Gopay Akuisisi “Kripto Maksima Koin”, Strategi GoTo Financial Masuk ke Ekosistem Blockchain

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) mengakuisisi 100% saham milik PT Kripto Maksima Koin sebagai langkah untuk masuk ke dunia kripto. Perusahaan mengambil alih sebanyak 50.000 lembar saham, setara dengan 124,8 miliar Rupiah.

Berdasarkan keterangan resmi di Bursa Efek Indonesia (BEI), mayoritas saham Kripto Maksima diambil alih oleh anak usaha PT Dompet Karya Anak Bangsa (Gopay) sebesar 99,98%, sedangkan sisanya 0,02% oleh GoTo.

Akuisisi ini mengingatkan aksi korporasi yang dilakukan Gojek pada tahun 2016 lalu terhadap PT MV Commerce Indonesia. Kala itu akuisisi dilakukan untuk mendukung pengembangan platform e-money utama mereka, yakni Gopay, mengingat untuk mendapatkan lisensi dari Bank Indonesia cukup rumit.

Perwakilan GoTo mengungkap bahwa aksi korporasi ini menjadi strategi perusahaan menjadi “money management hub” dengan produk beragam. “Kami meyakini bahwa teknologi blockchain bakal memiliki peran arus utama terhadap masa depan keuangan,” ungkap perwakilan GoTo.

Tidak dielaborasi lebih lanjut mengenai rencana pasca-akuisisi ini. Berdasarkan pantauan DailySocial.id, belum ada informasi apapun yang tersedia di situs resmi Kripto Maksima Koin.

Kripto Maksima sendiri telah terdaftar di Bappebti sejak Januari 2022 sebagai sebuah Calon Pedagang Fisik Aset Kripto. Adapun sejauh ini regulator telah memberikan izin ke 25 perusahaan, meliputi:

Entitas Perusahaan

Platform Terdaftar

PT TRINITI INVESTAMA BERKAT bitocto.com
PT UTAMA ASET DIGITAL INDONESIA bittime.com
PT COINBIT DIGITAL INDONESIA coinbit.id
PT INDONESIA DIGITAL EXCHANGE digitalexchange.id
PT GALAD KOIN INDONESIA galad.id
PT GUDANG KRIPTO INDONESIA gudangkripto.id
PT UPBIT EXCHANGE INDONESIA id.upbit.com and upbit.co.id
PT ASET DIGITAL INDONESIA incrypto.co.id
PT INDODAX NASIONAL INDONESIA indodax.com
PT CIPTA KOIN DIGITAL koinku.id
PT KRIPTO MAKSIMA KOIN kriptomaksima.com
PT MITRA KRIPTO SUKSES kriptosukses.com
PT LUNO INDONESIA LTD luno.com
PT TUMBUH BERSAMA NANO nanovest.io
PT PANTHERAS TEKNOLOGI INTERNASIONAL pantheras.com
PT PEDAGANG ASET KRIPTO pedagangasetkripto.com
PT PINTU KEMANA SAJA pintu.co.id
PT BUMI SANTOSA CEMERLANG pluang.com/produk/pluang-crypto
PT PLUTONEXT DIGITAL ASET plutonext.com
PT KAGUM TEKNOLOGI INDONESIA ptkagumteknologiindonesia.com
PT REKENINGKU DOTCOM INDONESIA rekeningku.com
PT ASET DIGITAL BERKAT tokocrypto.com
PT TIGA INTI UTAMA triv.co.id
PT VENTURA KOIN NUSANTARA vonix.id
PT ZIPMEX EXCHANGE INDONESIA zipmex.com

Moratorium penerbitan izin

Bappebti baru saja mengumumkan penghentian penerbitan izin pendaftaran calon pedagang fisik aset kripto yang berlaku per 15 Agustus 2022. Keputusan ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor 208/BAPPEBTI/SE/08/2022.  Adapun, penghentian ini berlaku bagi pelaku aset fisik kripto yang bermaksud mengajukan izin berupa tanda daftar sebagai calon pedagang fisik aset kripto.

Menurut Plt. Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko, langkah ini diambil untuk mewujudkan kegiatan perdagangan pasar fisik aset kripto yang transparan, efektif, dan efisien dalam suasana persaingan sehat guna melindungi kepentingan semua pihak.

“Serta, untuk meningkatkan efektivitas pengawasan Bappebti kepada calon pedagang fisik aset kripto dalam melakukan kegiatan perdagangan pasar fisik aset kripto. Maka itu, perlu penghentian penerbitan tanda daftar sebagai calon pedagang fisik aset kripto,” ujarnya.

Tahun lalu, Bappebti menerbitkan Peraturan Bappebti Nomor 8 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perdagangan Pasar Fisik di Bursa Berjangka. Ada delapan syarat dalam beleid yang ditetapkan pada 29 Oktober 2021. Adapun, Kripto Maksima Koin termasuk ke dalam daftar 24 perusahaan yang telah memperoleh izin dari Bappebti pasca-beleid diterbitkan.

Per 22 Juli 2022, Bappebti mencatat jumlah transaksi kripto di Indonesia telah mencapai Rp232,45 triliun atau rata-rata Rp33,2 triliun per bulan. Sementara, total investor kripto di Indonesia mencapai 15,57 juta orang pada periode ini.

Adapun, volume transaksi aset kripto di Asia Tenggara mencapai lebih dari $57,7 miliar atau sekitar Rp859,4 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.

Application Information Will Show Up Here

GoTo Aims for 15.2 Trillion Rupiah IPO’s Fund to Strengthen Its Hyperlocal Ecosystem

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) officially announced an Initial Public Offering (IPO) on the Indonesia Stock Exchange (IDX). In the public disclosure, Gojek and Tokopedia are aiming for $1.1 billion fresh funds or equivalent to 15.2 trillion Rupiah.

GoTo is to sell 48 billion shares with a maximum of 52 billion Series A shares, equivalent to 4.35% of the issued and paid-up capital. The price set in the range of Rp316-Rp346 per share.

Co-founder and CEO Andre Soelistyo at the public disclosure of PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk

At this price, his team estimates to reach a market capitalization of between IDR 376.6 trillion-IDR 413.7 trillion, and possibly become one of the IPOs with the largest value in Indonesia. In addition, this pricing is considered to reflect GoTo’s business strength, fundamentals, and prospects in the future.

