinilai semakin dinamis.

“Kami ingin UMKM paham betul kekuatan data bisnis. Mau skalanya kecil atau besar, kalau UMKM rajin membuat data pelanggan dan mengeksekusi promosi berdasarkan data, pasti pertumbuhan yang didapat juga sustainable. Kami menghadirkan sesuatu yang terkesan rumit dan mahal menjadi sesuatu yang mudah dipahami dan dapat dijangkau,” tutur Kevin dalam keterangan resmi.

Solusi CRM

CRM memiliki peran untuk membantu meningkatkan hubungan antara pelanggan dan perusahaan. Beberapa fungsinya adalah mengelola data dan komunikasi pelanggan, menganalisis data pelanggan, hingga menghadirkan layanan pelanggan yang lebih baik.

Selain Looyal, beberapa startup pengembang solusi CRM di Indonesia ada Qiscus dan Qontak (bagian dari grup Mekari). Qiscus mengintegrasikan solusi CRM ke berbagai platform pesan dalam satu dasbor, sedangkan solusi Qontak membidik pasar UKM, BUMN, hingga perusahaan di jajaran Fortune 500.

Di segmen UMKM, solusi CRM dinilai dapat membantu pelaku usaha yang ingin mendigitalisasi bisnisnya. Dari total 64 juta UMKM di 2022, baru sebanyak 20,7 juta yang tergabung dalam ekosistem digital. Selebihnya, masih menjalankan usaha secara konvensional.

Application Information Will Show Up Here

AYO Indonesia Peroleh Putaran Pendanaan Baru Dipimpin Alpha Momentum

Platform komunitas olahraga AYO Indonesia mengumumkan perolehan pendanaan baru yang dipimpin oleh Alpha Momentum Indonesia. Nilainya dirahasiakan, tetapi putaran kedua ini turut disuntik oleh mantan pebulu tangkis Greysia Polii, Reinaldo Tendean (CEO Finku), Leo Lee (CEO Heonz Corp), dan Joseph Prabantara (Co-Founder getRedy.id).

Dihubungi oleh DailySocial.id, Co-Founder dan CEO AYO Indonesia Samuel Hadeli Lie mengungkap akan meningkatkan jumlah tim untuk mempercepat akuisisi dan menambah mitra sarana olahraga dengan perolehan investasi baru ini.

AYO didirikan oleh Samuel Hadeli Lie (CEO), Agustian Hermanto (CPO), dan Johannes (COO). Sebelumnya, AYO menerima pendanaan pra-awal dari Alpha Momentum pada 2020 yang digunakan untuk pengembangan tim dan aplikasi mobile. Pada periode 2016-2019, AYO beroperasi dengan modal sendiri atau bootstrap.

Mantan pebulu tangkis Greysia Polii menjadi salah satu investor strategis di AYO Indonesia

Sebagai informasi, AYO Indonesia merupakan platform komunitas olahraga yang menawarkan layanan dan fitur secara end-to-end. Pengguna dapat memesan lapangan atau sarana olahraga secara online, tak perlu lagi menelepon atau mengirim pesan untuk memastikan ketersediaan tempat. AYO menyebut sebanyak 9.600 komunitas olahraga telah menggunakan platformnya.

Selain penyewaan tempat olahraga secara on-demand, pengguna juga dapat mencari lawan sparring atau kawan bermain melalui website atau aplikasi. Bagi pemilik sarana olahraga, mereka juga dapat terhubung dengan calon pengguna potensial atau komunitas.

Aplikasi AYO dirancang untuk dapat mengelola aktivitas olahraga sambil terhubung dengan berbagai komunitas olahraga. Aplikasi ini memiliki dashboard yang menampilkan profil tim sepak bola, jadwal pertandingan, hingga kompetisi.

Beberapa fitur ditawarkan kepada pengguna adalah “Main Bareng” di mana pengguna dapat mengadakan pertandingan/kompetisi, “Sparring” untuk mencari lawan atau ikut pertandingan yang tersedia, dan “Tournaments” bagi EO untuk menggelar turnamen olahraga melalui AYO.

