Paper.id Umumkan Pendanaan Seri B dari Square Peg, SMBC Asia Rising Fund, dan Argor Capital

Paper.id mengumumkan telah berhasil menyelesaikan pendanaan seri B yang dipimpin oleh Square Peg dengan partisipasi dari SMBC Asia Rising Fund dan Argor Capital. Dengan pencapaian ini, Paper.id siap untuk memperkuat posisinya sebagai solusi utama bagi pemilik bisnis dalam mengelola dan memproses transaksi secara efisien.

Sebelumnya putaran seri B Paper.id sebenarnya sudah mulai digalang sejak 2022. Kala itu Argor (Go-Ventures) memulai putaran ini bersama sejumlah investor seperti BM Capital, Skystar Capital, PT Kaya Alam Internasional, Living Lab Ventures, dan Redbadge Pacific.

Sejak didirikan pada tahun 2017, Paper.id telah berfokus pada membantu bisnis-bisnis di Indonesia dalam mengelola piutang dan utang melalui platform invoicing dan pembayaran yang mempermudah proses pembuatan invoice, rekonsiliasi otomatis, dan pencocokan dokumen yang akurat.

Hingga saat ini, Paper.id telah membantu lebih dari 600.000 UMKM di berbagai sektor di Indonesia.

“Mengembangkan bisnis adalah perjalanan yang penuh tantangan, terutama dalam mengelola pembayaran. Bayangkan mengelola semuanya secara manual, mulai dari mencatat pesanan penjualan, membuat faktur, hingga memproses pembayaran. Hal ini akan memakan waktu berjam-jam dan membutuhkan banyak tenaga kerja,” ujar Co-Founder & CEO Paper.id Yosia Sugialam.

Keberhasilan Paper.id dalam putaran pendanaan ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki oleh perusahaan dalam mendorong digitalisasi proses pembayaran bisnis di Indonesia.

Capaian Paper.id

Paper.id telah mencatat peningkatan TPV (Transaction Processed Value) tahunan lebih dari 30x lipat dibandingkan tahun 2021. Dengan pencapaian ini, Paper.id siap menjadi pemain terkemuka dalam sektor invoicing, pembayaran, dan solusi arus kas bisnis di kancah regional.

Paper.id juga telah menjalin beberapa kemitraan strategis, termasuk dengan Peruri (Perusahaan Umum Pencetak Uang Republik Indonesia) untuk menyediakan e-materai dan dengan Visa serta Bank BRI untuk meluncurkan kartu kredit bisnis premium pertama di Indonesia. Kerjasama ini memperkuat posisi Paper.id sebagai solusi komprehensif bagi bisnis di Indonesia.

Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan keamanannya, Paper.id tengah mengintegrasikan automasi melalui machine learning dan artificial intelligence ke dalam sistem pembayaran B2B mereka. Selain itu, Paper.id juga berencana untuk mewujudkan cross-border payment yang dilengkapi dengan verifikasi bisnis yang kuat.

Tunas Jaya Manggala, perusahaan F&B yang berfokus pada distribusi telur dan produksi kemasannya, adalah salah satu contoh bisnis yang telah merasakan manfaat dari penggunaan Paper.id. Dengan fitur-fitur seperti e-meterai, proses invoicing kini hanya membutuhkan 15 menit dengan biaya lebih rendah hingga 80%. Selain itu, pembayaran digital dengan Paper.id memungkinkan pembeli untuk membayar tagihan bisnis dengan kartu kredit, sehingga tempo pembayaran dapat lebih panjang dengan biaya transaksi yang terjangkau.

Partner Square Peg Tushar Roy menyatakan, “Kami antusias untuk bergabung dengan tim Paper.id dalam perjalanannya mengubah cara bisnis mengelola akun, invoice, dan pembayaran. Kami berharap dapat terus membantu Yosia dan tim Paper.id dalam proses digitalisasi dan transformasi sektor UKM yang besar dan penting secara ekonomi di Asia Tenggara.”