The initial offering period is open from 15-21 March 2022 and the public offering period is around 29-31 March 2022. Meanwhile, the listing date is effective on 25 March 2022. Meanwhile, GoTo appoints underwriters for the issuance of securities, including PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, and PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.

Ride-hailing, e-commerce, and fintech

In its disclosure, GoTo’s Co-founder and CEO Andre Soelistyo said he would use GoTo’s IPO funds to build the right infrastructure and resources to execute hyperlocal strategies through its three subsidiaries, namely Gojek (ride-hailing), Tokopedia (e-commerce), and GoTo Financial (fintech). With this strategy, GoTo seeks to accelerate the growth of new users, user engagement, and penetration of newly launched products.

Based on the company data, Gojek currently has 2.5 million driver partners; Tokopedia has 12 million merchants with nearly 600 million SKUs for physical products, 4000 digital products, and more than 100 million Monthly Active Users (MAU); and GoTo Financial has licenses in e-wallet, P2P, multi-finance, banking (Jago), e-money, to payment gateways.

GoTo’s digital ecoosystem / Source: IndoPremier

“With a large ecosystem, this enables GoTo to execute a hyperlocal strategy. Efforts to meet the needs of goods and services at an economical cost can be achieved because supply and demand are close to each other. This is one of GoTo’s strengths by optimizing the network of driver partners, merchants, and logistics that are owned. This is a more sustainable strategy than depending on one use case,” he explained.

Citing the RedSeer report as of December 2021, the on-demand market is estimated to reach Rp. 980 trillion in 2025. Then, the fintech market is estimated to reach IDR 256.3 trillion in 2020 and is estimated to increase to IDR 1,009 trillion in 2025.

Euromonitor data in 2020 also notes that the giant GoTo ecosystem is able to contribute more than 2% of Indonesia’s GDP and serves almost two thirds of household consumption in Indonesia.

Road to profitability

Based on the initial IPO prospectus, GoTo’s total assets were recorded at Rp158.17 trillion as of the end of September 2021. At that current period, its revenue was recorded at Rp3.40 trillion, rise from the previous year at around Rp. 2.34 trillion. However, GoTo still posted a net loss of IDR 11.58 trillion, increase from the same period last year of IDR 10.43 trillion.

Within 12 months (October 2020-September 2021), GoTo’s Gross Transaction Value/GTV reached Rp414.2 trillion. A total of 55 million users made transactions with order values reaching 2 billion in that period.

GoTo’s financial performance / Source: IndoPremier

Regarding its profit target, Tokopedia’s Co-founder William Tanuwijaya said, “The aim to be profitable is not just wishful thinking. It is clear from our prospectus, there are improvements [performance] in every quarter. We show our track record of operations and believe we can profit in the medium term,” he said.

Meanwhile, Andre revealed that he had mapped out his strategy by highlighting several main keys, acceleration of post-merger services with Tokopedia, user acquisition costs, and the impact on margins.

He said that the synergy in the Gojek and Tokopedia ecosystems could help boost the growth in the number of users and transactions. Also, this is visible from the increase in user spending after the merger of the two business entities into GoTo.

“In one marketing activity, we can simultaneously increase transactions from our services. For example, transactions at Tokopedia using GoSend with GoPay payments. In one spending, three to four services are used,” he explained at the GoTo IPO press conference.

Moreover, Andre also highlighted the commission factor (take rate) on the GoTo platform which is considered lower than similar platforms in the world. With this synergy, the opportunity to increase the take rate can be faster along the development of innovation, increased penetration of users and services, to marketing activities. This way, gross income will also increase.

Meanwhile, in terms of user acquisition costs, the implementation of machine learning and data can help GoTo to understand user behavior. Therefore, his team can create campaigns and products that are more personalized to users. This will also reduce the cost of acquisition as the market becomes more targeted.

“With all of the above factors, this can have an impact on margin expansion and cost efficiency at fixed costs. Revenue growth is faster than outgoing costs. This can help us achieve profit,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

GoTo Incar 15,2 Triliun Rupiah dari IPO, Dipakai untuk Perkuat Ekosistem “Hyperlocal”

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) resmi mengumumkan penawaran saham perdana ke publik atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Disampaikan dalam paparan publiknya, induk Gojek dan Tokopedia membidik dana segar sebesar $1,1 miliar atau setara 15,2 triliun Rupiah.

GoTo akan menjual sebanyak 48 miliar lembar saham dengan maksimal 52 miliar lembar saham seri A, setara dengan 4,35% dari modal ditempatkan dan disetor. Harga yang ditetapkan berada di kisaran harga Rp316-Rp346 per lembar saham.

Co-founder dan CEO Andre Soelistyo pada paparan publik PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk

Dengan penetapan harga tersebut, pihaknya memperkirakan dapat mencapai kapitalisasi pasar antara Rp376,6 triliun-Rp413,7 triliun, dan berpotensi menjadi salah satu IPO dengan nilai terbesar di Indonesia. Selain itu, penetapan harga ini dinilai ikut mencerminkan kekuatan bisnis, fundamental, dan prospek GoTo di masa depan.

Masa penawaran awal dibuka mulai 15-21 Maret 2022 dan masa penawaran umum pada 29-31 Maret 2022. Sementara, tanggal pencatatan efektif pada 25 Maret 2022. Adapun, GoTo menunjuk penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.

Ride-hailing, e-commerce, dan fintech

Dalam paparan publiknya, Co-founder dan CEO GoTo Andre Soelistyo menyebutkan akan menggunakan dana IPO GoTo untuk membangun infrastruktur dan sumber daya yang tepat untuk mengeksekusi strategi hyperlocal melalui tiga anak usahanya, yakni Gojek (ride-hailing), Tokopedia (e-commerce), dan GoTo Financial (fintech). Dengan strategi ini, GoTo berupaya mengakselerasi pertumbuhan pengguna baru, user engagement, dan penetrasi produk yang baru diluncurkan.