Model bisnis

Samuel melanjutkan, saat ini AYO memiliki dua model bisnis untuk menghasilkan pendapatan. Sumber pertama adalah transaksi pemesanan online untuk tempat olahraga, juga dikombinasikan dengan transaksi berbasis comission dan model berlangganan (subscription) dengan mitra pemilik tempat.

“Sumber pendapatan kedua adalah melalui sponsorship untuk kegiatan olahraga yang diadakan oleh AYO. We are exploring other revenue sources at the moment,” tutur Samuel.

Ia berujar, model ini bisnis sejalan dengan upaya identifikasi masalah yang kerap dialami oleh komunitas olahraga. Misalnya, sewa lapangan masih dilakukan secara manual. Masyarakat dinilai kesulitan mencari ketersediaan tempat karena harus menghubunginya satu per satu.

“Kami membangun sistem online booking sarana olahraga yang menjadi cikal-bakal model bisnis utama kami. Pemilik venue bisa mengelola dan melacak kinerja tempatnya lebih mudah. Mereka juga dapat terhubung ke komunitas AYO,” jelasnya.

Pada pengembangan awal sistem online booking, AYO baru fokus ke olahraga sepak bola dan futsal. Di tahun ini, pihaknya tengah merambah ke olahraga bulu tangkis dan bola basket. “Ini mengapa Greysia Polii menjadi mitra strategis kami,” tambahnya.

Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia pada periode 30 Oktober-5 November 2022, sepakbola/futsal menjadi olahraga favorit sebanyak 21% responden di Indonesia, diikuti oleh jogging/jalan santai (17,5%), bulu tangkis (10%), dan voli (9,8%).

Application Information Will Show Up Here

Dektos Digital Corbuzier Berikan Investasi ke Flux Creative Universe

Anak perusahaan PT Digital Mediatama Maxima, PT Dektos Digital Corbuzier, tengah menggencarkan ekspansi bisnis dengan berinvestasi pada sebuah creative holding grup Flux Creative Universe yang sebelumnya bernama Flux Design. Dalam kolaborasi ini, Flux akan membawa keahlian dan kreativitasnya untuk melengkapi ekosistem konten digital “Close the Door”.

Didirikan oleh selebritas Deddy Corbuzier, PT Dektos Digital Corbuzier berfokus pada pengembangan ekositem digital podcast dan entertainment. Sebagai pionir konten siniar di Indonesia dengan lebih dari 20 juta subscriber, perusahaan juga menaungi sekitar 31 kreator konten dengan lebih dari 50 juta subscriber. 

Sebelumnya, PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) dan PT SiCepat Ekspres Indonesia juga telah berinvestasi menjadi salah satu pemegang saham di PT Dektos Digital Corbuzier. Tidak mau ketinggalan, Prestige Corp ikut bergabung menjadi pemilik saham di perusahaan Deddy Corbuzier ini.

Kolaborasi Dektos Digital Corbuzier dengan Flux Creative Universe akan saling melengkapi layanan yang ditawarkan masing-masing entitas. Infrastruktur kreatif yang dimiliki Flux dapat membantu meningkatkan kualitas inovasi kreatif yang ditawarkan kepada klien PT Dektos Digital Corbuzier, dan sebaliknya.

Resmi didirikan pada 2021, Flux Creative Universe memiliki 5 pilar bisnis di area utama, seperti bisnis kreatif, agensi media, rumah produksi, penyelenggara event/aktivasi, dan investasi digital yang menaungi 10 entitas. Perusahaan juga telah bekerja sama dengan berbagai industri bisnis di Indonesia, seperti ritel, F&B dan masih banyak lagi.

Kolaborasi ini diharapkan dapat membawa warna baru bagi industri kreatif dan hiburan Indonesia yang diakui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai salah satu elemen penting yang berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia.

“Dengan demikian, selain lebih kaya kreativitas, klien kami juga akan dimudahkan dengan layanan end-to-end mulai dari kreatif hingga implementasi melalui talenta PT. Dektos Digital Corbuzier”, tambah Deddy.

Investasi pada kreator konten

Pandemi Covid-19 yang kini sudah tidak lagi dinyatakan sebagai kondisi darurat kesehatan global telah menjadi faktor penting yang mendukung penguatan ekosistem digital tanah air. Berdasarkan data dari perusahaan riset YouGov, penggunaan media sosial naik hingga 38% selama pandemi Covid-19. Hal ini dilihat sebagai peluang bagi industri kreatif di Indonesia.