Dengan dukungan dari investor ternama dan komitmen kuat untuk terus berinovasi, Paper.id berada pada jalur yang tepat untuk menjadi pemimpin dalam transformasi digital pembayaran bisnis di Indonesia dan Asia Tenggara.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Startup Bioenergi Octayne Amankan Pendanaan Awal Rp8,5 Miliar dari Wavemaker Impact

Octayne, startup dengan solusi pengolahan limbah pertanian menjadi energi mengumumkan pendanaan tahap awal $525 ribu (sekitar Rp8,5 miliar) dari Wavemaker Impact (WMi). Pendanaan ini akan mempercepat misi perusahaan dalam memanfaatkan limbah pertanian sebagai komponen utama bahan bakar alternatif netral karbon.

Pasar energi di Asia Tenggara tengah berkembang pesat dengan perekonomian yang cepat bergerak menuju rantai nilai yang lebih tinggi. Namun, kurangnya pendanaan dan insentif membatasi adopsi teknologi energi hijau skala besar. Tren ini diprediksi akan terus berlanjut dengan dominasi pembangkit listrik tenaga batu bara.

Octayne melihat peluang menyediakan bahan bakar alternatif yang rendah biaya, mudah dikembangkan, dan netral karbon sebagai pengganti batu bara tanpa banyak disrupsi teknis dan logistik.

Asia Tenggara menghasilkan lebih dari 400 juta ton sisa tanaman pascapanen setiap tahunnya. Octayne berencana mengubah limbah organik yang sebelumnya tidak dimanfaatkan ini menjadi sumber bahan bakar terbarukan dan berkelanjutan. Selain menyediakan bahan bakar alternatif, Octayne juga bertujuan mengatasi masalah kabut asap akibat pembakaran sisa tanaman yang kerap melanda wilayah ini.

Banyak perusahaan bahan bakar berkelanjutan menghadapi tantangan terkait tingginya biaya produksi dan dominasi pasar oleh perusahaan minyak besar. Octayne mengatasi ini dengan model operasional yang terdesentralisasi, rendah biaya, dan minim jejak karbon, serta dapat diterapkan di wilayah dengan infrastruktur logistik yang kurang memadai. Mereka juga bekerja sama dengan perusahaan energi terbesar di Asia Tenggara untuk menciptakan rantai pasokan yang membantu mencapai tujuan keberlanjutan jangka panjang tanpa menambah beban keuangan.

Founder & CEO Octayne Rohan Vinekar mengatakan, “Pendanaan ini memvalidasi visi kami untuk mentransformasi lanskap energi di Asia Tenggara. Dengan memanfaatkan sumber daya yang kurang dimanfaatkan, Octayne tidak hanya menciptakan paradigma pasar baru tetapi juga menyediakan solusi pengelolaan limbah yang berkelanjutan bagi para petani.”

Octayne berfokus pada pasar energi Asia Tenggara yang bernilai $800 miliar dengan pendekatan berjenjang, dimulai dari Indonesia, Thailand, dan Vietnam. Visi jangka panjang mereka adalah mencapai pendapatan $100 juta dan mengurangi 100 juta ton emisi CO2 dalam satu dekade ke depan, menjadi pemasok terkemuka bahan bakar berkelanjutan di wilayah ini.

Principal Wavemaker Impact Guillem Segara menambahkan, “Misi Octayne untuk mengubah sisa tanaman panen menjadi bioenergi netral karbon adalah contoh pemanfaatan profil agrikultur Asia Tenggara untuk mendekarbonisasi sektor-sektor yang sulit mengurangi emisi. Pengalaman Rohan di bidang energi menempatkannya pada posisi kuat untuk mewujudkan potensi Octayne.”

Dengan langkah ini, Octayne berkomitmen mendukung keberlanjutan dan pengembangan energi hijau di Asia Tenggara, membawa perubahan nyata dalam pengelolaan limbah dan penyediaan energi terbarukan.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

JALA Dikabarkan Dapat Tambahan Pendanaan Putaran Seri A

Startup aquatech JALA dikabarkan mendapat tambahan dana untuk putaran seri A. Menurut data regulator, mengutip dari Alternative.pe, investor baru yang terlibat adalah The Yield Lab Asia Pacific. Sehingga saat ini total dana yang dikumpulkan perusahaan dalam putaran seri A mencapai lebih dari $16,3 juta atau setara Rp265,5 miliar.

Terkait pendanaan tambahan ini, kami sudah mencoba menghubungi pihak terkait, namun tidak mendapatkan respons sampai berita ini diterbitkan.

