AwanTunai Bukukan Pendanaan Rp427,6 Miliar Dipimpin Norfund, MIUP, dan FinnFund

Startup fintech lending AwanTunai mendapatkan pendanaan ekuitas senilai $27,5 juta atau setara Rp427,6 miliar. Norfund, MIUP (lengan investasi MUFG), dan FinnFund memimpin putaran terbaru ini. Sebelumnya mereka berencana untuk menutup putaran seri B ini senilai $25 juta, namun nilainya ditingkatkan seiring kelebihan permintaan, demikian disampaikan Co-Founder & CEO AwanTunai Dino Setiawan.

Ini sekaligus menjadi investasi ketiga Norfund, dana kelolaan dari Norwegia  untuk investasi di negara berkembang. Sebelumnya mereka masuk ke pendanaan debt Modalku di tahun 2023 dan Amartha di 2021. Khusus AwanTunai, mereka masuk ke pendanaan ekuitas, alih-alih debt.

Perwakilan Norfund mengatakan, “Kami sangat bersemangat untuk bermitra dengan AwanTunai yang menjadikannya investasi ekuitas pertama kami di fintech Asia Tenggara. Kami terkesan dengan cara AwanTunai memanfaatkan fintech untuk menjangkau dan membiayai segmen sektor UMKM yang kurang terlayani atau tidak memiliki layanan perbankan di Indonesia dengan solusi ERP unik yang menangkap data eksklusif di berbagai lapisan rantai pasokan FMCG tradisional dan menerapkannya solusi manajemen risiko mereka yang telah dipatenkan untuk mencapai kinerja kredit yang prima.”

Sebelumnya AwanTunai telah mengumpulkan pendanaan seri A dalam tiga ronde, meliputi putaran pertama pada tahun 2018 senilai $4,3 juta dipimpin oleh Insignia Venture Partners dan AMTD Group. Kemudian dilanjutkan putaran kedua pada 2021 senilai $11,2 juta dengan keterlibatan Atlas Pacific, BRI Ventures, OCBC NISP. Lalu putaran seri A3 pada 2022 senilai $8,5 juta dengan melibatkan International Finance Corporation, Global Brain, dan sejumlah investor.

“FinnFund (melalui OP FinnFund Global Impact Fund I) sangat bersemangat untuk mendukung pertumbuhan AwanTunai di Indonesia, di mana sektor FMCG memiliki masalah modal kerja yang besar yang tidak dapat diselesaikan oleh lembaga keuangan tradisional. Melalui investasi ini, kami memiliki misi meningkatkan inklusi digital dan keuangan pada UMKM serta mendorong kesetaraan gender karena pengecer kecil, yang didominasi perempuan, kurang terlayani,” ujar perwakilan FinnFund, sebuah sovereign fund dan dana kelolaan dari bank terbesar di Finlandia.

Dapat ketertarikan tinggi dari investor global

Dengan proposisi nilai yang unik sebagai pembiayaan rantai pasok untuk UMKM, AwanTunai mengklaim memiliki model bisnis yang solid. Dino menyampaikan, bahwa perusahaan telah mencapai EBITDA positif dan ditargetkan menjadi profitabel (setelah pajak) pada akhir tahun ini.

“Kami hanya perlu meningkatkan volume hingga sekitar Rp3 triliun per bulan untuk mencapai skala ekonomi awal. Dalam dunia peminjaman, jumlah pinjaman tersebut sebenarnya cukup kecil, yang mencerminkan seberapa efisien model bisnis kami dibandingkan dengan alternatif lain di pasar,” ujar Dino.

Ia pun mengungkapkan bahwa masih terdapat kelebihan permintaan yang signifikan dari PE besar dan investor global, sehingga tidak menutup kemungkinan putaran pendanaan seri B ini akan dilanjutkan. Bahkan disampaikan akan ada pendanaan debt yang segera dibukukan secara terpisah untuk memenuhi kebutuhan pinjaman yang masih besar tersebut.

Presiden & CEO MUFG Innovation Partners (MIUP) Nobutake Suzuki mengatakan, “Kami terkesan dengan komitmen AwanTunai untuk memberdayakan UMKM Indonesia di sektor FMCG dengan mendigitalkan operasi mereka dan memberi mereka akses terhadap layanan keuangan. Selain mendapatkan visibilitas terhadap operasional klien mereka, AwanTunai memanfaatkan ilmu data untuk menganalisis data transaksi tidak terstruktur untuk mengelola risiko pinjaman. Kami berharap AwanTunai dapat memperkuat hubungan kolaboratif dengan bank mitra MUFG, Bank Danamon, untuk memberikan akses keuangan yang lebih baik kepada segmen UKM yang kurang terlayani di Indonesia.”

Proposisi nilai AwanTunai

Co-Founder AwanTunai: Rama Notowidigdo, Windy Natriavi, dan Dino Setiawan / AwanTunai
Co-Founder AwanTunai: Rama Notowidigdo, Windy Natriavi, dan Dino Setiawan / AwanTunai

Dua produk utama AwanTunai adalah layanan pembiayaan stok warung AwanTempo dan pembiayaan grosir Supplier Financing. Melalui inovasi teknologi yang diejawantahkan dengan ERP terpadu, AwanTunai membentuk sebuah sistem yang memungkinkan UMKM dan pemasok FMCG mendapatkan akses finansial yang lebih lancar. Platform ERP tersebut sekaligus menjadi sumber data penting untuk membantu perusahaan melakukan analisis risiko secara lebih komprehensif.

Faktanya, data sejauh ini memang menjadi tantangan utama bagi penyaluran kredit ke UMKM. Data yang kurang baik berimplikasi pada penilaian kredit yang buruk, kadang membuat perusahaan fintech lending atau institusi tradisional pun menghadapi masalah serius terkait pengembalian dana. Sementara segmen UMKM yang belum terlayani fasilitas kredit perbankan masih sangat besar jumlahnya di Indonesia, dari lebih dari 60 juta UMKM, baru sekitar 27% yang telah mendapatkan akses ke fasilitas kredit.