Berdasarkan data perusahaan, saat ini Gojek punya 2,5 juta mitra pengemudi; Tokopedia punya 12 juta merchant dengan hampir 600 juta SKU produk fisik, 4000 produk digital, dan lebih dari 100 juta Monthly Active User (MAU); dan GoTo Financial memiliki lisensi di e-wallet, P2P, multifinance, banking (Jago), e-money, hingga payment gateway.

Ekosistem digital GoTo / Sumber: IndoPremier

“Dengan ekosistem besar, ini memampukan GoTo untuk mengeksekusi strategi hyperlocal. Upaya memenuhi kebutuhan barang dan jasa dengan biaya ekonomis dapat tercapai karena supply dan demand berdekatan satu sama lain. Ini menjadi salah satu kekuatan GoTo dengan mengoptimalkan jaringan mitra pengemudi, merchant, dan logistik yang dimiliki. Ini menjadi strategi yang lebih sustainable daripada bergantung pada satu use case saja,” paparnya.

Mengutip laporan RedSeer per Desember 2021, pasar on-demand diperkirakan mencapai Rp77,8 triliun di 2020 dan diproyeksi menjadi Rp259,2 triliun di 2025. Kemudian, pasar e-commerce untuk barang fisik diperkirakan mencapai Rp642,2 triliun dan diproyeksi tumbuh menjadi Rp1.980 triliun di 2025. Lalu, pasar fintech diperkirakan mencapai Rp256,3 triliun di 2020 dan diestimasi naik menjadi Rp1.009 triliun pada 2025.

Data Euromonitor di 2020 juga mencatat bahwa ekosistem raksasa GoTo mampu berkontribusi lebih dari 2% terhadap PDB Indonesia dan melayani hampir dua per tiga konsumsi rumah tangga di Indonesia.

Menuju profitabilitas

Berdasarkan prospektus awal IPO, total aset GoTo tercatat sebesar Rp158,17 triliun per akhir September 2021. Masih pada periode tersebut, pendapatannya tercatat sebesar Rp3,40 triliun atau naik dari tahun sebelumnya yang sekitar Rp2,34 triliun. Namun, GoTo masih membukukan kerugian bersih sebesar Rp11,58 triliun, naik dari periode sama tahun lalu Rp10,43 triliun.

Untuk periode selama 12 bulan (Oktober 2020-September 2021), Gross Transaction Value/GTV GoTo mencapai sebesar Rp414,2 triliun. Sebanyak 55 juta pengguna melakukan transaksi dengan nilai pesanan mencapai 2 miliar pada periode tersebut.

Kinerja keuangan GoTo / Sumber: IndoPremier

Disinggung mengenai target mencapai keuntungan, Co-founder Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan, “keinginan untuk bisa profitable bukan sekadar angan-angan. Jelas terlihat di prospektus kami, ada improvement [kinerja] di setiap kuartal. Kami tunjukkan rekam jejak operasional kami dan yakin kami bisa profit dalam jangka menengah,” ucapnya.

Sementara itu, Andre mengungkap telah memetakan strateginya dengan menyoroti beberapa kunci utama, yakni akselerasi layanan pasca-merger dengan Tokopedia, biaya akuisisi pengguna, dan imbas terhadap marjin.

Ia menilai sinergi pada ekosistem Gojek dan Tokopedia dapat membantu mendongkrak pertumbuhan jumlah pengguna dan transaksi. Menurutnya, hal ini sudah terlihat dari peningkatan spending pengguna pasca penggabungan dua entitas bisnis menjadi GoTo. 

“Dalam satu kegiatan marketing, kami bisa sekaligus menaikkan transaksi dari layanan kami. Misalnya, transaksi di Tokopedia memakai GoSend dengan pembayaran GoPay. Dalam satu kali spending, ada tiga sampai empat layanan yang terpakai,” paparnya dalam konferensi pers IPO GoTo.

Kemudian, Andre juga menyoroti faktor komisi (take rate) di platform GoTo yang dinilai lebih rendah dibandingkan platform sejenis di dunia. Dengan sinergi ini, kesempatan untuk meningkatkan take rate dapat lebih cepat apabila dibarengi dengan pengembangan inovasi, peningkatan penetrasi pengguna dan layanan, hingga aktivitas marketing. Dengan begitu, pendapatan bruto akan ikut naik.

Sementara dari sisi biaya akuisisi pengguna, implementasi machine learning dan data dapat membantu GoTo untuk memahami perilaku pengguna. Dari sini, pihaknya dapat menciptakan kampanye dan produk yang lebih personalized kepada pengguna. Ini pula yang akan menurunkan biaya akuisisinya karena pasar menjadi lebih targeted.

“Dengan semua faktor di atas, hal tersebut dapat berimbas terhadap perluasan margin dan efisiensi biaya di fix cost. Pertumbuhan pendapatan lebih cepat dibandingkan biaya yang keluar. Ini dapat membantu kami mencapai profit,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Jelang Akhir Tahun, Tokopedia dan GoPay Gelar Promo Kebut 12.12

Seperti tahun-tahun sebelumnya, momen akhir tahun kerap identik dengan momen festival belanja online yang dikenal dengan ‘Harbolnas’ (Hari Belanja Nasional) yang dilangsungkan pada tanggal 12 Desember 2021.

Meski masih di tengah pandemi, perhelatan “belanja virtual” tersebut diproyeksikan bakal tetap mengalami peningkatan. Menurut Kementerian Perdagangan (Kemendag), Harbolnas 12.12 2021 diprediksi bakal bernilai hingga Rp 11,6 triliun atau naik sebesar 10% dari tahun lalu. 

Melangsungkan promosi taktikal di tanggal cantik sudah menjadi tren di kalangan e-commerce Indonesia. Momen ini pun dimanfaatkan sebagian besar konsumen untuk membeli barang incaran mereka dengan lebih hemat dari potongan besar yang ditawarkan. Terlebih, banyak toko online gencar menawarkan promo menarik untuk memikat para customer.

Seperti halnya e-commerce lokal Tokopedia yang menghadirkan Kebut (Kejutan Belanja Untung) Tokopedia x GoPay 12.12. Promosi yang diadakan selama 3 hari ini menawarkan cashback 90% bagi pengguna GoPay dan GoPayLater serta promo besar-besaran dari berbagai brand pilihan.