Pendanaan seri A JALA sudah mulai digalang tahun 2023 lalu, dengan Intudo Ventures bertindak sebagai pemimpin. SMDV, Mirova, dan Meloy Fund (Deliberate Capital) turut berpartisipasi. Kala itu nilai yang diumumkan mencapai $13,1 juta.

Seperti disampaikan sebelumnya, investasi akan dimanfaatkan untuk memperluas cakupan operasional di Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara—tiga wilayah yang memiliki potensi unik bagi pertumbuhan industri budidaya udang. Serta, memperkuat teknologi di JALA App dengan fitur baru.

Perusahaan terakhir kali mengumumkan pendanaan pada November 2021 sebesar $6 juta. Sejumlah pemodal ventura yang fokus pada impact investment dari beberapa negara terlibat dalam putaran ini, di antaranya The Meloy Fund (dikelola Deliberate Capital dari Amerika Serikat), Real Tech Fund (dari Jepang), dan Mirova (dari Prancis).

Melalui pendekatan teknologi, JALA hadir memberikan solusi kepada para petambak di proses budidaya, operasional, pasca-panen, dan komunitas. Layanan yang diberikan meliputi  aplikasi manajemen budidaya, perangkat pengukur kualitas air, layanan distribusi, hingga pusat belajar.

Menurut data keberlanjutan yang dirilis, sejauh ini sudah ada lebih dari 186 hektar kolam dengan lebih dari 1,4 ribu pembudidaya yang memanfaatkan layanan JALA.

Peluang digitalisasi untuk efisiensi memang masih terbuka lebar. Hal  ini seperti disampaikan Co-Founder & CEO JALA Liris Maduningtyas dalam sesi diskusi di awal tahun ini.

“Jadi tingkat adopsi teknologi ke dalam industri akuatik sudah ada, namun masih perlu penetrasi lebih jauh ke dalam diri para petani. Tujuannya agar mereka benar-benar dapat manfaatnya. Sebab, teknologi itu selalu dapat mengatasi beberapa masalah, meminimalkan risiko, meminimalkan biaya rantai pasokan, dan lain-lain,” ujarnya.

Selain JALA, saat ini Indonesia sudah memiliki beberapa startup di bidang ini, termasuk unicorn eFishery. Ada juga FishLog, DELOS, dan beberapa pemain yang juga mencoba menggarap sektor maritim di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

McEasy Umumkan Pendanaan Seri A+ Dipimpin Granite Asia

Startup pengembang solusi logistik McEasy mengumumkan perolehan pendanaan seri A+, membuat dana yang berhasil terkumpul pada putaran ini mencapai $11 juta atau sekitar Rp178 miliar. Pendanaan ini dipimpin Granite Asia dengan keterlibatan investor sebelumnya, yakni East Ventures.

Putaran pendanaan seri A McEasy pertama kali diumumkan pada pertengahan 2022 dengan East Ventures sebagai pemimpin. Waktu itu perusahaan berhasil membukukan dana $6,5 juta, dengan keterlibatan investor sebelumnya. Sementara itu, pendanaan awal McEasy berhasil didapat pada September 2021 senilai $1,5 juta dipimpin East Ventures.

“Kami berencana menggunakan dana tersebut untuk mempercepat pengembangan solusi IoT baru, menerapkan video keselamatan transportasi berbasis kecerdasan buatan kelas dunia dan memperkenalkan produk ekosistem supply chain yang customer-centric. Komitmen kami adalah untuk terus memberikan solusi inovatif yang dapat menjawab tantangan pada ekosistem logistik Indonesia,” kata Co-Founder McEasy Hendrik Ekowaluyo.

McEasy didirikan tahun 2017 di Surabaya oleh Hendrik dan rekannya Raymond Sutjiono dengan visi mengubah ekosistem transportasi dan rantai pasokan Indonesia melalui digitalisasi. Adapun solusi yang saat ini tersedia cukup lengkap, mulai dari aplikasi Fleet Management, Delivery Management, Delivery Optimization, dan sebagainya — dilengkapi dengan hardware IoT yang dapat tertanam di armada.

Kinerja bisnis

McEasy sediakan solusi teknologi terpadu untuk manajemen armada logistik / McEasy
McEasy sediakan solusi teknologi terpadu untuk manajemen armada logistik / McEasy

Disampaikan bahwa dalam 18 bulan terakhir McEasy berhasil meningkatkan kemitraan 6x lipat, sehingga saat ini adalah lebih dari 1500 perusahaan yang telah memanfaatkan solusinya.