Sistem manajemen risiko (termasuk di dalamnya skoring kredit) memang menjadi landasan penting yang sejak awal dikembangkan secara matang oleh AwanTunai. Adanya perhatian besar pada aspek ini, dinilai yang membuat mereka unggul dalam memberikan penyaluran dana ke UMKM.

“AwanTunai beruntung memiliki investor yang sabar, memberi kami landasan untuk terlebih dulu mengembangkan keunggulan kompetitif dalam manajemen risiko di ruang UMKM yang sulit tanpa jaminan, sebelum mulai meningkatkan volumenya. Fondasi yang kuat inilah yang memungkinkan kami untuk terus tumbuh secara sehat di lingkungan operasional yang sulit,” ujar Dino.

AwanTunai sedari awal fokus ke sektor perdagangan umum yang memasok kebutuhan sehari-hari masyarakat. Pasar ini sudah dinilai sangat besar, sehingga mereka memilih fokus pada dua produk utama tersebut, dari pada memperbanyak produk atau memperluas segmen yang berbeda.

“Pendanaan ini akan digunakan untuk membangun basis ekuitas kami agar dapat mendukung perluasan fasilitas pinjaman modal untuk menutupi lebih dari $2 miliar pembiayaan pembelian inventaris tahunan pada akhir 2024, serta melanjutkan pengembangan teknologi manajemen risiko kami,” tutup Dino.

Application Information Will Show Up Here

Untukmu.AI Terima Pendanaan Awal Dipimpin 1982 Ventures

Startup personalized gifting Untukmu.AI mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal dengan nominal dirahasiakan yang dipimpin 1982 Ventures. Putaran ini juga diikuti oleh sejumlah angel investor.

Dana tersebut akan digunakan untuk memperluas jangkauannya ke seluruh Indonesia dan mendisrupsi pasar pemberian hadiah yang diperkirakan memiliki nilai $20 miliar. Inovasi yang digulirkan memanfaatkan blockchain dan token kripto untuk memberikan penghargaan bagi pengguna platform.

Untukmu.AI didirikan oleh mantan founder Tokocrypto, Pang Xue Kai, bersama Pang Xue Cong. Solusinya baru resmi hadir pada awal tahun ini.

Di tengah persaingan bisnis yang semakin dinamis, membangun dan memelihara hubungan antar perusahaan menjadi salah satu aspek penting untuk dilakukan. Memahami pentingnya aspek ini, Untukmu.AI mengembangkan sebuah aplikasi berbasis AI yang dirancang untuk merevolusi cara korporasi, profesional seperti agen asuransi, UMKM, hingga startup, untuk memberikan hadiah yang terpersonalisasi kepada karyawan, mitra, dan klien.

Untukmu.AI menghadirkan platform yang memungkinkan pengguna, mulai dari individu hingga entitas korporat, untuk terhubung langsung dengan berbagai merchant penyedia produk hadiah. Aplikasi ini dapat mengidentifikasi preferensi dan kebutuhan penerima hadiah, memastikan bahwa setiap pilihan hadiah itu personal dan bermakna.

Sebab salah satu tantangan terbesar dalam pemberian hadiah korporat adalah menemukan hadiah yang sesuai dan memberikan kesan personal kepada penerima. Seringkali, hadiah yang diberikan terasa generik, memakan waktu, serta biaya yang besar untuk mengurus pembelian dan pengiriman hadiah.

Untukmu.AI menyelesaikan masalah ini dengan menawarkan solusi melalui teknologi AI yang mampu menganalisis data untuk menghasilkan rekomendasi hadiah yang tidak hanya unik tetapi juga sesuai dengan profil penerima.

“Kami ingin pemberian hadiah korporat menjadi lebih personal dan bermakna. Dengan aplikasi kami, setiap hadiah akan menceritakan sebuah cerita, sebuah apresiasi yang tulus dari perusahaan kepada individu atau mitra bisnis yang berkontribusi dalam kesuksesannya,” terang Co-founder & CEO Untukmu.AI Pang Xue Kai dalam keterangan resmi, Kamis (07/3).

Solusi yang ditawarkan

Kai menuturkan sepanjang tahun ini perusahaan akan memfokuskan layanannya pada sektor korporat, mengenali kebutuhan unik dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dalam memberikan hadiah terpersonalisasi.

“Dengan fokus pada korporasi, kami dapat menyediakan solusi yang tidak hanya meningkatkan kepuasan karyawan dan mitra bisnis, tetapi juga memperkuat citra perusahaan sebagai entitas yang peduli dan berorientasi pada hubungan personal,” tambahnya.

Solusi yang ditawarkan terbilang menyeluruh. Berikut rinciannya:

  • Layanan untuk memberikan hadiah dengan branding korporasi yang bisa membantu peningkatan kesadaran merek hingga 35%. Juga bisa memberikan hadiah yang dipesan khusus untuk klien dan mitra, sehingga berpotensi meningkatkan kepuasan mereka lebih dari 25%.
  • Di hari-hari istimewa seperti hari raya Idulfitri dan Natal, Untukmu.AI bisa membantu korporasi untuk menyediakan hadiah musiman yang dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas klien, serta menumbuhkan semangat karyawan.
  • Dari aspek teknis, Untukmu.AI memberikan kemudahan kepada korporasi dalam bentuk integrasi HRIS yang sederhana, tetapi bisa memberikan dampak signifikan.
  • Korporasi juga bisa menggunakan analitika hadiah yang disediakan untuk memastikan hadiah tersebut memiliki rasio nilai kepuasan yang tinggi.
  • Mendukung korporasi dalam mengelola anggaran pemberian hadiah dengan lebih efektif, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk proses pemilihan hadiah.
  • Menyediakan akses langsung ke berbagai pedagang hadiah yang telah terverifikasi demi memastikan kualitas produk.
  • Tersedia fitur Dewi.AI yang merupakan personal AI gift advisor yang membantu pengguna dalam menyederhanakan pencarian hadiah yang unik dan dipersonalisasi sesuai dengan preferensi, minat, kepribadian, gender, hingga usia penerima hadiah.
  • Fitur kalender yang membantu mengingatkan perusahaan tentang hari-hari penting, dan terhubung dengan Dewi.AI untuk memberikan rekomendasi hadiah yang sesuai untuk momen tersebut, mulai dari opsi umum hingga hadiah yang dipersonalisasi sesuai dengan selera dan kebutuhan penerima hadiah.