Dengan peningkatan yang signifikan pada aktivitas daring dan melesatnya angka penggunaan media sosial, tak ayal banyak orang yang mencoba peruntungan di bidang ini. Kreator konten kini telah menjadi sebuah kareiryang cukup menjanjikan. Namun, industri ini masih sangat terfragmentasi, sehingga banyak inisiatif yang dilakukan untuk bisa mengeratkan para penggiatnya.

Di Indonesia sendiri, selain Dektos Digital Corbuzier, beberapa nama yang juga dikenal menaungi banyak kreator konten termasuk platform influencer marketing Famous All Stars (FAS) dan RANS Entertainment. FAS telah mendapat pendanaan dari perusahaan konglomerasi media EMTEK Group dan bersinergi dengan RANS Entertainment di 2021.

Pada tahun 2022 lalu, RANS Entertainment milik Raffi Ahmad dan Nagita Slavina ini juga mengumumkan investasi strategis pada platform konten audio NOICE. Sebagai tahap awal kemitraan strategisnya, RANS akan menghadirkan konten podcast original secara eksklusif di platform Noice.

Seiring berjalannya waktu, investasi pada kreator konten semakin masif. Beberapa perusahaan bahkan ikut meluncurkan creator fund yang berfokus untuk mendukung para kreator seperti yang dilakukan Goplay. Perusahaan menyiapkan Rp15 miliar untuk para kreator terpilih sebagai program apresiasi dalam membangun basis penggemar loyal (true fans) mereka.

FAS menyebutkan bahwa nilai pasar industri konten kreator di Indonesia bisa mencapai Rp4 triliun hingga Rp7 triliun. Nilainya akan meningkat lima kali lipat pada 2027. Perkembangannya begitu cepat, pasarnya sangat antusias, dan ada banyak ruang yang dapat dieksplorasi, baik dari sudut pandang kreator, inovator, hingga pemilik brand. 

Prospek Cerah Omnichannel dan Strategi Power Commerce Asia Menyambutnya

Hipotesis bisnis omnichanel semakin tervalidasi semenjak pandemi. Oleh karenanya, semakin banyak peritel yang masuk ke sana. Mengutip dari dua laporan dari The Trade Desk dan McKinsey, dapat dirangkum bahwa omnichannel akan tetap ada untuk sekarang dan yang akan mendatang bagi bisnis ritel.

Hipotesis ini dipegang teguh oleh Hadi Kuncoro yang ia tuangkan dalam seluruh konsep bisnis di Power Commerce Asia. Perusahaan yang ia rintis bersama dua rekannya sejak 2019 ini, kini memantapkan visinya tersebut pasca baru-baru ini merilis resmi produk PowerBiz. Digadang-gadang produk ini adalah one-stop technology platform yang mampu memenuhi kebutuhan bisnis omnichannel, B2B, B2C, dan manajemen distribusi rantai pasok.

“Seiring dengan perubahan kondisi dan situasi, dulu dan sekarang post-Covid, dan ke depannya planning kami adalah mengembangkan omnichannel. [..] ini sesuai dengan strategic plan kami. PowerBiz sudah jadi, maka kita akan banyak fokus dorong produk teknologi ini, kebetulan pasar juga berubah antara online dan offline mulai balance, dan kami ada teknologi omnichannel yang bisa integrasikan itu,” terang Co-founder dan CEO Power Commerce Asia Hadi Kuncoro kepada DailySocial.id.

PowerBiz diklaim memiliki teknologi yang komprehensif untuk membantu para pengguna mengelola multi-channel dalam satu platform. Misalnya, pengguna dapat mengintegrasikan setiap sales channel, seperti web-commerce, B2B website platform, social commerce: TikTok Shop, marketplace: Tokopedia, Shopee, Lazada, Shopify, untuk sinkronisasi produk, manajemen produk, monitor setiap pesanan yang masuk, hingga fulfillment order. Pengintegrasian ini akan mempermudah pengguna dalam melihat setiap aktivitas dan transaksi dari multi-channel tersebut secara akurat.