Henrdik dan Raymond percaya bahwa ruang pertumbuhan di industri ini masih sangat besar. Pasalnya sektor logistik Indonesia dilanda fragmentasi dan inefisiensi, dengan lebih dari 85% pelaku logistik masih mengandalkan metode manual menggunakan pena dan kertas.

Hal ini menyebabkan tiga tantangan utama: rendahnya kepuasan pengiriman, biaya pengiriman yang tidak efisien dan perilaku pengemudi yang buruk. Mengatasi tantangan-tantangan ini sangat penting demi meningkatkan daya saing Indonesia dan keberhasilan bisnis logistik.

“Pada tahun 2023, jumlah perusahaan yang terintegrasi dengan McEasy meningkat dengan substansial. Artinya, solusi McEasy terbukti dibutuhkan oleh pelaku industri. Pendekatan yang customer-centric dan market insight yang mendalam menjadikan McEasy sebagai solusi terbaik bagi ekosistem logistik Indonesia. Granite Asia mendukung McEasy mentransformasi industri logistik dengan menetapkan standar baru dalam keunggulan operasional dan mendorong peningkatan efisiensi yang signifikan,” imbuh Dimitra Taslim dari Granite Asia.

Di Indonesia, McEasy berhadapan dengan sejumlah pemain dalam menyajikan layanan digitalisasi logistik. Di antaranya ada TransTRACK, Titip.io, LODI, Logee, MileApp, dan sejumlah pemain lainnya.

Application Information Will Show Up Here

East Ventures, SMDV, dan Sejumlah Investor Dikabarkan Kembali Beri Pendanaan ke PasarNow

Startup online grocery PasarNow dikabarkan kembali memperoleh pendanaan tambahan untuk putaran seri A dari investor sebelumnya meliputi East Ventures, SMDV, Prasetia Dwidharma, January Capital, dan Skystar Capital.

Menurut data yang diinput ke regulator, seperti mengutip dari Alternative.pe, nilainya sekitar $1 jutaan atau setara Rp17,4 miliar. Dengan pendanaan ini, East Ventures kini memegang saham mayoritas perusahaan (50%+).

Kami mencoba mengonfirmasi pihak terkait mengenai pendanaan ini, tapi sampai berita ini diterbitkan belum mendapatkan respons.

September 2021, PasarNow mengumumkan pendanaan awal senilai $3,3 juta yang dipimpin East Ventures. Pendanaan ini sekaligus menandai aksi korporasi berupa rebranding dan pivot model bisnis, dari sebelumnya platform social commerce JamanNow menjadi online grocery PasarNow.

Startup ini didirikan sejak tahun 2019 oleh James Rijanto, Donald Wono, dan Cindy Ozzie. Dengan model bisnis yang baru, fokus utama mereka menyederhanakan rantai pasok di sektor bahan makanan segar dan menawarkan produk makanan segar berkualitas kepada pelanggan melalui platform multi-channel. Pendekatan ini memungkinkan mereka merangkul sektor B2B dan B2C sekaligus.

Tahun 2022, Pasarnow dikabarkan memperoleh pendanaan lanjutan sebesar $9,5 juta pimpin East Ventures. Kala itu, menurut data regulator, pendanaan sempat melambungkan valuasi perusahaan ke angka $56 juta. Perusahaan juga sempat membuka pasar baru di daerah Jawa Barat setelah sebelumnya melayani pengguna di seputar Jabodetabek.

Mengecek kembali ke aplikasi, saat ini PasarNow hanya tersedia di pasar Jabodetabek saja. Aplikasi pun (di platform Android) terlihat kurang terutilisasi — kendati pengguna bisa menggunakan jasa mereka lewat mobile web.

Layanan online grocery yang menyajikan produk segar memang tengah mengalami tantangan pada penetrasi pasar. Tidak hanya PasarNow, sejumlah pemain kini mulai meredup setelah sebelumnya saat pandemi mengalami growth moncer.

PasarNow berkompetisi langsung dengan sejumlah pemain lokal, di antaranya Sayurbox, Titipku, Segari, dan beberapa lainnya.