“Dengan komitmen yang kuat terhadap inovasi dan kepuasan pelanggan, Untukmu.AI terus mengembangkan fitur-fitur baru dan meningkatkan kualitas layanannya. Kami tidak hanya menyediakan platform, tetapi juga berupaya untuk menjadi bagian dari perjalanan korporasi dalam membangun hubungan yang lebih bermakna,” tutup Kai.

Diklaim, saat ini aplikasi Untukmu.AI telah digunakan oleh lebih dari 10.000 pengguna dan puluhan merchant penyedia produk hadiah sudah tergabung ke dalam platform.

Application Information Will Show Up Here

Rukita Umumkan Pendanaan Rp234,5 Miliar dari MPower Partners, BNI Ventures, hingga Atlet NBA Jeremy Lin

Startup proptech Rukita mengumukan perolehan pendanaan seri B1 senilai $15 juta atau sekitar Rp234,5 miliar. Putaran ini diikuti sejumlah investor baru yakni MPower Partners, BNI Ventures, Openspace Ventures, dan superstar NBA Jeremy Lin. Ini sekaligus menjadi investasi kedua yang diumumkan pebasket yang dijuluki “Linsanity” tersebut setelah sebelumnya juga masuk ke pendanaan teranyar Binar Academy.

Investor Rukita sebelumnya juga berpartisipasi dalam pendanaan ini, termasuk Surge (Peak XV), Golden Gate Ventures, Shunwei Capital, OCBC Ventures dan veteran real estat David Tsang.

“Kami sangat gembira bahwa Rukita menjadi investasi pertama MPower Partners di Asia Tenggara. Hal ini selaras dengan visi dana kelolaan tersebut untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip ESG ke dalam strategi inti perusahaan rintisan yang sedang berkembang,” ujar Yumiko Murakami selaku General Partner MPower Partners.

Ia melanjutkan, “Dengan keahlian tim pendiri yang luas dalam operasional bisnis dan industri real estat lokal, kami bangga bermitra dengan Rukita dalam misi mereka menyediakan perumahan yang terjangkau dan berkualitas bagi generasi penerus Indonesia.”

Pihak Rukita juga menyampaikan optimismenya terkait model bisnis yang diusung. Hal dini dikarenakan perolehan investasi yang terbilang besar ini hadir di tengah kondisi “tech winter”, saat investor menjadi lebih selektif dalam mengucurkan dananya ke startup.

“Pendanaan ini menandai langkah maju yang signifikan dalam perjalanan kami untuk mendefinisikan kembali lanskap real estat dan mendorong aksesibilitas terhadap perumahan berkualitas untuk berbagai gaya hidup dan tahapan kehidupan,” kata Co-Founder & CEO Rukita Sabrina Soewatdy.

Telah capai EBITDA positif

Sejak berdiri tahun 2019, Rukita telah menghadirkan ragam solusi mulai layanan penyewaan properti, co-living, pemasaran properti, hingga pembiayaan RuFinance (bekerja sama dengan OCBC, bank tersebut siapkan dana kredit Rp724 miliar untuk pembiayaan di Rukita). Selain ke konsumer, Rukita juga memiliki model bisnis B2B untuk layanan corporate housing dan kolaborasi pengelolaan properti.

Menyasar kalangan menengah ke atas khususnya di usia milenial, bisnis Rukita tumbuh subur yang dibuktikan capaian EBITDA positif sejak 2023, empat tahun setelah perusahaan berdiri. Diklaim saat ini ada 1,4 juta kamar yang dikelola ekosistemnya dengan pengguna mencapai 3 juta per bulannya.

Dalam wawancaranya dengan DailySocial.id dua tahun lalu, Co-Founder & COO Rukita Sarah Soewatdy memang menuturkan bahwa target perusahaan bisa segera mencapai profit. Kala itu bisnis pembiayaan belum jalan, bisnis co-living dinilai paling prospektif dengan track profitabilitas yang lebih jelas.

“Kami sangat memerhatikan unit economics, semua decision yang kita ambil harus bertanggung jawab. Saat ini sudah bukan lagi zamannya bakar duit, semuanya harus dilakukan secara bertanggung jawab. Kami akan profitable akhir tahun ini [2022] karena bisnis utama kami sudah sangat sustain.”

Untuk meningkatkan properti kelolaannya, Rukita juga sempat mengakuisisi platform Infokos pada pertengahan 2022 lalu.

Kembangkan teknologi properti dari ujung ke ujung

Ekosistem proptech dan infrastruktur teknologi Rukita berupaya menyatukan properti, tuan tanah, wawasan pasar, pasar, pembiayaan, dan layanan penyewa untuk membentuk kembali konsep rumah dan kepemilikan rumah. Namun demikian diakui bahwa sektor properti di Indonesia tidak mudah ditebus dalam hal skalabilitas.

Sifat pasar perumahan yang sangat terfragmentasi dan kebutuhan untuk menyeimbangkan manajemen properti, pasokan, pembiayaan, pemasaran, perhotelan dan operasional menjadikan sektor proptech di Indonesia memiliki tantangan yang unik, namun dengan potensi pertumbuhan yang menggiurkan.

“BNI Ventures melihat adanya potensi pertumbuhan sektor properti yang sangat tinggi. Untuk mengakomodasi kebutuhan pasar yang berkembang pesat, BNI Ventures berinvestasi dan menjembatani sinergi startup proptech Rukita dengan ekosistem BNI Group. Rukita memiliki infrastruktur teknologi yang mampu menjembatani pemilik properti dengan calon penghuni melalui berbagai layanan penyewaan yang didukung dengan solusi finansial dari ekosistem BNI Group,” ungkap CEO BNI Ventures Eddi Danusaputro.

Model Rukita menyatukan layanan 360 untuk pasar perumahan melalui platform teknologi yang dinamis, mengubah hubungan dengan pelanggan dan tuan tanah dari hubungan transaksional menjadi hubungan jangka panjang.