Tak hanya itu saja, program kolaborasi Tokopedia dengan GoPay ini juga menghadirkan berbagai penawaran belanja menarik lainnya seperti Bebas Ongkir, gratis proteksi, hingga gratis biaya top up GoPay di Tokopedia. E-commerce bernuansa hijau ini juga menghadirkan dua program spesial yaitu Kejar Diskon Spesial Kebut Serba 12 (Flash Sale) dan Kejutan Undian Belanja berhadiah ratusan juta rupiah.

Menurut keterangan resminya, Vira Widyasari, VP of Fintech and Payment Tokopedia menyatakan. “Kolaborasi antara Tokopedia dan GoPay berangkat dari komitmen kami untuk selalu menghadirkan kampanye dan promo relevan dan menarik yang dapat membantu masyarakat berbelanja kebutuhan harian dengan lebih hemat. Harapannya, deretan kemudahan ini juga bisa menjaga kelangsungan bisnis para penjual, termasuk pegiat UMKM lokal, demi sekaligus mendorong pemulihan ekonomi nasional.”

Bila ada barang yang sedang ingin Anda beli, tak salah mencoba berbagai penawaran menarik yang ditawarkan oleh e-commerce Indonesia. Salah satunya kesempatan hemat berbelanja dengan promo Kebut dari Tokopedia ini. Informasi lebih lanjut mengenai penawaran yang sedang berlangsung dapat Anda akses melalui tautan ini.

Bank Jago Umumkan Integrasi Fitur Pembukaan Rekening Melalui Aplikasi Gojek

PT Bank Jago Tbk (IDX: ARTO) kembali mengumumkan integrasi layanan bersama Gojek. Kali ini, pengguna dapat membuka rekening Bank Jago langsung dari aplikasi Gojek dengan klaim waktu kurang dari lima menit. Pembukaan rekening tidak dikenakan biaya administrasi atau saldo minimal.

Sebelum integrasi ini, Bank Jago sudah lebih dulu menghubungkan Kantong (Pocket) sebagai salah satu opsi pembayaran aplikasi Gojek. Pengguna dapat membayar berbagai layanan, seperti makanan, transportasi, dan tagihan dengan Kantong Bank Jago yang di dalam aplikasi.

Kini pengguna juga dapat melakukan top up Gopay dari Bank Jago bebas biaya. Perusahaan mengklaim bahwa integrasi platform on-demand dengan bank digital merupakan yang pertama di Indonesia.

Dalam acara peluncuran yang digelar virtual, Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar mengatakan bahwa sinergi ini dapat membantu pengguna untuk mengelola keuangan mereka. Pasalnya, pengguna dapat memonitor keuangan pada fitur-fitur Kantong Bank Jago di aplikasi Gojek.

“Dengan jangkauan Gopay, kami ingin memberikan manfaat dan pengalaman sehingga mereka bisa bertransaksi dengan cepat, mudah, dan aman di dalam ekosistem Gojek. Kami berinisiatif meningkatkan financial maturity di kalangan masyarakat dengan fitur-fitur yang kami tawarkan sehingga mereka tidak overspending,”

Rencana sinergi dengan Gojek / Bank Jago
Rencana sinergi dengan Gojek / Bank Jago

Sementara, CEO Gopay Hans Patuwo mengatakan bahwa kolaborasi Bank Jago dan GoTo sejalan dengan misi untuk meningkatkan inklusivitas keuangan. Bank Jago memiliki kapabilitas teknologi di sektor perbankan yang dinilai sesuai dengan misi yang ingin dicapai GoTo.

“Kami bisa bergandeng tangan untuk saling memanfaatkan keahlian tech satu sama lain untuk dapat menghasilkan value proposition layanan yang unik di pasar,” ujar Hans.

Integrasi ini merupakan sinergi lanjutan antara Gojek Group (saat itu belum merger dengan Tokopedia) dan Bank Jago ketika meresmikan masuknya GoPay (PT Dompet Anak Karya Bangsa) sebagai pemegang saham sebesar 22% pada Desember 2020.

Saat itu, dalam pengumumannya, kedua belah pihak menyepakati tujuan utama kolaborasi strategisnya, yakni mengakselerasi inklusi keuangan. Salah satu inisiatifnya adalah menghadirkan layanan perbankan di aplikasi Gojek sehingga jutaan pelanggannya dapat membuka rekening langsung di Bank Jago.

Gopay buka akses ke layanan perbankan dan keuangan

Lebih lanjut, integrasi layanan Bank Jago dan GoTo diharapkan dapat mendukung misi pemerintah untuk mencapai target tingkat inklusi keuangan sebesar 90% pada 2024. Terlebih, Gojek baru saja merger dengan Tokopedia, yang mana keduanya sama-sama memiliki ekosistem layanan dan proposisi yang kuat di segmen UMKM.

Berdasarkan laporan Kementerian Keuangan, saat ini baru terdapat 61,7% masyarakat Indonesia yang memiliki akun bank. Sementara, mengacu hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, GoTo Financial dikatakan telah membantu masyarakat unbanked dan underbanked mengakses layanan keuangan formal.

Sumber: Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
Sumber: Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia / Diolah kembali oleh DailySocial

Riset menunjukkan 1 dari 5 pengguna Gopay tidak memiliki rekening bank. Temuan lain juga mengungkap responden melihat Gopay sebagai sarana pengaturan keuangan dan jembatan terhadap layanan keuangan, tidak hanya sebagai alat pembayaran semata. Bahkan, 1 dari 4 pengguna Gopay mengaku tertarik membuka rekening bank melalui Gopay.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

GoTo Financial Anak usaha Grup GoTo jadi Gerbang Inklusi Keuangan Indonesia

Sebagai negara berkembang, salah satu tolok ukur kesejahteraan ekonomi dan masyarakat bisa diukur melalui tingkat literasi dan inklusi keuangan. Sayangnya, hal itu masih menjadi pekerjaan rumah, tatkala target pemerintah mematok inklusi keuangan untuk bisa mencapai angka 90% diprediksi hanya baru bisa tercapai di tahun 2024.