Application Information Will Show Up Here

InfinID Dikabarkan Galang Pendanaan Seri A Dipimpin Argor

Startup fintech InfinID dikabarkan tengah menggalang pendanaan seri A yang dipimpin oleh Argor (Go-Ventures). Sejauh ini Insignia Venture Partners juga terlibat diikuti sejumlah angel investor. Dari data yang dilaporkan ke regulator, seperti dikutip dari Alternative.pe, total dana yang telah terkumpul mencapai $5,42 juta atau setara Rp88 miliar.

DailySocial.id sudah mencoba mengonfirmasi hal ini ke founder InfinID, namun mereka memilih tidak berkomentar terhadap kabar tersebut.

Produk InfinID

InfinID menyalurkan pinjaman menggunakan jaminan sertifikat properti. Perusahaan berperan sebagai penghubung antara calon debitur dan lembaga jasa keuangan (LJK) yang menyediakan pinjaman dengan jaminan sertifikat properti.

Calon debitur akan dibantu untuk mendapatkan pinjaman yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Di sisi lain, perusahaan ini membantu LJK dalam mengelola proses pengajuan, evaluasi, pelayanan, dan pemantauan dengan teknologi digital. Produk LJK yang digunakan oleh InfinID adalah kredit multiguna dan kredit usaha yang dijamin dengan sertifikat properti.

Limit pinjaman yang tersedia di InfinID mulai dari Rp100 juta dengan bunga mulai dari 12%-18% per tahun. Tenornya juga bervariasi, ada yang 3-5 tahun, ada juga yang jangka panjang, yakni 15-20 tahun.

Perusahaan menawarkan tiga produk pinjaman: InfinID FIX, InfinID FLEX, dan InfinID FLIP. InfinID FIX adalah pinjaman multiguna dengan dana besar, bunga ringan, dan skema pembayaran tetap. InfinID FLEX menawarkan kredit dengan limit lebih terjangkau dan fleksibilitas, seperti pembayaran bulanan yang lebih ringan. InfinID FLIP adalah solusi refinancing (takeover) KPR/kredit multiguna/kredit usaha ke lembaga keuangan lain dengan suku bunga lebih rendah, jangka waktu lebih panjang, dan kemudahan lainnya.

InfinID telah menggandeng sejumlah lembaga pembiayaan seperti BPR Artharindo, BPR Daya Perdana Nusantara, BPR Rifi Maligi, Bank Sampoerna, dan Maybank Syariah.

Dengan model bisnis tersebut, InfinID saat ini terdaftar di Inovasi Keuangan Digital (IKD) klaster Financing Agent yang merupakan platform regulatory sandbox di bawah OJK.

Application Information Will Show Up Here

BATAS Terima Investasi dari Achmad Zaky Foundation, Kembangkan Pembelajaran Anak Usia Dini

Achmad Zaky Foundation (AZF) mengumumkan investasi strategisnya di BATAS, sebuah platform pendidikan holistik yang berfokus pada pembelajaran anak usia dini, terutama di usia emas 0-6 tahun.

Investasi ini bertujuan untuk mendukung BATAS dalam memperluas cakupan dan pengaruhnya di bidang akademis, teknologi, seni, sains, dan olahraga dengan tetap berlandaskan nilai-nilai Al-Quran.

BATAS didirikan pada tahun 2021, awalnya dikenal sebagai platform inovatif dalam pembelajaran Al-Quran dan Islam melalui metode Fun Learning. Dengan investasi dari AZF, BATAS akan berekspansi dan memperkenalkan beberapa program baru, termasuk BATAS Learn & Play, BATASpace, dan Happy Hope Pre-School.

BATAS Learn & Play akan menjadi program after school yang berfokus pada pengembangan minat dan bakat anak, dengan kelas-kelas seperti memanah, berenang, seni, sains, matematika, kelas bahasa Arab, serta kelas tahfidz dan mengaji.

Sementara itu, BATASpace akan menjadi ekosistem yang menyediakan pengalaman imersif untuk mengenal Islam dan Al-Quran bagi seluruh anggota keluarga. Selain itu, Happy Hope Pre-School akan mengusung konsep Purposeful Learning Environment, mengintegrasikan pendekatan kreatif dengan nilai-nilai Islami.