Selanjutnya dana segar yang didapat akan digunakan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis melalui pengembangan teknologi, perluasan layanan, dan merekrut talenta teknologi.

“Kami berharap dapat memperdalam kekuatan talenta teknologi kami untuk memperkuat platform kami dan melayani basis penyewa dan pemilik properti kami yang terus berkembang dengan lebih baik, imbuh Sarah Soewatdy.

Application Information Will Show Up Here

wagely Kantongi Rp362 Miliar untuk Pendanaan Ekuitas dan Debt

Startup earned wage access (EWA) wagely mengumumkan perolehan dana segar sebesar $23 juta (sekitar Rp362 miliar), yang terdiri dari pendanaan ekuitas dan debt. VC yang fokus pada penerapan generative AI, Capria Ventures, menjadi investor lead untuk pendanaan ekuitas, diikuti investor lainnya dari putaran terdahulu.

Sementara, investor untuk pendanaan debt hanya disampaikan datang dari perusahaan swasta terkemuka.

Dana segar ini akan digunakan perusahaan untuk memberdayakan lebih banyak pekerja dalam mengelola keuangan lebih baik di Indonesia dan Bangladesh dengan solusi yang relevan.

Dalam keterangan resmi, Managing Partner Capria Ventures Dave Richards menyampaikan, pihaknya terkesan dengan kinerja dari tim wagely yang dibuktikan dengan pertumbuhan yang mengesankan dalam menyediakan solusi finansial bagi kelompok pekerja kerah biru yang kurang terlayani.

“Kami melihat peluang besar bagi wagely untuk menerapkan generative AI dalam berbagai kasus penggunaan, seperti automasi pemrosesan dokumen dan antarmuka percakapan bahasa lokal bagi pekerja untuk membuat keputusan finansial yang lebih baik,” terangnya, Senin (4/3).

wagely beroperasi di Indonesia dan Bangladesh. Sebanyak 75% dari sekitar 195 juta pekerja di kedua negara ini menghadapi situasi finansial yang menantang dan bergantung pada setiap gaji yang mereka terima untuk memenuhi kebutuhan hidup. Keterbatasan akses layanan finansial konvensional mengakibatkan banyak pekerja kurang mendapatkan alat dan dukungan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan finansial.

Solusi yang ditawarkan wagely adalah fasilitas opsional untuk karyawan. Tak hanya itu, perusahaan juga memberikan kemampuan untuk melacak gaji dan mengakses sumber literasi finansial, sehingga membantu pekerja mengurangi tekanan finansial.

Diklaim sepanjang tahun lalu total gaji yang disalurkan wagely mencapai lebih dari $25 juta (Rp393 miliar), memroses hampir satu juta transaksi, dan diakses oleh 500 ribu pekerja. Pencapaian tersebut menobatkan wagely sebagai pemimpin di pasar karena memperlihatkan prospek pertumbuhan yang kuat.

wagely terakhir kali mengumumkan pendanaan pra-seri A pada Maret 2022. Putaran yang bernilai $8,3 juta ini dipimpin oleh East Ventures Growth Fund, diikuti Central Capital Ventura, Integra Partners, Asian Development Bank, Global Founders Capital, Trihill Capital, Blauwpark Partners, dan 1982 Ventures.

Sejak awal berdiri di 2020, diklaim wagely telah digunakan oleh lebih dari 100 perusahaan, di antaranya British American Tobacco, Ranch Market, Adaro Energy, Medco Energi, Mustika Ratu, dan masih banyak lagi.

Startup ini mengumumkan ekspansi ke Bangladesh pada Oktober 2021. Negara terbesar kelima di Asia ini memberikan peluang yang cukup besar dengan lebih dari 4,5 juta pekerja industri Ready-Made Garment (RMG). Para pekerja ini juga terkena dampak pandemi yang berakibat tingginya tekanan keuangan sehingga berdampak besar bagi produsen.

Application Information Will Show Up Here

Fairbanc Peroleh Fasilitas Debt Rp209 Miliar dari Pegadaian

Startup embedded finance Fairbanc mendapatkan pembiayaan utang (off balance sheet) sebesar $13,3 juta (sekitar Rp209 miliar) dari Pegadaian. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai para pedagang UMKM lebih banyak lagi.

Fairbanc menyediakan solusi tempo pembayaran terintegrasi untuk pelanggan UMKM yang terintegrasi dengan AI/ML. Platformnya terhubung dengan sistem ERP merek konsumen global dengan ekosistem pedagang besar seperti Nestle, dan telah melibatkan lebih dari 550 ribu pedagang di platformnya dan 200 ribu lebih pedagang sudah mendapatkan pendanaan.

Berkat kemitraannya dengan merek besar, Fairbanc mampu memberikan pinjaman BNPL ke pedagang tanpa perlu mengajukan melalui smartphone. Perusahaan menggunakan credit scoring berbasis AI yang dapat membantu memproses pinjaman microcredit secara instan.

Caranya dengan mengakses pesanan pedagang dan rekam jejak pembayarannya. Perusahaan dapat mengutilisasi data ini lebih lanjut untuk melakukan underwriting pinjaman serta mendongkrak penjualan merchant dengan menjaga biaya operasional tetap rendah.

Menurut survei yang dilakukan Unilever, sebanyak 80% penerima manfaat Fairbanc tidak memiliki rekening bank dan sekitar 70% di antaranya adalah pedagang perempuan yang mampu meningkatkan penjualan mereka rata-rata sebesar 35% – berkat BNPL yang dimungkinkan oleh teknologi Fairbanc.

Saat penandatanganan MoU, Chief of Transformation Office Pegadaian Mulyono mengungkapkan apresiasinya terhadap solusi Fairbanc. “Kemampuan Fairbanc untuk mengekstrak big data di tingkat outlet dengan menghubungkan ERP merek-merek besar dan memperoleh skor kredit menggunakan AI dan Machine Learning merupakan sinergi utama yang kami soroti,” kata dia, mengutip dari keterangan resmi, Senin (04/3).

Founder & CEO Fairbanc Mir Haque mengungkapkan rencananya untuk melakukan ekspansi yang lebih besar ke Indonesia. Sebanyak 95 juta orang dewasa di Indonesia masih belum memiliki rekening formal di lembaga keuangan.