Lebih spesifik lagi, menurut Presiden Joko Widodo, literasi keuangan digital di masyarakat RI saat ini baru mencapai 35,5%. Di sisi lain, indeks inklusi keuangan Indonesia juga masih tertinggal dibandingkan negara ASEAN lainnya. Pada 2019, indeks inklusi keuangan di Indonesia mencapai 76%, lebih rendah dibandingkan Singapura sebesar 86%, Malaysia 85%, dan Thailand 82%.

Ketertinggalan itu bisa digenjot oleh berbagai cara. Dari sisi regulator, OJK telah menerbitkan roadmap yang berfokus pada percepatan akses keuangan daerah pada periode 2021-2025. Cara lain yang juga patut diperhitungkan adalah inovasi-inovasi yang dihasilkan oleh para pemain industri teknologi melalui implementasi solusi keuangan berbasis digital yang sanggup menjangkau masyarakat luas secara efisien dan optimal. Seperti halnya GoTo Financial yang mampu tampil sebagai ekosistem pendorong inklusi keuangan tanah air.

GoTo Financial merupakan grup teknologi bagian dari GoTo, yang memiliki layanan untuk mendukung aktivitas keuangan masyarakat melalui GoPay dan GoPaylater, serta menyediakan solusi bisnis untuk pelaku usaha mulai dari UMKM sampai dengan perusahaan besar. Solusi bisnis ini meliputi Midtrans (payment gateway terkemuka), Moka dan GoBiz Plus (jaringan point of sales terbesar di Indonesia), hingga platform GoBiz dan Selly yang dapat meningkatkan efisiensi usaha online.

Perkembangan layanan finansial teknologi mendorong inklusi keuangan

Sejatinya, evolusi layanan keuangan selalu mengikuti perkembangan zaman dan kehidupan masyarakat. Seiring dengan evolusi itu, tantangan demi tantangan yang terjadi di sekitar kita menjadi hal “lumrah” yang biasanya kerap terselesaikan dengan perkembangan teknologi. Salah satu contoh tantangan yang ada yakni masih ditemuinya perilaku terbiasa dengan uang tunai, dan “asingnya” fasilitas perbankan bagi masyarakat rural maupun berpenghasilan rendah.

Kondisi tersebut kemudian mendorong perlu adanya langkah komprehensif nan inovatif dari berbagai pihak, seperti yang dilakukan oleh para pemain fintech yang berupaya menelurkan inovasi yang memudahkan masyarakat, untuk dapat memanfaatkan pembayaran digital sebagai gerbang awal bagi layanan keuangan lainnya.

Sebagai penyedia pembayaran digital, GoPay turut hadir untuk mengakselerasi hal tersebut. Terlebih dalam waktu dekat, GoPay akan mengintegrasikan layanan dengan Bank Jago. Rencana integrasi itu menjadi contoh riil GoPay yang dimulai dari pembayaran ‘mikro’ menjadi gerbang awal masyarakat untuk masuk ke layanan keuangan ‘makro’ atau layanan keuangan formal yang diusung oleh Bank Jago.

Kiprah GoTo Financial mematangkan inklusi keuangan

Kembali lagi membahas GoTo Financial, dalam riset yang dirilis Lembaga Demografi FEB UI menyatakan, GoTo Financial dipandang sebagai salah satu ekosistem keuangan digital yang paling komprehensif dalam menggenjot inklusi keuangan.

Data survey menunjukkan, platform e-wallet GoPay diklaim sebagai gerbang pertama masyarakat dalam mengenal pembayaran non-tunai berbasis digital, atau dalam persentase, sebanyak 46% konsumen mengandalkan GoPay sebagai transaksi pembayaran non-tunai pertamanya.

Lebih lanjut, GoPay membantu masyarakat yang sebelumnya belum pernah terekspos ke produk dan layanan perbankan dan non-perbankan (unbanked & underbanked society) untuk dapat mengakses layanan keuangan formal. Berdasarkan riset, 1 dari 5 konsumen GoPay tidak memiliki atau tidak menggunakan rekening bank secara aktif.

Tak hanya itu, GoPay juga berhasil mengedukasi mendorong inklusi ke layanan finansial bagi komunitas yang sebelumnya tak terjangkau perbankan, terlihat dari ketertarikan pengguna untuk membuka rekening bank melalui GoPay (unbanked to banked society). Survey dari LD-FEB UI tersebut menyatakan bahwa 1 dari 4 konsumen ingin membuka akun bank lewat GoPay.

Lebih jauh lagi, survey LD-FEB UI mengemukakan, GoPay berhasil menjadi pintu awal konsumen dalam memanfaatkan layanan keuangan lainnya. Dikatakan, pengguna memanfaatkan GoPay untuk berbagai hal mulai dari pengatur keuangan hingga investasi digital.

Konsumen dari berbagai latar belakang pendidikan, pekerjaan dan pemasukan secara merata menggunakan GoPay untuk investasi digital, seperti reksa dana dan emas. Hal ini mematahkan persepsi bahwa investasi hanya dapat diakses oleh masyarakat dengan pemasukan dan pendidikan tinggi.

Melihat pergerakan intensif di atas dalam menumbuhkan inklusi keuangan yang signifikan —seperti yang dilakukan oleh GoTo Financial — untuk mencapai target yang diharapkan pemerintah tadi bukanlah perkara yang sulit.

Setelah ini, hal terpenting adalah menjaga komitmen dan sinergi yang jauh lebih apik lagi di antara pemangku kepentingan untuk mewujudkan masyarakat yang melek keuangan secara menyeluruh. Bila tercapai, tidak menutup kemungkinan perkembangan yang dibangun dari kolaborasi ini dapat memajukan potensi pemulihan ekonomi bagi masyarakat Indonesia.

Artikel ini didukung oleh Midtrans.

Nyari Film-Film Box Office Populer? Di Disney+ Hotstar Ada Banyak Pilihan

Disney+ Hotstar adalah layanan streaming video yang hampir serupa dengan Netflix, layanan yang dimunculkan dari 2015 ini sudah memiliki banyak pelanggan terutama penyuka film kartun dan dongen ala-ala princess. Apabila Anda penasaran, Disney+ Hotstar ternyata memiliki banyak pilihan mudah untuk mulai berlangganan. Berikut ini ada cara berlangganan Disney+ Hotstar menggunakan Go Pay, Indihome dan juga Telkomsel! 