PowerBiz

Selain itu, pengguna dapat mengelola logistik melalui warehouse management system (WMS) yang sudah ada di dalam platform. Fitur tersebut dapat dikatakan cukup mutakhir karena memiliki banyak turunan fitur pendukungnya, seperti update stok langsung di multi-channel, memantau perpindahan barang antar gudang, memberikan informasi produk berdasarkan masa kedaluwarsa, dan mengintegrasikannya dalam sistem barcode.

“Kami juga mengintegrasikan multi-fulfillment yang bentuknya enggak selalu warehouse, tapi bisa gudang milik distributor, atau toko offline yang dimiliki oleh brand owner. Dalam konteks ekosistem omnichannel ini, kami jadi punya kapabilitas untuk melakukan inovasi setiap saat karena PowerBiz ini bentuk platform-nya plug-and-play.”

Dia melanjutkan, “Namun kami juga bisa mengembangkan teknologi sesuai dengan perilaku pasar yang berubah. Misal, semenjak TikTok dorong live streaming, maka sekarang platform ini sudah bisa di-plug-in atau affiliate program yang sudah jadi tren. Teknologi kami bisa terhubung ke sana. Ini jadi kekuatan omnichannel PowerBiz, sebuah platform plug and play yang sangat mengikuti perkembangan inovasi, perubahan pasar, dan pelanggan itu sendiri.”

Perkembangan bisnis

Sebelum PowerBiz muncul, Power Commerce berfokus pada penyediaan solusi on-premise menyeluruh untuk fulfillment, digital marketing, dan operating e-commerce enabler. Solusi ini biasanya sangat dibutuhkan oleh korporasi atau usaha yang sudah berskala besar. Kini dengan PowerBiz, target penggunanya justru akan lebih luas menyasar UMKM karena berbentuk SaaS. Didukung pula dengan kondisi semakin berjamurnya para pengusaha UMKM yang terus bermunculan sejak pandemi.

Warehouse Power Commerce Asia

Dipaparkan solusi Power Commerce telah digunakan oleh lebih dari 60 merek, berasal dari multi-kategori, seperti fesyen, kosmetik, healthcare, farmasi, elektronik, F&B, smartphone, logam mulia, hingga otomotif beserta sparepart-nya.

“Dengan kombinasi itu, pada Q1 2023 kami berhasil menjual lebih dari 3 juta pesanan, GMV naik hampir 500%, dan transaksi order naik lebih dari 100% bila dibandingkan secara yoy. Periode ini menunjukkan performance yang sesuai dan bahkan beberapa area melebih target.”

Pencapaian lainnya yang berhasil diraih sejak tahun lalu adalah ekspansi gudang dengan menambah kapasitas di berbagai kota. Salah satunya, gudang di Jakarta seluas 4.000 meter persegi akan diperlebar hingga dua kali lipat, gudang di Surabaya seluas 2.000 meter persegi, dan di Bandung seluas 1.000 meter persegi. Kota lain yang sedang dipersiapkan, di antaranya Yogyakarta, Medan, dan Makassar.

Tambahan izin baru juga berhasil diraih sebagai bentuk perluasan layanan kepada para pengguna. Yakni, importer dan exporter of record untuk membantu merek internasional yang mau impor atau ekspor dari/ke Indonesia dengan dukungan fasilitas izin dari BPOM. Kemudian, izin lisensi yang dapat mengakomodasi perusahaan dapat melayani produk-produk dari industri farmasi, dan menyediakan tim terdedikasi untuk dukung impor dan ekspor dalam rangka mendorong transaksi antar negara.

Seriusi pasar Malaysia

Tak hanya itu, Hadi juga mengungkapkan rencananya untuk melanjutkan ekspansi di Malaysia. Sebetulnya, rencana ekspansi sudah diungkapkan saat perusahaan mengantongi pendanaan Seri A pada awal tahun lalu. Secara infrastruktur dan organisasi, semuanya sudah siap. Nama badan hukumnya adalah Mitra Semeru Indonesia Sdn Bhd, persis sama dengan di Indonesia dan sudah ada lokasi kantornya.