“Namun, dengan pertumbuhan kelas menengah, populasi generasi muda yang semakin melek teknologi, dan lingkungan peraturan yang mendorong inovasi dan kewirausahaan, Indonesia kini jadi rumah bagi startup teknologi bernilai miliaran dolar terbesar di Asia Tenggara,” ucap Haque.

Tak hanya itu, dia juga meyakini dengan konsep Fairbanc di Indonesia dapat direplikasi ke negara berkembang lainnya untuk mengatasi salah satu tantangan dan peluang terbesar: memberikan akses kredit kepada jutaan pedagang dalam rangka mendorong revitalisasi ekonomi.

Haque mengaku dirinya sudah menjajaki peluang ekspansi ke Vietnam dan Filipina melalui kemitraan dengan Unilever.

Fairbanc didirikan pada tahun 2019 oleh Mir Haque, seorang MBA Wharton yang sebelumnya bekerja di banyak perusahaan global ternama. Tim pendirinya terdiri dari banyak veteran fintech, seperti mantan CTO Kiva, platform kredit mikro berbasis di San Francisco yang beroperasi di 77 negara dan Thomas Schumacher yang ikut mendirikan raksasa pinjaman mikro pasar berkembang yang berbasis di California, Tala.

Pada Juli 2022, Fairbanc meraih pendanaan pra-seri A senilai $4,8 juta dipimpin oleh Vertex Venture, diikuti Asian Development Bank, East Venture, Lippo Group, 500 Global, Accion Venture Labs, dan miliarder Indonesia Michael Sampoerna.

Disebutkan merek konsumen yang sudah bermitra dengan Fairbanc adalah Unilever, Danone, Nestle, Xiaomi, Mayora, Sasa, Sosro, Indofood, dan lainnya.

Konsep seperti Fairbanc juga digarap oleh pemain lainnya di Indonesia, di antaranya Modalku dan AwanTunai.

Binar Dapat Pendanaan Baru dari Bintang NBA Jeremy Lin dan Sejumlah Investor

Startup edutech Binar Academy mengatakan baru menutup putaran pendanaan terbarunya. Seperti dikutip dari e27, investor yang terlibat dalam putaran ini adalah Blue7, JN Capital & Growth Advisory, Scala Group, DGS, MD Capital, dan superstar NBA Jeremy Lin.

Pebasket Jeremy Lin berinvestasi melalui JLIN Capital Studio, unit investasi miliknya yang fokus pada startup berdampak di Asia dan Amerika. Area investasinya di sektor pendidikan, keuangan, properti, dan pertanian.

Putaran ini melanjutkan perolehan pendanaan pra-seri A pada Mei 2022 lalu dengan keterlibatan iGlobe Partners, Teja Ventures, YCAB Ventures, dan beberapa investor lainnya. Kala itu Binar berhasil menutup pendanaan $3,5 juta. Adapun pendanaan awal mereka didukung Teja Ventures dengan partisipasi Indonesia Women Empowerment Fund.

Dana segar dinilai dapat mendorong jaringan, keahlian, teknologi, dan kecakapan bisnis Binar seiring dengan upaya ekspansi ke seluruh wilayah Indonesia.

Dalam wawancaranya dengan e27, Co-Founder & CEO Binar Alamanda Shantika mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan reorganisasi perusahaan guna mencapai profitabilitas melalui inovasi layanan dan produk baru.

Sejak didirikan tahun 2017 oleh Alamanda, Dita Aisyah, dan Seto Lareno, Binar fokus memberikan pelatihan keterampilan digital melalui serangkaian program. Dimulai dari bootcamp, lalu akselerator talenta digital, hingga penyaluran bakat ke perusahaan teknologi. Mengutip situsnya, saat ini Binar telah mencetak lebih dari 180 ribu talenta digital dan menyalurkan ke lebih dari 1100 mitra bisnis.

Dalam Impact Report yang baru-baru ini diterbitkan Binar, dari capaian tersebut ditarik kesimpulan kesimpulan bahwa mereka telah berhasil menyumbang 5% kebutuhan talenta digital untuk Indonesia dari total kebutuhan sebanyak 600.000 orang. Jika value dari angka di atas dikalkulasikan, Binar mengklaim telah menghasilkan sekitar $12,7 juta.

Adapun pelatihan yang disediakan meliputi Business Intelligence, Product Management, Mobile Development, UI/UX Development, dan lain-lain. Selain itu Binar juga menyediakan sejumlah layanan B2B untuk klien perusahaan, salah satunya Binar Pro, solusi training terpadu untuk materi digitalisasi.

Jalan bisnis Binar sempat mengalami tekanan akibat kondisi ekonomi makro pada tahun 2022. Hal tersebut memaksa perusahaan untuk memangkas 20% dari total karyawan — dengan tetap bertanggungjawab penuh atas hak karyawan terdampak.

Di lanskap yang sama, Binar bersaing langsung dengan sejumlah startup seperti Hacktiv8, Myskill, Algobash, dan beberapa lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Seeds Finance Raih Pendanaan, Perkuat Edukasi Keuangan yang Inovatif

Platform social investing Seeds Finance mengumumkan pendanaan dari sejumlah investor dengan nominal dirahasikan. Para investor tersebut ialah Samuel Jeanblanc (angel investor dari XA Network dan Google), Prantik Mazumdar (angel investor sekaligus Presiden TiE Singapore dan Substack), dan Ruvento Ventures (VC tahap awal yang berbasis di Singapura).

Secara terpisah mengutip dari unggahan Willy di LinkedIn, terdapat beberapa nama investor lain yang berpartisipasi, yakni Alex Peter (angel investor dan Venture Partner DeVC), Frank Chung (angel investor dan Angel Squad Member Hustle Fund), dan DeVC. Seluruh angel investor kini bergabung sebagai advisor di Seeds.

Perusahaan akan menggunakan dana segar untuk mengembangkan aplikasi, bisnis, dan pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan.

Founder dan CEO Seeds Finance Willy Tan menyampaikan, pendanaan ini memperlihatkan kepercayaan para investor atas komitmen perusahaan untuk meningkatkan literasi keuangan dan investasi bagi generasi muda di Indonesia.