Cara Langganan Disney+ Hotstar dengan Go Pay

  • Bukalah situs resmi Disney+ Hotstar.
  • Masukan nomor HP Anda serta isilah identitas yang diminta.
    cara langganan disney+ hotstar
  • Kemudian pilihlah langganan.
    cara langganan disney+ hotstar
  • Selanjutnya silahkan memilih paket langganan yang sesuai.
  • Pilihlah GoPay sebagai metode pembayaran Anda.
  • Bukan aplikasi Gojek anda dan pilihlah menu bayar.
  • Scan QR code yang ada di layar Anda dan masukan Kode OTP yang dikirimkan ke nomor HP Anda
  • Masukan password GoPay Anda dan tunggulah hingga pembayaran berhasil. Setelah itu Anda bisa langsung menggunakannya.

Cara Langganan Disney+ Hotstar dengan Indihome

  • Bukalah situs resmi Indihome.
    cara langganan disney+ hotstar
  • Masuklah ke akun Indihome Anda.
    cara langganan disney+ hotstar
  • Klik spanduk Disney+Hotstar yang ada di situs tersebut.
  • Klik menu Pengaya Disney+ Hotstar dan aktifkan.
  • Ikuti prosesnya hingga pembelian anda dikonfirmasi Indihome
  • Selesai, Anda bisa mengakses layanan Disney+ Hotstar melalui aplikasi maupun website.

Cara Langganan Disney+ Hotstar dengan Telkomsel

  • Buka aplikasi MyTelkomsel atau kunjungi situs resminya.
  • Temukanlah spanduk Disney Hotstar yang ada halaman beranda Anda.
    cara langganan disney+ hotstar
  • Klik tab Disney+ Hotstar.
    cara langganan disney+ hotstar
  • Pilihlah paket Disney+ Hotstar yang Anda inginkan.cara langganan disney+ hotstar

 

  • Konfirmasi paket Diseny+ Hotstar yang dipilih sebelumnya.
    cara langganan disney+ hotstar
  • Selesai, Anda akan menerima SMS pemberitahuan bahwa paket yang Anda pilih telah berhasil diaktifkan.

Demikianlah cara berlangganan Disney+ Hotstar yang bisa Anda ikuti melalui berbagai macam media, selain mudah dan praktis, Disney + Hotstar ini kebanyakan memiliki konten yang berisi film-film yang aman ditonton untuk anak. Selamat menonton!

Berikut ini Video Tutorial Cara Berlangganan Disney+ Hotstar yang bisa anda ikuti!

Gambar Header Pixabay

Perkuat Sinergi GoTo, GoPay Jadi Opsi Pembayaran Utama di Tokopedia

Sebagai bentuk integrasi bisnis GoTo, GoPay menjadi layanan berikutnya yang hadir di aplikasi Tokopedia sebagai salah satu pilihan pembayaran instan. Ikon GoPay tertera di laman utama aplikasi bagian kiri atas, yang sebelumnya ditempati oleh OVO.

Sebelum GoPay hadir, pada Agustus kemarin, Gojek telah lebih dulu memboyong GoPayLater ke aplikasi Tokopedia. Pengguna dapat memanfaatkan limit yang diperoleh untuk berbelanja di Tokopedia.

Dalam keterangan resmi, CMO GoPay Fibriyani Elastria mengatakan. kehadiran GoPay di Tokopedia merupakan perluasan manfaat bagi GoPay yang telah diandalkan jutaan masyarakat Indonesia untuk bertransaksi sehari-hari termasuk belanja online. “GoPay fokus untuk memenuhi kebutuhan pengguna dengan menyediakan dan meningkatkan perluasan layanan belanja online yang aman dan mudah,” terangnya dalam keterangan resmi, Kamis (14/10).

VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak menambahkan, “Selama ini Tokopedia telah menyediakan beragam metode pembayaran untuk mempermudah siapa pun merasakan manfaat bertransaksi online. Kami berharap kehadiran GoPay di platform Tokopedia sekarang bisa menjadi alternatif pembayaran bagi masyarakat yang kian mengandalkan pembayaran non-tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.”

Layanan ini diluncurkan secara bertahap kepada seluruh pengguna GoPay sejak Oktober. Seperti layaknya bertransaksi dengan pilihan pembayaran lainnya, pelanggan dapat memilih membayar dengan GoPay pada pilihan pembayaran di Tokopedia setelah memastikan jumlah tagihan belanja, alamat, serta metode pengiriman. Selanjutnya, pelanggan dapat menyelesaikan transaksi dengan memberikan konfirmasi PIN GoPay.

Kendati ekosistem GoPay sudah lengkap, tidak serta merta OVO dihapus dari ekosistem Tokopedia. Kedua perusahaan telah menyepakati OVO akan tetap hadir sebagai salah satu metode pembayaran di Tokopedia.

“Terkait penggunaan OVO di ekosistem Tokopedia dan Lippo Group, telah disepakati OVO akan tetap hadir seabgai salah satu metode pembayaran di ekosistem tersebut,” ucap Head of Corporate Communications OVO Harumi Supit mengutip dari CNBC Indonesia. Kata Harumi, perubahan struktur kepemilikan merupakan bagian wajar dari perjalanan perusahaan teknologi.

Saat ini, OVO dapat diakses pengguna di aplikasi Tokopedia melalui pilihan menu “Pengaturan”. Di laman tersebut, pengguna tetap dapat melakukan top up, transfer saldo ke sesama pengguna, dan melihat histori transaksi OVO.

Perlombaan duduki posisi teratas

OVO dan GoPay sebenarnya memiliki fokus yang sama, bekerja sama dengan berbagai mitra strategis agar semakin dekat dengan kehidupan sehari-hari para pengguna individu dan UMKM. Dalam paparan yang diberikan OVO, disebutkan bahwa layanannya sudah terintegrasi ke berbagai merchant di berbagai vertikal bisnis. Baik itu, tagihan dan hiburan, bahan makanan, parkir, logistik, kesehatan, donasi, pendidikan, fintech, dan sebagainya.