Persiapan sudah mulai matang, namun kondisinya belum mendukung dipengaruhi oleh peralihan Covid-19. Akhirnya diputuskan untuk sementara dihentikan hingga akhirnya perusahaan mengumumkan perolehan dana segar pra-Seri B baru-baru ini. Tidak disebutkan nominal dan investornya. Hadi hanya memastikan dana segar tersebut dipergunakan untuk mengaktifkan kembali kantornya di Negeri Jiran tersebut. Selain itu, dana akan digunakan untuk mendorong teknologi PowerBiz agar semakin banyak UMKM yang terjamah.

“Kita mau bantu brand dari Indonesia yang mau penetrasi pasar ke Malaysia dengan menggunakan e-commerce cross border yang difasilitaskan oleh Shopee. Kemudian, kami juga bantu klien existing di Indonesia dengan performa yang baik untuk memakai solusi digital marketing untuk penetrasi ke sana dan bantu brand yang ingin impor atau ekspor untuk mengurus izin BPOM.”

Tak hanya ekspansi, Hadi berencana sepanjang tahun ini akan terus meningkatkan teknologi PowerBiz agar semakin terautomasi dengan AI/ML, ekspansi cakupan solusi bisnis, hingga meningkatkan produktivitas di internal dengan automasi agar proses kerja lebih modern.

Di Indonesia, Power Commerce bersaing dengan Sirclo, aCommerce, JET Commerce, dan Jubelio.

UENA Raih Pendanaan Baru Dipimpin oleh East Ventures dan Trihill Capital

Startup F&B online hiperlokal UENA kembali meraih pendanaan baru, dipimpin oleh East Ventures dan Trihill Capital dengan nominal yang dirahasiakan. Putaran ini diklaim semakin memperkuat balance sheet UENA setelah memperoleh pendanaan tahap awal pada September lalu.

Disampaikan dalam keterangan resminya, UENA akan memanfaatkan pendanaan ini untuk mengembangkan lokasi guna meningkatkan jumlah pengguna dan pelanggan. UENA didirikan oleh Alvin Arief (CEO) dan Roy Yohanes (COO) dan meluncur pada Agustus 2022.

Co-Founder dan CEO Alvin Arief mengaku telah mendapat validasi dari pasar. Hal ini ditunjukkan dari mayoritas transaksi berasal dari pesanan berulang, dan pelanggan loyalnya meningkat setiap bulan. “Meski baru beroperasi kurang dari satu tahun, beberapa toko awal telah mencapai tahap break-even dan memiliki tingkat payback yang sehat,” tuturnya.

UENA telah membuka tujuh lokasi dapur di Jakarta dan telah melayani lebih dari 300 ribu porsi. Setiap lokasi dapur melayani radius hiperlokal 1-1,5km dan menangani pengantaran secara internal untuk meminimalisasi biaya dan waktu. Perusahaan mengaku tidak bergantung pada layanan pesan-antar ojek online karena lebih dari 80% pesanan datang secara langsung.

Nilai pasar makanan sehari-hari di Indonesia ditaksir sebesar US$90 miliar per tahun. Dalam segmen ini, hampir seluruhnya dilayani oleh pedagang kaki lima yang masih sangat terfregmentasi. Hal ini kerap menimbulkan kerugian bagi konsumen terutama dari sisi kualitas, konsistensi, dan harga.

UENA menawarkan layanan makanan berkualitas dengan harga yang terjangkau menggunakan format cloud kitchen. Konsep ini dinilai efisien serta memanfaatkan teknologi dan skala ekonomi untuk meningkatkan kualitas dan menekan harga pada saat yang bersamaan.

VP of Investments Trihill Capital V. Ian Sulaiman mengungkapkan bahwa mayoritas penduduk Indonesia merupakan kalangan menengah yang diperkirakan merepresentasikan 45% dari total populasi. Pada umumnya mereka menghadapi kesulitan dalam mendapatkan makanan yang berkualitas baik dengan harga terjangkau, terutama ketika dihadapkan dengan kondisi di lapangan dengan pilihan makanan yang kurang aman dan higienis.

“Kami mendukung upaya UENA untuk meningkatkan pilihan makanan sehari-hari dari sisi harga akses, dan kualitas untuk kalangan kelas menengah penduduk Indonesia,” ungkapnya.