“Kami berkomitmen untuk menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan melalui permainan simulasi investasi, yang menjadikan literasi keuangan dan investasi semakin mudah diakses dan dimengerti bagi generasi muda,” ucap dalam keterangan resmi, Kamis (29/2).

Willy melanjutkan, perjalanan literasi keuangan ini tidak dapat selesai dalam satu atau dua tahun karena ini memerlukan keberlanjutan yang bersifat jangka panjang. Harapannya, aplikasi ini dapat menjadi fondasi awal untuk membangun literasi keuangan yang kokoh pada masa depan.

Seeds dikembangkan khusus untuk generasi muda dengan mengusung konsep social investing. Aplikasi ini menggabungkan perdagangan virtual, gamifikasi, dan media sosial, sebagai pendekatan unik untuk edukasi keuangan dan literasi investasi.

Aplikasi ini tidak memerlukan deposit, sehingga tidak ada risiko kehilangan uang saat mulai mengeksplorasi dan mencoba berinvestasi. Pengguna dapat belajar membuat simulasi portofolio investasi tanpa risiko kehilangan uang sungguhan. Walau virtual, chart yang ditampilkan terjadi secara real-time membuat pengalaman investasi jadi lebih berkesan.

Selain itu, terdapat kompetisi perdagangan virtual berbasis gamifikasi dikenal sebagai ‘Turnamen Play Arena’. Kompetisi ini rutin digelar dan membuka kesempatan bagi peserta untuk memenangkan jutaan Rupiah. Kelas aset investasi yang saat ini tersedia adalah pasar saham Amerika Serikat dan aset kripto.

Diklaim Seeds telah diunduh lebih dari 50 ribu kali di Play Store. Pencapaian ini mampu dicapai karena dalam pemasarannya Seeds memanfaatkan basis komunitas di berbagai universitas. Pengguna aktif bulanannya tembus ke angka 12 ribu orang, dengan pertumbuhan 400% dari bulan ke bulan. Sementara pengguna berbayarnya mencapai 3 ribu orang dengan pertumbuhan bulanan 500%.

Perbedaan antara pengguna yang berbayar dengan tidak adalah nominal hadiah yang berkesempatan mereka raih untuk setiap kompetisi yang digelar. Kompetisi ini punya tiket masuk yang harus dibayarkan sebelumnya oleh pengguna. Bila berbayar, hadiah yang diperebutkan nominalnya lebih besar.

Dalam wawancara sebelumnya, Willy menuturkan dampak positif yang bisa diberikan dari konsep social investing adalah pengguna bisa mempelajari dunia investasi secara lebih menyenangkan melalui gamifikasi. Dengan ilmu dan literasi keuangan yang dihadirkan, pengguna dapat mencoba berbagai sudut pandang dan perspektif mengenai pandangannya terhadap proyeksi ke depan atas suatu kelas aset.

Startup ini resmi diperkenalkan pada 2023, Willy merintisnya karena terinspirasi dari pepatah asal Negeri Tirai Bambu, ‘Qiānlǐ zhī xíng, shǐ yú zúxià’. Artinya, perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah.

Application Information Will Show Up Here

Komerce Terima Pendanaan Awal dari Achmad Zaky dan 500 Global

Startup penyedia solusi e-commerce enabler Komerce mengumumkan telah menerima pendanaan tahap awal dengan nominal dirahasiakan dari Achmad Zaky dan 500 Global. Komerce akan gunakan dana tersebut untuk pengembangan produk dan akuisisi pengguna baru.

Sebelum masuk sebagai angel investor di Komerce, Zaky juga berinvestasi melalui Achmad Zaky Foundation (AZF) bersama Indigo Telkom Acceleraton Program pada 2021. Catatan lainnya, Zaky merupakan salah satu Limited Partner (LP) di 500 Global. Hubungan antara Zaky dengan 500 Global sudah terjalin lama sejak VC tahap awal tersebut menyuntikkan dana untuk Bukalapak saat baru dirintis.

Dalam keterangan resmi, Co-Founder & CEO Komerce Nofi Bayu Darmawan menuturkan, pendanaan ini akan membantu mereka mengembangkan produk dan ekspansi ke pasar baru. “Kami percaya bahwa e-commerce memiliki potensi yang besar untuk membantu UMKM di Indonesia untuk berkembang,” kata dia, Senin (26/2).

Zaky menyampaikan optimismenya yang tinggi terhadap potensi Komerce dalam membantu UMKM di Indonesia untuk berkembang. “Komerce memiliki tim yang kuat dan berpengalaman di bidang e-commerce,” ucapnya.

Managing Partner 500 Global Khailee Ng menambahkan, “Kami sangat terkesan dengan tim Komerce dan visi mereka untuk membantu UMKM di Indonesia untuk berkembang.” Disebutkan saat ini 500 Global telah berinvestasi di lebih dari 3 ribu startup yang tersebar di lebih dari 70 negara.

Perkembangan Komerce

Komerce didirikan pada 2020 oleh Nofi Bayu Darmawan bersama Syaefullah Syeif (COO) dan Satriyo Budi Utomo (CTO) yang bergabung setahun setelahnya. Startup ini menyediakan solusi lengkap bagi operasional UMKM secara end-to-end, mulai dari remote team untuk pengembangan e-commerce, aggregator pengiriman, e-fulfillment, omnichannel SaaS, CRM dan solusi lainnya. Bila dirinci sebagai berikut:

  1. Komtim: layanan ini memungkinkan UMKM tanpa repot untuk hiring & onboarding menemukan talenta remote workers dengan gaji yang kompetitif untuk membantu operasional e-commerce mereka, di antaranya live streamer, customer support, marketplace admin, performance marketer, & social media management.
  2. Komclass: melakukan upskilling dan training terhadap UMKM agar lebih bertumbuh.
  3. Komship: mendorong efisiensi biaya dan manajemen operasional yang kompleks dalam hal manajemen pengiriman.
  4. Kompack: untuk solusi pergudangan, manajemen, pengemasan barang.
  5. Komplace: untuk omnichannel dan mengelola berbagai situs marketplace dalam satu dasbor. Layanan ini hadir berkat hasil akuisisi terhadap Boostr pada Agustus 2023.
  6. Komchat: untuk sarana promosi yang memungkinkan penjual untuk kirim banyak pesan ke banyak nomor WhatsApp dengan sekali klik.