Aspek penting lainnya terhubung dengan sistem operasi smartphone, yakni Google Play dan App Store. Diklaim OVO sudah terhubung, namun saat diverifikasi lebih jauh, OVO belum tersedia di keduanya. Ada kemungkinan sedang proses integrasi, sehingga butuh waktu sebelum diresmikan ke publik.

Dalam berbagai riset, baik OVO dan GoPay saling mendominasi satu sama lain dalam menduduki posisi pertama sebagai aplikasi pembayaran digital yang paling populer. Menurut survei Fintech Report 2020, GoPay menempati posisi teratas (87%), kemudian secara berurutan disusul OVO (80,4%), DANA (75,6%), ShopeePay (53,2%), dan LinkAja (47,5%).

Sementara, dalam survei yang dirilis Boku pada tahun ini menobatkan OVO sebagai aplikasi dengan pertumbuhan transaksi tertinggi di 2020 dengan $10,7 juta, ShopeePay ($4,3 juta), LinkAja ($3,9 juta), GoPay ($3,7 juta), dan DANA ($3,4 juta). Urutan ini tidak bergeser untuk kategori pangsa pasar dan jumlah pengguna.

Menariknya, menurut survei yang diselenggarakan Neurosensum, ShopeePay tercatat menguasai pangsa pasar uang elektronik selama periode November 2020-Januari 2021 dengan persentase sebesar 68%. Posisi berikutnya adalah OVO (62%), lalu DANA (53%), GoPay (54%), dan LinkAja (23%).

Menduduki posisi teratas tentunya menjadi keinginan bagi semua pihak. Alhasil, masuknya GoPay ke dalam Tokopedia, menjadi generator yang baik untuk mendongkrak transaksi. Terlebih, Tokopedia dan GoPay tentu akan terus memberikan berbagai penawaran spesial berbentuk diskon dan cashback.

Dari sisi pemain e-commerce pun, baik Tokopedia dan Shopee, merupakan rival abadi seperti Grab dan Gojek, untuk mendominasi pasar. Secara berturut-turut Shopee berhasil mempertahankan posisinya sebagai e-commerce dengan kunjungan terbanyak di Indonesia dalam tiga tahun terakhir.

Rekor tersebut akhirnya dapat dipatahkan pada kuartal II 2021. Merujuk dari data iPrice, total pengunjung Tokopedia mencapai 147,7 juta rata-rata bulanan. Sementara, Shopee berada di angka 126,9 juta kunjungan. Terakhir kali, Tokopedia menjadi e-commerce dengan pengunjung terbanyak pada kuartal III 2019.

Application Information Will Show Up Here

GoPay Kini Tersedia Sebagai Metode Pembayaran di Ekosistem Apple

GoPay meresmikan kehadirannya sebagai metode pembayaran untuk layanan Apple di Indonesia, baik itu App Store, Apple Music, Apple Arcade, Apple TV app, iTunes Store, penyimpanan iCloud, dan lainnya. GoPay menjadi platform e-money lokal kedua yang digandeng Apple setelah DANA sejak awal tahun lalu.

Dalam keterangan resmi, CMO GoPay Fibriyani Elastria mengatakan, selama periode pembatasan aktivitas dan bekerja dari rumah, permintaan games dan pilihan-pilihan hiburan di masyarakat turut meningkat. Perusahaan menginginkan agar seluruh pengguna dapat menggunakan GoPay sebagai metode pembayaran yang aman.

“Sebagai layanan pembayaran yang terpercaya dan terkemuka kami sangat senang dapat menghadirkan GoPay sebagai salah satu metode pembayaran untuk layanan Apple,” ucapnya, Senin (6/9).

Kompetitor Apple, yakni Android (Google Play) jauh lebih ekspansif dalam bekerja sama dengan platform e-money lokal. Terhitung, sudah bekerja sama dengan DANA, DOKU, GoPay, dan ShopeePay.

OVO dan LinkAja menjadi dua platform yang belum hadir di kedua sistem operasi tersebut.

Masing-masing platform e-money berlomba meningkatkan utilitasnya dengan hadir di berbagai aplikasi mobile utama agar semakin dekat dengan para pengguna. Terlebih, selama pandemi aktivitas di plaform online cenderung meningkat demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Aplikasi seperti hiburan (streaming film, musik, games), belanja sehari-hari, pendidikan, e-commerce, kesehatan, investasi, dan lainnya menjadi ranah empuk buat para platform e-money masuki karena membutuhkan platform pembayaran untuk mengakomodasi seluruh transaksi di dalamnya.

Sebelumnya, GoPay juga telah dapat digunakan untuk membayar biaya berlangganan di Netflix. Perusahaan tersebut menjadi pelopor, sebab selama ini Netflix baru menyediakan opsi pembayaran dengan kartu kredit dan debit.

Bank Indonesia mencatat transaksi dengan uang elektronik mencapai Rp25,4 triliun pada Juli 2021. Jumlah itu meningkat sebesar Rp16 triliun secara YOY. Adapun secara volume transaksi tercatat sebanyak 415,2 juta transaksi.

Kenaikan tren tersebut diprediksi akan terus berlanjut, mengingat pemain e-money tersebut dapat menjadi jembatan untuk mempertemukan masyarakat dengan layanan perbankan.

Infografis transaksi uang elektronik / Katadata

Menurut riset e-Conomy SEA 2019, Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk unbanked terbesar di ASEAN, yakni sebanyak 92 juta jiwa. Sementara untuk unbanked sebanyak 47 juta jiwa, dan sisanya adalah banked sebanyak 42 juta jiwa.

Laporan yang sama menyebutkan pasar e-commerce di ASEAN diprediksi tumbuh dari $38,2 miliar di 2019 menjadi $153 miliar di 2025. Mayoritas dikontribusikan dari Indonesia yang nilainya diperkirakan naik dari $21 miliar menjadi $82 miliar.

Dua Tahun QRIS: Mengungkap Pengalaman Bertransaksi via “Mobile Banking” dan Uang Digital

Dua tahun perjalanan awalnya, fitur QRIS mulai menunjukkan pertumbuhan adopsi yang luar biasa sebagaimana diulas DailySocial di tulisan bagian pertama. Hal ini divalidasi data yang dibagikan Bank Indonesia (BI) tentang peningkatan transaksi selama satu tahun terakhir.