Achmad Zaky Foundation melihat investasi ini sebagai langkah penting untuk mengoptimalkan pendidikan anak pada masa keemasan mereka.

Achmad Zaky, pendiri Achmad Zaky Foundation, mengatakan, “Investasi kami di BATAS adalah bagian dari portofolio kami untuk menghadirkan platform pendidikan holistik bagi anak dan orang tua. Kami ingin menciptakan ekosistem pendukung yang lengkap, holistik, namun juga menyenangkan bagi anak dan orang tua. Metode belajar yang baik haruslah menarik dan dinikmati oleh anak-anak.”

Founder & CEO BATAS Issyarah Feah menambahkan, “Kami berkomitmen untuk meningkatkan lanskap pendidikan dengan menggabungkan teknologi dan ajaran Islam yang inklusif. Dengan dukungan dari Achmad Zaky Foundation, kami siap memberikan dampak besar bagi kehidupan anak-anak Indonesia.”

Investasi ini juga didukung oleh angel investor seperti Bembi Juniar, Ratna Monika, Adi Panuntun, dan Febrinda Wulandari, yang tidak hanya memberikan dukungan finansial tetapi juga keahlian dan jaringan yang tak ternilai.

Dengan dukungan yang beragam dan berpengalaman, BATAS siap membuat langkah signifikan dalam mewujudkan visinya di masa depan. Ekspansi BATAS diperkirakan akan rampung pada kuartal ketiga hingga akhir tahun ini.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Discovery/Shift Report: Indonesian Startup Ecosystem Shows Resilience in Q1 2024

The startup landscape in Indonesia experienced a remarkable shift in the first quarter of 2024. Despite the lingering effects of the 2023 “tech winter,” which saw significant challenges in global funding, the Indonesian startup ecosystem showed resilience and a notable increase in funding activities.

Key Highlights from Q1 2024 Report:

  1. Overall Funding Increase: Startup funding in Indonesia saw a 14.6% rise compared to the same period last year. This growth is attributed to an improving global economy, renewed investor trust, and emerging technological innovations.
  2. Shift in Funding Types: An almost equal split between equity and debt funding was observed in Q1 2024. This marks a shift from the traditional dominance of equity funding, with debt funding becoming a critical resource for fintech startups to expand their lending capabilities.
  3. Top Sectors for Investment:
    • Fintech: Continued to dominate the funding landscape, driven by increasing mobile internet penetration and a strong demand for digital payments and lending solutions.
    • Agritech: Gained attention for improving agricultural productivity and sustainability.
    • Climate Tech: Attracted investments for renewable energy, waste management, and conservation efforts.
    • Edtech: Benefited from the pandemic-induced shift to online learning, maintaining strong investor interest.
    • Legaltech and SaaS: These sectors also saw significant investments, highlighting the growing need for tech solutions in legal processes and business efficiencies.
  4. Mergers and Acquisitions: With no IPOs in 2023, M&A activities became a crucial strategy for startups to expand their market reach and enhance competitiveness.

Download the full report here: Indonesia Startup Funding Report – Q1 2024

This article generated by AI with supervision from content writer

Startup Edtech Skuling Bantu Siswa Lebih Siap Masuk Universitas Impiannya

Skuling dengan bangga mengumumkan kerja sama dengan ADRA Canada, yang memberikan dana sebesar $100 ribu untuk mendukung misi menyediakan pendidikan berkualitas dan menarik bagi siswa di seluruh Indonesia.

Dana hibah ini akan digunakan untuk memperluas tim dan mengembangkan fitur-fitur baru yang belum pernah ada di pendidikan Indonesia, serta menciptakan dampak sosial yang lebih luas, khususnya di daerah yang kurang berkembang.

ADRA Canada sendiri merupakan organisasi nirlaba yang berkomitmen memberikan bantuan kemanusiaan dengan fokus pada pendidikan, kesehatan, dan pembangunan komunitas. Dengan kehadiran di lebih dari 100 negara, organisasi di bawah jaringan ADRA berusaha menciptakan perubahan yang berkelanjutan dan memberdayakan komunitas di seluruh dunia.

Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan ADRA Canada dalam mendorong pendidikan berkualitas di seluruh dunia, terutama di wilayah yang kurang berkembang.