Nofi menuturkan, nilai proposisi unik yang ditawarkan Komerce ialah memungkinkan pengusaha UMKM lebih mudah dan simpel dalam mengelola aktivitas operasional e-commerce dari ujung ke ujung dengan data pelanggan yang terintegrasi. Perusahaan juga tidak memaksakan mereka untuk menggunakan semua layanan yang ada sebab setiap layanan yang diberikan bersifat standalone.

“Namun jika UMKM menggunakan layanan lebih dari satu, maka data operasionalnya saling terintegrasi dan dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Inilah perbedaan utama dibandingkan dengan kompetitor yang lainnya,” tuturnya.

Komerce menargetkan usaha skala kecil dan menengah yang ingin memaksimalkan kanal penjualan online atau sudah memanfaatkannya, namun kurang maksimal dari berbagai operasionalnya sebagai pengguna utama.

Tercatat terdapat 3 juta jumlah penjual online di Indonesia atau setara dengan 38% dari total pelaku usaha yang bertransaksi di sepanjang tahun 2022, mengutip dari Badan Pusat Statistik (BPS). Pemetaan pelaku penjual online masih didominasi oleh kota-kota besar di Indonesia. Hal ini memberikan kesempatan bagi UMKM yang berada di kota lapis 3 dan 4 untuk ikut serta memanfaatkan trend dan potensi jualan online.

Diklaim, Komerce telah menggaet 25 ribu UMKM telah terdaftar dan bertransaksi pada ekosistem mereka, memiliki lebih dari 10 gudang, 450 e-commerce talent, serta lebih dari 2 juta transaksi ditangani sepanjang tahun lalu. Total karyawan tetapnya mencapai lebih dari 100 orang yang berkantor pusat di Purbalingga, Jawa Tengah.

Startup ini juga mengaku sudah mencatatkan profitabilitas pada awal 2023 dan membukukan kenaikan pendapatan sebesar 300% (YoY) dibandingkan tahun sebelumnya.

Application Information Will Show Up Here

Cento Ventures: Iklim Investasi Akhir-akhir Ini Bisa Pengaruhi Valuasi Startup Balik ke Era Sebelum Unicorn

Pada paruh pertama 2023, Asia Tenggara mengalami penurunan volume investasi sebesar 54% menjadi $3,1 miliar. Penurunan ini merupakan investasi paruh pertama terendah sejak 2017, menurut laporan yang diumumkan Cento Ventures.

Laporan itu menyatakan, walaupun investasi di regional turun, tren tersebut akan berakhir karena minat investor terhadap pendanaan baru perlahan meningkat.

“Lanskap kesepakatan investasi tampaknya berbalik ke tingkat sebelum Covid-19 – dan sangat mungkin ke standar sebelum era unicorn. Kembalinya gelembung valuasi dan ukuran transaksi mengikuti penurunan volume investasi, namun dengan jeda yang signifikan. Menariknya, koreksi pasar ini hanya terjadi setahun penuh setelah penurunan pasar pertama kali dirasakan di AS — kawasan ini tidak mengalami penurunan tajam dalam asupan modal hingga akhir tahun 2022,” tulis Cento Ventures.

Cento Ventures

Walau hilangnya separuh modal, kawasan ini masih berada di bawah angka dasar penerimaan modal pada 2017-2020 – satu-satunya pasar global selain Tiongkok yang mampu melakukan penyesuaian dengan cepat, karena pencapaian pada 2021-2022 belum meningkatkan tingkat investasi di Asia Tenggara sebanyak itu, seperti di India atau Amerika Latin.

“Hal ini, ditambah dengan volume mega-deal yang minimal dalam sejarah, membuat kami yakin bahwa Asia Tenggara mungkin akan mengalami penurunan aktivitas investasi yang sedikit lebih kecil dari tahun ke tahun dibandingkan dengan wilayah sejenisnya,” tulis laporan tersebut.

Hipotesis tersebut diperkuat dengan laporan “Southeast Asia Deal Review 2023” yang dikutip secara terpisah, disusun oleh DealStreetAsia dan Rigel Capital. Disampaikan bahwa sepanjang tahun lalu total pendanaan di regional turun hingga 51% menjadi $7,96 miliar. Kesepakatan investasi turun 30% menjadi 718 kesepakatan.

Dijelaskan lebih jauh oleh Cento Ventures, ketika kawasan ini memasuki era koreksi, investor terus mengalihkan perhatiannya ke pendanaan tahap awal. Meskipun sentimen negatif semakin meningkat menjelang paruh kedua tahun 2023, bisnis inti di Asia Tenggara ternyata mampu bertahan dengan baik.

“Kami melihat modal di tahap pra-A hingga seri C (semua rentang $0,5-50 juta per transaksi) masih dikerahkan dengan kecepatan yang sama seperti tiga tahun sebelumnya. Namun, kategori mega-deals (di atas $100 juta) hampir mencapai batas minimum dalam sejarah dengan hanya beberapa perusahaan di wilayah ini (eFishery, bolttech, Kredivo, dan Moladin) yang mengumpulkan atau mengumumkan putaran $100 juta+ pada semester I 2023.”

Terkait perubahan lanskap valuasi, Cento menyampaikan bahwa ini baru saja dimulai. Hal-hal seperti runway yang semakin pendek pada 2021-2022 dan banyaknya penutupan perusahaan yang diketahui publik berdampak signifikan terhadap pola pikir investor.

Gambaran sebenarnya mengenai valuasi masih dikaburkan oleh adanya dua “penopang” – yaitu putaran internal terstruktur dan utang swasta, yang diterapkan secara bebas untuk menunda penetapan harga perusahaan digital di seluruh ekosistem.

Filipina dinilai gagal jadi the next Indonesia

Cento Ventures

Startup di Filipina sebelumnya digadang-gadang bakal menjadi the next Indonesia. Namun kenyataannya, menurut Cento Ventures, dinilai gagal mencapainya.