Selain peningkatan transaksi, kami juga melihat tren antusiasme dari para pengguna yang menyoroti berbagai macam isu terkait adopsi QRIS di lapangan. Isu ini terungkap lewat survei mini yang kami lakukan kepada 65 responden. Meski belum mewakili sebagian besar pengguna layanan pembayaran digital di Indonesia, survei ini tetap sesuai dengan semangat utamanya, yakni menyoroti isu yang dapat menjadi ruang perbaikan bagi pemangku kepentingan.

Pada bagian kedua ini, DailySocial membeberkan isu-isu lain yang menyoroti lebih rinci dari perspektif pengguna, seperti kategori produk yang sering dibeli hingga platform pembayaran yang lebih digemari untuk melakukan transaksi dengan metode QRIS.

QRIS dalam penggunaannya

Pada tulisan sebelumnya, salah satu tantangan adopsi QRIS adalah keterbatasan merchant yang menerima pembayaran dengan metode ini. Tak mengherankan sebagian besar responden mengaku lebih banyak bertransaksi untuk pembelian makanan dan minuman (95,2%). Pada kategori lainnya, transaksi QRIS juga digunakan untuk pembelian kebutuhan pokok (35,5%), donasi (17,7%), dan layanan transportasi (11,3%).

Kategori produk yang dibeli dengan metode QRIS / DailySocial
Kategori produk yang dibeli dengan metode QRIS / DailySocial

Dari 93,8% responden yang pernah bertransaksi dengan metode QR Code, sebanyak 33,3% di antaranya menghabiskan Rp50.000-Rp300.001 untuk bertransaksi. Kemudian disusul 22,7% responden menghabiskan di atas Rp1 juta, Rp500.001-Rp1.000.000 (21,2%), Rp300.001-Rp500.000 (18,2%), dan di bawah Rp50.000 (4,5%).

Frekuensi transaksi pembayaran dengan QRIS / DailySocial
Frekuensi transaksi pembayaran dengan QRIS / DailySocial

Apabila transaksi QRIS sudah bisa digunakan untuk kategori yang lebih luas, misalnya transportasi publik yang lebih beragam, pedagang kaki lima, dan pasar, tentu adopsinya akan meningkat lebih pesat. Pasalnya, konsumen di segmen ini masih banyak yang bertransaksi dengan metode uang tunai daripada metode pembayaran yang belum terlalu familiar.

Mobile banking versus uang digital

Salah satu fakta menarik yang kami himpun dari survei ini adalah bagaimana pengguna lebih merasa nyaman bertransaksi dengan metode QRIS melalui aplikasi mobile banking (58,1%) ketimbang uang digital (e-money).

Jika dirinci berdasarkan merek platform, aplikasi mobile banking (28,8%) masih mengungguli e-money, seperti OVO (27,1%), GoPay (25,4%), dan ShopeePay (15,25%). Apa alasannya?

 

Platform untuk bertransaksi dengan QRIS / DailySocial

Menurut hasil elaborasi sejumlah responden, aplikasi mobile banking sudah otomatis terhubung dengan tabungan sehingga mereka tidak perlu top up dan mengeluarkan biaya administrasi. Tidak perlu repot mengunduh aplikasi e-money satu per satu, apalagi top up ke beberapa platform (jika memakai lebih dari satu).

Menariknya, kehadiran bank digital juga dinilai memberikan alasan kuat mengapa transaksi QRIS lebih digemari di aplikasi mobile banking. Menurut responden, fitur kantong dalam aplikasi mempermudah alokasi budget yang dapat dikhususkan untuk transaksi, seperti jajan makanan atau transportasi, tanpa mengganggu budget lain.

Sementara responden lainnya menilai transaksi QRIS melalui e-money menawarkan proposisi nilai yang mungkin tidak dimiliki mobile banking, yakni pembayaran dengan points atau rewards. Contohnya, aplikasi OVO. Secara experience pun, dompet digital dianggap lebih unggul karena proses login-nya lebih cepat dibanding mobile banking.

“Alasan lainnya, pengguna sudah terbiasa menggunakan e-moneyMerchant yang menerima QRIS dari e-money juga sudah lebih banyak. Selain itu, QRIS lebih sesuai untuk transaksi dengan nominal di bawah Rp500 ribu dan e-money dinilai pas untuk kebutuhan itu,” ungkap sejumlah responden.

Upaya edukasi

Elaborasi ini tampaknya cukup menjawab mengapa sebanyak 68,8% mengaku memperoleh informasi seputar QRIS dari platform pembayaran yang mereka gunakan sehari-hari. Sementara 60,9% menjawab dari merchant tempat mereka bertransaksi. Platform pembayaran dan merchant dapat menjadi sarana utama untuk mengedukasi pemakaian QRIS.

Menurut CEO BCA Digital Lanny Budiati, salah satu upaya untuk meningkatkan awareness kepada pengguna adalah lewat promo-promo menarik yang hanya didapatkan apabila bertransaksi di merchant dengan metode QRIS. Data perusahaan mencatat sekitar 10% dari total nasabah BCA Digital telah bertransaksi dengan QRIS dengan total volume mencapai Rp1 miliar sejak aplikasi blu dirilis pada 2 Juli 2021.

“Kami terus encourage para nasabah untuk menikmati kemudahan bertransaksi dengan QRIS. Kami juga siapkan konten edukasi di berbagai kanal media sosial terkait cara penggunaan hingga manfaatnya. Ke depan, BCA Digital akan terus mendorong pengembangan QRIS sesuai roadmap dari Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI),” papar Lanny kepada DailySocial.

Sementara, Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan menilai bahwa segala macam teknologi baru tentu membutuhkan waktu lama untuk mendorong adopsinya. Ia mengaku optimistis adopsi QRIS akan cepat terserap mengingat tren pembayaran cashless semakin menjamur dalam satu tahun terakhir. Ditambah lagi, semakin banyak merchant dan aplikasi keuangan yang menyediakan fitur QRIS.

“Bank Neo Commerce akan aktif dalam melakukan edukasi finansial kepada masyarakat, tidak hanya familiarisasi terhadap fitur QRIS, tetapi juga gaya hidup digital secara aman dan nyaman,” ungkapnya kepada DailySocial.