Pendanaan food tech

Kemajuan teknologi saat ini telah menghadirkan banyak inovasi dalam dunia bisnis, termasuk di bidang F&B atau kuliner. Cloud kitchen merupakan salah satu tren yang marak digeluti oleh pelaku usaha kuliner. Konsepnya adalah mengoperasikan dapur yang berfokus ke layanan pengiriman makanan saja.

Selain menawarkan inovasi baru, layanan ini juga disebut dapat membantu pelaku UMKM dalam mengembangkan usaha kulinernya. Banyak investor yang juga sudah melirik startup yang bergerak di bidang F&B atau kuliner yang dapat juga dikategorikan sebagai foodtech.

Di tahun 2022, setidaknya terdapat lima startup foodtech yang menerima pendanaan dari investor ternama. Salah satunya adalah startup multi–brand Hangry yang mendapatkan pendanaan sebesar Rp316 miliar untuk menjalankan rencana ekspansi. Selain itu ada Mangkokku, bisnis F&B yang dikelola oleh anak Presiden Jokowi ini berhasil meraih pendanaan seri A Rp101 miliar.

Memasuki tahun 2023, startup F&B Haus juga berhasil merampungkan pendanaan seri B2 mereka seltelah mengantongi putaran seri B1 pada Juni 2022. Diluncurkan tahun 2018 lalu sebagai startup F&B di segmen produk new tea & boba, Haus! saat ini telah memiliki sekitar 229 toko dan akan menambah sekitar 1.300 toko baru

Bukalapak Kucurkan 110 Miliar Rupiah untuk Investasi Startup Tahap Awal Lewat 500 Southeast Asia

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) mengucurkan dana $7,5 juta (sekitar 110 miliar Rupiah) untuk berinvestasi di startup tahap awal. Aksi korporasi ini diteken Bukalapak pada 23 April 2023 lewat perjanjian penyertaan modal (subscription agreement) untuk menjadi Limited Partner (LP) dengan 500 Southeast Asia III, LP.

Berdasarkan keterangan resmi di Bursa Efek Indonesia (BEI), kemitraan terbatas ini bertujuan untuk menyalurkan investasi di startup pra-awal (pre-seed) hingga tahap awal (early stage) di dan dengan memiliki ekuitas dan/atau sekuritas yang berorientasi ekuitas dari perusahaan swasta yang beroperasi secara langsung atau tidak langsung di Asia Tenggara.

“[Perusahaan swasta] terutama yang berfokus pada teknologi informasi, komunikasi, internet, medis, dan bidang deep technology,” tulis Direktur dan Corporate Secretary Bukalapak Teddy Oetomo pada 3 Mei 2023.

Sebagai informasi, 500 Southeast Asia III LP adalah perusahaan modal ventura di bawah naungan 500 Southeast Asia. Sejauh ini, 500 Southeast Asia tercatat telah berinvestasi di lebih dari 270 perusahaan, termasuk Bukalapak, FinAccel (induk Kredivo), Carousell, dan Grab.

Aksi korporasi lainnya

Di sepanjang 2022, Bukalapak menggencarkan berbagai aksi korporasi untuk menunjang pertumbuhan kinerjanya. Keterlibatannya sebagai jajaran investor di AlloBank mulai mengecap hasil, di mana Bukalapak telah mengantongi laba laba nilai investasi market-to-market dari bank digital tersebut berdasarkan laporan keuangan tahun 2022.

Bukalapak melakukan akuisisi beberapa perusahaan antara lain situs pembanding harga asal Malaysia iPrice, startup edtech Bolu, termasuk brand SmartSari untuk melancarkan ekspansinya di Filipina.

Berdasarkan kinerja keuangan kuartal I 2023, Bukalapak mengalami rugi bersih sebesar Rp1 triliun dari capaian laba sebesar Rp14,5 triliun pada periode sama tahun lalu. Pendapatannya naik sebesar 28% menjadi Rp1 triliun yang utamanya disumbang dari lini bisnis Mitra (Rp513,7 miliar), diikuti Marketplace (Rp484,4 miliar), dan BukaPengadaan (Rp7,79 miliar).

Application Information Will Show Up Here