Disampaikan lebih lanjut, sejak awal 2022, ketika valuasi di Indonesia mencapai puncaknya dan dimulainya pencarian kisah pertumbuhan regional berikutnya, narasi mengenai “Next China” di Vietnam dan “Next Indonesia” di Filipina telah diuji satu sama lain. Hampir dua tahun berlalu, tidak ada pasar yang menunjukkan perkembangan yang jelas.

Vietnam telah meluncurkan banyak dana investasi tahap awal dan mempertahankan sebagian besar aliran investasi regional, meskipun aktivitas investasi telah melemah karena kelesuan ekonomi. Sedangkan Filipina mengalami lonjakan aktivitas dari berbagai konglomerat lokal dan munculnya berbagai model bisnis padat modal, yang mencerminkan perkembangan Indonesia pada tahun 2017-2019.

“Namun, perkembangan ini dihadapkan pada ketiadaan modal pada tahap selanjutnya untuk mendukung perkembangan tersebut.”

Negara lainnya, yakni Malaysia, pemerintahnya berupaya untuk meningkatkan aktivitas investasi di negaranya melalui berbagai program yang dipimpin oleh lembaga pemerintah. Hasilnya, memberikan negara tersebut bagian investasi regional yang setara dengan Vietnam dan peningkatan signifikan dalam valuasi investasi di putaran seri A dan B.

Sektor fintech dominasi vertikal pendanaan

Cento Ventures

Sektor fintech berkontribusi sebesar 40% dari seluruh investasi. Semua vertikal turunan fintech rata mendapatkan investasi, sehingga narasi “kematian fintech karena suku bunga tinggi” sudah ketinggalan zaman.

Vitalitas sektor ini tetap didukung oleh pembaruan pesat pada infrastruktur dan peraturan pembayaran regional, beragam inisiatif bank bekerja sama dengan perusahaan teknologi. Tak hanya itu, pergeseran fokus platform digital yang meninggalkan “superapp” dan beralih ke khitahnya sebagai sektor keuangan dan distribusi jasa keuangan.

“Runtuhnya volume perdagangan mata uang kripto dan narasi investasi terkaitnya telah berdampak signifikan terhadap jumlah aliran investasi DFS ke sub-sektor wealth management dan infrastruktur pasar modal selama semester II 2022. Akibatnya, sub-sektor ini kembali sejalan dengan volume pemasukan modal historisnya.”

Alodokter Dikabarkan Terima Pendanaan dari HL Mando dan Beacon Venture Capital

Startup healthtech Alodokter dikabarkan telah mendapatkan pendanaan dari HL Mando dan Beacon Venture Capital. Menurut data yang disetorkan ke regulator, seperti dikutip dari Alternative.pe, nilai yang digelontorkan mencapai $5,2 juta atau setara Rp81,7 miliar.

Ketika dikonfirmasi oleh DailySocial.id, pihak perusahaan masih enggan memberikan konfirmasi lebih lanjut mengenai pendanaan ini.

Beacon Venture Capital adalah unit ventura di bawah naungan Kasikornbank, Thailand. Dengan dana kelolaan hingga $255 juta, mereka telah berinvestasi ke sejumlah startup Asia Tenggara seperti Carro, Grab, Nium, Zenius, Workmate, dan beberapa lainnya. Sementara HL Mando adalah perusahaan otomotif berbasis di Korea Selatan, yang akihir-akhir ini memang tengah aktif berinvestasi ke startup teknologi.

Berawal dari layanan telemedis dan janji temu dokter, saat ini Alodokter telah menjadi platform digital menyeluruh untuk layanan kesehatan. Selain layanan edukasi kesehatan, kini mereka juga memiliki apotek online Aloshop dan layanan insurtech Aloproteksi — untuk insurtech bekerja sama dengan Sequis dan Cermati.

Dari wawancara sebelumnya bersama Co-Founder & Presiden Direktur Alodokter Suci Arumsari, dikatakan bahwa sejak tahun 2023 perusahaan sudah mulai mendulang profit. Sehingga ia mantap mematok target profitabilitas yang lebih besar di tahun 2024 ini.

Menurut Suci, salah satu pendorong profitabilitas sekaligus proposisi nilai penting Alodokter adalah keterhubungan layanan satu dengan lainnya membentuk sebuah ekosistem kesehatan digital terpadu. Kontribusi pendapatan dari bisnis telemedisin disebutkan mencapai 30%-40% per bulannya. Kemudian sisanya datang dari buat janji konsultasi, Aloshop, Aloproteksi, dan iklan content marketing.

Terakhir, Alodokter mengumumkan investasi dengan nilai yang tidak disebutkan dari Marubeni Corporation. Bersamaan dengan itu perusahaan juga mengakuisisi anak usaha dari investor tersebut, Diary Bunda, sebuah aplikasi pemantauan kehamilan. Investor lain yang turut mendukung Alodokter adalah MDI Ventures, Samsung Ventures, Sequis, Golden Gate Ventures, Heritas, dan Hera Capital.

Di lanskap healthtech, Alodokter bersaing langsung dengan sejumlah pemain, dua yang terbesar adalah Halodoc dan Good Doctor Indonesia.

Pertengahan tahun 2023 lalu, Halodoc baru mendapatkan investasi dari Astra, Openspace, dan Novo Holdings mencapai $100 juta. Kendati demikian, perusahaan juga sempat melakukan efisiensi bisnis dengan memberhentikan sejumlah karyawan menjelang akhir tahun lalu.

Kuartal III 2023 Good Doctor juga mengumumkan pendanaan $10 juta dari MDI Ventures dan Grab. Dalam wawancara bersama CEO Danu Wicaksana, pasca-pendanaan ini perusahaan akan banyak melakukan inovasi dan penetrasi produk di lini B2B, menargetkan kalangan korporasi. Mereka kini memiliki lebih dari 15 juta pengguna dan secara khusus bisnis B2B telah tumbuh pesat bermitra dengan lebih dari 60 perusahaan asuransi dan lebih dari 2500 korporasi/startup/berbagai organisasi lainnya.

Application Information Will Show Up Here