CEO ADRA Canada Steve Matthews menyatakan, “ADRA Canada dengan senang hati menjadi bagian dari inisiatif baru Skuling yang menarik ini, menyediakan akses yang lebih luas ke sumber daya pendidikan di seluruh Indonesia.”

Co-Founder & CEO Skuling Yudha Situmorang mengungkapkan, “Kami sangat berterima kasih atas dukungan ADRA Canada dan kepercayaan mereka terhadap misi kami. Kemitraan ini akan memungkinkan kami untuk mempercepat pertumbuhan dan menjangkau lebih banyak siswa di seluruh Indonesia. Dengan dukungan ADRA Canada dan ADRA Indonesia sebagai penasihat lokal kami, kami yakin dapat mencapai tujuan kami dan menciptakan dampak yang bertahan lama pada sistem pendidikan di negara kita.”

Dalam waktu 6 bulan, Skuling telah berhasil menarik 80.000 pengguna aktif dari 505 kota/kabupaten dan lebih dari 15.000 unduhan di Google Play Store, merevolusi lanskap pendidikan melalui platform inovatif dan menarik.

“Dengan fitur gamifikasi yang dikombinasikan dengan materi berkualitas tinggi di Skuling, siswa akan menemukan belajar menjadi menyenangkan dan bermanfaat. Kami percaya pendekatan ini tidak hanya akan meningkatkan pengalaman pendidikan mereka tetapi juga menginspirasi kecintaan belajar seumur hidup,” tambah Yudha Situmorang.

Saat ini, Skuling sudah memberdayakan siswa untuk lulus ujian masuk universitas negeri. Namun, dengan suntikan dana baru dan tim yang diperluas, Skuling berencana untuk memperluas jangkauannya dan memenuhi kebutuhan semua segmen siswa di masa depan.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Pemodal Ventura Jepang W Inc Mulai Tambah Portofolio Startup dari Indonesia

Pemodal ventura berbasis di Jepang, W inc., memperdalam investasinya di Indonesia. Baru-baru ini mereka mengumumkan investasinya ke startup social commerce Dagangan. Satu bulan sebelumnya, mereka juga baru mengumumkan investasinya ke platform proptech Jendela360.

Debut awal W inc. di Indonesia pada Juni 2023 lalu, tepatnya berpartisipasi pada pendanaan awal platform manajemen kreator Slice Group — dalam investasi tersebut Arise (MDI Ventures) dan Intudo Ventures turut terlibat.

Dalam pernyataannya, seperti dikutip dari LinkedIn, mereka berinvestasi ke Dagangan lantaran startup yang dinakhodai Ryan Manafe tersebut telah mencapai EBITDA positif untuk hampir semua operasi pusatnya, menunjukkan model bisnis yang kuat. Setelah mengumpulkan dana sebesar $18,5 juta, Dagangan berencana untuk menjangkau 75.000 desa, menawarkan produk berkualitas tinggi, dan membangun ekosistem ekonomi pedesaan yang komprehensif.

Sementara itu, investasinya di Jendela360 didasari kemampuan startup tersebut dalam menawarkan pengalaman yang terstandardisasi untuk pembelian/penyewaan properti, termasuk memastikan kualitas dan keamanan. Mulai dari penelusuran hingga transaksi, semuanya berjalan lancar di platform Jendela. Jendela berencana memanfaatkan dana ini untuk memperluas layanannya ke kota-kota besar lainnya, seperti Bogor, Surabaya, dan Bali.

Turut disampaikan, bahwa W inc. akan terus mengeksplorasi kemungkinan berinvestasi lebih banyak di Indonesia. Terlebih saat ini modal ventura tersebut juga sudah memiliki tim analis dari Indonesia. W inc. secara umum berinvestasi di startup tahap awal, pra-seri A, dan seri A dalam bidang lifestyle, entertainment, dan sports.

Pada Mei 2023 lalu, W inc. mengumumkan “W Fund 2” yang telah ditingkatkan nilainya ari 5 miliar Yen menjadi 7 miliar Yen, atau setara $45 juta. Lewat dana kelolaan baru ini, W inc. berkomitmen untuk mulai mengeksplorasi peluang investasi di Asia Tenggara. Selain menemukan potensi portofolio baru, diharapkan ini bisa menjadi jalur ekspansi bagi portofolio yang mereka miliki sebelumnya.